Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 69-83) http://jurnal.pasca.uns.ac.id
ANALISIS KEBUTUHAN KURIKULUM PENDIDIKAN MULTIKULTURAL MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA SURAKARTA oleh Trisnawati Hutagalung, Sarwiji Suwandi, Nugraheni Eko Wardani Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Program PASCASARJANA UNS
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menjelaskan pendidikan multikultural dalam KTSP, pengembangan pendidikan multikultural dalam silabus, kesesuaian kurikulum pendidikan multikultural, dan analisis kebutuhan kurikulum pendidikan multikultural mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Kota Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan strategi teknik content analysis atau analisis isi. Penelitian akan difokuskan pada kurikulum pendidikan multikultural mata pelajaran bahasa Indonesia sekolah menengah pertama. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara dan analisis dokumen. Validitas data menggunakan triangulasi. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sub dimensi yang terkandung dalam standar isi mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII: sub dimensi suku/ras/etnis 14, 29 %; sub dimensi budaya 2,85 %; dan sub dimensi struktur sosial 2,85 %. Kelas VIII: sub dimensi budaya 16,22 %; sub dimensi suku/ras/etnis 13,51%; sub dimensi individu 5,41%; sub dimensi budaya sekolah 5,41%; sub dimensi kelompok 2,70%. Kelas IX: sub dimensi kelompok 2, 85 %; sub dimensi suku/ras/etnis 2,85 %. Sub dimensi yang terkandung dalam silabus mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII: suku/ras/etnis 2,78% dan kelompok 80,56%. Kelas VIII: sub dimensi individu 5,40%, sub dimensi kelompok 54,05%, dan sub dimensi suku/ras/etnis 5,40%. Kelas IX: sub dimensi suku/ras/etnis 2,85%, dan kelompok 77, 14%. Hasil analisis muatan pendidikan multikultural Standar Isi dengan pengembangan silabus yang dilakukan guru ditemukan ketidaksinkronan. Analisis kebutuhan kurikulum pendidikan multikultural di kelas VII menunjukkan sub dimensi pendidikan multikultural yang dikandung dalam SK dan KD ada 3 (21,43%), sedangkan yang tidak terkandung ada 11 (78,57%). Kelas VIII, sub dimensi yang dikandung dalam SK dan KD ada 5 (35,72%), sedangkan yang tidak terkandung ada 9 (64, 28%). Dan di kelas IX, sub dimensi yang dikandung dalam SK dan KD ada 2 (14, 29%), sedangkan yang tidak terkandung ada 12 (85, 71%). Kata Kunci: KTSP bahasa Indonesia, pendidikan multikultural PENDAHULUAN Masyarakat
Indonesia
merupakan
Kenyataan ini dapat di lihat dari kondisi
terdiri atas
sosio-kultural dan letak geografis yang
berbagai etnis, budaya, suku, ras, agama.
begitu beragam dan luas. Keberagaman
masyarakat mejemuk yang
69
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 69-83) http://jurnal.pasca.uns.ac.id ini
dapat
terjadinya
2011) menjelaskan untuk menghindari
konflik
konflik seperti kasus yang pernah terjadi
horizontal. Penelitian Ilknur dan Bulent
di beberapa daerah di Indonesia, sudah
(2011) menyatakan bahwa, people of
saatnya dicarikan solusi preventif yang
different cultures willhave different kinds
tepat dan efektif. Salah satunya adalah
of
melalui pendidikan multicultural.
konflik
mengakibatkan vertikal
interaction
maupun
styles,
languages,
and
traditions. Keragaman budaya ini sering
Dalam kurikulum, mata pelajaran
mengakibatkan konflik. Ini dikarenakan
bahasa Indonesia merupakan salah satu
tidak
mata pelajaran yang memiliki waktu
adanya
saling
toleransi
antar
kelompok.
pembelajaran
Konflik
yang
yang
cukup
banyak
disebabkan
tepatnya empat jam pelajaran dalam satu
terjadi
di
minggu. Dengan demikian, pembelajaran
terakhir
Bahasa Indonesia sangat berpengaruh
banyak konflik yang berlatar belakang
dalam pembentukan karakter diri siswa.
SARA (suku, adat, ras, dan
Ditinjau
keberagaman Indonesia.
terjadi
itu
sudah
Beberapa
di
tahun
Indonesia
agama),
seperti
kasus
dari
tujuan
Bahasa Indonesia
pembelajaran
berdasarkan standar
Ambon, Papua, Sunggau Ledo, Aceh,
kompetensi dan kompetensi dasar yang
Sampit
tercantum
dan
perang
antar
kelompok
dalam
kurikulum
tingkat
masyarakat yang sampai saat ini sering
satuan pendidikan (KTSP) pelajaran ini
terjadi.
juga mengedepankan budaya.
Sikap
saling
mengormati
dan
Jadi,
penelitian
toleransi harus ditanamkan dalam diri
menganalisis
rakyat
Indonesia
pendidikan.
Seperti
Undang-Undang
pendidikan multikultural mata pelajaran
termaktub
dalam
bahasa Indonesia di Sekolah Menengah
Pendidikan
Pertama Kota Surakarta. Penenlitian ini
pasal 4 ayat 1 no. pendidikan
diselenggarakan
secara
bertujuan
mendeskripsikan
menjelaskan
pendidikan
dalam
kurikulum
demokratis dan berkeadilan serta tidak
pendidikan
diskriminatif dengan menjunjung tinggi
Indonesia,
hak
asasi
keagamaan,
manusia nilai
tingkat
satuan
pelajaran
bahasa
pengembangan
pendidikan
multikultural
kultural,
dan
pelajaran bahasa Indonesia di SMP Kota
adalah
Surakarta,
Suara
dalam dan
silabus
kualitas
mata
kurikulum
pendidikan multikultural mata pelajaran
pendidikan
Bahasa Indonesia di SMP Kota Surakarta.
multikultural. Sejalan dengan itu Yon (dalam
multikultural
nilai
Pendidikan yang sesuai dengan UU
Sugiono
mata
dan
(HAM),
kemajemukan bangsa. tersebut
kurikulum
dunia
20 tahun 2003 bahwa, nasional
kebutuhan
akan
melalui
Sistem
Nasional (Sisdiknas)
ini
Pembaharuan
70
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 69-83) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Andersoen
KAJIAN TEORI
dan
Cusher
(1994)
Hakikat Pendidikan Multikultural
mengatakan
bahwa
pendidikan
Secara
multikultural
adalah
pendidikan
epistimologis,
multikultural
dibentuk dari kata multi (banyak), kultur
mengenai keragaman kebudayaan. Hal
(budaya),
tersebut
dan
isme
(aliran/paham).
senada
dengan
yang
Secara hakiki, dalam kata itu terkandung
dikemukakan
pengakuan martabat manusia yang hidup
menyatakan
dalam
dengan
multikultural sebagai pendidikan untuk
kebudayaannya masng-masing yang unik.
people of color. Dimaknakan, pendidikan
Parekh
multikultural
komunitasnya
(2008) menyatakan masyarakat
multikultural
merupakan
Banks
(1993)
bahwa
ingin
yang
pendidikan
mengeksplorasi
sebuah
perbedaan sebagai keniscayaan (anugrah
masyarakat yang meliputi dua atau lebih
Tuhan/ sunatullah). Diperjelas lagi oleh
komunitas kultural.
Muhaimin
Multikulturalisme mencakup suatu
el
sederhana
Ma’hady
bahwa
pendidikan
secara
multikultural
pemahaman, penghargaan serta penilaian
dapat didefinisikan sebagai pendidikan
atas
suatu
tentang keragaman kebudayaan dalam
keingintahuan
meresponi perubahan demografis dan
tentang budaya etnis orang lain (Blum
kultural lingkungan masyarakat tertentu
dalam
atau bahkan dunia secara keseluruhan
budaya
seseorang,
penghormatan
dan
Lubis,
2006).
multikulturalisme ideologi
Selain
merupakan
yang
mengakui
mengagungkan kesederajatan
serta
perbedaan baik
itu,
sebuah
(global) (dalam Mahfud, 2009).
dan
Berdasarkan pendapat di atas dapat
dalam
secara
disimpulkan
bahwa
pendidikan
individual
multikultural adalah usaha pendewasaan
maupun secara kebudayaan (Suparlan
manusia untuk saling menghormati dan
dalam
toleransi terhadap keragaman budaya
Mifbakhuddin
jurnal
LENSA,
2011).
yang ada di masyarakat.
Lebih
luas
multikulturalisme
lagi,
dinyatakan
mencakup
Implementasi Pendidikan Multikultural
gagasan,
Rahmad
(dalam
jurnal
cara pandang, kebijakan, penyikapan dan
EQUILIBRIUM, 2007) mengatakan, dalam
tindakan, oleh masyarakat suatu negara,
mengimplementasikan
yang majemuk dari segi etnis, budaya,
pendidikan
multikultural
agama
berpegang
pada
dan
mempunyai
sebagainya, cita-cita
namun
paradigma dituntut
prinsip-prinsip
untuk
diantaranya: 1) pendidikan multukultural
mengembangkan semangat kebangsaan
harus menawarkan beragam kurikulum
yang sama dan mempunyai kebanggaan
yang mempresentasikan pandangan dan
untuk mempertahankan
perspektif banyak orang; 2) pendidikan
kemajemukan
tersebut ( Muzha dalam Harahap, 2007)
multikultural
71
harus
didasarkan
pada
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 69-83) http://jurnal.pasca.uns.ac.id asumsi
bahwa
tidak
ada
knowledge
penafsiran
construction
process),
(c)
tunggal terhadap kebenaran sejarah; 3)
pendidikan yang sama/adil (an equity
kurikulum
dengan
paedagogy), (d) pengurangan prasangka
penekanan analisis komparatif dengan
(prejudice reduction), (e) pemberdayaan
sudut
budaya
dicapai
pandang
sesuai kebudayaan
berbeda-beda;
4)
yang
pokok
dalam
Dimensi-dimensi
pandangan klise tentang ras. multikultural mudah.
Indonesia
Lamanya
zaman
tidaklah
orde
INSANIA,
perbedaan
(Arifudin 2007)
beberapa
dalam
baru
Tabel 1. Dimensi Pendidikan Multikultural N o
Dimensi
SubDimensi
1 Content 1. Budaya Integrati on (Integrasi Materi)
antarjurnal
menyatakan
hambatan
ada dalam
mengimplementasikan
pendidikan
multikultural di sekolah antara lain: (a) perbedaan
pemaknaan
terhadap
pendidikan multicultural, (b) munculnya gejala
diskontuinitas,
(c)
2. Sastra
rendahnya
komitmen berbagai pihak, dan kebijakankebijakan yang suka akan keseragaman. Dimensi dan Pendekatan Pembelajarn Multikultural
3. Realitas
Menurut Banks (2002), pendidikan
2
multikultural adalah cara memandang realitas dan cara berpikir, dan bukan hanya konten tentang beragam kelompok etnis, ras, dan budaya. Secara spesifik, Banks menyatakan bahwa pendidikan multikultural dapat dikonsepsikan atas lima
dimensi,
isi/materi dimensi
yaitu
(a)
telah
tabel berikut ini.
yang sentralitas dengan pengawalan yang masyarakat.
tersebut
indikator. Hal tersebut dapat dilihat pada
berkuasa telah menanamkan keragaman ketat terhadap isu
sosial
dirinci dengan adanya sub dimensi dan pendidikan
di
struktur
structure).
memberantas
Menerapkan
dan
(empowering school culture and social
pendidikan
multikultural harus mendukung prinsipprinsip
sekolah
integrasi
(content
integration),
(b)
konstruksi
pengetahuan
(the
72
The 1. Pemaha Knowled man ge Contruct ion Process (Proses Merekon truksi Pengeta 2. Aplika huan) si
Indikator 1. Kurikulu m yang digunakan memunculkan budaya yang beragam, jangan sampai menonjolkan budaya mayoritas dan mengabaikan budaya minoritas. 2. Kurikulu m yang digunakan mengintegrasikan materi sastra dari berbagai budaya yang berbeda. 3. Kurikulu m yang digunakan memberikan gambaran mengenai kenyataan multikultural yang ada. 1. Kurikulum yang digunakan memberikan pemahaman kepada siswa tentang berbagai budaya yang berbeda-beda. 2. Kurikulum yang digunakan memberikan konsep yang membantu siswa membentuk perilaku positif terhadap berbagai budaya yang
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 69-83) http://jurnal.pasca.uns.ac.id 3
An Equity Paedago gy (Penyesu aian Metode Pembela jaran)
1. Indivi du
2. Kelom pok
4
Prejudic 1. Agama e Reductio n (Pengura ngan Prasang ka) 2. Suku/ ras/ etnis
3. Status sosial/e ko-nomi
4. Keadila n
5. Demokr asi
berbeda. 1. Kurikulum yang digunakan mengarahkan pada penggunaan metode yang mampu membantu setiap individu siswa dalam proses pendidikan multikultural. 2. Kurikulum yang digunakan mengarahkan pada penggunaan metode yang mampu membantu siswa untuk bisa bekerja secara kelompok. 1. Kurikulum yang digunakan memberikan pemahaman, penghargaan, dan penghormatan terhadap berbagai agama yang ada. 2. Kurikulum yang digunakan memberikan pemahaman, penghargaan, dan penghormatan terhadap berbagai suku/ras/etnis yang ada. 3. Kurikulum yang digunakan memberikan pemahaman, penghargaan, dan penghormatan terhadap berbagai status sosial/ekonomi 4. Kurikulum yang digunakan memberikan pemahaman tentang pentingnya keadilan terhadap berbagai kultur yang berbeda. 5. Kurikulum yang digunakan memberikan pemahaman tentang pentingnya demokrasi atas berbagai
5
perbedaan kultur yang ada. 1. Kurikulum yang digunakan memberikan konsep-konsep yang memungkinkan peserta didik dapat berpartisipasi secara harmonis dalam aktivitas di sekolah. 2. Kurikulum yang digunakan memberikan konsep-konsep yang memungkinkan peserta didik untuk menganalisis berbagai struktur sosial rasial yang terjadi di masyarakat.
Empowe 1. Budaya ring sekolah School Culture and Social Structur e (Penguat an Budaya Sekolah dan Struktur Sosial) 2. Struktur social
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
merupakan
deskriftip
kualitatif
penelitian
dengan
strategi
teknik content analysis atau analisis isi. Penelitian
akan
difokuskan
kurikulum
pendidikan
pada
multikultural
mata pelajaran Bahasa Indonesia sekolah menengah
pertama.
Penelitian
ini
memiliki data berupa kata, perbuatan (proses), gambaran atau catatan hasil analisis dokumen serta catatan lapangan. Data yang diperoleh berupa kata-kata yang dihasilkan dari hasil wawancara dan observasi serta pemeriksaan dokumen menjadi
data
tertulis.
Sumber
data
tertulis di dapat dari kurikulum tingkat satuan pendidikan mata pelajaran Bahasa Indonesia, silabus yang disusun oleh sekolah, rencana program pembelajaran, materi pelajaran.
73
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 69-83) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Penelitian
ini
dilaksanakan
di
Analisis
yang
dilakukan
sekolah menengah pertama Surakarta. Di
menunjukkan
sub
dimensi
kota Surakarta terdapat SMP negeri dan
suku/ras/etnis
dengan
swasta. Alasan sekolah yang ada di
kurikulum yang digunakan memberikan
Surakarta
pemahaman,
dijadikan tempat penelitian
antara lain; 1)
sekolah di Surakarta
merupakan
potret
indikator
penghargaan,
dan
penghormatan terhadap suku/ras/etnis
keberagaman
yang ada paling dominan sebesar 5 atau
pendidikan, 2) potensi pluralitas dan
14, 29 % yaitu SK 2 KD 2.1, SK 4 KD 4.1,
multikultural masyarakat pendidikan di
SK 4 KD 4.2, SK 4 KD 4.3, SK 12 KD 12.2.
Surakarta,
Kemudian sub dimensi sastra dengan
3)
Keberadaan
kelompok
kelompok-
sosial-kemasyarakatan
indikator
kurikulum
yang
digunakan
berdasarkan suku, agama, ras, etnis dan
mengintegrasikan
budaya di Surakarta.
berbagai budaya yang berbeda sebesar 1
materi
atau 2,85 % yaitu SK
sastra
dari
15 KD 15.2.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Terakhir sub dimensi struktur sosial
1.
dengan
Pendidikan
Multikultural
dalam
indikator
kurikulum
yang
Standar Isi Bahasa Indonesia di SMP
digunakan memberikan konsep-konsep
Standar
yang memungkinkan peserta didik untuk
kompetensi
mata
pelajaran
bahasa Indonesia merupakan kualifikasi
menganalisis berbagai
kemampuan minimal peserta didik yang
rasial yang terjadi di masyarakat sebesar
menggambarkan
penguasaan
1 atau 2,85 % yaitu SK 14 KD 14.2. untuk
berbahasa,
lebih jelas dapat dilihat pada diagram
pengetahuan,
keterampilan
dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra
Indonesia.
merupakan kompetensi.
Kompetensi
penjabaran SK
dari
tersebut
struktur sosial
berikut.
dasar standar
berisikan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap minimal yang harus di kuasai oleh siswa dalam
berkomunikasi
lisan
(mendengarkan dan berbicara) dan tulis
Gambar
(membaca dan menulis) sesuai dengan
Multikultural dalam Standar Isi Mata
kaidah bahasa Indonesia, serta mampu
Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII
untuk mengapresiasikan karya sastra. a. Pendidikan Kurikulum
Multikultural Mata
Pelajaran
1.
Diagram
Pendidikan
Hasil analisis muatan pendidikan
dalam
multikultural dalam SK dan KD kelas VII
Bahasa
menunjukkan dimensi yang keempat,
Indonesia SMP Kelas VII
Prejudice prasangka),
74
Reduction sub
(pengurangan dimensi
kedua
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 69-83) http://jurnal.pasca.uns.ac.id suku/ras/etnis
dengan
indikator
diberikan pandangan mengenai realita
kurikulum yang digunakan memberikan
kehidupan yang ada dan perkembangan
pemahaman,
zaman.
penghargaan,
dan
Siswa
di
ajak
penghormatan terhadap suku/ras/etnis
memperhatikan
yang ada paling dominan sebesar 5 atau
membahasnya.
14, 29 % yaitu SK 2 KD 2.1, SK 4 KD 4.1,
pedoman
SK 4 KD 4.2, SK 4 KD 4.3, SK 12 KD 12.2.
kemasyarakat secara utuh.
Menurut James Lynch (dalam Aly, 2011:
b. Pendidikan
128)
kompetensi
multikultural
pendidikan
Ini
bagi
Kurikulum
harus berorientasi pada
keadaan
kemudian
dapat
siswa
melihat, dijadikan
kelak
Multikultural Mata
pelajaran
terjun dalam Bahasa
Indonesia Kelas VIII
dua kompetensi (1) penghargaan kepada
Dalam
kompetensi
dasar,
sub
orang lain (rsepect for others), dan (2)
dimensi budaya paling dominan dengan
penghargaan pada diri sendiri (resfect for
enam kompetensi dasar (16,22 %), yaitu
self).
SK 13 KD 13.1, SK 13 KD 13.2, SK 14 KD Berikutnya dimensi yang pertama,
content
integration
(integrasi
14.1, SK 14 KD 14.2, SK 15 KD 15.1.
materi),
Selanjutnya sub dimensi suku/ras/etnis
sub dimensi sastra dengan indikator
terdiri
kurikulum
(13,51%), yaitu SK 2 KD 2.1, SK 5 KD 5.2,
yang
mengintegrasikan
digunakan
materi
lima
kompetensi
dasar
dari
SK 10 KD 10.2, SK 12 KD 12.3, dan SK 16
berbagai budaya yang berbeda sebesar 1
KD 16.1. Sub dimensi individu terdiri
atau 2,85 % yaitu SK 15 KD 15.2. Mata
atas dua kompetensi dasar (5,41%), yaitu
pelajaran bahasa Indonesia mencakup
SK 2 KD 2.2 dan SK 4 KD 4.1. Sub
komponan kemampuan
berbahasa dan
dimensi Budaya sekolah terdiri atas dua
kemampuan bersastra. Melalui materi
kompetensi dasar (5,41%), yaitu SK 6 KD
sastra yang ada siswa diajak untuk
6.1 dan SK 6 KD 6.2. Sub dimensi
mengetahui
kelompok terdiri atas satu kompetensi
budaya,
sastra
atas
baik
budayanya
sendiri maupun budaya orang lain. Terakhir
sub
dimensi
dasar (2,70%), yaitu SK 10 KD 10.1. Untuk
struktur
lebih
sosial dengan indikator kurikulum yang yang memungkinkan peserta didik untuk struktur sosial
rasial yang terjadi di masyarakat sebesar 1 atau 2,85 % yaitu SK 14 KD 14.2. Salah satu tujuan pendidikan adalah siswa mampu baik.
hidup bermasyarakat dengan Dalam
proses
belajar
dapat di
diagram di bawah ini.
digunakan memberikan konsep-konsep menganalisis berbagai
jelasnya
siswa
75
lihat dalam
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 69-83) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Gambar
2.
Diagram
Pendidikan
2.
Multikultural dalam Standar Isi Mata
Pendidikan
Multikultural
dalam
Silabus Bahasa Indonesia
Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII
Berdasarkan
Kurikulum
Tingkat
Satuan Pendidikan, silabus merupakan c. Pendidikan Kurikulum
Multikultural Mata
dalam
pelajaran
penjabaran dari standar kompetensi dan
Bahasa
kompetensi
Indonesia Kelas IX
pokok/
Analisis menunjukkan sub dimensi digunakan
penggunaan membantu
mengarahkan
metode
yang
kebutuhan
sekolah
hasil
dikembangkan dan
masyarakat
Pengembangan
silabus
tentunya
iru ini,
sendiri. biasanya
didiskusikan dalam Musyawarah Guru
kurikulum yang digunakan memberikan terhadap
kegiatan
penilaian
Silabus
karakteristik
dimensi suku/ras/etnis dengan indikator
penghoramtan
materi
oleh guru dan di sesuaikan dengan
Kemudian sub
penghargaan,
untuk
pembelajaran.
mampu
secara kelompok sebesar 1 atau 2, 85 %
pemahaman,
dalam
pembelajaran,
kompetensi
pada
siswa untuk bisa bekerja
yaitu SK 10 KD 10.2.
ke
pembelajaran dan indikator pencapaian
kelompok dengan indikator kurikulum yang
dasar
Mata Pelajaran (MGMP) di setiap kota.
dan
Melalui MGMP akan dirumuskan silabus
berbagai
yang akan dikembangakan dan tentunya
suku/ras/etnis yang ada sebesar 1 atau
guru akan lebih memahami karena sudah
2,85 % yaitu SK 2 KD 2.1 (CLHAD No.4).
didiskusikan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam
a.
diagram di bawah ini.
Pendidikan
Multikultural
dalam
Silabus Bahasa Indonesia SMP kelas VII Dalam standar isi mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII, dari total 16 SK
dan
35
KD,
yang
mengandung
pendidikan multikultural sebanyak 5 SK dan
7
KD.
pengembangannya
Namun, di
silabus
dalam yang
disusun oleh guru di kota Surakarta, jumlah tersebut bertambah menjadi 16 Gambar
3.
Diagram
Pendidikan
SK dan 30 KD sedangkan yang tidak
Multikultural dalam Standar Isi Mata
mengandung sebanyak 3 SK dan 6 KD.
Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IX
Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut.
76
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 69-83) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Tabel 2. Pendidikan Multikultural dalam
pembentukan kelompok ini masih secara
Silabus Bahasa Indonesia Kelas VII SMP
umum, guru hanya mengikuti pedoman
Kota Surakarta
pembelajaran agar proses pembelajaran
Silabus Bermuatan Pendidikan Multikultural
Muatan Semester I
SK 1 KD 1.1,1.2, SK 2 KD 2.1, 2.2, SK 3 KD 3.1, SK 4 KD 4.1, 4.2, 4.3, SK 5 KD 5.1, 5.2, SK 6 KD 6.1, 6.2, SK 7 KD 7.1, 7.2, SK 8 KD 8.1,8.2,
II
Jumlah
Hasil
SK 9 KD 9.1, 9.2, SK 10 KD 10.1, 10.2, SK 11 KD 11.2, 11.3, SK 12 KD 12.1, SK 13 KD 13.1, 13.2, SK 14 KD 14.1,14.2, SK 15 KD 15.1, 15.2, SK 16 KD 16.1 SK= 16 KD= 30
analisis
Indonesia
kelas
kandungan
sub
Siswa
menulis
teks
pengumuman
dengan
bahasa
yang
efektif, baik dan benar dapat diartikan penggunaan bahasa yang melihat situasi dan kondisi yang ada. Latar belakang budaya pembaca harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahpahaman dan di sini
SK= 3 KD= 6
siswa tentunya harus mengetahu dan memahami latar belakang pembacanya
bahasa
dengan
yaitu
yang
ingin
(2012) menyatakan bahwa;
diskusi.
“Pendidikan yang baik harus menghadapkan para murid terhadap konsepsi-konsepsi yang berbeda tentang hidup yang sukses, sistem keyakinan dan bentuk konseptualisasi pengalamanpengalaman umum, dan mengajak siswa masuk ke dalam semangat budaya lain”. Dalam pengembangan silbus
kelompok. hal ini sesuai dengna yang saatnya
pesan
sampai pad atujuan. Dalam hal ini Parekh
dalam
ketiga, sub dimensi yang kedua tentang (2009)
begitu
disampaikan melalui pengumman akan
dimensi pendidikan multikultural yang
sudah
suku/ras/etnis. untuk
dilakukan dengan diskusi. Sesuai dengan
menjelaskan
dimensi
efektif, baik dan benar. Bahasa yang
muncul
Sarosa
kegiatan
diintruksikan
Hampir semua kegiatan pembelajaran
dikemukakan
satu
pendidikan multikultural yang keempat,
pendidikan multikultural
pembelajaran
juga
pembelajaran yang mengandung dimensi
menunjukkan
yang paling dominan kegiatan
Ada
SK 11 KD 11.1, SK 12 KD 12.2, SK 16 KD 16.2
silabus
VII
tidak tertumpu lagi kepada guru.
Silabus Tidak Bermuatan Pendidikan Multikultural SK 3 KD 3.2, 3.3
yang proses
pembelajaran individu diganti dengan
tersebut
pembelajaran kelompok. Hal ini akan
multikultural masih secara umum, tidak
melatih
ada
siswa
untuk
hidup
secara
intruksi
kandungan secara
pendidikan
langsung
untuk
berkelompok dan dengan begitu akan
mempertimbangkan perbedaan yang ada
terbiasa dengan adanya perbedaan dan
di masyarakat pembacanya. Kurikulum
dengan pemahaman terhadap perbedaan
pendidikan
itu
perhatian
siswa
mampu
menghargai
multikultural yang
besar
keberagaman yang ada.
keberagaman budaya yang ada. Namun
77
menuntut terhadap
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 69-83) http://jurnal.pasca.uns.ac.id b. Pendidikan
Multikultural
dalam
mengarahkan pada penggunaan metode
Silabus Bahasa Indonesia SMP kelas
yang mampu membantu setiap individu
VIII
siswa
Pengembangan silabus di kelas VIII yang
dilakukan
guru
di
proses
pendidikan
multikultural. Siswa diajarkan memberi
kota
kritik dan saran dengan alasan yang
Surakarta tidak berbeda jauh dengan apa
logis. Ini sesuai dengan dua orientasi
yang ditunjukkan oleh guru di kelas VII.
pendidikan
Dari 16 SK dan 37 KD yang terdapat
sampaikan
dalam standar isi kelas VIII, 10 SK dan 16
penghargaan kepada orang lain dan diri
KD dinyatakan mengandung pendidikan
sendiri. Siswa diajarkan cara yang baik
multikultural.
tersebut
dalam memberi pendapat dan tanggapan
melakukan
kepada orang lain. Hal ini seperti mata
bertambah
oleh
dalam
Jumlah
setelah
guru
multikultural Lynch
yang
yaitu
memberi
penjabaran dalam silabus menjadi 13 SK
uang
dan 24 KD. Selengkapnya dapat dilihat
diajarkan berani menanggapi apa yang
dalam tabel di bawah ini.
dilihatnya dan memberi kritik dengan
Tabel 3. Pendidikan Multikultural dalam
obyektif. Memberikan tanggapan kepada
Silabus Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP
orang lain dengan cara yang baik berarti
Kota Surakarta
siswa sudah memahami cara menghargai
Muatan Semester I
II
Jumlah
Silabus Bermuatan Pendidikan Multikultural
Silabus Tidak Bermuatan Pendidikan Multikultural
SK 2 KD 2.1, SK 3 KD 3.2, 3.3, SK 4 KD 4.1, 4.2, 4.3, SK 5 KD 5.1, 5.2, SK 7 KD 7.1, 7.2, SK 8 KD 8.1, 82 SK 9 KD 9.1, SK 10 KD 10.1, 10.2, SK 11 KD 11.1, 11.2, 11.3, SK 12 KD 12.1, SK 13 KD 13.1, 13.3, SK 14 KD 14.1 SK 15 KD 15.1,15.2 SK= 13 KD= 24
SK 1 KD 1.1, 1.2, SK 2 KD 2.1, 2.2, SK 3 KD 3.1, SK 6 KD 6.1, 6.2
tak
terpisahkan.
Siswa
orang lain dan tetap menjunjung tinggi perbedaan. Begitu juga dengan individu yang memberikan kritik namun tetap obyektif siswa
menunjukkan
terhadap
mengikuti
dirinya
penghargaan dengan
pemebelajaran.
Di
aktif zaman
demokrasi ini kebebasan berbicara sudah SK 9 KD 9.2, SK 12 KD 12.2, 12.3, SK 13 KD 13.3, SK 16 KD 16.1,16.2
melampaui
adanya
batas.
menyampaikan
Masyarakat
aspirasinya
dengan
kekerasan ini terbukti dengan banyaknya aksi demontsrasi yang diwarnai dengan kekerasan
dan
terkadang
memakan
korban jiwa.
SK= 8 KD= 13
Dimensi
Di kelas VIII hasil analisis silabus menunjukkan
yang
ketiga
dengan
sub
dimensi kedua tentang kelompok paling
kandungan
dimensi ketiga, An Equity Paedagogy
banyak
(Penyesuaian Metode Pembelajaran), sub
pengembangan
dimensi
pertama,
dikembangkan oleh guru. Ini seperti yang
indikator
kurikulum
individu yang
dengan
terjadi
digunakan
78
terkandung
dalam
silabus pengembangan
dalam yang mata
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 69-83) http://jurnal.pasca.uns.ac.id pelajaran bahasa Indonesia kelas VII.
Hasil analisis pengembangan silabus
Selanjutnya hasil analisis menunjukkan
kelas IX menunjukkan hasil yang tidak
pengembangan silabus juga mengandung
jauh
dimensi keempat, sub dimensi kedua
multikultural yang ketiga, sub dimensi
tentnag suku/ras/etni seperti di kelas
kedua tentang kelompok paling banyak
VII.
terkandung dalam kegiatan pembelajaran
c.
Pendidikan
Multikultural
dalam
berbeda.
dalam
Dimensi
pendidikan
silabus.
Selanjutnya
Silabus Bahasa Indonesia SMP kelas
pengembangan
IX
dimensi
Silabus yang dikembangakan oleh
dimensi kedua, tentang suku/ras/etnis.
guru
kelas
merupakan
IX
di
kota
silabus
menunjukkan
Surakarta
yang
peningkatan
dibandingkan
dengan
yang
silabus keempat
paling
sub
kelas VII dan kelas VIII.
bila
kelas-kelas
3.
Kesesuaian Multikultural
yang
dengan
pendidikan
multikultural. Dari 16 SK dan 35 KD yang ada di kelas IX, hanya
dengan
Ini sama dengan pengembangan silabus
sebelumnya dilihat dari total SK dan KD mengandung
mengandung
Pendidikan dalam
silabus
Standar
Mata
Isi
pelajaran
Bahasa indonesia
3 SK dan 3 KD
Perbandingan muatan pendidikan
yang memuat pendidikan multikultural.
multikultural dalam SK dan KD dengan
Tetapi
yang ada dalam silabus di masing-masing
setelah
penjabaran
dalam
guru
melakukan
silabus,
jumlah
kelas, yakni kelas VII 20% : 85,71%; kelas
tersebut meningkat menjadi 15 SK dan
VIII 43,24% : 64,86; dan kelas IX 8,57 :
28 KD. Lebih jelasnya dapat dicermati
80%. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam
pada tabel berikut.
tabel di bawah ini.
Tabel 4. Muatan Pendidikan Multikultural
Salah
satu
faktor
yang
harus
dalam Silabus Bahasa Indonesia Kelas IX
diperhatikan
SMP Kota Surakarta
mengembangkan silabus adalah fleksibel,
Muatan
Silabus Bermuatan Pendidikan Multikultural
Silabus Tidak Bermuatan Pendidikan Multikultural
SK 1 KD 1.1, 1.2, SK 2 KD 2.1, SK 3 KD 3.1, 3.2, SK 4 KD 4.1, 4.2, 4.3, SK 5 KD 5.1, 5.2, SK 6 KD 6.1, 6.2 SK 7 KD 7.1, 72 SK 9 KD 9.1, 9.2, SK 10 KD 10.1, 10.2, SK 11 KD 11.2, SK 12 KD 12.1, 12.2, 12.3, SK 13 KD 13.2, SK 14, KD 14.1, 14.2 SK 15 KD 15.1, SK 16 KD 16.1, 16.2 Jumlah SK= 15 Jumlah KD= 28
SK 2 KD 2.2, SK 8 KD 8.1, 8.2
Smstr I
II
Jumlah
yakni
guru
keseluruhan
dapat
dalam
komponen
mengakomodasi
silabus
keragaman
peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat (BSNP, 2006).
SK 11 KD 11.1, 11.3, SK 13 KD 13.1, SK 15 KD 15.2
Dalam
kaitannya
dengan
pendidikan multikultural, pengembangan silabus yang dilakukan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMP di kota
Jumlah SK= 5 Jumlah KD= 7
Surakarta
79
belum
memadai.
Dimensi
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 69-83) http://jurnal.pasca.uns.ac.id pendidikan
multikultural
yang
(berdasarkan
teori
Banks)
terdistrtibusi
secara
merata.
ada
dalam
belum Hal
pengembangan
silabus
yang
dilakukannya.
ini
Selain itu, ketidaksinkronan antara
disebabkan oleh arah kebijakan guru
hasil analisis SK dan KD dengan hasil
dalam mengembangkan silabus belum
analisis silabus yang dikembangkan oleh
terfokus pada pendidikan multikultural
guru di kota Surakarta dapat dimaklumi
begitu juga dengan pemerintah yang
karena pendidikan multikultural belum
masih mengusung pendidikan karakter
disosialisasikan
saja. Tidak mengherankan jika terdapat
khususnya dinas pendidikan.
ketidaksingkronan antara SK dan KD
4. Analisis
oleh
pemerintah
Kebutuhan
Standar
Isi
dalam Standar Isi dengan silabus yang
Pendidikan
dikembangkan guru dalam hubungannya
Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP
dengan pendidikan multikultural seperti
a. Kebutuhan Pendidikan Multikultural
apa yang dihasilkan dalam penelitian ini. Berdasarkan
hasil
analisis
dalam
yang
Multikultural
Mata
Standar Isi bahasa Indonesia
kelas VII
telah dilakukan perbandingan kandungan
Pendidikan
multikultural
yang
pendidikan multikultural yang ada dalam
dikandung dalam SK dan KD tersebut
SK dan KD dengan silabus, yakni pada
hanya 3 (21,43%) sub dimensi dari empat
kelas VII 20% : 85,71%; kelas VIII 43,24% :
belas
64,86; dan kelas IX 8,57 : 80%. Walaupun
multikultural yang ada
kandungan
dimesni
pendidikan
multikultural
sub
dimensi
pendidikan yaitu,
suku/ras/etnis,
sub
sub
dimensi
dalam silabus lebih banyak, namun jenis
sastra dan sub dimensi struktur sosial.
sub dimensi yang terkandung dalam SK
Sedangkan
dan KD lebih variatif daripada dalam
terkandung dalam SK dan KD ada 11
silabus. Dalam SK dan KD ada tujuh sub
(78,57%) yaitu, sub dimensi budaya, sub
dimensi
dimensi
yang
tekandung
sedangkan
sub
dimensi
bahasa,
yang
sub
tidak
dimensi
dalam silabus hanya ada tiga jenis sub
pemahaman, sub dimensi aplikasi, sub
dimensi.
dimensi individu, sub dimensi kelompok,
Jadi,
dapat
bahwa
sub dimensi agama, sub dimensi status
penyebab ketidaksingkronan antara hasil
sosial/ekonomi, sub dimensi keadilan,
analisis SK dan
KD dengan analisis
sub dimensi demokrasi,dan sub dimensi
silabus
SK
budaya sekolah.
karena
dinyatakan
dan
KD
yang
dikeluarkan pemerintah belum secara eksplisit
mencantumkan
b. Kebutuhan Pendidikan Multikultural
pendidikan
multikultural
sehingga
guru
pun
memberikan
penafsiran
yang
tidak
dalam Standar Isi bahasa Indonesia kelas VIII Pendidikan
mengarah pada pendidikan multikultural
multikultural
yang
dikandung dalam SK dan KD tersebut
80
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 69-83) http://jurnal.pasca.uns.ac.id ada 5 (35,72%) sub dimensi dari empat
belas indikator hanya ada tujuh sub
belas sub dimensi yang ada yaitu, sub
dimensi yang terkandung dalam SK dan
dimensi
dimensi
KD kelas VII sampai kelas IX dari toal
suku/ras/etnis, sub dimensi individu,
empat belas sub dimensi yang ada. Jadi,
sub dimensi budaya sekolah dan sub
kebutuhan
kurikulum
dimensi kelompok. Sub dimensi yang
multikultural
mata
tidak terkandung dalam SK dan KD ada 9
Indonesia di sekolah menengah pertama
(64, 28%) yaitu, sub dimensi sastra, sub
belum tercukupi. Ini di lihat dari hasil
dimensi
analisis yang telah dilakukan masih ada
budaya,
sub
Bahasa,
sub
dimensi
pemahaman, sub dimensi aplikasi, dimensi agama, sub dimensi
sub
tujuh
sub
pendidikan
pelajaran
dimensi
bahasa
pendidikan
status
multikultural yang belum terkandung
sosial/ekonomi, sub dimensi keadilan,
dalam SK dan KD mata pelajaran bahasa
sub dimensi demokrasi, sub dimensi
Indonesia sekolah menengah pertama.
struktur sosial
SIMPULAN DAN SARAN
c. Kebutuhan Pendidikan Multikultural
Simpulan
dalam Standar Isi bahasa Indonesia
1.
kelas IX
Pendidikan
Multikultural
dalam
Standar Isi Bahasa Indonesia di SMP
Pendidikan
multikultural
yang
Hasil analisis SK dan KD kelas VII
dikandung dalam SK dan KD tersebut
sampai
hanya 2 (14, 29%) dari empat belas sub
semua sub dimensi terkandung dalam
dimensi yang ada
standar isi tersebut. Sub dimensi yang
yaitu,
sub dimensi
kelas
IX
menunjukkan
tidak
kelompok, sub dimensi suku/ras/etnis.
terkandung dalam SK dan KD
Sedangkan
tidak
pelajaran bahasa Indonesia dari kelas VII
terkandung dalam Sk dan KD tersebut
sampai IX hanya ada tujuh yaitu, sub
ada 12 (85, 71%) yaitu, sub dimensi
dimensi budaya, sub dimensi sastra, sub
budaya, sub dimensi sastra, sub dimensi
dimensi individu, sub dimensi kelompok,
bahasa, sub dimensi pemahaman, sub
sub dimensi suku/ras/etnis, dan sub
dimensi aplikasi, sub dimensi individu,
dimensi
sub dimensi agama, sub dimensi status
dimensi struktur sosial. Sub dimensi
sosial/ekonomi, sub dimensi keadilan,
tersebut tersebar di kelas VII sampai
sub
dimensi
kelas IX dengan perincian, kelas VII: sub
dimensi
dimensi suku/ras/etnis 14, 29 %; sub
sub
dimensi
budaya
dimensi
yang
demokrasi,sub
sekolah,
dan
sub
struktur sosial.
budaya
sekolah,
mata
dan
sub
dimensi budaya 2,85 %; dan sub dimensi
Secara keseluruhan hasil analisis
struktur sosial 2,85 %. Kelas VIII: sub
menunjukkan bahwa dari lima dimensi
dimensi budaya 16,22 %; sub dimensi
pendidikan
suku/ras/etnis
multikultural
yang terdiri
atas empat belas sub dimensi dan empat
individu
81
5,41%;
13,51%; sub
sub
dimensi
dimensi budaya
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 69-83) http://jurnal.pasca.uns.ac.id sekolah 5,41%; sub dimensi kelompok
Berdasarkan hasil analisis yang telah
2,70%. Kelas IX: sub dimensi kelompok 2,
dilakukan
85 %; sub dimensi suku/ras/etnis 2,85 %.
pendidikan multikultural yang ada dalam
Sedangkan yang tidak terkandung dalam
SK dan KD dengan silabus, yakni pada
SK dan KD tersebut yaitu, sub dimensi
kelas VII 20% : 85,71%; kelas VIII 43,24% :
realitas, sub dimensi pemahaman, sub
64,86; dan kelas IX 8,57 : 80%. Walaupun
dimensi aplikasi, sub dimensi agama, sub
kandungan
dimensi
sub
dalam silabus lebih banyak, namun jenis
dimensi
sub dimensi yang terkandung dalam SK
status
dimensi
sosial/ekonomi,
keadilan,
sub
demokrasi. 2.
perbandingan
pendidikan
kandung
multikultural
dan KD lebih variatif daripada dalam
Pengembangan
Pendidikan
silabus. Dalam SK dan KD ada tujuh sub
Multikultural dalam Silabus Bahasa
dimensi
Indonesia
dalam silabus hanya ada tiga jenis sub
Dalam pengembangan silabus yang dilakukan guru, kandungan multikultural
yang
muncul dalam kegiatan yaitu
diskusi.
Sub
dominan
pembelajaran
dimensi
tekandung
sedangkan
dimensi. SK dan KD yang mengandung
pendidikan
paling
yang
pendidikan
multikultural
dicantumkan
dalam
silabus,
yang
dan
pengembangan
sebaliknya
pendidikan
tidak
ada
muatan
multikultural
yang
terkandung dalam silabus mata pelajaran
dimunculkan
bahasa
sebenarnya dalam SK dan KD tidak ada.
Indonesia
suku/ras/etnis
2,78%
kelas dan
VII:
kelompok
dalam
silabus
4. Kebutuhan Standar Isi
yang
Pendidikan
80,56%. Kelas VIII: sub dimensi individu
Multikultural Mata pelajaran Bahasa
5,40%, sub dimensi kelompok 54,05%,
Indonesia di SMP
dan sub dimensi suku/ras/etnis 5,40%.
Secara keseluruhan yang terkandung
Kelas IX: sub dimensi suku/ras/etnis
dalam SK dan KD di SMP ada tujuh sub
2,85%, dan kelompok 77, 14%.
dimensi yaitu sub dimensi budaya, sub
3.
Kesesuain Standar Isi dengan
dimensi sastra, sub dimensi individu, sub
Pengembangan Silabus Mata
dimensi
pelajaran Bahasa Indonesia di SMP
suku/ras/etnis,
Kota Surakarta
sekolah, dan sub dimensi struktur sosial.
Banyak
kandungan
kelompok, sub
sub
dimensi
dimensi
budaya
pendidikan
Sedangkan yang tidak terkandung dalam
multikultural dalam SK dan KD yang
SK dan KD tersebut yaitu, sub dimensi
tidak dikandung dalam pengembangan
bahasa, sub dimensi pemahaman, sub
silabus. Hasil analisis muatan pendidikan
dimensi aplikasi, sub dimensi agama, sub
multikultural
dengan
dimensi
pengembangan silabus yang dilakukan
dimensi
guru
demokrasi.
SK dan KD
ditemukan
ketidaksinkronan.
82
status
sosial/ekonomi,
keadilan,
sub
sub
dimensi
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 69-83) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Bagi pengambil kebijakan
Saran Bagi
guru
hendaknya
lebih
banyak
memahami pendidikan multikultural dan
lagi
agar lebih
memasukkan
dimensi
pendidikan multikultural yang ada.
memasukkannya dalam pengembangan silabus yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA Aly, Abdullah. 2011. Pendidikan Islam Mulikultural di Pesantren. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Andersoen dan Cusher. 1994. Multicultural and Intercultural Studies, dalam Teaching Studies dalam Teaching Stuidies of Society an environment (ed. Marsh, c). Sydney: Prentice-Hall. Arifudin, Iis. 2007. “ Urgensi Implementasi Pendidikan Multikultural di Sekolah” INSANIA. Vol.12 no. 2. 220-233.
Banks, J. A. 1993. “Multicultural Education:Historical Development, Dimensions and Practice. American Education Research Assosiation. Vol 19. 3-46. _______. 2002. An Introduction to Multicultural Education. Boston-London: Allyn and Bacon Press. Beachum, Floyd D.. Et all. 2004. “An Analysis Of Secondary School Principals’ Perceptions Of Multicultural Education”.. Vol. 125. No. 1. 111-120. BNSP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas. Harahap, Ahmad Rivai. 2007. Multikulturalisme dan Penerapannya dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama. Id.Wikipedia.org/Multikultural. Di unduh 03 Februari 2012. Ilknur dan Bulent. 2011. “Developing Effective Multicultural Practices: A Case Study Of Exploring A Teacher’s Understanding and Practices” The Journal of International Social Research. Vol 4. no. 17. 579-595.
Mahfud, Choirul. 2011. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mifbakhudin. “ Pendidikan Multikultural Pada Pendidikan Bahasa dan Budaya” LENSA. Vol.1, no.2. 103-111. Parekh, Bhikhu. 2008. Rethingking Multiculturalism. Yoyakarta: Kanisius. Rahmat, Pupu Saeful . 2007. “Wacana pendidikan Multikultural di Indonesia”. Equilibrium.Vol. 3. no.6. 1-7. Smith, Mark K. 2002. Curriculum Theory and Practice. London: Routledge.
83