ANALISIS KEKUATAN SUMBER DAYA PADA DAERAH PENGIRIM TKI DI MALANG 1
2
Sri Wahjuni Latifah Erna Retna Rahadjeng
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, E-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian tentang analisis kelayakan sumber daya pada daerah pengirim TKI ini dilakukan di Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi profil potensi sumber daya pada daerah pengirim TKI di Malang sehingga dapat dirumuskan strategi pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Informan penelitian sebanyak tujuh orang yang terdiri dari Kepala Desa Purworejo, Kepala Desa Sumberoto, pengurus KUD Sumberoto, pengelola UKM kerajinan bambu, dan TKI yang sudah pulang ke Donomulyo. Data diperoleh dengan teknik wawancara, kuisioner, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan analisis SWOT. Hasil penelitian dengan analisis SWOT menunjukkan hasil positif, positif yang terletak pada kuadran 1, sehingga dapat dikatakan bahwa lingkungan pada Kecamatan Donomulyo kuat dan berpeluang untuk pengembangan usaha-usaha berbasis sumber daya lokal. Sehingga strategi yang dapat dilakukan adalah progresif, berbasis sumber daya lokal, dan memanfaatkan ketersediaan TKI yang sudah pulang ke Donomulyo. Kata kunci: pengembangan usaha, potensi daerah, sumber daya 1.
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai bagian dari ekonomi global tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh migrasi tenaga kerja. Setiap tahun terjadi peningkatan jumlah TKI keluar negeri, sebagaimana sampai tahun 2014 data dari BPS update September 2015 terdapat 429.872 orang belum termasuk TKI ilegal. Mereka tersebar ke berbagai wilayah seperti Asia Pasifik dan Amerika (74%), Timur tengah dan Afrika (23%), dan sisanya Eropa (1,5%). Pengiriman TKI keluar negeri memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif bagi TKI adalah memperoleh pengalaman kerja di negara lain dan menambah penghasilan bagi keluarga dan menambah devisa negara seperti yang dilansir oleh Pusat Penelitian dan Infomasi BNP2TKI bahwa pada tahun 2015 telah mengirimkan remitance sebesar Rp.100 triliun atau tepatnya US $ 8,6 juta Disamping dampak positif, pengiriman tenaga kerja ke luar negeri juga akan menghasilkan dampak negatif. Misalkan pelecehan seksual, pembunuhan, dipenjara atau bahkan tidak digaji. Beberapa daerah pengirim TKI terbesar di Indonesia antara lain adalah Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur dan Jawa Timur.(Liputan6.com). Sedangkan Kabupaten Malang adalah salah satu wilayah di Jawa Timur yang mengirimkan TKI cukup besar setiap tahun (3.033 0rang pada tahun 2014)..Beberapa daerah di kabupaten Malang yang mengirimkan TKI ke luar negeri antara lain, Kecamatan Donomulyo, Sumbermanjing, Dampit dan Gondang Legi. Pasca kepulangan TKI ke Tanah Air menyebabkan bertambahnya pengangguran jika TKI tersebut tidak menyiapkan skill dan usahanya. Faktanya adalah: hampir 70% TKI lulusan SD, bahkan ada kasus yang ditemukan buta huruf (Diyanti, 2011). Disamping itu, faktanya adalah penghasilan mantan TKI tertanam pada aset tidak produktif seperti tanah, rumah dan kendaraan. Untuk itu perlu dukungan berbagai pihak termasuk pemerintah setempat dalam pemberdayaan TKI Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
417
pasca kepulangannya sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan serta meningkatkan pendapatan daerah. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah melakukan pemberdayaan (emporwing) yaitu serangkaian kegiatan dalam memperluas akses perubahan serta mampu menentukan nasibnya sendiri, melalui penciptaan peluang [1]. Berbagai riset tentang kerjasama antara lembaga terkait memiliki dampak yang signifikan terhadap pemberdayaan tenaga kerja. Seperti pengembangan kelembagaan dalam keseluruhan rencana Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan kehutanan yang diterapkan oleh Departemen Pertanian. Sedangkan keberhasilan dalam pengembangan agribisnis kedelai akan sangat tergantung kepada relasi sosial, ekonomi dan budaya dalam kelembagaan pertanian; kebijakan yang mampu mengakomodasi kearifan lokal (indigemous knowledge) dan pengetahuan lokal (local knowledge) serta pemberdayaan kelembagaan lokal. Sebagaimana diketahui bahwa kecamatan Donomulyo memiliki pengiriman TKI yang paling besar dibanding kecamatan lainnya, yang tentu saja memiliki problematika tersendiri berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan. Meskipun sebenarnya sumber daya alam pada Kecamataan Donomulyo Malang ini sangat melimpah, namun belum memberikan hasil yang optimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hasil pertanian dan perkebunan seperti padi, jagung, singkong, kelapa, dan tebu belum dikelola dengan optimal dan belum memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Hal ini disebabkan belum ada upaya berkesinambungan antara pemerintah setempat, petani dan tenaga kerja [2]. Melalui kerjasama antara petani, pemerintah dan tenaga kerja diharapkan potensi usaha akan terbangun dari kolaborasi faktor tersebut sehingga hal ini akan menyerap tenaga kerja terutama TKI yang sudah pulang dan sumber daya alam akan dapat dikelola dengan optimal. Dari uraian di atas penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi profil potensi sumber daya pada daerah pengirim TKI di Malang. Selanjutnya akan dirumuskan strategi pengelolaan sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. 2.
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengelolaan Sumber Daya Alam Alam memberikan wilayah yang luas atas Ecosystem Service (ES) yang sangat penting untuk kehidupan manusia. Kebanyakan dari yang diberikan oleh alam ini disebut dengan istilah Common Good (CG). Negara yang memiliki sumber daya alam yag berlimpah pasti menemukan cara untuk secara efektif mengelola sumber daya mereka [3]. Analisis teoritis dan empiris telah menyoroti beberapa faktor yang menjelaskan bahwa sumber daya alam memanifestasikan dirinya secara berbeda di negara yang berbeda. Sumber daya negara biasanya terkena volatilitas harga komoditas yang besar dan terjadi ketidakstabilan ekonomi makro, yang pada gilirannya dapat memiliki implikasi negatif bagi pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product) mereka. Memang, kelimpahan sumber daya alam merupakan penghambat pertumbuhan ekonomi di bagi negara yang lemah, namun dapat dianggap sebagai keuntungan bagi negara yang kuat [3]. 2.2 Pengelolaan Sumber Daya Manusia Organisasi dapat mengelola sumber daya manusia untuk mencapai tujuannya. Sumber daya manusia yang dikelola adalah knowledge dan skill yang dimiliki. Hal ini sudah banyak diungkapkan dalam literatur-literatur manajemen strategi dan pengelolaan sumber daya manusia [4]. Menurut [5] area manajemen sumber daya manusia meliputi: Pelatihan, Pengambilan keputusan, Penilaian kinerja dan Reward dan kompensasi. Yahya & Goh [5] juga menyatakan bahwa cara mengelola sumber daya manusia adalah dengan melakukan knowledge management. Pelatihan akan mempengaruhi tingkat kreativitas tenaga kerja, termasuk pelatihan secara berkelompok. Keahlian kepemimpinan juga sangat diperlukan misalnya untuk manajer level menengah atau untuk kemampuan pengambilan keputusan. Selain itu, sistem penilaian kinerja secara langsung juga dapat digunakan untuk memberikan reward atau punishment terhadap tenaga kerja. 418
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Cech [6] melakukan penelitian tentang praktik manajemen sumber daya manusia di perusahaan manufaktur di China. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada aspek yang bervariasi atas manajemen sumber daya manusia sesuai dengan ukuran dan kepemilikan. Manajemen sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting untuk kehidupan perusahaan. Kemudian Martin [7] juga melakukan penelitian terkait corporate governance dan manajemen sumber daya manusia yang dapat digunakan sebagai strategi. Hasil penelitiannya merumuskan pendekatan baru untuk sustainability perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini juga melakukan eksplorasi sumber daya manusia yang merupakan mantan TKI. Yahya & Goh [5] melakukan penelitian tentang hubungan antara manajemen sumber daya manusia dan knowledge management. Hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa organisasi yang memiliki knowledge management lebih banyak memiliki pendekatan dibandingkan organisasi yang tidak. 2.3 Strategi Konsep mengenai strategi merupakan konsep yang sangat kompleks. Manajemen strategi mencakup keputusan manajemen yang memiliki dampak jangka panjang untuk kesuksesan perusahaan di masa depan. Secara historis, manajemen strategi telah digunakan untuk mengatasi faktor-faktor eksternal perusahaan dan keputusan yang dihasilkan, secara sistematis menghasilkan perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan dengan kompetitor [8]. Potensi untuk melakukan manajemen strategi di perusahaan adalah dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi prediksi analisis keuangan atas kinerja perusahaan di masa mendatang, perubahan keyakinan analisis keuangan, dan perubahan terkait harga saham, hal ini dapat diantisipasi oleh manajer dan investor sehingga membatasi potensi dampak negatif terhadap nilai perusahaan. Ketika orang-orang menghadapi situasi, mereka melakukan strategi untuk mengambil tindakan. Kemudian strategi dalam arti psikologis didefinisikan sebagai urutan sarana untuk mencapai suatu tujuan. Dengan kata lain strategi dapat dianggap sebagai rencana untuk tindakan yang mempengaruhi bagaimana seseorang melakukan sesuatu. 2.4 SWOT Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) meliputi mencari kesimpulan tentang keadaan perusahaan secara keseluruhan [9]. Setelah itu melakukan strategi dengan menggunakan kekuatan internal dan peluang pasar, serta mengurangi kelemahan dan bertahan menghadapi ancaman dari pihak eksternal. Menurut [10] untuk melakukan analisis SWOT digunakan matriks yang dapat dijadikan alat untuk merumuskan strategi SO (strengths-opportunities), WO (weaknesses-opportunities), ST (strengths-threats), dan WT (weaknesses-threats). Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Setiap manajer akan membuat kondisi ini untuk mendapatkan keuntungan dari kejadian-kejadian eksternal. Kemudian strategi WO bertujuan untuk mengurangi kelemahan internal dengan mengambil keuntungan dari peluang yang ada di eksternal perusahaan. Strategi ST berarti menggunakan kekuatan perusahaan untuk mengurangi dampak buruk dari ancaman eksternal. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa organisasi yang kuat selalu menghadapi ancaman dari lingkungan eksternal. Sedangkan strategi WT adalah bertahan yang langsung bertujuan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghadapi ancaman dari lingkungan eksternal. Biasanya beberapa perusahaan bertahan dengan melakukan merger atau kemungkinan terburuknya adalah memilih untuk likuidasi. 3.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang. Seperti diketahui bahwa Kecamatan Donomulyo ini adalah salah satu bagian dari pemerintah daerah Kabupaten Malang
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
419
yang terletak di wilayah Malang Selatan dan merupakan daerah pengirim TKI terbesar serta memiliki sumber daya alam yang sangat banyak. Namun faktanya tidak dikelola dengan optimal. Informan penelitian ini sejumlah tujuh orang yang terdiri dari Kepala Desa Purworejo, Kepala Desa Sumberoto, pengurus Koperasi Unit Desa Sumberoto, pengelola UKM kerajinan bambu dan TKI yang sudah pulang. Data penelitian diperoleh dengan teknik wawancara, dan pengisian kuesioner serta dokumentasi untuk mendapatkan data dasar profil desa. Teknik analisis data dilakukan dengan pendekatan diskriptif kualitatif dan analisis SWOT untuk merumuskan strategi pengelolaan sumber daya pada Kecamatan Donomulyo sebagai salah satu wilayah pengirim TKI di Malang. Cara melakukan analisis SWOT adalah melalui identifikasi faktor-faktor internal maupun eksternal. Selanjutnya menentukan faktor internal dan eksternal tersebut akan menjadi indikator variabel yang berhubungan dengan analisis SWOT. Berikutnya memberikan bobot pada tiap variabel dan indikator. Setiap variabel diberi bobot 1 atau 100. Sedangkan indikator tiap variabel akan ditentukan rating sesuai jumlah indikatornya, dimana angka satu (1) menunjukkan hal yang dianggap tidak penting, angka dua (2) dianggap cukup penting dan angka tiga (3) dipersepsikan penting oleh infoman. Informan diminta memberikan penilaian rating terhadap setiap indikator pada masing-masing variabel. Berikutnya menentukan nilai atau score yaitu perkalian bobot dengan rating pada tiap indikator untuk menetukan posisi potensi sumber daya pada Kecamatan Donomulyo secara umum.Tahap berikutnya adalah menentukan strength posture dan competitive posture sebagai titik ordinat dalam grafik SWOT. 4.
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Obyek Kecamatan Donomulyo terletak di sebelah selatan kota Malang ± 48 Km dari kota Malang, dengan daerah geografis pegunungan, lembah dan perbukitan dan diakhiri oleh pantai laut Selatan (di sebelah selatan). Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Kalipare sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Pagak dan sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Wates Kabupaten Blitar. Sebagian besar penduduknya adalah petani musiman (petani padi, tebu, jagung, kelapa, ketela pohon, kedelai). Sebagian diataranya menjadi pegawai negeri, pedagang dan nelayan. Tidak sedikit pula diantaranya yang menjadi TKI ke Luar Negeri (Hongkong, Taiwan, Singapura dan Korea). Potensi yang juga sering diunggulkan oleh kecamatan Donomulyo adalah wisata pantai dan goa diantaranya : pantai Pantai Nglurung, Pantai Modangan di desa Sumberoto, pantai Ngliyep, Pantai Jonggring Saloka, goa ular, bukit cinta kasih. Saat kami melakukan survey di kecamatan Donomulyo juga dilakukan sosialisasi Jalan Lain Menuju Masyarakat Mandiri dan Sejahtera acara dimaksud dibuka olah Camat Donomulyo Drs. Mardiyanto dan di hadiri oleh Muspika, Dinas/Instansi, Kepala Desa se- Kec. Donomulyo, Tokoh Agama, Tokoh masyarakat se Kec. Donomulyo. Salah satu kegiatan utama Program Jalan Lain Menuju Kesejahteraan Rakyat (Jalin Matra) adalah Penanggulangan Feminisasi Kemiskinan dengan sasaran Kepala Rumah Tangga Perempuan. Ini karena Pemerintah mencermati adanya peningkatan populasi perempuan yang hidup di bawah garis kemiskinan, serta semakin tumbuh dan akutnya kondisi kemiskinan pada rumah tangga dengan kepala rumah tangga perempuan. “Fenomena yang sering dikenal sebagai feminisasi kemiskinan atau kemiskinan yang semakin berwajah perempuan tersebut memerlukan upaya khusus dalam rangka penanganannya,” Prioritas terhadap kepala rumah tangga perempuan karena meskipun seorang laki-laki dan perempuan sama-sama miskin, kemiskinan itu disebabkan oleh alasan yang berbeda, pengalaman yang berbeda, serta kemampuan yang berbeda pula dalam menghadapinya. Atas dasar permasalahan tersebut, Camat Donomulyo Drs. Mardiyanto Pemerintah merancang program untuk menangani kemiskinan perempuan, terutama bagi rumah tangga yang Kepala Rumah Tangga Perempuan (KRTP) melalui Program Penanggulangan Feminisasi Kemiskinan sebagai salah satu bagian kegiatan utama program Jalin Matra. Disamping itu awal bulan Juni 2015 juga diadakan kegiatan untuk kader-kader PKK di Kecamatan Donomulyo yang langsung dihadiri oleh Ketua TP-PKK Malang Ny JaJuk rendra 420
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
kresna, Ia meminta kader PKK Kecamatan Donomulyo agar mampu mendorong masyarakat, terutama kaum perempuan untuk berwirausaha sesuai dengan keterampilan.Hal ini disampaikan Ny JaJuk Rendra Kresna acara pelatihan penguatan kapasitas Kader PKK Kecamatan Donomulyo di Balai Desa Mentaraman. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatnya kemampuan kader PKK dalam mengelola administrasi PKK. Turut hadir pada kegiatan ini, Camat Donomulyo beserta istri, Staf Kecamatan Donomulyo, 10 Ketua Penggerak PKK Desa dan kader PKK desa. Ada 10 desa di kecamatan Donomulyo, dan 3 diantaranya memiliki banyak penduduknya menjadi TKI ke luar negeri diantaranya yaitu desa Tempursari, Purworejo dan Sumberoto. Desa Tempursari secara administrative merupakan salah satu dari 10 desa yang berada di Kecamatan Donomulyo. Desa Tempursari berbatasan langsung dengan beberapa desa yang berada di Kecamatan Donomulyo, yaitu sebelah barat dan utara berbatasan dengan Desa Donomulyo, sebelah selatan dengan Desa Mentaraman, dan sebelah timur dengan Desa Kedungsalam. Komoditas utama di desa Tempursari adalah Padi dan Singkong dengan luas lahan lebih dari 1.000 ha dengan mayoritas penduduknya sebagai petani, peternak, pengrajin kayu/tukang kayu dan pedagang. Ada 2 koperasi di desa Tempursari yaitu Kopwan, dan Kube (Koperasi Usaha Bersama) yang bergerak di usaha simpan pinjam dan sapi perah. Diantara 3 obyek desa Tempursari lebih maju, dan sangat potensi untuk dikembangkan. Sama seperti desa Tempursari, desa Purworejo secara administrative juga merupakan salah satu dari 10 desa yang berada di Kecamatan Donomulyo. Desa Tempursari terbagi menjadi 4 (empat) dukuh yaitu Dukuh Krajan Kulon, Dukuh Krajan Wetan, Karangrejo Selatan dan Karangrejo Utara. Komoditas utama di desa Purworejo adalah Padi, jagung dan Singkong serta sayuran dan buah-buahan seperti tembakau unggulan dan buah naga unggulan dan sedikit masyarakat beternak sapi dan kambing. Dengan jumlah penduduk kurang lebih 10.300 jiwa dan luas lahan lebih dari 1.000 ha dengan mayoritas penduduknya sebagai petani dan pedagang. Di Desa Purworejo masyarakatnya juga masih minim dengan berwirausaha, data dari kepala Desa bahkan belum ada usaha formal yang berbadan hukum di desa Purworejo. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Desa, Tenaga Kerja Indonesia di desa Purworejo setelah krisis moneter tahun 1998 memang sangat banyak, setelah kontrak selesai memang sebagian yang ekonominya maju, tapi ada juga yang gagal secara ekonomi dan gagal kelangsungan rumah tangganya. Sama seperti desa Tempursari dan desa Purworejo, desa Sumberoto secara administrative juga merupakan salah satu dari 10 desa yang berada di Kecamatan Donomulyo. Desa Sumberoto merupakan desa di perbatasan kota Malang dan kota Blitar. desa ini cukup dekat dengan beberapa pantai di daerah Malang selatan, salah satunya pantai Modangan dan pantai Jolosutro. Komoditas utama di desa Sumberoto adalah Padi, jagung dan Singkong serta buah-buahan seperti buah naga unggulan, rambutan, mangga dan peternakan sapi, kambing dan penggemukan ayam/bebek. Dengan jumlah penduduk kurang lebih 9.000 jiwa dan luas lahan lebih dari 2.000 ha dengan mayoritas penduduknya sebagai petani dan pedagang. Di Desa Sumberoto ini masyarakatnya lebih maju dibandingkan dengan 2 desa yang dijadikan obyek, karena masyarakatnya sudah banyak yang berwirausaha, hal ini ditunjukkan dengan data di lapangan ada salon, warnet, banyak took-toko di tepi jalan, dokter dan banyak juga masyarakat yang berwirausaha membuat kripik singkong, kripik blinjo, kripik pisang, anyaman bambu walaupun pasarnya masih lokal, bahkan ada konveksi. Di desa Sumberoto juga ada 2 koperasi yaitu Kopwan dan Gapoktan yang bergerak di kebutuhan pertanian. 4.2. Analisis SWOT Melihat gambaran 3 desa yang dijadikan obyek tersebut banyak TKI yang setelah habis kontrak tidak ada peningkatan dari sisi ekonomi, karena penghasilannya tidak produktif dan diinvestasikan ke dalam asset yang tidak produktif seperti tanah, rumah dan mobil. Untuk itu diperlukan strategi yang efektif dalam mengembangkan potensi daerah tersebut dengan dlakukan analisis SWOT sebagai berikut:
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
421
Tabel 1. Analisis Strenght Item Bobot Daerah Wisata 0,16 Sumber daya alam 0,16 Lahan desa 0,16 Sumber daya manusia 0,16 Sarana transportasi 0,16 Dukungan pemerintah 0,16 Total 1,00
No 1 2 3 4 5 6
Rating 21 17 14 16 14 14
Tabel 2. Analisis Weakness Ketrampilan mantan TKI 0,2 Pengetahuan mantan TKI 0,2 Motivasi mantan TKI 0,2 Penggunan Tehnologi untuk produksi 0,2 Pengelolaan sumber daya alam 0,2 1,0
1 2 3 4 5
No 1 2 3 4
Tabel 3. Analisis Opportunity Item Bobot Pesaing sedikit 0,25 Kelangkaan produk 0,25 Kemudahan akses bahan 0,25 Dukungan Program pemerintah 0,25 Total
Nilai 3,36 2,72 2,24 2,56 2,24 2,24 15.36
15 16 14 14 14
3,0 3,2 2,8 2,8 2,8 14,6
Rating 17 19 17 14
Nilai 4,25 4,75 4,25 3,5 16,75
Bobot 0,25 0,25 0,25
Rating 14 14 17
Nilai 3,5 3,5 4,25
0,25 1,0
19
4,75 16
Tabel 4. Analisis Threatness No 1 2 3 4
Item Peningkatan Biaya Bahan Bencana Alam Birokrasi pemerintah dalam mengurus ijin usaha Prasarana kurang baik Total
Tabel 5. Ringkasan Analisis Kuantitatif dari SWOT: No Analisis Lingkungan Nilai S(strength) 15,36 1 W(Weakness) 14,4 2 O(Opportunity) 16,75 3 T(Threatness) 16,0 4 S-W X=0,96 5 O-T Y=0,75 6 422
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Sesuai dengan analisis kuantitatif terhadap lingkungan tersebut menunjukkan bahwa hasilnya adalah positif,positif sehingga terletak pada kuadran I. Posisi ini menandakan bahwa lingkungan pada Kecamatan Donomulyo yang kuat dan berpeluang untuk pengembangan usaha-usaha berbasis sumber daya lokal. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya wilayah ini sangat baik dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus maju dan berkembang melalui pertumbuhan usaha kecil dan menengah berbasis sumber daya lokal seperti padi, singkong, kelapa, tebu dan bambu. Disamping itu ketersediaan tenaga kerja yang berasal dari TKI yang sudah pulang tersebut akan menunjang keberhasilan pengembangan usaha ini karena mereka telah memiliki ketrampilan dan pengetahuan yang cukup. Meskipun sumber daya manusianya memiliki pendidikan dan motivasi yang rendah, namun dengan adanya dukungan pemerintah setempat, ketersediaan sumber daya alam dan sumber daya modal maka pengembangan usaha di wilayah Donomulyo ini akan berhasil dengan baik. Sesuai dengan temuan [5] bahwa cara mengelola sumber daya manusia adalah dengan melakukan knowledge management. Pelatihan akan mempengaruhi tingkat kreativitas tenaga kerja, termasuk pelatihan secara berkelompok. Keahlian kepemimpinan juga sangat diperlukan misalnya untuk manajer level menengah atau untuk kemampuan pengambilan keputusan. Selain itu, sistem penilaian kinerja secara langsung juga dapat digunakan untuk memberikan reward atau punishment terhadap tenaga kerja. Namun berbeda dengan temuan [6] melakukan penelitian tentang praktik manajemen sumber daya manusia di perusahaan manufaktur di China. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada aspek yang bervariasi atas manajemen sumber daya manusia sesuai dengan ukuran dan kepemilikan. Sedangkan pada penelitian ini belum menemukan aspek ukuran dan kepemilikan organisasi atau perusahaan.
4.3 Strategi Pengelolaan Sumber Daya Alam Berdasar teori yang dikemukakan [11], ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengelola sumber daya alam, yaitu: pengambilan sumber daya alam secara optimal, harga sumber daya alam,pola perkembangan produksi, pengaruh persediaan sumber daya alam, pengelolaan harus diawasi oleh seorang perencana, pengelolaan oleh seorang pesaing sempurna,perencanaan sumberdaya alam oleh monopolis, ketidakpastian pengambilan Sumber Daya Alam, ketidakstabilan di pasar Sumber Daya Alam, efisiensi, eksplorasi, distribusi dan keadilan. Strategi yang dapat dilakukan Kecamatan Donomulyo dalam mengelola Sumberdaya alam sesuai dengan luasnya lahan pertanian yang kurang produktif di kecamatan Donomulyo, maka perlu kiranya untuk mengelola sumberdaya alam tersebut dengan strategi yang optimal untuk memanfaatkannya. Berikut strateginya: 1. Pengambilan sumber daya alam yang optimal. Kurang produktifnya Sumber daya alam (lahan) di 3 desa kecamatan Donomulyo untuk ditanami padi, sayur-sayuran, maka strategi yang cocok adalah memanfaatkan tanah yang kurang produktif tersebut untuk ditanami pohon singkong. Dari strategi ini kita dapat melihat berapa pertambahan manfaat karena bertambahnya satu satuan sumberdaya alam didalam bumi, atau penurunan dalam manfaat karena berkurangnya satu satuan sumber daya sumber daya alam didalam bumi. Pengambilan sumberdaya alam itu memberikan manfaat bersih yang sudah optimum, bila dengan perubahan alokasi pengambilan itu pengelola tidak berada pada posisi yang lebih baik, ini berarti pengelolaan berada pada tingkat operasi yang efisien, yaitu pada keadaan Pareto Optimum. 2. Penentuan tingkat harga sumberdaya alam. Seperti dketahui bahwa harga sumber bahan baku seperti padi, singkong, kelapa dan tebu di Kecamatan Donomulyo relative murah, dikarenakan berbagai hal diantaranya adalah belum ada implementasi teknolgi pengelolaan sumber daya alam yang sesuai Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
423
sehingga bahan baku belum menjadi product yang bernilai tambah(value added product). Untuk itu dalam penetuan harga bahan dapat digunakan pendekatan harga pasar sehingga harga bahan baku sebagai hasil panen sumber daya alam akan memiliki harga yang lebih bersaing. Sebagaimana dibuktikan [12], salah satu faktor potensial untuk memenangkan persaingan adalah diversifikasi dan pengembangan value added products. 3. Pola perkembangan produksi. Berdasar tingkat ketersediaan sumber daya alam dan kesiapan sumber daya manusia maka pengembangan usaha-usaha kecil dan menengah yang paling sesuai adalah usaha makanan ringan seperti kripik singkong, kripik jagung dan sejenisnya. Seperti diketahui bahwa permintaan akan suatu produk makanan relative meningkat seiring dengan perkembangan jumlah penduduk dan peningkatan daya beli masyarakat. Untuk itu harus didukung dengan teknologi tepat guna untuk mendukung usaha tersebut. Dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku maka ada dua kekuatan yang bersifat tarik menarik yaitu antara pengambilan sumber daya alam dan penemuan baru sumber daya alam melalui ekstensifikasi pertanian mengingat lahan masih tersedia. 4. Pengaruh persediaan sumber daya alam. Pengaruh persediaan (stock) sumber daya alam terhadap biaya pengambilan dan harga barang sumber daya alam akan mempengaruhi harga beli bahan, karena produksi dilakukan di daerah penghasil sumber daya alam tersebut, sehingga biaya mempunyai hubungan positif dalam hubungannya dengan jumlah persediaan sumberdaya alam yang ada di dalam bumi. Hubungan yang positif artinya ialah bahwa dengan semakin sedikitnya sumber daya alam yang tinggal di bumi sebagai persediaan, akan semakin tinggi biaya produksi atau biaya pengambilan sumberdaya alam itu. 5. Ketidakpastian dan efisiensi. Keputusan masyarakat biasanya lebih tepat didasarkan pada posisi yang netral terhadap resiko, meskipun para anggota masyarakat itu sendiri bersikap tidak mau menanggung resiko. Bagi pemilik sumberdaya alam perorangan, keadaannya agak berbeda yaitu bahwa maksimisasi keuntungan yang diharapkan tidaklah tepat, karena pasar untuk menggeser resiko itu tidak ada, sehingga pemilik sumberdaya alam akan menghindari resiko. Maka setrategi yang tepat dalam menghindari ketidakpastian adalah meyakinkan masyarakat petani akan kepastian pasar dan cara-cara yang efisien.
4.4. Strategi Pengelolaan Sumber Daya Manusia Strategi dalam pengembangan sumber daya manusia didasarkan pada [5] bahwa area manajemen sumber daya manusia meliputi: pelatihan, pengambilan keputusan dan penilaian kinerja Berikut strategi yang dapat dilakukan Kecamatan Donomulyo mengelola sumber daya manusia : 1. Mengubah pola pikir masyarakat menjadi pola pikir wirausaha. Kita memulai dengan memahami karakteristik masyarakat obyek, kita mencoba melihat karakteristik masyarakat dengan mengarahkan pada pola pikir bisnis. Pola pikir yang berubah tidak mengubah situasi dan lingkungan masyarakat berada, melainkan mengubah pikiran masyarakat dalam memahami situasi dan lingkungan. Pola pikir masyarakat dirubah menjadi lebih produktif dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di masyarakat dengan ide-ide yang kreatif untuk membuka usaha.
424
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
2. Mengelompokkan masyarakat obyek sesuai dengan karakteristik. Dengan berbagai macam karakteristik yang dimiliki masyarakat, maka kita mencoba mengelompokkan masyarakat itu menjadi pelaku usaha sesuai dengan bidang keahlian/ketrampilan, pengetahuan dan bakatnya masing-masing. Dalam strategi yang kedua ini kita mengelompokkan kedalam jenis usaha/kelompok usaha masing-masing, misalnya: kelompok produk makanan ringan (kripik singkong, kripik buah naga, minuman sari buah naga dan lain-lain), kelompok petani singkong, kelompok peternak ayam pedaging, kelompok peternak sapi perah. 3. Mendata saluran distribusi Saluran distrubusi ini sangat penting sekali terutama untuk jenis usaha/kelompok usaha pabrikasi (produk kripik, ayam pedaging, sapi perah). Sesuai dengan gambaran obyek bahwa khususnya kecamatan Donomulyo dan Malang raya pada umumnya banyak lokasi wisata maka kita bangun jaringan-jaringan distributor dan pemasaran barang di tempat-tempat strategis. Setelah semua komponen masyarakat bisa diketahui karakteristik dan terkelompok dengan baik, maka strategi berikutnya adalah memanfaatkan koperasi yang ada di desa untuk dijadikan sebagai mitra dalam membangun bisnis. 5. KESIMPULAN Sesuai dengan rumusan masalah tentang bagaimana kekuatan sumber daya daerah pengirim TKI di Malang berdasar analisis kuantitatif SWOT terhadap lingkungan menunjukkan bahwa hasilnya adalah positif, positif sehingga terletak pada kuadran I. Posisi ini menandakan bahwa lingkungan pada Kecamatan Donomulyo yang kuat dan berpeluang untuk pengembangan usaha-usaha berbasis sumber daya lokal. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya wilayah ini sangat baik dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus maju dan berkembang melalui pertumbuhan usaha kecil dan menengah berbasis sumber daya local. Disamping itu ketersediaan tenaga kerja yang berasal dari TKI yang sudah pulang tersebut akan menunjang keberhasilan pengembangan usaha ini karena mereka telah memiliki ketrampilan dan pengetahuan yang cukup. Meskipun sumber daya manusianya memiliki pendidikan dan motivasi yang rendah, namun dengan adanya dukungan pemerintah setempat, ketersediaan sumber daya alam dan sumber daya modal maka pengembangan usaha di wilayah Donomulyo ini akan berhasil dengan baik. 6.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sumodiningrat,G, 1997,”Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat”Bina Rena
Pariwara Jakarta [2] Latifah, Sri Wahjuni,2015, Analisis Potensi Usaha Daerah Pengirim TKI di Malang,
Proceding Forum Manajemen Indonesia ISBN: 9786027317703 [3] Ouoba, Y. 2016. Natural resources: Funds and economic performance of resource-rich
countries. Resources Policy 50. 108–116 [4] Chen, C.J., Huang, J.W. 2009. Strategic human resource practices and innovation performance
— The mediating role of knowledge management capacity. Journal of Business Research, 62. 104–114 Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
425
[5] Yahya, S. & Goh, W.K. 2002. Managing human resources toward achieving knowledge [6] [7]
[8] [9] [10] [11] [12]
management. Journal of Knowledge Management. 6(5). 457-468. Cech, M., Yao, W., Samolejova, A., Li, J., Wicher, P. 2016. Human Resource Management in Chinese manufacturing companies. Perspectives in Science, 7, 6—9. Martin, G., Farndale, E., Paauwe, J., Stiles, PG. 2016. Corporate governance and strategic human resource management: Four archetypes and proposals for a new approach to corporate Sustainability. European Management Journal 34. 22 – 35. Katz, J.P, Zarzeski, M.T, Hall, H.J. 1999. The Impact of Strategy, Industry and Culture on Forecasting the Performance of Global Competitors: A Strategic Perspective. Thompson, A., Peteraf, M., Gamble, J., Strickland, A.J. 2012. Crafting and Executing Strategy. Mc Graw Hill David, F.R. 2011. Strategic Management Concepts And Cases. Pearson Education, Inc., New Jersey Suparmoko, 1999, Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, edisi 2, BPFE Alonse, Abel Duarte, 2011, ”Muscadines, wineries and Value added products: an exploratory study”, British Journal, vol 113, no3
426
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk