ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI Oleh Tuti Mardianti
ABSTRAK
Mardianti, Tuti. 2014. Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Karangan Siswa Kelas X AK 3 SMK Negeri 1 Kota Jambi. Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP Universitas Jambi, Pembimbing I Drs. Imam Suwardi Wibowo, M.Pd., Pembimbing II Dr. Maizar Karim, M.Hum.
Kata-kata kunci: karangan, kesalahan berbahasa
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa dalam karangan siswa kelas X AK 3 SMK Negeri 1 Kota Jambi dalam hal ejaan, afiks, reduplikasi, pemborosan kata, dan diksi. Pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah berupa kesalahan berbahasa yang terdapat dalam karangan siswa. Adapun sumber data penelitian ini adalah karangan siswa kelas X AK 3 SMK Negeri 1 Kota Jambi Tahun Ajaran 2014/2015. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi. Setelah karangan dibaca, karangan diteliti dengan cermat untuk menemukan kesalahan berbahasa yang akan dijadikan data. Peneliti membuat daftar variabel data kemudian mencatat setiap data yang ditemukan dan mengelompokkan data
1
sesuai dengan aspek yang akan diteliti. Teknik analisis data terdiri dari tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi. Dalam hal ini peneliti menggunakan triangulasi data. Selain itu, penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu tahap pralapangan, pelaksanaan, dan laporan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan beberapa kesalahan berbahasa dalam karangan siswa. Dari sampel yang diambil, kesalahan berbahasa yang paling sering ditemukan adalah kesalahan ejaan. Selain itu, kesalahan afiks, reduplikasi, pemborosan kata, dan diksi juga ditemukan dalam karangan siswa. Hasil penelitian analisis kesalahan berbahasa dalam karangan siswa kelas X AK 3 SMK Negeri 1 Kota Jambi Tahun Ajaran 2014/2015 dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) kesalahan berbahasa yang sering ditemukan dalam karangan siswa adalah kesalahan ejaan. Kesalahan ejaan terjadi karena penulisan kata, huruf kapital, huruf miring, lambang bilangan, dan tanda baca yang tidak tepat, (2) kesalahan afiks ditemukan dalam penggunaan prefiks me-, prefiks di-, konfiks se- -nya, konfiks di- kan, dan konfiks me- -kan (3) kesalahan reduplikasi terjadi karena penggunaan kata ulang berimbuhan yang tidak tepat (4) pemborosan kata terjadi karena masih banyaknya penggunaan kata-kata yang sebenarnya tidak perlu digunakan (5) kesalahan diksi terjadi karena pemilihan kata yang tidak tepat.
PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak akan melanjutkan hidup ini dengan baik dan teratur tanpa adanya bahasa. Tanpa adanya bahasa setiap orang akan merasa kesulitan untuk
2
menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka pikirkan. Bisa dikatakan bahwa segala aktivitas yang akan dilakukan di atas muka bumi ini harus diawali dengan bahasa. Pemakaian bahasa tulis lebih sering ditampilkan dalam masyarakat akademis. Bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Pemakaian bahasa tulis dapat dilihat dalam bentuk wacana tulis, seperti karangan, surat, pengumuman, dan lain-lain. Karangan adalah salah satu hasil perwujudan gagasan dan pendapat seseorang dalam bahasa tulis. Kegiatan mengarang berkaitan erat dengan ragam bahasa tulis. Kegiatan belajar mengajar yang setiap hari dilakukan oleh pendidik dan peserta didik juga menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi sehingga bukan hal yang mustahil bagi mereka untuk membuat kesalahan. Salah satu kesalahan yang umum dalam pembelajaran adalah pada saat siswa membuat sebuah karangan. Karangan yang dimaksudkan di sini bisa berupa karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, atau persuasi. Kenyataan yang peneliti hadapi ketika PPL di SMK Negeri 1 Kota Jambi dan mengamati sejumlah fenomena yang terjadi ketika mengajar di kelas masih banyaknya siswa yang belum dapat menulis karangan dengan benar. Siswa lebih berorientasi pada hasil karangan, bukan pada proses menulis karangan dengan menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang benar. Berdasarkan hasil wawancara kepada guru bahasa Indonesia kelas X, diketahui bahwa memang sering terjadi kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa kelas X AK 3 dalam menulis karangan. Kesalahan berbahasa tersebut berupa kesalahan ejaan, afiks, reduplikasi, pemborosan kata, dan diksi.
3
Kesalahan berbahasa disebabkan oleh faktor kompetensi, artinya siswa memang belum memahami sistem linguistik bahasa yang digunakannya. Kesalahan berbahasa biasanya terjadi secara konsisten dan sistematis. Kesalahan berbahasa yang dibuat siswa merupakan suatu bagian belajar yang tidak terhindarkan. Semakin tinggi tingkat kesalahan berbahasa siswa, maka semakin rendah tingkat pencapaian tujuan pengajaran berbahasanya. Begitu pula sebaliknya. Untuk itu, diperlukan adanya upaya untuk meminimalkan kesalahan berbahasa tersebut. Hal ini baru dapat tercapai bila seluk-beluk kesalahan itu dikaji secara mendalam. Pengkajian segala aspek kesalahan itulah yang disebut analisis kesalahan. Mengingat banyaknya aspek yang dapat diteliti dalam kegiatan analisis kesalahan berbahasa, maka tidak semua aspek digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini. Peneliti hanya meneliti kesalahan ejaan, afiks, reduplikasi, pemborosan kata, dan diksi. Menyadari permasalahan tersebut, maka peneliti berupaya untuk meneliti kesalahan berbahasa siswa dalam menulis karangan dengan judul penelitian “Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Karangan Siswa Kelas X AK 3 SMK Negeri 1 Kota Jambi”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk kesalahan berbahasa dalam karangan siswa kelas X AK 3 SMK Negeri 1 Kota Jambi dalam hal ejaan, afiks, reduplikasi, pemborosan kata, dan diksi. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa dalam karangan siswa kelas X AK 3 SMK Negeri 1 Kota Jambi dalam hal ejaan, afiks, reduplikasi, pemborosan kata, dan diksi.. Secara teoretis, penelitian ini dapat memperkaya konsep atau teori dalam menganalisis kesalahan berbahasa khususnya kesalahan berbahasa tulis. Manfaat praktis dari penelitian ini, yaitu (1) bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah
4
pengetahuan dan wawasan mengenai bentuk kesalahan berbahasa, serta untuk memperoleh pengalaman menganalisis kesalahan berbahasa dalam karangan siswa, (2) bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan pembelajaran (3) bagi siswa, penelitian ini dapat menambah pemahaman mengenai kaidah penulisan bahasa Indonesia yang benar, dan (4) bagi peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian pada bidang yang sama secara lebih mendalam. Penegasan istilah dalam penelitian ini bertujuan untuk memperjelas istilah-istilah yang digunakan agar tidak menimbulkan salah penafsiran. Adapun istilah yang digunakan adalah sebagai berikut. (1) Kesalahan Kesalahan merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan. “Kesalahan
merupakan
bagian-bagian
konversasi
atau
komposisi
yang
„menyimpang‟ dari norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa orang dewasa” (Tarigan dan Tarigan, 2011:126). (2) Analisis Kesalahan Berbahasa Menurut Ellis (Tarigan dan Tarigan, 2011:60) “analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja, yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu”. (3) Karangan Karangan adalah suatu hasil perwujudan gagasan dan pendapat seseorang dalam bahasa tulis kepada pembaca. Karangan yang dimaksudkan di sini berupa karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, atau persuasi.
5
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa “Kesalahan
merupakan
bagian-bagian
konversasi
atau
komposisi
yang
„menyimpang‟ dari norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa orang dewasa” (Tarigan dan Tarigan, 2011:126). Menurut Ellis (Tarigan dan Tarigan, 2011:60) “analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja, yang biasa digunakan oleh
para
peneliti
dan
guru
bahasa,
meliputi
pengumpulan
sampel,
pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut,
pengklasifikasian
kesalahan
itu
berdasarkan
penyebabnya,
serta
pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu”.
Tujuan Analisis Kesalahan Berbahasa Tarigan dan Tarigan (2011:127) mengatakan bahwa mengetahui kesalahan pelajar mengandung beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut. (1) Untuk mengetahui penyebab kesalahan itu. (2) Untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh para pelajar. (3) Untuk mencegah atau menghindari kesalahan yang sejenis pada waktu yang akan datang, agar para pelajar dapat menggunakan bahasa dengan baik dan benar.
Kesalahan Ejaan Kesalahan
ejaan
adalah
kesalahan
melukiskan
kata
atau
kesalahan
menggunakan tanda baca. Di dalam ejaan itu diatur hal-hal sebagai berikut.
6
(1) Penulisan Huruf Kapital (Huruf Besar) (a) Penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama pada awal kalimat. (b) Penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama petikan langsung. (c) Penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan (terbatas pada nama diri), kitab suci, dan nama Tuhan (temasuk kata ganti untuk Tuhan). (d) Penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama nama gelar (kehormatan, keturunan, keagamaan), jabatan, dan pangkat yang diikuti nama orang. (e) Penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa. (f) Penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah. (g) Penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama nama geografi. (h) Penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama setiap nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, dan dokumen resmi. (i) Penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan. (j) Penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama orang dan semua kata (kecuali kata tugas) di dalam judul karangan. (k) Penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan. (l) Penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama kata ganti Anda. (2) Penulisan Huruf Miring Huruf miring dipakai untuk (1) menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan, (2) menegaskan atau mengkhususkan huruf,
7
bagian kata, atau kelompok kata, dan (3) menuliskan kata nama ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali kata yang telah disesuaikan ejaannya. (3) Penulisan Kata (a) Awalan di dan ke ditulis serangkai dengan kata dasarnya. (b) Penulisan preposisi di dan ke ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. (c) Gabungan kata yang salah satu unsurnya merupakan unsur terikat ditulis serangkai. (d) Bentuk dasar berupa gabungan kata yang mendapat awalan atau akhiran ditulis serangkai atau ditulis terpisah dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur gabungan kata itu. (e) Bentuk dasar berupa gabungan kata yang sekaligus mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai. (f) Kata ulang dituliskan dengan menggunakan tanda hubung di antara kedua unsurnya. (g) Kata sandang si ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya. (h) Partikel per yang berarti „tiap‟ dan „mulai‟ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului dan mengikutinya. Sebaliknya, per pada bilangan pecahan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. (i) Singkatan nama resmi lembaga pemerintah, badan atau organisasi, dan nama dokumen resmi. (j) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. (k) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. (4) Penulisan Lambang Bilangan (a) Penulisan kata bilangan tingkat
8
(b) Penulisan bilangan yang mendapatkan akhiran –an (c) Penulisan lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf dan penulisan lambang bilangan yang menyatakan perincian atau pemaparan ditulis dengan angka. (d) Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. (e) Angka digunakan untuk menyatakan ukuran, satuan waktu, dan nilai uang. (f) Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, dan sebagainya. (g) Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar, seperti ribu, juta, dan miliar dapat ditulis sebagian supaya lebih mudah dibaca. (5) Penulisan tanda baca, seperti tanda titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda tanya, tanda seru, tanda hubung, tanda petik, tanda petik tunggal, tanda kurung, tanda kurung siku
Afiks Acapkali sebuah kata dasar atau bentuk dasar perlu diberi afiks atau imbuhan dulu untuk dapat digunakan di dalam pertuturan. Berikut ini beberapa jenis imbuhan yang digunakan dalam kalimat. (1) Awalan (prefiks) adalah imbuhan yang diberikan di awal kata seperti me-, di-, ber-, ke-, pe-, ter-, per-, dan se-. (2) Sisipan (infiks) adalah imbuhan yang diberikan di akhir kata seperti sisipan -el-, em-, dan -er- tidak mempunyai variasi bentuk dan ketiganya merupakan imbuhan yang tidak produktif. Artinya, tidak digunakan lagi untuk membentuk kata-kata baru.
9
(3) Akhiran (sufiks) adalah imbuhan yang diberikan di akhir kata seperti -kan, -i, -an dan –nya. (4) Awalan dan akhiran (konfiks) adalah imbuhan yang berupa gabungan dari awalan dan akhiran seperti ber-kan, ber-an, per-kan, per-i, me-kan, me-i, memper-, memper-kan, memper-i, di-kan, di-i, di-per, diper-kan, diper-i, ter-kan, ter-i, ke-an, se-nya, dan per-an.
Reduplikasi Pengulangan atau reduplikasi merupakan alat morfologi yang produktif di dalam pembentukan kata. Pengulangan ini dapat dilakukan terhadap kata dasar, kata berimbuhan, maupun kata gabung. Kata yang terbentuk sebagai hasil dari proses pengulangan ini biasa dikenal dengan nama kata ulang. Dilihat dari hasil pengulangan, dapat dibedakan adanya empat macam kata ulang, yaitu kata ulang murni, kata ulang berubah bunyi, kata ulang sebagian, dan kata ulang berimbuhan.
Pemborosan Kata Memilih kata-kata untuk sebuah kalimat harus yang padat dan berisi. Akan tetapi, kita masih melihat banyaknya penggunaan kata-kata yang boros, kata yang boros ini menjadi mubazir karena jika kata tersebut dihilangkan pun tidak akan mengubah isi dari informasi yang kita sampaikan. Hal inilah yang disebut dengan pemborosan kata. “Pemborosan pilihan kata adalah sejumlah kata yang sesungguhnya tidak perlu digunakan, tetapi kenyataannya kata itu digunakan juga” (Sabarianto, 2001:77).
10
Diksi Diksi adalah pilihan kata yang digunakan seseorang untuk mengungkapkan gagasan tertentu dengan kata yang tepat. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar.
Pengertian dan Jenis Karangan Karangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil mengarang; cerita; buah pena. “Menulis atau mengarang pada hakikatnya merupakan pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang-lambang bahasa” (Semi, 1990:8). Secara umum tulisan dapat dikembangkan ke dalam lima jenis. (1) Narasi Menurut Pamungkas (2012:58), “narasi adalah jenis tulisan yang bertujuan untuk menceritakan suatu pokok persoalan”. Rahardi (2009:167) menyatakan bahwa “naratif berkaiatan sangat erat dengan penceritaan atau pendongengan dari sesuatu”.
Berdasarkan
pendapat
tersebut
jelas
bahwa
narasi
merupakan
penyampaian atau penceritaan suatu peristiwa atau pengalaman dalam kurun waktu tertentu. Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Narasi yang berisi fakta disebut narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang berisi fiksi disebut narasi sugestif. Contoh narasi ekspositoris adalah biografi. Narasi sugestif adalah novel dan cerpen. (2) Eksposisi “Eksposisi adalah tulisan untuk menerangkan suatu pokok masalah atau pikiran yang dapat memperluas pengetahuan seorang pembaca” (Pamungkas, 2012:58). Rahardi
(2009:166)
menyatakan
bahwa
“eksposisi
adalah
tulisan
untuk
menampilkan atau memaparkan sosok objek tertentu yang hendak dituliskan”.
11
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa karangan eksposisi adalah karangan yang menjelaskan atau memaparkan suatu informasi bagi pembaca. (3) Deskripsi “Karangan deskripsi bersifat informatif, pembaca diajak menikmati apa yang telah dinikmati penulis, susunan peristiwa tidak menjadi pertimbangan utama, yang penting pesan sampai kepada pembaca” (Pamungkas, 2012:58). Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa karangan karangan deskripsi adalah karangan yang memberikan gambaran sesuatu, seolah-olah kita dapat melihat, mendengar, serta merasakan objek yang dipaparkan oleh penulis. (4) Argumentasi Pamungkas (2012: 59) mengatakan bahwa “argumentasi adalah jenis tulisan yang berisi ide atau gagasan yang dilengkapi dengan bukti-bukti kesaksian yang dijalin menurut proses penalaran yang kritis dan logis, dengan tujuan mempengaruhi atau meyakinkan pembaca untuk menyatakan persetujuannya”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan meyakinkan dan mempengaruhi pembaca tentang suatu pendapat sehingga pembaca percaya dan bertindak sesuai apa yang diinginkan oleh penulis. (5) Persuasi Menurut Pamungkas (2012:59), “persuasi adalah karangan yang disampaikan dengan cara-cara tertentu, bersifat ringkas, menarik, dan mempengaruhi secara kuat kepada pembaca sehingga si pembaca terhanyut oleh siratan isi”. Karangan persuasi digunakan untuk mengajak, mempengaruhi, dan membujuk pembaca agar mengikuti kemauan penulisnya.
12
METODE PENELITIAN Penelitian terhadap analisis kesalahan berbahasa dalam karangan siswa kelas X AK 3 SMK Negeri 1 Kota Jambi ini menggunakan pendekatan kualitatif. Creswell (dalam Raco, 2010:7) menyatakan “pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral”. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif karena peneliti mendeskripsikan data-data kesalahan berbahasa yang terdapat dalam karangan siswa kelas X AK 3 SMK Negeri 1 Kota Jambi. Menurut Arikunto (2010:3) “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian”. Data adalah segala keterangan atau fakta yang dapat dijadikan dasar untuk kajian atau analisis. Menurut Arikunto (2010:161) “data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka”. Data dalam penelitian ini adalah berupa kesalahan berbahasa yang terdapat dalam karangan siswa. Sumber data dalam penelitian ini adalah karangan siswa kelas X AK 3 SMK Negeri 1 Kota Jambi Tahun Ajaran 2014/2015. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi. Data yang dikumpulkan berupa kesalahan berbahasa yang terdapat dalam karangan siswa. Arikunto (2010:201) menyatakan “dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya”.
13
Tabel 3.1 Contoh Format Analisis Kesalahan Berbahasa Bentuk Perbaikan Kesalahan Berbahasa Kesalahan Berbahasa Kesalahan Berbahasa 1. Ejaan 2. Afiks 3. Reduplikasi 4. Pemborosan Kata 5. Diksi Menurut Miles dan Huberman (Pawito, 2007:104), analisis data kualitatif terdiri dari
tiga
komponen,
kesimpulan/verifikasi.
yaitu Selain
reduksi itu,
data,
penelitian
penyajian ini
data,
dan
menggunakan
penarikan
pemeriksaan
keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dimana peneliti dapat memanfaatkan sesuatu yang lain. Dalam hal ini peneliti menggunakan triangulasi data.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan beberapa kesalahan berbahasa Indonesia dalam karangan siswa kelas X AK 3 SMK Negeri 1 Kota Jambi. Dari sampel yang diambil, kesalahan berbahasa yang paling sering ditemukan adalah kesalahan ejaan. Selain itu, kesalahan afiks, reduplikasi, pemborosan kata, dan diksi juga ditemukan dalam karangan siswa. Berikut ini adalah hasil analisis kesalahan berbahasa dalam karangan siswa kelas X AK 3 SMK Negeri 1 Kota Jambi. (1) Bentuk Kesalahan Berbahasa Data 1 (K01) -
Kesalahan ejaan, yaitu kesalahan penulisan tanda baca
-
Kesalahan afiks, yaitu kesalahan penggunaan prefiks me- dan prefiks di-
-
Kesalahan diksi
14
(2) Bentuk Kesalahan Berbahasa Data 2 (K02) -
Kesalahan ejaan, yaitu kesalahan penulisan huruf kapital dan penulisan kata
-
Kesalahan afiks, yaitu kesalahan penggunaan konfks se- -nya
-
Pemborosan kata
-
Kesalahan diksi
(3) Bentuk Kesalahan Berbahasa Data 3 (K03) -
Kesalahan ejaan, yaitu kesalahan penulisan lambang bilangan dan penulisan kata.
(4) Bentuk Kesalahan Berbahasa Data 4 (K04) -
Kesalahan ejaan, yaitu kesalahan penulisan kata, huruf kapital dan tanda baca
-
Kesalahan afiks, yaitu kesalahan penggunaan prefiks me-
-
Pemborosan kata
-
Kesalahan diksi
(5) Bentuk Kesalahan Berbahasa Data 5 (K05) -
Kesalahan ejaan, yaitu kesalahan penulisan kata, huruf kapital, tanda baca, dan lambang bilangan
(6) Bentuk Kesalahan Berbahasa Data 6 (K06) -
Kesalahan ejaan, yaitu kesalahan penulisan huruf kapital dan penulisan kata
-
Kesalahan diksi
(7) Bentuk Kesalahan Berbahasa Data 7 (K07) -
Kesalahan ejaan, yaitu kesalahan penulisan huruf kapital dan penulisan kata
15
-
Kesalahan afiks, yaitu kesalahan penggunaan konfks di- -kan
-
Pemborosan kata
-
Kesalahan diksi
(8) Bentuk Kesalahan Berbahasa Data 8 (K08) -
Kesalahan ejaan, yaitu kesalahan penulisan kata dan penulisan huruf kapital
-
Pemborosan kata
(9) Bentuk Kesalahan Berbahasa Data 9 (K09) -
Kesalahan ejaan, yaitu kesalahan penulisan kata dan penulisan huruf miring
-
Kesalahan reduplikasi
(10) Bentuk Kesalahan Berbahasa Data 10 (K10) -
Kesalahan ejaan, yaitu kesalahan penulisan kata dan penulisan huruf miring
(11) Bentuk Kesalahan Berbahasa Data 11 (K11) -
Kesalahan ejaan, yaitu kesalahan penulisan lambang bilangan dan penulisan kata
-
Kesalahan diksi
(12) Bentuk Kesalahan Berbahasa Data 12 (K12) -
Kesalahan ejaan, yaitu kesalahan penulisan kata dan penulisan lambang bilangan
-
Pemborosan kata
-
Kesalahan diksi
16
(13) Bentuk Kesalahan Berbahasa Data 13 (K13) -
Kesalahan ejaan, yaitu kesalahan penulisan kata dan penulisan huruf kapital
-
Kesalahan afiks, yaitu kesalahan penggunaan konfks me- -kan
-
Kesalahan diksi
(14) Bentuk Kesalahan Berbahasa Data 14 (K14) -
Kesalahan ejaan, yaitu kesalahan penulisan kata, huruf kapital, dan huruf miring
-
Kesalahan diksi
(15) Bentuk Kesalahan Berbahasa Data 15 (K15) -
Kesalahan ejaan, yaitu kesalahan penulisan kata, huruf kapital, dan lambang bilangan
(16) Bentuk Kesalahan Berbahasa Data 16 (K16) -
Kesalahan ejaan, yaitu kesalahan penulisan kata, huruf kapital, dan lambang bilangan
-
Pemborosan kata
-
Kesalahan diksi
(17) Bentuk Kesalahan Berbahasa Data 17 (K17) -
Kesalahan ejaan, yaitu kesalahan penulisan kata
-
Pemborosan kata
(18) Bentuk Kesalahan Berbahasa Data 18 (K18) -
Kesalahan ejaan, yaitu kesalahan penulisan huruf kapital
(19) Bentuk Kesalahan Berbahasa Data 19 (K19) -
Kesalahan ejaan, yaitu kesalahan penulisan kata dan huruf kapital
-
Kesalahan diksi
17
(20) Bentuk Kesalahan Berbahasa Data 20 (K20) -
Kesalahan ejaan, yaitu kesalahan penulisan kata dan huruf kapital
Kesalahan ejaan banyak ditemukan akibat kesalahan penulisan kata, huruf kapital, huruf miring, lambang bilangan, dan tanda baca. Kesalahan penulisan kata terdiri dari penulisan awalan di- dan ke-, preposisi di- dan ke-, kata ganti -ku, dan penyingkatan kata yang dan dengan. Kesalahan penulisan huruf kapital banyak ditemukan akibat banyaknya siswa yang tidak menggunakan huruf kapital sebagai huruf pertama pada awal kalimat, judul karangan, nama hari, unsur pertama nama orang, kata ganti Anda, dan unsur nama diri geografi. Kesalahan ejaan yang lain disebabkan oleh kesalahan penulisan lambang bilangan, kesalahan penggunaan tanda baca, seperti tanda hubung, titik, dan koma, dan kesalahan penulisan ungkapan asing karena tidak menggunakan huruf miring. Kesalahaan afiks ditemukan dalam penggunaan prefiks me-, prefiks di-, konfiks se- nya, konfiks di- -kan, dan konfiks me- -kan. Siswa menulis kata bentukan dengan imbuhan yang tidak tepat. Adapun kesalahan reduplikasi terjadi karena penggunaan kata ulang berimbuhan yang tidak tepat. Selain itu, pemborosan kata dan kesalahan diksi juga ditemukan dalam karangan siswa. Pemborosan kata terjadi karena penggunaan kata-kata yang sebenarnya tidak perlu digunakan dan kesalahan diksi terjadi karena tidak tepatnya pilihan kata yang digunakan siswa untuk mengungkapkan gagasannya.
18
Kesimpulan Hasil penelitian analisis kesalahan berbahasa dalam karangan siswa kelas X AK 3 SMK Negeri 1 Kota Jambi Tahun Ajaran 2014/2015 dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Kesalahan berbahasa yang sering ditemukan dalam karangan siswa adalah kesalahan ejaan. Kesalahan ejaan terjadi karena penulisan kata, huruf kapital, huruf miring, lambang bilangan, dan tanda baca yang tidak tepat. (2) Kesalahan afiks ditemukan dalam penggunaan prefiks me-, prefiks di-, konfiks se- -nya, konfiks di- -kan, dan konfiks me- -kan. (3) Kesalahan reduplikasi terjadi karena penggunaan kata ulang berimbuhan yang tidak tepat. (4) Pemborosan kata terjadi karena masih banyaknya penggunaan kata-kata yang sebenarnya tidak perlu digunakan. (5) Kesalahan diksi terjadi karena pemilihan kata yang tidak tepat.
Saran (1) Bagi guru bahasa Indonesia kelas X SMK Negeri 1 Kota Jambi agar mengutamakan proses menulis karangan dengan menggunakan ejaan yang sesuai dengan pedoman EYD. (2) Bagi para siswa agar membaca buku yang berhubungan dengan kaidah menulis bahasa Indonesia yang benar. (3) Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini dapat menganalisis bentuk kesalahan berbahasa yang lain.
19
REFERENSI Alwi, H., dkk. 2003. Tata Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Badudu, J.S. 1995. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Chaer, A. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Muslich, M. 2010. Bagaimana Menulis Skripsi?. Jakarta: Bumi Aksara. Pamungkas, S. 2012. Bahasa Indonesia dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Andi Offset. Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara. Pusat Bahasa. 2009. Buku Praktis Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2009. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Yrama Widya. Raco, J.R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya. Jakarta: Gramedia Widiasarana. Rahardi, K. 2009. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang. Jakarta: Erlangga. Sabarianto, D. 2001. Kebakuan dan Ketidakbakuan Kalimat dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Mitra Gama Widya. Semi, M.A. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya. Tarigan, H.G. dan Djago Tarigan. 2011. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tim Dosen. Tanpa Tahun. Kumpulan Bahan Kuliah Bahasa Indonesia. Universitas Jambi.
20