Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air Secara Meteorologis Di Daerah Aliran Sungai Deli Provinsi Sumatera Utara Oleh Yustina Eka W. Solin Abstrak Penelitian ini memiliki tujuan adalah : (1) Mengetahui kebutuhan air di Daerah Aliran Sungai Deli. (2) Mengetahui ketersediaan air secara meteorologis di Daerah Aliran Sungai Deli. Penelitian ini memiliki populasi yaitu seluruh wilayah kecamatan yang termasuk ke DAS Deli berjumlah 29 kecamatan dengan luas 47.313,454 Ha, yang sekaligus dijadikan sampel total dari penelitian ini. Variabel dalam penelitian ini adalah kebutuhan air untuk (domestik, pertanian, perikanan, peternakan, dan industri) dan ketersediaan air dihitung dengan pendekatan neraca air secara meteorologis (untuk mencari curah hujan rata-rata tahunan) di DAS Deli. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Kebutuhan air di kecamatan yang masuk di DAS Deli baik itu dalam hal pemenuhan kebutuhan domestik, pertanian, perikanan, peternakan dan industri relatif besar yaitu 63.305.774,05 m3/tahun. 2) Ketersediaan air yang ada di DAS Deli secara keseluruhan jumlahnya cukup banyak sebesar 202.649.845,91 m3/tahun dan sangat penting bagi masyarakat karena mampu mengimbangi terhadap kebutuhan masyarakat.
Kata kunci : Kebuthan air dan ketersediaan air secara meteorologis.
untuk domestik (rumah tangga), pertanian, perikanan, peternakan, industri dan lainnya. Adanya berbagai kepentingan dalam pemanfaatan air dalam berbagai aspek dapat menimbulkan terjadinya konflik baik dalam penggunaan air maupun cara memperolehnya. Air yang berada di bumi baik itu secara langsung maupun tidak langsung berasal dari air hujan, disebut juga dengan presipitasi. Pembentukan presipitasi di atmosfer merupakan subjek dari ilmu meteorologi. Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan mengalami penguapan (evapotranspirasi) yang hasilnya disebut dengan runoff, air tersebut ada yang diserap oleh vegetasi kemudian masuk ke sungai lalu langsung dialirkan ke laut dan sebagian lagi ada yang tersimpan sepanjang tahun. Air yang langsung dialirkan ke laut disebut dengan aliran tidak mantap karena tidak dapat diberdayakan sehingga air ini tidak dapat digunakan sepanjang tahun sebanyak 65%-75%, sedangkan air yang tidak
PENDAHULUAN Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat vital bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di muka bumi. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa air memiliki peran yang sangat strategis dan harus tetap tersedia dan lestari, sehingga mampu mendukung kehidupan dan pelaksanaan pembangunan di masa kini maupun di masa mendatang karena tanpa adanya air maka kehidupan tidak akan dapat berjalan. Jumlah air di bumi sekitar 97% adalah air asin sedangkan sisanya berupa airtawar, hal ini tentu saja menjadi perhatian yang sangat penting mengingat keberadaan air yang bisa dimanfaatkan terbatas sedangkan kebutuhan manusia tidak terbatas sehingga perlu suatu pengelolaan yang baik agar air dapat dimanfaatkan secara lestari (Soemarto, 1987). Pemanfaatan air tentu akan sangat berkaitan dengan ketersediaan dan jenis pemanfaatan seperti pemanfaatan air 1
langsung dialirkan ke laut disebut dengan aliran mantap (baseflow) karena air tersebut dapat menjadi sumber ketersediaan air sepanjang tahun, sebanyak 25%-35%. Air hujan jatuh di suatu wilayah yang nantinya akan menjadi sumberdaya air permukaan dan air tanah. Ketersediaan sumberdaya di suatu wilayah berbeda dengan wilayah lain tergantung pada curah hujannya dan faktor-faktor fisik wilayah. Ketersediaan air yang ada di suatu wilayah merupakan indikator daya dukung sumberdaya yang di dalamnya termasuk aspek pemenuhan kebutuhan air. Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan ditampung, disimpan dan dialirkan melalui sistem sungai dan mengeluarkannya melalui titik tunggal dan kawasan ini disebut dengan Daerah Aliran Sungai (Asdak, 1995). DAS memiliki fungsi hidrologis yaitu mengalirkan air, menyangga kejadian puncak hujan, melepas air secara bertahap, memelihara kualitas air dan mengurangi pembuangan massa (seperti tanah longsor). DAS Deli merupakan daerah penyumbang sumber air terbesar bagi penduduk Kota Medan, sebagian lagi di Kabupaten Karo, dan Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan data dari BPDAS Wampu-Sei Ular (2009), luasan DAS Deli adalah sebesar 47.313,454 Ha. Saat ini, luas hutan di hulu Sungai Deli hanya tinggal 3.196,27 hektar, atau tinggal 6,75 %. Dari luas DAS Deli tersebut diperoleh hasil bahwa besarnya tutupan vegetasi (belukar rawa, semak dan hutan mangrove) sangat sedikit. Besarnya tutupan lahan belum cukup memadai untuk sebuah kondisi DAS yang ideal, sebab luasan penutupan lahan yang ideal menurut UndangUndang 41 Nomor 41 tentang kehutanan adalah 40%. Dengan adanya tutupan lahan tersebut maka jumlah hujan yang jatuh tidak langsung mengalir ke permukaan tanah melainkan jatuh ke vegetasi yang kemudian akan mengalami penguapan dan terinfiltrasi ke dalam tanah. Kondisi vegetasi dan tanah ini akan berpengaruh terhadap nilai koefisien
aliran pada DAS. Semakin tinggi koefisien aliran maka tingkat kerusakan DAS semakin tinggi. Selain itu, semakin tinggi koefisien aliran maka air yang dapat dimanfaatkan di DAS aliran semakin sedikit, sedangkan kebutuhan air terus mengalami peningkatan. Hutan mempengaruhi terhadap penguapan (evapotranspirasi) karena semakin baik kondisi hutan, maka pada umumnya jumlah kehilangan air semakin besar, hal tersebut disebabkan oleh fungsi hutan yang memperbesar turbulensi angin karena surface roughness, tingginya kelembaban sehingga penguapan dari muka tanah hampir tidak dapat terjadi, dan dengan adanya sistem perakaran menyebabkan tingginya evapotranspirasi (Harto, 1993). Tingkat kebutuhan air di berbagai tempat berbeda-beda baik itu di daerah perkotaan, maupun di desa. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan akan air semakin meningkat. Di kawasan perkotaan dengan tingkat pembangunan yang pesat dan pertumbuhan penduduk yang tinggi, air bersih merupakan barang yang langka dan mahal. Karena selain disebabkan oleh semakin tingginya kebutuhan akan air, juga telah terjadi penurunan kualitas dan kuantitas air. Jumlah penduduk setiap tahun pasti mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan penduduk. Di Kabupaten Karo jumlah penduduk yang termasuk kawasan DAS Deli ada sekitar 12.242 jiwa, di Kabupaten Deli Serdang ada sekitar 137.640 jiwa yang termasuk kawasan DAS Deli dan di Kota Medan penduduknya berjumlah 1.047.620 jiwa yang termasuk kawasan DAS Deli (BPS Sumatera Utara dan hasil perhitungan, 2010). Penduduk tersebut pasti membutuhkan air dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, dan sumber air yang tersimpan sepanjang tahun berupa aliran mantap (baseflow) tentulah sangat membantu sekali dalam memenuhi kebutuhan penduduk baik pada saat musim penghujan ataupun pada saat kemarau karena air tersebut masih dapat digunakan. 2
Dengan bertambahnya penduduk di DAS Deli tersebut, tentunya akan mempengaruhi terhadap kebutuhan air yang digunakan penduduk disesuaikan dengan aktivitas yang selama ini dilakukan oleh penduduk, baik itu berupa kebutuhan air untuk domestik (rumah tangga), pertanian, perikanan, perternakan dan industri. Oleh karena itu, ketersediaan air yang ada di DAS Deli menjadi faktor penting bagi penduduk dalam menjalankan segala aktivitas yang akan dilakukan, maka perlu adanya keseimbangan antara ketersediaan air dan kebutuhan air.
Qdom = 365 hari x {(qu/1000 x Pu) + (qr/1000 x Pr) Keterangan : Qdom = kebutuhan air untuk kebutuhan domestic (m³/tahun) Qu = konsumsi air pada daerah perkotaan (liter/kapita/hari) Qr = konsumsi air daerah pedesaan (liter/kapita/hari) Pu = jumlah penduduk kota Pr = jumlah penduduk pedesaan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. 2.
Untuk mengetahui kebutuhan air di Daerah Aliran Sungai Deli. Untuk mengetahui ketersediaan air secara meteorologis di Daerah Aliran Sungai Deli.
b.
Kebutuhan air untuk pertanian berasarkan SNI 2002. Kebutuhan air untuk irigasi dirumuskan sebagai berikut : Qi = A x (qs/1000) x Tn x 86.400 Keterangan : Qi = Kebutuhan air untuk irigasi (m3/tahun) A = Luas sawah (ha) Qs = Baku kebutuhan air untuk sawah (1 liter/detik/ha). Tn = Masa Tanam (masa tanam biasanya = 100 hari). 86.400 = Konversi dari detik ke tahun.
METODE Penelitian ini dilaksanakan di DAS Deli Propinsi Sumatera Utara. Populasi yang dijadikan adalah seluruh wilayah kecamatan yang termasuk ke DAS Deli berjumlah 29 kecamatan yang berada di 3 kabupaten/kota yaitu Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, dan Kabupaten Karo, dengan luas 47.313,454 Ha, yang sekaligus dijadikan sampel total dari penelitian ini. c. Tahapan penelitian dapat terlihat pada gambar 1. 1. a.
Kebutuhan Air Kebutuhan air rumah tangga/domestik berasarkan SNI 2002. Penggunaan air untuk keperluan domestik diperhitungkan dari jumlah penduduk di daerah perkotaan dan pedesaan yang terdapat di Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah kebutuhan air domestik (Qdom) dirumuskan sebagai berikut :
Kebutuhan air untuk perikanan berasarkan SNI 2002. Kebutuhan air untuk perikanan dirumuskan sebagai berikut : Qfp = 365 (qfp/100) x Afp x 1000 Keterangan : Qf = Kebutuhan air untuk perikanan (m3/hari), qfp = Kebutuhan air untuk pembilasan (7mm/hari/ha). Afp = Luas kolam ikan (ha).
3
d.
Kebutuhan air untuk perternakan berasarkan SNI 2002. Kebutuhan air untuk ternak dihitung dengan cara mengalikan jumlah ternak mendasarkan baku kebutuhan air tiap jenis ternak, dengan rumus perhitungan sebagai berikut : Qt
Keterangan : P = Curah hujan rata-rata tahunan (mm/tahun) Et = Evapotranspirasi rata-rata tahunan (mm/tahun). Ro = Aliran rata-rata tahunan (mm/tahun) Perubahan simpanan (legas tanah, airtanah dan air genangan) air dalam DAS.
= 0,365 {(qskk x Pskk) + (qkd x Pkd) + (qb x Pb) + (qun x Pun)}
Keterangan : Qt = Kebutuhan air untuk ternak (m³/tahun). qskk = Kebutuhan air untuk sapi/kerbau (liter/ekor/hari) qkd = Kebutuhan air untuk Domba/Kambing (liter/ekor/hari). qb = Kebutuhan air untuk babi (liter/ekor/hari). qun = Kebutuhan air untuk unggas (liter/ekor/hari). Pskk = Jumlah sapi/kerbau. Pkd = Jumlah domba/kambing. Pb = Jumlah babi. Pun = Jumlah unggas. 0,365 = Angka konversi satuan (356 hari/1000 liter). e.
Apabila neraca tersebut diterapkan untuk perhitungan rata-rata jangka panjang, maka perubahan simpanan air dalam DAS dapat dianggap nol, sehingga air yang tersedia :
Jumlah air yang dapat diandalkan sebesar 25% sampai 35% dari Ro. Keterangan : S = (35%) x Ro S = Surplus air Ro = Aliran rata-rata tahunan. Evapotranspirasi aktual di suatu DAS dapat ditafsirkan dengan cara sederhana seperti yang dikemukakan oleh Turc-Langbein (dalam Soemarto, 1987) dengan rumus sebagai berikut :
Kebutuhan air untuk industri berasarkan SNI 2002. Kebutuhan air di DAS dapat dirumuskan sebagai berikut : Qid = Hk (Pk x 0,5 m3/tahun) Keterangan : Qid = Kebutuhan air untuk industri (m3/tahun. Hk = Jumlah hari kerja per tahun Pk = Jumlah karyawan
2.
Keterangan : Et = evapotranspirasi aktual (mm/tahun) P = curah hujan rata-rata DAS (mm/tahun) T = suhu udara rata-rata tahunan (oCelsius) pada median elevasi DAS Eo = evaporasi permukaan air bebas (mm/tahun).
Analisis ketersediaan air Ketersediaan air dapat dihitung dengan pendekatan neraca air secara meteorologis (Seyhan, 1977), sebagai berikut
4
Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1 : 250.000 Lembar : 0619
Data Curah Hujan
Jumlah Penduduk
Peta DAS
Keb. Domestik
Peta Ketinggian DAS Deli
Peta Curah Hujan DAS
Pertanian
Keb. Pertanian
Perikanan
Peternakan
Industri
Keb. Perikanan
Keb. Peternakan
Keb. Industri
Suhu Udara Setiap Stasiun Curah Hujan
Evapotranspirasi aktual
Surplus Air
Persentase Aliran Mantap
Ketersediaan Air Berdasarkan Aliran Mantap
Total Kebutuhan Air
Keterangan : Awal
=
Hasil
=
Imbangan Air Di DAS Deli
Gambar 1. Prosedur Penelitian
5
pertanian berupa tanaman jagung ataupun tanaman yang lainnya.
HASIL 1.
Kondisi DAS Deli c.
Daerah penelitian yaitu DAS Deli merupakan salah satu dari DAS yang terdapat di Sumatera Utara dan kawasan ini berada di daerah administrasi yaitu di Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Karo. Pada DAS ini terdapat beberapa Sub DAS yaitu ; Sub DAS Deli, Sub DAS Simai-mai, Sub DAS Petani, Sub DAS Bekala, Sub DAS Babura, Sub DAS Sei Kambing, dan Sub DAS Paluh Besar. a.
DAS Deli selain dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian seperti yang terdapat di bagian hulu dan tengah, air sungai yang ada di DAS Deli juga banyak dimanfaat untuk kegiatan lainnya. Pada daerah Hilir DAS Deli dengan kondisi tempat berupa dataran aluvial, pantai dan rawa pasang surut tentunya lebih mempermudah masyarakat dalam hal kegiatan perikanan, karena lebih memungkinkan untuk dapat mengairi kolam tambak, seperti halnya yang terdapat di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang dan Kecamatan Medan Marelan sebahagian besar masyarakatnya memanfaatkan air sungai yang ada untuk mengairi kolam tambaknya.
Daerah Hulu DAS Deli
Pada bagian Hulu DAS Deli dengan bentukan lahan berupa pegunungan dan perbukitan menyebabkan terjadinya sungai yang bercabang-cabang. Bagian Hulu DAS Deli secara adminitrasi terletak pada Kabupaten Karo dan sebagian lagi di Kabupaten Deli Serdang. Sumber air yang terdapat pada daerah ini digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari baik itu pada kegiatan domestik ataupun kegiatan pertanian, salah satu contohnya di Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo yang memiliki tanah yang subur cocok untuk lahan pertanian, terlihat bahwa sumber air yang berasal dari sungai dipergunakan oleh penduduk untuk dapat mengairi lahan pertaniannya tersebut. b.
Daerah Hilir DAS Deli
2.
Analisis Kebutuhan Air
a.
Kebutuhan air untuk domestik.
Kebutuhan air untuk domestik di setiap Kecamatan yang berada di DAS Deli berbeda-beda tergantung dari jumlah penduduk yang bermukim di sekitar DAS Deli. Jumlah penduduk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penduduk yang benar-benar masuk di DAS Deli, tidak penduduk yang dilihat dari batas administrasi kecamatan yang tersedia. Pertambahan penduduk setiap tahun tentu mempengaruhi terhadap kebutuhan air untuk keperluan domestik atau kebutuhan rumah tangga.
Daerah Tengah DAS Deli
Pada bagian tengah DAS Deli dengan bentukan lahan berupa dataran, terdapat aliran sungai yang biasanya digunakan oleh penduduk untuk kegiatan domestik dan kegiatan pertanian, selain itu sungai ini juga digunakan untuk kegiatan pariwisata berupa tempat pemandian. Sungai yang mengalir di sembahe memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, karena sumber airnya dapat dinikmati dalam kehidupan seharihari. Seperti halnya membantu kehidupan masyarakat dalam mengairi lahan
Bedasarkan data yang diperoleh menjelaskan bahwa Kota Medan dengan jumlah penduduk yang paling banyak daripada Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Karo, maka akan mempengaruhi terhadap pemenuhan kebutuhan akan air untuk kebutuhan rumah tangga/domestik. Jumlah persentase kebutuhan tertinggi berada di Kota Medan adalah 57.357.180,94 m3/tahun (91,29%) dan persentase
6
terendah berada di Kabupaten Karo adalah 446.824,63 m3/tahun (0,71%). b.
Dari total kebutuhan dari setiap kecamatan yang masuk DAS Deli kecamatan yang paling banyak membutuhkan air untuk kegiatan seharihari terletak di Kecamatan Medan Helvetia adalah 7.959.379,44 m3/tahun (12,57%), hal ini disebabkan karena jumlah penduduk di kecamatan tersebut, yang masuk pada DAS Deli lebih banyak daripada kecamatan yang lain sehingga tingkat kebutuhan akan air juga tinggi sedangkan yang paling sedikit membutuhkan air berada di Kecamatan Kutalimbaru adalah 247,87 m3/tahun (0,00%) karena jumlah penduduk yang masuk di DAS Deli juga sedikit. Selain itu, pada tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa Kecamatan Hamparan Perak yang masuk di DAS Deli masyarakatnya yang paling lengkap membutuhkan air dalam berbagai kegiatan seperti domestik, pertanian, perikanan.
Kebutuhan air untuk pertanian
Berdasarkan data yang ada dapat diketahui bahwa yang paling banyak membutuhkan air untuk mengairi lahan pertanian yang berada di kawasan DAS Deli yang masuk di berada di Kecamatan Medan Selayang adalah 31,47 m3/tahun (18,54%) dan yang paling sedikit untuk mengairi lahan pertanian berada di Kecamatan Medan Polonia adalah 0,53 m3/tahun (0,31%). c.
Kebutuhan air untuk peternakan
Dalam penelitian ini kebutuhkan air untuk kegiatan perternakan di kecamatan yang masuk di DAS Deli paling banyak berada di Kecamatan Sunggal adalah 16.4271,83 m3/tahun (36,98%) dan Kecamatan yang paling sedikit membutuhkan air untuk peternakan berada di Kecamatan Delitua adalah 6.917,41 m3/tahun (1,56%). d.
3.
Seberapa besar cadangan ketersediaan air yang berada di DAS Deli bergantung dari luas DAS tersebut dan berapa besar evapotranpirasinya. Elevasi yang ada pada setiap kabupaten yang berada di DAS Deli berbeda-beda, baik itu dari di Kabupaten Karo dengan ketinggiannya berkisar antara 1200-2000 m dpl, Kabupaten Deli Serdang yang ketinggiannya berkisar antara 200-2000 m dpl, dan Kota Medan berkisar yang ketinggiannya berkisar antara 0-200 m dpl.
Kebutuhan air untuk perikanan
Berdasarkan data yang diperoleh kebutuhan air untuk kegiatan perikanan yang paling banyak membutuhkan air untuk kegiatan perikanan yang berada di Kecamatan Medan Marelan adalah 10.190,21 m3/tahun (40,74%) sedangkan kecamatan yang paling sedikit membutuhkan air untuk kegiatan perikanan berada Kecamatan Medan Labuhan adalah 215,23 m3/tahun (0,86%). e.
Analisis Ketersediaan Air
Kebutuhan air untuk industri
Adanya perbedaan elevasi dan suhu pada setiap kecamatan maka akan mempengaruhi terhadap evapotraspirasi dan besarnya curah hujan di setiap daerah yang dilalui DAS Deli, maka dengan demikian dapat diketahui berapa besar air yang telah menguap di udara dan berapa besar air yang tinggal dan menjadi aliran mantap (aliran dasar) yang sebenarnya tersimpan, dan dapat digunakan dalam
Dari data yang diperoleh dijelaskan bahwa kecamatan yang masuk DAS Deli yang membutuhkan air paling banyak untuk kegiatan industri berada Kecamatan Medan Deli adalah 3.389,195 m3/orang/tahun (40,03%) dan yang paling sedikit membutuhkan air untuk kegiatan industri berada di Kecamatan Medan Baru adalah 3,775 m3/orang/tahun (0,04%).
7
keadaan musim kering ataupun dalam keadaan musim penghujan.
surplus air, karena semakin tinggi tingkat penguapan yang ada, maka surplus air akan semakin rendah sebaliknya jika semakin rendah tingkat penguapan maka semakin besar surplus air di DAS Deli. Untuk lebih jelas mengenai tingkat evapotranspirasi dan surplus ait dapat dilihat pada gambar 3.
Kecamatan yang termasuk pada DAS Deli memiliki ketinggian (elevasi) berkisar antara 0 s/d 2000 m dpl dan suhu udara (T) berkisar antara 17,10 – 26,04 C0. Dari data suhu dan elevasi maka dapat diperoleh data evaporasi permukaan air bebas (Eo) berkisar antara 947,01 – 1482,15 mm/tahun. Kemudian dari data curah hujan (P) berkisar antara 2400,00 – 2452,86 mm/tahun yang dibagi dengan evapotranspirasi permukaan air bebas maka dapat diperoleh data bahwa evapotranspirasi aktual (Et) berkisar antara 888,03 – 1285,86 mm/tahun. Selanjutnya dari data curah hujan (P) yang dikurang dengan data evapotranspirasi aktual (Et) berkisar antara 1167,00 1543,48 mm/tahun, maka dapat diperoleh data aliran rata-rata tahunan (Ro) yang berkisar antara 1,17 – 1,55 mm/tahun.
250000,00 200000,00 Surplus Air
R² = 0,2415
0,00 0,00
500,00 1000,00 1500,00 Evapotranspirasi
Gambar 3. Grafik Evapotranpirasi dan Surplus Air.
Dari data curah hujan, suhu dan elevasi yang ada di kecamatan yang masuk di DAS Deli maka dapat diketahui berapa jumlah Ro dan ketersediaan air yang didasarkan oleh luas kecamatan yang ada. Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa yang memiliki ketersediaan air paling banyak berada di Kecamatan Sibolangit sebesar 44.222.122,56 m3/tahun (21,82%) dan yang paling sedikit berada di Kecamatan Medan Denai 24.721,09 m3/tahun (0,01%) dan di Kecamatan Kutalimbaru sebesar 17.773,16 m3/tahun (0,01%). Luas kecamatan yang masuk di DAS Deli akan mempengaruhi terhadap nilai Ro dan ketersediaan air yang ada, karena semakin luas kecamatan yang ada, maka nilai Ro dan ketersediaan air akan semakin besar dan sebaliknya jika semakin kecil maka nilai Ro dan ketersediaan air akan semakin kecil. Dengan demikian terlihat jelas bahwa luas DAS akan mempengaruhi terhadap ketersediaan air yang dapat dilihat pada grafik luas DAS
250000,00 Surplus Air
200000,00 150000,00 100000,00 R² = 0,0255
0,00 0,00
100000,00 50000,00
Besarnya intensitas curah hujan yang jatuh ke DAS dapat berpengaruh terhadap surplus yang ada, jika curah hujannya banyak maka surplus air akan meningkat, sebaliknya jika curah hujan sedikit maka surplus airnya juga akan menurun. Untuk lebih jelas mengenai curah hujan dan surplus air yang berada di DAS Deli dapat dilihat pada grafik yang ada pada gambar 2.
50000,00
150000,00
1000,00 2000,00 3000,00 Curah Hujan
Gambar 2. Grafik Curah Hujan dan Surplus Air. Tingginya tingkat penguapan (evapotranspirasi) yang ada di DAS Deli juga dapat mempengaruhi terhadap
8
dan ketersediaan air yang ada pada gambar 4. 50000000,00 40000000,00 Ketersediaan Air
R² = 0,9657
30000000,00 20000000,00 10000000,00 0,00 0,00 -10000000,00
5000,00
10000,00
Luas DAS
Gambar 4. Grafik Luas DAS dan Ketersediaan Air di DAS Deli
4.
Perbandingan Antara Jumlah Kebutuhan dan Ketersediaan Air
Berdasarkan data yang diperoleh menjelaskan bahwa persediaan air di DAS Deli pertahun adalah 202.649.845,91 m3/tahun sedangkan kebutuhannya adalah 63.305.774,05 m3/tahun. Ketersediaan air yang paling banyak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan akan air berada di Kecamatan Medan Helvetia dan yang paling sedikit berada di Kecamatan Kutalimbaru. Untuk lebih jelas mengenai perbandingan antara kebutuhan dan ketersediaan air di DAS Deli, dapat dilihat pada gambar 5.
9
Kec. Medan Helvetia Kec. Medan Petisah Kec. Medan Polonia Kec. Medan Labuhan Kec. Medan Kota Kec. Medan Baru Kec. Medan Maimun Kec. Medan Deli Kec. Medan Marelan Kec. Medan Belawan Kec. Medan Sunggal Kec. Medan Barat Kec. Medan Amplas Kec. Medan Timur Kec. Medan Selayang Kec. Medan Johor Kec. Medan Denai Kec. Medan Tuntungan Kec. Sibolangit Kec. Sibiru-biru Kec. Patumbak Kec. Kutalimbaru Kec. Sunggal Kec. Delitua Kec. Hamparan Perak Kec. Pancurbatu Kec. Namorambe Kec.Berastagi Kec.Merdeka
50000000
45000000
40000000
35000000
30000000
25000000
20000000
15000000
10000000 Ketersediaan Air
5000000 Kebutuhan Air
0
Gambar 19. Grafik Ketersediaan dan Kebutuhan Air DAS Deli
10
memenuhi kebutuhan hidupnya seharihari untuk berbagai kegiatan.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian menjelaskan bahwa dengan jumlah penduduk yang berada di tiga kabupaten yang masuk di DAS Deli berjumlah 1.197.501 jiwa dan ketersediaan airnya adalah 202.649.845,91 m3/tahun sedangkan jumlah kebutuhannya air yang diperlukan oleh masyarakat yang berada di sekitar DAS Deli adalah 63.305.774,05 m3/tahun. Dengan banyaknya ketersediaan air di DAS Deli tersebut tentunya dapat memberikan kontribusi (masukan) bagi masyarakat untuk dapat mempergunakan air yang tersedia dengan semaksimal mungkin.
Keadaan ini sesuai dengan yang dikatakan Husein (1992) yang menyatakan bahwa kebutuhan air mengalami peningkatan sesuai dengan perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat yang memerlukan air baku untuk rumah tangga, perkotaan, industri, terlebih lagi kebutuhan air akan irigasi untuk meningkatkan pendapatan para petani pemakai air. Dari jumlah total kebutuhan air air di semua kecamatan yang masuk di DAS Deli tingkat kebutuhan air untuk domestik paling banyak dibandingkan dengan tingkat kebutuhan lainnya. Di kecamatan yang masuk DAS Deli pada kebutuhan air untuk pertanian (sawah/tegalan) ada beberapa kecamatan yang tidak terdapat, hal tersebut disebabkan oleh kecamatan tersebut penggunaan lahannya digunakan untuk permukiman, konservasi, perkebunan dan sebagainya.
Dari data perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan air terlihat bahwa di beberapa kecamatan yang masuk DAS Deli, ada yang tingkat kebutuhan air lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan airnya, hal tersebut disebabkan karena jumlah penduduk, jumlah kebutuhan air dan sarana dan prasarana yang berada di kecamatan tersebut lebih banyak dibandingkan dengan luas kecamatannya. Akan tetapi tidak berarti bahwa di beberapa kecamatan yang masuk DAS Deli tersebut mengalami defisit air atau kekurangan air, hal tersebut disebabkan oleh kecamatan tersebut telah mendapatkan suplai air dari daerah/kecamatan lain disekitarnya, sehingga menyebabkan persediaan airnya yang berada di sungai tersebut tetap ada disepanjang tahun.
Dari data yang ada dan observasi lapangan yang telah dilakukan, diketahui bahwa kebutuhan air untuk perternakan sebahagian besar tidak terdapat di wilayah Kota Medan yang letaknya berada di DAS Deli, hal tersebut disebabkan oleh lahannnya banyak yang digunakan untuk permukiman, sarana prasarana pemerintahan, perkantoran dan lain-lain. Kebutuhan air pada kegiatan perikanan pada wilayah yang masuk DAS Deli sebahagian besar terdapat di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, hal tersebut disebabkan oleh wilayahnya yang topografinya relatif datar, lerengnya berkisar 0-2 dan tanahnya memiliki kapasitas menahan air rendah.
Berdasarkan total ketersediaan air secara keseluruhan di semua kecamatan yang masuk DAS Deli, terlihat bahwa air yang berada di DAS Deli tidak mengalami defisit atau kekurangan, karena tingkat surplus air lebih tinggi, hal tersebut terbukti dengan adanya ketersediaan air yang berada di DAS Deli. Bilamana pada musim penghujan ataupun pada musim panas (kering), air yang ada di DAS Deli tersebut tetap mengisi sungai. Air inilah yang disebut dengan aliran mantap (base flow) dapat digunakan oleh masyarakat untuk
Kebutuhan air yang digunakan untuk kegiatan industri paling banyak berada di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, hal tersebut disebabkan oleh letaknya yang strategis dalam pemasaran barang dan wilayahnya relatif datar. 11
Di DAS Deli pada daerah perkotaan tingkat kebutuhan akan air semakin lama semakin meningkat seiring dengan pertambahan dan perkembangan penduduk, dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil penelitian bahwa tingkat kebutuhan air di kota lebih banyak dibandingkan dengan daerah pedesaan, hal tersebut mungkin disebabkan karena jumlah penduduk di kota setiap tahun selalu bertambah dan bervariasinya kegiatan penduduk dalam memenuhi kebutuhan hidupnnya. Oleh karena itu maka perlu adanya keseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan air yang ada di DAS Deli.
SARAN Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut 1. Kepada pemerintah dan masyarakat kiranya dapat lebih menjaga ketersediaan air di DAS Deli dengan cara mengawasi secara ketat terhadap penebangan hutan liar dan pembuangan sampah sembarangan ke sungai karena akan mempengaruhi terhadap simpanan air di dalam tanah dan kualitas air yang dapat digunakan. Selain itu pengawasan masuknya masyarakat pendatang ke kecamatan yang kebutuhan air lebih tinggi dibandingkan ketersediaan airnya.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
2. Untuk penelitian lanjutan diharapkan dapat melaksanakan penelitian dengan desain penelitian yang lebih dikembangkan dari desain penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian lainnya.
1. Kebutuhan air di kecamatan yang masuk di DAS Deli baik itu dalam hal pemenuhan kebutuhan domestik, pertanian, perikanan, peternakan dan industri relatif besar yaitu 63.305.774,05 m3/tahun. Selain itu, terlihat dari data bahwa dibeberapa kecamatan yang masuk DAS Deli tingkat kebutuhannya lebih tinggi dibandingkan dengan ketersediaan airnya. 2. Ketersediaan air yang ada di DAS Deli secara keseluruhan jumlahnya cukup banyak sebesar 202.649.845,91 m3/tahun, sangat penting sebagai sumber air simpanan tahunan bagi masyarakat baik itu di perkotaan ataupun pedesaan.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Asdak, Chay. 1995. Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
12
Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2010. Data Curah Hujan dan Suhu.
Badan
Standardisasi Nasional. 2002. Penyusunan neraca sumber daya Bagian 1: Sumber daya air spasial .Standar Nasional Indonesia, SNI 19-6728.1-2002.
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. 2010. Kabupaten Dalam Angka.
(httpeprints.ums.ac.id123313FG-23-1-2009-ugro.pdf, diakses 1 April 2011).
BPDAS WAMPU Sei Ular. 2003. Data Daerah Aliran Sungai Deli Provinsi Sumatera Utara.
Pararaja, Arifin http://arifinpararaja.blogspot.co m/) diakses 29 Mei 2011.
Bowo, Cahyoadi dkk. 1999. Neraca Air Minum Hujan Pada Areal Kampus Universitas Jember. Jurnal Argapura. Jember. Vol 19 No. 1.
Rohmat, Dede. 2010. Upaya Observasi Untuk Kesinambungan Keresediaan Sumberdaya Air (Kasus DAS Citarum)1. Makalah pada acara Talk show dalam rangka memperingati hari Air (Air Untuk Kehidupan Manusia). Bandung. (httpfile.upi.eduDirektoriFPIPSJ UR._PEND._GEOGRAFI19640 631989031DEDE_ROHMATPaper_Semin arAir_di_DAS_Citarum.pdf, diakses 1 April 2011).
Gunawan, Randi. 2006. Analisis Sumberdaya Air Daerah Aliran Sungai Bah Bolon Sebagai Sarana Pendukung Pengembang Wilayah di Kabupaten Simalungun dan Asahan. Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Vol.2 No.1.(httprepository.usu.ac.idbit stream123456789159831wahag u2006%20%283%29.pdf diakses 1 April 2011).
Seyhan,
Harto, Sri. 1993. Analisis Hidrologi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Ersin. 1977. Dasar-dasar Hidrologi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Soemarto, CD. 1987. Hidrologi Teknik. Surabaya : Usaha Nasional. Soemarto, CD. 1993. Hidrologi Teknik. Jakarta : Erlangga.
Husen H. 1992. Berbagai Aspek Hukum Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Jakarta : Bumi Aksara.
Soewarno. 2000. Hidrologi Operasional Jilid Kesatu. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Indarto, 2010. Hidrologi (Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi). Jakarta : Bumi Aksara.
Suroto, Iman. 2008. Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Sungai Ular Di Kabupaten Deli Serdang. Tesis. Medan. Universitas Sumaera Utara. (httprepository.usu.ac.idbitstrea m12345678965941037004017.p df, diakses 23 Maret 2011).
Linsley, Ray dkk. 1989. Hidrologi Untuk Insinyur. Jakarta : Erlangga. Murtiono, Urgo Hari. 2009. Ugro Hari Murtiono (2009) Kajian Ketersediaan Air Permukaan Pada Beberapa Daerah Aliran Sungai (Studi Kasus di Sub DAS Temon, Wuryantoro, Alang dan Keduang), Forum Geografi. Vol 23, No.1, Juli 2009. 13