28 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 1 Tahun ke-6 2017
KEMAMPUAN GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS DI SD NEGERI MINOMARTANI 2 THE ABILITY OF TEACHERS IN CLASSROOM MANAGEMENT AT SD NEGERI MINOMARTANI 2 Oleh: ervina puspitaningrum, universitas negeri yogyakarta,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berbagai cara yang dilakukan guru untuk mengelola kelas dengan baik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian 6 guru, 18 siswa, dan kepala sekolah. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan kelas guru di SD Negeri Minomartani 2 dilakukan dengan cara, (1) penerapan prinsip-prinsip pengelolaan kelas, meliputi sikap hangat dan antusias, tantangan, variasi, penekanan pada hal-hal positif, dan penanaman disiplin; (2) merancang lingkungan fisik kelas, meliputi prinsip penyusunan kelas dan gaya penyusunan; (3) menciptakan iklim belajar yang efektif, meliputi strategi umum, menerapkan peraturan, saling bekerja sama, dan iklim psikologis yang efektif ; (4) menjadi komunikator yang baik, meliputi keterampilan berbicara, keterampilan mendengarkan, dan komunikasi nonverbal. Kata kunci: guru, pengelolaan kelas Abstract This research aims to describe various way that do by the teachers to manage the classroom well. This research used qualitative approach with research subject were six teachers, eighteen students, and headmaster. Data collection technique used observation, interview, and documentation. Data analysis used Miles and Huberman interactive model. The validity of data used source and technique triangulation. Research result show that classroom management teachers at SD Negeri Minomartani 2 do with the way, (1) apply principles of classroom management include warm and enthusiastic attitude, challenge, variation, emphasis on positive things, and discipline; (2) plan the physical class environment include the principle of class preparation and style preparation, (3) create effective learning climate include common strategy, apply the rules, work together, and effective psychological climate; and (4) be a good communicator include speaking skills, listening skills, and nonverbal communication. Key: classroom management, teachers
PENDAHULUAN Proses sebuah
proses
pendidikan yang
merupakan
dengan
sengaja
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem
Pendidikan bahwa
Nasional
dilaksanakan untuk mencerdaskan bangsa.
menyebutkan
pendidikan
Hal ini ditegaskan oleh Undang-Undang
merupakan usaha sadar dan terencana
Kemampuan Guru Dalam Pengelolaan .... (Ervina Puspitaningrum) 29
untuk mewujudkan suasana belajar dan
dengan mengelola kelas sebagai tantangan
proses pembelajaran agar peserta didik
terbesar mereka.
secara
aktif
mengembangkan
potensi
Masih banyak SD yang terdapat
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
siswa-siswa nakal dan sulit diatur karena
keagamaan,
berbagai faktor, misalnya faktor dari
pengendalian
diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
keluarga
serta
satunya, yaitu SD Negeri Minomartani 2
keterampilan
yang
dibutuhkan
dirinya, masyarakat dan bangsa. Siswa
memiliki
ataupun
lingkungan.
Salah
yang merupakan SD sederhana, namun
hak
untuk
memiliki
fasilitas
cukup
memadai.
mengaktualisasikan diri secara optimal
Berdasarkan observasi awal di SD yang
dalam
intelektual,
dilakukan pada tanggal 3 Februari 2016,
spiritual, sosial dan kinetik (Kemendiknas,
siswa-siswa yang bersekolah di SD Negeri
2010: 3). Salah satu komponen utama yang
Minomartani 2 mayoritas adalah dari
menunjang
keluarga
aspek
kecerdasan
keberhasilan
proses
yang
mempunyai
ekonomi
pendidikan, yaitu guru. Guru menjadi
rendah dan kehidupan keluarganya kurang
ujung
harmonis.
tombak
pelaksana
pendidikan
Kemudian,
dilihat
dari
sehingga guru harus mampu menciptakan
pembelajaran kelas I-V yang dilakukan
dan mempertahankan kondisi belajar yang
oleh guru SD Negeri Minomartani 2 masih
optimal dalam mencapai tujuan pengajaran
terbilang kurang variatif sehingga siswa
melalui pengelolaan kelas yang baik.
kurang tertarik dan merasa bosan saat
Pada
kenyataannya,
justru
kegiatan
pembelajaran
dimulai
serta
permasalahan tersulit yang dihadapi guru,
menyebabkan kondisi kelasnya kurang
yaitu dalam hal pengelolaan kelas. Syaiful
kondusif. Berbeda dengan siswa kelas VI,
Bahri Djamarah (2005: 173) mengatakan
meskipun karakteristik siswanya sama
bahwa masalah yang dihadapi guru, baik
dengan kelas tinggi yang lain, namun
pemula
ketika kegiatan pembelajaran dimulai,
maupun
yang
sudah
berpengalaman adalah pengelolaan kelas.
suasana kelas terlihat kondusif.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan
METODE PENELITIAN
Oregon (Vern Jones & Louise Jones, 2012:
Jenis Penelitian
6) yang menemukan bahwa guru pemula memandang isu-isu yang berhubungan
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif.
30 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 1 Tahun ke-6 2017
dapat dilakukan kegiatan reduksi data
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan sejak 14
yang diperoleh dari hasil wawancara,
Maret sampai 13 Mei 2016 di SD Negeri
observasi, dan dokumentasi mengenai
Minomartani 2 yang beralamat di Jl.
pengelolaan
Tengiri Raya, Kelurahan Minomartani,
Minomartani 2 Yogyakarta.
Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman,
di
SD
N
penelitian
ini
2. Penyajian Data
Kota Yogyakarta.
Data
dalam
disajikan dalam bentuk teks narasi dan
Subjek Penelitian Peneliti
kelas
menggunakan
teknik
purposive sampling yang diambil untuk
tabel. 3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Peneliti
dapat
menarik
Pada penelitian ini, peneliti mengambil
kesimpulan setelah melakukan reduksi
subjek utama, yaitu guru kelas I-VI serta
dan penyajian data. Penelitian ini
subjek pendukung, yakni siswa dan kepala
diharapkan dapat menghasilkan suatu
sekolah.
kesimpulan yang jelas, dapat berupa
Teknik Pengumpulan Data
hubungan interaktif, hipotesis maupun
Teknik
pengumpulan
data
pada
teori baru yang belum ada sebelumnya.
penelitian ini, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi. Observasi yang digunakan
HASIL
peneliti, yaitu observasi nonpartisipatif,
PEMBAHASAN
jenis wawancara pada penelitian ini, yaitu
a. Memperhatikan
wawancara
semiterstruktur,
dan
dokumentasi berupa foto kondisi kelas dan tata tertib. Teknik Analisis Data
PENELITIAN
DAN
Prinsip-Prinsip
Pengelolaan Kelas a. Hangat dan Antusias Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata guru di SD N Minomartani
Analisis penelitian ini menggunakan
2 telah menerapkan prinsip hangat
model interaktif atau Model Miles dan
dan antusias kepada siswa dengan
Huberman.
caranya masing-masing. Berbagai
1. Reduksi Data
cara yang dilakukan oleh guru dalam
Peneliti mengelompokkan data
mengelola
kelas
secara
efektif
yang dianggap penting dan sesuai
dengan prinsip hangat dan antusias,
dengan tema agar tetap fokus dalam
diantaranya dapat melalui apersepsi,
analisis penelitian. Dalam penelitian ini,
bersikap
adil,
berbicara
hal-hal
Kemampuan Guru Dalam Pengelolaan .... (Ervina Puspitaningrum) 31
positif,
dan
selalu
memberikan
memberikan
soal-soal
latihan,
nasehat. Selain itu, membimbing
permainan
siswa yang belum menguasai materi,
menggunakan
memperhatikan
siswa,
penggunaan metode Teams Games
siswa
Tournaments (TGT).
memberikan melalui
tiap kenyamanan
bernyanyi
dan
bermain
kuis
dengan
reward,
Pemberian
dan
pertanyaan
tepuk, serta berpenampilan menarik
bertingkat bertujuan untuk menguji
dan ceria, serta selalu semangat saat
seberapa jauh kemampuan berpikir
mengajar. Melalui penampilan yang
siswa.
menarik, siswa akan lebih tertarik
pendapat
untuk
(dalam Asep Sapa’at, 2012: 192),
mengikuti
kegiatan
pembelajaran.
Hal
ini
Thomas
sejalan R.
dengan
McDaniel
salah satu prinsip bertanya di kelas,
Guru yang dapat memberikan
yaitu guru menggunakan beragam
sikap hangat dan antusias dapat
level
memberikan semangat belajar pada
memfasilitasi kemampuan berpikir
siswa. Isman (2012) mengatakan
tingkat tinggi siswa.
bahwa sikap hangat dan antusias
jenis
pertanyaan
sehingga
c. Bervariasi
dalam mengajar merupakan awal
Keberhasilan
guru
dalam
dari munculnya keinginan siswa
mengelola kelas dilihat dari cara
untuk belajar.
guru
melakukan
variasi
pembelajaran. Hasil penelitian ini
b. Tantangan Guru dapat membuat siswa
didapat sebagian guru sudah variatif
merasa tertantang dengan cara-cara
saat mengajar di kelas. Variasi
kreatif
ditampilkan.
mengajar tiap guru berbeda-beda
penelitian,
caranya, yaitu berupa memberikan
prosentase rata-rata guru mampu
penekanan pada kata-kata terpenting,
meningkatkan rasa ingin tahu siswa,
menyampaikan materi dengan santai
yaitu 80%. Cara yang dilakukan guru
dengan
untuk memberikan tantangan pada
badannya, dan mengelola mimik
siswa
wajah. Selain itu, posisi mengajar
yang
Berdasarkan
hasil
berbeda-beda,
memberikan
berbagai
yaitu pertanyaan
guru
menggerakan
berpindah-pindah
atau
bertingkat yang bersifat mendadak,
menguasai
menggunakan
pembelajaran yang tidak monoton,
apersepsi,
kelas,
anggota
metode
32 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 1 Tahun ke-6 2017
dan penggunaan media pembelajaran
dan perlombaan kuis (TGT) untuk
yang variasi. Djamarah dan Aswan
melatih kerja sama tiap kelompok
dalam
74)
dan meningkatkan pengetahuan tiap
kevariasian
siswa. Oleh karena itu, Fakhrizal
(Saifuddin,
mengatakan dalam
2014:
bahwa
penggunaan
media,
gaya
(2016)
menegaskan
bahwa
mengajar guru, pola interaksi guru
keluwesan
dan anak didik merupakan kunci
mencegah
untuk tercapainya pengelolaan kelas
seperti keributan siswa, tidak ada
yang
perhatian, tidak mengerjakan tugas,
efektif
dan
menghindari
kejenuhan.
pengajaran munculnya
dapat gangguan
dan sebagainya.
Variasi lain yang dilakukan
e. Penekanan pada Hal-Hal Positif
saat pelajaran terdapat guru yang menyisipkan
bernyanyi
Hasil penelitian ini, sebagian
bersama,
guru sudah memberikan penekanan
bermain tepuk, melakukan lelucon,
hal-hal positif pada siswa dengan
menyindir anak, dan memberikan
cara
gambaran
pemberian reward, nasehat, pesan,
contoh
perilaku
baik
maupun kurang baik.
masing-masing,
yaitu
dan motivasi untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa dan menjaga
d. Keluwesan Sebagian
guru
telah
jalannya kegiatan pembelajaran tetap
menerapkan prinsip keluwesan saat
kondusif.
kegiatan pembelajaran. Hal tersebut
menegaskan bahwa cara memelihara
dilihat
suasana
dari
bagaimana
guru
Nizwa
yang
Ayuni
(2013)
positif
dengan
penguatan
terhadap
mengubah metode mengajar dengan
memberikan
kebutuhan siswa. Berdasarkan hasil
tingkah laku siswa yang positif.
penelitian, cara tiap guru berbeda-
f. Penanaman Disiplin
beda, yaitu menggunakan metode tanya
jawab
untuk
Berdasarkan hasil penelitian,
mengetahui
sebagian guru di SD N Minomartani
kemampuan siswa, dan permainan
2 sudah menerapkan disiplin pada
untuk
diri sendiri maupun pada siswa.
membangkitkan
semangat
siswa. Selain itu, terdapat sarapan
Penanaman
soal (breakfast) dan sebelum pulang
dengan cara, yaitu melalui konsisten
diberi
dengan waktu, bersikap tegas pada
soal untuk
memperdalam
materi yang belum dimengerti siswa
siswa
disiplin
yang
pada
kurang
siswa
disiplin,
Kemampuan Guru Dalam Pengelolaan .... (Ervina Puspitaningrum) 33
memberikan contoh perilaku yang
dan kursi mengelilingi meja, saling
baik, serta memulai dan mengakhiri
berhadapan,
proses pembelajaran tepat waktu.
belakang sesuai dengan materi yang
Selain itu, membuat aturan dan
akan disampaikan.
sanksi bersama siswa, berpakaian
dan
Gaya
berderet
penyusunan
ke
saling
rapi dan sopan, serta memberi
berhadapan, dimana siswa duduk
nasehat
menghadap siswa yang lain. Hal ini
dan
hukuman
yang
mendidik.
sejalan
dengan
pendapat
Renne
sangat
(John W. Santrock, 2009: 261), gaya
diperlukan oleh guru agar dapat
berhadap-hadapan di mana siswa
menangani segala permasalahan. Hal
menghadap satu sama lain. Gaya
ini sejalan dengan pendapat John W.
berderet ke belakang atau biasa
Santrock (2009: 274), bersikap tegas
disebut dengan gaya tradisional di
merupakan pilihan terbaik untuk
mana semua siswa menghadap guru.
menangani konflik.
Biasanya
Ketegasan
memang
b. Merancang Lingkungan Fisik Kelas
Berdasarkan hasil penelitian, telah
digunakan
penyusunan
ketika
menyampaikan
a. Prinsip Penyusunan Kelas
guru
gaya
menerapkan
prinsip
guru
ini
hanya
materi
dengan
menggunakan metode ceramah. Hal ini
sejalan
dengan
pendapat
penyusunan kelas agar siswa tidak
Djamarah dan Aswan (Saifuddin,
merasa jenuh dan nyaman menurut
2014:
Loisell (dalam Winataputra, 2003:
ditempuh dengan metode ceramah,
22).
sebaiknya tempat duduk berderet ke
Prinsip
diantaranya,
penyusunan yaitu
accessibility,
kelas,
visibility, fleksibilitas,
kenyamanan, dan keindahan.
76),
pengajaran
yang
belakang. c. Menciptakan
Iklim
yang
Positif
untuk Pembelajaran a. Strategi Umum
b. Gaya Penyusunan Berdasarkan hasil penelitian,
Gaya manajemen kelas guru di
sebagian guru sudah memperhatikan
SD N Minomartani 2 ada yang
gaya
menggunakan
penyusunan
tiap
kelas,
gaya
otoriter,
misalnya dengan mengubah tempat
permisif, dan demokrasi. Namun,
duduk siswa menjadi huruf U,
ternyata
leather L, dua meja dijadikan satu
diperoleh bahwa guru lebih condong
dari
hasil
penelitian
34 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 1 Tahun ke-6 2017
menggunakan gaya manajemen kelas
berkomunikasi dengan siswa, serta
demokratis. Hal itu dikarenakan
bekerja sama dengan siswa.
karena
guru
kesempatan
memberikan
pada
mengeluarkan
siswa
untuk
pendapat
dan
Hasil
penelitian
tentang
penerapan aturan, terdapat beberapa strategi
yang
dapat
dilakukan,
melibatkan siswa dalam aktivitas
diantaranya memberikan hukuman
pembelajaran. Tim Portal Informasi
atau
Pendidikan Sekolah Dasar (2009)
dengan kesepakatan bersama, serta
mengatakan bahwa gaya manajemen
peraturan harus jelas dan masuk
guru yang demokratis lebih mungkin
akal. Hal ini juga sejalan dengan
terbinanya sikap persahabatan guru
pendapat Ummu Hany Almasitoh
dan siswa dengan dasar saling
(2012), strategi menerapkan batasan
mempercayai.
untuk
nasehat,
siswa,
peraturan
yaitu
dibuat
aturan
dan
prosedur harus masuk akal dan
b. Menerapkan Peraturan Berdasarkan hasil penelitian,
dibutuhkan,
serta
aturan
dan
cara tiap guru agar aturan yang
prosedur harus jelas dan dapat
dibuat dapat disepakati bersama pun
dipahami.
bermacam-macam,
yaitu
c. Mengajak Siswa Saling Bekerja
memberikan hukuman atau hadiah
Sama
yang masuk akal, menggunakan
1) Mengembangkan
bahasa
yang
peraturannya
sopan jelas
dan dan
halus,
Hubungan
Positif dengan Siswa
singkat,
Hasil penelitian diperoleh
peraturan yang dibuat berlaku untuk
informasi
siswa maupun guru, serta banyak
mengembangkan
mengajak
untuk
positif pada siswa, yaitu melayani
berkomunikasi. Hal tersebut sesuai
siswa dengan sebaik mungkin,
dengan pendapat Suyanto dan Asep
memberikan
Jihad (2013: 97) beberapa saran agar
siswa, menjadi sahabat siswa, dan
aturan dapat disepakati bersama,
mengajak siswa bermain sambil
yaitu
belajar.
dengan
siswa
membuat
aturan
seminimal dan sejelas mungkin,
Lilik
bahwa
cara hubungan
perhatian
Firdayati
pada
(2015)
memberikan hadiah atau hukuman
menjelaskan bahwa guru yang
yang
bisa
masuk
akal,
banyaklah
menjadi
sahabat
siswa
Kemampuan Guru Dalam Pengelolaan .... (Ervina Puspitaningrum) 35
mampu
menciptakan
atmosfer
belajar
yang
hangat,
mengasyikkan, semangat,
membangkitkan
dan
kepercayaan
diri
jawab diantaranya, yaitu jangan menerima
alasan
siswa
melakukan
kesalahan
dan
menancapkan
memberi waktu siswa untuk mau
bagi
menerima tanggung jawab.
siswa.
Lebih lanjut, John W. Santrock
3) Menghargai Perilaku yang Pantas
(2013: 571) mengatakan bahwa
Berdasarkan
hasil
perhatian juga bisa menyebabkan
penelitian,
kelas terasa aman dan nyaman
pesan/nasehat dan sanksi pada
bagi murid dan merasa diperlukan
siswa yang berperilaku kurang
secara adil.
baik. Les Parsons (2009: 50),
2) Saling Berbagi dan Memikul Tanggung Jawab hasil
memberikan
konsekuensi harus sesuai dengan perilaku
Berdasarkan
guru
untuk
dan
harus
mendorong
bertujuan timbulnya
penelitian, cara yang dilakukan
perilaku yang patuh bagi siswa
guru untuk mengajarkan siswa
yang berperilaku kurang baik.
saling
dengan
Untuk siswa berperilaku baik,
memberikan arahan positif pada
penghargaan paling efektif, yaitu
siswa,
dan
dengan pujian (John W. Santrock,
dorongan. Selain itu, tiap guru
2009: 270). Melalui pujian, siswa
juga mengajarkan siswa untuk
menjadi lebih percaya diri dengan
mengemban
sikap yang akan dilakukannya.
yaitu
berbagi,
melalui
yaitu
pesan
tanggung
dengan
cara
jawab, selektif
menerima berbagai alasan dari
d. Menciptakan
menyelesaikan
Psikologis
yang Efektif
siswa, memberikan waktu siswa untuk
Iklim
Menciptakan iklim psikologis
tugas,
yang efektif pada siswa merupakan
memberikan
hal penting yang dapat membuat
tugas dengan batasan waktu, dan
siswa menjadi nyaman mengikuti
memberi
kegiatan
memberikan
PR,
sanksi/reward
bagi
pembelajaran pembelajaran
sehingga
siswa. Hal ini sejalan dengan
tujuan
pendapat Ummu Hany Almasitoh
direncanakan dapat tercapai. Dari
(2012) untuk mengajak siswa
hasil penelitian didapat cara tiap
saling berbagi dan bertanggung
guru
berbeda-beda
yang
dalam
telah
hal
36 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 1 Tahun ke-6 2017
menciptakan iklim psikologis yang
memperhatikan
efektif pada siswa, yaitu membuat
berbicara
kegiatan
menjadi
sesuai, serta menggunakan gerak
tempat
tubuh atau mimik wajah untuk
pembelajaran
menyenangkan,
mengatur
tata
pada
bahasa,
kecepatan
yang
duduk sedemikian rupa dan rapi, dan
menyampaikan
menciptakan suasana kelas yang
pembicaraan. Hal ini sejalan dengan
menghargai
berbagi.
pendapat Florez (John W. Santrock,
Selain itu, tidak memarahi siswa
2009: 273), strategi yang bagus
tanpa
jelas,
untuk berbicara jelas, yaitu memilih
menyampaikan pesan kepada siswa
kosa kata yang bisa dimengerti,
tentang
menggunakan
dan
saling
alasan
nilai
sekolah,
yang
dari
pelajaran
memberikan
di
kebebasan
pada siswa untuk mendesain kelas, serta
meningkatkan
maksud
tata
bahasa
yang
benar, dan berbicara pada kecepatan yang sesuai. Mengembangkan keterampilan
sikap
kebersamaan pada siswa. Lina Kato
berbicara siswa juga
(2015) mengatakan bahwa hal-hal
karena dapat membuat siswa lebih
yang
percaya diri untuk menyampaikan
dapat
menciptakan
dilakukan iklim
kelas
untuk yang
gagasannya.
Dilihat
diperlukan
dari
hasil
efektif, yaitu dengan menciptakan
penelitian, cara yang dapat dilakukan
suasana yang saling menghargai,
bisa melalui siswa diminta maju
saling
bersama
temannya
ketika
siswa
belum
percaya
diri,
guru
berbagi,
dan
saling
mendukung satu sama lain. d. Menjadi Komunikator yang Baik 1) Keterampilan Berbicara Guru
sering
diajak
berbicara
ketika
mengetahui
istirahat, sering memberi kesempatan
strategi yang bagus untuk berbicara
dan meminta siswa untuk berbicara
jelas di kelas. Berdasarkan hasil
di depan kelas, serta menunjuk siswa
penelitian, strategi berbicara secara
untuk menyampaikan hasil diskusi.
jelas
di
harus
memberikan motivasi pada siswa,
kelas,
yaitu
dengan
2) Keterampilan Mendengarkan
merancang kegiatan pembelajaran
Mengelola kelas secara efektif
yang kondusif, suara jelas dan bisa
akan menjadi lebih mudah apabila
didengar siswa, memilih kosakata
guru
yang
keterampilan mendengarkan yang
mudah
dimengerti,
dan
siswa
mempunyai
Kemampuan Guru Dalam Pengelolaan .... (Ervina Puspitaningrum) 37
baik. Hal ini sejalan dengan Burhan
ekspresi
(dalam
ataupun karakteristik suara.
Nisa
Alrochmah,
2013)
menjelaskan bahwa pelajar yang tidak
pandai
wajah,
gerakan
Penggunaan
mata,
komunikasi
mendengarkan
nonverbal ketika ada siswa yang
pelajaran akan mendapat kesukaran
berani maju dan berhasil menjawab
dalam mengikuti pelajarannya dan
pertanyaan, guru memberikan tepuk
bahkan besar kemungkinannya gagal
tangan dan acungan jempol. Selain
bagi mereka.
itu, ketika guru meminta siswa untuk
Hasil penelitian didapat hasil bahwa
cara
mengembangkan
diam dengan menggunakan ekspresi wajah
dan
gerakan
mata
dan
keterampilan mendengarkan siswa
membelai
dapat melalui penggunaan media
tujuan menunjukkan rasa sayang
untuk menarik perhatian siswa, dan
pada siswa.
rambut
siswa
dengan
pemberian reward bagi siswa yang memperhatikan. Selain itu, membaca
SIMPULAN DAN SARAN
bergilir dengan menunjuk siswa
Simpulan
secara
melemparkan
1. Rata-rata guru di SD N Minomartani 2
pertanyaan tiba-tiba tentang materi
cukup mampu menerapkan prinsip-
yang telah disampaikan. Dengan
prinsip pengelolaan kelas, diantaranya
cara
prinsip hangat dan antusias, pemberian
acak,
di
dan
atas,
keterampilan
mendengarkan pada siswa dapat
tantangan,
meningkat dan siswa menjadi lebih
penekanan pada hal-hal positif, dan
fokus dalam mengikuti kegiatan
penanaman disiplin dengan cara yang
pembelajaran.
berbeda-beda.
3) Komunikasi Nonverbal
bervariasi,
keluwesan,
2. Cara guru merancang lingkungan fisik nonverbal
kelas memperhatikan dua hal, yaitu
hanyalah berupa gerakan anggota
prinsip penyusunan kelas dan gaya
tubuh untuk mempertegas maksud
penyusunan. Prinsip penyusunan kelas
yang disampaikan. Hal ini sejalan
dapat
dengan Widya Pontoh (2013) bahwa
visibility,
komunikasi
kenyamanan,
Komunikasi
nonverbal
adalah
komunikasi yang berbaur dengan pembicaraan,
misalnya
gerakan,
dilihat
berdasarkan
accessibility, dan
prinsip
fleksibilitas, keindahan.
Sedangkan, untuk gaya penyusunan
38 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 1 Tahun ke-6 2017
kelas pun juga tidak monoton sehingga
membuat siswa merasa tidak bosan dan
siswa tidak merasa bosan.
lebih produktif.
3. Cara menciptakan lingkungan yang positif
untuk
melalui
a)
pembelajaran strategi
dapat
umum,
b)
menerapkan peraturan, c) mengajak siswa
saling
bekerja
sama,
d)
menciptakan iklim psikologis yang efektif. 4. Untuk menjadi seorang komunikator yang baik dapat melalui meningkatkan keterampilan berbicara, keterampilan mendengarkan,
dan
komunikasi
nonverbal.
DAFTAR PUSTAKA Asep Jihad dan Suyanto. (2013). Menjadi Guru Professional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Jakarta: Esensi. Asep Sapa’at. (2012). Stop Menjadi Guru. Jakarta: Tangga Pustaka. Fakhrizal. (2016). Makalah Manajemen Kelas. Diakses tanggal 12 September 2016 dari http://www.jejakpendidikan.com/20 16/02/makalah-manajemenkelas.html.
Saran Walaupun sudah terdapat guru yang bisa tegas dalam menegakkan peraturan dan menjadi teladan untuk siswa, alangkah lebih baiknya itu dilakukan oleh semua guru agar siswa tidak meremehkan guru.
Isman. (2012). Komponen Keterampilan Dasar Mengajar: Membuka dan Menutup Pelajaran. Diakses tanggal 11 September 2016 dari http://www.gurukelas.com/2012/05/ komponen-keterampilan-dasarmengajar-membuka-dan-menutuppelajaran.html.
Selain itu, guru lebih bisa variatif dalam mengajar di kelas agar suasana kelas bisa menjadi kondusif. Meskipun beberapa guru sudah memberikan apresiasi pada siswa, namun alangkah lebih baik semua guru bisa mengapresiasi hasil kinerja siswa agar
siswa
merasa
bangga
dengan
kemampuannya dan lebih percaya diri. Masih beberapa guru yang memperhatikan gaya penyusunan tempat duduk, alangkah baiknya
jika
semua
guru
juga
memperhatikan itu karena hal itu dapat
Jones, Vern & Jones, Louise. (2012). Comprehensif Classroom Management: Creating Communities of Support and Solving Problems (Manajemen Kelas Komprehensif). Penerjemah: Intan Irawati. Jakarta: Kencana. Kemendiknas. (2010). Rencana Strategis Kementrian Pendidikan Nasional tahun 2010-2014. Diakses tanggal 20 September 2016 dari http://planipolis.iiep.unesco.org/uplo ad/Indonesia/Indonesia_Education_S trategic_plan_2010-2014.pdf. Lilik Firdayati. (2015). Guru Bisa Menjadi Sahabat Peserta Didik. Diakses
Kemampuan Guru Dalam Pengelolaan .... (Ervina Puspitaningrum) 39
tanggal 12 September 2016 dari http://www.kompasiana.com/lilikfird ayati.com/guru-bisa-menjadisahabat-pesertadidik_5520894da33311124746cfed. Lina Kato. (2015). Manajemen Kelas Interaksi Guru dan Siswa di Lingkungan Sekolah. Diakses tanggal 21 Maret 2016 dari http://www.ilmupsikologi.com/2015/ 10/manajemen-kelas-interaksi-gurusiswa-dan-sekolah.html. Nisa
Alrochmah. (2013). Penerapan Metode Hypnoteaching Berbasis Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Menyimak Informasi. Diakses tanggal 13 September 2016 dari http://repository.upi.edu/3685/4/S_I ND_1101637_CHAPTER1.pdf.
Nizwa Ayuni. (2013). Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran. Diakses tanggal 11 September 2016 dari https://www.academia.edu/5530684/ Makalah_PENGELOLAAN_KELA S_DALAM_PEMBELAJARAN. Ormrod, Jeanne Ellis. (2008). Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang Edisi 6 Jilid 2. Penerjemah: Amitya Kumara. Jakarta: Erlangga. Parsons, Les. (2009). Bullied Teacher Bullied Students “Guru dan Siswa yang Terintimidasi”. Jakarta: Grasindo.
Saifuddin. (2014). Pengelolaan Pembelajaran Teoritis dan Praktis. Yogyakarta: Deepublish. Santrock, John W. (2009). Psikologi Pendidikan Edisi 3. Penerjemah: Diana Angelica. Jakarta: Salemba Humanika. ______________. (2013). Psikologi Pendidikan Edisi 2. Penerjemah: Tri Wibowo BS. Jakarta: Kencana. Tim Portal Informasi Pendidikan Sekolah Dasar. (2009). Sikap Guru dan Pendekatan yang Digunakan dalam Pengelolaan Kelas. Diakses tanggal 11 September 2016 dari http://www.sekolahdasar.net/2009/0 6/sikap-guru-dan-pendekatanyang.html. Ummu Hany Almasitoh. (2012). Menciptakan Lingkungan yang Positif untuk Pembelajaran. Magistra. Vol 14, No. 79. Diakses tanggal 17 Maret 2016 dari http://journal.unwidha.ac.id/index.ph p/magistra/article/view/49/10. Widya Pontoh. (2013). Peranan Komunikasi Interpersonal Guru Dalam Meningkatkan Pengetahuan Anak. Acta Diurna, Vol 1, No. 1. Diakses tanggal 22 Maret 2016 dari http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php /actadiurna/article/viewFile/974/788. Winataputra. (2003). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.