Analisis Jarak Aman Terhadap Dosis Radiasi Hambur Pada Pemeriksaan Radiografi Thorax AP Di Unit ICU Rumah Sakit “X” Tahun 2012 Analysis of Safe Distance against Radiation Dose Scattering On Thorax AP Radiography Examination in the Unit ICU at Hospital “X” on 2012
Pratama Kurnia Wisnubrata Jurusan Kesehatan Masyarakat
Abstrak Dalam pemanfaatan radiasi pengion khususnya di bidang medis, sinar – x sangat berperan sekali dalam proses penegakan diagnosa. namun dalam penggunaanya harus dilandasi dengan prinsip ALARA (as low as reasonably achievable), yakni bahwa suatu nilai paparan dosis radiasi yang diterima didalam pemanfaatan sinar-x adalah harus sekecil mungkin dan dapat dipertanggung jawabkan. Sesuai dengan ketentuan BAPETEN Pemeriksaan radiologi seharusnya pada ruang tertutup dan telah di lengkapi oleh sistem proteksi radiasi. Pada hasil observasi di Rumah Sakit X bahwa terdapat pemeriksaan radiografi di unit Intensive Care Unit dan tidak terdapat sistem proteksi radiasi hal ini tidak sesuai dengan ketentuan BAPETEN. Maka Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jarak aman terhadap dosis radiasi hambur yang ditimbulkan dari pemeriksaan radiografi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa pada radius jarak 100, 200, 300, 400, centi meter jika melakukan pemeriksaan radiografi Thorax AP di Unit ICU Tanpa Proteksi radiasi dinyatakan tidak aman karena melebihi Nilai Ambang Batas ( NBD) BAPETEN yaitu 0.001 mSv/h. Selain petugas radiographer dilarang berada di ruangan pada saat pemeriksaan. Pemeriksaan
radiografi Thorax AP di ICU sebaiknya menggunakan kaidah proteksi radiasi yaitu Jarak, Perisai , dan Waktu. Kata Kunci : Dosis Radiasi Hambur Abstract In particular the use of ionizing radiation in the medical field, x - ray was instrumental in the process of establishing the diagnosis at all. But its use should be based on the principle of ALARA (as low as reasonably achievable), namely, that the value of exposure to the radiation dose received in the use of x-rays is to be as small as possible, and reliable. In accordance with the provisions BAPETEN radiological examination should be in a confined space and have been completed by the radiation protection system. In the observation at Hospital X that there radiographs in the Intensive Care Unit of the unit and there is no system of radiation protection it is not in accordance with the provisions BAPETEN. So the purpose of this study was to determine the safe distance of the scattered radiation dose resulting from radiographic examinations such. This study used quantitative methods with cross sectional approach. The results of this study show that the radius distance of 100 cm, 200 cm, 300 cm, 400 cm, at the time of Thorax AP radiographs in the ICU Unit without Radiation protection declared unsafe because it exceeds Universitas Indonesia 1
Analisis jarak..., Pratama Kurnia Wisnubrata, FKM UI, 2013
the Threshold Limit Value (TLV) BAPETEN the 0.001 mSv / h. Besides radiographer officers banned from the room at the time of inspection. Thorax AP radiographs in the ICU should use the principles of radiation protection are distance, shielding, and time. Key Word : Dose of Scattered Radiation Pendahuluan Dalam dunia kesehatan khususnya Radiologi pada dewasa ini sangat perkembang pesat dan sangat membantu sekali dalam menegakkan diagnosa sehingga para dokter dapat mengambil keputusan yang tepat guna meningkatkan kualitas hidup seseorang. Namun perkembangan Ilmu radiologi ini menemui tantangan yang cukup mendasar karena sebagian besar modalitas radiologi menggunakan radiasi pengion yang kita ketahui merupakan salah satu hazard fisika yang menimbulkan efek terhadap manusia dan lingkungan sekitar sumber radiasi. Di Indonesia pemanfaatan sumber radiasi untuk keperluan medis telah diatur dalam Undang-Undang No 10 Tahun 1997 Tentang Ketenaganukliran karena pemanfaatannya selain dapat membantu dalam melakukan menegakkan diagnosa atau perkembangan teknologi keilmuan yang menggunakan tenaga nuklir disisi lain efek radiasi dari pemanfaatan tersebut juga dapat menimbulkan kerusakan bagi manusia dan lingkungan sehingga perlu adanya regulasi bagi pemanfaatan tenaga nuklir tersebut sehingga effektif dan tepat sasaran dalam penggunaannya. Dalam perjalannya perkembangan teknologi pemanfaatan sumber radiasi pengion perubahan dan penggantian regulasi agar sesuai dengan kebutuhannya pemerintah mengengeluarkan Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2007 Tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan Kesehatan terhadap radiasi pengion sebagai pelaksanaan ketentuan pasal 16 Undang – Undang No 10 Tahun 2000 tentang Ketenaganukliran, sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi karena sifatnya sebagai pembuat kepurusan keselamatan bagi manusia. Dalam pemanfaatan radiasi pengion khususnya di bidang medis, sinar – x sangat berperan sekali dalam proses penegakan diagnosa. namun dalam penggunaanya harus dilandasi dengan prinsip ALARA (as low as reasonably achievable), yakni bahwa suatu nilai paparan dosis radiasi yang diterima didalam pemanfaatan sinar-x adalah harus sekecil mungkin dan dapat dipertanggung jawabkan. Nilai paparan dosis yang dimaksudkan didalam peraturan ini adalah berlaku untuk pekerja radiasi maupun masyarakat umum (pasien) yang masing-masing besarnya ditentukan di dalam keputusan kepala BAPETEN Nomor 01/KaBAPETEN/V-99. Pada Rumah Sakit X mempunyai peralatan radiodiagnostik yang mempunyai spesifikasi teknologi terkini dan sangat menunjang sekali dalam pemeriksaan terhadap pasien. Baik pasien rawat jalan maupun rawat inap. Pada perjalannya ada beberapa katagori pasien yang mendapatkan perlakuan khusus misalnya pasien emergency, Intensive Care Unit dan Intensive Cardiac Care Unit di karenakan keterbatasan pasien untuk mobilisasi . jadi untuk melakukan pemeriksaan radiologi harus menggunakan X-Ray Mobile untuk menjangkau pasien dan meminimalisir pergerakan pasien. Namun jika melakukan pemeriksaan tersebut diluar unit radiologi ada beberapa kaidah yang dilanggar dari prinsip ALARA (as low as reasonably achievable) dikarenakan radiasi tidak diproteksi dengan perisai . kegunaan perisai radiasi adalah agar pasien dan petugas kesehatan disekitar sumber tidak terpapar . namun hal tersebut dapat dikendalikan dengan jarak terhadap pasien yang tidak dilakukan pemeriksaan radiologi tapi faktor desain ruangan yang tidak memungkinkan. Pada hasil pengamatan bulan November 2012 terdapat adanya ketidak kesesuaian pemeriksaan radiologi. Seharusnya pada pemeriksaan radiologi dengan menggunakan radiasi pengion harus dilaksanakan pada tempat tertutup dan telah dilengkapi sistem proteksi radiasi yang telah ditetapkan oleh BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) . namun
Analisis jarak..., Pratama Kurnia Wisnubrata, FKM UI, 2013 Universitas Indonesia 2
terdapat permintaan dari ruang ICU untuk melakukan tindakan pemeriksaan radiologi dengan tidak dilengkapi sistem proteksi radiasi dikarenakan pertimbangan keselamatan pasien yang tidak dapat melakukan mobilisasi dan ketergantungan pada penggunaan alat penunjang yang lain seperti Ventilator. Sehingga perlu Analisis pengukuran radiasi hambur pada pemeriksaan dengan menggunakan radiasi pengion yaitu Sinar – X di Uni ICU (Intensive Care Unit).
b. Antara Bed 1 dan Bed 3 c. Antara Bed 1 dan Nurse Station 2. Sumber diletakan pada BED 2 dan titik pengukurannya : a. Antara Bed 2dan Bed 1 b. Antara Bed 2 dan Bed 3 c. Antara Bed 2 dan Nurse Station 3. Sumber diletakan pada BED 3 dan titik pengukurannya : a. Antara Bed 3dan Bed 1 b. Antara Bed 3 dan Bed 3 c. Antara Bed 3 dan Nurse Station
Metode Desain penelitian yang digunakan padapenelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain observasional melalui pendekatan cross sectional. Data dikumpulkan dengan cara observasi lingkungan serta pengukuran radiasi hambur dengan meggunakan survey meter dan Phantom (media air ). Arah Tabung: Vertikal Faktor Eksposi : 70 Kv dan 10.5 mAs Kolimasi : 43 cm x 30 cm Titik sampling pengukuran dilakukan pada jarak 1 meter,2 meter, 3 meter ,4 meter dan 5 meter kearah Positif , Negatif , A dan B. (Lihat keterangan Gambar 1)
Gambar 1 Daerah titik sampling Titik Sampling Di Ruangan Intensive Care Unit Pengukuran radiasi hambur pada ruang ICU yaitu ada 3 titik sumber radisi: 1. Sumber diletakan pada BED 1 dan titik pengukurannya : a. Antara Bed 1 dan Bed 2
Gambar 2 Desain Ruangan ICU
Hasil Pada Pesawat Mobile X-ray (Satuan Unit mR/h) Cara penghitungannya adalah : Penghitungan pada jarak 100 meter dari sumber radiasi tertera pada layar survey meter sebesar : 5.0 x 10 mR/h hasil tersebut telah dikali dengan faktor kalibrasi 0.80 yaitu radiasi alam atau Background Radiation, dan di konversikan ke miliSivert, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut : 50 mR/h = 0.5 mSv/h 100 Karena satuan umum di Indonesia yang sering digunakan adalah milisievert per hour (mSv/h) (SK Kepala Bapetan No. 01/Ka. BAPETEN/V1999)
Analisis jarak..., Pratama Kurnia Wisnubrata, FKM UI, 2013 Universitas Indonesia 3
Berikut adalah hasil dan jarak : Jarak (+) (-) /Titik 100 50 40 cm 200 30 28 cm 300 9 8 cm 400 1 2 cm 500 0.08 0.05 cm
pengukuran pada titik A
B
42
39
Ratarata 42.75
27
15
25
5
4
6.5
2
1
1.5
0.02
0.02
0.0425
Tabel 1. Hasil Pengukuran Jarak terhadap dosis radiasi hambur (mR/h) Setelah di konversi menjadi mSv/h ( 1mSv= 100mR )
Jara k
100 cm 200 cm 300 cm 400 cm 500 cm
Rata – rata (mR/h ) 42.75
Ratarata (mSv/h)
0.4275
Setelah Proteksi Radiasi Shieldin Apron Pb g 0.0002137 0.004275 5
0.25
0.0025
0.000125
0.065
0.00065
0
0.015 0.00042 5
0.00015
0
0
0
Gambar 3. Mapping Jarak Aman Terhadap Dosis Radiasi Hambur Tanpa Proteksi Setalah mendapatkan hasil jarak aman terhadap dosis radiasi hambur tanpa proteksi maka kita juga dapat membuat gambaran atau mapping setelah di reduksi menggunakan shielding dan apron Pb.
25 6.5 1.5 0.0425
Tabel 2 Hasil Konversi Setalah dilakukan penghitungan rata dosis radiasi hambur secara radial pada setiap jarak yang ditentukan maka kita dapat membuat gambaran seberapa jauh jarak aman tanpa menggunakan sistem proteksi radiasi dan berikut hasil gambarannya atau mapping radiasi hambur per meter.
Gambar 4. Mapping Jarak Aman Terhadap Dosis Radiasi Hambur Dengan Proteksi Pada pengamatan secara observasional dan dokumentasi bahawa proses pelaksanaan foto thorax AP di ruang ICU tidak memenuh isyarat karena tidak adanya shielding atau penahan radiasi dan jarak antar bed pasien hanya 2 meter. Tidak adanya sign atau tanda radiasi dan lampu indikator jika akan dilakukan pemeriksaan radiografi di ruang ICU. Pada pengamatan observasional luas ruangan ICU 20 meter X 20 Meter = 400 m2 dan berada pada lantai 2. Dan fungsi –fungsi ruangan sebagai berikut :
Analisis jarak..., Pratama Kurnia Wisnubrata, FKM UI, 2013 Universitas Indonesia 4
Ruang Observasi Pada ruangan ini terdapat 1 meja Nurse station dan 3 Bed utama pasien dan pada setiap bed sering dilakukan pemeriksaan radiografi Thorax AP dan selanjutnya kita akan menilai jarak aman terhadap dosis radiasi hambur yang akan kita ukur sebanyak 3 titik sumber radiasi 1. Ruang Isolasi Pada ruangan ini hanya terdapat 1 (satu) bed observasi diperuntukan untuk kasus penyakit tertentu misalnya penyakit menular. Pada ruang isolasi ini tidak ada pengukuran radiasi karena hanya 1 (satu) bed observasi dan sekitarnya telah dilapisi tembok setebal 30 cm. 2. Ruang kerja dokter Pada ruangan terdapat dibelakang dari bed utama atau ruang observasi tetapi tidak dilakukan pengukuran dikarenakan sudah terhalang tembok setebal 30 cm. (Lihat Gambar 2. Desain Ruangan ICU) Hasil Mapping Jarak Aman Terhadap Dosis Radiasi Hambur Di Ruang ICU Tanpa Proteksi Hasil Pengukuran Jarak Aman Pada Sumber Radiasi di BED 1Tanpa Proteksi Pada pengamatan Obsevasi dan dokumentasi deketahui bahwa : Pengamatan Jarak Dosis Radiasi Hambur Antara BED 1 dan 200 0.25 mSv/h BED 2 cm Antara BED 1 dan 300 0.065 BED 3 cm mSv/h Antara BED 1 dan 400 0.015 Nurse Station cm mSv/h Tabel 3. Hasil Pengamatan BED 1 Tanpa Proteksi
Gambar 5. Mapping BED 1Tanpa Proteksi Hasil Pengukuran Jarak Aman Pada Sumber Radiasi di BED 2 Tanpa Proteksi Pada pengamatan Obsevasi dan dokumentasi deketahui bahwa : Pengamatan Jarak Dosis Radiasi Hambur Antara BED 2 dan 200 0.25 mSv/h BED 1 cm Antara BED 2 dan 200 0.25 mSv/h BED 3 cm Antara BED 2 dan 400 0.015 Nurse Station cm mSv/h Tabel 4 .Hasil Pengamatan BED 2 Tanpa Proteksi
Gambar 6. Mapping BED 2 Tanpa Proteksi
Analisis jarak..., Pratama Kurnia Wisnubrata, FKM UI, 2013 Universitas Indonesia 5
Hasil Pengukuran Jarak Aman Pada Sumber Radiasi di BED 3 Tanpa Proteksi Radiasi Pada pengamatan Obsevasi dan dokumentasi deketahui bahwa : Pengamatan Jarak Dosis Radiasi Hambur Antara BED 3 dan 300 0.065 BED 1 cm mSv/h Antara BED 3 dan 200 0.25 mSv/h BED 2 cm Antara BED 3 dan 400 0.015 Nurse Station cm mSv/h Tabel 4. Hasil Pengamatan BED 3 Tanpa Proteksi
Gambar 7. Mapping BED 3 Tanpa Proteksi Hasil Mapping Jarak Aman Terhadap Dosis Radiasi Hambur Di Ruang ICU Dengan Proteksi Hasil Pengukuran Jarak Aman Pada Sumber Radiasi di BED 1 Dengan Proteksi Pada pengamatan Obsevasi dan dokumentasi deketahui bahwa : Pengamatan Jarak Dosis Radiasi Hambur Antara BED 1 200 0.025 dan BED 2 cm mSv/h Antara BED 1 300 0.00065 dan BED 3 cm mSv/h Antara BED 1 400 0.00015 dan Nurse Station cm mSv/h Tabel 5. Hasil Pengamatan BED 1 Dengan Proteksi
Gambar 8. Mapping BED 1 Dengan Proteksi Hasil Pengukuran Jarak Aman Pada Sumber Radiasi di BED 2 Dengan Proteksi Pada pengamatan Obsevasi dan dokumentasi deketahui bahwa : Pengamatan Jarak Dosis Radiasi Hambur Antara BED 2 dan 200 0.025 BED 1 cm mSv/h Antara BED 2 dan 200 0.025 BED 3 cm mSv/h Antara BED 2 dan 400 0.0015 Nurse Station cm mSv/h Tabel 6. Hasil Pengamatan BED 2 dengan Proteksi
Gambar 9. Mapping BED 2 Dengan Proteksi Hasil Pengukuran Jarak Aman Pada Sumber Radiasi di BED 3 Dengan Proteksi
Analisis jarak..., Pratama Kurnia Wisnubrata, FKM UI, 2013 Universitas Indonesia 6
Pada pengamatan Obsevasi dan dokumentasi deketahui bahwa : Pengamatan
Jarak
Dosis Radiasi Hambur 0.00065 mSv/h 0.025 mSv/h
Antara BED 3 300 dan BED 1 cm Antara BED 3 200 dan BED 2 cm Antara BED 3 400 0.00015 dan Nurse cm mSv/h Station Tabel 7. Hasil Pengamatan BED 3 Dengan Proteksi
Gambar 10. Mapping BED 3 Dengan Proteksi Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan dan dokumentasi mengenai jarak aman terhadap dosis radiasi hambur yang dianjurkan dalam Nilai Ambang Batas (NAB) yang tercantum dalam SK Kepala Bapetan No. 01/Ka. BAPETEN/V-1999 yaitu 0.001 mSv/h adalah sebagai berikut :
Analisis Jarak Aman Terhadap Dosis Radiasi Hambur Tanpa Proteksi Radiasi Jarak
Rata – rata (mR/h)
Rata-rata (mSv/h)
100 cm 200 cm 300 cm 400 cm
42.75
0.4275
0.001
25
0.25
0.001
6.5
0.065
0.001
1.5
0.015
0.001
500 cm
0.0425
0.000425
0.001
NAB (mSv/h)
Analisis Kesesuaian Keterangan Kesesuaian
Lebih dari NAB Lebih dari NAB Lebih dari NAB Lebih Sedikit dari NAB Kurang dari NAB
Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Sesuai
Tabel 8. Analisis Jarak Aman pada pesawat mobile X-ray Tanpa Proteksi Radiasi Dari hasil yang didapat bahwa masih adanya dosis radiasi hambur yang melebihi Nilai Ambang Batas yang ditetepkan oleh BAPETEN yakni 0.001 mSv/h yang tercantum pada SK Kepala Bapetan No. 01/Ka. BAPETEN/V-1999 pada jarak 100 cm hingga 400 cm maka harus perlu direduksi agar risiko dari bahaya dosis radiasi hambur tidak melebihi Nilai Ambang Batas yang telah ditetetapkan oleh BAPETEN. Jika pemeriksaan radigrafi pada rontgen thorax ditempat tetap dilakukan maka risiko dari bahaya radiasi hambur ini akan menimbulkan dampak kerugian Fisik bagi pasien yang tidak dilakukan pemeriksaan karena harus menerima radiasi hambur. Bagi petugas radiasi dan petugas kesehatan juga sangat berbahaya karena mereka memiliki frekuensi dan intensitas yang sering untuk melakukan pemeriksaan ini.
Analisis jarak..., Pratama Kurnia Wisnubrata, FKM UI, 2013 Universitas Indonesia 7
Analisis Jarak Aman Terhadap Dosis Radiasi Hambur Dengan Proteksi Radiasi Jarak
100 cm 200 cm 300 cm 400 cm 500 cm
Rata – rata (mR/h)
Ratarata (mSv/h)
Setelah Proteksi Radiasi Shielding Apron Pb
0.4275
0.004275
0.00021375
0.25
0.0025
0.000125
0.065
0.00065
0
0.015
0.00015
0
42.75 25
Analisis Kesesuaian NAB (mSv/h) 0.001
1.5 0.0425 0.000425
0
Apron Pb Sesuai Sesuai
0.001
Tidak Sesuai Tidak sesuai Sesuai
0.001
Sesuai
Sesuai
0.001
Sesuai
Sesuai
0.001
6.5
Shielding
Sesuai
0
Tabel 9. Analisis Jarak Aman pada pesawat mobile X-ray DenganProteksi Radiasi Dari hasil yang didapat setalah mendapat perlakuan proteksi radiasi dengan menggunakan Shielding dan Apron Pb maka Dosis radiasi telah direduksi menjadi aman di titik 300 cm tetapi masih sedikit tidak aman pada titik 200 cm jika menggunakan shielding akan lebih efektif lagi dengan menggunakan Apron berlapis Pb karena hasilnya sesuai dengan Nilai Ambang Batas. Analisis Jarak Aman Terhadap Dosis Radiasi Hambur Di Ruang ICU Tanpa Proteksi Radiasi Hasil Pengukuran Jarak Aman Pada Sumber Radiasi di BED 1 Pada pengamatan Obsevasi dan dokumentasi deketahui bahwa : Pengamatan
Jarak
Dosis Radiasi Hambur
Analisis Kesesuaian NAB Ket Kesesuaian (mSv/h)
Antara BED 1 dan BED 2 Antara BED 1 dan BED 3 Antara BED 1 dan Nurse Station
200 cm
0.25 mSv/h
0.001
Lebih dari NAB
Tidak Sesuai
300 cm
0.065 mSv/h
0.001
Lebih dari NAB
Tidak Sesuai
400 cm
0.015 mSv/h
0.001
Lebih dari NAB
Tidak Sesuai
Dari hasil pengamatan diatas didapat bahwa pemeriksaan yang dilakukan tanpa menggunakan sistem proteksi radiasi masih tidak sesuai dan cenderung diatas Nilai Ambang Batas baik antara BED 1 dengan BED 2 , BED 1 dengan Bed 3, BED 1 dan Area Nurse Station, maka daripada itu pemeriksaan radiografi thorax AP tanpa proteksi radiasi jangan dilakukan lagi. Hasil Pengukuran Jarak Aman Pada Sumber Radiasi di BED 2 Pada pengamatan Obsevasi dan dokumentasi deketahui bahwa : Pengamatan
Jarak
Antara BED 2 dan BED 1 Antara BED 2 dan BED 3 Antara BED 2 dan Nurse Station
200 cm
Dosis Radiasi Hambur 0.25 mSv/h
200 cm
0.25 mSv/h
400 cm
0.015 mSv/h
Analisis Kesesuaian NAB Ket Kesesuaian (mSv/h) 0.001 Lebih Tidak dari Sesuai NAB 0.001 Lebih Tidak dari Sesuai NAB 0.001 Lebih Tidak dari Sesuai NAB
Tabel 11. Hasil Pengamatan BED 2 Tanpa Proteksi Dari hasil pengamatan diatas didapat bahwa pemeriksaan yang dilakukan tanpa menggunakan sistem proteksi radiasi masih tidak sesuai dan cenderung diatas Nilai Ambang Batas baik antara BED 2 dengan BED 1 , BED 2 dengan Bed 3, BED 2 dan Area Nurse Station, maka daripada itu pemeriksaan radiografi thorax AP tanpa proteksi radiasi jangan dilakukan lagi.
Tabel 10. Hasil Pengamatan BED 1 Tanpa Proteksi
Analisis jarak..., Pratama Kurnia Wisnubrata, FKM UI, 2013 Universitas Indonesia 8
Hasil Pengukuran Jarak Aman Pada Sumber Radiasi di BED 3 Pada pengamatan Obsevasi dan dokumentasi deketahui bahwa : Pengamatan
Jarak
Dosis Radiasi Hambur
Analisis Kesesuaian NAB Ket Kesesuaian (mSv/h)
Antara BED 3 dan BED 1 Antara BED 3 dan BED 2 Antara BED 3 dan Nurse Station
300 cm
0.065 mSv/h
0.001
Lebih dari NAB
Tidak Sesuai
200 cm
0.25 mSv/h
0.001
Lebih dari NAB
Tidak Sesuai
400 cm
0.015 mSv/h
0.001
Lebih dari NAB
Tidak Sesuai
Dari hasil yang didapat setalah mendapat perlakuan proteksi radiasi dengan menggunakan Shielding dan Apron Pb maka Dosis radiasi telah direduksi menjadi aman di titik 300 cm tetapi masih sedikit tidak aman pada titik 200 cm jika menggunakan shielding akan lebih efektif lagi dengan menggunakan Apron berlapis Pb karena hasilnya sesuai dengan Nilai Ambang Batas. Hasil Pengukuran Jarak Aman Pada Sumber Radiasi di BED 2 Dengan Proteksi
Tabel 12. Hasil Pengamatan BED 3 Tanpa Proteksi Dari hasil pengamatan diatas didapat bahwa pemeriksaan yang dilakukan tanpa menggunakan sistem proteksi radiasi masih tidak sesuai dan cenderung diatas Nilai Ambang Batas baik antara BED 2 dengan BED 1 , BED 2 dengan Bed 3, BED 2 dan Area Nurse Station, maka daripada itu pemeriksaan radiografi thorax AP tanpa proteksi radiasi jangan dilakukan lagi. Analisis Jarak Aman Terhadap Dosis Radiasi Hambur Di Ruang ICU Dengan Proteksi Radiasi Hasil Pengukuran Jarak Aman Pada Sumber Radiasi di BED 1 Dengan Proteksi
Tabel 14. Hasil Pengamatan Bed 2 dengan Proteksi Dari hasil yang didapat setalah mendapat perlakuan proteksi radiasi dengan menggunakan Shielding dan Apron Pb maka Dosis radiasi telah direduksi menjadi aman di titik 400 cm tetapi masih sedikit tidak aman pada titik 200 cm jika menggunakan shielding akan lebih efektif lagi dengan menggunakan Apron berlapis Pb karena hasilnya sesuai dengan Nilai Ambang Batas. Bagi pasien ada pada area zona 300 cm maka dinyatakan aman.
Tabel 13. Hasil Pengamatan BED 1 dengan Proteksi
Analisis jarak..., Pratama Kurnia Wisnubrata, FKM UI, 2013 Universitas Indonesia 9
sekitarnya , Radiografer, dan Petugas Kesehatan yang berada di Unit ICU.
Hasil Pengukuran Jarak Aman Pada Sumber Radiasi di BED 3 Dengan Proteksi Saran
Tabel 15. Hasil Pengamatan Bed 3 dengan Proteksi Dari hasil yang didapat setalah mendapat perlakuan proteksi radiasi dengan menggunakan Shielding dan Apron Pb maka Dosis radiasi telah direduksi menjadi aman di titik 400 cm tetapi masih sedikit tidak aman pada titik 200 cm jika menggunakan shielding akan lebih efektif lagi dengan menggunakan Apron berlapis Pb karena hasilnya sesuai dengan Nilai Ambang Batas. Bagi pasien ada pada area zona 300 cm maka dinyatakan aman.
Kesimpulan Pemeriksaan radiografi thorax AP yang dilakukan di ruangan ICU adalah demi keselamatan pasien yang mempertimbangkan mobilitas dan keadaan umum pasien yang tidak memungkinkan untuk keluar ruangan Unit Intensive Care Unit. Pesawat Mobile X-ray yang digunakan pada Pemeriksaan radiografi thorax AP yang dilakukan di ruangan ICU telah sesuai dan telah dikalibrasi oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan dan telah dinyatakan aman digunakan untuk pelayanan. Arah tabung penyinaran telah sesuai tidak diarahkan kearah masyarakat umum. Pada jarak 100 cm, 200, cm, 300, cm dan 400 cm dosis yang ada pada radius tersebut dinyatakan tidak aman jika pemeriksaan radiografi thorax AP tanpa proteksi radiasi di ruang Intensive Care Unit bagi pasien
1. Disarankan setiap pemeriksaan diusahakan di Unit Radiologi karena sistem proteksi radiasi sudah lengkap dan telah dinyatakan aman oleh BPFK. 2. Disarankan jika memang harus dilakukan di luar unit radiologi khususnya ICU maka hanya pemeriksaan radiografi Thorax AP saja yang diperbolehkan. 3. Disarankan melakukan pemeriksaan radiografi Thorax AP di Unit ICU dilakukan 1 kali jangan mengulang. 4. Disarankan disediakan shielding yang dapat dipindahkan guna mereduksi dosis radiasi hambur pada saat pemeriksaan radiografi Thorax AP di Unit ICU. 5. Disarankan adanya sign atau tanda dan peringatan ketika akan dilakukan pemeriksaan radiografi Thorax AP di Unit ICU. 6. Disarankan adanya TLD (Thermo Luminenscent Dosimeter) Control . untuk memonitor radiasi hambur yang terdapat di ruangan Unit ICU. 7. Disarankan pada pemeriksaan di BED 2 shielding diletakan di BED 3 dan petugas membelakangi pasien di BED 1 atau sebaliknya shielding diletakan di BED 1 dan petugas membelakangi pasien di BED 3 karena posisi BED 2 berada diantara BED 1 dan 3. 8. Disarankan Petugas kesehatan dan dokter berada di daerah aman atau sekitar 5 meter dari sumber radiasi. 9. Disarankan jika tidak ada kepentingannya selain radiographer dilarang berada di ruang ICU. 10. Direkomendasikan standar prosedur operasional pemeriksaan radiografi Thorax AP di Unit ICU.
Analisis jarak..., Pratama Kurnia Wisnubrata, FKM UI, 2013Universitas Indonesia 10
Daftar Pustaka 1. Akhadi, Muklis. 2000.Dasar Dasar Proteksi Radiasi.Rineka Cipta:Jakarta. 2. BATAN Desember 2010.Buletin ALARA 3. Doris Weinstock ,2010 Rujukan Cepat di Ruang ICU/ICCU 4. RSPI 2012.Buku Pedoman Radiologi 5. RSPI 2012.Buku Kontrak Kerja Bersama 6. IAEA.1996.The International Basic Safety Standart for Protection Against Ionizing Radiation and for the Safety of Radiation Sources. Safety Series 115. Vienna. 7. International Commission on Radiological Protection.1991.Recommendations of The International Commission on Radiological Protection, Publication 60. Pergamon Press, Oxford. 8. Journal “ Radiation Exsposure During Chest X-Ray Examination in a Premature Intensive Care Unit : Phantom Studies” Tanja Duetting, Brigit Foerste, Thilo Knoch, Kassa Darge, Jochen Troeger; Heidelberg, 1999 . 9. Myrnawati. 2000.Metodologi Penelitian Kesehatan Masyarakat, FKM Yarsi, 10. Keputusaan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 01/Ka-BAPETEN/V-99 11. Keputusan Mentri Kesehatan No: 1778/MENKES/SK/XII/2012 12. Pelatihan Petugas Proteksi Radiasi.2005.Efek Radiasi Bagi Manusia. Pusat Pendidikan dan Pelatihan-BATAN. Jakarta. 13. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 7 Tahun 2009 14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2007 15. Pusdiklat-BATAN.1996.Petugas Proteksi Radiasi Bidang Radiodiagnostik. 16. Pusdiklat-BATAN.2006. Petugas Proteksi Radiasi Bidang Radiodiagnostik. 17. Pusdiklat-BATAN.2007 Petugas Proteksi Radiasi Bidang Radiodiagnostik. 18. Syahrir, L.Kwin Pudjiastuti, Untara, Sri Widayati.2006.Peningkatan Sistem Proteksi Radiasi Kawasan Nuklir Serpong. Jurnal BATAN. 19. http://www.batan.go.id/ensiklopedi/ 20. http://www.ircp.org/uk/index.asp 21. http://www.depkes.go.id/index.php/compone nt/search/
22. http://orise.orau.gov/reacts/guide/define.htm 23. http://www.ndt-ed.org/ 24. http://usupress.usu.ac.id 25. http://medicaldictionary.thefreedictionary.com/secondary+ radiation 2010) 26. http://www.infonuklir.com/read/detail/95/int eraksi-radiasi-dengan-materi#.ULR3x-QslhA (BATAN)
Analisis jarak..., Pratama Kurnia Wisnubrata, FKM UI, 2013Universitas Indonesia 11