ISBN : 978-602-73865-4-9
ANALISIS KEBUTUHAN JUMLAH TENAGA KERJA BERDASARKAN BEBAN KERJA DI UNIT REKAM MEDIS RUMAH SAKIT UMUM ASSALAM GEMOLONG Eni Nur Rahmawati APIKES Citra Medika Surakarta,
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan jumlah tenaga berdasarkan beban kerja dengan menggunakan rumus Work Load Indicators of Staffing Need (WISN). Beban kerja petugas Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah pasien sehingga mempengaruhi produktivitas tenaga kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah tenaga kerja di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong tahun 2015 berjumlah 8 orang. Instrumen penelitian menggunakan pedoman wawancara, pedoman observasi dan tabel kerja. Hasil penelitian ini menunjukkan kebutuhan tenaga rekam medis di Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong tahun 2015 adalah 9 orang. Sehingga memerlukan penambahan 1 orang tenaga pada bagian filing. Kata Kunci : Kebutuhan Jumlah Tenaga Kerja, Beban Kerja, Work Load Indicators of Staffing Need (WISN). ABSTRACT This study aims to analyze the needs of the number of workers based workload using the formula Work Load Indicators of Staffing Need (WISN). The workload of Medical Records technicians at Assalam Gemolong Hospital increases as the number of patients that affect the productivity of employee. The method that is used in this research is descriptive with cross sectional approach. The population and sample in this research are Unit Medical Records employees at Assalam Gemolong Hospital in 2015.there are 8 employees. The research instrument is observation and work tables. The result of this research indicates that the needs of medical records technicians at Assalam Gemolong Hospital 2015 are 9 employees. Therefore the hospital requires 1 more employee in the filing. Keywords: Total employee needs, Workload, Work Load Indicators of Staffing Need (WISN).
PENDAHULUAN Perkembangan dan perubahan yang cepat terjadi di dunia pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang berkualitas diberikan kepada masyarakat untuk memberikan kepuasaan kepada konsumen selaku penerima jasa. Salah satu unit pelayanan di rumah sakit adalah rekam medis. Rekam medis berperan dalam menyediakan informasi yang dapat dipakai sebagai alat untuk menganalisa dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien (Rustiyanto, 2010). Salah satu informasi yaitu mengenai kebutuhan tenaga kerja (SDM) berdasarkan beban kerja. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset paling penting yang harus dimiliki oleh organisasi atau perusahaan. Sumber daya manusia adalah orang-orang yang merancang dan menghasilkan barang atau jasa, mengawasi mutu, memasarkan produk, mengalokasikan sumber daya finansial, serta merumuskan seluruh strategi dan tujuan organisasi. Tanpa orang-orang yang memiliki keahlian atau kompeten maka mustahil bagi organisasi untuk mencapai tujuannya (Samsudin, 2006). Dari informasi tersebut diketahui bahwa kebutuhan tenaga kerja di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong perlu dianalisis untuk mengetahui beban kerja para tenaga kerja dan untuk memperoleh solusi tentang penangganan kebutuhan jumlah tenaga kerja di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong. Meningkatnya jumlah pasien yang berobat di Rumah Sakit Umum Asssalam Gemolong dapat meningkatkan beban kerja petugas sehingga perlu diimbangi dengan menganalisis kebutuhan tenaga kerja. Tenaga kerja di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong berjumlah 8 orang Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta
110
ISBN : 978-602-73865-4-9
petugas yaitu 1 orang kepala rekam medis dengan lulusan D3 rekam medis, 5 petugas pendaftaran rawat jalan, rawat inap dan UGD, 1 petugas assembling, coding indexing dan 1 petugas analising reporting . Sehingga penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian tentang analisis kebutuhan jumlah tenaga kerja berdasarkan beban kerja di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong tahun 2015.
TINJAUAN PUSTAKA Unit Rekam Medis Unit rekam medis merupakan salah satu gerbang terdepan dalam pelayanan kesehatan, dapat sebagai salah satu ukuran pasien dalam menerima pelayanan. Ruang lingkup unit rekam medis mulai dari penerimaan pasien sampai dengan penyajian informasi kesehatan. Tugas unit rekam medis mulai dari pengumpulan data, pemrosesan data, penyajian informasi data kesehatan. Data yang dikumpulkan berupa data sosial dan data medis. Data sosial didapatkan ketika pasien mendaftar sebagai pasien, sedangkan data medis didapatkan setelah pasien mendapat pemeriksaan dari tenaga kesehatan (Budi, 2011). Ergonomi Ergonomi dapat berperan sebagai desain pekerjaan pada suatu organisasi, misalnya : penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja (shift kerja), meningkatkan variasi pekerjaan, dan lain-lain. Disamping itu ergonomi juga memberikan peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja (Nurmianto, 2004). Beban Kerja Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 81/ MENKES/ SK/ 1/ 2004 tentang pedoman penyusunan perencanaan sumber daya manusia kesehatan di tingkat propinsi, kabupaten/ kota serta rumah sakit. Langkah menghitung kebutuhan tenaga berdasarkan Work Load Indicators of Staffing Need, yaitu : a. Menetapkan waktu kerja tersedia Menetapkan waktu kerja yang tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu kerja tersedia masing– masing kategori SDM yang bekerja di unit pelayanan selama kurun waktu satu tahun. Rumusnya : Waktu kerja tersedia = [A- (B+C+D+E)] x F b. Menetapkan unit kerja Menetapkan unit kerja bertujuan untuk memperoleh SDM yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan perseorangan pada pasien. c. Menetapkan standar beban kerja Standar beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang dapat dikerjakan seseorang tenaga kesehatan dalam satu tahun kerja sesuai dengan standar profesional dalam perhitungan waktu libur, sakit, ijin dan cuti. Standar beban kerja = d. Menetapkan standar kelonggaran Menurut Ruth (2010) Standar kelonggaran dipengaruhi oleh rata-rata waktu kelonggaran sebesar 5% dari jumlah jam kerja petugas dan waktu kerja yang tersedia. Bila rata-rata waktu kelonggaran memiliki kebijakan tentang standar kelonggaran maka produktivitas petugas dapat dimaksimalkan. Standar kelonggaran = e. Menetapkan kebutuhan tenaga kerja per unit Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 81/ MENKES/ SK/ 1/ 2004 tentang pedoman penyusunan perencanaan sumber daya manusia kesehatan di tingkat propinsi, kabupaten/ kota serta rumah sakit. Perhitungan kebutuhan sumber daya manusia per unit kerja bertujuan untuk memperoleh jumlah dan jenis/ kategori sumber daya manusia sesuai dengan beban kerja selama satu tahun. Kebutuhan tenaga =
+ standar kelonggaran
Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta
111
ISBN : 978-602-73865-4-9
Menururt Depkes (2004) penentuan jumlah tenaga yang dibutuhkan, dengan menggunakan pembulatan hasil, agar tidak ditemukan nilai angka yang bias. Berikut tata cara pembulatan hasil perhitungan WISN : 1) 1,0 - 1,1 dibulatkan kebawah menjadi 1 dan > 1,1 - 1,9 dibulatkan keatas menjadi 2 2) 2,0 - 2,2 dibulatkan kebawah menjadi 2 dan > 2,2 - 2,9 dibulatkan keatas menjadi 3 3) 3,0 - 3,3 dibulatkan kebawah menjadi 3 dan > 3,3 - 3,9 dibulatkan keatas menjadi 4 4) 4,0 - 4,4 dibulatkan kebawah menjadi 4 dan > 4,4 - 4,9 dibulatkan keatas menjadi 5 5) 5,0 - 5,5 dibulatkan kebawah menjadi 5 dan > 5,5 - 5,9 dibulatkan keatas menjadi 6 Waktu Kerja Menurut Suma’mur (2009) waktu kerja bagi seseorang menentukan kesehatan yang bersangkutan effisiensi dan produktifitas kerjanya.aspek terpenting dalam hal waktu kerja meliputi : a. Lamanya seseorang mampu bekerja dengan baik. b. Hubungan antara waktu bekerja dan istirahat. c. Waktu bekerja sehari menuntut periode yang meliputi siang (pagi, siang, sore) dan malah hari. Penetapan Waktu Longgar Waktu longgar yang dibutuhkan dan akan menginterupsi proses produksi bisa diklasifikasikan menjadi personal allowance, fatigue allowance, dan delay allowance. Meskipun jumlah waktu longgar untuk kebutuhan personal yang diperlukan ini bervariasi tergantung pada individu pekerjanya dibandingkan dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, akan tetapi kenyataanya untuk pekerjaanpekerjaan yang berat dan kondisi kerja yang tidak enak akan menyebabkan kebutuhan waktu personal ini lebih besar lagi (Wignjosubroto, 1995).
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah 8 tenaga kerja di unit rekam medis tahun 2015. Metode pengumpulan data dengan observasi dan wawancara 8 tenaga kerja. Instrumen penelitian berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, dan tabel kerja.
HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong, didapatkan deskripsi kerja unit rekam medis dari uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang yang dibuat oleh kepala rekam medis dan disahkan oleh direktur, dan dapat dilihat pada tabel berikut ini, yaitu : Tabel 1. Uraian Kegiatan di Unit Rekam Medis Kegiatan Uraian Kegiatan Pokok Kepala Rekam 1. Mengelola sumber daya rekam medis Medis 2. Memantau unit rekam medis sesuai pedoman yang sudah disepakati 3. Menyusun perencanaan pembuatan rekam medis 4. Mengusulkan pemusnahan berkas rekam medis 5. Membantu pendaftaran dan mengecek kelengkapan persyaratan asuransi Pendaftaran 1. Mewawancarai pasien Pasien Baru 2. Menulis identitas pasien dalam buku register Rawat Jalan 3. Menulis identitas pasien dalam formulir Rekam Medis dan UGD 4. Membuat KIB 5. Membuat KIUP manual dan komputer 6. Mendistribusikan berkas Rekam Medis ke poliklinik Pendaftaran 1. Mewawancarai pasien Pasien Lama 2. Menanyakan KIB pasien Rawat Jalan 3. Membuat tracer dan UGD 4. Mengambil berkas rekam medis di rak filing 5. Mendistribusikan berkas Rekam Medis ke poliklinik Pendaftaran 1. Mewawancarai pasien Pasien Rawat 2. Menanyakan informasi bangsal kosong ke URI Inap 3. Mengisi surat pertanggung jawaban pasien Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta
112
ISBN : 978-602-73865-4-9
4. Membuat dan menempelkan stiker gelang pasien rawat inap 1. Menerima berkas rekam medis 2. Mengurutkan formulir rekam medis sesuai Protap 3. Meneliti kelengkapan berkas rekam medis 4. Menulis ketidaklengkapan berkas rekam medis 5. Menyerahkan berkas rekam medis yang belum lengkap ke dokter 6. Menghitung ketepatan pelengkapan berkas rekam medis Coding dan 1. Membaca diagnosa primer dan diagnosa sekunder Indexing 2. Mencari kode penyakit dan tindakan di ICD 10 dan ICD 9 CM 3. Menulis kode penyakit dan tindakan ke dalam berkas rekam medis 4. Membuat indeks penyakit, dokter, pasien, tindakan dan kematian Analizing dan 1. Melakukan penarikan data dan editing Reporting 2. Melakukan pengecekan data pasien rawat inap dengan data ruang perawatan 3. Merekap buku injeksi dari ruang perawatan 4. Meng-entry data dalam komputer 5. Menyusun RL 1 s/d RL 5 Filing 1. Menerima tracer dari pendaftaran 2. Memasukkan tracer ke dalam rak sebagai penganti berkas rekam medis 3. Mengambil berkas rekam medis 4. Mengecek kebenaran berkas rekam medis sesuai tracer 5. Mengembalikan berkas rekam medis ke dalam rak filing Tabel 1 menunjukkan bahwa setiap sumber daya manusia memiliki uraian kegiatan yang mereka gunakan sebagai pedoman dalam menjalankan tugasnya. Uraian kegiatan merupakan aktivitas-aktivitas yang terpenting dari suatu jabatan, tugas dan tanggung jawab. Assembling
Waktu Kerja Tersedia di Unit Rekam Medis Waktu kerja tersedia = {A-(B+C+D+E)}x F = {313 - (12 + 0 + 19 + 0)} x 7 = 1974 jam/tahun = 118440 menit/tahun Menunjukkan waktu kerja di unit rekam medis Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong tahun 2015 sebesar 1974 jam/tahun atau 118440 menit/tahun. Kategori Sumber Daya Manusia di Unit Rekam Medis Sumber daya manusia di Unit Rekam Medis menunjukkan bahwa kepala rekam medis terdiri dari 1 orang dengan lulusan D3 rekam medis dengan lama kerja minimal 5 tahun, petugas pendaftaran rawat jalan, rawat inap, UGD terdiri dari 5 orang dengan lulusan SMA. Petugas Assembling, Coding dan Indexing terdiri dari 1 orang dengan lulusan D3 rekam medis. Petugas Analising dan reporting terdiri dari 1 orang dengan lulusan D3 rekam medis. Sedangkan petugas filing belum ada dan masih dirangkap oleh petugas pendaftaran untuk filing rawat jalan dan petugas Assembling, Coding dan Indexing untuk filing rawat inap.
Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta
113
ISBN : 978-602-73865-4-9
Tabel 1. Standar Beban Kerja di Unit Rekam Medis Waktu Kerja Rata-rata waktu Kegiatan Pokok Tersedi (menit) a (WKT) Kepala Rekam Medis 5 118440 Pendaftaran Pasien Baru Rawat Jalan dan UGD 7 118440 Pendaftaran Pasien Lama Rawat Jalan dan UGD 4,5 118440 Pendaftaran Pasien Rawat Inap 15 118440 Assembling 6,5 118440 Coding dan Indexing 6 118440 Analizing dan Reporting 180 118440 Filing Rawat Jalan dan Rawat Inap 3 118440 Total Standar Beban Kerja Tabel 1 menunjukkan standar beban kerjadi Unit Rekam Medis Rumah Sakit Gemolong tahun 2015 sebesar 152924 menit/tahun.
Standar Beban Kerja (SBK) SBK = WKT / Rata-rata waktu 23688 16920 26320 7896 18222 19740 658 39480 152924 Umum Assalam
Tabel 2. Standar Kelonggaran di Unit Rekam Medis Faktor kelonggaran
Frekuensi
Waktu
Pertemuan rutin 8/thn 3 Jam Pelatihan/seminar 1/thn 4 Jam Membimbing mahasiswa 10/thn 0,5 Jam Total Standar Kelonggaran
Faktor Kelonggaran 24 jam/thn 4 jam/thn 5 jam/thn
Standar Kelonggaran ( Faktor Kelonggaran x 60) / Waktu Kerja Tersedia 0,01215805 0,00202634 0,00253293 0,01671732
Tabel 2 menunjukkan standar kelonggaran yang diperoleh dari hasil perhitungan sebesar 0,0167 artinya setiap petugas di bagain unit rekam medis mempunyai faktor kelonggaran sebesar 0,0167 atau 1,67 % yang digunakan untuk menghadiri pertemuan rutin, pelatihan atau seminar, dan membimbing mahasiswa. Tabel 3. Perhitungan Kebutuhan Tenaga di Unit Rekam Medis Kegiatan Pokok
Standar Beban Kerja (SBK)
Kuantitas Standar Kegiatan Kelonggaran Pokok (KKP)
Kepala Rekam Medis 23688 23753 Pendaftaran Pasien Baru Rawat Jalan 16920 11453 dan UGD Pendaftaran Pasien Lama Rawat Jalan 26320 18584 dan UGD Pendaftaran Pasien Rawat Inap 7896 17469 Assembling 18222 17469 Coding dan Indexing 19740 17469 Analizing dan Reporting 658 312 Filing Rawat Jalan dan Rawat Inap 39480 47506 Jumah Total Kebutuhan Tenaga Kerja
Kebutuhan Tenaga
0.0167 0.0167
1,01944401 0,69359125
0.0167
0,72277903
0.0167 0.0167 0.0167 0.0167 0.0167
2,23667713 0,97537633 0.90165441 0,49086413 1,21999281 8,26037910
Tabel 3 menunjukkan jumlah kebutuhan tenaga di unit rekam medis Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong tahun 2015 adalah 8,26 atau 9 orang.
Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta
114
ISBN : 978-602-73865-4-9
PEMBAHASAN Berdasarkan Kepmenkes RI No. 81/MENKES/SK/I/2004 Tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten atau Kota serta rumah sakit dinyatakan bahwa perencanaan SDM kesehatan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pada sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, dan lain-lainya. Hal ini dikarenakan perhitungan kebutuhan SDM harus menggunakan metode perhitungan yang berdasarkan pada beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja fasilitas pelayanan kesehatan. Metode tesebut haruslah mudah dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis mudah diterapkan, komprehensif, dan realistis. Metode yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja (WISN). Kegiatan tenaga kerja unit rekam medis di Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong sudah sesuai uraian kegiatan yang digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan tugasnya yang terdapat dalam SOP, tetapi ada beberapa yang belum sesuai yaitu bagian filing. Menurut Tarwaka (2004) bahwa secara umum hubungan antara beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat komplek terbagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja yang termasuk di dalamnya adalah tugas (task) itu sendiri, organisasi serta lingkungan kerja. Ketiga aspek ini sering disebut dengan Stressor. Faktor internal dari beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal, reaksi tubuh tersebut dikenal sebagai strain. Rata-rata waktu kerja tersedia yang dibutuhkan oleh petugas di unit rekam medis dalam menyelesaikan kegiatan dan tugasnya dalam satu tahun adalah 1974 jam atau 118440 menit/tahun. Standar kegiatan terbagi menjadi dua komponen besar yaitu standar beban kerja dan standar kelonggaran. Standar beban kerja tenaga di bagian unit rekam medis Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong merupakan kegiatan pokok dilaksanakan sesuai uraian kegiatan dan jabatan petugas. Sedangkan standar kelonggaran merupakan kegiatan yang dilaksanakan diluar dari kegiatan pokok sebagai tenaga di unit rekam medis Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong. Beban kerja tenaga di unit rekam medis Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong dalam melaksanakan aktifitas kerja, dapat dilihat pada komponen Standar beban kerja yang merupakan kegiatan pokok tenaga rekam medis. Standar beban kerja rekam medis di Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong dalam satu tahun kerja adalah 152924 menit/tahun. Standar beban kerja tertinggi terdapat di bagian Filing rawat jalan dan rawat inap. Berdasarkan penelitian Ruth (2010) standar kelonggaran dipengaruhi oleh rata-rata waktu kelonggaran sebesar 5% dari jumlah jam kerja petugas dan waktu kerja yang tersedia. Bila rata-rata waktu kelonggaran memiliki kebijakan tentang standar kelonggaran maka produktivitas petugas dapat dimaksimalkan. Standar kelonggaran didapatkan dari faktor kelonggaran tiap kategori tenaga meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang tidak terkait langsung atau dipengaruhi tinggi rendahnya kuantitas pokok pelayanan. Standar kelonggaran yang diperoleh sebesar 0,0167 atau 1,67 %, artinya petugas memiliki waktu untuk pertemuan rutin, pelatihan atau seminar, dan membimbing mahasiswa sebesar 1,67 % dari total waktu kerja tersedia. Petugas di unit rekam medis Rumah Sakit Assalam Gemolong sampai dengan Bulan Agustus 2015 sebanyak 8 orang. Sedangkan dari hasil perhitungan kebutuhan tenaga kerja unit rekam medis sebanyak 8,26 atau 9 orang. Sehingga kebutuhan tenaga unit rekam medis tahun 2015 memerlukan penambahan 1 orang tenaga di bagian Filing, karena bagian filing masih dirangkap atau dikerjakan oleh petugas pendaftaran dan petugas assembling, coding dan indexing, untuk mencapai produktifitas kerja yang optimal perlu adanya pendayagunaan dan pembagian tugas sesuai dengan job description.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan, kebutuhan jumlah tenaga kerja di unit rekam medis Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong tahun 2015, berdasarkan motode WISN adalah sejumlah 9. Sehingga memerlukan penambahan 1 orang tenaga kerja di bagian filing, dengan tujuan untuk mencapai produktifitas kerja yang optimal dengan pendayagunaan tenaga kerja sesuai dengan job description.
Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta
115
ISBN : 978-602-73865-4-9
DAFTAR PUSTAKA Budi, Savitri Citra. 2011. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta: Quantum Sinergis Media. Departemen Kesehatan RI. 2004. Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan di Tingkat Profinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit. Jakarta : Keputusan Menteri Kesehatan RI No:81/MENKES/SK/I/2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:81/Menkes/SK/I/2004. 2004. Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota Serta Rumah Sakit. Jakarta. Nurmianto, Eko. 2004. Ergonomi Konsep dan Dasar Aplikasinya. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November Press. Ruth, Distyan, dkk. 2010. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja dengan menggunakan rumus Work Load Indicator Staff Need atau WISN Bagian Filing RSUD Dr. Moewardi Periode Tahun 2016. Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.IV, NO.1, MARET 2010, Hal 58-64. http://ejurnal.stikesmhk.ac.id/index.php/rm/article/view/50. Diakses tanggal 24 Mei 2014 Jam 09.00 WIB. Rustiyanto, Ery. 2010. Statistik Rumah Sakit untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Samsudin, Sadili. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia. Suma’mur. 2009. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Toko Buku Agung. Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta : UNIBA Press Wignjosubroto, Sritomo. 1995. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Airlangga.
Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta
116