ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN TANAMAN KEHUTANAN DI DAERAH MILIK JALAN TOL JAGORAWI SEBAGAI UNIT USAHA MANDIRI
ABDULLAH PAUZI ASAGAP
DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
Analisis Kelayakan Pengusahaan Tanaman Kehutanan Di Daerah Milik Jalan Tol Jagorawi Sebagai Unit Usaha Mandiri
ABDULLAH PAUZI ASAGAP E24103087
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan
DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
RINGKASAN
ABDULLAH PAUZI ASAGAP. Analisis Kelayakan Pengusahaan Tanaman Kehutanan Di Daerah Milik Jalan Tol Jagorawi Sebagai Unit Usaha Mandiri. Dibimbing oleh Dr. Ir. Bramasto Nugroho, MS dan Taufik Ismina, ST Jalan tol (di Indonesia disebut juga sebagai jalan bebas hambatan) adalah suatu jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan lalu lintas ataupun untuk mempersingkat jarak dari satu tempat ke tempat lain. Salah satu perusahaan yang mengelola jalan tol adalah PT. Jasa Marga. Jalan tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi) adalah salah satu jalan tol yang dikelola oleh PT. Jasa Marga. Selama ini lahan di daerah milik jalan tol Jagorawi khususnya pada jalur hijau ditanami rumput, tanaman pisang, tanaman singkong, bambu dan jenis-jenis tanaman penghijauan lainnya. Padahal lahan di daerah milik jalan tol Jagorawi juga dapat dimanfaatkan untuk ditanami dengan berbagai jenis tanaman kehutanan yang dapat menghasilkan kayu dan mempunyai nilai ekonomi atau nilai komersial yang cukup tinggi. Melihat kenyataan tersebut rasanya cukup rasional jika lahan di sepanjang daerah milik jalan tol Jagorawi dimanfaatkan untuk pengusahaan tanaman kehutanan dengan tujuan kayu-kayu yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan pasokan (supply) kayu. Selain itu juga dapat menjadi salah satu sumber pendapatan bagi pengelola jalan tol Jagorawi. Sehubungan dengan hal tersebut penelitian mengenai analisis kelayakan pengusahaan tanaman kehutanan di daerah milik jalan tol jagorawi sebagai unit usaha mandiri perlu dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu aspek finansial, aspek pemilihan dan pengelolaan jenis-jenis tanaman kehutanan, aspek penataan areal dan teknis pemanenan berdasarkan estetika serta aspek sosial. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Jasa Marga Indonesia Highway Corporation cabang Jagorawi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi (pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan), wawancara dan penyebaran kuesioner. Pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan untuk mengetahui pertumbuhan dan kondisi fisik tanaman secara visual. Pengambilan pohon contoh dilakukan secara purposive sampling. Jumlah pohon contoh untuk masing-masing jenis, yaitu Jati (Tectona grandis) sebanyak 10 pohon, Pinus (Pinus sp.) sebanyak 9 pohon, Meranti (Shorea sp.) sebanyak 9 pohon, Mahoni (Swietenia sp.) sebanyak 10 pohon, Sengon (Paraserianthes falcataria) sebanyak 14 pohon dan Akasia (Acacia sp.) sebanyak 11 pohon. Kemudian diukur diameter setinggi dada (Dbh) dan tingginya, baik tinggi bebas cabang (TBC) maupun Tinggi total (TT). Wawancara dilakukan terhadap berbagai pihak yang terkait untuk melengkapi data dan informasi. Penyebaran kuesioner. Responden yang digunakan adalah pengguna jalan tol Jagorawi yang berjumlah 120 orang. Jumlah yang disebar sebanyak 120 kuesioner dibagi ke dalam 2 tahap. Lokasi penyebaran kuesioner di rest area. Jenis tanaman kehutanan adalah Sengon sebanyak 22.753 pohon, Akasia sebanyak 22.620 pohon dan paling sedikit adalah Trembesi sebanyak 100 pohon.
Jumlah keseluruhan jenis-jenis tanaman kehutanan sebanyak 63.211 pohon. Sedangkan jenis tanaman penghias adalah Salak sebanyak 9.800 tanaman, Jarak pagar sebanyak 8.053 tanaman dan paling sedikit adalah Kelapa sawit sebanyak 5 tanaman. Jumlah keseluruhan jenis-jenis tanaman penghias sebanyak 22.562 tanaman. Sistem pengelolaan tanaman menggunakan pola tanam campuran dan melibatkan berbagai pihak antara lain Departemen Kehutanan, Pemda (Pemda DKI Jakarta dan Pemda Bogor) atau Instansi-instansi pemerintah/Swasta, mitra kerja dan PT. Jasa Marga cabang tol Jagorawi. Pengguna lahan terbesar adalah CV. Gumelar Persada seluas 36,03 Ha atau 60,24%, Pemda/Instansi pemerintah/Swasta seluas 8,12 Ha atau 13,58%, kemudian PT. Jasa Marga cabang tol Jagorawi seluas 7,57 Ha atau 12,65%, PT. Widyamita seluas 6,98 Ha atau 11,67%, dan Departemen Kehutanan seluas 1,11 Ha atau sebesar 1,86%. Luas total penggunaan lahan sebesar 59,81 ha. Berdasarkan hasil analisa persepsi pengguna jalan mengenai pengusahaan tanaman kehutanan di daerah milik jalan tol Jagorawi, pandangan terhadap adanya jalur hijau di sepanjang tol Jagorawi, 90,00% responden berpandangan baik, 9,17% responden berpandangan biasa dan 0,83% responden berpandangan kurang baik. Kemudian dampak positif yang diperoleh dengan adanya jalur hijau di sepanjang tol Jagorawi, 45,95% responden berpendapat sebagai penyerap dan penjerap emisi kendaraan, 39,86% responden berpendapat untuk meningkatkan keindahan dan estetika, 6,76% responden berpendapat untuk mengurangi stress, 4,05% responden berpendapat sebagai peredam kebisingan, 1,35% responden berpendapat untuk meningkatkan pengamanan dan 2,03% responden berpendapat sebagai daerah resapan air. Selanjutnya mengenai lebar jalur hijau yang dianggap memadai, yaitu sebanyak 35,83% responden berpendapat selebar 20 meter, 22,50% responden berpendapat selebar 10 meter, 20,83% responden berpendapat selebar 30 meter, 10,00% responden berpendapat selebar 50 meter dan 4,17% responden berpendapat selebar >50 meter. Adapun mengenai jenis-jenis tanaman kehutanan yang paling disukai responden, Jati sebanyak 13,68% responden, Meranti sebanyak 10,26% responden, Akasia sebanyak 10,83% responden, Pinus sebanyak 14,81% responden, Mahoni sebanyak 11,68% responden dan Sengon sebanyak 6,84% responden, Puspa sebanyak 4,84% responden, Ekaliptus, Eboni dan Rasamala masing-masing sebanyak 4,27% responden, Matoa sebanyak 3,99% responden, Gmelina sebanyak 2,85% responden, Karet sebanyak 1,99% responden, Afrika sebanyak 1,71% responden, Sungkai, Sonokeling, Mindi dan Krey payung berturut-turut masing-masing sebanyak 1,14% responden, 1,42% responden, 0,28% responden, dan 0,85% responden. Selanjutnya dalam penataan dan pengaturan tanaman, 40% responden berpendapat komposisi 80% lahan ditanami dengan tanaman kehutanan dan 20% lahan ditanami dengan tanaman penghias, 22,50% responden berpendapat komposisi 60% lahan ditanami dengan tanaman kehutanan dan 40% lahan ditanami dengan tanaman penghias, 15,00% responden berpendapat komposisi 100% lahan ditanami dengan tanaman kehutanan, 14,17% responden berpendapat komposisi 20% lahan ditanami dengan tanaman kehutanan dan 80% lahan ditanami dengan tanaman penghias, serta 8,33% responden berpendapat komposisi 40% lahan ditanami dengan tanaman kehutanan dan 60% lahan ditanami dengan tanaman penghias. Kemudian dalam menentukan teknik
pemanenan tanaman kehutanan, model sketsa yang paling diminati oleh responden adalah model sketsa b sebanyak 38,33% responden, sketsa c sebanyak 20,00% responden, sketsa d sebanyak 10,83% responden, sketsa a sebanyak 9,17% responden, sketsa e sebanyak 7,50% responden, sketsa f sebanyak 6,67% responden dan 7,50% responden berpendapat tidak dilakukan kegiatan pemanenan tanaman kehutanan. Pola pengusahaan tanaman kehutanan, yaitu komposisi 80% lahan atau seluas 48 ha ditanami dengan tanaman kehutanan dan 20% lahan atau seluas 12 ha ditanami dengan tanaman penghias, komposisi 60% lahan atau seluas 36 ha ditanami dengan tanaman kehutanan dan 40% lahan atau seluas 24 ha ditanami dengan tanaman penghias dan komposisi 80% lahan atau seluas 48 ha ditanami dengan tanaman kehutanan tanpa tanaman penghias. Jenis tanaman kehutanan yang dikembangkan yaitu, Jati (Tectona grandis), Pinus (Pinus sp.), Meranti (Shorea sp.), Mahoni (Swietenia sp.), Sengon (Paraserianthes falcataria) dan Akasia (Acacia sp.) sedangkan jenis tanaman penghias, yaitu Beringin (Ficus benyamina), Dadap merah (Erythrina cristagalli), Flamboyan (Delonix regia), Kembang kupu-kupu (Bauhinia purpurea), Kembang sapu tangan (Maniltoa grandiflora), Tanjung (Mimusops elengi) dan Trembesi (Samanea saman). Tahapan kegiatan pengusahaan tanaman kehutanan antara lain : pekerjaan persiapan, pengadaan bibit, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan (tahun pertama, tahun ke-2, tahun ke-3 dan tahun ke-4, lanjutan) dan penebangan. Berdasarkan 3 skenario yang diajukan, kondisi tanaman yang ada saat ini diubah secara perlahan-lahan. Sistem penanaman pengusahaan tanaman kehutanan di daerah milik jalan tol Jagorawi dari 3 skenario yang dirancang adalah sistem blok. Hal ini bertujuan untuk memudahkan sistem pemanenan tanaman kehutanan. Selain itu, sistem blok penanaman dilakukan secara berseling, dimulai dari tanaman penghias kemudian tanaman kehutanan berdaur panjang dan seterusnya. Perkiraan penghasilan pengusahaan tanaman kehutanan di daerah milik jalan tol Jagorawi didasarkan pada harapan hasil kayu sesuai dengan daur masingmasing tanaman. Jati, Pinus, Meranti dan Mahoni dengan daur 30 tahun sedangkan Akasia dan Sengon dengan daur 10 tahun. Perkiraan produksi kayu untuk Jati, Pinus, Meranti dan Mahoni berturut-turut adalah 118,80 m³/ha, 179,52 m³/ha, 176,88 m³/ha dan 71,28 m³/ha. Sedangkan untuk Sengon dan Akasia berturut-turut adalah 275,44 m³/ha dan 169,84 m³/ha. Berdasarkan analisa biaya, total biaya yang dikeluarkan pada skenario 1 sebesar Rp. 32.636.853.000,-, skenario 2 sebesar Rp. 29.479.178.000,- dan skenario 3 sebesar Rp. 32.324.954.000,-. Total penghasilan pada skenario 1 dan skenario 3 sebesar Rp. 26.526.192.000,- sedangkan pada skenario 2 sebesar Rp. 19.894.644.000,-. Proyeksi laba/rugi pengusahaan tanaman kehutanan skenario 1 mengalami kerugian sebesar Rp. 6.110.661.000,-, skenario 2 mengalami kerugian sebesar Rp. 9.584.534.000,- dan skenario 3 mengalami kerugian sebesar Rp. 5.798.762.000,Pada penilaian finansial ketiga pola pengusahaan tanaman kehutanan di daerah milik jalan tol Jagorawi didapatkan hasil NPV negatif pada suku bunga yang berlaku yaitu 14%. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga pola pengusahaan tanaman kehutanan tidak layak diusahakan pada tingkat suku bunga tersebut. Pendapatan pengusahaan tanaman kehutanan yang besarnya sama dengan Nilai
NPV diperoleh. Pada pola skenario 1 nilai NPV yang diperoleh negatif sebesar Rp. 2.090.158.00,-, pada pola skenario 2 nilai NPV yang diperoleh negatif sebesar Rp. 2.215.350.000,- dan pada pola skenario 3 nilai NPV yang diperoleh negatif Rp. 1.964.576.000,-. Nilai BCR dicapai pada tingkat suku bunga 14% untuk pola skenario 1, yaitu 0,23, untuk pola skenario 2 sebesar 0,18 dan untuk pola skenario 3 sebesar 0,24. Nilai IRR untuk masing-masing pola pengusahaan tanaman skenario 1, skenario 2 dan skenario 3 berturut-turut tidak dapat dihitung sebab nilai NPV dari ketiga pola pengusahaan tersebut bernilai negatif pada semua tingkat suku bunga. Berdasarkan penilaian finansial, ketiga pola pengusahaan tanaman kehutanan di daerah milik jalan tol Jagorawi yang dirancang tidak layak untuk diusahakan. Hal ini disebabkan adanya komponen biaya pengusahaan yang terlalu tinggi, yaitu biaya pengadaan bibit rata-rata sebesar Rp. 3.201.000,- per hektar, biaya pemeliharaan rata-rata sebesar Rp. 10.869.000,- per hektar dan biaya gaji pegawai rata-rata sebesar Rp. 4.500.000,- per hektar. Analisa kepekaan yang dirancang, yaitu kepekaan terhadap perubahan biaya pengusahaan dengan persentase perubahan pada kisaran 40%, 50%, 60%, 70%, dan 80%. Apabila biaya pengusahaan turun sebesar 40-70%, maka ketiga pola pengusahaan tidak layak untuk diusahakan. Apabila biaya pengusahaan turun sebesar 80%, maka pola pengusahaan skenario 1 dan skenario 3 layak untuk diusahakan. Sedangkan pola pengusahaan skenario 2 tidak layak untuk diusahakan sebab tidak memenuhi ketiga kriteria yang dipakai. Besarnya nilai NPV untuk pola pengusahaan skenario 1 dan skenario 3 berturut-turut sebesar Rp. 86.311.000,- dan Rp. 111.426.000,-. Sedangkan nilai BCR untuk pola pengusahaan skenario 1 dan skenario 3 berturut-turut sebesar 1,16 dan 1,21. Nilai IRR untuk masing-masing pola pengusahaan tanaman skenario 1 dan skenario 3 berturut-turut sebesar 15,66% dan 16,24% artinya dengan penurunan biaya pengusahaan sebesar 80% kedua pola pengusahaan tanaman kehutanan ini masih memberikan gambaran yang layak pada tingkat suku bunga tersebut untuk masing-masing pola pengusahaan.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kelayakan Pengusahaan Tanaman Kehutanan Di Daerah Milik Jalan Tol Jagorawi Sebagai Unit Usaha Mandiri adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Juni 2009
ABDULLAH PAUZI ASAGAP NRP E24103087
Judul Penelitian
: Analisis Kelayakan Pengusahaan Tanaman Kehutanan di Daerah Milik Jalan Tol Jagorawi Sebagai Unit Usaha Mandiri
Nama
: Abdullah Pauzi Asagap
Nrp
: E24103087
Departemen
: Hasil Hutan
Fakultas
: Kehutanan
Menyetujui : Dosen Pembimbing Ketua,
Anggota,
Dr. Ir. Bramasto Nugroho, MS NIP. 131 671 598
Taufik Ismina, S.T NPP. 9238
Mengetahui, Dekan Fakultas Kehutanan IPB,
Dr. Ir. Hendrayanto, M.Agr NIP. 131 578 788
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta Barat, DKI Jakarta pada tanggal 2 Februari 1985 sebagai anak kedua dari empat bersaudara pasangan H. Romlih dan Hj. Rohilah. Jenjang pendidikan formal yang ditempuh penulis, yaitu di Madrasah Ibtidaiyah Da il Khairaat Kalideres, Jakarta Barat tahun 1991-1997. Kemudian penulis melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Da il Khairaat Kalideres, Jakarta Barat
tahun
1997-2000.
Pada
tahun
2000-2003,
penulis
melanjutkan
pendidikannya ke Sekolah Menengah Umum Negeri 84 Kalideres, Jakarta Barat. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. Tahun 2005 penulis mengambil Sub-Program Studi Pemanenan Hasil Hutan dan pada tahun 2006 memilih Analisis Pemanenan sebagai bidang keahlian. Dalam bidang akademik, penulis telah mengikuti beberapa praktek lapang antara lain : Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H) pada bulan Juli Agustus 2006 di Getas, Baturraden, Cilacap, dan di Pulau Nusakambangan. Pada bulan Februari
April 2006, penulis melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) di
IUPHHK Sarmiento Parakantja Timber (Sarpatim), Sampit, Kalimantan Tengah. Penulis juga pernah aktif dalam organisasi kampus baik internal maupun eksternal. Organisasi internal kampus yang pernah diikuti adalah Himpunan Mahasiswa Hasil Hutan (Himasiltan) tahun 2003-2005. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, penulis melaksanakan penelitian dalam bidang Analisis Pemanenan dengan judul penelitian Analisis Kelayakan Pengusahaan Tanaman Kehutanan di Daerah Milik Jalan Tol Jagorawi Sebagai Unit Usaha Mandiri di bawah bimbingan Dr. Ir. Bramasto Nugroho, MS dan Taufik Ismina, S.T.
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat, karunia, dan ridho-Nya karena penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Ir. Bramasto Nugroho, MS dan Bapak Taufik Ismina, S.T selaku dosen pembimbing yang telah memberi bantuan, arahan, bimbingan, dan dukungan selama penelitian sampai penulisan skripsi ini selesai beserta Ibu Ir. Oemijati Rachmatsjah, MS dan Bapak Dr. Ir. Agus Prijono Kartono, M.Si yang telah memberikan wawasan kepada penulis. 2. Ayah tercinta H. Romlih, Ibu tersayang Hj. Rohilah, Kakak tercinta Siti Nur Azizah, S.SI beserta suami Endin Syahrudin, S.SI, Adik tercinta Rifkah Nur Farhah dan Azka Fauzanil Haq beserta keluarga di Jakarta atas kasih sayang, doa, dukungan dan bantuan baik spiritual maupun material. 3. Bapak Muslim selaku pembimbing lapangan di PT. Widyamita Insan Madani atas bantuannya selama penelitian. 4. Kelompok Usaha Nilam IPB khususnya Mujahid Nainggolan, S.Hut dan Adam Bahtiar, S.Hut sebagai rekan satu profesi serta teman-teman THH 40 atas bantuan dan semangat yang telah diberikan. 5. Sahabat-sahabat Vilbad terbaik dan terhebat yang selalu memberi semangat serta bantuan. 6. Keluarga besar Fakultas Kehutanan IPB serta pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga bermanfaat. Bogor, Juli 2009 Penulis