ANALISIS ISI PESAN EDUKASI DALAM TAYANGAN KARTUN ANIMASI ADIT SOPO JARWO DI MNC TV
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh ANETTY HERAWATI 1111051000095
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2016 M
ANALISIS ISI PESAIY EDT]KASI DALAM TAYATIGA}I KARTIJN
ANIMASI ADIT SOPO JARWO DI MNC TV Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
C)leh
Anetヤ Ⅱerawati
NIM:1111051000095
Pembilnbing T
Bintan Ⅱ umeirao MoSi
NIP:1977110520011222002
JIRUSAN KOMMKASIDAN PENYIARM ISLAM FAKULTASコLMU DAKWAH DANILMU KOMMKASI IINIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF IIIDAYATULLAH JAKARTA 1438 Hr2016 M
k
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berJudul ANALISIS ISI PESAN EDUKASI DALAM TAYANGAN KARTllIN ANIP國 LSI ADIT SOPO JARWO DI MNC TV telah dittikan dalam sidang munaqasyah Fakultas ILnu Dakwah dan IImu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 03 0ktober 2016. SkFipsi ini telah diterllna sebagai
salah satu syartt memperolch gelar sttana SOSial(SoSOS)pada Program Studi Kollnunikasi dan Penyiaran lslam。
Jakarta,03 0ktober 2016
Sidang Munaqasyah
NIP:198306102009122001
[196012021995031001 Anggota, Penguji I,
Dr.Fオ mawatin PIIA NIP:197609172001122002
1996031001 Dosen Pembimbing,
Bintan Humeira.M.Si
NIP:197711052001122002
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
l.
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata
I
di Universitas
Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
ini telah saya
di Universitas
Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 19 September 2016
Anetty Herawati
ABSTRAK
Anetty Herawati Analisis Isi Pesan Edukasi Dalam Tayangan Kartun Animasi Adit Sopo Jarwo di MNC TV Televisi merupakan salah satu media massa yang banyak diminati khalayak. Berbagai macam program ditayangkan dan salah satunya adalah serial animasi. Sekarang ini banyak serial animasi yang menampilkan adegan kekerasan sehingga orang tua harus selektif dalam memilih program yang tepat untuk anakanak. Namun tidak semua serial animasi menampilkan kekerasan, salah satunya adalah kartun animasi Adit Sopo Jarwo di MNC TV yang kaya akan nilai edukasi. Melihat dari permasalahan di atas, peneliti memunculkan dua pertanyaan penelitian, yaitu apa saja kategori pada dialog-dialog tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo tentang pesan edukasi dan kategori edukasi apa yang paling dominan dalam tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo. Penelitian ini menggunakan teori pesan edukasi yang merupakan segala sesuatu yang baik maupun yang buruk yang berguna bagi kehidupan manusia yang diperoleh melalui proses pengubahan sikap dan tata laku dalam upaya mendewasakan diri manusia melalui upaya pengajaran. Untuk melakukan penelitian, peneliti menggunakan analisis isi atau content analysis. Peneliti mengkategorisasi dan selanjutnya peneliti menggunakan rumus Holsty (1969) untuk mencari koefisien reabilitas kategori antar juri dan untuk mengukur rata-rata perbandingan keputusan antar juri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang mengemukakan ketepatan dan mengidentifikasi isi pesan seperti perhitungan dan penyebutan berulang dari kata tertentu, konsep, tema, atau penyajian suatu informasi. Dengan menggunakan analisis isi kuantitatif, data yang berupa dialog-dialog pada tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo di MNC TV dikategorisasikan menjadi tiga kategori, yaitu kategori religi, kategori moral, dan kategori sosial. Dari hasil penelitian, peneliti menemukan hasil penting yang menunjukan kategori pesan edukasi dalam tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo. Pesan edukasi yang paling dominan dalam tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo adalah kategori moral yaitu sejumlah 45 dialog (37,5%), selanjutnya kategori sosial yaitu sejumlah 40 dialog (33,33%), dan kategori yang paling rendah adalah kategori religi yaitu sejumlah 35 dialog (29,17%). Kemudian tiga kategori tersebut dibuat turunannya. Kata Kunci : Analisis Isi, Pesan Edukasi, Kartun Animasi Adit Sopo Jarwo
i
KATA PENGANTAR
ِ ﺑِﺴ ِﻢ اﷲ اﻟﱠﺮ ْﲪَ ِﻦ اﻟﱠﺮ ِﺣْﻴ ِﻢ ْ Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha Sempurna, yang senantiasa menyempurnakan kenikmatan kepada hambaNya. Shalawat serta salam juga selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW beserta sahabat dan keluarganya, pembawa misi penyempurna akhlak yang mulia, bagi seluruh ummat manusia di dunia. Dengan tetap merendahkan hati, peneliti tetap mengharapkan karunia, pertolongan dan petunjuk-Nya, alhamdulillah peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Analisis Isi Pesan Edukasi Dalam Tayangan Kartun Animasi Adit Sopo Jarwo Di MNC TV” yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1.
Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi; Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Fita Fathurokhmah, SS, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
ii
2.
Ibu Bintan Humeira, M.Si selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan memberikan pengarahan serta motivasi, kritik dan saran juga semangat sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini.
3.
Kepada ketiga juri dalam penelitian ini, Bapak Dedi Fahrudin, M.Si, Bapak Irfan Nur Hidayat, S.Pd.I, dan Atikah Rahmah yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi juri (koder) menganalisis data skripsi ini.
4.
Teruntuk kedua orang tua dan mertua tersayang Bapak Suprayitno (Alm) & Ibu Hj. Sainah, Bapak H. Komarrudin & mama Nawati. Suamiku tercinta Aa Irfan Nur Hidayat, terima kasih atas do’a, dukungan, motivasi serta kasih sayang yang tak terbatas, sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini, juga teruntuk Kakak-kakak dan Adikku terima kasih atas do’a, kasih sayang dan dukungannya.
5.
Teman-teman KPI khususnya kelas KPI C 2011 dan teman-teman KKN TSABIT terima kasih untuk waktu kebersamaan kalian, serta semangat dan motivasi dalam menempuh jenjang pendidikan S1.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, semoga Allah SWT membalas niat baik kalian, Aamiin Ya Rabbal’alamin. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Jakarta, 19 September 2016 Anetty Herawati
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……………………………………………………………… i KATA PENGANTAR ……………...…………………………………..
ii
DAFTAR ISI …………………………………………………...……….
iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………… vii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………….. 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah……………………………...
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………. 4 D. Tinjauan Pustaka…………………………………………….. 5 E. Kerangka Konsep……………………………………………. 7 F. Sistematika Penulisan……………………………….………. 10 BAB II : KERANGKA TEORI A. Pesan Edukasi (Pendidikan)………………………………….. 12 B. Film Animasi…………………………………………………. 18 C. Televisi……………………………………………………..... 23
iv
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian………………………………………… 28 B. Pendekatan Penelitian……………………………………….. 31 C. Subjek dan Objek Penelitian………………………………… 31 D. Jenis Penelitian………………………………………….…… 32 E. Metode Penelitian…………………………………………… 32 F. Sumber Data…………………………………………………
33
G. Tahapan Penelitian……………………………………….....
34
H. Analisis Isi…………………………………………………..
39
I.
Populasi Penelitian…………………………………………..
42
J.
Uji Reliabilitas……………………………………………..... 43
BAB IV : ANALISIS A. Gambaran Umum Kartun Animasi Adit Sopo Jarwo……….
50
a.
Karakter Tokoh-Tokoh…………………………………. 51
b.
Prestasi Adit Sopo Jarwo…………………………….....
52
B. MD Entertainment…………………………………………...
53
a.
VISI dan MISI………………….……………………….
55
b.
Prestasi MD Entertainment………………………….....
55
C. Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV)………………..
56
D. Temuan dan Pembahasan…………………………………...
59
E. Interpretasi………………………………………………….
66
v
BAB V : Penutup A. Kesimpulan…………………..…………………………………….. 73 B. Saran……………………………………………………………….. 73 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 76 LAMPIRAN – LAMPIRAN ……………………………………………. 81
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Kategori Pesan Edukasi Tayangan Kartun Animasi Adit Sopo Jarwo di MNC TV……………………………………………………………….. 44
Tabel 2
Koefisien Reliabilitas Kesepakatan Kategori Religi, Moral, dan Sosial…. 45
Tabel 3
Koefisien Reliabilitas kesepakatan kategori religi…………………….….. 46
Tabel 4
Koefisien Reliabilitas kesepakatan kategori Moral……………………….. 47
Tabel 5
Koefisien Reliabilitas kesepakatan kategori Sosial……………………….. 48
Tabel 6
Persentase Kategori Religi, Moral, dan Sosial……………………………. 59
Tabel 7
Jumlah Frekuensi Dialog Berdasarkan Kategori Moral………………….. 61
Tabel 8
Jumlah Frekuensi Dialog Berdasarkan Kategori Sosial………………….. 63
Tabel 9
Jumlah Frekuensi Dialog Berdasarkan Kategori Religi………………….. 64
Tabel 10
Kategorisasi Pesan……………………………………………………….. 81
vii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang Masalah Kehadiran
keanekaragaman
media adalah
salah
satu
yang
dapat
dimanfaatkan oleh umat Islam sebaik-baiknya sebagai sarana peningkatan iman dan takwa. Media massa mempunyai beberapa fungsi umum selain memberikan informasi, yaitu untuk edukasi, hiburan dan alat untuk menyampaikan isi pesan. Keunggulan dari media yaitu sebagai alat yang dapat dengan mudah dijangkau oleh siapapun yang menggunakan media itu sendiri yang pada akhirnya dimanfaatkan oleh manusia untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Televisi adalah salah satu media penyampai informasi. Televisi merupakan perkembangan teknologi komunikasi yang dilengkapi dengan suara dan gambar. Dan setiap televisi mempunyai cara yang berbeda-beda untuk mengemas acara yang ditayangkan baik untuk informasi, edukasi, kontrol sosial maupun untuk menghibur khalayak. Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkan telah mampu menarik minat dan membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. Pemilik televisi berupaya meningkatkan setiap program acara yang terdapat di dalam stasiun tersebut. Hal ini dikarenakan perkembangan program televisi tidak lepas dari perkembangan zaman serta mengikuti selera pasar. Siapa pengelola stasiun televisi paling kreatif, paling cerdik, bisa menangkap apa yang diinginkan pemirsa, maka dialah yang akan mendapatkan keuntungan yang besar
1
2
karena semakin banyak orang yang melihat program acara tersebut maka semakin banyak juga orang-orang yang berkepentingan untuk memasarkan sebuah produk iklan. Hal ini semata- mata untuk publisitas kepada khalayak umum. Fenomena yang terjadi pada saat ini, tayangan televisi lebih banyak menyuguhkan program anak contohnya kartun Upin & Ipin (MNC TV), Keluarga Somat (Indosiar), Dora The Explorer (Global TV), Laptop Si Unyil (Trans 7), Curios George (ANTV), Thomas and Friends (Global TV), Disney Junior (MNC TV), Masha and The Bear (ANTV), Spongebob Squarepants (Global TV) dan masih banyak lagi. Mereka bersaing untuk menciptakan sebuah program yang menarik untuk ditonton oleh khalayak terutama anak – anak. MNC TV menyuguhkan program anak yaitu kartun – kartun animasi. Diantaranya kartun animasi Adit Sopo Jarwo. Sejak 27 Januari 2014 sebuah kartun asli Indonesia ini tayang di MNC TV setiap pukul 18.00 WIB. Kartun ini mengisahkan tentang persahabatan antara Adit, Dennis, Mitha, dan Devi serta si mungil Adelya yang kehidupannya diwarnai petualangan tak terduga. Adit berperan sebagai penggerak, motivator, juga inspirator bagi para sahabatnya untuk melewati hari–hari dalam menggapai mimpi di masa mendatang. Kartun Adit Sopo Jarwo menyajikan tayangan yang mencerdaskan dan menghibur untuk anak-anak. Program ini merupakan sebuah kartun asli Indonesia yang memiliki kualitas tinggi dan memiliki animasi yang bagus. Dalam satu tahun tayangannya, kartun adit sopo jarwo sudah memiliki prestasi - prestasi yang membanggakan.
3
Pertama, kartun Adit Sopo Jarwo mendapatkan apresiasi dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) karena merupakan program kartun ramah anak dengan cerita yang menginspirasi dan kaya akan edukasi. 1 Kedua, kartun Adit Sopo Jarwo masuk dalam nominasi film animasi terbaik FFI 2014 yang diumumkan pada hari Senin (24/11/2014) malam, di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta. 2 Ketiga, kartun Adit Sopo Jarwo menjadi pemenang untuk kategori film animasi dalam Festival Film Anti Korupsi (Anti Corruption Film Festival/ ACFFest) 2014. 3 Keempat, kartun Adit Sopo Jarwo telah ditonton oleh 8 juta orang di Youtube selama satu tahun, dan yang kelima, kartun Adit Sopo Jarwo menduduki peringkat pertama (menempati rating 4,2 dan share penonton 20,2% ) untuk golongan penonton ABC berdasarkan survei Nielsen. 4 Dengan adanya prestasi-prestasi yang telah diraih oleh kartun Adit Sopo Jarwo selama setahun tayangannya. Maka peneliti akan menggali konten dari tayangan kartun yang saat ini diminati oleh anak-anak. Setelah peneliti ikut menonton serta mengamati tayangan kartun ini, ternyata banyak mengandung nilai-nilai moral, amanat dan kata-kata yang inspiratif yang dapat kita ambil. Dari pemaparan diatas, Peneliti tertarik untuk mengangkat kartun tersebut sebagai bahan penelitian, oleh karena itu penelitian ini mengangkat judul 1
Administrator KPI, “Siaran Pers”, dimuat pada 22 September 2014, diakses pada 27 Oktober 2014, dari http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/38-dalam-negeri/32315-siaranpers-bahayanya-tayangan-anak-kartun 2 Administrator FFI, “Nominasi”, dimuat pada November 2014, diakses pada 28 April http://www.pialacitra.com/news/dari-387-film-inilah-daftar-lengkap-yang-masuk2015, dari nominasi-ffi-2014.html 3 Humas KPK, “Berita”, dimuat pada 12 Desember 2014, diakses pada 27 April 2015, dari http://www.kpk.go.id/id/berita/berita-kpk-kegiatan/2397-ini-dia-pemenang-acffest-2014 4 Kaori Nusantara, “Berita”, dimuat pada 2 Januari 2015, diakses pada 28 April 2015 dari http://www.kaorinusantara.or.id/newsline/20143/rating-adit-sopo-jarwo-berhasilkalahkan-doraemon-dan-ganteng-ganteng-serigala
4
“Analisis Isi Pesan Edukasi Dalam Tayangan Kartun Animasi Adit Sopo Jarwo di MNC TV”.
B.
Batasan dan Rumusan Masalah Untuk menghindari meluasnya pembahasan maka ruang lingkup yang akan
diteliti dibatasi pada pesan edukasi yang terdapat dalam tayangan kartun animasi “Adit Sopo Jarwo”. Untuk saat ini, tayangan kartun Adit Sopo Jarwo terdiri dari 29 segmen. Setiap segmen memiliki durasi 7 menit. Maka, penelitian ini dimulai dari segmen 1 hingga segemen 29 yang ditayangkan dalam 1 tahun yaitu januari 2014 – januari 2015. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Apa sajakah kategori pada dialog-dialog tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo tentang pesan edukasi ? 2. Kategori edukasi apa yang paling dominan dalam tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan isi dialog dan kategori yang digunakan dalam tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo di MNC TV, maka penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengetahui apa saja kategori yang terdapat dalam tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo selama satu tahun penayangannya.
5
b. Mengetahui kategori edukasi yang paling dominan dalam tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo. 2.
Manfaat Penelitian Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia
akademis maupun masyarakat pada umumnya dalam memahami makna tayangan kartun animasi di tengah masyarakat. a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sumbangan pemikiran bagi dunia akademis tentang nilai edukasi yang diteliti serta sebagai cara dalam mengembangkan teori komunikasi. b. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sasaran bagi para praktis dan aktivis dalam menyampaikan pesan-pesan edukasi dengan kemasan yang menarik. Selanjutnya penelitian ini digunakan untuk bercermin dan lebih menggali diri sendiri sehingga diharapkan dapat merubah sikap yang buruk menjadi sikap yang lebih baik.
D.
Tinjauan Pustaka Dalam penyusunan skripsi ini, telah dilakukan tinjauan pustaka oleh peneliti
di Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti menemukan beberapa mahasiswa/i yang melakukan penelitian dengan menggunakan analisis
6
isi dengan judul yang berbeda. Maka, peneliti menggunakan skripsi tersebut sebagai referensi penelitian, yaitu: 1.
Pesan Moral Tentang Berbuat Baik Pada Sesama (Analisis Isi Skenario Sinetron Religi Komedi Satire Mengintip Surga Di RCTI) yang ditulis oleh Qurratul Aini dari UIN Syarif Hidayatulah Jakarta, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, pada tahun 2010. Dalam skripsi tersebut ditemui kesamaan pada bagian unit analisis datanya, yaitu menggunakan dialog atau percakapan. Selain itu tidak ditemukan kesamaan dengan skripsi yang peneliti tulis.
2.
Pengaruh Tayangan Kartun Animasi Upin Dan Ipin Di Media Nusantara Citra Televisi Terhadap Penggunaan Kosa Kata Murid Raudhatul Athfal AlBariyyah Kramat Jati Jakarta Timur yang ditulis oleh Maspupah dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, pada tahun 2011. Dalam skripsi tersebut juga membahas tayangan kartun animasi namun dari segi pengaruhnya, sedangkan skripsi yang peneliti tulis berfokus pada analisis isi pesan dari tayangan kartun animasi, sangat jelas terlihat perbedaannya.
3.
Analisa Nilai-Nilai Pendidikan Dan Ciri-Ciri Pribadi Sukses Dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata yang ditulis oleh Bambang Sidik Priyatno dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, pada tahun 2009. Pada skripsi tersebut membahas nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam
7
novel, sedangkan skripsi yang peneliti buat yaitu pada tayangan kartun animasi, disini terlihat perbedaannya. Dari tinjauan pustaka di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penulisan skripsi ini tidak ada hasil dari penjiplakan atau penulisan ulang skripsi terdahulu. Skripsi ini benar-benar dibuat sesuai dengan krireria yang berlaku, yaitu dengan melakukan penelitian yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Sehingga jauh dari plagiatisme.
E.
Kerangka Konsep Dalam kerangka konsep ini penulis membagi tiga kategori pesan edukasi,
yaitu religi, moral dan sosial. Setiap kategori tersebut, penulis membuat sub kategori: 1.
Religi Pada kategori ini yang dimaksud dengan religi adalah suatu kesadaran yang menggejala secara mendalam dalam lubuk hati manusia sebagai human nature. Nilai –nilai religi bertujuan untuk mendidik agar manusia lebih baik menurut tuntunan agama dan selalu ingat kepada Tuhan. Dalam kategori religi, penulis menguraikan kembali kategori ini ke dalam tiga sub kategori, yaitu : I. Akidah Akidah ialah Ilmu pengetahuan dalam memahami perkara-perkara yang berkaitan keyakinan terhadap Allah swt dan sifat-sifat kesempurnaanNya. Akidah yang benar adalah akidah yang berdasarkan pada al-Quran dan AsSunnah.
8
II. Akhlak Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. 5 III. Sya’riah Syariah adalah hukum yang telah diciptakan oleh Allah SWT untuk seluruh makhluknya utamanya manusia.
2.
Moral Pada kategori ini yang dimaksud dengan moral yaitu peraturan-peraturan tingkah laku dan adat istiadat dari seorang individu dari suatu kelompok yang meliputi perilaku. Nilai moral yang terkandung dalam karya seni bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai etika yang merupakan nilai baik buruk suatu perbuatan, apa yang harus dihindari, dan apa yang harus dikerjakan. Dalam kategori moral, penulis menguraikan kembali kategori ini ke dalam enam sub kategori, yaitu: I. Berani Berani ialah mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya; tidak takut (gentar, kecut).
5
Muda Ahmad A.K., Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Reality Publisher, 2006), h. 45-50.
9
II. Jujur Definisi dari kejujuran ialah berkata atau berbuat sesuatu dengan sebenarbenarnya, tidak ada unsur kebohongan atau manipulasi didalamnya. Kejujuran adakalanya dalam hal ucapan dan adakalanya dalam hal perbuatan. III. Percaya Diri Percaya Diri adalah meyakinkan pada kemampuan dan penilaian diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan yang efektif. IV. Kreatif Kreatif adalah memiliki daya cipata, mempunyai kemampuan untuk menciptakan, atau mampu menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun kenyataan yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. V. Sabar Menurut istilah, sabar adalah menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya sesuai syariah dan akal, menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan dari berbuat dosa dan sebagainya. VI. Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
10
3.
Sosial Pada kategori ini yang dimaksud dengan sosial adalah segala sesuatu yang menyangkut dengan kemanusiaan serta menghargai hak orang lain. Sosial juga dapat dikatakan sebagai norma yang bersumber dari kebudayaan sebagai acuan dalam berhubungan dengan antar manusia. Nilai pendidikan sosial yang ada dalam karya seni dapat dilihat dari cerminan kehidupan masyarakat yang diinterpretasikan. 6 Dalam kategori sosial, penulis menguraikan kembali kategori ini ke dalam dua sub kategori, yaitu: I. Kepedulian Peduli adalah sebuah sikap keberpihakan kita untuk melibatkan diri dalam persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi di sekitar kita. Orang-orang peduli adalah mereka yang terpanggil melakukan sesuatu dalam rangka memberi inspirasi, perubahan, kebaikan kepada lingkungan di sekitarnya. II. Kerja sama Pengertian Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
F.
Sistematika Penulisan Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan dalam
penulisan ini, maka peneliti membagi sistematika penulisan dalam lima BAB. Dimana masing-masing BAB dibagi menjadi ke dalam sub-sub dengan penulisan sebagai berikut:
6
Rosyadi, Nilai-nilai Budaya dalam Naskah Kaba, (Jakarta: CV. Dewi Sri, 1995), h. 80
11
BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini, membahas Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Konsep dan Sistematika Penulisan BAB II : LANDASAN TEORI Pada bab ini meliputi Pesan Edukasi, Film Animasi dan Televisi. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, membahas tentang Paradigma Penelitian, Analisis Isi, Populasi dan Sampel, serta Uji Reliabilitas. BAB IV : ANALISIS DAN INTERPRETASI Dalam bab ini, membahas tentang gambaran umum objek penelitian, analisis dan interpretasi data kategori edukasi yang paling dominan dalam tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo di MNC TV hingga Januari 2015 yang sudah didapatkan. BAB V : PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir yang di dalamnya menguraikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan, sebagai kesimpulan jawaban masalah yang telah dirumuskan secara singkat, kemudian ditambah dengan saransaran yang bersifat membangun dan berkaitan dengan hasil temuan dalam penelitian.
BAB II KERANGKA TEORI
A.
Pesan Edukasi (Pendidikan) Pesan adalah seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Lambang yang dimaksudkan disini adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung menterjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah jelas, karena hanya bahasalah yang mampu menterjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain. 1 Pesan adalah suatu komponen dalam proses komunikasi berupa paduan dari pikiran dan perasaan seseorang dengan menggunakan lambang, bahasa/ lambang-lambang lainnya disampaikan kepada orang lain. Edukasi disini berarti sama dengan pendidikan. Secara bahasa pendidikan berasal dari bahasa Yunani, paedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar oleh seorang pelayan. Pelayan yang mengantar dan menjemput dinamakan Paedaogogos. Dalam bahasa Romawi pendidikan diistilahkan sebagai Educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam. Dalam bahasa Inggris pendidikan diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual. 2
1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1994), cet. Ke-8, h. 18. 2 Abdul Kadir, dkk., Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 59
12
13
Hakikat pendidikan bertujuan unuk mendewasakan anak didik, maka seorang pendidik haruslah orang dewasa, karena tidak mungkin dapat mendewasakan anak didik jika pendidiknya sendiri belum dewasa. Adler mengartikan pendidikan sebagai proses dimana seluruh kemampuan manusia dipengaruhi oleh pembiasaan yang baik untuk untuk membantu orang lain dan dirinya sendiri mencapai kebiasaan yang baik. (dalam arifin, 1993:12) Banyak para ahli memaparkan pandangannya mengenai edukasi. Berikut pendapat para ahli mengenai edukasi : 1) Langeved, “pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh ini datanganya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa, seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan ditunjukan kepada orang yang belum dewasa.” 3 2) Ki Hajar Dewantara, “Pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.” 4
3
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008),
4
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan,..h. 4
h. 2
14
3) “Dalam pengertian yang sederhana, pendidikan sering dimaknai sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensipotensi pembawaan, baik potensi jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan.” 5 Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, bahwa nilai pendidikan merupakan segala sesuatu yang baik maupun yang buruk yang berguna bagi kehidupan manusia yang diperoleh melalui proses pengubahan sikap dan tata laku dalam upaya mendewasakan diri manusia melalui upaya pengajaran. Dihubungkan dengan kehidupan manusia, niali-nilai pendidikan diarahkan pada pembentukan pribadi manusia sebagai makhluk individu, sosial, religius dan berbudaya. Nilai-nilai pendidikan yang tersirat dalam berbagai
hal
dapat
mengembangkan
masyarakat
dengan
berbagai
dimensinya dan nilai-nilai tersebut mutlak dihayati dan diresapi manusia sebab ia mengarah pada kebaikan dalam berpikir dan bertindak sehingga dapat memajukan budi pekerti serta pikiran/intelegensinya. 1. Macam – Macam Nilai Pendidikan (Edukasi) Sebagai bagian dari karya seni, film mempunyai berbagai unsur-unsur layaknya karya seni yang lain semacam lagu ataupun novel. Sebagai karya seni, film mengandung pesan atau nilai-nilai yang mampu mempengaruhi perilaku seseorang. Ada beberapa nilai yang harus dimiliki sebuah karya seni yang baik. Nilai-nilai tersebut antara lain: nilai estetika, nilai moral, nilai konsepsional, 5
Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 1
15
nilai sosial budaya dan nilai-nilai lainnya. Sebuah karya seni yang baik pada dasarnya mengandung nilai-nilai yang perlu ditanamkan pada anak atau generasi muda. Nilai pendidikan (edukatif) sangat erat nilainya dengan karya seni. Setiap karya seni yang baik selalu mengungkapkan nilai-nilai yang luhur yang bermanfaat bagi penontonnya. Nilai-nilai tesebut bersifat mendidik dan menggugah hati penontonnya. Nilai pendidikan yang dimaksud ialah sebagai berikut: a. Nilai Pendidikan Keagamaan (Religi) Religi merupakan suatu kesadaran yang menggejala secara mendalam dalam lubuk hati manusia sebagai human nature. Religi tidak hanya menyangkut segi kehidupan secara lahiriah melainkan juga menyangkut keseluruhan diri pribadi manusia secara total dalam integrasinya hubungan ke dalam keesaan Tuhan. 6 Nilai-nilai religius bertujuan untuk mendidik agar manusia lebih baik menurut tuntunan agama dan selalu ingat kepada Tuhan. Nilai-nilai religius yang terkandung dalam karya seni dimaksudkan agar penikmat karya tersebut mendapatkan renungan-renungan batin dalam kehidupan yang bersumber pada nilai-nilai agama. Nilai-nilai religius dalam seni bersifat individual dan personal. Agama merupakan kunci sejarah, kita bisa memahami jiwa suatu masyarakat bila kita memahami agamanya. Kita tidak mengerti hasil-hasil kebudayaanya, kecuali bila kita paham akan kepercayaan atau agama yang
6
Rosyadi, Nilai-nilai Budaya dalam Naskah Kaba, (Jakarta: CV. Dewi Sri, 1995), h. 90
16
mengilhaminya. Religi lebih pada hati, nurani, dan pribadi manusia itu sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai religius yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia. 7 b. Nilai Pendidikan Moral Moral merupakan makna yang terkandung dalam karya seni, yang disaratkan lewat cerita. Moral dapat dipandang sebagai tema dalam bentuk yang sederhana, tetapi tidak semua tema merupakan moral. 8 Moral merupakan kemampuan seseorang membedakan antara yang baik dan yang buruk. 9 Nilai moral yang terkandung dalam karya seni bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai etika yang merupakan nilai baik buruk suatu perbuatan, apa yang harus dihindari, dan apa yang harus dikerjakan, sehingga tercipta suatu tatanan hubungan manusia dalam masyarakat yang dianggap baik, serasi, dan bermanfaat bagi orang itu, masyarakat, lingkungan, dan alam sekitar. Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan baik atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan manusia sehari-hari. 10
7
Atar M. Semi, Anatomi Sastra, (Padang: Angkasa Raya, 1993), h. 21 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2005), h. 320 9 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan,..h. 194 10 Uzey, Macam-macam Nilai, dalam http://uzey.blogspot.co,id/2009/09/pengertiannilai.html . diakses pada tanggal 15 September 2015. 8
17
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan moral menunjukkan peraturan-peraturan tingkah laku dan adat istiadat dari seorang individu dari suatu kelompok yang meliputi perilaku. c. Nilai Pendidikan Sosial Kata “sosial” berarti hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat/ kepentingan umum. Nilai pendidikan sosial merupakan hikmah yang dapat diambil dari perilaku sosial dan tata cara hidup sosial. Perilaku sosial berupa sikap seseorang terhadap peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang ada hubungannya dengan orang lain, cara berpikir, dan hubungan sosial bermasyarakat antar individu. Nilai pendidikan sosial yang ada dalam karya seni
dapat
dilihat
dari
cerminan
kehidupan
masyarakat
yang
diinterpretasikan. 11 Nilai pendidikan sosial akan menjadikan manusia sadar akan pentingnya kehidupan berkelompok dalam ikatan kekeluargaan antara satu individu dengan individu lainnya. Nilai pendidikan sosial mengacu pada hubungan individu dengan individu yang lain dalam sebuah masyarakat. Bagaimana seseorang harus bersikap, bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah, dan menghadapi situasi tertentu juga termasuk dalam nilai sosial. Dalam masyarakat Indonesia yang sangat beraneka ragam coraknya, pengendalian diri adalah sesuatu yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan masyarakat. Sejalan dengan tersebut nilai sosial dapat diartikan sebagai landasan bagi masyarakat untuk merumuskan apa yang benar dan penting, memiliki ciri-ciri
11
Rosyadi, Nilai-nilai Budaya dalam Naskah Kaba,.. h. 80
18
tersendiri, dan berperan penting untuk mendorong dan mengarahkan individu agar berbuat sesuai norma yang berlaku. Nilai pendidikan sosial mengacu pada pertimbangan terhadap suatu tindakan benda, cara untuk mengambil keputusan apakah sesuatu yang bernilai itu memiliki kebenaran, keindahan, dan nilai ketuhanan. Jadi nilai pendidikan sosial dapat disimpulkan sebagai kumpulan sikap dan perasaan yang diwujudkan melalui perilaku yang mempengaruhi perilaku seseorang yang memiliki nilai tersebut. Nilai pendidikan sosial juga merupakan sikapsikap dan perasaan yang diterima secara luas oleh masyarakat dan merupakan dasar untuk merumuskan apa yang benar dan apa yang penting.
B.
Film Animasi 1. Pengertian Film Definisi film menurut UU 8/1992 adalah karya cipta seni dan budaya yang
merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, dan/atau bahan hasil penemuan tekhnologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan sengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan atau lainnya. 12 Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin memperoleh hiburan. Akan tetapi dalam film dapat terkandung
12
Undang-undang Perfilman No. 8 Tahun 1992 Pasal 1 Bab 1
19
fungsi informative maupun edukatif, bahkan persuasif. Hal ini pun sejalan dengan misi perfilman nasional sejak tahun 1979, bahwa selain sebagai media hiburan, film nasional dapat digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka nation and character building. 13 Film merupakan media ekspresi, dan karena ditujukan untuk khalayak ramai, maka film merupakan komunikasi massa yang khas. Film adalah media massa khusus yang memberikan tampilan audio dan visual, yang dikemas semenarik mungkin dengan tujuan memberikan suatu tampilan yang memudahkan komunikan menerima dengan baik atau terkadang malah membingungkan dalam penerimaan pesan yang tersirat. Film memiliki kekuatan besar dari segi estetika karena menjajarkan dialog, musik, pemandangan dan tindakan bersama-sama secara visual dan naratif. a)
Fungsi- fungsi Film 1) Film sebagai Media Hiburan Film sebagai media yang dapat dilihat semua gerak-gerik, ucapan, serta tingkah laku para pemerannya sehingga kemungkinan untuk ditiru lebih mudah. Film merupakan media yang mudah dan praktis untuk dinikmati sebagai hiburan. 2) Film sebagai Media Transformasi Kebudayaan Pengaruh film akan sangat terasa sekali jika kita tidak mampu bersikap kritis terhadap penayangan film, kita akan terseret pada hal-hal negative dari efek film, misalnya peniruan dari bagian-bagian film yang kita tonton 13
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media: 2004), h. 136.
20
berupa gaya rambut, cara berpakaiam dan lain sebagainya. Sekaligus juga bisa mengetahui kebudayaan bangsa lain dengan melikat produk-produk film buatan luar negeri. Pengidolaan terhadap yang ditontonnya, bilai nilai kebaikan akan direkam jiwanya sehingga mengarah pada perilaku baik begitu pula sebaliknya. 3) Film sebagai Media Pendidikan Media film mampu membentuk karakter manusia karena dalam fim sarat dengan pesan-pesan atau propanganda yang disusun dan dibuat secara hampir mirip dengan kenyataan sehingga penontonnya mampu melihat penonjolan karakter tokoh dalam film yang bersifat jahat maupun baik sehingga penonton mampu menginternalisasikan dalam dirinya nilai yang harus dilakukan dan yang harus ditinggalkan. 14 Sebagai salah satu media informasi maka film secara otomatis akan membawa dampak, baik itu positif maupun negatif. 15 Kajian film ini tidak mengarah pada kritik sebuah film tetapi cenderung pada pesan-pesan pendidikan (message of education) yang ingin disampaikan atau ditampilkan dalam sebuah film. 2. Pengertian Animasi Menurut bahasa, kata animasi diambil dari bahasa latin “anima” yang berarti jiwa, hidup, nyawa semangat. Animasi adalah gambar dua dimensi yang
14
Dewi Salma Prawiradilaga & Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 10-13. 15 Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 6
21
seolah-olah bergerak karena kemampuan otak untuk selalu menyimpan atau mengingat gambar yang terlihat sebelumnya. 16 Animasi pada dasarnya adalah suatu cara untuk metransformasikan objek lebih lanjut, animasi bisa dikerjakan secara interaktif, pergerakan objek akan selalu mengikuti perintah yang diberikan oleh pemakai lewat piranti interaktif. Model animasi seperti ini dilaksanakan pada kebanyakan program-program yang sifatnya permainan (games). Sedangkan animasi yang bersifat non interaktif, pergerakan objek tidak lagi dikendalikan oleh pemakai, melainkan sudah ditentukan langsung oleh orang yang membuatnya melalui program-program pembuat animasi itu sendiri. 17 Film animasi adalah media komunikasi massa yang timbul dari perkembangan teknologi dan kemajuan media komunikasi massa elektronik seperti adanya radio dan televisi. Film adalah salah satu dari media komunikasi massa elektronik yang dinilai cukup efektif dalam menyebarluaskan suatu isi pesan yang ingin disampaikan oleh seorang komunikator. Teknik film animasi seperti halnya film hidup, dimungkinkan adanya perhitungan kecepatan film yang berjaan berurutan antara 18 sampai 24 gambar tiap detiknya. Gambar yang diproyeksikan ke layar sebetulnya tidak bergerak, yang terlihat adalah gerakan semu, terjadi pada indra kita akibat perubahan kecil dari satu gambar ke gambar yang lain. Adanya suatu fenomena yang terjadi pada
16
Cinemags, The Making of Animation, (Bandung: PT. Magindo Tunggal Sejahtera, 2004), cet. Ke-1, h. 6 17 Eryanto Sitorus, “Membuat Animasi Menggunakan Kool Moves”, (Category: Computer Grapihics), Published, 24 Mei 2005, h. 1
22
waktu kita melihat, disebut Parsistence of Vision, sehingga menghasilkan suatu ilusi gerak dari pandangan kita. Berbeda dengan film hidup, gambar diambil dari pemotreran objek yang bergerak, lalu dianalisis satu per satu menjadi beberapa gambar diam pada bingkai pita seluloid. Sedangkan fim animasi, gerak gambar diciptakan dengan menganalisis gambar per gambar atau kerangka demi kerangka oleh animator, lalu direkan gambar demi gambar atau gerak demi gerak dengan menggunakan kamera stop-frame, kamera yang memakai alat mesin penggerak frame by frame, yaitu alat penggerak pita seluloid bingkai ber bingkai, dengan perhitungan waktu untuk tiap satu detik dibutuhkan 24 bukaan bingkai kamera untuk merekan gambar, gerak ke pita seluloid. 18 a)
Jenis-jenis Film Animasi a. Film Animasi Pendek (Short Animation Films), adalah jenis film animasi yang memiliki durasi dibawah 60 menit. Film animasi ini biasanya dilakukan oleh orang yang sedang berlatih membuat film. b. Film Animasi Cerita Panjang (Feature Longth Animation Films), yaitu jenis film animasi yang berdurasi ebih dari 60 menit yang termasuk disini adalah film animasi yang biasa diputar di bioskop atau home video. c. Video Klip (Music Video), menjadikan animasi sebagai bagian dari video klip menjadi sebuah trend. Jenis film ini merupakan sarana yang sangat membantu dalam pemasaran bagi produser musik.
18
http://ao-dhie.blogsopt com/2008/09/animasi-merupakan-suatu-teknik-yang.html
23
d. Program Televisi (TV Programe), jenis film animasi ini diproduksi untuk bahan tontonan pemirsa televisi. e. Iklan Televisi (TV Comercial), adalah salah satu sarana penyebaran informasi pemasaran produk. Animasi ini digunakan supaya lebih menarik perhatian dan dapat dicerna cepat khususnya bagi anak-anak.
C.
Televisi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, televisi merupakan sistem penyiaran
gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar. 19 Televisi adalah televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan, dan komunikasinya bersifat heterogen. 20 Televisi adalah sistem eletronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan mengkonversikannya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.
19
Pusat Bahasa Departmen Pendidikan Nasional, 2007, h. 1162 Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h 21. 20
24
Televisi sama halnya dengan media massa lainnya yang mudah dijumpai dan dimiliki oleh manusia dimana-mana, seperti media massa surat kabar, radio, atau computer. Televisi sebagai sarana penghubung yang dapat memancarkan rekaman dari stasiun pemancar televisi kepada para penonton atau pemirsanya di rumah, rekaman-rekaman tersebut dapat berupa pendidikan, berita, hiburan dan lain-lain. Dewasa ini televisi dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke udara dan dapat dihubungkan melalui satelit. Apa yang disaksikan pada layar televisi, semuanya merupakan unsur gambar dan suara. Jadi ada dua unsur yang melengkapinya yaitu unsur gambar dan suara. Rekaman suara dengan gambar yang dilakukan di stasiun televisi berubah menjadi getaran-getaran listrik, getaran-getaran listrik ini diberikan pada pemancar, pemancar mengubah getaran-getaran listrik tersebut menjadi gelombang elektromagnetik, gelombang elektromagnetik ini ditangkap oleh satelit. Melalui satelit inilah gelombang elektromagnetik dipancarkan sehingga masyarakat dapat menyaksikan siaran televisi.
1.
Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (Human
Comunication) yang bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipat gandakan pesan komunikasi yaitu semenjak ditemukannya mesin cetak oleh Johanes Gutenberg dan semenjak saat itu dimulailah era komunikasi massa. Yang dimaksud dengan komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang memiliki sirkulasi
25
yang sangat luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan secara umum, dan film yang dipertunjukan gedung-gedung dibioskop. 21 Komunikasi massa dengan media televisi merupakan proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu televisi. Kelebihan media televisi terletak pada kekuatannya menguasai jarak dan ruang, sasaran yang dicapai untuk mencapai massa cukup besar. Nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan sangat cepat. 2.
Fungsi Televisi Sebagai Media Massa Pada hakikatnya media televisi sebagai media komunikasi pandang dan
dengar mempunyai tiga fungsi yaitu : a.
Fungsi Informasi (The Information Function)
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana informasi tidak hanya dalam bentuk siaran pandang mata, atau berita yang dibacakan penyiar, dilengkapi gambar-gambar yang faktual, akan tetapi juga menyiarkan bentuk lain seperti ceramah, diskusi dan komentar. Televisi dianggap sebagai media massa yang mampu memuaskan pemirsa dirumah jika dibandingkan dengan media lainnya. Hal ini dikarenakan efek audio dan visual yang memiliki unsur immediacy dan realism. Immediacy mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yng disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar olah para pemirsa pada saat periatiwa itu berlangsung. Penyiar yang sedang membaca berita, pemuka masyarakat yang sedang membaca pidato atau petinju yang sedang melancarkan 21
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2000), h. 79.
26
pukulannya, tampak dan terdengar oleh pemirsa, seolah-olah mereka
berada
ditempat peristiwa itu terjadi, meskipun mereka berada dirumah masing-masing jauh dari tempat kejadian, tapi mereka dapat menyaksikan pertandingan dengan jelas dari jarak yang amat dekat. Lebih-lebih ketika menyaksikan pertandingan sepekbola, misalnya mereka akan dapat melihat wajah seorang penjaga gawang lebih jelas, dibandingkan dengan jika mereka berdiri di tribun seagai penonton. Realism yang berarti bahwa stasiun televisi menyiarkan informasinya secara audio dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera apa adanya sesuai dengan kenyataan ketika suatu acara ditayangakan secara langsung (Live). Jadi pemirsa langsung dapat melihat dan mendengar sendiri. Bedanya televisi dengan media cetak adalah berita yang disampaikan langsung direkam dan hanya menggunakan sedikit editan untuk mendapatkan inti dari kajadian yang ingin disampaikan, sedangkan bila di media cetak, berita yang sama harus mengalami pengolahan terlebih dahulu oleh wartawan baru kemudian disajikan pada pembaca. b. Fungsi Pendidikan (The Education Function) Televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak dan disampaikan secara simultan. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat televisi menyiarkan acaranya secara teratur dan terjadwal seperti pelajaran bahasa indonesia, matematika, dan lainnya. Selain itu televisi juga menyajikan acara pendidikan yang bersifat informal seperti sandiwara, legenda dan lain-lain.
27
c.
Fungsi Hiburan (The Entartaint Function)
Dalam negara yang masyarakatnya masih bersifat agraris, fungsi hiburan yang melekat pada televisi siarannya tampaknya lebih dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti karena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup beserta suaranya bagaikan kenyataan, dan dapat dinikmati di rumah-rumah oleh seluruh keluarga, serta dapat dinikmati oleh khalayak yang tidak dimengerti bahasa asing bahkan yang tuna aksara.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Paradigma Penelitian Menurut Earl Babbie, paradigma merupakan model atau skema fundamental
yang mengorganisir pandangan kita tentang suatu hal. Walaupun paradigma didefinisikan sebagai suatu keseluruhan sistem berpikir (a whole system of thinking). 1 Penelitian ini menggunakan paradigma positivis, karena dilaksanakan dengan berpedoman pada konsep yang sudah ada sebelumnya. Auguste Comte, bapak positivistik menyatakan untuk pertama kalinya bahwa ilmu pengetahuan dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap suatu hal atau fenomena yang dapat diamati secara nyata. Lebih lanjut ia juga menekankan tentang pentingnya data dan fenomena empiris baik langsung maupun tidak langsung, sebagai sumber utama dan satu-satunya dalam merumuskan pengetahuan, yang disebutnya sebagai positive knowledge. Definisi dari paradigma positivis adalah metode yang terorganisir untuk mengombinasikan logika berpikir secara deduktif dan pengamatan dari pelaku individu untuk menemukan hubungan sebab akibat yang biasa dipergunakan untuk memprediksi pola umum dari suatu gejala. 2 Secara metodologis, paradigma positivis menyatakan pertanyaan penelitian dan hipotesis di awal penelitian, untuk kemudian diuji secara empiris. Paradigma positivis memandang realitas sebagai 1
W. Lawrence Neuman, Sosial research method, (Wisconsin: Pearson Education Inc, 2003), h. 70 2 W. Lawrence Neuman, Sosial Research Method, h. 70
28
29
sesuatu yang ada di luar sana dan diatur oleh mekanisme alamiah. Kepentingan utama dari penelitian dengan paradigma positivis adalah untuk menemukan kebenaran universal dengan membuktikan konsep-konsep atau variabel tertentu. Paradigma kuantitatif-positivis merupakan salah satu paradigmaa penelitian yang sangat berpengaruh. Paradigma ini adalah tradisi pemikiran Perancis dan Inggris yang menekankan pengalaman sebagai sumber pengetahuan dan memandang pengetahuan memilki kesamaan hubungan dengan pandangan aliran filsafat yang dikenal dengan nama positivisme. Dalam perkembangan berikutnya positivisme mendominasi wacana ilmu pengetahuan mulai pada abad 20-an sampai saat ini, dengan menetapkan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh ilmu-ilmu manusia maupun alam untuk disebut sebagai ilmu pengetahuan yang benar. 3 Pandangan positivisme ini begitu kuat mengklaim bahwa ilmu adalah ilmu pengetahuan yang nyata dan positivistik, sehingga ilmu pengetahuan yang tidak positivistik bukanlah ilmu. Tradisi positivisme ini kemudian melahirkan pendekatan-pendekatan paradigma kuantitatif dalam penelitian sosial dimana objek penelitian memiliki keberaturan yang naturalistik, empiris, dan behavioral, di mana semua objek penelitian harus dapat direduksi menjadi fakta yang dapat diamati, tidak terlalu mementingkan fakta sebagai makna namun mementingkan fenomena yang tampak, serta serba bebas nilai atau objektif dengan menentang sikap-sikap subjektif. 4
3
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 31 Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, h. 32
4
30
Dalam paradigma penelitian riset kuntitatif (positivism/klasik) ada empat landasan falsafahnya, yaitu ontologis, epistimologis, aksiologis, dan metodologis. Penjelasan dari falsafah tersebut antara lain: a. Ontologis Ada realitas yang nyata yang diatur oleh kaidah-kaidah tertentu yang berlaku universal, walaupun kebenaran pengetahuan tentang itu mungkin hanya bisa diperoleh secara probabilistik. Riset tersebut bersifat di luar dunia subjektif penelitian. Penelitian tersebut dapat diukur dengan standar tertentu, digeneralisasikanan dan bebas dari konteks waktu. b. Epistimologis Ada realitas objektif, sebagai suatu realitas yang eksternal di luar diri peneliti. Peneliti harus sejauh mungkin membuat jarak dengan objek penelitian. Dan riset ini jangan ada penilaian yang subjektif atau bias pribadi. c. Axiologis Nilai, etika, dan pilihan moral harus berada di luar proses penelitian. Peneliti berperan sebagai disinterested scientist. Tujuan penelitian antara lain eksplanasi, prediksi dan kontrol realitas sosial. d. Metodologis
31
Pengujian hipotesis dalam struktur hypothetico-deduvtive method; yaitu melalui laboratorium eksperimen atau survey eksplanatif. Dengan analisis kuantitatif. 5
B.
Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, yang berorientasi pada hasil yang bersifat pasti, jelas, dan dengan pembuktian hipotesis. Alur berpikir yang mendasari penelitian dengan pendekatan ini adalah deduktif, yang berarti penelitian didasarkan pada teori atau konsep tertentu yang akan dibuktikan atau untuk menjawab permasalahan. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data atau hasil riset dianggap merupakan hasil representasi dari seluruh populasi. 6 Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menggambarkan atau menjelaskan suatu kejadian. Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini digunakan agar dapat mengetahui kuantitas ketertarikan penonton pada tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo.
C.
Subjek dan Objek Penelitian
5
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis, Riset Kmunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 51-
6
Rachmat Kriyantono, Teknis Praktis Riset Komunikasi, h. 55
52
32
Subjek penelitian adalah sumber-sumber tempat memperoleh keterangan. 7 Yang menjadi subjek penelitian adalah tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo yang tayangan di MNC TV. Sedangkan objek penelitiannya adalah isi pesan edukasi yang terdapat dalam tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo dari bulan Januari 2014 hingga bulan Januari 2015
D.
Jenis Penelitian Sifat penelitian ini berdasarkan tujuannya adalah penelitian deskriptif karena
tujuan pelitian adalah memberikan gambaran lengkap mengenai setting social dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana pesan edukasi dalam tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo. Penelitian deskriptif ini akan menentukan dan melaporkan keadaan yang sekarang sedang terjadi. Jenis penelitian deskriptif juga membantu memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan dengan sejelas mungkin. 8 Dalam penelitian ini data yang bersifat kuantitatif dengan teknik analisis isi akan diinterpretasikan hasil pengkodingannya.
E.
Metode Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode analisis isi. Analisis isi adalah
metode ilmiah untuk mempelajari dan menarik kesimpulan atas suatu fenomena dengan memanfaatkan dokumen. Analisis isi merupakan salah satu metode utama dari ilmu komunikasi. Penelitian yang mempelajari isi media menggunakan 7
Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 1968), h. 92 Rony Kountur,Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: PPM, 2003), h. 105 8
33
analisis isi. Lewat analisis isi, peneliti dapat mempelajari gambaran isi, karakteristik pesan, dan perkembangan dari suatu isi. Analisis isi kuantitatif harus dibedakan dengan jenis-jenis analisis isi lainnya. Analisis isi kuantitatif memiliki karakteristik yang berbeda dengan analisis teks lainnya. Secara umum, analisis isi kuantitatif dapat didefinisikan sebagai suatu teknik penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi dan menarik inferensi dari isi. Analisis isi ditujukan untuk mengindentifikasi secara sistematis isi komunikasi yang tampak, dan dilakukan secara objektif, valid, reliable, dan dapat dereplikasi. 9 Maka teknik analisis untuk pengukuran yang digunakan yaitu berdasarkan pendekatan kuantitatif dilihat dari frekuensi absolute akan jumlah dan presentasi kejadian variabel yang akan ditampilkan dalam angka. Dalam penelitian ini dialog-dialog dalam tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo yang dipilih secara manual dari sampel skenario akan dianalisis dan dikoding sesuai dengan indikator-indikator yang telah dibuat sebelumnya. Studi analisis isi mengindentifikasikan dan menghitung kata-kata kunci, istilah dan tema pesan, ukuran dari kolom berita secara detil dan lengkap. Analisis isi adalah teknik-teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru dan shahih data dengan memperlihatkan konteksnya. Metode ini populer untuk digunakan dalam penelitian media massa karena metode ini merupakan cara paling efisien untuk menginvestigasi konten media. 10
F.
Sumber Data 9
Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. (Jakarta: Kencana, 2011), h. 11-15 10 Wimmer&Dominick, Mass Media Research, (Thomson: Wadsworth,2006), h. 237
34
1. Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama. Data primer dalam penelitian ini berupa kumpulan naskah skenario kartun animasi Adit Sopo Jarwo yang didapat dari tim kreatif kartun animasi Adit Sopo Jarwo di kantor MD Animation, Kuningan Jakarta. 2. Sekunder Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Data sekunder ini diperoleh bukubuku, jurnal, dan situs-situs internet yang berkaitan dengan kartun animasi yang menjadi objek penelitian.
G.
Tahapan Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan objek, tujuan dan masalah yang akan diteliti, penelitian ini mempunyai teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Dokumentasi Peneliti akan melakukan dokumentasi dalam mendapatkan data untuk penelitian ini. Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data dari sumber noninsani yang terdiri dari percakapan-percakapan dalam tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo di MNC TV. Peneliti akan menganalisis
dokumen
tersebut
secara
sistematik
bentuk-bentuk
komunikasi yang dituangkan dalam bentuk dokumen secara objektif.
35
b. Studi Kepustakaan Peneliti melakukan studi kepustakaan dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan jurnalistik, analisis isi, komunikasi, kartun dan media massa serta hasil-hasil dari penelitian sebelumnya yang juga menggunakan analisis isi. c. Pengolahan Data Pada tahapan pengolahan data, peneliti menampilkan percakapanpercakapan tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo yang mengandung pesan edukasi berdasarkan kategorisasi secara sistematik yang terdiri dari religi, moral dan sosial melalui penilaian juri. Data yang telah dinilai oleh juri akan diamati dan dianalisis, dihitung lalu diberikan nilai untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing dan termasuk mengetahui koefisien reliabelitas setiap juri, yaitu antara juri 1 dan 2, 1 dan 3, juri 2 dan 3. 11 Untuk mempermudah juri dalam menganalisis tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo maka peneliti membuat tabel berdasarkan kategorisasi secara sistematik yang di dalamnya mengandung pesan edukasi. 2. Teknik Analisis Data Analisis data yang dilakukan menggunakan konsep analisis isi. Analisis isi deskriptif adalah analisis isi yang dimaksud untuk menggambarkan secara detail suatu pesan, atau suatu teks tertentu. Desain analisis isi ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis tertentu, atau menguji 11
Dicky Rinaldy, Analisis Isi Tentang Sedekah Dalam Twitter Ustadz Yusuf Mansur, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, h. 38
36
hubungan di antara variabel. Dengan menggunakan analisis isi ini, peneliti akan menggunakan lembar koding dalam menganalisis data, data yang berupa percakapan-percakapan kartun animasi Adit Sopo Jarwo di MNC TV yang akan terlebih dahulu dikategorisasikan. Peneliti juga akan melakukan pemilihan coder yang dinilai memiliki kredibilitas untuk membaca dan menilai isi pesan sehingga dapat menguji reliabelitasnya. Setelah reliabelitas memenuhi syarat, maka peneliti mengkode semua isi berita ke dalam lembar coding untuk kemudian dilakukan penghitungan dengan menggunakan formula yang tersedia. 12 Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, akan membantu peneliti untuk mengetahui kategori apa yang paling dominan dalam tayangan kartun animasi tersebut. Dalam analisis isi, alat ukur yang digunakan adalah lembar coding. Peneliti harus memastikan bahwa lembar coding yang akan dipakai adalah alat ukur yang terpercaya. Tentu saja, sebagai alat ukur, lembar coding ini tidak dapat sempurna seperti penggaris. Selalu ada perbedaan antara satu orang dengan orang lain ketika menilai. Analisis isi memberikan panduan toleransi berapa besar perbedaan yang dapat diterima. 13 Reliabelitas sangat penting dalam analisis isi. Seperti dikatakan oleh Kaplan dan Goldsen sebagai berikut: “Pentingnya reliabelitas terletak pada jaminan yang diberikannya bahwa data yang diperoleh independen dari peristiwa, instrument atau orang yang mengukurnya. Data yang reliabel menurut definisi adalah data yang tetap konstan dalam seluruh variasi 12
Burhan Bungin, Metode penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 56 Burhan Bungin, Metode penelitian Kuantitatif, h. 281
13
37
pengukuran.” Reliabelitas menilai sejauh mana alat ukur dan data yang dihasilkannya menggambarkan variasi yang ada dalam gejala yang sebenarnya. Alat ukur yang reliabel seharusnya melahirkan hasil yang sama dari serangkaian gejala yang sama, tanpa tergantung kepada keadaan. 14 Reliabilitas berbeda dengan validitas. Reliabilitas melihat pada apakah alat ukur dapat dipercaya menghasilkan temuan yang sama, ketika dilakukan oleh orang yang berbeda. Sementara validitas berbicara mengenai apakah alat ukur benar-benar mengukur apa yang ingin diukur. Reliabilitas mempunyai keterkaitan dengan validitas. Suatu alat ukur dapat valid, tetapi bisa jadi tidak reliabel. Keandalan tidak menjamin validitas dari suatu alat ukur. Reliabelitas merupakan syarat kondisi yang diperlukan bagi validitas. Reliabilitas menetapkan batas-batas validitas dari suatu alat ukur. Suatu alat ukur bisa jadi tidak valid, tetapi tidak boleh tidak reliabel. Karena alat ukur yang tidak reliabel merupakan indikasi bahwa alat ukur tersebut juga tidak valid. 15 Peneliti menggunakan rumus Hostly yang menjadi salah satu acuan dalam analisis isi secara kuantitatif untuk mencari koefisien reliabelitas kategori antar juri dan untuk mengukur rata-rata perbandingan nilai keputusan antar juri yaitu sebagai berikut:
Koefisien Reliabelitas=
14
Klaus Krippendorff, Content Analysis: An Introduction To Its Methodology, (SAGE Publication, 2012), h. 212 15 Burhan Bungin, h.282
38
2M
= Nomor keputusan yang sama antar juri
N1+N2
= Jumlah Item yang dibuat oleh tim juri
M
= Kesepakatan antar juri
N
= Jumlah yang diteliti
Komposit Reliabelitas
N = Jumlah juri X = Rata-rata koefisien reliabelitas antar juri 16 Setelah
itu
untuk
menghitung
frekuensi
masing-masing
kategori
menggunakan rumus sebagai berikut:
P = Presentase F = Frekuensi N = Jumlah Populasi
Waktu dan Tempat Penelitian Peneliti melakukan penelitian tentang tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo dan waktu penelitian dimulai dari bulan Januari 2014 – Januari 2015. Peneliti mengambil pada kurun waktu ini karena tayangan kartun animasi 16
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset komunikasi, (Jakarta: Perdana Media Group, 2010), h. 235
39
Adit Sopo Jarwo dalam setahun penayangannya banyak mendapatkan penghargaan. Teknis Penulisan Untuk keperluan skripsi, penulis mengacu pada buku Pedoman Penulisan karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Jakarta, Ceqda, 2007).
H.
Analisis Isi 1. Definisi Analisis Isi Analisis isi adalah penelitian yang bersifat pembahasan secara mendalam
terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Analisi isi atau makna pesan komunikasi berdasarkan data-data yang tersedia untuk dibuat kesimpulannya. Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secara objektif, sistematik dan relevan, secara sosiologis, uraian, dan analisisnya dapat menggunakan tata cara pengukuran kualitatif dan kuantitatif ataupun kedua-duanya. 17 Barelson dalam Soejono Adburahman mendefinisikan kajian isi sebagai teknik penelitian untuk keperluan mendeskripsikan secara objektif, sistematis, dan kuantitatif tentang manifestasi komunikasi. Weber menyatakan bahwa kajian ini adalah metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang shahih dari sebuah buku atau dokumen. Holsty memberikan definisi yang agak lain dan menyatakan bahwa kajian isi adalah 17
Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, (Jakarta: Pusat Penelitian Universitas Terbuka, 2001), h. 32.
40
teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis. 18 Menurut Budd (1967), analisis isi adalah sebuah teknik sistematis untuk menganalisis pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih.19 Berelson (1952) mendefinisikan analisis isi sebagai suatu teknik penelitian yang objektif, sistematik, dan menggambarkan secara kuantitatif isi-isi pernyataan suatu komunikasi. Sedangkan definisi Kerlinger (1986) analisis isi yaitu analisis komunikasi secara sistematis, objektif, dan secara kuantitatif untuk mengukur variable. 20 Penggunaan analisis isi dilakukan jika ingin memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang. Analisis isi dapat juga digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi seperti surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita, lukisan, pidato, surat, peraturan, undang-undang, musik, iklan dan sebagainya. 21 Dalam hal teknik penyajian data, analisis isi terbagi menjadi dua, yaitu analisis isi kuantitatif dan analisis isi kualitatif. Analisis isi kuantitatif secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk teknik penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi. Analisis isi kuantitatif ini 18
Soejono Abdurrahman, Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta Ringka Cipta, 2005), h.
13-14. 19
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset komunikasi, (Jakarta: Perdana Media Group, 2010), h. 232 20 Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, ( Yogyakarta : ANDI, 2004), hl. 164 dan 171. 21 Jumroni dan Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, h. 68
41
ditujukan untuk mengidentifikasi secara sistematis isi komunikasi yang tampak (manifest), dan dilakukan secara objektif, valid, reliabel, dan dapat direplikasi. 22 Prinsip analisis isi berdasarkan definisi di atas: a. Prinsisp Sistematik Ada perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang dianalisis. Peneliti tidak dibenarkan menganalisis hanya pada isi yang sesuai dengan perhatian dan minatnya, tetapi harus pada keseluruhan isi yang telah ditetapkan untuk diriset. b. Prinsip Objektif Hasil analisis tergantung pada prosedur riset bukan pada orangnya. Kategori yang sama bila digunakan untuk isi yang sama dengan prosedur yang sama, maka hasilnya harus sama, walaupun risetnya beda. c. Prinsip Kuantitatif Mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi yang didefinisikan. Diartikan juga sebagai prinsip digunakannya metode deduktif. d. Prinsip Isi yang Nyata Yang diriset dan dianalisis adalah isi yang tersurat (tampak) bukan makna yang dirasakan peneliti. Perkara hasil akhir dari analisis nanti menunjukkan adanya sesuatu yang tersembunyi, hal itu sah-sah saja. Namun, semuanya bermula dari analisis terhadap isi yang tampak. 23 2. Tahapan dan Kegunaan Analisis Isi 22
Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya,( Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 15. 23 Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset komunikasi, h. 233
42
a. Tahapan Analisis Isi Menurut Eriyanto, ada beberapa tahapan dalam analisi isi, yaitu: 24 i.
Merumuskan tujuan analisis
ii.
Konseptualisasi dan operasionalisasi
iii.
Lembar koding (coding sheet)
iv.
Populasi dan sampel
v.
Pelatihan koder dan pengujian validitas reliabelitas
vi.
Proses koding
vii.
Penghitungan reliabelitas final
viii.
Input data dan analisis
b. Kegunaan Analisis Isi Kegunaan analisis isi terdapat tiga aspek. Pertama, analisis isi ditempatkan sebagai metode utama. Kedua, analisis isi dipakai sebagai salah satu metode saja dalam penelitian. Ketiga, analisis isi dipakai sebagai bahan pembanding untuk menguji kesahihan dari kesimpulan yang telah didapat dari metode lain. 25
I.
Populasi Penelitian Dalam metode penelitian, kata populasi sangat popular. Digunakan untuk
menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.
24
Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu sosial Lainnya, h. 32. 25 Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu sosial Lainnya, h. 32.
43
Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian. 26 Dalam penelitian ini, penulis mengambil seluruh populasi sebagai sumber data penelitian. Populasi dalam penelitian ini merupakan keseluruhan skenario kartun animasi Adit Sopo Jarwo yang ditayangkan sejak bulan Januari 2014 sampai dengan Januari 2015.
J.
Uji Reliabilitas Untuk memperoleh reliabilitas dan validitas kategori pesan edukasi
tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo maka diadakan pengujian kategori pada tiga orang juri atau koder yang dipilih dan orang yang dipandang kredibel dan mampu memberikan penelitian secara objektif. Hasil dari kesepakatan tim juri tersebut dijadikan sebagai koefisien reliabelitas. Penelitian ini menggunakan tiga orang juri ( koder ), yaitu : 1) Juri I
: Bpk. Dedi Fahrudin, M. Si Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2) Juri II
: Bpk. Irfan Nur Hidayat,S. Pd.I Guru Pendidikan Agama Islam SDN Tomang 01 Pagi, Jakarta Barat
26
Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset komunikasi , h.99
44
3) Juri III
: Atikah Rahmah Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kategori yang terdapat pada tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo adalah kategori religi, moral dan sosial. Untuk lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini.
Tabel 1 Kategori Pesan Edukasi Tayangan Kartun Animasi Adit Sopo Jarwo di MNC TV
No
Kategori Pesan Edukasi
Sub Kategori Pesan Edukasi Aqidah
1
Religi
Akhlak Syari’ah Berani Jujur Percaya Diri
2
Kreatif Moral
Sabar Tanggung Jawab Peduli
3
Sosial
kerjasama
45
Pada penelitian selama 1 tahun, tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo telah menayangkan 29 segmen cerita dari kartun animasi Adit Sopo Jarwo tersebut. Ada 58 percakapan yang dimasukkan ke dalam lembar koding untuk diujikan kepada para juri atau koder. Berikut ini adalah tabel dari hasil kesepakatan antar juri pada tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwi di MNC TV. Tabel 2 Koefisien Reliabilitas Kesepakatan Kategori Religi, Moral dan Sosial No
Antar Juri
Item
Kesepakatan
1
Juri 1 dan 2
58
46
12
0,79
2
Juri 1 dan 3
58
47
11
0,81
3
Juri 2 dan 3
58
52
6
0,90
Jumlah
Ketidaksepakatan Nilai
2,5
Nilai rata-rata = 2,5 : 3 = 0,83 Komposit Reabilitas
: N(x antar juri) 1+(N-1)(x antar juri) :
3 (0,83)
= 0,94
1+2 (0,83) Dari tabel di atas menunjukkan kesepakatan antar juri 1 dan 2 sebesar 0,79 (hal ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik antar kedua juri). Kesepakatan antar juri 1 dan 3 sebesar 0,81 (menunjukkan kesepakatan yang
46
sangat baik antar kedua juri). Dan kesepakatan antar juri 2 dan 3 sebesar0,90 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik antar kedua juri). Kemudian untuk menghitung rata-rata perbandingan nilai kesepakatan antar juri tersenbut dihitung dengan rumus komposit reliabelitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat kesepakatan antar juri untuk kategoir-kategori yang dibat yaitu sebesar 0,94. Hal ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik diantara para juri. Setelah dilakukan perhitungan reliabelitas terhadap tiga juri atas kategori-kategori tersebut, kategori religi, moral dan sosial dapat dianggal reliable sebagai sebuah kategori penelitian.
Tabel 3 Koefisien Reliabilitas Kesepakatan Kategori Religi No
Antar Juri
Item
Kesepakatan
1
Juri 1 dan 2
17
13
4
0,76
2
Juri 1 dan 3
17
13
4
0,76
3
Juri 2 dan 3
17
15
2
0,88
Jumlah
Nilai rata-rata : 2,4 : 3 = 0,8 Komposit Reabilitas
: N(x antar juri) 1+(N-1)(x antar juri) = 3 (0,8) 1+2 (0,8)
= 0,92
Ketidaksepakatan Nilai
2,4
47
Dari tabel di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2 sebesar 0,76 (hal ini menunjukkan kesepakatan yang baik antara kedua juri). Kesepakatan antara juri 1 dan 3 sebesar 0,76 (menunjukkan kesepakatan yang baik antar kedua juri). Dan kesepakatan antara juri 2 dan 3 sebesar 0,88 ( itu berarti menunjukkan kesepakatan yang baik juga antar kedua juri). Kemudian untuk menghitung rata-rata perbandingan nilai kesepakatan antar juri tersebut dihitumg dengan rumus komposit reabilitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat kesepakatan antar juri untuk sub judul yang pertama yaitu sebesar 0,92. Hal ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik diantara para juri. Jadi, kategori religi ini sudah dianggap realible sebagai sebuah kategori penelitian.
Tabel 4 Koefisien Reabilitas Kesepakatan Kategori Moral No
Antar Juri
Item
Kesepakatan
Ketidaksepakatan
Nilai
1
Juri 1 dan 2
25
22
3
0,88
2
Juri 1 dan 3
25
24
1
0,96
3
Juri 2 dan 3
25
22
3
0,88
Jumlah
Nilai rata-rata : 2,72 : 3 = 0,91
2,72
48
Komposit Reabilitas
: N(x antar juri) 1+(N-1)(x antar juri) : 3 (0,91)
= 0,97
1+2 (0,91) Dari tabel di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2 sebesar 0,88 (hal ini menunjukkan kesepakatan yang baik antara kedua juri). Kesepakatan antara juri 1 dan 3 sebesar 0,96 (menunjukkan kesepakatan yang baik antar kedua juri). Dan kesepakatan antara juri 2 dan 3 sebesar 0,88 ( itu berarti menunjukkan kesepakatan yang baik juga antar kedua juri). Kemudian untuk menghitung rata-rata perbandingan nilai kesepakatan antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit reabilitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat kesepakatan antar juri untuk sub judul yang pertama yaitu sebesar 0,97. Hal ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik diantara para juri. Jadi, kategori religi ini sudah dianggap reaible sebagai sebuah kategori penelitian. Tabel 5 Koefisien Reabilitas Kategori Sosial No
Antar Juri
Item
Kesepakatan
Ketidaksepakatan
Nilai
1
Juri 1 dan 2
16
11
5
0,69
2
Juri 1 dan 3
16
10
6
0,62
3
Juri 2 dan 3
16
14
2
0,87
Jumlah
2,18
49
Nilai rata-rata : 2,18 : 3 = 0,73 Komposit Reabilitas
: N(x antar juri) 1+(N-1)(x antar juri) : 3 (0,73)
= 0,89
1+2 (0,73)
Dari tabel di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2 sebesar 0,69 (hal ini menunjukkan kesepakatan yang cukup antara kedua juri). Kesepakatan antara juri 1 dan 3 sebesar 0,62 (menunjukkan kesepakatan yang cukup antar kedua juri). Dan kesepakatan antara juri 2 dan 3 sebesar 0,87 ( itu berarti menunjukkan kesepakatan yang baik antar kedua juri). Kemudian untuk menghitung rata-rata perbandingan nilai kesepakatan antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit reabilitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat kesepakatan antar juri untuk sub judul sosial yaitu sebesar 0,89. Hal ini menunjukkan kesepakatan yang baik diantara para juri. Jadi, kategori religi ini sudah dianggap reaible sebagai sebuah kategori penelitian.
BAB IV ANALISIS
A.
Gambaran Umum Kartun Animasi Adit Sopo Jarwo Kartun animasi Adit Sopo Jarwo diproduksi oleh MD Animation yang
dibentuk oleh Manoj Punjabi bersama Dana Riza. Kartun animasi Adit Sopo Jarwo rencananya dibuat dan diproduksi tahun 2012 namun karena kurangnya dana dan para animator maka kartun animasi Adit Sopo Jarwo gagal untuk diproduksi pada tahun tersebut. 1 Kartun animasi Adit Sopo Jarwo akhirnya diwujudkan setelah 1,5 tahun digodok dan mendapat sambutan pasar yang luar biasa dengan rating hingga 22 persen. 2 Kartun animasi Adit Sopo Jarwo mulai tayang sejak 27 Januari 2014. Dengan disutradarai oleh Dana Riza dan melibatkan tak kurang dari 250 orang Animator di dalamnya, serial yang dibuat dengan menggunakan software opensource Blender ini bekerjasama dengan Eltra Studio untuk pengisian suara. Pengarahan dialog atas pengisian suara dipercayakan kepada Mardi Midorikawa dengan mengerahkan para Seiyuu seperti Darmawan Susanto (Patrick Star – Spongebob Squarepants), Ojay S. Surianata (Komandan Bimo – Kochikame), Jessy Millianty (Shizuka Minamoto – Doraemon), Musripah (Veronica – Rosalinda), Turie Sandos (Gintoki Sakata – Gintama), dan Ranu serta para pendatang seperti Eki NF, Zulfa, dan Bintang FTV cilik Reyhan untuk mengisi suara karakter-karakter di dalamnya. 1
Tayangan Hitam Putih di Trans 7, 18 Maret 2015 pukul 18.00 WIB. .http://swa.co.id/entrepreneur/dana-riza-md-animation-akan-menjadi-pixar-nyaindonesia. diakses di Jakarta, 22 Oktober 2015 2
50
51
Film ini menceritakan petualangan Adit, Dennis, dan si mungil Adelya. Mereka tinggal di perkampungan yang khas Indonesia. Karakter Adit adalah anak yang positif, punya jiwa kepemimpinan, dan bisa membangkitkan kepercayaan diri teman-temannya. Adanya sosok Sopo dan Jarwo, akan menjadi seru karena Sopo dan Jarwo seringkali berselisih paham dengan Adit dan teman-temannya. Selain itu Sopo dan Jarwo juga kerap menimbulkan masalah karena kebodohan mereka. Ada pula sosok Haji Udin, ketua RW yang sudah menjabat selama belasan tahun. Haji Udin yang akan menengahi perseteruan antara Adit cs dan SopoJarwo. Petuah bijak yang disampaikannya dengan ringan dan lugas mampu mengembalikan suasana gaduh menjadi teduh. a. Karakter Tokoh-Tokoh 3 1. Adit merupakan siswa SD yang lahir tanggal 23 Maret di Jakarta. Ia suka sekali berpetualang dengan teman-temannya. Disini Adit merupakan tokoh utama dan selalu bermain bersama Denis dan Adel yang selalu berpetualang bersama dengan bersepeda. 2. Bang Jarwo merupakan karakter yang bisa membuat tertawa. Jarwo selalu bersama anak buahnya yaitu Sopo. Bang Jarwo merupakan karakter licik dan juga seorang pengangguran, banyak yang belum tahu kalau Bang Jarwo adalah adik ipar dari Haji Udin. 3. Bang Sopo merupakan karakter lugu yang memiliki badan gendut dan besar. Sama seperti Bang Jarwo, ia juga merupakan seorang 3
http://mushroomali.blogspot.com/2015/06/adit-sopo-jarwo-kartun-animasiindonesia.html, diakses di Jakarta, 8 juli 2015
52
pengangguran. Bang Sopo merupakan anak ke-8 dari 11 bersaudara. Karena keluarganya itulah Jarwo memanfaatkan Sopo sebagai anak buahnya. 4. Dennis, Karakter ini bisa dikatakan paling unik. Dennis bisa membayangkan sesuatu yang diluar nalar menjadi sebuah kenyataan ( dari takut menjadi pemberani ). Dennis sendiri merupakan sahabat Adit. 5. Adel merupakan adik Adit. Ia selalu bersama Adit ikut berpetualang. Walau hanya bisa mengucapkan tatatata saja namun kecerdasan Adel sudah terlihat. 6. Bang H. Udin merupakan sosok penengah dari tokoh Adit dan juga Sopo Jarwo. Haji udin merupakan ketua RW di kampungnya. Sebelumnya Haji Udin merupakan anak bandel saat masih mudanya, namun ketika ayahnya meninggal ia berubah.
b. Prestasi Adit Sopo Jarwo Dalam satu tahun penayangannya, kartun animasi Adit Sopo Jarwo telah meraih beberapa prestasi yang membanggakan, antara lain : 1. Kartun Adit Sopo Jarwo mendapatkan apresiasi dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai program kartun ramah anak dengan cerita yang menginspirasi dan kaya akan edukasi. 4
4
Administrator KPI, “Siaran Pers”, dimuat pada 22 September 2014, diakses pada 27 Oktober 2014, dari http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/38-dalam-negeri/32315-siaranpers-bahayanya-tayangan-anak-kartun
53
2. Kartun Adit Sopo Jarwo masuk dalam nominasi film animasi terbaik FFI 2014 yang diumumkan pada hari Senin (24/11/2014) malam, di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta. 5 3. Kartun Adit Sopo Jarwo menjadi pemenang untuk kategori film animasi dalam Festival Film Anti Korupsi (Anti Corruption Film Festival/ ACFFest) 2014 6. 4. Kartun Adit Sopo Jarwo telah ditonton oleh 8 juta orang di Youtube selama satu tahun. 5. kartun Adit Sopo Jarwo menduduki peringkat pertama (menempati rating 4,2 dan share penonton 20,2% ) untuk golongan penonton ABC berdasarkan survei Nielsen. 7
B.
MD Entertaiment 8 MD Entertainment telah berdiri sejak tahun 2003 lalu. MD saat ini adalah
Rumah Produksi terbesar di Indonesia, yang sudah menghasilkan banyak karyakarya berkualitas seperti sinetron Bawang Merah Bawang Putih, Cinta Fitri,
5
Administrator FFI, “Nominasi”, dimuat pada November 2014, diakses pada 28 April http://www.pialacitra.com/news/dari-387-film-inilah-daftar-lengkap-yang-masuk2015, dari nominasi-ffi-2014.html 6 Humas KPK, “Berita”, dimuat pada 12 Desember 2014, diakses pada 27 April 2015, dari http://www.kpk.go.id/id/berita/berita-kpk-kegiatan/2397-ini-dia-pemenang-acffest-2014 7 Kaori Nusantara, “Berita”, dimuat pada 2 Januari 2015, diakses pada 28 April 2015 dari http://www.kaorinusantara.or.id/newsline/20143/rating-adit-sopo-jarwo-berhasil-kalahkandoraemon-dan-ganteng-ganteng-serigala 8
http://www.mdentertainment.co/beranda/tentangkami, diakses di Jakarta tanggal 22 oktober 2015
54
Tendangan Si Madun, Raden Kian Santang, yang semuanya berhasil meraih sukses luar biasa. Beberapa sinetron dan film produksi MD menuai berbagai penghargaan bergengsi seperti di ajang Panasonic Awards, SCTV Awards, Indonesian Movie Awards, Yahoo OMG Awards, dan lain lain. Bahkan sinetron Cintra Fitri, adalah satu-satunya sinetron yang wajib tonton bagi mantan Presiden ke 3 Republik Indonesia, Bapak BJ. Habibie beserta Almarhumah Ibu Ainun. Ceritanya sarat pesan moral dan terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Seiring sejalan dengan sukses MD Entertainment, MD Pictures salah satu anak perusahaan yang sekarang bernaung di bawah bendera MD Corp. (MD Corporation) juga membuahkan film-film fenomenal yang berhasil meraup jumlah penonton terbanyak di Indonesia, seperti : Ayat-Ayat Cinta, Di Bawah Lindungan Ka’bah, Habibie & Ainun, dan masih banyak lagi. Karya terakhir film Habibie & Ainun bahkan berhasil meraup sampai 4.700.000 penonton. Angka yang spektakuler untuk negeri ini, dimana budaya menonton film bagi masyarakatnya belum begitu melekat. Pertumbuhan MD Entertainment terhitung relatif cepat dan pesat. Saat ini dibawah naungan MD Corp, induk perusahaan yang banyak bergerak di bidang entertainment dan property ini memiliki beberapa anak perusahaan seperti : MD Entertainment, MD Pictures, MD Animation, MD Music, MD Graha Persada, dan lain sebagainya. Untuk mewadahi semua ini, pada tanggal 7 Desember 2013 telah diresmikan gedung baru MD Place yang terdiri dari 2 tower, di kawasan
55
Setiabudi, Jakarta Selatan. Bukan sekedar gedung perkantoran biasa, tapi MD Place adalah gedung berbentuk unik berteknologi tinggi. Jaringan sel yang menyerupai sarang laba-laba di tampilan luarnya kerap menjadi perbincangan orang
dengan
menyebutnya
sebagai
spider
building-nya
spider
man.
Sesungguhnya bentuk itu adalah ibarat jaringan sel manusia yang sehat, senantiasa tumbuh dan berkembang. Sebagaimana MD Corp., yang selalu didasari dengan niat dan tujuan baik untuk menumbuhkembangkan dunia sinetron dan perfilman di Indonesia, melalui buah karya putera bangsanya. a. VISI dan MISI MD terus berusaha memproduksi sinetron yang berlandaskan realita kehidupan serta kisah-kisah menarik lainnya yang penuh makna. Harapannya agar dapat membuat penonton tertawa ataupun terharu, ikut merasakan kisah yang ada dalam setiap peran dan karakter yang disuguhkan. Tayangan MD tidak semata-mata diproduksi untuk kepentingan bisnis dan hiburan, tapi juga untuk mencerdaskan serta memberikan pesan moral bagi penontonnya. Pada dasarnya, MD berniat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dari berbagai usia dengan berbagai tingkat kehidupan sosial, karena kami percaya setiap individu berhak mendapat hiburan yang berkualitas. We are here to provide it. b. Prestasi MD Entertaiment MD sangat beruntung, sejak tahun 2005 kerap mendapat penghargaan di ajang bergengsi seperti ‘Program Terfavorit’ dalam Panasonic Awards di
56
tahun 2005 dan 2006. Sebagai ‘Program Terbaik’ dalam SCTV Awards selama tiga tahun berturut-turut sejak tahun 2005.Tayangan harian paling popular ‘Cinta Fitri’ mendapat penghargaan sebagai ‘Program Terbaik’ SCTV Awards tahun 2008, dan ‘Program Terfavorit’ Panasonic Awards tahun 2009.
C.
Media Nusantara Citra Televisi ( MNC TV ) 1. Sejarah MNC TV 9 a. Awal didirikan TPI pertama kali mengudara pada 1 Januari 1991 selama 2 jam dari jam 19.00-21.00 WIB. TPI diresmikan Presiden Soeharto pada 23 Januari 1991 di Studio 12 TVRI Senayan, Jakarta Pusat. 10 Pada awal pendiriannya tahun 1991 TPI hanya ingin menyiarkan siaran edukatif saja. Saat itu TPI hanya mengudara 4 jam. Salah satunya dengan bekerjasama
dengan
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan
menyiarkan materi pelajaran pendidikan menengah. Sejak itu TPI mengudara 4 jam, lalu sejak 1 Juni 1991 menjadi 6,5 jam. Lalu menjelang akhir 1991 sudah 8 jam. b. TPI setelah pertengahan 1990-an Pada tahap awal pendiriannya, TPI berbagi saluran dengan televisi milik pemerintah, TVRI. Perlahan-lahan mereka mengurangi misi 9
http://www.mnctv.com/index.php?option=com_content&task=view&id=5&Itemid=26. Diakses di Jakarta, 11 JULI 2015. 10 Prof. Onong Uchjana Effendy, M.A, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2003), Cet. Ke-3, h. 198.
57
edukatif, dengan juga menyiarkan acara-acara lain, termasuk kuis-kuis dan sinetron sebagai selingan. TPI berpisah saluran dengan TVRI di pertengahan 90-an. Program edukasi pun tergusur, dan TPI fokus di program acara musik dangdut, seolah acara lain yang disebut 'makin Indonesia' dalam motto barunya seakan tenggelam oleh hingar bingar acara dangdut di TPI. Bahkan TPI sebagai kependekan dari Televisi Pendidikan Indonesia sudah tidak berlaku lagi. Dalam situs web resmi TPI, disebutkan TPI adalah Televisi Paling Indonesia, sesuai dengan misi barunya, yakni menyiarkan acara-acara khas Indonesia seperti tayangan sinetron lokal dan musik dangdut. TPI pernah
mendapat
penghargaan
karena
telah
bertahun-tahun
menayangkan acara kuis dangdut pertama di Indonesia yaitu Kuis Dangdut yang dibawakan oleh Jaja Miharja dan Dorce Gamalama. Pada Festival Sinetron Indonesia 1997, serial "Mat Angin" (Deddy Mizwar) yang ditayangkan TPI menyabet 11 penghargaan, ditambah dengan 5 penghargaan lagi tahun berikutnya dari serial yang sama. Tak lupa juga acara terfavorit di Indonesia yaitu Santapan Nusantara yang dibawakan oleh Enita Sriyana, sang pakar kuliner. Program Kontes Dangdut Indonesia yang merupakan versi dangdut dari kontes American Idol dan Indonesian Idol merupakan salah satu program unggulan TPI pada saat itu.
58
Sejak Oktober 2003, 75% saham TPI dimiliki oleh Media Nusantara Citra, kelompok perusahaan media yang juga memiliki RCTI dan Global TV. c. Peluncuran ulang dan pergantian nama Sejak 20 Oktober 2010, TPI resmi berganti nama menjadi MNCTV. Perubahan ini terjadi dikarenakan TPI tidak sesuai dengan konteks tertulis pada televisi tersebut yaitu menjadi salah satu televisi yang berbau pendidikan di Indonesia, dan oleh karena itu nama TPI berubah menjadi MNCTV untuk mengubah citra TPI di mata masyarakat MNC TV merupakan salah satu pelopor stasiun televisi swasta di Indonesia yang mulai mengudara dengan nama baru sejak 20 Oktober 2010 yang sebelumnya dengan nama Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) , di mana TPI sendiri didirikan pada tahun 1990 di Jakarta, sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa penyiaran televisi di Indonesia. TPI diresmikan penyiarannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 23 Januari 1991 bertempat di studio 12 TVRI Senayan Jakarta. 11 TPI merupakan perusahaan swasta ketiga yang mendapatkan izin penyiaran televisi pada tanggal 1 Agustus 1990, dan sebagai stasiun televisi pertama yang mendapat izin penyiaran secara nasional. dengan izin Menteri Penerangan No.127/E/RTF/K/VIII/1990, dan menjangkau 158 juta pemirsa di seluruh Indonesia.
11
Prof. Onong Uchjana Effendy, M.A, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2003), Cet. Ke-3, h. 198.
59
D.
Temuan dan Pembahasan Pada bab sebelumnya, peneliti telah memaparkan uji reliabilitas pada
kategori edukasi yang telah peneliti buat. Hasilnya, semua kategori yang dibuat oleh peneliti dianggap reliabel oleh para juri. Kategori tersebut adalah religi, moral dan sosial. Dari kategori religi, dibuat sub kategori, yaitu aqidah, akhlak dan syari’ah. Dari kategori moral dibuat sub kategori yaitu, berani, jujur, percaya diri, kreatif, sabar, dan tanggung jawab. Yang terakhir, sub dari kategori sosial ialah peduli dan kerjasama. Berikut ini adalah hasil persentase dari ketiga kategori edukasi yang telah dihitung : Tabel 6 Persentase Kategori Religi, Moral, dan Sosial No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Religi
35
29,17%
2
Moral
45
37,5%
3
Sosial
40
33,33%
Jumlah
120
100%
Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa kategori edukasi yang ditemukan dalam 120 dialog tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo yang terendah adalah dialog tentang kategori religi yakni sebanyak 35 dialog (29,17%) , kemudian diikuti dengan kategori sosial yakni mencapai 40 dialog (33,33%), dan yang terbanyak
60
dari dialog kartun animasi Adit Sopo Jarwo adalah kategori moral yang mencapai 45 dialog (37,5%). Dari jumlah dialog tersebut, kategori moral memiliki jumlah dialog terbanyak dibandingkan dengan dua kategori yang lain. Ini menunjukkan bahwa tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo menganggap lebih penting edukasi moral dalam menayangkannya. Kartun animasi Adit Sopo Jarwo menunjukkan bahwa moral merupakan hal yang perlu mendapat perhatian lebih dari masyarakat untuk masa depan anak-anak bangsa kedepan lebih maju. Berbicara tentang edukasi ialah segala sesuatu yang baik maupun yang buruk yang berguna bagi kehidupan manusia yang diperoleh melalui proses pengubahan sikap dan tata laku dalam upaya mendewasakan diri manusia melalui upaya pengajaran. Dihubungkan dengan kehidupan manusia, nilai-nilai edukasi diarahkan pada pembentukan pribadi manusia sebagai makhluk individu, sosial, religius dan berbudaya. Masyarakat yang menonton tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo, khususnya anak-anak dapat mengetahui kehidupan masyarakat sekarang sekaligus belajar dalam mengubah tata laku dan sifat serta mengupayakan diri untuk menjadi dewasa yang lebih baik. Sehingga tayangan ini menjadi sangat bagus untuk dicontoh oleh masyarakat. Dengan lebih banyak menayangkan tayangan yang mengandung edukasi, MD Animation juga menggambarkan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki nilai khas tersendiri dibandingkan negara-negara lainnya.
61
Tabel 7 Jumlah Frekuensi Dialog Berdasarkan Kategori Moral No.
Sub Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Berani
2
4,44%
2
Jujur
5
11,11%
3
Percaya Diri
7
15,57%
4
Kreatif
9
20%
5
Sabar
2
4,44%
6
Tanggung Jawab
20
44,44%
45
100%
Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa sub kategori moral, yang ditemukan dalam 45 dialog dalam tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo yang tertinggi adalah sub kategori tanggung jawab yakni sebanyak 20 dialog (44,44%), kemudian sub kategori kreatif yakni 9 dialog (20%), sub kategori percaya diri yakni sebanyak 7 dialog (15,57%), sub kategori jujur dengan 5 dialog (11,11%), dan yang terakhir sub kategori berani dan sub kategori sabar yakni dengan 2 dialog (4,44%). Dengan menonjolkan lebih banyak dialog yang termasuk dalam sub kategori tanggung jawab, tim kreatif dari kartun animasi Adit Sopo Jarwo hendak menggambarkan bentuk tanggung jawab khas Indonesia yang dilakukan oleh Adit, bang Sopo dan Bang Jarwo. Hal ini berguna untuk keadilan dan kebersamaan dalam masyarakat.
62
Pada kategori moral ini, tim kreatif kartun animasi Adit Sopo Jarwo banyak memuat dialog tentang nilai moral yang dilakukan oleh tokoh-tokoh kartun animasi Adit Sopo Jarwo. Nilai moral yang terkandung dalam karya seni bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai etika merupakan nilai baik buruk suatu perbuatan, apa yang harus dihindari, dan apa yang harus dikerjakan, sehingga tercipta suatu tatanan hubungan manusia dalam masyarakat yang dianggap baik, serasi, dan bermanfaat bagi orang itu, masyarakat, lingkungan, dan alam sekitar. Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan baik atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan manusia sehari-hari. 12 Pada tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo banyak sekali dialog yang membicarakan tentang bagaimana tingkah laku bang Jarwo yang seharusnya memiliki nilai moral yang baik pada kehidupan sehari-harinya. Seperti makna dalam dialog Haji Udin yang selalu mengingatkan Bang Jarwo untuk selalu mengukur kemampuan terlebih dahulu sebelum mengambil suatu pekerjaan apalagi sudah menerima uang sebelum melakukan pekerjaan tersebut. Kang Ujang yang selalu mengingatkan untuk hidup prihatin bila banyak hutang dan jangan sampai mengharapkan yang tinggi sebelum membayar hutang-hutang. Dan sikap
12
Uzey, Macam-macam Nilai, dalam http://uzey.blogspot.co,id/2009/09/pengertiannilai.html . diakses pada tanggal 15 September 2015.
63
Adit yang selalu bertanggung jawab dengan segala perintah siapapun karena Adit selalu menyelesaikan pekerjaan itu sampai tuntas. Tabel 8 Jumlah Frekuensi Dialog Berdasarkan Kategori Sosial No.
Sub Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Kepedulian
30
75%
2
Kerjasama
10
25%
Jumlah
40
100%
Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa dari 40 dialog yang termasuk kategori sosial ditemukan yang tertinggi adalah sub kategori kepedulian dengan jumlah 30 dialoq (75%) kemudian kerjasama menempati urutan kedua dengan 10 dialog (25%). Nilai pendidikan sosial yang ada dalam karya seni dapat dilihat dari cerminan kehidupan masyarakat yang diinterpretasikan. 13 Nilai pendidikan sosial akan menjadikan manusia sadar akan pentingnya kehidupan berkelompok dalam ikatan kekeluargaan antara satu individu dengan individu lainnya. Nilai pendidikan sosial mengacu pada hubungan individu dengan individu yang lain dalam sebuah masyarakat. Bagaimana seseorang harus bersikap, bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah, dan menghadapi situasi tertentu juga termasuk dalam nilai sosial. Dalam masyarakat Indonesia yang sangat
13
Rosyadi, Nilai-nilai Budaya dalam Naskah Kaba,.. h. 80
64
beraneka ragam coraknya, pengendalian diri adalah sesuatu yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan masyarakat. Pada tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo, untuk kategori sosial, memang lebih mementingkan tentang kepedulian terhadap sesama dibandingkan dengan kerjasama yang dilakukan oleh Adit dan teman-temannya. Ini dibuktikan dengan dialog Bang Jarwo, Adit dan Dennis yang sangat peduli mencari Adel saat Adel menghilang, ataupun dialog Bunda yang sangat peduli akan keselamatan Adit dengan selalu mengingatkan Adit untuk selalu berhati-hati saat dijalan. Tabel 9 Jumlah Frekuensi Dialog Berdasarkan Kategori Religi No.
Sub Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Aqidah
22
62,86%
2
Akhlak
13
37,14%
3
Syariah
0
0%
Jumlah
35
100%
Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa sub kategori religi yang ditemukan dalam 35 dialog dalam tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo yang tertinggi adalah sub kategori aqidah yakni sebanyak 22 dialog (62,86%), kemudian sub kategori akhlak yakni sebanyak 13 dialog (37,14%), yang terakhir adalah sub kategori syariah yang mendapatkan persentase 0% karena tidak ditemukan frekuensi hasil.
65
Religi merupakan suatu kesadaran yang menggejala secara mendalam dalam lubuk hati manusia sebagai human nature. Religi tidak hanya menyangkut segi kehidupan secara lahiriah melainkan juga menyangkut keseluruhan diri pribadi manusia secara total dalam integrasinya hubungan ke dalam keesaan Tuhan. 14 Nilai-nilai religius bertujuan untuk mendidik agar manusia lebih baik menurut tuntunan agama dan selalu ingat kepada Tuhan. Kategori religi pada tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo sering mengajak penontonnya untuk selalu mengingat kepada Allah SWT dan kepada ketentuan-ketentuan Allah SWT atau Iman kepada Qada dan Qadar, seperti dialoq Bang Jarwo yang sering mengucapkan Alhamdulillah setiap mendapatkan rezeki, atau mengucapkan Bismillah sebelum melakukan pekerjaan. Bang Jarwo pun sering memohon kepada Allah SWT untuk selalu dilindungi karena dia percaya bahwa Allah Maha Pelindung, dan yakin atas rezeki yang diberikan oleh Allah, disini berarti bang Jarwo percaya akan ketentuanketentuan Allah atau Iman Qada dan Qadar.
Berdasarkan perolehan data-data di atas, maka dapat diketahui bahwa macam-macam edukasi yang dominan dalam tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo yaitu kategori moral dengan persentase 37,5%, selanjutnya kategori sosial dengan persentase 33,33% dan urutan terakhir yakni kategori religi dengan persentase 29,17%.
14
Rosyadi, Nilai-nilai Budaya dalam Naskah Kaba, (Jakarta: CV. Dewi Sri, 1995), h. 90
66
Pada kategori moral, ada enam sub kategori yang ditentukan, yaitu tanggung jawab yang mendapatkan hasil persentase 44,44%, kreatif mendapatkan persentase 20%, percaya diri mendapatkan persentase 15,57%, jujur mendapatkan persentase 11,11%, berani dan sabar mendapatkan persentase 4,44%. Pada kategori sosial. Hanya ada dua sub kategori, yaitu kepedulian yang mendapatkan hasil persentase 75% dan yang terendah adalah sub kategori kerjasama dengan hasil persentase 25%. Pada kategori religi, terdapat tiga sub kategori, yaitu aqidah yang mendapatkan hasil persentase 62,86%, akhlak dengan persentase 37,14% dan yang terakhir syari’ah dengan persentase 0% karena tidak ada dialog tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo dengan sub kategori tersebut. Kemudian, berdasarkan hasil pengolahan data dari keseluruhan kategori yang diteliti, maka dapat diketahui dialog yang mempunyai unsur edukasi yang dominan pada tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo ialah kategori moral dengan hasil persentase 37,5% termasuk didalamnya tanggung jawab, kreatif, percaya diri, berani, sabar dan jujur. Kemudian dilanjutkan dengan kategori sosial 33,33% yang termasuk didalamnya ialah kepedulian dan kerjasama. Dan yang terakhir ialah kategori religi 29,17% yang termasuk didalamnya ialah aqidah, akhlak dan syari’ah, namun pada sub kategori syari’ah tidak ada juri yang memilih. E.
Interpretasi Pada penelitian ini, peneliti ingin menganalisis isi pesan edukasi tayangan
kartun animasi Adit Sopo Jarwo di MNC TV. Pesan-pesan yang ada dalam
67
tayangan tersebut merupakan bukti bahwa pesan edukasi dianggap penting oleh media. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui kategori yang terdapat dalam tayangan kartun animasi tersebut, serta kategori apa yang paling dominan pada tayangan itu. Untuk dapat melihat hal tersebut, peneliti menginterpretasikan sejumlah hasil analisis yang terkait dengan tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo sebagai berikut. Berdasarkan pada temuan hasil olah data statistik dalam penelitian ini telah menunjukkan bahwa kategori pesan edukasi yang paling dominan dari tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo di MNC TV adalah pesan moral sebesar 37,5%, disusul kategori kedua yaitu kategori pesan sosial sebesar 33,33% dan kategori ketiga yaitu kategori pesan religi sebesar 29,17%. Sebagai suatu catatan bahwa pengkategorian batasan dari kategori pesan moral, sosial dan religi dalam penelitian ini dibatasi pada pengukuran-pengukuran indikator-indikator yang telah ditentukan sebelumnya pada bab 2. Kategori pesan moral dalam penelitian ini dukur dengan 6 (enam) indikator yaitu keberanian, kejujuran, percaya diri, kreatif, sabar, dan tanggung jawab. Temuan kategori pesan moral dalam tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo di MNC TV yang paling dominan menegaskan pentingnya membangun moralitas anak yang menjadi target penonton pada tayangan tersebut agar anak berusaha memahami pesan-pesan moral yang disampaikan melalui tayangan kartun animasi sehingga nilai-nilai moral dapat tertanam dan kemudian dapat melandasi sikap, tindakan dan perilaku anak di kemudian hari agar lebih berani, jujur, percaya diri, kreatif, sabar dan bertanggung jawab, terutama dapat menghadapi tantangan-
68
tantangan di masa depan saat anak akan menjelang masa remaja dan dewasa, dimana terutama saat masa remaja, mereka berada pada masa transisi yang dihadapkan pada berbagai persoalan. Salah satu persoalan yang relevan akhirakhir ini yaitu tingginya kenakalan remaja. Pentingnya penanaman moral pada anak sejak usia dini untuk menghadapi tantangan kenakalan remaja tersebut didasarkan pada munculnya fenomena kecenderungan kenakalan remaja yang menghawatirkan baik dari perspektif pendidikan, psikologi, sosial maupun budaya. Kehidupan remaja yang ditandai oleh berbagai macam kenakalan remaja merupakan bukti lemahnya moralitas dan kepribadian remaja, terutama lemahnya pendidikan moral pada masa kanakkanak. Sebagai sebuah konsekwensi, banyak anak remaja di Indonesia belakangan ini dalam berbagai pemberitaan di media massa baik cetak maupun elektronik menunjukkan masalah-masalah sosial seperti melakukan perbuatan kriminal, asusila dan pergaulan bebas. Persoalan budaya tampak pada kehilangan identitas diri, terpengaruh budaya barat secara negatif, kurang menghormati orang lain, tidak jujur sampai usaha menyakiti diri sendiri seperti mengkonsumsi narkoba, mabuk-mabukan dan bunuh diri. 15 Terdapat banyak faktor lain yang menegaskan alasan pentingnya mengapa tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo di MNC TV didominasi oleh kategori pesan moral. Salah satu faktor adalah rendahnya tayangan yang dikhususkan pada anak-anak sebagai target penonton pada industri pertelevisian di Indonesia. Sehingga kebanyakan anak-anak menonton konten-konten tayangan yang 15
Sriyanto et al., Perilaku Asertif dan Kecenderungan Kenakalan Remaja Berdasarkan Pola Asuh dan Peran Media Massa, Jurnal Psikologi, 2014, Volume 14, No. 1, 74-88.
69
dikhususkan buat orang dewasa yang tidak menekankan segi-segi edukasi yang kuat pada anak. Misalnya pada “Jam-Jam Emas,” sebuah istilah waktu suatu tayangan televisi yang merupakan jam paling banyak ditonton oleh kebanyakan masyarakat seperti pada jam 18.00 WIB hingga jam 20.00 WIB. Pada “Jam-Jam Emas,” tersebut tayangan televisi banyak didominasi oleh Film-Film orang dewasa yang menampilkan aksi kekerasan, berbau porno aksi atau pornografi yang sering tayang di Global TV atau juga menayangkan acara-acara sinetronsinetron yang ditayangkan di SCTV dan RCTI dan tayangan acara kontes Dangdut seperti Program Acara Bintang Pantura di Indosiar atau sejenisnya dimana cerita sinetron atau lagu-lagu yang dibawakan dalam kontes tersebut dibawakan dan diperuntukan oleh orang dewasa yang syarat dengan konten dan lirik percintaan, syarat dengan busana yang berbau porno aksi ataupun pornografi, dimana kontenkonten tersebut belum tepat saatnya bagi anak untuk dipertontonkan atau diperdengarkan. Selain itu, tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo di MNC TV juga sebagai reaksi atas maraknya tayangan-tayangan televisi yang tidak menunjukkan kepedulian atas dampak dari suatu tayangan terhadap perilaku anak. Sisi industri lebih dominan mempengaruhi gagasan-gagasan atau ide-ide utama suatu tayangan, sehingga tayangan yang sifatnya lebih menghibur dengan sedikit atau banyaknya mengabaikan dampaknya pada perilaku anak lebih diutamakan terkait dengan pencapaian target-target dari sisi-sisi finansial dan ekonomi industri.16 Sehingga banyak sekali tayangan-tayangan yang merupakan program-program 16
Aryanty, Peranan Orang Tua Dalam Menangani Dampak Negatif Tayangan Televisi terhadap Anak Usia Dini, 2014, diakses dari: http://publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2013/01/ Jurnal-Eva-Aryanty-10030197.pdf.
70
unggulan televisi yang mengabaikan aspek edukasi bagi anak, seperti tayangan yang menampilkan kekerasan, acara humor yang menampilkan bully dengan pengawasan yang kurang ketat dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), mengumbar syahwat, intoleransi, budaya materialisme dengan frekwensi tayangan yang cukup mendominasi pada industri pertelevisian di Indonesia. Sebagai sebuah konsekwensi, banyak sekali informasi tentang peristiwa-peristiwa dari perilaku anak yang dianggap menyimpang dari sudut pandang psikologis, budaya dan moral seperti anak melakukan tindakan kekerasan, pemerkosaan, bully terhadap sesama temannya di sekolah hingga menyebabkan korban yang di-bully depresi dan bunuh diri dan tindakan penyimpangan perilaku lainnya yang ditunjukkan oleh anak. Meskipun banyak juga terdapat film-film kartun yang syarat dengan pesan moral dan memiliki nilai edukasi tinggi untuk mendorong kreatifitas anak, filmfilm tersebut banyak ditayangkan bukan pada Jam-Jam Emas dan film-film kartun tersebut lebih didominasi oleh budaya dan nilai moral dari luar Indonesia sehingga sedikit kurang relevan terutama berkaitan dengan budaya masyarakat di Indonesia. Film-film kartun seperti Scooby Doo, Crayon Shinchan, Upin Ipin, Naruto, Doraemon, Tom and Jerry dan Spongebob Squarepants yang merupakan beberapa film kartun yang paling populer dikenali kebanyakan anak-anak di Indonesia dan semuanya buatan asing dengan konten budaya dan nilai moral yang tentunya tidak semuanya cocok dengan budaya Indonesia. Selain itu, kategori pesan sosial dalam penelitian ini diukur dengan 2 (dua) indikator yaitu kepedulian dan kerjasama yang merupakan pesan edukasi kedua
71
dalam tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo di MNC TV. Temuan penelitian ini menegaskan pentingnya kepedulian dan kerjasama dalam tayangan kartun tersebut untuk memberikan pemahaman bagi anak-anak mengenai fungsi dan manfaat dari kepedulian sosial dan kerjasama dalam kehidupan manusia di masa depan. Hal ini seiring dengan berkembangnya pengaruh-pengaruh teknologi yang semakin modern dan dengan mudah dapat diakses dan digunakan oleh sebagian besar masyarakat dalam berbagai segi kehidupan termasuk anak-anak yang telah terbukti menyebabkan meningkatnya individualisme perilaku-perilaku masyarakat sebagai bentuk perilaku yang menyimpang. 17 Sebagai gambaran, kecenderungan anak-anak yang akrab dengan games dari perangkat Handphone atau Gadget atau Tablet
yang
dengan
mudah
dapat
diakses
anak
dapat
meningkatkan
individualisme anak dan menurunkan minat anak untuk bermain games dengan keterlibatan interaksi sosial yang tinggi dan kerjasama yang lebih erat. Kategori pesan religi dalam penelitian ini diukur dengan 3 (tiga) indikator yaitu aqidah, akhlak dan syariah. Temuan penelitian ini menegaskan pentingnya anak untuk dapat memiliki aqidah, akhlak dan syariah yang baik seperti yang disampaikan melalui pesan-pesan religi dalam tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo di MNC TV. Pesan religi dapat menanamkan pemahaman dan berusaha membangun ketertarikan anak melalui sebuah tayangan kartun animasi agar memiliki komitmen beragama yang kuat dan reliagiusitas yang tinggi sehingga dapat melandasi anak untuk melaksanakan rutinitas keagamaan yang tinggi dan tidak hanya sekadar melaksanakan peraturan-peraturan yang tertera 17
Muzaini, Perkembangan Teknologi dan Perilaku Menyimpang Dalam Masyarakat Modern, Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 2014, 2, 1,48-58.
72
atau tertulis di lingkungan mereka berada baik saat dalam keluarga, sekolah maupun di lingkungan masyarakat saat mereka dewasa. 18 Kesimpulan dari temuan-temuan pesan edukasi melalui tayangan kartun animasi Adit & Sopo Jarwo dalam penelitian ini menegaskan bahwa sebuah tayangan kartun animasi dapat mempengaruhi perilaku anak-anak sehingga konten-konten didalamnya harus memuat nilai-nilai positif yang dapat mempengaruhi perilaku anak agar lebih baik. Hal ini karena faktor-faktor yang dapat membentuk cara berpikir anak dalam suatu lingkungan dimana anak-anak tersebut tumbuh banyak dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa harian serta pengalaman-pengalaman yang dapat diingat dan perasaan-perasaan kuat yang dirasakan secara dominan yang mempengaruhi perilaku anak. Tayangan film kartun dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku anak dan tidak hanya itu tayangan film kartun adalah salah satu hiburan dan tontonan anak dengan waktu yang paling banyak dihabiskan oleh anak. Selain itu, tayangan film kartun dapat dianggap sebagai “sekolah rumah,” yang dapat mengajarkan anak suatu pengalaman hidup yang tidak dapat diperoleh dari orang tua atau sekolah berkenaan dengan fasilitas-fasilitas yang tidak ada dalam adat-adat dan kebiasaankebiasaan dalam lingkungan keluarga dan sekolah formal. 19
18
Nur Azizah, Perilaku Moral dan Religiusitas Siswa Berlatar Belakang Pendidikan Umum dan Agam, Jurnal Psikologi, 2006, Volume 33, No. 2, 1-16. 19 Khaled Habib dan Tarek Soliman, Cartoons’ Effect in Changing Children Mental Response and Behavior, Open Journal of Social Science, 2015, 3, 248-264.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Setelah menjelaskan pembahasan demi pembahasan yang telah dikemukakan dari bab sebelumnya, kemudian menganalisis isi pesan edukasi dalam tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo yang diperkuat oleh data hasil penilaian dari ketiga juri atau koder yang telah mengisi koding set, maka peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo pada 1 tahun penayangannya ( Januari 2014 – Januari 2015 ) mengandung nilai edukasi diantaranya religi, moral dan sosial. Isi pesan yang diteliti dalam tayangan tersebut adalah berbentuk percakapan atau dialog. Dari kategori edukasi yang telah disebutkan terdapat sub kategori diantaranya; religi meliputi aqidah, akhlak dan syari’ah. Moral meliputi berani, jujur, percaya diri, kreatif, sabar dan tanggung jawab. Sosial meliputi kepedulian dan kerjasama. Namun setelah melakukan penelitian pada sub kategori religi, hanya ditemukan aqidah dan akhlak. 2. Dari kategori yang terdapat dalam tayangan kartun animasi Adit Sopo Jarwo maka dapat diketahui pesan edukasi yang paling dominan dalam kategori yang diteliti. Untuk persentase religi sebesar 29,17%, moral sebesar 37,5%, dan sosial sebesar 33,33%. Persentase moral adalah kategori yang paling dominan diantara religi dan sosial. Untuk persentase
73
74
sub religi, aqidah mendapatkan persentase 62,86%, akhlak mendapatkan persentase 37,14%, dan syari’ah mendapatkan persentase 0%. Dalam moral ada enam sub kategori, yaitu berani mendapatkan persentase 4,44%, jujur mendapatkan persentase 11,11%, percaya diri mendapatkan persentase
15,57%, kreatif mendapatkan persentase
20%, sabar
mendapatkan persentase 4,44% dan tanggung jawab mendapatkan persentase 44,44%. Yang terakhir adalah sub kategori dari sosial, yaitu kepedulian mendapatkan persentase 62,86% dan kerjasama mendapatkan persentase 37,14%. Jadi, kategori edukasi yang paling dominan adalah kategori moral, dilanjutkan dengan kategori sosial dan yang terakhir adalah kategori religi.
B. SARAN Dari kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan sebagai bahan pertimbangan bagi penggemar kartun animasi maupun insan-insan dunia perfilman diantaranya sebagai berikut: 1. Bagi penggemar kartun animasi, khususnya anak-anak dan para orang tua atau mahasiswa/I yang suka dengan kartun animasi agar lebih cerdas dalam memilah dan memilih film mana yang layak ditonton dan film mana yang tidak layak ditonton. Selain sebagai hiburan karya seni kartun animasi bisa dijadikan sebagai media pembelajaran yang efektif dengan melihat, mendengar, dan mencermati isi pesan dari kartun tersebut lalu kita bisa aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Maka tontonlah kartun
75
animasi yang mengajak kita kepada kebaikan seperti kartun animasi Adit Sopo Jarwo, Upin dan Ipin, Keluarga Somat, Laptop Si Unyil, dan lain sebagainya. Yang isinya banyak mengandung pesan positif dan mengajak kita untuk meraih cita-cita. Hindarilah menonton kartun animasi yang isinya mengandung hal-hal negatif yang dapat menjerumuskan kita ketempat yang salah. 2. Bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, kartun animasi merupakan salah satu media yang efektif dan menarik untuk diteliti. Karena kartun animasi ciptaan anak bangsa sekarang sudah banyak tampil dilayar televisi Indonesia. 3. Bagi sutradara atau pimpinan kreatif, buatlah karya-karya yang mampu mencerdaskan
anak
Bangsa.
Seperti
kartun-kartun
yang
isinya
mengedepankan pesan moral, cinta tanah air, persahabatan, dan mampu menyelipkan pesan religi yang dikemas dengan menarik sehingga masyarakat mendapatkan hiburan sekaligus pencerahan untuk mendidik anak-anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
A.
BUKU - BUKU
Abdurrahman, Soejono. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta Ringka Cipta. AR, Zahruddin dan Hasanudin Siaga. 2004. Pengantar studi Akhlak. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Ardianto, Elvinaro. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Basrowi, M. Pd, Dr.
& Suwandi, M. Si, Dr. 2009. Memahami Penelitian
Kualitatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Bulaeng, Andi. 2004. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Yogyakarta : ANDI. Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Cinemags. 2004. The Making of Animation. Bandung: PT. Magindo Tunggal Sejahtera. cet. Ke-1. Departemen Agama Republik Indonesia. 1999. Al-Qur’an dan Terjemahannya (Revisi Terbaru). Semarang: CV. Asy-Syifa’. Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Effendy, Onong Uchjana. 1994. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya.
76
77
Eriyanto.
2002.
Analisis
Framing:
Konstruksi,
Ideologi,
dan
Politik
Media.Yogyakarta : LkiS. Eriyanto. 2011. Analisis Isi : Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Eriyanto. 2001. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta : PT. LKSI Printing Cemerlang. Hasbullah. 2008. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kadir, Abdul, dkk.2012. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana. Kountur, Rony. 2003. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: PPM. Krippendorff, Klaus. 2012. Content Analysis: An Introduction To Its Methodology. SAGE Publication. Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis, Riset Kmunikasi. Jakarta: Kencana. Lawrence Neuman, W. 2003. Sosial research method. Wisconsin: Pearson Education Inc. Lexy J., Meleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. M. Arifin, Tatang. 1968. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawali Press. Morissan. 2013. Teori Komunikasi : Komunikator, Pesan, Percakapan, dan Hubungan (Interpersonal. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Cet. Ke-1. Nasution, Zulkarnaen. 2001. Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta: Pusat Penelitian Universitas Terbuka.
78
Nata, Abudin. 2003. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Prawiradilaga, Dewi Salma
dan Eveline Siregar. 2004. Mozaik Teknologi
Pendidikan, Jakarta: Kencana. Poerwadaminta, W.J.S. 1980. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers. Rinaldy, Dicky. 2014. Analisis Isi Tentang Sedekah Dalam Twitter Ustadz Yusuf Mansur. Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rosyadi. 1995. Nilai-nilai Budaya dalam Naskah Kaba. Jakarta: CV. Dewi Sri. Sadiman, Arief S. 2007. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Semi, Atar M. 1993. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya Sitorus, Eryanto. 2005. Membuat Animasi Menggunakan Kool Moves. Category: Computer Grapihics. Sojono dan Abdurrahman. 1999. Metode Penelitian : Suatu Pembelajaran dan Penerapan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Undang-undang Perfilman No. 8 Tahun 1992 Pasal 1 Bab 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Bab 1 Wijaya, I dewa Putu. 2004.
Kartun : Studi Tentang Permainan Bahasa.
Yogyakarta: PT. Ombak. Wimmer dan Dominick. 2006. Mass Media Research. Thomson: Wadsworth.
79
Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti. 2006. Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press.
B.
JURNAL
Azizah, Nur. 2006. Perilaku Moral dan Religiusitas Siswa Berlatar Belakang Pendidikan Umum dan Agama. Jurnal Psikologi. Volume 33, No. 2. Habib, Khaled dan Tarek Soliman. 2015. Cartoons’ Effect in Changing Children Mental Response and Behavior. Open Journal of Social Science. Volume 3. Muzaini. 2014. Perkembangan Teknologi dan Perilaku Menyimpang Dalam Masyarakat Modern. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi. Volume 2, No. 1. Sriyanto et al.. 2014. Perilaku Asertif dan Kecenderungan Kenakalan Remaja Berdasarkan Pola Asuh dan Peran Media Massa. Jurnal Psikologi. Volume 14, No. 1.
C.
WEBSITE
Administrator FFI, “Nominasi”, dimuat pada November 2014, diakses pada 28 April
2015,
dari
http://www.pialacitra.com/news/dari-387-film-inilah-
daftar-lengkap-yang-masuk-nominasi-ffi-2014.html Administrator KPI, “Siaran Pers”, dimuat pada 22 September 2014, diakses pada 27 Oktober 2014, dari http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/38dalam-negeri/32315-siaran- pers-bahayanya-tayangan-anak-kartun
80
Aryanty, Peranan Orang Tua Dalam Menangani Dampak Negatif Tayangan Televisi terhadap Anak Usia Dini, 2014, diakses pada 28 September 2016, dari http://publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2013/01/Jurnal-Eva-Aryanty10030197.pdf. Humas KPK, “Berita”, dimuat pada 12 Desember 2014, diakses pada 27 April 2015, dari http://www.kpk.go.id/id/berita/berita-kpk-kegiatan/2397-inidia-pemenang-acffest-2014 Kaori Nusantara, “Berita”, dimuat pada 2 Januari 2015, diakses pada 28 April 2015 dari http://www.kaorinusantara.or.id/newsline/20143/rating-aditsopo-jarwo-berhasil-kalahkan-doraemon-dan-ganteng-ganteng-serigala Uzey, Macam-macam Nilai. diakses pada tanggal 15 September 2015. dari http://uzey.blogspot.co,id/2009/09/pengertian- nilai.html . Tayangan Hitam Putih di Trans 7, 18 Maret 2015 pukul 18.00 WIB. diakses di Jakarta, 22 Oktober 2015 dari http://swa.co.id/entrepreneur/dana-riza-mdanimation-akan-menjadi-pixar-nya-indonesia. http://mushroomali.blogspot.com/2015/06/adit-sopo-jarwo-kartun-animasiindonesia.html, diakses di Jakarta, 8 juli 2015 http://www.mdentertainment.co/beranda/tentangkami, diakses di Jakarta tanggal 22 oktober 2015 http://www.mnctv.com/index.php?option=com_content&task=view&id=5&Itemi d=26. Diakses di Jakarta, 11 JULI 2015.
Tabel 10 KATEGORISASI PESAN Religi No.
1 2 3
4
5
6
7
8
Dialog / Percakapan Ep 3 Seg 1 : Ojek Payung Bikin Bingung Kang Ujang : dimana-mana juga kalo banyak hutang itu yang prihatin..jangan terlalu ngarepin !!... Kang Ujang & Sopo : (kaget) Masya Allah.... Jarwo : Sopo !!!... ayo kita Lets Go !!... kita bakalan jadi pengusaha ojek payung terbesar di kampung ini !!!.. Kang Ujang : Astaghfirulloh !!!..... (manggil teriak) Jarwo !!!.. Sopo !!!... masak kuah aja ngutang..... Jarwo !!... Sopo !!!... HHHHhhh !!!!... (mencoba sabar) sabar... sabar... biar pintu rejeki makin lebar... hhhmm... Jarwo : Ojek payung, bu ? biar nggak panas sama biar nggak jadi item.. udah gitu ya biar nggak kena kanker kulit... coba bandingin biaya ojek payung sama biaya obat buat kanker... belum lagi kalo.. Jarwo : Bu, kalo ojek payungnya, saya kasih bonus ojek motor gimana? Haji Udin : (membuka payung dan bisa terbuka) nihhh… bisa Wo… laen kali kalo mau minjem ijin dulu ye…niat usaha udeh bener… tapi caranya juga harus bener Eps 3 Seg 3 - Delivery Order Bikin Keder Bunda : Alhamdulillah
Aqidah
Syari'ah Berani Jujur Kreatif
Percaya Diri
Sosial Sabar
Tanggung Jawab
Peduli
Kerjasama
√ √ √
√
√
√
√
√ √
9
Bunda : pas banget... iya nih Bang... tolong anterin ya Bang... ke rumahnya Ummi Salamah... tau kan ?.. Dennis : Ya Allah.... gimana niihhh ?... mana nggak 10 ada Adit lagi...tolong aku Ya Allah..
Akhlak
Moral
√
Religi No.
Dialog / Percakapan
Aqidah
Akhlak
Moral Syari'ah Berani Jujur Kreatif
Haji Udin : Gini deh..ye.. ane ingetin lagi sama ente nih...yang namanya ngejalanin amanah harus tuntas.. kagak pake setengah – setengah..kalo emang 11 amanahnye nganterin kue, ya anterin sampe sampe...jangan di makan di tengah jalan... yaa.. kalo udah begini..ente harus tanggung jawab...paham kan ente ?.. 12
13 14
15
16
17
18
19
20
Bunda : Hhmm.. nggak nyangka Bang jarwo bisa juga bikin kue... kalo gini Bang.. kita bisa kerja sama nih.. biar orderan saya nggak terlalu numpuk.. Ep 4 Seg 1 - Service antena bkin terlena Sopo : Alhamdulillah Adit : Waduuhh... ayo Den... Kita bantu Bang Jarwo sama Bang Sopo Adit langsung mengayuh sepedanya mendekati Jarwo. Setelah dekat, Adit dan Dennis langsung turun dari sepeda. Adit langsung ikut bantuin Jarwo megangin tangga. Sementara di atas tangga Sopo makin ketakutan. Adit : (ikut megangin tangga)Bang Jarwo.. tahan Bang !!!... (lihat ke sekitar + memberi intruksi pada Dennis) Dennis... tolong ambil kayu yang di sana itu… Adit : Bang Jarwo..tahan sebentar yaa… (teriak pada Sopo) Bang Sopo... tenang ya Bangg !!... Lalu dengan sigap Adit dibantu Dennis memasangkan kayu yang tadi pada tangga sehingga menjadi penyangga supaya tangga lebih stabil dan tidak oleng. Batu digunakan Adit sebagai pengganjal kayu penyangga supaya tidak bergeser. Tapi Sopo masih ketakutan. Adit : (teriak pada sopo) tenang Bang Sopo…sekarang gini… tarik napas pajang…. Tutup mata… Trus bayangin... (mikir sejenak) waktu Bang Sopo masih kecil lagi maen perosotan yang seru sama temen – temen di kampung... Jarwo : Oke lah... oke.. daripada harus balik DP, saya ta’ naek…
Percaya Diri
Sosial Sabar
Tanggung Jawab
Peduli
Kerjasama
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
Religi No.
Dialog / Percakapan
Aqidah
Haji Udin : Gini deh... ente kagak perlu bela diri... laen kali kalo mau nerima ukur dulu sama kemampuan, kalo belom mampu jangan maen trima aje.. apalagi udah nerima duitnya juga.. Ep 4 Seg 2 - Sahabat Sejati Takkan Pernah Mati 22 Sopo : mm..mm.. insya Allah.... Jarwo : Tenang aja Bang... ntar saya yang ngajarin 23 dia..
Akhlak
Moral Syari'ah Berani Jujur Kreatif
Percaya Diri
Haji Udin :Alhamdulillah.. bagus tuh Wo kayak gitu.. Haji Udin : Syukron.... ane jalan dulu ye... 25 Assalamu’alaikum... Kang Ujang : Gini Bang Sopo.. kalo Bang Sopo bisa 26 lulus dengan mulus,saya kasih bonus.. Jarwo : (cemas dan berdoa)Ya Allah…luluskan lah 27 Sopo Ya Allah…Engkau lah yang menolong… Aminn…
Sabar
Peduli
Kerjasama
√
21
24
Sosial Tanggung Jawab
√ √ √ √ √ √
Ep 4 Seg 3 - Lomba Layangan Bikin Semua Melayang
28
29
30 31 32 33 34
Jarwo dan Sopo merem pasrah menghadapi layangan yang mendekat sambil ngerem motornya, tapi tanpa sepengetahuan Jarwo, ternyata saat layangan akan mengenai wajah Jarwo, Adit lebih dulu menangkap layangan itu, sehingga nggak kena ke wajah Jarwo. Adit sedang berboncengan dengan Adel. Haji Udin : Kagak usah nyalahin Adit Wo, Ane tadi liat kok, Adit justru yang nangkep itu layangan.. (pada Adit) Dit..ente maen lagi sono..latian buat ntar sore ye.. Adit : Oke Pak Haji… makasih… Assalamu’alaikum… Haji Udin : Gini Wo... mumpung pas ketemu ente, ane mau minta tolong nih…Ntar sore, bantuin panitia lomba layangan di lapangan ye? Bisa kan? Jarwo : Beli…. Layangannya kita bikin sendiri !!!... Jarwo : ayo Sopo kita mulai bikin layangannya… Jarwo : hhh !!!... kamu itu masak bikin layangan aja nggak bisa.. sini ta’ kasih contoh !!!...
√
√
√ √ √ √ √
Religi No. 35 36
37
38 39 40 41 42 43
44
45 46 47 48 49
50 51
Dialog / Percakapan Adit : Oke Den..siap ya…bayangin aja kalo kamu layangan ini tuh pesawat..trus kamu jadi pilotnya.. Adit : Bang Jarwo !!!!... (mendekati Jarwo)gini Bang… yang menang emang Bang Jarwo kok… piala sama hadiahnya buat Bang Jarwo… Jarwo : (Kaget & seneng) weh..weeehh..Alhamdulillahirobbil'alaaminn..Maha Besar Engkau Ya Allah.. Ep 5 Seg 1 - Adel Kemana Adit : Dennis.. kamu mau ikut bantuin nggak ?... Dennis : i..iya Dit.. aku ikutan nyari Adel.... Jarwo : (langsung jadi panik) Waduh.. ilang?! Kok bisa ilang?! Cepetan Dit... kita cari Adel !!!... Sopo : (Sedih ) Ya Allah.. lindungi Adel ya Allah... Jarwo : Sopo.. cepetan... kita bantuin nyari Adel... Adit : Kalo gitu.., gini aja bang jarwo. kita bagi jadi dua tim. Bang jarwo sama bang sopo, nyari di sekeliling kampung, terus adit sama dennis nyari di sekeliling komplek. Jarwo : (masih panik + bingung) ya.. pokoknya cepetan lah !!.. apaan kek.. yang penting Adel bisa selamet.... Dennis : (panik nggak jelas) Waduh, gimana nih Dit ? Gawat nih Dit... Gawat.... Adelnya tuh Dit... aku cari tangga ya Dit... Adit : (masih nggak terima)nggak Bang... pokokya Adit mau naek... kasian Adel.. Haji Udin : (lihat ke atas + kaget) Astaghfirullah.... Adit... ade ape ini Dit ?.. itu Adel kenapa bisa.. Ayah : maapin Ayah juga ya Bun... janji besok – besok harus lebih teliti.. Haji Udin : Naaahh... gitu dong... nyadar sendiri.. kagak perlu lagi pake salah – salahan... Episode 5 Seg 2 - Kejutan Buat Jarwo Adit : insya Allah.. Nggak lama kok benerin rantenya… tenang aja del.. Kang Ujang : Ati – ati atuh kalo jalan, boleh pelan – pelan, tapi pandangan harus tetap ke depan...
Aqidah
Akhlak
Moral Syari'ah Berani Jujur Kreatif
Percaya Diri
Sosial Sabar
Tanggung Jawab
Peduli
Kerjasama
√ √
√
√ √ √ √ √ √
√
√ √ √ √ √
√ √
Religi No.
52
53 54 55 56 57
58 59
60 61 62
63
64 65
Dialog / Percakapan Kang Ujang : (meratap) Astaghfirullah.... Bang Jarwo !!!!.... baru juga dibilangin..., kenapa nggak dipahamin... kalo begini siapa yang gantiin ?... Sopo : mmm..mm.. soalnya Sopo kangen sama si Mbok di kampung… Adit : Muat kok.. Denis ayo bantuin. Adit : (mikir sejenak) hhmm.. Pinjem troli RW aja sama haji udin, bentar yaa.. Kang Ujang : Alhamdulillah… Haji Udin : Ente harusnya makin tambah umur makin sadar dong… jangan sampe umur ente jadi sia – sia… Ep 5 Seg 3 - Mati Lampu Bergilir Adit : Kang di bungkus 2 ya Kang.. biasa buat bunda… sama Mamanya Dennis.. Bunda : (Bingung)tuuhh… kan.. kamu kan udah sering bunda kasih tau kalo apa – apa itu jangan maen naro aja… diinget dong.. mana ini pesenan lagi… ketinggalan dimana coba ?.. Adit nggak sempet jawab partanyaan Bunda, Adit segera bergegas keluar dari rumah. Bunda : Ati – ati Dit… jangan ngebut… jangan meleng.. jangan.. Sopo : I..iya Bos.. Alhamdulillah… Haji Udin : Tenang.. tenang... kagak perlu pake emosi... (pada Jarwo) Hhmm.. Jarwo.. Jarwo… ini nih.. akibatnye kalo ngedagangin barang orang laen.. pan udeh sering ane bilangin Wo.. Ep 6 Seg 1 : Motor Baru Bikin Jarwo Terharu Jarwo : Nih.. liat Sopo... Insya Allah.. kita bakalan punya motor baru.. Kang Ujang : Bang Jarwo... Bang Sopo... saya kasih tau aja ya.. kalo mau punya motor baru, ya harus usaha dulu, jangan menghayal melulu..
Aqidah
Akhlak
Moral Syari'ah Berani Jujur Kreatif
Percaya Diri
Sosial Sabar
Tanggung Jawab
Peduli
Kerjasama
√
√ √ √ √ √
√
√
√ √ √
√
√ √
Religi No.
66
67 68 69 70 71 72 73
74
75
76
Dialog / Percakapan
Jarwo : (kaget + Seneng) Weeehh.... mo... motor baru Dit ?.. Alhamdulillah...(agak ngeledek Kang Ujang) lhhoo.. liat sendiri kan Kang Ujang.. (pada Adit) mana Dit.. mana Motor baru saya... kalo emang rejeki itu emang nggak akan kemana.. he..he..he.. Jarwo : (nahan nangis) Alhamdulillah Ya Allah... Jarwo : Setelah sekian lama menunggu doaku terkabul juga. Terima kasih ya allah. Jarwo : Sopooo.... Bang Haji... motor baru.... Adit... Dennis... aku punya motor baru.. Haji Udin: Alhamdulillah.... bersyukur ente Wo... Adit : Bang Jarwo.. ati – ati Bang… Sopo : (sambil ngejar) Bos... ati - ati bos... Haji Udin : Laen kali.. kalo apa – apa itu pelajarin dulu.. sampe ente paham bener... jangan maen naek aje...nih... ente rawat ye... rejeki ente nihh.. Jarwo : Bismilillah.. Ya Allah.. lindungilah hamba dan orang – orang yang mengasihi Hamba dari segala marabahaya dan malapetaka... Ep 6 Seg 2 : Tugas Patroli Kayak Uji Nyali Kang Ujang : Hhhaaa... Bang Jarwo Mah.. masa depan terus yang dipikirin, kayak yang nggak yakin... padahal semua kan udah digarisin....bener kan Pak haji ?... Jarwo : Weehh... iya yah.. tapi Bang Haji.. kalo patrolinya siang sampe sore aja gimana Bang ?.. soalnya anu bang.. kan kalo malem daerah kampung atas gelap banget bang..
Jarwo : Nggak... nggak takut Bang... (dengan tegas 77 gagah berani) ini Sopo yang ketakutan.. enak sajaa.. bukan saya.. Tenang sopo kalau kita berani hantu2 itu justru malah takut sama kita..Iya kan Bang Haji ?? Haji Udin : Naah gitu dong Wo, Kita harus yakin 78 bahwa kita selalu dilindungi Allah
Aqidah
Akhlak
Moral Syari'ah Berani Jujur Kreatif
Percaya Diri
Sosial Sabar
Tanggung Jawab
Peduli
√
√ √ √ √ √ √ √
√
√
√
√
√
Kerjasama
Religi No.
Dialog / Percakapan
Jarwo : He..he.. gitu dong. Ayo sopo kita persiapkan 79 jiwa dan raga kita, menjaga keamanan kampung malam ini. (sesumbar) Adit : Ok teman2 sebelum melangkah mari kita 80 berdoa dulu.(serempak mereka mengangkat tangan menundukkan kepala lalu berdoa) Eps 6 Seg 3 - Kursus Masak Bikin Semua Sesak 81 Haji Udin : Masya Allah.. bener Dit bunda sakit ?.. Jarwo : mm..sebenernya siihh.. saya bisa aja Bang 82 haji.. Jarwo : (seneng) 83 Weehh.. Alhamdulillah... okelah kalo begitu Bang Haji... Ep 7 Seg 2 - Bunda Ngidam Bikin Geram ayah : (sambil memijat pundak bunda)Bun... kenapa 84 ?.. masuk angin ?.. makan dulu ya Bun..ada nasi goreng… jarwo : Llhhoo...Jarwo ini jagonya kalo soal bantu 85 membantu...beres lah pokoknya.. jarwo : Alhamdulillah..(pada Sopo) ayo Sopo kita les 86 go…kita nyari mangga muda.. Pak Anas : (sambil liat ke layangan yang 87 nyangkut)hhmm... hati – hati... jangan sampai mangga muda ku itu jatuh !!!... Ep 7 Seg 3 - Syukuran Dapet Kerjaan Sopo : (nerima uang) Alhamdulillah... makasih Pak 88 Dasuki... Haji Udin:(lihat ke tamu yang terus berdatangan&lihat ke Kang Ujang) Tenang aje Wo..(pada Kang Ujang) mm, gini Kang, kesian tuh 89 Jarwo.kagak ape2 deh..sekali ini ngikutin maunya Jarwo..lagian kan ini acara juga ngedadak..maklumin aje kalo kagak ade persiapannya..lagian Kang, kalo ente ikhlas insya Allah pahalanye luar biasa..
Aqidah
Akhlak
Moral Syari'ah Berani Jujur Kreatif
Percaya Diri
Sosial Sabar
Tanggung Jawab
Peduli
Kerjasama
√
√
√ √ √
√ √ √ √
√
√
Religi No.
90
91
92
93
94
Dialog / Percakapan Adit : Naaahhh... temen – temen udah dapet semua kan bakso sama kuenya ?...tapi jangan dimakan dulu yaaa... ntar kita makannya bareng – bareng..sekarang kita doa dulu yaa... (pada Haji Udin) pak Haji... silahkan mempimpin doa... Haji Udin : (berdiri di podium + nerima Mikrophone dari Adit) buat semuanye... kita sama – sama ikut seneng nih.. mulai besok sahabat kita Jarwo, udah mulai kerja... kita doain supaya Jarwo bisa betah dan sabar sama kerjaan barunye itu yang insya Allah bisa jadi manfaat buat semuanye.. kite langsung aje yee... dengan mengucap Bismillahirahmannirrahim,....silahkan dinikmati hidangannye... Jarwo : Sodara – sodara semua... inilah bukti dan buah dari kesabaran, kerja keras dan keikhlasan... bahwa hidup bukan untuk berdiam diri, karena hidup itu adalah sebuah perjuangan dari karya nyata... (menunjuk diri sendiri) ini adalah contoh yang paling nyata... setuju semua ?... Jarwo : Ya Allah... mudahkanlah Sopo...sabarkan hatinya dalam menjalani pekerjaannya...amiin... Ep 8 Seg 1 - Kabar Burung Bikin Bingung Jarwo : (kaget) Hah ?... Innalillahi... (lirih) kasian Adit... kita cek ke rumahnya sekarang...
95 Jarwo : Kita ngumpulin sumbangan dari warga aja... Abis itu baru kita siapin tenda sama kursinya.. Tetangga 1 : Innalillahi wa inna ilaihi roji’un.. ini 96 bener wo? Haji Udin : (motong kalimat Jarwo) hhhmm... Jarwo.. jarwo... laen kali kalo ada apa – apa yang jelas 97 dulu… jangan maen yakin aje... jangan cuma katanya... Haji Udin : e..eh.. inget.. inget.. kagak perlu pake 98 emosi... gini... gini.. (pada Jarwo) Jarwo... ente harus balikin tuh semua duit sumbangan warga.. Haji Udin : Sama ini.. semua tenda sama korsi ente 99 sendiri yang balikin ke kantor RW yee..
Aqidah
Akhlak
Moral Syari'ah Berani Jujur Kreatif
Percaya Diri
Sosial Sabar
Tanggung Jawab
Peduli
√
√
√
√
√ √ √
√
√ √
Kerjasama
Religi No.
100
101
102
103 104
105
106 107
108
109 110
Dialog / Percakapan Kang Ujang : (Jadi kesel) Masya Allah !!!!...... kumaha Bang jarwo teh !!.. Udah bikin saya melang, ternyata semua tetap senang... pokoknya (nunjuk panci bakso) ini saya anggep utang !!!... Ep 8 Seg 2 - Bagai Pinang dibelah - belah Bunda : Inget yaa Dit..! Gang Berkah nomor 99.. hati – hati… jangan meleng, kalo nyeberang liat kanan – kiri… kalo udah langsung pulang.. Kang Ujang : (sambil beresin dagangan baksonya) Hadeeh.. kemana ini teh Bang Jarwo sama Bang Sopo...Udah jam segini belom dateng juga.. jadi bikin curiga.. eh tapi kan nggak boleh menduga – duga... Astaghfirullah... Kang Ujang : (agak ngedumel sambil beresin meja) kalo ngutang selalu aja minta cepat, tapi datang selalu aja telat !!!... Adit : Sstt..inget kata pak Haji..gak boleh suudzhon.... Kang Ujang : Wa’alaikum salam Dit...Tadi pagi sih ada.... hebat euy.. sekarang bang Jarwo udah banyak berubah... tidak lagi gegabah... Insya Allah jadi berkah... mungkin gara – gara kena bola… Jarwo : (kaget + seneng) wweehh... Alhamdulillah.. Sopo : Alhamdulillah.. bener ya Bos…kalo udah rejeki itu nggak kemana… Haji Udin : Jarwo..Jarwo... ente gimane sih wo.. waktu itu ane udah kasih tau kalo ngejalanin amanah itu harus tuntas... jangan setengah – setengah... kesian Si Jarwis daritadi nyasar muter – muter kampung... Ep 8 Seg 3 - Sunatan Masal Jangan Asal Kang Ujang : Bener pak haji udin, saya juga ikut senang, serasa melayang.. tapi tetep.. harus bayar hutang… Adit : Tenang aja Denn.. nggak sakit kok...Cuma kayak digigit semut...
Aqidah
Akhlak
Moral Syari'ah Berani Jujur Kreatif
Percaya Diri
Sosial Sabar
Tanggung Jawab
Peduli
√
√
√
√ √
√
√ √
√
√ √
Kerjasama
Religi No.
Dialog / Percakapan
Haji Udin : Yaa.. emang hidup itu penuh 111 pengorbanan Denis.. dari kecil kite harus udah siap ama yang namnya pengorbanan… Ep 9 Seg 1 - Kang Ujang Sakit Untung Ada Adit 112 Jarwo : Assalamu’alaikum Kang Ujang… 113
114 115 116 117
Kang Ujang : (lesu) wa’alaikum salam… kemana aja Bang jarwo.. ini.. banyak yang harus dikerjain… mana kepala lagi pening… sampe keringet dingin… Jarwo : Iya Kang.. sori.. mm.. gini deh… nanti saya aja yang nganterin pesenannya Bu Salamah… Bang Ujang istirahat aja… Jarwo : Alhamdulillah…. Ayo sopo kita les go !!... Beli bensin trus nganterin pesenan Bu Salamah.. Adit : Assalamu’laikum Kang UJang… Kang Ujang : Wa’alaikum salam….
Adit : Yaaa.. kalo itu Adit aja nggak apa – apa Bang… ini juga udah jadi amanahnya Bu Salamah…tenang aja Bang… nggak apa – apa kok… Adit : Bang Sopo… (pada JArwo) 119 Bang Sopo kenapa Bang ?.. Jrawo : Iy.. Bang.. iya… (pada Sopo) 120 SOpo…bangun Sopo… maapin aku SOpo.. bangun SOpo… 118
Aqidah
Akhlak
Moral Syari'ah Berani Jujur Kreatif
Percaya Diri
Sosial Sabar
Tanggung Jawab
Peduli
Kerjasama
√
√ √
√ √ √ √ √
√ √
lく
Eヽ lEN″ 「 E RIrヽ
NA(lA卜 lA
UNIVERSITAS iSlン Aヽ l NI](IERI(lil` SYARIF IIIDAYATlil´ I_fヽ H,Jrヽ 1(A RTrヽ
)
FA KUl.TASIlッ トIU DAKヽ VAH l)ANI]´ ヽlU!(oヽ
lllヽ lKrヽ Si
'l'clcPor'l:ur, ((rll I 7l--l2l-lij,
而 ` 湖 :YI曇 :l飢 罵 51鷺 15
.lal
:「
Hal
fD
7
lj0-ljiitl
April 201 5
i Bilnbingan Skripsi
Ktprrla Ytlr. lJintan I I Lrrncira, \ [.Si Dosen Ferl
U
.'l t
strlutttrt'uluikLrn LVr
L{'b
Be'l'sitlllc irli ka;lri santpaikan olitline clan nashah proposrrl skripsi vang clia.]lililrn olcl-r tllahltsisua l-al'Lrlta: llrnLr l)akrrah clan llrnLr I(onrunikasi LjlN Sy at-il Flicl.rr tttr-rllrLh .lalilrta scbauai bcliliLrt-
l.\anta NonrorPokolt .l
Lr
i'tr
sl n/['lor
rsertrasi
Senrcster' fclp. .lLrclLri Skli;lsi l(alrli lrtollott
:
Anettt Herarilti
:
1 11
lO-i1000095
: I(orn Lin ]tasi dan i)en' iar-an l sl itrn : \/lll (Delapan) i
:0ti96i773[J3j5 : Analisis Isi Pesan Vloral dalanr KurtLrn,\c]it
clan S()po.iiu.\\()
a lLntuk nrenrbinrbing rnalrzrsisu a ter:;chul tliilupt l)ell_\'usunarr clan perryeiesaian skripsiuya selzir-na 6 (entrrn) bLrlan clau.i tarrggal ()9 ,-\Pril lUl-i s.cl. 09 Olitoher' 20 l.t. l
Deuriliilu. ltas perluitian dan lL'o.\.\ u I ( r nt u' o I tti kt
r
kesecliaann_i,a l<arri sanrtr-r;1jkan
terintu l
nt II/r. lI.h
kadenrili
b hrrsarr Dekarr
I-e nr
l.
:
2. I(etul .[rrrusan Kontunikasi dan Penviirran lslant (Kpl)
S,' NI
礼 :蝋
│1槻
¶ml 風
Coding Sheet Analisis Isi Pesan Moral Dalam Tayangan Kartun Animasi Adit Sopo Jarwo
I.
Peneliti
1.
Nama
2. NIM 3. Jurusan/ Semester 4. Fakultas 5. Universitas
IL
Anetty Herawati 111
1051000095
Komunikasi Penyiaran Islam/ 9
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PetunjukPenelitian 1. Coding shcct ini bcringsi scbagai alat pcngumpulan data sekaliguS alat ukur untuk laporan penclitian.
2. Coding sheet ini bcHsi pcltanyaan yang berhubungan dcngan kategorisasi pcsan moral dalam tayangan kalttn anilnasi Adit Sopo Jarヽ
Ⅳo
3.Jawablah pcrtanyaan dibawah ini dcngan membcritanda(マ
)pada kolomjawaban
yang discdiakan.
4.Ⅳ Iohon Anda mcngisi scsuai dcngan jawaban yang bcnar scsuai dengan pclnahaman Anda scndil■
.
5. Atas kcscdiaan Anda saya ucapkan terilna kasih.
3. Jeniskelamin : lJrlh--lJ^k-' : ?cr o-t*t^ fuu*t**o 4. Alamat 5. Pekerjaan ' Durc^ Juri
Jワ l川 ル 励′ (2ノ がル “
)
Coding Sheet Anatisis Isi Pesan Moral Dalam Tayangan Kartun Animasi Adit Sopo Jarwo
I.
Peneliti
1.
Anetty Herawati
Nama
2. NIM 3. Jurusan/ Semester 4. Fakultas 5. Universitas
U.
11
I 1051000095
Komunikasi Penyiaran Islam/ 9
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UN
Syarif Hidayatullah Jakarta
Petunjuk Penelitian
1.
Coding sheet
ini berfungsi
sebagai alat pengumpulan data sekaligus alat ukur
untuk laporan penelitian.
2.
Coding sheet ini berisi pertanyaan yang berhubungan dengan kategorisasi pesan moral dalam tayangarlkartun animasi Adit Sopo Jarwo
'
3.
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda
({ ) pada kolom jawaban
yang disediakan.
4.
Mohon Anda mengisi sesuai dengan jawaban yang benar sesuai dengan pemahaman Anda sendiri.
5.
ilI.
Atas kesediaan Anda saya ucapkan terima kasih.
Identitas Juri
1. Nama
: \rfan Nur Hrdayat ,
2. Tempat/Tanggallahir: J66arta I $ Narevrbr : La\. i - \uK' 3. Jenis kelamin : a\ Tanryn-9 6*An"g No ?L 4. Alamat : G.r.., PA t 5. Pekerjaan
S-
fd
[59D
t
Coding Sheet Analisis Isi Pesan Moral Dalam Tayangan Kartun Animasi Adit Sopo Jarwo Peneliti
1.
Anetty Herawati
Nama
2. NIM 3. Jurusan/ Semester 4. Fakultas 5. Universitas
11
I 1051000095
Komunikasi Penyiaran Islam/ 9
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
I■ ■■
Petunjuk Penelitian
1.
Coding sheet
ini berfungsi
sebagai alat pengumpulan data sekaligus alat ukur
untuk laporan penelitian.
2.
Coding sheet ini berisi pertanyaan yang berhubungan dengan kategorisasi pesan moral dalam tayangan kartun anirnasi Adit Sopo Jatwo
3
.
Jawablah peftanyaan dibawah ini dengan memberi tanda
(! ) pada kolom j arvaban
yang disediakan.
4.
Mohon Anda mengisi sesuai dengan jawaban yang benar sesuai
dengan
pemahaman Anda sendiri.
5. IIIo
Atas kesediaan Anda saya ucapkan terima kasih.
ldentitas Juri
l‰
久 魏グ
Tanggal話
3 4
Jenis kelamin
5
Alamat Pekerjaan
`鵬
n /r6lan4 hn,t tu Jwi