ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL ( Studi Kasus : Jalan Tegar Beriman – Jalan Raya Bogor ) Muhamad Fikri Tamam 1), Budi Arief 2), Andi Rahmah 3) ABSTRAK Permasalahan dalam bidang transportasi darat adalah hal yang sulit dipecahkan, permasalahan yang sering terjadi adalah kemacetan lalu lintas. Masalah ini timbul akibat pertumbuhan sarana transportasi yang jauh lebih cepat melebihi pertumbuhan prasarana jalan. Gangguan terhadap arus lalu lintas akan menyebabkan kemacetan berkepanjangan terutama jika tidak ada pengaturan-pengaturan yang efektif seperti lampu lalu lintas, misalnya pada simpang yang mempunyai arus lalu lintas padat sehingga terjadi permasalahan pada transportasi yang mengakibatkan terjadinya kemacetan. Dalam penelitian lokasi yang dipilih sebagai lokasi studi yaitu pada persimpangan Jalan Tegar Beriman – Jalan Raya Bogor. Pemilihan lokasi ini dikarenakan pada jam-jam tertentu sering terjadi antrian yang cukup panjang sehingga sangat memungkinkan untuk dilakukan penelitian. Hasil Penelitian dengan Metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Berdasarkan hasil perhitungan dilapangan dapat diketahui bahwa kapasitas Simpang Jl. Tegar Beriman – Jl. Raya Bogor, Kabupaten Bogor, Pada pendekat Utara Derajat Kejenuhan (DS) = 0,935 , pendekat Barat Derajat Kejenuhan (DS) = 0,935, pendekat Selatan Derajat Kejenuhan (DS) =0,935. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa kapasitas simpang menampung arus lalu lintas, dengan nilai Derajat Kejenuhan (DS) = 0,935 ini menunjukan bahwa simpang Jl. Tegar Beriman – Jl. Raya Bogor, mendekati lewat jenuh, yang akan menyebabkan antrian panjang pada kondisi lalu lintas puncak. Tundaan simpang rata-rata di simpang Jl. Tegar Beriman – Jl. Raya Bogor diperoleh 64 det/smp yang berarti bahwa simpang Jl. Tegar Beriman – Jl. Raya Bogor, Kabupaten Bogor termasuk dalam Tingkat Pelayanan F, menunjukan tingkat pelayanan terburuk pada kondisi lalu lintas puncak.
Kata Kunci : Kapasitas Simpang, Geometrik Jalan, Derajat Kejenuhan, Tundaan. 1. PENDAHULUAN Permasalahan dalam bidang transportasi darat adalah hal yang sulit dipecahkan, permasalahan yang sering terjadi adalah kemacetan lalu lintas. Masalah ini timbul akibat pertumbuhan sarana transportasi yang jauh lebih cepat melebihi pertumbuhan prasarana jalan. Gangguan terhadap arus lalu lintas akan menyebabkan kemacetan berkepanjangan terutama jika tidak ada pengaturan-pengaturan yang efektif seperti lampu lalu lintas, misalnya pada simpang yang mempunyai arus lalu lintas padat sehingga terjadi permasalahan pada transportasi yang mengakibatkan terjadinya kemacetan. Salah satunya di Kabupaten Bogor, yang rawan dengan kemacetan. Apabila kondisi ini tidak ditunjang dengan peningkatan kinerja transportasi, maka akan menimbulkan permasalahan kepadatan lalu lintas. Hal ini terjadi dikarenakan semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang dapat menyebabkan kemacetan dan antrian kendaraan yang terjadi pada simpang jalan di Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan
Kabupaten Bogor, dan dapat menggangu aktifitas penduduk setempat. Salah satu contoh seperti yang terjadi pada persimpangan Jl. Tegar Beriman – Jl. Raya Bogor. Meningkatnya kemacetan pada Jalan Raya Bogor sampai persimpangan Jalan Tegar Beriman yang disebabkan oleh kurangnya waktu siklus pada simpang bersinyal dan banyaknya angkutan umum yang berhenti pada tepi jalan sehingga dapat mengganggu aktivitas penduduk. Hal ini terjadi terutama pada jam-jam puncak pagi dan sore hari. Sehingga Kabupaten Bogor memiliki permasalahan lalu lintas dan tingkat pertumbuhan lalu lintas yang cepat dan dapat menyebabkan konflik kendaraan yang melewati persimpangan Jl. Tegar Beriman – Jl. Raya Bogor yang merupakan jalan empat lajur dua arah. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi terhadap simpang bersinyal pada persimpangan Jl. Tegar Beriman – Jl. Raya Bogor, dengan menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, 1
yang bertujuan untuk mengetahui kinerja simpang bersinyal pada persimpangan Jl. Tegar Beriman – Jl. Raya Bogor selama umur rencana. Tujuan Penelitian Dengan melihat permasalahan di atas adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah: 1. Menganalisa kinerja waktu siklus pada simpang Jl. Tegar Beriman – Jl. Raya Bogor. 2. Menganalisa optimalisasi kinerja lalu lintas agar dapat memenuhi syarat pada persimpangan antara Jl. Tegar Beriman – Jl. Raya Bogor, yang meliputi sebagai berikut: a. Traffic light b. Geometrik jalan c. Rambu-rambu lalu lintas 3. Menganalisa Hasil Survei aplikasi Waze dibandingkan dengan Hasil Survei Langsung di lapangan.
Dalam Penulisan Tugas akhir ini dilakukan susunan tahap penyelesaian dengan sumber data yang saling berhubungan sebelum mengambil kesimpulan dari perhitungan yang diperoleh, yaitu data lapangan, koefisien dan rumus-rumus yang berkaitan dengan serta teori yang saling berhubungan dengan kapasitas arus lalu lintas. Untuk mencapai tujuan penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yang dianggap perlu. Metode dan prosedur pelaksanaanya secara garis besar adalah sebagai berikut:
Batasan Masalah Luasnya cakupan yang dihadapi maka batas masalah penyusunan tugas akhir ini, yaitu: 1. Kapasitas simpangan 2. Tingkat kinerja simpang terbagi atas : a. Derajat Kejenuhan b. Tundaan Simpangan 3. Simpang yang ditinjau adalah Simpang Jl. Tegar Beriman – Jl. Raya Bogor, karena dinilai keadaan lalu lintas disana cukup ramai yang merupakan jalan arteri primer. 4. Data lalu lintas untuk analisis simpang bersinyal berdasarkan survei yang dilakukan pada jam-jam sibuk. 5. Hitungan analisis dan perencanaan menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Manfaat Penelitian Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah: 1. Menambah pengetahuan mengenai waktu persinyalan pada lampu lalulintas. 2. Meningkatkan keamanan dan kenyamanan pemakai jalan yang melalui persimpangan. 3. Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan masalah pengaturan sinyal. Metode Penulisan
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Tugas Akhir
2. TINJAUAN PUSTAKA Persimpangan merupakan bagian penting dari jalan perkotaan, sebab sebagian besar dari efisiensi, biaya operasional dan kapasitas lalu lintas pada perencanaan lalu lintas menerus dan lalu lintas yang saling memotong pada satu atau lebih lengan persimpangan (approach) dan mencakup juga pergerakan perputaran. Pergerakan lalu lintas ini dikendalikan dengan berbagai cara tergantung pada jalan persimpangannya. Tujuan utama dari perencanaan persimpangan adalah mengurangi kemungkinan terjadinya tubrukan antara kendaraan bermotor, pejalan kaki, kenyamanan dan ketenangan terhadap pemakai jalan yang memakai persimpangan. Beberapa pengertian dasar tentang kapasitas persimpangan dapat dijelaskan sebagai berikut : 2
1. 2. 3.
Kapasitas (Capacity) Arus jenuh (Saturation flow) Kinerja lalu lintas (Traffic performance)
Kinerja Persimpangan Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), kinerja adalah suatu yang dicapai atau pergerakan sistem. Menurut Abubakar, dkk., (1995), meningkatkan kinerja pada semua jenis persimpangan dari segi keselamatan dan efisiensi adalah dengan melakukan pelaksanaan dalam pengendalian persimpangan. Manajemen Lalu Lintas Menurut Hobbs (1995), tujuan pokok manajemen lalu lintas adalah memaksimumkan pemakaian sistem jalan yang ada dan meningkatkan keamanan jalan, tanpa merusak kualitas lingkungan. Menurut Wells (1993), agar jalan dapat berfungsi secara maksimal serta untuk mengurangi masalah yang terus bertambah, maka dibutuhkan teknik lalu lintas. Teknik lalu lintas adalah suatu disiplin yang relatif baru dalam bidang teknik sipil yang meliputi perencanaan lalu lintas, rancangan lalu lintas, dan pengembangan jalan, bagian depan bangunan yang berbatasan dengan jalan, fasilitas parkir, pengendalian lalu lintas agar aman dan nyaman serta murah bagi gerak pejalan maupun bagi kendaraan. Karakteristik Geometrik Menurut Abubakar, dkk., (1995), geometrik persimpangan harus dirancang sehingga mengarahkan pergerakan (manuver) lalu lintas ke dalam lintasan yang paling aman dan paling efisien, dan dapat memberikan waktu yang cukup bagi para pengemudi untuk membuat keputusankeputusan yang diperlukan dalam mengendalikan kendaraannya. Rancangan geometrik persimpangan harus dapat : 1. Memberikan lintasan yang termudah bagi pergerakan-pergerakan lalu lintas yang terbesar, 2. Didesain sedemikian rupa sehingga kendaraan dapat mengikuti lintasan-lintasannya secara alamiah. Radius-radius yang kecil dan lengkung kurva-kurva yang berbalik harus dihindarkan,
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan
3. Menjamin bahwa pengemudi dapat melihat secara mudah dan cepat terhadap lintasan yang harus diikutinya dan dapat mengantisipasi secara dini kemungkinan gerakan yang berpotongan (crossing), bergabung (merging), dan berpencar (diverging), kaki persimpangan yang jalannya menanjak khusus harus dihindari. Menurut Hariyanto (2004), elemen-elemen geometrik suatu persimpangan secara umum memberikan pengaruh terhadap operasional lalu lintas. Elemen-elemen tersebut diantaranya adalah alinemen dan propel, lebar dan jumlah lajur serta elemen-elemen lainnya yang berpengaruh terhadap perencanaan atau persimpangan. Menurut Sukirman (1984), karakteristik geometrik jalan merupakan gambaran suatu simpang dengan informasi mengenai kereb, jalur, lebar bahu dan median. Penjelasan tentang karakteristik geometrik adalah sebagai berikut : 1. Jalur dan lajur lalu lintas Jalur lalu lintas (traveled way) adalah keseluruhan bagian perkerasan jalan yang diperuntukkan untuk lalu lintas kendaraan. Jalur lalu lintas terdiri dari beberapa lajur (line) kendaraan yaitu bagian dari lajur lalu lintas yang khusus diperuntukkan untuk dilalui oleh suatu rangkaian kendaraan beroda empat atau lebih dalam suatu arah. Lebar lalu lintas merupakan bagian yang paling menentukan lebar melintang jalan secara keseluruhan. 2. Bahu jalan Bahu jalan adalah jalur yang terletak berdampingan dengan lalu lintas yang berfungsi sebagai : a. Ruangan tempat berhenti sementara kendaraan, b. Ruangan untuk menghindarkan diri dari saat-saat darurat untuk mencegah kecelakaan, c. Ruangan pembantu pada saat mengadakan perbaikan atau pemeliharaan jalan, d. Memberikan sokongan pada konstruksi perkerasan jalan dari arah samping. 3. Trotoar dan kereb Trotoar (side walk) adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas yang khusus dipergunakan untuk pejalan kaki atau pedestrian. Kereb (kerb) adalah peninggian tepi perkerasan dan bahu jalan yang terutama dimaksudkan untuk keperluan drainasi dan mencegah keluarnya kendaraan dari tepi perkerasan. 3
4. Median jalan Fungsi dari median jalan adalah sebagai berikut : a. Menyediakan garis netral yang cukup lebar bagi pengemudi dalam mengontrol kendaraan pada saat-saat darurat, b. Menyediakan jarak yang cukup untuk mengurangi kesilauan terhadap lampu besar dari kendaraan yang berlawanan arah, c. Menambah rasa kelegaan, kenyamanan dan keindahan bagi setiap pengemudi, d. Mengamankan kebebasan samping dari masing-masing arah lalu lintas
Analisa Operasional Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, analisa simpang bersinyal di uraikan sebagai berikut : 1. Geometrik 2. Arus lalu lintas 3. Model dasar 4. Penentuan Waktu sinyal 5. Kapasitas dan derajat kejenuhan 6. Perilaku Lalu Lintas a. Jumlah Antrian b. Panjang Antrian c. Rasio Kendaraan Terhenti d. Tundaan
Kondisi Lingkungan Menurut Direktorat Jendral Bina Marga dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997), kondisi lingkungan merupakan faktor penting dalam penentuan jenis simpang dengan parameter sebagai berikut : 1. Pemukiman merupakan tata guna lahan tempat tinggal dengan jalan masuk langsung bagi pejalan kaki dan kendaraan, 2. Komersial merupakan tata guna lahan komersial (sebagai contoh toko, restoran, kantor) dengan jalan masuk langsung bagi pejalan kaki dan kendaraan, 3. Akses terbatas merupakan jalan masuk terbatas atau tidak sama sekali, 4. Akuran kota merupakan jumlah penduduk dalam suatu perkotaan. Maksud dari ukuran kota merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kapasitas, karena dianggap adanya korelasi antara ukuran kota dengan sifat pengemudi, 5. Hambatan samping adalah interaksi arus lalu lintas dan kegiatan di simpang jalan yang menyebabkan pengurangan arus jenuh di dalam pendekatan parameter pengaturan sinyal. 6. Untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas akibat tabrakan antara kendaraan kendaraan dari arah yang bertentangan. Waze Waze adalah sebuah Piranti lunak navigasi dengan memberikan Informasi mengenai kecelakaan, kemacetan jalan, polisi, bahaya berdasarkan kondisi nyata yang dilaporkan para penggunanya.
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan
3. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada sistematika penulisan deskriptif atau metode analitik. Dalam hal ini penulisan dilakukan berdasarkan studi kasus, yaitu pusat perhatian dititik beratkan pada suatu kasus secara intensif dan mendetail dimana subyek yang diselidiki terdiri dari satu kesatuan unit yang dipandang sebagai suatu kasus. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung, dimana pengamatan terhadap obyek penelitian dicatat melalui formulir pencatatan data lalu lintas. Setelah data-data berupa jumlah kendaraan yang melintasi persimpangan pada saat Traffic light menunjukan waktu hijau di setiap satu siklus diperoleh, kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data. Pengolahan data ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang siap pakai untuk analisa selanjutnya yaitu secara kuantitatif untuk mendapatkan kapasitas, tingkat kejenuhan dan kinerja lalu lintas persimpangan serta secara kualitatif untuk menentukan tingkat pelayanan persimpangan bahkan kemungkinan adanya revisi pola gerakan lalu lintas. Pelaksanaan Penelitian 1. Penentuan/penetapan lokasi Pemilihan lokasi studi kasus haruslah mempertimbangkan kondisi-kondisi berikut: a. Pembagian jalur harus cukup jelas yang memungkinkan setiap kendaraan dapat diamati secara terpisah dan memungkinkan bagi pengamat untuk menentukan apakah kendaraan telah masuk dan atau keluar persimpangan. 4
b. Pembagian titik referensi; biasanya pada daerah stopline. Kendaraan selalu berhenti di titik ini pada saat lampu merah. Ketika kendaraan melewati titik ini pada saat lampu hijau, berarti kendaraan tersebut telah memasuki persimpangan. c. Diperlukan tepat observasi yang relatif terbuka (tidak terhalang bangunan atau pohon) dan dekat dengan persimpangan sehingga memungkinkan pandangan mata pengamat melihat dengan jelas titik referensi yang telah ditentukan. Lokasi harus cukup datar untuk mempermudah pengamatan, berdasarkan syarat-syarat di atas dan setelah dilakukan peninjauan maka dipilihlah lokasi yang paling memungkinkan yaitu pada sudut pertemuan persimpangan Jalan Tegar Beriman – Jalan Raya Bogor 2. Periode Survei Dan Peralatan Yang Digunakan Dalam penelitian ini perlu diadakan penjelasan singkat kepada pencatat akan tugasnya, yaitu mencatat kendaraan yang melintasi persimpangan pada saat hijau untuk masingmasing arah pergerakan (belok kiri, jalan terus dan belok kanan) pada setiap kelompok jalur pendekatan, menurut kelompok: kendaraan berat (HV), kendaraan ringan (LV), sepeda motor (MC) dan kendaraan tak bermotor (UM), dimana pencatatan ini dilakukan setiap satu siklus (hijaukuning-merah-hijau). Selanjutnya pencatat ini ditempatkan pada lokasi yang tepat untuk pengambilan data. Sebelum mulai pengamatan, masing-masing pencatat telah siap dengan peralatan masingmasing yaitu formulir pencatatan data lalu lintas, alat tulis menulis dan alat pencatat waktu. Pengamatan dilakukan selama 4 hari yaitu Sabtu, Minggu, Senin dan Jumat, dimana urutan ini sesuai dengan urutan dilakukannya survei dan pengamatan dilakuakan dihari tersebut dikarnakan hari sabtu, minggu dan senin adalah hari puncak orang beraktifitas dan diambil hari Senin untuk mewakili hari normal orang beraktifitas, Penggunaan aplikasi Waze dalam Pengamatan, hanya dilakukan ketika terjadi kepadatan kedaraan. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil perbandingan sesuai dengan yang diingikan. Survei dilakukan pada jam-jam sibuk untuk masing-masing lengan percabangan yaitu:
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan
Pagi hari antara pukul 06.00 sampai dengan 08.00WIB dimana waktu tersebut di anggap sebagai waktu awal melakukan beraktifitas. Siang hari antara pukul 11.00 sampai dengan 13.00 WIB dimana waktu tersebut di anggap sebagai waktu istirahat setelah melakukan aktifitas. Sore hari antara pukul 16.00 sampai dengan 18.00 WIB dimana waktu tersebut di anggap sebagai waktu kepulangan setelah melakukan aktifitas. Adapun peralatan yang digunakan dalam suvey ini sebagai berikut : a. b. c. d. e. f.
Formulir pencatatan data lalu lintas. Alat pencatat waktu (stopwatch) Alat tulis menulis Alat pengukur Alat penghitung (hand tally counter) Handphone terinstal aplikasi Waze
Sedangkan peralatan yang digunakan untuk mengolah data adalah : a. b. c. d.
Formulir pengolahan data Alat tulis menulis Kalkulator Komputer
Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah meliputi data-data primer dan sekunder yang di ambil langsung dilapangan maupun dengan cara mencari informasi di instansi yang terkait. Untuk data jumlah dan jenis kendaraan di dapat dengan survei lapangan. Pengambilan data yang dilakukan dalam waktu tertentu kemudian di bagi dalam beberapa periode waktu. Metode Analisa Data Analisa data dilakukan dengan pendekatan kuantitatif menggunakan metode manual kapasitas alanj (MKJI 1997) untuk menentukan parameter kinerja simpang, Setelah data diperoleh dari pengamatan maka selanjutnya dilaksanakan pengolahan data agar dapat dipergunakan untuk perhitungan selanjutnya. Pengolahan data dilakukan untuk memperoleh: 1. Kapasitas simpang 2. Tingkat kinerja simpang terbagi atas : a. Derajat Kejenuhan b. Tundaan Simpang c. Antrian 3. Geometrik Jalan 5
Tabel 2. Arus Lalu Lintas pada Jam Sibuk untuk Masing-masing Approach
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Kapasitas Tundaan pada Persimpangan
Waktu
Dalam menganalisa data-data di lapangan untuk menetapkan kapasitas dan tundaan pada simpang Jl. Tegar Beriman – Jl. Raya Bogor menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997.
Kode
Approach
LTOR
ST
RT
Kendaraan ringan
-
736
339
1,075
Kendaraan berat
-
78
26
104
Sepeda motor
-
2,932
2,019
4,951
Kendaraan tidak bermotor
-
16
2
18
Kendaraan ringan
330
-
531
861
Fase B
Kendaraan berat
10
-
21
31
Barat
Sepeda motor
2,190
-
1,057
3,247
Kendaraan tidak bermotor
4
-
11
15
Kendaraan ringan
214
559
-
773
Kendaraan berat
27
59
-
86
Sepeda motor
544
3,407
-
3,951
Kendaraan tidak bermotor
3
2
-
5
Fase A Utara Jakarta
Cibinong
Fase C
Gambar 2. Sketsa lokasi survei simpang Jl. Tegar Beriman – Jl. Raya Bogor
Selatan Bogor
Perhitungan Data Survey Hasil yang didapat dari Simpang Jl. Tegar Beriman – Jl. Raya Bogor, diperoleh data lapangan seperti yang terlihat pada Tabel berikut : Tabel 1. Data Lapangan Arus Lalu lintas (Q) Smp/j am
Lebar pende kat (WA) m
Lebar Masuk (WMAS UK) m
Utara
2200
8,5
6
Belok Kiri Langsu ng (WLT OR) m -
Barat
1551
17,7
10.5
6
18,2
Selatan
1675
9,3
6.3
3
8,5
Kode Pende kat
Lebar Keluar (WKELU AR) m 9,5
Hasil Analisa 2016 Data arus lalu lintas dari survei yang dilakukan pada hari Sabtu, Minggu, Senin dan Jum’at dapat diketahui jam puncak pada Simpang Jl. Tegar Beriman – Jl. Raya Bogor, terjadi pada Senin 30 Mei 2016 Pada Pukul 06:00 – 07:00 WIB , adapun data arus lalu lintas dapat dilihat pada Tabel berikut:.
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan
TOT AL
06.00 - 07.00
Hasil Analisa 2016
1. Arus jenuh dasar (So) Arus jenuh dasar merupakan awal hitungan untuk mendapatkan nilai kapasitas pada setiap lengan. So = 600 x Wefektif (smp/jam) Tabel 3. Perhitungan Arus Jenuh Dasar Kode Pendekat Utara Barat Selatan
Tipe Pendekat P (Terlindung) P (Terlindung) P (Terlindung)
Lebar Efektif (m)
Arus Jenuh Dasar (So) (smp/jam)
9.5
5700
18.2
10920
8.5
5100
Hasil Analisa 2016
2. Faktor Penyesuaian Dari tabel Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997) didapatkan hasil: a. faktor koreksi terhadap ukuran kota (FCS) = 1,05 b. hambatan samping (FSF) = 0,93 c. kelandaian (FG) = 1,00 d. parkir (FP) = 1,00 e. koreksi belok kanan (FRT) f. koreksi belok kiri (FLT) 6
Tabel 4. Perhitungan Nilai Arus Jenuh Utara
Barat
Selatan
So (smp/jam)
5700
10920
5100
FCS
1,05
1,05
1,05
FSF
0,93
0,93
0,93
FG
1,00
1,00
1,00
FP
1,00
1,00
1,00
FRT
1,10
1,10
1,00
FLT
1,00
0,90
0,97
S(smp/jam)
6129
10593
4850
Tabel 6. PerhitunganWaktu Hijau Pendekat Utara Barat Selatan
Kode Pendekat
Q (smp/jam)
Utara
2200
S (smp/jam hijau) 6129
Barat
1551
10593
0,146
0,172
Selatan
1675
4850
0,345
0,406
FR
PR
0,359
0,422
IFR = Σ FRcrit
133 Detik
gi 51 detik 21 detik 49 detik 121 detik
5. Kapasitas (C) dan Derajat Kejenuhan (DS) Hitungan kapasitas tiap lengan tergantung pada rasio waktu hijau dan arus jenuh yang disesuaikan. Rumus yang digunakan adalah rumus (2.5) dan (2.6). Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel berikut: DS = Q/C Tabel 7. Perhitungan Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Kode Pendekat
Arus Lalu Lintas (Q)
Utara
2200
Barat
1551
Selatan
1675
Kapasitas (C)
Derajat Kejenuhan (DS)
2353
0,935
1658
0,935
1791
0,935
Hasil Analisa 2016 Dari hasil perhitungan diketahui bahwa kapasitas simpang menampung arus lalu lintas, dengan nilai DS = 0,935.
6. Perilaku Lalu Lintas a. Jumlah antrian (NQ) Gunakan hasil perhitungan derajat kejenuah (kolom 5 pada Furmulir SIG V) untuk menghitung jumlah antrian smp (NQ1) yang tersisa dari fase hijau sebelumnya. Dari rumus (2.6), (2.7), (2.8) dan (2.9) didapatkan hasil perhitungan seperti yang terlihat pada Tabel berikut:
0,851
Hasil Analisa 2016
4. Waktu siklus sebelum penyesuaian (cua) dan waktu hijau (g) Perhitungan menggunakan rumus (2.3), waktu siklus yang disesuaikan (c) berdasarkan waktu hijau yang telah diperoleh dan waktu hilang (LTI) dan masukan hasil pada bagian terbawah kolom 11 , diperoleh nilai : c = Σg + LTI c = 121 + 12 = 133 detik Dengan menggunakan rumus (2.4) dan (2.5) waktu hijau di Jl. Tegar Beriman – Jl. Raya Bogor dapat diperoleh seperti dalam Tabel berikut:
12 Detik
Σg
3. Perbandingan arus lalu lintas dengan arus
Tabel 5. Perhitungan Rasio Arus dan Rasio Fase
C
Hasil Analisa 2016
Hasil Analisa 2016
jenuh (FR) a. Memasukkan arus lalulintas (Q) yang sesuai dengan masing-masing pendekat pada kolom 18 dari Formulir SIG-II b. Menghitung rasio arus simpang (IFR) sebagai jumlah dari nilai-nilai FR FR = Q / S c. Hitung Rasio Fase(PR) Hitung Rasio PR = FRcrit / IFR
LTI
Tabel 8. Perhitungan Jumlah Antrian Kapasitas (C) Smp/jam
Arus lalu lintas (Q) Smp/jam
Derajat Kejenuhan (DS)
NQ1 smp
NQ2 smp
NQ smp
2353
2200
0,935
6,21
86,87
93,08
Barat
1658
1551
0,935
6,04
61,22
67,26
Selatan
1791
1675
0,935
6,08
66,13
72,21
Kode Pendekat
Utara
Hasil Analisa 2016 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan
7
b. Panjang antrian (QL) Panjang antrian dihitung dengan rumus (2.10) dan Nilai NQMAX diperoleh dari Gambar 2.9 dengan anggapan peluang untuk pembebanan (POL) sebesar 5 % untuk langkah perencanaan, sehingga diperoleh hasil perhitungan seperti pada Tabel berikut:
QL NQMAX
20 m Wmasuk
Tabel 9. Panjang Antrian Kode
NQMAX
Pendekat
QL
(smp)
WMASUK (m)
(m)
Utara
80,00
6
267
Barat
80,00
10.5
152
Selatan
80,00
6.3
254
Hasil Analisa 2016 c. Kendaraan terhenti (NS) Kendaraan dalam antrian dapat mengalami dua kondisi, yaitu satu kali dan terhenti berulang-ulang lebih dari satu kali. Rasio kendaraan terhenti (NS) dihitung dengan menggunakan rumus (2.11), sehingga diperoleh hasil hitungan seperti pada Tabel berikut:
NS 0,9
NQ 3600 Qc
Waktu Siklus C detik
Arus lalu lintas (Q) Smp/jam
NQ smp
NS stop/smp
2200
93,08
1,03
1551
67,26
1,05
1675
72,21
1,06 NSV TOTAL
Utara 133 detik
Barat Selatan
DT c A
NSV smp/jam 2269 1640 1760 5669
Hasil Analisa 2016 Nilai angka henti total simpang seluruh lengan dihitung dengan rumus berikut: NStotal = ΣNSV / ΣQ = 5669/ 5426 = 1,04 stop/smp
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan
NQ1 3600 C
DGj = (1-PSV) x PT x 6 + (PSV x 4) Tabel 11. Perhitungan Tundaan Kode Pendekat
Arus lalu lintas (Q) Smp/jam
DT det/smp
DG det/smp
Utara Barat Selatan
2200 1551 1675
53,28 73,05 57,04
4,12 4,02 4,15
D= DT+DG det/smp
DxQ smp.det
57,41 77,06 61,19 Σ
126319 119504 102497 348320
Hasil Analisa 2016 Tundaan simpang rata-rata di Simpang Jl. Tegar Beriman – Jl. Raya Bogor diperoleh menggunakan rumus berikut :
DI
Tabel 10. Perhitungan Angka Henti dan Jumlah kendaraan Terhenti Kode Pendekat
d. Tundaan (Delay) Tundaan yang terjadi pada setiap kendaraan dapat diakibatkan oleh tundaan lalulintas rata-rata (DT) yang dihitung menggunakan rumus (2.30), tundaan akibat geometrik (DG) yang dihitung menggunakan rumus (2.31) dan tundaan rata-rata tiap pendekat (D) adalah jumlah dari tundaan lalu lintas ratarata yang dihitung menggunakan rumus (2.32). Hasil perhitungan tundaan dapat dilihat pada Tabel berikut:
(QxD) QTOT
=
348320 /5426
= 64 det/smp Dari hasil perhitungan diketahui bahwa kapasitas simpang Jl. Tegar Beriman – Jl. Raya Bogor, Kabupaten Bogor termasuk dalam Tingkat Pelayanan ( F ). Perbandingan Hasil Survei Aplikasi Waze Perbandingan hasil survei aplikasi Waze dengan pengamatan langsung di lokasi yang ditinjau yaitu simpang Jl. Tegar Beriman – Jl. Raya Bogor, diperoleh data lapangan seperti yang terlihat pada gambar berikut : 1. Pada pengamatan Sabtu 28 – 05 -2016, 11:
10. Terjadi kepadatan arus lalu lintas sedang di semua arah, yang mengakibatkan tundaan kendaraan pendek
8
Pengamatan Langsung di Lokasi
Survei AplikasiWaze
Pengamatan Langsung di Lokasi
Survei AplikasiWaze
Gambar 3. Foto pengamatan lokasi & aplikasi Waze, Sabtu 28 – 05 -2016, 11: 10.
Gambar 6. Foto pengamatan lokasi & aplikasi Waze, Jum’at 03 – 06 -2016, 17: 31.
2. Pada pengamatan Minggu 29 – 05 -2016, 17: 15. Terjadi kepadatan arus lalu lintas tinggi, yang mengakibatkan tundaan kendaraan panjang di arah Utara dan Selatan.
Keterangan penandaan survei aplikasi Waze
Pengamatan Langsung di Lokasi
Survei AplikasiWaze
Warna merah sebagai penanda kepadatan arus lalu lintas tinggi Warna oranye sebagai penanda kepadatan arus lalu lintas sedang Warna kuning sebagai penanda kepadatan arus lalu lintas ringan Warna Putih sebagai penanda arus lalu lintas lancar
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Gambar 4. Foto pengamatan lokasi & aplikasi Waze, Minggu 29 – 05 -2016, 17: 15. 3. Pada pengamatan Senin 30 – 05 -2016, 06:39. Terjadi kepadatan arus lalu lintas tinggi, yang mengakibatkan tundaan kendaraan panjang di arah Utara dan Selatan. Pengamatan Langsung di Lokasi
Survei AplikasiWaze
Gambar 5. Foto pengamatan lokasi & aplikasi Waze, Senin 30 – 05 -2016, 06:39. 4. Pada pengamatan Jum’at 03 – 06 -2016, 17: 31. Terjadi kepadatan arus lalu lintas tinggi, yang mengakibatkan tundaan kendaraan panjang di arah Utara
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan
Kesimpulan Dengan melihat hasil perhitungan analisis masalah yang terjadi pada Simpang Jl. Tegar Beriman- Jl. Raya Bogor Kabupaten Bogor, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Dari keadaan pada masing-masing pendekatan menunjukkan tingkat kejenuhan arus lalu lintas mencapai 0,935 ini menunjukan bahwa simpang Jl. Tegar Beriman – Jl. Raya Bogor, mendekati lewat jenuh, yang akan menyebabkan antrian panjang pada kondisi lalu lintas puncak. 2. Hasil perhitungan Tundaan simpang rata-rata di simpang simpang Jl. Tegar Beriman – Jl. Raya Bogor diperoleh 64 det/smp yang berarti bahwa Simpang Jl. Tegar Beriman – Jl. Raya Bogor, Kabupaten Bogor termasuk dalam Tingkat Pelayanan F, menunjukan tingkat pelayanan terburuk pada kondisi lalu lintas puncak. 3. Perbandingan Aplikasi Waze dengan pengamatan langsung di lapangan menujukan kesamaan hasil, dimana penandaan yang di berikan aplikasi Waze sesuai dengan kondisi yang di tinjau pada saat itu.
9
Saran 1. Perlu segera dibuat sistem pengaturan lalu lintas yang lebih baik pada persimpangan,. Hal ini dianggap perlu dilakukan segera oleh pihak yang terkait demi meningkatkan pelayanan dan mengantisipasi kemacetan di persimpangan tersebut. 2. Disiplin pengemudi dalam mentaati peraturan lalu lintas perlu lebih ditingkatkan karena banyak pelanggaran yang dilakukan terutama di daerah persimpangan. 3. Perlu dilakukan penambahan lebar pendekatan pada Jalan Raya Bogor yang merupakan jalur kritis dengan volume lalu lintas tinggi. 4. Ketika jam sibuk perlu adanya penegakan hukum oleh petugas lalu lintas, dikarnakan banyaknya pengendara melakukan pelanggaran yang bisa mengakibatkan kemacetan. 5. Perlu di adakan penambahan sarana angkutan umum masal yang bersistem, yang bisa mengurangi kepadataan kendaraan. 6. Aplikasi Waze bisa di jadikan rekomendasi sebagai alat bantu dalam pemilihan rute untuk mengoptimalkan waktu perjalana ke tempat tujuan. DAFTAR PUSTAKA
1. Miro, Fidel, Pengantar Sistem Transportasi, Erlangga, Jakarta. 2012 2. Departemen Pekerjaan Umum, “Manual Kapasitas Jalan Indonesia”, Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta, 1997 3. Adisasmita, S. A., Jaringan Transportasi, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2011
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan
4. Permana, Hendra, P., Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal Pada Jalan Raya Mojopahit – Jl. Hasanudin – Jl. Erlangga, Sidoarjo, Skripsi Teknik Sipil, Universitas Pembangunan Nasional, 2007 5. Erawaty, Liina, Analisis Kapasitas Dan Tingkat Kinerja Simpang Bersinyal Pada Simpang Outlet Jalan Tol Krapyak, Kota Semarang, Skripsi Teknik Sipil, Universitas Negeri Semarang, 2007 6. Wells, G. R, Rekayasa Lalu lintas, Bhratara, Jakarta, 1993 7. https://id.wikipedia.org/wiki/Kapasitas jalan 8. Khisty, Jostin C., Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi, Erlangga, Jakarta, 2005 9. Oglesby, Clarkson, H., dan Hicks, R, G., Teknik Jalan Raya, Erlangga, Jakarta,1998 10. Tamin, Ofyar, Z., Perencanaan Dan Permodelan Transportasi, Penerbit ITB, Bandung, 1997 PENULIS
1. Muhamad Fikri Tamam, ST. Alumni (2016) Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan. 2. Ir. Budi Arief, MT. Staf Pegajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 3. Andi Rahmah, ST., MT., Staf Pegajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan
10