ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN NIKE (Awaous melanocephalus) DI MUARA SUNGAI BONE KOTA GORONTALO Siskawati Usman, Sunarto Kadir, Lia Amalia1
[email protected] Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo. ABSTRAK Analisis Kandungan Logam Berat Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb) Pada Ikan Nike (Awaous melanocephalus) di Muara Sungai Bone Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Sunarto Kadir, Drs., M.Kes dan Pembimbing II Lia Amalia, SKM, M.Kes. Ikan Nike (Awaous melanocephalus) merupakan salah satu ikan yang hidup di muara Sungai Bone yang berpotensi terkontamisi dengan logam berat Merkuri dan Timbal. Konsumsi ikan yang mengandung logam berat menyebabkan berbagai macam gangguan kesehatan. Rumusan masalah yakni apakah ada kandungan logam berat Hg dan Pb dalam ikan Nike. Tujuan penelitian menganalisis kandungan logam berat Merkuri dan Timbal pada ikan Nike. Penelitian ini merupakan penelitian analisis Deskriptif. Dengan mengumpulkan data pengujian laboratorium kemudian dianalisis dengan membandingkan data dengan standar baku mutu ikan. Populasi adalah seluruh ikan Nike hasil tangkapan nelayan dari muara Sungai Bone. Sampel terdiri dari 2 sampel ikan Nike untuk uji kadar Merkuri dan 2 sampel ikan Nike untuk uji kadar Timbal. Sampel berasal dari Jembatan Talumolo dan Kelurahan Pohe. Tehnik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Pengujian kadar Merkuri menggunakan SSA dengan flameless dan untuk kadar Timbal menggunakan SSA dengan graphite furnace. Hasil penelitian menunjukan ikan Nike di muara Sungai Bone positif mengandung logam berat Merkuri dan Timbal. Kadar Merkuri pada ikan Nike masih dalam batas maksimum. Dimana kadar Merkuri pada ikan Nike dari Jembatan Talumolo kadarnya 18 kali lebih tinggi dari Kelurahan Pohe. Sedangkan Kadar Timbal pada ikan Nike dari kedua lokasi sudah melebihi batas maksimum. Kadar Timbal pada ikan Nike dari Kelurahan Pohe 2 kali lebih tinggi dari Jembatan Talumolo. Disarankan kepada masyarakat agar tidak mengkonsumsi ikan Nike dalam jumlah yang besar, dan kepada instansi terkait agar lebih meningkatkan pengawasan terhadap pengelolaan lingkungan. Kata Kunci : Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Ikan Nike (Awaous melanocephalus) 1
Siskawati Usman Pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo, Dr. Sunarto Kadir, Dra., M.Kes. Lia Amalia, S.KM, M.Kes Dosen Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo
Penggunaan logam berat dalam keperluan sehari-hari berarti telah secara langsung maupun tidak langsung atau sengaja maupun tidak disengaja, telah mencemari lingkungan. Logam berat diketahui dapat mengumpul dalam tubuh suatu organisme, dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi. Merkuri dan Timbal merupakan dua macam logam berat yang paling sering mengkontaminasi air (Moersidik, 1999:108). Bureau Of Nutritional Sciences, Food Directorate, Health Products And Food Branch Canada dalam athena (2009:849) mengemukakan bahwa “Dalam perairan dan sedimen, aktivitas bakteri dapat mengubah Merkuri menjadi bentuk organik yaitu metil-Merkuri (CH3Hg), bentuk senyawa ini dapat berdifusi dengan mudah dan berikatan dengan protein biota akuatik termasuk protein jaringan otot ikan”. Hasil laut yang terkontaminasi akan menjadi sebuah ancaman kesehatan serius bagi manusia ketika hasil laut tersebut dikonsumsi manusia. Berdasarkan pengukuran kualitas air yang dilakukan oleh Balai Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi Informasi (Balihristi) Gorontalo pada tahun 2007 bahwa kadar Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb) di muara Sungai Bone yakni masingmasing 0,022 mg/l dan 0,1379 mg/l. Kadar kedua logam berat ini sama-sama sudah melebihi baku mutu kualitas air. Tingginya pencemaran logam berat di Sungai Bone ini berdampak pada biota air termasuk ikan. Ikan dapat mudah tercemar oleh logam berat melalui makanan. Sungai Bone mengalir dari Kabupaten Bone Bolango ke Kota Gorontalo. Sepanjang bantaran Sungai Bone merupakan pemukiman penduduk yang padat, sehingga menyebabkan peningkatan volume limbah domestik ke sungai melalui aliran permukaan. Selain faktor tersebut, juga disekitar hulu Sungai Bone terdapat kegiatan Pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) Mohutango dan Mopuya yang limbahnya masuk ke Sungai Bone. Praktek penambangan emas tanpa ijin dan pemukiman penduduk menjadi bagian yang memperburuk kondisi ini. Kondisi fisik air Sungai Bone bagian tengah sampai ke hilir telah tercemar oleh logam Merkuri (Hg) meskipun demikian air ini masih digunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari. Masyarakat yang tinggal dibantaran Sungai Bone juga pada umumnya membuang limbahnya ke Sungai Bone (Biki, 2011:23-24). Selain Merkuri, pencemaran logam berat Timbal (Pb) di Sungai Bone juga tergolong cukup tinggi, karena sudah melebihi standar baku mutu kadar Timbal dalam air. Keberadaan logam berat yang masih dalam kategori rendah dalam suatu perairan tidak selalu mengindikasikan bahwa kandungan logam berat dalam tubuh ikan juga masih rendah. Menurut Supriharyono dalam simbolon (2010:128) bahwa “kandungan logam berat dalam tubuh organisme di perairan dapat mencapai 100.000 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan logam berat di perairan itu sendiri”. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh lestari (2004:54) diketahui bahwa biota biota perairan seperti crustacea akan mengalami kematian setelah 245 jam, bila pada badan perairan di mana biota itu berada terlarut Pb pada konsentrasi 2,75-49 ppm. Sedangkan biota perairan lainnya , yang dikelompokan dalam golongan insecta akan mengalami kematian dalam rentang waktu yang lebih panjang yaitu antara 168-336 jam, bila pada badan perairan tempat hidupnya terlarut 3,5-64 ppm Pb.
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh wulandari (2012:12) bahwa kandungan Pb dalam tiram relatif lebih tinggi dibandingkan dalam air. Hal ini menunjukan bahwa Pb yang terdapat dalam air terakumulasi dalam tubuh biota tiram. Faktor akumulasi pada setiap jenis biota laut relatif berbeda, hal ini disebabkan oleh perbedaan sifat-sifat biologis (jenis, umur dan fisiologis) masingmasing jenis biota, juga disebabkan oleh perbedaan fisik dan kimia serta aktivitas masing-masing lokasi. Menurut Darmono dalam putra (2013:13) bahwa “Kemampuan organisme ikan dalam mengakumulasi logam berat tersebut kemungkinan berbeda, sesuai jenis logam berat yang terakumulasi dan fungsinya masing-masing. Pada jaringan otot atau daging, pada saluran pencernaan jumlah logam berat yang masuk juga biasanya cukup besar, walaupun persentase absorbsinya relatif kecil. Tetapi pada hati biasanya akumulasi logam berat cukup tinggi dibanding dengan organ lainnya”. Hasil pemantauan yang dilakukan oleh Sarman di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Gorontalo tahun 2013 pada salah satu ikan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat yakni Ikan Tuna, mengandung logam berat Merkuri (Hg) dengan kadar 0,61 ppm. Kadar ini sudah mendekati baku mutu yakni 1,0 ppm. Ikan tuna yang hidupnya di perairan dalam, jauh dari muara sungai yang tingkat pencemarannya lebih tinggi sudah tercemar oleh Merkuri. Hal ini menggambarkan bahwa pencemaran di laut lepas juga sudah tercemar meski masih dibawah baku mutu. Tetapi bagaimana dengan ikan yang hidupnya di muara sungai dengan tingkat pencemaran yang sudah melebihi baku mutu, seperti Ikan Nike. Berdasarkan penjelasan di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang analisis kandungan logam berat Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb) dalam tubuh Ikan Nike di muara Sungai Bone Kota Gorontalo. Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di dua lokasi yakni di muara Sungai Bone Kota Gorontalo untuk pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Propinsi Gorontalo. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 30 April 2014 sampai tanggal 5 Juni 2014. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian analisis deskriptif. Dengan mengumpulkan data pengujian laboratorium kemudian dianalisis dengan cara membandingkan data dengan standar baku mutu ikan. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Ikan Nike hasil tangkapan nelayan dari muara Sungai Bone Kota Gorontalo. Sampel pada penelitian ini terbagi atas 2 yakni sampel Ikan Nike untuk pemeriksaan kadar Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb) sebanyak satu kilogram, dan sampel air untuk pemeriksaan kadar Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb) sebesar satu liter. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu menentukan
sampel dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal. Teknik Analisis Data Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Penyajian data dalam bentuk tabel dan grafik yang disertai penjelasan. Hasil sampel logam berat Merkuri dan Timbal pada ikan dibandingkan dengan nilai ambang batas Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb) yang diperbolehkan, sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (PERKEP BPOM RI) Tahun 2009 tentang penetapan batas maksimum cemaran mikroba dan kimia dalam makanan. Sehingga diperoleh suatu kesimpulan layak tidaknya Ikan Nike hasil tangkapan nelayan di muara Sungai Bone untuk dikonsumsi. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian Berikut adalah hasil Uji Laboratorium kadar merkuri (Hg) dan Timbal (Pb) pada Ikan Nike di Muara Sungai Bone Kota Gorontalo. Pemeriksaan Kadar Merkuri (Hg) Tabel 1. Hasil uji kadar Merkuri (Hg) pada Ikan Nike (Awaous melanocephalus) Batas Maksimum Hasil Pengujian Lokasi Perairan Ket Cemaran Kimia (ppm) (BPOM) Jembatan Talumolo 0,19711 MS 0,5 ppm Kel. Pohe 0,01337 MS Berdasarkan hasil penelitian uji kadar Merkuri (Hg) pada Ikan Nike diketahui bahwa semua sampel yang berasal dari dua lokasi yang berbeda sudah positif mengandung Merkuri namun masih dalam batas yang memenuhi syarat. Dimana kadar merkuri dari dua lokasi pengambilan sampel yaitu perairan Jembatan Talumolo 0,19711 ppm dan perairan Kelurahan Pohe 0,01337 ppm. Tercemarnya Ikan Nike yang ada di muara Sungai Bone oleh logam berat Merkuri karena disekitar sempadan sungai terdapat kegiatan Pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) yang limbahnya masuk ke sungai. Pemeriksaan Kadar Timbal (Pb) Tabel 2. Hasil uji kadar Timbal (Pb) pada Ikan Nike (Awaous melanocephalus) Batas Maksimum Lokasi Perairan Hasil Pengujian (ppm) Ket Cemaran Kimia (BPOM) Jembatan Talumolo 0,35664 TMS 0,3 ppm Kel. Pohe 0,64286 TMS Berdasarkan hasil penelitian uji kadar Timbal (Pb) pada Ikan Nike menunjukan bahwa Ikan Nike yang berasal dari Perairan sekitar Jembatan Talumolo dan Perairan sekitar Kelurahan Pohe sudah tidak memenuhi syarat untuk di konsumsi karena sudah melebihi batas maksimum cemaran logam berat
Timbal (Pb) dalam pangan (BPOM, 2009). Kadar Timbal sampel dari Perairan sekitar Kelurahan Pohe kadarnya 2 kali lebih tinggi dari kadar sampel Perairan sekitar Jembatan Talumolo. Pembahasan Sampel Ikan Nike yang berasal dari Perairan sekitar Jembatan Talumolo kadarnya lebih tinggi dibandingkan dengan sampel Ikan Nike yang diambil dari Perairan sekitar Kelurahan Pohe. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yakni lokasi Perairan sekitar Jembatan Talumolo masih berada ditengah-tengah pemukiman padat sehingga tingkat pencemaran Merkuri (Hg) yang ada di Perairan sekitar Jembatan Talumolo lebih tinggi dibandingkan dengan Perairan sekitar Kelurahan Pohe. Salah satu aktivitas pemukiman padat yang paling banyak menghasilkan limbah merkuri yakni penggunaan cat yang mengandung merkuri. Selain itu di Perairan sekitar Jembatan Talumolo juga merupakan pertemuan antara beberapa sungai yang mengalir dari arah kabupaten Bone Bolango yakni Sungai Bone, Sungai Bolango dan Sungai Tamalate. Dimana menurut Biki (2012) dalam pemantauan status lingkungan hidup provinsi Gorontalo bahwa ketiga sungai ini sudah tercemar oleh Merkuri. Sedangkan kadar Merkuri yang ada di Perairan sekitar Kelurahan Pohe lebih rendah, karena lokasi perairan Perairan sekitar Kelurahan Pohe yang berhadapan langsung dengan Teluk Tomini. Dimana air sungai yang tadinya tercemar oleh Merkuri ketika bercampur dengan air laut maka konesentrasi kadar Merkuri akan menurun. Kadar Timbal sampel dari Perairan sekitar Kelurahan Pohe kadarnya 2 kali lebih tinggi dari kadar sampel Perairan sekitar Jembatan Talumolo. Yakni perairan Kelurahan Pohe 0,01337 ppm sedangkan perairan Jembatan Talumolo 0,19711 ppm. Tingginya kadar Timbal pada sampel Perairan sekitar Kelurahan Pohe disebabkan oleh beberapa faktor yakni tingginya aktivitas nelayan yang menggunakan kapal motor berbahan bakar bensin dan di perairan Perairan sekitar Kelurahan Pohe juga berhadapan langsung dengan pelabuhan barang dengan aktivitas kapal yang tinggi, sehingga menyebabkan pencemaran Timbal di air, baik melalui buangan knalpot maupun ceceran bensin. Sedangkan kadar Timbal di Perairan sekitar Jembatan Talumolo lebih rendah karena beberapa faktor yakni aktivitas nelayan yang ada di Perairan sekitar Jembatan Talumolo tidak terlalu banyak dibandingkan dengan Perairan sekitar Kelurahan Pohe. Selain itu kondisi aliran air di Perairan sekitar Jembatan Talumolo yang cenderung bergerak atau mengalir menyebabkan kontaminasi Ikan Nike oleh Timbal tidak terlalu tinggi seperti di Perairan sekitar Kelurahan Pohe. Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil analisis kadar merkuri (Hg) pada ikan Nike (Awaous melanocephalus) bahwa ikan Nike yang ada di muara Sungai Bone sudah mengandung logam berat merkuri meskipun kadarnya masih dalam batas maksimum cemaran kimia dalam pangan yaitu sampel dari perairan Jembatan Talumolo 0,19711 ppm dan sampel dari perairan Kelurahan Pohe 0,01337 ppm. Sedangkan untuk hasil analisis kadar timbal (Pb) pada ikan nike (Awaous
melanocephalus) sudah melebihi batas maksimum cemaran kimia dalam pangan yaitu sampel dari perairan Jembatan Talumolo 0,35664 ppm dan sampel dari perairan Kelurahan Pohe 0,64286 ppm. Saran Bagi instansi terkait (Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan) agar lebih meningkatkan pengawasan terhadap pengelolaan lingkungan terutama sanksi tegas terhadap masyarakat yang melakukan kegiatan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) dalam hal pembuangan limbah dan melakukan penyuluhan tentang bahaya logam berat Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb) terhadap kesehatan. Serta bagi masyarakat agar lebih peduli terhadap kondisi lingkungan terutama tidak membuang limbah ke sungai supaya dapat menurunkan tingkat pencemaran air. Daftar Pustaka Athena dan Inswiasri. 2009. Analisis Resiko Kesehatan Masyarakat Akibat Konsumsi Hasil Laut Yang Mengandung Merkuri di Kabupaten Kepulauan Seribu,Jakarta. Jurnal ekologi kesehatan Vol 8. No. 1. Biki, R dan Nasruddin. 2012. Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2011. Gorontalo: BALIHRISTI. Lestari dan Edward. 2004. DAMPAK PENCEMARAN LOGAM BERAT TERHADAP KUALITAS AIR LAUT DAN SUMBERDAYA PERIKANAN (STUDI KASUS KEMATIAN MASSAL IKAN-IKAN DI TELUK JAKARTA). Jurnal Makara, Sains, Vol. 8, No. 2. Moersidik, S dan Basuki H. 1999. Analisis Kualitas Air. Jakarta: Universitas Terbuka. Putra, C. 2013. Kandungan Logam Berat Kadmium (Cd) Dan Timbal (Pb) Pada Sedimen, Air Dan Ikan Tembakul (Periophthalmus sp) Di Perairan Dumai). Tesis, Program Pascasarjana Lingkungan, Universitas Riau. Simbolon, D dan Silvanis M.S. 2010. Kandungan Merkuri dan Sianida Pada Ikan Yang Tertangkap Dari Teluk Kao, Halmahera Utara. Jurnal Ilmu Kelautan vol. 15(3) 126-134. Wulandari, E. Dkk. 2012. Kandungan Logam Berat Pb pada Air laut dan Tiram Saccostrea glomerata sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Prigi, Trenggalek, Jawa timur. Jurnal Penelitian Perikanan.