ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR UNTUK INDUSTRI BESAR DI KOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN
ARIS PUJIONO
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air Untuk Industri Besar di Kota Tangerang, Provinsi Banten adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2014
Aris Pujiono NIM F44100039
ABSTRAK ARIS PUJIONO. Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air Untuk Industri Besar di Kota Tangerang, Provinsi Banten. Dibimbing oleh ROH SANTOSO BUDI WASPODO. Air merupakan salah satu kebutuhan penting dalam proses produksi dan kegiatan lain di dalam industri. Pada kondisi saat ini diperlukan penyediaan air bersih yang kualitasnya memenuhi standar yang berlaku serta kuantitas dan kontinuitas memenuhi kebutuhan industri sehingga proses produksi dapat berjalan dengan baik. Pemanfaatan sumber daya air harus dilakukan secara bijak agar kebutuhan konsumen dapat terpenuhi tanpa merusak keseimbangan ekosistem lingkungan. Potensi sumber daya air di suatu wilayah adalah salah satu faktor penting dalam menunjang kehidupan manusia. Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret – Mei 2014 dan lokasi pengambilan data dilaksanakan di Kota Tangerang, Provinsi Banten. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan air pada industri besar serta menganalisis kebutuhan dan ketersediaan air untuk industri di Kota Tangerang dengan menggunakan metode regresi. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data penggunaan air untuk industri, data jumlah tenaga kerja, dan besarnya jumlah produksi. Data ketersediaan air diperoleh dari Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane berupa data debit Sungai Cisadane. Berdasarkan data debit ketersediaan air di Sungai Cisadane yang tercatat pada Pos Batu Beulah diperoleh debit rata-rata sebesar 68.47 m3/detik, dan potensi airtanah yang ada sebesar 3.21 m3/detik. Berdasarkan ketentuan bahwa 21% dari air permukaan dan 20% dari airtanah dapat digunakan untuk kegiatan industri, maka ketersediaan air total di Kota Tangerang sebesar 481,308,739 m3/tahun. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa ketersediaan air hanya mampu memenuhi kebutuhan air industri ketika jumlah industri mencapai 487 industri. Jumlah tersebut berdasarkan tingkat pertumbuhan industri saat ini dan diprediksi akan tercapai pada tahun 2073. Kata kunci: industri besar, kebutuhan air, ketersediaan air, air permukaan, airtanah
ABSTRACT ARIS PUJIONO. Analysis of Water Supply And Demand For Big Industries in Tangerang City, Banten Province. Supervised by ROH SANTOSO BUDI WASPODO. . Water is one of the main requirements for production process and other activities in the industry. Actually, industries required water supply with certain qualities as well as its quantity and continuity to support production process. Utilization of water resources must be done wisely, to keep environmental equilibre. This study was conducted in March-May 2014 in Tangerang City, Banten Province. This research identified the use of water in industry and analysis of industry supply and the demand of water in the city of Tangerang using regression methods. This research needed data of industrial water usage, amount of worker and production
total. Water availability data were obtained from the "Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane". Based on Batu Beulah Station, the average discharge of Cisadane river was 68.47 m3/s, and groundwater potential was 3.21 m3/s. According to regulation 21% of surface water and 20% of groundwater can be used for industrial activities, so total availability of water in Tangerang City was 481,308,739 m3/year. It meaned that water availability in Tangerang could support 487 big industries. Result analysis showed that based on industrial growth rate Tangerang City will have 487 industries in 2073. . Keywords: big industry, water demand, water supply, surface water, groundwater
ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR UNTUK INDUSTRI BESAR DI KOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN
ARIS PUJIONO
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PRAKATA Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 ini adalah kebutuhan air untuk sektor industri, dengan judul Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air untuk Industri Besar di Kota Tangerang, Provinsi Banten. Terima kasih diucapkan kepada Dr Ir Roh Santoso, M.T, selaku pembimbing, serta Dr. Ir. Nora H. Pandjaitan, DEA dan Bapak M. Fauzan, S.T, M.T yang telah banyak memberi saran. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya serta teman-teman yang selalu mendukung. Disadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan penelitian ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Bogor, Mei 2014
Aris Pujiono
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
2
Ruang Lingkup Penelitian
2
TINJAUAN PUSTAKA
2
Air Baku
2
Industri
3
Regresi
3
METODOLOGI PENELITIAN
4
Waktu dan Tempat Penelitian
4
Alat dan Bahan
4
Metode Analisis
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5
Keadaan Umum Kota Tangerang
5
Kebutuhan Air Industri
7
Ketersediaan Air
11
Analisa Kebutuhan dan Ketersediaan Air Industri
13
SIMPULAN DAN SARAN
14
Simpulan
14
Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN
16
RIWAYAT HIDUP
18
DAFTAR TABEL 1 2 3 4
Klasifikasi industri Hubungan antara nilai R dengan korelasi Jumlah industri besar di Kota Tangerang Kebutuhan air industri besar di Kota Tangerang
3 4 6 8
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Diagram alir penelitian Korelasi antara jumlah industri terhadap tahun di Kota Tangerang Korelasi antara kebutuhan air proses () terhadap jumlah produksi Korelasi antara kebutuhan air utilitas () terhadap jumlah produksi Korelasi antara kebutuhan air domestik () terhadap jumlah karyawan Korelasi antara jumlah industri () terhadap kebutuhan air total Debit Sungai Cisadane Hubungan antara kebutuhan dan ketersediaan air sektor industri terhadap jumlah industri Hubungan antara kebutuhan dan ketersediaan air sektor industri terhadap tahun pertumbuhan industri
5 7 9 10 10 11 12 13 14
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3
Peta geologi Kota Tangerang dan sekitarnya Jumlah tenaga kerja dan produk industri di Kota Tangerang Perhitungan Jumlah Industri
16 17 17
PENDAHULUAN Latar Belakang Air merupakan kebutuhan penting dalam proses produksi dan kegiatan lain dalam suatu industri. Untuk itu diperlukan penyediaan air bersih yang secara kualitas memenuhi standar yang berlaku dan secara kuantitas dan kontinuitas harus memenuhi kebutuhan industri sehingga proses produksi tersebut dapat berjalan dengan baik. Keterbatasan air baku baik air permukaan, air hujan, maupun airtanah diakibatkan kurangnya pembangunan di bidang sumberdaya air. Selain kurangnya pembangunan di bidang sumber daya air, masalah tingkat pembangunan dan perubahan tata guna lahan yang tinggi sering kurang mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan ekosistem yang ada di sekitarnya. Selain itu sumber daya air merupakan merupakan salah satu modal dasar pembangunan, sehingga dalam memanfaatkan sumber daya tersebut diusahakan secara bijak agar kebutuhan dapat terpenuhi tanpa merusak keseimbangan ekosistem lingkungan. Potensi sumber daya air di suatu wilayah adalah salah satu faktor penting dalam menunjang kehidupan manusia. Ketersediaan air sangat penting dalam memenuhi kebutuhan pertanian, domestik, dan industri. Akan tetapi, perlu disadari bahwa sumber daya air mempunyai keterbatasan dalam banyak hal, salah satunya keterbatasan ketersediaan menurut kualitas dan kuantitasnya. Manusia menggunakan lebih dari setengah ketersediaan air tawar, termasuk sumber daya airtanah yang sekarang ini tengah dieksploitasi di berbagai bagian dunia. Praktek pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air di sebagian besar wilayah Indonesia masih belum ada kesadaran ekologis, yaitu eksploitasi sumber daya air berlangsung secara besar-besaran tanpa memperhatikan dampak lingkungan (Mega 2010). Seiring bertambahnya waktu, industri di Indonesia semakin lama jumlahnya semakin meningkat. Air yang menjadi kebutuhan dasar dalam proses produksi menjadi salah satu faktor penting untuk berlangsungnya suatu industri. Kota Tangerang mempunyai jumlah kepadatan industri yang lebih tinggi dibandingkan dengan kota lain di sekitar Jakarta. Air merupakan kebutuhan penting dalam proses produksi dan kegiatan lain dalam satu industri. Untuk itu diperlukan penyediaan air bersih yang secara kuantitas dan kontinuitas harus memenuhi kebutuhan industri sehingga proses produksi dapat berjalan dengan baik. Dengan adanya standar baku mutu untuk air bersih industri, maka setiap industri harus dilengkapi dengan sistem pengolahan air yang sesuai dengan kebutuhan industri (Hardyanti dan Fitri 2006). Sungai Cisadane merupakan salah satu sungai besar yang terdapat di Provinsi Jawa Barat yang bersumber dari Gunung Pangrango, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Sebagai salah satu sungai yang besar di Jawa Barat, sungai ini menjadi sumber air untuk berbagai keperluan antara lain sebagai sumber air baku untuk instalasi pengolahan air minum di Tangerang, Serpong, dan kebutuhan air minum di DKI Jakarta. Selain itu, Sungai Cisadane dimanfaatkan sebagai sumber utama dalam memenuhi kebutuhan air, termasuk memenuhi kebutuhan air industri di Kota Tangerang (Andriani 1993). Dalam penelitian ini akan diidentifikasi penggunaan air pada industri dan analisa kebutuhan dan ketersediaan air industri untuk Kota Tangerang.
2 Perumusan Masalah Sumber daya air merupakan salah satu sumber daya yang dibutuhkan oleh satu industri. Peningkatan jumlah industri mengakibatkan air yang dibutuhkan juga semakin meningkat. Oleh karena itu, dalam penelitian ini permasalahan yang akan dibahas adalah: 1. Seberapa besar debit kebutuhan dan ketersediaan air untuk sektor industri di Kota Tangerang 2. Bagaimana korelasi antara peningkatan jumlah industri terhadap kebutuhan air dan ketersediaan air yang terdapat di Kota Tangerang.
Tujuan Penelitian 1. 2.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: menganalisis kebutuhan air dan ketersediaan air untuk industri besar di Kota Tangerang menganalisis hubungan kebutuhan air untuk industri besar dan ketersediaan air yang ada di Kota Tangerang.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi Pemerintah Kota Tangerang sebagai informasi awal ataupun untuk bahan perencanaan dalam pengelolaan sumber daya air agar ketersediaan air tetap dapat memenuhi kebutuhan air di masa yang akan datang.
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini adalah : Industri besar di Kota Tangerang dengan membahas hubungan kebutuhan air untuk industri besar dan ketersediaan air yang ada (airtanah dan air permukaan di Kota Tangerang).
TINJAUAN PUSTAKA Air Baku Air baku adalah air bersih yang digunakan untuk keperluan air minum, rumah tangga, dan industri lingkungan (Mega et al 2010). Adapun sumber air baku adalah air sungai, air danau, rawa, airtanah, dan mata air serta air laut. Standar kualitas air adalah baku mutu yang ditetapkan berdasarkan sifat-sifat fisik, kimia, radioaktif maupun bakteriologi yang menunjukkan persyaratan kualitas air tersebut. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
3 Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air, air menurut kegunaannya digolongkan menjadi 4 kelas yaitu: Kelas I : Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Kelas II : Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan tawar, peternakan, air untuk mengairi pertamanan, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Kelas III : Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertamanan, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut Kelas IV : Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertamanan dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut
Industri Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri. Industri tidak dapat dilepaskan dari penggunaan air, baik dari air domestik, air proses, dan air utilitas (Hardyanti dan Fitri 2006). Menurut Badan Perencanaan Nasional, klasifikasi industri dapat dilakukan berdasarkan banyaknya jumlah tenaga kerja. Pengelompokan industri tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Klasifikasi industri berdasarkan jumlah tenaga kerja Jumlah Tenaga Kerja (Orang) 1-4 5 - 19 20 - 99 > 100
Klasifikasi Industri Industri Rumah Tangga Industri Kecil Industri Sedang Industri Besar
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2004
Regresi Regresi adalah metode statistika yang digunakan untuk membentuk model atau hubungan antara satu variabel bebas X dengan sebuah variabel respon Y (Syilfi, et al 2012). Metode analisa perhitungan digunakan metode analisa regresi dengan persamaan secara umum sebagai berikut : Y = anXn + an-1Xn-1+...+a1X + a0
4 dimana : an, an-1, ..., a1, a0 n X
: konstanta/koefisien polinom : bilangan bulat tak negatif : variabel bebas yang nilainya digunakan untukmemprediksi nilai Y
Regresi yang digambarkan pada analisis ini berupa garis linear dengan nilai R sebagai koefisien regresi. Koefisien regresi diperoleh dengan menarik nilai akar dari R2 yang didapat. Analisis regresi adalah cara analisis data yang menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel-variabel yang diketahui, berdasarkan nilai R yang diperoleh. Pengelompokan nilai R dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Hubungan antara nilai R dengan korelasi Nilai Koefisien R 0.0 - 0.199 0.20 - 0.399 0.40 - 0.599 0.60 - 0.799 0.80 - 1.000
Korelasi Sangat rendah Rendah Cukup Kuat Sangat Kuat
Sumber: Sudjana (1982)
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tentang analisis kebutuhan dan ketersediaan air untuk industri besar ini dilakukan di Kota Tangerang, Provinsi Banten. Pengambilan dan analisis data dilakukan selama 3 bulan, dari bulan Maret sampai Mei 2014.
Alat dan Bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Seperangkat komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunak Microsoft Office Alat tulis kalkulator Data debit Sungai Cisadane Data Cekungan Airtanah Kota Tangerang Data industri di Kota Tangerang meliputi: a. Jumlah industri di Kota Tangerang b. Data jumlah tenaga kerja c. Data besarnya jumlah produksi
5 d.
Jumlah data penggunaan air Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan metode regresi dengan tahapan pelaksanaan penelitian seperti disajikan pada Gambar 1. Mulai Mulai
Pengumpulan Pengumpulan data data ·· Jumlah Jumlah industri industri tahun tahun 1998 1998 sampai sampai 2012 2012 ·· Besarnya Besarnya kebutuhan kebutuhan air air masing-masing masing-masing industri industri ·· Jumlah Jumlah tenaga tenaga Kerja Kerja ·· Besarnya Besarnya jumlah jumlah produksi produksi
·· Data Data debit debit Sungai Sungai Cisadane Cisadane ·· Data Data potensi potensi airtanah airtanah
Kebutuhan Kebutuhan air air industri industri
Ketersediaan Ketersediaan air air Analisa Analisa kebutuhan kebutuhan dan dan ketersediaan ketersediaan air air
Selesai Selesai
Gambar 1 Diagram alir penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Kota Tangerang Kota Tangerang memiliki luas wilayah 184,24 km², secara administratif termasuk dalam Provinsi Banten. Kota tersebut memiliki 13 Kecamatan yang terdiri dari 104 Kelurahan. Secara geografis, Kota Tangerang terletak antara 6°6' sampai 6°13' Lintang Selatan dan 106°36' sampai 106°42' Bujur Timur. Berdasarkan kondisi bentuk topografinya, wilayah Kota Tangerang termasuk ke dalam wilayah dataran yang sebagian besar berada pada ketinggian 10-18 m dpl di atas permukaan
6 laut (Kota Tangerang Dalam Angka, 2010). Adapun batas-batas administrasi Kota Tangerang sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Teluknaga dan Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang. 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Jakarta Barat dan Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta. 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang serta Kecamatan Serpong dan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pasar Kemis dan Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang. Keadaan iklim Kota Tangerang pada tahun 2013 diperoleh dari Stasiun Geofisika Kelas I Tangerang. Temperatur udara rata-rata 27.8 °C, temperatur tertinggi terjadi pada bulan Oktober yaitu 33.3 °C, sedangkan temperatur terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu 23.4 °C. Rata-rata kelembaban udara 78.7 % dan rata-rata curah hujan bulanan sebesar 99 mm dengan rata-rata hari hujan sebanyak 14 hari (BPS 2013). Secara geologi, Kota Tangerang termasuk dalam wilayah dataran, sebagian besar berada pada ketinggian 10-18 m diatas permukaan laut (dpl). Wilayah bagian Utara (meliputi sebagian besar Kecamatan Benda) memiliki ketinggian rata-rata 10 m dpl, sedangkan di bagian Selatan memiliki ketinggian 18 m dpl. Kondisi batuannya termasuk dalam cekungan airtanah (CAT) Jakarta bagian Barat, yang tersusun oleh endapan alluvium pantai, endapan delta dan sebagian tersusun dari material gunung api. Batuan yang menutupi Kota Tangerang terdiri dari endapan alluvium, endapan kipas alluvium vulkanik muda, dan satuan Tuff Banten. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik Kota Tangerang dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2012 jumlah industri besar yang ada disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3 Jumlah industri besar di Kota Tangerang Tahun 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
Jumlah Industri 314 304 318 314 302 304 304 299
Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah Industri 302 263 281 333 280 280 275
Sumber : Badan Pusat Statistik
Kota Tangerang dikenal sebagai Kota Industri karena pertumbuhan sektor ini sangat pesat di sejumlah kecamatan. Jumlah industri di Kota Tangerang dari tahun ke tahun cenderung fluktuatif. Berdasarkan data tersebut dapat diperoleh korelasi antara jumlah industri terhadap tahun dengan menggunakan perhitungan regresi.
7 Pada Gambar 2 ditunjukkan hubungan antara tahun terhadap jumlah industri yang ada di Kota Tangerang. 335
Jumlah Industri
330 325
Y = 2.551X - 4802.7 R² = 0.53
320 315 310 305 300 295 290 1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
Tahun
Gambar 2 Korelasi antara jumlah industri terhadap tahun di Kota Tangerang Dari Gambar 2 diperoleh persamaan pertumbuhan industri setiap tahunnya sebesar Y = 2.251X – 4802.7 dengan nilai R2 sebesar 0.53 sehingga diperoleh nilai R sebesar 0.73. Menurut Sudjana (1982) disebutkan bahwa nilai koefisien R termasuk dalam kategori kuat jika bernilai antara 0.60 – 0.799, sehingga korelasi jumlah industri terhadap jarak termasuk dalam kategori kuat. Persamaan tersebut dapat digunakan untuk memprediksikan besarnya jumlah industri yang ada pada tahun tertentu di Kota Tangerang. Dengan mempertimbangkan kebutuhan air yang diperlukan untuk setiap industri, maka akan diperoleh proyeksi kebutuhan air untuk sektor industri setiap tahunnya.
Kebutuhan Air Industri Air mempunyai fungsi yang berbeda sesuai dengan kebutuhannya di dalam suatu industri. Terdapat 3 jenis air dalam suatu industri berdasarkan fungsinya yaitu air proses, air utilitas, dan air domestik (Widjaja dan Rahardjo 2013). Air proses adalah air yang digunakan dalam pengolahan bahan baku untuk menghasilkan suatu produk, sehingga semakin banyak produk yang dihasilkan akibatnya air proses yang diperlukan akan semakin banyak. Air tersebut digunakan untuk bahan baku dan juga sebagai pencuci bahan baku dan lainnya. Air utilitas adalah air yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya suatu proses produksi, air ini digunakan sebagai air pendingin dan air boiler. Air domestik adalah air yang digunakan oleh karyawan untuk kebutuhan sehari-hari di dalam industri meliputi kebutuhan air untuk minum, MCK, dan kebutuhan lainnya. Berdasarkan hasil survei di lokasi diperoleh kebutuhan air untuk masing-masing industri berdasarkan fungsinya yang disajikan pada Tabel 4.
8
Tabel 4 Kebutuhan air industri besar di Kota Tangerang No
NAMA PERUSAHAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Pan Brothers, Tbk. PT Kumatex, PT Argo Pantes Tbk, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, PT Olagafood, PT Tifico Fiber Indonesia Tbk, PT Gadjah Tunggal, Tbk, PT Lea Sanent, PT Indonesia Synthesis Textile Miles, PT Jembo Energindo, PT Mitsuba, PT Arwana Citra Mulia, PT Sumber Prima Anugrah Abadi, PT Hand Sum Tex, PT Yuasa Batterry, PT Kansai Prakarsa Coatings, PT Dynaplast, PT Eagle Indo Pharma, PT Yasunli Aup, PT Sumber Bintang Rejeki, PT Mingala, PT Hi-Lex, PT Rata-rata
Air Proses 26,853 103,931 148,608 175,377 2,698 278,089 8,643 76,549 66,893 500 88,617 19,134 3,750 4,896 41,975 170 165 243 29 675 769 1,248 47,719
Kebutuhan Air (m3/bulan) Air Utilitas Air Domestik 125 10,302 66,515 37,415 104,026 44,582 8,484 13,499 18,890 5,397 54,338 8,967 19,369 64,103 63,906 17,359 5,011 6,296 500 18,989 18,989 24,650 7,534 741 3,750 25,500 1,224 1,530 13,991 83,951 1,389 4,319 161 374 220 537 256 1,082 285 9 63 419 624 208 17,711
16,829
TOTAL 37,280 207,861 297,216 197,360 26,985 341,394 92,115 157,814 78,200 25,650 126,595 27,409 33,000 7,650 139,917 5,877 700 1,000 1,367 969 1,251 2,080 82,259
Sumber : Hasil Survei
Dari 22 industri besar hasil survei yang terdapat di Kota Tangerang, kebutuhan air tertinggi adalah PT. Tifico Fiber Indonesia, Tbk dengan total kebutuhan air per bulan sebesar 341,394 m3, sedangkan PT. Dynaplast mempunyai total kebutuhan air per bulan terendah yaitu sebesar 700 m3. Menggunakan data dari 22 industri tersebut akan dibuat model regresi dari ketiga kebutuhan air industri yaitu kebutuhan air proses, air utilitas, dan air domestik. Kebutuhan Air Proses Industri sangat membutuhkan air sebagai salah satu bahan baku untuk proses produksi. Air yang digunakan untuk proses produksi tersebut dinamakan air proses. Berdasarkan data pada Tabel 4 kebutuhan air proses industri besar di Kota Tangerang secara rinci disajikan dalam Gambar 3 dengan korelasi antara jumlah produk yang dihasilkan terhadap jumlah kebutuhan air yang diperlukan. Jumlah produk industri besar di Kota Tangerang disajikan pada Lampiran 2. Hasil analisa regresi diperoleh persamaan yang dapat digunakan untuk memproyeksikan kebutuhan air proses untuk menghasilkan sejumlah produk. Pada Gambar 3
9 diperoleh persamaan Y = 0.0403X – 3.2669 dengan nilai regresi diperoleh R2 sebesar 0.85 sehingga didapatkan hasil R sebesar 0.92 dimana nilai tersebut menggambarkan korelasi jumlah produksi dan debit kebutuhan air proses yang sangat kuat. 120
Y = 0.0403 X - 3.2669 R² = 0.85
Debit (ribu m3/bulan)
100 80 60 40 20
0 0
500
1000
1500
2000
2500
3000
Jumlah produksi (ribu pcs) Kebutuhan Air Proses
Gambar 3 Korelasi antara kebutuhan air proses () terhadap jumlah produksi Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa industri besar di Kota Tangerang sesuai dengan teori yaitu semakin banyak jumlah produksi, maka semakin besar kebutuhan air proses yang digunakan. Hasil perhitungan dari Tabel 4 diperoleh bahwa kebutuhan air proses rata-rata industri besar di Kota Tangerang sebesar 47,719 m3/bulan atau setara dengan 576,624 m3/tahun. Kebutuhan Air Utilitas Air utilitas adalah air yang digunakan sebagai penunjang unit-unit lain dalam suatu industri untuk menghasilkan produk akhir. Besar kecilnya kebutuhan air ini tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan. Jumlah produk industri besar di Kota Tangerang disajikan pada Lampiran 2. Korelasi antara kebutuhan air utilitas sebagai sumbu X dan besarnya jumlah produk sebagai sumbu Y disajikan pada Gambar 4. Pada Gambar 4 diperoleh persamaan Y = 0.0191X – 1.5025 dengan nilai regresi R2 sebesar 0.62 sehingga didapatkan hasil R sebesar 0.79. Berdasarkan nilai R yang diperoleh, korelasi antara jumlah produk dan kebutuhan air yang diperlukan termasuk dalam kategori yang kuat. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa industri besar di Kota Tangerang sesuai dengan teori bahwa semakin banyak jumlah produk, maka semakin besar kebutuhan air proses yang digunakan. Hal ini disebabkan karena air utilitas merupakan penunjang kegiatan produksi. Dari hasil perhitungan pada Tabel 4 diperoleh bahwa kebutuhan air utilitas rata-rata sebesar 17,711 m3/ bulan atau setara dengan 212,536 m3 /tahun.
10 70
Debit (ribu m3/bulan)
60
Y = 0.0191x + 1.5025 R² = 0.62
50 40
30 20 10 0 0
500
1000
1500
2000
2500
3000
Jumlah Produk (ribu pcs) Kebutuhan Air Utilitas
Gambar 4 Korelasi antara kebutuhan air utilitas () terhadap jumlah produksi Kebutuhan Air Domestik Semua kegiatan oleh karyawan yang membutuhkan air dalam satu industri dikategorikan sebagai kebutuhan air domestik, seperti air untuk minum, MCK, dan wudhu. Jumlah tenaga kerja industri besar di Kota Tangerang disajikan pada Lampiran 2. Korelasi antara jumlah karyawan dan besarnya kebutuhan air domestik di dalam industri besar di Kota Tangerang disajikan pada Gambar 5. 80
Debit (ribu m3/bulan)
70
Y = 4.9359 X + 11.4 R² = 0.64
60 50 40 30 20 10 0 0
2
4
6
8
10
12
14
Tenaga Kerja (ribu orang) Kebutuhan Air Domestik
Gambar 5 Korelasi antara kebutuhan air domestik () terhadap jumlah karyawan Hasil analisa regresi linear diperoleh persamaan yang dapat digunakan untuk memproyeksikan kebutuhan air domestik terhadap jumlah karyawan yang terdapat di suatu industri. Pada Gambar 5 diperoleh persamaan Y = 4.9359 X – 11.4 dengan nilai regresi R2 sebesar 0.64 sehingga didapatkan hasil R sebesar 0.80 menggambarkan korelasi jumlah karyawan dan debit kebutuhan air domestik yang sangat kuat. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa industri besar di Kota
11 Tangerang sesuai dengan teori bahwa semakin banyak jumlah karyawan, maka semakin besar kebutuhan air domestik yang diperlukan. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa kebutuhan air proses rata-rata industri besar di Kota Tangerang sebesar 16,829 m3/bulan atau setara dengan 201,943 m3/tahun. Kebutuhan Air Total Jumlah dari kebutuhan air proses, air utilitas, dan air domestik di dalam industri adalah kebutuhan air total untuk menghasilkan suatu produk. Setelah dilakukan analisa perhitungan dengan menjumlahkan antara kebutuhan air proses, air utilitas, dan air domestik diperoleh hasil kebutuhan total rata-rata setiap industri besar di Kota Tangerang sebesar 82,259 m3/bulan atau setara dengan 987,103 m3/tahun. Menggunakan tingkat pertumbuhan industri di Kota Tangerang dan mengalikannya dengan kebutuhan air total maka akan didapatkan kebutuhan air untuk industri setiap tahunnya. Korelasi antara jumlah industri dan air yang diperlukan di Kota Tangerang disajikan dalam Gambar 6. 550
Jumlah Industri
500 450 400 350 300 250 200 250
300
350
400
Debit (juta
450
500
550
m3)
Kebutuhan air total
Gambar 6 Korelasi antara jumlah industri () terhadap kebutuhan air total Gambar 6 menunjukkan korelasi antara kebutuhan air total untuk industri besar di Kota Tangerang terhadap besarnya jumlah industri. Dari Gambar 6 dapat diketahui bahwa setiap kenaikan jumlah industri maka semakin besar pula kebutuhan air yang diperlukan.
Ketersediaan Air Ketersediaan air di Indonesia dapat bersumber dari sungai, airtanah, laut, danau, dan lainnya. Pemanfaatan sumber daya air sebagai sumber untuk memenuhi kebutuhan air industri di Kota Tangerang adalah air permukaan dan potensi airtanah. Air permukaan bersumber dari Sungai Cisadane yang mempunyai hulu di Kabupaten Bogor dan bermuara di Teluk Naga, Kabupaten Bogor. Sungai ini termasuk salah satu sungai besar serta mempunyai debit yang besar. Sedangkan potensi airtanah dapat diketahui berdasarkan cekungan airtanah di Kota Tangerang.
12
Air Permukaan Berdasarkan data debit Sungai Cisadane yang tercatat pada Pos Batu Beulah, debit rata-rata bulanan tahun 2010 Sungai Cisadane disajikan pada Gambar 7. 120
Debit (m3 / detik)
100
80 60 40 20 0
Bulan
Gambar 7 Debit Sungai Cisadane Data debit tertinggi yang tercatat pada Pos Batu Beulah sebesar 110.1 m3/detik yaitu pada bulan November, sedangkan debit terkecil terjadi pada bulan Juni sebesar 49.51 m3/detik, dan debit rata-rata bulanan sebesar 6.92 m3/detik. Debit rata-rata tersebut setara dengan 2,195,536,320 m3 setiap tahunnya. Menurut Agus (2011) alokasi air untuk sektor industri sebesar 21% dari total yang tersedia. Hasil perhitungan 21% dari ketersediaan air permukaan yaitu sebesar 461,062,627 m3/tahun. Potensi Airtanah Airtanah terdapat pada formasi geologi yang dapat menyimpan dan melalukan air dalam jumlah yang besar, yang dikenal sebagai akuifer (Purnama 2000). Menurut Todd (1980) berdasarkan ada atau tidaknya muka airtanah maka akuifer dibedakan menjadi 2 yaitu akuifer bebas dan akuifer tertekan. Untuk memenuhi kebutuhan industri di Kota Tangerang, biasanya digunakan akuifer tertekan. Potensi airtanah yang ada dipengaruhi oleh cekungan airtanah (CAT) pada suatu lokasi. Peta geologi Kota Tangerang disajikan dalam lampiran 1. Berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pada tahun 2004 menunjukkan bahwa potensi airtanah di Kota Tangerang sebesar 3.21 m3/detik atau setara dengan 101,230,560 m3/tahun. Mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Airtanah, kondisi airtanah dikatakan aman jika penurunan muka airtanah kurang dari 20%. Berdasarkan hal itu, maka potensi airtanah yang dialokasikan untuk industri di Kota Tangerang sebesar 20% dari ketersediaan total airtanah yang ada yaitu sebesar 20,246,112 m3/tahun. Jumlah tersebut relatif kecil jika dibandingkan dengan ketersediaan air permukaan yang bersumber dari Sungai Cisadane.
13 Ketersediaan Air Total Ketersediaan air total di Kota Tangerang bersumber dari air permukaan yang berasal dari Sungai Cisadane dan potensi airtanah yang ada. Hasil perhitungan ketersediaan air total untuk sektor industri di Kota Tangerang (air permukaan dan potensi airtanah) sebesar 481,308,739 m3 untuk setiap tahunnya. Alokasi tersebut digunakan untuk memenuhi sejumlah industri yang ada di Kota Tangerang.
Analisa Kebutuhan dan Ketersediaan Air Industri Bertambahnya jumlah industri yang ada di Kota Tangerang menyebabkan peningkatan jumlah kebutuhan air. Hasil evaluasi hubungan antara pertumbuhan industri terhadap kebutuhan air di Kota Tangerang disajikan pada Gambar 8. 550 500
Jumlah industri
450 400 350 300 250 200 250
300
350
400
450
500
550
Debit (juta m3/tahun) Kebutuhan air
Ketersediaan air
Keseimbangan kebutuhan dan ketersediaan air
Gambar 8 Hubungan antara kebutuhan dan ketersediaan air sektor industri terhadap jumlah industri Gambar 8 menunjukkan bahwa dengan asumsi ketersediaan air yang ada di Kota Tangerang mempunyai debit yang sama pada setiap tahunnya, maka ketersediaan air dapat memenuhi kebutuhan untuk industri besar pada saat jumlah industri mencapai 487 buah. Apabila pertumbuhan industri terus meningkat, maka diprediksi akan terjadi defisit air untuk sektor industri. Pada tahun 2014, berdasarkan proyeksi dari pertumbuhan industri di Kota Tangerang terdapat 332 jumlah industri besar yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan air untuk industri masih dapat memenuhi sekitar 155 industri besar yang disajikan pada Lampiran 3. Apabila kebutuhan air industri besar diproyeksikan terhadap pertumbuhan industri setiap tahunnya, maka antara kebutuhan dan ketersediaan air akan berada pada kondisi setimbang pada tahun 2073. Korelasi antara tahun dan jumlah kebutuhan air industri besar di Kota Tangerang disajikan pada gambar 9. Gambar 9 menunjukkan bahwa ketersediaan air tidak dapat memenuhi kebutuhan
14 industri setelah tahun 2073, sehingga sektor industri akan mengalami defisit atau kekurangan air. 2090 2080 2070 2060
Tahun
2050 2040 2030 2020 2010 2000
1990 200
250
300
350
400
Debit (juta Kebutuhan air
Ketersediaan air
450
500
m3/tahun)
Perpotongan antara kebutuhan dan ketersediaan air
Gambar 9 Hubungan antara kebutuhan dan ketersediaan air sektor industri terhadap tahun pertumbuhan industri
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa jumlah kebutuhan air rata-rata untuk setiap industri besar di Kota Tangerang sebesar 987,103 m 3/tahun. Bila sektor industri dapat memanfaatkan 21 % dari air permukaan dalam hal ini Sungai Cisadane dan 20% dari airtanah, maka total ketersediaan air yang ada sebesar 481,308,739 m3/tahun. Dengan demikian ketersediaan air hanya mampu memenuhi kebutuhan air untuk 487 industri besar. Berdasarkan tingkat pertumbuhan industri besar saat ini di Kota Tangerang diprediksi pada tahun 2073 akan terdapat 487 buah industri besar. Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka diperlukan kebijakan pemerintah dalam pembagian air untuk sektor industri, pertanian, dan domestik secara bijak. Kota Tangerang memerlukan kebijakan pembatasan jumlah industri besar karena bila jumlah industri besar mencapai 487 buah (yang diprediksi tercapai pada tahun
15 2073) maka ketersediaan air tidak akan mampu untuk memenuhi kebutuhan industri.
DAFTAR PUSTAKA Andriani, I. 1993. Studi Kualitas Air Sungai Cisadane Sebagai Bahan Baku Pasokan Air Untuk Industri. Bogor (ID) : IPB Press. BAPPENAS. 2006. Prakarsa Strategis Pengelolaan Sumber Daya Air untuk Mengatasi Banjir dan Kekeringan di Pulau Jawa: Identifikasi Masalah Pengelolaan Sumber Daya Air di Pulau Jawa : Direktorat Pengairan dan Irigasi BAPPENAS. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Kota Tangerang Dalam Angka 2010. Jakarta (ID) : BPS Pusat. Dharma A. 2011. Perkembangan Kebijakan Sumber Daya Air dan Pengaruhnya Terhadap Pengelolaan Irigasi. Surabaya (ID)(Jurnal Tirta): 2(3): 145 Hardyanti N, Fitri, ND. 2006. Studi Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Bersih Untuk Kebutuhan Domestik Dan Non Domestik (Studi Kasus Perusahaan Tekstil Bawen Kabupaten Semarang). Semarang (ID) (Jurnal Presipitasi): ISSN:1907187X. 1(1): 37 Mega IM. 2010. Klasifikasi Tanah dan Kesesuaian Lahan. Bali (ID) : Udayana Press. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air. Purnama S, Suyono dan Sulaswono B. 2007. Sistem Akuifer dan Potensi Airtanah Daerah Aliran Sungai (DAS) Opak. Yogyakarta (ID) (Forum Geografi): 21(2): 111-122 Sudjana. 1982. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Sylfi, Ispriyanti D, Safitri D. 2012. Analisis Regresi Linear Piecewise Dua Segmen. Semarang (ID)(Jurnal Gaussian) : 1(1) : 220 Todd, D.K., 1980. Groundwater Hidrology (Second Edition). California (US): Jhon Willey & Sons. Widjaja A, Rahardjo J. 2013. Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Area Produksi Assy Air Cleaner di PT Astra Otoparts Divisi Adiwira Plastik. Surabaya (ID)(Jurnal Titra) : 1(2): 81
16
Lampiran 1 Peta geologi Kota Tangerang dan sekitarnya
17 Lampiran 2 Jumlah tenaga kerja dan produk industri di Kota Tangerang No
NAMA PERUSAHAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Pan Brothers, Tbk. PT Kumatex, PT Argo Pantes Tbk, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, PT Olagafood, PT Tifico Fiber Indonesia Tbk, PT Gadjah Tunggal, Tbk, PT Lea Sanent, PT Indonesia Synthesis Textile Miles, PT Jembo Energindo, PT Mitsuba, PT Arwana Citra Mulia, PT Sumber Prima Anugrah Abadi, PT Hand Sum Tex, PT Yuasa Batterry, PT Kansai Prakarsa Coatings, PT Dynaplast, PT Eagle Indo Pharma, PT Yasunli Aup, PT Sumber Bintang Rejeki, PT Mingala, PT Hi-Lex, PT Rata-rata
Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Produk/bulan 1,784 707 3,260 1,200 250 884 11,835 1,024 704 2,330 2,330 183 112 1,411 1,526 560 692 1,227 1,390 850 1,150 844 1,648
342,033 2,616,969 8,933 8,332 67,250 15,808 928,808 200,833 1,332,211 244 75,000 332,543 16 108,291 725,639 95 50,423,250 10,822,582 195,000 523,645 304,972 2,919,200 3,270,530
Lampiran 3 Perhitungan Jumlah Industri Proyeksi jumlah industri pada tahun 2014 Y = 2.551X – 4802.7 Y = (2.551 x 2014) – 4802.7 Y = 332 Pada tahun 2014 proyeksi jumlah industri sebesar 332 buah. Ketersediaan air dapat memenuhi 487 industri besar, sehingga pada tahun 2014 dengan proyeksi jumlah industri 332 buah maka tersisa industri yang masih dapat terpenuhi yaitu: Jumlah industri = 487 – 332 = 155 industri
18
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah pada tanggal 18 Februari 1992 dari ayah yang bernama Bani dan Ibu yang bernama Nyamini. Penulis adalah putra ke 2 dari tiga bersaudara, adik dari Iswatik dan kakak dari Tri Yoga Pamungkas. Pada tahun 2007 penulis lulus dari SMP N 3 Rembang dan melanjutkan ke SMA N 1 Rembang. Penulis lulus dari SMA pada tahun 2010 dan pada tahun yang sama penulis diterima di IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Teknik Sipil Dan Lingkungan, Fakultas teknologi Pertanian. Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi anngota Departemen Kajian Strategi dan Advokasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian pada tahun 2011-2012. Selama menjadi anggota BEM, penulis menjadi ketua acara 3D Nasionalisme yang diselenggarakan pada tahun 2011.