BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATILOGI KELAS I SEMARANG Jl. Siliwangi 291 Semarang, Jawa Tengah EMAIL :
[email protected],
[email protected] TELP. (024)76632712, 7609016 FAX. (024)7612394 Kode Pos 50145
ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR DI BEBERAPA WILAYAH (WONOGIRI, SUKOHARJO DAN SURAKARTA, KLATEN, PURWOREJO, KEBUMEN, BANJARNEGARA, PURBALINGGA DAN KENDAL) PROPINSI JAWA TENGAH ( 18 JUNI 2016 )
Oleh Stasiun Klimatologi Semarang – jawa Tengah
STASIUN KLIMATOLOGI KELAS I SEMARANG JAWA TENGAH JUNI 2016
1. PENDAHULUAN SEMARANG[SemarangPedia] – Badan Penanggungalangan Bencana Daerah (BPBD) melaporkan Tim SAR Gabungan telah menemukan lagi enam korban tertimbun longsoran tanah di Purworejo dan tiga korban di Kebumen. Longsor dan banjir yang terjadi Sabtu lalu, di sejumlah daerah di Jateng telah menelan korban jiwa dan tim evakusi hingga saat ini sudah menemukan total sebanyak 56 korban tewas, 22 orang luka-luka dan 395 diungsikan. “Korban hilang yang belum ditemukan di Desa Karangrejo/ Caok tiga orang, dan Desa Donorati tiga orang. Sedangkan jumlah pengungsi terdiri dari 143 orang di Desa Wironatan dan 210 orang di Desa Jelok,” ujar Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan pers diterima SemarangPedia.com, Kamis (23/6). Data BNBP terkini, korban di Kabupaten Purworejo terdapat 42 orang tewas, enam orang hilang dan 19 luka-luka. Selain telah mengakibatkan sebanyak 143 rumah rusak, meliputi 63 rumah rusak berat, 38 rumah rusak sedang, dan 42 rumah rusak ringan. Bahkan diperkirakan kerugian kerusakan rumah dan infrastruktur di Kabauapaten Purworejo mencapaia senilai Rp15,73 miliar. Sementara itu, korban di kabupaten Banjarnegara terdapat enam orang tewas tertimpa longsor, sedangkan di Kabupaten Kebumen terdapat lima orang tewas akibat banjir dan longsor, serta tiga orang hilang tertimbun longsor. “Semua korban sudah ditemukan. Sedangkan di Rembang, Sukoharjo dan Banyumas masing-masing satu orang tewas akibat banjir,” tuturnya. Menurutnya, untuk saat itu korban longsor di Purworejo masih terus dilakukan, termasuk peralatan berat dikerahkan mencari korban. Sekitar 300 personil tim SAR gabungan di masing-masing lokasi dikerahkan mencari korban hilang. “Kemarin Polri mengerahkan anjing pelacak untuk mencari korban. Namun banyaknya masyarakat yang menonton lokasi longsor menyebabkan kesulitan di lapangan,” ujarnya. dan banjir yang terjadi Sabtu lalu, di sejumlah daerah di Jateng telah menelan korban jiwa dan tim evakusi hingga saat ini sudah menemukan total sebanyak 56 korban tewas, 22 orang luka-luka dan 395 diungsikan. “Korban hilang yang belum ditemukan di Desa Karangrejo/ Caok tiga orang, dan Desa Donorati tiga orang. Sedangkan jumlah pengungsi terdiri dari 143 orang di Desa Wironatan dan 210 orang di Desa Jelok,” ujar Kepala Pusat Data dan
Informasi
BNPB
Sutopo
Purwo
Nugroho
dalam
keterangan
pers
diterima SemarangPedia.com, Kamis (23/6). Data BNBP terkini, korban di Kabupaten Purworejo terdapat 42 orang tewas, enam orang hilang dan 19 luka-luka. Selain telah mengakibatkan sebanyak 143 rumah rusak, meliputi 63 rumah rusak berat, 38 rumah rusak sedang, dan 42 rumah rusak ringan. Bahkan diperkirakan kerugian kerusakan rumah dan infrastruktur di Kabauapaten Purworejo mencapaia senilai Rp15,73 miliar. Sementara itu, korban di kabupaten Banjarnegara terdapat enam orang tewas tertimpa longsor, sedangkan di Kabupaten Kebumen terdapat lima orang tewas akibat banjir dan longsor, serta tiga orang hilang tertimbun longsor. “Semua korban sudah ditemukan. Sedangkan di Rembang, Sukoharjo
dan Banyumas masing-masing satu orang tewas akibat banjir,” tuturnya. Menurutnya, untuk saat itu korban longsor di Purworejo masih terus dilakukan, termasuk peralatan berat dikerahkan mencari korban. Sekitar 300 personil tim SAR gabungan di masing-masing lokasi dikerahkan mencari korban hilang. “Kemarin Polri mengerahkan anjing pelacak untuk mencari korban. Namun banyaknya masyarakat yang menonton lokasi longsor menyebabkan kesulitan di lapangan,” ujarnya. (Sumber : http://semarangpedia.com/ditemukan-lagi-9-korban-longsor-di-purworejo-dan-kebumen/)
Berikut ini rincian kejadian bencana yang diperoleh dari BPBD Purworejo: Desa Purbayan di kecamatan Kemiri: Empat rumah terkena longsor sementara akses jalan sempat terputus karena tertutup materiallongsoran.Desa Wonosuko di kecamatan Kemiri: Longsor mengenai jalan dan balai desa setempat.Desa Dusunteges di kecamatan Kemiri: Satu rumah terkena longsor.Desa Rowobayem di kecamatan Kemiri: Tanggul sungai setinggi lima meter jebol mengakibatkan air masuk ke rumah warga. Ketinggian air mencapai 1,25 meter sehingga menyebabkan warga setempat sempat terisolir.Desa Butuh kecamatan Butuh: Luapan air menggenangi jalan Purworej-Kebumen sehingga memacetkan arus lalu-lintas.Desa Dlangu kecamatan Butuh: Luapan air dari sungai Dlangu menggenangi jalan Purworejo-Kebumen sehingga jalan sempat terputus.Desa Bedono Karangduwur di kecamatan Kemiri: BanjirDesa Bedono Kluwung di kecamatan Kemiri: BanjirDesa Tunggorono di kecamatan Kutoarjo: Akses jalan Kutoarjo-Kemiri sempat terputus karena tingginya genangan air. Seorang warga tewas.Desa Brondong di kecamatan Bruno: Dua rumah terkena longsor.Desa Plipiran di kecamatan Bruno: Longsor menimpa pemukiman warga, dua orang tewas.Kawasan SMAN 7 Purworejo: Beberapa pohon tumbang.Desa Wonosido di kecamatan Pituruh: Empat rumah warga terkena longsor.Desa Tanjungrejo di kecamatan Bayan: Banjir setinggi satu meter.Desa Pogung Kalangan di kecamatan Bayan: Banjir setinggi satu meter.Desa Krandegan di kecamatan Bayan: Banjir setinggi satu meter, tanggul jebol.Desa Kemiri Lor di kecamatan Kemiri: Banjir masuk ke pemukiman warga, ratusan warga dievakuasi.Desa Kluwung di kecamatan Kemiri: Banjir masuk ke pemukiman warga, ratusan warga dievakuasi.Desa Kemiri Kidul di kecamatan Kemiri: Banjir masuk ke pemukiman warga, ratusan warga dievakuasi.Desa Rowobayan di kecamatan Kemiri: Banjir masuk ke pemukiman warga, ratusan warga dievakuasi.Desa Kalimeneng di kecamatan Kemiri: Banjir masuk ke pemukiman warga, ratusan warga dievakuasi.Desa Nampu Lor di kecamatan Purwodadi: BanjirDesa Karanganyar di kecamatan Purwodadi: BanjirDesa Gedangan di kecamatan Purwodadi: BanjirDesa Bapangsari di kecamatan Bagelen: BanjirDesa Sudimoro di kecamatan Purworejo: Rumah seorang warga rusak tertimpa pohon.Desa Sambeng di kecamatan Bayan: Banjir, dua rumah warga rusak tertimpa pohon.Desa Harjobinangun di kecamatan Grabag: Banjir, jembatan terputus.Desa
Pogungkalangan RT1/1 di kecamatan Kemiri: Banjir setinggi 1 meter, dua rumah warga rusak tertimpa pohon.Desa Tepus wetan di kecamatan Kutoarjo: BanjirDesa Wironatan di kecamatan Butuh: Tanggul di sungai Gebang di perbatasan Purworejo-Kebumen jebol, membuat air setinggi 1,5 meter menggenangi pemukiman warga.Desa Wingko di kecamatan Ngombol: banjir.Desa Katerban di kecamatan Kutoarjo: Kali Jali meluap, ratuwan warga dievakuasi ke Mako Brimob.Desa Pacor di kecamatan Kutoarjo: Kali Jali meluap, ratuwan warga dievakuasi ke Mako Brimob.Desa Tunggorono di kecamatan Kemiri: Seorang warga hanyut dan belum ditemukan.Desa Banjarsari di kecamatan Kemiri: Sungai Bogowonto meluap menyebabkan banjir.Desa Karangsari di kecamatan Kemiri: Sungai Bogowonto meluap menyebabkan banjir.Desa Kebonsari di kecamatan Kemiri: Sungai Bogowonto meluap menyebabkan banjir.Desa Watukuro di kecamatan Kemiri: Sungai Bogowonto meluap menyebabkan banjir.Dusun Jambu di desa Dadirejo di kecamatan Bagelen: 130 rumah penduduk tergenang air setinggi sekitar 1 meter.Dusun Jurangkah di desa Dadirejo di kecamatan Bagelen: Seorang rumah warga rusak terkena banjir, perahu karet diterjunkan untuk melakukan evakuasi.Desa Bapangsari di Kecamatan Bagelen: Tanah Longsor.Desa Pogungjurutengah di kecamatan Bayan: Air di sisi utara dan barat meluap.Desa Kalitanjung di kecamatan Ngombol: Banjir melanda pemukiman 16 KK dan lahan pertanian seluas 6 Ha.Desa Tangkisan di kecamatan Bayan: Banjir setinggi 2 meter di wilayah sepanjang kali Jali.Desa Bayan di kecamatan Bayan: Banjir setinggi 2 meter di wilayah sepanjang kali Jali.Desa wojo di kecamatan Bagelen: BanjirDesa Soka di kecamatan Bagelen: Longsor, satu rumah rusak total. sumber : Copas Grup Whattsapp)
. Gambar 1. Wilayah terdampak banjir dan longsor
2. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Satelit Cuaca dan Dinamika Atmosfer Berdasarkan gambar satelit Himawari 8 IR pada tanggal 18 Juni 2016 yang diambil mulai 09.00 sampai 15.00 UTC (16.00 - 22.00 WIB) memperlihatkan kejadian banyaknya awan-awan konvektif (awan hujan) disekitaran wilayah Jawa Tengah Bagian Selatan yaitu, Wonogiri, Sukoharjo, Purworejo, Kebumen, Banjarnegara, dan Kendal. Awan-awan hujan di wilayah tersebut pada umumnya memiliki sebaran merata utamanya pada siang hingga sore hari. Awan-awan tersebut terlihat dari gradasi warna yang memperlihatkan pertumbuhan awan jenis Cumulunimbus.
Gambar 2. Citra satelit Himawari 8 IR dari jam 09.00 – 15.00 UTC tanggal 18 Juni 2016 Sumber : http://satelit.bmkg.go.id
Kemudian berdasar pada gambar satelit Himawari 8 Water Vapour pada tanggal 18 Juni 2016 yang diambil mulai 09.00 sampai 15.00 UTC (16.00 - 22.00 WIB) adanya intrusi udara kering dari Australia yang mendorong udara basah di sekitar Jawa sehingga di sekitar Jawa Tengah memiliki potensi uap air basah yang sangat banyak untuk menjadi awan-awan hujan.
Gambar 3. Citra satelit Himawari 8 Water Vapour dari jam 09.00 – 15.00 UTC tanggal 18 Juni 2016 Sumber : http://satelit.bmkg.go.id
B. Outgoing Longwave Radiation (OLR) Nilai anomaly OLR di sekitar wilayah Jawa Tengah, Perairan Laut Jawa dan samudera Hindia -40 s.d > -50 W/m2. Nilai ini menunjukkan tebal dan tutupan awan di wilayah Jawa Tengah umumnya terjadi pada lebih besar dari pada rata-rata klimatologisnya.
Gambar 4. Anomali Outgoing Longwave Radiation tanggal 11 – 16 Juni 2016 Sumber : http://www.esrl.noaa.gov
C. Suhu Muka Laut (SST) Nilai anomali rata-rata suhu muka laut pada 11 - 18 Juni 2016 di sekitar perairan samudera Hindia selatan Jawa bernilai positif 1.2 (cukup hangat) serta sekitar Laut Banda dan Arafuru bernilai positif 1.5. Nilai anomali positif ini menunjukkan kondisi laut cukup hangat dan menambah peluang terbentuknya awan di sekitar wilayah Jawa Tengah pada khususnya.
Gambar 5. Anomali Suhu Muka Laut tanggal 11 - 18 Juni 2016 Sumber : http://www.bmkg.go.id
D. Tekanan Udara Permukaan (MSLP/Mean Sea Level Pressure) Adanya 2 (dua) tekanan udara rendah di sebelah barat Sumatera Barat dan Sebelah Utara Kalimantan memunculkan fenomena Ridge yang membawa udara hangat dan udara kering dari australia(gambar 6). Bersamaan juga dengan fase basah dari fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang memasuki wilayah Samudera Hindia (Gambar 8) dan dari prakiraan GFS posisi MJO pada tanggal 19 – 22 Juni 2016 berada di wilayah maritime Indonesia (kuadran 4 dan 5). Nilai anomali Tekanan Udara Permukaan di sekitar wilayah Jawa Tengah dan Samudera Hindia umumnya bernilai Positif sebesar +0.2 s.d +0.6 mb. Nilai Positif ini menunjukkan kondisi Tekanan lebih tinggi dibandingkan nilai klimatologisnya dan cukup berpengaruh terhadap penambahan pembentukan awan di sekitar wilayah Jawa Tengah (Gambar 7).
RIDGE
Gambar 6. Tekanan Udara Permukaan tanggal 18 Juni 2016 jam 06 Z dan 12 Z Sumber : http:// http://www.tmd.go.th/
Gambar 7. Anomali Tekanan Udara Permukaan tanggal 11 - 16 Juni 2016 Sumber : http://www.esrl.noaa.gov
Gambar 8. MJO Phase Diagram tanggal 9 Mei 2016 - 17 Juni 2016 Sumber : http://reg.bom.gov.au/climate/mjo/
E. Komponen Angin Daerah pertemuan massa udara terpantau terbentuk di sekitar Jawa (Gambar 8), hampir sama dengan klimatologi streamline bulan Januari (Gambar 8)
Gambar 9. Streamline tanggal 18 Juni 2016 jam 00 Z dan 12 Z Sumber : http://www.bom.gov.au
Gambar 10. Klimatologi Streamline bulan Juni Sumber : http://www.esrl.noaa.gov
E.1 Zonal (Timur-Barat) Nilai anomali Komponen Angin Zonal di sekitar wilayah Jawa Tengah bernilai -0.5 s.d -2.0 Kondisi ini menunjukkan Komponen angin lebih banyak didominasi dari arah timuran dibanding klimatologisnya.
Gambar 11. Anomali Komponen Angin Zonal tanggal 11 – 16 Juni 2016 Sumber : http://www.esrl.noaa.gov
E.2 . Komponen Angin Meridional (Utara-selatan) Nilai anomali Komponen Angin Meridional Lapisan 850 mb di sekitar wilayah Jawa Tengah bernilai positif 0.0 s.d 1.0. Nilai anomali Komponen Angin Meridional Positif Komponen angin lebih banyak didominasi dari arah Selatan dibanding klimatologisnya. Berdasarkan pada gambar 9 dan 10 dapat dianalisis angin zonal menunjukan anomali yang lebih dominan daripada komponen angin meridional.
Gambar 12. Anomali Komponen Angin Meridional tanggal 11 – 16 Juni 2016 Sumber : http://www.esrl.noaa.gov
F. Data, Distribusi Curah Hujan (GIS dan TRMM) dan Analisa angin 200 hPa Berdasarkan pengukuran curah hujan (diukur dalam mm) menggunakan penakar hujan obs di sebagian Pos Pengamat Curah Hujan Propinsi Jawa Tengah(Wonogiri, Sukoharjo, Purworejo, Kebumen, Kendal, dan Banjarnegara) berupa pos hujan kerjasama dapat terlihat dalam Tabel 1 dan grafik 1, sebagai berikut : dapat dijelaskan bahwa curah hujan di beberapa pos hujan pengamatan di wilayah beberapa wilayah Jawa Tengah yang terdampak banjir dan longsor sangat tinggi, dengan intensitas curah hujan antara Hujan Sangat Lebat (> 100 mm/hari) sampai Hujan Ekstrim (> 150 mm/hari).
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 19 20 21
Lokasi Maron Kedung pucung Jrakah Kaligesing Prembun Trirejo Kalimeneng Purwodadi Banyuurip Ngombol Pangen juru Kedunggupit Selogiri Srimadono Merden Sukoharjo Limbangan Grogol weleri kaliwungu
Kabupaten Jumlah CH 18 Juni 2016 (mm) Purworejo 236 Purworejo 328 Purworejo 165 Purworejo 285 Purworejo 172 Purworejo 328 Purworejo 232 Purworejo 168 Purworejo 244 Purworejo 143 Purworejo 126 Purworejo 160 Wonogiri 124 Kebumen 172 Kebumen 149 Kebumen 131 Banjarnegara 100 Sukoharjo 125 Kendal 137 Kendal 173
Tabel 1. Pengukuran Curah Hujan di Pos Pengamat Curah Hujan
milimeter
CURAH HUJAN DI BEBERAPA POS HUJAN KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR DI JAWA TENGAH TANGGAL 18 JUNI 2016 350 300 250 200 150 100 50 0
328
328 285
236
244
232 165
172
168
172 149 143 126 160 131 124
173 100
125 137
CURAH HUJAN
Grafik 1. Jumlah Curah Hujan di Pos Pengamat Curah Hujan wilayah kejadian banjir dan longsor
Curah Hujan (mm)
PERBANDINGAN CURAH HUJAN DASARIAN II BULAN JUNI 2016 DENGAN NORMAL DASARIANNYA 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0
CURAH HUJAN DAS II
NORMAL DAS II
Grafik 2. Perbandingan jumlah curah hujan dasarian II bulan Juni 2016 dengan normal dasariannya
Curah Hujan (mm)
PERBANDINGAN ANOMALI CURAH HUJAN DASARIAN II BULAN JUNI 2016 DENGAN NORMAL DASARIANNYA 400 350 300 250 200 150 100 50 0 -50
ANOMALI CURAH HUJAN DAS II
NORMAL DAS II
Grafik 3. Perbandingan anomali curah hujan dasarian II bulan Juni 2016 dengan normal dasariannya
Dari grafik 2 dan 3 dapat dianalisis dengan membandingkan jumlah dan anomali curah hujan dengan normalnya bahwa pada dasarian II bulan Juni 2016 semua titik pos pengamat curah hujan di wilayah yang terdampak banjir dan longsor sangat tinggi jumlah curah hujan.
Gambar 13. Distribusi Curah Hujan Beberapa Kabupaten di Jawa Tengah Terdampak Banjir dan Longsor tanggal 18 Juni 2016
Dari gambar 13
peta distribusi curah hujan
hampir semua pada beberapa kabupaten yang
terdampak banjir dan longsor curah hujannya rata-rata dengan intensitas hujan sangat lebat yaitu > 100 mm/hari.
Gambar 14. Regional TRMM 3B42 rain rates, Kelvin Wave filtered 200 hPa Velocity Potensial anomalies, and 200 hPa GFS Wind anomalies tanggal 18 Juni 2016
Sumber : http://www.atmos.albany.edu/
Dengan analisa diatas dapat disimpulkan bahwa curah hujan yang terjadi di Jawa Tengah merupakan perkembangan dari gelombang Kelvin pada lapisan 200 hPa dengan adanya divergensi
pada lapisan 200 hPa sehingga pertumbuhan awan awan konfektif yang sangat intens dari jam 00.00 UTC (07.00 WIB) dari wilayah Jawa Barat bergerak ke timur kearah Jawa Tengah pada jam 06.00 UTC (13.00 WIB) dan mencapai puncaknya pada jam 12.00 UTC (19.00 WIB) sampai Jam 18.00 UTC (01.00 WIB tanggal 19 Juni 2016) meliputi wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur dan jam 00.00 UTC (07.00 WIB tanggal 19 Juni 2016) sedah mulai berkurang intensitasnya. Curah hujan rata-rata dari TRMM 3B42 mulai jam 12.00 – 18.00 UTC (19.00 – 01.00 WIB) lebih dari 100 mm/hari di wilayah yang terdampak banjir dan longsor di Jawa Tengah.
Gambar 15. Hovmoller Curah Hujan dari TRMM
Sumber : http://www.atmos.albany.edu/
Dari hovmoller diagram TRMM diatas, curah hujan pada 108 – 112 Bujur Timur curah hujan total berkisar lebih dari 100 mm/hari
3. KESIMPULAN DAN PENUTUP Berdasarkan pantauan citra satelit Himawari 8 dan dinamika atmosfer yang terjadi di wilayah Provinsi Jawa Tengah pada saat kejadian banjir dan longsor di beberapa wilayah Propinsi Jawa Tengah (Wonogiri, Sukoharjo dan Surakarta, Klaten, Purworejo, Kebumen, Kendal, Banjarnegara dan Purbalingga) menunjukkan sebaran jenis awan konvektif yang besar (cluster awan) yang terjadi pada tanggal 18 Juni 2016 sore hingga malam hari menyebabkan terjadinya hujan sangat lebat sampai hujan ekstrim merata di wilayah-wilayah yang mengalami banjir dan longsor. Dari citra satelit water vapour, intrusi udara kering yang kuat menekan udara basah didepannya yang berimbas pada terbentuknya awan potensial hujan disekitar pulau Jawa. Nilai anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) menunjukkan adanya daerah tutupan awan dengan ketebalan yang cukup signifikan, sementara nilai Sea Surface Temperature (SST) memperlihatkan wilayah sebelah selatan jawa yaitu Samudera Hindia cukup hangat dan wilayah lain yaitu Laut Banda dan Arafuru sebagai suplai tambahan uap air, lebih hangat dibandingkan nilai klimatologisnya sehingga menyediakan jumlah uap air yang cukup banyak untuk memberi peluang terbentuknya awan-awan konvektif. Angin pada lapisan 850 mb rata – rata bertiup dari arah timur – tenggara, meskipun monsun Australia melemah. Selain itu ada 3 (tiga) pemicu terjadinya Hujan sangat lebat sampai ekstrim di Jawa Tengah tanggal 18 Juli 2016 yaitu :
Aktifitas gelombang Kelvin (bergerak ke timur)
MJO yang aktif di wilayah Samudera Hindia dan mulai masuk ke wilayah Maritim Indonesia
Suhu Muka Air laut yang hangat di wilayah Indonesia
Demikianlah laporan analisis kejadian banjir dan longsor di beberapa wilayah Propinsi Jawa Tengah (Wonogiri, Sukoharjo dan Surakarta, Klaten, Purworejo, Kebumen, Kendal, Banjarnegara dan Purbalingga). Analisis ini kami buat berdasarkan data-data sebaran curah hujan dan dinamika atmosfer yang terjadi pada tanggal tersebut.
Team Fct On Duty 1. Zauyik Nana Ruslana, ST NIP. 19770628 200012 1 002 2. Sulistiyowati, SP NIP. 19700128 199202 2 001
Semarang, 28 Juni 2016 Kepala Stasiun Klimatologi Semarang
Ir. Tuban Wiyoso, M.Si