ANALISIS KINERJA USAHA WANA WISATA KAWAH PUTIH DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA
REZA RESTIYAN
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
RINGKASAN REZA RESTIYAN Analisis Kinerja Usaha Wana Wisata Kawah Putih dan Strategi Pengembangannya. Dibawah bimbingan HARDJANTO dan EVA RACHMAWATI.
Trend kunjungan wisatawan saat ini yang cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan menyebabkan usaha pariwisata alam tersebut berkembang dengan pesat. Sejalan dengan perkembangan usaha wisata alam tersebut maka persaingan usahanya pun semakin meningkat, sehingga kinerja usaha pengelolaan wisata alam ini haruslah lebih ditingkatkan kembali. Pengembangan suatu usaha wisata alam membutuhkan kajian yang mendalam dari faktor internal (kekuatan dan kelemahan) maupun faktor eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu rumusan strategi yang tepat agar keberlanjutan dari usaha wisata alam ini tetap dapat berjalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Wana Wisata Kawah Putih yang menggunakan metode analisis deskriptif, kemudian menganalisis tingkat kepuasan pengunjung menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA) serta merumuskan strategi yang tepat untuk pengembangan usaha menggunakan analisis SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat). Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan menggunakan kuisioner kepada pengunjung dan pengelola yang dipilih secara accidental dan purposive sampling, kemudian melalui observasi lapang serta studi literatur. Hasil penelitian kinerja Wana Wisata Kawah Putih menunjukkan bahwa kinerja dalam bidang manajemen produksi dan sumber daya manusia masih belum baik seperti contoh, banyak sarana-prasarana wisata yang tidak dapat terpakai, serta kualitas dan kuantitas SDM yang belum memadai. Pada manajemen keuangan dan pemasaran dapat dikatakan sudah baik seperti contoh, trend pendapatan Wana Wisata Kawah Putih yang semakin meningkat dikarenakan oleh beragamnya strategi pemasaran yang dilakukan. Hasil perhitungan kepuasan keseluruhan pengunjung didapatkan index kepuasan pengunjung yaitu sebesar 0.61 yang artinya pengunjung yang datang dan menikmati produk yang ditawarkan hanya pada level cukup puas. Hal ini dikarenakan kondisi sarana prasarana penunjang kurang baik, serta pengunjung menilai bahwa produk wisata yang ditawarkan monoton. Strategi yang dapat dilakukan oleh Wana Wisata Kawah Putih berdasarkan hasil analisis SWOT adalah strategi yang mendukung pertumbuhan yang agresif yaitu antara lain pertahankan potensi wisata dan image yang tinggi, meningkatkan pelayanan prima terhadap pengunjung yang datang, meningkatkan kerjasama yang lebih baik dan menguntungkan dengan pihak lain serta lebih memperluas target pasar.
SUMMARY REZA RESTIYAN Performance Business Analysis and Development Strategic of Wana Wisata Kawah Putih. Under Supervision of HARDJANTO and EVA RACHMAWATI. The current trend of tourist destinations which put more emphasis on natural objects and adventures has given rise on nature/adventure tourism. In line with this, is the increase in competition, hence the work performance of nature tourism management must be enhanced. The development of nature tourism needs a further deep study of the internal factors (strengths and weaknesses) as well as external factors (opportunities and threats) of the company. Therefore, there needs to be appropriate strategic formulation to ensure the sustainability of this type of business. This study attempts to determine the business performance of Wana Wisata Kawah Putih. This study uses descriptive analysis, and to analyze the saticfaction level of visitors, Importance Performance Analysis (IPA) and to formulate the appropriate strategy to develop the business using SWOT (StrengthWeakness-Opportunity-Threat) analysis. Data and information are collected through intervies with questionnaires to visitors and managers using accidental and purposive sampling, as well as through field observation and literature studies. Results of the study showed that the business performance of Wana Wisata Kawah Putih with regard to production management and human resources, are not sufficient, such as much unused facilities and infrastructures, and inadequate human resources both in quality and quantity. The study showed a well performed activities with regard to finance and marketing. This is showed by the increase annual income due to various marketing strategies. Results of visitor’s satisfaction showed a total of 0,61 meaning the level of satisfaction visitor are moderate. This is due to low level of facilities conditions and single oriented tourism products. The resulted strategy for Wana Wisata Kawah Putih based on SWOT analysis is to support an aggressive growth such as maintaining tourism potentials and high image quality, increasing prime services to visitors, broadening collaboration and cooperation with other stakeholders and to extend marketing targets.
ANALISIS KINERJA USAHA WANA WISATA KAWAH PUTIH DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Oleh REZA RESTIYAN E 14104036
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul : ANALISIS KINERJA USAHA WANA WISATA KAWAH PUTIH DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi.
Bogor, Januari 2009
Reza Restiyan E 14104036
Judul Skripsi
: Analisis Kinerja Usaha Wana Wisata Kawah Putih dan Strategi Pengembangannya
Nama
: Reza Restiyan
NIM
: E 14104036
Menyetujui: Komisi Pembimbing
Ketua,
Anggota,
Prof. Dr. Ir. Hardjanto, MS NIP. 130 937 426
Eva Rachmawati, S. Hut NIP. 132 312 032
Mengetahui: Dekan Fakultas Kehutanan IPB,
Dr. Ir. Hendrayanto, M. Agr NIP. 131 578 788
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP Penulis bernama lengkap Reza Restiyan, dilahirkan di Kota Bogor pada tanggal 24 Juli 1986 dari ayah bernama H. Subagja dan ibu Hj. Ellis Mukhlisoh. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Pendidikan formal yang telah diselesaikan penulis adalah Sekolah Dasar Negeri Gunung Batu 5 Bogor pada tahun 1998, kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 6 Bogor dan lulus pada tahun 2001. Sekolah Menengah Atas, penulis selesaikan di SMA Negeri 1 Bogor pada tahun 2004. Penulis masuk Institut Pertanian Bogor melalui Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) pada program studi Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Selama studi di SMA, penulis aktif dalam kegiatan organisasi antara lain menjabat Sie. Basket, OSIS SMAN 1 Bogor periode 2001-2002, Kabid 7 Olahraga dan Seni, SMAN 1 Bogor periode 2002-2003. Kegiatan berorganisasi ini berlanjut selama penulis melaksanakan studi di IPB antara lain Staf Lab. Poleksos, Forest Management Student Club (FMSC) periode 2005-2006, Staf Departemen Public Relation International Forestry Student Association (IFSA) periode 2005-2008.
Penulis juga aktif dalam Badan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas Kehutanan (BEM-E) periode 2007-2008 sebagai staf Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Penulis pernah menjadi Ketua Panitia Forester Cup tahun 2007. Pada semester 6, penulis memilih bergabung dalam bidang minat Laboratorium Politik, Ekonomi dan Sosial Kehutanan. Penulis melaksanakan Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan di Leuweung Sancang-Kamojang dan KPH Sumedang, Perum Perhutani. Penulis melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapang di KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani Unit III, Jabar dan Banten. Dalam rangka menyelesaikan studinya, penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Kinerja Usaha Wana Wisata Kawah Putih dan Strategi Pengembangannya.
UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Allah SWT, atas nikmat yang telah Engkau berikan kepada penulis. 2. Keluarga tercinta, Ayahanda H. Subagja dan Ibunda Hj. Ellis Mukhlisoh atas doa, kasih sayangnya dan pengorbanannya, kakak-kakak dan adik atas segala doa dan dukungan yang telah diberikan selama ini serta selalu memberikan dorongan dan semangat kepada penulis. 3. Prof. Dr. Ir. Hardjanto, MS dan Eva Rachmawati, S. Hut atas segala nasihat, saran, kritik serta bimbingan yang telah diberikan selama menjadi dosen pembimbing penulis. 4. Dr. Ir. Naresworo Nugroho, MS dan Dr. Ir. Arzyana Sungkar, M.Sc sebagai dosen penguji skripsi penulis dari perwakilan Dept. Hasil Hutan dan Dept. Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. 5. Bapak Tri Lastono, selaku Kepala PPW, Bapak Benni selaku Site Manajer Wana Wisata Kawah Putih, seluruh staf Wana Wisata Kawah Putih, KBM WBU Perum Perhutani Unit III, Jabar dan Banten. Terima kasih telah diijinkan dan membantu penulis dalam mengumpulkan data yang diperlukan. 6. Bapak Dadang dan keluarga, Bapak Ade dan keluarga, Deni dan Abay di Ciwidey yang menghibur dan membantu penulis selama melakukan penelitian. 7. The Special One atas kasih sayang, dukungan, serta atas tempat bertukar pikiran dan informasinya kepada penulis. 8. Sahabat dekat penulis Defri, Doni, Imad dan Islam, terima kasih atas doa dan dukungannya. 9. Teman-teman seperjuangan di MNH 41 (Eko, Alif, Ivan, Edo, Priyo, Hendro, Catur, Giandi, Yunus, Amri, Pujik, Wati, Venty, Nur, Lita, dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu), tetap semangat dan kejar cita-cita kalian. 10. Teman-teman di BDH, KSH dan THH, Fakultas Kehutanan angkatan 41 IPB. 11. Keluarga besar Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Kinerja Usaha Wana Wisata Kawah Putih dan Strategi Pengembangannya yang dilaksanakan pada Bulan Juli hingga Agustus 2008. Skripsi ini memberikan gambaran mengenai kinerja pengelola Wana Wisata Kawah Putih melalui penilaian pengunjung dan membuat strategi pengembangan bagi Wana Wisata Kawah Putih dengan menggunakan analisis SWOT. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang telah mendidik dan mengasuh penulis dengan penuh pengorbanan. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Hardjanto, MS, dan Eva Rachmawati, S. Hut, sebagai komisi pembimbing atas bimbingan dan arahan serta saran yang telah diberikan dalam pembuatan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga tak lupa penulis sampaikan kepada Kepala dan staf Wana Wisata Kawah Putih yang membantu penulis dalam penyediaan data. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak pengelola dalam mengelola usaha Wana Wisata Kawah Putih agar usaha tersebut tetap bertahan di masa yang akan datang. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena ini kritik serta saran sangat penulis harapkan untuk kebaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca serta semua pihak yang membutuhkan.
Bogor, Januari 2009
Penulis
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ....................................................................................
i
DAFTAR ISI .................................................................................................
ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vi I. PENDAHULUAN ......................................................................................
1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................
1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................................
3
1.3. Tujuan ................................................................................................
5
1.4. Manfaat ..............................................................................................
5
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................
7
2.1. Ekowisata, Pariwisata dan Rekreasi Alam ..........................................
7
2.2. Wana Wisata ......................................................................................
9
2.3. Pengusahaan Wisata Alam .................................................................. 11 2.4. Kinerja Perusahaan ............................................................................. 11 2.5. Tingkat Kepuasan Pelanggan .............................................................. 13 2.6. Konsep Strategi .................................................................................. 14 2.7. Analisis SWOT .................................................................................. 14 III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 18 3.1. Lokasi dan Waktu ............................................................................... 18 3.2. Alat dan Sasaran Penelitian ................................................................ 18 3.3. Metode Penarikan Contoh .................................................................. 18 3.4. Jenis Data dan Informasi .................................................................... 19 3.5. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 20 3.6. Metode Analisis Data ......................................................................... 20 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ........................................... 32 4.1. Sejarah Kawasan ................................................................................ 32 4.2. Letak dan Luas .................................................................................... 33 4.3. Topografi, Geologi, Tanah dan Iklim .................................................. 34
4.4. Flora dan Fauna .................................................................................. 34 4.5. Potensi Wisata .................................................................................... 35 4.6. Aksesibilitas ....................................................................................... 37 V. ANALISIS KINERJA USAHA .................................................................. 39 5.1. Faktor Lingkungan Internal Perusahaan .............................................. 39 5.2. Faktor Lingkungan Eksternal Perusahaan ........................................... 51 VI. TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG ................................................ 58 6.1. Karakteristik Pengunjung ................................................................... 58 6.2. Analisis Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan ..................... 63 6.3. Costumer Satisfaction Index ............................................................... 75 VII. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA .............................................. 77 7.1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan ......................... 77 7.2. Matriks Faktor Eksternal dan Internal Perusahaan .............................. 79 7.3. Analisis Matriks SWOT ..................................................................... 83 VIII. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 89 8.1. Kesimpulan ........................................................................................ 89 8.2. Saran .................................................................................................. 89 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 90 LAMPIRAN ................................................................................................... 92
DAFTAR TABEL No.
Teks
Halaman
1.
Skala Likert .............................................................................
21
2.
Kriteria Index Kepuasan ..........................................................
26
3.
EFAS ......................................................................................
28
4.
IFAS .......................................................................................
29
5.
Penentuan bobot strategis dalam analisis SWOT ......................
29
6.
Rating faktor strategis dalam analisis SWOT ...........................
30
7.
Sarana-prasarana penunjang Wana Wisata Kawah Putih. ..........
36
8.
Tenaga kerja yang berada di Wana Wisata Kawah Putih ...........
42
9.
Data mitra kerja yang ada di Wana Wisata Kawah Putih...........
43
10.
Jumlah pengunjung WWKP tahun 2000 - 2007 ........................
45
11.
Pendapatan yang diterima oleh WWKP pada tahun 2006 dan 2007 ........................................................................................
49
Pendapatan Wana Wisata Kawah Putih Pada Tahun 2000 2007 ........................................................................................
49
Rata-rata kepentingan dan kinerja atribut-atribut yang ada di Wana Wisata Kawah Putih berdasarkan penilaian pengunjung..
64
15.
Perhitungan Costumer Satisfaction Index..................................
75
16.
Matriks IFAS ...........................................................................
80
17.
Matriks EFAS .........................................................................
81
18.
Matrik SWOT .........................................................................
84
12. 14.
DAFTAR GAMBAR No.
Teks
Halaman
1.
Diagram analisis SWOT ..........................................................
16
2.
Diagram kartesius dalam metode IPA .......................................
24
3.
Diagram matriks SWOT ...........................................................
31
4.
Pemandangan alam Wana Wisata Kawah Putih ........................
34
5.
Plang lokasi Wana Wisata Kawah Putih ..................................
38
6.
Aksi pencoretan yang dilakukan oleh pengunjung ...................
44
7.
Analisis kuadran IPA terhadap atribut yang ditawarkan Wana Wisata Kawah Putih .................................................................
65
8.
Fasilitas Musholla di lokasi atas WWKP ..................................
66
9.
Sarana jalan menuju lokasi kawah dari pintu masuk utama ......
67
10.
Fasilitas shelter ........................................................................
71
11.
Kendaraan wisata (ontang-anting) ...........................................
72
12.
Kondisi areal parkir kendaraan .................................................
73
13.
Diagram kartesius analisis SWOT ...........................................
82
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Teks
Halaman
1.
Standar Operasional Prosedur ..................................................
93
2.
Struktur organisasi kepengurusan Wana Wisata Kawah Putih ..
97
3.
Kuisioner pengunjung ..............................................................
98
4.
Kuisioner pengelola ................................................................
104
5.
Hasil perhitungan bobot analisis SWOT .................................
110
6.
Hasil perhitungan rating analisis SWOT ..................................
111
7.
Hasil perhitungan tingkat kepentingan ....................................
113
8.
Hasil perhitungan tingkat kinerja .............................................
116
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masyarakat telah mengetahui bahwa kegiatan wisata diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kepadatan penduduk yang terus meningkat di kota-kota besar dengan rutinitas sehari-hari, membuat masyarakat selalu mencari suasana baru yang lebih segar dan alami untuk menghilangkan kejenuhannya. Pariwisata yang berbasis kepada lingkungan alam telah menjadi bentuk wisata yang sangat diminati oleh masyarakat. Pariwisata alam menurut Dephut (1994) adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata alam serta usaha-usaha yang terkait di bidangnya. Sedangkan wana wisata menurut Perum Perhutani (1994), adalah objek wisata alam yang lokasinya berada di hutan lindung atau hutan produksi, yang termasuk di dalam kawasan hutan yang dikelola Perum Perhutani. Winarno (2004) menyatakan kebutuhan rekreasi masyarakat kota meningkat karena adanya kecenderungan efisiensi kerja, rutinitas kerja, kejenuhan pikiran sehingga pada saat waktu luang terutama pada hari libur, mereka akan melakukan rekreasi. Pemilihan tempat rekreasi akan cenderung ke alam yang jauh dari polusi udara dan kebisingan. Trend kunjungan wisatawan saat ini yang cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan menyebabkan usaha pariwisata alam tersebut berkembang dengan pesat. Pada masa mendatang nilai dari usaha pariwisata alam ini diharapkan dapat menyamakan atau bahkan melebihi nilai dari hasil hutan berupa kayu sehingga persaingan usaha dibidang pariwisata alam ini semakin meningkat, oleh karena itu kinerja usaha pengelolaan pariwisata alam ini haruslah lebih ditingkatkan kembali. Kinerja menurut Amstrong dan Baron (1998) dalam Wibowo (2007), merupakan hasil kerja yang berhubungan kuat dengan tujuan strategi organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Wibowo (2007) menyatakan bahwa kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Pencapaian tujuan organisasi menunjukkan hasil kerja atau prestasi kerja organisasi dan menunjukkan sebagai kinerja atau performa organisasi. Dua definisi tersebut menunjukkan bahwa pencapaian tujuan suatu
2
organisasi tergantung daripada kinerja suatu organisasi tersebut dalam mewujudkannya. Apabila kinerja suatu organisasi tersebut tidak optimal maka tujuan pun akan tidak tercapai secara maksimal, begitupun sebaliknya. Perum Perhutani yang mulai melirik dan serius mengelola usaha pariwisata alam ini senantiasa meningkatkan kinerja perusahaan demi tercapainya tujuan perusahaan yang diinginkan. Hal ini termuat dalam salah satu misi Perum Perhutani yaitu mengoptimalkan manfaat hasil hutan kayu, non kayu, dan jasa lingkungan serta potensi lainnya, dalam rangka meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan serta kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. Hal ini dibuktikan dengan dibentuknya KBM WBU atau Kesatuan Bisnis Mandiri Wisata, Benih dan Usaha Lain pada tahun 2006 yang salah satu tugasnya mengelola tempat wisata di wilayah hutan Perum Perhutani atau yang disebut wana wisata. Wana Wisata Kawah Putih merupakan salah satu tempat wisata yang semula dikelola oleh KPH Bandung Selatan dan kini telah dikelola oleh KBM WBU, Perum Perhutani Unit III, Jawa Barat dan Banten. Wana Wisata Kawah Putih yang mulai dikembangkan pada tahun 1992 ini memiliki potensi wisata yang tinggi baik dari segi pemandangan alam, flora maupun fauna. Wana wisata yang memiliki potensi yang tinggi tersebut tentu saja memerlukan suatu pengembangan secara terus menerus. Hal ini dimaksudkan agar wana wisata tersebut memiliki daya saing yang tinggi terhadap objek-objek wisata lain dan juga ditujukan agar usaha pariwisata alam ini terus berlanjut. Sabda (2003) menyatakan bahwa peran dari objek wisata selain mempunyai keuntungan dalam penggunaan sumberdaya alam secara berkelanjutan, juga berpotensi untuk meningkatkan kegiatan ekonomi lokal. Oleh karena itu, apabila keadaan ini terus berlanjut tanpa ada pengelolaan yang baik terhadap sumber daya yang ada, maka dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap keberlanjutan objek wisata tersebut. Sejalan dengan perkembangan usaha pariwisata alam tersebut, maka perlu dilakukan suatu penelitian dan evaluasi mengenai usaha wisata alam Wana Wisata Kawah Putih untuk mengetahui seberapa baik kinerja Perum Perhutani dalam mengelola Wana Wisata Kawah Putih guna meningkatkan penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang bagi perusahaan.
3
1.2. Perumusan Masalah Wana Wisata Kawah Putih perlu menerapkan manajemen pengelolaan yang tepat untuk menghindari munculnya permasalahan-permasalahan baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Usaha pariwisata alam seperti yang sudah disebutkan telah mengalami kemajuan yang cukup pesat, sehingga persaingan usahanya sangat tinggi pula. Perum Perhutani, yang dalam hal ini merupakan pengelola Wana Wisata Kawah Putih, harus dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama agar usaha wisata alam tersebut tetap dapat bertahan dan terus berkembang. Diketahui tempattempat wisata yang berada di daerah Ciwidey antara lain : objek wisata Situ Patenggang, pemandian air hangat Ciwalini, Kebun Strawberry Alam Endah, Hotel dan Restoran Sindang Reret yang merupakan suatu ancaman yang serius dalam persaingan usaha wisata alam. Permasalahan lain yang sedang dialami oleh pariwisata Indonesia adalah tidak stabilnya tingkat ekonomi masyarakat Indonesia yang menurunkan daya beli masyarakat. Ketidakstabilan situasi keamanan di negara ini pun dapat mempengaruhi wisatawan asing yang ingin berkunjung ke Indonesia. Selain itu, faktor cuaca yang tidak menentu seperti bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini dapat membuat resah masyarakat yang ingin menikmati kegiatan berwisata. Permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan, haruslah diperhatikan dan disikapi dengan serius oleh pihak pengelola Wana Wisata Kawah Putih agar keberlanjutan dari usaha wisata alam ini mengalami perkembangan di masa mendatang. Oleh karena itu diperlukan suatu manajemen pengelolaan yang tepat agar permasalahan-permasalahan tersebut dapat segera diatasi. Manajemen yang handal dalam mengelola pariwisata alam ini sangat diperlukan untuk menentukan keberlangsungan usaha tersebut. Perumusan strategi yang tepat sasaran pun sangat diperlukan agar peluang yang ada dapat dimaksimalkan oleh kekuatan yang dimiliki perusahaan, dan juga agar kelemahan perusahaan dapat dibenahi serta ancaman dapat dihindari. Pengembangan wana wisata dimaksudkan sebagai salah satu upaya memanfaatkan keberadaan hutan secara optimal, dengan tetap mempertahankan fungsi pokoknya. Pengembangan suatu usaha wisata alam membutuhkan kajian
4
yang mendalam dari faktor internal (kekuatan dan kelemahan) maupun faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang dimiliki oleh perusahaan. Kegiatan pengembangan usaha wana wisata tentu tidak terlepas dari keadaan lingkungan preusan, baik lingkungan eksternal maupun internal perusahaan. Cahyono (1999) mengatakan bahwa lingkungan eksternal adalah suatu lingkungan diluar organisasi yang memiliki kekuatan diluar kendali organisasi, sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini akan mempengaruhi kinerja organisasi. Sedangkan lingkungan internal mencakup produksi, riset dan pengembangan (R & D), pemasaran, distribusi, perencanaan, keuangan, administrasi, sumber daya manusia (SDM). Salah satu lingkungan eksternal perusahaan adalah peran pemerintah. Peran pemerintah sebagai fasilitator maupun regulator telah mendukung kemajuan bidang pariwisata. Wulandari (2007) menyatakan bahwa pariwisata Indonesia dikenal sebagai komponen pertumbuhan ekonomi yang penting di ASEAN. Pariwisata secara progresif memperoleh prioritas yang semakin meningkat dari pemerintah. Potensi pariwisata maupun ekowisata masih dapat dioptimalkan, mengingat peran sektor ini di bawah dari negara-negara tetangga terdekat di ASEAN. Hal ini sejalan dengan pernyataan Depbudpar (2006) bahwa potensi dan peranan pariwisata sebagai salah satu sektor penghasil devisa utama senantiasa terus ditingkatkan dalam bidang pembangunan wisata. Salah satu dukungan pemerintah tercermin dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kehutanan No. 50 Tahun 2006 tentang Pedoman Kegiatan Kerjasama Usaha Perum Perhutani Dalam Kawasan Hutan. Sehingga Perum Perhutani dapat melakukan kerjasama yang lebih luas dengan pihak lain. Lingkungan eksternal perusahaan lainnya adalah pengunjung/pelanggan. Kesuksesan sebuah usaha dewasa ini tak bisa dilepaskan dari peran para pelanggan. Penelitian mengenai kinerja manajemen pengelolaan pariwisata alam melalui analisis kepuasan pengunjung sangat penting dilakukan agar dapat diketahui sejauh mana kinerja perusahaan dalam mengelola pariwisata alam tersebut yang dinilai oleh pengunjung karena bagaimana pun juga pengunjung merupakan salah satu faktor yang cukup penting dari eksternal perusahaan. Rangkuti (2006), mengatakan bahwa mengukur kepuasan pelanggan sangat
5
bermanfaat bagi perusahaan dalam rangka mengevaluasi posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan pesaing dan pengguna akhir, serta menemukan bagian mana yang membutuhkan peningkatan. Penelitian ini pun dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan serta bagaimana strategi peningkatan usaha tersebut bagi pihak pengelola dengan melihat faktor-faktor internal perusahaan yaitu kinerja keuangan, produksi, sumber daya manusia dan pemasaran serta faktor-faktor eksternal perusahaan yaitu dari segi ekonomi, sosial, budaya, politik, pengunjung/pelanggan, pesaing dan lain sebagainya. Analisis strategi pengembangan usaha ini menggunakan metode SWOT sehingga penelitian ini dapat dijadikan oleh pihak pengelola sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan yang efektif dan efisien bila ada perubahan usaha pariwisata pada masa yang akan datang. Berdasarkan penjelasan diatas, maka permasalahan yang akan dikemukakan oleh penulis antara lain adalah melakukan kajian mengenai 1. Kinerja Wana Wisata Kawah Putih. 2. Tingkat kepuasan pengunjung terhadap kinerja Wana Wisata Kawah Putih. 3. Strategi yang tepat untuk meningkatkan kinerja Wana Wisata Kawah Putih. 1.3. Tujuan Tujuan dilakukan penelitian ini berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, antara lain : 1. Mengetahui kinerja Wana Wisata Kawah Putih. 2. Menganalisis tingkat kepuasan pengunjung terhadap kinerja Wana Wisata Kawah Putih. 3. Merumuskan strategi yang tepat untuk meningkatkan kinerja Wana Wisata Kawah Putih. 1.4. Manfaat Adapun manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini antara lain : 1. Melatih kemampuan penulis dalam menganalisis suatu permasalahan yang ada di Wana Wisata Kawah Putih.
6
2. Bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan yang tepat untuk lebih memajukan Wana Wisata Kawah Putih. 3. Memberikan informasi kepada pembaca tentang kinerja yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengelola Wana Wisata Kawah Putih.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pariwisata, Ekowisata Dan Rekreasi a. Pariwisata Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi (1990) menyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan dengan sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata: Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Dephut (1994) mendefinisikan pariwisata alam sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata alam serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut; Wisata alam adalah kegiatan-kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan alam taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata; sedangkan pengusahaan wisata alam didefinisikan sebagai sesuatu kegiatan untuk menyelenggarakan usaha sarana pariwisata di zona pemanfaatan taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam berdasarkan pengelolaannya. Hakekat pariwisata dapat dirumuskan sebagai berikut : Seluruh kegiatan wisatawan di dalam perjalanan dan persinggahan sementara dengan motivasi beraneka ragam menimbulkan permintaan akan barang dan jasa, dan seluruh kegiatan yang dilakukan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat di daerah atau negara tujuan wisatawan, yang di dalam proses secara keseluruhan menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan ekonomi, sosial, budaya dan politik dan hankamnas untuk dimanfaatkan bagi pembangunan negara dan bangsa (Dinas Pariwisata Daerah Propinsi DT I. Jatim). Gunn (1994) dalam Nurjaman (2006), menyatakan bahwa komponen pasok rekreasi yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan pariwisata antara lain : 1. Attraction (kegiatan yang disuguhkan) 2. service (pelayanan) 3. transportation (transportasi)
8
4. information (informasi) 5. promotion (promosi) Soemarwoto (1985) mengatakan pariwisata menyajikan manfaat yang besar, tetapi juga mengandung resiko yang tidak kecil. Semua manfaat ada biayanya. Tak ada yang gratis. Manfaat dan resiko itu harus dikelola dengan baik, agar dapat kita usahakan untuk mendapatkan manfaat bersih yang sebesar-besarnya. Manfaat pariwisata dalam pembangunan menurut Dinas Pariwisata Daerah Propinsi DT I Jatim (1992) adalah sebagai berikut 1. Memperluas kesempatan berusaha bagi masyarakat 2. Menciptakan lapangan kerja baru 3. Meningkatkan penghasilan masyarakat dan pemerintah 4. Memelihara kelestarian budaya bangsa 5. Memelihara lingkungan hidup 6. Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa 7. Meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat. b. Ekowisata Ekowisata adalah kegiatan perjalanan wisata yang bertanggung jawab, di daerah yang masih alami atau di daerah-daerah yang dikelola dengan kaidah alam. Tujuannya selain untuk menikmati keindahan alam juga melibatkan unsur-unsur pendidikan, pemahaman dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi alam dan peningkatan pendapatan masyarakat setempat (Walhi 1995 dalam Muntasib 2005). Ekowisata adalah pariwisata alam yang memenuhi kriteria standar melestarikan lingkungan, secara ekonomis menguntungkan dan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat (Direktorat Jenderal PKA beserta JICA dan RAKTA 2000 dalam Muntasib 2005). Ekowisata adalah suatu model pengembangan wisata yang bertanggung jawab di daerah yang masih alami atau di daerah yang dikelola secara kaidah alam dimana tujuannya untuk menikmati keindahan alam juga melibatkan unsur-unsur pendidikan, pemahaman dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi alam dan peningkatan pendapatan masyarakat setempat. Dalam ekowisata selalu terkait dengan berbagai dukungan upaya konservasi sumberdaya alam, pemberdayaan
9
masyarakat dan pembangunan ekonomi berkelanjutan (Departemen Dalam Negeri 2000 dalam Muntasib 2005). Ekowisata atau ecotourism yaitu wisata yang dilakukan pada kawasan yang relatif masih alami, dilakukan dengan bertanggung jawab, untuk menikmati dan menghargai alam (termasuk budayanya), mendukung konservasi, memiliki dampak rendah dan keterlibatan aktif sosio-ekonomi masyarakat setempat (Muntasib 2005). c. Rekreasi Douglas (1970) menyatakan bahwa setiap kegiatan individu manusia yang dapat menyegarkan sikap mentalnya disebut rekreasi. Seseorang melakukan rekreasi tergantung pada umur, pendidikan, dan jenis pekerjaan masing-masing. Faktor-faktor tadi mempengaruhi bentuk rekreasi yang dikerjakan. Darusman (1987) menyebutkan bahwa rekreasi merupakan salah satu manfaat intangible dari sumberdaya hutan, secara ekonomi tidak berbeda dengan komoditi kayu atau hasil intangible lainnya, dimana permasalahan baru muncul karena adanya kelangkaan. Kesulitan yang menantang dalam ekonomi wisata alam adalah dalam hal penilaian dari biaya dan manfaatnya. Seperti halnya dengan hasil hutan lainnya, pemanfaatan rekreasi alam memerlukan input tenaga kerja, modal dan kegiatan pengusahaan. Pengalaman empiris tentang peranan ekonomi wisata alam di Indonesia masih sangat kurang, terutama yang tercatat dan bersifat kuantitatif. Pengalaman negara-negara yang telah maju menunjukkan bahwa wisata alam dapat menjadi tulang punggung perekonomiannya, dalam arti perangsangan dampak gandanya. Rekreasi alam dapat berperan dalam mempercepat laju ekonomi suatu negara, mempengaruhi perekonomian setempat dan secara nyata dapat turut meningkatkan kesejahteraan. 2.2. Wana Wisata Wana wisata adalah objek wisata alam yang lokasinya berada di hutan lindung atau hutan produksi, yang termasuk di dalam kawasan hutan yang dikelola Perum Perhutani (Perum Perhutani 1994). Wana wisata berdasarkan surat Direksi Perum Perhutani No. 043.7/DIR tanggal 5 November 1980, tentang pedoman pengembangan wana wisata didefinisikan sebagai objek-objek wisata
10
alam yang dibangun dan dikembangkan oleh Perum Perhutani di dalam kawasan hutan produksi dan lindung secara terbatas dengan tidak mengubah fungsi pokok. Wana wisata merupakan suatu kawasan hutan yang karena keindahan ataupun keunikan alamnya dapat dijadikan tempat untuk kegiatan wisata yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian, wisata alam dan olah raga tanpa mengubah fungsi kawasan tersebut (Perum Perhutani 1994). Wana wisata dibedakan sebagai wana wisata harian, wana wisata bermalam yang dilengkapi sarana penginapan berupa pondok wisata atau pesanggrahan dan bumi perkemahan (Nadiar 1994). Perum Perhutani (1994), menyatakan bahwa wana wisata yang dikembangkan oleh Perum Perhutani pada dasarnya dapat dibagi dalam 2 macam yaitu : 1. Wana wisata bermalam yaitu dalam hal ini berupa bumi perkemahan 2. Wana wisata tak bermalam (day recreation) yaitu lapangan terbuka dengan sekedar fasilitas antara lain bangku piknik. Perum
Perhutani
(1994),
mengatakan bahwa untuk
memperlancar
terselenggaranya wisata alam dengan baik dan efektif maka harus ada penunjang yang berupa hal-hal sebagai berikut : 1. Adanya perencanaan dan perancangan yang seksama 2. Tersedianya prasarana dan fasilitas yang memadai 3. Sistem pengelolaan yang baik dan efektif 4. Terciptanya suasana sekitar yang dapat membangkitkan kesadaran lingkungan pada pengunjung, sehingga kelestarian tempat/hutan tersebut terjaga. 5. Adanya relevansi dengan tata lingkungan sekitar dan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat. Pola pengembangan wana wisata yang dianut oleh Perum Perhutani adalah : 1. Pembangunan objek rekreasi hendaknya sesederhana mungkin dan diusahakan selalu dapat mempertahankan bentuk dan keadaan alaminya. 2. Jenis rekreasi yang dibangun dapat memenuhi berbagai motivasi dan dapat dijangkau oleh masyarakat golongan ekonomi lemah 3. Objek rekreasi itu mengandung segi-segi rekreasi, edukasi (pembinaan cinta alam) dan olahraga.
11
2.3. Pengusahaan Wisata Alam Pengusahaan objek wisata alam adalah pengaturan dan penyelenggaraan kegiatan usaha di dalam kawasan wisata alam untuk kepentingan rekreasi, pariwisata, pendidikan dan kebudayaan tanpa mengurangi atas kelestarian sumber daya alam. Titik tolak pengusahaan hutan wisata dalam hubungannya dengan konservasi, sosial budaya, dan ekonomi diarahkan pada penciptaan sarana ekonomi yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar kawasan hutan wisata. Pemanfaatan sumber daya alam yang berupa objek wisata tidak boleh meninggalkan prinsip-prinsip konservasi, prinsip tata lingkungan dan harus ada perencanaan pengembangan hutan wisata yang memenuhi kepentingan ekologis sekaligus memenuhi syarat perekonomian yang rasional (Dirjen PHPA 1988, dalam Nurjaman 2006). Pengelolaan wana wisata sebagai objek dan daya tarik wisata alam memberikan dampak positif dalam menciptakan kesempatan kerja dan kesempatan
berusaha
termasuk
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat,
meningkatkan pendapatan negara sebagai sumber devisa dan membangkitkan cinta tanah air dan budaya bangsa serta pemerataan pembangunan. Pengusaha wana wisata memerlukan kesiapan dan dukungan selain juga tata cara mengukur sumber daya manusia yang harus dikelola secara berkesinambungan dengan dukungan dan peran pihak-pihak terkait dalam pengelolaannya (Hidayat 2000, dalam Nurjaman 2006). 2.4. Kinerja Perusahaan Kinerja menurut Amstrong dan Baron (1998) dalam Wibowo (2007), merupakan hasil kerja yang berhubungan kuat dengan tujuan strategi organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Wibowo (2007) mengatakan bahwa kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Pencapaian tujuan organisasi menunjukkan hasil kerja atau prestasi kerja organisasi dan menunjukkan sebagai kinerja atau performa organisasi. Kinerja suatu organisasi, tim atau individu dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Tujuan dan sasaran kinerja tidak lain adalah untuk
12
menjamin agar proses kinerja dapat berlangsung seperti diharapkan dan tercapainya prestasi kerja tinggi. Standar kinerja merupakan tolok ukur terhadap mana kinerja diukur agar efektif. Standar kinerja harus dihubungkan dengan hasil yang diinginkan dari setiap pekerjaan. Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk suatu organisasi mempunyai kinerja yang baik, yaitu menyangkut pernyataan tentang maksud dan nilai-nilai, manajemen strategis, manajemen sumber daya manusia, pengembangan organisasi, konteks organisasi, desain kerja, fungsionalisasi, budaya dan kerja sama (Wibowo 2007). Produktivitas adalah hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan masukan yang diperlukan. Hasil kinerja suatu organisasi secara kuantitatif dapat dinyatakan sebagai produktivitas. Namun ukuran produktivitas saja semakin lama dirasakan tidak cukup tanpa diikuti peningkatan kualitas sehingga melahirkan konsep Total Quality Management. Total Quality Management bermaksud melakukan perbaikan di semua bidang pekerjaan dengan orientasi pada kepuasan pelanggan (Wibowo 2007). Total Quality Management adalah suatu strategi organisasi untuk memberikan komitmennya pada peningkatan kepuasan pelanggan dengan secara berkelanjutan memperbaiki proses organisasional. Total Quality Management menjadi kepentingan berbagai bidang dalam organisasi, antara lain : accounting, finance, human resources, management information systems, marketing dan operation (Wibowo 2007). Untuk memahami kualitas, dapat dilihat dari perspektif konsumen maupun produsen. Pelanggan melihat kualitas dari dimensi (Krajewski dan Ritzman 1999, dalam Wibowo 2007) : kesesuaian dengan spesifikasi, nilai, cocok untuk digunakan, dukungan dan kesan psikologis. Dari perspektif produsen, yang penting adalah quality of conformance atau kualitas kecocokan, dalam arti kesesuaian terhadap spesifikasi dan biaya. Ukuran kinerja berkaitan dengan tipe ukuran yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : produktivitas, kualitas, ketepatan waktu, cycle time, pemanfaatan sumber daya dan biaya. Klasifikasi ukuran lain yang dapat digunakan untuk pengukuran kinerja yang bersifat pelayanan, antara lain : productivity indicators,
13
utilization rates, time targets, volume of services, demand/service provision (Wibowo, 2007). 2.5. Tingkat Kepuasan Pelanggan Kotler (1997) dalam Rangkuti (2006), mengatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkan. Rangkuti (2006), menyatakan mengukur kepuasan pelanggan sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam rangka mengevaluasi posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan pesaing dan pengguna akhir, serta menemukan bagian mana yang membutuhkan peningkatan. Pada dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara tingkat kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Tingkat kepentingan pelanggan didefinisikan sebagai keyakinan pelanggan –sebelum mencoba atau membeli suatu produk jasa– yang akan dijadikannya standar acuan dalam menilai kinerja produk jasa tersebut. Kepuasan pelanggan didefinisikan sebagai respons pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian (Rangkuti 2006). Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh persepsi kualitas jasa, harga, kualitas produk dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang bersifat situasi sesaat. Metode penelitian yang dilakukan untuk mengukur tingkat kepuasan pengunjung adalah dengan menggunakan metode survei. Pengukurannya dilakukan dengan cara berikut : 1. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung melalui pertanyaan kepada pelanggan dengan ungkapan sangat tidak puas, kurang puas, cukup puas, puas dan sangat puas. 2. Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka mengharapkan suatu atribut tertentu dan seberapa besar yang mereka rasakan. 3. Responden diminta menuliskan masalah-masalah yang mereka hadapi yang berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan dimintaa untuk menuliskan perbaikan-perbaikan yang mereka sarankan.
14
4. Responden diminta meranking elemen atau atribut penawaran berdasarkan derajat kepentingan setiap elemen dan seberapa baik kinerja perusahaan pada masing-masing elemen (Rangkuti 2006). 2.6. Konsep Strategi Chandler (1962) dalam Rangkuti (1997) mengatakan bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Porter (1985) dalam Rangkuti (1997), strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing. Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe, yaitu : 1. Strategi manajemen Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya : strategi pengembangan produk, penerapan harga, strategi akuisisi, pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan sebagainya. 2. Strategi investasi Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi, dan sebagainya. 3. Strategi bisnis Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen. Misalnya, strategi pemasaran, distribusi, organisasi, produksi atau operasional, dan strategi yang berhubungan dengan keuangan (Rangkuti 1997). 2.7. Analisis SWOT Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal (peluang dan ancaman) dengan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) (Rangkuti 1997).
15
Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) adalah suatu analisa lingkungan internal dan eksternal. Analisa internal lebih menitikberatkan pada kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi, sedangkan analisa eksternal adalah untuk menggali dan mengidentifikasi semua peluang yang ada dan yang akan datang serta ancaman dari pesaing dan calon pesaing (Cahyono 1999). 1. Lingkungan eksternal (lingkungan luar perusahaan) lingkungan eksternal adalah suatu lingkungan diluar organisasi yang memiliki kekuatan diluar kendali organisasi, sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini akan mempengaruhi kinerja organisasi. Lingkungan ini terdiri dari : a. lingkungan umum (general environment) fluktuasi perekonomian yang disebabkan oleh iklim bisnis, inflasi/deflasi, kebijakan moneter, kebijakan fiskal, neraca pembayaran. b. lingkungan industri (industry environment) i. pelanggan (costumer), identifikasi pembeli, demografi, geografi, biaya bahan baku (raw material), biaya tenaga kerja. ii. pesaing (competitive) iii. pemasok (supplier) c. lingkungan internasional 2. Lingkungan internal (lingkungan dalam perusahaan) analisa lingkungan internal/dalam organisasi bertujuan untuk menilai atau mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari masing-masing devisi, seperti, produksi, riset dan pengembangan (R & D), pemasaran, distribusi, perencanaan, keuangan, administrasi, sumber daya manusia (SDM) (Cahyono 1999). Beberapa bentuk analisa lingkungan yang dapat digunakan oleh manager perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Analisa produk, yaitu membandingkan semua atribut produk terhadap produk pesaing 2. Analisa pasar, yaitu mendefinisikan karakteristik dari pasar dimana terdapat produk bersaing
16
3. Analisa lingkungan, yaitu mengamati perubahan-perubahan pada semua variabel lingkungan seperti, sosial, politik, ekonomi dan peraturan pemerintah 4. Analisa pelanggan, yaitu : menganalisa motivasi pembelian produk, segmen pasar dan identifikasi konsumen (tingkat sosial, jenis kelamin, kebudayaan) 5. Analisa keuangan yaitu analisa ratio dengan mengunakan metode-metode perhitungan dan interpretasi ratio-ratio keuangan dengan maksud menilai kinerja dan keadaan perusahaan (Cahyono 1999). Rangkuti (1997) mengatakan analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal (peluang dan ancaman) dengan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) (Rangkuti 1997).
Berbagai peluang 3. mendukung
1. mendukung
strategi turn around
strategi agresif Kekuatan internal
Kelemahan internal 4. mendukung strategi
2. mendukung strategi
defensive
diversifikasi Berbagai ancaman
Gambar 1 Diagram analisis SWOT (Rangkuti (1997).
17
Kuadran 1
: ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut
memiliki
peluang
dan
kekuatan
sehingga
dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Kuadran 2
: meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi
Kuadran 3
: perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kelemahan/kendala internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalahmasalah internal perusahaan sehingga merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4
: ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal (Rangkuti 1997).
18
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Wana Wisata Kawah Putih (WWKP) di RPH Patuha, BKPH Ciwidey, KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani Unit III, Jawa Barat dan Banten. Pemilihan tempat didasarkan atas pertimbangan bahwa usaha pariwisata alam tersebut merupakan usaha yang memiliki potensi untuk terus dapat berkembang pada masa mendatang dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang besar bagi perusahaan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2008. 3.2. Alat dan Sasaran Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Kuisioner 2. Alat tulis 3. Kamera 4. Alat hitung 5. Komputer dan program pengolahan data. Sasaran dari penelitian ini adalah pihak pengelola dan pengunjung objek wisata yang datang pada saat dilakukannya penelitian. 3.3. Metode Penarikan Contoh Pemilihan responden sebagai obyek penelitian untuk mengetahui kinerja pengelola yang dinilai oleh pengunjung dilakukan secara accidental sampling (Kumar 1999) dengan pendekatan non-probability sampling, yaitu pengunjung yang dijadikan sampel sedang berada di lokasi penelitian dan pengunjung yang dijadikan responden adalah pengunjung yang berusia 17 tahun ke atas. Hal ini dikarenakan orang tersebut telah mengerti pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner dan telah memiliki aksesibilitas pribadi dalam menentukan tempat wisata. Ukuran sampel yang diambil sebanyak 80 orang. Penarikan contoh untuk analisis SWOT dilakukan pula dengan memilih sebanyak enam orang informan kunci yang merupakan pengelola dari Wana
19
Wisata Kawah Putih tersebut dari berbagai tingkat jabatan tertentu antara lain : 2 orang staf bagian Pengembangan dan Promosi Wisata KBM WBU, PR Distrik Manajer II, Site Manager Wana Wisata Kawah Putih, dan 2 orang ticketing Wana Wisata Kawah Putih. Pertimbangan dari keenam orang tersebut adalah bahwa keenam orang tersebut merupakan orang-orang yang mengetahui dan mengerti tentang kondisi dan keadaan usaha pariwisata alam di Wana Wisata Kawah Putih. Semua responden yang dipilih ialah sehat jasmani dan rohani, dapat berkomunikasi dengan baik dan bersedia diwawancarai serta dapat mengerti pertanyaan-pertanyaan yang diajukan melalui kuisioner. 3.4. Jenis Data dan Informasi Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari sumber-sumber data, dimana dalam hal ini adalah pihak pengelola dan pengunjung wisata melalui kuisioner dan wawancara. Data primer yang diperlukan antara lain : 1. Karakteristik pengunjung 2. Penilaian pengunjung terhadap kinerja pengelola 3. Potensi wisata seperti a. Objek wisata b. Sarana-prasarana penunjang yang ada seperti : tempat parkir, musholla, toilet, sarana air bersih, shelter, mobil angkutan dan lain-lain c. Paket wisata. 4. Data pengelolaan wisata. a. Standar kerja yang ditetapkan pihak pengelola b. Produser kerja dan koordinasi pengelola dan petugas di lapangan c. Strategi pemasaran yang dilakukan d. Bentuk promosi yang dilakukan. Data sekunder adalah data yang menyangkut keadaan lingkungan, baik fisik, sosial ekonomi masyarakat, dan data lain yang berhubungan dengan objek penelitian. Data sekunder yang diperlukan antara lain : 1. Data personalia 2. Data jumlah pengunjung dan harga tiket masuk
20
3. Data-data lain yang relevan dengan penelitian ini seperti a. Profil perusahaan b. Kondisi umum wilayah wana wisata kawah putih c. Faktor-faktor eksternal perusahaan seperti politik, pemerintah, sosial, budaya, lingkungan, ekonomi, keamanan, dan lain-lain. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari pihak pengelola objek wisata, perpustakaan Fakultas Kehutanan, Perpustakaan pusat IPB, internet serta buku-buku lain yang menjadi bahan literatur. 3.5. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara : 1. Observasi lapangan, data dikumpulkan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Pengamatan yang dilakukan mencakup pengamatan terhadap kondisi fisik wana wisata, sarana parasarana penunjang, aktifitas pengunjung, koordinasi dan kerja sama yang dilakukan oleh pihak pengelola, dan lain-lain. 2. Wawancara, data dikumpulkan dengan melakukan wawancara secara langsung terhadap pihak pengelola dan pengunjung. Wawancara dilakukan secara terstruktur dengan menggunakan kuesioner dan wawancara bebas. 3. Pengumpulan data sekunder seperti, data jumlah personalia, jumlah pengunjung dan informasi lain yang dibutuhkan yang berhubungan dengan penelitian. 3.6. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Analisis deskriptif kinerja yang dilakukan oleh pihak pengelola meliputi : a. Manajemen produksi b. Manajemen sumber daya manusia c. Manajemen pemasaran d. Manajemen keuangan.
21
2. Importance-Performance Analysis (IPA) dan Costumer Satisfaction Index (CSI) untuk mengukur tingkat kepuasan pengunjung terhadap kinerja Wana Wisata Kawah Putih. 3. Analisis SWOT digunakan untuk menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan dengan menganalisis faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan, Skala yang digunakan untuk memberikan peringkat pada kuisioner adalah skala Likert. Menurut Umar (2005) skala ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senangtidak senang, atau baik-tidak baik. Responden diminta untuk mengisi pertanyaan dalam bentuk skala ordinal berbentuk verbal dalam jumlah kategori tertentu (dapat menggunakan skala 5 atau 7) atau memasukkan kategori ”tidak tahu”. Dalam Singarimbun dan Effendi (1995) salah satu cara yang sering digunakan dalam menentukan skor adalah dengan menggunakan ”skala Likert”. Skala Likert merupakan suatu cara yang lebih sistematis untuk memberi skor pada indeks. Penelitian ini menggunakan skala Likert dengan lima kategori pilihan jawaban. Tabel 1 Skala Likert Skala Sangat tidak
Biasa saja
Penting
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Sangat sempit
Sempit
Sedang
Luas
Sangat luas
Sangat tidak
Tidak
memadai
memadai
Sedang
Memadai
Tidak
Biasa saja
Indah
Sangat indah
Sangat mahal
Mahal
Sedang
Murah
Sangat murah
Sangat sedikit
Sedikit
Sedang
Banyak
Sangat sulit
Sulit
Sedang
Mudah
Sangat tidak
Tidak
bervariasi
bervariasi
Sedang
Bervariasi
penting
Kategori
Sangat
tidak penting
Sangat tidak indah
Sumber : Umar (2005)
penting
Sangat memadai
Sangat banyak Sangat mudah Sangat bervariasi
22
1. Analisis Kinerja Pengelolaan Dalam analisis kinerja pengelolaan ini, penilaian terhadap kegiatan pengelolaan diamati dan dibandingkan dengan penilaian oleh pihak pengunjung. Data yang telah dihimpun kemudian dianalisis secara deskriptif dan sistematis. Adapun penilaian yang dilakukan terhadap kegiatan pengelolaan meliputi aspek : a. Manajemen Produksi. 1. Mendeskripsikan objek wisata dan program wisata yang dilakukan oleh pihak pengelola. 2. Mendeskripsikan kondisi fisik wisata, sarana-prasarana penunjang dan infrastruktur yang ada. 3. Mendeskripsikan kenyamanan, kebersihan serta pelayanan yang diberikan. b. Manajemen Sumber Daya Manusia. 1. Mendeskripsikan koordinasi dan kerja sama yang dilakukan oleh pihak pengelola dan tingkat kesesuaiannya dengan standar yang telah ditentukan. 2. Mendeskripsikan kapasitas SDM pengelola baik dari segi kuantitas maupun kualitas. c. Manajemen Pemasaran 1. Menjelaskan bentuk-bentuk promosi dan teknik pemasaran yang telah dilakukan oleh pihak pengelola. 2. Mengukur keefektifan dari teknik pemasaran yang dilakukan dengan dengan tolok ukur kinerja yaitu peningkatan pangsa pasar . d. Manajemen Keuangan 1. Mendeskripsikan kegiatan pengelolaan keuangan yang dilakukan. 2. Mendeskripsikan pendapatan yang diterima dan pengeluaran yang dilakukan dengan tolak ukur kinerja yaitu pertumbuhan penjualan, tingkat kunjungan, dan laba bersih. 2. Importance-Performance Analysis (IPA) Importance-performance analysis digunakan untuk menjawab perumusan masalah mengenai sejauh mana tingkat kepentingan pengunjung yang didasarkan atas persepsi nilai terhadap kinerja perusahaan (Rangkuti 2006). Analisis ini menggunakan gambaran yang terdiri dari empat kuadran yang menggambarkan
23
pentingnya nilai pelanggan dan kinerja manajemen dalam menghantarkan bentuk nilai tersebut bagi pelanggan. Langkah pertama untuk analisis kuadran adalah menghitung rata-rata penilaian kepentingan dan kinerja untuk setiap atribut dengan rumus : n
Xi =
∑ Xi i =1
n
n
dan
Yi =
∑ Yi i =1
n
Dimana :
Xi = bobot rata-rata tingkat penilaian kinerja atribut ke-i Yi = bobot rata-rata tingkat penilaian kepentingan atribut ke-i n = jumlah responden Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja untuk keseluruhan atribut dengan rumus ; n
n
Xi =
∑ Xi i =1
n
dan
Yi =
∑ Yi i =1
n
Dimana : Xi = nilai rata-rata kinerja atribut Yi = nilai rata-rata kepentingan atribut
n = jumlah atribut. Nilai X ini memotong tegak lurus pada sumbu horisontal, yakni sumbu yang mencerminkan kinerja atribut (X) sedangkan nilai Y memotong tegak lurus pada sumbu vertikal, yakni sumbu yang mencerminkan kepentingan atribut (Y). Setelah diperoleh bobot kinerja dan kepentingan atribut serta nilai rata-rata kinerja dan kepentingan atribut, kemudian nilai-nilai tersebut diplotkan ke dalam diagram kartesius seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut
24
Tingkat kepentingan
(Y) Kuadran 1
Kuadran II
Prioritas utama
Pertahankan prestasi
Kuadran III
Kuadran IV
Prioritas rendah
Berlebihan
Y
X
Tingkat kepuasan (X)
Gambar 2 Diagram kartesius dalam metode IPA (Rangkuti 2006). Berikut ini uraian mengenai keempat kuadran tersebut : 1. Kuadran 1 (prioritas utama) Kuadran ini memuat atribut-aribut yang dianggap penting oleh pelanggan tetapi pada kenyataannya atribut-atribut tersebut belum sesuai dengan harapan pelanggan. Tingkat kinerja dari atribut tersebut lebih rendah daripada tingkat harapan pengunjung terhdap atribut tersebut. Atribut-atribut dalam kuadran ini harus lebih ditingkatkan lagi kinerjanya agar dapat memuaskan pelanggan. 2. Kuadran II (pertahankan prestasi) Atribut-atribut yang terdapat dalam kuadran ini menunjukkan bahwa atribut tersebut penting dan memliki kinerja yang tinggi. Atribut ini perlu dipertahankan untuk waktu selanjutnya. 3. Kuadran III (prioritas rendah) Atribut yang terdapat dalam kuadran ini dianggap kurang penting oleh pengunjung dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu istimewa. Peningkatan terhdap atribut yang masuk dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat ynag dirasakan oleh pelanggan sangat kecil. 4. Kuadran IV (berlebihan) Kuadran ini memuat atribut-atribut yang dianggap kurang penting oleh pengunjung dan dirasakan terlalu berlebihan. Peningkatan kinerja pada atribut-
25
atribut yang terdapat pada kuadran ini hanya akan menyebabkan terjadinya pemborosan sumberdaya (Rangkuti 2006). Costumer Satisfaction Index (CSI) CSI digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dengan melihat tingkat kepentingan dari atribut-atribut produk/jasa. Adapun cara untuk mengukur CSI dilakukan melalui empat tahap (Aritonang & Lerbin 2005). 1. Menentukan mean importance score (MIS) nilai ini berasal dari rata-rata kepentingan tiap atribut. n
MIS =
∑ Yi i =1
n
Dimana : Yi = nilai kepentingan atribut ke-i n = jumlah konsumen 2. Membuat weight factors (WF) bobot ini merupakan persentase nilai MIS per atribut terhadap total MIS seluruh atribut. WF =
MISi p
∑ MISi i =1
Dimana : p = atribut kepentingan ke-p 3. Membuat weight score (WS) bobot ini merupakan perkalian antara WF dengan rata-rata tingkat kinerja (mean satisfaction score = MSS) WSi = WFi x MSS 4. Menentukan CSI p
CSI =
∑ WSi i =1
dimana :
HS
26
p = atribut kepentingan ke-p HS = (Highest scale) skala maksimum yang digunakan yaitu 5. Kriteria index kepuasan menggunakan kisaran 0,00 hingga 1,00 (tidak puas hingga sangat puas), yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2 Kriteria index kepuasan Nilai CSI
Kriteria CSI
0,81 – 1,00
Sangat puas
0,66 – 0,80
Puas
0,51 – 0,65
Cukup puas
0,35 – 0,50
Kurang puas
0,00 – 0,34
Tidak puas
Sumber : Aritonang dan Lerbin (2005)
3. Analisis SWOT a. Tahap Pengumpulan Data Pada Analisis Swot Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data internal dan data eksternal. Data internal dapat diperoleh di dalam perusahaan itu sendiri, seperti : 1. Analisis manajemen produksi dan operasional 2. Analisis manajemen sumber daya manusia 3. Analisis manajemen keuangan 4. Analisis manajemen pemasaran. Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan, seperti : 1. Analisis pasar 2. Analisis kompetitor 3. Analisis komunitas 4. Analisis pemerintah
27
b. Matrik faktor strategi eksternal Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal. Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi eksternal : a. susunlah dalam kolom 1, 5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman. b. beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis. c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4. d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor). e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktorfaktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
28
Tabel 3 EFAS Faktor-faktor strategis
Bobot
Rating
eksternal (1) 1.
Bobot x
Komentar
Rating (2)
(3)
(4)
(5)
peluang a. b.
2.
ancaman a. b.
Total Sumber : Rangkuti (1997)
c. Matrik faktor strategi internal Sebelum membuat matrik faktor strategi internal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi internal. Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi internal : a. susunlah dalam kolom 1, 5 sampai dengan 10 kekuatan dan kelemahan perusahaan. b. beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Berdasarkan pengaruh faktorfaktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor kekuatan bersifat positif (kekuatan yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika kekuatannya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating kelemahan adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai kelemahannya sangat besar, ratingnya adalah 1. sebaliknya, jika nilai kelemahannya sedikit ratingnya 4. d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
29
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktorfaktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama. Tabel 4 IFAS Faktor-faktor strategis
Bobot
Rating
internal
Komentar
Rating
(1) 1.
Bobot x
(2)
(3)
(4)
(5)
kekuatan a. b.
2.
kelemahan a. b.
Total Sumber : Rangkuti (1997)
d. Penentuan bobot Berdasarkan pendapat responden melalui kuisioner dan wawancara terhadap faktor-faktor strategis terpilih dibuat tabulasi data sebagai berikut : Tabel 5 Penentuan bobot faktor strategis dalam analisis SWOT Faktor-Faktor Strategis
Bobot Menurut Pendapat Responden Responden 1
Responden 2
Responden 3
Bobot RataRata
Bobot matriks
EFAS/IFAS
Faktor 1
X11
Bf1
Bm1
Faktor 2
X21
Bf2
Bm2
Faktor 3
Xy1
Bfy
Bmy
Xyi
Total rata-rata bobot (Bf)
Bf
Bobot pada kolom 2 matriks EFAS dan IFAS ditentukan sebagi berikut : a. bobot rata-rata dihitung dengan persamaan berikut,
pada
30
Bfy =
∑ Xyi i
Bfy
: bobot rata-rata faktor strategis y
Xyi
: bobot faktor strategis y menurut responden i
i
: jumlah responden
b. bobot pada matriks EFAS/IFAS dihitung sebagai berikut,
Bfy Bf
Bmy = Bmy
: bobot faktor strategis y pada matriks EFAS/IFAS
Bf
: total rata-rata bobot
e. Penentuan rating Penentuan rating pada matriks EFAS/IFAS dilakukan dengan cara yang sama dengan penentuan bobot. Berdasarkan pendapat reponden melalui kuisioner dan wawancara terhadap faktor-faktor strategis terpilih dibuat tabulasi data sebagai berikut : Tabel 6 Rating faktor strategis dalam analisis SWOT Rating Menurut Pendapat Responden
Faktor-Faktor Strategis
Responden 1
Responden 2
Responden 3
Rating RataRata
Rating Pada Matriks EFAS/IFAS
Faktor 1
X11
Rm1
R1
Faktor 2
X21
Rm2
R2
Faktor 3
Xy1
Rmy
Ry
Xyi
Rating pada kolom 3 matriks EFAS/IFAS ditentukan sebagi berikut : Rmy =
∑ Xyi i
Rmy
: rating rata-rata faktor strategis y
Xyi
: rating faktor strategis y menurut responden i
i
: jumlah responden
f. Matrik SWOT Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang
31
dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis. IFAS
Strengths (S) •
EFAS Opportunies (O) •
Tentukan 5-10 faktor •
Tentukan 5-10 faktor
kekuatan internal
kelemahan internal Strategi WO
Strategi SO
Tentukan 5-10 faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang peluang eksternal
menggunakan untuk
Threats (T) •
Weakness (W)
kekuatan meminimalkan
memanfaatkan kelemahan
untuk
peluang
memanfaatkan peluang
Strategi ST
Strategi WT
Tentukan 5-10 faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang ancaman eksternal
menggunakan
kekuatan meminimalkan
untuk mengatasi ancaman kelemahan
dan
menghindari ancaman. Gambar 3 Diagram matriks SWOT (Rangkuti (1997).
32
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Sejarah Kawasan Wisata Kawah Putih adalah sebuah danau yang berasal dari Gunung Patuha. Kawah tersebut terbentuk akibat letusan pada abad ke X dan XII. Nama Patuha sendiri berasal dari kata “PATUA”. Oleh karena itu, masyarakat setempat sering kali menyebutnya dengan nama “SEPUH” (sepuh artinya tua). Lebih dari seabad yang lalu, puncak Gunung Patuha oleh masyarakat setempat dianggap angker sehingga tak seorang pun berani menginjaknya. Keberadaan dan keindahannya pada saat itu tidak diketahui oleh orang. Atas dasar beberapa keterangan, Gunung Patuha pernah meletus pada abad X sehingga menyebabkan adanya kawah (crater) yang mengeringkan di sebelah puncak bagian barat kemudian pada abad XII kawah di sebelah kirinya meletus pula, yang kemudian membentuk danau yang indah. Misteri Kawah Putih dengan segala keindahannya baru terungkap pada tahun 1837 oleh orang Belanda keturunan Jerman yang bernama Dr. Franz Wilhemn Junghuhn (1809-1864). Ketika sampai di kawasan tersebut, Junghuhn merasakan suasana yang sangat sunyi dan sepi, tak seekor binatang pun yang melintasi daerah itu. Ia kemudian menanyakan masalah ini kepada masyarakat setempat, dan menurut masyarakat kawasan Gunung Patuha sangat angker karena merupakan tempat bersemayamnya arwah para leluhur serta merupakan pusat kerajaan bangsa jin. Bila ada burung yang lancang berani terbang di atas kawasan tersebut, akan jatuh dan mati. Meskipun demikian, orang Belanda yang satu ini tidak begitu percaya akan ucapan masyarakat. Ia kemudian melanjutkan perjalanannya menembus hutan belantara di gunung itu untuk membuktikan kejadian apa yang sebenarnya terjadi di kawasan tersebut. Namun sebelum sampai di puncak gunung, Junghuhn tertegun menyaksikan pesona alam yang begitu indah di hadapannya, dimana terhampar sebuah danau yang cukup luas dengan air berwarna putih kehijauan. Dari dalam danau itu keluar semburan lava serta bau belerang yang menusuk hidung dan terjawablah sudah mengapa burung-burung tidak mau terbang melintasi kawasan tersebut. Dari sinilah awal mula berdirinya pabrik belerang Kawah Putih dengan sebutan di jaman Belanda : Zwavel
33
Ontgining Kawah Putih. Di jaman Jepang, usaha pabrik ini dilanjutkan dengan menggunakan sebutan Kawah Putih Kenzanka Yokoya Ciwidey, dan langsung berada di bawah pengawasan militer. Cerita dan misteri tentang Kawah Putih terus berkembang dari satu generasi masyarakat ke generasi masyarakat berikutnya. Hingga kini mereka masih percaya bahwa Kawah Putih merupakan tempat berkumpulnya roh para leluhur. Bahkan menurut kuncen Abah Karna yang bertempat tinggal di Kampung Pasir Hoe, Desa Sugih Mukti; di Kawah putih terdapat makam para leluhur, diantaranya : Eyang Jaga Satru, Eyang Rangsa Sadana, Eyang Camat, Eyang Ngabai, Eyang Barabak, Eyang Baskom dan Eyang Jambrong. Salah satu puncak Gunung Patuha, Puncak Kapuk, dipercaya sebagai tempat rapat para leluhur yang dipimpin oleh Eyang Jaga Satru. Di tempat ini masyarakat sesekali melihat (secara gaib) sekumpulan domba berbulu putih (Domba Lukutan) yang dipercaya sebagai penjelmaan dari para leluhur. Pada tahun 1992 Wana Wisata Kawah Putih ini diresmikan oleh Kepala KPH Bandung Selatan yang pada saat itu menjabat. Keberadaan Kawah Putih dari semenjak diresmikan hingga sekarang tetap bertahan karena keunikan dan pemandangan alamnya yang begitu indah. 4.2. Letak dan Luas Wana Wisata Kawah Putih secara administrasi berada pemerintahan berada pada wilayah Desa Alam Endah, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sedangkan berdasarkan administrasi pengelolaan kawasan tersebut berada dalam wilayah pengelolaan RPH Patuha, BKPH Ciwidey, KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani Unit III, Jawa Barat dan Banten. Kawasan Wana Wisata Kawah Putih secara keseluruhan memiliki total luas areal 25 Ha. Berdasarkan letak geografisnya, Wana Wisata Kawah Putih antara lain berbatasan dengan : − Utara
: Desa Patengan
− Timur
: Desa Alam Endah
− Selatan
: Desa Patengan
− Barat
: Desa Sugih Mukti
34
4.3. Topografi dan Iklim Wana Wisata Kawah Putih merupakan tempat wisata dengan hawa udara yang sejuk dan memiliki tekanan udara rendah, kelembaban udara 90%, temperatur udara berkisar antara 8 o - 22 o C dengan curah hujan tahunan mencapai 3743 – 4043 mm/tahun. Pada umumnya kondisi topografi kawasan Wana Wisata Kawah Putih adalah kombinasi daratan landai berbukit dan curam dengan ketinggian 1500 – 2434 mdpl.
Sumber : Data primer 2008
Gambar 4 Pemandangan alam Wana Wisata Kawah Putih. 4.4. Flora dan Fauna Wana Wisata Kawah Putih termasuk dalam kawasan hutan lindung yang harus dijaga kelestariannya. Keadaan flora yang berada di kawasan Wana Wisata Kawah Putih semakin memperindah pemandangan alam WWKP. Flora tersebut antara lain : Cantingi (Vaccinum veringiaefolium), Lemo, Huru (Neolitsea javanica), Pasang (Quercus sp), Jamuju (Podocarpus
imbricatus), Kihujan
(Engelhardia spicata), Rasamala (Altingia excelsa), Puspa (Schima
walichii),
Eucalyptus (Eucalyptus sp), Kibadak, Cemara Gunung (Casuarina junghuhniana) dan Damar (Agathis alba). Sedangkan potensi fauna yang berada di Wana Wisata Kawah Putih antara lain ; Surili (Presbitis comata), Babi Hutan (Sus scrofa), Ular Sanca (Phyton
35
molurus), Burung Tekukur (Streptopelia chinensis), Burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsii), Kucing Hutan (Felis bengalensis), Ayam Hutan (Gallus gallus) serta berbagai jenis burung lainnya. 4.5. Potensi Wisata Wana Wisata Kawah Putih terletak di Desa Alam Endah, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung. Pada depan lokasi Wana Wisata Kawah Putih terdapat plang lokasi yang besar. Wana Wisata Kawah Putih beroperasi setiap hari mulai pukul 06.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB. Bagi pengunjung yang akan datang secara rombongan dapat langsung mengunjungi Wana Wisata Kawah Putih dan tidak diwajibkan untuk melakukan perjanjian terlebih dahulu kecuali bila pengunjung ingin menikmati paket wisata yang disediakan. Hari yang biasanya ramai pengunjung di Wana Wisata Kawah Putih adalah hari Sabtu dan Minggu (akhir pekan), bukan hari kerja. Sistem kedatangan pengunjung adalah masuk melalui pintu gerbang utama yang berada pada ketinggian 1500 mdpl dan untuk sampai ke Kawah Putih pengunjung harus melalui loket tiket masuk atau tempat pengecekan pengunjung. Setelah pengunjung mendapatkan tiket, maka dapat langsung menuju ke tempat Kawah yang berada di ketinggian 2434 mdpl. Pengunjung harus melalui jalan menanjak, berkelok-kelok dan curam sejauh 5,6 Km. Lebar jalan tersebut ± 3,5 m (satu setengah lebar mobil). Bus dan mobil besar dilarang naik ke atas dengan alasan keselamatan pengunjung, oleh karena itu pengunjung yang menaiki bus harus turun dan menaiki kendaraan wisata untuk naik ke atas. Bus dapat parkir di tempat parkir dekat dengan gerbang utama yang cukup luas. Selain tempat parkir, sarana prasarana penunjang yang juga ada di dekat gerbang utama antara lain vila, pesanggrahan, toilet, musholla, tempat bermain ATV, shelter, dan gazebo. Vila sebagai tempat penginapan selalu buka setiap hari, biasanya pengunjung yang ingin menginap harus melakukan perjanjian min. 1 hari sebelumnya, namun bila ada yang mendadak ingin menginap pada hari-H dan tidak melakukan perjanjian kepada pihak pengelola maka pihak pengelola tetap melayaninya.
36
Ketika pengunjung sedang melakukan perjalanan ke Kawah Putih dari gerbang utama, maka di sepanjang jalan akan terlihat hutan alam yang asri dan sejuk. Terdapat pula shelter-shelter sebagai tempat istirahat bagi pengunjung. Setelah menempuh perjalanan selama 5,6 Km, pengunjung dapat memarkirkan mobil di tempat parkir yang telah disediakan. Tempat parkir tersebut dikelilingi oleh kios-kios makanan, souvenir dan strawberry. Pengunjung harus berjalan kaki sejauh ± 150 meter untuk mencapai lokasi kawah dengan kondisi jalan menanjak dan menurun melalui jalan berupa tangga yang telah disediakan. Jalan tangga atau trap yang menghubungkan tempat parkir ke lokasi danau selebar 2 meter telah dibangun dengan tembok dan dipagari, sehingga para pengunjung dengan leluasa dapat berjalan santai. Tabel 7 Sarana-prasarana penunjang Wana Wisata Kawah Putih No.
Jenis
Jumlah
Satuan
1.
Pos tiket
4
Buah
2.
Musholla
2
Buah
3.
Toilet
2
Buah
4.
Vila
2
Buah
5.
Pesanggrahan
1
Buah
6.
Shelter
10
Buah
7.
Tempat parkir
1,25
Ha
8.
Kios makan
28
Buah
9.
Kios strawbery
27
Buah
10.
Kios souvenir/showroom
1
Buah
11.
Jalan
5,6
Km
12.
Tempat sampah
50
Tong
13.
Marka jalan
10
Buah
14.
Bak sampah (TPS)
2
Buah
15.
Gudang
1
Buah
16.
Kendaraan angkutan
29
Buah
17.
Pos informasi
1
Buah
18.
Pos tiket ATV
1
Buah
19.
Papan Interpretasi
1
Buah
20.
Plank lokasi
1
Buah
21.
Gazebo
6
Buah
Sumber : Data Primer 2008
37
Wana Wisata Kawah Putih mempunyai objek wisata utama berupa kawah yang ditengah-tengahnya terdapat danau berwarna putih kehijau-hijauan. Alam pemandangan di sekitar Kawah Putih yang cukup indah, air danau berwarna putih kehijauan dengan batu kapur putih yang mengitari danau tersebut. Di sebelah utara danau berdiri tegak tebing batu kapur berwarna kelabu yang ditumbuhi lumut dan berbagai tumbuhan lainnya. Berbeda dengan wisata alam berupa kawah lainnya, pengunjung Wana Wisata Kawah Putih ini dapat memegang air danau, karena air tersebut sudah tidak panas dan bau belerang. Bahkan masyarakat lokal sekitar wana wisata tersebut kadang-kadang suka mengambil ampas dari air danau belerang karena dipercaya sebagai pengobatan penyakit kulit. Banyak dari pengunjung yang merendam kakinya dipinggir-pinggir danau. Ditengah-tengah danau, air belerang tersebut mengeluarkan gas, seperti air mendidih dan tentu saja sangat berbahaya bagi pengunjung. Kedalaman danau tersebut belum diketahui secara pasti, karena belum ada yang meneliti. Kegiatan rekreasi dan wisata yang dapat dilakukan di Wana Wisata Kawah Putih diantaranya adalah memotret atau membuat film, jalan-jalan sekitar danau atau duduk-duduk menikmati keindahan alam dengan lingkungan yang masih alami, jungle tracking, bermain motor All-Terrain Vehicle (ATV). Adapun aturanaturan yang diterapkan oleh Wana Wisata Kawah Putih terhadap pengunjung yang datang antara lain : 1. Pengunjung diwajibkan membeli tiket masuk 2. Tidak merusak fasilitas yang ada 3. Tidak merusak tanaman dan pohon 4. Tidak membuat perapian di jalan, tempat parkir, paping blok, dan selter 5. Tidak melakukan perbuatan yang melanggar hukum 6. Tidak melakukan corat-coret (vandalisme) pada fasilitas yang ada 7. Tidak membuang sampah sembarangan 8. Menjaga hubungan harmonis dengan petugas dan sesama pengunjung. 4.6. Aksesibilitas Kawasan wisata yang dikelola oleh Perum Perhutani ini terletak sekitar 47 kilometer di selatan Bandung. Dari Bandung, jalur yang bisa ditempuh adalah
38
melalui Buah Batu kemudian ke B a n j a r a n l a l u m e n u j u S o r e a n g d a n C i w i d e y. Selain itu, Dari Bandung dapat juga melalui Kopo menuju Soreang dan kemudian ke Ciwidey. Dari Ciwidey inilah terdapat angkutan umum berwarna kuning yang langsung menuju WW Kawah Putih. Jalan dari Ciwidey menuju WW Kawah Putih cukup berat karena terus menanjak dan berkelokkelok. Dapat menyebabkan kecelakaan apabila pengemudi tidak berhati-hati. Bus dapat langsung mencapai lokasi wisata. Frekuensi kendaraan umum seperti Bus dan Colt (mini bus) cukup banyak karena jalan raya tersebut menghubungkan antara Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Cianjur.
Sumber : Data primer 2008
Gambar 5 Plang lokasi Wana Wisata Kawah Putih.
39
V. ANALISIS KINERJA USAHA 5.1. Identifikasi Faktor Internal Perusahaan Identifikasi faktor-faktor internal perusahaan ini didapatkan berdasarkan pengamatan, wawancara dengan pihak pengelola, wawancara dengan pengunjung dan pengumpulan informasi melalui pencarian internet dan lain sebagainya. Identifikasi mengenai faktor-faktor internal sangat diperlukan untuk melihat sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh KBM Wisata Perum Perhutani sebagai pengelola Wana Wisata Kawah Putih dalam mengelola usahanya. Informasi mengenai keadaan internal perusahaan didapatkan melalui hasil wawancara dengan pihak pengelola dari berbagai tingkat jabatan dan pengamatan di lapangan. Adanya informasi dari faktor-faktor internal akan digunakan sebagai informasi data kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. 1. Manajemen Produksi dan Operasional Wana Wisata Kawah Putih merupakan tempat wisata yang berdiri sejak tahun 1992. Tentu saja dalam perjalanan usahanya akan selalu melakukan perubahan dan perkembangan ke arah yang lebih baik. Hasil yang telah diamati dari segi manajemen produksinya, terdapat beberapa sarana prasarana penunjang yang dirasakan belum memiliki kinerja yang begitu baik. Salah satunya ialah sarana jalan yang sempit yang menghubungkan antara gerbang utama dan lokasi kawah yang berjarak 5,6 Km sehingga jalan yang ada saat ini menjadi suatu kelemahan karena kendaraan yang akan menuju dan dari Kawah Putih sedikit mengalami kesulitan karena harus keluar jalur jalan. Selain jalan yang sempit, kondisi jalan tersebut pun berlubang sehingga dapat membahayakan bagi pengendara sepeda motor. Bus dan mobil besar dilarang naik ke lokasi atas dengan alasan keselamatan pengunjung, oleh karena itu pengunjung yang menaiki bus harus turun dan menaiki kendaraan wisata untuk naik ke atas. Marka jalan sebagai tanda petunjuk jalan yang ada pun terdapat beberapa yang rusak dan terdapat coretan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak adanya perbaikan secara cepat oleh pihak pengelola, sehingga kinerja yang dirasakan sangatlah kurang. Sebagian besar pengunjung merasakan bahwa sarana prasarana penunjang
40
yang disediakan oleh Wana Wisata Kawah Putih kurang begitu baik kualitasnya sehingga banyak dari sarana prasarana penunjang tersebut tidak dapat terpakai. Seperti contoh, shelter yang terletak di jalan sangatlah tidak terawat, terdapat banyak coretan dan sudah rusak, terlihat atap yang sudah terbuka, dan alas kayu yang sudah lapuk. Terdapat lima dari sepuluh buah shelter yang layak digunakan. Banyaknya coretan-coretan di tempat-tempat yang tidak semestinya, seperti batu besar di dekat lokasi kawah oleh pengunjung yang tidak bertanggung jawab pun dapat merusak pemandangan alam dan keindahannya. Walaupun telah ada peraturan oleh Wana Wisata Kawah Putih bahwa pengunjung dilarang melakukan pengrusakan maupun tindakan vandalisme seperti mencoret-coret sarana prasana yang ada, namun hal tersebut tidak dihiraukan oleh pengunjung. Dalam hal ini, Wana Wisata Kawah Putih sebenarnya telah memasang plang-plang larangan agar kenyamanan pengunjung dapat terjaga dengan baik, namun beberapa pengunjung yang tidak bertanggung jawab tetap saja melakukan hal tersebut. Mungkin saja ini merupakan efek yang ditimbulkan karena kurangnya pengawasan terhadap pengunjung yang datang, mengingat jumlah personil karyawan yang begitu sedikit dengan luasan kawasan wisata yang begitu luas. Sebagian besar pengunjung merasakan kekaguman akan keindahan alam yang ada di Wana Wisata Kawah Putih. Hal ini pula yang menjadi fokus perhatian terhadap informasi yang diterima oleh pengunjung dari Wana Wisata Kawah Putih. Hutan alam yang mengelilingi lokasi kawah pun menambah tingginya potensi wisata alam yang ada. Potensi wisata yang begitu tinggi di Wana Wisata Kawah Putih haruslah dapat dijaga dan dipertahankan agar pengunjung yang datang tidak kecewa saat berada di Wana Wisata Kawah Putih. Tingkat kenyamanan dan keamanan yang baik yang dirasakan oleh pengunjung yang datang pun merupakan suatu kinerja yang baik. Tidak adanya kejadian kejahatan seperti kehilangan ataupun keributan yang terjadi merupakan suatu prestasi yang baik dari pihak pengelola. Pengaturan pedagang asongan maupun pedagang makanan memberikan kesan yang baik terhadap Wana Wisata Kawah Putih. Perum Perhutani adalah salah satu BUMN yang memiliki ijin untuk melakukan pengelolaan hutan negara di wilayah Jawa merupakan perusahaan
41
yang mengelola Wana Wisata Kawah Putih. Status sebagai kawasan hutan negara ini merupakan suatu kelemahan yang dimiliki oleh Wana Wisata Kawah Putih. Berbagai perijinan yang dirasakan begitu rumit bila ada perbaikan ataupun pengadaan berbagai fasilitas Wana Wisata Kawah Putih menyulitkan pengelola dalam mengembangkan usaha wisata alam ini. 2. Manajemen Sumberdaya Manusia Wana Wisata Kawah Putih merupakan salah satu tempat wisata yang dimiliki oleh KBM WBU, Perum Perhutani Unit III, Jawa Barat dan Banten. KBM WBU bertanggung jawab mengelola salah satu usahanya yaitu di bidang wana wisata. Wana Wisata Kawah Putih merupakan tempat wisata yang berada pada Distrik Manajer II yaitu daerah Bandung Selatan dan sekitarnya. Jumlah tenaga kerja di lapangan yang dimiliki oleh Wana Wisata Kawah Putih adalah 6 orang (Tabel 8) yang terdiri dari seorang site manajer, hubungan masyarakat (humas), koordinator lapangan, ticketing 1 dan 2, serta koordinator sarana dan prasarana. Site manajer ialah kepala pengelola yang bertanggung jawab terhadap segala sesuatu mengenai Wana Wisata Kawah Putih. Koordinator lapangan bertugas menyangkut hal tentang kebersihan kawasan wisata, mengawasi setiap kegiatan pengunjung dan keamanan. Humas Wana Wisata Kawah Putih menyangkut hal kepentingan hubungan antara Wana Wisata Kawah Putih dengan masyarakat luas maupun pihak-pihak yang ingin melakukan kerjasama, Humas pun bertugas memasarkan Wana Wisata Kawah Putih kepada masyarakat luas. Ticketing (penjaga tiket) bertugas sebagai penjaga dan pengelola tiket yang dikeluarkan sebagai tanda masuk baik kendaraan maupun pengunjung. Ticketing terdiri dari 2 orang dikarenakan bagian ticketing ini juga sebagai pihak yang bertanggung jawab akan keuangan di Wana Wisata Kawah Putih. Koordinator sarana-prasarana bertanggung jawab terhadap segala saranaprasarana yang ada di Wana Wisata Kawah Putih seperti toilet, musholla, sarana jalan, shelter, dan lain-lain. Selain karyawan yang berasal dari perusahaan, masyarakat sekitar wisata pun diikutsertakan sebagai mitra dalam menjalankan usaha wisata ini. Seperti halnya dalam mengelola kawasan hutan produksi, masyarakat diikutsertakan dalam program PHBM, maka di kawasan wisata pun diterapkan hal yang
42
demikian. Masyarakat yang ditunjuk sebagai mitra kerja telah didata dan harus mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang telah disepakati bersama. Tabel 8. Tenaga kerja yang berada di Wana Wisata Kawah Putih Tempat
Tahun bekerja
tinggal
di WWKP
SLTA
Ciwidey
2004
Ticketing
SLTA
Banjaran
2006
Sumarsono
Ticketing
SLTA
Kopo
2008
4.
Sugih Wibawa Utama
Humas
Cimaung
2008
5.
Cecep Datasukmana
Korlap
SLTA
Cibeber
2006
6.
Hadianta M. A
D3
Datar Puspa
2008
No.
Nama
Jabatan
Pendidikan
1.
Benny Kuswandi
Pengelola
2.
Yanto Priatna
3.
Sarjana Ekonomi
Saranaprasarana
Sumber : Data primer 2008
Mitra kerja ini berjumlah 15 orang (Tabel 9) berjenis kelamin laki-laki semua. Tugas-tugas yang dilakukan oleh mitra kerja ini antara lain jasa parkir, jasa kebersihan toilet, pelayanan pengunjung, jasa kebersihan kawasan wisata, dan keamanan kawasan wisata. Bila piket malam hanya 3 orang mitra kerja yang bertugas, sehingga tiap 5 hari sekali semua mitra kerja mendapatkan gilirannya. Mitra kerja tersebut mendapatkan gaji dari hasil sharing pendapatan mereka seperti jasa parkir, jasa toilet, dan lain-lain. Sharing yang telah disepakati adalah 50% - 50%. Selain mitra kerja ada pula mitra usaha. Berbeda dengan mitra kerja, mitra usaha ini merupakan pihak lain yang bekerja sama dengan Wana Wisata Kawah Putih yang memiliki modal sendiri untuk usaha di dalam kawasan Wana Wisata Kawah Putih. Mitra usaha tersebut harus melakukan sharing pula terhadap Wana Wisata Kawah Putih dengan ketentuan yang telah disepakati sebelumnya. Mitra usaha tersebut antara lain : 1. Kendaraan wisata
: 29 mobil
2. Kios makan
: 28 kios
3. Kios strawberry
: 27 kios
4. Foto
: 13 orang
5. ATV
: 1 perusahaan
43
Tabel 9 Nama-nama mitra kerja yang ada di Wana Wisata Kawah Putih No.
Nama
Pendidikan
Tempat tinggal
Umur
Keterangan
1
Roni Rusmana
SLTP
Datar Puspa
25
Ketua
2
Isak Maksum
SD
Sinapeul
48
Sekretaris
3
Entis
SLTP
Datar Puspa
45
Bendahara
4
Uus Ruswendi
SLTP
Datar Puspa
24
Anggota
5
Romli
SLTP
Datar Puspa
35
Anggota
6
Abdul Rosyid
SLTP
Sinapeul
33
Anggota
7
Adis
SD
Cibodas
24
Anggota
8
Dadan
SLTP
Sinapeul
25
Anggota
9
Erna
SD
Barutunggal
21
Anggota
10
Beni
SLTP
Cilastari
25
Anggota
11
Atep
SLTP
Cilastari
26
Anggota
12
Dudi
SD
Cikareo
35
Anggota
13
Wawan
SD
Datar Puspa
45
Anggota
14
Eko
SLTP
Panundaan
20
Anggota
15
Agus
SD
Sinapeul
22
Anggota
Sumber : Data primer 2008
Kondisi tenaga kerja yang ada saat ini menunjukkan bahwa kualitas dan kuantitas tenaga kerja masih belum memadai dan menjadi salah satu kelemahan Wana Wisata Kawah Putih. Hal ini dikarenakan sebagai suatu usaha di bidang pariwisata, tentunya tenaga kerja menjadi sebuah komponen yang penting, tidak hanya dinilai sebagai secara yang kuantitatif tetapi juga harus secara kualitatif. Secara kuantitas, karyawan yang bekerja hanya berjumlah enam orang dengan jumlah luasan kawasan Wana Wisata Kawah Putih yaitu 25 Ha. Memang dalam pengelolaan ini dibantu oleh mitra kerja namun setiap harinya mitra kerja yang bertugas hanya 3 orang saja. Walaupun demikian, sistem kekeluargaan karyawan dalam perusahaan sangat erat, setiap karyawan memiliki kepedulian dan loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan. Sistem kekeluargaan tersebut juga untuk menghindari adanya kesenjangan yang terlalu tinggi antara atasan dengan bawahan. Sistem ini berdampak pada harmonisnya kerja antar karyawan. Selain dengan karyawan Wana Wisata Kawah Putih sendiri, peningkatan intensitas komunikasi dengan mitra, baik mitra kerja maupun mitra usaha, dapat memberikan efek positif bagi perusahaan.
44
Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan masih lemahnya etos kerja karyawan dikarenakan budaya kerja karyawan yang menunggu pelanggan datang. Dalam istilahnya “menunggu bola, tapi tidak menjemput bola”. Selain itu tidak adanya karyawan yang berlatar belakang murni pendidikan di bidang pariwisata menyebabkan karyawan kurang begitu paham dan mengerti tentang pariwisata itu sendiri. Oleh karena itu, agar diberikan pelatihan kerja yang rutin kepada karyawan. Mitra kerja pun agar diberikan pelatihan yang layak, karena mitra kerja ini merupakan petugas dilapangan juga yang berhubungan langsung dengan pengunjung, sehingga pengunjung pun akan menilai mitra kerja ini sebagai komponen dari sumber daya manusia Wana Wisata Kawah Putih. Standar operasional prosedur yang diterapkan oleh Wana Wisata Kawah Putih telah dibuat sedemikian rupa, namun masih ada karyawan yang tidak mematuhi SOP tersebut, seperti contoh dalam SOP pelayanan pengunjung terdapat SOP bahwa apabila pengunjung meninggalkan Wana Wisata Kawah Putih, pihak pengelola harus memastikan bahwa pengunjung tidak melakukan vandalisme dan tidak membawa flora maupun fauna dari Wana Wisata Kawah Putih, tapi pada kenyataannya masih terdapat aksi vandalisme di dalam Wana Wisata Kawah Putih, dan tidak adanya pengecekan terhadap pengunjung yang meninggalkan Wana Wisata Kawah Putih di gerbang keluar kawasan wisata. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh Wana Wisata Kawah Putih sehingga hal tersebut haruslah kembali diperhatikan oleh karyawan Wana Wisata Kawah Putih, agar terjaga potensi wisata yang ada.
Sumber : Data primer 2008
Gambar 6 Aksi pencoretan yang dilakukan pengunjung.
45
3. Manajemen Pemasaran Sistem penjualan yang dilakukan oleh Wana Wisata Kawah Putih terdiri dari dua cara yaitu langsung datang ke Wana Wisata Kawah Putih atau dapat melalui perjanjian terlebih dahulu ke kantor pusat Perum Perhutani di Jakarta, ke kantor KBM WBU yang terletak di Bandung, maupun Kantor DM II yang terletak di Patuha Resort. Di lokasi Wana Wisata Kawah Putih pun disediakan front office untuk mendapatkan informasi yang terletak di depan loket tiket. Beberapa strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan melakukan presentai-presentasi secara langsung ke sekolah-sekolah baik Sekolah Dasar, SMP, maupun SMA dan perusahaan-perusahaan lain. Pada tahun 2007 perusahaan telah melakukan presentasi di 20 sekolah yang berada di wilayah Bandung dan Jabodetabek. Beberapa sekolah yang pernah dilakukan kunjungan sebagai strategi pemasaran yaitu : SD dan SMP Pandu Bandung, SD Dwi Satya, SD Santa Maria, TK dan SD Al-Ghifari, SMA-SMA Negeri Tangerang, SMASMA Negeri Bekasi. SMA-SMA Negeri Jakarta Utara. Presentasi di perusahaanperusahaan seperti : Bank Mandiri, Bank BII, dan Bank Permata. Tabel 10 Jumlah pengunjung WWKP tahun 2000 – 2007 Tahun
Jumlah pengunjung
2000
46.410
2001
62.572
2002
64.669
2003
61.928
2004
68.215
2005
78.447
2006
127.781
2007
254.183
Sumber : Data primer 2008
Strategi pemasaran lainnya ialah dengan ikut pameran-pameran wisata baik di dalam negeri maupun luar negeri seperti di Malaysia, Gebyar Nusantara, dan Pekan Raya Jakarta (PRJ). Hal ini dilakukan agar mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar, selain wisatawan domestik yang berkunjung ke Wana Wisata Kawah Putih, diharapkan wisatawan mancanegara pun akan berkunjung karena sebelumnya perusahaan hanya mengincar pasar wisatawan dalam negeri.
46
Perusahaan sudah menjalin hubungan yang baik dengan beberapa biro perjalanan dan event organizer. Strategi pemasaran yang dilakukan adalah marketing fee ke tour travel sebesar 10% dari jumlah pendapatan yang diterima. Tabel 10 menunjukkan bahwa hampir tiap tahun pengunjung yang datang selalu mengalami peningkatan kecuali pada tahun 2002 ke 2003. Peningkatan terbesar terjadi dari tahun 2006 ke tahun 2007 yaitu sebesar 98,90%. Bentuk-bentuk promosi yang dilakukan diantaranya ialah membagi-bagikan brosur, leaflet, pamflet kepada para pengunjung yang datang dengan harapan pengunjung membawa brosur tersebut ke daerah asalnya dan diberitahukan kepada masyarakat lainnya. Adanya papan petunjuk arah di Soreang, Kopo dan Soekarno Hatta membuat pengunjung yang datang akan semakin mudah mengunjungi Wana Wisata Kawah Putih. Namun sayangnya, papan petunjuk arah ini berukuran kecil dan keberadaannya tidak pada lokasi yang strategis. Promosi lain yang pernah dilakukan adalah memasang iklan di Majalah Duta Rimba milik Perum Perhutani, sedangkan pada media cetak lain pernah dilakukan namun tidak rutin dan sangat jarang. Wana Wisata Kawah Putih juga pernah beberapa kali menjalin kerjasama dengan stasiun TV juga sebagai sumber informasi dengan pernah menjadi tempat dilakukannya syuting video klip maupun sinetron dan layar lebar sehingga secara tidak langsung dapat disebut sebagai bagian promosi. Perusahaan yang sudah memiliki website internet dapat dengan mudah dijadikan sebagai suatu media dalam melakukan strategi pemasaran. Berikut ini adalah harga tiket yang berlaku di Wana Wisata Kawah Putih. Peraturan harga tiket ini berdasarkan Keputusan General Manajer KBM Wisata, Benih dan Usaha Lain. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Nomor : 06/KPTS/KBM/-WBU/III/2006. Tanggal 1 Mei 2006. 1.
Tiket masuk wisnus
: Rp. 10.000,-/orang
2.
Tiket masuk wisman
: Rp. 20.000,-/orang
3.
Tiket masuk kendaraan roda – 2
: Rp. 2.000,-/motor
4.
Tiket masuk kendaraan roda – 4
: Rp. 5.000,-/mobil
5.
Tiket masuk kendaraan roda – 6
: Rp. 10.000,-/bus
6.
Tiket kendaraan wisata
: Rp. 8.000,-/mobil
7.
Tiket ATV
: Rp. 50.000,-/orang
47
8.
Pra wedding
: Rp. 250.000,-
9.
Video klip
: Rp. 500.000,-
10.
Sinetron/layar lebar/iklan
: Rp. 1.000.000,-
11.
Meranti vila
: Rp. 800.000 (weekday) Rp. 900.000 (weekend)
Paket wisata yang ditawarkan 1. KAWAH PUTIH TOUR : Rp. 350.000,-/orang (minimal 20 orang) Akomodasi 2 hari 1 malam, tiket masuk, makan 3 kali (prasmanan), snack 2 kali, jungle track, kendaraan wisata, api unggun, ATV, BBQ (kambing guling), petik strawberry. 2. KAWAH PUTIH TRIP : Rp. 150.000,-/orang Tiket masuk, makan 1 kali, snack 1 kali, petik strawberry, ATV, kendaraan wisata. Hasil wawancara dan pengamatan langsung di lapangan, dari segi pemasaran yang dilakukan oleh pihak perusahaan, terdapat beberapa keunggulan tersendiri yang dimiliki oleh perusahaan. Salah satunya ialah perusahaan memiliki kantor pemasaran yang tersebar di beberapa kota besar, walaupun kantor-kantor tersebut tidak dikhususkan sebagai tempat pemasaran seperti umumnya. Kantor-kantor yang tersebar tersebut merupakan suatu kekuatan bagi Wana Wisata Kawah Putih karena berfungsi untuk memudahkan calon pengunjung yang ingin mendapatkan informasi tentang Wana Wisata Kawah Putih tanpa harus datang langsung terlebih dahulu ke lapangan karena seperti yang telah diketahui bahwa penyebaran para pengunjung berasal dari kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Bekasi, dan lain sebagainya. Biro perjalanan sebagai partner usaha pun dinilai sebagai hal yang penting dalam menjalankan usaha. Marketing fee yang diterapkan memberikan keuntungan yang dapat diterima oleh biro perjalanan. Langkah tersebut diambil karena umumnya wisatawan saat ini mempercayakan kegiatan wisatanya kepada biro perjalanan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
48
Jaringan kerja yang cukup luas yang dilakukan oleh perusahaan merupakan suatu keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan. Selama ini meskipun tanpa promosi besar-besaran, jumlah pengunjung tiap tahunnya terus meningkat dan hal tersebut menjadi salah satu alasan perusahaan dalam menentukan kebijakan promosi. Promosi seperti iklan di media massa, media cetak maupun media elektronik yang tidak rutin dilakukan oleh perusahaan tidak terlalu berpengaruh terhadap tingkat kunjungan yang dilakukan oleh masyarakat. Perusahaan sampai saat ini masih mengandalkan promosi dari mulut ke mulut, dimana orang yang pernah berkunjung menjadi motivator kepada orang lain tanpa permintaan dari perusahaan dan ini menguntungkan karena perusahaan tidak mengeluarkan biaya sama sekali dan dapat menimbulkan snowball effect yang cukup besar dalam memperkenalkan Wana Wisata Kawah Putih. Kejelian dalam hal strategi pemasaran ini memberikan dampak yang baik bagi perusahaan, seperti pengunjung yang semakin meningkat sehingga akan meningkatkan pendapatan pula. Beberapa strategi pemasaran yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kinerja perusahaan cukup baik dalam hal pemasaran, namun akan lebih baik lagi bila promosi yang dilakukan rutin dilakukan di media massa sehingga jumlah potensial pengunjung yang akan diraih lebih besar juga. 4. Manajemen Keuangan Wana Wisata Kawah Putih menghasilkan pendapatan yang cukup besar untuk operasional perusahaan sehari-hari dalam mengelola Wana Wisata Kawah Putih. Pemasukan perusahaan tersebut diperoleh melalui tiket masuk, paket wisata, sharing pendapatan mitra kerja dan mitra usaha dan penjualan souvenir. Untuk sharing pendapatan masing-masing mitra kerja dan mitra usaha berbedabeda yaitu : 1. Mitra kerja
: 50% - 50% dari pendapatan/bulan
2. Kendaraan wisata
: Rp. 750.000/bulan/seluruh mobil
3. Kios makan
: Rp. 50.000,-/bulan
4. Kios strawberry
: Rp. 20.000,-/bulan
5. Foto
: Rp. 30.000/bulan/orang
6. ATV
: 20% - 80% dari pendapatan/hari.
49
Tabel 11 Pendapatan yang diterima oleh WWKP pada tahun 2006 dan 2007 Tahun 2006
Tahun 2007
Pendapatan
Biaya
Laba
Pendapatan
Biaya
Laba
476.322.400
116.492.912
359.829.488
1.549.010.725
150.996.304
1.398.014.421
Sumber : Laporan keuangan Wana Wisata Kawah Putih tahun 2007
Adapun pengeluaran baik rutin maupun tidak rutin oleh perusahaan adalah termasuk perbaikan produk wisata, gaji karyawan, pajak dan lain-lain. Pada pajak telah ditetapkan sebagai berikut : 1. Pajak Pemda dari HTM orang setelah dipotong asuransi 30% 2. Pajak Pemda dari kendaraan 20% tapi tidak dipotong asuransi. Para pengunjung yang membeli tiket masuk telah dijamin keselamatannya selama berwisata di Wana Wisata Kawah Putih oleh asuransi. Besarnya biaya asuransi yang ditetapkan adalah Rp. 250,-/orang. Dalam hal asuransi ini Wana Wisata Kawah Putih bekerjasama dengan PT. Asuransi Bhakti Bhayangkara. Tabel dibawah ini menunjukkan kinerja keuangan yang dihasilkan oleh Wana Wisata Kawah Putih dari tahun 2000 – 2007. terlihat bahwa peningkatan pendapatan terjadi pada tahun 2007 dan pernah mengalami penurunan pendapatan pada tahun 2003. Tabel 12 Pendapatan Wana Wisata Kawah Putih pada tahun 2000 - 2007 Tahun
Pendapatan (Rp)
2000
80. 491.240
2001
109.786.725
2002
147.640.350
2003
145.134.150
2004
189.509.625
2005
227.411.550
2006
476.322.400
2007
1.549.010.725
Sumber : Laporan keuangan Wana Wisata Kawah Putih tahun 2007
Aliran dana yang berasal dari penjualan tiket, hasil sharing dan lain sebagainya, dicatat dan dipertanggungjawabkan oleh petugas pemungut karcis kepada Asisten Manajer Pengembangan dan Pemasaran Wisata melalui bagian Administrasi Keuangan DM diketahui oleh Site Manajer Objek Wisata setiap minggunya.
50
Hasil analisis keuangan Wana Wisata Kawah Putih, dari tabel 19, menunjukkan bahwa pendapatan dari tahun 2006 ke tahun 2007 mencapai kenaikan secara drastis. Laba Wana Wisata Kawah Putih pun meningkat lebih dari 225,20% padahal rencana awal target pendapatan yang dicapai Wana Wisata Kawah Putih pada tahun 2007 adalah Rp. 511.550.000,-. Biaya yang dikeluarkan pun sedikit mengalami peningkatan yaitu sebesar 29,62%. Sedangkan laba yang dihasilkan mengalami peningkatan sebesar 288,52%. Hal ini merupakan nilai tambah bagi Wana Wisata Kawah Putih bila dilihat dari aspek keuangannya. Terlihat bahwa terjadi peningkatan laba yang sangat tinggi, sehingga usaha wisata alam ini sangat memberikan keuntungan bagi perusahaan, oleh karena itu pada saat ini komitmen dari jajaran direksi untuk meningkatkan peran wisata ini sangat penting bukan hanya peran dari karyawan di lapangan saja. Pemberian petunjuk kerja yang telah diberikan oleh jajaran direksi ditanggapi dengan baik oleh karyawan. Kinerja karyawan mengenai SOP administrasi keuangan, telah dilakukan dengan baik dan melalui prosedur yang telah ditetapkan dalam SOP. Pencatatan dan pengiriman uang dilakukan sesuai dengan SOP yang telah dibuat. Pencatatan dan pengiriman uang ini dilakukan pada satu minggu sekali oleh bagian Ticketing yang diketahui oleh Site Manager Wana Wisata Kawah Putih telah mengikuti prosedur yang sudah ditentukan Meskipun pendapatan yang diperoleh Wana Wisata Kawah Putih selalu meningkat namun dalam hal perbaikan produk wisata masih sulit dilaksanakan. Hal ini dikarenakan oleh status kepemilikan Wana Wisata Kawah Putih oleh Perum Perhutani yang dalam hal ini adalah sebuah BUMN menyebabkan kendala birokrasi yang begitu sulit dalam hal pengeluaran dana yang bersifat tak terduga dan keperluan mendadak. Seperti contoh dalam hal perbaikan sarana jalan yang sudah rusak dan diajukan perbaikan, namun sudah tiga bulan dana yang dibutuhkan belum keluar. Hal ini tentu saja dapat menghambat usaha Wana Wisata Kawah Putih dalam menciptakan peningkatan kenyamanan bagi para pengunjung.
51
5.2. Identifikasi Faktor Eksternal Perusahaan Identifikasi faktor-faktor eksternal perusahaan ini didapatkan berdasarkan wawancara dengan pihak pengelola dan pengumpulan informasi melalui pencarian internet, pencarian di perpustakaan serta mencermati kejadian yang terjadi di negara Indonesia. Faktor-faktor eksternal memiliki pengaruh yang besar bagi perusahaan untuk menjalankan usahanya. Identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal sangat dibutuhkan karena merupakan keadaan yang tidak dapat dikendalikan secara langsung. Informasi mengenai lingkungan eksternal dari usaha Wana Wisata Kawah Putih diperoleh melalui wawancara dengan pihak pengelola yang mengetahui kondisi keadaan lingkungan usaha, serta informasiinformasi yang relevan dengan kejadian yang relevan dengan penelitian. Faktor-faktor eksternal perusahaan menggambarkan peluang dan ancaman yang dihadapi Wana Wisata Kawah Putih. Lingkungan eksternal tersebut antara lain politik dan pemerintah, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan, teknologi, pesaing, pendatang baru, konsumen, perusahaan lain yang menguntungkan dan produk pengganti (substitusi). Tidak semua lingkungan eksternal dibahas pada penelitian ini, akan tetapi hanya beberapa saja yaitu politik dan pemerintah, sosial budaya dan lingkungan, ekonomi, pesaing, konsumen dan rekan/partner bisnis. 1. Politik dan Pemerintah Gejolak politik nasional membuat situasi keamanan di Indonesia tidak menentu. Hal ini menimbulkan citra Indonesia yang cukup buruk akibat kerusuhan yang terjadi di berbagai daerah dan mengubah pandangan konsumen luar negeri terhadap Indonesia menjadi negatif. Selain kerusuhan dan demontrasi yang masih sering terjadi, ancaman bom terorisme, penyakit menular bahkan serangkaian bencana alam di Indonesia dapat membuat wisatawan mancanegara kurung tertarik kepada pariwisata di Indonesia. Kondisi tersebut menyebabkan beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Australia sempat mengeluarkan kebijakan travel warning kepada warganya untuk tidak berkunjung ke Indonesia. Hal tersebut tentunya menjadi salah satu penghambat perkembangan pariwisata di Indonesia khususnya wisata alam. Akan tetapi hal tersebut tampaknya sudah diperhatikan oleh pemerintah, mengingat pariwisata ini sebagai
52
salah satu penghasil utama devisa negara dari sektor non-migas. Pemerintah sedang melakukan berbagai hal untuk mempromosikan Indonesia sebagai salah satu negara destinasi pariwisata. Pemerintah telah melakukan beberapa rencana strategis tentang pariwisata salah satunya dengan jargon “ Visit Indonesia 2008”. Perkembangan wisata alam memerlukan dukungan semua pihak baik pemerintah pusat melalui Departemen Kebudayaan dan Pariwisata serta Departemen Kehutanan, pemerintah daerah, swasta, biro perjalanan, perguruan tinggi serta masyarakat luas. Pemerintah sebagai fasilitator, mendukung berkembangnya usaha pariwisata alam dalam bentuk penetapan kebijakan, peraturan perundang-undangan, perijinan, dan lain-lain. Dukungan pemerintah tercermin dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kehutanan No. 50 Tahun 2006 tentang Pedoman Kegiatan Kerjasama Usaha Perum Perhutani dalam Kawasan Hutan.
Bentuk dukungan pemerintah terhadap pengembangan
pariwisata juga ditunjukkan dengan adanya media pariwisata seperti TIC (Tourism Information Center) sehingga memudahkan wisatawan untuk mendapatkan informasi mengenai Wana Wisata Kawah Putih. Dalam hal mendukung perkembangan pariwisata alam ini, pemerintah daerah telah melakukan perbaikan jalan raya menuju Wana Wisata Kawah Putih. Jalan raya tersebut merupakan satu-satunya jalan raya yang menuju lokasi Wana Wisata Kawah Putih sehingga dapat dibayangkan bila jalan yang dilalui rusak dan berlubang mengingat kondisi jalan yang menanjak, curam, berliku-liku dan di pinggirnya tebing batu dan jurang dapat membahayakan keselamatan pengendara jalan. Intervensi pemerintah sampai saat ini masih terbatas kepada peraturan agar tidak terjadi iklim usaha yang saling mematikan. Hal yang cukup mengganggu usaha wisata alam adalah adanya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah daerah dan Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom. Dengan diberlakukannya UU dan Perpu tersebut, maka daerah memiliki wewenang yang lebih luas dalam mengembangkan daerahnya dan hal tersebut menjadi peluang bagi daerah yang memiliki potensi besar dalam mengembangkan wisata alam. Dalam era otonomi daerah tersebut pemerintah daerah tingkat kabupaten maupun
53
kotamadya memiliki peran yang besar dalam bidang pariwisata. Hal tersebut membuat pengembangan wisata alam baru lebih banyak berurusan dengan pemerintah daerah. Perpindahan urusan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah ini, membuat banyak pengelola dan investor wisata alam kebingungan sebab masingmasing daerah memiliki aturan yang berbeda-beda. Otonomi daerah ini memunculkan adanya kemungkinan tumpang tindih dalam pemungutan pajak antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Selain itu adanya beberapa daerah yang menerapkan kebijakan retribusi yang terlalu tinggi untuk mengejar pendapatan asli daerah (PAD). Otonomi daerah menyebabkan setiap daerah harus mampu bersaing dengan daerah lain. Tuntutan pemsukan PAD jangka pendek dan jangka panjang, merupakan kenyataan yang harus dihadapi. Oleh karena itu pemerintah daerah Kabupaten Bandung Selatan diharapkan memberikan kebijaksanaan yang mendorong berkembangnya usaha wisata alam ini. 2. Ekonomi Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan penghasil devisa bagi pembangunan negara. Pembangunan pariwisata yang terus ditingkatkan dan dikembangkan untuk memperbesar penerimaan devisa negara dan menciptakan lapangan kerja mencerminkan bahwa peran dan harapan bagi sektor pariwisata tersebut sangat besar. Perekonomian Indonesia yang belum stabil sejak adanya krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1998 menjadi ancaman bagi dunia usaha pariwisata. Fluktusi nilai tukar rupiah, kenaikan harga BBM dan kenaikan harga-harga barang kebutuhan pokok lainnya serta ancaman PHK menimbulkan perubahan pola konsumsi kebutuhan masyarakat. Rekreasi yang semula merupakan kebutuhan alternatif masyarakat namun dengan adanya krisis tersebut masyarakat lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan. Hal ini dikhawatirkan dapat menyebabkan penurunan jumlah perjalanan wisatawan nusantara, termasuk perjalanan ke Wana Wisata Kawah Putih, mengingat tidak hanya wisatawan yang berasal dari Bandung dan sekitarnya saja yang berkunjung tetapi wisatawan di luar kota Bandung pun banyak yang berkunjung ke Wana
54
Wisata Kawah Putih seperti dari Tegal, Medan, Padang, Purworejo, Solo, dan lain-lain. 3. Sosial, Budaya dan Lingkungan Sejak Wana Wisata Kawah Putih didirikan menjadi objek wisata, keterlibatan masyarakat sekitar cukup tinggi. Baik melalui tenaga kerja sebagai mitra kerja ataupun sebagai mitra usaha. Adanya Wana Wisata Kawah Putih memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, bukan hanya dari segi ekonomi namun juga dari segi sosial, budaya dan lingkungan. Masyarakat sendiri memberikan respon yang positif karena selain dapat memberikan lapangan pekerjaan, potensi wilayah Ciwidey pun seolah-olah dibangkitkan dengan adanya penjualan buah-buahan seperti strawberry dan terong kori. Bahkan sepanjang jalan menuju Wana Wisata Kawah Putih, pengendara kendaraan dapat melihat kebun strawberry yang sengaja ditanam oleh masyarakat dan hasilnya dapat dijual kepada pengunjung Wana Wisata Kawah Putih. Mayoritas penduduk setempat saat ini banyak yang memiliki mata pencaharian sebagai petani, penggarap dan pedagang. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya pendapatan mereka sehingga tidak menutup kemungkinan dapat mengancam keberadaan hutan yang berada di sekitar kawasan Wana Wisata Kawah Putih. Mereka menggarap hutan dengan cara membuka hutan dan mengambil kayu bakar untuk keperluan dapur mereka. Cukup banyak masyarakat pelaku usaha di Wana Wisata Kawah Putih hanya mementingkan keuntungan sendiri saja dan terkesan belum memahami tujuan dan manfaat pariwisata alam tersebut. Hal lain yang mempengaruhi keberadaan usaha wisata alam adalah kondisi alam yang tidak menentu. Keadaan demikian membuat wisatawan merasa kurang nyaman dalam melakukan perjalanan wisata karena berbagai ketakutan yang mereka rasakan. Kondisi alam yang tidak dapat dihindari juga membuat wisatawan lebih memilih tinggal di rumah. Khusus untuk wisata alam seperti Wana Wisata Kawah Putih yang letaknya berada di hutan lindung dan pegunungan, kondisi alam tidak hanya berpengaruh pada pengunjung namun juga pada kondisi tanah dan hutan. Bila ada angin puting beliung dan hujan deras maka
55
Wana Wisata Kawah Putih tersebut ditutup sementara. Bila musim kemarau tiba pun, ketersediaan air di lokasi atas cukup mengkhawatirkan. 4. Pesaing Pada usaha pariwisata terdapat objek wisata alam dalam jumlah yang cukup banyak, terutama setelah adanya otonomi daerah. Produk yang ditawarkan pun berbeda-beda, tidak homogen. Produk masing-masing wisata alam memiliki keunikan dan keunggulan sendiri sehingga membuat persaingan yang cukup besar dalam menarik pengunjung. Di samping situasi persaingan yang cukup besar, hubungan antara wisata alam di Kecamatan Ranca Bali tergolong baik, karena pada umumnya mereka memiliki tujuan sama yang bukan hanya mengejar keuntungan semata namun juga bertujuan agar Kecamatan Ranca Bali ini berkembang dan maju karena pariwisatanya. Kerjasama dan hubungan baik dilakukan antara lain melalui IWARI, yaitu Ikatan Wisata Alam Ranca Bali yang melibatkan BKSDA, PTPN, Koperasi Walini, KBM Wisata Perum Perhutani, Kecamatan dan masyarakat. Objek-objek wisata yang berada di wilayah Kecamatan Ranca Bali antara lain Situ Patenggang, Pemandian Air Hangat Ciwalini, Kampoeng Strawberry, Hotel dan Rumah Makan Sindang Reret, serta Kebun Strawberry Alam Endah. Masing-masing objek wisata memiliki daya tarik dan ciri khas yang kadang tidak ditemui di tempat wisata alam lain. Pesaing utama Wana Wisata Kawah Putih adalah Wisata alam Gunung Tangkuban Perahu, selain lokasinya yang berada di wilayah Bandung, kedua wisata ini memiliki konsep yang hampir sama. Namun di wisata alam Gunung Tangkuban Perahu, tidak ada danau kawah yang berwarna putih kehijau-hijauan seperti pada Wana Wisata Kawah Putih. Ancaman produk wisata substitusi lain juga ikut berpengaruh terhadap keberadaan Wana Wisata Kawah Putih. Ancaman produk substitusi ini cukup tinggi khususnya di wilayah Jabodetabek. Umumnya yang dihadapi adalah persaingan dengan objek wisata lain yang sudah lebih dahulu terkenal dan diingat masyarakat. Wana Wisata Kawah Putih yang agak terlambat terkenal ini bukan hanya bersaing dengan wisata alam sejenis saja, tetapi juga dengan wisata lain. Kondisi ini seharusnya direspon positif dengan terus meningkatkan kualitas dan
56
kelengkapan fasilitas yang telah ada sehingga akan memperoleh profit yang lebih besar. 5. Konsumen/Pengunjung Konsumen merupakan salah satu faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Bagi masyarakat menengah ke atas, berwisata merupakan suatu kebutuhan, bahkan kini tidak lagi dirasakan sebagai kebutuhan yang eksklusif bagi mereka. Beragam fasilitas yang disediakan oleh objek wisata merupakan pilihan bagi konsumen dalam memenuhi kebutuhan wisatanya. Dewasa ini, banyak wisatawan yang berkeinginan untuk berwisata di luar ruangan, kepedulian akan persoalan ekologi dan konservasi alam karena isu global warming, kemajuan iptek dan berkeinginan untuk berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungannya. Hal ini dapat dijadikan sebagai peluang oleh Wana Wisata Kawah Putih untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan mengembangkan kawasan wisata alam yang mempunyai daya tarik tersendiri dalam bentuk menikmati suasana alam, udara segar, dan kesejukannya. Sebagian besar pengunjung lebih menyukai melakukan perjalanan rekreasi secara kelompok atau rombongan keluarga, sehingga tercipta suasana keakraban dan kekeluargaan. Pengunjung biasanya datang dalam bentuk : a. Kelompok kecil 2-4 Orang b. Kelompok sedang 5-10 orang c. Rombongan keluarga d. Rombongan besar >10 orang Dari masing-masing bentuk kelompok pengunjung diatas, yang paling banyak dijumpai adalah pengunjung dengan kelompok kecil 2-4 orang dan rombongan keluarga. Sehingga secara umum pengunjung lebih menyukai suasana kebersamaan dan kekeluargaan, akan tetapi kelompok kecil yang terdiri dari 2-4 orang merupakan bentuk kelompok yang paling disukai. Jalil (2006) mengatakan bahwa kelompok kecil relatif mudah dalam perencanaan dan pengorganisasian. Sedangkan rombongan dengan anggota terlalu besar relatif lebih sulit dalam perencanaan dan pengorganisasiannya. Wana Wisata Kawah Putih telah memiliki pengunjung yang berasal dari berbagai daerah baik dalam dan luar negeri. Mayoritas pengunjung telah berulang
57
kali datang ke Wana Wisata Kawah Putih sehingga hal ini mewajibkan Wana Wisata Kawah Putih menyediakan kualitas produk wisata dan sarana prasarana yang mendukung yang benar-benar baik dan unggul. Selera konsumen yang berbeda-beda menjadi faktor yang harus cukup diperhatikan agar produk wisata yang ditawarkan tidak monoton. Sasaran pengunjung Wana Wisata Kawah Putih tidak dibatasi pada tingkat kalangan tertentu saja, tetapi masyarakat umum yang ingin berwisata dapat masuk dan melakukan kegiatan wisatanya di Wana Wisata Kawah Putih. 6. Rekan/Partner Bisnis Pada rekan bisnis ini maksudnya adalah perusahaan-perusahaan lain, baik perusahaan negara maupun swasta, asing, dan perusahaan lain yang bentuknya merupakan suatu kerja sama yang menguntungkan. Salah satunya adalah biro perjalanan. Semakin meningkatnya jumlah biro perjalanan merupakan suatu peluang tersendiri bagi Wana Wisata Kawah Putih. Umumnya wisatawan mempercayakan kegiatan wisatanya kepada biro perjalanan. Wisatawan akan dapat lebih mudah melakukan perjalanan wisata dengan menggunakan biro perjalanan karena waktu, tempat dan segala macam keperluan wisatawan dapat dipenuhi oleh biro perjalanan. Wana Wisata Kawah Putih dalam salah satu strategi pemasarannya selalu melakukan kerja sama yang menguntungkan dengan biro perjalanan dengan diterapkannya marketing fee sebesar 10% kepada biro perjalanan. Selain itu, Wana Wisata Kawah Putih pernah melakukan kerja sama dengan investor swasta dalam mengadakan permainan motor ATV, dengan ketentuanketentuan yang telah disepakati dan tentu saja yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Pada bulan Juli yang merupakan bulan liburan anak sekolah, Wana Wisata Kawah Putih pun melaksanakan kerja sama dengan perusahaan swasta dengan membuat acara “SPIRIT CAMP”, yang menyediakan permainanpermainan bagi anak-anak kecil seperti balon raksasa, “perosotan”, dan lain-lain. Banyaknya bentuk kerjasama yang dilakukan oleh Wana Wisata Kawah Putih merupakan suatu tanda bahwa Wana Wisata Kawah Putih telah memiliki jaringan kerjasama yang cukup luas.
58
VI. TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG 6.1. Karakteristik Pengunjung Keberlanjutan usaha wana wisata tidak terlepas dari pelanggan atau pengunjung. Oleh karena itu pihak pengelola wana wisata dalam hal ini Perum Perhutani perlu mengetahui dan memahami karakteristik pengunjung agar dapat menentukan sistem pemasaran dan juga agar dapat lebih memperluas pasar. Macam-macam kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung diantaranya jalan-jalan menikmati pemandangan alam, duduk-duduk santai, makan-makan, menikmati pemandangan, fotografi, dan lain-lain. Hal ini dapat dimengerti mengingat latar belakang daerah asal pengunjung sebagian besar berasal dari dataran rendah dengan udara yang cukup panas, sehingga mereka berupaya untuk menyegarkan jasmani dan rohani dari kepenatan aktifitas sehari-hari, dengan mereka mencari tempat rekreasi yang dapat memberikan kesegaran. Semua itu dapat mereka dapatkan dengan berwisata menikmati udara sejuk di udara terbuka. Pengunjung yang menjadi responden dalam penelitian ini terdiri dari 57,5% laki-laki dan 42,5% perempuan. Berdasarkan hasil yang diperoleh tentang karakteristik pengunjung dapat diketahui bahwa kelompok pengunjung laki-laki yang datang lebih besar dari pada pengunjung perempuan. Hal ini mungkin disebabkan oleh sifat rekreasi yang ada lebih memerlukan stamina yang kuat dan bersifat petualangan sehingga lebih disukai oleh kaum laki-laki. Kecenderungan yang terjadi pada rombongan besar adalah laki-laki yang mengkoordinir perjalanan wisata sedangkan kecenderungan yang terjadi pada pengunjung keluarga adalah para laki-laki yang sebagai kepala keluarga. Responden yang berkunjung ke Wana Wisata Kawah Putih dari segi umur berdasarkan kuisioner berusia antara 17 – 26 tahun sebanyak 51 orang (63,75%), usia 27 – 36 tahun sebanyak 17 orang (21,25%), usia 37 – 46 tahun sebanyak 7 orang (8,75%), usia 47 – 56 tahun sebanyak 4 orang (5%) dan usia lebih dari 56 tahun sebanyak 1 orang (1,25%). Sebagian besar responden berumur antara 17-26 tahun dan 27-36 tahun, yang merupakan usia kerja produktif sehingga lebih membutuhkan rekreasi untuk menghilangkan rasa jenuh di luar aktivitas rutin yang dilakukan sehari-hari. Selain itu banyaknya pengunjung yang berusia muda
59
tersebut juga dikarenakan mereka mempunyai waktu luang yang lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang bekerja atau telah berumah tangga. Responden yang berkunjung di Wana Wisata Kawah Putih dikelompokkan dalam beberapa kelompok tingkat pendidikan terakhir yaitu : SD, SLTP, SMU, Diploma (D3), Sarjana, dan Pascasarjana. Responden sebagian besar memiliki tingkat pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 43.75% dan Sarjana (S1) sebanyak 30%, kemudian Diploma 21,25%, Pascasarjana 2,5%. Pada tingkat SD dan SLTP sebanyak 1 orang (1,25%) dari jumlah responden. Dari hasil wawancara dilapangan diperoleh persentase terbesar adalah pengunjung dengan pendidikan terakhir SMU. Jalil (2006) menyatakan bahwa kegiatan rekreasi dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat dari berbagai tingkat pendidikan oleh karena itu, tampaknya pendidikan tidak berpengaruh terhadap jumlah permintaan wisata alam, tetapi pendidikan berpengaruh terhadap pemahaman seseorang tentang alam lingkungan, terutama tempat rekreasi termasuk juga peranan hutan dalam hubungan dengan kelestarian lingkungan. Pendidikan terakhir ini perlu dicermati karena semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin kritis pula penilaian responden terhadap kinerja Wana Wisata Kawah Putih. Golongan pekerjaan responden dari yang terbesar sampai terkecil adalah karyawan swasta (32,5%), Pelajar (30%), Wiraswasta (15%), PNS (10%), Ibu Rumah Tangga (8,75%), Pensiunan (2,5%), dan belum bekerja (1,25%). Pengunjung sebagian besar berprofesi sebagai karyawan swata dan pelajar. Hal ini menunjukkan bahwa di samping melakukan aktivitas rutin sehari-hari, para responden juga memerlukan suasana baru yang dapat menghilangkan kepenatan dan kejenuhan. Pengunjung yang sebagian pelajar pun menunjukkan bahwa di samping menuntut ilmu di bangku sekolah, pelajar tetap membutuhkan suasana baru seperti tempat wisata alam yang dapat menghilangkan kejenuhan belajar di sekolah untuk penyegaran pikiran. Berdasarkan daerah asal yaitu berdasarkan lokasi tempat tinggal responden. Sebagian besar responden berasal dari Bandung (51,25%) dan Jakarta (27,5%), Purwakarta dan Bekasi (3,75%), Karawang dan Subang (2,5%), Garut, Solo, Tegal, Purworejo, Sukabumi, Sidoarjo dan Medan (1,25%). Secara umum sebaran responden masih berada disekitar Bandung, Jakarta, Bekasi, Karawang, Garut,
60
Purwakarta, Solo, Tegal, Subang, Sukabumi. Sebagian besar pengunjung yang datang bertujuan untuk piknik dan sekedar jalan-jalan sebagai tujuan utamanya. Penyebaran daerah responden ini dapat dijadikan sebagai suatu strategi pemasaran yang dilakukan. Daerah asal responden yang masih jarang berkunjung harus dilakukan promosi yang lebih gencar. Pengunjung yang datang sebagian besar melakukan perjalanan rekreasi menggunakan bermacam-macam kendaraan, yang didominasi oleh kendaraan roda dua (motor). Selain karena secara umum pengunjung yang datang adalah usia pelajar
yang sudah biasa menggunakan motor, juga menurut mereka
menggunakan motor akan lebih murah dan hemat jika dibandingkan dengan kendaraan yang lainnya. Aksesibilitas yang cukup mudah untuk mencapai lokasi, menyebabkan pengunjung yang melakukan perjalanan tidak bermalam di kawasan wisata alam tersebut melainkan melakukan perjalanan pulang pergi. Pada umumnya konsumen akan melalui tahapan-tahapan dalam proses pembelian suatu produk. Tahapan-tahapan tersebut antara lain pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian serta perilaku pasca pembelian. Berikut ini tahapan proses keputusan kunjungan responden Wana Wisata Kawah Putih. 1. Pengenalan Kebutuhan Responden yang berkunjung ke Wana Wisata Kawah Putih sebagian besar menjawab bahwa motivasi yang paling menentukan berwisata ialah berlibur (81,25%). Sedangkan berdasarkan sebaran manfaat kunjungan yang dirasakan oleh responden, sebanyak 42,5% menjawab menambah wawasan tentang pariwisata di Indonesia, kemudian 41,25% menjawab hiburan sebagai manfaat ke Wana Wisata Kawah Putih. Responden merasa tidak berpengaruh apa-apa jika berkunjung ke Wana Wisata Kawah Putih dalam suatu periode tertentu dengan persentase sebesar 75%. Ada pula sebagian responden lainnya yang menyatakan merasa ada yang kurang bila tidak berkunjung yaitu sebesar 20%. Saat ditanyakan responden mengenai tempat wisata lain yang sejenis yang pernah dikunjungi selain Wana Wisata Kawah Putih, 81,25% responden menjawab pernah ke Gunung Tangkuban Perahu dan sisanya menjawab belum pernah. Hasil wawancara dan pengisisan kuisioner
61
yang dilakukan, memberikan suatu gambaran bahwa kebutuhan akan berwisata dirasakan perlu oleh para responden. 2. Pencarian Informasi Responden menyatakan bahwa mereka mendapatkan informasi mengenai Wana Wisata Kawah Putih dari temannya (46,25%) serta responden menyatakan bahwa mereka mendapatkan informasi dari anggota keluarga mereka (30%). Sebagian dari pengunjung mengetahui Wana Wisata Kawah Putih dari mulut ke mulut saja. Hal yang menjadi fokus perhatian dari informasi yang diperoleh responden adalah pemandangan alamnya yaitu sebanyak 96,25%. Hal inilah yang menjadi daya tarik yang begitu besar dari Wana Wisata Kawah Putih. Keindahan alam wana wisata ini merupakan fokus utama yang dijadikan perhatian oleh para responden. Hal ini menunjukkan bahwa berwisata di alam terbuka cukup membuat para responden merasa tertarik untuk berkunjung, sedangkan harga tiket tidak terlalu membuat pengunjung merasa keberatan untuk berkunjung karena harga tiket masuk yang masih terjangkau. 3. Evaluasi Alternatif Keindahan alam Wana Wisata Kawah Putih merupakan modal yang kuat yang mampu menarik pengunjung. Sebesar 86,25% menyatakan bahwa keindahan alam merupakan suatu hal yang menjadi dasar pertimbangan seseorang untuk berkunjung ke Wana Wisata Kawah Putih. Hal inilah yang menjadi penentu utama saat responden mengevaluasi alternatif lokasi wisata yang akan mereka kunjungi. Sedangkan harga paket tidak menjadi salah satu hal yang menjadi dasar pertimbangan responden dalam mengevaluasi alternatif kunjungan. Perencanaan kunjungan yang dilakukan terencana oleh para pengunjung menunjukkan bahwa pengunjung sebelum memutuskan pergi tentu telah mengetahui informasi tentang Wana Wisata Kawah Putih. 4. Keputusan Pembelian Keputusan yang dilakukan oleh responden untuk berkunjung ke Wana Wisata Kawah Putih merupakan hal yang terencana yakni sebesar 61,25% dan sebagian responden yang lain melakukan secara mendadak yakni sebesar 38,75%. Responden menyatakan bahwa teman mereka memiliki pengaruh yang cukup besar dalam proses keputusan kunjungan yaitu sebanyak 48,75%, sedangkan
62
sebesar 25% dan 15% responden menyatakan bahwa keluarga dan diri sendiri memiliki pengaruh besar dalam keputusan kunjungan ke Wana Wisata Kawah Putih. Teman berkunjung yang dibawa oleh pengunjung ternyata sebagian besar responden berkunjung dengan teman (55%) dan anggota keluarga (38,75%) merupakan orang-orang yang diajak responden untuk mengunjungi Wana Wisata Kawah Putih. Hal ini sejalan dengan sumber pengaruh terbesar dalam memutuskan kunjungan ke Wana Wisata Kawah Putih. Keputusan pembelian yang dilakukan oleh pengunjung dipengaruhi oleh teman dan keluarga mereka. Hal ini sejalan dengan informasi yang diterima oleh mereka yaitu dari mulut ke mulut. Responden menjawab, umumnya mereka biasanya datang pada saat hari libur dan masa liburan sekolah. 5. Perilaku Pasca Pembelian Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar pengunjung yakni sebesar 50% menyatakan bahwa mereka merasa biasa saja terhadap kinerja Wana Wisata Kawah Putih. Responden merasa biasa terhadap pelayanan serta fasilitas yang ditawarkan Wana Wisata Kawah Putih dan sebesar 38,75% menyatakan puas atas kinerja Wana Wisata Kawah Putih. Hal ini harus diperhatikan oleh pihak pengelola, karena tujuan dari suatu usaha wisata selain untuk mendapatkan keuntungan juga untuk memuaskan hati pengunjung. Namun responden pada saat ditanyakan apakah akan kembali berkunjung, 96,25% menjawab akan kembali berkunjung ke Wana Wisata Kawah Putih. Diketahui alasan responden untuk melakukan kunjungan kembali adalah karena keindahan alam dan ingin menghilangkan kejenuhan dari rutinitas sehari-hari. Sebagian pengunjung menjawab kinerja Wana Wisata Kawah Putih cukup baik, hal ini dibuktikan dengan kenyamanan dan keamanan pengunjung saat melakukan kegiatan wisatanya. Pengunjung mempunyai keinginan untuk mengunjungi kembali di waktu-waktu yang akan datang sehingga hal ini haruslah dijadikan sebagai strategi pengembangan oleh pihak perusahaan agar pengunjung yang datang dikemudian hari tidak merasa kecewa dan obejk wisata yang ditawarkan tidak monoton. Oleh karena itu pihak pengelola harus selalu senantiasa melakukan perbaikan dan peningkatan kinerjanya.
63
6.2. Analisis Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Alat analisis tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan dapat digunakan untuk mengetahui posisi masing-masing atribut pada diagram kartesius. Berdasarkan hasil perhitungan analisis kuadran, didapat X (kinerja rata-rata) dan
Y (kepentingan rata-rata) untuk setiap atribut serta X dan Y dari seluruh atribut. Setelah mendapatkan nilai rata-rata kepentingan dan tingkat pelaksanaan masingmasing atribut, langkah selanjutnya adalah memplotkan nilai-nilai tersebut ke dalam diagram kartesius. Pada tabel 13, menunjukkan bahwa atribut yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi adalah pemandangan alam yaitu sebesar 4,825. Responden menilai faktor tersebut sangat penting dalam melakukan kunjungan. Sedangkan atribut dengan nilai rata-rata kepentingan terendah menurut pengunjung adalah atribut ATV yaitu sebesar 3,6. Pada penghitungan tingkat kinerja menunjukkan bahwa atribut pemandangan alam memiliki nilai rata-rata kinerja tertinggi yaitu 4,1875. sedangkan atribut dengan nilai rata-rata kinerja terendah adalah atribut sarana jalan dengan nilai 2,1875. Langkah selanjutnya adalah pemetaan tiap-tiap atribut ke dalam diagram kartesius IPA. Diagram kartesius dibagi menjadi empat kuadran dengan garis pembagi berdasarkan nilai total rata-rata tingkat kepentingan ( Y ) yaitu sebesar 4.302717 nilai total rata-rata tingkat kinerja ( X ) yaitu sebesar 3.040761. Gambar 7 menunjukkan hasil pemetaan nilai rata-rata dari atribut-atribut yang mempengaruhi persepsi pengunjung terhadap kinerja perusahaan. Gambar 7 menjelaskan tentang posisi masing-masing atribut yang ada di Wana Wisata Kawah Putih sesuai dengan kuadrannya masing-masing. Setiap kuadran menggambarkan tinggi rendahnya kepentingan pengunjung terhadap atributatribut yang ditawarkan dan tingkat kinerja dalam pelaksanaan atribut tersebut.
64
Tabel 13 Rata-rata kepentingan dan kinerja atribut-atribut yang ada di Wana Wisata Kawah Putih berdasarkan penilaian pengunjung Kode
Atribut
Rata-rata Kinerja
Kepentingan
Kuadran
1.
Kebersihan
3.125
4.600
2
2.
Kenyamanan
3.600
4.538
2
3.
Keramahan dan kesopanan pihak
3.513
4.613
2
2.900
4.563
1
pengelola 4.
Kualitas dan pemeliharaan berbagai fasilitas dan sarana
5.
Harga tiket
2.913
3.913
3
6.
Luas areal parkir
3.113
4.288
4
7.
Fasilitas tempat Ibadah
3.013
4.550
1
8.
Fasilitas toilet
2.850
4.550
1
9.
Fasilitas shelter
2.938
4.125
3
10.
Fasilitas Gazebo
2.888
4.075
3
11.
Sarana jalan
2.188
4.813
1
12.
Pemandangan alam
4.188
4.825
2
13.
Jenis paket wisata
3.400
4.025
4
14.
Keamanan
3.300
4.700
2
15.
Promosi
2.463
4.413
1
16.
Penataan lokasi
3.275
4.500
2
17.
Kemudahan mencapai lokasi
2.638
4.650
1
18.
Kios makan
2.750
4.125
3
19.
Kios Strawberry
3.088
3.713
4
20.
Kios souvenir
2.913
3.750
3
21.
Kendaraan wisata
2.9135
4.125
3
22.
Fasilitas vila
2.875
3.913
3
23.
ATV
3.100
3.600
4
Rata-rata
3.041
4.303
Sumber : Data diolah pada lampiran 7-8
Hasil yang didapat setelah melakukan perhitungan tingkat kinerja dan tingkat kepentingan melalui metode IPA (Importance Performance Analysis) yang dinilai oleh pengunjung menunjukkan bahwa tingkat kinerja masih dibawah tingkat kepentingan. Pengunjung menilai bahwa masih ada beberapa atributatribut yang kinerjanya jauh dibawah harapan pengunjung. Gap antara nilai kepentingan rata-rata dan nilai kinerja rata-rata sebesar ± 1,262 harus dapat diminimalkan oleh pihak perusahaan.
65
Berikut ini penjelasan mengenai hasil analisis kepentingan dan pelaksanaan setiap atribut-atribut yang ada di Wana Wisata Kawah Putih sesuai dengan letak kuadrannya menurut penilaian pengunjung. 1. Kuadran 1 (Prioritas Utama) yaitu kuadran ini memuat atribut-aribut yang dianggap penting oleh pelanggan tetapi pada kenyataannya atribut-atribut tersebut belum sesuai dengan harapan pelanggan. Tingkat kinerja dari atribut tersebut lebih rendah daripada tingkat kepentingan pengunjung terhadap atribut tersebut. Atribut-atribut dalam kuadran ini harus lebih ditingkatkan lagi kinerjanya agar dapat memuaskan pelanggan. Atribut-atribut tersebut antara lain : kualitas dan pemeliharaan berbagai fasilitas dan sarana, fasilitas tempat ibadan, fasilitas toilet, sarana jalan, promosi, kemudahan mencapai lokasi. Importance Performance Analysis 6
5.5
5 12
11
4.302717
Importance
17
4.5
14
4 8 21
18
4
10 22
16
7
15
3
1
2
6 9 13 5 20
19 23
3.5
3
2.5
2 2
2.5
3 3.040761
3.5
4
4.5
Performance
Gambar 7 hasil analisis kuadran IPA terhadap atribut yang ditawarkan Wana Wisata Kawah Putih. Keterangan : 1. kebersihan 2. kenyamanan 3. keramahan dan kesopanan 4. kualitas dan pemeliharaan berbagai sarana 5. harga tiket 6. areal parkir 7. tempat ibadah
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
toilet shelter gazebo sarana jalan pemandangan alam jenis paket wisata keamanan promosi penataan lokasi
17. kemudahan mencapai lokasi 18. kios makan 19. kios strawberry 20. kios souvenir 21. kendaraan wisata 22. vila 23. ATV
66
a. Kualitas dan pemeliharaan berbagai fasilitas dan sarana Sarana prasarana pendukung merupakan hal penting yang harus diperhatikan kualitas dan cara pemeliharaannya. Berdasarkan penilaian pengunjung ternyata pihak pengelola Wana Wisata Kawah Putih belum terlalu melakukan pemeliharaan secara baik dan benar terhadap sarana prasarana. Hal ini ditunjukkan dengan beberapa fasilitas yang sudah rusak seperti toilet, shelter dan marka jalan. b. Fasilitas tempat ibadah Fasilitas tempat ibadah yang berada di Wana Wisata Kawah Putih hanyalah tempat ibadah untuk umat muslim atau yang disebut Musholla. Wana Wisata Kawah Putih memiliki dua buah Musholla yang berada dekat dengan pintu utama dan berada di dekat parkir atas. Musholla ini berdasarkan penilaian pengunjung kurang terlalu besar dan tempat untuk wudlunya pun hanya ada sedikit dan tidak dipisahkan antara tempat wudlu perempuan dan laki-laki sehingga pengunjung harus mengantri dengan sabar bila ingin melakukan ibadah shalat. Terkadang para pengunjung harus wudlu di tempat toilet (kamar kecil) yang berada dekat dengan Musholla.
Sumber : Data primer 2008
Gambar 8 Fasilitas Musholla di lokasi atas WWKP. c. Fasilitas toilet Fasilitas toilet di Wana Wisata Kawah Putih berdasarkan penilaian pengunjung termasuk dalam kuadran 1 yaitu memerlukan kinerja yang lebih baik karena keberadaan toilet sangatlah penting, mengingat hawa dingin Wana Wisata Kawah Putih sering membuat pengunjung ingin
67
buang air kecil. Wana Wisata Kawah Putih memiliki dua tempat toilet yang berada di dekat pintu utama dan di dekat tempat parkir atas. Kondisi toilet tersebut kurang terawat dan kotor. Banyak dari toilet yang tidak dapat dipakai karena rusak. Kondisi air pun cukup mengkhawatirkan apabila musim kemarau tiba, khususnya di toilet atas. Oleh karena itu, hal ini harus lebih diperhatikan oleh Wana Wisata Kawah Putih. d. Sarana jalan Sarana jalan yang dirasakan oleh para pengunjung masih sangat jauh dari harapan. Medan jalan yang terjal dan berliku, membuat para pengemudi harus sangat berhati-hati ditambah dengan kondisi jalan yang banyak berlubang dan sempit membuat pengunjung merasa tidak nyaman selama perjalanan dari pintu utama ke lokasi kawah walaupun terdapat marka jalan petunjuk arah. Jauhnya perjalanan dari pintu utama pun cukup membuat pengunjung kelelahan. Jalan sejauh 5,6 Km harus dilalui oleh pengunjung untuk mencapai lokasi Kawah.
Sumber : Data primer 2008 Gambar 9 Sarana jalan menuju lokasi kawah dari pintu masuk utama. e. Promosi Hal yang tidak kalah pentingnya ialah promosi. Promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola tidak terlalu berdampak langsung yang dirasakan oleh pengunjung. Pengunjung sebagian besar mengetahui Wana Wisata Kawah Putih hanya dari teman atau kerabatnya yang pernah sebelumnya berkunjung kesana sehingga promosi yang dilakukan hanya dari mulut ke mulut. Pihak pengelola harus memiliki sebuah strategi promosi yang
68
membuat masyarakat luas mengetahui keberadaan Wana Wisata Kawah Putih. f. Kemudahan mencapai lokasi Para pengunjung yang ke Wana Wisata Kawah Putih tidak hanya dari daerah Bandung saja, tetapi banyak dari mereka merupakan pengunjung yang berasal dari daerah Jabodetabek, Jawa Tengah bahkan ada yang berada dari luar pulau Jawa. Para pengunjung tersebut masih kesulitan untuk mengetahui rute dari tempat asalnya hingga mencapai Wana Wisata Kawah Putih. Oleh karena itu pihak pengelola harus lebih banyak membuat marka jalan atau tanda-tanda jalan untuk mencapai Wana Wisata Kawah Putih seperti spanduk, baliho dan lain sebagainya agar dapat memudahkan pengunjung. 2. Kuadran 2 (Pertahankan Prestasi) yaitu atribut-atribut yang terdapat dalam kuadran ini menunjukkan bahwa atribut tersebut penting dan memiliki kinerja yang tinggi. Atribut ini perlu dipertahankan untuk waktu selanjutnya. Atributatribut tersebut antara lain : kebersihan, kenyamanan, keramahan dan kesopanan pihak pengelola, pemandangan alam, keamanan, penataan lokasi. a. Kebersihan Aspek kebersihan yang dinilai oleh pengunjung, dirasakan masih memenuhi harapan pengunjung. Terlihat Wana Wisata Kawah Putih cukup baik dalam mengelola sampah. Adanya beberapa tempat sampah disekitar kawasan Wana Wisata Kawah Putih memudahkan pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya, selain itu adanya tempat pembuangan akhir (TPA) sampah membuat pihak pengelola dapat dengan mudah membuang sampah yang berada di tempat sampah tersebut setiap hari, sehingga tidak menumpuk sampah tersebut. b. Kenyamanan Para pengunjung yang melakukan wisata alam tentu saja ingin merasakan kenyamanan dalam berwisata. Hal ini dapat diwujudkan Wana Wisata Kawah Putih dengan memberikan rasa nyaman pada pengunjungnya. Para pengunjung merasakan kenyamanan saat berkunjung ke Wana Wisata Kawah Putih. Lokasi Kawah yang jauh dari tempat parkir dan tidak
69
adanya penjual jajanan asongan membuat pengunjung benar-benar leluasa dalam melakukan aktivitas wisatanya. c. Keramahan dan kesopanan pihak pengelola Keramahan dan kesopanan pihak pengelola sangat mutlak dilakukan oleh Wana Wisata Kawah Putih. Karena Wana Wisata Kawah Putih merupakan usaha di bidang jasa yang tujuannya memberikan pelayanan pada para konsumen (pengunjung). Pengunjung menilai bahwa pihak pengelola telah ramah dan sopan pada saat memberikan informasi ataupun pada saat diperlukan oleh para pengunjung. Oleh karena itu pihak pengelola haruslah mempertahankan sikap yang ramah dan sopan pada pengunjung. d. Pemandangan alam Para pengunjung yang datang ke Wana Wisata Kawah Putih menyatakan penasaran akan keindahan alam yang ada. Tak diragukan lagi bahwa pemandangan alam di Wana Wisata Kawah Putih sangatlah indah. Banyak dari para pengunjung merasakan takjub akan keindahan alam di Wana Wisata Kawah Putih. Pemandangan alam di Wana Wisata Kawah Putih tidaklah dibuat oleh tangan manusia, atau direka-reka oleh pihak pengelola. Keindahan tersebut merupakan anugrah dari Yang Maha Kuasa. Wana Wisata Kawah Putih haruslah berusaha agar keindahan alam tersebut dijaga dan dilestarikan. Hutan yang berada di sekeliling kawah janganlah ditebang atau dibuka dan diganti dengan hal-hal yang dapat merusak pemandangan alam. e. Keamanan Aspek keamanan yang dirasakan oleh para pengunjung sangatlah penting dalam menjalankan usaha wisata alam ini. Para pengunjung merasakan keamanan di Wana Wisata Kawah Putih cukup aman, hal ini terbukti dengan tidak adanya pengaduan dari para pengunjung akan barangbarangnya yang hilang. Mobil-mobil yang diparkir cukup jauh dari lokasi kawah pun dirasakan aman oleh para pengunjung. Hal ini haruslah dipertahankan oleh Wana Wisata Kawah Putih, keamanan di Wana Wisata Kawah Putih merupakan tanggung jawab semua pihak.
70
f. Penataan lokasi Penataan sarana-prasarana yang berada di Wana Wisata Kawah Putih dirasakan dan nilai oleh pengunjung sudah baik. Shelter, lokasi toilet, lokasi parkir dan fasilitas lainnya dianggap oleh pengunjung sudah baik, hanya saja kualitasnya msih kurang. Oleh karena itu pihak pengelola haruslah meningkatkan kualitas dan pemeliharaan fasiliitas yang ada, karena penataan lokasi sudah dinilai baik oleh pengunjung. 3. Kuadran 3 (Prioritas Rendah) yaitu atribut yang terdapat dalam kuadran ini dianggap kurang penting oleh pengunjung dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu istimewa. Peningkatan terhadap atribut yang masuk dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh pelanggan sangat kecil. Atribut-atribut tersebut antara lain : harga tiket, fasilitas shelter, fasilitas gazebo, kios makan, kendaraan wisata, kios souvenir, fasilitas vila. a. Harga tiket Harga tiket termasuk dalam kuadran tiga yang artinya bahwa harga tiket dirasakan tidak terlalu penting oleh pengunjung dan kinerjanya pun tidak terlalu istimewa. Harga tiket bagi pengunjung domestik yang kini berkisar Rp. 10.000,- dianggap oleh pengunjung cukup layak dengan pengunjung merasakan keindahan alam Wana Wisata Kawah Putih. Walaupun dianggap kurang penting oleh pengunjung namun bila Wana Wisata Kawah
Putih
ingin
menaikkan
harga
tiket,
mungkin
haruslah
dipertimbangkan terlebih dahulu. b. Fasilitas shelter Shelter yang berada di kawasan Wana Wisata Kawah Putih berjumlah 10 buah. Terdapat 2 buah di bawah, 4 buah disepanjang jalan, dan 4 buah di lokasi Kawah. Masing-masing shelter diberi nama. Shelter yang berada di atas diberi nama Dr. Frans Willem Junghunn 1 sampai 4, untuk yang di sepanjang jalan diberi nama Cantigi 1 sampai 4, dan di bawah diberi nama Eucalyptus 1 dan 2. Fasilitas shelter ini dirasakan oleh pengunjung tidak terlalu penting, dikarenakan pengunjung yang datang sebagian besar berusia produktif dan
71
kegiatan wisata yang umum dilakukan adalah jalan-jalan, berfoto-foto, dan duduk-duduk di sekitar dekat tanaman Cantingi. Hal ini dinyatakan dengan penilaian pengunjung terhadap shelter yang merupakan dibawah rata-rata seluruh atribut. Kinerjanya pun masih kurang dirasakan oleh pengunjung. Hal ini dikarenakan shelter sepanjang jalan tidak terawat, kotor dan banyak coretan-coretan. Hal tersebut harus cukup diperhatikan oleh Wana Wisata Kawah Putih.
Sumber : Data primer 2008
Gambar 10 Fasilitas shelter. c. Fasilitas gazebo Fasilitas gazebo hanya dapat didapatkan di lokasi bawah. Jumlah gazebo tersebut ada enam, dengan tersebar disekitar dekat vila, dan taman dekat pesanggarahan. Gazebo-gazebo tersebut diberi nama sesuai dengan nama para leluhur, diantaranya : Eyang Jaga Satru, Eyang Rangsa Sadana, Eyang Camat, Eyang Ngabai, Eyang Baskom dan Eyang Jambrong. Fasilitas gazebo tersebut kurang dirasakan manfaatnya oleh para pengunjung. Karena sebagian besar pengunjung yang datang jarang sekali untuk bersinggah ke taman bawah. Sehingga fasilitas gazebo tersebut tidak terlalu penting dan kinerjanya pun tidak terlalu baik yang dirasakan oleh para pengunjung. d. Kios makan Kios makan yang terdapat disekitar areal parkir baik yang berada di lokasi bawah dan lokasi atas dirasakan kurang penting dan kinerjanya pun kurang istimewa oleh pengunjung. Hal tersebut dikarenakan makanan yang
72
ditawarkan monoton, tidak beragam. Kios makanannya pun seperti kurang terawat dan tidak luas. Hal tersebut harus diperhatikan oleh Wana Wisata Kawah Putih, tidak hanya kuantitas yang diutamakan tetapi pula kualitas dari kios tersebut. e. Kendaraan wisata Atribut lain yang terdapat di kuadran tiga ialah kendaraan wisata. Kendaraan wisata ini dinamakan Ontang-anting. Kendaraan wisata ini diperuntukkan bagi pengunjung yang menaiki bus, karena bus tidak diijinkan untuk ke lokasi Kawah, selain itu bagi pengunjung yang tidak membawa kendaraan. Ontang-anting ini memiliki tempat mangkal sebagai tempat mengantri seperti di terminal-terminal angkutan umum biasa. Hal ini pun agar memudahkan pengunjung untuk menaiki kendaraan wisata ini. Kendaraan wisata ini dirasakan kurang begitu penting, karena sebagian besar pengunjung menaiki kendaraan pribadi untuk menuju ke lokasi Kawah. Kinerja kendaraan wisata ini pun kurang begitu baik, hal ini dikarenakan kondisi mobil yang kurang baik dan pengemudi mobil yang ugal-ugalan.
Sumber : Data primer 2008
Gambar 11 Kendaraan wisata (ontang-anting). f. Kios souvenir Kios souvenir Wana Wisata Kawah Putih yang hanya 1 buah ini termasuk dalam kuadran 3. Berdasarkan penilaian pengunjung, kios souvenir ini kurang begitu penting, karena barang-barang yang ditawarkan pun kurang beragam dan kurang unik. Sehingga bila kios souvenir ini dilakukan
73
peningkatan kinerjanya haruslah dilakukan dengan pertimbangan yang matang dan tepat, agar tidak merugikan Wana Wisata Kawah Putih. g. Fasilitas vila Fasilitas vila yang berada di Wana Wisata Kawah Putih hanya 2 buah. Masing-masing diberi nama Meranti 1 dan Meranti 2. Lokasi vila tepat disebelah kiri pintu utama. Vila tersebut diperuntukkan bagi pengunjung yang ingin menginap, namun hal tersebut jarang terjadi. Keberadaan vila yang dikelilingi oleh pohon-pohon dirasakan kurang begitu penting, mengingat wisata Wana Wisata Kawah Putih adalah wisata berbentuk wisata harian. Oleh karena itu fasilitas vila tersebut harus kembali dilakukan pertimbangan untuk ke depannya apakah harus dikembangkan atau tidak. 4. Kuadran 4 (Berlebihan) yaitu kuadran ini memuat atribut-atribut yang dianggap kurang penting oleh pengunjung dan dirasakan terlalu berlebihan. Peningkatan kinerja pada atribut-atribut yanng terdapat pada kuadran ini hanya akan menyebabkan terjadinya pemborosan sumberdaya. Atribut-atribut tersebut antara lain : luas areal parkir, jenis paket wisata, kios strawberry, ATV (All Terrain Vehicle) a. Luas areal parkir Luas areal parkir yang ada menurut penilaian pengunjung terlalu luas. Hal ini terlihat karena masih terdapat lahan parkir yang kosong terutama lahan parkir atas, yang tidak dipakai pada hari-hari kosong maupun padat pengunjung.
Sumber : Data primer 2008
Gambar 12 Kondisi areal parkir kendaraan.
74
Oleh karena itu luas areal parkir termasuk dalam kuadran 4 yang dimana tingkat kepentingannya rendah namun kinerjanya tinggi. Bila pihak pengelola ingin menambahkan luas areal parkir hanya akan menyebabkan pemborosan sumber daya. Oleh karena itu agar lebih dipertimbangkan kembali bila ingin dilakukan pengembangan tempat parkir. b. Jenis paket wisata Jenis paket wisata yang ada di Wana Wisata Kawah Putih, dinilai oleh pengunjung cukup baik. Namun pengunjung merasakan hal tersebut kurang penting karena sebagian besar pengunjung tidak mengambil paket wisata yang ditawarkan. Wisata harian yang hanya dirasakan oleh pengunjung di Wana Wisata Kawah Putih tidak menarik pengunjung untuk melakukan pembelian paket wisata. Oleh karena itu Wana Wisata Kawah Putih haruslah meninjau ulang terhadap jenis-jenis paket wisata yang ditawarkan, yang sesuai dengan kepentingan pengunjung. c. Kios Strawberry Kios strawberry yang terletak dekat dengan kios makan dan kios tempat parkir dirasakan kurang penting keberadaannya walaupun memiliki kinerja yang cukup baik. Hal ini dikarenakan di sepanjang jalan raya, khususnya di daerah Ciwidey, menuju ke lokasi Wana Wisata Kawah Putih banyak terdapat kebun strawberry yang lebih menarik yaitu dapat memetik strawberry sendiri. Kios strawberry yang dirasakan kurang penting keberadaannya haruslah disikapi oleh Wana Wisata Kawah Putih dengan bijak. d. ATV (All-Terrain Vehicle) Permainan ATV yang dirasakan oleh pengunjung kurang penting harus diperhatikan juga oleh Wana Wisata Kawah Putih. Pengunjung yang menilai bahwa permainan ATV kurang penting ini, dikarenakan oleh harga sewanya yang cukup mahal dan kurang begitu mengertinya pengunjung dalam mengendarai ATV, sehingga membuat pengunjung untuk berpikir ulang bila ingin memainkan ATV. Peningkatan akan ATV ini hanya akan menimbulkan pemborosan bagi Wana Wisata Kawah Putih.
75
6.3. Costumer Satisfaction Index Kepuasan konsumen merupakan perasaan senang atau kecewa konsumen yang didapat dengan membandingkan antara kesan atau persepsinya terhadap kinerja produk/jasa dengan harapan akan kinerja produk/jasa tersebut. Hasil perhitungan kepuasan keseluruhan pengunjung terhadap kinerja Wana Wisata Kawah Putih didapatkan hasil index kepuasan pengunjung yaitu sebesar 0.61 yang artinya pengunjung yang datang dan menikmati produk yang ditawarkan hanya pada level cukup puas. Tabel 14 Perhitungan Costumer Satisfaction Index Atribut
MIS
WF
MSS
WS
1.
Kebersihan
4.60
0.05
3.13
0.15
2.
Kenyamanan
4.54
0.05
3.60
0.18
3.
Keramahan dan kesopanan
4.61
0.05
3.51
0.16
4.56
0.05
2.900
0.13
pihak pengelola 4.
Kualitas dan pemeliharaan berbagai fasilitas dan sarana
5.
Harga tiket
3.91
0.04
2.91
0.12
6.
Luas areal parkir
4.29
0.04
3.11
0.13
7.
Fasilitas tempat Ibadah
4.55
0.05
3.01
0.14
8.
Fasilitas toilet
4.55
0.05
2.85
0.13
9.
Fasilitas shelter
4.13
0.04
2.94
0.12
10. Fasilitas Gazebo
4.08
0.04
2.89
0.12
11. Sarana jalan
4.81
0.05
2.19
0.11
12. Pemandangan alam
4.83
0.05
4.19
0.20
13. Jenis paket wisata
4.03
0.05
3.40
0.14
14. Keamanan
4.70
0.05
3.30
0.16
15. Promosi
4.41
0.05
2.46
0.11
16. Penataan lokasi
4.50
0.05
3.28
0.15
17. Kemudahan mencapai lokasi
4.65
0.05
2.64
0.12
18. Kios makan
4.13
0.04
2.75
0.11
19. Kios Strawberry
3.71
0.04
3.09
0.12
20. Kios souvenir
3.75
0.04
2.91
0.11
21. Kendaraan wisata
4.13
0.04
2.91
0.12
22. Fasilitas vila
3.91
0.04
2.88
0.11
23. ATV
3.65
0.04
3.10
0.11
Total
98.96
CSI
3.06 0.61
(Cukup Puas)
76
Keterangan : 5. Mean Importance Score (MIS) 6. Weight Factors (WF) 7. Weight Score (WS) 8. Costumer Satisfaction Index (CSI)
Kepuasan konsumen merupakan perasaan senang atau kecewa konsumen yang didapat dengan membandingkan antara kesan atau persepsinya terhadap kinerja produk/jasa dengan harapan akan kinerja produk/jasa tersebut. Apabila kenyataannya sama dengan atau lebih dari yang diharapkan maka konsumen akan merasa puas, begitupun sebaliknya, bila kinerja kurang dari harapan maka akan timbul rasa tidak puas. Hal ini haruslah diperhatikan oleh pihak pengelola karena mungkin saja pada saat nanti pengunjung yang telah datang tidak ingin lagi berkunjung ke Wana Wisata Kawah Putih. Atribut-atribut yang terasa kurang layak dinilai oleh pengunjung haruslah lebih ditingkatkan kembali dan atribut yang telah baik penilaiannya oleh pengunjung haruslah dipertahankan dan juga ditingkatkan kembali. Masyarakat yang semakin pintar dengan cara mereka masing-masing untuk berwisata di alam terbuka, dapat mengakibatkan Wana Wisata Kawah Puith dapat ditinggalkan oleh para pelanggan. Mengingat pada saat sekarang ini telah banyak tempat wisata alam yang pengelolaannya dikerjakan secara profesional. Hal ini haruslah dijadikan perhatian oleh Wana Wisata Kawah Putih agar kesetiaan para pelanggan tidak hilang. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pengunjung ingin kembali ke Wana Wisata Kawah Putih suatu saat nanti, sehingga pihak perusahaan haruslah melakukan suatu inovasi produk wisata, baik dari segi objek maupun sarana-prasarana penunjang wisata alam agar pengunjung tidak merasa bosan dan kecewa.
77
VII. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
7.1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan 1. Faktor Internal Perusahaan Analisa faktor internal merupakan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Faktor internal perusahaan harus diketahui terlebih dahulu sebelum membuat matriks SWOT. Hasil wawancara dengan pihak Wana Wisata Kawah Putih dan analisis lingkungan internal perusahaan dalam bab Analisis Kinerja Usaha (Bab 5), maka didapatkan beberapa faktor internal perusahaan yang meliputi kekuatan dan kelemahan yang sangat berpengaruh terhadap usaha Wana Wisata Kawah Putih, antara lain a. Kekuatan 1. Potensi wisata Kawah Putih yang tinggi, baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alamnya. 2. Tingginya komitmen Board of Director (BOD) untuk meningkatkan peran ekowisata. 3. Wana Wisata Kawah Putih menghasilkan laba yang mencapai target. 4. Sistem kekeluargaan yang erat antar karyawan dalam perusahaan. 5. Kawah Putih telah melakukan program PHBM dengan masyarakat desa setempat 6. Strategi pemasaran yang dilakukan beragam. b. Kelemahan 1. Kurangnya promosi rutin yang dilakukan. 2. Kendala birokrasi sebagai konsekuensi status BUMN seperti dalam hal pendanaan perbaikan produk wisata. 3. Kualitas produk wisata masih rendah. 4. Kualitas dan kuantitas SDM masih kurang. 5. Budaya kerja karyawan belum berorientasi kepada pelanggan. 6. Status sebagai kawasan hutan negara.
78
2. Faktor Eksternal Perusahaan Analisa faktor eksternal merupakan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Faktor eksternal perusahaan harus diketahui terlebih dahulu sebelum membuat matriks SWOT. Hasil wawancara dengan pihak Wana Wisata Kawah Putih dan analisis lingkungan eksternal perusahaan dalam bab Analisis Kinerja Usaha (Bab 5), maka didapatkan beberapa faktor eksternal perusahaan yang meliputi peluang dan ancaman yang mempengaruhi usaha Wana Wisata Kawah Putih, antara lain a. Peluang 1. Trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan. 2. Dukungan politis dari pemerintah pusat untuk mengembangkan sektor pariwisata. 3. Telah diterbitkan Peraturan Menteri Kehutanan No. 50 tahun 2006. 4. Kawah Putih memiliki aksesibilitas tinggi dari Jabodetabek dan kota besar (pasar potensial). 5. Jaringan kerjasama perusahaan yang luas seperti dengan biro perjalanan, investor dan lain-lain. 6. Terbentuknya IWARI (Ikatan Wisata Alam Ranca Bali) yang melibatkan BKSDA, Koperasi Walini, KBM Wisata Perum Perhutani, Pemda. b. Ancaman 1. Kondisi sosial ekonomi masyarakat desa yang berinteraksi dengan hutan mayoritas rendah pendidikan, ketrampilan, lahan, dan sumber pencaharian. 2. Obyek wisata pesaing di sekitar lokasi yang dikelola secara lebih professional. 3. Menurunnya kunjungan wisatawan mancanegara sebagai akibat isu bencana alam dan terorisme. 4. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil. 5. Euphoria otonomi daerah yang berimplikasi pada tuntutan pengambil alihan kewenangan pengelolaan beberapa obyek wisata serta retribusi yang tinggi.
79
7.2. Matriks Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Informasi yang telah didapatkan dari hasil identifikasi faktor lingkungan internal dan eksternal Wana Wisata Kawah Putih maka dirumuskan faktor-faktor kunci yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Faktor-faktor tersebut dievaluasi dalam matriks IFAS dan matriks EFAS. Matriks-matriks tersebut digunakan sebagai data masukan untuk menentukan alternatif-alternatif strategi pengembangan usaha. 1. Matriks IFAS Setelah disebarkan kuisioner yang berisi faktor-faktor kekuatan dan kelemahan kepada enam orang responden maka akan diketahui faktor-faktor apa saja yang menjadi kekuatan utama dan kekuatan terkecil maupun kelemahan utama dan kelemahan yang terkecil yang dimiliki oleh perusahaan. Responden adalah yang mengetahui dan memahami kondisi Wana Wisata Kawah Putih, yaitu 4 orang karyawan lapangan dan 2 orang karyawan kantor. Keenam responden ini memiliki peranan yang penting dalam manajemen karena terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan operasional Wana Wisata Kawah Putih. Pada kuisioner masing-masing responden diminta untuk melakukan pemeringkatan
(rating)
terhadap
setiap
faktor-faktor
kekuatan
maupun
kelemahan. Pad kuisioner masing-masing responden juga diminta untuk meberikan
pembobotan
dengan
membandingkan
masing-maisng
faktor
berdasarkan tingkat kepentingannya terhadap perusahaan. Setelah masing-masing responden memberikan peringkat dan bobot, maka diambil rata-ratanya (mean). Dengan memasukkan hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor strategis internal, kemudian memberikan bobot dan rating, maka diperoleh hasil seperti pada tabel 15. Berdasarkan pengolahan matriks IFAS untuk Wana Wisata Kawah Putih maka didapatkan yang menjadi faktor kekuatan utama bagi Wana Wisata Kawah Putih adalah strategi pemasaran yang dilakukan baik dengan skor 0,631481. Kekuatan terkecil bagi Wana Wisata Kawah Putih yaitu sistem kekeluargaan yang erat antar karyawan dengan skor 0,43287. Sedangkan yang menjadi kelemahan utama bagi Wana Wisata Kawah Putih adalah kualitas produk wisata yang masih rendah sebesar 0,33333 dan yang menjadi kelemahan terkecil yaitu kurangnya
80
promosi rutin yang dilakukan. Selisih nilai antara jumlah skor faktor kekuatan dan jumlah skor faktor kelemahan adalah 0,730093. Hal ini menunjukkan bahwa Wana Wisata Kawah Putih berada pada posisi positif dalam lingkungan internal perusahaan. Tabel 15 Matriks IFAS FAkTOR STRATEGIS INTERNAL
BOBOT
RATING
SKOR
0.163888889
3.666666667
0.600926
0.166666667
3.5
0.583333
0.169444444
3.666666667
0.621296
0.152777778
2.833333333
0.43287
0.175
3.333333333
0.583333
Strategi pemasaran yang dilakukan beragam.
0.172222222
3.666666667
0.631481
TOTAL
1
KEKUATAN 1.
Potensi wisata Kawah Putih yang tinggi, baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alamnya.
2.
Tingginya komitmen Board of Director (BOD) untuk meningkatkan peran ekowisata.
3.
Wana Wisata Kawah Putih menghasilkan laba yang mencapai target.
4.
Sistem kekeluargaan yang erat antar karyawan dalam perusahaan.
5.
Kawah Putih telah melakukan program PHBM dengan masyarakat desa setempat
6.
3.453241
KELEMAHAN 1.
Kurangnya promosi rutin yang dilakukan.
2.
Kendala birokrasi sebagai konsekuensi status BUMN seperti dalam hal pendanaan perbaikan
0.175
3
0.525
0.169444444
3
0.508333
produk wisata. 3.
Kualitas produk wisata masih rendah.
0.166666667
2
0.333333
4.
Kualitas dan kuantitas SDM masih kurang.
0.147222222
2.833333333
0.41713
5.
Budaya kerja karyawan belum berorientasi
0.172222222
2.666666667
0.459259
0.169444444
2.833333333
0.480093
kepada pelanggan. 6.
Status sebagai kawasan hutan negara. TOTAL SELISIH
1
2.723148 0.730093
Sumber : Data diolah pada lampiran 5
2. Matriks EFAS Setelah disebarkan kuisioner yang berisi faktor-faktor eluang dan ancaman kepada enam responden maka akan diketahui sejauh mana respon perusahaan dalam menanggapi peluang dan ancaman yang dihadapi. Pada kuisioner masinmasing responden diminta untuk melakukan pemeringkatan (rating) terhadap setiap faktor peluang maupun ancaman. Pada kuisioner masing-masing responden
81
juga diminta untuk memberikan pembobotan dengan membandingkan masingmaisng faktor berdasarkan tingkat pengaruhnya terhadap perusahaan. Setelah masing-masing responden memberikan peringkat dan bobot, maka diambil rataratanya (mean). Tabel 16 Matriks EFAS FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL PELUANG 1.
BOBOT
RATING
SKOR
0.169444444
3.666666667
0.621296
0.177777778
2.833333333
0.503704
0.155555556
3.833333333
0.596296
0.163888889
3.5
0.573611
0.186111111
3.333333333
0.62037
0.147222222
3
0.441667
Trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan.
2.
Dukungan politis dari pemerintah pusat untuk mengembangkan sektor pariwisata.
3.
Telah diterbitkan Peraturan Menteri Kehutanan No. 50 tahun 2006.
4.
Kawah Putih memiliki aksesibilitas tinggi dari Jabodetabek dan kota besar (pasar potensial).
5.
Jaringan kerjasama perusahaan yang luas seperti dengan biro perjalanan, investor dan lain-lain.
6.
Terbentuknya IWARI (Ikatan Wisata Alam Ranca Bali) yang melibatkan BKSDA, PTPN, Koperasi Walini, KBM Wisata Perum Perhutani, pemda. TOTAL
1
3.356944
ANCAMAN 1.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat desa yang berinteraksi dengan hutan mayoritas rendah pendidikan, ketrampilan, lahan, dan sumber
0.2
3.166666667
0.633333
0.2
3.333333333
0.666667
0.2125
2.833333333
0.602083
0.195833333
2.333333333
0.456944
0.191666667
2.5
0.479167
pencaharian. 2.
Obyek wisata pesaing di sekitar lokasi yang dikelola secara lebih professional.
3.
Menurunnya kunjungan wisatawan mancanegara sebagai akibat isu bencana alam dan terorisme.
4.
Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil.
5.
Euphoria otonomi daerah yang berimplikasi pada tuntutan pengelolaan
pengambil beberapa
alihan obyek
kewenangan wisata
serta
retribusi yang tinggi. TOTAL SELISIH
Sumber : Data diolah pada lampiran 5
1
2.838194 0,51875
82
Hasil identifikasi peluang dan ancaman yang telah dimasukkan sebagai faktor strategis eksternal, kemudian memberikan bobot dan rating, maka diperoleh hasil seperti pada tabel 16. Hasil pengolahan matriks EFAS Wana Wisata Kawah Putih pada tabel 16, dapat diketahui bahwa faktor peluang yang direspon sangat besar oleh perusahaan adalah trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi objek wisata alam dan petualang sebesar 0,621296 dan yang direspon sangat kecil oleh perusahaan adalah terbentuknya IWARI (Ikatan Wisata Alam Ranca Bali) yang melibatkan BKSDA, PTPN, Koperasi Walini, KBM Wisata Perum Perhutani dan Pemda sebesar 0,441667. sedangkan faktor ancaman yang direspon sangat besar oleh perusahaan adalah objek wisata pesaing di sekitar lokasi yang dikelola secara lebih profesional dengan skor 0,66667 dan yang paling kecil direspon adalah kondisi perekonomian yang tidak stabil sebesar 0,456944. Selisih nilai antara jumlah skor faktor peluang dan jumlah skor faktor ancaman adalah 0,51875. Hal ini menunjukkan bahwa Wana Wisata Kawah Putih berada pada posisi positif dalam lingkungan eksternal perusahaan.
DIAGRAM ANALISIS SWOT 0.9
0.7
EKSTERNAL
0.5
0.3
0.1
-0.5
-0.3
- 0.1
-0.1
0.1
0.3
0.5
0.7
- 0.3
- 0.5
INTERNAL
Gambar 13 Diagram kartesius analisis SWOT.
0.9
83
7.3. Analisis Matriks Swot Berbagai alternatif strategi dapat dirumuskan berdasarkan model analisis matrik SWOT. Keunggulan model ini adalah mudah memformulasikan strategi berdasarkan gabungan faktor internal dan eksternal. Empat strategi utama yang disarankan yaitu strategi SO (Strengths-Opportunities), ST (Strengths-Threats), WO (Weaknesses-Oppourtunities), dan WT (Weaknesses-Threats). Analisis ini menggunakan data yang telah diperoleh dari matriks EFAS dan IFAS sebelumnya. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 17. Berikut ini merupakan penjelasan dari hasil matriks SWOT (Tabel 17) yaitu didapatkan alternatif strategi sebagai berikut : 1. Strategi SO (Strengths-Opportunities) Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan pada lingkungan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada pada lingkungan eksternal perusahaan sehingga memperoleh keuntungan bagi perusahaan. Strategi yang dapat digunakan yaitu : a. Pertahankan potensi wisata yang tinggi dan image yang tinggi. Potensi wisata, baik dan segi pemandangan alam, flora dan fauna serta image yang tinggi yang dimiliki oleh Wana Wisata Kawah Putih merupakan suatu kekuatan Wana Wisata Kawah Putih agar tetap dipertahankan sehingga kunjungan wisatawan yang sedang trend ke tempat wisata alam akan berkunjung ke Wana Wisata Kawah Putih. b. Meningkatkan pelayanan prima terhadap pengunjung yang datang. Pelayanan terhadap pengunjung merupakan suatu hal yang penting karena usaha wisata ini merupakan suatu usaha yang bergerak di bidang jasa. Wisatawan yang semakin tahun semakin meningkat untuk berkunjung ke Wana Wisata Kawah Putih menyebabkan pihak pengelola harus lebih meningkatkan aspek pelayanan terhadap pengunjung sehingga pengunjung memiliki kesan yang baik terhadap Wana Wisata Kawah Putih setelah meninggalkannya. Wisatawan yang membludak pada hari-hari tertentu haruslah dapat diantisipasi akan pelayanannya.
84
Tabel 17 Matrik SWOT IFAS
STRENGTH
WEAKNESS
1.
1.
2.
3.
4.
EFAS
5.
6.
Potensi wisata Kawah Putih yang tinggi, baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alamnya. Tingginya komitmen jajaran direksi untuk meningkatkan peran bisnis ekowisata. Wana Wisata Kawah Putih menghasilkan laba yang mencapai target. Sistem kekeluargaan yang erat antar karyawan dalam perusahaan. Kawah Putih telah melakukan program PHBM dengan masyarakat desa setempat. Strategi pemasaran yang dilakukan beragam.
2.
3. 4. 5.
6.
Kurangnya promosi rutin yang dilakukan Kendala birokrasi sebagai konsekuensi status BUMN dalam hal pendanaan. Kualitas produk wisata rendah. Kualitas dan kuantitas SDM masih kurang Budaya kerja karyawan belum berorientasi kepada pelanggan. Status sebagai kawasan hutan negara
OPPORTUNITY
STRATEGI SO
STRATEGI WO
1.
1.
1.
2.
3. 4.
5.
6.
Trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan. Dukungan politis dari pemerintah pusat untuk mengembangkan sektor pariwisata Telah diterbitkan Peraturan Menteri Kehutanan No. 50 tahun 2006. Kawah Putih memiliki aksesibilitas tinggi dari Jabodetabek dan kota besar (pasar potensial). Jaringan kerjasama perusahaan yang luas seperti dengan biro perjalanan, investor dan lain-lain. Terbentuknya IWARI (Ikatan Wisata Alam Ranca Bali) yang melibatkan BKSDA, PTPN, Koperasi Walini, KBM Wisata Perum Perhutani.
2.
3.
4.
Pertahankan potensi wisata yang tinggi dan image yang tinggi. Meningkatkan pelayanan prima terhadap pengunjung yang datang. Meningkatkan kerjasama yang lebih baik dan menguntungkan dengan pihak lain. Memperluas target pasar
2.
3.
Menciptakan produk wisata yang sesuai dengan harapan pengunjung. Menyelenggarakan management training yang rutin terhadap karyawan. Melakukan penghematan dan mengawasi biaya-biaya yang dikeluarkan serta melakukan kerjasama dengan investor guna meningkatkan produk wisata.
THREAT
STRATEGI ST
STRATEGI WT
1.
1.
1.
2. 3.
4. 5.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat desa yang berinteraksi dengan hutan mayoritas rendah pendidikan, ketrampilan, lahan, dan sumber pencaharian. Obyek wisata pesaing yang dikelola secara lebih professional. Menurunnya kunjungan wisatawan mancanegara sebagai akibat isu bencana alam dan terorisme. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil. Euphoria otonomi daerah yang berimplikasi pada tuntutan pengambil alihan kewenangan pengelolaan beberapa obyek wisata serta retribusi yang tinggi.
2. 3.
4.
Memperkuat fungsi program PHBM yang menguntungkan bagi perusahaan dan masyarakat sekitar. Peningkatan pengelolaan wisata dan daya saing. Meningkatkan pengetahuan karyawan terhadap informasiinformasi terbaru dari luar perusahaan. Meningkatkan kerja tim yang efektif dan efisien.
2.
3.
4.
Melakukan penyuluhan kepada masyarakat sekitar serta melakukan kerjasama dan pengawasan dengan masyarakat sekitar. Mengembangkan dan meningkatkan daya saing produk wisata. Tinjauan ulang terhadap promotion mix yang telah dilakukan. Melakukan perencanaan manajemen yang baik.
c. Meningkatkan kerjasama yang lebih baik dan menguntungkan dengan pihak lain. Pemerintah yang telah mendukung pengembangan sektor pariwisata alam baik dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata maupun dari Departemen Kehutanan merupakan suatu peluang yanng harus diperhatikan oleh Wana Wisata Kawah Putih dengan dapat melakukan kerjasama yang lebih
85
menguntungkan. Pihak-pihak yang berkepentingan sperti perusahaan lain milik negara, perusahaan swasta, perusahaan asing, biro perjalanan dan investor lain tidak tertutup kemungkinan untuk dapat melakukan kerja sama. Kerjasama tesebut dapat dilakukan oleh Board of Director (BOD) agar mempunyai posisi yang lebih kuat dan mempunyai link yang lebih besar untuk melakukan kerjasama, selain itu karyawan yang ada di lapangan pun dapat melakukan kerja sama dengan prosedur yang jelas dan yang telah ditentukan agar kerja sama tersebut tidak menyimpang. d. Memperluas target pasar. Wana Wisata Kawah Putih yang memiliki aksesibilitas tinggi dari kota-kota besar harus dapat dimanfaatkan oleh pihak pengelola dengan memperluas target pasar selain Jabodetabek. Strategi pemasaran yang telah dilakukan harus lebih gencar dan terencana dengan baik. Jaringan kerja sama yang luas dengan biro perjalanan dan pihak lain yang berkepentingan haruslah dapat dimanfaatkan oleh pihak pengelola. 2. Strategi ST (Strengths-Threats) Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk mengatasi ancaman yang ada dari lingkungan eksternal perusahaan. Strategi yang dapat diterapkan antara lain : a. Memperkuat fungsi program PHBM yang menguntungkan bagi perusahaan dan masyarakat sekitar. Program PHBM yang dilakukan oleh Wana Wisata Kawah Putih dapat dijadikan sebagai suatu wadah yang dapat meningkatkan keterampilan serta dapat meningkatkan kesejahteraan warga. Warga yang tidak memiliki mata pencaharian dan rendah pendidikan akan tertolong dengan adanya program PHBM ini. Oleh karena itu program PHBM ini haruslah lebih ditingkatkan lagi peran dan fungsinya. Mitra usaha maupun mitra kerja yang telah ada di Wana Wisata Kawah Putih merupakan suatu keunggulan baik bagi Wana Wisata Kawah Putih maupun warga sekitar. Warga yang telah menjadi mitra akan mendapatkan penghasilan berupa sharing pendapatan sebagaimana yang telah disepakati bersama. b. Peningkatan pengelolaan wisata dan daya saing. Persaingan yang semakin tinggi dengan objek wisata lain baik wisata sejenis maupun tidak sejenis telah mempengaruhi usaha wisata alam tersebut, oleh karena itu pihak Wana Wisata
86
Kawah Putih haruslah selalu meningkatkan pengelolaan wisata alam yang baik. Bila perlu dilakukan TQM yaitu Total Quality Management yang merupakan peningkatkan kualitas manajemen di segala bidang agar usaha wisata alam tersebut dapat terus berlanjut. c. Meningkatkan pengetahuan karyawan terhadap informasi-informasi terbaru dari luar perusahaan. Karyawan, baik yang berada di lapangan maupun yang berada di kantor, haruslah memiliki pengetahuan yang luas terhadap informasi-informasi terbaru tentang pariwisata maupun tentang pengetahuan umum agar karyawan dapat meningkatkan kinerjanya. Isu-isu terorisme, bencana alam yang sering terjadi serta gejolak perekonomian yang tidak stabil haruslah dapat diatasi oleh pihak pengelola. Pengelola harus memiliki strategi alternatif bila hal-hal yang diluar kendali perusahaan terjadi. d. Meningkatkan kerja tim yang efektif dan efisien. Kerja tim yang efektif dan efisien merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi usaha wisata alam. Kerja tim haruslah efektif dan efisien agar tidak terjadi perangkapan jabatan dan tangggung jawab kerja. Perhatian atasan pada bawahan pun harus lebih ditingkatkan, agar bawahan semangat bekerja dan memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja. 3. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities) Strategi WO adalah strategi yang memperkecil kelemahan yang dimiliki perusahaan dengan memanfaatkan keuntungan dari peluang yang ada yang berada di luar lingkungan perusahaan. Strategi yang dapat dilakukan antara lain : a. Menciptakan produk wisata yang sesuai dengan harapan pengunjung. Produk wisata yang merupakan produk yang ditawarkan oleh Wana Wisata Kawah Putih haruslah produk yang sesuai denagn harapan pengunjung. Kualitas dan kuantitas yang memenuhi harapan pengunjung haruslah dapat dicapai oleh Wana Wisata Kawah Putih agar pengunjung yang telah datang tidak merasa kecewa. Sarana-prasarana penunjang yang sangat memiliki manfaat yang tinggi haruslah lebih ditingkatkan kembali keberadaannya. b. Menyelenggarakan management training yang rutin terhadap karyawan. Kualitas dan kuantitas SDM yang masih kurang di Wana Wisata Kawah Putih haruslah dapat diantisipasi dengan melakukan pelatihan secara rutin. Bentuk
87
pelatihan ini dapat dilaksanakan dengan melakukan kerjasama dengan event organizer yang biasa mengadakan pelatihan bagi karyawan perusahaan secara profesional. Selain dari pihak luar, pelatihan yang diberikan oleh atasan terhadap bawahan pun dapat dilakukan. Intensitas dari kegiatan pelatihan ini haruslah dilakukan secara rutin, mengingat tidak adanya karyawan yang berlatar belakang murni dari bidang pariwisata. Kuantitas karyawan di lapangan pun harus dapat diperhatikan karena hanya ada enam orang untuk mengurus Wana Wisata Kawah Putih yang luasnya mencapai 25 Ha, walaupun dibantu oleh mitra kerja, tetapi ada beberapa hal pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh mitra kerja. Kuantitas karyawan ini sangat penting karena bila 1 atau 2 orang saja tiba-tiba tidak masuk kerja akan dapat mempengaruhi kinerja usaha karena tidak ada yang menggantikannya. c. Melakukan penghematan dan mengawasi biaya-biaya yang dikeluarkan serta melakukan kerjasama dengan investor guna meningkatkan produk wisata. Birokrasi yang sulit dan lama mempengaruhi kinerja perusahaan dalam hal pendanaan produk wisata yang sudah tidak layak sehingga sering terlambat dalam perbaikan sarana-prasarana yang merupakan hal penting bagi pelayanan pengunjung. Biaya-biaya yang dikeluarkan harus diawasi sehingga sesuai dengan yang digunakan untuk kepentingan pengembangan Wana Wisata Kawah Putih. Kerjasama yang dilakukan dengan investor dalam hal peningkatan produk wisata dapat dijadikan sebagai peluang agar dapat memperingan dalam hal pendanaan. 4. Strategi WT (Weaknesses-Threats) Strategi WT yaitu strategi untuk meminimalkan kelemahan dalam lingkungan internal perusahaan dan mengatasi ancaman yang ada di lingkungan eksternal perusahaan. Strategi yang dapat dilakukan antara lain : a. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat sekitar serta melakukan kerjasama dan pengawasan terhadap hutan dengan masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar yang memiliki tingkat pendidikan dan keterampilan yang kurang merupakan ancaman bagi keberadaan hutan sekitar kawasan Wana Wisata Kawah Putih. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu program penyuluhan oleh pihak pengelola yang bekerjasama dengan pemerintah setempat guna menjaga
88
hutan agar tidak dirusak. Kerjasama baik melalui program PHBM maupun program kerjasama dalam bentuk yang lain dengan masyarakat sekitar perlu ditingkatkan, agar masyarakat mengetahui dan mengerti akan pentingnya keberadaan hutan. b. Mengembangkan dan meningkatkan daya saing produk wisata. Produk wisata yang telah ada harus dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya, serta inovasi-inovasi baru produk wisata di Wana Wisata Kawah Putih dapat dilakukan agar pengunjung yang datang memiliki alternatif kegiatan lain selama berada di Wana Wisata Kawah Putih. Hal ini guna meningkatkan daya saing dengan tempat wisata alam lain, mengingat telah berjamurnya usaha wisata alam yang ada. c. Tinjauan ulang terhadap promotion mix yang telah dilakukan. Promotion mix yang telah dilakukan oleh Wana Wisata Kawah Putih mungkin saja sudah tidak tepat lagi untuk dilakukan bila situasi dan kondisi eksternal dan internal perusahaan berubah dan malah merugikan perusahaan. Hal ini harus dilakukan agar ancaman dan kelemahan yang ada dapat dikendalikan dan diatasi. Gejolak perekonomian nasional dan bencana alam yang terjadi dapat mempenngaruhi iklim usaha oleh karena itu perusahaan harus melakukan promotion mix yang sesuai dengan kondisi dan situasi yang teraktual. d. Melakukan perencanaan manajemen yang baik. Syarat suatu program atau usaha yang baik salah satunya harus melakukan suatu perencanaan yang baik pula. Perencanaan terhadap manajemen secara keseluruhan harus tepat sasaran dan tepat guna agar perusahaan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan yang baik sebelumnya harus mengetahui tentang kondisi eksternal dan internal perusahaan agar perusahaan tidak mengalami kerugian dan usaha wisata alam ini dapat terus berlanjut.
89
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan 1. Secara umum, kinerja dalam bidang manajemen produksi dan sumber daya manusia masih belum baik seperti contoh, banyak sarana-prasarana wisata yang tidak dapat terpakai, serta kualitas dan kuantitas SDM yang belum memadai. Pada manajemen keuangan dan pemasaran dapat dikatakan sudah baik seperti contoh, trend pendapatan Wana Wisata Kawah Putih yang semakin meningkat dikarenakan oleh beragamnya strategi pemasaran yang dilakukan. 2. Hasil perhitungan kepuasan keseluruhan pengunjung terhadap kinerja manajemen Wana Wisata Kawah Putih didapatkan hasil index kepuasan pengunjung yaitu sebesar 0.61 yang artinya pengunjung yang datang dan menikmati produk yang ditawarkan hanya pada level cukup puas. 3. Strategi yang dapat dilakukan oleh Wana Wisata Kawah Putih berdasarkan hasil analisis SWOT adalah strategi yang mendukung pertumbuhan yang agresif yaitu antara lain pertahankan potensi wisata dan image yang tinggi, meningkatkan
pelayanan
prima
terhadap
pengunjung
yang
datang,
meningkatkan kerjasama yang lebih baik dan menguntungkan dengan pihak lain serta lebih memperluas target pasar. 8.2. Saran 1. Membuat kebijakan sebagaimana rekomendasi alternatif kebijakan dari penelitian ini agar terciptanya pengelolaan wisata alam yang lebih optimal. 2. Peningkatan kualitas produk wisata sangat diperlukan seperti perbaikan sarana-prasarana penunjang yang sudah tidak layak agar tercapainya suatu tingkat kepuasan pengunjung yang tinggi. 3. Mengoptimalkan
seluruh
sumber
daya
manusia
yang
ada
dengan
meningkatkan kompetensi karyawan dan pemberian insentif bagi karyawan yang berprestasi.
90
DAFTAR PUSTAKA Arisandi B. 2007. Analisis Kinerja Usaha Pariwisata Alam di Wilayah KPH Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. IPB. Aritonang R, Lerbin R. 2005. Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Cahyono B. 1999. Manajemen Strategis. Jakarta: IPWI. Darusman D. 1987. Pengantar Perencanaan Pembangunan Ekonomi Kehutanan. Bogor: Fakultas Kehutanan. IPB. Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Republik Indonesia. 1990. Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan. Jakarta: Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Republik Indonesia. [Depbudpar] Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. 2006. Rencana Strategis Kebudayaan dan Pariwisata 2005-2009. Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. [Dephut] Departemen Kehutanan Republik Indonesia. 1994. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18 Tahun 1994 tentang pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam. Jakarta: Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Dinas Pariwisata Daerah Propinsi DT I. Jatim. 1992. Buku Petunjuk Objek Wisata di 10 DT II di Jawa Timur. Jatim: Dinas Pariwisata Daerah Propinsi DT I. Douglas. 1970. Forest Recreation. New York: W.W Pergamon Press. Norton And Company. Jalil HA. 2006. Aplikasi Travel Cost Method Dalam Menduga Nilai Ekonomi Manfaat Rekreasi (Studi di TWA Grojogan Sewu, Surakarta, Jawa Tengah) [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. IPB. Kumar R. 1999. Research Methdology. London: Sage. Muntasib H. 2005. Pengembangan Interpretasi untuk Ekowisata di Kawasan Konservasi. Dalam: Prosiding Seminar Ekowisata Pekan Ilmiah Kehutanan Nasional. Bogor: Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehutanan, IPB. Nadiar S. 1994. Pesona Wisata Alam. Duta Rimba (167-168/XX) : 56. Nurjaman F. 2006. Pengembangan Wana Wisata di Cariu BKPH Jonggol KPH Bogor sebagai Unit Usaha [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. IPB.
91
Perum Perhutani. 1994. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Kepariwisataan. Jakarta: Perum Perhutani. Rangkuti F. 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Rangkuti F. 2006. Measuring Costumer Satisfaction. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sabda A. 2003. Aplikasi Metode Biaya Perjalanan Untuk Menduga Fungsi Permintaan Dan Manfaat Rekreasi di Objek Wisata Pasir Puth Kabupaten Situbondo Jawa Timur [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana. IPB. Singarimbun M dan Effendi S. (1995). Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Soemarwoto O. 1985. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Bandung: Djambatan. Umar H. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Winarno G. 2004. Kajian Pengembangan Wisata di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman Propinsi Lampung [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, IPB. Wulandari C. 2007. Makalah Seminar Pengembangan Industri Wisata Berbasis Lingkungan dan Budaya dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB.
LAMPIRAN
93
LAMPIRAN 1. Standar Operasional Prosedur Standar Operasional Prosedur (SOP) yang diterapkan oleh Wana Wisata Kawah Putih mengenai pelayanan pengunjung yaitu : Ø Pelayanan Pengunjung Tujuan
: untuk memastikan semua pengunjung memperoleh karcis masuk
dan memberikan informasi kepada pengunjung. 1. pada saat pengunjung memasuki kawasan : a. pengunjung disambut dengan sopan dan ramah dengan mengucapkan salam. b. petugas mengecek jumlah pengunjung dan memberikan karcis masuk. c. petugas memberikan penerangan tentang objek yang akan dikunjungi dan kegiatan apa saja yang tidak boleh dilakukan. 2. selama pengunjung berada dalam kawasan a. pengunjung berhak mendapatkan pelayanan terhadap sarana-prasarana yang tersedia b. pengunjung dapat menggunakan jasa pemandu yang pelaksanaannya diatur tersendiri. c. pengunjung mendapatkan jaminan perlindungan asuransi d. bilamana terjadi pengaduan/komplein, petugas agar menanganinya secara cermat, sopan, hati-hati dan senantiasa mengacu kepada kepuasan pengunjung. e. memberikan bantuan yang ramah dan sopan terhadap permintaan pengunjung yang mendadak. f. petugas memenuhi kebutuhan informasi pengunjung baik dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing. g. petugas memberikan bantuan pada situasi keadaan darurat dan senantiasa melakukan koordinasi dengan pimpinan setempat. 3. saat pengunjung meninggalkan kawasan : a. semua urusan administrasi dari akomodasi sudah selesai
94
b. memastikan pengunjung tidak membawa tanaman/fauna khas dari kawasan c. memastikan pengunjung tidak melakukan vandalisme pada sarana umum di dalam kawasan. Ø Pelayanan Pengunjung Saat Terjadi Ledakan Pengunjung Tujuan
: untuk memberikan pelayanan sebaik-baiknya dan meninggalkan
kesan/kenangan yang baik bagi pengunjung. 1. membentuk tim khusus untuk melayani pengunjung pada waktu hari-hari besar atau libur, dengan jenis pengaturan sebagai berikut : a. arus jumlah pengunjung yang datang b. arus jumlah pengunjung yang pergi c. arus jumlah pengunjung yang tinggal 2. memberlakukan sistem buka-tutup bilamana diperlukan 3. tim khusus diberi tanda pengenal 4. tim khusus sewaktu-waktu dapat dibubarkan 5. mengatur jumlah pengunjung dan mengawasi keamanan pengunjung pada lokasi yang diperkirakan padat 6. dalam menanggulangi keamanan berkoordinasi dengan kepolisian setempat. 7. fasilitas sanitasi disiapkan antara lain : a. jumlah air diperhitungkan sesuai dengan kebutuhan b. membuat MCK yang sifatnya sementara bila kapasitas MCK yang ada kurang memadai 8. petugas bersikap sopan dan santun dalam melayani kebutuhan pengunjung 9. tenaga bantuan tambahan diberi keterampilan melayani kebutuhan pengunjung. 10. mengadakan atraksi/pertunjukkan lainnya untuk mengurangi konsentrasi kepadatan pengunjung di satu tempat 11. membuat fasilitas informasi berupa papan informasi dan rambu-rambu petunjuk arah 12. membuat keranjang sampah yang sifatnya satu kali pakai yang diletakkan pada tempat yang padat pengunjung
95
13. membuat manajemen pengelolaan sampah sebagai berikut : a. tempat sampah disediakan dalam 2 wadah bersisian b. satu bagian diperuntukkan bagi sampah organik (dapat larut dalam tanah) c. satu wadah lagi untuk sampah-sampah yang tidak dapat lapuk (plastik, kaleng, kaca dan streroform) 14. membuat
apresiasi
atas
kesediaan
membuang
sampah
sesuai
peruntukkannya. 15. sampah diambil setiap sore dan dibawa ke tempat pembuangan sampah sementara kemudian dipindahkan ke tempat pembuangan akhir setelah terkumpul dalam jumlah yang memadai. Manajemen Pelayanan Costumer Melalui Telepon 1. mengucapkan salam dan menawarkan bantuan saat mengangkat telepon 2. menjawab pertanyaan yang disampaikan costumer dengan sopan dan jelas 3. mencatat nomor serta nama penelepon bilamana belum bisa memberikan jawaban yang memuaskan 4. sampaikan bahwa costumer akan dihubungi kembali untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan. Berikut ini adalah SOP Administrasi Keuangan Tata Cara Pengenaan Pemungutan - Penyetoran 1. setiap pengunjung dan kendaraan bermotor yang masuk ke objek wisata dikenakan pungutan masuk sesuai ketentuan yang berlaku 2. pengecualian pengunjung yang dibebaskan dari biaya masuk, yaitu : a. anak dibawah lima tahun b. tamu negara (pers asing, familirization trip) c. pelajar, mahasiswa perorangan dengan tujuan penelitian d. institut/lembaga pemerintah dengan tujuan studi banding 3. potongan harga dari tarif masuk yang berlaku diberikan kepada rombongan lebih dari 50 orang yang besarnya maks. 10% 4. kendaraan yang dikenakan pungutuan masuk adalah semua jenis kendaraan bermotor yang dibedakan menurut jenis/ukuran dan tidak diberikan potongan.
96
5. membuat ketentuan tarif masuk yang dicantumkan pada tempat pelayanan karcis masuk 6. membuat himbauan kepada pengunjung dekat dengan loket karcis perihal himbauan untuk selalu membeli karcis secara resmi. 7. karcis masuk dibuat oleh KBM WBU dengan diberi nomor serie karcis untuk masing-maisng jenis pungutan 8. petugas pemungut karcis menyetorkan seluruh hasil pungutannya kepada Asisten Manajer Pengembangan dan Pemasaran Wisata melalui bagian Administrasi Keuangan DM diketahui oleh Site Manajer Objek Wisata setiap minggu (hari senin) 9. penatausahaan pungutan karcis masuk yang dilakukan oleh petugas pemungut meliputi : a. pencatatan seluruh penerimaan dan penggunaan karcis masuk b. pencatatan seluruh penerimaan dan pengeluaran pungutan masuk dalam buku kas umum c. mempertanggungjawabkan penerimaan penggunaan karcis masuk kepada Asman PPW (DM) d. pada saat meminta karcis yang diperlukan harus disertai dengan BAP dan bukti bonggol karcis masuk. e. Menyampaikan laporan periode penerimaan dan penyetoran pungutan karcis masuk kepada Asman PPW melalui bagian Administrasi Keuangan DM dan diketahui Site Manajer masing-masing objek wisata.
2. Struktur Organisasi KBM Wisata, Wana Wisata Kawah Putih General Manajer
Asmen Adm dan Keuangan
Manajer Benih dan Usaha Lain Manajer Promosi dan Pengembangan Wisata
Kaur SDM dan Umum
Kaur Keuangan
Distrik Manajer IV
Distrik Manajer V
Asmen
Distrik Manajer I Kaur Umum
Distrik Manajer II
Distrik Manajer III
Kaur Benih
Site Manajer Batu Kuda
Site Manajer Cibolang
Site Manajer Ranca Upas
Site Manajer Patuha Resort
Site Manajer Kawah Putih
PR/Humas
Korlap
Site Manajer Gunung Puntang
Ticketing I
Site Manajer TWA Cimanggu
Ticketing II
Site Manajer LHI Jaya Giri
Sarana Prasarana
Site Manajer Kamojang
Site Manajer Oray Tapa
3.
Kuisioner Pengunjung KUISIONER PENELITIAN SKRIPSI SARJANA S1 DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR No. Responden : Tanggal
:
“ANALISIS KINERJA MANAJEMEN WANA WISATA KAWAH PUTIH DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA” Dengan hormat, Saya adalah mahasiswa tingkat akhir pada Program Sarjana Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Berikut ini adalah kuisioner dari penelitian yang saya lakukan di Wana Wisata Kawah
Putih,
yang
pengembangannya.
berhubungan
dengan
Bapak/ibu/saudara/saudari
kinerja dapat
usaha
serta
melakukan
strategi pengisian
kuisioner dengan bantuan petunjuk pengisisan yang tertera di bawah ini. Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk dapat meluangkan waktu dengan mengisi kuisioner yang telah saya bagikan. Sebelumnya saya meminta maaf apabila saya mengganggu waktu Bapak/Ibu/Saudara/i. Petunjuk pengisian : 1. isilah jawaban pada lembar yang telah disediakan apabila pertanyaan berupa isian langsung 2. berilah tanda silang (X) pada salah satu atau lebih jawaban yang telah disediakan apabila pertanyaan berupa pilihan ganda. 3. jawablah secara benar dan sesuai dengan keadaan atau kenyataan yang ada. 4. kejujuran dan keseriusan anda dalam mengisi lembar kuisioner ini sangat saya harapkan. Saya berharap, melalui kuisioner ini, dapat memperoleh manfaat yang berarti untuk penulisan skripsi dari penelitian yang saya lakukan. Atas segala bantuan, masukan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
93
Nama lengkap
: ...............................................
Umur
: ............................ tahun
Jenis kelamin
: a. Laki-laki
Tempat tinggal
: ....................................
Pendidikan terakhir
: a. Sekolah Dasar (SD)
b. Perempuan
b. Sekolah Menengah Pertama (SMP) c. Sekolah Menengah Atas (SMA) d. Diploma III/Akademi e. S1 (Sarjana) f. S2/S3 (Pascasarjana) Pekerjaan
: a. Pelajar/mahasiswa b. Karyawan swasta c. PNS d. ABRI e. Ibu rumah tangga f. Wiraswasta g. Job seeker (belum bekerja) h. Lainnya. Sebutkan
.
Pengenalan Kebutuhan 1.
2.
3.
Apa motivasi yang paling menentukan anda berwisata ke Wana Wisata Kawah Putih? a.
berlibur
b.
merupakan kebiasaan rutin
c.
lainnya. Sebutkan ..................................
Apa manfaat yang paling anda rasakan berwisata ke Wana Wisata Kawah Putih? a.
beristirahat dari rutinitas sehari-hari
b.
hiburan
c.
menambah wawasan tentang tempat pariwisata di Indonesia
d.
lainnya. Sebutkan ...............................
Jika anda tidak berkunjung ke Wana Wisata Kawah Putih pada periode tertentu, apa yang anda rasakan?
4.
a.
merasa ada yang kurang
b.
tidak berpengaruh apa-apa
c.
lainnya. Sebutkan ......................................
Pernahkah anda mengunjungi lokasi wisata lain yang sejenis dengan Wana Wisata Kawah Putih? a.
Pernah. Sebutkan tempat dan lokasinya ..................................
94
b.
tidak pernah.
Pencarian Informasi 1.
2.
Darimana anda pertama kali mendapat informasi tentang Wana Wisata Kawah Putih? a.
anggota keluarga
b.
teman
c.
karyawan Wana Wisata Kawah Putih
d.
promosi dari pihak pengelola Wana Wisata Kawah Putih
e.
mencari sendiri tentang Wana Wisata Kawah Putih
Hal apa saja yang menjadi fokus perhatian anda dari informasi tersebut? a.
harga paket
b.
lokasi yang mudah dicapai
c.
fasilitas yang disediakan
d.
jenis wisata
e.
paket wisata yang menarik
f.
lainnya. Sebutkan ...................................
Evaluasi Alternatif 1.
Apa yang menjadi pertimbangan ketika anda memutuskan untuk berkunjung ke Wana Wisata Kawah Putih?
2.
3.
a.
lokasi yang mudah dijangkau
b.
harga paket yang ditawarkan
c.
jenis wisata
d.
fasilitas yang lengkap dan memadai
e.
lainnya. Sebutkan ........................
Biasanya keputusan kunjungan anda ke Wana Wisata Kawah Putih dilakukan secara? a.
terencana
b.
mendadak
Sebelum anda memutuskan untuk mengunjungi Wana Wisata Kawah Putih, apakah anda memiliki alternatif tempat lain yang akan anda kunjungi?
4.
a.
ya
b.
tidak
Bila ya , tolong sebutkan alternatif tempat tersebut ? ......................................................
5.
Mengapa anda pada akhirnya memutuskan mengunjungi Wana Wisata Kawah Putih? ........................................................
Keputusan Pembelian 1.
Dengan siapa anda paling sering berwisata ke Wana Wisata Kawah Putih? a.
sendiri
95
2.
3.
b.
keluarga
c.
teman
d.
lainnya. Sebutkan ......................................
Biasanya anda berkunjung ke Wana Wisata Kawah Putih pada? a.
hari kerja/hari sekolah
b.
hari libur/akhir pekan
Yang paling mempengaruhi anda untuk berkunjung ke Wana Wisata Kawah Putih adalah ? a.
diri sendiri
b.
keluarga
c.
teman
d.
iklan media massa
e.
karyawan Wana Wisata Kawah Putih
f.
lainnya. Sebutkan .................................
Perilaku Pasca Pembelian 1.
Secara keseluruhan, puaskah anda dengan kinerja dan kelengkapan fasilitas di Wana Wisata Kawah Putih?
2.
a.
ya, alasannya ............................
b.
tidak, alasannya ..........................
Apakah anda akan berkunjung kembali ke Wana Wisata Kawah Putih? a.
ya, alasannya .......................
b.
tidak, alasannya .........................
ANALISIS TINGKAT KINERJA ATRIBUT WANA WISATA KAWAH PUTIH Dimohon untuk memberikan tanda ( X ) pada angka yang sesuai dengan pendapat saudara. Atribut
1.
Kebersihan
2.
Kenyamanan
3.
4.
Keramahan dan kesopanan pihak pengelola Kualitas dan pemeliharaan berbagai fasilitas dan sarana
5.
Harga tiket
Alasan/ keterangan
Kinerja 1 Sangat kotor
2 kotor
1 Sangat tidak nyaman 1 Sangat tidak ramah 1 Sangat tidak terawat
2 Tidak nyaman 2 Tidak ramah 2 Tidak terawat
1 Sangat mahal
2 Mahal
3 Cukup bersih 3 Biasa saja
4 Bersih 4 Nyaman
3 Biasa saja
4 Ramah
3 Cukup terawat
4 Terawat
3 Biasa saja
4 Murah
5 Sangat bersih 5 Sangat nyaman 5 Sangat ramah 5 Sangat terawat 5 Sangat murah
96
6.
Luas areal parkir
7.
Fasilitas tempat Ibadah
8.
Fasilitas toilet
9.
Fasilitas shelter
10. Fasilitas Gazebo
11. Sarana jalan
12. Pemandangan alam
13. Jenis paket wisata
14. Keamanan
15. Promosi
16. Penataan lokasi 17. Kemudahan mencapai lokasi 18. Kios makan
19. Kios Strawberry
20. Kios souvenir
21. Kendaraan wisata
22. Fasilitas vila
23. ATV
1 Sangat sempit 1 Sangat tidak memadai 1 Sangat tidak memadai 1 Sangat tidak memadai 1 Sangat tidak memadai 1 Sangat tidak baik 1 Sangat tidak indah 1 Sangat tidak menarik 1 Sangat tidak aman 1 Sangat kurang
2 Sempit 2 Tidak memadai 2 Tidak memadai 2 Tidak memadai 2 Tidak memadai 2 Tidak baik
3 Cukup luas 3 Cukup memadai 3 Cukup memadai 3 Cukup memadai 3 Cukup memadai 3 Cukup baik
4 Luas 4 Memadai
2 Tidak indah 2 Tidak menarik 2 Tidak aman
3 Biasa saja
4 Indah
3 Cukup menarik 3 Cukup aman 3 Cukup banyak 3 Cukup indah 3 Cukup mudah 3 Cukup bervariasi 3 Cukup terkontrol 3 Cukup bervariasi 3 Cukup memadai 3 Cukup memadai 3 Cukup memadai
4 Menarik
2 Kurang
1 Sangat tidak indah 1 Sangat sulit
2 Tidak indah 2 Sulit
1 Sangat tidak bervariasi 1 Sangat tidak terkontrol 1 Sangat tidak bervariasi 1 Sangat tidak memadai 1 Sangat tidak memadai 1 Sangat tidak memadai
2 Tidak bervariasi 2 Tidak terkontrol 2 Tidak bervariasi 2 Tidak memadai 2 Tidak memadai 2 Tidak memadai
4 Memadai 4 Memadai 4 Memadai 4 Baik
4 Aman 4 Banyak 4 Indah 4 Mudah 4 Bervariasi 4 Terkontrol 4 Bervariasi 4 Memadai 4 Memadai 4 Memadai
5 Sangat luas 5 Sangat memadai 5 Sangat memadai 5 Sangat memadai 5 Sangat memadai 5 Sangat baik 5 Sangat indah 5 Sangat menarik 5 Sangat aman 5 Sangat banyak 5 Sangat indah 5 Sangat mudah 5 Sangat bervariasi 5 Sangat terkontrol 5 Sangat bervariasi 5 Sangat memadai 5 Sangat memadai 5 Sangat memadai
97
ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN ATRIBUT WANA WISATA KAWAH PUTIH Dimohon untuk memberikan tanda ( X ) pada angka yang sesuai dengan pendapat saudara. Tingkat Kepentingan Atribut
1.
Kebersihan
2.
Kenyamanan
3.
Keramahan dan kesopanan pihak
1 Sangat tidak penting
2 Tidak penting
3 Biasa saja
pengelola 4.
Kualitas dan pemeliharaan berbagai fasilitas dan sarana
5.
Harga tiket
6.
Luas areal parkir
7.
Fasilitas tempat Ibadah
8.
Fasilitas toilet
9.
Fasilitas shelter
10. Fasilitas Gazebo 11. Sarana jalan 12. Pemandangan alam 13. Jenis paket wisata 14. Keamanan 15. Promosi 16. Penataan lokasi 17. Kemudahan mencapai lokasi 18. Kios makan 19. Kios strawberry 20. Kios souvenir 21. Kendaraan wisata 22. Fasilitas vila 23. ATV
- Terima Kasih –
4 Penting
5 Sangat penting
Alasan/ keterangan
98
4.
Kuisioner Pengelola
KUISIONER PENELITIAN SKRIPSI SARJANA S1 DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
“ANALISIS KINERJA MANAJEMEN WANA WISATA KAWAH PUTIH DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA” Dengan hormat, Saya adalah mahasiswa tingkat akhir pada Program Sarjana Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk dapat meluangkan waktu dengan mengisi kuisioner yang telah saya bagikan. Berikut ini adalah kuisioner dari penelitian yang saya lakukan di Wana Wisata Kawah Putih, yang berhubungan dengan kinerja usaha serta strategi pengembangannya. Bapak/Ibu dapat melakukan pengisian kuisioner dengan bantuan petunjuk pengisian yang tertera di bawah ini. Petunjuk pengisian : 1. isilah jawaban pada lembar yang telah disediakan 2. jawablah secara benar dan sesuai dengan keadaan atau kenyataan yang ada. 3. kejujuran dan keseriusan anda dalam mengisi lembar kuisioner ini sangat saya harapkan.
Nama Responden
:
..
Jabatan
:
..
99
KUISIONER PEMBERIAN NILAI PERINGKAT (RATING) 1.
Pemberian nilai peringkat terhadap kekuatan perusahaan Petunjuk pengisian : 1.
Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap kekuatan usaha dibandingkan dengan pesaing berikut dengan cara memberikan tanda (√ ) pada pilihan saudara.
2.
Penentuan nilai rating didasarkan pada keterangan berikut : -
nilai 4, jika faktor tersebut sangat kuat bila dibandingkan dengan pesaing
-
nilai 3, jika faktor tersebut kuat bila dibandingkan dengan pesaing
-
nilai 2, jika faktor tersebut lemah bila dibandingkan dengan pesaing
-
nilai 1, jika faktor tersebut sangat lemah bila dibandingkan dengan pesaing.
Menurut saudara bagaimana kondisi usaha bila dibandingkan dengan usaha pesaing dalam hal faktor-faktor kekuatan yang dimiliki usaha berikut : No.
Faktor-Faktor Kekuatan
1.
3
2
1
Potensi wisata Kawah Putih yang tinggi, baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alamnya. Tingginya komitmen Board of Director (BOD) untuk meningkatkan peran ekowisata. Wana Wisata Kawah Putih menghasilkan laba yang mencapai target. Sistem kekeluargaan yang erat antar karyawan dalam perusahaan. Kawah Putih telah melakukan program PHBM dengan masyarakat desa setempat Strategi pemasaran yang dilakukan beragam.
2. 3. 4. 5. 6.
2.
4
Pemberian nilai peringkat terhadap kelemahan perusahaan Petunjuk Pengisian : 1.
Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap kelemahan usaha dibandingkan dengan pesaing berikut dengan cara memberikan tanda (√ ) pada pilihan saudara.
2.
Penentuan nilai rating didasarkan pada keterangan berikut : -
nilai 1, jika faktor tersebut sangat lemah bila dibandingkan dengan pesaing
-
nilai 2, jika faktor tersebut lemah bila dibandingkan dengan pesaing
-
nilai 3, jika faktor tersebut kuat bila dibandingkan dengan pesaing
-
nilai 4, jika faktor tersebut sangat kuat bila dibandingkan pesaing
Menurut saudara bagaimana kondisi usaha bila dibandingkan dengan usaha pesaing dalam hal faktor-faktor kelemahan yang dimiliki usaha berikut : No.
Faktor-Faktor Kelemahan
1.
Kurangnya promosi rutin yang dilakukan.
2.
Kendala birokrasi sebagai konsekuensi status BUMN seperti dalam hal pendanaan perbaikan produk wisata.
4
3
2
1
100
3.
Kualitas produk wisata masih rendah.
4.
Kualitas dan kuantitas SDM masih kurang.
5.
Budaya kerja karyawan belum berorientasi kepada pelanggan. Status sebagai kawasan hutan negara.
6.
3.
Pemberian nilai peringkat terhadap peluang Petunjuk pengisian : 1.
Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap kemampuan perusahaan dalam merespon peluang yang datang dengan cara memberikan tanda (√ ) pada pilihan saudara.
2.
Penentuan nilai rating didasarkan pada keterangan berikut : -
nilai 4, jika perusahaan memiliki kemampuan yang sangat baik dalam merespon peluang yang ada
-
nilai 3, jika perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam merespon peluang yang ada
-
nilai 2, jika perusahaan memiliki kemampuan yang cukup dalam merespon peluang yang ada
-
nilai 1, jika perusahaan memiliki kemampuan yang tidak baik dalam merespon peluang yang ada
Menurut saudara bagaimana kondisi usaha dalam hal merespon faktor-faktor peluang yang ada berikut : No.
Faktor-Faktor Peluang
1.
3
2
Trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan. Dukungan politis dari pemerintah pusat untuk mengembangkan sektor pariwisata. Telah diterbitkan Peraturan Menteri Kehutanan No. 50 tahun 2006. Kawah Putih memiliki aksesibilitas tinggi dari Jabodetabek dan kota besar (pasar potensial). Jaringan kerjasama perusahaan yang luas seperti dengan biro perjalanan, investor dan lain-lain. Terbentuknya IWARI (Ikatan Wisata Alam Ranca Bali) yang melibatkan BKSDA, PTPN, Koperasi Walini, KBM Wisata Perum Perhutani, Pemda.
2. 3. 4. 5. 6.
4.
4
Pemberian nilai peringkat terhadap ancaman Petunjuk Pengisian : 1.
Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap kemapuan perusahaan dalam menghadapi ancaman yang datang dengan cara memberikan tanda (√ ) pada pilihan saudara.
2.
Penentuan nilai rating didasarkan pada keterangan berikut :
1
101
-
nilai 4, jika perusahaan memiliki kemampuan yang tidak baik dalam merespon ancaman yang ada
-
nilai 3, jika perusahaan memiliki kemampuan yang cukup dalam merespon ancaman yang ada
-
nilai 2, jika perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam merespon ancaman yang ada
-
nilai 1, jika perusahaan memiliki kemampuan yang sangat baik dalam merespon ancaman yang ada
Menurut saudara bagaimana kondisi usaha dalam merespon faktor-faktor ancaman yang ada berikut : No. 1.
2. 3. 4. 5.
Faktor-Faktor Ancaman Kondisi sosial ekonomi masyarakat desa yang berinteraksi dengan hutan mayoritas rendah pendidikan, ketrampilan, lahan, dan sumber pencaharian. Obyek wisata pesaing di sekitar lokasi yang dikelola secara lebih professional. Menurunnya kunjungan wisatawan mancanegara sebagai akibat isu bencana alam dan terorisme. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil. Euphoria otonomi daerah yang berimplikasi pada tuntutan pengambil alihan kewenangan pengelolaan beberapa obyek wisata serta retribusi yang tinggi.
4
3
2
KUISIONER PEMBERIAN BOBOT 1.
Pembobotan Terhadap Faktor-Faktor Strategis Internal Perusahaan Petunjuk Pengisian : a.
pemberian nilai didasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap usaha
b.
cara membaca perbandingan dimulai dari variabel pada baris 1 (huruf cetak miring) terhadap kolom 1 (huruf cetak tegak) dan harus konsisten. Bila lebih penting, nilainya = 1 Bila sama penting, nilainya = 2 Bila tidak lebih penting, nilainya = 3
Contoh : 1.
Kawah Putih termasuk objek wisata unggulan urutan pertama yang berada pada tingkat Unit III, Jabar dan Banten (point B dalam baris/cetak miring) lebih penting daripada potensi Kawah Putih yang tinggi baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alamnya (point A pada kolom/cetak tegak), maka nilainya = 1.
2.
Kawah Putih termasuk objek wisata unggulan urutan pertama yang berada pada tingkat Unit III, Jabar dan Banten (point B dalam baris/cetak miring) sama penting daripada
1
102
potensi Kawah Putih yang tinggi baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alamnya (point A pada kolom/cetak tegak), maka nilainya = 2. 3.
Kawah Putih termasuk objek wisata unggulan urutan pertama yang berada pada tingkat Unit III, Jabar dan Banten (point B dalam baris/cetak miring) tidak lebih penting daripada potensi Kawah Putih yang tinggi baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alamnya (point A pada kolom/cetak tegak), maka nilainya = 3.
Faktor Kekuatan Perusahaan Faktor A. Potensi wisata Kawah Putih yang tinggi, baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alamnya. B. Tingginya komitmen Board of Director (BOD) untuk meningkatkan peran ekowisata. C. Wana Wisata Kawah Putih menghasilkan laba yang mencapai target. D. Sistem kekeluargaan yang erat antar karyawan dalam perusahaan. E. Kawah Putih telah melakukan program PHBM dengan masyarakat desa setempat F. Strategi pemasaran yang dilakukan beragam.
A
B
C
D
E
F
C
D
E
F
Faktor Kelemahan Perusahaan Faktor A. Kurangnya promosi rutin yang dilakukan.
A
B
B. Kendala birokrasi sebagai konsekuensi status BUMN seperti dalam hal pendanaan perbaikan produk wisata. C. Kualitas produk wisata masih rendah. D. Kualitas dan kuantitas SDM masih kurang. E. Budaya kerja karyawan belum berorientasi kepada pelanggan. F. Status sebagai kawasan hutan negara.
2.
Pembobotan Terhadap Faktor-Faktor Strategis Eksternal Perusahaan Petunjuk Pengisian : a.
pemberian nilai didasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap usaha
b.
cara membaca perbandingan dimulai dari variabel pada baris 1 (huruf cetak miring) terhadap kolom 1 (huruf cetak tegak) dan harus konsisten. Bila lebih berpengaruh, nilainya = 1 Bila sama berpengaruh, nilainya = 2 Bila tidak lebih berpengaruh, nilainya = 3
103
Faktor Peluang Faktor A. Trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan. B. Dukungan politis dari pemerintah pusat untuk mengembangkan sektor pariwisata. C. Telah diterbitkan Peraturan Menteri Kehutanan No. 50 tahun 2006. D. Kawah Putih memiliki aksesibilitas tinggi dari Jabodetabek dan kota besar (pasar potensial). E. Jaringan kerjasama perusahaan yang luas seperti dengan biro perjalanan, investor dan lain-lain. F. Terbentuknya IWARI (Ikatan Wisata Alam Ranca Bali) yang melibatkan BKSDA, PTPN, Koperasi Walini, KBM Wisata Perum Perhutani, Pemda.
A
B
C
D
E
F
A
B
C
D
E
Faktor Ancaman Faktor A. Kondisi sosial ekonomi masyarakat desa yang berinteraksi dengan hutan mayoritas rendah pendidikan, ketrampilan, lahan, dan sumber pencaharian. B. Obyek wisata pesaing di sekitar lokasi yang dikelola secara lebih professional. C. Menurunnya kunjungan wisatawan mancanegara sebagai akibat isu bencana alam dan terorisme. D. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil. E. Euphoria otonomi daerah yang berimplikasi pada tuntutan pengambil alihan kewenangan pengelolaan beberapa obyek wisata serta retribusi yang tinggi.
- Terima Kasih -
110 5. Hasil Perhitungan Bobot Analisis SWOT a. Kekuatan FAKTOR KEKUATAN A B C D E F
R1 0.116667 0.15 0.166667 0.166667 0.216667 0.183333 1
0.15 0.166667 0.166667 0.166667 0.2 0.15 1
R3 0.166667 0.166667 0.166667 0.166667 0.166667 0.166667 1
Bobot R4 0.166667 0.166667 0.166667 0.166667 0.166667 0.166667 1
R5 0.166667 0.166667 0.166667 0.133333 0.166667 0.2 1
R6 0.216666667 0.183333333 0.183333333 0.116666667 0.133333333 0.166666667 1
RATA-RATA 0.163888889 0.166666667 0.169444444 0.152777778 0.175 0.172222222 1
R2 0.166667 0.166667 0.166667 0.166667 0.166667 0.166667 1
R3 0.166667 0.15 0.183333 0.166667 0.166667 0.166667 1
Bobot R4 0.166667 0.166667 0.166667 0.166667 0.166667 0.166667 1
R5 0.166667 0.166667 0.166667 0.166667 0.166667 0.166667 1
R6 0.133333333 0.183333333 0.183333333 0.1 0.2 0.2 1
RATA-RATA 0.175 0.169444444 0.166666667 0.147222222 0.172222222 0.169444444 1
Bobot R4 0.166667
R5 0.166667
R6 0.166666667
RATA-RATA 0.169444444
R2
b. Kelemahan FAKTOR KELEMAHAN A B C D E F
R1 0.25 0.183333 0.133333 0.116667 0.166667 0.15 1
c. Peluang FAKTOR PELUANG A
R1 0.216667
R2
R3 0.15
0.15
111 B C D E F
0.166667 0.15 0.15 0.166667 0.15 1
0.166667 0.166667 0.183333 0.166667 0.166667 1
0.216667 0.15 0.166667 0.166667 0.15 1
0.166667 0.166667 0.166667 0.166667 0.166667 1
0.183333 0.166667 0.15 0.216667 0.116667 1
0.166666667 0.133333333 0.166666667 0.233333333 0.133333333 1
R3 0.175 0.25 0.175 0.2 0.2 1
Bobot R4 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 1
R5 0.175 0.2 0.25 0.225 0.15 1
R6
R3 4 4 3 4 3 4
Rating R4 4 4 4 4 4 4
R5 4 4 3 3 3 4
R6 4 3 4 1 4 4
0.177777778 0.155555556 0.163888889 0.186111111 0.147222222 1
d. Ancaman FAKTOR ANCAMAN A B C D E
R1 0.25 0.2 0.2 0.175 0.175 1
R2 0.2 0.175 0.225 0.2 0.2 1
RATA-RATA 0.2 0.175 0.225 0.175 0.225 1
0.2 0.2 0.2125 0.195833333 0.191666667 1
6. Hasil Perhitungan Rating Analisis SWOT a. Kekuatan FAKTOR KEKUATAN A B C D E F
R1 3 2 4 3 3 2
R2 3 4 4 2 3 4
RATA-RATA 3.666666667 3.5 3.666666667 2.833333333 3.333333333 3.666666667
112 b. Kelemahan FAKTOR KELEMAHAN A B C D E F
R1 1 3 2 2 1 2
R2 3 3 2 3 3 3
R3 4 3 3 3 3 3
Rating R4 4 4 2 2 2 4
R5 3 3 2 3 3 4
R6 3 2 1 4 4 1
RATA-RATA 3 3 2 2.833333333 2.666666667 2.833333333
R1 3 3 4 4 3 3
R2 4 4 4 4 3 3
R3 4 2 4 3 4 3
Rating R4 4 4 4 3 4 3
R5 3 3 4 3 2 3
R6 4 1 3 4 4 3
RATA-RATA 3.666666667 2.833333333 3.833333333 3.5 3.333333333 3
R1 3 2 2 2 1
R2 3 4 3 3 3
R3 4 4 3 3 3
Rating R4 4 3 2 2 2
R5 2 3 3 2 3
R6 3 4 4 2 3
RATA-RATA 3.166666667 3.333333333 2.833333333 2.333333333 2.5
c. Peluang FAKTOR PELUANG A B C D E F
d. Ancaman FAKTOR ANCAMAN A B C D E
113 7.
Hasil Perhitungan Kepentingan Nama
Nomor atribut
Responden 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Halim
5
4
5
5
3
4
5
4
5
4
5
5
2
4
4
3
3
3
2
2
3
3
3
Yeni
5
5
5
5
5
5
5
5
3
3
5
5
4
5
4
4
4
5
3
3
5
3
3
Novia
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
5
5
4
5
4
4
5
5
4
4
4
4
4
Santi
5
4
4
4
5
4
5
5
4
4
5
5
4
5
5
4
5
4
4
4
4
4
4
Galang
3
3
3
5
1
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
3
2
4
5
3
Fitri
4
4
4
5
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
Winda
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
5
3
3
4
4
3
5
4
4
4
4
4
4
Eli
4
4
4
5
3
4
5
3
3
5
5
5
5
5
5
5
5
4
3
3
3
4
4
Joeki
5
5
5
5
3
4
5
5
4
4
5
5
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
Denny
4
5
5
5
3
5
5
5
4
4
5
5
4
5
5
5
4
4
4
3
5
4
4
Santi
5
5
5
5
4
4
3
5
3
4
4
5
3
5
3
4
5
4
4
3
4
2
3
Abdul
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
5
4
5
4
5
5
5
4
4
5
4
4
Kustanto
5
5
5
5
4
4
4
3
3
3
5
5
4
5
5
5
5
4
3
3
3
3
3
Nur iman
5
5
5
5
4
5
4
5
4
4
5
5
5
5
3
5
5
4
3
3
4
4
3
Indras
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Dewi
5
5
5
5
4
5
4
5
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
Asep
4
4
4
4
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
3
3
4
5
Febrian
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
4
5
4
3
3
4
3
3
Primanda
5
5
5
5
4
4
5
5
4
4
5
5
5
5
4
5
5
4
4
4
5
5
4
Rachma
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
Anton
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
Rudo
5
5
5
5
5
4
4
5
4
4
5
5
4
5
5
5
4
3
3
3
5
4
2
Ahmad
4
4
5
4
3
5
5
5
4
4
5
4
4
5
5
4
4
4
4
3
4
3
3
Prakoso
4
5
5
4
3
4
4
4
3
3
5
3
3
4
5
4
4
4
3
3
4
4
3
Andi
2
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
3
4
114 Dewi
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
3
5
5
5
5
5
4
4
4
5
3
Tania
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
3
4
4
5
3
5
5
4
4
5
5
4
5
4
4
4
4
3
4
3
3
4
Anton
5
4
5
5
3
5
4
5
5
4
5
5
4
5
5
4
3
4
3
3
4
4
5
Abdullah
4
4
4
4
3
3
4
4
5
4
5
5
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
Ernawati
4
4
5
4
3
4
5
5
4
4
5
5
4
5
4
5
5
4
4
4
5
4
4
Mulyanto
5
5
4
4
4
5
5
5
4
5
5
5
4
5
3
3
4
3
3
4
3
4
4
Muh. Rizaldi
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
3
5
5
3
3
3
3
5
3
Arwin adi
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
5
5
5
5
5
5
3
4
4
4
4
4
Arif
5
3
3
3
3
3
5
5
3
3
5
5
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
Santo
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Dyah ika
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
Asep
5
5
5
5
3
3
5
5
5
5
5
5
3
5
4
5
5
3
3
3
3
3
3
Ranti
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
5
5
5
5
4
4
3
Suharsono
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
5
4
4
4
5
3
3
Susilawati
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Dimas
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Hasan
5
5
5
5
3
4
4
4
4
3
5
5
4
5
4
4
5
4
4
3
4
3
3
Rahmat
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
3
3
4
4
4
Alwi
4
5
5
4
5
4
4
4
3
3
5
5
5
5
4
5
5
3
2
3
3
3
4
Caca
5
4
5
5
3
4
5
5
4
4
5
5
3
5
5
4
4
3
3
3
4
3
3
Ade ridwan
5
5
5
5
5
4
4
5
4
4
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
5
4
4
Tuti
4
5
5
5
3
5
5
5
4
4
5
5
5
5
4
5
4
4
4
4
5
5
4
Ramber
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
5
5
4
5
4
4
5
4
3
3
4
3
3
Citra
5
5
5
5
4
4
5
5
5
4
5
5
4
5
4
4
4
5
3
4
4
3
3
Wawan
5
4
5
4
3
4
5
5
5
4
5
5
3
4
5
4
5
4
3
3
3
3
3
Dedi
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
Abdurrahman
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
4
4
4
5
5
5
3
3
5
4
3
115 Triwulandari
5
5
5
5
3
4
5
5
3
3
5
5
3
5
5
5
5
3
3
3
4
3
3
Naimatu
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Surti
5
5
4
5
4
4
5
5
3
3
5
5
3
5
4
4
5
4
3
4
4
4
3
Musfirotun
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
4
4
5
5
Ahmad m Deni iskandar
5
5
5
5
3
4
5
5
5
5
5
5
4
5
3
4
5
5
3
3
3
5
3
5
5
4
4
3
4
4
4
3
3
5
5
3
5
5
5
5
3
3
3
4
3
3
Tito purwanto Carli sumantri
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
5
4
4
5
5
5
4
5
5
5
5
4
4
5
5
4
5
5
5
5
4
4
4
4
5
5
Sari caesaria
5
4
4
4
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
4
5
4
5
3
3
4
4
3
Budiman
5
5
5
5
4
4
4
4
3
4
5
5
4
5
5
4
4
4
4
4
4
3
3
Yelly
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
3
4
Arief
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
5
4
2
Laela
4
4
4
5
4
3
5
5
5
4
4
5
3
5
4
5
5
4
4
4
4
4
4
Ferdiyansyah
5
5
4
4
3
3
3
3
3
3
5
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
Indah
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
Annisa
5
5
5
4
3
5
5
5
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
Pipih
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Achy
5
4
4
4
3
4
4
3
3
5
5
4
3
3
5
5
4
4
3
5
4
3
4
Ririe
4
4
4
4
5
4
4
3
4
3
5
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
3
Rahadian
5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
5
5
4
4
1
5
5
Ardhana
5
5
5
4
4
5
4
4
4
4
5
5
3
5
5
4
5
3
3
3
5
3
3
Andres
5
4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
3
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
Aan
5
5
5
4
4
4
5
5
4
3
5
5
4
4
5
3
3
3
3
3
3
3
3
Jajang
3
3
5
5
3
5
5
5
4
4
5
5
3
5
3
5
5
5
3
4
5
5
4
Lugman
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
4
5
5
5
5
3
4
4
3
Irfan
5
5
5
5
2
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
368
363
369
365
313
343
364
364
330
326
385
386
322
376
353
360
372
330
297
300
330
313
292
4.6
4.5375
4.6125
4.5625
3.9125
4.2875
4.55
4.55
4.125
4.075
4.8125
4.825
4.025
4.7
4.4125
4.5
4.65
4.125
3.7125
3.75
4.125
3.9125
3.65
116 8. Hasil Perhitungan Kinerja Nomor Atribut
Nama responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Halim
3
3
3
2
3
3
2
2
3
3
2
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
Yeni
3
3
3
3
2
4
4
4
4
4
2
5
4
3
2
3
4
4
3
3
4
4
4
Novia
3
3
3
3
2
4
4
4
4
4
2
4
3
3
2
4
2
4
4
4
2
2
4
Rita
3
4
3
3
3
4
3
3
2
2
2
4
2
4
2
4
2
2
3
2
2
4
2
Galang
3
3
3
3
5
4
3
3
1
2
2
5
3
4
1
3
3
2
2
2
2
3
3
Fitri
3
3
5
3
4
3
3
3
3
3
2
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
Winda
3
4
5
3
3
3
4
3
3
3
1
5
4
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
Eli
3
4
5
4
3
3
4
3
3
3
1
4
3
4
3
4
4
2
4
2
3
3
3
Joeki
3
5
4
2
2
3
2
2
3
2
1
5
5
4
2
5
2
2
3
2
3
1
2
Denny
3
4
1
4
3
4
4
3
3
5
3
5
4
3
3
5
5
3
5
5
5
4
5
Santi
3
4
4
3
3
3
3
2
3
3
2
4
3
3
2
3
2
2
3
2
2
1
2
Abdul
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4
2
5
4
3
4
3
3
3
3
2
3
3
3
Kustanto
4
4
4
3
3
2
3
3
3
3
1
5
4
4
2
3
4
3
3
3
3
3
3
Nur iman
3
4
3
3
3
4
4
3
4
3
4
3
4
4
2
3
3
3
3
3
2
3
3
Indras
3
4
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4
4
3
1
3
3
3
3
4
3
2
2
Dewi
4
4
3
4
4
2
3
2
4
3
2
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
Asep
3
3
3
3
2
2
2
3
2
2
2
1
3
3
2
3
2
3
2
3
2
3
3
Febrian
4
4
4
2
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
2
4
2
3
4
4
3
3
3
Primanda
4
4
3
4
3
3
3
3
4
3
1
4
4
4
2
3
1
3
3
3
2
3
3
Rachma
3
4
4
3
4
3
3
2
2
2
2
4
3
3
2
3
2
2
3
3
3
2
3
Anton
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
4
4
4
2
4
3
3
3
3
3
2
3
Rudo
2
3
4
2
2
3
2
1
2
2
2
4
3
3
2
2
2
2
3
2
3
2
3
Ahmad
3
3
4
2
4
3
3
3
2
2
2
4
3
3
2
2
4
2
3
3
3
3
3
Prakoso
4
3
4
3
4
4
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
Andi
3
3
4
3
2
2
3
3
3
2
2
4
3
2
2
2
2
2
3
2
3
2
3
117 Dewi
2
3
3
2
2
2
3
2
2
2
2
4
4
2
1
4
2
2
2
2
3
3
3
Tania
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
2
2
3
4
4
3
2
2
5
3
3
2
4
3
3
4
4
3
3
3
Anton
4
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
4
3
2
3
2
4
2
4
2
3
3
Abdullah
2
4
4
2
3
4
4
4
4
4
2
4
3
4
4
4
2
2
4
4
4
4
4
Ernawati
4
4
3
3
3
3
4
4
3
2
2
4
4
4
2
2
2
3
3
3
3
4
3
Mulyanto
4
3
3
3
4
3
3
3
4
4
2
4
3
4
2
3
2
2
2
3
3
3
3
Muh. Rizaldi
3
3
4
3
4
3
3
3
3
2
3
5
3
3
2
3
2
2
2
2
3
3
3
Arwin adi
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
4
2
3
Arif
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
2
4
2
3
2
3
1
2
3
3
1
2
3
Santo
3
4
4
3
1
3
3
2
2
2
2
4
2
3
2
3
2
3
3
2
3
4
2
Dyah ika
3
4
3
3
4
3
4
3
3
2
3
4
4
3
3
3
2
2
3
3
3
4
3
Asep
2
3
4
2
3
3
4
2
4
2
1
4
4
3
2
4
2
3
3
3
3
3
3
Ranti
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
2
4
5
3
3
5
2
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
2
3
3
4
3
3
4
5
2
3
2
4
3
4
4
4
3
3
3
Suharsono
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
1
3
4
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Susilawati
2
3
3
2
2
4
3
2
4
4
2
3
4
4
2
4
2
2
3
3
4
2
4
Dimas
3
4
4
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
4
4
3
Hasan
4
3
3
3
3
3
2
2
2
3
2
4
4
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
Rahmat
3
3
3
2
3
2
3
2
2
2
2
4
2
3
1
1
3
2
3
2
3
2
3
Alwi
3
4
3
2
3
3
3
3
3
3
2
4
3
3
2
3
2
4
3
2
2
2
3
Caca
2
4
3
3
3
4
3
3
4
3
2
4
4
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
Ade ridwan
4
4
4
3
3
3
2
3
3
3
2
4
3
4
3
3
4
4
3
3
4
3
4
Tuti
3
4
4
4
3
4
4
5
3
3
3
5
4
3
4
5
4
4
4
5
4
4
4
Ramber
3
4
4
3
3
4
3
2
2
3
2
4
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
3
Citra
3
3
3
3
2
2
2
1
2
2
2
4
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
Wawan
4
4
3
3
2
3
3
3
2
3
3
4
3
4
2
3
4
3
4
2
3
2
3
Dedi
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
5
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
Abdurrohman
4
3
4
4
2
3
2
2
3
3
3
4
4
3
3
3
3
2
4
2
3
3
3
118 Triwulandari
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
4
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
Naimatu
3
2
3
2
3
3
2
2
2
2
1
4
3
3
2
2
3
2
3
2
3
3
3
Surti
3
4
3
2
4
3
2
2
2
2
2
5
3
3
3
3
2
2
3
2
2
3
2
Musfirotun
3
4
4
3
4
3
3
4
4
4
3
5
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
Ahmad m Deni iskandar
2
4
3
2
3
3
3
3
4
4
1
5
4
4
2
4
2
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
1
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
4
Tito purwanto Carli sumantri
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
5
5
4
4
2
3
5
5
5
4
3
5
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
2
4
3
4
2
3
3
2
2
2
2
2
2
Sari caesaria
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
4
4
3
2
4
3
2
2
2
3
3
4
Budiman
3
4
3
4
3
3
3
2
2
1
2
4
2
3
2
3
3
2
2
2
2
3
3
Yelly
4
4
4
3
3
4
3
2
3
3
3
5
3
3
2
3
3
2
4
3
3
3
3
Arief
3
3
3
2
2
3
1
2
2
2
1
4
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
Laela
3
4
4
3
3
3
4
2
3
3
4
5
4
3
3
4
2
3
4
4
3
4
3
Ferdiyansyah
3
4
4
2
2
5
3
3
3
4
1
5
5
3
2
4
1
3
3
4
3
2
3
Indah
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
Annisa
3
4
3
4
3
3
4
4
3
3
3
4
4
3
4
4
2
2
3
3
3
4
4
Pipih
1
3
3
2
2
4
4
4
4
4
1
4
4
3
2
3
2
4
3
2
2
2
3
Achy
3
4
4
3
3
3
3
3
2
3
2
4
3
3
4
3
4
2
2
3
3
2
3
Ririe
3
3
4
3
2
2
2
3
2
2
2
4
3
3
3
3
2
2
3
2
2
2
3
Rahadian
2
3
3
2
4
1
3
2
2
3
1
5
3
3
1
2
1
3
3
3
2
3
3
Ardhana
4
4
4
4
3
3
2
2
2
2
1
5
3
4
2
4
1
2
2
3
2
2
3
Andres
3
4
4
3
3
3
2
3
4
4
3
4
4
4
3
4
2
2
4
4
4
4
4
Aan
4
4
4
3
2
4
2
2
3
3
2
4
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
Jajang
3
4
4
2
4
2
2
2
2
2
2
4
3
3
2
3
2
2
2
3
2
2
3
Lugman
4
5
5
5
3
3
3
3
3
4
3
5
5
5
4
4
3
4
5
5
5
4
4
Irfan
3
4
4
3
2
3
3
3
3
3
3
5
4
4
3
4
2
3
3
3
3
3
3
250
288
281
232
233
249
241
228
235
231
175
335
272
264
197
262
211
220
247
233
233
230
248
3.125
3.6
3.5125
2.9
2.9125
3.1125
3.0125
2.85
2.9375
2.8875
2.1875
4.1875
3.4
3.3
2.4625
3.275
2.6375
2.75
3.0875
2.9125
2.9125
2.875
3.1
119