ANALISIS INDIKASI FREE-RIDING PADA REAKSI PASAR SUATU SAHAM DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENGUMUMAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN LAIN (EVENT STUDY PADA INDEKS LQ45)
Trisetia Wijijayanti, SE, MBA Ruly Wiliandri, SE, MM Jurusan Manajemen – Universitas Negeri Malang
Abstract This research’s title is “Analysis of free-riding Indication toward Reaction of a Share in Correlation with The Announcement of Other Companies’ Financial Report (Event Study on Index LQ45)”. It was purposed to examine whether there was free-riding on market reaction of a share in correlation with the announcement of other companies’ financial report. The sample of this research were index LQ45 emitens who announced audited financial report in 2011 period of February – July 2012. By applying purposive sampling method, it was obtained 30 companies to be the objects of this research. Data used in this research were LQ45 emitens who announced financial report period February – July 2012, financial data were taken from Indonesian Capital Market Directory, and other supporting data resources. The analytical tool used in this research was t test. From the result of data analysis and discussion, it could be concluded that there was free-riding indocation on market reaction of a share in correlation with the announcement of other companies’ financial report (event study on Index LQ45). It could be provn by number of t calculation (-1,599) < t table (1,316).
Seluruh bursa saham di dunia menghendaki adanya
pengungkapan laba
(earning) bagi perusahaan yang terdaftar di bursa saham. Informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan terutama perubahan tingkat laba, laba per lembar saham atau rugi perusahaan publik menjadi perhatian bagi para investor. Jika informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan memiliki arti penting bagi investor, maka laba akuntansi dengan sendirinya berpengaruh terhadap harga dan imbal hasil (return) saham. Hal ini dapat dilihat dari sejumlah penelitian, baik di bursa saham yang telah maju maupun masih berkembang (emerging market) menunjukkan bahwa laba perusahaan pada saat diumumkan diperkirakan dapat mempengaruhi harga saham terutama di sekitar tanggal pengumuman laporan keuangan. Pengujian pengaruh laba atas harga saham ini termasuk dalam suatu pengujian efisiensi pasar dalam bentuk setengah kuat. Hubungan antara pengumuman laba dan harga saham telah diuji diberbagai bursa saham mulai dari Ball dan Brown (1986) di New York Stock Exchange (NYSE), diikuti oleh Beaver (1968) yang melaporkan bahwa volume transaksi saham meningkat secara drastis di sekitar tanggal pengumuman laba. Kross dan Schroeder (1984) menguji hubungan antara waktu pengumuman laporan keuangan yang dilaporkan (dibagi dalam “berita baik” dan “berita buruk”), dan hubungan imbal hasil saham dan waktu di sekitar tanggal pengumuman laba. Porter (1992) menguji hubungan antara tingkat kepemilikan institusional investor dan magnitude variasi harga saham pada tanggal pengumuman laporan keuangan. Adanya perubahan harga saham terhadap pengumuman laba dan dividen pada satu hari yang dimana pengumuman laba dan dividen itu terjadi (Cheung & Jot Yau, 1995). Secara konseptual, informasi akuntansi pada umumnya dan informasi laba akuntansi pada khususnya mempunyai fungsi penyampaian keadaan perusahaan kepada investor dan kreditor. Jika fungsi tersebut berjalan dengan baik maka seharusnya publikasi informasi tersebut memiliki information content bagi investor untuk mengestimasi expected values dan risiko return sekuritas di masa depan. Selain itu, informasi laba atau laporan keuangan memiliki explanatory power terhadap perilaku harga saham selama periode peristiwa pengumuman. Dalam pengumuman ataupun dalam penyampaian laba perusahaan, akan terdapat peristiwa-peristiwa yang dapat mempengaruhi perusahaan-perusahaan yang melaukan perdagangan saham ataupun yang listing di pasar saham tersebut. Contoh dari peristiwa-peristiwa tersebut adalah free-riding yang merupakan salah satu sumber dari kegagalan pasar yang menyebabkan information asymmetry dalam pasar informasi
akuntansi (Scott, 2003). Yang mana, free-riding adalah keuntungan (benefits) atau kerugian (losses) yang diterima atau ikut dinikmati oleh investor (baik perusahaan atau individu) karena adanya salah satu perusahaan dalam industri yang sama mengumumkan suatu informasi keuangan/akuntansi ke pasar (Scott 2003). Keuntungan (benefits) yang diterima antara lain adalah naiknya harga saham ataupun bertambahnya jumlah investor, sedangkan kerugian (losses) yang diterima antara lain adalah turunnya harga saham ataupun berkurangnya jumlah investor dikarenakan adanya ketertarikan dari investor untuk memiliki saham lain yang lebih baik dan mempunyai prospek yang lebih bagus. Dalam praktik, suatu informasi akuntansi yang diumumkan oleh suatu perusahaan akan membawa implikasi atau ekspektasi pasar untuk perusahaan-perusahaan lain dalam industri sejenis yang tidak mengumumkan informasi tersebut. Fenomena ini disebut intra industry information transfers. Darrough dan Stroughton (1990), Darrough (1993), dan Newman dan Feltham (1993) menyatakan bahwa pengungkapan informasi keuangan dari suatu perusahaan dapat berpengaruh secara negatif terhadap harga saham perusahaan tersebut jika para partisipan pasar atau pesaing membuat strategi penggunaan informasi tersebut untuk keuntungan mereka sendiri. Meskipun masalah free-riding sangat dapat mempengaruhi secara signifikan costs dan benefits produksi informasi akuntansi perusahaan dan juga persepsi pasar informasi (Scott 2003), namun riset-riset empiris yang menguji isu tersebut masih sangat terbatas. Darrough dan Stoughton (1990), Darrough (1993), dan Newman dan Sansing (1993) hanya menganalisis suatu game antar perusahaan monopolistik (the incumbent) dan potential entrant untuk industri (the entrant), serta mengajukan model dan proposisi berkenaan dengan dua masalah tersebut. Berdasarkan latar belakang tidak terdapat bukti empiris yang menunjukkan ada atau tidak indikasi free-riding pada respon pasar suatu saham dalam hubungannya dengan pengumuman laporan keuangan perusahaan lain yaitu antara perusahaan yang mengumumkan dan perusahaan yang tidak mengumumkan, maka peneliti termotivasi untuk menguji apakah ada indikasi free-riding pada reaksi suatu pasar dalam hubungannya dengan pengumuman laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini akan mengambil judul “ANALISIS INDIKASI FREE-RIDING PADA REAKSI PASAR SUATU SAHAM DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENGUMUMAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN LAIN (EVENT STUDY PADA INDEKS LQ45)”
Free-riding Scott (2003) mendefinisikan free-riding sebagai berikut the receipt by a firm or individual of a benefit from a externality. Sementara externality didefinisikan sebagai berikut an action taken by a firm or individual that imposes costs or benefits on other firms or individuals for which the entity creating the externality is not charged or does not receive revenue. Dari pengertian di atas, tampak bahwa free-riding merupakan keuntungan (benefits) atau kerugian (losses) yang diterima atau dinikmati oleh investor (baik perusahaan atau individu) karena adanya salah satu perusahaan dalam industri yang sama mengumumkan suatu informasi keuangan/akuntansi ke pasar. Manfaat atau kerugian tersebut diperoleh karena pelaku pasar saham (para investor) yang saling bersaing memanfaatkan dan menginterpretasikan informasi yang diumumkan oleh suatu perusahaan sesuai dengan kepentingan yang berbeda-beda. Selanjutnya, informasi tersebut digunakan untuk memprediksi atau menduga arah informasi yang sama dari perusahaan-perusahaan pesaing dalam industri yang sama yang belum mengumumkannya.
Abnormal Return (AR) Salah satu cara untuk menguji efisiensi pasar adalah dengan melihat abnormal return yang terjadi dalam pasar tersebut. Dimana pasar dikatakan tidak efisien jika satu atau beberapa pelaku pasar dapat menikmati abnormal return dalam jangka waktu yang cukup lama. Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal (Jogiyanto 2003). Return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan investor). Dengan demikian abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi. Rumus (Jogiyanto, 2003):
RTN i ,t Ri ,t ERi ,t Notasi:
RTN i ,t = abnormal return sekuritas ke – i pada periode peristiwa ke-t Ri ,t
= return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-I pada periode
peristiwa ke-t
ERi ,t = return ekspektasi sekuritas ke-I untuk periode peristiwa ke-t
Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya. Sedang return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi.
Cummulative Abnormal Return (CAR) Akumulasi return tidak normal atau cumulative abnormal return (CAR) merupakan penjumlahan abnormal return hari sebelumnya di dalam periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas. Rumus (Jogiyanto, 2003):
t
CARi ,t abnormalreturni ,a a t 3
Notasi: = cumulative abnormal return sekuritas ke-i pada hari
CARi ,t
ke-t, yang diakumulasikan dari abnormal return sekuritas ke-i mulai dari awal
periode peristiwa
(t3) sampai hari ke-t
abnormalreturni ,a
= abnormal return untuk sekuritas ke-i pada hari ke-a yaitu mulai t3 (hari awal periode jendela) sampai hari ke-t
Periode jendela adalah periode sebelum peristiwa, periode saat peristiwa dan periode sesudah peristiwa.
Average Abnormal Return (AAR) Pengujian adanya abnormal return tidak dilakukan untuk tiap-tiap sekuritas, tetapi dilakukan secara agregat dengan menguji rata-rata abnormal return seluruh sekuritas secara cross-section untuk tiap-tiap hari di periode peristiwa. Average abnormal return (AAR) untuk hari ke-t dapat dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika sebagai berikut (Jogiyanto 2003):
k
AAR t
abnormalreturn
i ,t
i 1
k
Notasi:
AAR t
= average abnormal return pada hari ke-t
abnormalreturni ,t
= abnormal return untuk sekuritas ke-i pada hari ke-t
k
= jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi meliputi seluruh saham biasa yang masuk dalam kelompok Indeks LQ45 BEI pada periode Februari – Juli 2012. Indeks LQ45 terdiri dari atas 45 perusahaan yang dipilih setelah melalui beberapa kriteria pemilihan sehingga terdiri dari saham-saham dengan likuiditas (LiQuid) tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar saham tersebut. Untuk dapat masuk dalam pemilihan, suatu saham harus memenuhi kriteria tertentu dan melewati seleksi utama sebagai berikut: a. Masuk dalam rangking top 60 dari total transaksi saham dalam pasar regular. b. Perangkingan didasarkan pada kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir). c. Sudah terdaftar di BEI minimum tiga bulan terakhir. d. Kondisi keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhan, frekuensi dan jumlah transaksi pasar regular dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar regular.
2. Sampel Pengambilan sampel dari populasi yang ada dilakukan dengan metode purposive sampling, yang berarti sampel yang dipilih tidak secara acak melainkan dengan berbagai pertimbangan dan kriteria tertentu yang disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian. Cara penentuan sampel adalah sebagai berikut: a. Sampel penelitian meliputi seluruh emiten LQ45 yang mengumumkan laporan keuangan auditan tahun 2011 selama Februari – Juli 2012. Perusahaan-perusahaan
yang tidak mengumumkan laporan keuangan selama periode tersebut dikeluarkan dari sampel. b. Sampel dibagi menjadi dua kelompok: 1. Sampel treatment : perusahaan-perusahaan yang mengumumkan laporan lebih awal. 2. Sampel control : perusahaan-perusahaan yang belum mengumumkan laporan keuangan ketika kelompok sampel treatment telah mengumumkan laporan keuangan. c. Sampel treatment dan sampel control didasarkan pada kelompok industri sejenis. Dengan demikian, emiten yang telah mengumumkan laporan keuangan namun tidak memiliki emiten control dikeluarkan dari sampel akhir. Selain itu, dua emiten atau lebih dalam kelompok industri sejenis yang mengumumkan laporan keuangan pada tanggal yang sama juga dikeluarkan dari sampel akhir.
Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dan informasi yang terkait dengan penelitian dilakukan dengan cara dokumentasi yaitu diperoleh dari literatur-literatur maupun sumbersumber yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Data yang diperlukan a. Emiten-emiten LQ45 yang mengumumkan laporan keuangan pada periode Februari – Juli 2012. b. Data-data keuangan diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory. c. Data-data tentang saham dari emiten penelitian diperoleh dari PDB UM dan internet. d. Data lainnya yang menunjang penelitian ini.
METODE ANALISIS DATA Untuk mengetahui adanya indikasi free-riding dalam reaksi pasar suatu saham dalam hubungannya dengan pengumuman laporan keuangan perusahaan lain, dapat dilihat dengan meninjau signifikansi perbedaan antara Average Abnormal Returns
perusahaan yang telah mengumumkan laporan keuangan (emiten treatment) dengan Average Abnormal Returns perusahaan yang belum mengumumkan laporan keuangan ketika emiten treatment mengumumkan laporan keuangan (emiten control) melalui perhitungan uji t berpasangan yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 15.0 for windows.
1. Identifikasi Variabel AAR (Average Abnormal Returns) is the divide of the CAR over the period with the security that uses (Jones 1993), maka AAR adalah hasil dari pembagian antara CAR pada periode yang berakhir dengan jumlah sekuritas yang digunakan.
2. Langkah-langkah dalam menganalisis data a. Mengelompokkan perusahaan-perusahaan (emiten) Sampel perusahaan yang telah ditentukan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu perusahaan yang telah mengumumkan laporan keuangan (emiten treatment) dan perusahaan yang belum mengumumkan laporan keuangan ketika emiten treatment mengumumkan laporan keuangan (emiten control).
b. Menentukan horizon waktu periode peristiwa (event period) dan periode estimasi (estimation period) pengumuman laporan keuangan. Periode peristiwa adalah 5 hari (t-2, t.0, t+2). Penentuan periode peristiwa lima hari didasarkan pada asumsi bahwa informasi yang diserap investor bervariasi dan peralihan ke informasi lain begitu cepat sehingga periode peristiwa 5 hari ini diasumsikan investor masih mempertimbangkan informasi laporan keuangan dalam keputusan investasi mereka. Selain itu, juga dimaksud untuk mereduksi extraneous variables. Periode estimasi adalah 100 hari (t-100).
c. Menghitung return aktual pasar Return aktual pasar yang dihitung adalah return aktual pasar yang terjadi di sekitar periode peristiwa pengumuman laporan keuangan dengan menggunakan indeks LQ45.
d. Mengestimasi expected return Expected return dihitung dengan rumus (Jogiyanto 2003, Jones 1993) :
E ( R j ) i i .E ( RM ) Notasi : E (Rj)
= return ekspektasi dari saham ke-i periode estimasi ke-j
αi
= intercept untuk saham ke-i
βi
= koefisien slope yang merupakan beta dari saham ke-i
E(RM)
= tingkat return ekspektasi indeks pasar pada periode estimasi ke-j
e. Menghitung abnormal return Dengan membandingkan expected return dengan actual return untuk memperoleh abnormal return, dengan rumus berikut (Jones 1993): ARSi,t = Ri,t – E (Rj) Notasi: ARSi,t
= abnormal return saham ke-i untuk periode ke-t
Ri,t
= return ekspektasi dari saham ke-i pada periode estimasi ke-j
E (Rj)
= return saham ke-i selama periode t, untuk t (-2, 0, +2)
f. Menghitung cummulative abnormal return (CAR) dan average abnormal return (AAR). CAR dihitung dengan menjumlahkan AR dari seluruh sekuritas pasar hari ket; sedangkan AAR dihitung dengan membagi CAR seluruh sekuritas pada hari ke-t dengan jumlah sekuritas.
g. Menghitung kesalahan standar estimasi dan AR standarisasi, serta signifikansi AAR. Untuk mengukur signifikansi AAR selama periode peristiwa, digunakan pengujian t-test. Jogiyanto (2003) menyatakan bahwa pengujian t-test bertujuan untuk melihat signifikansi AR di periode peristiwa. Signifikansi yang dimaksud adalah bahwa AR secara statistic signifikansi tidak sama dengan nol (positif
untuk “good news” dan negatif untuk “bad news”). Rumus t-test terhadap AR adalah:
t
KSE
Notasi: t
= t-test
β
= parameter yang diuji signifikansinya
KSE
= Kesalahan Standar Estimasi
Pengujian t-test dilakukan dengan menstandarisasi nilai AR. Perhitungan AR standarisasi dilakukan dengan membagi AR dengan KSE. KSE merupakan kesalahan standar pada saat mengestimasi nilai AR dan dilakukan setiap sekuritas. Karena itu, AR standarisasi sekuritas ke-i dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
R t2
KSEi
j t1
i, j
R
2
T1 2
Notasi: KSEi
= kesalahan standar estimasi untuk sekuritas ke-i
Ri,j
= return sekuritas ke-i untuk hari ke-j selama periode estimasi
Ri
= rata-rata sekuritas ke-i selama periode estimasi
T1-2
= jumlah hari di periode estimasi, yaitu hari ke-t1 sampai hari ke-t2
h. Melihat apakah terdapat indikasi free-riding dalam reaksi pasar suatu saham dalam hubungannya dengan pengumuman laporan keuangan perusahaan lain. Dalam penelitian ini keseluruhan perhitungan uji t berpasangan dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS 15.0 for windows. Dengan bantuan
program komputer tersebut, dasar kriteria pengambilan keputusan bisa didasarkan pada tingkat signifikansi 20 % (α = 20% atau 0,2) (Santoso, 2005). Untuk mengukur hipotesis statistik dengan didasarkan pada perbandingan thitung dengan ttabel, yaitu:
Jika – ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima
Jika thitung > ttabel atau thitung < - ttabel, maka Ha ditolak.
Hipotesis statistik yang dimaksud adalah: H0 : AAR treatment = AAR control Dimana yang berarti tidak terdapat perbedaan antara AAR sampel treatment dengan AAR sampel control. Ha : AAR treatment ≠ AAR control Dimana yang berarti terdapat perbedaan antara AAR sampel treatment dengan AAR sampel control.
HASIL PENELITIAN
Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling, artinya populasi yang dijadikan sampel penelitian merupakan populasi yang memenuhi kriteria - kriteria tertentu. Untuk penentuan sampel akhir, sampel dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Kelompok sampel treatment yaitu perusahaan-perusahaan yang mengumumkan laporan keuangan lebih awal. 2. Kelompok sampel control yaitu perusahaan-perusahaan yang belum mengumumkan laporan keuangan ketika kelompok sampel treatment mengumumkan laporan keuangan ke pasar. Pengurutan sampel treatment dan sampel control didasarkan pada kelompok sub sektor industri sejenis. Dengan demikian, emiten yang telah mengumumkan laporan
keuangan tetapi tidak memiliki emiten control dikeluarkan dari sampel akhir. Selain itu, dua emiten atau lebih dalam kelompok sub sektor industri yang sejenis yang mengumumkan laporan keuangan pada tanggal yang sama juga dikeluarkan dari sampel akhir. Emiten control yang mengumumkan informasi lain, seperti pengumuman dividen dan stock split, pada tanggal emiten treatment mengumumkan laporan keuangan juga dikeluarkan dari sampel akhir. Dengan demikian, jumlah sampel akhir untuk sampel treatment dan sampel control yang mengumumkan laporan keuangan 2011 pada periode Feb – Juli 2012 adalah 26 sampel seperti tampak pada tabel 1.
Tabel 1. Daftar rincian sampel treatment dan sampel control yang mengumumkan LK tahun 2011 pada periode Feb – Juli 2012
No
Emiten Treatment
Tgl Publikasi L/K
Emiten Control
Tgl Publikasi L/K
Sub Sektor Industri
1
AALI
23/02/2012
UNSP
09/04/2012
Plantation
2
ITMG
22/02/2012
PTBA
06/03/2012
Coal Mining
3
ITMG
22/02/2012
ADRO
27/03/2012
Coal Mining
4
ITMG
22/02/2012
HRUM
30/03/2012
Coal Mining
5
ITMG
22/02/2012
BUMI
31/03/2012
Coal Mining
6
PTBA
06/03/2012
ADRO
27/03/2012
Coal Mining
7
PTBA
06/03/2012
HRUM
30/03/2012
Coal Mining
8
PTBA
06/03/2012
BUMI
31/03/2012
Coal Mining
9
ADRO
27/03/2012
HRUM
30/03/2012
Coal Mining
10
ADRO
27/03/2012
BUMI
31/03/2012
Coal Mining
11
HRUM
30/03/2012
BUMI
31/03/2012
12
UNTR
24/02/2012
AKRA
30/04/2012
13
ANTM
21/03/2012
INCO
28/03/2012
Coal Mining Durable & Non Durable Goods Metal & Mineral Mining
14
ANTM
21/03/2012
TINS
29/03/2012
Mteal & Mineral Mining
15
INCO
28/03/2012
TINS
29/03/2012
Metal & Mineral Mining
16
ASII
27/02/2012
GJTL
30/03/2012
Autimotive & Components
17
ASRI
12/03/2012
LPKR
21/03/2012
Property & Real Estate
18
ASRI
12/03/2012
KIJA
02/04/2012
Property & Real Estate
19
ASRI
12/03/2012
ELTY
30/04/2012
Property & Real Estate
20
LPKR
21/03/2012
KIJA
02/04/2012
Property & Real Estate
21
LPKR
21/03/2012
ELTY
30/04/2012
Property & Real Estate
22
KIJA
02/04/2012
ELTY
30/04/2012
Property & Real Estate
23
BDMN
12/03/2012
BBRI
13/03/2012
Bank
24
BDMN
12/03/2012
BBCA
30/03/2012
Bank
25
BBRI
13/03/2012
BBCA
30/03/2012
Bank
26
INTP
22/03/2012
SMGR
30/03/2012
Cement
Untuk menguji pernyataan hipotesis, tabel 2 menyajikan hasil perhitungan AAR dan CAAR pengumuman laporan keuangan 2011 dari emiten kelompok treatment dan kelompok control selama periode peristiwa pengumuman. Tabel 2. Hasil perhitungan AAR Laporan Keuangan (LK) tahun 2011 untuk sampel Treatment dan sampel Control Periode Peristiwa
AAR SAMPEL TREATMENT
AAR SAMPEL CONTROL
-2
-0.0224
-0.0200
-1
-0.0174
-0.0184
0
-0.0231
-0.0176
1
-0.0127
-0.0136
2
-0.0228
-0.0169
CAAR
-0.0984
-0.0865
Hasil perhitungan AAR emiten control dan emiten treatment dapat dilihat pula dalam bentuk grafik seperti pada gambar 1. Gambar 1. Grafik AAR kelompok treatment dan kelompok control
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap AAR yang terlihat pada tabel 2 diatas, average abnormal return sampel control sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan average abnormal return sampel treatment (terutama pada periode peristiwa t (-2) dan t (+2)). Hal ini dikarenakan emiten - emiten dari kelompok sampel control yang belum mengumumkan laporan keuangan ikut menikamti AR positif (+) atau AR negatif (-) karena pengumuman laporan keuangan kelompok sampel treatment. Perbedaan CAAR dari sampel treatment dan sampel control menunjukkan investor memberikan apresiasi yang positif terhadap sahamsaham dari emiten-emiten pesaing yang tidak mengumumkan laporan keuangan. Pada gambar 1 memperlihatkan bahwa pasar telah merespon secara positif publikasi laporan keuangan emiten kelompok treatment pada periode peristiwa t (-1) dan t (+1), reaksi positif ini adalah sebagai implikasi dari adanya publikasi laporan keuangan. Reaksi pasar terhadap pengumuman laporan keuangan diproksi dengan nilai average abnormal return yang signifikan antara sampel treatment dan sampel control pada tahun 2012. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui hasil pengujian statistik average abnormal return yang dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil perhitungan Uji t berpasangan tahun 2012
Periode
thitung
ttabel
Keterangan
2012
-1.599
1.316
Signifikan
Tabel 3 di atas menunjukkan pada tahun 2012 nilai t hitung sebesar -1.599 lebih kecil dari nilai ttabel sebesar 1.316, sehingga nilai thitung terdapat pada daerah penolakan H0, sehingga terkait dengan hipotesis maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Gambar 2. Kurva Uji t berpasangan average abnormal return
Daerah Penerimaan
Daerah Penolakan
thitung = -1.599
-ttabel = -1.316
Daerah Penolakan
ttabel = 1.316
Terlihat pula pada gambar 2 yaitu kurva uji t beda dari average abnormal return, thitung berada pada daerah penolakan antara –ttabel dan ttabel. Hal ini memperlihatkan terdapat indikasi praktik free-riding pada reaksi pasar suatu saham dalam hubungannya dengan pengumuman laporan keuangan perusahaan lain. Ini ditunjukkan dari adanya perbedaan yang signifikan antara average abnormal return sampel treatment dan average abnormal return sampel control.
KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah terdapat indikasi praktik free-riding pada pengumuman laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ45. Hal ini dapat dilihat pada hasil perhitungan dan analisis average abnormal return dan cummulative average abnormal return dari sampel kelompok treatment dan sampel kelompok control, yang didukung dengan hasil perhitungan uji t berpasangan dari average abnormal return melalui program komputer SPSS versi 15.00. Dengan adanya hasil yang signifikan dari dilakukannya perhitungan dan analisis artinya terdapat reaksi pasar ketika suatu perusahaan mengumumkan informasi keuangannya ke pasar. Oleh karena itu, dengan adanya penelitian ini, diharapkan investor dapat menyikapi dan mengantisipasi lebih baik dampak dari publikasi laporan keuangan dengan cara melihat informasi keuangan yang nyata (laporan keuangan) untuk dapat menilai kemampuan perusahaan yang sebenarnya. Penelitian ini juga sebagai bahan pertimbangan bagi investor dalam mengambil tindakan untuk menginvestasikan modalnya, juga untuk membeli (buy),
menahan (hold), ataupun menjual (sale) sekuritas yang dimiliki oleh emiten-emiten yang listing di BEI.
DAFTAR PUSTAKA Ball, R & P. Brown. 1986. An Empirical Evaluation of Accounting Income Numbers. Journal of Accounting Research. Vol. 6. 159-178 Beaver, W.H., R. Clarke & W. Wright. 1979. The Association Between Unsystematic Security Returns and the Magnitude of Earnings Forecasts. Journal of Accounting Research. (Autumn). 316-340 Cheung, J.K & Jot Yau. 1995. Price Effects of Relative Reporting Delay of Same-Day Earnings and Dividend Announcement. Journal of Financial and Strategic Decision. (Spring Vol.8). No. 1. 21-33 Cooper, D.R. & C.W. Emory. 1995. Business Research Methods. Fifth Edition. Richard D. Irwin Darrough, M.N. 1993. Disclosure Policy and Competition: Cournot vs. Bertrand. The Accounting Review. (July, Vol.66). No. 3. 534-561 ________, M.N. & N.M. Stoughton. 1990. Financial Disclosure Policy in an Entry Game. Journal Accounting and Economics. January. 219-243 Jogiyanto, H.M. 2003. Teori Portfolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. BPFE. Yogyakarta Jones, C.P. 1993. Investments: Analysis and Management. Fourth Edition. John Wiley & Sons, Inc. Kross, W & D.A. Schroeder. 1984. An Empirical Investigation of the Effect of Quarterly Earnings Announcement Timing on Stock Returns. Journal of Accounting Research. Vol. 22. No. 1. 153-176 Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi: Bagaimana Meneliti & Menulis Tesis?. Erlangga. Jakarta Newman, P. & R. Sansing. 1993. Disclosure Policies with Multiple Users. Journal of Accounting Research. (Spring, Vol. 31). No. 1. 92-112
Porter, G. 1992. Accounting Earnings Announcement, Institutional Investors Concentration and Common Stock Returns. Journal of Accounting Research. Vo. 30. No. 1. 146-155 Santoso, S. 2005. Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS, Elex Media Komputindo. Jakarta Scott, W.R. 2003. Financial Accounting Theory. Third Edition. Prentice-Hall International, Inc. Sumariyah. 2000. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Ketiga. Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. Yogyakarta Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Edisi Kelima. Universitas Negeri Malang. Malang