Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011
ISSN 1979-7451
ANALISIS KOMPARASI PEMILIHAN LAMPU PENERANGAN JALAN TOL Sri Pringatun1), Karnoto2), M. Toni Prasetyo3) 1,3)
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
ABSTRACT
Street lighting is an integral part of the highway construction. The main purpose of highway lighting is to produce the speed, accuracy, and comfort of vision at night time, keep the quality of visibility, and makes it easier for passing vehicles. Highway lighting function other than to enhance rider safety and comfort, especially in anticipation of situations traveling at night also for environmental safety or to prevent crime and to provide comfort and beauty of the surroundings. This research activity begins with the collection of data on the kind of - kind of street lighting, lighting as well as the formulation of data - other data you need, and then do the calculation and analysis of the data - the data obtained. The results that the lights SON - T 150 W at 19:43 lux illumination values and SON lamps - T 250 W value of 36.27 lux illumination, the total power of 19,050 W, PLN subscription fee of Rp. 25,575,000.00, electric bill per month USD. 6,069,330.00, the investment cost of Rp. 196,567,800.00. By using the method of comparative analysis it can be concluded that the selection of lamps SON - T as highway lighting Semarang - Semarang Solo Ruas Phase I - Section I Bawen Tembalang - Gedawang is the best. Keywords: highway lighting lamps, SON - T, Comparison.
untuk mengantisipasi situasi perjalanan
1. PENDAHULUAN Lampu
tol
pada malam hari juga untuk keamanan
tidak
lingkungan atau mencegah kriminalitas
terpisahkan dari adanya pembangunan
serta untuk memberikan kenyamanan
jalan tol. Tujuan utama dari penerangan
dan keindahan lingkungan jalan.
merupakan
Penerangan bagian
jalan
yang
jalan tol adalah untuk menghasilkan
Perkembangan
kecepatan, keakuratan, dan kenyamanan
penerangan
penglihatan
tergolong
di
waktu
malam
hari,
jalan pesat.
menjaga kualitas jarak pandang, serta
penerangan
memudahkan
menawarkan inovasi
bagi
kendaraan
yang
lampu umum
di
untuk dunia
Produsen
lampu
umum
gencar
jalan
LED Street
melintas. Fungsi penerangan jalan tol
Lighting yang merupakan terobosan baru
selain untuk meningkatkan keselamatan
alternatif
dan kenyamanan pengendara, khususnya
berbasis LED ( Light Emitting Diode )
18
penerangan
jalan
umum
Sri Pangatun, Karnoto, M. Tony Prasetyo
Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011 yang
hemat
energi
dan
ramah
lingkungan. Setelah
ISSN 1979-7451 1. Intensitas cahaya, kuat penerangan ( Iluminasi ), luminasi, efikasi cahaya dan
inovasi
LED
Street
pupil luminous fluks.
Lighting kemudian juga diperkenalkan
2. Biaya investasi, biaya langganan dan
inovasi LVD Street Lighting yaitu lampu
biaya rekening listrik per bulan yang
induksi yang revolusioner, sekarang
dikonsumsi antara beberapa jenis lampu
sedang ramai dibicarakan di dunia.
penerangan jalan.
Lampu ini merupakan perkembangan
2. KAJIAN PUSTAKA
dari teknologi yang sudah lama sekali
Standar Perencanaan Penerangan
ditemukan oleh Hittorf tahun 1884,
Jalan
yang kemudian disempurnakan oleh J.J. Thomson.
Perencanaan
penerangan
jalan
terkait dengan hal – hal berikut ini :
Untuk itu diperlukan suatu kajian
a.
Volume lalu – lintas , baik
dan evaluasi pada saat pemilihan lampu
kendaraan
penerangan jalan tol agar memperoleh
yang bersinggungan seperti pejalan
hasil akhir yang optimal dan efisien
kaki, pengayuh sepeda, dan lain –
dengan tetap mempertimbangkan aspek
lain;
teknis, ekonomi dan estetika lingkungan, maka
penulis
mengangkat
b.
lingkungan
Tipikal potongan melintang jalan, situasi ( lay-out ) jalan dan
judul
persimpangan jalan;
“Analisis Komparasi Pemilihan Lampu Penerangan Jalan Tol Semarang – Solo
maupun
c.
Geometri jalan, seperti alinyemen
Tahap I Ruas Semarang – Bawen Seksi I
horisontal, alinyemen vertikal, dan
Tembalang – Gedawang”.
lain – lain;
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
d.
Tekstur
perkerasan
dan
jenis
mengetahui kualitas lampu penerangan
perkerasan yang mempengaruhi
jalan tol Semarang – Solo Tahap I Ruas
pantulan
Semarang – Bawen Seksi I Tembalang –
penerangan;
Gedawang yang sudah terpasang. Metode yang dilakukan dengan
e.
Pemilihan
cahaya
jenis
lampu
dan
kualitas
sumber cahaya / lampu, data
komparasi karakteristik beberapa jenis
fotometrik
lampu
lampu penerangan jalan yaitu terkait
sumber listrik;
dan
lokasi
dengan : Analisis Pemilihan Lampu.....
19
Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011 f.
Tingkat kebutuhan, biaya operasi,
Tempat – tempat lain dimana lingkungan
lain,
berinterferensi dengan jalannya.
agar
perencanaan
penerangan
sistem
Menurut
efektif dan
Rencana
jangka
pengembangan
panjang
jalan
dan
pengembangan daerah sekitarnya;
lokasi.
(2001),
aspek yaitu : a.
Kuat rata-rata penerangan (E
rata-rata
Besarnya
tempat
yang
kuat
)
penerangan
yang diijinkan terhadap kendaraan yang
memerlukan perhatian khusus dalam
melaluinya.
perencanaan penerangan jalan antara lain
b.
Distribusi cahaya
sebagai berikut :
c.
Muhaimin
didasarkan pada kecepatan maksimal
Beberapa
b.
banyak
jalan umum perlu mempertimbangkan 6
Data kecelakaan dan kerawanan di
a.
jalan
penentuan kualitas lampu penerangan
ekonomis;
h.
g.
biaya pemeliharaan, dan lain –
lampu
g.
ISSN 1979-7451
Berkaitan
dengan
kerataan
Lebar ruang milik jalan yang
cahaya pada jalan raya. Untuk itu
bervariasi dalam satu ruas jalan;
ditentukan faktor kerataan cahaya yang
Tempat-tempat
merupakan
dimana
kondisi
perbandingan
kuat
lengkung horisontal ( tikungan )
penerangan pada bagian tengah lintasan
tajam;
kendaraan dengan pada tepi jalan.
Tempat
yang
luas
seperti
Kerataan cahaya dapat diukur dengan
persimpangan, interchange, tempat
rasio
parkir, dan lain – lain;
uniformity ratio ) yang merupakan rasio
d.
Jalan – jalan berpohon;
maksimum
e.
Jalan – jalan dengan lebar median
pencahayaan maksimum dan minimum
yang
menurut lokasi penempatan tertentu.
sempit,
pemasangan
terutama
lampu
di
untuk bagian
median; f.
c.
kemerataan
pencahayaan
antara
(
kemerataan
Cahaya yang silau Cahaya yang menyilaukan mata
Jembatan sempit / panjang, jalan
dapat menyebabkan keletihan mata,
layang dan jalan bawah tanah
perasaan
( terowongan );
kemungkinan
tidak
nyaman
kecelakaan.
dan Untuk
mengurangi silau digunakan akrilik atau
20
Sri Pangatun, Karnoto, M. Tony Prasetyo
Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011
ISSN 1979-7451
gelas pada armature yang berfungsi
penerangan
sebagai filter cahaya.
kontinyu di sepanjang jalan / jembatan.
d.
Arah
pancaran
cahaya
dan
b.
pembentukan bayangan
jalan
Sistem
yang
menerus
Penempatan
/
Parsial
(setempat) Sistem
Sumber penerangan untuk jalan
penempatan
sistem
parsial
raya dipasang menyudut 5° - 15°.
adalah
penempatan
e.
Warna dan perubahan warna
penerangan jalan pada suatu daerah –
Warna cahaya lampu pelepasan
daerah tertentu atau pada suatu panjang
gas tekanan tinggi ( khususnya lampu
jarak
merkuri ) berpengaruh terhadap warna
keperluannya.
tertentu, misalnya: warna merah.
Kriteria Perencanaan, Kualitas
f.
Penerangan dan Kriteria Penempatan
Lingkungan Lingkungan
yang
tertentu
lampu
sesuai
Penempatan
berkabut
lampu
dengan
penerangan
maupun berdebu mempunyai faktor
jalan harus direncanakan sedemikian
absorbsi
rupa
terhadap
cahaya
yang
sehingga
dapat
memberikan
dipancarkan oleh lampu. Cahaya kuning
penerangan yang merata, keamanan dan
kehijauan
kenyamanan bagi pengendara, arah dan
mempunyai
panjang
gelombang paling sensitif terhadap mata
petunjuk ( guide ) yang jelas.
sehingga tepat digunakan pada daerah berkabut. Lampu HPS tepat untuk
Tabel 1. Perbandingan Kemerataan
penerangan jalan pada daerah berkabut.
Pencahayaan (Uniformity Ratio)
Sistem Penempatan Lampu Penerangan Jalan Sistem penerangan
penempatan jalan
adalah
lampu susunan
penempatan / penataan lampu yang satu terhadap
lampu
yang
lain.
Sistem
penempatan ada 2 (dua) sistem, yaitu : a.
LOKASI PENEMPATAN - Jalur Lalu Lintas - di daerah pemukiman - di daerah komersil / pusat kota - Jalur PeJalan Kaki - di daerah pemukiman - di daerah komersil I pusat kota - Terowongan - Tempat – tempat peristirahatan (rest area)
RATIO 6:1 3:1 10:1 4:1 4:1 6:1
(SNI 7391:2008 hlm. 10)
Sistem Penempatan Menerus Sistem
adalah
sistem
penempatan penempatan
menerus lampu
Tabel 2. Sistem Penempatan Lampu Penerangan Jalan JENIS JALAN JEMBATAN
Analisis Pemilihan Lampu.....
/
SISTEM PENERAPAN LAMPU YANG DIGUNAKAN
21
Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011 - Jalan Kolektor - Jalan Arteri - Jalan Lokal - Persimpangan, Interchange, Ramp - Jembatan - Terowongan
sistem menerus dan parsial sistem menerus dan parsial sistem menerus dan parsial sistem menerus
sistem menerus sistem menerus bergradasi
ISSN 1979-7451 ada induksi dan tidak ada medan magnet maka
lampu
tidak
menyala.Tetapi
apabila listrik mengalirinya lampu secara serta merta dengan instan menyala. Itulah prinsipnya yang dipakai pada lampu induksi. Itulah makanya jenis
Pada sistem penempatan parsial, lampu
penerangan
jalan
harus
lampu ini disebut lampu electrode – less, atau lampu induksi.
memberikan adaptasi yang baik bagi penglihatan pengendara sehingga efek kesilauan
dan
ketidaknyamanan
penglihatan dapat dikurangi. Pemilihan lampu
jenis
penerangan
digunakan untuk penghematan energi dan tempat yang tinggi yang susah dijangkau, seperti: lampu tinggi untuk
dan
jalan
LVD Induction sangat cocok
kualitas
didasarkan
efektifitas dan nilai ekonomi lampu, yaitu nilai efektifitas (lumen/watt) lampu
pabrik, lampu sorot, lampu penerangan jalan / PJU, terowongan, maupun lemari pendingin. Lampu HPM (High Pressure Mercury)
yang tinggi umur rencana yang panjang Jenis Lampu Penerangan Jalan
Lampu LVD memiliki tiga bagian utama, yaitu sebuah ballast dengan tinggi,
sebuah
kumparan
induksi, sebuah lampu.
yang mengenai lapisan / dinding fluor pada tabung lampu. Pada lampu induksi anoda
merkuri
dayanya relatif rendah yaitu 0,5. Tabung dalam terbuat dari gelas keras sehingga mampu
digunakan
pada
temperatur
relatif tinggi(Muhaimin,2001).
elektron dari pelepasan dua elektroda
yaitu
lampu
menggunakan ballast, karena itu faktor
Cahaya dihasilkan dari benturan
Elektroda
jenis
tekanan tinggi, pembatas arus pelepasan
Lampu LVD (Low Voltage Discharge)
frekuensi
Pada
dan
dihilangkan.
Pengganti
menggerakkan
elektron
katoda untuk
digunakan
medan magnet yang dihasilkan dari lilitan yang diinduksi listrik. Kalau
Cara kerja lampu merkuri terdiri dari 3 tahapan yaitu pengapian, proses pencapaian stabil dan stabil. Pada saat suplai tegangan diberikan terjadi medan listrik
antara
elektroda
kerja
awal
dengan salah satu elektroda utama. Hal ini
menyebabkan
kedua
elektroda
pelepasan dan
muatan
memanaskan
merkuri yang ada disekelilingnya. Untuk
listrik tidak mengaliri lilitan maka tidak 22
Sri Pangatun, Karnoto, M. Tony Prasetyo
Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011
ISSN 1979-7451
menguapkan merkuri tersebut diperlukan
di tempat yang diinginkan pembedaan
waktu 4 hingga 8 menit. Setelah semua
warna yang baik.
merkuri menjadi gas, resistansi elektroda
Lampu
HPS
disukai
kerja awal naik karena panas dan arus
penyinaran
mengalir antar elektroda utama melalui
karena lebarnya spektrum suhu warna
gas. Warna kerja awal kemerahan dan
yang dihasilkan dan efisiensinya yang
setelah
yang
relatif tinggi.
putih
Lampu Metal Halide
kerja
normal
dihasilkan
sinar
berwarna
tumbuhan
untuk
dalam
ruang
Lampu discharge dimana sebagian
(Muhaimin,2001). Kelemahan lampu HPM adalah
besar dari cahaya dihasilkan oleh radiasi
pensaklaran
dari campuran uap logam (misalnya: air
(switching) akan memperpendek umur
raksa) dan penguraian (dissosiasi) halide
lampu karena pada awal penyalaan
(halide thallium, indium atau natrium).
terjadi panas yang melebihi normal
Lampu LED (Light Emiting Diode)
semakin
sering
(Muhaimin,2001). Contoh lampu HPL –
LED didefinisikan sebagai salah
N.
satu semikonduktor yang mengubah
Lampu HPS (High Pressure Sodium)
energi
listrik
menjadi
cahaya.
dan
Sebagaimana dioda lainnya LED terdiri
mengandung unsur tambahan seperti
dari bahan semikonduktor P dan N. Bila
raksa, dan menghasilkan cahaya oranye
sumber diberikan pada LED kutub
kemerahjambuan. Beberapa bola lampu
negatif dihubungkan dengan N dan
juga
kutub positif dengan P maka lubang
Lampu
HPS
menghasilkan
lebih
kecil
cahaya
putih
(
kebiruan. Ini mungkin dari cahaya raksa
hole ) akan mengalir kearah N dan
sebelum natrium menguap sempurna.
elektron
Jalur-D natrium adalah sumber cahaya
(Muhaimin,2001).
mengalir
kearah
P
utama dari lampu HPS, dan spektrum
LED merupakan perangkat keras
sempit ini dilebarkan oleh natrium
dan padat ( solid-state component )
tekanan tinggi dalam lampu, karena
sehingga unggul dalam hal ketahanan (
pelebaran ini dan pancaran dari raksa,
durability ). Umur Lampu LED dapat
warna
mencapai
benda
yang
diterangi
dapat
dibedakan. Ini membuatnya digunakan
50.000
jam,
hal
ini
dikarenakan tegangan kerja arus searah ( VDC ) konstan, meskipun di suplai dari
Analisis Pemilihan Lampu.....
23
Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011 arus AC, namun di dalam LED terdapat
ISSN 1979-7451 = sudut ruang dalam steridian (sr)
stabiliser yang menstabilkan suplai arus AC tersebut.
c. Iluminasi (Kuat Penerangan)
Formulasi Penerangan a.
Iluminasi
Fluks Cahaya / Arus Cahaya
Karnoto
Menurut Muhaimin (2001) Aliran
penerangan)
menurut
(2005)
Hermawan,
adalah
kepadatan
(kuat
arus
gaya
rata – rata energi cahaya adalah arus
bercahaya yang jatuh pada permukaan
cahaya atau fluks cahaya. Arus cahaya
seluas satu satuan luas, kalau permukaan
didefinisikan
diterangi secara seragam.
sebagai
jumlah
total
cahaya yang dipancarkan oleh sumber
E =
cahaya setiap detik. Besarnya arus
Keterangan :
cahaya dengan satuan lumen ( lm )
E = iluminasi dalam lux (lx) = lm/m2
dinyatakan dengan persamaan 1.
/ A …………………(4)
= fluks cahaya dalam lumen (lm) A = luas bidang (m2 )
= …………..….(1)
Karena
Keterangan : = fluks cahaya dalam lumen (lm) Q = Energi cahaya dalam lm.jam atau lm.detik
adanya
faktor
pemakaian dan depresiasi akibat debu pada
luminaire
persamaan
dan
tersebut
lampu, harus
maka
dikalikan
t = waktu dalam jam atau detik dengan coefficient of utilization (CU) b. Intensitas Cahaya Menurut
Hermawan,
dan light-loss factor (LLF). Karnoto
Schiler
(1992),
formula
Oleh tersebut
(2005) intensitas cahaya adalah arus cahaya dalam lumen yang diemisikan
dinyatakan lebih jelas dengan :
setiap sudut ruang (pada arah tertentu) oleh sebuah sumber cahaya. I =
/
=Ix
=
. .
.
.
…………………….(2)
Keterangan :
…………………….(3)
N = jumlah luminaire
Keterangan : = fluks cahaya dalam lumen (lm) I = intensitas cahaya dalam candela
…………(5)
N = jumlah lampu tiap luminaire LL = lumen yang dihasilkan tiap lampu CU = coefficient of utilization
(cd) 24
Sri Pangatun, Karnoto, M. Tony Prasetyo
Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011 LLF = light-loss factor
ISSN 1979-7451 6.
= luas bidang (m2 )
A
(
d. Luminasi Luminasi
Mencari Photopic Luminous Fluks P)
Dari analisa hasilnya dapat dilihat pada menurut
Muhaimin
grafik – grafik dibawah ini:
(2001) adalah pernyataan kuantitatif jumlah cahaya yang dipantulkan oleh permukaan pada suatu arah. /
L =
R ……………..…(6)
L = I / R ………………....…….(7) Keterangan : L = luminasi dalam nit (nt) = cd/m2 I = intensitas cahaya dalam candela (cd)
Gambar.1 Intensitas Cahaya (I)
R = titik jarak / luas (m2)
Dilihat dari grafik 4.1 diperoleh
e.
peringkat
Efikasi Cahaya Menurut
(2005)
efikasi
yang
memiliki
Hermawan,
Karnoto
intensitas cahaya dari yang terbaik ke
cahaya
adalah
yang terburuk adalah SON – T, LVD,
perbandingan fluks cahaya dengan daya. K =
lampu
LED, HPI – T, HPL – N. Dan juga diperoleh hasil analisa
/ P ………………...(8)
Keterangan :
kesetaraan intensitas cahaya sebagai
K=
berikut :
efikasi cahaya dalam lumen / watt
1.
(lm/watt)
LED 150 W, HPI – T
= fluks cahaya dalam lumen (lm) 2.
3. HASIL DAN ANALISA perhitungan
250 W,
HPL – N 250 W.
P = daya listrik dalam watt (W)
Analisa
SON – T 150 W = LVD 150 W,
untuk
SON – T 250 W = LVD 300 W, HPI – T 400 W, HPL – N 400 W.
dilakukan sebagai berikut : 1.
Mencari nilai fluks cahaya ( )
2.
Mencari nilai intensitas cahaya (I)
3.
Mencari nilai kuat penerangan (E)
4.
Mencari nilai luminasi (L)
5.
Mencari nilai efikasi
Analisis Pemilihan Lampu.....
25
Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011
ISSN 1979-7451 dari yang terbaik ke yang terburuk adalah SON – T, LVD, LED, HPI – T, HPL – N. Dan juga diperoleh hasil analisa kesetaraan luminasi sebagai berikut : 1. SON – T 150 W = LVD 150 W, LED 150 W, HPI – T
250 W, HPL – N
250 W. Gambar 2. Grafik Iluminasi (E) Dilihat dari grafik 2 diperoleh
2. SON – T 250 W = LVD 300 W, HPI – T 400 W, HPL – N 400 W.
peringkat lampu yang memiliki kuat penerangan / iluminasi dari yang terbaik ke yang terburuk adalah SON – T, LVD, LED, HPI – T, HPL – N. Dan juga diperoleh hasil analisa kesetaraan kuat penerangan/iluminasi sebagai berikut : 1.SON – T 150 W = LVD 150 W, LED 150 W, HPI – T
250 W,
HPL – N 250 W.
Gambar 3. Efikasi Cahaya Dilihat dari gambar 3 diperoleh
2. SON – T 250 W = LVD 300 W,
peringkat lampu yang memiliki efikasi
HPI – T 400 W, HPL – N 400 W.
cahaya dari yang terbaik ke yang terburuk adalah SON – T, LVD, LED, HPI – T, HPL – N. Dan juga diperoleh hasil analisa efikasi cahaya yang setara dengan : 1. SON – T 150 W = LVD 150 W, LED 150 W, HPI – T
250 W, HPL – N
250 W. 2. SON – T 250 W = LVD 300 W, HPI Gambar 3. Luminasi (L)
– T 400 W, HPL – N 400 W.
Dilihat dari grafik 3 diperoleh peringkat lampu yang memiliki luminasi 26
Sri Pangatun, Karnoto, M. Tony Prasetyo
Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011
ISSN 1979-7451 ( 150 W x 27 bh ) + ( 250 W x 28 bh ) + ( 1000 W x 8 bh ) =
19.050 W =
23.812,5 VA - dengan total daya 23.812,5 VA maka listrik PLN berlangganan 33.000 VA -
Berdasar pada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 07 tahun 2010 tanggal 30 Juni
Gambar 4. Photopic Luminous Fluks
2010, Daya tersambung diatas 2200
Dilihat dari gambar 4 diperoleh
VA
s.d
200
kVA
biaya
peringkat lampu yang memiliki Photopic
penyambungan
maksimummnya
Luminous fluks dari yang terbaik ke yang
Rp.
maka
terburuk adalah LED, LVD, HPI – T,
penyambungan
SON – T, HPL – N.
PLNnya adalah 33.000 VA x Rp.
Dan juga diperoleh hasil analisa photopic luminous fluks yang setara
775,00 /
biaya
berlangganan
775,00 = Rp. 25.575.000,00 -
dengan timer switch yang diseting
dengan :
menyala
1. SON – T 150 W = LED 80 W, LVD
06.00 WIB maka jumlah waktu
80 W, HPI – T 250 W HPL – N 250
pemakaian per hari adalah 12 jam
W.
maka, total daya PJU – 1 dan PJU
2. SON – T 250 W = LED 150 W, LVD 150 W, HPI –T
400 W, HPL – N
400 W.
jam
18.00
WIB
s/d
RAMP per bulan adalah : ( 19.050 W x 12 jam x 30 hari ) : 1000 = 6.858 kWh
Analisa Perhitungan Biaya dengan Menggunakan Lampu Eksisting Tol. - Kebutuhan eksisting :
-
Berdasarkan
pada
Tarif
Dasar
Listrik (TDL) 2010 untuk keperluan
Lampu SON – T 150 W
= 27 bh
Kantor Pemerintah dan Penerangan
Lampu SON – T 250 W
= 28 bh
Jalan Umum No.5 golongan tarif P-
Lampu SON – T 1000 W
= 8 bh
1/TR dengan batas daya 6600 VA
- Total daya PJU – 1 dan PJU RAMP
sampai dengan 200 kVA adalah
adalah :
sebesar Rp. 885,00 per kWh, maka dapat
Analisis Pemilihan Lampu.....
diketahui
seberapa
besar 27
Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011 beban pembayaran rekening listrik
- Berdasar pada Peraturan Menteri
panel PJU – 1 dan PJU RAMP per
Energi dan Sumber Daya Mineral No. 07
bulannya. maka, total biaya tagihan
tahun 2010 tanggal 30 Juni 2010, Daya
PJU – 1 dan PJU RAMP per bulan
tersambung diatas 2200 VA s.d 200
adalah :
kVA
(6.858 kWh x Rp. 885,00) = Rp.
-
biaya
maksimummnya
penyambungan Rp. 775,00 maka
6.069.330,00
biaya penyambungan / berlangganan
Total biaya tagihan PJU – 1 dan
PLNnya adalah
PJU RAMP per tahun adalah :
775,00 = Rp. 32.162.500,00
Rp. 6.069.330,00 x 12 bln = Rp.
-
ISSN 1979-7451
41.500 VA x Rp.
- dengan timer switch yang diseting
72.831.960,00
menyala jam 18.00 WIB s/d
Biaya investasi lampu berdasar pada
WIB maka jumlah waktu pemakaian per
daftar harga Philips tahun 2010
hari adalah 12 jam.
(27 bh x Rp. 2.554.200,00) + (28 bh x Rp. 2.687.300,00) + Rp.
6.545.000,00)
(8bh x =
Rp.
06.00
maka, total daya PJU – 1 dan PJU RAMP per bulan adalah : ( 25.950 W x 12 jam x 30 hr ) : 1000 = 9.342 kWh
196.567.800,00 Analisa Perhitungan Biaya dengan Lampu Alternatif 2 ( HPL – N )
- Berdasarkan pada Tarif Dasar Listrik
- Kebutuhan lampu :
(TDL) 2010 untuk keperluan Kantor
Lampu SON – T 150 W diganti HPL –
Pemerintah dan Penerangan Jalan Umum
N 250 W
No.5 golongan tarif P-1/TR = 27 bhdengan batas
Lampu SON – T 250 W diganti HPL –
daya 6600 VA sampai dengan 200 kVA
N 400 W
adalah sebesar Rp.= 885,00 28 bh per kWh,
Lampu SON – T 1000 W
maka total biaya tagihan PJU – 1 dan = 8 bh
- Total daya PJU – 1 dan PJU RAMP
PJU RAMP per bulan adalah : 9.432
adalah :
kWh x Rp. 885,00 = Rp. 8.267.670
( 250 W x 27 bh ) + ( 400 W x 28 bh ) +
- Total biaya tagihan PJU – 1 dan PJU
( 1000 W x 8 bh ) =
RAMP per tahun adalah :
25.950 W =
32.437,5 VA
Rp. 8.267.670,00 x 12 bln = Rp.
- dengan total daya 32.437,5 VA maka
99.212.040
listrik PLN berlangganan 41.500 VA
28
Sri Pangatun, Karnoto, M. Tony Prasetyo
Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011
ISSN 1979-7451
- Biaya investasi lampu berdasar pada
adalah SON – T, LVD, LED,
daftar harga Philips tahun 2010
HPI – T, HPL – N. b.
(27 bh x Rp. 2.527.800) + (28 bh x Rp.
Peringkat lampu yang memiliki
2.567.400,00) + (8bh x Rp. 6.545.000) =
Photopic Luminous fluks dari
Rp. 192.497.800
yang terbaik ke yang terburuk
4. KESIMPULAN
adalah LED, LVD, HPI – T,
Setelah
melakukan
SON – T, HPL – N.
serangkaian
analisa data terhadap beberapa jenis
3.
Dengan
kesetaraan
intensitas
lampu penerangan jalan yaitu lampu
cahaya, iluminasi dan luminasi, total
Induksi LVD, lampu HPL – N, lampu
daya lampu SON – T sebesar 19.050
SON – T, lampu HPI – T dan lampu
W adalah yang terhemat, dengan
LED dengan daya sesuai yang ada di
kesetaraan Photopic Luminous fluks
pasaran
total daya lampu SON – T adalah
maka
dapat
ditarik
suatu
yang terhemat kedua.
kesimpulan bahwa : 1.
Kuat Penerangan ( Iluminasi ) pada lampu eksisting Tol
Dengan
kesetaraan
intensitas
cahaya, iluminasi dan luminasi,
Semarang
– Solo adalah sebagai berikut :
biaya
a.
Lampu SON – T 150 W = 19.43
lampu SON – T sebesar Rp.
lux
25.575.000,00
Lampu SON – T 250 W = 36.27
terhemat,
dengan
lux sesuai dengan ketentuan
Photopic
Luminous
dari SNI 7391:2008 hlm. 8
berlangganan PLN lampu SON – T
yang
adalah yang terhemat kedua.
b.
memberikan
standar
iluminasi antara 15 lux – 20
5.
berlangganan
Dengan
PLN
adalah
untuk
yang
kesetaraan fluks
kesetaraan
biaya
intensitas
cahaya, iluminasi dan luminasi,
lux. 2.
4.
Karakteristik beberapa jenis lampu
biaya rekening listrik per bulan
penerangan jalan
lampu SON – T sebesar Rp.
a.
Peringkat lampu yang memiliki
6.069.330,00 adalah yang terhemat,
intensitas
dengan
kesetaraan
Photopic
luminasi dan efikasi cahaya dari
Luminous
fluks
rekening
yang terbaik ke yang terburuk
listrik per bulan lampu SON – T
cahaya,
iluminasi,
biaya
adalah yang terhemat kedua. Analisis Pemilihan Lampu.....
29
Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011 6.
Dengan
kesetaraan
intensitas
Muhaimin,
2001,
cahaya, iluminasi dan luminasi,
Pencahayaan,
investasi lampu SON – T sebesar
Bandung
Rp. 196.567.800,00 adalah yang terhemat,
dengan
kesetaraan
Teknologi
Refika
Aditama,
--, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 392/PRT/M/2005 tentang Standar
Photopic Luminous fluks investasi
Pelayanan
lampu SON – T adalah yang
Menteri Pekerjaan Umum, Jakarta.
Minimal
Jalan
Tol,
Prih Sumardjati, Sofian Yahya, Ali
terhemat kedua. 7.
ISSN 1979-7451
maka
Mashar, 2008, Teknik Pemanfaatan
pemilihan lampu SON – T sebagai
Tenaga Listrik Jilid 1 untuk SMK,
lampu
tol
Direktorat
Pembinaan
Semarang – Solo adalah yang
Menengah
Kejuruan,
Direktorat
terbaik.
Jenderal
Manajemen
Pendidikan
Berdasar
uraian
diatas
penerangan
jalan
Sekolah
Dasar dan Menengah, Departemen DAFTAR PUSTAKA Gator
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Priowirjanto,
Pencahayaan Pendidikan
2003, 1,
Teknik
Direktorat
Menengah
Kejuruan,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah,
Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta. Hermawan,
Optimasi
Software
Penataan
2005, Aplikasi
Lampu
PJU
Sebagai Upaya Penghematan Biaya Energi
Listrik,
Jurusan
Teknik
Elektro – Fakultas Teknik Undip, Semarang.
:
2008,
Penerangan
Jalan
Perkotaan,
Badan
Spesifikasi di
Kawasan
Standardisasi
Nasional – BSN, Jakarta. --, Spesifikasi Lampu Penerangan Jalan
Direktorat
No.
12/5/BNKT/1991,
Jenderal
Bina
Marga,
Direktorat Pembinaan Jalan Kota, Jakarta. tokobagus.com,
2011,
Lampu
LVD
Lebih Hemat Energi dan Lebih Baik dari Lampu Manapun, © 2005-2011 Tokobagus.com.
--, Inspire Your Lighting Experience Philips Indoor & Outdoor Luminaires Catalog
7391
Perkotaan
Karnoto,
Perancangan
SNI
2008
Concise
Version,
Indonesia – Philips Lighting, Gedung
www.energyefficiencyasia.org, Peralatan Pencahayaan,
Energi United
2006,
Listrik
:
Nations
Environtment Programme ( UNEP ).
Philips, Jakarta. 30
Sri Pangatun, Karnoto, M. Tony Prasetyo