BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATILOGI KELAS I SEMARANG Jl. Siliwangi 291 Semarang, Jawa Tengah EMAIL :
[email protected],
[email protected] TELP. (024)76632712, 7609016 FAX. (024)7612394 Kode Pos 50145
ANALISIS KEJADIAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH PEJAWARAN BANJARNEGARA PROPINSI JAWA TENGAH ( 25 SEPTEMBER 2016 )
Oleh Stasiun Klimatologi Semarang – Jawa Tengah
STASIUN KLIMATOLOGI KELAS I SEMARANG JAWA TENGAH SEPTEMBER 2016
1. PENDAHULUAN JAKARTA, KOMPAS.com - Bencana Longsor terjadi di Dusun Tambak Sari, Desa Sidengok, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (25/9/2016) pukul 07.00 WIB. Longsoran tanah tersebut menimpa rumah milik Sugianto, pria berusia 57 tahun. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulisnya menyebutkan bahwa kejadian tersebut dipicu hujan deras yang terjadi sejak Sabtu (24/9/2016) siang. "Longsor dipicu akibat hujan deras yang terjadi pada hari Sabtu 24 September 2016 sejak jam 12.00 hingga malam hari," kata Sutopo, Minggu (25/9/2016). Sutopo mengatakan, satu orang dinyatakan tewas akibat kejadian tersebut. Korban bernama Nurhaidin (21). Sutopo menjelaskan, saat terjadinya longsor pada pukul 07.00 WIB, Nurhaidin sedang berada di belakang rumah. "Ia sedang membetulkan saluran air yang berada di belakang rumah," kata Sutopo. Tiba-tiba, lanjut dia, tanah tebing setinggi 15 meter dengan lebar 40 meter yang berada di atas rumah tersebut mengalami longsor hingga akhirnya menimbun rumah milik Sugianto dan juga korban, yakni Nurhaidin. Sutopo mengatakan, Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara dibantu relawan dan masyarkat setempat melakukan pencarian korban. "Korban berhasil ditemukan pada hari minggu 25 sept 2016 jam 10.30 WIB dan berhasil dievakuasi jam 11.10 wib oleh Tim TRC BPBD BANJARNEGARA, TNI, Polri, PMI banjarnegara dibantu relawan dan masyarakat setempat," kata dia. Setelah itu, Nurhaidin langsung diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimandikan dan makamkan. (Sumber: http://regional.kompas.com/read/2016/09/25/17404251/satu.orang.tewas.akibat.bencana.longsor .di.banjarnegara) Update : Terjadi tanah longsor Pada hari minggu 25 sept 2016 jam 07.00 wib. Longsor menimpa rumah bpk. Sugianto umur 57 tahun.
Jumlah korban 9 jiwa :
1. Sugianto 57 th 2. Khotifah 50 th 3. Slamet parno 35 th 4. Fitriyah 25 th 5. Saminem 32 th 6. Nurhaidin 21 th 7. Rohyatun 13 th 8. Usman 5 th 9. Agus 37 th Kronologis : longsor dipicu akibat hujan deras yang terjadi pada hari sabtu 24 sept 2016 sejak jam 12.00 hingga malam hari. Longsor menimpa rumah berukuran p : 12 m L : 7 m, pemilik rumah atas bpk sugianto rt 5 rw 5 dusun tambak sari desa sidengok kec. Pejawaran kab banjarnegara. Longsoran mengakibatkan korban meninggal dunia 1 orang atas nama nurhaidin umur 21 th (anggota KK). Pada jam 07.00 wib saat longsor terjadi korban meninggal sedang berada dibelakang rumah membetulkan saluran air yang berada di belakang rumah. Tiba2 tanah tebing setinggi 15 m lebar 40 m diatas rumah longsor menimbun rumah dan korban tersebut. TIM TRC BPBD BANJARNEGARA dibantu relawan dan masyarkat melakukan pencarian korban. Korban berhasil ditemukan pada hari minggu 25 sept 2016 jam 10.30 wib dan berhasil dievakuasi jam 11.10 wib oleh Tim TRC BPBD BANJARNEGARA, TNI, POLRI, PMI banjarnegara dibantu relawan dan masyarakat setempat. Korban langsung di serahkan ke keluarga untuk disucikan dan kemudian di makamkan. sumber : Copas Grup Whattsapp)
Gambar 1. Lokasi terdampak longsor
2. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Satelit Cuaca Berdasarkan gambar satelit Himawari 8 IR pada tanggal 24 s.d 25 September 2016 dini hari yang diambil mulai 09.00 sampai 19.00 UTC (16.00 - 02.00 WIB) memperlihatkan kejadian banyaknya awan-awan konvektif (awan hujan) disekitaran wilayah Jawa Tengah Bagian Tengah termasuk wilayah Kabupaten Banjarnegara. Awan-awan hujan di wilayah tersebut pada umumnya memiliki sebaran merata utamanya pada sore hingga malam hari. Awan-awan tersebut terlihat dari gradasi warna yang memperlihatkan pertumbuhan awan jenis Cumulunimbus.
Gambar 2. Citra satelit Himawari 8 IR dari jam 09.00 – 19.00 UTC tanggal 24 September 2016 Sumber : http://satelit.bmkg.go.id
Kemudian berdasar pada gambar satelit Himawari 8 Water Vapour pada tanggal 24 24 s.d 25 September 2016 dini hari yang diambil mulai 09.00 sampai 19.00 UTC (16.00 - 02.00 WIB) adanya intrusi udara kering dari Australia yang massa udara di depan muka instrusi menjadi basah termasuk di sekitar Jawa sehingga di sekitar Jawa Tengah memiliki potensi uap air basah yang sangat banyak untuk menjadi awan-awan hujan.
Gambar 3. Citra satelit Himawari 8 Water Vapour jam 09.00 – 19.00 UTC tanggal 24 September 2016 Sumber : http://satelit.bmkg.go.id
B. Dinamika Atmosfer B.1. Outgoing Longwave Radiation (OLR) Nilai anomaly OLR di sekitar wilayah Jawa Tengah, samudera Hindia Selatan Pulau Jawa -20 s.d > -40 W/m2. Nilai ini menunjukkan tebal dan tutupan awan di wilayah Jawa Tengah umumnya terjadi pada lebih besar dari pada rata-rata klimatologisnya.
Gambar 4. Anomali Outgoing Longwave Radiation tanggal 20 - 24 September 2016 Sumber : http://extreme.kishou.go.jp/itacs5/
B. 2. Suhu Muka Laut (SST) Nilai anomali rata-rata suhu muka laut pada 11 - 18 Juni 2016 di sekitar perairan samudera Hindia selatan Jawa bernilai positif 1.2 s.d 1.8 (cukup hangat) serta sekitar Samudera Hindia Selatan Nusa Tenggara Timur bernilai positif 1.5 s.d >1.8. Nilai anomali positif ini menunjukkan kondisi laut cukup hangat dan menambah peluang terbentuknya awan di sekitar wilayah Jawa Tengah pada khususnya.
Gambar 5. Anomali Suhu Muka Laut tanggal 20 - 24 September 2016 Sumber : http://extreme.kishou.go.jp/itacs5/
B. 3. Anomali Tekanan Udara Permukaan (Anomali Sea Level Pressure) Nilai anomali Tekanan Udara Permukaan di sekitar wilayah Jawa Tengah dan Samudera Hindia umumnya bernilai Positif sebesar -2.0 s.d -1.5 mb. Nilai Negatif ini menunjukkan kondisi Tekanan lebih rendah dibandingkan nilai klimatologisnya dan cukup berpengaruh terhadap penambahan pembentukan awan di sekitar wilayah Jawa Tengah (Gambar 6).
Gambar 6. Anomali Tekanan Udara Permukaan tanggal 20 – 24 September 2016 Sumber : http://extreme.kishou.go.jp/itacs5/
B. 4. Komponen Angin Daerah pertemuan massa udara dan sirkulasi lokal terpantau terbentuk di sekitar Jawa dan Perairan Utara Jawa (Gambar 7), dan menunjukan adanya perbedaan dengan kondisi rata-rata (klimatologis) streamline bulan September pada umumnya(Gambar 8).
Gambar 7. Streamline tanggal 24 September 2016 jam 00 Z dan 12 Z Sumber : http://www.bom.gov.au
Gambar 7. Klimatologi Streamline bulan September Sumber : http://www.esrl.noaa.gov
B. 5. Zonal (Timur-Barat) Nilai anomali Komponen Angin Zonal di sekitar wilayah Jawa Tengah bernilai 0 s.d 2.0 Kondisi ini menunjukkan Komponen angin lebih banyak didominasi dari arah baratan dan lebih kuat dibanding klimatologisnya(Gambar 8).
Gambar 8. Anomali Komponen Angin Zonal tanggal 20 – 24 September 2016 Sumber : http://www.esrl.noaa.gov
B. 6. Komponen Angin Meridional (Utara-selatan) Nilai anomali Komponen Angin Meridional Lapisan 850 mb di sekitar wilayah Jawa Tengah bernilai Negatif -3.0 s.d -2.0. Nilai anomali Komponen Angin Meridional Negatif Komponen angin lebih banyak didominasi dari arah Utara dibanding klimatologisnya. Berdasarkan pada gambar 8 dan 9 dapat dianalisis angin meridional menunjukan anomali yang lebih dominan daripada komponen angin zonal.
Gambar 9. Anomali Komponen Angin Meridional tanggal 20 – 24 September 2016 Sumber : http://www.esrl.noaa.gov
B. 7. Analisis Potensi Temperatur Bola Basah di 850 mb ( Wet Bulb Potensial Temperature) Berdasarkan Analisis Potensi Temperatur Bola Basah di lapisan 850 mb menunjukkan bahwa di wilayah Jawa Tengah memiliki nilai potensi konvektif yang cukup kuat dengan temperature 22⁰C (Gambar 10). Artinya di wilayah Jawa Tengah memiliki potensi pertumbuhan awan-awan konvektif yang cukup tinggi.
Gambar 9. Analisis Wet Bulb Potensial Temperature tanggal 22 – 25 September 2016 Sumber : Model Analisis Synergie - Arpege 1.5
C. Data dan Distribusi Curah Hujan Berdasarkan data Curah Hujan yang dilaporkan dari Pos Hujan yang ada di Wilayah Kec. Pejawaran lokasi terjadinya longsor dan beberapa Pos Hujan di Wilayah Kab. Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah
dapat dilihat bahwa di beberpa Pos Hujan mulai tanggal 16 s/d 25 terus
menerus terjadi hujan dengan intensitas Ringan s/d Lebat (Tabel 1).
NO. 1 2 3 4 5 6 7
POS HUJAN PENUSUPAN LIMBANGAN I PAGENTAN KARANGKOBAR BAWANG STAGEOF BANJARNEGARA SIGALUH
16 17 18 19 20 21 22 14 9 22 17 25 86 21 118 4 3 13 3 69 22 100 55 23 0 6 17 0 56 19 18 38 0 3 8 0 38 13 7 2 4 2 2 37 4 16
23 27 25 37 82 80 68 21
24 63 49 47 56 42 15 10
25 CH_10_HARI (Tgl 16 - 25) CH 5 HARI (Tgl 21-25) 33 317 230 13 319 178 20 259 259 49 308 262 24 202 202 5 157 108 17 115 68
Tabel 1. Data Curah Hujan di Beberapa Pos Hujan Di Kab. Banjarnegara Tgl 16 – 25 September 2016
Berdasarkan Data Curah Hujan yang terjadi pada tanggal 24 September 2016 (yang diukur pada Tgl 25) curah hujan tercatat 4 s/d 100 mm yang masuk dalan kategori Ringan s/d Lebat. Pada Garfik 2, yaitu distribusi Curah Hujan yang di ukur dari tgl 21 s/d 25 September 2016 terendah 68 mm di Pos hujan Sigaluh dan tertinggi di Pos Hujan Karangkobar yaitu 262 mm. Pada Grafik 3, yaitu Distrbusi Curah Hujan yang diukur mulai tanggal 16 s/d 25 September 2016 dapat dilihat sebaran Curah hujan mulai dari 115 s/d 319 mm (terendah di Sigaluh dan tertinggi di Limbangan). Jika dibandingkan dengan Curah Hujan Normalnya, jumlah Curah Hujan selama lima hari (tanggal 21 s/d tanggal 25 September 2016) dari beberapa Pos Hujan tersebut (Grafik 4), menunjukkan bahwa kondisi hujan tersebut jauh lebih besar dari Normalnya (Atas Normal).
Grafik 1. Distribusi data CH Tgl 24 September 2016 September 2016
Grafik 3. Distribusi data CH Tgl 16 s/d 25 September 2016
Grafik 2. Distribusi data CH Tgl 21 s/d 25 September 2016
Grafik 4. CH Tgl 21 s/d 25 September 2016 dibanding Normal Das III September
Gambar 1. Distribusi CH Kab. BanjarnegaraTgl 24 September 2016
Berdasarkan Peta Distribusi Curah Hujan di Kab. Banjarnegara yang terjadi pada tanggal 24 wilayah Banjarnegara bagian utara (termasuk wilayah Pejawaran) dan selatan masuk pada kriteria Sedang yaitu 21 – 50 mm. Sedangkan untuk wilayah tengah umumnya pada kreteria Ringan.
Gambar 2. Distribusi CH Kab. BanjarnegaraTgl 21 - 25 September 2016
Berdasarkan Peta Distribusi Curah Hujan di Kab. Banjarnegara yang terjadi selama 5 hari dari tanggal 21 – 25 September 2016 di wilayah Kab. Banjarnegara bagian utara (termasuk wilayah Pejawaran) dan sebagian wilayah tengah curah hujan 201 - 300 mm. Untuk sebagian wilayah umumnya 151 – 200 mm, sedangkan Kec. Banjarmangu, sebagian kecil wilayah Kec. Banjarnegara dan Sigaluh curah hujan 101 – 150 mm, sebagian besar wilayah Kec. Sigaluh 51 – 100 mm.
Gambar 3. Distribusi CH Kab. BanjarnegaraTgl 16 - 25 September 2016
Berdasarkan Peta Distribusi Curah Hujan di Kab. Banjarnegara yang terjadi selama 10 hari dari tanggal 16 – 25 September 2016 di sebagian besar wilayah Kab. Banjarnegara umumnya masuk pada kategori Tinggi yaitu 201 – 300 mm. Untuk wilayah Kab. Banjarnegara bagian utara (Kec. Pejawaran, Karangkobar, Wanayasa dan Batur) curah hujan masuk pada Kategori Sangat Tinggi yaitu > 300 mm. Sedangkan sebagian kecil wilayah (Kec. Banjarnegara dan Sigaluh) berada pada kategori Menengah yaitu 101 – 150 mm.
3. KESIMPULAN DAN PENUTUP Berdasarkan analisis Curah Hujan yang terjadi di Wilayah Penusupan Kec. Pejawaran dan beberpa Pos Hujan di sekitar wilayah Pejawaran berdampak terjadinya longsor di wilayah Pejawaran Kab. Banjarnegara. Karena hujan umumnya terjadi selama lima hari berturut – turut dari tanggal 21 s.d 25 September 2016, bahkan Pos Hujan Penusupan Kec. Pejawaran, hujan terjadi selama sepuluh hari secara berturut – turut yaitu mulai tanggal 16 sampai dengan 25 September 2016 dengan intensitas Ringan sampai Lebat. Berdasarkan dinamika atmosfer yang terjadi di wilayah Provinsi Jawa Tengah pada saat kejadian longsor di Pejawaran Kabupaten Banjarnegara menunjukkan sebaran jenis awan konvektif yang besar (cluster awan) yang terjadi pada tanggal 24 sore hingga malam hari menyebabkan terjadinya hujan sangat lebat sampai hujan ekstrim merata di wilayah tengah Jawa Tengah termasuk wilayah terjadinya longsor. Dari citra satelit water vapour, intrusi udara kering menekan udara basah didepannya yang berimbas pada terbentuknya awan potensial hujan disekitar pulau Jawa. Nilai anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) menunjukkan adanya daerah tutupan awan dengan ketebalan yang cukup signifikan, sementara nilai Sea Surface Temperature (SST) memperlihatkan wilayah sebelah selatan jawa yaitu Samudera Hindia cukup hangat
sebagai suplai tambahan uap air, lebih hangat dibandingkan nilai
klimatologisnya sehingga menyediakan jumlah uap air yang cukup banyak untuk memberi peluang terbentuknya awan-awan konvektif. Angin pada lapisan 850 mb rata – rata bertiup dari arah barat - utara, dimana monsun Asia menguat dan monsun Australia lemah. Begitu pula dengan potensi temperature bola basah di lapisan 850 mb dalam beberapa hari terakhir memberikan potensi konvektif yang cukup kuat sehingga potensi pertumbuhan awan-awan hujan cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir di wilayah Jawa Tengah. Demikianlah laporan analisis kejadian banjir dan longsor di Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara. Analisis ini kami buat berdasarkan data-data sebaran curah hujan dan dinamika atmosfer yang terjadi pada tanggal tersebut. Team Fct On Duty 1. Rosyidah, S.Kom NIP. 19850308 200701 2 003 2. Sulistiyowati, SP NIP. 19700128 199202 2 001
Semarang, 28September 2016 Kepala Stasiun Klimatologi Semarang
Ir. Tuban Wiyoso, M.Si NIP. 19630628 198903 1 001