ANALISIS KEPUASAN KARYAWAN PT. PHILIPS, TBK SURABAYA BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DENGAN ANALISIS PROFIL MULTIVARIATE Riza Ayu D.J1, Dra. Destri Susilaningrum, M.Si.2, Dwi Endah Kusrini, S.Si, M.Si.3 Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA-ITS1, Dosen Jurusan Statistika FMIPA-ITS2,3
Abstrak Dalam suatu perusahaan, perpindahan karyawan pada umumnya dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan upaya dari perusahaan untuk menekan/mengurangi adanya perpindahan ini. Salah satu upaya tersebut diantaranya dengan meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Penelitian ini dilakukan di PT.Philips, Tbk Surabaya dengan mengambil sampel sebanyak 43 orang secara Stratifikasi selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data dengan menggunakan metode Analisis Profil. Secara karakteristik 98% responden adalah pria, rata-rata berusia 36 tahun, sudah menikah 94%, rata-rata sudah bekerja selama 16 tahun, 72% sebagai operator. Berdasarkan Analisis Profil ternyata ada perbedaan profil kepuasan dari setiap divisi baik secara parsial maupun general, dimana faktor yang sebagian besar divisi menyatakan tinggi adalah faktor kesempatan untuk bekerja sendiri. Kata-kata kunci: Kepuasan karyawan, Stratifikasi, Analisis Profil.
1. Pendahuluan Sumber daya manusia dalam suatu perusahaan mutlak menjadi salah satu hal yang memegang peran utama dalam menjalankan roda kehidupan perusahaan. Oleh karena itu, menjaga produktivitas karyawan akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kelangsungan perusahaan tersebut. Pada kenyataannya, didalam perusahaan tak jarang dijumpai kasus penurunan produktivitas karyawan sehingga perpindahan karyawan tidak dapat dihindari. Untuk itu, diperlukan upaya dari perusahaan untuk menekan/mengurangi adanya perpindahan ini. Usaha menghilangkan atau mengurangi keinginan untuk perpindahan kerja ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Keterkaitan antara kepuasan kerja karyawan dan perpindahan ini sudah sering di teliti sebelumnya, misalnya oleh Nanggoy dan Harianti (2005) yang menunjukkan bahwa variabel-variabel yang berpengaruh pada turnover intention karyawan sebuah perusahaan adalah kepuasan pada pekerjaan, quality of supervision, relationship with co-worker, promotion opportunities, dan pay dan menghasilkan bahwa variabel yang memberikan pengaruh dominan adalah quality of supervision. Penelitian ini akan menunjukkan bagaimana karakteristik dan profil kepuasan karyawan sehingga nantinya dapat dijadikan
masukan bagi manajemen perusahaan yaitu PT. Philips, Tbk Surabaya dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan kepuasan karyawannya. 2. MANOVA Satu Arah Multivariate Analysis of Varians (MANOVA) merupakan teknik analisis statistik yang digunakan untuk menguji kesamaan beberapa variabel dari beberapa populasi secara sekaligus atau teknik untuk menguji kesamaan vektor rata-rata dari beberapa populasi. Pada umumnya dalam MANOVA ( , Σ) , = 1, … , dimana sampel acak diambil secara , ,…, ~ diasumsikan bahwa independen dari g populasi. Selanjutnya perumusan hipotesis pada pengujian MANOVA satu arah adalah sebagai berikut:
:
:
=
=⋯=
=0
≠0
3. Analisis Profil Analisis profil merupakan suatu metode yang dipergunakan dalam suatu keadaan dimana deretan dari k perlakuan diatur menjadi dua atau lebih kelompok subject. Seluruh respon harus diatur dalam unit 1
yang sama. Lebih lanjut, dalam hal ini, diasumsikan bahwa respon untuk kelompok yang berbeda saling independen satu sama lain. Dalam analisis profil, dapat dirumuskan tiga tahap pengujian hipotesis yaitu: 1. Uji keparalelan profil : − = −
, i=2, 3, …, p
Hipotesis nolnya dapat dituliskan menjadi :
:
1 1 0 1 0 Dimana C adalah matriks kontras C 0 ( p 1) xp 0 0 0 0
=
≠
0 0 0 1
Pengujian untuk profil parallel untuk dua populasi yang berdistribusi normal dapat ditunjukkan dalam persamaan berikut: Tolak
dengan
:
=
c2
(profil parallel) pada tingkat α jika 1 1 T ( x 1 x 2 )' C' n1 n 2 2
1
CS pooled C' C( x1 x 2 ) c 2
(n1 n2 2)( p 1) F p 1,n1 n2 p ( ) n1 n2 p
2. Uji keberimpitan profil : = i=1, 2, …,p
). Di Ketika profil telah parallel, nilai pertama berada di atas nilai kedua ( > , bawah kondisi ini, profil akan berimpit hanya jika jumlah 11 12 ... 1 p 1' 1 dan
21 22 ... 2 p 1' 2 adalah sama. Maka hipotesis nol untuk langkah ke dua dapat dituliskan
dalam persamaan
H 02 : 1' 1 1' 2 H 12 : 1' 1 1' 2 Untuk dua populasi normal, tolak H 02 : 1' 1 1' 2 (profil berimpit) pada tingkat α jika 1 1 1 2 T 1' ( x1 x 2 ) 1' S pooled 1 1' ( x1 x 2 ) n1 n2
Untuk profil yang berimpit, yang berdistribusi normal.
,
,..,
dan
2
1' ( x1 x 2 ) tn2 n 2 F1, n n 2 1 2 1 2 2 1 1 1' S pooled 1 n1 n2
,
,..,
adalah pengamatan dari populasi
3. Asumsi bahwa profil sama, semua mean yang sama menjadi mean yang konstan. : = =⋯= = = =⋯= sehingga dapat dirumuskan hipotesisnya adalah 2
H 03 : C 0 H 13 : C 0 Pengujian kesamaan level untuk dua populasi normal adalah Tolak H 03 : C 0 (profil level) pada tingkat α jika
n1 n2 x' C' CSC'1 Cx c 2 Dimana S adalah matriks kovarians sampel berdasarkan seluruh pengamatan
c2
n1 n2 1 p 1 F ( ) . n1 n2 p 1 p1,n n p 1 1
+
dan
2
Analisis profil menggunakan plot data untuk memvisualkan pembandingan antar grup. Dalam analisis profil, data digambarkan dengan titik-titik observasi atau variabel amatan pada sumbu X sedangkan respon nilai pengmatan pada sumbu Y. Gambar profil berupa diagram garis masing-masing group dalam satu gambar. Gambar ini kemudian dibuat menjadi profil garis yang menunjukkan nilai terhadap titik respon untuk masing-masing group. 4. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional karyawan yang terjadi maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dan perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan (Martoyo, 2000). Schemerhom (1997) mengidentifikasi lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu pekerjaan itu sendiri (Work It Self), supervision, teman sekerja (Workers), promosi (Promotion) dan gaji/upah (Pay). Aspek-aspek lain yang terdapat dalam kepuasan kerja disebutkan oleh Stephen Robins (1997) yaitu kerja, ganjaran yang pantas, kondisi kerja yang mendukung, rekan kerja yang mendukung, dan kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan. 5. Metodologi Penelitian Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini data primer. Data primer didapatkan dengan menggunakan melakukan survey menggunakan alat bantu kuisioner. Teknik Sampling yang digunakan adalah Metode Probability Sampling yaitu Metode Sampling Stratifikasi dimana strata didasarkan pada divisi-divisi yang berada di PT. Philips, Tbk Surabaya. Metode ini dipilih karena diduga ada perbedaan perlakuan karyawan pada setiap divisinya, dan diharapkan dapat memberikan sampel yang representatif. Tidak ada informasi awal dari perusahaan tenatang kepuasan karyawan sehingga jumlah sampel ditentukan dengan asumsi bahwa proporsi kepuasan karyawan adalah 0,5 maka ukuran sampel diperoleh dengan menggunakan formula Yamane diperoleh jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 43. Adapun masing-masing ukuran sampel proporsional terhadap jumlah karyawan pada divisi masing-masing. Dari beberapa divisi yang ada, akan diambil sampling dari empat divisi yaitu General Lamp Services (GLS) sebanyak 21 sampel, Vertical Tubular Lamp (VTL) sebanyak 11 sampel, Lamp Components Factory (LCF) sebanyak 7 sampel dan Auxiliry (AUX) sebanyak 4 sampel. Pada penelitian ini terdapat dua variable penelitian yaitu variable demografi dan variable kepuasan. Variable demografi terdiri dari Gender (X1), Usia Karyawan (X2), Status pernikahan (X3), Jumlah tanggungan keluarga (X4), Lama bekerja (X5), Jabatan (X6), dan Riwayat pekerjaan sebelumnya (X7). Variabel kepuasan terdiri dari Job Satisfaction yaitu Kesempatan untuk bekerja sendirian (J1), Dapat mengerjakan sesuai hati nurani (J2), Hasil kerja meberikan jalan untuk promosi jabatan (J3), Penerapan kebijakan perusahaan (J4), Kebebasan menggunakan hak untuk memberi keputusan (J5) serta Social Support yang terdiri dari Dukungan kolega (S1), Dukungan keluarga (S2), Dukungan teman kerja (S3), dan Dukungan Supervisor (S4)
3
Metode analisis yang akan digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Profil.
1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mencapai tujuan yang pertama yaitu mendeskripsikan karakteristik-karakteristik karyawan dan kepuasannya pada pekerjaan serta hubungannya dengan teman kerja pada divisi.
2. Multivariate Analysis of Varians (MANOVA) Pengujian menggunakan MANOVA ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan efek perlakuan pada setiap divisi. Pengujian ini dilakukan sebelum dilakukan analisis profil. 3. Analisis Profil Untuk mengetahui profil kepuasan karyawan pada setiap divisi dilakukan analisis profil multivariate. Langkah-langkah dalam analisis profil adalah sebagai berikut: a. Melakukan tabulasi silang antara divisi dan variabel job satisfaction (J) dan social support (S) dan selanjutnya membentuk struktur data dimana barisnya adalah divisi dan kolomnya adalah variabel-variabel J dan S. b. Membuat plot data untuk mengetahui perbandingan antar group secara visual. c. Melakukan pengujian hipotesis baik uji keparalelan profil, uji keberimpitan profil maupun uji kesamaan level profil. 6. Karakteristik Karyawan Sebelum melakukan analisis lebih mendalam dilakukan pengujian validasi dan reliabilitas data. Hasil pengujian validitas data pada variabel Job Satisfaction dan Social Support menunjukkan bahwa seluruh data telah valid dengan korelasi yang telah signifikan pada taraf α sebesar 0.05. Hasil pengujian reliabilitas data juga menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk Job Satisfaction dan Social Support sebesar 0.916 dan 0.945 sudah lebih besar dari 0.7 sehingga dapat disimpulkan data telah realibel. Karakteristik karyawan untuk variabel jenis kelamin (gender) berskala nominal. Jenis kelamin merupakan variabel karyawan yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Tabel 4.1 Tabulasi silang jenis kelamin dan divisi Gender Divisi
Pria
Total
Perempuan
AUX
9%
0
9%
GLS
49%
0
49%
LCF
14%
2%
16%
VTL
26%
0
26%
TOTAL
98%
2%
100%
Tampak bahwa untuk semua divisi, karyawan laki-laki lebih mendominasi daripada perempuan dengan prosentase 98%. Karyawan perempuan tampak pada divisi AUX dengan prosentase hanya 2% karyawan. Variabel usia karyawan ditunjukkan oleh nilai rata-rata usia karyawan untuk setiap divisi. Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa rata-rata usia karyawan dari keempat divisi tidak berbeda jauh yaitu pada usia produktif kerja.
4
Tabel 4.2 Rata-rata usia karyawan Divisi
Rata-rata usia karyawan (tahun)
AUX
39.75
GLS
35.57
LCF
34.86
VTL
35.36
Tabel 4.2 di atas hanya menunjukkan bahwa divisi AUX memiliki rata-rata usia karyawan yang lebih tinggi daipada ketiga divisi yang lain yaitu 39,75 atau 40 tahun dan diikuti oleh divisi GLS, VTL dan LCF dengan rata-rata usia karyawannya yang tidak berbeda jauh yaitu 35 tahun. Variabel status pernikahan berskala nominal. Status pernikahan ini merupakan variabel karyawan yang sudah atau belum menikah. Tabel 4.3 Tabulasi Silang Status Pernikahan dan Divisi Status Pernikahan Divisi
Belum Menikah
Menikah
Janda
Duda
Total
AUX
0
7%
0
2%
9%
GLS
2%
48%
0
0
51%
LCF
0
16%
0
0
16%
VTL
2%
23%
0
0
26%
TOTAL
4%
94%
0
2%
100%
Secara keseluruhan, pada setiap divisi karyawan telah menikah. Hanya terdapat dua divisi yaitu pada GLS dan VTL yang memiliki karyawan yang belum menikah dengan prosentase masing-masing 2% seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.3. Variabel tanggungan keluarga berskala ratio. Tanggungan keluarga merupakan variabel karyawan yang memiliki tanggungan keluarga dengan spesifikasi < 15 tahun, 15-55 tahun dan > 55 tahun. Pada setiap divisi, rata-rata jumlah tanggungan keluarga terbesar terletak pada usia <15 tahun sebesar 9 orang dan secara berurutan yaitu pada usia 15-55 tahun dan 55 tahun dengan jumlah sebesar 6 dan 4 orang. Karyawan yang memiliki rata-rata tanggungan keluarga terbesar yaitu pada AUX, dan secara berturutturut VTL, GLS dan LCF. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Tabulasi Silang Rata-rata Tanggungan dan Divisi Jumlah Tanggungan Divisi
< 15 Thn
15-55 Thn
>55 Thn
Total
AUX
3
2
2
7
GLS
2
1
1
4
LCF
2
1
0
3
VTL
2
2
1
5
TOTAL
9
6
4
19
5
Variabel lama bekerja berskala ratio. Variabel ini merupakan keterangan telah berapa lama responden bekerja di perusahaan ini. Dalam besaran bulan, perbandingan lama responden bekerja dapat dilihat dalam Gambar 4.1 berikut 250 200 150 100 50 0 AUX
GLS
LCF
VTL
Gambar 4.1 Lama kerja karyawan (bulan)
Berdasarkan Gambar 4.4 nampak bahwa terdapat perbedaan pada rata-rata lama karyawan. Tampak bahwa divisi AUX memiliki rata-rata waktu kerja karyawan yang paling besar jika dibandingkan dengan divisi yang lain dan LCF memiliki rata-rata waktu kerja terkecil. Variabel jabatan berskala ordinal. Jabatan merupakan variabel karyawan yang memiliki jabatan mulai dari operator hingga supervisor. Berdasarkan Tabel 4.5, nampak bahwa jabatan paling dominan adalah Operator diikuti oleh Engineer, Leader Supervisor, sebesar 72%, 10%, 10%, dan 6% serta selanjutnya diikuti oleh Staf dan Sekretaris dengan prosentase yaitu 2% dan 0%. Divisi dengan jumlah operator terbanyak adalah GLS dengan prosentase 57%. Tabel 4.5 Tabulasi silang jabatan dan divisi Jabatan Divisi
E
L
O
S
St
Su
Total
AUX
2%
0
2%
0
2%
2%
8%
GLS
0
4%
51%
0
0
2%
57%
LCF
6%
2%
4%
0
0
2%
14%
VTL
2%
4%
15%
0
0
0
21%
Total
10%
10%
72%
0
2%
6%
100%
Ket : E = Engineer L = Leader
O = Operator
St = Staff
S = Sekretaris
Su = Supervisor
Variabel riwayat pekerjaan sebelumnya merupakan keterangan apakah pernah bekerja di perusahaan lain sebelumnya. Riwayat pekerjaan sebelumnya berskala nominal.
6
Tabel 4.6 Tabulasi silang riwayat pekerjaan dan divisi Divisi
Pernah Bekerja di Tempat Lain Sebelumya
Total
Tidak
Ya
AUX
6%
2%
8%
GLS
30%
19%
49%
LCF
9%
4%
13%
VTL
19%
11%
30%
TOTAL
64%
36%
100%
Berdasarkan Tabel 4.6 tampak bahwa sebagian besar karyawan tidak pernah bekerja di perusahaan lain sebelumnya, yaitu dengan prosentase sebesar 64%, karyawan lain menyebutkan bahwa PT. Philips merupakan tempat mereka pertama kali bekerja dengan prosentase sebesar 36%. Pada pengujian MANOVA terdapat beberapa asumsi yang harus terpenuhi yaitu berdistribusi multivariate normal, homogenitas dan linearitas. Setelah dilakukan pengujian, data kepuasan karyawan telah memenuhi asumsi tersebut. 7. Uji Beda Rata-rata Group dan Profil Pengujian MANOVA dapat dilakukan dengan menggunakan hipotesis :
:
=
=
=
=0
≠0
Dengan uji statistik lambda wilks, dapat diketahui bahwa nilai P_value lebih kecil dari nilai yaitu 0,005 < 0,05. Maka dapat diambil keputusan bahwa tolak H0. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam kasus ini ada perbedaan efek perlakuan antar divisi sehingga dapat dilanjutkan untuk analisis selanjutnya menggunakan analisis profil. Pada analisis profil ini digunakan sembilan variabel kepuasan. Variabel tersebut dikelompokkan menjadi variabel Job Satisfaction dan Social Support. Job Satisfaction terdiri dari kesempatan untuk bekerja sendirian (J1), dapat mengerjakan pekerjaan sesuai hati nurani (J2), hasil kerja memberikan jalan untuk promosi jabatan (J3), penerapan kebijakan perusahaan (J4) dan kebebasan menggunakan hak untuk memberikan keputusan (J5). Sedangkan Social Support terdiri dari dukungan kolega (S1), dukungan keluarga (S2), dukungan teman kerja (S3) dan supervisor support (S4). Berdasarkan struktur data variabel tersebut selanjutnya dapat divisualkan profil kepuasan karyawan pada tiap divisi dengan mengggunakan plot profil. Dalam plot profil, sumbu X atau garis horizontal menggambarkan variabel-variabel yang diamati dan sumbu Y atau garis vertikal menggambarkan nilai estimasi marjinal rata-rata. Berdasarkan Gambar 4.2 tampak bahwa secara visual profil kepuasan karyawan dalam tiap divisi sangatlah berbeda. Keempatnya tidak menunjukkan pola keparalelan atau kesejajaran. Pengamatan secara parsial antar dua divisi pun mengindikasikan hal yang serupa. Tidak ada dua divisi yang menunjukkan profil yang sama.
7
Profil Plot Kepuasan Karyawan*Divisi
divisi
2.60
AUX GLS LCF
Estimated Marginal Means
2.40
VTL 2.20
2.00
1.80
1.60
1.40
1.20 J1
J2
J3
J4
J5
S1
S2
S3
S4
Faktor Kepuasan Karyawan
Gambar 4.2 Profile Plot
Pada divisi AUX faktor kepuasan terendah ditunjukkan oleh faktor keempat yaitu penerapan kebijakan perusahaan (J4) dan faktor kepuasan tertinggi diwakili faktor pertama yaitu kesempatan untuk bekerja sendiri (J1). Divisi GLS memiliki faktor kepuasan terendah yang ditunjukkan oleh faktor ketujuh yaitu dukungan keluarga (S2) dan faktor kepuasan tertinggi adalah faktor ketiga yaitu hasil kerja meberikan jalan untuk promosi jabatan (J3). Pada divisi LCF faktor kepuasan terendah ditunjukkan oleh faktor kedua yaitu dapat mengerjakan sesuai hati nurani (J2) dan faktor kepuasan tertinggi diwakili faktor ketiga yaitu hasil kerja meberikan jalan untuk promosi jabatan (J3). Divisi VTL memiliki faktor kepuasan terendah yang ditunjukkan oleh faktor terakhir yaitu dukungan supervisor (S4) dan faktor kepuasan tertinggi adalah faktor ketiga yaitu hasil kerja meberikan jalan untuk promosi jabatan (J3). Perbandingan nilai faktor kepuasan tersebut dapat pula dilihat pada Tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7 Perbandingan Rata-rata Profil Variabel Kepuasan Karyawan J1
J2
J3
J4
J5
S1
S2
S3
S4
AUX
2.59
2.25
1.54
1.33
1.46
1.35
1.36
1.32
1.36
GLS
1.91
2.25
2.38
2.23
2.00
2.01
1.87
2.20
2.13
LCF
2.27
2.03
2.34
2.23
2.06
2.05
2.10
2.12
2.09
VTL
2.07
2.30
2.55
2.54
2.15
2.12
2.12
2.12
1.99
Profile plot pada Gambar 4.2 juga menunjukkan bahwa pada faktor kepuasan pertama, keempat divisi memiliki profil yang berbeda apabila dibandingkan dengan divisi yang lainnya. Pada faktor kepuasan tampak dua divisi yaitu AUX dan LCF memiliki profil yang sama yaitu mengalami penurunan sedangkan GLS dan VTL mengalami kenaikan. Sebaliknya pada faktor kepuasan ke tiga tampak divisi AUX memiliki profil yang berbeda dengan yang lainnya yaitu menurun tajam. Pada profil ke empat tidak jauh berbeda dari sebelumnya, yaitu AUX tampak mengalami penurunan yang cukup signifikan. Faktor kepuasan ke lima dan keenam juga menunjukkan hal yang serupa. Pada faktor kepuasan ke tujuh, divisi GLS memiliki pola profil yang berbeda yaitu menurun sedangkan divisi yang lain cenderung tetap. Pada profil ke delapan hanya divisi GLS yang memiliki profil yang cenderung meningkat naik. Sebaliknya pada faktor kepuasan ke sembilan, hanya divisi AUX yang mengalami kenaikan profil. 8
Untuk dapat mengetahui pola profil antar divisi lebih jelas dan tepat maka dilakukan pengujian terhadap keparalelan, keberimpitan dan kedataran profil masing-masing. 1. Uji keparalelan profil : = : ≠
dengan melakukan pengujian keparalelan profil secara parsial, maka perbandingan hasil pengujian seperti tampak pada Tabel 4.8 Tabel 4.8 Perbandingan pengujian keparalelan profil Divisi
Statistik Uji
AUX dan GLS
1.048
0.2395
Profil Tidak Paralel
AUX dan LCF
1.345
0.4408
Profil Tidak Paralel
AUX dan VTL
2.031
0.3486
Profil Tidak Paralel
GLS dan LCF
0.572
0.2356
Profil Tidak Paralel
GLS dan VTL
1.440
0.2327
Profil Tidak Paralel
LCF dan VTL
2.994
0.3098
Profil Tidak Paralel
c2
Kesimpulan
Berdasarkan Tabel 4.8di atas dapat diketahui bahwa secara parsial tidak ada profil yang saling paralel satu sama lain. Hal ini juga membuktikan bahwa profil tidak berimpit dan tidak terletak dalam satu level yang sama atau profil tidak flat sehingga tidak perlu dilakukan pengujian keberimpitan dan data flat. 8. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan karakteristik karyawan 98 % karyawan berjenis kelamin pria, rata-rata berusia 36 tahun, 94% berstatus menikah, rata-rata sudah bekerja selama 16 tahun, 72% sebagai operator, prosentase karyawan yang pernah bekerja di tempat lain sebelumnya 36% lebih kecil dibandingkan dengan karyawan yang menyatakan bahwa PT.Philips merupakan tempat bekerja pertamanya. Dengan menggunakan Analisis Profil dapat diketahui bahwa ada perbedaan profil kepuasan dari masing-masing divisi, dimana pada divisi AUX variabel yang mempunyai kepuasan terendah adalah variabel J4 yaitu penerapan kebijakan perusahaan dan kepuasan tertinggi pada variabel J1 yaitu kesempatan unutuk bekerja sendiri, pada divisi GLS variabel S2 yaitu dukungan keluarga yang mempunyai kepuasan terendah dan kepuasan tertinggi pada variabel J3 yaitu adanya hasil kerja yang memberikan jalan bagi promosi jabatan, pada divisi LCF variabel yang mempunyai kepuasan terendah adalah variabel J2 yaitu kesempatan untuk bekerja sendiri dan kepuasan tertinggi pada variabel J3 yaitu hasil kerja memberikan jalan bagi promosi jabatan, dan pada Divisi VTL variabel yang mempunyai kepuasan terendah adalah variabel S4 yaitu kesempatan untuk dukungan supervisor dan kepuasan tertinggi pada variabel J3 yaitu adanya hasil kerja yang memberikan jalan bagi promosi jabatan. Diharapkan pihak perusahaan yaitu PT. Philips, Tbk Surabaya hendaknya lebih memperhatikan faktor-faktor yang 9
cenderung menjadi faktor kepuasan terendah di mayoritas divisi yang ada seperti dukungan keluarga dan supervisor. Selain itu, perusahaan hendaknya juga mengevaluasi kembali produktivitas divisi AUX karena dibandingkan divisi yang lain, divisi AUX memiliki tingkat kepuasan yang lebih rendah. Bagi peneliti selanjutnya perlu dicari lagi referensi terkait dengan penanganan kasus tidak terpenuhinya asumsi homogenitas. 9. Daftar Pustaka Bhapkar, P. V. (1977). Journal On Some Nonparametric Tests for Profile Analysis of Several Multivariate Samples 265-277 Chinchilli, V.M., & Sen, K.P. (1982). Journal Multivariate Linear Rank Statistics for Profile Analysis 219-229. Cochran, W.G. (1991). Teknik Penarikan Sampel. Jakarta:UI Press. Hair, J.F dkk. (1998). Multivariate Data Analysis. New Jersey: Upper saddle river. Johnson, R.A. & Wichern D.W. (1992). Applied Multivariate Statistical Analysis, Fifth Edition, Prentice Hall Inc, New Jearsey.
Martoyo, S. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. BPFE: Yogyakarta. Nanggoy, S. & Harianti, R. (2005). Pengaruh Kepuasan Kerja Karyawan Terhadap Turnover Intention di PT Andalan Pasific Samudera di Surabaya. Tugas Akhir, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra, Surabaya. Pujilistiyani, A.Y. (2007). Analisis Teori Kepuasan Kerja. http://www.google.com (12 September 2009) Santoso, S. (2001). Buku Latihan SPSS Statistik Multivariate. Jakarta: PT EleX Media Komputindo. Shapiro, S. S., and Francia, R.S. (1972). "An ApproXimate Analysis of Variance Test for Normality.” Journal of the American Statistical Association, 67 (337) (March): 215-216.
Shelton, M. (1998). Journal Basic Concepts in Profile Analysis of Means. Susilo, J. (2008). Pengaruh Faktor Kepuasan Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pusat Pendidikan Komputer Akuntansi di Yogyakarta. http://www.skripsi-thesis.com (12 September 2009). Tukey, W.J. (1977). Exploratory Data Analysis. Addison Wesley Publishing Comp. Walpole, R.E. (1995). Pengantar Statistika. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Wexley, Handoko, Yuki, Robins, R., Schemerhom. http://www.wikipedia.org (12 September 2009).
10
(1997).
Kepuasan
Kerja
Karyawan.