ANALISIS KESESUAIAN PENCATATAN AKTIVA TETAP PADA HOTEL PINANGSIA PALEMBANG TERHADAP STANDAR STANDAR YANG BERLAKU
Erlando Stevano Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530, Indonesia, Tel: (+62-21) 53696969, Fax: (+62-21) 530-0655,
[email protected]
Iswandi, SE., Ak., M.M., BKP, CA, CFE Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530, Indonesia, Tel: (+62-21) 53696969, Fax: (+62-21) 530-0655
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kesesuaian pencatatan aktiva tetap berupa kendaraan, gedung, dan peralatan serta depresiasi yang diterapkan oleh Hotel Pinangsia Palembang telah sesuai dengan PSAK 16 tahun 2011. Metoda penelitian yang digunakan adalah metoda penelitian kualitatif dengan mengumpulkan data dengan cara studi pustaka (library research) dan studi lapangan (field research). Objek penelitian dilakukan di Hotel Pinagsia Palembang, jalan Jenderal Sudirman No.12 Palembang. Analisis yang dilakukan dengan melihat laporan laba rugi serta laporan posisi keuangan apakah sudah sesuai dengan PSAK 16 tahun 2011. Hasil yang dicapai adalah dalam laporan laba rugi Hotel Pinangsia Palembang tidak menambah biaya bea balik nama STNK pada kendaraan, biaya penambahan ruang kamar hotel pada gedung, dan menambah biaya pemasangan, biaya angkut, dan biaya pengecatan sebagai harga perolehan serta tidak menghitung biaya depresiasi, pada laporan posisi keuangan Hotel Pinangsia Palembang. Kesimpulan Pencatatan pada laporan keuangan yang dilakukan oleh Hotel Pinangsia Palembang tidak sesuai dengan PSAK 16 tahun 2011.(ES)
Kata Kunci :Aktiva Tetap, Harga Perolehan, Biaya Penyusutan
ABSTRACT
The research objective was to determine the suitability of property and equipment such as vehicles, buildings, and equipment and depreciation applied by Hotel Pinangsia Palembang in accordance with SFAS 16, 2011. The method used in this research is qualitative research methods to collect data by means of literature (library research) and field research. The object of research conducted at the Hotel Pinagsia Palembang, Palembang 12 Sudirman street. Analysis is done by looking at the income statement and statement of financial position if it is in accordance with SFAS 16, 2011. The results achieved are in the income statement Pinangsia Hotel Palembang do not add to the cost of the transfer tax vehicle registration in the vehicle, the cost of additional hotel rooms in the building space, and add to installation costs, freight costs, and the cost of painting as well as the acquisition price does not calculate the cost of depreciation, in the statement of financial position Pinangsia Hotel Palembang. Recording conclusion on the financial statements conducted by the Hotel Pinangsia Palembang is not in accordance with SFAS 16, 2011. (ES)
Kata Kunci :Fixed Assets, Acquisition Cost, Depreciation Cost
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi dalam pencapaian tujuan yang di tetapkan, tidak terlepas dari kemampuannya mengolah sumber daya yang tersedia. Aktiva yang merupakan sumber daya potensial adalah sarana dan prasarana yang harus ada dalam kegiatan operasional perusahaan. Aktiva tetap merupakan aktiva yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang jangka penggunaannya lebih dari suatu periode akuntansi dan tidak dimaksudkan untuk di jual kembali dalam rangka operasional perusahaan. Aktiva tetap dalam suatu perusahaan dapat berupa tanah, gedung, mesin, dan peralatan. Pengaruh aktiva tetap sangat dominan bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perhotelan. Hal ini di sebabkan karena aktiva tetap di gunakan untuk memproduksi jasa. Dengan kata lain, pendapatan perusahaan berasal dari penyewaan aktiva tetapnya, baik berupa penyewaan ruang gedung, tempat menginap atau mengadakan pertemuan, kendaraan untuk transportasi tamu, dan berbagai aktiva lainnya yang mendukung terciptanya kenyamanan bagi pelanggan hotel tersebut. Untuk mencapai tujuan perusahaan yang efektif dan efisien dibutuhkan adanya manajemen yang baik dan terencana. Dalam perencanaan dan pengelolaan aktiva tetap, perusahaan sering mengalami beberapa masalah yang timbul antara lain mengenai cara perolehan aktiva tetap, penilaian aktiva tetap pembebanan biaya setelah aktiva tersebut digunakan, penyusutan dan penghentian operasianal aktiva yang tetap digunakan. Untuk itu dibutuhkan suatu perlakuan akuntansi terhadap aktiva tetap yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pada prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum ini di jelaskan perlakuan akuntansi yang di terapkan dalam aktiva tetap yaitu tentang pengklasifikasian aktiva tetap, penentuan harga perolehan, pengeluaran setelah masalah perolehan, penyusutan, penghentian dan penghapusan aktiva tetap serta penyajiannya dalam laporan keuangan. Dalam perolehan aktiva tetap perusahaan harus mencatat sebesar harga perolehannya. Harga perolehan aktiva tetap meliputi semua pengeluaran yang di keluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap tersebut sampai siap untuk digunakan. Unsur-unsur yang terkait untuk mendapatkan aktiva tetap diantaranya seperti biaya balik nama, biaya angkut dan biaya-biaya lainnya harus di masukkan ke
dalam harga perolehan aktiva tetap. Setelah harga perolehan ditetapkan, pelaporan aktiva di neraca harus dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Untuk aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah, pada neraca akan dilaporkan sebesar harga perolehan dan untuk aktiva tetap lainnya yang umurnya terbatas seperti mesin akan disajikan di neraca sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Selama masa pemakaian aktiva tetap, perusahaan mungkin melakukan pengeluaranpengeluaran baik itu dalam hal penambahan, perbaikan, pemeliharaan, dan penggantian aktiva tetap. Hal yang harus di perhatikan sehubungan dengan pengeluaran ini adalah adanya perbedaan perlakuan akuntansi antara pengeluaran yang dicatat sebagai capital expenditure atau revenue expenditure. Jika pengeluaraan itu bertujuan untuk memperpanjang umur manfaat ekonomi aktiva tetap tersebut, bersifat penting dan jumlahnya relatif besar biasanya di anggap sebagai capital expenditure sedangkan jika manfaatnya hanya dalam tahun yang bersangkutan dan jumlahnya relatif kecil dianggap sebagai revenue expenditure. Seiring berjalannya waktu dan pemakainan aktiva tetap dalam kegiatan normal perusahaan, jenis aktiva tetap yang memiliki umur terbatas secara bersamaan nilainya akan turun. Hal ini terjadi karena berangsur-angsur aktiva tetap akan kehilangan kemampuannya untuk menghasilkan jasa. Masalah penyusutan merupakan masalah yang penting selama masa penggunaan aktiva tetap. Penyusutan merupakan sebagian dari harga perolehan aktiva tetap secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi. Suatu aktiva tetap seharusnya mengalami penyusutan berdasarkan taksiran masa manfaatnya. Hotel pinangsia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perhotelan. Dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan memiliki aktiva tetap yang cukup besar, terdiri dari tanah, bangunan,peralatan hotel, inventaris, dan kendaraan. Pendapatan Hotel Pinangsia Palembang diperoleh dari penyewaan aktiva tetapnya baik berupa penyewaan ruang gedung, tempat menginap, atau mengadakan pertemuan, kendaraan untuk transportasi tamu, dan berbagai aktiva lainnya yang mendukung terciptanya kenyamanan bagi pelanggan hotel tersebut. Neraca Hotel Pinangsia per 31 Desember 2014 tercatat jumlah aktiva tetap sebesar Rp. 1.242.750.750,00 sedangkan total aktiva Rp. 1.132.850.000,00 berarti total aktiva tetap perusahaan lebih kurang 90% dari aktiva prusahaan. Pada bulan Juli 2013 perusahaan membeli kendaraan untuk aktivitas operasianalnya. Harga kendaraan tersebut dicatat sebesar harga bersih pembelian tunai yaitu Rp. 76.000.000. Untuk biaya kendaraan lainnya seperti biaya balik nama STNK sebesar Rp. 4.500.000,00 tidak dimasukan perusahaan sebagai harga perolehan melainkan dicatat sebagai biaya kendaraan kedalam laporan L/R sebagai biaya tahun berjalan periode tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum bahwa harga perolehan aktiva tetap meliputi semua pengeluaran yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap tersebut sampai aktiva tersebut digunakan termasuk biaya balik nama, biaya pemasangan, biaya angkut dan biaya-biaya lainnya. Perusahaan telah melakukan penambahan terhadap ruangan bangunan pada bulan Oktober 2014 dengan jumlah Rp. 17.500.000,00. Oleh perusahaan biaya tersebut tidak dimasukan untuk menambah harga perolehan bangunan, melainkan dicatat dalam laporan laba/rugi sebagai biaya perbaikan bangunan pada tahun berjalan. Ini tidak sesuai dengan Raja Adri Satriawan Surya (2012:161) yang menyatakan bahwa biaya perolehan aset tetap yang di konstruksi sendiri sama dengan biaya untuk memproduksi aset serupa untuk di jual. Apabila biaya membuat sendiri lebih rendah dari harga apabila aset tersebut dibeli, tidak boleh diakui sebagai laba. Karena laba berasal dari penjualan bukan karena membuat sendiri. Pada bulan April 2014 perusahaan membeli peralatan untuk aktifitas operasionalnya. Harga peralatan tersebut dicatat sebesar harga bersih pembelian tunai sebesar Rp. 37.390.000,00, untuk biaya lainnya seperti biaya pemasangan, biaya angkut dan biaya pengecatan senilai Rp. 1.150.000,00 tidak dimasukan perusahaan kedalam harga perolehan. Permasalahan selanjutnya berkaitan dengan penilaian dan penyajian aktiva tetap yaitu perusahaan tidak pernah memperhitungkan berapa beban penyusutan aktiva tetap setiap periodenya.
Hal ini bertentangan dengan perinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika nilai aktiva tetapnya dikaitakan dengan waktu dan pemakaian dalam kegiatan normal perusahaan, maka jenis aktiva tetap yang memiliki umur terbatas secara bersamaan nilainya akan turun. Hal ini terjadi karena berangsurangsur aktiva tetap akan kehilangan kemampuannya untuk menghasilkan jasa. Penurunan nilai taksiran masa manfaat tersebut merupakan penyusutan aktiva tetap dan nilai aktiva tersebut harus mengalami penyusutan secara sistematis berdasarkan taksiran masa manfaatnya. Setiap permasalahan diatas memiliki dampak dalam penyajian aktiva tetap, seperti perusahaan tidak pernah menghitung besarnya penyusutan aktiva tetap, di dalam laporan keuangan perusahaan tidak menampilkan akumulasi penyusutan aktiva tetap pada laporan posisi keuangan dan beban penyusutan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Selain itu, perusahaan tidak mencatat total nilai bangunan setelah penambahan ruangan hotel. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik mengkaji lebih lanjut mengenai masalah ini dalam suatu penelitian dengan judul “Analisis Kesesuaian Pencatatan Aktiva Tetap Pada Hotel Pinangsia Palembang Terhadap Standar-standar Akuntansi Yang Berlaku.”
1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dikemukakan penulis sebelumnya, maka penulis bermaksud mengangkat suatu permasalahan yang akan di bahas pada penulisan ini yaitu : 1. 2.
Apakah pencatatan aktiva tetap kecuali tanah pada Hotel Pinangsia Palembang telah sesuai dengan standar-standar akuntansi PSAK 16 revisi 2011? Apakah Hotel Pinangsia Palembang telah menerapkan metode penyusutan aktiva tetap sesuai dengan PSAK 16 revisi 2011?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah 1. 2.
Untuk mengetahui kesesuaian pencatatan aktiva tetap kecuali tanah yang di terapkan oleh Hotel Pinangsia Palembang telah sesuai dengan PSAK 16 tahun 2011. Untuk menganalisis depresiasi aktiva tetap pada Hotel Pinangsia Palembang apakah telah sesuai dengan pencatatan aktiva tetap yang berlaku pada PSAK 16 tahun 2011.
1.4. Kajian Pustaka No.
1.
Nama Peneliti
Nyoman Ari Surya Darmawan (2014)
Judul
Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Pada Yayasan Dana Punia Singaraja.
Objek Penelitian Yayasan Dana Punia Singaraja.
Metode
Hasil
Kualitatif dengan pengumpulan data literatur, survei, interview, dan observasi.
Yayasan Dana Punia Singaraja tidak melakukan pencatatan aktiva tetap sesuai dengan PSAK 16 karena rendahnya kualitas sumber daya manusia, tidak ada tuntutan akuntabilitas, tidak ada pengawasan independen, serta tidak membutuhkan pertanggungjawaban
resmi. 2.
Shanti Mellisa (2011)
Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap dan Penerapan Metode Depresiasi Pada PT. Bakrie Sumatra Plantations. Tbk.
PT. Bakrie Sumatra Plantations. Tbk.
Kualitatif dengan pengumpulan data literatur, survei, interview, dan observasi.
PT. Bakrie Sumatra Plantations. Tbk. Telah melaksanakan standar akuntansi aktiva tetap dan depresiasi. PT. Bakrie Sumatra Plantations. Tbk. Melakukan metode punyusutan garis lurus (straight line method) yang berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset.
METODE PENELITIAN a.) Jenis penelitian Jenis penelitian yang di gunakan oleh penulis untuk meneliti kasus di kualitatif.
atas adalah jenis penelitian
b.) Objek penelitian Objek yang di teliti adalah penulis melakukan penelitian aktiva tetap beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No.12 Palembang.
pada Hotel Pinangsia yang
c.) Desain penelitian Dengan digunakan metode kualitatif ini maka data yang didapatkan akan lebih lengkap,lebih mendalam, dan bermakna, sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Desain penelitian kualitatif ini di bagi dalam empat tahap, yaitu: 1.
Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah analisis standar sarana dan prasarana, penyusunan rancangan penelitian, penetapan tempat penelitian, dan penyusunan instrumen penelitian.
2.
Pelaksanaan Pada tahap ini penulis akan melaksanakan riset untuk mengumpulkan data-data kualitatif yang diperlukan untuk penelitian di Hotel Pinangsia Palembang dan juga akan melakukan wawancara dengan manajer keuangan dan mengumpulkan data secara langsung di Hotel Pinangsia Palembang
3.
Analisis data Analisis data dilakukan setelah peneliti melakukan wawancara kepada manajer keuangan Hotel Pinangsia Palembang dan memperoleh data-data langsung dari Hotel Pinangsia Palembang.
4.
Evaluasi Setelah data-data sudah di analisis penulis mencoba membuat sebuah kesimpulan dari temuan-temuan yang telah didapat sehingga dapat memberikan saran-saran dan kritik yang berguna untuk kemajuan perusahaan.
Dalam penelitian ini penulis mendapatkan data kualitatif berdasarkan : 1.
Studi pustaka (library Research) Studi pustaka ini dilakukan penulis untuk mempelajari teori dan konsep-konsep dari berbagai literatur yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Hasil studi kepustakaan merupakan landasan teori dari penelitian.
2.
Studi lapangan (field reserarch) Penulis melakukan studi lapangan ini menggunakan 2 metode yaitu:
a)
Metode observasi Cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap objek yang akan diteliti pada waktu terjadinya kejadian sehingga informasi yang diperoleh dapat lebih objektif untuk diteliti.
b)
Metode interview Cara pengumpulan data dengan melakukan wawancara dengan Manejer perusahaan yang bernama Bapak Sukron Tolib serta bagian umum yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas pada kasus ini. Tujuan dilakukannya wawancara ini agar penulis dapat mengetahui dengan jelas masalah yang sedang terjadi pada Hotel Pinangsia Palembang terutama pada permasalahan yang sedang dibahas pada skripsi ini.
HASIL DAN BAHASAN 4.1. Pencatatan Akuntansi Aktiva Tetap Yang Diterapkan Hotel Pinangsia Palembang 4.1.1. Kendaraan Daftar Kendaraan yang ada pada Hotel Pinangsia Palembang : No
Jenis Kendaraan
1.
Mobil Suzuki carry
2009
Juli 2013
Bekas
Rp 65.530.000,00
2.
Motor Honda Supra
2011
Juli 2013
Bekas
Rp 10.470.000,00
Total
Tahun Pembuatan
Tahun Pembelian
Keadaan
Harga Pembelian
Rp 76.000.000,00
1.Pengukuran Menurut PSAK 16 par 16(a), Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon dan potongan lain. Sebagai fakta yang ada di perusahaan adalah Perusahaan mencatat harga perolehan kendaraan sebesar Rp. 76.000.000,00. Sedangkan biaya yang telah dikeluarkan perusahaan atas kepemilikan kendaraan seperti biaya balik nama STNK sebesar Rp. 4.500.000,00 tidak dimasukan sebagai harga perolehan, melainkan dicatat
kedalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif sebagai biaya tahun berjalan periode tersebut. 2. Penilaian Kendaraan PSAK par 30 menyatakan bahwa setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Dalam fakta yang terjadi di Hotel Pinangsia Palembang, perusahaan tidak mencatat biaya perolehan yang dikurangi dengan akumulasi penyusutan. 3. Penyusutan Kendaraan Untuk semua jenis aktiva tetap kecuali tanah memiliki usia manfaat yang terbatas. Seiring berlalunya waktu, daya pakai aktiva tetap dan kemampuannya untuk menghasilkan akan semakin menurun secara bertahap. Dikarenakan hal tersebut maka diperlukan suatu pengalokasian jumlah suatu nilai aktiva tetap yang dapat menyusut secara bertahap sepanjang masa manfaatnya. Seperti yang diungkapkan dalam PSAK 16 par 45 bagian yang signifikan dari aset tetap mungkin memiliki umur manfaat dan metode penyusutan yang sama dengan umur manfaat dan metode penyusutan bagian signifikan lain dari aset tersubut. Bagian tersebut dapat dikelompokkan dalam penentuan beban penyusutan. Dalam fakta yang terjadi, perusahaan tidak pernah memperhitungkan besarnya peyusutan terhadap aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan operasionalnya. 4. Pengungkapan/Penyajian kendaraan Dalam penyajian aktiva tetap pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif, penulis menemukan permasalahan bahwa perusahaan hanya menampilkan aktiva tetap yang dihitung berdasarkan harga beli, perusahaan tidak menampilkan biaya depresiasi pada laporan laba rugi dan komprehensif lain dan tidak memperhitungkan akumulasi penyusutan kendaraan.
4.1.2. Gedung 1. Pengukuran Menurut PSAK 16 par 16(a), Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon dan potongan lain.Sebagai fakta yang terjadi Pada Hotel Pinangsia Palembang, perusahaan memperoleh aktiva tetapnya dengan cara pembelian, kecuali bangunan, yang digunakan sebagai kantor, diperoleh dengan cara dibangun sendiri yang selesai dibangun pada pertengahan tahun 1998 dengan biaya sebesar Rp. 600.000,000,00 dan digunakan pada awal 1999. Pada Oktober 2014 perusahaan telah melakukan penambahan terhadap ruang kamar hotel dengan biaya sebesar Rp. 17.500.000,00. Oleh perusahaan biaya tersebut tidak dimasukan untuk menambah harga perolehan bangunan melainkan dicatat dalam laporan laba rugi sebagai biaya perbaikan bangunan pada tahun berjalan, sehingga harga perolehan bangunan yang dicatat oleh perusahaan lebih rendah dari nilai seharusnya. 2. Penilaian Gedung PSAK 16 par 30 menyatakan setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Dalam fakta yang terjadi pada Hotel Pinangsia Palembang, bahwa perusahaan tidak pernah menghitung jumlah akumulasi penyusutan terhadap bangunan yang digunakan. Selain itu perusahaan tidak mengkapitalisasi biaya penambahan bangunan ke dalam jumlah yang tercatat, sehingga nilai pada bangunan di laporan posisi keuangan menjadi kecil. 3. Penyusutan Gedung
Dalam PSAK 16 par 45 bagian yang signifikan dari aset tetap mungkin memiliki umur manfaat dan metode penyusutan yang sama dengan umur manfaat dan metode penyusutan bagian signifikan lain dari aset tersubut. Bagian tersebut dapat dikelompokkan dalam penentuan beban penyusutan. Dalam fakta yang terjadi, perusahaan tidak pernah memperhitungkan besarnya peyusutan terhadap aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan operasionalnya. 4. Pengungkapan/Penyajian Gedung Dalam penyajian aktiva tetap pada laporan posisi keuangan dan laba rugi dan penghasilan komprehensif, penulis menemukan permasalahan bahwa perusahaan hanya menampilkan nilai aktiva tetap yang dihitung berdasarkan harga beli awal. Perusahaan tidak menampilkan total nilai bangunan setelah penambahan ruang hotel dan perusahaan tidak menampilkan akumulasi penyusutan pada laporan posisi keuangan dan beban penyusutan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif.
4.1.3. Peralatan 1. Pengukuran Peralatan Menurut PSAK 16 par 16(a), Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon dan potongan lain. Sebagai fakta yang ada di perusahaan adalah Perusahaan mencatat harga perolehan kendaraan sebesar Rp. 37.390.000,00. Sedangkan biaya yang telah dikeluarkan perusahaan seperti Biaya pemasangan, biaya angkut, dan biaya pengecatan sebesar Rp. 1.150.000,00 tidak dimasukan sebagai harga perolehan. 2. Penilaian Peralatan PSAK par 30 menyatakan bahwa setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Dalam fakta yang terjadi di Hotel Pinangsia Palembang, perusahaan tidak mencatat biaya perolehan yang dikurangi dengan akumulasi penyusutan. 3. Penyusutan Peralatan Untuk semua jenis aktiva tetap kecuali tanah memiliki usia manfaat yang terbatas. Seiring berlalunya waktu, daya pakai aktiva tetap dan kemampuannya untuk menghasilkan akan semakin menurun secara bertahap. Dikarenakan hal tersebut maka diperlukan suatu pengalokasian jumlah suatu nilai aktiva tetap yang dapat menyusut secara bertahap sepanjang masa manfaatnya. Seperti yang diungkapkan dalam PSAK 16 par 45 bagian yang signifikan dari aset tetap mungkin memiliki umur manfaat dan metode penyusutan yang sama dengan umur manfaat dan metode penyusutan bagian signifikan lain dari aset tersubut. Bagian tersebut dapat dikelompokkan dalam penentuan beban penyusutan. Dalam fakta yang terjadi, perusahaan tidak pernah memperhitungkan besarnya peyusutan terhadap aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan operasionalnya 4. Pengungkapan/Penyajian Peralatan Dalam penyajian aktiva tetap pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif, penulis menemukan permasalahan bahwa perusahaan hanya menampilkan aktiva tetap yang dihitung berdasarkan harga beli, perusahaan tidak menampilkan biaya depresiasi pada laporan laba rugi dan komprehensif lain dan tidak memperhitungkan akumulasi penyusutan peralatan.
4.2. Analisis Kesesuaian Pencatatan Akuntansi Aktiva Tetap Kendaraan Pada Hotel Pinangsia Palembang 4.2.1. Kendaraan 1. Pengukuran Kendaraan
Dalam penentuan harga perolehan aktiva tetap, Hotel Pinangsia Palembang hanya mencatat harga beli yang dibeli pada Juli 2013 sebesar Rp. 76.000.000,00, seharusnya harga perolehan yang dicatat Hotel Pinangsia palembang yaitu : Kendaraan
Rp. 76.000.000,00
Biaya balik nama STNK
Rp. 4.500.000,00 + Rp. 80.500.000,00
Untuk jurnal yang seharusnya dibuat oleh Hotel Pinangsia Palembang pada tahun 2013 untuk mencatat bea balik nama STNK adalah : Kendaraan
Rp. 4.500.000,00
Kas
Rp. 4.500.000,00
2. Penilaian Kendaraan Kemampuan setiap aset (kecuali tanah) untuk memberikan jasa dan untuk menghasilkan pendapatan akan menurun nilainya seiring dengan berlalunya waktu, semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aktiva tetap sampai tiba ditempat dan siap dipakai harus dimasukan sebagai bagian dari harga perolehan aktiva yang bersangkutan. Penurunan taksiran manfaaat aktiva tetap tersebut merupakan penyusutan aktiva tetap dan harus dilakukan secara sistematis dan layak berdasarkan masa manfaat. Asumsi Penulis : a) Nilai sisa pada periode ke 5 adalah Rp. 5.000.000,00 b) Umur ekonomis 5 tahun Kendaraan diperoleh pada tanggal 1 Juli 2013 dengan harga perolehan sebesar Rp.80.500.000,00 dan memiliki umur ekonomis 5 tahun (20%). Penyusutan = Harga perolehan – Nilai Sisa Umur Ekonomis = Rp. 80.500.000,00 – Rp. 5.000.000,00 5 = Rp. 15.100.000,00 Penyusutan 20% per tahun = 20% x Rp. 75.500.000,00 = Rp. 15.100.000,00. Besarnya biaya penyusutan untuk tahun 2013 yaitu 1 Juli s/d 31 Desember 2013 = 6/12 x Rp. 15.100.000,00 = Rp. 7.550.000,00. Ket : Biaya penyusutan Juli s/d Desember 2013 + Biaya penyusutan 2014 :Rp. 7.550.000,00 + Rp. 15.100.000,00 = Rp. 22.650.000,00 Biaya lain seperti balik nama STNK pada kendaraan ini seharusnya menambah harga perolehan kendaraan dan didebetkan ke rekening aktiva yang bersangkutan. Jurnal koreksi pembelian kendaraan tahun 2015 yang seharusnya dicatat oleh perusahaan adalah : Kendaraan Laba ditahan
Rp. 4.500.000,00 Rp. 4.500.000,00
Perusahaan tidak pernah melakukan penyusutan sampai tahun 2014 mengingat laporan keuangan tahun 2013 dan 2014 sudah ditutup, maka dilakukan jurnal koreksi tahun 2015 sebagai berikut : Laba ditahan
Rp. 22.650.000,00
Akumulasi Penyusutan Kendaraan
Rp. 22.650.000,00
3. Penyusutan Kendaraan Tabel Penyusutan Kendaraan Tahun
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
1/1 2013
-
-
Nilai Buku 80.500.000
30/6 2013
7.550.000
7.550.000
72.950.000
2014
15.100.000
22.650.000
57.850.000
2015
15.100.000
37.750.000
42.750.000
2016
15.100.000
52.850.000
27.650.000
2017
15.100.000
67.950.000
12.550.000
30/6 2018
7.550.000
75.500.000
5.000.000
4.3. Analisis Kesesuaian Pencatatan Akuntansi aktiva Tetap Gedung Pada Hotel Pinangsia Palembang 4.3.1. Gedung 1. Pengukuran Gedung Kebijakan yang diterapkan perusahaan terhadap penentuan biaya perolehan aktiva tetap terjadi kesalahan dalam memperlakukan biaya yang dimasukan kedalam unsur biaya perolehan aktiva tetap. Dari hasil penelitian perusahaan tidak memasukan biaya penambahan gedung kedalam harga perolehan aktiva tetap, sehingga harga perolehan aktiva tetap dibukukan lebih rendah dari nilai seharusnya. Pengalokasian biaya harus dilakukan dengan tepat, karena berpengaruh terhadap perhitungan laba untuk beberapa periode. Kebijaksanaan perusahaan dalam mencatat biaya perolehan aktiva tetap menyebabkan laba pada tahun berjalan (tahun pembelian aktiva tetap) akan kecil. Hotel Pinangsia Palembang mencatat harga perolehan gedung sebesar Rp. 600.000.000,00 sedangkan biaya penambahan atau perluasan bangunan kamar hotel sebesar Rp. 17.500.000,00 tidak ditambahkan kedalam harga perolehan gedung. Jurnal untuk penambahan gedung hotel yang seharusnya dicatat perusahaan pada tahun 2014 sebagai berikut : Gedung
Rp. 17.500.000,00 Kas
Rp. 17.500.000,00
2. Penilaian Gedung Gedung merupakan aktiva tetap yang memiliki umur terbatas dan nilainya akan menurun secara bertahap sehingga gdung juga memerlukan suatu pencatatan sistematis atas penyusutan yang terjadi.
Pada bulan Juli 1998 dengan harga prolehan Rp. 600.000.000,00 kemudian pada Oktober 2014 perusahaan melakukan penambahan bangunan senilai Rp. 17.500.000,00. Umur ekonomis 20 tahun (5%). Asumsi penulis : a) Nilai sisa pada periode ke 20 adalah Rp. 20.000.000,00 b) Umur ekonomis 20 tahun Penyusutan = Harga perolehan – Nilai Sisa Umur Ekonomis = Rp. 600.000.000,00 – Rp. 20.000.000,00 20 = Rp. 29.000.000,00 Penambahan ini langsung menambah nilai bangunan lama dan langsung dihitung penyusutannya sebagai berikut : Penyusutan tiap bulan = 1/12 x 5% x Rp. 580.000.000,00 = Rp. 2.416.667,00 Penyusutan tiap tahun = 5% x Rp. 580.000.000,00 = Rp. 29.000.000,00 Penyusutan dari 1 Juli 1998 – 31 Desember 2013 = 15 tahun 6 bulan.
Jadi, 15 x Rp. 29.000.000,00 6 x Rp. 2.416.667,00
= Rp. 435.000.000,00 = Rp. 14.500.002,00 + Rp. 449.500.002,00
Nilai buku gedung per 30 September 2014 : 1 januari 2014- 30 September 2014 = Rp. 2.416.667,00 x 9 = Rp. 21.750.003,00 Nilai buku gedung per 30 September 2014 : Rp.580.000.000,00 – Rp. 449.500.002,00 – Rp. 21.750.003,00 = Rp. 108.749.995,00 Nilai penambahan gedung
Rp. 17.500.000,00 +
Nilai buku per 30 September 2014
Rp. 126.249.995,00
Umur ekonomis gedung selama 20 tahun yaitu dari 1 Juli 1998 dan berakhir pada 30 Juni 2018. Umur ekonomis gedung dikurangi penyusutan selama 16 tahun 3 bulan yaitu tersisa 3 tahun 9 bulan (45 bulan). Perhitungan penyusutan setelah penambahan gedung adalah sebagai berikut : Nilai buku gedung per 1 Oktober 2014 = Rp. 126.249.995,00 Penyusutan / bulan
= Rp. 126.249.995,00 : 45 = Rp. 2.805.555,00
Penyusutan / tahun
= Rp. 2.805.555,00 x 12 = Rp. 33.666.665,00
Sehingga akumulasi penyusutan setelah ada penambahan bangunan yaitu:
1 Juli 1998 – 31 Desember 2013
= Rp. 449.500.002,00
1 Januari 2014 – 30 September 2014
= Rp. 21.750.003,00
1 Oktober 2014 – 31 Desember 2014 (Rp. 2.805.555,00 x 3)
= Rp.
8.416.665,00 +
= Rp.
479.666.670,00
Perusahaan tidak pernah melakukan penyusutan sampai tahun 2014 mengingat laporan keuangan tahun 2013 dan 2014 sudah ditutup, maka dilakukan jurnal koreksi tahun 2015 sebagai berikut : Laba ditahan
Rp. 479.666.670,00
Akumulasi Penyusutan Kendaraan Ket :
Rp. 479.666.670,00
1 Juli 1998 – 31 Desember 2013
= Rp. 449.500.002,00
1 Januari 2014 – 30 September 2014
= Rp. 21.750.003,00
1 Oktober 2014 – 31 Desember 2014
= Rp.
8.416.665,00 +
= Rp. 479.666.670,00 Biaya penambahan gedung Hotel Pinangsia Palembang ini seharusnya menambah harga perolehan gedung dan di debetkan ke rekening aktiva yang bersangkutan. Jurnal koreksi penambahan ruang kamar gedung tahun 2015 yang seharusnya dicatat oleh perusahaan adalah: Gedung
Rp. 17.500.000,00 Laba ditahan
Rp. 17.500.000,00
3. Penyusutan Tabel Depresiasi Gedung Tahun
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
1/1 1998
-
-
600.000.000
Nilai Buku
30/6 1998
14.500.000
14.500.000
585.500.000
1999
29.000.000
43.500.000
556.500.000
2000
29.000.000
72.500.000
527.500.000
2001
29.000.000
101.500.000
498.500.000
2002
29.000.000
130.500.000
469.500.000
2003
29.000.000
159.500.000
440.500.000
2004
29.000.000
188.500.000
411.500.000
2005
29.000.000
217.500.000
382.500.000
2006
29.000.000
246.500.000
353.500.000
2007
29.000.000
275.500.000
325.000.000
2008
29.000.000
304.500.000
295.500.000
2009
29.000.000
333.500.000
266.500.000
2010
29.000.000
362.500.000
237.500.000
2011
29.000.000
391.500.000
208.500.000
2012
29.000.000
420.500.000
179.500.000
2013
29.000.000
449.500.000
150.500.000
Penyusutan Gedung 1 januari 2014– 31 Desember 2018 Tahun
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
1/1 2014
-
-
Nilai Buku 150.500.000
30/9 2014
21.750.000
471.250.000
128.750.000
31/12 2014
8.416.666
479.666.670
137.833.330
2015
33.666.665
513.333.335
104.166.665
2016
33.666.665
547.000.000
70.500.000
2017
33.666.665
580.666.665
36.833.335
30/6 2018
16.833.333
597.500.000
20.000.000
4.4. Analisis Kesesuaian Pencatatan Akuntansi aktiva Tetap Peralatan Pada Hotel
Pinangsia Palembang 4.4.1. Peralatan 1. Pengukuran Peralatan Dalam penentuan harga perolehan aktiva tetap, Hotel Pinangsia Palembang hanya mencatat harga beli yang dibeli pada April 2014 sebesar Rp. 37.390.000,00, seharusnya harga perolehan yang dicatat Hotel Pinangsia palembang yaitu : Peralatan
Rp. 37.390.000,00
Biaya pemasangan, angkut, dan pengecatan
Rp. 1.150.000,00 + Rp. 38.540.000,00
Untuk jurnal yang seharusnya dibuat oleh Hotel Pinangsia Palembang pada tahun 2014 untuk mencatat biaya pemasangan, biaya angkut, dan biaya pengecatan adalah : Peralatan
Rp. 1.150.000,00
Kas
Rp. 1.150.000,00
2. Penilaian Peralatan Kemampuan setiap aset (kecuali tanah) untuk memberikan jasa dan untuk menghasilkan pendapatan akan menurun nilainya seiring dengan berlalunya waktu, semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aktiva tetap sampai tiba ditempat dan siap dipakai harus dimasukan sebagai bagian dari harga perolehan aktiva yang bersangkutan. Penurunan taksiran manfaaat aktiva tetap tersebut merupakan penyusutan aktiva tetap dan harus dilakukan secara sistematis dan layak berdasarkan masa manfaat. Asumsi Penulis : a) Nilai sisa pada periode ke 5 adalah Rp. 2.000.000,00 b) Umur ekonomis 5 tahun Kendaraan diperoleh pada tanggal 1 April 2014 dengan harga perolehan sebesar Rp.38.540.000,00 dan memiliki umur ekonomis 5 tahun (20%). Penyusutan = Harga perolehan – Nilai Sisa Umur Ekonomis = Rp. 38.540.000,00 – Rp. 2.000.000,00 5 = Rp. 7.308.000,00 Penyusutan 20% per tahun = 20% x Rp. 36.540.000,00 = Rp. 7.308.000,00. Besarnya biaya penyusutan untuk tahun 2014 yaitu 1 April s/d 31 Desember 2014 = 4/12 x Rp. 7.308.000,00 = Rp. 2.436.000,00. Ket : Biaya penyusutan Juli s/d Desember 2014 + Biaya penyusutan 2014 :Rp. 2.436.000,00 + Rp. 7.308.000,00 = Rp. 9.744.000,00 Biaya lain seperti biaya pemasangan, biaya angkut, biaya pengecatan pada peralatan ini seharusnya menambah harga perolehan peralatan dan didebetkan ke rekening aktiva yang bersangkutan. Jurnal koreksi pembelian peralatan tahun 2015 yang seharusnya dicatat oleh perusahaan adalah : Peralatan
Rp. 1.150.000,00
Laba ditahan
Rp. 1.150.000,00
Perusahaan tidak pernah melakukan penyusutan sampai tahun 2014 mengingat laporan keuangan tahun 2013 dan 2014 sudah ditutup, maka dilakukan jurnal koreksi tahun 2015 sebagai berikut : Laba ditahan Akumulasi Penyusutan Peralatan
3. Penyusutan Peralatan Tabel Penyusutan Peralatan
Rp. 9.744.000,00 Rp. 9.744.000,00
Tahun
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
1/1 2014
-
-
Nilai Buku 38.540.000
30/4 2014
2.436.000
2.436.000
36.104.000
2015
7.308.000
9.744.000
28.796.000
2016
7.308.000
17.052.000
21.488.000
2017
7.308.000
24.360.000
14.180.000
2018
7.308.000
31.668.000
6.872.000
30/6 2018
4.872.000
36.540.000
2.000.000
4.5.Pengungkapan/Penyajian Aktiva Tetap Pada laporan posisi keuangan dalam penyajian aktiva tetap perusahaan harus menampilkan total nilai kendaraan, gedung, dan peralatan setelah melakukan Biaya balik nama STNK, penambahan ruang kamar hotel, dan biaya pemasangan angkut dan pengecatan pada peralatan dan perusahaan menampilkan akumulasi penyusutan pada laporan posisi keuangan dan biaya penyusutan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif serta mengungkapkan dasar pemilihan yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto, metode penyusutan yang digunakan, dan akumulasi penyusutan pada awal periode.
Tabel Umur Ekonomis Aktiva Tetap Jenis Aktiva
Umur Ekonomis
Kendaraan
5 tahun
Gedung
20 tahun
Peralatan
5 tahun
31 Desember 2014 Tabel Pengungkapan Aktiva Saldo Awal
Penambahan / Koreksi
Pengurangan
Saldo Akhir
Harga Perolehan Gedung
600.000.000
Tanah
100.000.000
Kendaraan Peralatan
17.500.000
617.500.000 100.000.000
76.000.000
4.500.000
80.500.000
356.850.000
1.150.000
358.000.000
1.137.350.000
1.156.000.000
Akumulasi Penyusutan 479.666.670
479.666.670
22.650.000
22.650.000
9.744.000
9.744.000
Gedung Kendaraan Peralatan Nilai Buku
1.132.850.000
643.939.330
Dikarenakan Hotel Pinangsia Palembang selama ini tidak pernah menerapkan metode penyusutan aktiva tetap maka oleh karena itu diperlukan perbaikan dalam sistem pengungkapan kendaraan, gedung, dan peralatan sesuai dengan PSAK 16 tahun 2011. Dengan cara menambahkan biaya balik nama STNK, biaya Penambahan Kamar Hotel, biaya pengecatan, biaya pemasangan dan perhitungan akumulasi penyusutan kendaraan, gedung, dan peralatan ke dalam tabel pengungkapan aktiva tetap.
4.6. Analisis kesesuaian Pencatatan Aktiva tetap Hotel Pinangsia Palembang Pada Laporan
Posisi Keuangan Berikut adalah laporan Posisi keuangan pada Hotel Pinangsia Palembang sebelum dan sesudah di analisa sesuai perhitungan yang di bahas dalam sub bab di atas adalah : Perhitungan laba ditahan pada 31 Desember 2014 : Tabel Perhitungan Laba Ditahan 31 Desember 2014 Saldo laba ditahan Koreksi tahun 2013
93.282.250
Kendaraan
4.500.000
Peralatan
1.150.000
Koreksi Tahun 2014
17.500.000
Akumulasi Penyusutan : Ak. Dep Kendaraan Ak. Dep Peralatan
( 22.650.000) (9.744.000)
Ak. Dep Gedung
(479.666.670)
Laba di tahan setelah Koreksi
(395.628.420)
HOTEL PINANGSIA PALEMBANG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Tabel Pencatatan Laporan Posisi Keuangan Perusahaan dan Penulis Keterangan
AKTIVA
Perusahaan
Penulis
31 Desember 2014
31 Desember 2014
Aktiva Lancar : Kas
17.920.000
17.920.000
Bank (atas nama pemilik)
78.030.750
78.030.750
Piutang
7.400.000
7.400.000
Perlengkapan
6.550.000
6.550.000
109.900.750
109.900.750
600.000.000
617.500.000
-
(479.666.670)
100.000.000
100.000.000
76.000.000
80.500.000
-
(22.650.000)
356.850.000
358.000.000
Ak. Dep. Peralatan
-
(9.744.000)
Total Aktiva Tetap
1.132.850.000
643.939.330
TOTAL AKTIVA
1.242.750.750
753.840.080
Total Aktiva Lancar Aktiva Tetap : Gedung Ak. Dep. Gedung Tanah Kendaraan Ak. Dep. Kendaraan Peralatan
PASIVA Hutang Usaha
-
Modal : Modal Pemilik
1.149.468.500
1.149.468.500
-
(395.628.420)
93.828.250
-
1.242.750.750
753.840.080
Laba Ditahan Laba TOTAL PASIVA & MODAL
4.7. Dampak Yang Terjadi Pada Laporan Keuangan Sesuai dengan hasil analisa di atas maka pada pelaporan keuangan pada Hotel Pinangsia Palembang terjadi beberapa dampak perubahan pada setiap pos yang bersangkutan terutama pada : a)
Laporan Posisi Keuangan
Sebelum adanya perbaikan metode pencatatan aktiva tetap perusahaan, terjadi understated pada akun aktiva tetap kendaraan, gedung, dan peralatan perusahaan, karena harga perolehan aktiva tetap kendaraan, gedung, dan peralatan tidak di tambahkan kedalam akun kendaraan dan gedung. Perusahan tidak menggunakan metode penyusutan, sehingga nilai buku akun gedung, kendaraan, dan peralatan menjadi overstated.
Setelah adanya perbaikan metode pencatatan aktiva tetap dan metode penyusutan aktiva tetap Sesuai PSAK 16 tahun 2011 maka nilai akun aktiva tetap berupa kendaraan dan gedung menjadi nilai yang seharusnya setelah ditambahkan harga perolehan yang seharusnya di tambahkan. Dan setelah dilakukan perhitungan metode penyusutan maka terjadi penambahan akun akumulasi depresiasi kendaraan, gedung, dan peralatan dan mengurangi nilai dari aktiva tetap kendaraan dan gedung itu sendiri, sehingga nilai yang didapat seharusnya menjadi lebih kecil dari sebelum dilakukannya perhitungan metode penyusutan. b) Laporan Laba Rugi dan penghasilan komprehensif Sebelum perusahaan mempunyai metode penyusutan, laba yang diperoleh menjadi overstated pada Laporan Laba Rugi dan penghasilan komprehensif. Pada akun laba ditahan sebelum dikoreksi menjadi overstated karena belum dikurangi nilai penyusutan. Dan biaya-biaya menjadi understated karena belum dimasukan nilai depresiasi. c)
Laba ditahan
Sebelum dikoreksi laba ditahan menjadi overstated, setelah dikoreksi nilai laba ditahan akan lebih kecil dari pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan karena terjadi penyesuaian pada tahun 2013 dan 2014.
SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan penulis, maka kesimpulan yang didapat diambil tentang kesesuaian pencatatan aktiva tetap pada Hotel Pinangsia Palembang adalah sebagai berikut : a)
Hotel Pinangsia Palembang melakukan pencatatan aktiva tetap tidak sesuai dengan standar PSAK 16 tahun 2011.
b) Hotel Pinangsia Palembang tidak menerapkan Metode Peyusutan aktiva tetap kendaraan, gedung, dan peralatan sesuai dengan PSAK 16 tahun 2011.
5.2. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut : a)
Sebaiknya dalam hal Pengukuran aktiva tetap, perusahaan harus memperhatikan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam kepemilikan aktiva tetap dan mengkapitalisasikan biaya-biaya tersebut kedalam harga perolehan.
b) Hotel Pinangsia Palembang harus menghitung nilai penyusutan aktiva tetap,karena setiap aaktiva tetap yang digunakan akan mengalami penurunan nilai. c)
Sebaiknya dalam hal pengukuran, penilaian dan penyajian aktiva tetap, perusahaan harus mengikuti standar PSAK 16 karena apabila jika perusahaan tidak mengikuti standar PSAK 16 maka akan terjadi dampak sebagai berikut : 1.
Pada pengukuran akun aktiva tetap di laporan posisi keuangan tidak mencerminkan harga perolehan yang sesungguhnya.
2.
Nilai net income menjadi overstated atau tidak akurat dan nilai akumulasi depresiasi menjadi understated.
3.
Pada penyajian agar nilai angka dalam laporan keuangan dapat memberikan gambaran kondisi sesungguhnya yang terjadi.
d) Sebaiknya perusahaan melakukan koreksi terhadap laporan keuangan sesuai dengan PSAK 16 Tahun 2015. e)
Untuk peneliti selanjutnya agar memperhatikan pencatatan laporan keuangan yang dilakukan oleh Hotel Pinangsia Palembang sesuai dengan standar PSAK 16.
REFERENSI Darmawan, Nyoman Ari Surya. (2014). Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Pada Yayasan Dana Punia Singaraja. (11-3-2015). Dunia, A. Firdaus. (2010) . Iktisar Lengkap Pengantar Akuntansi. Edisi ketiga. Cetakan Kedua 2010. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2011). Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2011. Penerbit : Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Kieso, D. E., Weygandt, J. J. and Warfield,T. D. (2011). Intermediate Accounting IFRS Edition. United States of America : Wiley & Sons, Inc. Rudianto. (2012). Pengantar Akuntansi. Edisi Adaptasi IFRS. Jakarta : Penerbit Erlangga. Shanti Mellisa. (2011). Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap dan Penerapan Metode Depresiasi Pada PT. Bakrie Sumatra Plantations, Tbk. (12-3-2015). Surya, Raja Adri Satriawan. (2012). Akuntansi Keuangan Versi IFRS. Edisi Pertama. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu. Weygandt, J. J., Kimmel, P. D. And Kieso, D. E. (2011). Financial Accounting . IFRS Edition. United States of America : Wiley & Sons, Inc.
RIWAYAT PENULISAN Nama
: Erlando Stevano
Tempat / Tanggal lahir
: Jambi, 06 April 1993
Pendidikan S1
:Universitas Bina Nusantara, Akuntansi dan Keuangan (20112015)
Pekerjaan
:-