ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 10 MANDONGA
WAKAPENDIK Vol 2. No 7. 2017
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES DI SD NEGERI 10 MANDONGA
JURNAL PENELITIAN
OLEH: DEWI HERNIA NENGSIH G2G1 15 148
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2017
1
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 10 MANDONGA
WAKAPENDIK Vol 2. No 7. 2017
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 10 MANDONGA OLEH: DEWI HERNIA NENGSIH1 Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru SD Negeri 10 Mandonga; 2) Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi guru dalam pengelolaan proses pembelajaran; 3) Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi hambatan tersebut. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. Instrumen yang digunakan berupa lembar pengamatan, pedoman wawancara, alat perekam audio/video serta dokumen administrasi guru. Untuk pengujian data dilakukan dengan teknik triangulasi data. Selanjutnya data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) pengumpulan data; 2) reduksi data; 3) display data, dan 4)verifikasi dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kompetensi pedagogik guru di dalam melaksanakan pengelolaan proses pembelajaran di SD Negeri 10 Mandonga sudah tergolong baik. Mulai dari memahami peserta didik secara mendalam; merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran; melaksanakan pembelajaran; merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran; dan mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya. Namun masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu mendapat perhatian, seperti menggunakan RPP yang dirancang sebagai acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas termasuk merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Bukan hanya sebagai bahan pelengkap administrasi guru semata; 2) Hambatan yang dihadapi guru dalam pengelolaan proses pembelajaran adalah: (1) masih kurangnya pemahaman guru-guru terhadap penerapan kurikulum 2013; (2) sistem penilaian; (3) guru hanya mengandalkan buku paket atau buku pegangan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran tanpa berusaha mencari sumber belajar lain yang relevan; (4) kurangnya pemanfaatan media pembelajaran; dan (5) kemampuan TIK guru yang kurang memadai. 3) Belum ada upaya nyata yang dilakukan oleh sebahagian besar guru dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan proses pembelajaran. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah kompetensi pedagogik guru dalam pengeloaan proses pembelajaran di SD Negeri 10 Mandonga sudah baik. Terdapat beberapa faktor yang menjadi hambatan guru dalam pengelolaan proses pembelajaran, namun belum ada upaya nyata dari guru untuk mengatasi hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan proses pembelajaran Kata Kunci:
1
Kompetensi Pedagogik, Pengelolaan Keterampilan Dasar Mengajar Guru
Proses
Pembelajaran,
Mahasiswa Konsentrasi Pendidikan Dasar Program Studi Pendidikan IPS PPS UHO
2
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 10 MANDONGA
WAKAPENDIK Vol 2. No 7. 2017
A. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang sangat mendasar (central basic) yang dapat membawa perubahan terhadap manusia. Perubahan tersebut sifatnya bertahap dan memerlukan waktu yang cukup lama. Secara fungsional, pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar hidup lebih sejahtera, baik sebagai individu maupun secara kolektif sebagai warga masyarakat, bangsa maupun antar bangsa. Hal ini berarti pendidikan nasional mempunyai tugas untuk menyiapkan sumber daya manusia yang baik, yang dapat berguna dalam pembangunan dimasa depan. Mengingat begitu pentingnya pendidikan, maka sudah sepatutnya apabila berbagai lembaga pendidikan dari waktu ke waktu senantiasa meningkatkan peranannya, termasuk dalam peningkatan mutu pembelajarannya. Semangat perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran adalah tanggung jawab bersama bangsa Indonesia, tetapi guru sebagai ujung tombak dalam proses pembelajaran dituntut untuk memiliki kehandalan yang tinggi sebagai sumber daya utama untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, seperti yang digariskan oleh pemerintah dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggug jawab. Melalui tujuan yang digariskan tersebut, guru memiliki andil yang besar demi tercapainya tujuan pendidikan nasional dengan segala upaya dan perannya sebagai pendidik. Menurut Mulyasa (2006: 35), untuk mewujudkan manusia yang diharapkan dalam Tujuan Pendidikan Nasional tersebut tidak terlepas dari peran guru dalam membantu perkembangan peserta didik dalam mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Pada sisi lain Hamalik (2014: 1) menyatakan, untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tidak terlepas dari manusia yang berkualitas. Untuk itu, dalam proses pembelajaran peran dan kualitas guru sangat penting dalam menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki peserta didik. Hal yang senada juga dikemukakan oleh Amri (2013: 251) yang menyatakan bahwa guru sebagai tenaga kependidikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan tujuan pendidikan, karena guru yang langsung bersinggungan dengan peserta didik, untuk memberikan bimbingan yang akan menghasilkan tamatan yang diharapkan. Guru merupakan sumber daya manusia yang menjadi perencana, pelaku dan penentu tercapainya tujuan pendidikan. Berdasarkan uraian di atas, maka kinerja guru harus selalu ditingkatkan mengingat tantangan dunia pendidikan untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing di era global semakin ketat. Sejalan dengan hal tersebut guru harus memahami peran fungsinya sebagai agen pembelajaran. Seorang guru yang profesional harus mampu mengimplementasikan empat kompetensi utama sebagai
3
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 10 MANDONGA
WAKAPENDIK Vol 2. No 7. 2017
agen pembelajaran, yakni: 1) kompetensi pedagogik; 2) kompetensi profesional; 3) kompetensi kepribadian; 4) kompetensi sosial (PP No. 19 Tahun 2005, Pasal 28, ayat 3). Kompetensi Pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi Pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya. Kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Suyanto & Jihad, 2013: 49). Paparan di atas menjelaskan bahwa kompetensi pedagogik sangat berperan dalam keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Untuk itu, guru seharusnya memiliki kompetensi pedagogik, agar dapat menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas. Berdasarkan latar belakang inilah, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di SD Negeri 10 Mandonga. Adapun penelitian ini dilakukan untuk menggali informasi lebih mendalam tentang kompetensi pedagogik yang dimiliki guru-guru di SD Negeri 10 Mandonga, dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai agen pembelajaran. Judul penelitian adalah “Analisis Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pengelolaan Proses Pembelajaran di SD Negeri 10 Mandonga” B. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 10 Mandonga yang beralamat di Jl. Malik V No.10 Kelurahan Korumba kecamatan Mandonga pada semester genap tahun ajaran 2016/2017. Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru di SD Negeri 10 Mandonga sebanyak 29 orang guru yang terdiri dari 18 orang guru kelas dan 11 orang guru bidang studi. Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif, dengan menggunakkan metode diskriptif. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar pengamatan, pedoman wawancara, alat perekam audio/video serta dokumen dan bahan administrasi guru. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan langkahlangkah sebagai berikut: 1) pengumpulan data; 2) reduksi data; 3) display data, dan 4)verifikasi dan kesimpulan. Untuk pengujian keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber, pengecekan anggota, perpanjangan kehadiran peneliti dilapangan, diskusi teman sejawat, dan pengecekan kecakupan refrensi.
4
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 10 MANDONGA
WAKAPENDIK Vol 2. No 7. 2017
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pengelolaan Proses Pembelajaran di SD Negeri 10 Mandonga Hasil penelian pada kemampuan pedagogik meliputi sub kompetensi: 1) Memahami peserta didik secara mendalam; 2) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran; 3) Melaksanakan pembelajaran; 4) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran; dan 5) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya, menunjukkan: 1. Memahami Peserta Didik Secara Mendalam Penilaian untuk Kompetensi : Mengenal Karakter peserta didik Aspek Pengamatan 1. Guru dapat mengidentifikasi karateristik belajar setiap peserta didik di kelasnya. 2. Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapat kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. 3. Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda. 4. Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya.
5. Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik. 6. Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti aktifitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak termarginalkan (tersisih,
Keterangan 26 orang guru (89,65%) dapat mengidentifikasi karateristik belajar setiap peserta didik di kelasnya. 25 orang guru (86,21%) memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. 25 orang guru (86,21%) dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda. 22 orang guru (75,86%) mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya. 26 orang guru (89,65%) membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik. 27 orang guru (93,10%) memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti aktifitas pembelajaran. 5
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 10 MANDONGA
WAKAPENDIK Vol 2. No 7. 2017
diolok-olok, minder, dsb).
Kriteria: Amat Baik (A) Baik (B)
= 86 – 100 = 71 – 85
Cukup (C) Kurang (K)
= 56 - 70 = ≤55
Berdasarkan tabel 1 di atas, diketahui dari 6 aspek pengamatan 5 aspek dalam kategori Amat Baik (A) dan satu aspek dalam kategori Baik (B). Merancang Pembelajaran, Termasuk Memahami Landasan Pendidikan untuk Kepentingan Pembelajaran Penilaian Sub Kompetensi : merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran Aspek Pengamatan Keterangan 1. Guru dapat menyusun silabus yang 29 orang guru (100%) memiliki sesuai dengan kurikulum silabus yang disusun sesuai dengan kurikulum 2. Guru merancang rencana 29 orang guru (100%) memiliki RPP pembelajaran yang sesuai dengan sesuai dengan silabus silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan. 3. Guru mengikuti urutan materi 29 orang guru (100%) telah pembelajaran dengan memperhatikan merancang RPP dengan mengikuti tujuan pembelajaran. urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran 4. Guru memilih materi pembelajaran 29 orang guru (100%) memilih yang; a) sesuai dengan tujuan materi pembelajaran yang; a) sesuai pembelajaran, b) tepat dan mutakhir, dengan tujuan pembelajaran, b) tepat c)sesuai dengan usia dan tingkat dan mutakhir, c)sesuai dengan usia kemampuan belajar peserta didik, dan dan tingkat kemampuan belajar d) dapat dilaksanakan dikelas, e) peserta didik, dan d) dapat sesuai dengan konteks kehidupan dilaksanakan dikelas, e) sesuai sehari-hari peserta didik dengan konteks kehidupan seharihari peserta didik 5. Guru melakukan pemetaan standar 29 orang guru (100%) guru kompetensi dan kompetensi dasar melakukan pemetaan standar untuk mata pelajaran yang kompetensi dan kompetensi dasar, 2.
6
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 10 MANDONGA
diampunya, untuk mengidentifikasi materi pembelajaran yang dianggap sulit, melakukan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan memperkirakan alokasi waktu yang diperlukan 6. Guru menyusun materi, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang berisi informasi yang tepat, mutakhir, yang membantu peserta didik untuk memahami konsep materi pembelajaran. 7. Guru menyusun rencana pembelajaran menggunakan pengaturan proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi. 8. Guru menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karateristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar. 9. Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotivasi kemauan belajar peserta didik, dalam rancangan pembelajaran yang disusun. 10. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta didik dalam rancangan pembelajaran yang disusun. 11. Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami materi pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki rancangan pembelajaran berikutnya. Kriteria: Amat Baik (A) Baik (B)
= 86 – 100 = 71 – 85
WAKAPENDIK Vol 2. No 7. 2017
untuk mengidentifikasi materi pembelajaran yang dianggap sulit, melakukan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan memperkirakan alokasi waktu yang diperlukan 25 orang guru (86,21%) belum menyertakan materi, dalam RPP yang disusun
29 orang guru (100%) menyusun rencana pembelajaran menggunakan pengaturan proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi. 29 orang guru (100%) menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karateristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar dalam rancangan RPP 29 orang guru (100%) sudah menggunakan berbagai teknik untuk memotivasi kemauan belajar peserta didik, dalam rancangan pembelajaran yang disusun. 29 orang guru (100%) sudah merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta didik. Hanya 3 (10,34%) guru yang memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami materi pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki rancangan pembelajaran berikutnya. Cukup (C) Kurang (K)
= 56 - 70 = ≤55
7
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 10 MANDONGA
WAKAPENDIK Vol 2. No 7. 2017
Berdasarkan tabel 2 di atas dan dokumen yang dimiliki guru, diketahui dari 11 aspek pengamatan 10 aspek dalam kategori Amat Baik (A) dan satu aspek dalam kategori Kurang (K). 3. Melaksanakan Pembelajaran Penilaian Sub Kompetensi : Melaksanakan pembelajaran yang mendidik Aspek Penilaian Keterangan 1. Guru melaksanakan aktivitas Hanya 3 orang guru (10,34%) yang pembelajaran sesuai dengan rancangan menggunakan RPP yang dirancang yang telah disusun secara lengkap dan sebagai acuan dalam mengajar. pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya. 2.
Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan.
3. Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik. 4. Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan proses pembelajaran, bukan semata-mata kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya: dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang setuju atau tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum memberikan penjelasan tentang jawaban yang benar. 5. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik.
6.
Guru
melakukan
26 orang guru (89,65%) sudah melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan. 10 orang guru (34,48%) yang mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik. 27 orang guru (93,10%) yang menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan proses pembelajaran, bukan semata-mata kesalahan yang harus dikoreksi.
26 orang guru (89,65%) sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik. aktivitas 20 orang guru (68,96%) yang
8
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 10 MANDONGA
pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar dan mempertahankan perhatian peserta didik. 7. Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta dapat termanfaatkan secara produktif. 8. Guru mampu menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas.
WAKAPENDIK Vol 2. No 7. 2017
melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi
23 orang guru (79,31%) dapat mengelola kelas dengan efektif.
25 orang guru (86,21%) sudah mampu menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas. 9. Guru memberikan banyak kesempatan 25 orang guru (86,21%) guru yang kepada peserta didik untuk bertanya, mampu menciptakan interaksi mempraktekkan dan berinteraksi belajar. dengan peserta didik lain. 10 Guru mengatur pelaksanaan aktivitas 25 orang guru (86,21%) mampu pembelajaran secara sistematis untuk mengatur pelaksanaan aktivitas membantu proses belajar peserta didik. pembelajaran secara sistematis sebagai contoh: guru menambah untuk membantu proses belajar informasi baru setelah mengevaluasi peserta didik. pemahaman peserta didik terhadap materi sebelumnya. 11 Guru menggunakan alat bantu Hanya 3 orang guru (10,34%) yang mengajar, dan/atau audio-visual menggunakan media berbasis TIK (termasuk TIK) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Kriteria: Amat Baik (A) = 86 – 100 Cukup (C) = 56 - 70 Baik (B) = 71 – 85 Kurang (K) = ≤55 Berdasarkan tabel 3 di atas, diketahui dari 11 aspek pengamatan 5 aspek dalam kategori Amat Baik (A) dan satu aspek dalam kategori Cukup (C), dan satu aspek dalam kategori Kurang (K).
9
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 10 MANDONGA
WAKAPENDIK Vol 2. No 7. 2017
4. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran Penilaian Sub Kompetensi: Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran Aspek Penialaian 1. Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP
2. Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan hasil serta implikasinya kepada peserta didik, tentang tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari 3. Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masing-masing peserta didik untuk keperluan remedial dan pengayaan 4. Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui catatan, jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambahan, dan sebagainya 5. Guru memanfaatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya Kriteria: Amat Baik (A)
= 86 – 100
Keterangan 29 orang guru (100%) sudah menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP 22 orang guru (75,86%) melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah.
25 orang guru (86,21%) sudah menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masingmasing peserta didik untuk keperluan remedial dan pengayaan 12 orang guru (41,38) yang memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui catatan, jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambahan, dan sebagainya 7 orang guru (24,14%) memanfaatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya Cukup (C)
= 56 - 70 10
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 10 MANDONGA
Baik (B)
= 71 – 85
WAKAPENDIK Vol 2. No 7. 2017
Kurang (K)
= ≤55
Berdasarkan tabel 4 di atas, diketahui dari 5 aspek pengamatan 2 aspek dalam kategori Amat Baik (A) dan 1 aspek dalam kategori Cukup (C), dan 2 aspek dalam kategori Kurang (K). 5.
Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya Penilaian Sub Kompetensi : mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya Aspek Penilaian Keterangan 1. Guru menganalisa hasil belajar 16 orang guru (55,17%) berdasarkan segala bentuk penilaian menganalisa hasil belajar dalam terhadap setiap peserta didik untuk segala bentuk penilaian. mengetahui tingkat kemampuan masing-masing. 2. Guru merancang dan melaksanakan 25 orang guru (86,21%) merancang aktivitas pembelajaran yang dan melaksanakan aktivitas mendorong peserta didik untuk belajar pembelajaran yang mendorong sesuai dengan kecakapan dan pola peserta didik untuk belajar sesuai belajar masing-masing. dengan kecakapan dan pola belajar masing-masing. 3. Guru merancang dan melaksanakan 22 orang guru (75,86%) merancang aktivitas pembelajaran untuk dan melaksanakan aktivitas memunculkan daya kreativitas dan pembelajaran untuk memunculkan kemampuan berfikir kritis peserta daya kreativitas dan kemampuan didik. berfikir kritis peserta didik. 4. Guru secara aktif membantu peserta 26 orang guru (89,65%) sudah didik dalam proses pembelajaran secara aktif membantu peserta didik dengan memberikan perhatian kepada dalam proses pembelajaran setiap individu. 5. Guru dapat mengidentifakasi dengan 24 orang guru (82,76%) sudah benar tentang bakat, minat, potensi, dapat mengidentifikasi bakat, dan kesulitan belajar masing-masing minat, potensi dan kesulitan belajar peserta didik peserta didik 6. Guru memberikan kesempatan belajar 22 orang guru (75,86%) kepada peserta didik sesuai dengan memberikan kesempatan belajar cara belajarnya masing-masing. kepada peserta didik sesuai dengan cara belajarnya masing-masing 7. Guru memusatkan perhatian pada 27 orang guru (93,10%) sudah interaksi dengan peserta didik dan berusaha memusatkan perhatian mendorongnya untuk memahami dan pada interaksi dengan peserta didik menggunakan informasi yang dan mendorongnya untuk
11
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 10 MANDONGA
disampaikan. Kriteria: Amat Baik (A) Baik (B)
WAKAPENDIK Vol 2. No 7. 2017
memahami dan menggunakan informasi yang disampaikan = 86 – 100 = 71 – 85
Cukup (C) Kurang (K)
= 56 - 70 = ≤55
Berdasarkan tabel 5 di atas, diketahui dari 7 aspek pengamatan 3 aspek dalam kategori Amat Baik (A), 3 aspek dalam kategori Baik (B), dan 1 aspek dalam kategori Kurang (K). Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, dan dokumen diketahui bahwa dari 39 aspek kompetensi guru yang diamati dari 5 sub kompetensi pedagogik guru, 27 (69,23%) aspek kompetensi guru dalam kategori Amat Baik (A), 7 (17,95%) aspek kompetensi guru pada kategori Baik (B), 1 (25,64%) aspek kompetensi guru pada kategori Cukup (C), dan 4 (10,25%) aspek kompetensi guru pada kategori Kurang (K). 2. Hambatan Guru dalam Pengelolaan Proses Pembelajaran Hambatan atau kendala guru-guru dalam pengelolaan proses pembelajaran adalah: 1) masih kurangnya pemahaman guru-guru terhadap penerapan kurikulum 2013 hal ini disebabkan masih kurangnya pelatihan bagi guru tentang implementasi kurikulum 2013; 2) sistem penilaian yang dianggap menyulitkan guru dalam pelaksanaannya karena bentuk penilaian yang dikembangkan; 3) ketidakmauan guru untuk menggunakan sumber belajar lain yang relevan selain buku paket siswa dan buku pegangan guru; 4) kurangnya pemanfaatan media pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran, padahal media pembelajaran sangat penting untuk memusatkan perhatian siswa, memudahkan pemahaman terhadap materi yang diajarkan juga membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa; 5) serta kemampuan TIK guru yang kurang memadai. 3.
Upaya Guru dalam Mengatasi Hambatan dalam Pengelolaan Proses Pembelajaran Sebahagian besar guru (65,52% atau 19 dari 29 orang guru) belum berupaya untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan proses pembelajaran. seperti mencari sumber belajar lain yang relevan selain buku paket siswa dan buku pegangan guru, memanfaatkan dan mengembangkan media pembelajaran, serta meningkatkan kemampuan TIK guru agar memudahkan dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis TIK sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efisien dan maksimal. D. PENUTUP 1. Kesimpulan a. Kompetensi pedagogik guru di dalam melaksanakan pengelolaan proses pembelajaran di SD Negeri 10 Mandonga sudah tergolong baik. Dari 39 aspek kompetensi guru yang diamati dari 5 sub kompetensi pedagogik guru, sebanyak
12
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 10 MANDONGA
b.
c.
2. a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
WAKAPENDIK Vol 2. No 7. 2017
27 (69,23%) aspek kompetensi guru dalam kategori Amat Baik (A), 7 (17,95%) aspek kompetensi guru pada kategori Baik (B), 1 (25,64%) aspek kompetensi guru pada kategori Cukup (C), dan 4 (10,25%) aspek kompetensi guru pada kategori Kurang (K). Hambatan yang dihadapi guru dalam pengelolaan proses pembelajaran adalah: 1) masih kurangnya pemahaman guru-guru terhadap penerapan kurikulum 2013; 2) sistem penilaian; 3) guru hanya mengandalkan buku paket atau buku pegangan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran tanpa berusaha mencari sumber belajar lain yang relevan; 4) kurangnya pemanfaatan media pembelajaran; dan 5) kemampuan TIK guru yang kurang memadai. Belum ada upaya nyata yang dilakukan oleh sebahagian besar guru (65,52% atau 19 dari 29 orang guru) dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan proses pembelajaran. Saran Kompetensi pedagogik sangat penting dalam pengelolaan proses pembelajaran, untuk itu guru perlu untuk terus meningkatkan kemampuan pedagogiknya, antara lain dengan lebih sering mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar-seminar, workshop pendidikan serta pengembangan kompetensi guru lainnya. Kurangnya pemahaman terhadap implementasi kurikulum 2013 dapat diatasi dengan terus belajar dan berdiskusi dengan para ahli, pengawas, teman sejawat yang paham pada implementasi kurikulum 2013. Mengadakan dan mengikuti KKG dapat menjadi salah satu upaya mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi guru-guru dalam pengelolaan proses pembelajaran. Sumber belajar tidak hanya menggunakan buku paket siswa tetapi dapat menggunakan sumber belajar lain yang relevan misalnya internet, majalah, koran, atau buku lain yang relevan. Keberadaan media pembelajaran sangat penting untuk membangkitkan motivasi dan semangat belajar juga hasil belajar siswa. Oleh karena itu, sebelum melaksanakan pembelajaran, guru sebaiknya memanfaatkan dan menyiapkan media pembelajaran. Di era globalisasi sekarang ini tidak terlepas dari peran tekhnologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semakin pesat. Dalam dunia pendidikan pemanfaatan TIK mutlak diperlukan guru untuk memajukan dunia pendidikan. Untuk itu, guru perlu berupaya meningkatkan kemampuannya dibidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan memanfaatkan TIK dalam pengelolaan proses pembelajaran. Mengatasi kesulitan guru, Dinas Pendidikan diharapkan berinisiatif untuk mengadakan pelatihan atau workshop untuk meningkatkan kompetensi khususnya kompetensi pedagogik guru, agar dapat menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas.
13
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 10 MANDONGA
WAKAPENDIK Vol 2. No 7. 2017
DAFTAR PUSTAKA Amri, Sofan. 2013. Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah dasar & Menengah dalam Teori, Konsep dan Analisis. Jakarta: Prestasi Pustakaraya Anonim. 2008. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005. Tentang Standar Nasional Pendididkan. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta Direktorat Dikmenum. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Menengah Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Lexy J. Moleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyasa, E. 2006. Standar Kompetensi dan Sertifiksi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya ---------------. 2009. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya Sanjaya, Wina. 2014. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Satoti, Djam’an & Komariah, Aan. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Suyanto & Djihad, Asep. 2013. Calon Guru dan Guru Profesional. Yogyakarta: Multi Pressindo Thobroni, Muhammad & Mustofa, Arif. 2013. Belajar & Pembelajaran Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
14