ANALISIS KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA LUAR NEGERI DALAM RANGKA PERBAIKAN KUALITAS SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DAERAH ASAL
LISNA YOELIANI POELOENGAN
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa disertasi yang berjudul: Analisis Kebijakan Pemberdayaan Tenaga Kerja Luar Negeri Dalam Rangka Perbaikan Kualitas Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Permukiman Daerah Asal adalah karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Bogor, Juli 2009
Lisna Yoeliani Poeloengan
ABSTRACT LISNA YOELIANI POELOENGAN, 2009. Overseas Labor Empowerment Policy Analysis for Quality Restoration of Natural Resource and Surrounding Environment in Labor Origin Area. Under tuition of SYAMSUL MA'ARIF, SUMARDJO, and HARTRISARI HARDJOMIDJOJO. The homecoming process of Indonesian Overseas Labor which recognized as Tenaga Kerja Luar Negeri (TKLN) becomes important phenomenon at decade of 2000. The research is aimed to illustrate the importance of TKLN’s empowerment policy improvement in the framework of development in their origin area, especially to increase natural resource quality. By using policy research with systemic method, the research analyzing policy system of overseas labor empowerment for protection of natural resource and environment in TKLN’s origin areas as the object of research. The system context is viewed from the perspective of transformation management and the environmental sciences with public policy of learning organization disciplines and environment as focus of subject. Through policy analysis, it is explained and evaluated the function and contribution of steps which have been taken in yielding empowerment performance of overseas labor for the protection of natural resource and environment in TKLN’s origin area. To determine the optimum prospected policy alternative, it is applied the Analytical Hierarchy Process (AHP). The research shows that quality of natural resource simply can become both the cause and effect of the TKLN to work abroad, and that the process can affect to environment quality. It is happened because TKLN which migrates overseas for job are advantaging the process as the learning media, so that the institution of migration for job are becomes the learning organization for they who are involved and can generating the restoration of environmental quality and natural resource in their origin area. This research finds that there hasn’t any arrangement which giving attention into the issue of TKLN empowerment under the framework of conservation effort and restoration of the natural resource and environmental quality. For the purpose, the arrangement concerning the issues above is formulated to become this research essential part. Policy implication of this research is the importance of policy revitalization about the working abroad process. This thing need to become process which is based onto the perfection of various policies and regulations which are belong to the central government and local government to pay attention to institutional expansion of TKLN’s emplacement not only from the perspective of social economics, but also gives attention to the ecological consideration. Also, the TKLN’s emplacement policy is needed to develop as the learning organization. Keywords: International migration, TKLN empowerment, learning organization, migration and environment.
ABSTRAK LISNA YOELIANI POELOENGAN, 2009. Analisis Kebijakan Pemberdayaan Tenaga Kerja Luar Negeri Dalam Rangka Perbaikan Kualitas Sumberdaya Alam dan Lingkungan Permukiman Daerah Asal. Dibawah bimbingan: SYAMSUL MA’ARIF, SUMARDJO, dan HARTRISARI HARDJOMIDJOJO. Proses kepulangan Tenaga Kerja Luar Negeri (TKLN) menjadi fenomena penting pada dekade 2000-an. Penelitian dilakukan untuk mengungkap seberapa penting dikembangkan kebijakan pemberdayaan TKLN dalam kerangka pembangunan daerah asalnya, khususnya untuk peningkatan kualitas sumberdaya alam. Melalui penelitian kebijakan dengan metode sistemik ditelaah sistem kebijakan pada pemberdayaan tenaga kerja luar negeri dalam rangka perbaikan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan permukiman daerah asal sebagai obyek penelitian. Konteks dari sistem tersebut dilihat dari perspektif manajemen perubahan dan ilmu lingkungan dengan fokus pada bidang kebijakan publik pada disiplin organisasi belajar dan lingkungan. Melalui bidang kebijakan diterangkan dan dievaluasi fungsi dan kontribusi langkahlangkah yang telah diambil dalam menghasilkan kinerja pemberdayaan tenaga kerja luar negeri dalam rangka perbaikan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan permukiman daerah asal. Untuk menentukan alternatif kebijakan yang memiliki prospek optimum dilakukan melalui aplikasi analisis hierarkhi proses (AHP). Hasil penelitian menunjukkan, bahwa kualitas sumberdaya alam ternyata dapat menjadi sebab dan akibat TKLN bekerja di luar negeri, dan prosesnya dapat berdampak terhadap kualitas lingkungan. Hal ini terjadi karena TKLN yang bekerja ke luar negeri menjadikan prosesnya sebagai media pembelajaran, sehingga kelembagaan kerja ke luar negeri menjadi organisasi pembelajar bagi mereka yang terlibat, dan berakibat pada perbaikan kualitas lingkungan dan sumberdaya alam di permukiman daerah asal. Penelitian menemukan bahwa tidak ada satupun pengaturan tentang migrasi kerja TKLN keluar negeri yang memberi perhatian terhadap pemberdayaan TKLN dalam kaitannya dengan upaya konservasi dan perbaikan mutu sumberdaya dan lingkungan. Untuk itu, pengaturan tentang hal itu dirumuskan menjadi bagian penting penelitian ini. Implikasi kebijakan dari penelitian ini adalah perlunya dilakukan revitalisasi kebijakan proses bekerja ke luar negeri. Hal ini perlu menjadi proses yang pada asasnya adalah melakukan berbagai penyempuraan peraturan-peraturan yang ada di pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar memperhatikan pengembangan kelembagaan penempatan TKLN tidak saja dari segi sosial ekonomi, tetapi juga memberi perhatian pada segi ekologis. Di samping itu, kebijakan penempatan TKLN perlu dikembangkan menjadi organisasi pembelajar. Kata-kata Kunci: migrasi internasional, pembelajar, migrasi dan lingkungan.
pemberdayaan
TKLN,
organisasi
RINGKASAN LISNA YOELIANI POELOENGAN, 2009. Analisis Kebijakan Pemberdayaan Tenaga Kerja Luar Negeri Dalam Rangka Perbaikan Kualitas Sumberdaya Alam dan Lingkungan Permukiman Daerah Asal. Dibawah bimbingan: SYAMSUL MA’ARIF, SUMARDJO, dan HARTRISARI HARDJOMIDJOJO. Penelitian ini menelaah keterkaitan antara proses migrasi Tenaga Kerja Luar Negeri (TKLN) Indonesia dengan upaya perbaikan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan di daerah asal keberangkatan mereka. Tujuan umum penelitian ini adalah menelaah proses perbaikan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan di daerah asal para migran (TKLN) akibat pemberdayaan migrasi internasional. Secara spesifik, kajian ini bertujuan: (1) Mengidentifikasi kaitan sebab maupun akibat kualitas sumberdaya alam dan lingkungan dengan pemberdayaan TKLN, (2) Mengkaji proses pembelajaran dalam kelembagaan pengelolaan migrasi kerja ke luar negeri (migrasi internasional) berakibat pada perlindungan lingkungan dan sumberdaya alam di daerah asal, dan (3) Menyusun kebijakan alternatif revitalisasi kebijakan proses bekerja ke luar negeri yang disempurnakan agar lebih berdampak terhadap kualitas lingkungan dan sumberdaya alam di daerah asal. Secara purposive berdasar telaah data sekunder, penelitian ini mengambil Desa Kertajaya, Kecamatan Tanggeung, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat sebagai fokus
lokasi
kajian.
Pemilihan
tersebut
didasarkan
kepada
pertimbangan-
pertimbangan tingginya jumlah keberangkatan TKLN dari daerah ini serta adanya upaya perbaikan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan yang signifikan. Kajian mendasarkan pada kajian lapangan menggunakan metode triangulasi, yakni metode gabungan antara metode kualitatif dengan kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk "menangkap" fenomena di tingkat mikro (individu dan rumahtangga). Metode kualitatif digunakan untuk melihat fenomena di aras yang lebih tinggi (komunitas dan kelembagaan lain di atasnya). Analisis terhadap data sekunder dilakukan secara deskriptif menggunakan tabulasi silang dengan arah fokus pada kebijakan ketenagakerjaan yang berlaku untuk melihat bagaimana keterkaitannya dengan bentuk kelembagaan ketenagakerjaan yang berkembang. Data primer hasil wawancara responden diolah dengan Analytical Hierarchy Process (AHP) sehingga dirumuskan strategi pengembangan kelembagaan.
Sedangkan teknik pemodelan yang dikembangkan untuk merancang desain kebijakan adalah Interpretative Structure Modeling (ISM). Tiga hal pokok yang menjadi hasil dari penelitian ini adalah, pertama, secara teoritis, hubungan sebab dan akibat kualitas sumberdaya alam dan lingkungan permukiman daerah asal terkait dengan pemberdayaan TKLN berbeda dengan sebelumnya. Peran migrasi TKLN dalam perbaikan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan permukiman daerah asal yang semula masih didominasi pandangan lama bahwa salah satu sebab migrasi adalah degradasi sumberdaya alam, sekarang pandangan tersebut disempurnakan, migrasi TKLN dapat juga membawa remitan sosial dan ekonomi ke daerah asal yang bisa menjadi dasar pengelolaan dan perbaikan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan permukiman daerah asal. Oleh karena kondisi lingkungan permukiman daerah asal dan sumberdaya alam daerah asal yang tidak mampu mendukung kehidupan layak menjadi pendorong migrasi. Penelitian ini menemukan bahwa aliran kepulangan tenaga kerja dari luar negeri selain dapat menjadi faktor pembawa perubahan kondisi sosial ekonomi daerah asal, juga dapat menjadi sarana peningkatan upaya kualitas sumberdaya alam dan lingkungan permukiman daerah asal. Hal ini disebabkan bukan hanya karena TKLN yang pulang mempunyai wawasan baru akibat melihat “dunia lain” dan aliran remitan sebagai hasil migrasi dari bekerja di luar negeri, tetapi akibat adanya “inovator” di kalangan warga daerah asal yang memanfaatkan aliran TKI ini yang sekaligus memperbaiki lingkungan permukiman daerah asal dan sumberdaya alam daerah asal. Dengan demikian, studi mengenai kaitan migrasi internasional, khususnya pemberdayaan TKLN dengan perbaikan kualitas sumberdaya alam ini terbukti menjadi semakin penting. Oleh karena hasil kajian menguatkan kesimpulan teori, bahwa migrasi sebenarnya selain menjadi akibat kualitas sumberdaya alam dan lingkungan permukiman daerah asal yang buruk juga dapat menjadi sebab bagi perbaikan kualitasi sumberdaya alam dan lingkungan permukiman di daerah asal TKLN. Kedua, Aliran TKLN mulai dari daerah asal, bekerja di luar negeri sampai kembali ke daerah asal dapat berpotensi melembaga menjadi kelembagaan yang dapat mendorong pengembangan proses pembelajaran dalam kelembagaan pengelolaan migrasi kerja ke luar negeri (migrasi tenaga kerja internasional). Kajian melihat proses ini dapat berakibat pada penguatan proses perlindungan diri TKLN, yang pada
akhirnya dapat dikembangkan agar sampai pada pengembangan upaya-upaya perbaikan kondisi sosial ekonomi, lingkungan dan kondisi sumberdaya alam di daerah asal. Kebijakan yang diperlukan adalah mendorong TKLN yang pulang sebagai kader perubahan yang mengembangkan nilai dan pengaturan, serta pengorganisasian sosial baru yang dapat menggeser lebih cepat visi dan misi masyarakat di daerah asal dalam mengelola sumberdaya alam dan lingkungan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan. Masyarakat menjadi terdorong untuk mengembangkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang memperhatikan keberlanjutan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan secara seimbang. Prinsip-prinsip tersebut berpotensi untuk diorientasikan kepada pengentasan kemiskinan yang memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan secara berkelanjutan karena dapat menekan dampak negatif atas keanekaragamannya. Ketiga, kajian merumuskan kebijakan alternatif revitalisasi total kebijakan proses bekerja ke luar negeri melalui cara menyempurnakan kebijakan yang ada agar lebih berdampak terhadap kualitas lingkungan dan sumberdaya alam di daerah asal. Nama kebijakan itu dikenalkan sebagai PTKLNPSL. Pada prinsipnya, kebijakan yang dibangun berupaya mendorong dilakukannya desentralisasi kebijakan penempatan TKLN yang pada gilirannya diharapkan dapat menciptakan upaya pengembangan masyarakat berbasis komunitas TKLN yang mampu memperbaiki kualitas sumberdaya alam dan lingkungan permukiman di daerah asal mereka.
© Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, Tahun 2009 Hak Cipta Dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun baik cetak, fotocopy, mikrofilm dan sebagainya
ANALISIS KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA LUAR NEGERI DALAM RANGKA PERBAIKAN KUALITAS SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DAERAH ASAL
Oleh LISNA YOELIANI POELOENGAN P 062024204
Disertasi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Doktor Pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
Judul Disertasi
: Analisis Kebijakan Pemberdayaan Tenaga Kerja Luar Negeri Dalam Rangka Perbaikan Kualitas Sumberdaya Alam dan Lingkungan Permukiman Daerah Asal.
Nama
: Lisna Yoeliani Poeloengan
Nomor Pokok
: P062024204
Program Studi
: Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Disetujui: Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Syamsul Ma’arif, M. Eng. Ketua
Prof. Dr. Ir. Sumardjo, MS Anggota
Dr. Ir. Hartrisari Hardjomidjojo, DEA Anggota
Diketahui:
Ketua Program Studi
Prof. Dr. Ir. Surjono H. Sutjahjo, MS
Tanggal Ujian: 31 Juli 2009
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS
Tanggal Lulus