Resandy Herlambang, Nunung Nuryartono
Analisis Karakteristik Obligasi terhadap Return Obligasi pada Sub Sektor Perbankan Tahun 2010–2013 JAM 14, 2 Diterima, Januari 2015 Direvisi, Mei 2015 Januari 2016 April 2016 Disetujui, Mei 2016
Resandy Herlambang Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Nunung Nuryartono Institut Pertanian Bogor
Abstract: Corporate bond markethas dominated by banking sub-sector. This bond issue can not be separated for strengthening the capital structure of banking sub-sectoritself. Meanwhile, the net interest margin has decreased over the last few years, it will affect to their profit. This study aims to analyze the characteristics of bonds play an important role in influencing the return of the bonds on the banking sub-sector. Data were processed by using panel data, which consists of 14 bonds and using quarterly data from 2010–2013. According to the results of Hausman test, this study uses the random effect method. The results showed that the yield to maturity, interest rate, and duration had a significant influence on the bond return, while the bond rating and debt to equity ratio do not have effect on bond return. Keywords: bond characteristics, bond return, hausman test, random effect Abstrak: Sub sektor perbankan telah mendominasi pasar obligasi korporasi. penerbitan obligasi ini tidak terlepas untuk penguatan pada struktur pendanaan sub sektor perbankan itu sendiri. sementara itu, diketahui bahwa net interest margin mengalami tren yang menurun selama beberapa tahun terkahir dimana dengan adanya penurunan, ini akan mempengaruhi profitabilitas perbankan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik obligasi yang berperan penting dalam mempengaruhi return obligasi pada sub sektor perbankan. Data diolah dengan menggunakan data panel yang terdiri dari 14 obligasi dari tahun 2010–2013 secara triwulan. Berdasarkan uji Hausman, penelitian ini menggunakan model efek random. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yield to maturity, suku bunga, dan durasi memiliki pengaruh signifikan terhadap return obligasi, sedangkan rating dan rasio debt to equity tidak berpengaruh terhadap return obligasi. Kata Kunci: karakteristik obligasi, return obligasi, uji hausman, efek random
Jurnal Aplikasi Manajemen (JAM) Vol 14 No 2, 2016 Terindeks dalam Google Scholar
Alamat Korespondensi: Resandy Herlambang, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, DOI: http://dx. doi. org/10. 18202/jam 23026332. 14.2.09
272
Pasar obligasi dalam perkembangannya memiliki peran penting sebagai alternatif sumber pembiayaan jangka panjang. Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan yang mewajibkan penerbit untuk melakukan pembayaran secara berkala pada jangka
waktu yang telah ditentukan (Mishkin, 2007). Obligasi merupakan pilihan instrumen keuangan yang cukup menarik, karena obligasi memberikan keuntungan melalui tingkat suku bunga (kupon), selain itu risiko pada obligasi relatif lebih kecil dibanding dengan saham yang relatif cukup besar serta tidak pasti, hal tersebut dikarenakan obligasi termasuk dalam kelompok investasi berpendapatan tetap (fixed income securities), sebab keuntungan yang diberikan kepada investor didasarkan pada tingkat suku bunga yang telah
JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME272 14 | NOMOR 2 | JUNI 2016
Analisis Karakteristik Obligasi terhadap Return Obligasi pada Sub Sektor Perbankan Tahun 2010–2013
ditentukan sebelumnya dan menurut perhitungan tertentu. Tingkat pendapatan tersebut bisa berbentuk tingkat suku bunga tetap (fixed rate) atau tingkat suku bunga mengambang (float rate), kemudian jangka waktu obligasi terbatas sedangkan untuk saham tidak terbatas, (Rahardjo, 2003). Obligasi merupakan instrumen investasi jangka panjang yang memberikan imbal hasil tetap serta penerbit akan memberikan prioritas apabila perusahaan mengalami likuidasi maka klaim atas obligasi berhak untuk dipenuhi terlebih dahulu, selanjutnya volatilitas pada obligasi relatif lebih rendah dibanding dengan saham dengan demikian obligasi menjadi lebih aman dibanding dengan saham (Faerber, 2001). Perkembangan pasar obligasi korporasi dapat dilihat dari adanya peningkatan jumlah emiten dari tahun 2010 hingga tahun 2013 yang ditunjukkan oleh Tabel 1.
investasi, dengan adanya gap tersebut maka biaya yang dikeluarkan perusahaan menjadi lebih murah jika menerbitkan obligasi. Selain itu, suku bunga simpanan diketahui memiliki nilai yang lebih rendah dibanding yield to maturity, dengan demikian maka investor akan lebih untung jika menanamkan modalnya pada obligasi karena memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Seiring dengan meningkatnya pasar obligasi korporasi, apabila dilihat secara sektoral ternyata sektor keuangan menguasai pada obligasi korporasi. Tabel 2 menunjukkan sektor yang mendominasi obligasi korporasi. Dominasi perbankan dalam obligasi korporasi sektor keuangan tidak terlepas dari kebutuhan permodalan perbankan dalam ekspansi jangka panjang yang dikhawatirkan menimbulkan risiko mismatch karena mayoritas sumber pendanaan perbankan
Tabel 1. Perkembangan Obligasi Korporasi
Tahun 2010 2011 2012 2013
Emiten obligasi korporasi 188 199 210 222
Nilai emisi (triliun) 215,13 260,86 328,5 385,3
Perkembangan pasar obligasi korporasi telah mengalami peningkatan selama empat tahun terakhir, penawaran obligasi korporasi ini tidak terlepas dari adanya gap antara yield to maturity dengan kredit
Yield to maturity (%) 10,55 10,31 8,37 8,82
Suku bunga simpanan (%) 6.92 6.89 6.85 6.82
Suku bunga kredit investasi (%) 12,28 12,04 11,27 11,82
bersumber dari dana pihak ketiga dimana dapat ditarik sewaktu-waktu oleh deposan sehingga hal ini dapat menyebabkan ketidakmampuan bank dalam memenuhi kewajibannya, oleh karena itu pendanaan melalui
Tabel 2. Top 10 Sektor Bisnis Obligasi Korporasi Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sektor Bisnis Perbankan Lembaga Keuangan NB Infrastruktur Telekomunikasi Barang Konsumsi Properti & Konstruksi Tambang Agroindustri Otomotif Poultry Total
Outstanding (triliun) 75,121 58,512 20,868 15,103 8,424 8,008 7,84 5,086 2,439 2,3 203,701
% 34.9 27.2 9.7 7.0 3.9 3.7 3.6 2.4 1.1 1.1 94.6
Sumber: Indonesia Book Market Directory 2013 TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
273
Resandy Herlambang, Nunung Nuryartono
penerbitan obligasi dapat menguatkan struktur pendanaan perbankan dan mengurangi risiko kegagalan bank serta tetap dapat menjalankan fungsi intermediasinya dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Sementara berdasarkan statistik perbankan Indonesia tahun 2013 diketahui bahwa net interest margin mengalami tren yang menurun dalam lima tahun terakhir, hal ini tentu akan berimbas pada profitabilitas yang menurun juga. Kondisi meningkatnya transaksi obligasi korporasi di Indonesia dari waktu ke waktu menunjukkan bahwa obligasi korporasi khususnya pada sub sektor perbankan semakin diminati meskipun profitabilitas perbankan mengalami tren yang menurun, oleh karena itu perlu diketahui determinan dari karakteristik obligasi yang berpengaruh terhadap return obligasi. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan yaitu tingkat suku bunga (BI rate) yang rentan terhadap fluktuasi karena perubahan suku bunga dapat membawa dampak yang signifikan pada perubahan harga obligasi dan akan berimbas juga pada return obligasi. Perubahan suku bunga akan berdampak pada perubahan harga, tetapi investor perlu memperhatikan faktor lain yang mempunyai pengaruh terhadap return obligasi, yaitu waktu jatuh tempo (maturity), dan resiko gagal bayar (default risk). Maturity sangat penting untuk diketahui karena semakin lama waktu jatuh tempo maka semakin besar risiko yang timbul. Dalam mengukur maturitas obligasi, investor harus mengetahui durasi pada suatu obligasi, karena durasi dianggap dapat melihat risiko jatuh tempo dan merupakan suatu alat yang efektif dalam mengukur maturitas obligasi. Selanjutnya default risk adalah ketidakpastian yang timbul atas kemungkinan gagal bayar oleh pihak penerbit obligasi. Investor dapat mengetahui kekuatan finansial serta melihat potential future risk dengan mempertimbangkan rating obligasi yang diterbitkan oleh lembaga pemeringkat efek.
Investor dapat mempertimbangkan informasi keuangan perusahaan sebelum membeli atau menjual obligasi, salah satu informasi keuangan itu adalah debt to equty ratio (DER). Bertambah besarnya DER akan mengakibatkan risiko finansial yang tinggi, dengan demikian penggunaan hutang yang semakin besar maka risiko perusahaan mengalami default risk akan semakin tinggi (Indra, 2006). Semakin besar tingkat risiko maka akan semakin besar pula tingkat keuntungan yang didapat. Selama ini, pengukuran return obligasi jarang menggunakan harga sebagai alat perhitungan seperti yang biasa dilakukan ketika menghitung return pada saham. Pengukuran return obligasi pada umumnya dilakukan dengan menggunakan perhitungan yield to maturity. Pengukuran return obligasi dalam penelitian ini menggunakan formula Gebhardt, et al. (2003). Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik obligasi yang berperan penting dalam mempengaruhi return obligasi pada sub sektor perbankan.
METODE Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai lembaga relevan di Indonesia. Data tersebut adalah data yang telah dipublikasikan serta dapat dibuktikan kebenarannya. Tabel 3 menunjukkan jenis dan sumber data yang digunakan. Data perdagangan obligasi nantinya akan digunakan untuk menghitung return obligasi, yield to maturity dan durasi. Suku bunga digunakan untuk memperoleh data BI rate. Laporan keuangan perusahaan digunakan untuk menghitung debt to equity ratio. Rating obligasi digunakan untuk menentukan peringkat obligasi.
Tabel 3. Jenis dan Sumber Data No. 1
274
Jenis Data Data perdagangan obligasi (harga, kupon,maturitas, tanggal penerbitan obligasi)
Sumber Data BEI
2
Suku bunga (BI rate)
BI
3
Laporan keuangan perusahaan
BEI
4
Rating obligasi
JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME 14 | NOMOR 2 | JUNI 2016
Pefindo
Analisis Karakteristik Obligasi terhadap Return Obligasi pada Sub Sektor Perbankan Tahun 2010–2013
Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria: 1) Obligasi korporasi yang terdaftar dan aktif diperdagangkan pada Bursa Efek Indonesia dan belum jatuh tempo selama periode 2010–2013, 2) Rating terdaftar dalam Pefindo, 3) Membayar kupon secara triwulan dalam jumlah yang tetap (fixed rate), 4) Obligasi tidak memiliki fitur convertible, 5) Emiten mempunyai laporan keuangan yang lengkap selama periode pengamatan. Berdasarkan kriteria tersebut, terpilih sampel obligasi pada penelitian ini yang ditunjukkan pada Tabel 4.
Keterangan: rt = return obligasi Pt = Harga obligasi pada akhir triwulan satu t Pt-1 = Harga obligasi pada akhur triwulan empat t-1 AIt = Accrued interest obligasi triwulan satu t Ait-1 = Accrued interest obligasi triwulan empat t-1 Ct = Pembayaran kupon pada triwulan satu t
Sementara variabel bebas (variabel independen) yang diduga mempengaruhi return obligasi yaitu yield to maturity (X1) diukur menggunakan formula (2)
Tabel 4. Sampel Obligasi No
Nama Perusahaan
Kode Emiten
1
Bank Bank Tabungan Negara
BBTN
2
Bank Danamon
BDMN
3
Bank Ekspor Indonesia
BEXI
4
Bank Pan Indonesia
PNBN
5
Bank Tabungan Pensiunan Nasional
BTPN
6
Bank Rakyat Indonesia
BBRI
7
Bank OCBC NISP
NISP
8
Bank Mandiri
BMRI
ID Obligasi BBTN12 BBTN13C BDMN02B BEXI04C BEXI04D PNBN02C PNBN04 BTPN01B BTPN02B BBRI02 NISP02 NISP03SB BMRI01
9
Bank CIMB Niaga
BNGA
BNGA01SB
Sumber: Bursa Efek Indonesia 2014
Tabel 4 merupakan nama perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini mulai dari periode 2010 hingga 2013. Sampel yang memenuhi kriteria berjumlah 9 emiten dan 14 obligasi dari jumlah populasi sebanyak 15 emiten dan 23 obligasi pada periode tersebut.
Keterangan: C = Kupon F = Nilai nominal p = Harga obligasi n = Waktu jatuh tempo
BI rate (X2), Durasi (X3) diukur dengan menggunakan formula berikut.
Deskripsi Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu return obligasi (Y) sebagai variabel terikat (variabel dependen) yang diukur dengan formula Gebhardt, et al. (2003) (1)
(3) Keterangan: t
= Bobot tahun ke t
CFt = Cash flow tahun ke t y = Kupon.
Rating (X4) rating obligasi ditentukan berdasarkan default risk. Variabel rating dinyatakan dalam bentuk
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
275
Resandy Herlambang, Nunung Nuryartono
variabel dummy yang dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu: (a) Perusahaan yang memiliki tingkat risiko defaultnya rendah, dinyatakan dalam peringkat AAA dan diberikan angka 0. (b) Perusahaan yang memiliki tingkat risiko defaultnya cukup tinggi, dinyatakan dalam peringkat AA, A dan diberikan angka 1. Debt to Equity Ratio (DER) (X5) Perbandingan antara total hutang dengan total equity, dihitung dengan formula sebagai berikut (4)
Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik pengolahan dan analisis data untuk penelitian ini terdiri dari tahapan-tahapan seperti (1) pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. (2) pemilihan model dalam data panel meliputi common effect, fixed effect, dan random effect yang duji melalui uji chow, uji hausman, dan uji lagrange multiplier (LM) untuk mendapatkan model terbaik. Hasil pengujian data yang digunakan terbebas dari asumsi klasik sehingga dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya dan model yang terpilih adalah random effect. (3) analisis regresi panel, tujuan dilakukan uji ini untuk menguji pengaruh dari variabel X kepada Y pada tingkat kepercayaan sebesar 95%.
HASIL DAN PEMBAHASAN Model regresi dalam penelitian ini menggunakan model random effect. Adapun hasil dari regresi dapat dilihat pada Tabel 5.
Hasil dari regresi diatas menunjukkan bahwa yield to maturity (YTM), tingkat suku bunga (BIRATE) dan durasi memberikan pengaruh signifikan terhadap return obligasi sub sektor perbankan, sedangkan rating dan debt to equity (DER) tidak memberikan pengaruh terhadap return obligasi sub sektor perbankan. Jumlah cross section (i) dan time series (t) masing-masing berjumlah 14 obligasi dan 16 bulan. Persamaan model regresi tersebut adalah sebagai berikut. Rit = 0.309022 – 2.383661 YTM it – 0.585030 BIRATE it – 0.009674 RATING it + 0.013224 DURASIit + 0.001108 DERit + eit (5)
Koefisien Determinasi (R2) Nilai R-squared menunjukkan sejauhmana variasi dari variabel dependen dapat menjelaskan variabel independen. Hasil estimasi model yang digunakan menghasilkan nilai adjusted R-squared sebesar 73.62%, hal ini berarti bahwa 73.62% variasi return obligasi dapat dijelaskan oleh variabel independen (yield to maturity, suku bunga, rating, durasi, dan debt to equity), sedangkan sisanya 26.38% dijelaskan oleh faktor atau variabel lain diluar model regresi, dengan demikian model layak dipakai untuk analisis selanjutnya.
Pengujian terhadap Koefisien Regresi secara Simultan (Uji F) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang terdapat di dalam model secara bersama-sama terhadap variabel dependennya. Nilai probabilitas F-statistik memiliki pengaruh
Tabel 5. Hasil Regresi Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
YTM
-2.383661
0.137129
-17.38258
0.0000*
BI RATE
-0.585030
0.289070
-2.023838
0.0442*
RATING
-0.009674
0.007767
-1.245477
0.2143
DURASI
0.013224
0.003062
4.319002
0.0000*
DER
0.001108
0.000837
1.323484
0.1871
C
0.309022
0.020632
14.97776
0.0000
R-squared
0.736236
Prob (F-statistic)
Keterangan: *signifikan pada taraf nyata 5 persen 276
JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME 14 | NOMOR 2 | JUNI 2016
0.000000
Analisis Karakteristik Obligasi terhadap Return Obligasi pada Sub Sektor Perbankan Tahun 2010–2013
signifikan pada 0.000000. lebih kecil dari nilai sebesar 5%. Hasil ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan semua variabel independen yang meliputi YTM, tingkat suku bunga, rating, durasi, dan DER memiliki pengaruh terhadap variabel dependennya, yaitu return obligasi subsektor perbankan.
Pengujian dengan Koefisien Regresi Parsial (Uji t) Pengujian secara parsial dilakukan untuk mengetahui signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan mengasumsikan bahwa variabel independen lain dianggap konstan. Dengan tingkat signifikan sebesar 95%, nilai thitung dari masingmasing koefisien regresi dibandingkan dengan sebesar 5%, sehingga terdapat 3 koefisien yang memiliki nilai kurang dari 5%, yaitu yield to maturity, tingkat suku bunga, dan durasi yang berpengaruh signifikan terhadap return obligasi subsektor perbankan. Sedangkan 2 koefisien lainnya memiliki nilai lebih dari 5% yang artinya tidak berpengaruh terhadap return obligasi subsektor perbankan.
Interpretasi Model Penelitian ini menggunakan model random effect yang memiliki nilai R2 sebesar 73,62% di mana variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 73,62% dan sisanya 26,38% dijelaskan oleh faktor lain diluar model ini. Secara simultan, nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari nilai sebesar 5%. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependennya, namun berdasarkan uji t terdapat 3 variabel independen yang secara signifikan berpengaruh terhadap return obligasi yaitu yield to maturity, suku bunga dan durasi. Sedangkan variabel rating dan debt to equity tidak berpengaruh terhadap return obligasi.
Pengaruh Yield to Maturity terhadap Return Obligasi Variabel independen yield to maturity memiliki hubungan negatif signifikan dengan nilai p-value < (=5%), maka tolak H0. dengan demikian maka sesuai dengan hipotesis. Tanda koefisien negatif menunjukkan bahwa adanya hubungan terbalik antara return
obligasi dengan yield to maturity. Hasil ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa adanya hubungan terbalik antara harga dengan yield. Return obligasi dalam penelitian ini merupakan proxy dari harga obligasi, apabila terjadi penurunan harga obligasi maka return obligasi juga akan mengalami penurunan sehingga menyebabkan meningkatnya yield to maturity. Penelitian yang dilakukan oleh Gebhardt et al. (2003) memiliki hasil yang tidak sejalan dengan penelitian ini, hasil dari penelitian sebelumnya menyatakan bahwa hubungan antara return obligasi dengan yield to maturity memiliki tanda koefisien positif.
Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Return Obligasi Dari tabel koefisien diperoleh koefisien regresi variabel suku bunga memiliki t-stat < (=5%), maka tolak Ho, hal ini berarti variabel suku bunga secara signifikan mempengaruhi return obligasi dengan arah koefisien negatif, ketika suku bunga meningkat maka return obligasi menurun. Penelitian ini sejalan dengan teori yang menjelaskan hubungan suku bunga dengan harga adalah berlawanan arah, karena dalam penelitian ini return merupakan proxy dari harga maka kenaikan tingkat suku bunga akan mengakibatkan menurunnya return obligasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Surya dan Nasher (2011), namun hasil penelitian ini berbeda dengan peneleitian sebelumnya yang dilakukan oleh Siahaan (2007) dan Kadir (2007) yang memperoleh hasil bahwa tingkat suku bunga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap imbal hasil obligasi, selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Nurfauziah dan Setyarini (2004) menemukan hasil bahwa tingkat suku bunga tidak memiliki pengaruh terhadap yield obligasi.
Pengaruh Rating terhadap Return Obligasi Berdasarkan hasil pengujian, variabel rating memiliki p-value > (=5%), terima H0. maka variabel rating tidak memiliki pengaruh terhadap return obligasi. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Gebhardt, et al. (2003), Bhoraj dan Sengupta (2003), Crabtree dan Maher (2005) yang memperoleh hasil bahwa rating memiliki pengaruh dan mempunyai
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
277
Resandy Herlambang, Nunung Nuryartono
hubungan negatif dengan return obligasi. Arah koefisien negatif mencerminkan bahwa semakin tinggi rating suatu obligasi maka kemungkinan gagal bayar (default risk) akan kecil, default risk yang kecil ini akan memberikan yield yang rendah. Sharpe et al. (2005) menyatakan bahwa obligasi dengan peringkat tinggi memiliki harga yang tinggi pula serta memiliki yield yang rendah. Semakin tinggi rating yang merepresentasikan default risk, maka semakin tinggi pula harga obligasi tersebut yang berujung pada tingginya tingkat return, tingginya harga obligasi akan mengakibatkan penurunan pada yield obligasi (Kraft, 2011). Dalam hal ini semakin baik rating obligasi maka harga obligasi juga akan meningkat. Tidak signifikannya rating terhadap return obligasi dalam penelitian ini dikarenakan rating yang dinilai oleh Pefindo berdasarkan pada faktor fundamental emiten saja sedangkan perhitungan return obligasi dalam penelitian ini lebih banyak proporsinya pada harga dimana harga ini dipengaruhi oleh mekanisme pasar.
Pengaruh Durasi terhadap Return Obligasi Variabel independen selanjutnya ialah durasi, dari hasil pengujian pada Tabel 17 diketahui nilai p-value < (=5%), maka variabel durasi ini mempunyai pengaruh signifikan terhadap return obligasi, namun arah koefisien dalam hasil penelitian ini berlawanan dengan dugaan yang memilki arah hubungan negatif. Gebhardt, et al. (2003) dalam penelitiannya menemukan bahwa durasi mempengaruhi secara signifikan terhadap return obligasi dan memiliki arah hubungan yang negatif, dimana hasil tersebut berbeda dengan hasil pada penelitian ini. Periode jatuh tempo yang semakin panjang sejalan dengan bertambahnya durasi sehingga akan memberikan dampak pada risiko maturitas (Andry, 2005). Secara teori dijelaskan bahwa obligasi yang memiliki maturity yang semakin panjang maka harga obligasi akan rentan terhadap perubahan yield, mengingat obligasi dalam penelitian ini memiliki kupon yang tinggi maka harga menjadi tidak sensitif terhadap perubahan yield. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hallerbach (2001) yang memperoleh hasil bahwa durasi berpengaruh terhadap harga obligasi.
278
Pengaruh Debt to Equity terhadap Return Obligasi Variabel debt to equity memiliki nilai p-value > (=5%). Hasil ini menunjukkan bahwa debt to equity tidak berpengaruh terhadap return obligasi. Pada dasarnya rasio debt to equity kurang tepat jika digunakan pada sub sektor perbankan, karena pada sektor ini proporsi hutang lebih besar dibanding dengan modal dalam struktur pendanaannya. Ketika rasio debt to equity rendah maka rating obligasi akan mengalami peningkatan, peningkatan rating ini mengakibatkan harga obligasi menjadi tinggi sehingga terjadi peningkatan pada return obligasi, hal ini sesuai dengan statistik deskriptif pada penelitian ini, ditemukan bahwa nilai return tertinggi memiliki nilai DER yang lebih kecil dibanding dengan nilai return terendah. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang konsisten atau mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Setyapurnama (2005), yang menyatakan bahwa debt to equity tidak berpengaruh terhadap yield obligasi. Sedangkan Ziebart dan Reiter (1992), Bhoraj dan Sengupta (2003) dan Ibrahim (2008) dalam penelitiannya memperoleh hasil bahwa debt to equity berpengaruh dan memiliki hubungan positif terhadap yield obligasi.
IMPLIKASI MANAJERIAL Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi return obligasi, maka dapat dirumuskan implikasi manajerial sebagai berikut.
Bagi investor Investor yang ingin mendapatkan tingkat pengembalian hasil dapat melihat tingkat yield to maturity yang rendah, memanfaatkan pergerakan tingkat suku bunga sebagai dasar buy/hold, melihat kinerja perusahaan yang menerbitkan obligasi serta investor tidak perlu ragu membeli obligasi dengan durasi yang panjang jika memiliki tingkat kupon yang tinggi.
Bagi Penerbit Obligasi Perusahaan sebagai penerbit obligasi dapat menggunakan durasi sebagai alat untuk mengukur
JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME 14 | NOMOR 2 | JUNI 2016
Analisis Karakteristik Obligasi terhadap Return Obligasi pada Sub Sektor Perbankan Tahun 2010–2013
sensitivitas harga obligasi terhadap pergerakan tingkat bunga, karena durasi sudah mengkombinasikan kupon dan maturitas obligasi.
Bagi Regulator Otoritas jasa keuangan selaku regulator pasar modal harus mempertemukan investor dengan issuer dalam konteks instrumen keuangan dengan menyediakan data-data obligasi khususnya seperti nilai yield to maturity dan durasi agar memudahkan investor dalam berinvestasi pada obligasi sehingga diharapkan kedepannya pasar obligasi dapat efisien dan semakin diminati.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pengujian secara simultan diketahui bahwa yield to maturity, BI rate, durasi, rating , dan debt to equity memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return obligasi. Pengujian secara parsial dari lima variabel independen dalam penelitian ini diketahui bahwa terdapat tiga variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap return obligasi, yaitu variabel yield to maturity, suku bunga, dan durasi. Sedangkan variabel rating dan debt to equity tidak berpengaruh terhadap return obligasi. Dari semua variabel tersebut, yield to maturity merupakan faktor yang memiliki pengaruh paling besar terhadap return obligasi dengan nilai koefisien sebesar -2.42.
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, serta mengingat keterbatasan dalam penelitian ini maka perlu adanya penelitian lebih lanjut. Terkait dengan karakteristik obligasi, penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain seperti obligasi yang memiliki fitur call option, mengingat adanya obligasi subordinasi dalam penelitian ini dimana obligasi tersebut memiliki call option yang dapat dilunasi oleh penerbit sebelum periode jatuh temponya, sehingga akan berbeda dalam menghitung yield obligasinya, dan menambahkan variabel makroekonomi, meliputi keadaan ekonomi dan politik agar efisiensi pasar dapat terjadi pada pasar obligasi.
DAFTAR RUJUKAN Andry, W. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Edisi September; 244–262. Bhojraj, S., Sengupta, P. 2003. Effect of Corporate Governance on Bond Ratings and Yields: The Role of Institusional Investor and Outside Directors. The Journal of Business. Vol.76(3):455–475. Bursa Efek Indonesia. 2013. Indonesia Bond Market Directory 2013-2014. Jakarta (ID): Indonesia Bond Pricing Agency. Crabtree, A.D., Maher, J.J. 2005. Earning Predictability, Bond Rating and Bond Yields. Review of Qantitative Finance and Accounting. Vol.25(3):233–253. Faerber, E. 2001. Fundamental of The Bond Market. New York (US): McGraw-Hill. Gebhardt, W.R., Hvidkjaer, S., Swaminathan, B. 2003. The Cross-Section of Expected Corporate Bond Returns: Betas or Characteristics? Journal of Financial Economics. Vol.75(1):84–114. Hallerbach, W.G. 2001. Enhanced Bond Return Approximation Using Duration, Convexity and Quasiconvesity. Erasmus Center for Financial Research. Ibrahim, H. 2008. Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan dan DER Terhadap Yield to Maturity. [Tesis]. Semarang (ID). Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Indra, A.Z. 2006. Faktor-Faktor Fundamental Keuangan Yang Mempengaruhi Risiko Saham, Jurnal Bisnis & Manajemen. Vol.2(3):239–256. Kadir, S. 2007. Pengaruh Faktor Struktural dan Fundamental Ekonomi Terhadap Tingkat Imbal Hasil Obligasi Korporasi di Pasar Modal Indonesia. [Disertasi]. Bandung (ID). Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Padjadjaran. Khurana, I.K., Raman, K. 2003. Are Fundamentals Priced in The Bond Market? Contemporary Accounting Research. Vol.20(3):465–494. Kraft, P. 2011. Rating Agency Adjustment to GAAP Financial Statements and Their Effect on Ratings and Bond Yields. Social Science Research Network. Mishkin, F.S. 2007. The Economics of Money, Banking, and Financial Markets. Alternate Edition. New York (US): Pearson Education. Nurfauziah, Setyarini, F.A. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Yield Obligasi perusahaan (Studi Kasus pada Industri Perbankan dan Industri Finansial). Jurnal Siasat Bisnis. Vol.2(9): 241–256.
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
279
Resandy Herlambang, Nunung Nuryartono
Rahardjo, S. 2003. Panduan Investasi Obligasi. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Setyapurnama, Y.S. 2005. Pengaruh Corporate Governance dan Kualitas Audit Terhadap Peringkat dan Yield Obligasi [Tesis]. Semarang (ID). Program Ilmu Akuntansi Universtias Gajah Mada. Sharpe, W.F., Alexander, G.J., Bailey, J.V. 2005. Investasi. Edisi keenam. Jakarta (ID): Indeks Kelompok Gramedia. Siahaan, E.S. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perubahan Harga Obligasi
280
(Studi pada Kelompok Perusahaan Sektor Industri periode 2004-2006) [Tesis]. Semarang (ID). Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Surya, B.A., Nasher, T.G. 2011. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI), Exchange Rate, Ukuran Perusahaan, Debt to Equity Ratio dan Bond Terhadap Yield Obligasi Korporasi di Indonesia. Jurnal Manajemen Teknologi. Vol.10(2):186–195. Ziebart, D.A., Reiter, S.A. 1992. Bond Ratings, Bond Yields and Financial Information. Contempory Accounting Research. Vol.9(1):252–282.
JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME 14 | NOMOR 2 | JUNI 2016