[ANALISIS ISI ADVOKASI THE COUNCIL ON AMERICAN-ISLAMIC RELATIONS (CAIR) DALAM MENANGANI ISU ISLAMOPHOBIA DI AMERIKA SERIKAT]
Jurnal HI – Desember 2016
ANALISIS ISI ADVOKASI THE COUNCIL ON AMERICAN-ISLAMIC RELATIONS (CAIR) DALAM MENANGANI ISU ISLAMOPHOBIA DI AMERIKA SERIKAT Mawaddah Fauziah Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Ringroad Barat, Kasihan, Bantul, DIY, Indonesia 55183
[email protected]
Abstract This research will describe the advocacy of the Council on American-Islamic Relations (CAIR) in handling the Islamophobia issues in the United States by content analysis. CAIR is a non-governmental, non-profit, grassroots civil rights and advocacy organization. It is the largest Muslim civil liberties organization in the U.S. which concerns in Islamophobia issue. They work through media relations, lobbying, education and advocacy to make sure a Muslim voice is represented. All of texts that will be analyzed are derived from the advocacy documents of CAIR. It is known 11 documents of CAIR from 2001-2016 in the official website of CAIR which have been chosen then those documents will be analyzed. Data analysis was performed with a content analysis that focused on specific messages that represent in diction of CAIR’s advocacy documents. Keywords: Advocacy, Advocacy Organization, CAIR, Content Analysis, Islamophobia, NonGovernmental Organization
peluang
PENDAHULUAN
yang
menjanjikan
dari
segi
Amerika Serikat merupakan negara
ekonomi, penduduk Amerika Serikat pun
multienis yang terkenal dengan kata
semakin beragam dikarenakan banyaknya
semboyannya.1
orang dari belahan dunia bermigrasi
pluralisme
sebagai
Mengingat, penduduk Amerika Serikat
kesana.
kini sebagian besar merupakan migrasi
Berdasarkan
data
tahun
2014
dari kependudukannya di wilayah Eropa.
persentase ras di Amerika Serikat masih
Seiring berjalannya waktu dan berbagai
didominasi ras kulit putih sebesar 77.4%. Sedangkan persentase agama didominasi Kristen 70,6% (Protestan 46,5%, Katholik
1
Lawrence Auster (1991), America: Multiethnic, Not Multicultural dalam Academic Questions Fall 1991, Vol. 4 Issue 4, hal. 72
20,8%, Kristen lainnya), Agnostik 4%, 1
[ANALISIS ISI ADVOKASI THE COUNCIL ON AMERICAN-ISLAMIC RELATIONS (CAIR) DALAM MENANGANI ISU ISLAMOPHOBIA DI AMERIKA SERIKAT]
Atheis 3%, Yahudi 1,9%, Muslim 0,9%,
Advokasi
dan sisanya agama lain.2 Berdasarkan
Jurnal HI – Desember 2016
merupakan
bentuk
mengemukakan pendapat dan suara serta
fakta
ini
Islam
menunjukkan
isu
penting
apa
yang
menjadi agama minoritas di Amerika
menjadi perhatian oleh suatu kelompok.
Serikat. Dengan status minoritas tersebut,
Advokasi
menjadi hal yang wajar jika kaum Muslim
menyinggung mengenai pembelaan di
Amerika Serikat mendirikan organisasi-
publik melalui media hingga pembelaan
organisasi yang menyangkut kepentingan
secara hukum ke tingkat pengadilan dan
mereka sebagai kaum Muslim serta dalam
pemerintah.
menjaga
nama
Islam
itu
sendiri.
yang
Dalam
dilakukan
melakukan
visi
misinya,
terdapat sebanyak 70 organisasi Muslim
advokasi menampung keluhan Muslim
yang bergerak dalam bidang yang berbeda-
Amerika yang mengalami diskriminasi
beda. Keragaman dalam bidang tersebut
individual. Kemudian laporan tersebut dan
diharapkan mampu mencakup semua lini
selanjutnya diproses oleh Civil Rights
yang ada.
Department.
Relations
atau
yang
biasa
sebagai
dan
Organisasi Muslim di Amerika Serikat
The Council on American-Islamic
CAIR
CAIR
Tahap
kelompok
selanjutnya
ialah
mencari solusi melalui mediasi, negosiasi,
disingkat
public pressure, dan jika dibutuhkan
sebagai CAIR merupakan salah satu
dengan tindakan legal lainnya.
organisasi Muslim terbesar di Amerika
Diketahui CAIR memiliki 110
Serikat yang menyangkut hak-hak sipil.
eksemplar dokumen yang terdiri dari 72
CAIR juga termasuk ke dalam kelompok
dokumen online dan 38 tulisan website
advokasi.
yang
Sejak
berdiri
tahun
1994,
dipublikasikan
resminya.
melalui
website
Dokumen-dokumen
tersebut
organisasi ini bekerja untuk membela
merupakan bagian dari perwujudan upaya
Muslim Amerika yang mengalami perilaku
advokasi
diskriminatif
memberikan
serta
mensosialisasikan
bekerja
gambaran
untuk mengenai
organisasi solusi,
CAIR
dalam
anjuran
serta
meluruskan pandangan negatif mengenai
Islam dan Muslim di Amerika.
Islam dan Muslim. Dari jumlah dokumen tersebut,
beberapa
diantaranya
akan
menjadi bahan untuk dilakukan analisis isi
2
Pew Research Center (2015), America’s Changing Religious Landscape, diakses dalam www.pewforum.org/2015/05/12/americaschanging-religious-landscape/ pada 10 Mei 2016 pukul 11.35 WIB
dalam karya ilmiah ini.
2
[ANALISIS ISI ADVOKASI THE COUNCIL ON AMERICAN-ISLAMIC RELATIONS (CAIR) DALAM MENANGANI ISU ISLAMOPHOBIA DI AMERIKA SERIKAT]
Jurnal HI – Desember 2016
Pada dekade ini isu Islamophobia
ranah isu politik dan bukan lagi isu yang
kian merebak di dunia internasional.
hanya sekedar di kalangan masyarakat. Ini
Termasuk di negara Amerika Serikat yang
ditandai dengan pernyataan kontroversial
menunjukkan
yang
terhadap
signifikansi fenomena
peningkatan
dikemukakan
oleh
salah
satu
Islamophobia.
kandidat calon presiden Amerika Serikat
Serangan pengemboman gedung World
dari partai Republik, Donald Trump, yang
Trade Center 9/11 di Washington menjadi
dalam kampanyenya pada Desember 2015.
awal bagi Islamophobia untuk semakin disuarakan
dengan
gencar
perpolitikan
internasional,
bisa
dielakkan
dengan
isu
munculnya isu ini tentunya kaum Muslim
di
menjadi obyek dari kebencian tersebut.
dalam domestik Amerika Serikat itu
Bentuk kebencian tersebut termanifestasi
sendiri.
dalam bentuk perlakuan, seperti disangka
Walaupun
Islamophobia
di
Tak
terlebih
sebenarnya
sudah
ada
isu
sebelum
sebagai
teroris,
bahkan
diganggu,
terjadinya 9/11. Peristiwa pun berlanjut
dilecehkan,
dengan
berbagai
yang
penyerangan. Salah satu contoh kasus
diklaim
ISIL
yang
yang baru-baru ini terjadi ialah tujuh
bertanggung jawab di dalamnya seperti
Muslimah diusir dari sebuah Urth Caffe di
penyerangan di California, Kentucky,
Pantai Laguna, Barat Hollywood karena
Massachusetts, Minnesota, New Jersey,
mereka memakai kerudung di kepalanya
New York, Ohio dan lainnya.3
pada Maret 2016.5
penyerangan
sebagai
Mengulas sedikit sebenarnya
Islamophobia
pihak
lebih dalam,
didiskriminasi,
hingga
Berbagai aktivitas negatif yang
merupakan
mengatasnamakan pengeboman
atau rasa ketidaksukaan hingga kebencian
dilakukan
yang bersifat diskriminatif secara langsung
membuat citra Islam ternodai di kalangan
ke Islam ataupun Muslim.4 Islamophobia
non-Muslim, termasuk di Amerika. Maka
di Amerika Serikat sudah merambah ke
dari itu, munculnya kebencian terhadap
3
Islam dan Muslim ini atau yang disebut 5
penyerangan
seperti
ketakutan yang berupa perlakuan negatif
Mike James dan Linda Dono (2016), Islamophobia: U.S. Cities Face Anti-Muslim Backlash, New York: USA Today, diakses dalam http://www.usatoday.com/story/news/2016/03/23/is lamophobia-us-cities-face-anti-muslimbacklash/82180536/ pada 07 Mei 2016 pukul 06.56 WIB 4 Erik Bleich (2012), Defining and Researching Islamophobia dalam Review of Middle East Studies, MESA, hal. 180
dan
Islam
kelompok-kelompok
yang teroris
Clark Mindock (2016), Muslim Discrimination in America: Hijab-Wearing Women Forced to Leave California Restaurant are Suing, United States: International Business Times News diakses dalam http://www.ibtimes.com/muslim-discriminationamerica-hijab-wearing-women-forced-leavecalifornia-restaurant-2364512 pada 10 Mei 2016 pukul 13.31 WIB
3
[ANALISIS ISI ADVOKASI THE COUNCIL ON AMERICAN-ISLAMIC RELATIONS (CAIR) DALAM MENANGANI ISU ISLAMOPHOBIA DI AMERIKA SERIKAT]
sebagai
Islamophobia,
yang
menjadi
Jurnal HI – Desember 2016
profit (tidak ada keuntungan materiil) yang
sebuah tantangan tersendiri agar Muslim
terlibat
bisa bertahan di Amerika. Setidaknya,
Mereka memiliki orientasi pada satu isu
munculnya organisasi atau kelompok yang
ataupun
menyatukan Muslim di Amerika dapat
orientasi isu. Mereka pun juga dapat
menjadi tempat bernaung mereka dalam
menekan
berbagi keluh kesah, pengalaman suka-
organisasi internasional lainnya dengan
duka sebagai Muslim Amerika. Alih-alih
secara langsung dan tidak langsung dengan
jika mereka dapat menyuarakan hak-hak
teknik lobi.6 NGO atau yang dikenal
mereka dari penindasan dari aktivitas
dengan LSM juga menggagas ide-ide,
Islamophobia. Tentunya hal ini justru
menyediakan
informasi,
dan
menjadi langkah yang lebih maju lagi
mempengaruhi
(lobbying)
untuk
dalam mempertahankan eksistensi kaum
mengadakan sebuah perubahan kebijakan.
Muslim Amerika.
dalam
aktivitas
bisa
saja
Muslim Amerika berusaha untuk
dengan
pemerintah
Membahas
internasional.
dan
tentang
berbagai
organisasi-
NGO
skala
nasional, NGO di tingkat ini terdiri dari
melindungi hak-hak dasar mereka agar
individu-individu
bisa tetap tinggal di Amerika dengan
dalam kelompok lokal yang berkoordinasi
normal tanpa adanya intimidasi ataupun
dengan cabang lainnya di daerah lain dan
diskriminasi. Identitas mereka sebagai
kemudian memiliki markas utama di
umat Muslim sekaligus warga Amerika
ibukota
Serikat yang legal memang sepatutnya
nasional juga ikut serta perkembangan
diperjuangkan. Peran organisasi Muslim
transnasional dan aktivitas kemanusiaan,
Amerika –salah satunya the Council on
dan terkadang juga ikut serta dalam
American-Islamic
diplomasi
Relations
(CAIR)-
pada
yang
negara
bekerja
tersebut.
internasional. hendak
sama
NGO
Saat
NGO
bergabung
untuk
sangat dibutuhkan dalam permasalahan
nasional
yang timbul dari berkembangnya isu
mempengaruhi politik pada skala global,
Islamophobia di Amerika Serikat pada
mereka
dewasa ini.
INGO.
dapat
melakukannya
melalui
Ada beberapa kemungkinan untuk KAJIAN PUSTAKA
mengklasifikasi NGO, sebagaimana yang
A. Non-Governmental Organization Non-Govermental Organization adalah
6
Kelly-Kate S. Pease (2010), International Organizations Perspective on Governance in the TwentyFirst Century, New York: Pearson Education
organisasi yang bersifat privat dan non4
[ANALISIS ISI ADVOKASI THE COUNCIL ON AMERICAN-ISLAMIC RELATIONS (CAIR) DALAM MENANGANI ISU ISLAMOPHOBIA DI AMERIKA SERIKAT]
dilakukan
oleh
Peter
Willets
yang
Jurnal HI – Desember 2016
–to
pengadilan
defend),
atau
mengatakan ada 2 jenis aktivitas NGO
‘mengemukakan’ (to promote) atau berarti
yakni NGO berbasis operasional dan NGO
melakukan ‘perubahan’ secara terorganisir
berbasis kampanye.7 Hal ini hampir serupa
dan sistematis (to change). Tujuan utama
dengan 2 tipologi aktivitas NGO yang
dari advokasi adalah terjadinya perubahan
digunakan oleh World Bank, yakni sebagai
kebijakan publik.10 Berikut manifestasi
berikut:8
tanggung
jawab
berbasis
advokasi
pada
arena
politik;
1) NGO
berbasis
Tujuannya
adalah
melaksanakan
operasional. merancang
proyek-proyek
dan
pemisahan
yang
agenda
dan
politik
NGO 7
bagian:
pengaturan
membangun
menaikkan
pertolongan
finansial; pemberian informasi; frekuensi dan
format
mengalokasi
strategi;
berkaitan dengan pembangunan dan
2) NGO berbasis advokasi. Tujuannya
dan
yang
informasi;
sumber
penerjemahan
untuk membela atau mempromosikan
informasi ke dalam bentuk-bentuk yang
suatu perkara yang spesifik
berguna; dan formalitas hubungan.11
NGO
semakin
menunjukkan
Peran NGO advokasi sangat penting untuk
keterlibatannya dalam advokasi untuk
membuat opini publik guna mendapatkan
perubahan
nasional
perhatian publik dan dukungan massa.
yang
Salah satu cara mereka ialah memobilisasi
mendiskriminasikan dan menekan orang-
informasi. Mereka juga dapat melakukan
orang serta mencegah mereka dalam
dekonstruksi
mencapai pembangunan yang maksimal.
pandangan ini akan lebih lanjut dibahas
Pada
pada strategi advokasi bagian pengemasan
di
sistem
maupun
lokal,
internasional
aktivitas
advokasi
oleh
NGO
pandangan.
biasanya memfokuskan pada aktivitas lobi
isu.
melawan pelanggaran hak asasi manusia
mengetahui apa hakikat dari dekonstruksi.
atau bekerja sama dengan komunitas untuk
Dekonstruksi
meminimalisasi diskriminasi gender.9
pemikiran yang ada saat ini terpengaruh
Kata to advocate yang dapat berarti ‘membela’
(pembelaan
kasus
oleh
di
Namun,
pemikiran
sebelumnya.
7
alangkah
Dekonstruksi
bijak
menunjukkan
yang
sudah
Dekonstruksi
jika
bahwa
ada pada
10
Ibid., hal. 9 Concepts and Functions of NGO, Rai Technology University, hal. 27 9 Linda Kelly (2002), International Advocacy: Measuring Performance and Effectiveness, Australia: Wollongong Australia, hal. 2
Nur Azizah, Advokasi Kuota Perempuan di Indonesia, Yogyakarta: LP3M UMY, hal. 11
8
11
https://www.globalpolicy.org/component/content/a rticle/176/31355.html diakses pada 22 Desember 2016
5
[ANALISIS ISI ADVOKASI THE COUNCIL ON AMERICAN-ISLAMIC RELATIONS (CAIR) DALAM MENANGANI ISU ISLAMOPHOBIA DI AMERIKA SERIKAT]
Jurnal HI – Desember 2016
implementasinya ialah mengubah pola
mencakup
pikir yang sudah ada dan yang sudah
internasional atau regional, ataupun
menjadi bagian dari lingkungan tersebut,
aktor privat;
tetapi dimunculkan pemikiran baru ke
5. mempengaruhi
dalamnya.
Dalam
penggunaannya,
bertindak.
negara,
organisasi
negara
dalam
12
dekonstruksi acapkali berkonotasi negatif karena dekonstrusi sama dengan halnya
METODE PENELITIAN
mengambil atau membuang sesuatu yang
Penelitian ini akan menggunakan
telah ada.
pendekatan
Dikembangkan dari studi advokasi Sharma,
proses
advokasi
positivis
dengan
metode
kuantitatif. Analisis isi (kuantitatif) yang
bisa
dipakai hanya memfokuskan pada bahan
dikategorikan menjaddi 5 besar proses
yang tersurat saja.13 Dengan pendekatan
utama:
ini
Pertama,
persiapan
dan
penelitian
melakukan
proses
pelaksanaan. Kedua, bentuk jejaring inti
pengumpulan data, sesuai dengan teori
yakni yang melaksanakan program kerja.
yang hendak dibangun atau mendesain
Ketiga, mengemas isu strategis semenarik
treatment terhadap obyek penelitian untuk
mungkin.
mempengaruhi
mendapatkan
data.
Setelah
kebijakan kepada pembuat kebijakan serta
pengumpulan
data
dilakukan,
opini publik dan media massa. Kelima,
dimasukkan
tujuan akhirnya ialah perubahan kebijakan
Kemudian didapatkan hubungan variabel
publik. Dari kelima tahapan tersebut,
satu dengan yang lain dalam bentuk
diperlukan adanya pemantuan dan evaluasi
hubungan
agar strategi advokasi bisa berjalan lancar.
menghasilkan hasil yang lebih obyektif.14
Keempat,
Berikut tingkatan pengaruh advokasi
dalam
program
pembuktian
Dengan
proses
aplikasi.
statistik
pendekatan
data
dan
kuantitatif,
menurut Keck dan Sikkink:
akan melakukan pengukuran kegiatan
1. membuat isu dan pengaturan agenda
advokasi CAIR terhadap Muslim Amerika
atau perhatian yang dituju; 2. mempengaruhi
posisi
organisasi
regional
didasarkan oleh beberapa indikator yang
negara
dan
maupun
12
Margaret E. Keck dan Kathryn Sikkink (1999), Transnantional Advocacy Netwoks in International and Regional Politics, Malden: Blackwell Publishers., hal. 98
internasional;
13
Eriyanto (2011), Analisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana, hal. 412 14 Surwandono (2012), Statistik: Ilmu Hubungan Internasional, Yogyakarta: Jihan Press, hal. 22
3. mempengaruhi prosedur institusi; 4. mempengaruhi perubahan kebijakan ‘target actors’ yang mungkin saja 6
[ANALISIS ISI ADVOKASI THE COUNCIL ON AMERICAN-ISLAMIC RELATIONS (CAIR) DALAM MENANGANI ISU ISLAMOPHOBIA DI AMERIKA SERIKAT]
Jurnal HI – Desember 2016
meliputi: Pertama, pengemasan isu, yakni
Pembelaan yang dilakukan CAIR beragam
instrumen frasa apa saja yang digunakan
bentuknya, seperti program hak sipil,
CAIR dalam dokumennya, entah dominasi
departemen
ke indeks positif atau negatif. Kedua,
pemerintahan, hubungan dengan media,
pertahanan hak Muslim Amerika, yakni
action alerts, tim riset, program magang,
atas dasar asas apa CAIR melakukan
publikasi, edukasi (seminar, workshop,
advokasi terhadap Muslim Amerika. Data
konferensi), mengurus pendaftaran pemilu,
penelitian
serta hubungan antar pemuka agama.
analisis
penyusunan
dan
isi
diperoleh
kuantifikasi
dari
yang
mengurus
ke
indeks
Segala bentuk upaya CAIR dalam
dokumen advokasi CAIR periode 2001-
mengadvokasi Muslim Amerika tidak lain
Oktober 2016. Perolehan data diambil dari
untuk melindungi mereka dari tindak
dokumen online dan tulisan website yang
diskriminasi, baik itu di ranah sosial
disebarluaskan di website resmi CAIR dan
maupun politik. Di ranah politik, kebijakan
dipilih sebanyak 11 dokumen.
Islamophobia cukup banyak bermunculan pasca 9/11. Permulaan kebijakan Islamophobia
PEMBAHASAN The Council on American-Islamic
diawali dengan kebijakan Global War on
Relations atau yang biasa disingkat dengan
Terror. Sejak kemunculan kebijakan ini,
CAIR didirikan pada Juni 1994 di
lahirlah
Washington
digolongkan
bernafaskan anti-Islam dan anti-Muslim
sebagai lembaga swadaya masyarakat
seperti Patriot Act yang melegalkan FBI
(NGO), organisasi berbasis akar rumput,
untuk
organisasi non-profit dan juga sebagai
warga Amerika sendiri. Namun kebijakan
kelompok
ini
ini justru menjadikan Muslim yang paling
didirikan oleh tiga orang yakni Omar
banyak menjadi sasaran program ini.
Ahmad, Nihad Awad15, dan Rafeeq Jaber.
Program lainnya ialah pendaftaran imigran
Sebelum
DC.
CAIR
advokasi.
mendirikan
merupakan
Organisasi
penyadapan
kepada
mereka
dari negara Muslim (National Security
dari
Islamic
Entry-Exit
anggota
ekstrimis
Registration
Kebijakan
Model advokasi CAIR merupakan dari
melakukan
yang
CAIR,
Association for Palestine (IAP).
antitesis
program-program
ini
sudah
System).
berhenti
pada
beberapa waktu belakangan, namun ada
anti-Muslim.
gagasan
bahwa
dilaksanakan 15
Nihad Awad adalah Executive Director CAIR dari sejak 1994 hingga 2016 ini
kebijakan kembali
kepemimpinan Donald Trump. 7
ini di
akan era
[ANALISIS ISI ADVOKASI THE COUNCIL ON AMERICAN-ISLAMIC RELATIONS (CAIR) DALAM MENANGANI ISU ISLAMOPHOBIA DI AMERIKA SERIKAT]
Kebijakan selanjutnya
Islamophobia
yakni
The
adalah
Jurnal HI – Desember 2016
membela
citra
Islam
dari
Controlled
pandangan negatif menjadi pandangan
Application Review and Resolution Policy
positif. Hal ini tercemin dengan indeks
(CARRP).
positif mendapatkan persentase kumulatif
Kebijakan
pengecekan
ini
terhadap
mengetatkan
Muslim
untuk
sebanyak 69,71%. Indeks positif disini
mendapatkan green card atau untuk
mencerminkan
naturalisasi. Dan kebijakan yang sekarang
menjunjung
tengah berkembang ialah undang-undang
keadilan (JU). kebebasan (FD), saling
anti-syariah. Usulan ini dimulai pada tahun
memahami (MU), dan toleransi (TO).
2010 oleh negara bagian Oklahoma dan kemudian
disusul
9
negara
bahwa nilai
Islam
itu
perdamaian
(PC),
Dari kesekian kata yang menjadi
bagian
indikator, dokumen CAIR menunjukkan
lainnnya, seperti Tennessee, Louisiana,
bahwa advokasi yang mereka lakukan
Arizona,
Kansas,
North
lebih menekankan nilai kebebasan (FD).
Carolina,
Washington,
dan
Kata kebebasan (FD) muncul sebanyak
Oklahoma, Alabama
Florida. 16
122 kali dari total 515. Kata kebebasan
Islam dipandang sebagai agama maupun
oleh
menujukkan bahwa Islam menjunjung
sebagian warga Amerika Serikat. Di sisi
tinggi nilai kebebasan, entah itu kebebasan
lain, adanya kecenderungan Muslim juga
dalam beragama maupun kebebasan dalam
diidentikkan sebagai pelaku teroris serta
bertindak. Sebagaimana yang tertuang
kurang bersahabat dengan Barat. Upaya
dalam teks CAIR,
CAIR
ideologi
dalam
yang
ekstrim
(FD) bisa bermakna bahwa CAIR ingin
Tabel 1
mengartikulasikan
Pengemasan Citra Islam
advokasinya tentu amat penting perihal pengemasan
isu.
Pengemasan
Fre kue nsi
Persent ase
Peace
41
7,96%
Justice Freedom Mutual Understanding Tolerance
96 122
18,64% 23,69%
86
16,70%
14
2,72%
Jihad
100
19,42%
Intolerance Confrontation Propaganda Bombing
18 1 19 18
3,50% 0,18% 3,69% 3,50%
30,29%
515
100%
100%
diibaratkan sebagai langkah awal dalam memulai advokasi atau pembelaan. Indeks Positif
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa advokasi yang dilakukan oleh the Council on American-Islamic Relations
Indeks Negatif
16
Bob Adelmann (2015), Texas Senate Passes Anti-Sharia Law Bill, Online: The New American, diakses dalam www.thenewamerican.com/constitution/item/ 20938-texas-senate-passes-anti-sharia-law-bill pada 02 Desember 2016 pukul 14.03 WIB
Total
*Sumber: Olahan Data
8
Persenta se Kumulat if
Kata
isu
69,71%
[ANALISIS ISI ADVOKASI THE COUNCIL ON AMERICAN-ISLAMIC RELATIONS (CAIR) DALAM MENANGANI ISU ISLAMOPHOBIA DI AMERIKA SERIKAT]
Jadi berdasarkan keseluruhan data
menekankan
Jurnal HI – Desember 2016
hak-hak
sipil
dibanding
pada tabel 1 menunjukkan bahwa advokasi
kedua indikator lainnya. Kata hak-hak sipil
yang dilakukan CAIR untuk menangani
(CR)
Islamophobia
melakukan
Persentase 57,44% ini mengindikasikan
pembelaan terhadap stigma negatif yang
bahwa isu Islamophobia menodai hak-hak
selama ini telah melekat pada Islam. CAIR
sipil terutama bagi Muslim Amerika.
ingin menunjukkan bahwa Islam dan
Muslim Amerika masih merupakan bagian
Muslim
dari warga negara yang juga dilindungi.
positif
adalah
menjunjung seperti,
tinggi
nilai
nilai–nilai
kebebasan
dan
muncul
sebanyak
139
kali.
Selain itu, nilai-nilai hak sipil juga
keadilan sebagaimana nilai-nilai Barat.
merupakan
Selain itu penggunaan indeks negatif yang
dilindungi di setiap negara. Maka dari itu
dipilih CAIR dalam dokumennya tidak
melalui kata hak-hak sipil ini, advokasi
lain ialah untuk meluruskan definisi atau
CAIR ingin memberikan penegasan dan
pengertian yang selama ini telah salah
mengingatkan bahwa dampak dari isu
kaprah. Maka dari itu tidak mengherankan
Islamophobia ini telah melanggar hak-hak
jika
sipil sebagaimana persentase peningkatan
advokasi
CAIR
dalam
upaya
asas
fundamental
pembelaan citra Islam ini diikuti dengan
diskriminasi,
upaya CAIR dalam menggaet media lokal
Islamophobia,
maupun nasional. Sehingga upaya ini juga
kejahatan lainnya terhadap Muslim. Dan
memberikan
informasi-
hal ini selaras dengan perjuangan hak-hak
informasi yang CAIR nyatakan menjadi
sipil agar terciptanya kesetaraan tanpa
rujukan media di Amerika Serikat dalam
adanya diskriminasi karena agama yang
memberitakan perihal tentang dunia Islam
dianut.
peluang
bagi
dan Muslim.
kebijakan
yang
dan
berbagai
Berdasarkan Tabel 2
menggambarkan
Asas Pertahanan Diri bagi Muslim Amerika
berisukan tindakan
tabel
bahwa
2
CAIR
dalam
melakukan advokasinya lebih menekankan
Kata
Kode
Frekuensi
Persentase
Civil Rights
CR
139
57,44%
Human Rights
HR
31
12,81%
sipil dan hak asasi manusia. Adanya
Civil Liberties
CL
72
29,75%
benang merah antara definisi hak-hak sipil
242
100%
dengan visi dan misi CAIR membuat
Total
hak-hak sipil daripada kebebasan warga
*Sumber: Olahan Data
Dari advokasi
ketiga
CAIR
indikator
mencerminkan
adanya nalar yang logis mengapa hak-hak
diatas,
sipil lebih ditekankan dalam dokumen
lebih
mereka 9
yang
dengan
frekuensi
[ANALISIS ISI ADVOKASI THE COUNCIL ON AMERICAN-ISLAMIC RELATIONS (CAIR) DALAM MENANGANI ISU ISLAMOPHOBIA DI AMERIKA SERIKAT]
Jurnal HI – Desember 2016
kemunculan lebih dari setengah dari total
CAIR menekankan prinsip kebebasan
frekuensi kata yang dijadikan indikator.
dengan kemunculan kata sebanyak 122
Selain itu, ketiga indikator diatas juga
kali
memberikan
ditekankan
gambaran
mengenai
dari
total
515.
advokasi
Indeks CAIR
positif dengan
organisasi CAIR yang mendukung nilai-
persentase 69,71%. Hal ini lakukan agar
nilai netralitas sehingga memudahkan
Islam direpresentasikan sebagai agama
CAIR dalam membentuk stigma positif
yang damai. Cara ini juga mencerminkan
dalam mempertahankan eksistensi Muslim
bahwa CAIR sebagai NGO yang berbasis
Amerika.
advokasi. Upaya advokasi CAIR lainnya
KESIMPULAN Council Relations
dengan mempertahankan Muslim Amerika on
(CAIR)
American-Islamic sebagai
dari bentuk pelanggaran hukum seperti
kelompok
kebijakan Islamophobia, diskriminasi dan
advokasi Muslim terbesar di Amerika Serikat
menjadi
sebuah
wadah
kekerasan melalui asas-asas fundamental
bagi
dianut
Muslim Amerika dalam hal pembelaan
Melihat
Dari
CAIR
Berbagai
untuk ditangani. Pemilihan diksi atau frasa
CAIR dalam menangani isu Islamophobia
juga menjadi komponen penting bagi
di Amerika Serikat dilakukan dengan
pandangan
bahwa
yang dianggap memiliki urgensi lebih
CAIR, dapat disimpulkan bahwa advokasi
mengubah
gambaran
cukup sistematis sesuai dengan urutan isu
Berdasarkan analisis isi dokumen
dengan
memberikan
didukung oleh penyusunan dokumen yang
signifikan pasca tragedi 9/11.
yang
diatas
salah satu alat advokasinya. Hal ini
anti-Islam dan anti-Muslim lahir secara
pembelaan
kuantifikasi
CAIR menggunakan dokumen sebagai
kebijakan pemerintah yang cenderung
melakukan
hasil
menunjukkan bahwa dokumen advokasi
CAIR semakin gencar untuk melancarkan Muslim.
Yang
57,44%.
di dunia, khususnya Amerika, membuat
kaum
Amerika.
ialah kata hak-hak sipil dengan persentase
fenomena
Islamophobia yang semakin berkembang
pembelaan
negara
ditekankan CAIR dalam dokumennya
guna mencapai nilai keadilan dan saling memahami.
oleh
penyususan dokumen CAIR. Walaupun
dimulai
penulisan dokumen CAIR sudah bisa
negatif
dikatakan cukup sistematis, disisi lain
terkait Islam menjadi pandangan baru,
belum sempurna seutuhnya karena ada
yakni dengan nilai-nilai positif. Advokasi
beberapa 10
elemen
yang
kurang
[ANALISIS ISI ADVOKASI THE COUNCIL ON AMERICAN-ISLAMIC RELATIONS (CAIR) DALAM MENANGANI ISU ISLAMOPHOBIA DI AMERIKA SERIKAT]
menunjukkan korelasi yang sesuai dari
[7] James, Mike & Linda Dono (2016).
satu faktor ke faktor lain, Namun, secara keseluruhan
penyusunan
Jurnal HI – Desember 2016
Islamophobia: U.S. Cities Face Anti-
penulisan
Muslim Backlash. New York: USA Today.
dokumen CAIR sudah dianggap cukup untuk
mewakili
salah
satu
[8] Keck, Margaret E. dan Kathryn
cara
Sikkink (1999). Transnantional Advocacy
advokasinya.
Netwoks in International and Regional
REFERENSI
Politics. Malden: Blackwell Publishers. [1] Adelmann, Bob (2015). Texas Senate
[9]
Passes Anti-Sharia Law Bill. Online: The New
American,
diakses
Kelly,
Advocacy:
dalam
Linda
Measuring
Effectiveness.
www.thenewamerican.com/constitution/ite
(2002).
International
Performance
Australia:
and
Wollongong
Australia.
m/20938-texas-senate-passes-anti-sharia[10] Mindock, Clark (2016). Muslim
law-bill
Discrimination
in
America:
Hijab-
[2] Auster, Lawrence (1991). America:
Wearing
Multiethnic,
California Restaurant are Suing. United
Not
Multicultural
dalam
Academic Questions Fall Vol. 4 Issue 4
States:
[3]
News.
Azizah,
Nur.
Advokasi
Kuota
Women
Forced
International
to
Business
Leave
Times
Perempuan di Indonesia. Yogyakarta:
[11]
LP3M UMY.
International Organizations Perspective
[4] Bleich, Erik (2012). Defining and
on
Researching Islamophobia dalam Review
Century. New York: Pearson Education.
of Middle East Studies. MESA.
[12]
[5] Cluck, Andrea Elizabeth (2012).
America’s Changing Religious Landscape,
Islamophobia in the Post-9/11 United
diakses
States:
2015/05/12/americas-changing-religious-
Causes,
Manifestations,
and
Pease,
Governance
Pew
Solutions. Athens: University of Georgia.
lan dscape
[6]
[13]
Eriyanto
(2011).
Analisis
Isi:
Kelly-Kate
in
the
Research
dalam
Sharma,
S.
(2010).
Twenty-First
Center
(2015),
www.pewforum.org/
Ritu
R.
(1999).
An
Pengantar Metodologi Untuk Penelitian
Introduction to Advocacy: Training Guide,
Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial
Washington DC: AED.
Lainnya. Jakarta: Kencana. 11
[ANALISIS ISI ADVOKASI THE COUNCIL ON AMERICAN-ISLAMIC RELATIONS (CAIR) DALAM MENANGANI ISU ISLAMOPHOBIA DI AMERIKA SERIKAT]
[14] Surwandono (2012). Statistik: Ilmu Hubungan
Internasional.
Yogyakarta:
Jihan Press.
12
Jurnal HI – Desember 2016
[ANALISIS ISI ADVOKASI THE COUNCIL ON AMERICAN-ISLAMIC RELATIONS (CAIR) DALAM MENANGANI ISU ISLAMOPHOBIA DI AMERIKA SERIKAT]
13
Jurnal HI – Desember 2016