ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. XYZ BASTIAN LUBIS DOSEN TETAP UNIVERSITAS PATRIA ARTHA ABSTRAK Penelitian ini berlangsung di PT. XYZ yang bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan PT. XYZ Diukur dengan pendekatan Economic Value Added. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data deskriptif dan kuantitatif dengan analisis EVA untuk mengukur kinerja keuangannya. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu perhitungan Economic Value Added (EVA) selama 3 tahun terakhir nampak bahwa besarnya kinerja EVA untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 masih belum dapat memberikan nilai tambah yang diharapkan, alasannya karena EVA yang dicapai oleh perusahaan bernilai negatif. Hasil analisis mengenai EVA yang negatif disebabkan karena nilai EVA yang dicapai oleh PT. XYZ menunjukkan NOPAT yang dihasilkan oleh perusahaan lebih dari biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan khususnya dalam tahun 2012 sampai dengan tahun 2013. Kata Kunci: Kinerja Keuangan, Economic Value Added PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan perusahaan hanya untuk menghasilkan laba yang sebesar-besarnya sudah kurang relevan di masa sekarang karena tanggung jawab perusahaan tidak hanya untuk para pemilik saja. Pada perusahaan publik nilai perusahaan dikaitkan dengan nilai saham yang beredar di pasar, penetapan tujuan yang benar akan berpengaruh pada proses penilaian kinerja nanti, karena kesalahan pengukuran kinerja akan mengakibatkan kesalahan dalam memberi imbalan atas prestasi yang ada. Penilaian kinerja dengan EVA dianggap lebih mengemban misi dalam menyelaraskan tujuan manajemen dan kepentingan pemegang saham. Jadi secara defenitif EVA juga dapat diartikan sebagai ukuran operasional dan manajemen yang mencerminkan keberhasilan perusahaan menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham dan investor. Economic Value Added (EVA) merupakan ukuran yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menentukan apakah suatu investasi dapat JEM No. 2 Vol. 12 September 2015
memberikan kontribusi positif terhadap pemegang saham. Penggunaan EVA membantu manajeman perusahaan memfokuskan perhatian pada penciptaan nilai tambah oleh kegiatan-kegiatan ekonomi perusahaan, yang pada akhirnya akan meningkatkan dan memaksimalkan nilai perusahaan, yaitu nilai total pendapatan mendatang yang di hasilkan perusahaan yang dapat memberikan keuntungan baik kepada pemilik perusahaan, maupun pemegang saham. PT. XYZ merupakan gabungan dari tujuh perusahaan. Pada awalnya PT. XYZ merupakan perusahaan negara yang kemudian berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT). Pada sisi finansial perusahaan memperlihatkan pertumbuhan yang baik dengan ketertarikan investor terhadap Antam dikarenakan nilai harian rata-rata perdagangan saham PT. Antam Tbk, tercatat terus mengalami peningkatan. Berdasarkan laporan tahunan perusahaan tahun 2013, diketahui bahwa tahun 2013 merupakan tahun yang penuh dengan tantangan. Perusahaan harus menghadapi realitas rendahnya harga nikel 1
Bastian Lubis, Analisis Kinerja……… dan penurunan permintaan komoditas nikel yang berdampak pada kinerja keuangan perusahaan. Selain itu, ketidakpastian pelarangan ekspor bijih mineral juga menjadi isu utama perusahaan, yang berdampak pada pergerakan harga saham. Menghadapi tantangan yang ada, manajemen baru PT. XYZ melakukan langkah-langkah antisipasi yang menyebabkan PT. XYZ masih tetap membukukan profit di tengah rendahnya harga nikel, dan terjainya penurunan harga emas, penurunan permintaan dan ketidakpastian akan keberlanjutan ekspor bijih mineral. Dengan realitas yang ada, manajemen menempatkan program efisiensi menjadi prioritas utama dimana di tahun 2013 perusahaan sudah berhasil menghemat Rp115,5 miliar dari target Rp98,9 miliar. Capaian efisiensi tahun 2013 lebih tinggi 130% dibandingkan realisasi efisiensi tahun 2012 sebesar Rp50,1 miliar. Sebagai bagian dari program efisiensi, PT. XYZ melakukan renegosiasi kontrak dengan pemasok dan kontraktor. Selain mengintensifkan upayaupaya efisiensi tersebut guna mencapai target yang ditetapkan, manajemen juga bersikap prudent di dalam belanja modal untuk keperluan proyek-proyek pengembangan sehingga posisi keuangan perusahaan tetap solid. Kesemua hal ini menjadikan manajemen memutuskan bahwa tema tahun 2013 adalah perusahaan berfokus pada upaya-upaya pengelolaan realitas dan mengatasi ketidakpastian (managing reality, overcoming uncertainty). Prospektus PT. XYZ dalam penjualan bersih. Kontribusi segmen operasi Lain-lain terhadap total penjualan bersih konsolidasian PT. XYZ di tahun 2013 mencapai 1% senilai Rp151 miliar. Nilai penjualan bersih segmen operasi Lain-lain di tahun 2013 lebih rendah 41% seiring dengan penurunan volume penjualan dan harga jual batubara. Penjualan bauksit di tahun 2013 mencapai Rp71 miliar, naik 49% dibandingkan penjualan di 2012 yang mencapai Rp47 miliar. Sementara nilai penjualan batubara mencapai Rp81 miliar, turun 61% dibandingkan penjualan di 2012 yaitu sebesar Rp208 miliar. Di tahun 2013, PT. XYZ menghadapi realitas kondisi harga komoditas yang tetap rendah semenjak pertengahan tahun 2013. Dengan realitas ini yang merupakan faktor eksternal yang 2
ISSN : 1412-9914 bersifat uncontrollable, Direksi mengambil kebijakan agar kinerja perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor yang sepenuhnya di bawah kendali perusahaan (controllable factor) seperti volume produksi, pengembangan usaha dan usahausaha efisiensi dapat berjalan optimal dan on track. Selain itu, perusahaan juga mengambil langkah untuk melakukan sinkronisasi pace pengembangan proyekproyek perusahaan terutama proyek Feronikel Halmahera Timur, proyek Smelter Grade Alumina (SGA) Mempawah dan proyek Nickel Pig Iron (NPI). Manajemen perusahaan berpandangan bahwa proyek-proyek tersebut tetap krusial bagi masa depan perusahaan namun dengan kondisi harga komoditas di tahun 2013 yang kurang menggembirakan. Rumusan Masalah Bagaimanakah kinerja keuangan PT. XYZ diukur dengan pendekatan Economic Value Added (EVA) TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Laporan Keuangan Menurut Soemarso (2004 : 34) menyatakan bahwa : “Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.” Menurut Azhar (2005 : 3) menyatakan bahwa : “Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara lain laporan sumber dan penggunaan dana.” Menurut Kasmir (2008 : 7) menyatakan, bahwa : “Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.” Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut diatas, disimpulkan bahwa laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan ( Progress Report) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen perusahaan. Jadi laporan keuangan bersifat historis dan menyeluruh, sebagai suatu progress report laporan keuangan berisi data-data. JEM No. 2 Vol. 12 September 2015
ISSN : 1412-9914 Tujuan dan Bentuk Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikutip oleh Sawir (2005:2), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut : a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan pada suatu perusahaan sehingga memberi manfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. b. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu. c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Bentuk-bentuk laporan keuangan diantaranya: Neraca Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menunjukan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada periode tutup buku pada akhir tahun, sehingga neraca sering disebut dengan Balance Sheet. Neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu : Aktiva , Hutang dan Modal. Laporan laba-rugi Laporan laba-rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya-biaya, laba-rugi yang diperoleh suatu perusahaan dalam periode tertentu. Laporan laba ditahan Laba atau rugi yang timbul secara insidentil dapat diklasifikasikan sendiri dalam laporan rugi-laba atau dicantumkan dalam laporan laba ditahan (retained earning statement) atau didalam laporan JEM No. 2 Vol. 12 September 2015
Bastian Lubis, Analisis Kinerja……… perubahan modal, tergantung konsep yang dianut perusahaan. Kalau perusahaan mengikuti clean surples principle atau all inclusive concept, maka laba/rugi insidentil akan terlihat dalam laporan rugi laba. Dan di dalam laporan laba ditahan hanya berisi : a. Net income (pendapatan bersih) yang di transfer dari laporan rugi laba b. Deklarasi pembayaran dividen c. penyisihan dari laba ( appropriation of retained earning ) Keterbatasan Laporan Keuangan Menurut Munawir (2004:6) laporan keuangan bersifat historis serta menyuluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara : 1. Fakta yang telah dicatat (recorded fact) 2. Prinsip-prinsip dan kebiasaankebiasaan di dalam akuntansi (accounting conversation and postulate) 3. Pendapat pribadi (personal judgement).” Dengan mengingat atau memperhatikan sifat-sifat laporan keuangan tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan itu menurut Munawir (2004:9) mempunyai beberapa keterbatasan antara lain : 1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan final. 2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang keliahatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. 3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu. 4. Laporan keuangan tidak mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktorfaktor tersebut tidak dapat dinyatakan 3
Bastian Lubis, Analisis Kinerja……… dengan satuan uang. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisa laporan keuangan dan menilai posisi keuangan atau kemajuankemajuan yang dialami perusahaan, faktor yang utama yang mendapatkan perhatian oleh penganalisa adalah : a. Rasio Likuiditas, adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk membayarkan kewajiban-kewajiban keuangan dalam jangka pendek atau kewajiban-kewajiban yang harus segera dilunasi. b. Rasio Solvabilitas adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban keuangan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi , baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun kewajiban keuangan jangka panjang. c. Rasio Rentabilitas atau profitabilitas, adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut dalam menggunakan aktiva secara produktif dalam menghasilkan keuntungan. Economic Value Added EVA (Economic Value Added) adalah salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan. EVA merupakan indikator tentang adanya penambahan nilai dari satu investasi. EVA yang positif menunjukkan bahwa manajemen perusahaan berhasil meningkatkan nilai perusahaan bagi pemilik perusahaan sesuai dengan tujuan manajemen keuangan memaksimumkan nilai perusahaan. Istilah EVA dipopulerkan oleh Stern Steward Management Service, yaitu perusahaan konsultan di Amerika Serikat sekitar tahun 90-an. Stern Steward menghitung EVA dengan cara mengurangi laba operasi setelah pajak dengan total biaya modal. EVA dapat dirumuskan sebagai berikut:
ISSN : 1412-9914 EVA dapat ditingkatkan dengan cara : 1. Memperoleh lebih banyak laba tanpa menggunakan lebih banyak modal, caranya adalah memotong biaya-biaya, bekerja dengan biaya produksi dan pemasaran yang lebih rendah agar diperoleh margin laba yang lebih besar. Hal ini dapat juga dicapai dengan meningkatkan perputaran aktiva, baik dengan cara menaikan volume penjualan atau bekerja dengan aktiva yang lebih rendah (lower assets). 2. Memperoleh pengembalian (return) yang lebih tinggi daripada biaya modal atas investasi baru. Hal ini sesungguhnya menyangkut pertumbuhan perusahaan. Konsep Economic Value Added (EVA) mengukur nilai tambah dengan cara mengurangi biaya modal (cost of capital) yang timbul akibat investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Economic Value Added (EVA) yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi tingkat modalnya. Hal ini sejalan dengan tujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Sebaliknya Economic Value Added (EVA) yang negatif menunjukkan bahwa nilai perusahaan menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah dari biaya modal. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Jenis dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari atau berasal dari bahan kepustakaan. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif yang menggambarkan mengenai analisis EVA dari perusahaan, untuk mengukur kinerja keuangannya.
EVA = EBIT –Pajak –Biaya Modal
4
JEM No. 2 Vol. 12 September 2015
ISSN : 1412-9914
Bastian Lubis, Analisis Kinerja……… laporan keuangan PT. XYZ Selama periode 2011-2013 yang dikutip dari laporan neraca dan rugi laba perusahaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Laporan Keuangan PT. XYZ Berikut ini disajikan rangkuman
Tabel 1. Rangkuman Perkembangan Laporan Keuangan PT. XYZ (Rupiah) Indikator Laporan Keuangan
2011
2012
2013
2011/12 (%)
2012/13 (%)
Aset Aset Lancar
9,108,019,774,000
7,646,851,196,000
7,080,437,173,000
(16.04)
(7.41)
Aset Tidak Lancar
6,093,215,303,000
12,061,689,750,000
14,784,680,218,000
97.95
22.58
15,201,235,077,000
19,708,540,946,000
21,865,117,391,000
29.65
10.94
2,568,781,385,000
3,895,495,061,000
(132,930,400,000)
51.65
(103.41)
Pajak Penghasilan
640,889,387,000
902,379,330,000
(542,877,769,000)
40.80
(160.16)
Liabilitas Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang
846,446,529,000
3,041,406,158,000
3,855,511,633,000
259.31
26.77
3,582,744,998,000
3,834,818,732,000
5,216,118,226,000
7.04
36.02
Jumlah Liabilitas
4,429,191,527,000
6,876,224,890,000
9,071,629,859,000
55.25
31.93
10,772,043,550,000
12,832,316,056,000
12,793,487,532,000
19.13
(0.30)
10,897,724,000
273,892,532,000
317,054,555,000
2,413.30
15.76
Jumlah Aset Laba Usaha sebelum Pajak penghasilan
Ekuitas Beban Bunga
Sumber: Hasil Olah Data. 2014
Analisis Economic Value Added Tabel 1 menunjukkan bahwa Aset Lancar PT. XYZ mengalami penurunan dari tahun Perkembangan Economic Value Added PT. 2011-2013. Sedangkan Aset Tidak Lancar XYZ selama tahun 2011-2013 disajikan mengalami peningkatan setiap tahunnya. berikut ini: Secara keseluruhan aset PT. XYZ mengalami peningkatan. Tabel 2. Analisis Economic Value Added (Rupiah) Tahun
NOPAT
Capital Cost
EVA
2011
1,927,891,998,000
3,278,667,753,740
(1,350,775,755,740)
2012
2,993,115,731,000
52,104,867,220,262
(49,111,751,489,262)
2013
409,947,369,000
55,550,598,777,808
(55,140,651,408,808)
Sumber: Hasil Olah Data. 2014
JEM No. 2 Vol. 12 September 2015
5
Bastian Lubis, Analisis Kinerja……… Berdasarkan hasil analisis EVA pada tabel 2. dapat diketahui bahwa selama tahun 2011 nilai EVA yang diperoleh oleh PT. XYZ. bernilai negatif. Semanyhingga secara sederhana penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai berikut.: karena EVA < 0, berarti EVA negatif, menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu mencukupi kebutuhan dalam memenuhi kewajibannya, sehingga perusahaan tidak mampu menciptakan nilai karena laba yang dihasilkan tidak mencukupi untuk penyandang dana terutama pemegang saham. Artinya tidak terjadi proses nilai tambah. Dalam artian bahwa perusahaan PT. XYZ. tidak mampu menghasilkan tingkat kembalian operasi yang melebihi biaya modal, dengan kata lain meskipun perusahaan mampu menghasilkan laba bersih yang tinggi, akan tetapi perusahaan sebenarnya mengalami penurunan. Menurunnya nilai EVA pada PT. XYZ. selama tahun 2011-2103 disebabkan oleh semakin menurunnya laba bersih yang diperoleh dari laba operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan sementara biaya modal yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan terus meningkat. Hal tersebut dipicu oleh penurunan harga komoditas logam dasar dan emas utamanya di tahun 2013. Pada tahun 2013, sebagian besar kendala yang dihadapi PT. XYZ. berasal dari kondisi eksternal yang bersifat uncontrollable. Kendala terbesar yang dihadapi di tahun 2013 adalah penurunan harga komoditas logam dasar dan emas. Penurunan harga ini tidak diperkirakan sebelumnya di awal tahun, tetapi karena kekhawatiran pengaruh krisis global dapat berdampak ke pertumbuhan perekonomian China, hal ini berujung pada penurunan harga komoditas logam dasar. Penurunan harga logam dasar juga disebabkan tingginya suplai raw material mineral terutama yang berasal dari Indonesia, untuk komoditas nikel dan bauksit. Di tahun 2013, analis memperkirakan Indonesia mengekspor 52 juta wmt bijih nikel, naik 26% dibandingkan ekspor tahun 2012 yang berjumlah 41 juta wmt. Tingginya ekspor mineral mentah dari 6
ISSN : 1412-9914 Indonesia yang sebagian besar ditujukan ke China, dan masih adanya kekhawatiran terhadap perekonomian global menjadikan harga logam dasar tertekan di tahun 2013. Hal ini terefleksikan dari harga jual komoditas perusahaan, dimana harga jual feronikel di tahun 2013 tercatat US$6,32 per pon, turun 19% dibandingkan tahun 2012, sementara harga jual bijih nikel tahun 2013 tercatat US$39,96 per wmt, turun 1% dibandingkan tahun 2012. Jika di tahun 2012 harga emas masih menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2011, maka di tahun 2013, harga jual emas juga mengikuti tren pelemahan harga komoditas. Penurunan harga emas disebabkan mulai beralihnya minat investor ke sektor ekuitas maupun jenis investasi lainnya. Adanya kebijakan Quantitative Easing Pemerintah Amerika Serikat yang menyebabkan menguatnya investasi di sektor saham juga turut menekan minat investor dalam berinvestasi di komoditas emas. Hal ini menjadikan harga jual emas ANTAM, yang mengacu pada harga jual spot internasional, di tahun 2013 melemah 11% dibandingkan tahun 2012 menjadi US$1.523,23 per oz. Manajemen perusahaan memiliki beberapa inisitif strategis untuk menghadapi kendala penurunan harga jual. Manajemen perusahaan sadar bahwa untuk mempertahankan daya saing dan tingkat kompetitif perusahaan hanya dapat dilakukan melalui penurunan biaya. Hal ini menjadikan di tahun 2013 PT. XYZ. terus mengintensifkan program-program penghematan biaya penghematan biaya energi akan berdampak signifikan bagi daya saing perusahaan. Dengan pembangunan PLTU batubara berkapasitas 2x30MW yang akan memulai operasi di tahun 2015, PT. XYZ. berharap level biaya akan lebih dapat diturunkan ke level antara US$5,5-US$6 per pon dan akan berujung pada peningkatan profitabilitas perusahaan. Volatilitas nilai Rupiah terhadap Dolar Amerika juga berpengaruh pada pendapatan perusahaan karena sebagian besar produk PT. XYZ. adalah penjualan ekspor dimana 57% komoditas PT. XYZ. Untuk meminimalisir risiko kurs, maka perusahaan dapat melakukan transaksi lindung nilai. Selain itu, kami juga berupaya agar tidak terjadi mismatch antara pendapatan perusahaan dengan kewajiban JEM No. 2 Vol. 12 September 2015
ISSN : 1412-9914 finansial yang dimiliki. Di tahun 2013, PT. XYZ masih menghadapi kendala dari sisi regulasi pemerintah tentang pengenaan bea ekspor bahan mentah dan royalti bagi komoditas feronikel. PT. XYZ. telah mengirimkan surat ke pemerintah untuk dapat mempertimbangkan kembali tentang pemberlakukan royalty pada komoditas feronikel, mengingat komoditas ini sudah merupakan komoditas olahan. Selain itu, untuk meminimalisir dampak pengenaan bea ekspor bahan mentah, perusahaan melakukan negosiasi dengan para pembeli komoditas bijih nikel dan bijih bauksit untuk dapat menanggung bea ekspor bahan mentah dan sebagai hasilnya hampir semua pembeli menyatakan kesanggupannya untuk bersepakat meringankan pengaruh pengenaan bea ekspor tersebut. Manajemen perusahaan berpandangan prospek perusahaan untuk tahun 2014 dan tahun-tahun ke depan akan tetap baik. Dengan adanya tantangan utama yang dihadapi perusahaan yakni ketidakpastian harga komoditas yang diperkirakan masih kurang baik ditambah dengan adanya kebijakan Pemerintah yang melarang ekspor bijih mineral dari Indonesia sehingga mempengaruhi arus kas perusahaan. Untuk mengantisipasi risiko tingkat harga komoditas yang kurang baik, di tahun 2014, PT. XYZ. tetap akan mengintensifkan upaya-upaya efisiensi dan pengendalian biaya. Program-program penghematan biaya melalui efisiensi biaya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Perhitungan Economic Value Added (EVA) selama 3 tahun terakhir menunjukkan bahwa besarnya kinerja EVA pada PT. XYZ. untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 masih belum dapat memberikan nilai tambah yang diharapkan, alasannya karena EVA yang dicapai oleh perusahaan bernilai negative yaitu tahun 2011 bernilai Rp.1.350.775.755.740,- tahun 2012 bernilai Rp.49.111.751.489.262,- dan tahun 2013 bernilai Rp.55.140.651.408.808,-. Hasil analisis mengenai EVA yang negatif disebabkan karena nilai EVA yang dicapai oleh PT. XYZ. menunjukkan NOPAT JEM No. 2 Vol. 12 September 2015
Bastian Lubis, Analisis Kinerja……… yang dihasilkan oleh perusahaan lebih dari biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan khususnya dalam tahun 2012 sampai dengan tahun 2013. Saran 1. Disarankan agar perlunya perusahaan PT. XYZ dapat meningkatkan nilai EVA di tahun-tahun mendatang dengan mengurang penggunaan utang dalam mengelola unit usaha, hal ini dimaksudkan untuk dapat mengurangi beban bunga yang dibayar dalam penggunaan utang. 2. Disarankan pula agar perusahaan PT. XYZ. perlu meningkatkan kinerja keuangan dan EVA dengan meningkatkan pendapatan dari usaha yang dikelola. Hal ini dilakukan untuk dapat meningkatkan laba usaha di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA Agnes
Sawir, 2001, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, cetakan kedua, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Azhar, Susanto. 2005. Sistem Informasi Akuntansi Konsep & Pengembangan Berbasis Komputer. Bandung : Lingga Jaya. Baridwan, Zaky & Ary Legowo. 2002. Asosiasiantara EVA (Economic Value Added), MVA (Market Value Added) dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham. Tema, Vol III. September Bastian, Indra, 2001, Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, cetakan pertama, Penerbit : BPFE, Yogyakarta. Dharma, Surya. 2005. Manajemen Kinerja: 7
Bastian Lubis, Analisis Kinerja………
ISSN : 1412-9914
Falsafah Teori dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Faisal
Abdullah, 2004, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, edisi kedua (revisi), cetakan keempat, Universitas Muhammadiyah, Malang
Hanafi, M. Mamduh dan Halim, Abdul, 2004, Analisis Laporan Keuangan, edisi revisi, cetakan pertama, penerbit : AMP-YPKN, Yogyakarta Harahap, Sofyan Safri, 2004, Teori Akuntansi, Penerbit: Rajawali Pers, Jakarta. Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, 2004, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, edisi pertama, cetakan pertama, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Indra Laksana, 2006, Hubungan EVA dengan Sistem LQ 45 di Bursa Efek Jakarta, Penerbit : Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ikatan Akuntan Keuangan, 2009, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.
8
JEM No. 2 Vol. 12 September 2015
ISSN : 1412-9914
JEM No. 2 Vol. 12 September 2015
Bastian Lubis, Analisis Kinerja………
9