ANALISIS KADAR CHOLINESTERASE DARAH PADA PETANI PENYEMPROT PESTISIDA TANAMAN HORTIKULTURA DI PERKEBUNAN WAWO MATANI KOTA TOMOHON 2017 Claudia E. Horimu*, Odi R Pinontoan*, Rahayu H. Akili* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Pestisida adalah semua zat kimia/bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman serta hasil pertanian memberantas dan mencegah binatang-binatang termasuk serangga yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan program Lingkungan Persatuan Bangsa-Bangsa (UNEP) tahun 2003 menunjukkan bahwa 1-5 juta kasus keracunan pestisida terjadi pada pekerja yang bekerja di sektor pertanian. Sebagian besar kasus keracunan pestisida tersebut terjadi di negara berkembang yaitu sebanyak 20.000 diantaranya berakibat fatal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kadar cholinesterase darah pada petani penyemprot pestisida tanaman hortikultura di Perkebunan Wawo di Kota Tomohon 2017. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik berbaasis laboratorium. Kadar cholinesterase darah didapatkan dari hasil menggunakan alat ukur Tintometer Kit. Sampel diambil secara purposive sampling dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi dengan jumlah 34 petani. Hasil penelitian menunjukkan dari pemeriksaan menggunakan alat ukur Tintometer Kit di Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja Kota Manado terdapat 28 responden (82%) memiliki kadar cholinesterase normal yaitu 9 responden yang memiliki kadar cholinesterase 87,5% dan 19 responden memiliki kadar cholinesterase 100% dan 6 responden (18%) mengalami keracunan ringan. Dapat disimpulkan Bagi petani yang memiliki keracunan ringan untuk beristirahat selama 2 minggu, kemudian dilakukan pemeriksaan kesehatan ulang dan perlu adanya penyuluhan tentang penggunaan pestisida dengan baik dan benar dan dampak dari penggunaan pestisida dan pemakaian alat pelindung diri untuk meminimalisasi resiko terpaparnya pestisida pada petani. Kata Kunci: Kadar Cholinesterase, Petani Penyemprot Pestisida ABSTRACK Pesticides are all chemicals/other substances with microorganisms and viruses used to extirpate or prevent pets and disease which damaging the plants and agricultural product extirpate and prevent animals include insects that can cause the disease for human or animals.The data from WHO and UNEP program of 2003 showed that 1-5 milions cases of pesticide poisoning occured at the workers who work in agricultural sector. Most of the case of poisoning pesticide occured in developing countries as many as 20.000 of them resulted in fatalities. The objective of this research is to measure the blood cholinesterase level in pesticide sprayer of horticulture plants at Wawo Plantation in Matani Tomohon City 2017. This type of research is analytic observational laboratory. The cholinesterase level obtained from the result of using measuring instrument Tintometer Kit. The sample taken by purposive sampling by using inclusive criteria and exclusive with total 34 farmers. The result of this research showed from the examination using measuring instrument Tintometer Kit at Hiperkes Hall and Work Health Manado was 28 respondents (82%) have normal cholinesterase are 9 respondents who have 87% cholinesterase level and 19 respondents have 100% cholinesterase and 6 respondents (18%) had light poisoning. Can be included for the farmers who have light poisoning to take a rest for 2 weeks and then re-checked and need counseling about the use of pesticides and the application of self-protector instrument to minimize the risk of pesticede exposure to the farmer. Keywords: Cholinesterase level, Pesticide Sprayer Farmer
1
penganggu
PENDAHULUAN Penduduk
Indonesia
merupakan
seefektif
dan
secepat
pestisida (Hasibuan, 2015).
penduduk yang sebagian besar bermata
Kontaminasi
pestisida
pada
pencaharian petani sehingga Indonesia
manusia yang masuk ke dalam tubuh
sejak dulu dikenal sebagai negara agraris
dapat menimbulkan dampak negatif
atau negara yang penduduknya bekerja
yaitu terkontaminasinya pestisida dalam
dengan berocok tanam. Berdasarkan
tubuh yang tanda dan gejala awalnya
data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
dapat dirasakan oleh penderita dan juga
yang di olah survei angkatan kerja
dapat
nasional
(Djojosumarto
(Sakernas),
merupakan
pekerjaan
pertanian utama
di
yang
diamati
oleh
orang
2008).
ditimbulkan
Gejala-gejala
bervariasi
dengan
mengalami
digunakan dan gejala yang ditimbulkan
dibandingkan
jenis
yang
tahun 2013 tetapi bidang pertanian
seperti
masih merupakan pekerjaan utama yang
kehilangan
paling
penglihatan kabur, sering lupa dan sulit
banyak
di
Indonesia
yaitu
berjumlah 38,97% (Bargumono, 2016) Penggunaan
kehilangan
apa
sesuai
Indonesia walaupun pada tahun 2014 penurunan
pestisida
lain.
berat
badan,
keseimbangan
tubuh,
berkonsentrasi (Conant dan Fadem,
pestisida
2009).
merupakan salah satu cara para petani
Kecamatan Tomohon Tengah
untuk membasmi hama tanaman dalam
merupakan salah satu kecamatan dari
meningkatkan hasil panen dan kualitas
lima kecamatan yang ada di Kota
tanaman yang tidak mudah rusak dengan
Tomohon. Kecamatan Tomohon Tengah
tidak
dampak
pada umumnya beriklim sejuk sehingga
kesehatan bagi konsumen, lingkungan
memiliki potensi untuk kesuburan tanah
serta petani itu sendiri. Pestisida adalah
khususnya untuk pertanian hortikultura.
mempertimbangkan
bahan racun namun dapat bermanfaat
Perkebunan Wawo merupakan
apabila cara penggunaannya dilakukan
perkebunan yang ada di Kelurahan
secara tepat dan benar. Secara ideal,
Matani Kota Tomohon yang dipakai
semua
bahwa
untuk menanam sayuran para petani
tidak
menggunakan pestisida dengan metode
menggunakan pestisida namun lepas
aplikasi penyemprotan yang merupakan
dari
pekerjaan
pihak
teknologi
menghendaki pengendalian
semua
dampak
negatif
yang
yang
paling
ditimbulkannya, sampai saat ini belum
menimbulkan
ada teknologi pengendalian hama yang
kontaminasi
dapat
ataupun yang lainnya. Berdasarkan hasil
mengendalikan
organisme
2
kontaminasi,
sering
melalui
kulit,
baik inhalasi
wawancara banyak petani yang bekerja
91 orang yang berjenis kelamin laki-
menggunakan pestisida tanpa memakai
laki.
alat pelindung diri seperti masker,
menggunakan
penutup
baju
dengan menggunakan kriteria inklusi
berlengan panjang, celana panjang, kaca
dan eksklusi dengan hasil sebanyak 34
mata, sepatu boot, dan topi. Sering juga
responden. Data yang didapat dari hasil
ada keluhan sakit kepala, pusing dan
pemeriksaan di laboratorium diolah
susah tidur malam setelah bekerja
dengan
menggunakan pestisida dengan jangka
komputer. Analisis yang digunakan
waktu yang lama. Oleh karena itu
adalah analisis univariat. Analisis ini
peneliti tertarik untuk meneliti tentang
dapat
analisis kadar cholinesterase darah pada
cholinesterase
petani penyemprot pestisida tanaman
penyemprot
hortikultura
distribusi frekuensi dan persentasenya
hidung
di
dan
mulut,
Perkebunan
Wawo
Matani Kota Tomohon.
Cara
disajikan
pengambilan purposive
sampel sampling
menggunakan
bantuan
menggambarkan darah
pada
pestisida
dalam
kadar petani
berdasarkan
bentuk
tabel
dan
diuraikan secara narasi. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian
observasional
Penelitian yang dilakukan di Perkebunan
analitik berbasis laboratorium dengan
Wawo Matani Kota Tomohon dengan
pemeriksaan kadar cholinesterase darah
jumlah sampel 34 Responden dengan
pada
menggunakan
ini
adalah
petani
penyemprot
pestisida
alat
Tintometer
Kit
dengan menggunakan alat Tintometer
didapatkan hasil pemeriksaan kadar
Kit.
di
cholinesterase sebanyak 28 responden
Kota
(82%) memiliki kadar cholinesterase
Penelitian
Perkebunan
ini
Wawo
dilakukan Matani
Tomohon pada bulan Maret-Juni 2017.
normal
Populasi dalam penelitian ini sebanyak
mengalami keracunan ringan.
3
dan
6
responden
(18%)
Tabel 1. Hasil pemeriksaan uji kadar cholinesterase darah pada petani penyemprot pestisida tanaman hortikultura dengan menggunakan alat ukur tintometer kit No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Darah 100% 87,5 % 100% 100% 87,5 % 87,5 % 75% 75% 100% 87,5 % 100% 100% 87,5 % 100% 100% 75% 100% 100% 100% 87,5 % 100% 100% 75% 75% 87,5 % 100% 75% 100% 100% 87,5 % 100% 87,5 % 100% 100%
Keterangan Normal Normal Normal Normal Normal Normal Keracunan Ringan Keracunan Ringan Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Keracunan Ringan Normal Normal Normal Normal Normal Normal Keracunan Ringan Keracunan Ringan Normal Normal Keracunan Ringan Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
Tabel 2. Distribusi Responden menurut kadar cholinesterase No. 1 2 3 4
Kaar Cholinesterase 76-100 51-75 36-50 0-25 Total
n 28 6 34
4
% 82% 18% 100%
a.
petani
Karakteristik Responden
sebelum
mengaplikasikan
Penelitian ini dilakukan di Perkebunan
pestisida pada tanaman petani terlebih
Wawo Matani Kota Tomohon yang
dahulu
dilakukan pada bulan April - Juni 2017.
dalam wadah terlebih dahulu sebelum
Responden
ini
dimasukkan ke dalam alat penyemprot
keseluruhannya berjenis kelamin laki-
dengan menggunakan dosis yang telah
laki sebanyak 34 petani. Hampir semua
di anjurkan. Pencampuran pestisida
petani yang ada di Perkebunan Wawo
harus menggunakan pakaian/ peralatan
Matani
penyemprot
pelindung diri salah satu contohnya
pestisida. Pada penelitian ini petani
menggunakan sarung tangan yang kedap
penyemprot pestisida di kategorikan
air saat pencampuran pestisida karena
dalam 5 kelompok umur yaitu umur 26-
saat pencampuran saat itu petani bekerja
35 tahun yaitu 2 responden, umur 36-45
dengan konsentrat berkadar tinggi yang
tahun yaitu 8 responden, umur 46-55
belum diencerkan (Djojosumarto, 2008)
pada
adalah
penelitian
petani
mencampurkan
pestisida
ke
tahun yaitu 8 responden, umur 56-65 tahun yaitu 13 responden dan umur >66
c.
tahun yaitu 3 responden.
Hasil wawancara yang dilakukan pada
Masa kerja para responden yang
34
Saat Penyemprotan
petani
serta
pengisian
lembar
paling banyak yaitu terdapat pada masa
checklist, menunjukkan alat pelindung
kerja ≤ 25 tahun yaitu 19 responden
diri yang paling banyak dipakai adalah
(58%) dan yang paling sedikit terdapat
topi
pada masa kerja > 25 tahun yaitu 15
menggunakan celana panjang yaitu 18
responden (42%).
responden (53%), menggunakan baju
yaitu
22
responden
(65%),
lengan panjang yaitu 17 responden b.
(50%) dan yang menggunakan sepatu
Sebelum Penyemprotan
Hasil wawancara yang dilakukan pada
boot
34
sedangkan dalam penggunaan sarung
petani
serta
pengisian
lembar
yaitu
15
tangan
responden
melakukan
menggunakannya yaitu 20 responden
penyemprotan terdapat 18 responden
(59%), tidak menggunakan masker yaitu
(53%) yang tidak menggunakan sarung
16 responden (47%) dan yang tidak
tangan saat membuka kemasan pestisida
menggunakan
dan 14 responden (41%) yang kadang-
responden (88%). Dalam melakukan
kadang menggunakan sarung tangan.
penyemprotan
Dalam
menggunakan alat pelindung diri untuk
pencampuran
pestisida
para
5
petani
(44%)
checklist, menunjukkan bahwa dari 34 sebelum
banyak
responden
kacamata
pestisida
yang
yaitu
tidak
30
seharusnya
meminimalisasi pestisida masuk dalam
yang
tubuh. Hasil penelitian yang dilakukan
arah
oleh Mufidah (2016) dengan judul
Berdasarkan wawancara dengan petani
hubungan
antara
alat
di Perkebunan Wawo Matani beberapa
pelindung
diri
kadar
petani tidak memperhatikan arah angin
petani
dikarenakan agar waktu penyemprotan
hortikultura di Desa Bumen Kecamatan
tidak terlalu lama dan bisa langsung
Sumowono
searah dengan tanaman yang ada.
cholinesterase
pemakaian dengan
darah
pada
Kabupaten
Semarang
kadang-kadang angin
menunjukkan bahwa secara statistik menyatakan
hubungan
saat
penyemprotan.
Penelitian yang dilakukan oleh
yang
Osang (2016) dengan judul hubungan
alat
antara masa kerja dan arah angin dengan
pelindung diri dan kadar cholinesterase
kadar cholinesterase darah pada petani
darah dengan nilai p-value sebesar
padi pengguna pestisida di Desa Pangian
0,029.
Tengah
bermakna
ada
memperhatikan
antara
Cara
pemakaian
untuk
meminimalisasi
Kecamatan
Passi
Timur
masuknya pestisida dalam tubuh dan
Kabupaten Bolaang Mongondow hasil
terhindar dari keracunan pestisida adalah
yang didapatkan dari uji statistic dengan
menggunakan alat pelindung diri dengan
r= -0,479 dan p= 0,004 dengan α<0,05
lengkap dan benar. Selain kontaminasi
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
lewat kulit, tangan pernapasan dan mata
hubungan yang signifikan antara arah
keracunan
pestisida
angin
semprot yang terhisap melalui hidung
darah.
merupakan salah satu kasus terbanyak
sangatlah
yang pernah ada.
penyemprotan
karena
Hasil
partikel
kadar
cholinesterase
Memperhatikan perlu
arah
angin
diperhatikan
saat
karena
akan
yang
mempengaruhin resiko keracunan akibat
di
pestisida terhirup, mengenai mata atau
Perkebunan Wawo, para petani tidak
kulit kita. Jika menyemprot pestisida
menggunakan alat pelindung diri secara
dengan
lengkap karena ingin mencari mudah
keterpaparan pestisida akan semakin
dan cepat saat bekerja, keterbiasaan
besar dan akan menyebabkan rendahnya
sejak dulu, dan ketidaknyamanan dalam
kadar
penggunaan alat pelindung diri.
mempengaruhi kesehatan yang ada.
dilakukan
Saat
wawancara
dengan
pada
para
petani
penyemprotan
dari
sembarangan
cholinesterase
tingkat
sehingga
akan
34
responden 6 reponden (18%) yang tidak
d.
memperhatikan
Hasil wawancara yang dilakukan pada
arah
angin
saat
penyemprotan dan 5 responden (15%)
34
6
Sesudah Penyemprotan
petani
serta
pengisian
lembar
checklist, menunjukkan bahwa yang
responden (18%) para responden harus
menimbun wadah obat pestisida yang
beristirahat selama 2 minggu dan tidak
habis terpakai didalam tanah hanya 12
boleh bekerja dengan pestisida dan
responden
kemudian
(35%)
dan
yang
perlu
mengulangi
membersihkan diri setelah melakukan
pemeriksaan kesehatannya (Suma’mur
penyemprotan
2009). Petani yang memiliki kadar
yaitu
32
responden
(94%).
cholinesterase 75% atau mengalami Untuk
memusnahkan
wadah
keracunan ringan terdapat 1 responden
pestisida yang telah selesai digunakan
yang memiliki umur 40 tahun dengan
sebaiknya dikumpulkan semua wadah
masa kerja 25 tahun, 1 responden yang
obat yang telah habis terpakai kemudian
memiliki umur 43 tahun dengan masa
buang, bakar wadah atau kemasan yang
kerja 20 tahun, terdapat 2 responden
dari kertas dan plastik dan kemasan dari
dengan umur berbeda yaitu 46 tahun dan
gelas sebaiknya dipecahkan terlebih
48 tahun namun masa kerja sama yaitu
dahulu sebelum dikubur agar wadah
25 tahun, 1 responden yang memiliki
tersebut tidak digunakan untuk hal-hal
umur 63
lainnya seperti untuk tempat makanan
responden yang memiliki
dan minuman (Djojosumarto, 2008).
tahun dengan masa kerja 21 tahun. Pada
masa kerja 7 tahun, dan 1 umur 64
penelitian ini semakin bertambah umur e.
Hasil Pemeriksaan Kadar
dan masa kerja semakin lama tidak
Cholineterase Darah
mempengaruhi
Berdasarkan
hasil
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Tintometer Kit yang dilakukan oleh
Rahmawati dan Martiana (2014) tentang
Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja
pengaruh faktor karakteristik petani dan
Manado dari jumlah 34 sampel darah
metode penyemprotan terhadap kadar
petani penyemprot pestisida diperiksa
kolinesterase bahwa hasil analisis yang
secara
kadar
didapat dengan menggunkan regresi
cholinesterase 76-100 atau yang masih
linier didapatkan nilai signifikan 0,194
normal terdapat 28 responden (82%)
yang berarti tidak ada pengaruh antara
para petani masih boleh terus bekerja
umur dengan kadar kolinesterase. Pada
namun perlu mengulangi pemeriksaan
hasil wawancara dengan petani di
kesehatan dalam waktu dekat sedangkan
perkebunan Wawo umur juga tidak
petani
mempengaruhi
yang
alat
cholinesterase.
ukur
kualitatif
dari
kadar
terdapat
memiliki
kadar
kadar
cholinesterase
cholinesterase 51-75 yang merupakan
dikarenakan saat penyemprotan para
adanya keracunan ringan terdapat 6
petani tidak menggunkan alat pelindung
7
diri serta tidak memperhatikan arah
melawan
angin sedangkan terdapat responden
p=0,039 (95% CI=0,132 – 0,867) dan
yang memiliki umur 69 tahun dan 70
OR 0,339 sehingga ada hubungannya
tahun dengan masa kerja >45 namun
antara
masih memiliki kadar cholinesterase
melawan arah angin dengan keracunan
normal dikarenakan saat penyemprotan
petisida.
petani
alat
kepada para petani 28 responden yang
pelindung diri secara lengkap dan selalu
kadar cholinesterase normal, para petani
memperhatikan arah angin.
saat
tersebut
menggunakan
Hasil penelitian yang dilakukan
arah
cara
angin
dengan
penyemprotan
Berdasarkan
nilai
dengan
wawancara
penyemprotan
rata-rata
menggunakan alat pelindung diri hampir
oleh Budiawan (2013) dengan judul
lengkap dan memperhatikan arah angin.
faktor risiko cholinesterase rendah pada
Pemeriksaan
cholinesterase
petani bawang merah didapatkan hasil
darah memiliki tujuan untuk mengetahui
yaitu p value sebesar 1,000 yang berarti
tingkat pemaparan akibat penggunaan
p
pestisida. Pemeriksaan cholinesterase
value
lebih
(1,000>0,05)
besar
sehingga
dari Ha
0,05 ditolak
berguna
untuk
mendeteksi
dengan demikian tidak ada hubungan
kontaminasi
antara masa kerja dengan cholinesterase
pestisida yang bekerja dengan cara
petani bawang merah.
menghambat
Sebanyak mengalami
6
petani
keracunan
cholinesterase
hal
karbamat. Dampak terhadap kesehatan dalam
membuka
terus-menerus
larutan
enzim
oleh
contohnya senyawa organofosfat dan
tersebut dikarenakan mulai pada saat
pembuatan
disebabkan
yang
ringan
kemasaan
yang
tingkat
pestisida,
akan
pestisida
secara
mengakibatkan
saat
keracunan. Dampak dari penyakit kronis
penyemprotan pestisida petani tersebut
akibat pestisida yaitu kerusakan paru-
saat penyemprotan 5 responden tidak
paru, kanker, kerusakan hati, kerusakan
memperhatikan
sistem saraf dan kerusakan sistem
arah
sampai
penggunaan
angin
dan
1
responden hanya kadang-kadang. Hasil
kekebalan (Conant dan Fadem, 2009).
penelitian yang dilakukan oleh Suparti, Anies
dan
Setiani
(2016)
tentang
KESIMPULAN
beberapa faktor risiko yang berpengaruh
Berdasarkan
terhadap kejadian keracunan pestisida
dilakukan di Perkebunan Wawo Matani
pada
resiko
Kota Tomohon, dari 34 responden yang
pestisida
ada maka dapat disimpulkan bahwa
penyemprotan
terdapat 28 responden (82%) memiliki
petani
terjadinya dikarenakan
bahwa
faktor
keracunan saat
8
hasil
penelitian
yang
kadar cholinesterase dan terdapat 6
ex.php/kemas) (diakses tanggal 14
responden (18%) mengalami keracunan
Maret 2017)
ringan.
Conant J, Pam F. 2009. Panduan Masyarakat
Bagi
petani
memiliki
Djojosumarto, P. 2008. Pestisida dan
keracunan ringan untuk beristirahat
Aplikasinya. Jakarta :Agromedia
selama
Pustaka.
2
yang
minggu,
kemudian
dilakukan pemeriksaan kesehatan
Hasibuan,
ulang. 2.
Perlu adanya penyuluhan tentang
2015.
Insektisida.
pestisida
Mufidah, AR. 2016. Hubungan Antara
dan
Pemakaian Alat Pelindung Diri
pencegahan dampak penggunaan
Dengan
pestisida harus ditingkatkan agar
Darah Pada Petani Hortikultura
masyarakat
Di
tetap
terjamin
kesehatannya.
4.
R.
Yogyakarta : Plantaxia.
penggunaan
3.
Kesehatan
Lingkungan. Bandung
SARAN 1.
Untuk
Perlu
Kadar
Desa
Cholinesterase
Bumen
Kecamatan
Sumowono Kabupaten Semarang.
adanya
pemeriksaan
Program
Studi
Kesehatan
cholinesterase selanjutnya secara
Masyarakat.
rutin kepada para petani minimal
(http://perpusnwu.web.id/karyail
satu tahun sekali.
miah/documents/4966.pdf)
Saat
melakukan
penyemprotan
(Online)
(diakses tanggal 21 Maret 2017)
harus menggunakan alat pelindung Osang, AR. 2016. Hubungan Antara
diri (masker)
Masa Kerja Dan Arah Angina DAFTAR PUSTAKA Bargumono,
H.
2016.
Pertanian
Organik
Solusi
Pertanian.
Yogyakarta:
Kadar
Cholinesterase
Darah
pada
Petani
Pengguna
Alternatif
Pangian
Global
Pestisida Tengah
di
Padi Desa
Kecamatan
Passi Timur Kabupaten Bolaang
Pustaka Utama
Mongondow.
Budiawan, AR. 2013. Faktor Risiko Cholinesterase
dengan
Rendah
PHARMACON
Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT.
pada
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Petani Bawang Merah. Jurnal
Universitas Samratulanggi. Vol. 5
KEMAS 8 (2): 203. (Online)
No. 2 Mei 2016: 154-155.(online)
(http://journal.unnes.ac.id/nju/ind
(https://ejournal.unsrat.ac.id/index .php/pharmacon/article/view/1218 9
3/11763)
(diakses tanggal 14
Sembel,
Maret 2017)
Faktor
Suma’mur,
Karakteristik
Journal
PK.
2009.
Higiene
Jakarta: CV Sagung Ceto
Terhadap Kadar Kolinesterase. Indonesian
Toksikologi
Perusahaan dan Kesehatan Kerja.
Petani dan Metode Penyemprotan
The
2015.
Lingkungan. Yogyakarta: ANDI.
Rahmawati, YD. Martiana, T. 2014. Pengaruh
DT.
Suparti, S. Anies. Setiani, O. 2016.
of
Beberapa Faktor Risiko yang
Occupational Safety, Health and
Berpengaruh terhadap Kejadian
Environment. Fakultas Kesehatan
Keracunan Pestisida pada Petani.
Masyarakat Universitas Airlangga.
Jurnal Pena Medika. Universitas
Vol.1, No. 1 Jan-April 2014: 89.
Pekalongan.
(Online)
Desember 2016: 134. (Online)
(http://journal.unair.ac.id/downloa
(http://jurnal.unikal.ac.id/index.ph
d-fullpapers-
p/medika/article/view/397/355)
kklk95ff2217582full.pdf)
(diakses tanggal 21 Maret 2017)
(diakses tanggal 21 Maret 2017)
10
Vol.
6,
No.
2,