Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 25-40
ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA TOPIK LOGIKA PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 3 KLATEN UTARA
Luthfiana Mirati 1) Prodi pendidikan matematika, STKIP Bina Bangsa Meulaboh email: Abstrak Matematika adalah dasar dari semua ilmu, salah satu yang ditekankan dalam pembelajaran matematika adalah logika berpikir. Dalam pembelajaran di SMK logika matematika merupakan materi yang penting karena logika mendasari berpikir matematika, kenyataanya masih banyak siswa yang kesulitan dalam mempelajari materi logika matematika, sehingga perlu dilakukan analisis untuk mengetahui kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran matematika terutama topik matematika. Selain itu faktor penyebab dari kesulitan belajar matematika juga perlu dianalisis dilihat dari faktor fisiologis, sosial, emosional, intelektual dan pedagogik, sehingga didapatkan solusi yang tepat untuk mengatasi kesulitan belajar matematika terutama topik logika matematika. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Otomotif 4 SMK Muhammadiyah 3 Klaten Utara. Data diperoleh dengan melakukan wawancara. Metode Kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal logika matematika siswa kesulitan dalam menentukan ekuivalensi kalimat majemuk, siswa kesulitan dalam menentukan kesimpulan dari 2 premis, siswa kesulitan dalam menentukan nilai kebenaran kalimat majemuk. Kata Kunci: kesulitan belajar matematika, penyebab kesulitan belajar matematika 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Matematika merupakan salah
Matematika
adalah
Sekolah
sangat
Menengah
Kejuruan
(SMK).
penting. Hampir setiap disiplin ilmu
Walaupun
SMK
lebih
menggunakan ilmu matematika. Dari
mengutamakan
praktek
jenjang yang paling rendah hingga
teori tetapi matematika merupakan
paling tinggi, dari siswa SD sampai
mata pelajaran yang sangat penting,
mahasiswa,
karena
satu
cabang
ilmu
yang
hampir
semua
disamping
daripada
matematika
mempelajari matematika. Salah satu
merupakan salah satu mata pelajaran
jenjang
UNAS, matematika juga banyak
yang
mempelajari
25
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 25-40 digunakan untuk perhitungan dalam
bahasan Matematika jenjang SMK
kejuruan.
yang
Pola pikir masyarakat selama
sangat
penting,
karena
disamping logika matematika sering
ini tentang SMK yang berpendapat
keluar
bahwa di SMK tidak mementingkan
matematika juga sering keluar dalam
teori tetapi praktek yang diutamakan
tes potensi akademik (TPA) pada tes
menyebabkan
kerja
pikir
anak
terbentuknya SMK
yang
pola kurang
dalam
dan
UNAS,
bermanfaat
Logika Matematika
pelajaran yang tidak menggunakan
Secara
Anak
etimologis,
logika
selalau
berasal dari kata Yunani 'logos' yang
bersemangat ketika mata pelajaran
berarti kata, ucapan, pikiran secara
praktek karena pola pikir mereka
utuh, atau bisa juga berarti ilmu
sudah terbentuk bahwa SMK pasti
pengetahuan berdasarkan pendapat
banyak praktek, orientasi mereka
Kusumah,
sebagian besar adalah dunia kerja
http://id.shvoong.com.
sehingga banyak siswa SMK yang
luas, logika adalah suatu cabang ilmu
mengbaikan mata pelajarain teori.
yang mengkaji penurunan-penurunan
Padahal dasar dari semua praktek
kesimpulan
adalah teori. Dan dasar dari semua
correct) dan yang tidak sahih (tidak
ilmu adalah matematika. Tetapi pada
valid, incorrect). Proses berpikir
kenyataannya
matematika
yang terjadi di saat menurunkan atau
merupakan salah satu mata pelajaran
menarik kesimpulan dari pernyataan-
yang dianggap sulit
oleh siswa
pernyataan yang diketahui benar atau
selama ini, sehingga hal ini semakin
dianggap benar itu biasanya disebut
mendukung siswa SMK mempunyai
dengan
motivasi
Logika, penalaran, dan argumentasi
yang
SMK
dalam
kehidupan sehari-hari.
motivasi ketika mempelajari mata
praktek.
logika
rendah
ketika
mempelajari matematika.
(1986)
yang
di
Dalam
sahih
penalaran
arti
(valid,
(reasoning).
sangat sering digunakan di dalam
Salah satu pokok bahasan
kehidupan
nyata
sehari-hari,
di
Matematika jenjang SMK adalah
dalam mata pelajaran matematika
logika
Logika
sendiri
pokok
lainnya.
matematika
matematika. merupakan
maupun
mata
pelajaran
Karenanya,
Logika
26
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 25-40 Matematika ini sangat berguna bagi
dari
siswa, karena di samping dapat
manapun. Tingkat dan jenis sumber
meningkatkan daya nalar, namun
kesulitannya
dapat
Brueckner dan Bond, Cooney, Davis,
dalam
langsung
diaplikasikan
kehidupan
sehari-hari
nyata
di
mereka
maupun
dan
kalangan
atau
kelompok
beragam.
Henderson
Mengutip
(1975)
dalam
ketika
Widdiharto (2004) mengelompokkan
mempelajari mata pelajaran lainnya.
sumber kesulitan itu menjadi lima
Tujuan
faktor, yaitu:
pembelajaran
Logika
Matematika pada dasarnya adalah
a.
agar para siswa dapat menggunakan aturan-aturan
dasar
Matematika
untuk
Faktor Fisiologis Kesulitan belajar siswa dapat
Logika
ditimbulkan oleh faktor fisiologis.
penarikan
Hal ini antara lain ditunjukkan oleh
kesimpulan.
kenyataan
Pada dasarnya tujuan utama
bahwa
kesulitan
belajar
persentase siswa
yang
dari pembelajaran logika matematika
mempunyai gangguan penglihatan
adalah mengembangkan pola pikir
lebih
logis
mengalaminya.
siswa
dalam
menyikapi
persoalan
hidup
sehari-hari.
Sehingga
mempelajari
b.
dari
pada
yang
tidak
Faktor Sosial
dan
Hubungan orang tua dengan
menguasai materi logika matematika
anak, dan tingkat kepedulian orang
sangat penting. Sebenarnya materi
tua tentang masalah belajarnya di
logika matematika merupakan materi
sekolah, merupakan faktor
yang
dapat memberikan kemudahan, atau
paling
sedikit
matematikanya,
perhitungan tetapi
sebaliknya menjadi faktor kendala
kenyataannya banyak siswa yang
bahkan penambah kesulitan belajar
masih mengalami kesulitan.
siswa.
Kesulitan Belajar matematika
merupakan
Kesulitan
akan
yang
belajar
tidak
Selain
maupun
itu
faktor, negatif.
ekonomipun baik
positif
Siswa
masalah
dialami hanya oleh siswa yang
mengalami
berkemampuan di bawah rata-rata
rumahnya biasanya dari kalangan
tetapi dapat dialami oleh siswa
keluarga
dengan tingkat kemampuan manapun
perhatian
yang pada
sosial
yang
kurang
di
menaruh
perkembangan
27
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 25-40 anaknya. Hal ini mungkin akibat dari
2) Kurang tidur.
kepedulian yang rendah terhadap
3) Diet yang tidak tepat.
belajar
4) Hubungan yang renggang dengan
anak/siswa,
permasalahan
tersebut dapat terjadi baik dari
teman terdekat.
kalangan yang ekonominya sudah
5) Masalah tekanan dari situasi
mapan maupun ekonominya masih
keluarganya di rumah.
lemah.
Mengutip Teaching About Drug
Faktor sosial di dalam dan di luar
Abuse (1972:22-26), Cooney
kelas dalam lingkungan sekolah juga
dkk
berpengaruh
p4tkmatematika.org
terhadap
kelancaran
(1975)
dalam
atau kesulitan belajar siswa. Secara
d.
umum siswa yang terlalu tertutup
Siswa yang mengalami kesulitan
atau terlalu terbuka mungkin adalah
belajar
siswa
intelektual,
yang
mengalami
masalah
Faktor Intelektual
disebabkan
oleh
umumnya
faktor kurang
sosial di rumah atau tekanan dari
berhasil dalam menguasai konsep,
teman atau mungkin orang tuanya.
prinsip, atau algoritma, walaupun
Jadi lingkungan belajar di sekolah
telah
juga merupakan salah satu faktor
Siswa yang mengalami kesulitan
sosial kesulitan belajar siswa.
mengabstraksi,
c.
berpikir deduktif dan mengingat
Faktor Emosional Siswa
dalam
yang
matematika
sering
konsep-konsep
mempelajarinya.
menggeneralisasi,
maupun
prinsip-
mudah
prinsip biasanya akan selalu merasa
berpikir tidak rasional, takut, cemas,
bahwa matematika itu sulit. Siswa
benci
demikian biasanya juga mengalami
pada
lebih
gagal
berusaha
matematika.
Jika
demikian maka hambatan itu dapat
kesulitan
“melekat”
masalah terapan atau soal cerita..
pada
diri
anak/siswa.
Masalah siswa yang termasuk dalam faktor emosional dapat disebabkan
e.
dalam
memecahkan
Faktor Pedagogis Di antara penyebab kesulitan
oleh:
belajar siswa yang sering dijumpai
1) Obat-obatan tertentu, seperti obat
adalah faktor kurang tepatnya guru
penenang, ekstasi, dan obat
mengelola
pembelajaran
dan
lain yang sejenis.
menerapkan metodologi. Misalnya
28
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 25-40 guru masih kurang memperhatikan
mampu
kemampuan
matematika
awal
yang
dimiliki
menjawab
soal
sederhana
logika seperti
siswa, guru langsung masuk ke
mencari kalimat yang ekuivalen,
materi
nilai
baru.
Ketika
terbentur
kebenaran,
penarikan
kesulitan siswa dalam pemahaman,
kesimpulan
guru mengulang pengetahuan dasar
permasalahan tersebut perlu dicari
yang
Kemudian
kesulitan apa saja yang dialami siswa
melanjutkan lagi materi baru yang
khususnya siswa kelas X SMK
pembelajarannya terpenggal. Jika ini
Muhammadiyah
berlangsung dan bahkan tidak hanya
dalam
sekali dalam suatu tatap muka, maka
matematika.
akan muncul kesulitan umum yaitu
Rumusan Masalah
diperlukan.
kebingungan
karena
terstrukturnya
bahan
ajar
mendukung
tercapainya
dll.
Berdasarkan
3
Klaten
mempelajari
Utara logika
tidak
1. Kesulitan-kesulitan apa yang
yang
dialami siswa SMK dalam
suatu
mempelajari
kompetensi.
topik
Logika
Matematika?
Terlihat dari hasil ulangan
2. Kesulitan belajar matematika
harian pada bab logika matematika
dilihat dari faktor penyebab
banyak siswa yang memperoleh nilai
apa saja?
di bawah KKM yaitu dibawah 75.
3. Alternatif pemecahaan apa
Sehingga perlu dilakukan penelitian
yang dapat digunakan untuk
untuk mengetahui kesulitan-kesulitan
mengatasi
dalam bab logika matematika.
dalam
Berdasarkan ulangan harian
kesulitan
siswa
mempelajari
topik
Logika Matematika?
bab logika matematika, siswa kelas X SMK Muhammadiyah 3 Klaten
2. METODOLOGI PENELITIAN
Utara masih banyak yang tidak A. Pemilihan
Subjek
dan
kelas X Otomotif 4 SMK
Instrumen
Muhammadiyah
3
1. Subyek Penelitian
Utara.
kelas
Subyek
dalam
penelitian ini adalah siswa
Otomotif
Dipilih 4
Klaten X
karena
berdasarkan ulangan harian
29
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 25-40 bab logika matematika kelas
siswa memakai pakaian
X Otomotif 4 rata-rata hasil
olahraga.
ulangannya paling rendah
Premis 2 : Ada siswa
dibandingkan
kelas
X
tidak
lainnya. Dari semua siswa
memakai
kelas X Otomotif 4 diambil
pakaian
sampel 1 siswa secara acak
olahraga
yaitu Joko Mursito.
atau semua
2. Instrumen
siswa
Instrumen
yang
digunakan
mengikuti
untuk
mengidentifikasi
senam.
kesulitan
Tentukan:
siswa dalam penelitian ini
a.
Kalimat
implikasi
yang ekuivalen dari premis 2 adalah 2 soal, sebagai
b.
berikut :
Kesimpulan
dari
kedua premis
SOAL: 1.
Premis 1 : Jika hari ini Jum’at
2.
maka
semua
Isilah tabel kebenaran di bawah ini : p
q
B
B
B
S
S
B
S
S
~p
~q
~p q
p ~ q
(~p q) p
(p ~ q ) q
3. HASIL DAN PEMBAHASAN B. Jawaban Tertulis dan Analisisnya
30
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 25-40
No. 1.b. Siswa menjawab
Analisis kesalahan No. 1.a. Siswa menjawab
kesimpulan
dari
bentuk kalimat yang
kedua premis sudah
ekuivalen
benar dalam bentuk
dengan
bentuk disjungsi ke
implikasi,
dalam
kemungkinan siswa
bentuk
implikasi
sudah
sudah
benar tetapi
untuk
pengambilan
kalimat (Ada
pertama siswa
yang
memakai
pakaian
olahraga)
dalam
bentuk
implikasi
mengetahui
kesimpulannya menggunakan silogisme.
Tetapi
untuk kalimat kedua (semua
siswa
tersebut masih salah,
memakai
seharusnya
olahraga dan senam)
kalimat
pertama diingkarkan
dalam
terlebih
implikasi
dahulu.
pakaian
bentuk tersebut
Akibatnya
terjadi
masih
kesalahan
dalam
seharusnya
mengubah
bentuk
kedua dalam bentuk
kalimat
salah, kalimat
majemuk
kalimat
tunggal
disjungsi ke dalam
(semua
siswa
bentuk implikasi.
memakai
pakaian
31
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 25-40 olahraga)
bukan
jawaban yang salah
dalam
bentuk
dari ingkaran nilai
kalimat
konjungsi.
kebenaran,
dari
Akibatnya
terjadi
jawaban
soal
kesalahan
dalam
tersebut
diduga
pengambilan
siswa hanya hafal
kesimpulan dari 2
sebagian
premis
kebenaran konjungsi.
nilai
Siswa menjawab 3
menggunakan silogisme,
soal benar dari 4 soal
kemungkinan karena
tentang
kesalahan
kebenaran disjungsi,
soal
1a
nilai
sehingga
kemungkinan siswa
pengambilan
kurang
kesimpulannya juga
sedikit lupa tentang
salah.
nilai
No. 2.
teliti
atau
kebenaran
disjungsi.
Siswa menjawab 7
Siswa menjawab 2
soal benar dan 1 soal
soal benar dari 4 soal
salah
tentang
dalam
nilai
menentukan
kebenaran implikasi,
ingkaran dari nilai
kemungkinan
kebenaran,
kesalahan
kemungkinan karena
karena
siswa kurang teliti.
sebagian
lupa
Siswa menjawab 3
tentang
nilai
tersebut siswa
soal benar dan 1 soal
kebenaran implikasi.
salah tentang nilai
Dan siswa menjawab
kebenaran
benar
konjungsi,
bentuk 1
nilai
dari
kebenaran implikasi
jawaban soal yang
pada soal pertama
benar berawal dari
nilai
kebenaran
32
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 25-40 implikasi nilai
padahal
Siswa
: Gak paham
kebenaran
Guru
:
untuk ~p q salah. Siswa menjawab 1
kalau
p q ekuivalen apa?
soal benar dari 4 soal
Siswa
: lupa
nilai
Guru
: kalau premis
kebenaran
biimplikasi,
2 saya ganti
kemungkinan siswa
“Jika
lupa
siswa
dalam
menentukan
nilai
semua
memakai
kebenaran
pakaian
biimplikasi.
olahraga maka
C. Hasil
dengan
Wawancara
dan
semua
siswa
Analisisnya
mengikuti
Untuk melihat lebih jauh
senam.
kesulitan belajar topik Logika
Kesimpulanny
matematika
a apa?
kelas
X
SMK
Muhammadiyah 3 Klaten Utara,
Siswa
: Jika hari ini
dilakukan wawancara terhadap
jum’at
maka
siswa sebagai berikut:
semua
siswa
Guru
:
Bagaimana
pakai pakaian
ketika
olahraga dan
keadaanmu mengerjakan soal tadi?
semua
Siswa
: Agak gugup
senam.
Guru
:
Tau
arti
Guru
ekuivalen? Siswa
: P1 : p q P2 : q r
: pernah tau
tapi lupa Guru
siswa
: Apa kamu
Siswa
: pqr
Guru
: Apa kamu
belum paham tentang ingkaran?
belum paham tentang kalimat yang ekuivalen?
33
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 25-40 Siswa
:
paham,
benar ingkaran salah, salah ingkaran benar. Guru
:
konjungsi
apa
Kalau kamu
sudah
paham? : Belum
Guru
:
S B,
Siswa
BB,
S S
nilai
Siswa
: Belum
Guru
:
BS,
S B,
B B,
S S
Guru
: Benar, salah,
:
Kalau
Siswa
: Belum
Guru
:
BS ,
SS,
BB
nilai
: Salah, benar,
:
Cara
tidak tahu tentang konsep
mencari
kalimat
: Cuma kira-
ekuivalen.
Siswa
kesulitan
dalam
mendefinisikan ekuivalen dan
kalimat
yang
b. Siswa kesulitan dalam
dengan
kesimpulan silogisme
ketika
:
Kalau
Siswa
: Belum
Guru
:
S B
nilai
: Salah, salah,
yang dengan
implikasi. 2) Untuk soal no 2 siswa sudah
kebenarannya?
benar, salah
kalimat
ekuivalen
BS ,
dengan
silogisme dan divariasi dengan
implikasi apa kamu paham?
B B,
dan
menarik
kesimpulan
kira saja Guru
yang
siswa semakin kesulitan
mengingat bagaimana? Siswa
Analisis jawaban siswa:
menarik
benar, salah. Guru
salah, benar.
ekuivalen. Untuk No. 1
kebenarannya? Siswa
: Benar, salah,
ekuivalen apalagi harus
disjungsi apa kamu paham?
Siswa
nilai
1) Untuk no 1. a. Siswa
salah, salah
S S,
Kalau
biimplikasi apa km paham?
Siswa
kebenarannya?
S B,
:
kebenarannya?
Siswa
BS,
Guru
tahu
tentang
ingkaran nilai kebenaran, nilai kebenaran konjungsi
34
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 25-40 dan biimplikasi, tetapi
mengalami
siswa
dalam
belum
begitu
kesulitan penarikan
menguasai tentang nilai
kesimpulan
dari
kebenaran disjungsi dan
premis dengan silogisme,
implikasi.
mereka kesimpulannya
Tertulis dan Wawancara
tetapi
1. Kesulitan
menggabungkan
semua
wawancara,
pada kedua premis dalam
terdapat
kesulitan
yang
matematika
antara
lain:
kesimpulan tersebut. c.
Kesulitan
dalam
menentukan nilai kebenaran kalimat majemuk
Kesulitan
dalam
menentukan
ekuivalensi
kalimat majemuk.
b.
mereka
kalimat tunggal yang ada
dihadapi siswa dalam topik
a.
dalam
Berdasarkan hasil tes
beberapa
logika
tahu
bentuk kalimat implikasi
D. Pembahasan Hasil Jawaban
dan
dua
Dari hasil tes tertulis dan wawancara
siswa
mengalami
kesulitan
Berdasarkan hasil tes dan
dalam menentukan nilai
wawancara, semua siswa
kebenaran
kesulitan
dalam
majemuk, karena mereka
menentukan definisi dari
menghafal satu persatu
ekuivalen dan kesulitan
dalam menentukan nilai
dalam
kebenaran
kalimat
kalimat yang ekuivalen
majemuk
tersebut
dengan bentuk kalimat
sehingga
besar
disjungsi
kemungkinan untuk lupa
menentukan
kalimat
Kesulitan
dalam
sehingga menjawab soal
menentukan
kesimpulan
ada yang hanya mengira-
dari 2 premis Dari hasil tes tertulis dan
ira. 2. Solusi
wawancara, dua siswa
35
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 25-40 1.
Memberikan pengertian
pernyataan
kepada
benar, jika salah satu
siswa
apabila
dalam logika matematika
atau
tidak
saklar
satu
terbuka (Off) maka
tetapi
perlu
kedua lampu padam
pemahaman
konsep
logika matematika. Memberikan
maka
pernyataan
bernilai salah.
latihan-
b. Disjungsi (“atau”).
latihan soal yang lebih
Keduanya salah maka
banyak
nilai
tentang
pengambilan
keputusan
dari dua premis. 3.
kedua
dihafalkan
persatu
2.
bernilai
Memberikan untuk
kebenarannya
salah selain itu benar. Nilai
alternatif
memudahkan
kebenaran
disjungsi dapat kita umpamakan
seperti
siswa memahami konsep
dua bola lampu yang
nilai kebenaran dengan
dipasang
menghubungkan dengan
rangkaian paralel, jika
kalimat dalam kehidupan
kedua saklar terbuka
sehari - hari yaitu:
(Off)
a. Konjungsi ( “dan” ).
lampu padam maka
dengan
maka
kedua
Keduanya benar maka
pernyataan
nilai
salah, jika salah satu
kebenarannya
bernilai
benar selain itu salah.
atau
Nilai
kebenaran
tertutup (On) maka
konjungsi dapat kita
kedua lampu menyala
umpamakan
maka
seperti
dua bola lampu yang dipasang
dengan
kedua
saklar
pernyataan
bernilai benar. c. Implikasi (“jika . . .
rangkaian seri, jika
maka . . .”).
kedua saklar tertutup
Nilai
kebenaran
(On)
implikasi
dapat
maka
kedua
lampu menyala maka
ilustasikan
di
dengan
36
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 25-40 kalimat
dalam
kereta,
tidak
kehidupan sehari-hari,
membeli
tiket
yaitu:
maka
1) Jika naik kereta
benar.
maka beli tiket.
pernyatan
d. Biimplikasi ( . . . jika
Sudah
dan hanya jika . . .).
sepantasnya
Nilai
apabila
naik
kereta
membeli
tiket
maka
pernyatan benar. 2) Jika naik kereta maka tidak beli tiket.
kebenaran
biimplikasi dapat di ilustasikan
dengan
kalimat
dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu: 1) Matahari
terbit
Apabila
dari
Timur
jika
naik kereta tidak
dan
hanya
jika
membeli
matahari terbenam
tiket
maka tidak boleh,
di
jadi
pernyataan benar.
pernyatan
salah. 3) Jika
Barat.
2) Matahari tidak
Maka
tidak
naik
terbit dari Timur
kereta maka beli
jika dan hanya jika
tiket.
matahari
Apabila
tidak
tidak naik kereta
terbenam di Barat.
membeli
Maka pernyataan
tiket
tidak
apa-apa
maka
pernyatan
benar. 4) Jika
benar. 3) Matahari
tidak
terbit dari Timur tidak naik
jika dan hanya jika
kereta maka tidak
matahari terbenam
beli tiket. Sudah
di
sepantasnya
pernyataan salah.
Barat.
Maka
apabila tidak naik
37
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 25-40 4) Matahari
terbit
motivasi belajar dan guru
dari
Timur
jika
bekerja sama dengan orang
dan
hanya
jika
tua siswa untuk membantu
tidak
memberikan motivasi belajar
matahari
terbenam di Barat. Maka pernyataan salah.
kepada anaknya. 3. Faktor Emosional Berdasarkan pengamatan guru
E. Analisis
Kesulitan
Belajar
terhadap
dimungkinkan bahwa yang
Berdasarkan Faktor Penyebab
mempengaruhi
1. Faktor Fisiologis
siswa
Secara
fisik
siswa
siswa
emosional
mengerjakan
soal
adalah adanya tekanan dari
mengalami gangguan pada
orang
mata, dimana dia tidak dapat
dekat,
melihat sesuatu secara fokus.
lingkungan
Pandangannya kelihatan jauh
sehingga menyebabkan siswa
dari obyek yang seharusnya
mudah
dilihat. Solusi yang diberikan
mengerjakan
guru
yang ditempuh adalah dengan
adalah
siswa
lain
seperti
orang
teman
tua
atau
sekitarnya
gugup
dalam
soal.
Solusi
ditempatkan di bangku paling
melakukan
depan sehingga memudahkan
terhadap siswa melalui guru
dia membaca tulisan.
bimbingan konseling.
2. Faktor Sosial
4. Faktor Intelektual
Sebagian besar siswa di SMK
pendekatan
Muhammadiyah
3
Dari penjaringan siswa di SMK
Muhammadiyah
3
Klaten Utara adalah ekonomi
Klaten Utara tanpa tes masuk,
menengah ke bawah. Siswa
maka
merupakan
yang
intelektual siswa berada pada
pendiam dan tertutup, diduga
kategori menengah ke bawah.
ada
yang
Solusi yang dapat ditempuh
terjadi di rumah. Solusi yang
adalah dengan mengurangi
diberikan
kecepatan
anak
permasalahan
siswa
diberi
sebagian
besar
dalam
38
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 25-40 pembelajaran
matematika,
Utara menggunakan metode
artinya siswa paham terlebih
langsung
dahulu materi tertentu baru
keaktifan guru dan siswa
dilanjutkan
hanya
materi
yang
selanjutnya.
yang
pasif.
dapat
5. Faktor Pedagogik
Solusi
yang
ditempuh
guru
mengubah metode mengajar
Selama ini pembelajaran matematika
menuntut
di
Muhammadiyah
SMK 3
Klaten
dengan
menekankan
keaktifan siswa dan guru hanya sebagai fasilitator.
1. Faktor Fisiologis
4. KESIMPULAN
Gangguan fisik pada siswa Berdasarkan
pembahasan
2. Faktor Sosial
diatas diperoleh kesimpulan terkait kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal
logika
matematika
sebagai
Kurang
motivasi
dari
orang tua atau guru. 3. Faktor Emosional
berikut:
Tekanan dari orang lain
Kesulitan yang dialami siswa
seperti teman dekat, orang
dalam menyelesaikan soal logika
tua
matematika:
sekitarnya
1. Siswa
kesulitan
menentukan
dalam
2. Siswa
kesulitan
menentukan
kesimpulan
dari 2 premis 3. Siswa
kesulitan
menentukan kebenaran
penyebab
belajar matematika:
kategori
dalam
menengah
ke
bawah. 5. Faktor Pedagogik Metode
mengajar
digunakan
yang metode
nilai
langsung yang menuntut
kalimat
keaktifan guru dan siswa
majemuk. Faktor
Intelektual siswa berada pada
dalam
lingkungan
4. Faktor Intelektual
ekuivalensi
kalimat majemuk
atau
hanya pasif. kesulitan
Alternatif pemecahan dalam mengatasi kesulitan siswa dalam
39
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 25-40 menyelesaikan
soal
logika
matematika antara lain : 1.
menekankan
keaktifan
siswa.
Memberikan pengertian kepada
siswa
apabila
6. REFERENSI
dalam logika matematika tidak
dihafalkan
satu
www.docstoc.com/docs/63868963/Lo
tetapi
perlu
gika-SMK diambil tanggal 14
persatu
pemahaman
konsep
logika matematika. 2.
Memberikan
http://id.shvoong.com/exact-
latihan-
pengertian-logika/
banyak
tentang
tanggal 10 November 2012.
keputusan
p4tkmatematika.org/fasilitasi/22-
dari dua premis. Memberikan untuk
alternatif
memudahkan
nilai kebenaran dengan
diambil tanggal 29 Agustus 2012. Cooney, Davis & Henderson (1975). Dynamics
kalimat dalam kehidupan
Secondary
sehari – hari.
Mathematics. Boston: Hougton
Bekerjasama
dengan
of
Teaching School
Mifflin Company Widdiharto,
Rachmadi
(2004)
motivasi siswa.
Teknik Diagnosis dan Remidi
Melakukan
Kesulitan Dalam Pembelajaran
pendekatan
terhadap siswa 6.
matematika-smp-Rachmad.pdf
menghubungkan dengan
orang tua untuk memberi
5.
diambil
diagnosis-kesulitan-belajar-
siswa memahami konsep
4.
sciences/statistics/2114299-
latihan soal yang lebih
pengambilan
3.
Desember 2012
Mengubah pembelajaran
Matematika metode yang
SMP,
Paket
Pembinaan Penataran, PPPG Matematika Yogyakarta.
40