Analisis Komparasi Resiko Saham….. (Polakitan)
61
Analisis Komparasi Risiko Saham LQ 45 dan Non LQ 45 Pada Beberapa Sub Sektor Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Cendi D. Polakitan Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi (
[email protected] ) Abstract This study aimed to examine the risk of Company Shares LQ 45 and Non LQ 45 listed in Indonesia Stock Exchange Year 2013.. The analysis was conducted on 39 companies LQ 45 and 39 Company Non LQ 45 listed in Indonesia Stock Exchange using the data period from February to July 2013, and Agustus 2013-January 2014. This study uses a variable risk (variance) as the dependent variable. Mechanical analysis using ANOVA (Analysis of Variance). The results show that there is no significant difference between Risk Stocks LQ 45 and Non LQ 45. This is attested by the significance value of 0.233 is greater than 0.05. And for the results obtained both by Sub Sector gained 3 Sub Sector Companies that have significant differences between Risk Stocks LQ 45 and Non LQ 45. This is attested by the significance value less than 0.05. Such third sub-sector, namely Sub Sector Food and Beverage with sig 0,001. Sub Sector Toll road, Airports, Harbor and Allied with sig 0,004. And Sub-Sector Energy with sig 0,045. Keywords: Index LQ 45, risk, variance
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meneliti risiko saham perusahaan LQ 45 dan Non LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013. Analisis ini dilakukan terhadap 39 perusahaan LQ 45 dan 39 Perusahaan Non LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan data periode Februari-Juli 2013 dan Agustus2013-Januari 2014. Penelitian ini menggunakan variabel Risiko (varians) sebagai variabel dependen. Teknik analisis menggunakan Uji ANOVA (Analysis of Variance). Hasil pengujian menunjukkan bahwa: 1) tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Risiko Saham LQ 45 dan Non LQ 45, 2) berdasarkan sub sektor terdapat 3 sub sektor perusahaan yang mempunyai perbedaan yang signifikan antara Risiko Saham LQ 45 dan Non LQ 45 dan ketiga sub sektor tersebut yaitu Sub Sektor Makanan dan Minuman, sub sektor Jalan Tol, Bandara, Pelabuhan dan Sejenisnya, dan sub sektor energy, 3) apabila dilihat dari perbedaan resiko diantar kedua jenis saham ini maka saham LQ 45 memiliki resiko yang lebih rendah dibandingkan saham non LQ 45. Kata Kunci: Indeks LQ 45, Risiko,varians
ketat. Persaingan yang muncul sebagai
Latar Belakang Era
perdagangan
internasional
akibat
dari
semakin
majunya
ilmu
merupakan masa dimana persaingan yang
pengetahun dan teknologi di berbagai
terjadi antar negara semakin hari semakin
bidang membuat setiap negara berupaya
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.3 ,No.1, 2015:61-72
untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi
Ekspektasi
investor
terhadap
dan pembangunan nasional.
keputusan
Salah satu sarana yang dipandang efektif
investasi
untuk mempercepat pembangunan yaitu
paling tinggi pada tingkat risiko tertentu
melalui
Modal
(Hanafi, 2012:2). Tetapi karena investor
dimana
menghadapi kesempatan investasi yang
keuangan
berisiko sehingga pilihan investasi tidak
(Hanafi,2012:63).
dapat hanya mengandalkan pada tingkat
Instrumen pasar modal adalah instrumen
keuntungan yang diharapkan. Dalam pasar
yang mempunyai jangka waktu lebih dari
yang sempurna dan efisien maka
satu tahun. Saham merupakan instrumen
berlaku „hukum‟ hubungan positif antara
pasar modal karena saham akan selalu ada
tingkat keuntungan dengan risiko. Apabila
jika perusahaan yang mengeluarkan saham
investor mengharapkan untuk memperoleh
masih ada. Saham tersebut mungkin
tingkat keuntungan yang tinggi, maka
berpindah kepemilikan dari satu investor
semakin
ke investor lainnya tetapi saham tersebut
2012:214). Begitu juga sebaliknya, hasil
masih tetap ada. (Hanafi, 2012:76
(return) dan risiko (risk) dalam setiap
pasar
merupakan
pasar
diperdagangkan jangka
modal.
Pasar
keuangan instrumen
panjang
investasi
62
dengan
tinggi
adalah
tingkat
mencari
keuntungan
risikonya
akan
(Hanafi,
Dengan membeli saham para investor
investasi selalu mempunyai hubungan
berharap untuk menerima kompensasi
yang searah, artinya semakin tinggi risiko
berupa dividen dan keuntungan berupa
investasi maka semakin besar peluang
capital
memperoleh
yang diperoleh. Sebaliknya, semakin kecil
keuntungan, investor juga harus siap
risiko maka semakin kecil pula peluang
menghadapi risiko/kerugian. Risiko dan
hasil yang akan diperoleh.( Martono,
keuntungan bagaikan dua sisi mata uang
2008:415)
yang
gain.
Selain
berlawanan.
Kecenderungan
Risiko dapat didefinisikan sebagai
hubungannya adalah hasil yang tinggi
kemungkinan penyimpangan dari hasil
membutuhkan tingkat risiko yang tinggi
yang diharapkan. Ukuran statistik standar
juga (Idroes, 2008:4).
deviasi
Investor yang
biasanya
digunakan
untuk
rasional diasumsikan sebagai individu
mengukur risiko, semakin besar standar
yang risk averse, yaitu mempertimbangkan
deviasi suatu distribusi tingkat keuntungan
trade off antara expected return dan risiko
maka semakin tinggi risiko investasi
dalam
tersebut (Husnan, 2012:192). Terdapat
keputusan
(Puspitaningtyas, 2007).
investasinya
jargon yang terkenal di pasar modal, “high risk high return”, artinya jika berani
63
Analisis Komparasi Resiko Saham….. (Polakitan)
mengambil resiko tinggi, lakukan investasi
dan perusahaan yang sehat. Perbedaan
pada saham yang memiliki risiko tinggi
risiko
sistematis
untuk
bahwa
saham
mengalami
kerugian.
Namun
ini
mengindikasikan
perusahaan
delisting
sebaliknya, saham tersebut berpeluang
cenderung lebih peka terhadap perubahan
untuk mengalami kenaikan harga yang
pasar
tinggi
sistematis perusahaan sehat.
sehingga
memberikan
peluang
keuntungan yang tinggi (Idroes, 2008:4). David
K.
Eiteman,
Hal
yang
dengan
mendasar
risiko
sehingga
I
penulis meneliti tentang risiko adalah
Stonehill dan Michael H. Moffet (2012)
risiko merupakan faktor penting dalam
menjelaskan bahwa risiko dasar adalah the
penilaian
mismatching of interest rate bases for
pengambilan keputusan melihat Risiko dan
associated assets and liabilities. Menurut
Return sebagai dasar untuk melakukan
Idroes (2008:4) risiko merupakan bahaya
investasi pada suatu perusahaan tertentu.
dan juga merupakan peluang. Dikatakan
Selain
bahaya karena risiko adalah ancaman atau
membahas
kemungkinan suatu tindakan atau kejadian
berkaitan erat dengan keberlangsungan
yang
yang
suatu perusahaan, apakah dapat bertahan
berlawanan dengan tujuan yang ingin
(survive) atau bangkrut (collapse). Dalam
dicapai dan risiko dikatakan sebagai
megukur
peluang karena risiko adalah sisi yang
mengambil indikator Varians sebagai alat
berlawanan dari peluang untuk mencapai
untuk mengukur risiko suatu perusahaan.
tujuan.
Varians
menimbulkan
Arthur
dibandingkan
dampak
Penulis mengkaji mengenai risiko pada
perusahaan
yang
dikategorikan
investor. Investor di dalam
itu
penulis risiko
sangat
karena
risiko
ini
tersebut,
merupakan
tertarik sangat
penulis
ukuran
besar
penyebaran data variabel dari nilai rataratanya.
Semakin
besar
penyebaran
memiliki Saham LQ 45 dan perusahaan
distribusi return suatu investasi, semakin
yang memiliki Saham Non LQ 45. Adapun
tinggi tingkat risiko investasi tersebut .
yang menjadi indikator suatu perusahaan dikatakan termasuk dalam kategori LQ 45
Argumen Orisinalitas / Kebaruan
yaitu: Tingkat Kapitalisasi, Likuiditas,
Penelitian terhadap risiko saham
Lama Perusahaan Di Bursa, Kinerja
LQ 45 dan Non LQ 45 di Indonesia masih
Perusahaan dan Stabilitas Kinerjanya.
relatif
Wibowo (2001) menjelaskan bahwa secara
membandingkan Sub Sektor perusahaan
signifikan
risiko
yang terdaftar di Bursa Efek di Indonesia.
sistematis antara perusahaan yang delisting
Kebanyakan penelitian dilakukan untuk
terdapat
perbedaan
sedikit
khususnya
yang
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.3 ,No.1, 2015:61-72 64
menguji risiko pada satu sektor perusahaan
2. Risk is the possibility of loss (risiko
(Gultom dan Fachrudin, 2014) . Selain itu
adalah kemungkinan kerugian). Istilah
kebanyakan alat ukur yang digunakan
possibility berarti bahwa probabilitas
adalah beta saham dan VaR (value at risk)
sesuatu peristiwa berada di antara nol
(Rahman,
(Abbas,Rehman,dan
dan satu. Definisi ini barangkali sangat
Abrar, 2014). Sedangkan pada penelitian
mendekati dengan pengertian risiko
ini menggunakan varians sebagai alat
yang dipakai sehari-hari, akan tetapi
untuk mengukur risiko.
definisi ini agak longgar, tidak cocok
2012),
dipakai dalam analisis secara kuantitatif 3. Risk is uncertainty (risiko adalah
Kajian Teoritik Dan Empiris
ketidakpastian).
Risiko
Tampaknya
ada
Kata risiko banyak dipergunakan
kesepakatan bahwa risiko berhubungan
dalam berbagai pengertian dan sudah biasa
dengan ketidakpastian. Karena itulah
dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh
ada penulis yang mengatakan bahwa
kebanyakan orang. Memahami konsep
risiko
risiko secara luas, akan merupakan dasar
ketidakpastian.
yang esensial untuk memahami konsep
itu
sama
artinya
dengan
Dalam bidang investasi, menurut
dan teknik manajemen risiko. Vaughan
Jones
yang diterjemahkan oleh Herman Darmawi
kemungkinan pendapatan yang diterima
(1997:
(actual return) dalam suatu investasi akan
18)
mengemukakan
beberapa
(2004:
142),
berbeda
1. Risk is the chance of loss (risiko adalah
diharapkan (expected return). Semakin
kerugian).
biasanya
Chance
dipergunakan
of
Loss untuk
besar
pendapatan
adalah
definisi risiko sebagai berikut:
kans
dengan
risiko
penyimpangan
sesungguhnya
dengan
yang
antara
hasil
hasil
yang
menunjukkan suatu keadaan dimana
diharapkan, berarti semakin besar risiko
terdapat suatu keterbukaan terhadap
yang akan ditanggung.
kerugian
atau
suatu
kemungkinan
Kerugian sebaliknya jika disesuaikan
Risiko Sistematis
dengan istilah yang dipakai dalam statistik,
maka
sering
yang tidak dapat dikendalikan dengan
menunjukkan
diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini
tingkat probabilitas akan munculnya
dipengaruhi oleh faktor faktor makro yang
situasi tertentu.
dapat
dipergunakan
chance
Risiko sistematis merupakan risiko
untuk
mempengaruhi
pasar
secara
keseluruhan (Halim, 2005:43). Risiko
Analisis Komparasi Resiko Saham….. (Polakitan)
65
sistematis tersebut akan menentukan risiko
berfluktuasi searah dengan indeks harga
investasi saham yang tercermin pada
pasar.
variabilitas pendapatan saham dari waktu
Berdasarkan
pengamatan,
harga
ke waktu dan menyebabkan pergerakan
suatu sekuritas kebanyakan bahwa harga
saham yang berfluktuasi, sehingga risiko
saham cenderung mengalami kenaikan
sistematis dapat dikatakan pula sebagai
apabila indeks harga saham gabungan
market risk. Risiko sistematis atau risiko
(IHSG) naik. Demikian terjadi sebaliknya,
pasar
bahwa kebanyakan harga saham cenderung
juga
merupakan
risiko
yang
ditimbulkan dari faktor-faktor fundamental
mengalami
makroekonomi; Pertumbuhan Ekonomi,
harga saham gabungan (IHSG) turun.
Tingkat Bunga (deposito), Tingkat Inflasi,
Penggunaan Beta pasar sebagai pengukur
Nilai Tukar Valuta Asing dan Kebijakan
risiko dikarenakan bahwa Beta pasar
Pemerintah
mengukur respon dari masing-masing
Oleh
indeks
sekuritas terhadap pergerakan pasar. Jadi
perubahan pada faktor makroekonomi
fluktuasi dari return-return suatu sekuritas
dapat berpotensi untuk meningkatkan atau
secara statistik mengikuti fluktuasi dari
menurunkan risiko sistematis, sehingga
return-return pasar, sehingga karakteristik
dapat dikatakan kondisi makroekonomi
pasar akan menentukan nilai Beta masing-
yang memburuk akan meningkatkan risiko
masing
sistematis,
sedangkan
kondisi
berpotensi untuk mempengaruhi kinerja
makroekonomi
yang
membaik
akan
pasar modal, kinerja perusahaan, dan nilai
sistematis.
Beta
perusahaan. Suatu perusahaan dengan Beta
merupakan pengukur volatilitas (volatility)
lebih besar dari 1 tergolong perusahaan
return sekuritas atau return portofolio
yang berisiko tinggi, karena sedikit saja
terhadap pasar (Jogiyanto, 2003: 265).
return
Besar kecilnya koefisien beta (β) yang
sahamnya akan berubah lebih besar.
akan mengukur hubungan antara tingkat
Mengingat bahwa pada dasarnya investor
pengembalian investasi dengan tingkat
adalah takut dengan risiko, maka investor
pengembalian pasar (Indeks Harga Saham
akan mempertimbangkan untuk melakukan
Gabungan). Penggunaan Beta (β) sebagai
investasi pada perusahaan yang sahamnya
pengukur risiko sistematis mengacu pada
memiliki
konsep
Menurut
Akibatnya sudah dapat diduga, bahwa
Jogiyanto model ini didasarkan pada
harga pasar saham perusahaan tersebut
pengamatan bahwa harga dari sekuritas
akan mengalami penurunan.
risiko
single-index
itu,
apabila
perubahan-
menurunkan
karena
penurunan
model.
sekuritas.
pasar
Beta
Risiko
berubah,
lebih
sistematis
maka
kecil
return
dari
1.
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.3 ,No.1, 2015:61-72
66
2. Risiko keuangan (financial risk), yaitu penggunaan hutang dalam struktur modal
Risiko Tidak Sistematis Risiko tidak sistematis adalah risiko
perusahaan,
hal
ini
berakibat
pada
yang dapat dihilangkan dengan melakukan
meningkatnya biaya tetap (bunga), dan
diversifikasi (Halim, 2005:44). Hal ini
efeknya akan meningkatkan laba per
karena risiko tidak sistematis timbul
lembar
karena faktor-faktor mikro yang dijumpai
perekonomian
pada perusahaan atau industri tertentu,
yang cukup pesat dan perusahaan dikelola
sehingga
pada
dengan baik, tetapi terjadi resesi, maka hal
perusahaan atau industri tertentu atau
ini akan menurunkan laba per saham. 3.
dengan kata lain perubahan pengaruhnya
Risiko industri (industrial risk), yaitu
tidak sama terhadap perusahaan satu
risiko yang disebabkan dari industri itu
dengan yang lainnya. Dapat dikatakan
sendiri atau industri yang bersangkutan.
risiko tidak sistematis merupakan risiko
Menurut
yang tidak terkait dengan perubahan pasar
dijelaskan oleh indeks dapat disebut
secara keseluruhan, dan terjadi karena
Residual Variance atau Unsystematic Risk
karakteristik perusahaan atau institusi
(risiko tidak sistematis). Penggabungan
keuangan yang mengeluarkan sekuritas.
atau penjumalahan antara risiko sistematis
Fluktuasi risiko ini besarnya berbeda-beda
dan tidak sistematis dinamakan risiko total
antara satu saham dengan saham yang lain.
(total risk). Risiko total menjadi dasar
pengaruhnya
Perbedaan
itulah
terbatas
maka
masing-
masing saham memiliki tingkat sensitivitas
saham.
Apabila
mengalami
Sharpe,
varian
kondisi
peningkatan
yang
tidak
pertimbangan manajer investasi dalam mengambil keputusan investasinya
yang berbeda terhadap setiap perubahan pasar. Risiko tidak sistematis dipengaruhi
Indeks Saham LQ 45
oleh beberapa faktor, antara lain : 1. Risiko manajemen risiko
(management
yaitu
indikator indeks pasar saham Indonesia,
dari
manajemen
LQ 45 sendiri adalah indeks gabungan dari
dalam
menjalankan
45 emiten dengan likuditas tinggi, yang
kegagalan
(mismanagement) perusahaan
yang
risk),
Indeks LQ-45 adalah salah satu
disebabkan
oleh
mana
dalam
pemilihan
emiten
agar
ketidakmampuan dalam memperkirakan
termasuk dalam indeks LQ 45 dilakukan
kemungkinan yang akan terjadi di masa
seleksi
mendatang,
pemilihan. Sejak diluncurkan pada bulan
kehilangan
sehingga supplier,
perusahaan pangsa
dengan
beberapa
kriteria
pasar
Februari 1997 ukuran utama likuiditas
menurun, pemogokan buruh, dan lain-lain.
transaksi suatu emiten ditentukan dari nilai
Analisis Komparasi Resiko Saham….. (Polakitan)
67
transaksi di pasar reguler. Sesuai dengan
dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan
perkembangan pasar dan untuk lebih
saham-saham tersebut. Penggantian saham
mempertajam kriteria likuiditas, maka
akan dilakukan setiap enam bulan sekali,
sejak review bulan Januari 2005, jumlah
yaitu pada awal bulan Februari dan
hari perdagangan dan frekuensi transaksi
Agustus.. (www.idx.co.id)
dimasukkan sebagai ukuran likuiditas. Untuk menentukan saham-saham yang termasuk LQ
Penelitian Terdahulu
45, maka digunakan dua
Kajian Pustaka tentang penelitian
tahap seleksi. Tahap pertama, kriteria yang
terdahulu bertujuan untuk mengetahui
harus dipenuhi adalah : Saham tesebut
hubungan antara penelitian yang pernah
berada di top 95 persen dari total rata-rata
dilakukan sebelumnya dengan yang akan
tahunan nilai transaksi saham di pasar
dilakukan. Dibawah ini peneliti akan
reguler, berada di top 90 persen dari rata-
memberikan kesimpulan hasil penelitian
rata tahunan kapitalisasi pasar dan trcatat
yang pernah dilakukan : Penelitian yang
di BEI minimum 30 hari bursa.
dilakukan Rahman (2012) bertujuan untuk
Jika lolos tahap pertama, maka
mengetahui perbandingan rata-rata risiko
dilanjutkan tahap berikutnya. Tahap kedua
antara
menyangkut kriteria sebagai berikut :
Otomotif
merupakan urutan tertinggi yang mewakili
Pertambangan
sektornya dalam klasifikasi industri BEI,
Telekomunikasi di BEI. Berdasarkan hasil
Memiliki porsi yang sama dengan sektor-
pengujian hipotesis, maka dihasilkan :
sektor lain dan Merupakan urutan tertinggi
pada tahun 2010, hasil pengujian Anova
berdasarkan frekuensi transaksi. Indeks
menunjukan bahwa nilai Fhitung lebih
LQ45 ini menggunakan metode rata-rata
kecil daripada Fkritis yaitu (0.232 ≤ 3.83).
tertimbang (weighted average) dengan
Pada tahun 2011, hasil pengujian Anova
rumus Paasche. Seperti yang digunakan
menunjukan bahwa nilai Fhitung lebih
pada IHSG BEI. Jadi jelas dari kriteria
kecil daripada Fkritisl yaitu (0.495 ≤ 3.83.
yang ditetapkan akan meloloskan saham-
Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut,
saham yang mempunyai kapitalisasi pasar
maka dapat disimpulkan bahwa pada tahun
serta likuiditas tinggi.
2010 dan 2011 tidak terdapat perbedaan
Bursa Efek Indonesia secara rutin
Subsektor
rata-rata
Perbankan,
dan
Komponennya,
Batu
risiko Rokok,
Rokok,
bara,
antara
dan
Subsektor
memantau perkembangan kinerja emiten-
Perbankan,
Otomotif
dan
emiten yang masuk dalam penghitungan
Komponennya, Pertambangan Batu bara,
indeks LQ 45. Setiap tiga bulan sekali
dan Telekomunikasi.
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.3 ,No.1, 2015:61-72 68
Penelitian yang dilakukan Gultom
didasarkan pada risiko Negara pada bursa
dan Fachrudin (2014) bertujuan untuk
saham dunia yang berbeda. Risiko Negara
mengetahui dan menganalisis perbedaan
diukur
risiko sistematis dan risiko tidak sistematis
pendekatan ini dijelaskan oleh Erb, Harvey
antara Sub Sektor real estate & properti
dan Viskanta (1996). Secara khusus,
dengan Sub Sektor konstruksi bangunan
penelitian
pada Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini
perbandingan risiko KSE 100 dengan
merupakan penelitian komparatif. Teknik
sebelas negara (Korea Selatan, Iran,
pengambilan sampel menggunakan sampel
Meksiko, Filipina, Indonesia, Turki, Mesir,
jenuh dengan total sampel 51 perusahaan,
Nigeria,
terdiri dari 44 perusahaan sub sektor real
Bangladesh),
estate & properti dan 7 perusahaan sub
Goldman Sachs ( 2005). Untuk tujuan ini,
sektor konstruksi bangunan. Penelitian ini
data bursa negara-negara ini dibandingkan
menggunakan
Metode
dengan indeks global. Indeks global terdiri
analisis yang digunakan adalah analisis
atas 44 negara di dunia. Di sini hanya
deskriptif
statistik,
salah satu faktor yang dibahas, yang
independent sample t-test digunakan untuk
merupakan risiko negara (beta negara).
menganalisis perbedaan risiko sistematis
Tingkat risiko dalam penelitian ini diukur
dan risiko tidak sistematis antara real
berdasarkan beta, beta tinggi berarti lebih
estate dan properti dengan konstruksi
tinggi risiko; beta rendah berarti lebih
bangunan.
rendah
data
dan
Hasil
sekunder.
metode
penelitian
ini
dengan
Pendekatan
ini
didasarkan
Pakistan, yang
risiko.
Beta,
pada
Vietnam
dan
didefinisikan
Hasilnya
oleh
menunjukkan
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
bahwa kinerja KSE jauh lebih baik
dalam risiko sistematis dan risiko tidak
ketimbang
sistematis antara sub sektor real estate dan
tersebut, tetapi Bursa Nigeria memiliki
properti dengan sub sektor
risiko kurang dari KSE 100.
konstruksi
ekonomi
sebelas
negara
bangunan dengan alpha 0,05. Implikasi dari penelitian ini adalah investor dapat berinvestasi pada kedua sub-sektor karena
Metode Penelitian Jenis penelitian yang di gunakan
tidak ada perbedaan risiko sistematis dan
adalah
Komparatif
risiko tidak sistematis antara sub sektor
membandingkan Risiko antara Perusahaan
real estate dan properti dengan sub sektor
yang
konstruksi bangunan.
perusahaan yang memiliki saham Non LQ
memiliki
saham
yaitu
LQ
dengan
45
dan
Penelitian yang dilakukan Abbas,
45. Dalam penelitian ini, data kuantitatif
Rehman, dan Abrar (2014) Penelitian ini
yang digunakan adalah laporan keuangan
Analisis Komparasi Resiko Saham….. (Polakitan) 69
Saham LQ 45 dan Saham Non LQ 45 yang
hubungan antar satu variabel dependen
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
(metrik) dengan satu atau lebih variabel
Februari-Juli 2013 dan Agustus 2013-
independen (non metrik atau kategorikal).
Januari 2014.
Metode
Metode digunakan
pengumpulan adalah
riset
data
ini
juga
digunakan
untuk
yang
mengetahui pengaruh utama (main effect)
kepustakaan
dan pengaruh interaksi (interaction effect)
(library research) yang diperoleh dari situs
dari
variable
independen
kategorikal
resmi Bursa Efek Jakarta. Data berupa
terhadap variabel dependen metrik. (Imam
laporan keuangan dari 45 perusahaan
Ghozali,2001
indeks LQ 45 dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia melalui Capital Market
Pembahasan
Directory periode tahun 2011 sampai
Analisis Risiko Saham Perusahaan LQ
dengan
45 dan Non LQ 45
2013.
Berdasarkan
tujuan
penelitian maka sampel harus memenuhi
Temuan menunjukkan bahwa tidak
beberapa kriteria berikut:
terdapat perbedaan yang signifikan antara
a. Saham LQ 45 : 1. Memiliki data harga
Risiko Saham LQ 45 dan Non LQ 45. Ini
pasar saham selama periode pengamatan .
dibuktikan
2.
sebesar 0,233 lebih besar dari 0,05,
Perusahaan telah terdaftar di BEI
selama 5 tahun 3.
dimana
nilai
signifikansi
Perusahaan yang
sehingga hipotesis pertama ditolak. Hasil
sahamnya masuk dalam kategori LQ 45 di
penelitian ini menjelaskan bahwa tidak
Bursa Efek Indonesia selama periode
terdapat
Februari-Juli 2013 dan Agustus 2013-
perusahaan LQ 45 dengan non LQ 45
Januari 2014.
sehingga
b. Saham Non LQ 45 : 1. Termasuk dalam
perusahaan yang terindeks dalam LQ 45
Sub sektor yang sama dengan perusahaan
dan non LQ45. Hasil penelitian ini searah
LQ 45. 2. Memiliki data harga saham
dengan penelitian dari Rahman (2011)
selama periode pengamatan. 3.
yang menjelaskan bahwa
Telah
perbedaan
investor
risiko
dapat
antara
memilih
tidak terdapat
terdaftar di BEI selama 5 tahun. 4.
perbedaan risiko sub sektor perusahaan di
Perusahaan membagikan dividen pada
BEI pada Tahun 2010 dan 2011.
periode pengamatan. Metode analisis yang dilakukan dalam
Analisis Risiko Saham Perusahaan LQ
penelitian ini adalah uji Analysis of
45 dan Non LQ 45 berdasarkan Sub
variance (Anova). Analysis of variance ini
Sektor Usaha
merupakan
metode
untuk
menguji
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.3 ,No.1, 2015:61-72
Terdapat 3 sub sektor usaha yang
karena
semakin
kecil
risiko
menandakan
70
suatu
memiliki perbedaan yang signifikan antara
perusahaan
bahwa
resiko Saham LQ 45 dan Non LQ 45,
perusahaan tersebut dalam posisi aman
dimana nilai signifikan lebih kecil dari
(survive)
0,05 dan ketiga sub sektor tersebut yaitu: 1) Makanan dan Minuman dengan (sig.
Analisis Tingkat Risiko Saham LQ 45
0,001), 2) Jalan Tol, Bandara, Pelabuhan
dengan Saham Non LQ 45.
dan sejenisnya (sig. 0,004); dan 3) sub sektor
energi
(0,045).
ini
nilai rata-rata (mean) resiko saham LQ 45
terdapat
dari 39 perusahaan dan resiko saham Non
perbedaan yang signifikan dari sisi Risiko
LQ 45 dari 39 perusahaan yang tercatat
untuk ketiga sub sektor perusahaan LQ 45
pada BEI. Nilai rata-rata (mean) risiko
dan Non LQ 45 tersebut, sehingga
saham dari 39 perusahaan LQ 45 sebesar
menerima hipotesis 2. Adanya perbedaan
41,0726 dan nilai rata-rata (mean) dari 39
risiko
ini
perusahaan Non LQ 45 sebesar 46,4538.
mengindikasikan bahwa investor dapat
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
memilihnya
resiko saham LQ 45 memiliki resiko yang
mengindikasikan
dari
Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bahwa
ketiga
sub
berdasarkan
sektor
resiko
yang
terkecil
lebih kecil dibandingkan resiko saham Hasil
penelitian
ini
juga
Non LQ 45. Dari penelitian ini juga
menemukan bahwa 19 perusahaan indeks
penulis dapat menjelaskan bahwa: 1)
LQ45 dan non LQ45 periode Februari
Performa
sampai Juli 2013 dan periode Agustus
kategori LQ 45 lebih baik dari Performa
sampai Januari 2014 memiliki nilai varians
Saham Non LQ 45 hal ini karena untuk
yang cukup tinggi. Nilai varians yang
dapat masuk dalam kategori LQ 45
diperoleh ini menunjukan bahwa semakin
perusahaan
besar juga resikonya. Hal ini menjelaskan
kapitalisasi pasar yang tinggi. Adapun
bahwa: 1) apabila investor tergolong risk
penghitungannya
averter (berani mengambil risiko) dapat
metode rata-rata tertimbang (weighted
memilih perusahaan dengan risiko yang
average). Dan dari hasil pengelompokkan
cukup besar karena semakin tinggi risiko
tersebut
rata-rata
maka semakin besar juga return yang
termasuk
dalam
diharapkan, dan 2) bagi investor yang
kumpulan saham-saham perusahaan yang
takut mengambil risiko dapat memilih
terbaik di setiap sektor perusahaan yang
perusahaan dengan tingkat risiko terendah
terdaftar di BEI. 2) Jika dikaitkan dengan
saham
yang masuk
harus
memiliki
dilakukan
45
nilai
dengan
perusahaan LQ
dalam
yang
merupkan
Analisis Komparasi Resiko Saham….. (Polakitan) 71
tingkat risikonya, maka saham LQ 45 memiliki
tingkat
risiko
lebih
kecil
dibandingkan dengan saham Non LQ 45.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1)
tidak
terdapat
perbedaan
yang
signifikan antara resiko saham LQ 45 dan
Hal ini dikarenakan saham LQ 45 itu
non LQ 45 dengan tingkat signifikan
merupakan gabungan dari perusahaan yang
sebesar 0,233 sehingga hipotesis pertama
memiliki likuiditas yang tinggi sehingga
ditolak, 2) dilihat dari sub sektor usaha,
perputarannya lebih cepat dari saham Non
terdapat 3 sub sektor usaha yang memiliki
LQ 45. Hal ini juga di buktikan dengan
perbedaan yang signifikan antara resiko
nilai rata-rata risiko perusahaan LQ 45
Saham LQ 45 dan Non LQ 45. Ketiga sub
sebesar 41,0726 lebih kecil dari rata-rata
sektor tersebut adalah sub sektor makanan
risiko perusahaan Non LQ 45 sebesar
dan minuman, sub sektor jalan tol,
46,4538.
3) Jika dikaitkan dengan
bandara, pelabuhan dan sejenisnya, dan
kebijakan dari Bursa Efek Indonesia (BEI),
sub sektor energy, dan 3) penelitian ini
indeks saham LQ 45 merupakan indeks
juga menyimpulkan bahwa resiko saham
gabungan dari 45 emiten dengan likuiditas
LQ 45 lebih rendah dari resiko saham non
tinggi yang mana dalam pemilihan emiten
LQ 45.
agar termasuk dalam LQ 45 dilakukan dengan seleksi dengan beberapa kriteria
Rekomendasi
pemilihan. Adapun kriterianya : berada di
Rekomendasi yang dapat diberikan
top 95% dari total rata-rata tahunan nilai
adalah perlu ada analisis yang lebih luas
transaksi saham, berada di top 90 % dari
lagi karena masih banyak permasalah-
rata-rata tahunan kapitalisasi pasar, tercatat
permasalahan yang terkait dengan pasar
di BEI minimal 30 hari bursa, merupakan
modal baik dari sektor perekonomian suatu
urutan tertinggi yang mewakili sektornya,
kawasan yang diukur dari variable lainnya.
memiliki porsi yang sama dengan sektor
Dengan meningkatnya minat masyarakat
lain dan merupakan
terhadap investasi pada pasar modal,
berdasarkan
frekuensi
urutan tertinggi transaksi.
Dari
selaku salah satu pelaksana pasar modal di
pernyataan di atas dapat disimpulkan
Indonesia selalu melakukan perbaikan,
bahwa saham LQ 45 merupakan kumpulan
baik yang ditujukan bagi kemudahan para
saham terbaik yang ada pada setiap sektor
investor dalam bertransaksi, antara lain
perusahaan yang ada di BEI
dengan adanya JATS (Jakarta Automated Trading
System)
maupun
dalam
Kesimpulan Dan Rekomendasi
menyediakan berbagai macam informasi
Kesimpulan
yang diperlukan oleh berbagai pihak antara
72
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.3 ,No.1, 2015:61-72
lain investor, broker, periset dan lain
Jogiyanto,2003.
Teori
Portofolio
dan
sebagainya yang sangat berguna dalam
Analisis Investasi, Edisi 3. BPFE,
pengambilan keputusan dan riset yang
Yogyakarta. Jones, Charles P. 2004. “Investment”. New
akan dilakukan dan unifikasi.
York : Prentice-Hall. Mamduh, Hanafi. 2012.
Daftar Pustaka Darmawi, Herman. 1997. “Manajemen
Keuangan”.
Risiko”. Jakarta : Bumi Aksara
Yogyakarta.
Eiteman K, David, Stonehill I, Arthur dan Moffet
H,
Michael.
2012.
“Multinational Business Financial” Pearson Series in Financial.
Martono.
Edisi
2008.
“Manajemen 1.
BPFE
:
“Manajemen
Keuangan”.Ekonista : Yogyakarta. Puspitaningtyas, Zarah. 2007. “Pengaruh Variabel Akuntansi Terhadap Risiko
Ghozali, Imam, 2001. Aplikasi Analisis
Sistematis
Saham
Perusahaan
Multivariate Dengan Program SPSS
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
(Edisi
Efek Jakarta”. Tesis Universitas
Kedua),
Badan
Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
Airlangga.
Gultom, Indra H dan Fachrudin, Amalia K.
Rahman, Dede Nur. 2012. “Analisis
“Analisis Risiko Saham Perusahaan
Perbandingan Risiko Antara Industri
Real Estate dan Property di Bursa
Telekomunikasi,
Efek Indonesia”. Jurnal
Perbankan,Pertambangan Batubara,
Halim, Abdul. 2005.”Analisis Investasi”. Jakarta : Salemba Empat. Hidayat, Lukman dan Widjojo, Adi S. “Studi Komparasi Analisis Risiko pada PT Dharmala Intiland Tbk dan PT Duta Pertiwi Tbk”. Jurnal Idroes, Ferry. 2008. “Manajemen Risiko Perbankan.
PT.
Persada : Jakarta.
Rajagrafindo
Otomotif dan Komponennya, dan Industri
Rokok
menggunakan
metode Value At Risk pada Tahun 2010-2011”. Jurnal Wibowo. 2001. “Analisa Risiko Sitematik Saham Biasa yang Dikeluarkan dari Lantai Bursa”. Jurnal Bisnis-Vol 8 Desember 2001/Tahun IV/2002. www.idx.co.id