ANALISIS KECUKUPAN JUMLAH VEGETASI DALAM MENYERAP KARBON MONOKSIDA (CO) DARI AKTIVITAS KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN AHMAD YANI SURABAYA ANALYSIS OF THE SUFFIENCY OF VEGETATION IN ABSORBING CARBON MONOXIDE (CO) DUE TO MOTOR VEHICLES ACTIVITY ON THE AHMAD YANI STREET SURABAYA Brahmanto Anggoro Laksono 1) dan Alia Damayanti 2) Jurusan T eknik Lingkungan, Fakultas T eknik Sipil dan Perencanaan, Institut T eknologi Sepuluh Nopember (IT S) Kampus IT S Sukolilo, Surabaya Email: 1)
[email protected]; 2)
[email protected] Abstrak: Jalan Ahmad Yani tercatat sebagai jalan terpanjang dan terpadat di Surabaya yang rata -rata pada saat jam puncak dilalui sebanyak 13.192 sepeda motor dan 2.004 unit mobil. Aktivitas kendaraan bermotor tersebut merupakan penyumbang sumber emisi karbon pada Jalan Ahmad Yani. Kualitas udara Jalan Ahmad Yani pada tahun 2013 menurut ISPU (Indeks Standard Pencemaran Udara) masuk kategori tidak sehat. Pada perencanaan ini, dihitung kecukupan dari jumlah dan jenis tumbuhan yang ada di Jalan Ahmad Yani Surabaya pada Tahun 2014 dalam menyerap karbon monoksida . Pengambilan data primer dan sekunder dilakukan dengan mendata jumlah kendaraan bermotor yang melintas di Jalan Ahmad Yani pada jam puncak. Jam puncak (peak hour) yang digunakan sebagai waktu pengambilan data adalah pukul 06.00 -08.00; 11.00-13.00; 16.00-18.00; 19.00-21.00.Hasil pengolahan data menunjukan bahwa jumlah dan jenis vegetasi yang ada di jalan Ahmad Yani pada tahun 2014 belum mampu menyerap emisi CO akibat aktivitas kendaraan bermotor dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan masih adanya sisa emisi di Jalan Ahmad Yani Surabaya sebesar 1.373.230,67 ton/tahun. Sedangkan emisi yang dihasilkan dari kendaraan bermotor mencapai 1.374.352,67 ton/tahun dan kemampuan vegetasi eksisting hanya mampu menyerap 1.122 ton/tahun. Kata kunci: Emisi Karbon, Daya serap vegetasi,Jalan Ahmad Yani Surabaya, dan Ruang Terbuka Hijau . Abstract: Ahmad Yani is the longest and busiest streets in Surabaya which on during average peak hours has endured 13.192 motorcycles and a 2004 car unit. Motor vehicle activity is one of contributing source of carbon emissions on Ahmad Yani. Ahmad Yani Street air quality by 2013 according to the Standard Pollutant Index is entering in an unhealthy category. This study calculated the suffiency between vegetation type in Ahmad Yani in 2014 and the concentration of carbon monoxide. The data was taken from amount of motor vehicle which passed on Ahmad Yani street in peak hours. Peak hours used as the data capture were 06.00-08.00; 11.00-13.00; 16.00-18.00; 19.00-21.00.Based on the analysis, the amount and type of vegetation in Ahmad Yani in 2014 have not been able to absorb CO emissions due to the activity of motor vehicles. This can be evidenced by the existence of the remaining CO on the road of Ahmad Yani Surabaya is still 1.373.230,67 ton/year. Whereas emissions generated from motor vehicles reached 1.374.352,67 tons/year and the ability of the existing vegetation is only able to absorb 1.122 tons/year. Keywords: Absorption of Plants, Ahmad Yani Street, Emission of Carbon, Open Green Space.
PENDAHULUAN Jalan A.Yani tercatat sebagai jalan terpanjang dan terpadat di Surabaya. Jalan A.Yani rata -rata setiap harinya dilalui sekitar 15 ribu kendaraan bermotor (Prastiyono,2010) dan merupakan salah satu sumber emisi karbon dari kendaraan bermotor. Kementerian Lingkungan Hidup menyebutkan, polusi udara dari kendaraan bermotor bensin (spark ignition engine) menyumbang CO sebanyak 70%, 100% plumbum (Pb), 60% hidrokarbon (HC) dan 60% oksida nitrogen (NOx) (Martuti,2013). Sumarawati dalam penelitiaannya tahun 2007 menunjukkan bahwa 96,8% gas CO yang berasal dari gas buang kendaraan bermotor Kota Surabaya menghasilkan total emisi gas sebanyak 54.800 ton/tahun. Hal tersebut berdampak pada peningkatan suhu udara hingga 0,5o C. Menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada tahun 2010, selama abad 20 Indonesia telah mengalami peningkatan suhu rata-rata udara di permukaan tanah sekitar 0,5o C. Rata- rata suhu Indonesia diproyeksikan meningkat 0,8-1,0o C antara tahun 2020 hingga 2050 (USAID-IUWASH,2012). Peningkatan suhu karena perubahan iklim mengakibatkan semakin tingginya penguapan sumber air permukaan seperti sungai, danau dan waduk sehingga mengurangi jumlah air baku. Penguapan ini sekaligus menurunkan kualitas sumber air permukaan hingga secara kualitas tidak dapat diolah lagi akibat makin pekatnya bahan pencemar, salinitas dan mikroorganisme air pembawa wabah penyakit. Dengan kondisi demikian diperlukan perencanaan RTH untuk Jalan
1
A.Yani guna mereduksi dan menjaga jumlah emisi CO di kawasan tersebut agar sesuai baku mutu. Selain itu perencanaan RTH yang baik secara tidak langsung akan mereduksi kemungkinan penurunan kualitas sumber daya air. Langkah strategis yang dapat dilakukan untuk mereduksi dan mengontrol pencemar udara adalah dengan banyak menciptakan sabuk hijau di jalur transportasi padat, khususnya jenis tumbuhan/pohon tertentu yang memiliki kemampuan untuk menyerap cemaran udara (Suparwoko dan Firdaus, 2007). Ruang terbuka hijau (RTH) merupakan salah satu bagian dari langkah strategis untuk mengurangi jumlah CO dengan memanfaatkan jenis tanaman tertentu yang mempunyai daya serap karbon. Hal tersebut didukung oleh UU nomor 26 tahun 2007 pasal 29 ayat 2 yang menyebutkan bahwa RTH yang paling ideal paling sedikit adalah 30% dari luas wilayah kota. RTH sendiri telah menjadi kesatuan program pembangunan di banyak negara dan diintensifkan untuk mengatasi pemanasan global yang disebabkan oleh peningkatan karbondioks ida. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya keseimbangan jumlah antara RTH dan emisi karbon yang dihasilkan agar tercapai kondisi ideal dan kota yang sehat.Tanaman merupakan salah satu pemegang peranan penting dalam RTH ini. Karena berdasarkan fungsinya dalam lansekap secara umum, tanaman dapat berfungsi sebagai pengontrol pemandangan (visual control), penghalang secara fisik (physical barriers), pengontrol iklim (climate control), pelindung dari erosi (erotion control), dan memberikan nilai estetika (aesthetics values).
METODE Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan dalam perencanaan ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan melalui observasi langsung ke lapangan sedangkan data sekunder merupakan data yang didapatkan dari studi literatur, penelitian terdahulu, maupun dari instansi pemerintah atau organisasi/badan lain. Data tersebut perlu didapatkan untuk meyakinkan tugas akhir yang dikerjakan. Data primer yang akan diambil untuk perencanaan ini adalah data jumlah kend araan bermotor yang melintas di Jl. Ahmad Yani Surabaya. Data tersebut diambil dengan menggunakan alat penghitung sehingga bisa didapatkan jumlah kendaraaan bermotor yang melintas di Jl. Ahmad Yani Surabaya untuk kemudian diketahui emisi CO yang dihasilkan. Survei kendaraan dilakukan selama tiga hari yaitu hari Selasa 15 April 2014 , Rabu 16 April 2014 dan Kamis 17 April 2014. Petunjuk Teknis Dekonsentrasi Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Bergerak yang dikeluarkan oleh Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2012 menyebutkan, untuk memperoleh volume kendaraan selama sehari penuh dalam suatu arus lalu lintas, maka waktu pelaksanaan survey dibatasi pada 4 (empat) waktu yaitu pagi, siang, sore dan malam. Dalam p elaksanaan survey, untuk mengukur tingkat pencemaran udara di Jalan Ahmad Yani Surabaya maka dilakukan pada jam puncak dengan pencatatan waktu selang 15 menit. Waktu tersebut saat ini dianggap telah mewakili karena pada jam – jam tersebut banyak aktivitas masyarakat yang menggunakan jaringan jalan. Jam puncak (peak hour) tersebut adalah : Jam Puncak pagi : 06.00-08.00 Jam Puncak siang : 11.00-13.00 Jam Puncak sore : 16.00-18.00 Jam Puncak malam : 19.00-21.00 Di dalam perencanaan ini, jumlah kendaraan yang dihitung sebanyak 8 kendaraan yaitu : 1. Motor 2. Bus Kecil 3. Bus Sedang 4. Bus Besar 5. Mobil 6. Truck Kecil 7. Truck Sedang 8. Truck Besar Pengumpulan data dilakukan pada dua titik yang menjadi ujung awal dan ujung akhir dari Jalan A.Yani yaitu pada jembatan penyeberangan orang (JPO) depan Bank Mandiri (titik 1) dan SMA Bhayangkari Surabaya (titik 2). Dua titik ini diambil karena keduanya merupakan penghubung dari Jalan A.Yani ke pusat aktivitas kendaraan bermotor yang cukup padat yaitu Kota Sidoarjo dan Jalan Wonokromo.
2
Analisis Beban Emisi Tahap pertama adalah melakukan pengolahan data primer hasil perhitungan jumlah kendaraan dengan metode counting. Berikut adalah tipe kendaraan yang akan di survei dan dilakukan perhitungan. Dari tahap pertama, didapatkan jumlah kendaraan yang melintas untuk kemudian dikombinasikan dengan data sekunder yaitu jumlah kendaraan di 5 tahun terakhir.Setelah itu data jumlah kendaraan tersebut dikalikan dengan faktor emisi masing – masing jenis kendaraan untuk kemudian didapatkan data konsentrasi CO. Rekapitulasi jumlah dan jenis kendaraan yang melewati ruas jalan yang telah ditentukan saat jam puncak. Volume kendaraan dari tiap titik pengamatan yang akan dianalisis adalah total volume kendaraan yang paling tinggi pada hari tersebut sehingga emisi yang dihasilkan merupakan beban emisi maksimum pula. Perhitungan emisi akan dihitung dengan rumus berikut : (1) Keterangan : Q = Jumlah emisi (g/jam) Ni = Jumlah kendaraan bermotor (kendaraan/jam) FEi = Faktor emisi kendaraan bermotor (g/liter) Kl = Konsumsi bahan bakar kendaraan bermotor (liter/100 km) L = Panjang Jalan (Km) Nilai faktor emisi dengan tipe bahan bakar dan jenis kendaraan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel1. Faktor Emisi Kendaraan Bermotor Berdasarkan Tipe Bahan Bakar Faktor Emisi (g/liter) Tipe kendaraan/bahan bakar CH4 CO N2 O CO2 Bensin : Kendaraan penumpang 0,71 462,63 0,04 2.597,86 Kendaraan niaga kecil 0,72 295,37 0,05 2.597,87 Kendaraan niaga besar 0,73 281,14 0,06 2.597,88 Sepeda motor 3,56 427,05 0,07 2.597,89 Diesel : Kendaraan penumpang 0,08 11,86 0,16 2.924,90 Kendaraan niaga kecil 0,04 15,81 0,16 2.924,90 Kendaraan niaga besar 0,24 35,57 0,12 2.924,90 Lokomotif 0,24 24,11 0,08 2.964,43 Catatan = Liter ekivalen terhadap bensin Sumber : Jinca dkk. (2009) Sedangkan untuk konsumsi bahan bakar yang telah disesuaikan dengan jenis ken daraannya terdapat pada Tabel 2 Tabel 2 Konsumsi Energi Spesifik Kendaraan Bermotor Konsumsi energi spesifik No Jenis Kendaraan (liter/100 km) 1
2 3
Mobil Penumpang Bensin Diesel/solar Bus Besar Bensin Diesel/solar Bus sedang
11,79 11,36 23,15 16,89 13,04
Bus kecil 4
Bensin Diesel/solar
11,35 11,83
3
No 5 6 7 8 9 10
Konsumsi energi spesifik (liter/100 km)
Jenis Kendaraan
Bemo, Bajaj Taksi Bensin Diesel/solar Truk Besar Truk sedang Truk kecil Bensin Diesel/solar Sepeda Motor Sumber : Jinca dkk. (2009)
10,99 10,88 6,25 15,82 15,15 08,11 10,64 2,66
Emisi karbon total merupakan penjumlahan dari nilai emisi karbon tiap jenis kendaraan di Jalan Ahmad Yani Surabaya. Dengan melakukan pendekatan matematis, secara sederhana debit emisi yang dapat direduksi oleh RTH berupa penutupan tajuk pohon di kawasan jalur hijau Jalan Ahmad Yani Surabaya adalah: (2)
Keterangan : A = Total emisi CO aktual B = Total daya serap CO oleh tumbuhan (Velayati, 2012) Untuk melakukan proses fotosintesis, tumbuhan memerlukan CO 2 sebagai sumber energi. Dalam perencanaan ini, dilakukan konversi dari CO menjadi CO2 untuk mempermudah perhitungan daya serap karbon pada tumbuhan. Gas CO melalui proses alamiah di atmosfer dapat teroksidasi menjadi CO 2 . CO2 merupakan salah satu dari gas -gas pembentuk gas rumah kaca (GRK) oleh karena itu keberadaan CO secara tidak langsung dapat menye babkan efek rumah kaca.Untuk itulah sisa emisi CO yang diperoleh dikonversi menjadi CO 2 .Konversi dari CO ke CO2 menggunakan rumus : (3) Keterangan : K = Emisi CO2 M = Massa CO (kg/tahun) Mr = CO sebesar 28; CO2 sebesar 44 Analisis Vegetasi Berikut langkah – langkah yang akan digunakan untuk menghitungdaya serap tanaman terhadap karbon monoksida: 1. Menghitung luas tajuk per jenis pohon, luas tajuk diperoleh dari diameter tajukdalam meter kemudian di lakukan perhitungan dengan rumus ¼.π.d 2 . Kemudian satuan dari luas tajuk tersebut dikonversi ke hektar untuk dikalikan dengan daya serap berdasarkan tipe penutupan pohon seperti pada Tabel 3. Pada penelitian ini, dilakukan pendekatan asumsi diameter tajuk untuk tiap jenis pohon berdasarkan Peraturan Menteri PU no.5 Tahun 2012 tentang pedoman penanaman pohon pada sistem jaringan jalan. Berikut adalah penggolongan untuk diameter tajuk per jenis pohon : Pohon besar : 10 m2 Pohon sedang : 6 m2 Pohon Kecil : 4,5 m2 Semak/perdu : 1,5 m2
4
2. Menghitung daya serap pohon hasil sampling : Kemampuan penyerapan pohon (kg./tahun) = daya serap (kg/ha/hari) x jumlah pohon x diameter tajuk (ha)(4) Tabel 3 Daya Serap CO2 Berbagai Tipe Penutup Vegetasi Daya serap CO2 No Tipe Penutupan (kg/ha/hari) 1 Pohon 1.559,10 2 Semak belukar 150,68 3 Padang rumput 32,88 4 Sawah 32,99 Sumber : Prasetyo, dkk. (2002)
Daya serap CO2 (ton/ha/thn) 569,07 55,00 12,00 12,00
HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Emisi Perhitungan volume kendaraan bermotor bertujuan untuk mengetahu i jumlah dan jenis kendaraan yang melintas dan nantinya akan dihitung emisi karbon yang dihasilkan sesuai jenis kendaraannya. Satuan dalam volume kendaraan ini adalah satuan unit kendaraan. Dalam perencanaan ini, kedua titik (Titik 1 dan Titik 2) dihitung jumlah kendaraan yang melintas pada kedua ruas, ruas arah masuk dan arah keluar. Selama tiga hari pengumpulan data jumlah kendaraan pada dua titik, didapatkanhasil sebagai berikut : Tabel 4 Rata-rata Volume 8 jenis Kendaraan pada Masing - Masing Titik Bus (Kend/Jam) Motor Titik (Kend / Jam) Kecil Sedang Besar 1 8454 25 12 13 2 1057 3 2 2 Mobil (Kend / Jam) 1 2301 2 288 Sumber : Hasil Perhitungan (2014) Titik
Truck (Kend/Jam) Kecil Sedang Besar 14 8 7 2 1 1
Kemudian, setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus (1), didapatkan hasil bahwa total emisi CO yang dihasilkan dari tiga hari pengambilan data survei sebesar 874.588.063,2 kg/tahun atau sama dengan 874.588 ton/tahun. Setelah didapatkan jumlah emisi CO, dilakukan konversi dari CO ke CO2 dengan menggunakan rumus (3) yang bertujuan untuk mempermudah tumbuhan dalam menyerap karbon untuk selanjutnya dilakukan proses fotosintesis. Berikut adalah perhitungan dari konversi CO ke CO2 Konsentrasi Emisi CO2 (K)
= [(874.588.063,2 kg/tahun)/28) x 44] = 1.374.352.671 kg/tahun = 1.374.352,67 ton/tahun
Perhitungan Daya Serap Tanaman Setiap jenis pohon mempunyai kemampuan penyerapan yang berbeda. Berdasarkan hasil survey di lapangan didapatkan jenis pohon yang beragam. Pada perencanaan ini, identifikasi jenis tumbuhan didasarkan pada dua jenis vegetasi, yaitu vegetasi tipe pohon dan vegetasi tipe semak. Terdapat 35 jenis pohon dan 11 jenis tumbuhan semak yang saat ini terdapat di jalur hijau Jalan A.Yani Surabaya dengan total jumlah pohon sebanyak 1605 pohon dengan spesifikasi 10 jenis pohon besar, 23 pohon sedang dan 2 pohon kecil. Jumlah terbanyak dimiliki oleh pohon angsana dengan jumlah 559 pohon. Kemudian s etelah dihitung dengan rumus (4), didapatkantotal daya serap tumbuhan di tahun 2014 sebesar 1.122 ton/tahun. Berdasarkan perhitungan, daya serap terbesar dimiliki oleh pohon trembesi yaitu 597.416,19 ton/tahun.Untuk perhitungan daya serap tanaman jenis pohon dapat dilihat pada Tabel 5.
5
Tabel 5 Daya Serap Tanaman Tipe Pohon Nama Angsana Bintaro Palem Raja Asem Londo Jambu biji Mahoni Palem Kuning Kecil Kamboja Akalipa Trembesi Sirih gading besar Ceremai Akasia Awar-awar Dadap Merah Keres Waru Pucuk Merah Tabebuya Jambu biji Kunyit Puring Daun ungu Lamtoro Palem Bambu Palem Pantai Minyak Kayu Putih Tanjung Pete Pandan Kipas Mangga Palem Kipas Daun mangkokan Glodokan Asem Jowo
Kategori Tumbuhan Pohon besar Pohon sedang Pohon besar Pohon besar Pohon sedang Pohon besar Pohon kecil Pohon kecil Pohon besar Pohon besar Pohon besar Pohon sedang Pohon besar Pohon sedang Pohon sedang Pohon sedang Pohon sedang Pohon sedang Pohon sedang Pohon sedang Pohon sedang Pohon sedang Pohon sedang Pohon sedang Pohon sedang Pohon sedang Pohon sedang Pohonbesar Pohon sedang Pohon sedang Pohon sedang Pohon sedang Pohon sedang Pohon sedang Pohonbesar
Nama Ilmiah Pterocarpus indicus Cerbera manghas Roystonea regia Pithecellobium dulce Psidium guajava L. Swietenia mahagoni Chrysallidocarpus lutescens Plumeria rubra L Acalypha wilkesiana "Java White" Albizia saman Epipremnum pinnatum Phyllanthus acidus (L.) Skeells Acacia auriculiformis Ficus septica Burm.L. Erythrina cristagali Muntingia calabura L Hibiscus tiliaceus Syzygium campanulatum Tabebuia chrysotricha Psidium guajava L. Curcuma longa L. Codiaeum variegatum Graptophyllum pictum Leucaena leucocephala Chamaedorea sifrizi Phoenix roebelenii Melaleuca leucadendron Mimusops elengi Petai abhied Pandanus amaryllifolius Mangifera indica Livistona saribus Polyscias scutellaria Polyathea longifolia Tamarindus indica L
Jumlah 559 180 118 87 2 31 54 87 6 21 1 5 6 8 23 5 2 13 35 8 4 56 5 2 3 2 8 126 1 36 1 61 9 31 8
TOTAL
Total Serapan (Kg/pohon/tahun) 6216,08 289.475,29 3760.42 129.63 3216,39 9167,63 2366,19 4455,82 516,26 597.416,19 1608,19 8040,98 91,14 4287,2 104,65 8040,98 3216,39 1118,64 56286,86 12865,56 2890,8 40.471,2 8040,98 3216,39 131,45 3216,39 12865,56 34,29 1608,19 6432,78 132,45 10899,99 1608,19 18662,93 11,92 1.122.604
Kemudian berdasarkan Tabel 6 dibawah ini, daya serap CO2 untuk jenis tanaman semak terbesar dimiliki oleh tumbuhan bayan dengan 53,529 kg/tahun. Untuk tumbuhan Tricolor merah dan daun perak, luas kanopi sangat luas dikarenakan kedua tumbuhan itu berada di median jalan.
Jenis Tumbuhan Dianella Seruni Sansivera
Tabel 6 Daya Serap Tanaman Jenis Semak Nama Ilmiah Luas Kanopi (cm2 ) Dianella revoluta 490.625 Wedelia trilobata 21420 Sansieviera trifasciata 3600
6
Daya Serap (kg/tahun) 0,022492213 0,98197848 0,1650384
Jenis Tumbuhan Banyan Alamanda ungu Pilea Ruwelia rebah Bandotan Ekor kucing Tricolor Merah Daun perak TOTAL
Nama Ilmiah Ficus virens Allamanda blanchetii “Purple” Pilea sp. Ruellia brittoniana Ageratum conyzoides L. Acalypha hispida Burm.F Phormium colmsae Justicia gendarrusa
Luas Kanopi (cm2 ) 1167650 4.5 1.2 15 2.5 2 92500 96000
Daya Serap (kg/tahun) 53,529 0,000206298 5,5x10-5 0,00068766 0,00011461 0,000091688 4,24 4,40 63,32
Perhitungan Sisa Emisi Setelah dilakukan perhitungan total emisi akibat kendaraan bermotor dan pendataan jumlah, jenis dan tipe vegetasi eksisting RTH pada tahun 2014 maka untuk mengetahui kecukupan vegetasi saat ini dalam menyerap emisi CO yang telah dikonversikan menjadi CO2 , harus dihitung sisa emisi dari pengolahan kedua data tersebut. Berikut adalah perhitungan sisa emisi CO2 di Jalan Ahmad Yani pada tahun 2014 dengan menggunakan rumus (2) : Sisa emisi = Emisi CO2 (ton/tahun) – Total daya serap tumbuhan (kg/tahun) = 1.374.352,67 ton/tahun – 1.122 ton/tahun = 1.373.230,67 ton/tahun Dari perhitungan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa tu mbuhan yang ada di jalan Ahmad Yani saat ini belum mampu menyerap emisi CO akibat aktivitas kendaraan bermotor secara baik dengan dibuktikan masih adanya sisa emisi pada Jalan Ahmad Yani Surabaya.
KESIMPULAN Pada perencanaan ini, didapatkan kesimpulan yaitu jumlah dan jenis vegetasi yang ada di jalan Ahmad Yani pada tahun 2014 belum mampu menyerap emisi CO akibat aktivitas kendaraan bermotor secara baik dengan dibuktikan masih adanya sisa emisi pada Jalan Ahmad Yani Surabaya yaitu sebesar 1.373.660,67 ton /tahun sedangkan emisi yang dihasilkan dari kendaraan bermotor mencapai 1.374.352,67 ton/tahun namun kemampuan vegetasi eksisting hanya mampu menyerap 1.112 ton/tahun.Dengan demikian, kondisi udara di Jalan Ahmad Yani masih belum bisa dikatakan bersih. Jika dilakukan perhitungan lebih detail, didapatkan bahwa daya serap terbesar dimiliki oleh pohon trembesi yaitu 597.416,19 ton/tahun untuk jenis pohon dan daya serap CO2 untuk jenis tanaman semak terbesar dimiliki oleh tumbuhan bayan dengan 53,529 kg/tahun.
SARAN Pada penelitian selanjutnya, perlu diperhitungkan pula tentang kondisi alam dari tempat penelitian, baik itu arah angin, kecepatan angin, atau intensitas cahaya matahari. Hal tersebut akan menjadi sangat penting karena dalam kondisi atmosfer yang bebas, belum pernah ada penelitian di Jalan Ahmad Yani yang benar – benar spesifik menghitung prosentase CO yang ada di udara tempat tumbuhan melakukan penyerapan . Hal tersebut juga berkaitan dengan kontribusi aktivitas non transportasi yang ada di sekitar Jalan Ahmad Yani.
UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya yang telah memberikan data dan informasi tentang kualitas udara di Jalan Ahmad Yani Surabaya serta semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini baik langsung di lapangan maupun secara tidak langsung.
DAFTAR PUSTAKA Indonesia. Petunjuk Teknis Dekonsentrasi Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Bergerak. Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementerian Ling kungan Hidup. 2012.
7
Indonesia. Undang-UndangNomor 26 tahun 2007 pasal 29 ayat 2 tentang Penataan Ruang. 2007. Jinca, M.Y. “Pencemaran Udara Karbon monoksida dan Nitrogenoksida akibat kendaraan bermotor pada ruas jalan padat lalu lintas di Kota Makassar.”Simposium. Surabaya. (2009) Martuti, N.K.T. “Peranan Tanaman Terhadap Pencemaran Udara Di Jalan Protokol Kota Semarang ”. Universitas Negeri Semarang, Semarang, Jawa Tengah. 2013. Prastiyono, H. “Penentuan Jalur Alternatif Transportasi Sebagai Upaya Mengu rangi Kemacetan di Jalan Ahmad Yani Surabaya.” Pendidikan Geografi. Universitas Negeri Surabaya. 2010. Sumarawati, T. “Pengaruh Kepadatan Lalu Lintas Pada Jam Puncak Terhadap Kandungan Gas Karbon Monoksida (CO) Di Jalan Raya Kaligawe Semarang.” Fakultas Teknik Universitas Islam Sultan Agung, Semarang.2007. Sumber Daya Air dan Adaptasi Perubahan Iklim di Indonesia. Lembar Informasi. USAID-IUWASH, 2012. Suparwoko dan Firdaus.“Profil Pencemaran Udara Kawasan Perkotaan Yogyakarta: Studi Kasus di Kawasan Malioboro, Kridosono, dan UGM Yogyakarta”. Jurnal LOGIKA 4 (2007): 54-63. Velayati, L.H. “Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Berdasarkan Serapan Gas CO 2 di Kota Pontianak. Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura”. Pontianak, 2012.
8