ANALISIS KETERAMPILAN MEMBERIKAN ALASAN DAN MENGINTERPRETASI SUATU PERNYATAAN Ni Ketut Novia T, Ila Rosilawati, Chansyanah Diawati, Noor Fadiawati Pendidikan Kimia, Universitas Lampung
[email protected] Abstract: This research aimed to describe the ability of giving reason and interpreting a statement on the electrolyte and nonelectrolyte solutions matery through the application of problem based learning models for student groups of high, intermediate and low. The subjects in this research was students class of X1 Senior High School 1 Sidomulyo Academic Year 2012/2013. This research used the pre-experimental method with a one-shot case study desaign. Data analysis used descriptive analysis. Based on the result of data analysis summarized that ability of giving reason in high level group all its were excellent. In intermediate level group, just small part were excellent and good enough, the others were good. In the low level group, half were good and the others were good enough. The ability of interpreting a statement in high level group all its excellent. In intermediate level group, almost half were excellent, and the others were good and good enough. In the low level group, just small part were excellent and good, and the others were good enough. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan memberikan alasan dan menginterpretasi suatu pernyataan pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui penerapan model problem based learning untuk siswa kelompok tinggi, sedang dan rendah. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X1 SMAN 1 Sidomulyo Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimen dengan desain one-shot case study. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan kemampuan memberikan alasan pada kelompok tinggi seluruhnya berkriteria sangat baik. Pada kelompok sedang, sebagian kecil berkriteria sangat baik dan cukup, sebagian besar berkriteria baik. Pada kelompok rendah, separuhnya berkriteria baik dan cukup. Kemampuan menginterpretasi suatu pernyataan pada kelompok tinggi seluruhnya berkriteria sangat baik. Pada kelompok sedang, hampir separuh berkriteria sangat baik, sebagian besar berkriteria baik dan sebagian kecil berkriteria cukup. Pada kelompok rendah, sebagian kecil berkriteria sangat baik, dan baik, sebagian besar berkriteria cukup. Kata kunci: problem based learning, kelompok kognitif, memberikan alasan, menginterpretasi suatu pernyataan,
1
kimia mempelajari tentang struktur,
PENDAHULUAN
sifat dan perubahan materi serta Belajar merupakan suatu proses ada-
energi yang menyertainya. Kimia
nya perubahan yang bersifat per-
merupakan salah satu mata pelajaran
manen pada diri seorang siswa yang
sains yang mempunyai dimensi pro-
meliputi aspek kompetensi, keteram-
duk, sikap, dan proses, artinya ketika
pilan dan perilaku yang diakibatkan
kita
karena adanya proses pemberitahuan,
konsep kimia, maka kita juga harus
pembiasaan dan pelatihan. mengajar
tahu cara mendapatkan konsep ter-
akan lebih bermakna bagi siswa.
sebut. Dari penjelasan tersebut jelas
Hasil yang diharapkan dari proses
bahwa kimia merupakan salah satu
belajar ini adalah terlatihnya kemam-
wahana yang tepat untuk melatih dan
puan proses berpikir siswa. Hal ini
mengembangkan kemampuan ber-
sesuai dengan pendapat Whitehead
fikir kritis siswa karena kimia ber-
(Arifin dkk, 2003), hasil yang nyata
usaha untuk membangkitkan ke-
dalam pendidikan sebenarnya adalah
ingintahuan siswa melalui eksplorasi
proses
terhadap rahasia alam yang tak ada
berpikir
yang
diperoleh
melalui pembelajaran dari berbagai
ingin
mempelajari
konsep-
habis-habisnya.
disiplin ilmu. Salah satu disiplin ilmu yang melatih proses berpikir siswa
Berpikir kritis dalam ilmu kimia
yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
tidak dapat dilakukan dengan cara mengingat dan menghafal konsep-
IPA berkaitan dengan cara mencari
konsep, tetapi mengintegrasikan dan
tahu tentang gejala alam secara siste-
mengaplikasikankonsep-konsep yang
matis, sehingga IPA bukan hanya
telah dimiliki. Ennis (1989) men-
penguasaan kumpulan pengetahuan
yatakan bahwa berpikir kritis me-
yang berupa fakta-fakta, konsep-
rupakan suatu proses berpikir secara
konsep, atau prinsip-prinsip saja te-
beralasan dan reflektif dengan mene-
tapi juga merupakan suatu proses
kankan pembuatan keputusan, seba-
penemuan.
gai apa yang harus dipercaya atau dilakukan.
Cabang dari IPA salah satunya adalah ilmu kimia, dimana ilmu
Keterampilan
berpikir
kritis merupakan kemampuan yang sangat esen-sial untuk kehidupan, 2
pekerjaan,
dan
efektif
berkemampuan tinggi, menengah,
dalam semua aspek kehidupan lain-
dan rendah. Apabila siswa memiliki
nya. Menurut Halpen (Saputra,2012)
tingkat kemampuan kognitif berbeda
berpikir kritis adalah memberdaya-
kemudian diberi pengajaran yang
kan keterampilan atau strategi kog-
sama,maka hasil belajar (pemahaman
nitif
konsep) akan berbeda-beda sesuai
dalam
berfungsi
menentukan
tujuan.
Proses tersebut dilalui setelah me-
dengan
tingkat
kemampuannya,
nentukan tujuan, mempertimbang-
karena hasil belajar berhubungan
kan, dan mengacu langsung kepada
dengan kemampuan siswa dalam
sasaran.
mencari dan memahami materi yang dipelajari.
Sesorang yang mempunyai tingkat berpikir kritis yang baik umumnya
Materi larutan elektrolit dan nonelek-
mempunyai
trolit merupakan salah satu materi
tingkat
kemampuan
kognitif yang baik pula. Kemampuan
dalam pembelajaran kimia.
kognitif merupakan salah satu faktor
satu Kompetensi Dasar (KD) pada
yang berpengaruh terhadap hasil
materi larutan elektrolit dan nonelek-
belajar siswa. Kemampuan kognitif
trolit ini adalah mengidentifikasi si-
siswa
tingkat
fat larutan elektrolit dan nonelek-
pengetahuan atau kemampuan siswa
trolit berdasarkan data hasil percoba-
terhadap suatu materi pembelajaran
an. Pada KD ini terdapat konsep ki-
yang sudah dipelajari dan dapat
mia yang dapat ditemukan oleh siswa
digunakan sebagai bekal atau modal
melalui analisis hasil praktikum.Oleh
untuk memperoleh pengetahuan yang
karena itu, siswa perlu dilatihkan ke-
lebih luas dan kompleks lagi, maka
terampilan berpikir kritisnya saat
dapat disebut sebagai kemampuan
menganalisis hasil praktikum ter-
kognitif
Lebih
sebut.
dalam
yang dikembangkan pada KD ini
mengemukakan
adalah kemampuan dalam member-
bahwa secara alami dalam satu kelas
kan alasan dan menginterpretasi
kemampuankognitif siswa bervariasi,
suatu pernyataan .
adalah
lanjut
(Winarni, Nasution
Winarni
jika
gambaran
(2006)
2006). (1988)
dikelompokkan
menjadi
Salah
Keterampilan berpikir kritis
3
kelompok, maka ada kelompok siswa 3
Kemampuan
memberikan
alasan
lama ini pembelajaran di sekolah
dalam materi larutan elektrolit dan
umumnya dilakukan dengan metode
nonelektrolit
siswa
ceramah, dimana penyampaian mate-
untuk dapat memberikan alasan me-
ri pelajaran disampaikan langsung
ngenai perbedaan kemampuan elek-
secara lisan oleh guru. Dalam pem-
tolit kuat dan elektrolit lemah dalam
belajaran dengan metode ceramah
menghantarkan arus listrik dan men-
siswa cenderung menerima penjelas-
jelaskan bahwa larutan elektrolit
an-penjelasan dari guru tanpa dilibat-
dapat berupa senyawa ion dan sen-
kan langsung dalam menemukan
yawa kovalen polar. Kemampuan
konsep dari materi tersebut. Hal ini
menginterpretasi suatu pernyataan
menyebabkan
dalam materi larutan elektrolit dan
kurang dapat memahami materi dan
nonelektrolit meng-hendaki siswa
siswa cenderung hanya menghafal
untuk dapat meng-interpretasi suatu
materi.
menghendaki
kebanyakan
siswa
pernyataan yang mencakup kekuatan daya hantar listrik larutan elektrolit
Situasi pembelajaran yang baik perlu
kuat dan elektrolit lemah.
ditunjang dalam rangka mengembangkan keterampilan berpikir kritis
Fakta pembelajaran kimia di sekolah
siswa. Pembelajaran yang baik ada-
cenderung hanya menghadirkan kon-
lah pembelajaran yang dapat mem-
sep-konsep, hukum-hukum, dan te-
berkan kesempatan kepada siswa
ori-teori secara verbal tanpa mem-
untuk mengalami sendiri, mengkon-
berikan pengalam-an bagaimana pro-
struksi pengetahuan, kemudian mem-
ses ditemukannya konsep, hukum,
beri makna pada pengetahuan yang
dan teori tersebut sehingga tidak
didapat. Untuk menghasilkan proses
tumbuh sikap ilmiah dalam diri sis-
pembelajaran yang dapat mengem-
wa.
bangkan keterampilan berpikir kritis siswa, maka harus dipilih model
Hal ini diperkuat dengan hasil obervasi dan wawancara yang telah dilakukan dengan guru kimia
SMA
Negeri 1 Sidomulyo Lampung Selatan, diperoleh informasi bahwa se-
pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk melatih keterampilan berpikir kritis siswa adalah model Problem Based Learning. 4
Berdasarkan penelitian yang dilaku-
Revisiting The Hypotheses, dan Self
kan oleh Nurfatimah (2010) yang
Evaluation.
berjudul : Penerapan Model Problem Based Learning Pada Materi Kelaru-
Berdasarkan latar belakang tersebut,
tan dan Hasil Kali Kelarutan untuk
maka dilakukan penelitian yang ber-
Meningkatkan Keterampilan Berpi-
judul “Analisis Keterampilan Mem-
kir Kritis Siswa menunjukkan hasil
beri Alasan dan Menginterpretasi
penelitian bahwa setelah penerapan
Suatu
model PBL dilakukan dapat mening-
Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
katkan kemampuan berpikir kritis
Melalui Penerapan Model Problem
dan hasil belajar siswa. Model PBL
Based Learning”
Pernyataan
Pada
Materi
ini juga memperoleh respon yang baik dari guru maupun dari siswa. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan
model
pembelajaran
Problem Based Learning untuk mengatasi permasalahan yang muncul. Problem Based Learning (PBL) diharapkan mampu menjadi model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi larutan nonelektrolit
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah (1). Bagaimanakah dalam materi
kemampuan siswa
memberikan larutan
nonelektrolit
alasan
pada
elektrolit
dan
melalui
penerapan
model pembelajaran problem based learning untuk siswa berkemampuan kognitif tinggi, sedang dan rendah? (2).Bagaimanakah kemampuan siswa
dan elektrolit.
dalam menginterpretasi pernyataan Menurut
Ram
(Nurfatimah,2010)
pada materi larutan elektrolit dan
PBL merupakan suatu model yang
nonelektrolit
melalui
penerapan
mengkolaborasikan problem solving
model pem-belajaran problem based
dan penemuan konsep secara man-
learning untuk siswa berkemampuan
diri. Adapun tahapan model pembe-
kognitif tinggi, sedang dan rendah?
lajaran Problem Based Learning ada-
Berdasarkan rumusan masalah yang
lah Introduction (pemuculan masa-
telah dikemukakan, maka tujuan
lah), Inquiry & Self-Directed Studi,
penelitian ini adalah (1). Mendeskripsikan kemampuan siswa dalam 5
memberikan alasan pada materi laru-
dilakukan sebelumnya oleh guru mata
tan elektrolit dan nonelektrolit mela-
pelajaran kimia.
lui penerapan model pembelajaran problem based learning untuk siswa
Instrumen yang digunakan dalam pe-
berkemampuan kognitif tinggi, se-
nelitian ini adalah silabus dan RPP
dang dan rendah. (2). Mendeskrip-
materi
sikan kemampuan siswa dalam me-
nonelektrolit, Lembar Kerja Siswa
nginterpretasikan suatu pernyataan
(LKS)
pada materi larutan nonelektrolit dan
nonelektrolit,
elektrolit melalui penerapan model
posttest materi Larutan elektrolit dan
pembelajaran
based
nonelektrolit yang terdiri dari 5 soal
learning untuk siswa berkemampuan
dalam bentuk uraian, lembar aktivitas
kognitif tinggi, sedang dan rendah.
siswa,
problem
larutan
larutan
serta
tertutup METODOLOGI PENELITIAN
elektrolit
dan
elektrolit
tes
tertulis
Kuesioner
berjumlah
6
dan berupa
(Angket) pertanyaan.
Analisis data menggunakan analisis deskriptif.
Berdasarkan pertimbangan tertentu (purposive sampling) diambil siswa kelas X1 SMAN 1 Sidomulyo Tahun
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Ajaran 2012/2013 dengan jumlah 37
Berdasarkan penelitian diperoleh nilai
siswa
penelitian.
rata-rata setiap kelompok pada ke-
Metode penelitian yang digunakan
mampuan memberikan alasan dan
yaitu metode pre-eksperimen dengan
menginterpretasi
desain penelitian one-shot case study.
yang disajikan pada Gambar 2.
sebagai
subyek
suatu
pernyataan
Data yang digunakan dalam pene-
data hasil tes (posttest), data aktivitas siswa dan data keterlaksanaan proses pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit
melalui
penerapan
model problem based learning, (2)
Nilai rata-rata
litian ini adalah: (1) data primer yaitu
100
91.583
72.45 68.93
59.5 59.33
50 0
Kelompok Kognitif
Tinggi Sedang Rendah Memberikan Alasan Menginterpretasi suatu Pernyataan
data sekunder yaitu nilai ulangan mata pelajaran kimia yang telah 6
Gambar 2. Nilai rata-rata setiap kelompok pada kemampuan memberkan alasan dan menginterpretasi suatu pernyataan
Pada Gambar 3, terlihat bahwa persentase siswa yang memiliki kemampuan memberikan alasan pada kelompok tinggi adalah 100% berkri-
Gambar 2 menunjukkan bahwa nilai
teria sangat baik. Pada kelompok
rata-rata kemampuan memberikan
sedang, persentase siswa yang me-
alasan pada kelompok tinggi adalah
miliki kemampuan memberikan alas-
91,5, sedang 72,45, dan rendah 59,5.
an adalah 24,14% berkriteria sangat
Nilai rata-rata kemampuan meng-
baik, 72,41% baik dan 3,45% cukup.
interpretasi suatu pernyataan pada
Pada kelompok rendah, per-sentase
kelompok tinggi adalah 83, sedang
siswa yang memiliki kemam-puan
68,93, dan rendah 59,33.
memberikan alasan adalah 50% ber-
Selanjutnya, menghitung persentase
kriteria baik dan 50% berkriteria cukup.
jumlah siswa setiap kriteria tingkat kemampuan pada kelompok tinggi,
Persentase
sedang, dan rendah. Persentase jum-
kriteria tingkat kemampuan pada
lah siswa setiap kriteria tingkat ke-
kemampuan menginterpretasi suatu
mampuan pada kemampuan mem-
pernyataan disajikan pada Gambar 4
jumlah
siswa
setiap
berikan alasan disajikan pada Gam150 120 100 100 80 60 40 20 00 0
100 72.41 5050 24.14 3.45
50
100 68.97 66.67 27.59 16.67 3.45 16.67 00
0 Tinggi Sedang Rendah
Kelompok kognitif
Tinggi SedangRendah Kelompok Kognitif Sangat Baik
perse
Persentase siswa
bar 3
Baik
Cukup
Gambar 3. Persentase siswa setiap kriteria tingkat kemampuan pada kemampuan memberikan alasan
Sangat baik
Baik
Cukup
Gambar 4. Persentase siswa setiap kriteria tingkat kemampuan pada kemampuan menginterpretasi suatu pernyataan. Pada Gambar 4, terlihat bahwa persentase siswa berdasarkan kriteria tingkat kemampuan dalam kelompok
7
tinggi
pada
kemampuan
meng-
interpretasi suatu pernyataan adalah
Model Pembelajaran Based Learning
Problem
100% sangat baik. Pada kelompok
Pembelajaran materi larutan nonelek-
sedang, persentase siswa berdasarkan
trolit dan elektrolit ini menerapkan
kriteria tingkat kemampuan adalah
model Problem Based Learning yang
27,59% sangat baik, 68,97% baik,
terdiri dari tahap Introduction (pe-
dan 3,45% cukup. Pada kelompok
munculan masalah), Inquiry& Self-
rendah, persentase siswa berdasarkan
Directed
kriteria tingkat kemampuan adalah
Hipotheses dan Self Evaluation.
Study,
Revisiting
The
16,67 % sangat baik, 16,67% baik, dan 66,67% cukup. Selain data berupa nilai posttest keterampilan berpikir kritis, diperoleh pula data hasil kuesioner yang diberikan kepada siswa. Berdasarkan data hasil kuisioner diketahui bahwa diskusi kelompok bukan hal baru bagi siswa dan hampir seluruh siswa lebih memahami materi larutan nonelektrolit dan elektrolit dengan penerapan diskusi kelompok tersebut. Menggunakan LKS larutan nonelektrolit dan elektrolit merupakan hal baru un-tuk sebagian besar siswa dan de-ngan menggunakan LKS tersebut seluruh siswa lebih memahami materi larutan nonelektrolit dan elektrolit. Sebagian besar siswa lebih memahami materi larutan nonelektrolit dan elektrolit dengan melakukan praktikum sebelum membahas teori.
Tahap 1.Introduction (Pemunculan Masalah) Tahap ini penting bagi siswa agar mereka memahami apa yang hendak mereka capai dalam pembelajaran. Pada tahap ini juga, siswa sudah duduk
bersama
dengan
teman
kelompoknya masing-masing. Siswa diberikan LKS berbasis problem based learning. LKS ini berisikan urutan penyelesaian masalah yang disusun dalam bentuk pertanyaan dan harus diselesaikan siswa. Selain itu, LKS ini juga berfungsi untuk melatih dan mengamati tingkat perkembangan
keterampilan
berpikir
kritis yang dimiliki siswa pada setiap pertemuannya. Pada tahap ini, siswa dilatih untuk menginterpretasi suatu pernyataan yang tidak lain merupakan salah satu sub indikator berpikir kritis yang sedang diteliti. Misalnya siswa diberikan pernyataan yang me-
8
rupakan masalah, “Banyak praktek -
an yang diberikan. Guru member-
praktek ilegal yang melakukan pena-
kan kesempatan pada siswa untuk
ngkapan ikan di sungai/ di laut men-
mengemukakan jawaban sementara
ggunakan alat setrum dan ikan terse-
dan memberikan alasan secara bebas
but akan mati karena tersengat aliran
berdasarkan pengetahuan awal yang
listrik, mengapa? Apakah itu berarti
siswa miliki. Memberikan alasan
air dapat menghantarkan arus list-
adalah salah satu keterampilan yang
rik?”. Dari masalah yang diberikan,
diteliti. Pada mulanya sangat terlihat
siswa diminta untuk menginterpretasi
siswa meng-alami kesulitan dalam
suatu pernyataan dari masalah ter-
merumuskan hipotesis, hal ini ter-
sebut dan menuliskan hasil pemikir-
lihat dari rumusan hipotesis setiap
annya ke dalam LKS yang diberikan.
kelompok yang sangat dipengaruhi oleh teori yang akan mereka pelajari.
Tahap 2. Inquiry & Self Directed Studi Pada tahap ini, siswa mencari berbagai sumber yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Data atau informasi tentang larutan nelektrolit dan elektrolit dicari
sebanyak-banyaknya
untuk
membangun persepsi atau pengetahuan tentang masalah yang dihadapi dan untuk membantu siswa menjawab pertanyaan dalam LKS. pada tahap ini, banyak hal yang dilakukan siswa dalam hal mencari informasi misalnya ada yang membaca buku, browsing internet, mencermati LKS, bertanya kepada teman kelompok dan lain-lain. Pada tahap ini, sis-
Melalui proses pembimbingan dan latihan yang rutin, siswa pun mampu merumuskan hipotesis dengan baik. Perkembangan ini terlihat dengan jelas pada pertemuan kedua, dimana setiap kelompok telah mampu merumuskan hipotesis dengan baik berdasarkan pengetahuan awal yang mereka miliki. Hipotesis yang dikemukakan, kemudian diuji kebenarannya melalui kegiatan praktikum dan diskusi sehingga siswa benar-benar yakin bahwa jawaban sementara itu cocok degan fakta yang ada. Melalui tahap ini, maka siswa menjadi terlatih untuk mengemukakan hipotesis atas permasalahan yang diberikan.
wa diarahkan untuk mengemukakan hipotesis sementara dari permasalah-
9
Tahap 3. Revisiting The Hypotheses
Tahap 4. Self Evaluation
Pada tahap ini, Hipotesis yang dibuat
Pada tahap ini, siswa telah menemu-
oleh siswa kemudian direvisi lagi
kan jawaban dari permasalahan maka
atau diperkuat lagi dengan cara men-
diharap-kan siswa dapat mengkomu-
cari informasi tambahan di luar pro-
nikasikan hasilnya dengan yang lain
ses pembelajaran. Informasi tambah-
dan memberikan penjelasan seder-
an tersebut dikonsultasikan kepada
hana atas jawaban yang diperoleh
guru. Dari hasil pencarian informasi
sehingga pada akhirnya didapatkan
tambahan, hipotesis yang mereka
kesimpulan dari pemecahan masalah
buat diharapkan menjadi lebih kuat.
tersebut.
Hipotesis yang mereka buat kemu-
penunjukkan kelompok secara acak
dian diuji kebenarannya dengan me-
untuk mempresentasikan hasil dis-
lakukan proses penyelidikan untuk
kusi kelompoknya. Awalnya tidak
mendapatkan fakta di lapangan me-
ada kelompok yang berani mempre-
ngenai masalah yang diberikan sesu-
sentasikan hasil diskusinya karena
ai dengan langkah penyelesaian pada
takut salah, namun setelah diberi
LKS. Misalnya pada LKS 1 siswa
motivasi dan pengarahan bahwa hal
dituntut untuk melakukan percobaan
tersebut adalah bagian dari proses
uji daya hantar listrik larutan non-
belajar, akhirnya ada perwakilan
elektrolit dan elektrolit. Disini siswa
kelompok yang mempersentasikan
diberikan kesempatan untuk meng-
hasil diskusi mereka.
Pada tahap ini dilakukan
ajukan pertanyaan dan mencari informasi sebanyak-banyaknya dan guru
Kemampuan Memberikan Alasan
bertindak sebagai pembimbing yang
Berdasarkan jumlah total siswa da-
menyediakan bantuan. Dengan me-
lam kelompok, pada kelompok tinggi
lakukan penyelidikan, siswa mem-
seluruhnya berkriteria sangat baik.
punyai alasan kuat terhadap jawaban
Pada kelompok sedang, sebagian
dari permasalahan sehingga pada ta-
kecil berkriteria sangat baik dan cu-
hapan ini dapat meningkatkan kete-
kup, sebagian besar berkriteria baik.
rampilan berpikir kritis siswa denga
Pada kelompok rendah, separuhnya
sub indikator kemampuan untuk
berkriteria baik dan cukup.
memberikan alasan.
10
Pencapaian kemampuan siswa dalam
berkriteria cukup dalam kemampuan
memberikan alasan pada kelompok
memberikan alasan.
tinggi seluruhnya berkriteria sangat baik. Hal ini berarti siswa pada ke-
Pencapaian kemampuan siswa dalam
lompok tinggi memiliki kemampuan
memberikan alasan pada kelompok
memberikan alasan yang tinggi pula.
rendah separuhnya berkriteria baik
Pernyataan ini didukung oleh per-
dan cukup. Separuh siswa mempu-
nyataan Pangesti (Purlistyani 2012)
nyai kemampuan memberikan alasan
dalam
menurutnya
berkriteria baik hal ini disebabkan
siswa kelompok tinggi telah dapat
karena penerapan model pembelajar-
mengembangkan daya pikir atau pe-
an Problem Based Learning, dimana
nalaran maupun pemahaman yang
pada tahap merumuskan hipotesis
mereka miliki untuk digunakan dal-
siswa disajikan suatu masalah yang
am memberikan alasan pada suatu
harus diselesaikan dengan member-
permasalahan.Pencapaian
kemam-
kan alasan untuk solusi dari masalah
puan siswa dalam memberikan alas-
yang disajikan. Selain itu, pembela-
an pada kelompok sedang sebagian
jaran dengan cara diskusi kelompok
kecil berkriteria sangat baik dan cu-
dengan anggota yang terdiri dari
kup, sebagian besar berkriteria baik.
siswa berkemampuan kognitif hete-
Artinya sebagian besar siswa kelom-
rogen, mampu mendorong siswa
pok sedang mampu mengembangkan
menjadi lebih aktif.
kemampuan memberikan alasannya
lembar observasi siswa, diketahui
dengan baik. Terdapat beberapa sis-
bahwa siswa pada kelompok kognitif
wa kelompok sedang yaitu 24,14%
rendah yang mempunyaikemampuan
siswa yang dapat mengembangkan
memberikan alasan berkriteria baik,
kemampuan
alasan
memiliki rasa ingin tahu yang baik,
dengan sangat baik. Hal ini menun-
begitupun dengan keterampilan sosi-
jukkan bahwa
al mereka.
penelitiannya,
memberikan
kelompok sedang
Berdasarkan
Siswa tersebut sering
juga dapat mengembangkan kemam-
bertanya, sering mengemukakan pen-
puan memberikan alasan dengan
dapat, dan aktif dalam berkomunika-
baik sama seperti kelompok tinggi.
si ketika mereka berada di lingkung-
Walaupun masih ada 3,45% siswa
an teman-temannya. Langkah terakhir yang dilakukan siswa adalah me11
lakukan pengujian kesimpulan terha-
kan alasan dan menginterpretasi sua-
dap konsep atau prinsip yang telah
tu pernyataan berarti bahwa siswa
ditemukannya
praktikum.
pada kelompok tinggi mempunyai
Praktikum sangat bermanfaat untuk
kemampuan berpikir kritis yang ting-
mengembangkan sikap ilmiah pada
gi pula. Hal ini sesuai dengan per-
diri siswa, memacu ingin tahu siswa,
nyataan dari Amaliyawati (2009)
memotivasi mereka untuk melanjut-
menyatakan bahwa siswa yang me-
kan pekerjaannya hingga mereka me-
miliki kemampuan kognitif tinggi
nemukan jawabannya sendiri, meme-
umumnya akan memiliki keterampil-
cahkan masalah sendiri dan meng-
an berpikir kritis yang lebih baik
embangkan
berpikir
pula dibandingkan dengan siswa
kritis. Hal ini tak luput dari proses
yang memiliki kemampuan kognitif
bimbingan yang dilakukan oleh guru,
sedang dan rendah, karena kemam-
Oleh karena itu, pada kelompok kog-
puan kognitif yang tinggi mampu
nitif rendah separuh siswa mempu-
menunjang pengembangan berpikir
nyai kemampuan memberikan alasan
kritis yang lebih baik. Pencapaian
berkriteria baik.
kemampuan siswa dalam menginter-
melalui
keterampilan
pretasi suatu pernyataan pada kelomKemampuan Menginterpretasi Suatu Pernyataan Kemampuan menginterpretasi suatu
pok sedang hampir separuhnya ber-
pernyataan pada kelompok tinggi
berkriteria baik dan sebagian kecil
seluruhnya berkriteria sangat baik.
berkriteria cukup. Terdapat beberapa
Pada kelompok sedang, hampir se-
siswa kelompok sedang yaitu27,59%
paruh berkriteria sangat baik, seba-
siswa yang dapat mengembangkan
gian besar berkriteria baik dan seba-
kemampuan menginterpretasi per-
gian kecil berkriteria cukup.
Pada
nyataan dengan sangat baik. Hal ini
kelompok rendah, sebagian kecil ber-
menunjukkan bahwa kelompok se-
kriteria sangat baik dan baik, sebagi-
dang juga dapat mengembangkan ke-
an besar berkriteria cukup.
mampuan
kriteria sangat baik, sebagian besar
menginterpretasi
suatu
pernyataan dengan baik sama seperti Kriteria sangat baik pada kelompok
kelompok tinggi. Hal ini dikarenakan
tinggi untuk kemampuan member-
anggota dalam kelompok diskusi
12
mempunyai kemampuan yang hete-
Pada kelompok kognitif rendah,
rogen.
Pada proses diskusi, siswa
sebagian kecil siswa mempunyai
kelompok tinggi bisa berbagi penga-
kemampuan menginterpretasi suatu
laman atau informasi dengan siswa
pernyataan berkriteria sangat baik
kelompok rendah dalam pemecahan
dan baik. Masing-masing sebanyak
masalah atau pengambilan keputus-
16,67% siswa. Hal ini tidak sesuai
an. Oleh karena itu siswa dalam satu
dengan hipotesis yang me-nyatakan
kelompok bisa saling bekerjasama
bahwa semakin tinggi kemampuan
dalam memecahkan permasalahan.
kognitif siswa, maka akan semakin
Walaupun masih ada 3,45% siswa
tingi pula kemampuan siswa dalam
berkriteria cukup dalam kemampuan
menginterpretasi suatu pernyataan.
menginterpretasi suatu pernyataan.
Salah satu penyebabnya mungkin
Pencapaian yang cukup pada kelom-
karena instrumen tes yang digunakan
pok sedang ini dikarenakan pada pro-
tidak dapat meng-ukur kemampuan
ses pembelajaran problem based
menginterpretasi suatu pernyataan.
learning tidak semua siswa pada ke-
Selain itu dalam pengelompokkan
lompok sedang memiliki aspek afek-
kognitif
tif yang baik. Siswa-siswa tersebut
tinggi, sedang dan rendah hanya di-
kurang berkomunikasi dengan siswa
ukur
lainnya atau dengan guru. Sesekali
sebelum materi larutan elektrolit dan
mereka berko-munikasi dengan tem-
nonelektrolit yang diperoleh dari
an sebangku, tetapi terlihat membi-
guru mata pelajaran kimia. Sehingga
carakan hal lain di luar materi larutan
tidak mengukur kemampuan kognitif
nonelektrolit dan elektrolit.
Selain
siswa yang sebenarnya. Hal lain juga
itu, siswa-siswa tersebut cenderung
disebabkan karena penerapan model
pasif dalam kelompoknya. Menurut
pembelajaran
Depdiknas (2003) kegiatan belajar
Learning,
tidak akan berhasil jika siswa tidak
introduction
melakukan komunikasi aktif baik de-
menginterpretasi suatu pernyataan.
siswa
dari
untuk
hasil
kelompok
ulangan
Problem
harian
Based
dimana
pada
tahap
siswa
dilatih
untuk
ngan sesama pembelajar, dengan fasilitator atau dengan sumber bela-
SIMPULAN DAN SARAN
jar lainnya.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian mela13
lui penerapan model Problem Based
dan validitas sebelum soal posttest
Learning pada materi larutan non-
digunakan agar soal posttest dapat
elektrolit dan elektrolit dapat disim-
dengan tepat mengukur kemampuan
pulkan bahwa (1).Kemampuan mem-
yang akan dikur.
berikan alasan pada kelompok tinggi seluruhnya berkriteria sangat baik.
DAFTAR PUSTAKA
Pada kelompok sedang, sebagian ke-
Amaliyawati, I. 2009. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI Pada Pembelajaran Hidrolisis Dengan Metode Praktikum Alternatif Menggunakan Local Material. Diakses pada 15 Oktober 2012 dari http://repository.upi.edu/operat or/upload/s_kim_0704557.pdf
cil berkriteria sangat baik, sebagian besar berkriteria baik dan sebagian kecil berkriteria cukup. Pada kelompok rendah, separuhnya berkriteria baik dan
cukup. (2).Kemampuan
menginterpretasi suatu pernyataan pada kelompok tinggi seluruhnya berkriteria sangat baik. Pada kelompok sedang, hampir separuh berkriteria sangat baik, sebagian besar berkriteria baik dan sebagian kecil berkriteria cukup.
Pada kelompok
rendah, sebagian kecil berkriteria sangat baik, dan baik dan sebagian besar berkriteria cukup. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan Bagi calon peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian yang sejenis agar
Arifin, M. 2003. Strategi Belajar Mengajar Kimia. IMSTEP JICA. Bandung. Depdiknas. 2003. Pedoman khusus pengembangan silabus dan penilaian kurikulum 2004. Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Ennis, R. 1989. Evaluating Critical Thinking. Midwest Publications. California Saputra, A.2012.Efektivitas Model Pembelajaran Problem Solving Pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.Skripsi.UniversitasLampung.Bandarlampung.
membuat soal pretest dan memberkan pretest kepada siswa sebelum melakukan pengelompokan agar me-
Winarni, E.W. 2006. Inovasi dalam Pembelajaran IPA. FKIP Press. Bengkulu
mperoleh kemampuan kognitif siswa yang sebenarnya. Calon peneliti sebaiknya melakukan uji reliabilitas 14
15