ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI MARKETING MIX PADA MANAJEMEN PEMASARAN SUPERMARKET TIP TOP DARI PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM (Studi Kasus Pada Supermarket TIP TOP Rawamangun) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
OLEH : AJI FIRMANSYAH NIM. 1110046100014
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2015 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Depok, 01 Oktober 2015
Aji Firmansyah
73
ABSTRAK
AJI FIRMANSYAH. NIM: 1110046100014. Analisis Implementasi Strategi Marketing Mix Pada Manajemen Pemasaran Supermarket TIP TOP Dari Perspektif Etika Bisnis Islam (Studi Kasus Pada Supermarket TIP TOP Rawamangun). Strata Satu (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Mu’amalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi strategi marketing mix pada manajemen pemasaran Supermarket TIP TOP yang ditinjau dari perspektif etika bisnis Islam. Variabel marketing mix terdiri dari product (produk), price (harga), place (tempat/distribusi) dan promotion (promosi). Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptifnormatif. Sumber data diperoleh dari observasi dan wawancara dengan manajer operasional pusat Supermarket TIP TOP. Teknik analisis data melalui hasil observasi strategi marketing mix kemudian ditinjau dari perspektif etika bisnis Islam. Hasil penelitian ini menunjukkan strategi marketing mix yang diterapkan oleh Supermarket TIP TOP sudah sesuai dengan etika bisnis Islami. Hal ini dilihat dari tidak adanya penyimpangan yang melanggar dari prinsip etika bisnis Islam pada manajemen pemasaran Supermarket TIP TOP. Kata Kunci
: Manajemen Pemasaran, marketing mix, Etika Bisnis Islam
Pembimbing
: Aini Masruroh, S.EI, MM
Daftar Pustaka
: 1993 – 2015
i
KATA PENGANTAR Segala puji hanya untuk Allah S.W.T., Rabbul Izzati, Tuhan Pemilik Alam Semesta yang telah memberikan anugerah dan karunia-Nya kepada umat manusia, khususnya bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir dengan penuh rasa syukur. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W, manusia penyempurna akhlak, lembut perangainya dan teladan umat berserta keluarga dan para sahabatnya yang telah menunjukkan manusia dari zaman Jahiliyah hingga menuju zaman penuh dengan ilmu seperti saat ini. Alhamdullillah, penelitian yang berjudul “ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI MARKETING MIX PADA MANAJEMEN PEMASARAN SUPERMARKET TIP TOP DARI PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM (Studi Kasus Pada Supermarket TIP TOP Rawamangun) dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S-1) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama proses penyusunan skripsi, penulis menyadari selalu mendapatkan bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak yang telah ikut andil dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Sebagai bentuk penghargaan, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada :
ii
1. Bapak Asep Saepudin Jahar, M.A, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Bapak Abdurrauf, Lc, M.A., selaku Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Aini Masruroh, S.E.I, M.M., selaku Dosen Pembimbing yang tidak pernah lelah membimbing penulis, meluangkan waktunya di sela-sela kesibukannya sebagai akademisi dan memberikan saran/masukan selama proses penyusunan skripsi. 4. Bapak Abdul Wahid Andriansyah selaku Manager Operasional Pusat PT. TIP TOP Supermarket yang telah memberikan data kepada penulis berserta segenap staff PT. TIP TOP Supermarket yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. 5. Segenap staff Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum dan Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 6. Keluarga tercinta, Ayahanda Dumadi dan Ibunda Milarsih, serta kakak dan adik yang penulis sayangi, Eko Agung Gumilar S.Psi., dan Yusuf Wijaya yang telah memberikan do’a dan dukungan kepada penulis.
iii
7. Keponakan pertama yang paling gemesin, Nhayla Najwa Ufairach yang telah memberikan keceriaan dan kegembiraan kepada penulis disaat penulis merasa jenuh dengan tugas akhir ini. :D 8. Teman – teman seperjuangan Perbankan Syariah A angkatan 2010, selama 4 tahun kita kuliah, semua kenangan baik suka maupun duka sudah kita lewati bersama. Terima kasih banyak semuanya. :) 9. Komisariat Dakwah (KomDa) Fakultas Syariah dan Hukum dan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membina karakter penulis berjiwa leadership, disiplin dan bertaqwa. 10. Lingkar Studi Ekonomi Syariah (LiSenSi) dari angkatan 2009-2015, kalian semua merupakan generasi ekonomi syariah saat ini dan masa depan. Semangat dan tidak boleh berhenti mensyiarkan ekonomi Islam. 11. Karang Taruna Rukun Warga 11 (KTRW 11) yang telah berbagi kesempatan kepada penulis untuk melakukan kegiatan sosial didalam maupun diluar lingkungan Villa Pamulang. 12. Pengajian rutin anak-anak “Al-Muhajirin” dan klub sepak bola junior @andarfc yang selalu istiqamah menjalani kegiatan rutin setiap minggunya, melihat candaan adik-adik ini penulis jadi semakin semangat untuk lulus cepat. Terima kasih juga untuk Mas Asmi, partner setia penulis yang sudah membantu penulis membimbing adik-adik dan menemani penulis melengkapi keperluan dokumentasi skripsi. ^__^ iv
13. Teman-teman Kelompok Kerja Nyata (KKN) PELUKIS 2013, senangnya bisa berbagi bersama dengan warga di Desa Sukaluyu, Bogor selama satu bulan. Adanya kegiatan KKN ini membuat penulis semakin mensyukuri nikmat yang Allah S.W.T berikan selama ini. Huhuhu 14. Kak Anwar, Kak Zaeni, Kak Ridha, Kak Yaman, rifki, erwin dan tio. Sahabat terdekat penulis selama kuliah di kampus yang sudah berbagi cerita dan inspirasi. Terima kasih sudah berbagi tawa dan sedih kepada penulis. Semoga ikatan pertemanan kita akan terus berjalan ya meskipun kita sudah jarang bertemu lagi karena kesibukan masing-masing. :) 15. Fadel dan Daus. Teman seperjuangan skripsi yang selalu setia mengingatkan penulis dan membantu penulis dalam menambah referensi. :D 16. Serta seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat memberikan manfaat luas bagi penulis dan para pembaca lainnya. Semoga Allah S.W.T., membalas semua kebaikan dengan pahala yang berlipat ganda. Amin Ya Rabbal Alamin......
Depok, 1 Oktober 2015
Penulis v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ i KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 8 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................... 9 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 10 E. Kerangka Konseptual ......................................................................... 11 F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 12 BAB II TINJAUAN TEORITIS ....................................................................... 14 A. Review Studi Terdahulu .................................................................... 14 B. Etika Bisnis Islam .............................................................................. 20 1. Definisi Etika Bisnis Islam .......................................................... 20 2. Sejarah Lahirnya Konsep Etika Bisnis Islam ............................... 21 3. Paradigma Bisnis dan Aksioma Etika Bisnis Islam ..................... 24 4. Pedoman dan Larangan Transaksi Bisnis dalam Islam ................ 27 5. Perbedaan Bisnis Islam dan Bisnis Non-Islam ............................ 36 vi
C. Manajemen Pemasaran ...................................................................... 38 1. Definisi Manajemen Pemasaran ................................................... 38 2. Perkembangan Manajemen Pemasaran ........................................ 39 3. Konsep Manajemen Pemasaran .................................................. 42 D. Kajian Tentang Marketing Mix .......................................................... 44 1. Product (Produk) .......................................................................... 45 a. Gambaran Umum Produk ...................................................... 45 b. Klasifikasi Produk .................................................................. 46 c. Strategi Mengembangkan Barang Yang Dijual ..................... 48 d. Acuan/Bauran Produk ............................................................ 48 2. Price (Harga) ............................................................................... 50 a. Gambaran Umum Harga ........................................................ 50 b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Harga ........ 51 c. Metode Dasar Penentuan Harga ............................................. 54 d. Strategi Penetapan Harga ....................................................... 56 3. Promotion (Promosi) ................................................................... 57 a. Gambaran Umum Promosi .................................................... 57 b. Strategi Mempromosikan Barang .......................................... 58 c. Acuan/Bauran Promosi .......................................................... 59 4. Place (Tempat/Distribusi Penyaluran) ......................................... 60 a. Gambaran Umum Tempat/Saluran Distribusi ........................ 60 b. Bentuk Pola Saluran Distribusi .............................................. 60 c. Strategi Pendistribusian Barang ............................................. 61 vii
5. Konsep Marketing Mix dalam Islam .......................................... 61 a. Gambaran Umum Marketing Mix Syariah .......................... 61 b. Strategi Marketing Mix dalam Islam ................................... 63 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 66 A. Jenis Penelitian ................................................................................ 66 B. Data Penelitian ................................................................................. 66 C. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 67 D. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................... 68 E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 69 F. Teknik Penulisan ............................................................................. 70 BAB IV DATA DAN ANALISIS .................................................................... 71 A. Gambaran Umum Supermarket TIP TOP ......................................... 71 B. Implementasi Strategi Marketing Mix Supermarket TIP TOP ......... 72 1. Product (Produk) ........................................................................ 76 2. Price (Harga) .............................................................................. 78 3. Place (Tempat/ Distribusi) ......................................................... 79 4. Promotion (Promosi) .................................................................. 82 C. Tinjauan Umum Perspektif Etika Bisnis Islam Terhadap Strategi Marketing Mix Supermarket TIP TOP ............................................. 86 1. Product (Produk) ........................................................................ 86 a. Tinjauan Terhadap Barang yang Diperjualbelikan Kepada Konsumen ............................................................................ 86
viii
b. Tinjauan Terhadap Upaya Perusahaan Untuk Tidak Melakukan Penipuan (tadlis) Kualitas Barang ......................................... 87 c. Tinjauan Terhadap Upaya Perusahaan Tidak Melakukan Penimbunan Barang ............................................................... 88 d. Tinjauan Terhadap Upaya Perusahaan Tidak Menyembunyikan Cacat Barang Kepada Konsumen ........................................... 89 e. Tinjauan Terhadap Ketepatan Penimbangan Barang ............. 90 2. Price (Harga) ................................................................................ 91 a. Tinjauan Terhadap Upaya Perusahaan Dalam Memberikan Keadilan Sebuah Harga .......................................................... 91 b. Tinjauan Terhadap Upaya Perusahaan Untuk Tidak Menundanunda Pembayaran Kepada Supplier ..................................... 92 c. Tinjauan Terhadap Upaya Perusahaan Tidak Memanipulasi Harga Saat Memberikan Diskon ............................................ 92 3. Place (Tempat/ Distribusi) ........................................................... 93 a. Tinjauan Terhadap Upaya Perusahaan Untuk Bersikap Ta’awun (menolong orang lain) ............................................. 93 b. Tinjauan Terhadap Upaya Perusahaan Dalam Menyediakan Fasilitas Tempat Ibadah ......................................................... 94 4. Promotion (Promosi) .................................................................... 94 a. Tinjauan Terhadap Upaya Perusahaan Melakukan Tindakan Jujur Ketika Melakukan Promosi ........................................... 94 D. Analisa ................................................................................................ 95 ix
BAB V KESIMPULAN .................................................................................... 102 A. Penutup ............................................................................................. 102 B. Saran ................................................................................................. 108 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 109 LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 113
x
DAFTAR TABEL
No
Keterangan Halaman
3.1
Perbedaan Bisnis Islam dan Bisnis Non-Islam ........................................ 36
4.1
Korelasi Implementasi Strategi Marketing Mix dengan Konsep Umum Etika Bisnis Islam .................................................................................... 95
4.2
Perbandingan Konsep Supermarket TIP TOP dengan Supermarket Konvensional .......................................................................................... 101
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, sosialisasi ekonomi syariah di Indonesia mulai menemukan jati diri di kalangan masyarakat kelas bawah, menengah maupun atas. Hal ini didorong oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu sosialisasi dari para akademisi, praktisi atau cendekiawan muslim yang tergabung dalam Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES) atau Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI). Faktor eksternal yaitu kesadaran masyarakat Indonesia akan ketidakmampuan ekonomi konvensional dalam menghadapi krisis moneter pada tahun 1998. Dalam kurun waktu 2 dasawarsa, perkembangan bisnis berlabel syariah sangat diminati oleh masyarakat Indonesia baik dari pertumbuhan lembaga keuangan syariah, lembaga keuangan syariah non bank maupun industri bisnis lainnya dalam skala mikro maupun makro. Sistem ekonomi islam yang bisa dikatakan transparan, jujur, adil dan stabil menambah daya tarik masyarakat untuk beralih ke sistem ekonomi syariah.1 Dimulai dari jumlah lembaga keuangan syariah bank yang mengalami kenaikan signifikan. Pada tahun 1992, hanya terdapat 1 bank umum syariah dan 79 bank perkreditan rakyat syariah. Kemudian pada bulan Maret 2014 terdapat 11 bank umum syariah, 23 unit usaha 1
“Mengembangkan Ekonomi Syariah di Indonesia, artikel diakses pada 26 Juli 2015 dari http://www.beastudiindonesia.net/id/pena-negarawa/525-mengembangkan-ekonomi-syariah-diindonesia
1
2
syariah, dan 163 bank pembiayaan rakyat syariah.2 Begitupun juga dengan lembaga pendidikan di tingkat perguruan tinggi maupun sekolah kejuruan. Beberapa perguruan tinggi membuka prodi ekonomi Islam atau keuangan syariah baik untuk tingkat Diploma maupun Strata. Setidaknya ada lebih dari 100 program studi yang mengupas perbankan dan ekonomi syariah di berbagai universitas di tanah air.3 Sementara itu, untuk tingkat Sekolah Menengah Kejuruan sudah ada yang membuka jurusan perbankan syariah. Kemajuan yang pesat dari sektor lembaga keuangan syariah dan pendidikan formal, seakan memberikan tanda kebangkitan ekonomi Islam di Indonesia. Keadaan ini membawa efek berkesinambungan (multiplayer efect) bagi pasar bisnis lainnya. Beberapa pelaku bisnis tidak hanya memasukkan kata “syariah”, tetapi juga mengimplementasikan nilai - nilai Islam didalamnya, misalnya pegadaian syariah, asuransi syariah, hotel syariah, salon syariah, Multi Level Marketing (MLM) syariah, kolam renang syariah, ojek syariah, swalayan syariah dan sebagainya. Namun, gairah ekonomi syariah nampaknya belum dirasakan oleh sebagian pelaku bisnis retail. Para pelaku bisnis retail masih enggan menerapkan nilai-nilai Islami didalam aktivitas bisnisnya. Banyak pelaku bisnis retail masih menggunakan sistem konvensional dalam berbisnis, sehingga tidak mengedepankan etika dalam berbisnis.
2
Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Indonesia (Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan, 2014), h. 2. 3 “Standar Kurikulum Perbankan Syariah Jadi Program Kerja Roadmap Perbankan Syariah”, artikel diakses pada 26 Juli 2015 dari http://keuangansyariah.mysharing.co/standarkurikulum-perbankan-syariah-jadi-program-kerja-roadmap-perbankan-syariah/.
3
Secara umum format bisnis ritel yang saat ini berkembang pesat di Indonesia adalah hypermarket, supermarket, minimarket atau convenience store, departmen store, dan specialty store. Hypermarket, supermarket, dan minimarket pada dasarnya perkembangan dari toko kelontong dan pasar tradisional, sehingga kemudian ritel modern ini sering diberi istilah pasar modern. Perbedaan utamanya terletak pada luas ruangan, range produk dan jasa yang ditawarkan.4 Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) memproyeksikan. Industri retail dapat tumbuh dua digit, pada kisaran 10 - 15 % per tahun. Optimisme
ini
ditunjang
pertumbuhan
ekonomi
Indonesia
yang
ditargetkan sebesar 5,7%. Faktor penunjang pertumbuhan industri retail lainnya adalah pertumbuhan populasi, gaya hidup masyarakat yang mengikuti tren global, dan meningkatnya indeks kepercayaan konsumen terhadap produk lokal.5 Banyaknya kompetitor membuat persaingan bisnis retail menjadi semakin ketat. Pelaku bisnis retail harus melakukan inovasi untuk menarik minat konsumen. Mulai dari display product, promosi yang menarik, pelayanan yang memuaskan, ekspansi pasar, memberikan fasilitas kemudahan dalam berbelanja dan melakukan direct selling serta menyediakan barang - barang kebutuhan pokok dalam satu titik (one-stop shopping). Bahkan, terdapat perusahaan retail di Indonesia melakukan 4
“Perkembangan Bisnis Retail Modern”, artikel diakses pada 17 Juli 2015 dari http://www.datacon.co.id/Ritel-2011ProfilIndustri.html. 5 “Aprindo Proyeksikan Pertumbuhan 15%”, artikel diakses pada 19 Juli 2015 dari http://www.koran-sindo.com/read/982843/150/aprindo-proyeksikan-pertumbuhan-15-1427682930.
4
merger atau akuisisi dalam memperkuat resistensinya pada bisnis retail. Misalnya Dairy Farm International Giant Retail dari negara Malaysia yang melakukan merger dengan PT. Hero Supermarket lalu mendirikan hypermart Giant, serta PT Carrefour dari negara Perancis telah diakuisisi oleh CT Corp melalui PT Trans Retail senilai US$ 750 Juta atau Rp 7,2 Triliun, lalu mendirikan Trans Carrefour.6 Selain itu, beberapa perusahaan retail asing turut meramaikan industri retail di Indonesia. Seperti PT. Lion Super Indo yang berasal dari negara Belgia, PT. Lotte Shopping Indonesia dari negara Korea Selatan, Dairy Farm International (Giant) dari negara Malaysia dan PT Carrefour yang berasal dari negara Perancis (sebelum diakusisi oleh CT Corporation). Dalam menghadapi persaingan dengan kompetitor lain, setiap perusahaan retail harus mempersiapkan strategi yang terintegrasi dengan manajemen pemasaran yang tepat dan dinamis. Hal ini diperlukan mengingat bisnis retail merupakan bisnis yang tidak hanya memberikan kenyamanan berbelanja baik produk, fasilitas maupun tempat tetapi juga memberikan kualitas pelayanan terhadap konsumen, sehingga kepuasan konsumen menjadi salah satu indikator pencapaian keberhasilan perusahaan retail. Salah satu strategi yang sering diterapkan dalam manajemen pemasaran yaitu Strategi Marketing Mix (Bauran Pemasaran).
6
“Kuasai Carrefour 100%, CT Catatkan Akuisisi Terbesar Sektor Konsumer”, artikel diakses pada 19 Juli2015 dari http://finance.detik.com/read/2012/11/20/143508/2095805/4/kuasaicarrefour-100-ct-catatkan-akuisisi-terbesar-sektor-konsumer.
5
Konsep bauran pemasaran (marketing mix) yaitu perangkat alat pemasaran taktis dan terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar. Bauran pemasaran terdiri atas segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan atau korperasi untuk mempengaruhi permintaan produknya. Dan ini dapat digolongkan dalam empat kelompok variabel yang dikenal dengan “4P” (Product, Price, Promotion, Place).7 Dalam menghadapi persaingan bisnis retail secara global, tak jarang para pelaku bisnis melakukan segala macam cara agar dapat bertahan (survive) di tengah persaingan global saat ini. Beragam kecurangan atau penipuan demi mengejar keuntungan yang besar akan dilakukan oleh perusahaan retail tanpa memperhatikan aspek lainnya. Tindakan seperti ini menyebabkan terjadinya pergeseran norma dan hilangnya nilai-nilai moralitas di masyarakat dalam melakukan aktivitas bisnisnya. Sejatinya, bisnis yang baik adalah bisnis yang tidak hanya mengejar keuntungan duniawi saja, melainkan juga keuntungan akhirat. Salah satu aspek yang sering dilupakan oleh para pelaku bisnis adalah aspek etika dalam berbisnis. Bisnis yang beretika adalah bisnis yang memiliki komitmen ketulusan dalam menjaga kontrak sosial yang sudah berjalan. Kontrak sosial merupakan janji yang harus ditepati. Dalam ekonomi Islam yang berlandaskan ketuhanan, maka tujuan akhir 7
Kotler dan Amstrong, Prinsip – Prinsip Pemasaran, edisi VIII (Jakarta: Erlangga, 2001), h.71 - 72.
6
pencapaiannya adalah ridho Allah SWT, dengan tetap memegang syariat Islam dalam segala aktivitasnya, begitu pula dengan aktivitas ekonomi yang tidak dapat pula dipisahkan dengan nilai - nilai keislaman.8 Etika bisnis dalam Islam sebenarnya telah diajarkan Nabi Saw,. saat menjalankan perdagangan. Karakteristik Nabi Saw,. sebagai pedagang adalah, selain dedikasi dan keuletannya juga memiliki sifat; shiddiq, fathanah, amanah dan tabligh. Bisnis Islami ialah serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan (barang/jasa)
termasuk
profitnya,
namun
dibatasi
dalam
cara
memperolehnya dan pendayagunaan harta-Nya karena aturan halal dan haram.9 Alhamdulillah, dari berbagai macam dan jenis perusahaan retail yang ada di Indonesia, terdapat satu perusahaan retail yang sudah menerapkan etika dalam berbisnis secara Islami. Salah satunya adalah Supermarket TIP TOP. Supermarket TIP TOP berdiri pada tahun 1979 oleh Bapak Rusman Maamoer. Awal pendiriannya masih berupa minimarket dengan nama TIP TOP Plaza, namun untuk memperluas jenis usaha, pada tahun 1985 konsep minimarket berubah menjadi Supermarket dan Departmen Store serta dilengkapi dengan mainan anak anak.10
8
Yusuf Qordhowi, Norma dan Etika Ekonomi Islam (Jakarta: Gema Insani Press, 1993),
h. 31. 9
Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam, Implementasi Etika Islami Untuk Dunia Usaha (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 212. 10 “Profil Tip Top”, artikel diakses pada 20 Juli 2015 dari http://www.tiptop.co.id/profil.php.
7
Membangun
usaha
retail
berjiwa
Islami
tidak
semudah
membalikkan telapak tangan, Supermarket TIP TOP sempat mengalami cobaan pada tahun 1991 yang mengakibatkan semua inventaris, gedung, stok - stok barang ludes terbakar. Tak hanya itu, pemilik Tip Top, Bapak Rusman Maamoer harus selektif men supply barang dari supllier agar hanya barang yang halal dan thoyyib saja yang dijual. Misalnya daging sapi atau ayam, akan dilihat tempat pemotongan hewannya dan jika harganya terlalu murah serta tidak jelas asal usulnya maka akan ditolak. Selain itu, tawaran dari supplier untuk menjual minuman keras dengan fasilitas mudah dan keuntungan besar terus berdatangan. Namun, Supermarket TIP TOP tetap menegakkan prinsip awal di setiap cabangnya, yaitu supermarket berjiwa Islami.11 Eksistensi Supermarket TIP TOP yang telah berdiri hampir 36 tahun dengan membawa “warna” berbeda semakin meramaikan persaingan industri retail di Indonesia. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar dikalangan pelaku bisnis retail di Indonesia. Bagaimana penerapan strategi marketing mix pada manajemen pemasaran Supermarket TIP TOP sehingga dapat bersaing dengan perusahan retail besar lainnya dalam rentang waktu yang cukup lama, serta bagaimana langkah - langkah Supermarket TIP TOP dapat menerapkan strategi marketing mix dari pandangan etika bisnis yang sesuai dengan aturan ajaran Islam.
11
“Kisah Sukses Tip Top Swalayan”, artikel diakses pada 21 Juli 2015 dari http://pengusahamuslim.com/kisah-sukses-tip-top-swalayan/.
8
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengkaji secara intens yang dituangkan dalam sebuah penelitian yang berjudul, “Analisis Implementasi Strategi Marketing Mix Pada Manajemen Pemasaran Supermarket TIP TOP Dari Perspektif Etika Bisnis Islam. (Studi Kasus Pada Supermarket TIP TOP Rawamangun).” Penulis memilih objek Supermarket TIP TOP karena supermarket ini dinilai sebagai supermarket Islami oleh masyarakat sekitar yang dilihat dari visi/misi menjalankan bisnis secara Islami, menjual barang - barang kebutuhan pokok secara halal dan menjalankan kegiatan operasional secara Islami.12 Penelitian ini diharapkan dapat membahas secara gamblang konsep manajemen pemasaran pada Supermarket TIP TOP dalam perspektif etika bisnis Islam sehingga bermanfaat luas untuk kalangan umum.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan
latar
belakang
diatas,
maka
penulis
dapat
mengidentifikasi masalah yang muncul, diantaranya : 1. Penerapan strategi marketing mix pada bisnis retail Islami belum diungkap secara empiris. 2. Korelasi marketing mix dengan etika bisnis Islam belum dianggap penting bagi bisnis retail di Indonesia.
12
Muhammad Rifki, “Implementasi Nilai - Nilai Islami Pada Manajemen Operasional Supermarket Tip Top Cabang Ciputat,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 80.
9
3. Perkembangan konsep etika bisnis Islami dalam bisnis retail masih sangat lambat dibandingkan dengan negara mayoritas muslim lain, dimana konsep etika bisnis Islam menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan. 4. Belum adanya aturan yang jelas mengenai etika bisnis secara Islami dalam bisnis retail di Indonesia. 5. Analisis hasil strategi marketing mix dengan prinsip etika bisnis Islam belum menjadi prioritas dalam memutuskan sebuah kebijakan bagi pelaku industri retail di Indonesia.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah Pembahasan tentang strategi marketing mix dan etika bisnis Islam sangat luas cakupannya. Oleh karena itu, penulis perlu membatasi penelitian masalah pada implementasi strategi marketing mix dan manajemen pemasaran pada bisnis retail, analisis strategi marketing mix dari perspektif etika bisnis Islam serta objek penelitiannya di Supermarket TIP TOP. Dengan dimikian, perumusan masalah pada skripsi ini adalah : 1.
Bagaimanakah
implementasi
manajemen
pemasaran
dengan
menggunakan strategi marketing mix pada Supermarket TIP TOP ? 2.
Bagaimanakah korelasi strategi marketing mix dari perspektif etika bisnis Islam Supermarket TIP TOP ?
10
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis adalah : a. Untuk mengetahui implementasi manajemen pemasaran dengan menggunakan strategi marketing mix pada Supermarket TIP TOP. b. Untuk mengetahui korelasi strategi marketing mix dari perspektif etika bisnis Islam pada Supermarket TIP TOP. 2.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : a. Bagi penulis, untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan secara komprehensif khususnya tentang bisnis retail Islami serta tercapainya salah satu persyaratan akademik untuk memperoleh gelar strata satu (S-1) Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Bagi akademisi, sebagai tambahan sumber referensi dalam memahami manajemen pemasaran industri retail Islami di Indonesia. c. Bagi Bank Syariah, dapat memberikan informasi dalam menentukan pola pembiayaan untuk industri retail Islami di Indonesia. d. Bagi pelaku industri retail. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi dalam mengembangkan industri retail Islami di Indonesia. e. Bagi masyarakat umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan wawasan mengenai industri retail di Indonesia.
11
E. Kerangka Konseptual
Strategi Marketing Mix Supermarket TIP TOP
Product
Price
Place
Promotion
(Produk)
(Harga)
(Distribusi)
(Promosi)
Konsep Umum Etika Bisnis Islam : -
Tidak melakukan ikhtikar (penimbunan barang)
-
Tidak menjual barang yang dilarang oleh syar’i
-
Tidak melakukan tadlis (penipuan)
-
Tidak mengandung unsur gharar (ketidakjelasan)
-
Tidak melakukan sumpah palsu
-
Tidak menjelek-jelekkan bisnis orang lain
Analisis
Kesimpulan
12
Dari bagan diatas dapat dijelaskan bahwa penulis akan melakukan observasi mengenai strategi marketing mix pada manajemen pemasaran Supermarket TIP TOP. Variabel marketing mix tersebut terdiri dari Product (Produk), Price (Harga), Place (Distribusi), dan Promotion (Promosi). Dari empat variabel tersebut, penulis akan memaparkannya secara jelas bagaimana implementasi dari variabel Product (Produk), Price (Harga), Place (Distribusi), dan Promotion (Promosi) pada Supermarket TIP TOP. Penulis akan menganalisis korelasi implementasi variabel marketing mix dengan konsep etika bisnis Islam. Secara umum, konsep etika bisnis Islam adalah tidak melakukan Ikhtikar (penimbunan barang), tidak menjual barang yang dilarang oleh syar’i, tidak melakukan tadlis (penipuan), tidak mengandung unsur gharar (ketidakjelasan), tidak melakukan sumpah palsu dan tidak menjelek-jelekkan bisnis orang lain. Dalam menganalisis korelasi implementasi marketing mix dengan konsep etika bisnis Islam, penulis akan memaparkan dalam bentuk tinjauan umum pada setiap variabel, mulai dari Product (Produk), Price (Harga), Place (Disribusi) dan Promotion (Promosi).
F. Sistematika Penulisan Pada bagian sistematika penulisan, penulis membaginya dalam lima bab yaitu terdiri dari :
13
BAB I : PENDAHULUAN Bab I menjelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka konseptual dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN TEORITIS Bab ini menjelaskan tentang review studi terdahulu, definisi etika bisnis Islam, manajemen pemasaran, dan kajian tentang Marketing Mix. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metode dan jenis penelitian, teknik pengumpulan data, objek penelitian dan teknik analisis data. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini memaparkan tentang gambaran umum Supermarket TIP TOP, hasil analisis strategi marketing mix pada Supermarket TIP TOP serta tinjauan umum etika bisnis Islam dalam Product (Produk), Price (Harga), Promotion (Promosi) dan Place (Tempat/ Saluran Distribusi) BAB V PENUTUP Bab ini menjelaskan kesimpulan dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya serta saran dari penulis untuk menjadi bahan pertimbangan bagi lembaga yang bersangkutan dan bagi peneliti berikutnya.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Review Studi Terdahulu Untuk mendukung teori penelitian, penulis perlu membandingkan dengan penelitian sebelumnya. Terdapat beberapa penelitian yang membahas tentang Strategi marketing mix dan etika bisnis Islam, yakni :
No Nama Penulis / Judul Skripsi /
Substansi
Perbedaan dan Persamaan
Tahun 1
dengan Penulis
Fildzah
Salsabil
Rasyiqoh Penelitian
(Skripsi
Universitas
ini Perbedaan penulis dengan
Islam bertujuan
untuk peneliti sebelumnya yaitu
Negeri Syarif Hidayatullah mengetahui strategi dari objek penelitian dan Jakarta,
2014),
Strategi bauran
Bauran Pemasaran Umroh dan PT. Alia Indah Wisata.
pemasaran strategi bauran pemasaran. tahapan Peneliti
sebelumnya
pemasaran pada PT. meneliti di PT. Alia Indah Alia Indah Wisata Wisata, sementara penulis dalam menjalankan meneliti di Supermarket bisnisnya.
Metode TIP
TOP.
Pembahasan
penelitian
strategi bauran pemasaran
menggunakan
tidak hanya menganalisis
kualitatif deskriptif. dari aspek 4P (Product,
14
15
Hasil
penelitian Price,
adalah bauran
Place
dan
staretgi Promotion) tetapi juga dari pemasaran perspektif
perusahaan
etika
bisnis
ini Islam. Persamaan dengan
adalah berkerjasama peneliti sebelumnya dari dengan
media segi metode penelitiannya.
elektronik,
media
cetak dan bank. 2
Khoirus
Sholeh
Universitas Maulana Malang,
Islam Malik
2010),
Strategi
(Skripsi Penelitian
ini Perbedaan penulis dengan
Negeri bertujuan
untuk peneliti sebelumnya yaitu
Ibrahim mengetahui
dari
Penerapan bagaimana
Marketing
Mix penerapan
dan
Koperasi
Menengah
bisnis.
Manajemen bisnis pada strategi peneliti sebelumnya dalam
Dalam Meningkatkan Usaha marketing mix dalam skala Kecil
manajemen
mikro
sementara
di meningkatkan Usaha manajemen bisnis penulis
Trunojoyo Kecil
Kabupaten Sampang Madura.
Menengah dalam
skala
makro.
(UKM) di Koperasi Persamaan dengan peneliti Trunojoyo.
Metode sebelumnya
dari
penelitiannya adalah metode penelitiannya. kualitatif deskriptif. Hasil
penelitian
adalah
Koperasi
Trunojoyo
telah
segi
16
berhasil meningkatkan pendapatan tahunnya
setiap dengan
menerapkan strategi marketing mix. 3
Siti
Rohmah
Universitas
Islam
(Skripsi Penelitian
ini Perbedaan penulis dengan
Negeri bertujuan
untuk peneliti sebelumnya yaitu
Sunan Kalijaga Yogyakarta, mengetahui 2014), Penerapan Nilai - Nilai penerapan Etika Bisnis Islam di Hotel nilai Madani Syariah Yogyakarta.
etika
dari segi konsep dan objek nilai
- penelitian. Konsep pada
bisnis peneliti sebelumnya lebih
Islam serta kriteria menekankan
kepada
hotel syariah standar penerapan nilai - nilai nasional hilal-1
kategori etika bisnis Islam pada di
Madani
Hotel manajemen Syariah sementara
Yogyakarta. Metode menekankan
operasional, penulis pada
penelitiannya adalah manajemen
pemasaran.
pendekatan
Peneliti
sebelumnya
penelitian kualitatif. meneliti
perusahaan
Hasil
penelitiannya berbasis jasa, sementara
adalah kriteria hotel penulis syariah
meneliti
standar perusahaan berbasis retail.
17
nasional
kategori Persamaan dengan peneliti
hilal-1
sudah sebelumnya
yaitu
pada
diterapkan
tetapi metode penelitiannya.
masih ada beberapa aspek yang belum terpenuhi
misalnya
fasilitas
kebugaran,
kolam renang dan ruang SPA. 4
Muhammad
Rifki
(Skripsi Penelitian
ini Perbedaan penulis dengan
Universitas
Islam
Negeri bertujuan
untuk peneliti sebelumnya yaitu
Syarif Hidayatullah Jakarta, mengetahui 2014), Implementasi Nilai - penerapan Nilai Islami Pada Manajemen nilai
manajemen nilai
Islam
bisnisnya.
- Peneliti sebelumnya lebih
pada fokus
ke
manajemen
Operasional Supermarket Tip manajemen
operasional,
sementara
Top Cabang Ciputat.
penulis lebih fokus ke
operasional
supermarket Tip Top manajemen dan
pemasaran.
faktor Persamaan dengan peneliti
pendukung
sebelumnya yaitu metode
didalamnya. Metode penelitian
dan
penelitiannya adalah penelitiannya. kualitatif analisis
dengan deskripstif.
objek
18
Hasil penelitian ini adalah
secara
keseluruhan Supermarket
TIP
TOP
telah
menerapkan
nilai-
nilai
pada
Islami
manajemen operasionalnya, mulai dari display produk,
kontrol
gudang,
kontrol
persediaan
barang,
pelayanan konsumen serta pendukung
faktor lainnya
berupa semua barang yang dijual halal dan mayoritas karyawan beragama Islam
19
5
Niken
Agustin
Universitas
Islam
(Tesis Penelitian
ini Perbedaan penulis dengan
Negeri bertujuan
untuk peneliti sebelumnya yaitu
Sunan Kalijaga Yogyakarta, mengkaji
objek
2014), Implementasi Norma - implementasi Norma Etika Bisnis Syariah nilai
penelitian
nilai- konsep penelitian. Peneliti
syariah pada sebelumnya
meneliti
Pada Pamella Swalayan di Pamella Swalayan di Pamella DIY
Ditinjau
Dari
dan
di
Swalayan,
Etika DIY dari perspektif sementara penulis meneliti
Bisnis Perspektif Al – Ghazali
Imam
Al-Ghazali. di Supermarket TIP TOP.
Metode
Selain
itu,
peneliti
penelitiannya adalah sebelumnya lebih intens kualitatif pendekatan
dengan membahas seputar nilainilai
deskriptif - normatif. swalayan Hasil
syariah
pada
dari
sudut
penelitiannya pandang
adalah
Al-Ghazali,
Pamella sementara penulis lebih
Swalayan
sudah fokus kepada manajemen
menerapkan
nilai- pemasaran dari perspektif
nilai Islami sesuai etika
bisnis
Islam.
dengan etika bisnis Persamaan dengan peneliti Islam dari perspektif sebelumnya yaitu metode Al-Ghazali.
penelitiannya.
20
B. Etika Bisnis Islam 1. Definisi Etika Bisnis Islam Etika dapat didefinisikan sebagai seperangkat prinsip moral yang membedakan yang baik dari yang buruk. Etika adalah bidang ilmu yang bersifat normatif karena ia berperan menentukan apa yang harus dilakukan atau tidak dilakukan oleh seorang individu.1 Etika adalah bagian dari filsafat yang membahas secara rasional dan kritis tentang nilai, norma atau moralitas.2 Etika sering juga disebut sebagai ihsan (berasal dari kata Arab hasan, yang berarti baik). Definisi ihsan dinyatakan oleh nabi dalam hadist berikut: “ihsan adalah engkau beribadat kepada Tuhanmu seolah-olah engkau melihat-Nya sendiri, kalaupun engkau tidak melihat-Nya, maka ia melihatmu.”. Dengan demikian, melalui ihsan seseorang akan selalu merasa bahwa dirinya dilihat oleh Allah. Karena Allah mengetahui sekecil apapun perbuatan yang dilakukan seseorang, walaupun dikerjakan di tempat tersembunyi.3 Bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.4 Bisnis dapat juga
1
Muhammad, Etika Bisnis Islam (Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2004), h. 34. 2 Veithzal Rivai, dkk, “Islamic Business and Economic Ethics, Mengacu pada Al-qur’an dan Mengikuti Jejak Rasulullah SAW dalam Bisnis, Keuangan, dan Ekonomi (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 32. 3 Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 13. 4 Buchari Alma, Pengantar Bisnis (Bandung: CV. Alfabeta, 1997), h. 16.
21
diartikan sebagai suatu organisasi/pelaku bisnis yang melakukan aktivitas bisnis dalam bentuk: (1) memproduksi dan atau mendistribusikan barang dan/atau jasa, (2) mencari profit, dan (3) mencoba memuaskan keinginan konsumen.5 Bisnis Islami adalah serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah (kuantitas) kepemilikan hartanya (barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara perolehan dan pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan haram).6 Faisal Badroen dkk, mendefinisikan etika bisnis Islam berarti mempelajari tentang mana yang baik/buruk, benar/salah dalam dunia bisnis berdasarkan kepada prinsip-prinsip moralitas. Etika bisnis dapat berarti pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis.7 Sedangkan menurut Prof. Dr. Amin Suma, yang dimaksud dengan etika bisnis Islam adalah konsep tentang usaha ekonomi khususnya perdagangan dari sudut pandang baik dan buruk serta benar dan salah menurut standar akhlak Islam.8 2. Sejarah Lahirnya Konsep Etika Bisnis Islam Salah satu kajian etika yang amat populer memasuki abad 21 di milenium ketiga ini adalah etika bisnis. Terdapat dikotomi moral dan bisnis di zaman klasik, bahkan juga di era modern. Di Indonesia, paham klasik tersebut sempat berkembang secara subur, sehingga mengakibatkan 5
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, menggagas bisnis Islami, cet.II (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), h.15 - 16. 6 Ibid., h. 18. 7 Faisal Badroen, dkk, Etika Bisnis dalam Islam (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 6162. 8 Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam, cet.I (Jakarta: Kholam Publishing, 2008), h. 293.
22
terpuruknya ekonomi Indonesia kedalam jurang kehancuran. Kolusi, korupsi,
nepotisme,
monopoli,
penipuan,
penimbunan
barang,
pengrusakan lingkungan, penindasan tenaga kerja, perampokan bank oleh para konglomerat, adalah persoalan - persoalan yang begitu telanjang di depan mata kita yang terlihat dalam media massa maupun media elektronik.9 Pada tahun 1990-an Paul Ormerof, seorang ekonom kritis Inggris menerbitkan bukunya yang amat menghebohkan The Death of Economics, Ilmu Ekonomi Sudah Menemui Ajalnya. (Ormerof, 1994). Tidak sedikit pula pakar ekonomi abad ini telah menyadari makin tipisnya kesadaran moral dalam kehidupan ekonomi dan bisnis modern. Amitas Etzioni menghasilkan karya monumental dan menjadi best seller; The Moral dimension: Toward a New Economics (1998). Berbagai buku etika bisnis dan dimensi moral dalam ilmu ekonomi semakin banyak bermunculan sehingga menjelang millenium ketiga dan memasuki abad 21, konsep etika bisnis mulai memasuki wacana bisnis.10 Pandangan-pandangan di atas menunjukkan, bahwa Barat telah muncul kesadaran baru tentang pentingnya dimensi etika memasuki lapangan bisnis. Kecenderungan baru perusahaan-perusahaan besar, model abad 21, tampaknya juga mempunyai kecenderungan baru untuk
9
Veithzal Rivai, dkk, “Islamic Business and Economic Ethics, Mengacu pada Al-qur’an dan Mengikuti Jejak Rasulullah SAW dalam Bisnis, Keuangan, dan Ekonomi, h. 33. 10 Ibid.,h.34.
23
mengimplementasikan etika bisnis sebagai visi masyarakat yang bertanggungjawab secara sosial dan ekonomis.11 Perusahaan-perusahaan besar kini berlomba-lomba menampilkan citra diri yang sadar lingkungan, bukan saja lingkungan fisik tetapi juga lingkungan sosial budaya. Jika di pusat kapitalisme, (Amerika dan Eropa) telah mulai berkembang tren baru bagi dunia bisnis, yaitu keniscayaan etika, (meskipun mungkin belum sempurna), tentu kemunculannya lebih mungkin dan lebih dapat subur di negeri kita yang dikenal sangat agamis ini. Dari uraian diatas, dapat dikatakan, bahwa eksistensi etika dalam wacana bisnis merupakan suatu keharusan dan kebutuhan yang tak terbantahkan.12 Dalam situasi dunia bisnis membutuhkan etika, Islam sejak lebih dari 14 abad yang lalu telah menyerukan urgensi etika bagi aktivitas bisnis. Islam sebagai sumber nilai dan etika Islam merupakan sumber nilai dalam segala aspek kehidupan manusia secara menyeluruh, termasuk wacana bisnis. Islam memiliki wawasan komprehensif tentang etika bisnis. Mulai dari prinsip dasar, pokok – pokok kerusakan dalam perdagangan, faktor - faktor produksi, tenaga kerja, modal organisasi, distribusi kekayaan, masalah upah, barang dan jasa, kualifikasi dalam bisnis, sampai kepada etika sosio - ekonomik menyangkut hak milik dan hubungan sosial.13
11
Ibid.,h.35. Ibid.,h.36. 13 Ibid.,h.36. 12
24
3. Paradigma Bisnis dan Aksioma Etika Bisnis Islami Paradigma bisnis adalah gugusan pikir atau cara pandang tertentu yang dijadikan sebagai landasan bisnis baik sebagai aktivitas maupun sebagai entitas. Oleh karena itu, suatu paradigma bisnis dibangun dan dilandasi oleh aksioma - aksioma berikut ini : 14 a. Kesatuan (Unity). Kesatuan disini adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep tauhid yang memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial menjadi keseluruhan yang homogen, serta mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh.15 Dari konsep ini maka Islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial demi membentuk kesatuan. Atas dasar pandangan ini pula maka etika dan bisnis menjadi terpadu, vertikal maupun horizontal, membentuk suatu persamaan yang sangat penting dalam sistem Islam.16 b. Keseimbangan (keadilan). Keseimbangan (equilibrium) atau keadilan menggambarkan dimensi horizontal ajaran Islam yang berhubungan dengan keseluruhan harmoni pada alam semesta. Sifat keseimbangan atau keadilan bukan hanya sekedar karakteristik alami, melainkan
14
Muhammad dan R. Lukman Fauroni, Visi Al-Qur’an Tentang Etika dan Bisnis (Jakarta: Salemba Diniyah, 2002), h. 10. 15 Ibid., h. 11. 16 Ibid., h. 11.
25
merupakan karakteristik dinamis yang harus diperjuangkan oleh setiap muslim dalam kehidupannya.17 Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam mengharuskan untuk berbuat adil, tak terkecuali pada pihak yang tidak disukai.18 Hal ini sesuai dengan firman Allah di dalam Q.S. Al-Maidah (5): 8 Artinya: “Wahai orang - orang yang beriman, Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan”. c. Kehendak Bebas (Free Will). Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis Islam, tetapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka lebar. Tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif
17
Ibid., h. 12. Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam, Implementasi Etika Islami Untuk Dunia Usaha (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 46. 18
26
berkarya dan berkerja dengan segala potensi yang dimilikinya. Kecenderungan
manusia
untuk
terus-menerus
memenuhi
kebutuhan pribadinya yang tak terbatas dikendalikan dengan adanya kewajiban setiap individu terhadap masyarakatnya melalui zakat, infak dan sedekah.19 d. Tanggung Jawab (Responsibility). Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan
oleh
manusia
karena
tidak
menuntut
adanya
pertanggungjawaban dan akuntabilitas untuk memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan, manusia perlu mempertanggungjawabkan tindakannya. Secara logis prinsip ini berhubungan erat dengan kehendak bebas. Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia dengan bertanggungjawab atas semua yang dilakukannya.20 e. Kebenaran: kebajikan dan kejujuran. Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran. Dalam konteks bisnis kebenaran dimaksudkan sebagai niat, sikap dan perilaku benar yang meliputi proses akad (transaksi) proses mencari atau memperoleh komoditas pengembangan maupun dalam proses upaya
meraih
atau
menetapkan keuntungan. Dengan prinsip kebenaran ini maka etika 19 20
Ibid., h. 46. Ibid., h. 46.
27
bisnis Islami sangat menjaga dan berlaku preventif (pencegahan) terhadap kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak yang melakukan transaksi, kerja sama atau perjanjian dalam bisnis.21 4. Pedoman dan Larangan Transaksi Bisnis dalam Islam Allah telah memerintahkan kepada seluruh manusia (bukan hanya untuk orang yang beriman dan muslim saja) untuk mengambil segala sesuatu yang halal dan baik (thoyib). Selain itu, Allah juga memerintahkan untuk tidak mengikuti langkah - langkah setan (dengan mengambil yang tidak halal dan tidak baik).22 Sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S. Al-Baqarah (2) : 168
Artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah - langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” Berbisnis merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Bahkan, Rasulullah saw. sendiri pun telah menyatakan, bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah melalui pintu berdagang (hadist). Artinya,
21
Ibid., h. 46 Veithzal Rivai, dkk, “Islamic Business and Economic Ethics, Mengacu pada Al-qur’an dan Mengikuti Jejak Rasulullah SAW dalam Bisnis, Keuangan, dan Ekonomi, h.23. 22
28
melalui jalan perdagangan ini, pintu - pintu rezeki akan dapat dibuka sehingga karunia Allah swt terpancar daripadanya.23 Perlu diingat, bahwa Rasulullah saw. sendiri adalah seorang pedagang bereputasi international yang disegani, yang mendasarkan bangunan bisnisnya pada nilai-nilai Ilahi (transeden). Prinsip-prinsip yang ideal ternyata pernah dilakukan oleh Nabi dan para sahabatnya.24 Rasulullah saw. memberikan petunjuk mengenai etika bisnis berikut ini adalah uraiannya: 25 a. Pertama, prinsip esensial dalam berbisnis adalah kejujuran. Dalam doktrin Islam, kejujuran merupakan syarat fundamental dalam kegiatan bisnis. Rasulullah saw. sangat intens menganjurkan kejujuran dalam aktivitas bisnis. Dalam tataran ini, beliau bersabda: “Tidak dibenarkan seorang muslim menjual satu jualan yang mempunyai aib, kecuali ia menjelaskan aibnya.” (HR. AlQuzwani). “Siapa yang menipu kami, maka dia bukan kelompok kami” (HR. Muslim). Rasulullah saw. sendiri selalu bersikap jujur dalam berbisnis. Beliau melarang para pedagang meletakkan barang busuk di bagian bawah dan barang baru di bagian atas. 26 b. Kedua, kesadaran tentang signifikansi sosial kegiatan bisnis. Pelaku bisnis menurut Islam, tidak hanya sekadar mengejar keuntungan sebanyak - banyaknya, sebagaimana yang diajarkan 23
Ibid.,h.31. Ibid.,h.37. 25 Ibid.,h.39. 26 Ibid.,h.39. 24
29
Bapak ekonomi kapitalis, Adam Smith, tetapi juga berorientasi kepada sikap ta’awun (menolong orang lain) sebagai implikasi sosial kegiatan bisnis.27 c. Ketiga, tidak melakukan sumpah palsu. Nabi Muhammad saw. sangat intens melarang para pelaku bisnis melakukan sumpah palsu dalam melakukan transaksi bisnis. Dalam sebuah hadist riwayat Bukhari, Nabi bersabda, “Dengan melakukan sumpah palsu, barang - barang memang terjual tetapi hasilnya tidak berkah”. Praktik sumpah palsu dalam kegiatan bisnis saat ini sering dilakukan, karena dapat meyakinkan pembeli, dan pada gilirannya meningkatkan daya beli atau pemasaran. Namun, harus disadari, bahwa meskipun keuntungan yang diperoleh berlimpah, tetapi hasilnya tidak berkah.28 d. Keempat, ramah tamah. Seorang pelaku bisnis, harus bersikap ramah dalam melakukan bisnis.29 Nabi Muhammad saw, mengatakan, “Allah merahmati seseorang yang ramah dan toleran dalam berbisnis.” (HR. Bukhari dan Tarmizi) e. Kelima, tidak boleh berpura-pura menawar dengan harga tinggi, agar orang lain tertarik membeli dengan harga tersebut. 30 Sabda Nabi Muhammad, “Janganlah kalian melakukan bisnis najsya (seorang pembeli tertentu, berkolusi dengan penjual untuk 27
Ibid.,h.39. Ibid.,h.40. 29 Ibid.,h.40 30 Ibid.,h.40 28
30
menaikkan harga, bukan dengan niat untuk membeli, tetapi agar menarik orang lain untuk membeli).” f. Keenam, tidak boleh menjelek - jelekkan bisnis orang lain, agar orang membeli kepadanya.31 Nabi Muhammad saw. bersabda, “Janganlah seseorang di antara kalian menjual dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain.” (HR. Muttafaq „alaih). g. Ketujuh, tidak melakukan ikhtikar. Ikhtikar adalah menumpuk dan menyimpan barang dalam masa tertentu, dengan tujuan agar harganya suatu saat menjadi naik dan keuntungan besar pun diperoleh.32 Contoh perbuatan ikhtikar misalnya: “Seorang pedagang minyak, mengetahui bahwa kebutuhan minyak pada hari raya akan meningkat. Oleh karena itu, jauh hari sebelum hari raya, pedagang tersebut telah menyimpan minyaknya untuk dijual pada hari raya dengan tujuan memperoleh keuntungan besar dengan naiknya harga tersebut.” 33 h. Kedelapan, takaran, ukuran, dan timbangan yang benar. Dalam perdagangan, timbangan yang benar dan tepat harus benar - benar diutamakan. Sebagaimana Firman Allah swt. Dalam Q.S. Al – Mutaffifiin (83) : 1 – 3
31
Ibid.,h.40 Ibid.,h.40 33 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah (Jakarta: Kencana, 2012), h. 12. 32
31
Artinya : “Kecelakaan besarlah bagi orang - orang yang curang, (yaitu) orang - orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” Azab dan kehinaan yang besar pada kiamat disediakan bagi orang-orang yang curang dalam menakar dan menimbang.34 i. Kesembilan, bisnis tidak boleh mengganggu kegiatan ibadah kepada Allah swt. 35 j. Kesepuluh, membayar upah sebelum kering keringat karyawan. Nabi Muhammad saw, bersabda, “Berikanlah upah kepada karyawan,
sebelum
kering
keringatnya”.
Hadist
ini
mengindikasikan bahwa pembayaran upah tidak boleh ditundatunda.36 k. Kesebelas, tidak monopoli. Salah satu keburukan sistem ekonomi kapitalis ialah melegitimasi monopoli dan oligopoli. Contoh sederhana adalah eksploitasi (penguasaan) individu tertentu atas
34
Veithzal Rivai, dkk, “Islamic Business and Economic Ethics, Mengacu pada Al-qur’an dan Mengikuti Jejak Rasulullah SAW dalam Bisnis, Keuangan, dan Ekonomi, h. 41. 35 Ibid. h.42. 36 Ibid.,h.42.
32
hak milik sosial seperti air, udara, beserta tanah dan kandungan isinya seperti barang tambang dan mineral.37 l. Keduabelas, Tadlis (Penipuan). Setiap transaksi dalam Islam harus didasarkan pada prinsip kerelaan antara kedua belah pihak (samasama ridha). Mereka harus mempunyai informasi yang sama (complete information) sehingga tidak ada pihak yang merasa dicurangi (ditipu) karena terdapat kondisi yang bersifat unknown to one party (keadaan dimana salah satu pihak tidak mengetahui informasi yang diketahui oleh orang lain). Unknown to one party dalam bahasa fiqihnya disebut tadlis, dan dapat terjadi dalam 4 (empat) hal, yakni dalam kuantitas, kualitas, harga dan waktu penyerahan.38Tadlis dalam kuantitas contohnya adalah pedagang yang mengurangi takaran (timbangan) barang yang dijualnya. Dalam kualitas contohnya adalah penjual yang menyembunyikan cacat barang yang ditawarkan. Tadlis dalam harga contohnya adalah memanfaatkan ketidaktahuan pembeli akan harga pasar dengan menaikkan harga produk di atas harga pasar. Bentuk tadlis yang terakhir, yakni tadlis dalam waktu penyerahan, contohnya adalah petani buah yang menjual buah di luar musimnya padahal si petani mengetahui bahwa ia tidak dapat menyerahkan buah yang dijanjikan itu pada waktunya.39
37
Ibid.,h.42. Adiwarman A. Karim, BANK ISLAM; Analisis Fiqih dan Keuangan, h. 31. 39 Ibid.,h.31. 38
33
m. Ketiga belas. Taghir (Gharar) atau disebut juga taghrir adalah situasi di mana terjadi incomplete information karena adanya uncertainty to both parties (ketidakpastian dari kedua belah pihak yang bertransaksi). Dalam tadlis, yang terjadi adalah pihak A tidak mengetahui apa yang diketahui pihak B (unknown to one party). Sedangkan dalam taghrir, baik pihak A maupun pihak B samasama
tidak
memiliki
kepastian
mengenai
sesuatu
yang
ditransaksikan (uncertain to both parties). Gharar dapat juga terjadi dalam 4 (empat) hal, yakni kuantitas, kualitas, harga dan waktu penyerahan.40 Gharar dalam kuantitas terjadi dalam kasus ijon, di mana penjual menyatakan akan membeli buah yang belum tampak di pohon seharga Rp X. Dalam hal ini terjadi ketidakpastian mengenai berapa kuantitas buah yang dijual, karena memang tidak disepakati sejak awal. Contoh gharar dalam kualitas adalah seorang peternak yang menjual anak sapi yang masih dalam kandungan induknya. Dalam kasus ini terjadi ketidakpastian dalam hal kualitas objek transaksi, karena tidak ada jaminan bahwa anak sapi tersebut akan lahir dengan sehat tanpa cacat, dan dengan spesifikasi kualitas tertentu.41 Gharar dalam harga terjadi bila, misalnya, bank syariah menyatakan akan memberi pembiayaan murabahah rumah 1 tahun dengan marjin 20% atau 2 tahun dengan marjin 40%, kemudian disepakati oleh nasabah. Ketidakpastian 40 41
Ibid.,h.32. Ibid.,h.32.
34
terjadi karena harga yang disepakati tidak jelas, apakah 20% atau 40%. Contoh gharar dalam waktu penyerahan terjadi bila seseorang menjual barang yang hilang misalnya, seharga Rp X dan disetujui oleh si pembeli. Dalam kasus ini terjadi ketidakpastian mengenai waktu penyerahan, karena si penjual dan pembeli samasama tidak tahu kapankah barang yang hilang itu dapat ditemukan kembali.42 n. Keempat belas, komoditi bisnis yang dijual adalah barang-barang yang suci dan halal, bukan barang yang haram, seperti babi, anjing, minuman keras, ekstasi, dan sebagainya. 43 o. Kelima belas, bisnis dilakukan dengan suka rela, tanpa ada paksaan. 44 Firman Allah swt dalam Q.S An Nisa (4) : 29
Artinya : “Hai orang - orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu.”
42
Ibid.,h.33. Veithzal Rivai, dkk, “Islamic Business and Economic Ethics, Mengacu pada Al-qur’an dan Mengikuti Jejak Rasulullah SAW dalam Bisnis, Keuangan, dan Ekonomi, h. 43. 44 Ibid.,h.43. 43
35
p. Keenam belas, segera melunasi kredit yang menjadi kewajibannya. Rasulullah saw. memuji seorang muslim yang memiliki perhatian serius dalam pelunasan utangnya. Sabda Nabi saw., “Sebaik - baik kamu, adalah orang yang paling segera membayar utangnya.” (HR. Hakim).45 q. Ketujuh belas, memberi tenggang waktu apabila pengutang (kreditor) belum mampu membayar. 46 Sabda Nabi saw., “Barang siapa menangguhkan orang yang kesulitan membayar utang atau membebaskannya, Allah akan memberinya naungan di bawah nauangan – Nya pada hari yang tak ada naungan kecuali naungan – Nya.” (HR. Muslim). r. Ketujuh belas, bahwa bisnis yang dilaksanakan bersih dari unsur riba. 47 Firman Allah swt. Dalam Q.S. Al – Baqarah (2) : 278 Artinya: “Hai orang - orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang - orang yang beriman.”
s. Risywah (Suap – Menyuap). Yang dimaksud dengan perbuatan risywah adalah memberi sesuatu kepada pihak lain untuk 45
Ibid.,h.43. Ibid.,h.43 47 Ibid.,h.43 46
36
mendapatkan sesuatu yang bukan haknya.48 Allah swt. telah menyinggung praktik suap- menyuap pada sejumlah ayat Alquran. Diantaranya Firman Allah swt dalam Q.S. Al- Baqarah (2): 188 Artinya : “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu dengan jalan yang batil dan janganlah kamu membawa urusan harta itu kepada hakim supaya kamu dapat memakan sebagian dari harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa, padahal kamu mengetahui.” 5. Perbedaan Bisnis Islam dan Bisnis Non-Islam Dalam bukunya yang berjudul “Islamic Business and Economic Ethics”, perbedaan bisnis Islam dan Bisnis Non-Islam sebagai berikut : 49 Tabel 3.1 No
Aspek
Ekonomi Islam
Kapitalisme
1
Sumber
Al-Qur‟an dan Hadist
Daya pikir manusia
2
Motif
Ibadah
Rasional materialisme
3
Tujuan
Falah dan mashalah
Utilitarian,individualisme
4
Prinsip jual-beli
Melarang gharar,maysir, Tidak jelas melarangnya najsy, barang haram
48
Adiwarman A. Karim, BANK ISLAM; Analisis Fiqih dan Keuangan, h.45. Veithzal Rivai, dkk, “Islamic Business and Economic Ethics, Mengacu pada Al-qur’an dan Mengikuti Jejak Rasulullah SAW dalam Bisnis, Keuangan, dan Ekonomi, h. 93-94. 49
37
5
Motif konsumsi
Kebutuhan (need)
Keinginan (wants)
6
Tujuan konsumsi
Memaksimumkan
Maximize utility
maslahah 7
Motif Produksi
Kebutuhan
dan Ego dan rasionalisme
kewajiban kemanusiaan 8
Hubungan
dengan Persaudaraan (ukhuwah) Persaingan
pelaku bisnis lain
dan kemitraan
9
Prinsip keuangan
Real based economy
Monetary based economy
10
Spekulasi
Haramkan spekulasi
Halalkan spekulasi
11
Instrumen moneter
Bagi hasil,jualbeli,ijarah
Bunga
12
Prinsip
pengeluaran Berdasarkan 3 tingkatan Tidak
(Expenditure)
maslahah
memperhatikan
(dharuriyat, prioritas maslahah
hajiyat, tahsiniyat) 13
Sumber
Zakat, infaq, sedeqah, Pajak „usyur,
kharaj,
pajak
kondisional 14
Sasaran Penerima
Pada zakat ditentukan 8 Tanpa melihat asnaf asnaf
15
16
Tujuan
Dampak
Memprioritaskan
Bukan memprioritaskan
pengentasan kemiskinan
pengentasan kemiskinan
Sarana
menciptakan Kesenjangan
keadilan ekonomi 17
Prinsip
Time Value of Money
Economic Value of Time
38
18
Fungsi Uang
Uang sebagai komoditas
Uang sebagai medium of change
19
Sifat
Money as flow concept
Money as stock concept
20
Instrumen
Dinar, dirham dan fulus
Fiat money (uang kertas) yang tidak sesuai nilai nominal dan instrinsik
21
Fungsi Negara
Penjamin
kebutuhan Penentu
kebijakan
minimal dan pendidikan melalui
departemen-
pembinaan
melalui departemen
baitul mal 22
Pertumbuhan
Pertumbuhan
dan Pertumbuhan ekonomi
pemerataan, keadilan 23
24
Pencetakan mata uang
Paradigma
Ditentukan
oleh Tidak
ditentukan
permintaan di sektor riil
kebutuhan di sektor riil
Islam
Pasar
C. Manajemen Pemasaran 1. Definisi Manajemen Pemasaran Menurut Paul Peter dan James Donnelly, marketing management can be defined as “the process of planning and executing the conception, pricing, promotion, and distribution of goods, services, and ideas to create exchanges with target groups that satisfy customer and organizational objectives”. Yang artinya sebagai berikut: manajemen pemasaran dapat
39
didefinisikan sebagai proses perencanaan, pelaksanaan gambaran (konsep) dari harga, promosi dan distribusi barang, pelayanan, serta beberapa ide yang saling berhubungan dengan objek lainnya untuk mencapai kepuasan konsumen dan tujuan organisasi.50 Sementara itu, Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah mendefinisikan manajemen pemasaran adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh konsumen, dan bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan.51 Thamrin Abdullah dan Francis Tantri mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai proses yang mencakup analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan juga mencakup barang, jasa serta gagasan, berdasarkan pertukaran dan tujuannya adalah memberikan kepuasan bagi pihak yang terlibat.52 2. Perkembangan Manajemen Pemasaran Sejak revolusi industri, manajemen pemasaran telah mengalami beberapa tahap perkembangan. Namun banyak juga perusahaan yang masih berada pada tahap pertama. Adapun tahap-tahap perkembangan tersebut adalah : 53
50
Paul Peter & James Donnelly, Marketing Management : knowledge and skills (New York: The McGraw-Hill Companies, 2009), h. 15. 51 Ernie tisnawati sule dan kurniawan saefullah, Pengantar manajemen, edisi I (Jakarta: Prenada Media,2005), h. 14. 52 Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Manajemen Pemasaran (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 22. 53 Bashu Swastha, Azas - Azas Marketing, Cet.V (Yogyakarta: Liberty Offset Yogyakarta, 2002), h. 23 - 27.
40
a. Tahap Orientasi Produksi Dalam tahap pertama ini perusahaan berorientasi pada produksi
(production
oriented).
Tujuan
dan
perencanaan
perusahaan ditentukan oleh Bagian Produksi. Sedangkan fungsi dari Bagian Penjualan hanya menjual hasil produksi saja; harga sudah ditentukan oleh Bagian Produksi dan Keuangan. Disini,
usaha
pemasarannya
tidak
ditujukan
untuk
mendapatkan orang yang bersedia membeli produk dengan harga yang layak. Adapun konsep yang dianut oleh perusahaan dalam tahap ini disebut dengan konsep produk (product concept). b. Tahap Orientasi Penjualan Setelah perusahaan berhasil membuat barang secara besarbesaran kemudian timbul masalah bagaimana menjual barangbarang tersebut. Membuat barang yang baik saja tidak cukup menjamin berhasilnya pemasaran. Hasil kerja dalam penjualan masih diukur terutama dari volume penjualan yang dihasilkan, dan bukan dari laba pemasaran. Jadi, perusahaan yang berorientasi pada penjualan (sales orientation) ini menganut sebuah konsep yang disebut konsep penjualan (sales concept). c. Tahap Orientasi Pemasaran Pada tahap ketiga ini, perusahaan menganut konsep manajemen pemasaran yang terintegrasi, dan diarahkan kepada
41
konsumen (consumer oriented) untuk mendapatkan volume penjualan yang menguntungkan. Pemasaran mempunyai pengaruh yang besar terhadap seluruh kebijaksanaan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Disini, perusahaan lebih mementingkan kebutuhan dan keinginan konsumen daripada hanya sekedar meningkatkan penjualan. Perusahaan yang demikian ini menganut suatu konsep yang disebut dengan konsep pemasaran (marketing concept). d. Tahap Orientasi Manusia dan Tanggung Jawab Sosial Tahap ini menyangkut kondisi sosial dan perekonomian dalam tahun 1970-an, yaitu suatu tahap yang mana perusahaan berorientasi
pada
masyarakat
(societal
orientation).
Jika
perusahaan ingin berhasil atau bahkan dapat hidup terus, ia harus dapat menanggapi cara-cara atau kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakatnya. Bagi perusahaan, laba merupakan tujuan pemasaran secara berkelanjutan. Oleh karena itu, tujuan tersebut lebih baik diarahkan untuk kepentingan jangka panjang. Di sini, perusahaan berusaha memberikan kemakmuran kepada konsumen dan masyarakat untuk jangka panjang. Konsep yang dianutnya disebut konsep pemasaran masyarakat (society marketing concept).
42
3. Konsep Manajemen Pemasaran Pada umumnya setiap perusahaan menganut salah satu konsep atau filosofi pemasaran, yaitu falsafah atau anggapan yang diyakini perusahaan sebagai dasar dari setiap kegiatannya dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Konsep-konsep tersebut sifatnya dinamis, karena berkembang atau berevolusi seiring dengan perjalanan waktu. Pemilihan dan penerapan konsep pemasaran tertentu dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya nilai-nilai dan visi manajemen, lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan. Perkembangan konsep pemasaran meliputi : 54 a. Konsep Produksi Pemasar yang berpegang pada konsep ini berorientasi pada proses produksi/operasi (internal). Asumsi yang diyakini adalah bahwa konsumen hanya akan membeli produk-produk yang murah dan gampang diperoleh. Dengan demikian, kegiatan organisasi harus difokuskan pada efisiensi biaya (produksi) dan ketersediaan produk (distribusi), agar perusahaan dapat meraih keuntungan. b. Konsep Produk Dalam konsep ini, pemasar beranggapan bahwa konsumen lebih menghendaki produk-produk yang memiliki kualitas, kinerja, fitur (features), atau penampilan superior.
54
Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa - Prinsip, Penerapan dan Penelitaian (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2014), h. 4 - 5.
43
Konsekuensinya,
pencapaian
tujuan
bisnis
perusahaan
dilakukan melalui inovasi produk, riset, dan pengembangan, dan pengendalian kualitas secara berkesinambungan. c. Konsep Penjualan Konsep ini merupakan konsep yang berorientasi pada tingkat penjualan (internal), di mana pemasar beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi (bilamana perlu dibujuk) agar penjualan dapat meningkat, sehingga tercapai laba maksimum sebagaimana menjadi tujuan perusahaan. Dengan demikian, fokus kegiatan pemasaran adalah usahausaha memperbaiki teknik-teknik penjualan dan kegiatan promosi secara intensif dan agresif agar mampu mempengaruhi dan membujuk konsumen untuk membeli, sehingga pada gilirannya penjualan dapat meningkat. d. Konsep Pemasaran Konsep pemasaran berorientasi pada pelanggan (lingkungan eksternal), dengan anggapan bahwa konsumen hanya akan bersedia membeli produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya serta memberikan kepuasan. Implikasinya,
fokus
aktivitas
pemasaran
dalam
rangka
mewujudkan tujuan perusahaan adalah berusaha memuaskan pelanggan
melalui
pemahaman
perilaku
konsumen
secara
menyeluruh yang dijabarkan dalam kegiatan pemasaran yang
44
mengintegrasikan kegiatan - kegiatan fungsional lainnya (seperti produksi/operasi, keuangan, personalia, riset dan pengembangan, dan lain-lain) secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing. e. Konsep Pemasaran Sosial Pemasar yang menganut konsep ini beranggapan bahwa konsumen hanya bersedia membeli produk-produk yang mampu memuaskan kebutuhan dan keinginannya serta berkontribusi pada kesejahteraan lingkungan sosial konsumen. Tujuan aktivitas pemasaran adalah berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus memperbaiki hubungan antara produsen dan masyarakat demi peningkatan kesejahteraan pihak-pihak terkait. D. Kajian Tentang Marketing Mix Kotler dan Amstrong mendefinisikan marketing mix sebagai perangkat alat pemasaran taktis dan terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar. Bauran pemasaran terdiri atas segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan atau korporasi untuk mempengaruhi permintaan produknya. Dan ini dapat digolongkan dalam empat kelompok variabel yang dikenal dengan “4P” (Product, Price, Promotion, Place).55 Marketing Mix merupakan tool atau alat bagi marketer yang terdiri dari 55
h. 71 - 72.
berbagai
elemen
suatu
program
pemasaran
yang
perlu
Kotler dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, edisi VIII (Jakarta: Erlangga, 2001)
45
dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses.56 Sedangkan
menurut
Sadono
Sukirno
dkk,
mendefinisikan
marketing mix sebagai sekumpulan kegiatan yang saling berhubungan, yang disusun dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan seterusnya mengembangkan barang yang dibutuhkan, menentukan harganya, mendistribusikannya, dan mempromosikannya.57 Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen mendefinisikan marketing mix adalah gabungan beberapa metode untuk mempromosikan produk sehingga mencapai hasil maksimum dengan biaya minimum; mencakup riset pasar, strategi produk, promosi, harga dan distribusi.58 Dengan demikian elemen marketing mix terdiri dari 4 hal, yaitu : 1. Product (Produk) a. Gambaran Umum Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi dan gagasan atau buah pikiran.59 Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah mutu/kualitas, penampilan (features), pilihan yang ada (options),
56
Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa (Jakarta: PT. Salemba Emban Patria, 2001), h.58. 57 Sadono Sukirno, dkk, Pengantar Bisnis (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 209. 58 Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen, Kamus Istilah Manajemen, h. 30. 59 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran - Dasar, Konsep dan Strategi, cet.VII, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,2004), h. 200.
46
gaya (style), merek (brand names), pengemasan (packaging), ukuran (sizes), jenis (product lines), macam (product item), jaminan (warranties), dan pelayanan (service).60 b. Klasifikasi Produk Produk diklasifikasikan menjadi 2 macam berdasarkan tujuan dan pemakaian, yaitu :61 (1) Barang Konsumsi (consumers – goods) Barang konsumsi adalah barang yang dipergunakan oleh konsumen akhir dan tidak untuk dikomersilkan. Barang konsumsi dibagi menjadi 4, yaitu: (a) Barang kebutuhan sehari-hari (convenience goods), yaitu barang yang pada umumnya seringkali dibeli, seketika, hanya sedikit membanding-membandingkan, dan usaha membelinya minimal. Misalnya: sabun, permen, dan lain lain. (b) Barang belanjaan (shopping goods), yaitu barang yang dalam proses memilih dan membelinya sangat dipengaruhi oleh pengaruh mode dan konsumen membandingkan berdasarkan kesesuaian, mutu, dan harga. Misalnya: pakaian, kursi tamu, alat-alat rumah tangga, sepatu dan lain-lain.
60
Ibid., h. 200. Djaslim Saladin, Intisari Pemasaran dan Unsur -Unsur Pemasaran, cet.III, (Bandung: CV Linda Karya, 2003), h. 72 - 76. 61
47
(c) Barang khusus (speciality goods), yaitu barang yang memiliki ciri unik dan merek khas dimana kelompok konsumen
bersedia
berusaha
lebih
keras
untuk
membelinya. Misalnya: sepeda motor, peralatan fotografi, dan lain-lain (d) Barang yang tidak dicari (unsought goods), yaitu barang dimana konsumen tahu atau tidak mengenai barangnya, tetapi pada umumnya tidak berpikir untuk membelinya. Misalnya: batu nisan, asuransi jiwa dan lain-lain. (2) Barang Industri (industrial goods) Barang industri adalah barang-barang yang dibeli untuk diproses lebih lanjut atau dipergunakan dalam menjalankan bisnis. Barang industri dibagi menjadi 3, yaitu: (a) Barang dan suku cadang (material and parts), yaitu barangbarang yang seluruhnya masuk ke dalam produk jadi. Misalnya: bahan baku (bahan hasil pertanian dan hasil alam) dan bahan jadi (benang, semen, kawat dan lain-lain ) serta suku cadang (ban, dinamo, dan lain-lain). (b) Barang modal (capital items), yaitu barang-barang berat atau barang modal. Misalnya: perlengkapan kantor, instalasi untuk pabrik dan kantor, hard truck dan lain-lain. (c) Perbekalan dan pelayanan (supplies and services), terdiri dari operating supplies (perbekalan operasional) dengan
48
ciri-cirinya berumur pendek serta harga rendah misalnya pelumas (oli), busi, dan lain-lain, kemudian usaha pelayanan (business service) merupakan perbaikan alat kantor atau jasa nasihat bisnis. c. Strategi Mengembangkan Barang yang Dijual Langkah pertama kegiatan perusahaan untuk berbisnis adalah menciptakan barang. Untuk menciptakan sesuatu barang yang sesuai dengan kebutuhan pasar, perlu dilakukan langkah berikut: (1) mengumpulkan ide, (2) menilai kesesuaian berbagai ide yang dikembangkan, (3) membuat penilaian atas barang yang akan dikembangkan, (4) membuat model atau contoh barang, (5) melakukan ujian terhadap sikap konsumen terhadap barang yang diperkenalkan, dan (6) memasarkan barang yang baru diproduksi dengan menciptakan penampilan barang yang cukup menarik dan dapat mengundang minat konsumen untuk membeli.62 d. Acuan/Bauran Produk Dalam pembahasan acuan/bauran produk (product mix), perlu diperhatikan istilah product item dan product line, disamping product mix itu sendiri. Product item adalah jenis produk tertentu, yang mempunyai ciri-ciri spesifik menurut ukuran, harga, penampilan (appearence) atau atribut lainnya, yang biasanya
62
Sadono Sukirno, dkk, Pengantar Bisnis, h.239 - 240.
49
berada dalam product line, dan mempunyai nama tersendiri dalam daftar barang yang dihasilkan atau dijual oleh perusahaan. 63 Product Line adalah sekumpulan produk dalam product mix, yang sangat erat hubungannya untuk memenuhi suatu kebutuhan yang sama (contoh jenis-jenis lem), atau digunakan bersama-sama (contoh alat-alat elektronik), atau dijual pada kelompok konsumen tertentu (contoh alat-alat olahraga/sport) dan dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama (contoh bahan makanan dan minuman). Product Mix adalah kombinasi dari semua
produk
(product
line
dan
product
item)
yang
ditawarkan/dijual perusahaan kepada pembelinya. Sebagai contoh, PT Aneka Gas Industri (AGI) mempunyai product mix yang terdiri dari gas Oksigen (O2), gas Nitrogen (N2), gas Karbon Dioksida (CO2), gas Argon (Ar), dan gas Acetyline (C2H2). 64 Acuan/bauran produk (product mix) suatu perusahaan dapat dilihat dari lebar (width) jenis produk, kedalaman (depth) produk, dan konsistensi dari produk itu. Lebar product mix adalah banyaknya product line yang terdapat dalam perusahaan. Sebagai contoh, PT Indria mempunyai empat product line yaitu lem kuning, lem putih, hot-melt, dan dextrine. Kedalaman adalah ratarata banyaknya item dalam product line. Sebagai contoh, product item PT Kimia Farma sebesar 226 dengan product line sebanyak 63 64
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran -Dasar, Konsep dan Strategi, h. 215. Ibid.,h.215.
50
13, sehingga rata-rata kedalaman product mix adalah 17. Konsistensi
produk
adalah
sampai
berapa
jauh
eratnya
hubungan/kaitan atau persamaan berbagai product line suatu perusahaan
dalam
pemakaian/konsumsi
akhirnya,
produksi,
distribusi, dan sebagainya. 65 2. Price (Harga) a. Gambaran Umum Harga Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
barang
beserta
pelayanannya.66
Faktor-Faktor
yang
perusahaan
perlu
mempengaruhi harga adalah : 67 (1) Demand
for
the
product,
dimana
memperkirakan permintaan terhadap produk yang merupakan langkah penting dalam penetapan harga suatu produk. (2) Target share of the market, yaitu market share yang ditargetkan oleh perusahaan. (3) Competitive reactions, yaitu reaksi dari pesaing (4) Use of creams - skimming pricing of penetration pricing,yaitu mempertimbangkan langkah-langkah yang perlu diambil pada saat perusahaan memasuki pasar dengan harga yang tinggi atau dengan harga yang rendah.
65
Ibid.,h.216. Bashu Swastha, Azas - Azas Marketing, h. 147. 67 Djaslim Saladin, Intisari Pemasaran dan Unsur - Unsur Pemasaran, h. 98. 66
51
(5) Other parts of the marketing mix, yaitu perusahaan perlu mempertimbangkan
kebijakan
marketing
mix
(kebijakan
produk, kebijakan promosi dan saluran distribusi) (6) Biaya untuk memproduksi atau membeli produk. b. Faktor-Fakor yang Mempengaruhi Keputusan Harga (1) Faktor Internal 68 (a) Tujuan Pemasaran (marketing objektives) Tujuan perusahaan.
pemasaran Biasanya
ini
berbeda-beda tergantung
pada pada
setiap ukuran
perusahaan, situasi keuangan, atau kondisi pasar. Paling tidak, kita bisa membahas ada empat bentuk tujuan, yaitu bertahan (survival), maksimalisasi keuntungan (current profit maximization), memimpin pangsa pasar (market share leadership), dan mutu produk (product quality). Survival,
adakalanya
perusahaan
menghadapi
kondisi sulit seperti keuangan sedang parah, penjualan sedikit, tingkat persaingan tinggi pada saat-saat seperti ini, perusahaan cenderung untuk survive saja. Dalam kondisi ini perusahaan harus menetapkan harga murah atas produknya agar volume penjualan dalam jumlah memadai dapat tercapai. Tujuannya yang penting adalah menutupi biayabiaya variabel dan beberapa fixed cost. 68
Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran ; jelajahi dan rasakan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h. 167-170.
52
Memaksimalisasi keuntungan (profit maximization), ini merupakan penetapan harga saat - saat kondisi perusahaan sedang “menyenangkan”. Pada saat seperti ini, kita mau memasang harga yang tinggi pun tidak ada masalah karena konsumen tidak akan memalingkan pilihannya dari produk kita. Kepemimpinan perusahaan
memiliki
pangsa
pasar,
tujuan
kadang-kadang
untuk
menjaga
kepemimpinannya atas pangsa pasar. Ini mungkin penting untuk menjaga skala produksi yang mereka miliki. Jadi, dalam hal ini perusahaan memberikan harga semurah mungkin untuk dapat mengamankan posisinya. Keunggulan mutu produk, ada produk-produk tertentu yang diposisikan sebagai produk yang bermutu tinggi. Untuk itu, perusahaan harus menetapkan harga tinggi pula. Penetapan harga ini bukan saja karena memang biaya untuk memproduksi barang itu mahal, tetapi juga untuk sinkronisasi citra yang ingin ditampilkan. (b) Faktor Bauran Pemasaran Faktor bauran pemasaran (selain harga) tentu saja tidak bisa dilupakan. Unsur bauran pemasaran yang lain, mulai dari produk, tempat kita mendistribusikan, dan bagaimana program komunikasi pemasaran kita sangat
53
menentukan. Misalnya, ketika kita ingin menetapkan harga dengan
marjin
yang
kecil,
mungkin
kita
harus
kompensasikan dengan saluran distribusi yang luas dan massal pula. Sebalikya, bila kita ingin produk kita itu ditujukan
untuk
sebuah
segmen
khusus,
yang
mengapresiasi harga tinggi, pemilihan saluran distribusi harus disesuaikan dengan segmen pasar itu. (c) Faktor Biaya Biaya merupakan bagian penting dalam menentukan harga. Ada variabel biaya yang akan berubah-ubah sesuai dengan unit produksi pada rentang produksi tertentu. Pada kelompok biaya ini, ada biaya bahan baku, berbagai biaya pendukung, atau biaya buruh. Ada pula biaya tetap (fixed cost), mulai dari gaji eksekutif, fasilitas yang harus dikenainya, dan berbagai biaya gaji. (d) Faktor lain-lain Selain dari tiga faktor utama ini, masih ada beberapa faktor lain yang turut menentukan penetapan harga produk, misalnya kebijakan perusahaan tentang siapa yang memiliki otoritas untuk memutuskan harga, atau bagaimana pembebanan kegiatan setiap departemen saat menentukan harga akhir sebuah produk.
54
(2) Faktor Eksternal 69 (a) Pasar dan permintaan Ini
terkait
dengan
pembahasan
kita
tentang
maksimalisasi profit di atas. Kalau permintaan sedang ”membludak”, kita bisa luwes dalam memberi harga. Contoh
sederhananya
adalah
ketika
dalam
sebuah
kerumunan, cuaca panas, gerah, dan semua persyaratan yang lengkap untuk membuat kita dahaga. Dalam situasi ini, padagang yang melihat peluang seperti ini bisa mematok harga dua kali lipat. Dengan harga setinggi ini pun, konsumen tetap akan membeli. (b) Biaya-biaya pesaing Progam-program yang dijalankan pesaing sangat menentukan harga dan paket penawaran yang kita berikan. Anda bisa melihat dengan jelas, bagaimana persaingan di bisnis jasa penerbangan di Indonesia. Masing-masing perusahaan
berusaha
dengan
caranya
sendiri
untuk
memberikan layanan harga murah. c. Metode Dasar Penentuan Harga Dalam menentukan suatu harga, terdapat beberapa metode sederhana, yaitu : 70
69 70
Ibid., h.170 - 172. Bashu Swastha, Azas - Azas Marketing, h.154 - 164.
55
(1) Harga Yang Didasarkan Pada Biaya (a) Cost-plus pricing method Dalam
metode
ini,
penjual
atau
produsen
menetapkan harga jual untuk satu unit barang yang besarnya sama dengan jumlah biaya per unit ditambah dengan suatu jumlah untuk menutup laba yang diinginkan (disebut marjin) pada unit tersebut; formulanya dapat dilihat berikut ini: BIAYA TOTAL + MARJIN = HARGA JUAL (b) Mark-up pricing method Variasi dari metode cost-plus adalah mark-up pricing method yang banyak disukai oleh para pedagang. Pedagang yang membeli barang-barang dagangan akan menentukan harga jualnya setelah menambah harga beli dengan sejumlah mark-up. HARGA BELI + MARK UP = HARGA JUAL Jadi, mark-up ini merupakan kelebihan harga jual di atas harga belinya. Keuntungan bisa diperoleh dari sebagian mark-up tersebut. (2) Analisa Break – Even Sebuah metode penetapan harga yang didasarkan pada permintaan pasar dan masih mempertimbangkan biaya adalah dengan analisa break-even. Perusahaan dapat dikatakan dalam
56
keadaan break-even bilamana penghasilan (revenue) yang diterima sama dengan ongkosnya, dengan anggapan bahwa harga jualnya sudah tertentu. Menurut metode ini, perusahaan akan mendapatkan laba bilamana penjualan yang dicapai berada pada di atas titik break-even (titik pas-pasan); jika penjualan berada di bawah titik break-even, maka perusahaan akan menderita kerugian. (3) Analisa Marginal Dalam analisa marjinal, harga ditentukan atas dasar keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Untuk mendapatkan
laba
maksimum,
penjual/produsen
dapat
menentukan harga per unit dimana permintaan per unit seimbang dengan biaya per unitnya. Metode
ini
sama
seperti
analisa
marjinal
tentang
permintaan dan penawaran yang dikemukakan oleh ahli-ahli ekonomi klasik maupun neoklasik. Mereka mengembangkan teori tentang persaingan monopoli atau persaingan tidak sempurna. d. Strategi Penetapan Harga Menetapkan harga memerlukan pertimbangan yang serius karena keuntungan usaha sangat bergantung kepada keputusan tersebut. Dalam menetapkan harga perlu diperhatikan hal-hal berikut: (1) harga yang ditetapkan perlu mewujudkan keuntungan,
57
(2) volume penjualan yang diharapkan, (3) persaingan perusahaan lain, (4) persepsi masyarakat terhadap barang yang diproduksikan, dan (5) kedudukan perusahaan dalam pasar. 71 3. Promotion (Promosi) a. Gambaran Umum Promosi Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut.72 Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam promosi, yaitu : 73 (1) Identifikasi terlebih dahulu target audience-nya, hal ini berhubungan dengan segmentasi pasar. (2) Tentukan tujuan promosi, apakah untuk menginformasikan, mempengaruhi atau untuk mengingatkan. (3) Pengembangan pesan yang disampaikan, hal ini berhubungan dengan isi pesan (what to say), struktur pesan (how to say it logically), gaya pesan (creating a strong presence), sumber pesan (who should develop it). (4) Pemilihan
bauran
komunikasi;
apakah
itu
communication atau non- personal communication.
71
Sadono Sukirno, dkk, Pengantar Bisnis, h. 240. Djaslim Saladin, Intisari Pemasaran dan Unsur -Unsur Pemasaran, h. 123. 73 Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 63. 72
personal
58
b. Strategi Mempromosikan Barang Pada taraf awal dari usaha memperkenalkan barang baru, promosi berperan sebagai cara untuk memperkenalkan barang kepada konsumen. Kegiatan promosi merupakan kegiatan yang menjadi jembatan yang menghubungkan produsen dan konsumen. Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut :74 (1) Pengiklanan (advertensi) dapat dilakukan dengan menggunakan billboard atau melalui advertensi di surat kabar dan majalah. Kadang-kadang advertensi dilakukan melalui media radio dan televisi. Pengiklanan juga dilakukan dalam Yellow Pages. (2) Mengirimkan brosur langsung kepada konsumen melalui pos atau dengan cara memberikan secara langsung. (3) Penjualan langsung. Hal ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang memproduksi barang yang mahal dan barang dibuat menurut selera konsumen. Wakil produsen akan mendatangi para konsumen untuk menawarkan barangnya. (4) Publisitas. Ini dilakukan oleh surat kabar, majalah, dan televisi. Dengan menulis organisasi/perusahaan yang menghasilkan barang atau menulis barang yang diproduksi, publisitas tersebut telah
membantu
memperkenalkan
dipromosikan.
74
Sadono Sukirno, dkk, Pengantar Bisnis, h. 241.
barang
yang
sedang
59
c. Acuan/Bauran Promosi (promotional mix) Kegiatan
promosi
yang
dilakukan
suatu
perusahaan
menggunakan acuan/bauran promosi yang terdiri dari: 75 (1) Advertensi, merupakan suatu bentuk penyajian dan promosi dari gagasan, barang atau jasa yang dibiayai oleh suatu sponsor tertentu yang bersifat non personal. Media yang sering digunakan dalam advertensi ini adalah radio, televisi, majalah, surat kabar, dan billboard. (2) Personal Selling, yang merupakan penyajian secara lisan dalam suatu pembicaraan dengan seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan agar dapat terealisasinya penjualan. (3) Promosi Penjualan (sales promotion), yang merupakan segala kegiatan pemasaran selain personal selling, advertensi dan publisitas, yang merangsang pembelian oleh konsumen dan keefektifan agen seperti pameran, pertunjukkan, demonstrasi dan segala usaha penjualan yang tidak dilakukan secara teratur atau kontinyu. (4) Publisitas (publicity), merupakan usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara nonpersonal dengan membuat, baik yang berupa berita yang bersifat komersial tentang produk tersebut di dalam media tercetak atau tidak, maupun hasil wawancara yang disiarkan dalam media tersebut.
75
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran - Dasar, Konsep dan Strategi, h. 268 - 269.
60
4. Place (Tempat/Saluran Distribusi) a. Gambaran Umum Tempat/Saluran Distribusi Saluran distribusi adalah seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status kepemilikannya dari produsen ke konsumen.76 Kegiatan distribusi merupakan kegiatan yang saling terkait, sehingga perusahaan perlu merencanakan dan mengintegrasikan dengan baik. Distribusi produk dari produsen ke konsumen biasanya
melibatkan
sejumlah
perantara
pemasaran,
yaitu
organisasi yang terlibat dalam perpindahan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.77 b. Bentuk Pola Saluran Distribusi Bentuk pola saluran distribusi dapat dibedakan atas : 78 (1) Saluran Langsung, yaitu: Produsen
Konsumen
(2) Saluran Tidak Langsung, yang dapat berupa : (a) Produsen (b) Produsen
Pengecer
Konsumen
Pedagang Besar/Menengah
Pengecer
Konsumen (c) Produsen Pengecer 76
Pedagang Besar
Pedagang Menengah
Konsumen
Djaslim Saladin, Intisari Pemasaran dan Unsur - Unsur Pemasaran, h. 107 Indo Yama Nasaruddin dan Hemmy Fauzan, Pengantar Bisnis dan Manajemen (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 110. 78 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran - Dasar, Konsep dan Strategi, h. 234. 77
61
c. Strategi Pendistribusian Barang Hal pertama yang perlu dipikirkan dalam menentukan strategi pendistribusian adalah menentukan pihak yang akan mendistribusikan barang; yaitu apakah diserahkan kepada pihak lain atau didistribusikan sendiri langsung ke konsumen. Apabila dilakukan oleh pihak lain, pendistribusian barang dapat dilakukan oleh jenis distributor yang berikut: pedagang besar (wholesaler) atau grosir; pedagang eceran dan agen penjual. 79 Hal kedua yang perlu dikembangkan dalam mengelola kegiatan pendistribusian adalah menentukan cara-cara penggudangan dari barang yang akan didistribusikan. 80 5. Konsep Marketing Mix dalam Islam a. Gambaran Umum Marketing Mix Syariah Implementasi syariat dalam variabel-variabel bauran pemasaran (marketing mix) dapat dilihat, misalnya pada produk, barang dan jasa yang ditawarkan adalah yang berkualitas atau sesuai dengan yang dijanjikan.81 Kita Mengenal 4P sebagai marketing-mix, yang elemennya adalah product (produk), price (harga), place (tempat/disribusi), promotion (promosi) yang diperkenalkan oleh Jerome McCarthy. Product dan price adalah komponen dari tawaran (offer), 79
Sadono Sukirno, dkk, Pengantar Bisnis, h. 240. Ibid.,h.241. 81 Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, menggagas bisnis Islami, h. 170. 80
62
sedangkan place dan promotion adalah komponen dari akses (access).82 Bagi perusahan syariah, untuk komponen tawaran (offer), produk dan harga haruslah didasari dengan nilai kejujuran dan keadilan; sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Kualitas produk yang diberikan harus sesuai dengan yang ditawarkan. Jadi, sangat dilarang bila perusahaan menyembunyikan kecacatan dari produkproduk yang mereka tawarkan. Sedangkan dalam menentukan harga, perusahaan haruslah mengutamakan nilai keadilan. Jika kualitas produknya bagus, harganya tentu bisa tinggi. Sebaliknya, jika seseorang telah mengetahui keburukan yang ada di balik produk yang ditawarkan, harganya pun harus disesuaikan dengan kondisi produk tersebut. Promosi bagi perusahaan yang berlandaskan syariah haruslah menggambarkan produk secara riil apa yang ditawarkan dari produk-produk atau service-service perusahaan tersebut. Promosi yang tidak sesuai dengan kualitas atau kompetensi, contohnya promosi yang menampilkan imajinasi yang terlalu tinggi bagi konsumennya, adalah termasuk dalam praktik penipuan dan kebohongan. 83 Dalam menentukan place atau saluran distribusi, perusahaan harus mengutamakan tempat-tempat yang sesuai dengan target 82
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, syariah marketing, cet.III (Bandung: PT Mizan Pustaka), h. 177. 83 Ibid., h. 178.
63
market sehingga dapat efektif dan efisien. Sehingga, pada intinya, dalam menentukan marketing-mix, proses integrasi terhadap offer dan access, harus didasari oleh prinsip-prinsip keadilan dan kejujuran. 84 b. Strategi Marketing Mix dalam islam Formulasi strategi pemasaran pemasaran berakhir dengan ditetapkannya keputusan taktis-strategi yang memberikan kerangka kerja yang luas dan berjangka panjang (setahun atau biasanya lebih) bagi tindakan pemasaran. Keputusan yang dimaksud terdiri dari hal-hal berikut ini.85 (1) Keputusan Produk Berkenaan dengan penetapan produk yang secara potensial dinilai oleh pasar sasaran atau kualitasnya, yakni paduan manfaat atau kepuasan yang ditimbulkan, atribut produk yang dibawanya, juga perluasan produk. Misalnya, Cadillac. Ia ditetapkan kenyamanan,
sebagai
produk
ketenangan,
mobil
dan
yang
memberikan
kepercayaan;
memberikan
pelayanan pasca jual berupa garansi, citra perusahaan, dan kenyamanan distribusi/pengiriman. (2) Keputusan Penetapan Harga Keputusan ini memasukkan faktor biaya, persaingan dan permintaan. Penetapan harga seyogyanya dilakukan setelah 84
Ibid., h. 179. Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, menggagas bisnis Islami, h. 170 - 172. 85
64
perusahaan memonitoring harga yang ditetapkan pesaing agar harga yang ditentukan kompetitif, tidak terlalu tinggi atau sebaliknya. Ada sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk menentukan harga yang tepat. (a) Strategi Harga Cost – Plus, yakni harga dihitung dari biaya ditambah margin keuntungan yang diinginkan (persentase dari biaya). (b) Strategi harga mark – up, di mana harga dihitung sebagai suatu persentase dari harga jual. (c) Strategi harga break – even (impas), harga dihitung dengan menentukan tingkat penjualan yang diperlukan untuk menutup seluruh biaya tetap dan variabel. Jika biaya tetap RP 100.000,00, biaya variabel per unit Rp 2,00 dan harga per unit Rp 4,00, maka perusahaan harus menjual 50.000 unit untuk mencapai titik impas (atau sama dengan 100.000/(4-2)). (d) Strategi harga going – rate, berarti harga ditetapkan sama dengan harga produk pesaing. (3) Keputusan Distribusi Di sini, perusahaan memutuskan pilihan jaringan distribusi yang dipandang efektif dan efisien untuk menghubungkan produsen dengan konsumen tanpa harus menzalimi pesaing lain. Apakah pola distribusi langsung produsen-konsumen atau pola
65
produsen-agen-distributor-pengecer-konsumen. Atau, dapat juga kombinasi dan modifikasi di antara dua pola umum tersebut. Pilihan pola distribusi sangat bergantung pada tingkat efesiensi dan efektivitasnya. (4) Keputusan Promosi Promosi lebih luas dari sekadar iklan. Keputusannya dapat berupa salah satu atau kombinasi dari penggunaan keempat elemen berikut. (a) Promosi Penjualan, diantaranya melalui pertandingan, kontes, contoh gratis, pameran perdagangan, kupon, dan harga promosi. (b) Iklan, berupa iklan cetak, iklan tayangan, iklan billboard, serta logo dan informasi pada kemasan. (c) Publisitas, seperti mencetak/menayangkan berita di media, laporan tahunan, juga pidato karyawan. (d) Penjualan Personal, seperti persentasi penjualan secara perorangan atau pemasaran jarak jauh (telemarketing). Semua elemen promosi ini harus dihindarkan dari tindak kebohongan, ilusi ketidaksenonohan, serta publikasi produk yang menghalalkan segala cara.
66
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata - kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.1 Penulis menggunakan pendekatan secara deskriptif-normatif. Penelitan deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu gejala/suatu masyarakat tertentu.2 Selain itu, penulis juga mencari kesesuaian antara teori etika bisnis Islam dengan penerapan strategi marketing mix pada manajemen pemasaran Supermarket TIP TOP. B. Data Penelitian 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama melalui prosedur dan teknik pengambilan data yang berupa interview, 1
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, cet.XXIV (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 6. 2 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula, cet.II (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004), h. 104.
67
observasi, maupun penggunaan instrumen yang khusus dirancang sesuai dengan tujuannya.3 Sumber data primer diperoleh langsung dari subyek penelitian, yaitu manajer operasional pusat Supermarket TIP TOP. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitiannya.4 Data sekunder diperoleh dari bacaan, literatur kepustakaan, dan dokumentasi dari Supermarket TIP TOP yang sesuai dengan penelitian ini. C. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknis pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis melalui beberapa hal, yaitu : 1. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu objek dengan sistematika fenomena yang diselidiki.5 Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap objek penelitian.6 Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengamatan langsung di Supermarket TIP TOP.
3
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 36. Ibid., h. 91. 5 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian:Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula, h. 69. 6 Ibid.,h.51. 4
68
2. Wawancara Wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan, dimana 2 orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain
dan
mendengar
dengan
telinga
sendiri
dari
suaranya.7
Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarainya, tetapi dapat juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain.8. Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara dengan manajer operasional pusat Supermarket TIP TOP untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan. 3. Studi Dokumentasi Studi Dokumentasi berupa catatan pribadi, surat pribadi, buku harian, laporan kerja, notulen rapat, catatan kasus, rekaman kaset, rekaman video, foto dan lain sebagainya.9 Data-data dalam landasan teori dan pengembangan teori diperoleh dari beberapa literatur, seperti buku, internet dan sumber referensi lainnya. Selain itu, peneliti melakukan studi dokumentasi melalui data-data dan foto yang diberikan oleh Supermarket TIP TOP. D. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek Penelitian dalam penelitian ini adalah manajer operasional pusat Supermarket TIP TOP. 7
Ibid.,h.88. Ibid.,h.51. 9 Ibid.,h.101. 8
69
2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah Kantor Pusat Supermarket TIP TOP Rawamangun, Jakarta Timur. E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis bersifat deskriptif-normatif. Data dikumpulkan dari berbagai sumber baik langsung maupun tidak langsung dan disajikan dalam bentuk tulisan kemudian dilakukan
analisis.
Jadi
dalam
analisis
data
ini,
penulis
akan
mendeskripsikan perihal tentang manajemen pemasaran dan konsep marketing mix serta penerapannya pada Supermarket TIP TOP, setelah itu penulis akan mengkorelasikan teori dan penerapannya dalam bentuk tinjauan umum dalam perspektif etika bisnis Islam. Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:10 1. Mengumpulkan data, yaitu data yang dikumpulkan berasal dari observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. 2. Mengklarifikasi materi data, langkah ini digunakan untuk memilih data yang
dapat
dijadikan
acuan
untuk
penelitian
selanjutnya.
Mengklarifikasi materi data dapat dilakukan dengan mengelompokkan data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
10
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h. 48.
70
3. Pengeditan, yaitu melakukan penelaahan terhadap data yang terkumpul melalui teknik-teknik yang digunakan kemudian dilakukan penelitian dan pemeriksaan kebenaran serta perbaikan apabila terdapat kesalahan sehingga mempermudah proses penelitian lebih lanjut. 4. Menyajikan data, yaitu data yang telah ada dideskripsikan secara verbal kemudian diberikan penjelasan dan uraian berdasarkan pemikiran yang logis, serta memberikan argumentasi dan dapat ditarik kesimpulan. F. Teknik Penulisan Teknik penulisan dalam penelitian ini berpedoman pada buku pedoman penulisan skripsi 2012 yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAB IV DATA DAN ANALISIS
A. Gambaran Umum Supermarket TIP TOP 1. Sejarah Berdirinya dan Perkembangan Supermarket TIP TOP Supermarket TIP TOP didirikan oleh Alm. Rusman Maamoer. Ia lahir pada tanggal 3 November 1933 di Kota Padang dan meninggal di Singapura pada tanggal 26 Desember 2007 ketika berusia 74 tahun.1 Potensi bisnis yang ada didalam dirinya mulai tampak pada saat berusia 11 tahun. Di usia 11 tahun, ayah Rusman memberikannya modal untuk membuka usaha. Berbekal uang itu, Rusman berjualan kelapa. Sebuah
gerobak menjadi modal Rusman menjajakan
dagangannya. Jarak 10 kilometer kerap harus dilaluinya.2 Sewaktu mahasiswa, Rusman menyelesaikan pendidikan di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Rusman pernah menjadi pegawai negeri sipil di Bank Pembangunan Daerah (BPD). Rusman merupakan orang yang berhasil mengembangkan BPD pertama di Sumatera Barat.3 Namun, panggilan berbisnis begitu kencang, tekadnya bulat. Rusman hanya ingin bekerja selama tujuh tahun di BPD. Jalan bisnis jadi pilihannya. Pilihan itu tak semulus 1
“Rusman Maamoer”, artikel diakses pada 08 Agustus 2015 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Rusman_Maamoer. 2 “Swalayan TIP TOP, Kisah Sukses Minimarket Islami”, artikel diakses pada 08 Agustus 2015 dari http://www.dream.co.id/dinar/swalayan-tiptop-kisah-sukses-minimarket-islami-i1502187.html. 3 Wawancara Pribadi dengan Abdul Wahid Andriansyah. Jakarta, 24 Agustus 2015.
71
72
yang dibayangkan. Beberapa kali jatuh bangun membangun usaha, Rusman memutuskan melalangbuana ke Benua
Biru, Eropa.
Tujuannya, mereguk informasi sebanyak mungkin soal bisnis yang akan dijalaninya.4 Puas dengan ilmu yang diperolehnya, Rusman mantap memulai bisnis baru. Minimarket menjadi pilihannya. Sebuah toko seluas 400 meter persegi jadi pijakan pertamanya. Nama TIP TOP dipilih untuk memulai bisnisnya tersebut. Tekad Rusman membangun bisnis begitu besar. Terjun langsung memburu barang-barang jualan rela dilakoni. Pergi ke pasar tradisional membeli bawang, cabai jadi kegiatan rutinnya. Sejak memulai bisnis swalayan, Rusman memantapkan hati. Bisnisnya ini harus berjalan dengan prinsip Islami. Haram baginya menjual minuman keras apalagi daging babi. Lambat laun bisnis Rusman terus berkembang. Swalayan dengan prinsip Islami direspon positif masyarakat. Sambutan publik terhadap TIP TOP benar-benar diluar bayangan Rusman.5 Dimulai tahun 1979, toko pertama TIP TOP didirikan dikawasan Rawamangun, Jakarta Timur dengan nama TIP TOP Plaza. Kemudian, pada tahun 1985, TIP TOP Plaza memperluas jenis usaha dan konsep minimarket berubah menjadi Supermarket dan Departmen Store serta
4
“Swalayan TIP TOP, Kisah Sukses Minimarket Islami (I)”, artikel diakses pada 08 Agustus 2015 dari http://www.dream.co.id/dinar/swalayan-tiptop-kisah-sukses-minimarket-islamii-1502187.html. 5 Ibid.,
73
dilengkapi dengan mainan anak anak.6 Juni 1991, swalayan TIP TOP di Rawamangun dilanda musibah. Api melalap semua toko yang dirintisnya itu. Barang persediaan, inventaris, gedung, semuanya ludes terbakar. Tak ada yang tersisa. Tak hanya Rusman, musibah ini memukul perasaan karyawannya. Sedih bahkan menangis melanda hati para pegawainya.7 Tak butuh waktu lama, TIP TOP kembali berdiri. Di areal lama selang dua pekan, TIP TOP beroperasi. Namun cobaan belum berhenti, tumpukan hutang hingga Rp 2 miliar membelit Rusman. Dia punya stok barang milik para pemasok. Sampai akhirnya pada 1992, semua terbayar lunas. Semua dilalui dengan perjuangan siang malam. Februari 1992, semua kembali normal.8 Perkembangan
supermarket
TIP
TOP
ditahun
berikutnya
mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Di tahun 1992 membuka outlet kedua di daerah Ciputat, Tangerang. Outlet ketiga didirikan di daerah Cimone, Tangerang pada tahun 1999. Pada tahun 2001 dan 2004 mendirikan outlet keempat dan kelima di daerah Pondok Bambu, Jakarta Timur dan Depok, Jawa Barat. Dan outlet keenam serta ketujuh sama-sama didirikan di daerah Bekasi pada tahun 2007 dan 2014.9
6
“Profil TIP TOP”, artikel diakses pada tanggal 08 Agustus 2015 dari http://www.tiptop.co.id/profil.php. 7 “Swalayan TIP TOP, Kisah Sukses Minimarket Islami (II)”, artikel diakses pada 08 Agustus 2015 dari http://www.dream.co.id/dinar/swalayan-tiptop-kisah-sukses-minimarket-islamii-1502187.html. 8 Ibid., 9 “Profil TIP TOP”, artikel diakses pada tanggal 08 Agustus 2015 dari http://www.tiptop.co.id/profil.php
74
2. Visi, Misi dan Komitmen Supermarket TIP TOP 10 a. Visi
Berguna bagi orang banyak.
b. Misi
Memuaskan hati orang banyak dengan menjalankan sistem usaha yang Islami.
Menyediakan barang dengan harga murah.
Menyatukan kekuatan untuk menjadi yang terdepan / terbaik di bidangnya.
c. Komitmen TIP TOP
Menyediakan barang-barang kebutuhan Anda dengan harga murah dan bersaing.
Menyediakan produk yang beraneka ragam dan berkualitas tinggi.
Hanya menyediakan barang-barang halal.
Memberikan harga-harga promosi untuk bermacam-macam produk setiap bulan.
Melayani pelanggan kami sebaik mungkin.
Menjadikan TIP TOP menjadi toko yang Anda percayai dan senangi sepanjang masa.
10
Ibid.,
75
3. Produk dan Layanan Supermarket TIP TOP 11 a. Ragam Produk TIP TOP menyediakan keperluan harian Anda selengkap dan semurah mungkin. Untuk menambah keanekaragaman produk, disamping menjual kebutuhan rumah tangga Anda, TIP TOP juga menyediakan kebutuhan busana, elektronik, pecah belah, olah raga dan furnitur. Bagi pengunjung yang sudah berkeluarga, Anda bisa leluasa berbelanja karena TIP TOP menyediakan arena bermain anak-anak seperti bumper car, kuda-kudaan, dan masih banyak lagi sehingga Anda bisa leluasa berbelanja sambil anak-anak Anda bermain.
b. Layanan Pembayaran TIP TOP menerima pembayaran dengan Kartu Kredit / Debit: Visa, Master Card, Sodexo Gift Pass, Debit BCA, BCA Card, Visa Electron, Maestro, American Express. Semua transkasi pembayaran tidak dikenakan biaya tambahan.
11
Ibid.,
76
B. Implementasi Strategi Marketing Mix Supermarket TIP TOP 1. Product (Produk) Produk yang dijual oleh Supermarket TIP TOP pada dasarnya sama dengan produk yang dijual di supermarket konvensional, seperti makanan, minuman, produk segar, sayuran, buah, daging, ikan dan sebagainya. Supermarket TIP TOP selalu menjaga kualitas barang yang dijualnya, mulai penerimaan barang sampai terjual kepada konsumen. Proses penerimaan barang dilakukan oleh staff shaker. Staff shaker mempunyai kewajiban untuk memeriksa kualitas atau kelayakan barang yang akan dijual kepada konsumen. Misalnya, produk kaleng tidak boleh penyok dan karatan, produk kemasan plastik tidak boleh sobek, produk susu tidak boleh kembung dan masa kadaluarsa (expired) produk. Setelah dikontrol oleh staff shaker, barang tersebut disusun dengan baik, dalam arti semua produk tidak boleh dibanting, diduduki dan dilempar. Proses berikutnya adalah pendisplay-an, Supermarket TIP TOP melakukan proses pendisplay-an sama seperti supermarket pada umumnya, yaitu menggunakan konsep First In First Out dan Eye Level. Konsep First In First Out merupakan produk yang datang atau masuk pertama kedalam gudang dan harus terjual lebih awal. Kemudian konsep Eye Level merupakan produk yang terlihat pertama kali oleh mata konsumen ketika masuk kedalam supermarket. Produk pertama yang kita lihat adalah produk yang sejajar dengan mata kita,
77
cakupannya sekitar 30 cm keatas dan 30 cm kebawah. Disinilah produk-produk yang sedang promo, turun harga atau mendapatkan diskon besar akan di blow up di rak-rak pendisplay-an. Strategi pengembangan produk pada Supermarket TIP TOP selain menerapkan standar pendisplay-an yang menarik baik dari konsep First In First Out dan Eye Level, juga membuat konsep Floor Display. Floor Display merupakan sebuah cara menarik konsumen untuk membeli produk dengan menata sebuah produk di atas lantai, misalnya menata kardus-kardus dengan produk tertentu dan disusun menjadi piramida dan lain-lainnya. Penataan Floor Display harus unik dan indah agar konsumen tertarik untuk melihat dan akhirnya membeli produk tersebut. Supermarket TIP TOP selalu melakukan inovasi pengembangan produk dengan mengikuti tren atau gaya hidup masyarakat. Misalnya, dahulu kita hanya mengenal popok hanya untuk bayi dengan tipe tape (perekat) dan pants (celana), namun dengan adanya perubahan zaman, popok juga digunakan oleh perempuan dewasa. Hal ini menandakan produk popok sudah mengalami perkembangan, bahkan belakangan ini muncul trend di masyarakat (khususnya perempuan dewasa), popok perempuan dewasa semakin tipis agar memudahkan aktivitasnya. Untuk mencapai target penjualan produk, Supermarket TIP TOP melakukannya secara per kategori. Misalnya, kategori food dan non food. Food terdiri dari konfeksionari (produk manisan dan lain-lain)
78
dan beverage (produk minuman). Sedangkan non food terdiri dari freshcare, mouthwash, skincare, perawatan tubuh dan alat-alat kebersihan rumah tangga. Masing-masing kategori harus mencapai target penjualan produk dengan mengikuti pola konsumsi masyarakat. 2. Price (Harga) Dalam menentukan harga pada setiap produk yang dijual, Supermarket TIP TOP terlebih dahulu menetapkan harga pembelian dari supplier. Jika harga pembelian sudah termasuk pajak, maka Supermarket TIP TOP harus menentukan harga rata-rata produk ditambah margin kemudian terbentuklah harga jual produk. Lain hal, jika harga pembelian dari supplier belum termasuk pajak, maka Supermarket TIP TOP harus menentukan terlebih dahulu pajaknya. Metode dasar penetapan harga pada Supermarket TIP TOP menggunakan Cost-Plus Pricing Method. Formulanya adalah : BIAYA TOTAL + PAJAK+ MARJIN = HARGA JUAL
Untuk mencegah kekeliruan harga produk pada price ticket dengan komputer, Supermarket TIP TOP selalu melakukan update by system setiap satu jam sekali. Kebijakan perubahan harga ditentukan oleh kantor pusat yaitu di Supermarket TIP TOP Rawamangun. Setelah disetujui, data perubahan dan data update penjualan akan langsung dikirim ke setiap cabang. Data tersebut akan diterima oleh staff bagian
79
perubahan harga. Staff tersebut akan merubah semua harga sesuai dengan update perubahan harga di hari itu. Strategi harga yang diterapkan oleh Supermarket TIP TOP adalah menjual produk dengan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat sekitar (murah) dengan mutu/kualitas tinggi. Untuk menekan harga, Supermarket TIP TOP melakukan kerjasama dengan mitra dari luar daerah. Mayoritas mitranya merupakan para pelaku Usaha Kecil dan Menengah, misalnya di daerah Bogor atau Brebes. Supermarket TIP TOP tidak mengambil keuntungan besar, hal ini dikarenakan sesuai dengan visi misinya yaitu membantu masyarakat sekitar dalam memenuhi kebutuhannya (pada kondisi tertentu Supermarket TIP TOP memberikan subsidi pada produk yang dijualnya) serta untuk menjaga perputaran produk agar tidak mengalami kadaluarsa. 3. Place (Tempat/Distribusi) Saat ini, kantor pusat Supermarket TIP TOP berada di daerah Rawamangun, Jakarta Timur. Sebuah tempat strategis yang terletak di kawasan kota industri sehingga memberikan kemudahan dalam proses distribusi barang baik dari dalam kota maupun luar kota. Selain itu, Supermarket TIP TOP sudah memiliki 6 cabang yang tersebar di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan dan Bekasi. Berikut adalah kantor pusat dan cabang Supermarket TIP TOP :
80
a. Kantor Pusat
Rawamangun Jl. Balai Pustaka Timur 31-35, Jakarta Timur. Telp. +62 21 489 - 2154 / 470 - 2151
b. Kantor Cabang
Ciputat Jl. R.E. Marthadinata No. 5 Ciputat, Tangerang Selatan. Telp. +62 21 749 - 1777 / 743 - 0728
Pondok Bambu Jl. Pahlawan Revolusi No. 25 Jakarta Timur. Telp. +62 21 860 - 0202 / 860 - 2484
Depok Jl. Tole Iskandar, Mekar Jaya, Depok, Sukmajaya. Telp. +62 21 7783 - 4357 / 7783 - 4343
Cimone Jl. Gatot Subroto No. 17, Cimone, Tangerang. Telp. +62 21 552 - 7977 / 552 - 8452
Pondok Gede Jl. Jatimakmur No. 30 Pondok Gede, Bekasi. Telp. +62 21 8497 - 9079 / 8497 - 9077
Tambun Jl. Mustika Jaya, Tambun Selatan, Bekasi. Telp. +62 21 8262 - 0000
81
Dalam melakukan strategi pendistribusian barang dari pusat ke cabang, setiap cabang di Supermarket TIP TOP dilengkapi gudang yang sangat luas. Jadi, masing-masing cabang berusaha mandiri untuk memenuhi kebutuhannya. Supermarket TIP TOP juga mempunyai gudang tambahan, yang dinamakan dengan gudang buffer. Gudang buffer berfungsi untuk menjaga ketersediaan barang agar tidak terjadi kekosongan produk di setiap cabang Supermarket TIP TOP. Untuk menjaga stok produk di setiap cabang, ketersediaan gudang buffer dibagi berdasarkan 2 wilayah, area Timur dan area Barat. Wilayah area Timur meliputi Rawamangun, Pondok Bambu, Pondok Gede dan Tambun. Sedangkan wilayah area Barat meliputi Ciputat, Depok dan Cimone. Setiap wilayah hanya terdapat satu gudang buffer. Gudang buffer di wilayah area timur berada di Supermarket TIP TOP cabang Pondok Bambu dan wilayah area barat berada di Supermarket TIP TOP cabang Ciputat. Selain itu, strategi tempat yang dilakukan oleh manajemen Supermarket TIP TOP menggunakan one stop shopping. Sebuah konsep yang menawarkan kemudahan berbelanja barang-barang kebutuhan pokok dengan tunjangan tambahan fasilitas terbaik dalam satu titik. Fasilitas tambahan yang terdapat di Supermarket TIP TOP adalah :
82
a. Tempat Ibadah Supermarket TIP TOP menyediakan tempat ibadah bagi konsumen yang beragama muslim. Seluruh outlet Supermarket TIP TOP mewajibkan melantunkan lagu suara adzan ketika sudah tiba waktunya. Dengan adanya fasilitas seperti ini akan memudahkan konsumen dalam melaksanakan kewajibannya. b. Arena bermain anak outdoor atau indoor Supermarket TIP TOP juga menyediakan arena bermain untuk anak di setiap cabangnya. c. Foodcourt Tempat makan pun disediakan oleh Supermarket TIP TOP, berada di lantai 2 di setiap cabang. d. Tempat parkir yang luas Tempat parkir yang luas juga salah satu fasilitas yang disediakan oleh Supermarket TIP TOP dengan keamanan di setiap sisinya. Hal ini membuat rasa aman dan nyaman bagi customer yang akan berbelanja di Supermarket TIP TOP. 4. Promotion (Promosi) Dalam melakukan promosi kepada konsumen, Supermarket TIP TOP tidak menggunakan media elekronik maupun media cetak nasional. Hal ini dikarenakan selain kurang efektif, jangkauan masyarakat untuk berbelanja di Supermarket TIP TOP hanya disekitar wilayah Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi.
83
Hal ini diungkapkan langsung oleh Bapak Abdul Wahid Andriansyah selaku manajer operasional pusat Supermarket TIP TOP : “Kenapa TIP TOP tidak masuk iklan sih ya? Karena buat kita tidak efektif, kenapa? Kalau masuk ke iklan TV berarti tokonya harus nasional sedangkan TIP TOP hanya ada di JADETABEK, bagaimana orang daerah yang mau berbelanja di TIP TOP? Makanya kita tidak bermain di media nasional seperti itu. Kenapa gak ke koran juga? Sama,koran kan juga nasional, artinya kita lebih ke situ(media online), kita bermain dengan low cost high impact lah artinya dengan biaya serendah mungkin kita berharap impact nya lebih maksimal.”12 Strategi Promosi yang dilakukan oleh Supermarket TIP TOP menggunakan konsep low cost high impact, artinya dengan biaya promosi serendah mungkin didapatkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, Supermarket TIP TOP melakukan promosi melalui beberapa cara, diantaranya : a. Media Sosial Online Salah satu alasan dasar yang membuat Supermarket TIP TOP lebih gencar melakukan kegiatan promosi di media sosial online adalah frekuensi masyarakat Indonesia dalam menggenggam gadget sangat tinggi. Selain itu, Supermarket TIP TOP dapat mendengar dan merespon langsung keluhan, kritik dan saran dari customer
12
Wawancara Pribadi dengan Abdul Wahid Andriansyah. Jakarta, 24 Agustus 2015.
84
sehingga akan menimbulkan image “lebih dekat” dengan customer. Beberapa situs online yang digunakan oleh Supermarket TIP TOP adalah :
Website Resmi Supermarket TIP TOP http://www.tiptop.co.id/
Facebook https://id-id.facebook.com/TipTop.Supermarket
Twitter https://twitter.com/tiptop_id
Instagram https://instagram.com/tiptop_id/
b. Kerjasama dengan merchant lembaga/tempat rekreasi lain Bentuk kerjasamanya berupa pemberian diskon atau gratis produk
kepada
setiap
merchant
yang
tentunya
saling
menguntungkan diantara kedua belah pihak. Lembaga/tempat rekreasi tersebut adalah :
Lembaga Pendidikan Indonesia Amerika (LPIA)
Brooaster Chicken
McDonal’s
Natasha Skin Clinic Center
Rumah Sakit Columbia Asia
House of Ristra (Skin Health&Beauty Clinic).
Mom n jo (healthy pregnancy, happy baby)
85
KiddyCuts
JungLe Fest
The JungLe
JungLe Land
Depok Fantasi Water Park
Water Kingdom
Water Boom
Londre (Pusat Cuci Profesional)
SaDiva (Salon&Spa)
c. Kerjasama dengan Bank-Bank Tertentu Dengan menggunakan kartu debit atau kartu kredit ketika berbelanja dan melakukan pembayaran dengan nilai tertentu, customer berhak mengambil sebuah undian berupa bola atau kupon gesek yang didalamnya terdapat hadiah dari Supermarket TIP TOP misalnya Handphone, Televisi atau bahkan Umroh. Berikut daftar bank yang melakukan kerjasama dengan Supermarket TIP TOP :
Bank Negara Indonesia (BNI) Konvensional dan Syariah
Bank Muamalat
Bank CIMB Niaga
Bank Tabungan Negara (BTN)
Bank Bukopin
86
d. Diskon menarik bagi customer yang menggunakan Member Card Supermarket TIP TOP selalu menawarkan inovasi untuk meningkatkan loyalitas pelanggannya. Salah satunya dengan adanya kartu Member Card yang mempunyai banyak keuntungan. Misalnya, Setiap hari Selasa Diskon 5% untuk pembelian daging bagi customer yang menggunakan Member Card dan berlaku diseluruh Outlet TIP TOP. e. Kerjasama dengan Pihak Supplier Supermarket TIP TOP juga melakukan kerjasama dengan pihak supplier demi menjaga hubungan baik diantara keduanya. Salah satunya dengan mengadakan kegiatan edukasi atau permainan bagi anak dan orang tua didalamnya. Misalnya, supplier MILO melakukan aktivitas dengan membuat arena bermain di sekitar TIP TOP. Setiap customer yang berbelanja produk MILO berhak mengikuti arena permainan yang telah disediakan dengan hadiah yang menarik.
C. Tinjauan Umum Perspektif Etika Bisnis Islam Terhadap Strategi Marketing Mix Supermarket TIP TOP 1. Product (Produk) a. Tinjauan terhadap barang yang diperjualbelikan kepada konsumen Produk yang dijual oleh Supermarket TIP TOP harus memenuhi beberapa kriteria. Pertama, produk tersebut harus
87
mempunyai sertifikasi keamanan pangan. Sertifikasi keamanan pangan berarti produk tersebut layak dan aman untuk di konsumsi sesuai dengan peraturan pemerintah. Kedua, produk yang diperjualbelikan harus halal. Semua produk yang ada di Supermarket TIP TOP baik produk kemasan, kaleng maupun produk olahan segar seperti sayuran, daging, ikan dan buah mutlak halal. Untuk produk kemasan dan kaleng, mayoritas produk sudah mempunyai logo halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Jika belum terdapat logo halal dari MUI, produk tersebut harus mempunyai sertifikasi halal. Sementara itu, untuk produk olahan segar seperti sayuran, ikan dan buah, Supermarket TIP TOP melakukan penelusuran secara jelas alur distribusinya, misalnya dari pertanian, perternakan hingga masuk ke dalam gudang Supermarket TIP TOP. Untuk produk segar berupa daging, semua produk daging diperoleh dari tempat pemotongan hewan Islami, jadi proses pemotongannya sudah sesuai dengan syariat Islam. b. Tinjauan terhadap upaya perusahaan untuk tidak melakukan penipuan (tadlis) kualitas barang Supermarket TIP TOP selalu menjaga kualitas produk kepada konsumen setianya, baik kualitas produk ketika berada di gudang maupun yang sudah di display di rak-rak. Misalnya, pada saat Idul Fitri kemarin, permintaan terhadap daging sapi lebih
88
tinggi dari pada stok yang ada sehingga harga daging sapi melonjak mahal. Harga tertinggi daging sapi berada di kisaran Rp 90.000,00 – 120.000,00. Beberapa retail melakukan “perang” harga untuk menarik konsumen, tak terkecuali Supermarket TIP TOP. Supermarket TIP TOP tidak menurunkan harga karena akan mengurangi kualitas barang. Beberapa retail memberikan harga murah namun kualitas daging sapi yang dijual tidak sama dengan yang dipromosikan. Jika konsumen beli daging sapi di retail lain dengan harga murah seberat 1 kg, setelah dibersihkan ternyata tinggal ½ kg. Hal ini disebabkan daging sapi tersebut telah banyak dicampuri oleh lemak sehingga menambah berat daging, hal ini tentu akan merugikan pihak konsumen. Lain hal bila konsumen berbelanja di Supermarket TIP TOP, meskipun harga daging sapi sedikit lebih mahal, namun ketika konsumen membeli daging sapi seberat 1 kg maka setelah dibersihkan, berat daging sapi masih tetap 1 kg. c. Tinjauan terhadap upaya perusahaan tidak melakukan penimbunan barang Untuk
menentukan
stok
barang
di
setiap
outlet,
Supermarket TIP TOP menentukannya berdasarkan kemampuan penjualan produk di setiap outlet tersebut. Dalam menentukan stok di setiap outlet, dapat dilihat dari data penjualan selama seminggu, sebulan dan setahun.
89
Setelah itu, Supermarket TIP TOP menganalisis rata-rata kebutuhan dasarnya, dalam setiap minggu atau per bulan, misalnya Supermarket TIP TOP cabang Ciputat, dalam satu minggu dapat memenuhi kebutuhan minyak goreng sebanyak 1.000 dus, 1 dus berisi 6 pcs. Pengorderan produk minyak goreng dilakukan sebanyak 2 kali dan disesuaikan dengan kebutuhan outlet tersebut. Namun, lain hal jika sedang ada promo terhadap minyak goreng, maka Supermarket TIP TOP harus melakukan buffer, agar stok produk minyak goreng ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. d. Tinjauan terhadap upaya perusahaan tidak menyembunyikan cacat barang kepada konsumen Semua produk yang di display di rak-rak Supermarket TIP TOP merupakan produk layak jual dan layak konsumsi. Perbedaan antara keduanya adalah jika produk layak jual tampilannya harus segar dan bagus sedangkan produk layak konsumsi lebih kearah standar keamanan pangan produk tersebut. Ketika produk tidak habis dijual maka Supermarket TIP TOP akan melakukan beberapa langkah berikut. Pertama, jika produk tersebut masih layak jual dan layak konsumsi maka akan disimpan kedalam gudang cold storage. Cold storage merupakan gudang dengan temperatur tertentu yang digunakan untuk menyimpan barang yang tidak habis terjual.
90
Setelah itu, produk tersebut akan dikembalikan kepada pihak supplier melalui proses Retur To Vendor (RTV). Kedua, jika produk tersebut sudah tidak layak jual dan tidak layak konsumsi maka akan dimasukkan kedalam gudang CN untuk dimusnahkan langsung oleh Supermarket TIP TOP. Tindakan ini merupakan tindakan pencegahan agar tidak dimanfaatkan oleh orang lain, misalnya pemulung, karena bagi sebagian besar orang (pemulung), makanan sisa dari retail masih bisa dimakan meskipun sudah tidak layak jual dan tidak layak konsumsi. Padahal produk yang sudah tidak layak jual dan tidak layak konsumsi tentu akan membahayakan kesehatan seseorang. e. Tinjauan terhadap ketepatan penimbangan barang Supermarket TIP TOP memakai timbangan elektronik yang keakuratannya sampai dua digit dibelakang koma (0,00). Setiap setahun sekali, Supermarket TIP TOP melakuan peneraan timbangan dengan pihak yang berkompeten (dalam hal ini adalah pemerintah). Peneraan adalah mengkalibrasi ulang agar sistem timbangan elektronik kembali ke posisi nol. Penimbangan barang dilakukan secara akurat agar tidak terjadi selisih yang menyebabkan kerugian di pihak konsumen, bahkan alat elektronik tersebut dapat mengukur berat plastik.
91
2. Price (Harga) a. Tinjauan terhadap upaya perusahaan dalam memberikan keadilan sebuah harga Semua produk yang diperjualbelikan oleh Supermarket TIP TOP tersusun rapih di rak - rak pendisplay-an berserta price ticket. Price Ticket merupakan harga yang tertera pada produk berupa lembaran kertas disisi bawah atau atas produk. Jika terjadi perbedaan harga antara harga di rak dengan komputer ketika konsumen akan membayar barang belanjaannya di kasir, maka konsumen dikenakan harga termurah diantara keduanya. Hal ini dinyatakan langsung oleh Pak Abdul Wahid Andriansyah selaku manajer operasional pusat Supermarket TIP TOP : 13 “Bagaimana kami mengantisipasi jika terjadi perbedaan harga di sistem, misalnya terlewat satu dari delapan ratus lima puluh produk yang sudah ada harganya terlewat satu, itu wajar. Kenapa? Untuk perubahan harga di toko dengan segitu banyaknya produk itu njelimet untuk masang-masangnya. Jadi kita punya kebijakan jika harga yang tertera pada produk yaitu di rak dan komputer itu berbeda, kita punya kebijakan, kita ambil harga yang termurah, mana yang termurah itu yang kita kenakan kepada pelanggan...”
13
Wawancara Pribadi dengan Abdul Wahid Andriansyah. Jakarta, 07 September 2015.
92
b. Tinjauan terhadap upaya perusahaan untuk tidak menunda-nunda pembayaran kepada supplier Dalam memasok keperluan penjualan barang di setiap outlet Supermarket TIP TOP se-Jadetabek, Supermarket TIP TOP melakukan kerjasama dengan supplier atau pemasok dari berbagai daerah, misalnya Brebes atau Bogor. Mayoritas pemasok tersebut merupakan pelaku Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) sehingga proses pembayarannya dilakukan secara tunai ketika barang sudah dikirim dan diterima oleh Supermarket TIP TOP. Supermarket TIP TOP tidak pernah menahan pembayaran dengan alasan apapun. Lain hal jika barang tersebut belum dikenakan pajak, maka Supermarket TIP TOP harus mengurus administrasi perpajakan yang tentunya memakan waktu. Biasanya supplier atau pemasok sudah paham akan kondisi tersebut, dengan demikian para supplier atau pemasok akan semakin giat memasok produk ke Supermarket TIP TOP. c. Tinjauan terhadap upaya perusahaan tidak memanipulasi harga saat memberikan diskon Dalam memberikan diskon sebuah produk, tidak sedikit retail lain melakukannya dengan cara menaikkan harga produk terlebih dahulu, kemudian produk tersebut didiskon. Cara seperti ini tidak terjadi di Supermarket TIP TOP, Supermarket TIP TOP melakukannya secara transparan. Jadi, harga awal produk ditambah
93
dengan diskon (sesuai dengan promosi yang berlaku) lalu terbentuklah harga jual produk. 3. Place (Tempat/Distribusi) a. Tinjauan terhadap upaya perusahaan untuk bersikap ta’awun (menolong orang lain) Dalam
melakukan
aktivitas
sosial
kemasyarakatan,
Supermarket TIP TOP selalu melakukan simbiosis mutualisme dengan mengutamakan warga disekitar lingkungan outlet. Pertama, mengajak warga untuk menjadi bagian dari karyawan Supermarket TIP TOP. Jika tidak memenuhi kualifikasi maka akan dipindahkan ke posisi lain misalnya, petugas parkir. Manajemen pengelolaan parkir disekitar Supermarket TIP TOP dikelola oleh perkumpulan warga dibawah organisasi Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) yang membentuk sebuah paguyuban. Kedua, melakukan kegiatan bakti sosial di lingkungan sekitar Supermarket TIP TOP. Kegiatan bakti sosial tersebut meliputi santunan anak yatim piatu dan sunnatan massal. Biasanya, kegiatan tersebut hanya dilakukan sekitar 2 atau 3 kali setiap tahun di setiap outletnya. Selain itu, Supermarket TIP TOP membantu warga secara sukarela, misalnya memberikan 1 unit kendaraan untuk mengangkut
sampah,
melakukan
pengecoran
merenovasi lapangan olahraga milik warga.
jalan
serta
94
b. Tinjauan terhadap upaya perusahaan dalam menyediakan fasilitas tempat ibadah Salah satu kebanggaan bagi customer Supermarket TIP TOP adalah adanya masjid yang bersih, nyaman dan ber-AC disamping supermarket. Masjid tersebut hanya ada di Supermarket TIP TOP cabang Tambun. Pada Bulan Ramadhan, aktivitas ibadah tarawih dan buka puasa bersama selalu tampak ramai di sekitar masjid. Tak sedikit customer yang melaksanakan ibadah tarawih kemudian dilanjutkan berbelanja untuk kebutuhan sahurnya. Selain masjid yang berada di Supermarket TIP TOP cabang Tambun, Supermarket TIP TOP menyediakan mushalla di setiap cabangnya. Setiap mushalla terdapat satu petugas yang mengontrol kebersihan serta kenyamanan tempat ibadah, misalnya toilet, tempat wudhu dan ruang shalat layaknya seperti mushalla di hotel. 4. Promotion (Promosi) a. Tinjauan terhadap upaya perusahaan melakukan tindakan jujur ketika melakukan promosi Salah satu kelebihan Supermarket TIP TOP dalam melakukan promosi adalah ketersediaan produk selama jangka waktu periode promosi. Misalnya, produk A mendapatkan harga promo dalam jangka waktu 7 hari, Supermarket TIP TOP akan berusaha untuk menjaga stok produk agar tidak habis sebelum waktu promo berakhir.
95
Namun, jika stok produk promo habis sebelum waktunya (jarang sekali terjadi), Supermarket TIP TOP akan memberitahu kepada konsumen baik secara langsung maupun melalui media sosial. D. Analisa Dari pemaparan strategi marketing mix serta tinjauannya dari perspektif etika bisnis Islam dapat dibuat suatu matriks yaitu : Tabel 4.1
Variabel
Implementasi Strategi
Konsep Umum Etika Bisnis
Marketing Mix Supermarket
Islam
TIP TOP Produk (Product)
1. Standarisasi produk yang 1. Setiap dijual
harus memenuhi
beberapa
kriteria
memiliki keamanan
yaitu,
sertifikasi pangan
dari
komoditas
yang
dijual merupakan barang halal
dan
suci.
Allah
S.W.T berfirman dalam penggalan
Q.S
Al-
pemerintah dan sertifikasi
Baqarah (2) ayat 275
halal dari Majelis Ulama
yang artinya “.... padahal
Indonesia (MUI)
Allah telah menghalalkan jual
beli
dan
mengharamkan riba....”
96
2. Produk
daging
olahan 2. Tidak melakukan tadlis
sangat dijaga kualitas dan
(penipuan)
baik
kuantitasnya
serta
kualitas, kuantitas maupun
pemotongan
dilakukan
waktu
secara
penyerahan,
harus secara syar’i. Dalam
sehingga tidak ada pihak
hal
yang
ini
kualitas
daging
benar-benar
merasa
dicurangi
tidak
(ditipu). Rasulullah S.A.W
dicampuri oleh daging lain
bersabda “ Orang muslim
dan kuantitas daging tidak
adalah
berkurang setelah diolah
halal
menjadi makanan siap saji
menjual
3. Penyetokkan barang dari pusat
ke
setiap
cabang
disesuaikan dengan rata rata kemampuan jual
saudara. bagi
Tidak
seseorang
barang
yang
cacat kepada saudaranya, tanpa menerangkan cacat benda itu.” (H.R Ahmad)
di 3. Tidak melakukan tindakan
setiap oulet, mulai dari
ikhtikar
setiap minggu, bulan dan
barang
tahun
tertentu)
(menimbun dalam
masa demi
mendapatkan keuntungan yang besar
97
4. Produk yang tidak layak 4. Dalam Islam, tidak boleh jual
dan
tidak
layak
melakukan
bisnis
yang
konsumsi, tidak dibuang ke
menimbulkan
tempat sampah melainkan
atau merusak kehidupan
dimasukkan ke gudang CN
individu
dan
sosial.
untuk
dimusnahkan.
Firman
Allah
S.W.T
Tujuannya
adalah
agar
dalam Q.S Al-A’raf (7)
lingkungan tidak tercemar
ayat 56 yang artinya “Dan
dan
janganlah kamu membuat
tidak
dimanfaatkan
oleh orang lain
kerusakan di muka bumi
5. Produk daging dan buah ditimbang
menggunakan
timbangan dengan
sesudah
Allah
memperbaikinya.....”
elektronik 5. Dalam tingkat
mencapai
mudharat
ukuran
dan
timbangan
digit
harus tepat karena Allah
dibelakang koma. Setiap
S.W.T. tidak suka dengan
setahun sekali dilakukan
perbuatan
kalibrasi
Sebagaimana firman Allah
meng-enol
tigas
presisi
perdagangan,
ulang
dengan
kan
kembali
S.W.T
kecurangan.
dalam
Q.S
Al-
timbangan elektronik. Hal
Mutaffifiin (83) ayat 1-3
ini
yang artinya “Kecelakaan
dilakukan
untuk
menghindari mesin error
besarlah
bagi
orang-
98
sehingga
menghindari
orang
yang
curang,
kerugian baik dari pihak
(yaitu) orang-orang yang
supermarket
apabila menerima takaran
TIP
TOP
maupun konsumen.
dari orang lain mereka minta
dipenuhi,
apabila
dan mereka
menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi”
Harga (Price)
1. Update perubahan harga 1. Bisnis dilakukan secara dilakukan satu jam sekali
adil dan suka sama suka.
dengan sistem yang sudah
Didalam Q.S An-Nisa (4)
terhubung di setiap cabang.
ayat
Setiap terjadi perubahan
“Hai orang-orang yang
harga maka price ticket di
beriman, janganlah kamu
rak akan diubah. Jika harga
saling
produk yang tertera pada
sesamamu dengan jalan
rak (price ticket) dengan
yang
komputer
maka
dengan jalan perniagaan
Supermarket TIP TOP akan
yang berlaku dengan suka
mengenakan
sama
berbeda
harga
termurah kepada konsumen
kamu”
29
yang
artinya
memakan
bathil,
suka
harta
kecuali
diantara
99
2. Dalam melakukan proses 2. Tidak pendistribusian
jual
beli
menunda-nunda
pembayaran dan melunasi
barang, Supermarket TIP
kredit
TOP berkerjasama dengan
kewajibannya.
pelaku Usaha Menengah
Diriwayatkan dari Imam
Kecil
Bukhari,
dan
Mikro.
Pembayaran
dilakukan
yang
menjadi
Rasulullah
S.A.W
bersabda
secara tunai ketika barang
“Sesungguhnya
dari pemasok sudah dikirim
paling
dan
kalian adalah yang paling
diterima
oleh
Supermarket TIP TOP
baik
yang
baik
diantara
dalam
membayar
hutang”
Tempat/Distribusi 1. Menggunakan konsep one 1. Pelaku (Place)
stop
shopping
kebutuhan tempat)
(semua
berada seperti
perbelanjaan,
bisnis
menurut
Islam, tidak hanya sekadar
disatu
mengejar
tempat
sebanyak
keuntungan -
banyaknya,
foodcourt,
tetapi juga menumbuhkan
Automated Teller Machine
sikap ta’awun (menolong
(ATM), arena bermain anak
orang
dan tempat ibadah. Dalam
implikasi sosial kegiatan
menjaga hubungan sosial
bisnis.
lain)
Firman
sebagai
Allah
100
dengan
warga
Supermarket
TIP
sekitar, TOP
S.W.T
dalam
Q.S
Al-
Maidah (5) ayat 2 yang “Dan
tolong
mengadakan kegiatan sosial
artinya
seperti santunan yatim piatu
menolonglah kamu dalam
atau sunnatan masal setiap
(mengerjakan) kebajikan
tahunnya serta menerima
dan takwa, dan jangan
karyawan
tolong menolong dalam
dari
sekitar
lingkungan outlet.
berbuat
dosa
dan
permusuhan” Promosi (Promotion)
1. Dalam melakukan promosi, 1. Dalam Supermarket
TIP
TOP
ajaran
kejujuran
Islam,
merupakan
selalu berusaha menjaga
syarat fundamental dalam
ketersediaan stok produk
kegiatan bisnis. Rasulullah
agar tidak habis sebelum
saw.
masa promo berakhir. Jika
menganjurkan
produk habis sebelum masa
dalam
promo
berakhir
(sangat
Rasulullah
jarang
terjadi)
maka
bersabda
sangat
intens kejujuran
aktivitas
bisnis. S.A.W
yang
artinya
Supermarket TIP TOP akan
“Siapa yang menipu kami,
memberitahu
maka dia bukan kelompok
konsumen.
kepada
kami” (H.R Muslim)
101
Tabel 4.2
Supermarket TIP TOP
Supermarket Konvensional
Produk yang dijual halal
Produk yang dijual halal dan haram
Produk yang sudah tidak layak jual dan Produk yang sudah tidak layak jual dan tidak tidak layak konsumsi akan dimusnahkan
layak konsumsi dibuang ke tempat sampah
Manajemen pergudangan menggunakan
Manajemen pergudangan menggunakan konsep
konsep First In First Out (FIFO)
First In First Out (FIFO) dan Last In First Out (LIFO)
Produk yang didiskon merupakan harga Tak jarang, produk yang didiskon sudah awal produk tersebut
dinaikkan terlebih dahulu harganya
Promo produk sama dengan kualitas Terkadang, promo produk tidak sama dengan produk baik fisik maupun periode Berorientasi
pada
keuntungan
kualitas produk baik fisik maupun periode (profit Berorientasi pada keuntungan (profit oriented)
oriented) dan kebahagiaan dunia akhirat Suasana tempat bernuansa Islami
Suasana tempat bernuansa umum
Tempat ibadah bersih, nyaman,ber-AC Beberapa ada yang tidak mengutamakan tempat dan berada pada tempat yang layak
ibadah
102
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi implementasi strategi marketing mix pada Supermarket TIP TOP ditinjau dari perspektif etika bisnis Islam. Variabel Marketing mix meliputi product (produk), price (harga), place (tempat/distribusi) dan promotion (promosi). Dari hasil analisis penelitian dari bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Implementasi manajemen pemasaran dengan menggunakan strategi marketing mix pada Supermarket TIP TOP adalah :
Standarisasi produk yang dijual harus memenuhi beberapa kriteria yaitu, memiliki sertifikasi keamanan pangan dari pemerintah dan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Manajemen pendisplay-an produk menggunakan konsep First In First Out (FIFO), eye level, dan floor display.
Produk daging olahan sangat dijaga kualitas dan kuantitasnya serta pemotongan dilakukan harus secara syar’i. Dalam hal ini kualitas daging benar-benar tidak dicampuri oleh daging lain dan kuantitas daging tidak berkurang setelah diolah menjadi makanan siap saji.
103
Penyetokkan barang dari pusat ke setiap cabang disesuaikan dengan rata - rata kemampuan jual di setiap oulet, mulai dari setiap minggu, bulan dan tahun.
Produk yang tidak layak jual dan tidak layak konsumsi, tidak dibuang ke tempat sampah melainkan dimasukkan ke gudang CN untuk dimusnahkan. Tujuannya adalah agar lingkungan tidak tercemar dan tidak dimanfaatkan oleh orang lain.
Produk daging dan buah ditimbang menggunakan timbangan elektronik dengan tingkat presisi mencapai dua digit dibelakang koma. Setahun sekali dilakukan kalibrasi ulang dengan meng-enol kan kembali agar timbangan tidak eror yang menyebabkan kerugian di kedua belah pihak.
Harga jual pada produk diperoleh dari Biaya Total (rata-rata harga produk dalam setahun dll) + Pajak + Margin.
Update perubahan harga dilakukan satu jam sekali dengan sistem yang sudah terhubung di setiap cabang. Setiap terjadi perubahan harga maka price ticket di rak akan diubah. Jika harga produk yang tertera pada rak (price ticket) dengan komputer berbeda maka Supermarket TIP TOP akan mengenakan harga termurah kepada konsumen.
104
Dalam melakukan proses pendistribusian jual beli barang, Supermarket TIP TOP berkerjasama dengan pelaku Usaha Menengah Kecil dan Mikro. Pembayaran dilakukan secara tunai ketika barang dari pemasok sudah dikirim dan diterima oleh Supermarket TIP TOP.
Supermarket TIP TOP berpusat di Rawamangun dan mempunyai 6 cabang yang tersebar di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang Selatan, Tangerang, dan Bekasi.
Menggunakan konsep one stop shopping (semua kebutuhan berada disatu tempat) seperti tempat perbelanjaan, foodcourt, Automated Teller Machine (ATM), arena bermain anak dan tempat ibadah. Dalam menjaga hubungan sosial dengan warga sekitar, Supermarket TIP TOP mengadakan kegiatan sosial seperti santunan yatim piatu atau sunnatan masal setiap tahunnya serta menerima karyawan dari sekitar lingkungan outlet.
Dalam melakukan promosi, Supermarket TIP TOP selalu berusaha menjaga ketersediaan stok produk agar tidak habis sebelum masa promo berakhir. Jika produk habis sebelum masa promo berakhir (sangat jarang terjadi) maka Supermarket TIP TOP akan memberitahu kepada konsumen
.
105
Melakukan promosi melalui mermber card, media online dan berkerjasama dengan merchant dari lembaga pendidikan, tempat makan, tempat rekreasi, tempat perawatan diri, perbankan, dan pemasok.
2. Korelasi strategi marketing mix dari perspektif etika bisnis Islam Supermarket TIP TOP adalah :
Standarisasi produk yang dijual
harus memenuhi beberapa
kriteria yaitu, memiliki sertifikasi keamanan pangan dari pemerintah dan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hal ini sesuai dengan firman Allah S.W.T berfirman dalam penggalan Q.S Al-Baqarah (2) ayat 275 yang artinya “.... padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba....”
Produk daging olahan sangat dijaga kualitas dan kuantitasnya serta pemotongan dilakukan harus secara syar’i. Tidak melakukan tadlis (penipuan) baik secara kualitas, kuantitas maupun waktu penyerahan, sehingga tidak ada pihak yang merasa dicurangi (ditipu). Rasulullah S.A.W bersabda “ Orang muslim adalah saudara. Tidak halal bagi seseorang menjual barang yang cacat kepada saudaranya, tanpa menerangkan cacat benda itu.” (H.R Ahmad)
106
Produk yang tidak layak jual dan tidak layak konsumsi, tidak dibuang ke tempat sampah melainkan dimasukkan ke gudang CN untuk dimusnahkan. Dalam Islam, tidak boleh melakukan bisnis yang menimbulkan mudharat atau merusak kehidupan individu dan sosial. Firman Allah S.W.T dalam Q.S Al-A’raf (7) ayat 56 yang artinya “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya.....”
Produk daging dan buah ditimbang menggunakan timbangan elektronik dengan tingkat presisi mencapai tigas digit dibelakang koma. Dalam perdagangan, ukuran dan timbangan harus tepat karena Allah S.W.T. tidak suka dengan perbuatan kecurangan. Sebagaimana firman Allah S.W.T dalam Q.S AlMutaffifiin (83) ayat 1-3 yang artinya “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi”.
Update perubahan harga dilakukan satu jam sekali dengan sistem yang sudah terhubung di setiap cabang. Setiap terjadi perubahan harga maka price ticket di rak akan diubah. Jika harga produk yang tertera pada rak (price ticket) dengan komputer berbeda maka Supermarket TIP TOP akan mengenakan harga termurah kepada konsumen.
107
Bisnis dilakukan secara adil dan suka sama suka. Didalam Q.S An-Nisa (4) ayat 29 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu”
Dalam menjaga hubungan sosial dengan warga sekitar, Supermarket TIP TOP mengadakan kegiatan sosial seperti santunan yatim piatu atau sunnatan masal setiap tahunnya serta menerima karyawan dari sekitar lingkungan outlet. Pelaku bisnis
menurut
Islam,
tidak
hanya
sekadar
mengejar
keuntungan sebanyak - banyaknya, tetapi juga menumbuhkan sikap ta’awun (menolong orang lain) sebagai implikasi sosial kegiatan bisnis. Firman Allah S.W.T dalam Q.S Al-Maidah (5) ayat 2 yang artinya “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan”
Dalam melakukan promosi, Supermarket TIP TOP selalu berusaha menjaga ketersediaan stok produk agar tidak habis sebelum masa promo berakhir. Jika produk habis sebelum masa promo berakhir (sangat jarang terjadi) maka Supermarket TIP TOP akan memberitahu kepada konsumen. Dalam ajaran Islam, kejujuran merupakan syarat fundamental dalam kegiatan bisnis.
108
Rasulullah saw. sangat intens menganjurkan kejujuran dalam aktivitas bisnis. Rasulullah S.A.W bersabda yang artinya “Siapa yang menipu kami, maka dia bukan kelompok kami” (H.R Muslim)
B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis dapat memberikan beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai saran antara lain : 1. Bagi Supermarket TIP TOP, senantiasa mempertahankan kebijakan strategi marketing mix yang sudah selaras dengan prinsip etika bisnis Islam. Keberkahan dan kesuksesan Supermarket TIP TOP diawali dari prinsip menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. 2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk meneliti lebih intens perihal manajemen sumber daya manusia pada Supermarket TIP TOP. Meskipun Supermarket TIP TOP tidak mengklaim dirinya sebagai “supermarket syariah” namun dengan penerapan nilai-nilai Islami didalamnya sudah mencerminkan jati dirinya sebagai supermarket syariah. Penerapan nilai-nilai Islami tersebut harus didukung oleh kualitas sumber daya manusia yang berjiwa religius.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Pers, 2012. Amir, Taufiq. Dinamika Pemasaran ; jelajahi dan rasakan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005. Assauri, Sofjan. Manajemen Pemasaran – Dasar, Konsep dan Strategi. Cet.VII. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,2004. Aziz, Abdul. Etika Bisnis Perspektif Islam, Implementasi Etika Islami Untuk Dunia Usaha. Bandung: ALFABETA, 2013. Azwar, Saifuddin. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010. Buchari, Alma. Pengantar Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta, 1997. Faisal Badroen, dkk. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005. Haris Herdiansyah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika, 2010. Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013. Kartajaya, hermawan dan Muhammad Syakir Sula. syariah marketing. Cet.III. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2006. Kotler dan Amstrong. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi VIII. Jakarta: Erlangga, 2001. Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (LPPM). Kamus Istilah Manajemen. Jakarta:LPPPM,1994. Lupiyoadi, Rambat. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: PT. Salemba Emban Patria, 2001. Mardani. Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah. Jakarta: Kencana, 2012. Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. cet.XXIV. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007. Muhammad. Etika Bisnis Islam. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2004. 109
Muhammad dan R. Lukman Fauroni. Visi Al-Qur’an Tentang Etika dan Bisnis. Jakarta: Salemba Diniyah, 2002. Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Statistik Perbankan Indonesia. Jakarta: OJK, 2014. Peter, Paul & James Donnelly. Marketing Management : knowledge and skills. New York: The McGraw-Hill Companies, 2009. Qordhowi, Yusuf. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Press, 1993. Rifki, Muhammad. “Implementasi Nilai – Nilai Islami Pada Manajemen Operasional Supermarket Tip Top Cabang Ciputat.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Sadono Sukirno, dkk. Pengantar Bisnis. Jakarta: Prenada Media, 2004. Saladin, Djaslim. Intisari Pemasaran dan Unsur - Unsur Pemasaran. Cet.III. Bandung: CV Linda Karya, 2003. Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula. Cet.II. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004. Sule, ernie tisnawati dan kurniawan saefullah. Pengantar manajemen. edisi I. Jakarta:Prenada Media,2005. Suma, Muhammad Amin. Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam. Jakarta: Kholam Publishing, 2008. Swastha, Bashu. Azas – Azas Marketing. Cet.V. Yogyakarta: Liberty Offset Yogyakarta, 2002. Tjiptono, Fandy. Pemasaran Jasa - Prinsip, Penerapan dan Penelitaian. Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2014. Veithzal, Amiur, dkk. Islamic Business and Economics Ethics, Mengacu pada Al-Qur’an dan Mengikuti Jejak Rasulullah SAW dalam Bisnis, Keuangan, dan Ekonomi. Jakarta: Bumi Aksara, 2012. Yama Nasaruddin, Indo dan Hemmy Fauzan. Pengantar Bisnis dan Manajemen. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006. Yusanto, Muhammad Ismail dan Muhammad Karebet Widjajakusuma. Menggagas Bisnis Islami. Cet.II. Jakarta: Gema Insani Press, 2003. Wawancara Pribadi dengan Abdul Wahid Andriansyah. Jakarta. 7 September 2015. 110
Wawancara Pribadi dengan Abdul Wahid Andriansyah. Jakarta. 24 Agustus 2015.
Referensi Pendukung “Aprindo Proyeksikan Pertumbuhan 15%”. Artikel diakses pada 19 Juli 2015 dari http://www.koran-sindo.com/read/982843/150/aprindoproyeksikan-pertumbuhan-15-1427682930 “Kisah Sukses Tip Top Swalayan”. Artikel diakses pada 21 Juli 2015 dari http://pengusahamuslim.com/kisah-sukses-tip-top-swalayan/ “Kuasai Carrefour 100%, CT Catatkan Akuisisi Terbesar Sektor Konsumer”. Artikel diakses pada 19 Juli 2015 dari http://finance.detik.com/read/2012/11/20/143508/2095805/4/kuasai -carrefour-100-ct-catatkan-akuisisi-terbesar-sektor-konsumer “Mengembangkan Ekonomi Syariah di Indonesia. Artikel diakses pada 26 http://www.beastudiindonesia.net/id/penaJuli 2015 dari negarawa/525-mengembangkan-ekonomi-syariah-di-indonesia “Profil Tip Top”. Artikel diakses pada tanggal 08 Agustus 2015 dari http://www.tiptop.co.id/profil.php “Profil
Tip Top”. Artikel diakses http://www.tiptop.co.id/profil.php
pada
20
Juli
2015
dari
“Perkembangan Bisnis Retail Modern”. Artikel diakses pada 17 Juli 2015 dari http://www.datacon.co.id/Ritel-2011ProfilIndustri.html “Rusman Maamoer”. Artikel diakses pada 08 Agustus 2015 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Rusman_Maamoer “Standar Kurikulum Perbankan Syariah Jadi Program Kerja Roadmap Perbankan Syariah”. Artikel diakses pada 26 Juli 2015 dari http://keuangansyariah.mysharing.co/standar-kurikulumperbankansyariah-jadi-program-kerja-roadmap-perbankan-syariah/ “Swalayan TIP TOP, Kisah Sukses Minimarket Islami”. Artikel diakses pada 08 Agustus 2015 dari http://www.dream.co.id/dinar/swalayan-tiptop-kisah-suksesminimarket-islami-i-1502187.html.
111
“Swalayan Tip Top, Kisah Sukses Minimarket Islami (I)”. Artikel diakses pada 08 Agustus 2015 dari http://www.dream.co.id/dinar/swalayan-tiptop-kisah-suksesminimarket-islami-i-1502187.html “Swalayan Tip Top, Kisah Sukses Minimarket Islami (II)”, artikel diakses pada 08 Agustus 2015 dari http://www.dream.co.id/dinar/swalayan-tiptop-kisah-suksesminimarket-islami-i-1502187.html
112
HASIL WAWANCARA DENGAN PIHAK MANAJEMEN SUPERMARKET SUPERMARKET TIP TOP PUSAT
Nama
: Abdul Wahid Andriansyah
Jabatan
: Manajer Operasional Pusat
Tempat/Waktu
: TIP TOP Rawamangun, 7 September 2015, 10.00 WIB
ETIKA BISNIS ISLAM
Aji
: Bagaimanakah Supermarket TIP TOP mengatur produk segar yang tidak habis dijual?
Manajer Operasional : Ehm... untuk produk segar yang tidak habis dijual, itu... biasanya begini... katakan misalnya, daging atau buah dan sayur. Kalau daging itu, kita kan memang jual beku, kita mendisplay sama seperti supermarket lain, itu di tempat dengan suhu tertentu, misalnya daging tadi. Itu... untuk menjaga kualitas produk untuk selalu dalam keadaan layak jual, artinya levelnya itu diatas layak konsumsi. Kalau layak jual kan tampilannya harus bagus, harus segar, ketika layak konsumsi misalnya... kalau kita makan pisang yang sudah agak menua artinya matangnya lebih matang kan lebih enak, nah seperti itu. Jadi, produk yang kita display adalah produk yang memang secara kualitas ehm... kita jaga betul. Apabila tidak habis dijual, pertama apakah masih layak (layak konsumsi dan layak jual). Kalau masih layak, kita kan punya gudang khusus fresh yang dinamakan cold storage, jadi gudang khusus produk yang dingin tadi, areanya dengan temperatur suhu yang sudah memenuhi standar untuk menyimpan produk, itu yang tidak habis. Kalau dalam hal ini yang dimaksud adalah produk segar yang secara kualitas semakin menurun, artinya memang kita ada mekanisme yang namanya Gudang CN. Gudang CN itu adalah produk yang tidak layak jual dan tidak layak
konsumsi yang kita musnahkan. Mubadzir dong pak ? Karena kita memikirkan keamanan pangan. Misalnya begini, mungkin beberapa dari sebagian orang sayur yang sudah layu atau memang keadaannya sebenarnya masih 30 sampai 20% itu masih layak konsumsi, tapi apakah aman? Dalam Islam kan diajarkan bahwa kita kan harus menjaga kesehatan, harus menjaga lingkungan, bukan kita menghambur-hamburkan makanan sebetulnya, tapi lebih kepada menjaga kesehatan tadi. Kita musnahkan supaya tidak bisa dimanfaatkan lagi, artinya begini, katakan saya punya melon yang sudah tidak layak jual, nah ketika busuk itu kan tidak langsung semuanya busuk, per bagian, kalau kita buang misalnya dalam keadaan utuh, begitu dibuang dalam keadaan utuh ditemukan oleh (maaf) katakan pemulung, dia belah, yang bagian tidak layak makannya dia buang pakai pisau. Tapi ada yang layak makan itu dia makan, kemudian terjadi artinya dia sakit, misalnya. Apa yang terjadi? Dia pasti akan ditanya, makan apa ? oh... tadi makan semangka. Semangka dari mana? Dari tempat sampah TIP TOP, nah itu maksudnya. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi kemudian. Nah bagaimana pencegahannya? Itu.... bukan kita menghamburhamburkan, kita mencegah, bukan kita istilahnya pelit, kalaupun memang kita mau menyumbang artinya sebaiknya yang layak, yang memang sudah dalam keadaan (mengangkat telepon.....). Jadi seperti itu, artinya bukan menghambur-hamburkan, bukan memubadzirkan makanan, tapi kita menjaga. Kalaupun kita ingin membantu sesama yaa... sebaiknya dengan makanan yang layak, bukan dengan seperti itu, artinya memang sudah tidak kayak konsumsi, karena tadi membahayakan kesehatan, ya... sebaiknya kita musnahkan. Jadi perlakuan terhadap produk segar memang, kita dari sisi display itu.. artinya produk selalu terjaga kualitasnya. Jika tidak habis memang ada beberapa hal yang kita tindak lanjuti, pertama produk tersebut masih layak jual, misalnya daging beku, ya... kita kembalikan lagi, batas waktu kita 3 hari, kalau 3 hari produk tersebut tidak laku dijual kita musnahkan, begitupun dengan buah, itu sich.
Aji
: Bagaimanakah Supermarket TIP TOP memanajemen penyetokkan barang di gudang?
Manajer Operasional
: Ehm.. kita secara konvensional melakukan apa yang dilakukan sebetulnya oleh manajemen pergudangan yang ada, artinya kita lakukan FIFO. FIFO itu First In First Out, itu standar... barang yang masuk pertama kali itu yang harus keluar pertama, barang dengan kedatangan pertama dia harus keluar pertama, maksudnya adalah begitu kita order barang, pertama barangnya datang, dia harus terjual lebih dulu, harus terjual saat itu juga. Jadi perputaran stok itu berjalan dengan sendirinya. Kita tidak ada LIFO, LIFO itu kebalikan dari FIFO. LIFO itu Last In First Out, jadi... produk yang datang belakangan itu keluar duluan, kalau seperti begitu biasanya di luar negeri sich, kalau kita engga, kenapa? Karena kita tidak menjual produk seperti itu, apa sich produk yang LIFO itu? Wine. Kenapa? karena kan dia harus disimpan. Makanya wine itu mahal, karena tingkat tua produk itu, kenapa terakhir datang? Karena produksinya belakangan, jadi dia sudah stock dulu dibelakang. Jadi kita tidak melakukan sistem itu karena kita tidak menjual produk seperti itu, jadi kalau manajemen seperti itu. Penyetokkan pun dilakukan tentunya... kita dengan tingkat kebutuhan yang ada, artinya kita tidak menimbun, misalnya produk A minyak goreng, misalnya tropical, kebutuhan kita dalam satu minggu berapa? Oh ternyata satu toko (katakan ciputat) satu minggu itu dia perlu kurang lebih 1000 dus, 1 dus isinya 6 yang dua liter, berarti kurang lebih 6000pcs, itu kebutuhan satu minggu, nah dalam satu minggu kita ada pengorderan dua kali misalnya pada hari senin dan hari kamis, order senin datang selasa, order kamis datang jum’at, ya artinya dalam pengorderan itu kita pecah dua 500-500 supaya apa? Pertama kalau kita... dalam satu kali pengorderan di displaynya juga gak muat, tapi kita juga harus memenuhi kebutuhan masyarakat, ya antisipasi ketimbang masyarakat ketika datang, minyaknya gak ada terus kecewa, padahal misalnya harganya murah, itu kan jadi pertimbangan. Jadi manajemennya adalah berdasarkan kemampuan jual
toko itu sendiri, gitu... jadi manajemennya seperti itu, kita lakukan agar bisa memenuhi kebutuhan konsumen setia TIP TOP. Kita kan ada data penjualan selama sebulan, setahun, seminggu itu kita rata-rata kan jadi kebutuhan dasarnya berapa, nah ketika nanti ada promo murah banget berarti berapa persen yang harus kita buffer, artinya buffer itu harus kita tingkatkan stoknya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tadi. Aji
: Bagaimanakah sistem penimbangan barang yang dilakukan oleh Supermarket TIP TOP?
Manajer Operasional
: Penimbangan yang kita lakukan, kita memakai penimbangan elektronik yang lebih detail sampai 0,00, artinya dibelakang koma itu ada dua digit, kita mencoba sepresisi mungkin, kenapa? Agar tidak terjadi selisih yang menyebabkan kerugian di pihak konsumen. Kita tidak omongin agama Islam dulu nich, secara umum aja dulu. Terhadap penimbangan, apa yang harus dilakukan supaya presisi tersebut? Pertama sekali kita lakukan terra timbangan dengan pihak yang berkompeten (dalam hal ini pemerintah). Setiap tahun kita ada peneraan timbangan. Peneraan itu adalah meng-enolkan kembali. Khawatirnya terjadi hal-hal ya.. namanya sebuah alat kan dipakai terus setiap hari pasti ada penyimpangan, kita kalibrasi ulang agar sistemnya pulih, itu yang kita lakukan. Penimbangan pun sama, misalkan ketika beli buah kan biasanya kita plastikin. “wah itu mengurangi berat...” bisa ditimbang plastik itu berapa sich beratnya, artinya sampai ada yang seperti itu. Sampai ada (maaf) salah satu penganut Islam yang fanatik sampai melakukan hal itu, jadi maunya satu-satu ditimbang karena mengurangi berat, bahkan “saya kan beli buahnya, bukan batangnya. Saya gak mau, itu artinya anda dzholim kepada saya. Saya hanya beli bayar buahnya saja, dan bukan batangnya”. Ya... seharusnya bapak, kita kan sediakan pak, bapak memilih dan ternyata bapak mengambil asal ya akhirnya batangnya otomatis kita ikut timbang. Tugas anda dong untuk saya ambil ini harus mengeluarkan batang tersebut.
Butuh berapa lama pak kalau setiap konsumen seperti bapak? Artinya kita sediakan bapak pilih, kan itu yang disebut swalayan (melayani sendiri). Jika bapak ingin produk itu ya bapak harus ambil sendiri, kalau tidak mau repot ya susahlah. Saya jamin bapak di supermarket manapun, di pasar manapun, pasti orang akan disuruh memilih sendiri, kenapa? Karena dengan memilih sendiri kita yakin, bahwa yang kita pilih itu memang bagus dan layak buat kita konsumsi, lain hal kalau saya yang pilihin, itu boleh bapak berindikasi bahwa kita curang, ada yang seperti itu, saya tidak tahu orientasinya seperti apa. Nah dalam hal ini kita sikapinya tenang, karena apa? kalau boleh jujur, kita dapat dari pemasok kan masih ada batangnya. Ya... kalau misalkan beli mau yang ada buahnya ya silahkan tinggal pilih, tugas kita kan hanya menimbang, kita tidak ikut campur dalam pemilihan tersebut. Ketika bapak pilih dan kita minta untuk ambilin batangnya, saya rasa itu tidak etis, karena kita sudah membentuk kemudahan bahwa silahkan bapak pilih sendiri, ya... itu kan lebih kepada sifat ego manusia, jadi bukan dzholim, karena pada prinsipnya kita kan artinya habblumminnallah dan habblumminanas, hubungan kita baik kepada Allah. Kalau kita tidak baik kepada sesama manusia, saya jamin 100% dia tidak akan diterima di surga-Nya. Memang harus seimbang, tidak boleh pilih salah satu, nah jadi tidak ada hubungannya lah dengan dzholim dan sebagainya. Jadi penimbangan yang kita lakukan insyaallah sesuai dengan kaidah Islam yang ada, kita melakukan peneraan artinya mengkalibrasi timbangan tersebut setiap setahun sekali oleh lembaga yang memang ditunjuk oleh pemerintah untuk melakukan hal tersebut. Itu juga berlaku kepada supplier kita, ketika baru datang, kita mohon menimbang secara baik karena kan ketika stoknya menyusut atau berkurang kan kita juga rugi. Kita juga tidak menginginkan konsumen kita mengalami kerugian makanya timbangan yang kita gunakan adalah timbangan elekronik yang memang bisa keakuratannya sampai koma 00 (dua digit) artinya sangat akurat. Jadi jika terjadi kesalahan penimbangan
itu kepada diakibatkan ehm.. ya tadi, alat yang sudah memang tua dan kita selalu menganut... artinya yang dibayarkan itu misalnya terjadi selisih kita mengacu kepada harga termurah. Aji
: Apakah Supermarket TIP TOP memiliki anggaran khusus untuk CSR?
Manajer Operasional
: Ehm.. jadi gini, TIP TOP tidak menganggarkan CSR (Corperate Social Responbility), kita lebih kepada bagaimana TIP TOP ini bermanfaat bagi warga sekitar. Apa yang kita lakukan? Pertama, kita memperkerjakan warga sekitar. Jika warga tidak tertampung untuk kerja di TIP TOP dengan berbagai alasan misalnya, tingkat pendidikan, kita kan ketika menerima karyawan ada kualifikasi, kemudian tidak masuk kedalam kriteria kita bagaimana? Padahal mereka ingin berkerja juga. Yang kita lakukan tetap merangkul lagi hanya saja pindah bagian misalnya mengelola parkir. Parkir TIP TOP itu dikelola oleh warga sekitar, artinya perkumpulan warga dibawah organ RT dan RW itu membentuk suatu paguyuban untuk mengelola parkir, jadi mereka yang mengelola parkir, TIP TOP tidak. Customer yang belanja kan bayar, maka sebetulnya bayar parkir itu bukan buat TIP TOP. Kita memberdayakan warga sekitar, artinya kita tidak memberikan ikannya tetapi memberikan umpannya supaya mereka bisa cari ikannya sendiri. Di luar itu biasanya kita mengadakan misalnya pengobatan gratis, itu bukan CSR yang kita budget kan khusus, tapi lebih kepada kebutuhan. Misalnya warga sekitar butuh pengobatan gratis, khitanan massal, santunan, kita adakan. Misalnya lagi, oh ternyata pengangkutan sampah nah itu kita bantu. Misalnya di Ciputat kita kasih 1 buah kendaraan untuk narik sampah di lingkungan sekitar, artinya hal-hal yang seperti itu sich. Di Depok, jalan lingkungan di belakang TIP TOP kita cor supaya tidak becek ketika hujan. Di Pondok Gede, lapangan bulu tangkis kita bantu renovasi, jadi kita rehab... jadi bisa beraktivitas. Hal-hal seperti itu, jadi membantu warga, jadi mereka bisa melakukan
kegiatan sehari-hari, jadi manfaat TIP TOP terhadap warga sekitar, jadi tidak mengkhususkan.. Aji
: Apakah terdapat perbedaan antara Supermarket TIP TOP dengan supermarket lain dalam memberikan diskon? Karena beberapa retail lain tak jarang melakukan promosi tidak sesuai dengan kenyataan...
Manajer Operasional : Kalau perbedaan adalah, kita harganya sudah murah kemudian didiskon berarti kan lebih murah, itu jelas perbedaan. Mungkin yang dimaksud adalah, mungkin di tempat lain dinaikkan dulu harganya baru didiskonin. Kalau kita, boleh di cek, harga awalnya berapa, terkait satu produk misalkan minyak, harga awalnya berapa. Oh... promo segini, dari harga berapa sih. Nah itu kan, artinya kita lakukan setransparan mungkin, kita tidak mau mengotori lah kebersihan keberkahan yang telah kita terima dengan hal-hal seperti itu, itu pertama. Kedua terkait dengan tadi (periode sampai tanggal 6, tanggal 5 sudah habis), nah ini... kalau di kita, itu tidak bisa menjamin 100% bahwa kita tidak kehabisan stok sampai periode berakhir, tadi saya bilang, kan menanyakan bagaimana supermarket TIP TOP melakukan manajemen penyetokkan sebuah barang. Kalau pada saat tidak ada promo, cukup 1000 satu minggu tapi ketika promo meskipun promonya 3 hari misalkan, jum’at-sabtu- minggu, apa cukup 1000? Kita stok jadi 1500, ternyata ada beberapa konsumen yang belanja 100rb kan berarti gratis minyak 1, ”saya belanja kan 500rb pak, saya pecah deh”, pintar-pintar konsumen. Apa itu mempengaruhi stok kita? Iya, seharusnya dia dapat satu, tiba-tiba 5. Itu yang menyebabkan mungkin tanggalnya habis. Kita bisa tidak mungkin bisa terjadi seperti itu, kita tidak bisa hindari. Kenapa? Apa konsumen sudah teredukasi dengan baik? Kita pernah bilang, iya maaf ibu... ibu dapat dua aja deh, total belanjaannya 500rb. “Oh saya tidak terima mas, saya kan belanjanya 500rb”. Iya ibu... mohon maaf stok kita kan tidak banyak bu, nanti kasihan yang lain. Kalau mengerti? kalau engga? Artinya itu tuh, yaudah akhirnya kita kasih, pada akhirnya ternyata habis. Terus
gimana TIP TOP salah? Ya... kita hidup di dunia yang sebetulnya ya memang sich apa ya... kalau kita ngomong tiada sempurna, dengan penduduk yang mayoritas tidak mempunyai kepedulian terhadap sesama. Ya.. kaya tadi, buat apa sich bu minyak sampai 5? Emangnya ibu mau mandi? “Ya kan memang untuk keperluan mas selama 2 bulan”. Yakin ibu 2 bulan? Padahal yang lain lebih membutuhkan, apa kita menyadari itu? Tidak, itu yang kita coba, makanya kita coba stok banyak. Tapi kalau sudah terjadi seperti itu, apa yang mesti kita lakukan? Sebuah dilematis kan, kita larang salah, kita gak larang kasihan yang lain tidak kebagian. Terus padahal misalnya gak usah jauh-jauh, misalnya periode 3 hari, hari ke 2 sudah habis itu masih mending, hari ke 3 mungkin sudah datang lagi stok barangnya. Tapi kalau misalnya periode 3 hari tapi hari ke 3 jam 4 sore sudah habis, lebih parah lagi kan? Itu tidak bisa kita hindari, karena tadi ada kasus-kasus tertentu, perhatikan saja ketika berbelanja di TIP TOP, Ciputat misalnya... itu ada pelanggan atau konsumen yang belanja, itu pasti ada komunikasi, ibu... sudah habis minyaknya atau dia sudah tahu “Mbak, ini kan ada gratis minyak kan belanja 100rb, tadi saya belanja 500, saya pecah-pecah ya”. Satu, kita tidak bisa melarang, kenapa? Ngakalin kan? Itu kan promo kita berikan merata kepada semua konsumen, supaya apa? Merasakan produk dengan harga murah. Itu seperti itu, artinya mengurangi porsi untuk yang lain. Kedua, antrian kan jadi lebih panjang, target kali ini selesai, karena dia di pecah lima, berhenti-bayar dulu struk bayar scan lagi, itu kan menunda. Kerugian lagi kalau ada yang buru-buru gimana? Egois kan? Nah yang seperti itu, dan itu lebih kepada, Ibu itu bisa, kenapa saya tidak bisa? Menular, padahal kalau kita tegas, salah gak? Enggak, karena kita tidak bisa galak, Kenapa? Karena konsumen... tersinggung, ya padahal kan kita mengedukasi, ya maafmaaf orang yang seperti itu kadang-kadang pakai kerudung. Perhatiin saja, cuma senyum-senyum kita, artinya semua pengen punya harga murah, pengen banget. Ya sekali lagi, kita kembali ke filosofi RUMI
bahwa dunia dihabisin pasti masih kurang, nah itu artinya kita tinggal bersyukur aja sich. Buat saya berkerja dibidang seperti ini, melihat seperti itu cermin. Ternyata betul, kita gak usah melihat ke atas pejabat segala macam korupsi dan sebagainya, itu di depan mata. Ya wajar kalau buat saya, kenapa wajar? Karena yang namanya manusia kan ingin hidupnya sejahtera, ingin makmur makanya dia berlaku seperti itu. Tapi apakah kita tidak? Ya itu tadi, tergantung kitanya mau seperti itu dengan konsekuensi kita sudah tahu atau kita berjalan apa adanya, karena kan sekarang kalau suruh makan satu piring cukup, saya satu piring sudah kenyang, karena kalau menuruti perut manusia di dunia gak akan cukup. Makanya ketika seperti itu jadi banyak pelajaran, itu ibu kasihan kan yang lain gitu kan,belum antriannya panjang, tapi tidak peduli kan? Yang penting saya dapat, gitu... Makanya mungkin yang dimaksud dengan promosi itu gitu, kita tidak yang khusus banget berbeda tetapi ketika diskon habis kita sampaikan, harga dasarnya TIP TOP itu murni, kemudian terkait periode promo itu tadi sudah saya sampaikan jadi seperti itu sebetulnya. Perbedaannya tidak terlalu mencolok hanya ketika berbelanja di TIP TOP secara keseluruhan total belanja itu jauh lebih murah dibandingkan ditempat lain. Kalau misalkan satu per satu TIP TIP pasti kalah, kenapa? Tempat lain lagi promo, ini engga. Tapi belanja aja dulu kebutuhan total satu bulan kebutuhan rumah, nanti akan kelihatan selisihnya, artinya kita menyeimbangkan lah agar tidak terlalu jauh karena kita bermanfaat bagi banyak, itu sich.
HASIL WAWANCARA DENGAN PIHAK MANAJEMEN SUPERMARKET SUPERMARKET TIP TOP PUSAT
Nama
: Abdul Wahid Andriansyah
Jabatan
: Manajer Operasional Pusat
Tempat/Waktu
: TIP TOP Rawamangun, 24 Agustus 2015, 10.00 WIB
MARKETING MIX
Aji
: Apa saja jenis-jenis produk yang dijual oleh Supermarket TIP TOP ?
Manajer Operasional
: Jenis produk pada umumnya kita sama dengan supermarket konvensional, artinya produk yang kita jual mayoritas adalah kebutuhan pokok bagi masyarakat sekitar TIP TOP dan tentu saja bagi masyarakat yang membutuhkannya. Jadi terdiri dari makanan, minuman, produk segar, sayuran, buah, daging, ikan, kita menjual, kurang lebih seperti itu.
Aji
: Apakah semua barang yang dijual disini harus mendapatkan logo halal dari MUI? Meskipun berbentuk sayuran atau daging?
Manajer Operasional
: Oke.. mengenai logo halal, produk yang kita jual tidak seluruhnya terdapat logo halal, kenapa? Setelah kita telusuri ternyata untuk mendapatkan logo halal tersebut, kami mendapat informasi dari pemasok kami/supplier kami bahwa sangat sulit untuk mendapatkan logo tersebut, tetapi kami mensyaratkan untuk produk yang akan masuk dan dijual di TIP TOP harus memenuhi beberapa kriteria. Pertama, terdapat sertifikasi produk menyangkut keamanan pangan, artinya produk yang
dikonsumsi itu aman sesuai dengan peraturan pemerintah. Yang kedua, kemudian halal. Kita hanya menjual produk halal. Terkait dengan logo ini ada beberapa produk yang membawa sertifikasi bahwa produk tersebut halal. Contohnya daging, proses pemotongannya itu halal, sesuai dengan syariat Islam, kemudian sayur dan buah. Halalnya dimana ? ketelusuran produk dapat diketahui, artinya dari pertanian, peternakan sampai di supermarket, ketelusurannya bisa jelas terlihat. Dari proses, misalnya daging dari proses pemotongan, pengepakan sampai dibawa ke kami itu ketelusurannya jelas disertai tentu saja sertifikasi halal MUI tadi. Kemudian untuk produkproduk kemasan, misalnya produk biskuit khonguan atau produk-produk lainnya, beberapa produk tersebut tidak terdapat logo halalnya akan tetapi memiliki sertifikasi halal. Oleh karena itu, kita menerima dan menjualnya di TIP TOP supermarket. Aji
: Bagaimana Supermarket TIP TOP menjaga kualitas barang yang dijualnya? Mengingat barang-barang yang dijual ada yang berbentuk fast moving dan slow moving...
Manajer Operasional : Ehm.. menjaga kualitas barang itu merupakan suatu kewajiban. Bagaimana kita menjaganya dari mulai pintu masuk sampai terjual kepada konsumen merupakan kewajiban kami untuk menjaga kualitas produk. Dari mulai pintu masuk yaitu penerimaan barang. Proses penerimaan barang di tempat kita dilakukan oleh staff shaker barang yang mengetahui secara persis persyaratan barang yang masuk ke dalam TIP TOP. Mereka memeriksa kualitas barang dari segi fisik, mulai jumlahnya (quantity/jumlah), kemudian kualitas barang tersebut misalnya kalau kaleng tidak boleh penyok, kemasan yang plastik tidak boleh sobek, yang tidak kalah penting adalah kadaluarsa produk itu sudah merupakan kewajiban dari staff di bagian shaker untuk penerimaan barang. Begitupun untuk produk-produk segar, buah, daging, sayur, ikan itu dicek sesuai dengan standar kualitas kami. Ketika masuk ke gudang, proses pun kita lakukan dengan handle produk tersebut dengan baik,
misalnya di gudang kami ketika sudah di cek oleh bagian shaker menerima barang masuk ke gudang, barang tersebut harus disusun dengan baik dan rapi dan memperlakukan produk tersebut dengan baik artinya tidak di lempar, tidak dibanting, tidak didudukin misalnya.. itu yang kami lakukan di gudang. Kemudian ketika proses pen display an pun sama, kita mencintai makanan artinya berapa banyak orang yang kekurangan makanan diluar sana, tetapi kita melakukan walaupun kemasan produk tersebut menggunakan kemasan, bukan berarti kita bisa sembarangan, karena itu tadi setiap barang yang kita jual harus mempunyai kualitasnya. Katakan misalnya, kita temukan karena kesalahan pen display an, perlakuan di gudangnya salah atau bahkan kelalaian dari pelanggan/customer kami, kami lakukan pengawasan dengan cara menarik produk tersebut untuk tidak dijual. Kami terdapat, kami menyediakan staff khusus kontrol expired untuk di toko, jadi tugas dia setiap hari dari pagi sampai tutup toko kita bagi menjadi dua shift, itu memeriksa kualitas barang baik kelayakan jual, tidak penyok, tidak sobek, tidak karatan. Kemudian kelayakan jual meliputi tadi, expired, kemudian secara fisik katakan susu fresh yang dingin,itu tidak boleh kembung itu dilakukan oleh staff tersebut, tugas dia setiap hari hanya mengecek kualitas barang yang kita jual. Itu yang kita lakukan dan jika terdapat barang yang tidak layak jual, beda hal yaa... tidak layak jual dan tidak layak konsumsi itu dua hal berbeda, nah.. ketika tidak layak jual itu dilakukan penarikan dari display dari toko oleh staff tersebut untuk kita masukkan kedalam gudang wise, artinya barang-barang yang tidak layak jual. Kemudian kita proses di RTV atau Retur To Vendor artinya dikembalikan kepada pihak suppiler untuk kita lakukan retur.
Aji
: Bagaimanakah penataan display barang agar terlihat menarik oleh konsumen ?
Manajer Operasional
: Penataan display terlihat menarik. Standar pen display an di semua ritel itu FIFO sudah pasti jelas (First In First Out), barang yang datang duluan harus keluar lebih awal. Display yang dimaksud adalah menata sesuai dengan kriteria pen display an di kami, FIFO sudah pasti berjalan, eye-level, artinya display produk yang promo, produk yang mendapat diskon besar itu sesuai dengan tatapan mata. Kita umpamakan nih,diri kita sebagai pelanggan/customer yang masuk ke toko. Produk pertama yang kita lihat adalah yang sejajar dengan mata kita, cakupannya 30 cm ke atas 30 cm ke bawah, artinya kalau kita analogikan kepada rak display itu rak nomor dua dari atas dan nomor tiga dari atas itu yang pasti terlihat. Informasi promosi, informasi harga kita blow up di area tersebut, bukan berarti yang bawah tidak kita perhatikan. Nah disini challanges nya, bagaimana caranya untuk customer tersebut melihat kebawah. Pada umumnya customer/pelanggan ketika datang ke toko senang melihat hal-hal yang menarik dan indah, apa yang kita lakukan? Kita melakukan floor display, foor display itu men display barang tidak di rak tetapi di lantai menggunakan, katakan podium yang kita buat atau disusun dari kardus-kardus kemasan tersebut, itu yang disebut floor display. Penyusunannya pun sama, artinya kita susun piramida, mengerucut, kita buat display menarik supaya customer tertarik untuk melihat dan akhirnya membeli. Sedangkan pen display an hampir disemua retail sama dan mirip. Yang membedakan adalah strategi untuk memanfaatkan tadi, awareness customer ketika melihat datang ke suatu toko. Nah disitu kita infomasi, kita blow up besar-besaran sehingga sampai informasinya, tadi di eye-level berarti, sarana promosi kita maksimalkan, diatas tetep tentu kita perhatikan juga, hanya mungkin titik beratnya lebih kepada di eye-level tadi, informasi promo, turun harga, kegiatan/activity itu kita lakukan di area tersebut, itu yang membuat kami mungkin terlihat berbeda dimata pelanggan pelanggan setia tip top.
Aji
: Dalam bauran pemasaran terdapat variabel produk, bagaimanakah target penjualan produk yang dilakukan oleh Supermarket TIP TOP?
Manajer Operasional
: Target penjualan produk, tentu kita lakukan berdasarkan kategori produk. Secara bagian besar di seluruh retail terdapat dua bagian besar, food and non food (makanan dan bukan makanan), kita omongin supermarket. Kemudian setelah dua bagian besar, food dan non food tadi terpecah lagi. Kategori katakan food, ada fresh nya. Fresh itu buah, sayur, daging, ikan yang diolah. Kemudian didalam bagian food sendiri ada namanya konfeksioneri. Konfeksioneri itu produk-produk manisan artinya ada cokelat, permen, snack dan hal-hal seperti itu. Kemudian beverage, minuman. Minuman juga terbagi lagi. Nah, belum lagi nanti yang non food nya terbagi lagi, freshcare, mouthwash, skincare, perawatan tubuh kemudian kebersihan rumah tangga, alat-alat kebersihan bagiannya banyak. Jadi retail itu rumit, tidak segampang yang kita lihat sebetulnya. Nah kan diceritakan berdasarkan kategori produk tadi, setiap tahun kalau diperhatikan, kita ambil yang simple, misalnya popok bayi. Popok bayi itu terdiri dari dua bagian, yang pertama celana/pants dan tape (yang pakai perekat). Setiap supplier bermain di dua kategori itu, kalau tidak tape ya celana. Tape itu untuk bayi yang umurnya masih muda atau yang baru lahir, setelah sudah besar dia pakai celana, untuk membiasakan anak anak memakai celana. Kemudian setelah berkembang sekian lama ada kategori baru lagi muncul, popok dewasa. Popok dewasa juga sama, tadinya zaman awalawal kategori ini baru tumbuh itu terdiri hanya popok dewasa yang tipenya perekat, artinya untuk orang tua yang memang sudah tidak bisa menggunakan celana akhirnya pakai perekat. Tetapi ternyata dalam perkembangan zaman, popok dewasa yang menggunakan perekat itu secara psikologis seolah-olah orang tua tersebut sudah tidak berdaya seperti bayi lagi, bayi yang menggunakan perekat kan umur setahun sampai paling lama satu setengah tahun, kurang lebih dari bayi yang baru lahir lah. Kemudian setahun lebih
dia udah pakai celana, artinya orang tua yang memakai popok dewasa karena misalnya penyakitnya atau tidak bisa menahan air kencing dan sebagainya. Kenapa dia menggunakan popok dewasa yang seperti itu atau sakit, yang mengharuskan dia tidur, tidak boleh bergerak kemana mana, artinya makan buang air pun dia di tempat tidur. Perkembangan akhirnya dibuat yang celana, yang celana ini untuk orang tua yang masih mampu untuk melakukan aktifitas seperti biasa dan tidak seperti orang sakit. Nah kategori popok dewasa akhirnya tumbuh, mengikuti seperti popok bayi dan belakangan muncul trend di masyarakat popok dewasa itu tipis, sama seperti popok bayi. Lho untuk apa? Bukannya popok dewasa itu untuk orang tua yang sakit, ternyata orang yang usianya 40an pun itu kadang mengalami suatu kondisi yang menyebabkan dia tidak bisa menahan pipis terlalu lama, daripada membuat aktifitas terganggu akhirnya dia menggunakan popok dewasa yang tipis dan tidak terlihat bahwa itu memakai popok sekali pakai atau popok kain. Artinya perkembangan makin kesini makin maju, masyarakat dimudahkan, artinya ketika kita dalam perjalanan ke luar kota, kemudian menemui kemacetan dimana susah mencari tempat atau kamar kecil, pakailah dia popok dewasa yang tipis tadi, artinya mengikuti perkembangan zaman yang ada dan tumbuhlah kategori popok dewasa ini. Yang tadinya kita hanya mengenal popok bayi, sekarang kita mengenal popok dewasa dengan beragam produk dengan beragam kategori. Nah kaitannya dengan target tadi itu, setiap retail pasti punya target, biasanya di kami itu berdasarkan kategori kemudian muncul lagi kategori baru, popok dewasa,perekat, celana, yang akhirnya kita tentukan lagi target. Retail ini tidak pernah berhenti bergerak, selalu ada hal – hal baru yang membuat retail ini selalu maju.
Aji
: Apa saja langkah – langkah manajemen Supermarket TIP TOP untuk mencegah terjadinya perbedaan harga barang di rak pajangan dengan di komputer?
Manajer Operasional
: Untuk mencegah terjadinya perbedaan harga yang paling simple kita lakukan adalah setiap hari kita melakukan update by sistem, artinya setiap hari data perubahan itu kita tarik untuk kita distribusikan kembali ke setiap cabang dan setiap satu jam sekali kita mengirimkan data perubahan, data update penjualan, data member itu keseluruh cabang setiap jam. Kemudian untuk harga bagaimana? Perubahan harga dilakukan itu satu minggu sekali, ada yang satu bulan sekali. Bagaimana caranya ? caranya, kebijakan harga ditentukan di kantor pusat yaitu di TIP TOP Rawamangun, setelah harga sudah disetujui, kita mengirimkan perubahan data itu ke setiap cabang. Di setiap cabang ada staff perubahan harga yang melakukan update harga tersebut pada sistem. Ketika sudah dilakukan update harga, dia harus mencetak harga terupdate untuk produk-produk yang dijual di toko. Ketika sudah dicetak, dia melakukan pergantian price ticket namanya, artinya bentuknya tiket, itu yang pemberian harga pada produk di rak, dan itu dilakukan oleh staff perubahan harga kami. Dia akan mensapu bersih untuk merubah semua harga sesuai dengan update per hari itu. Kemudian kesalahan, namanya sistem itu pasti terjadi. Bagaimana kami mengantisipasi jika terjadi perbedaan harga di sistem, misalnya terlewat satu dari delapan ratus lima puluh produk yang sudah ada harganya terlewat satu, itu wajar. Kenapa? Untuk perubahan harga di toko dengan segitu banyaknya produk itu njelimet untuk masang-masangnya. Jadi kita punya kebijakan jika harga yang tertera pada produk yaitu di rak dan komputer itu berbeda, kita punya kebijakan, kita ambil harga yang termurah, mana yang termurah itu yang kita kenakan kepada pelanggannya. Nah itu, untuk mengantisipasi jika terlewat oleh bagian perubahan harga kami dengan segitu banyak produk, segitu banyak dan luas tokonya, nah itu kita mempunyai kebijakan seperti itu jadi jangan khawatir ketika
berbelanja di TIP TOP terjadi perbedaan harga. Apa yang akan dilakukan oleh TIP TOP? Kita akan mengambil harga yang termurah, baik itu harga di rak atau harga di komputer kita ikuti, mana yang termurah, itu yang dibayar oleh customer, jadi kebijakannya seperti itu. Aji
: Bagaimanakah Supermarket TIP TOP menentukan sebuah harga pada setiap produk yang dijualnya?
Manajer Operasional
: Oke.. Sebuah harga pada produk. Yang dilakukan oleh kami biasanya secara sistem atau teknisnya, harga pada produk itu menyangkut pada beberapa hal. Yang pertama, kita tetapkan dulu harga pembelian pada pemasok kami kemudian harga pembelian itu apakah sudah termasuk pajak atau belum. Jika belum, kami menetapkan dulu pajaknya kemudian baru kita tetapkan harga rata-rata produk tersebut selama kurun waktu misalnya setahun. Ternyata, harganya setelah ditambahkan pajak karena tadi diawalnya belum ada pajak, harga rata-rata setahun itu lebih dari 2%, kita ambil rata-rata 2%, itulah yang tertera pada harga. Jadinya harga beli, terus keuntungan atau margin plus pajak itu harga jualnya. Nah jika barang tersebut sudah ada pajaknya ya berarti tadi, harga beli kita termasuk pajak plus margin atau keuntungannya, itu yang kita jual kepada customer. Keuntungannya pun kami tidak mengambil keuntungan besar karena pertimbangannya agar, pertama kita sesuai dengan visi misi kita membantu masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Kedua strategi marketing kita bagaimana kita bisa menjual lebih banyak karena dengan harga murah orang pasti akan banyak beli, dengan begitu perputaran barang kita lebih cepat dan efeknya bisa mengurangi lebih cepat produk yang mengalami kadaluarsa di toko kami karena kaitannya fast moving dan slow moving, jadi satu strategi bisa mengcover semua.
Aji
: Dalam bauran pemasaran terdapat variabel harga, bagaimanakah target penetapan harga dikala situasi ekonomi sedang tidak stabil?
Manajer Operasional
: Maksudnya ekonomi kaya sekarang? Penetapan target dan harga... hm.. kita realistis artinya kita tidak bisa menahan gejolak harga karena untuk misalnya daging itu harga bisa update setiap kali, makanya di TIP TOP harga bisa berubah sewaktu-waktu. Kenapa seperti itu? Katakanlah harga daging sedang tinggi, kita tentu cari harga yang lebih murah supaya kita jualnya pun bisa lebih murah lagi ke pelanggan-pelanggan kami, tentu tidak meninggalkan kualitas barang. Penetapan harga kita lakukan sebijak mungkin, kita tahan harga, kita langsung beli ke pemasok langsung, artinya kalau cabe mungkin kita beli di pasar itu langsung dari... bukan dari petani tetapi petani yang pengepul pertama, jadi itu lebih murah dari deretan panjang distribusi. Begitupun daging, kita langsung ke sentra pemotongan yang ada di Jawa Tengah, nah dia kirim daging ke kami jadi itu bisa menekan harga. Target pun sama, tentunya target kita tidak revisi, target berjalan terus hanya yang jadi acuan adalah pertumbuhan ekonomi atau keadaaan ekonomi Indonesia pada saat ini. Katakan target tahun lalu kita tumbuh 10%, kita ingin sama di tahun ini, kita tetap berjalan target seperti itu, apa yang bisa kita lakukan minimal untuk mencapai target seperti itu? Tadi, kita membeli dari pemasok langsung yang ada di daerah, kita beli bawang misalnya, kita langsung ke pelanggan kami yang ada di Brebes, makanya pemasok-pemasok kami masih banyak yang dari Usaha Kecil dan Menengah yang pembayarannya begitu mereka kirim langsung bayar, karena kalau pemasok besar ada yang katakan 14hari, 7hari. Kita masih ada yang seperti itu dan masih dalam pembayaran tunai, masih banyak yang kita lakukan, karena tadi, kita membina masyarakat kecil dan menengah. Kalau ke TIP TOP itu sayur kita langsung dari puncak Bogor, kemudian ada beberapa bawang, cabai sama, daging pun kita dari Jawa Tengah. Maka nya itu, kita bisa melakukan penekanan harga. Ketika puasa kemarin, karena kebutuhan daging tinggi tentu
daging daerah tidak bisa memasok cukup akhirnya kita cari tempat lain. Kita harga pada saat puasa kemarin itu dikisaran 107-109, tapi diluaran 120 segala macam, itu yang bisa kita tekan. Kemudian kita tidak mengambil keuntungan banyak karena tahu kita kebutuhan banyak, walaupun misalnya di retail sebelah kita harganya 80rb an, tapi harga 80rb itu bisa kita lihat kualitasnya dengan yang dijual di kita. Kami tidak akan menurunkan kualitas demi mengejar harga murah karena kita tidak mau customer atau pelanggan setia kami kecewa. Artinya sekilo ketika beli di tempat kami pas diolah ya tetap sekilo hasil jadinya tapi, dia beli 80rb dengan banyak lemak yang harus dia bersihkan segala macam, kerja dua kali dan ketika dimasak jadi tinggal setengah karena tadi, kebanyakan lemaknya. Dari kualitas daging juga beda, kami tidak khawatir makanya pada saat puasa kita tidak mengikuti perang harga, istilahnya karena biasanya itu akan menurunkan kualitas barang. Aji
: Apa saja fasilitas yang tersedia di Supermarket TIP TOP demi kenyamanan konsumen dalam berbelanja ?
Manajer Operasional
: Fasilitas di seluruh TIP TOP kita menyediakan mushallah, bahkan di ciputat mushallanya besar dan di TIP TOP Tambun kita ada masjid persis sebelah, jadi artinya dengan luasan area, kita bisa membangun fasilitas yang lebih baik kepada pelanggan kami. Di Ciputat itu dulu masih termasuk toko dengan fasilitas terbaik dengan mushallanya tadi yang luasnya lumayan, tapi di Tambun kita lebih baik lagi adanya masjid. Kemudian arena bermain anak, foodcourt, kemudian parkir yang lumayan luas. Jadi di TIP TOP jangan khawatir pasti ada mushalla.. Untuk toko-toko yang area parkirnya sempit dijadikan satu diluar toko bukan di lantai duanya, itu kita sediakan mushallanya. Tentu toilet kita sediakan sebagai salah satu fasilitas yang nyaman, toilet ya kita jaga kebersihannya, kita stand by kan satu petugas kebersihan setiap shiftnya untuk menjaga kebersihan area toilet tersebut, kemudian misalkan tadi di Ciputat, di toko-toko tertentu ada arena bermain anak, di Rawamangun ada, cuman indoor tidak
terbuka jadi full ac. Kemudian di Depok juga sama Indoor karena area terbatas, di Tambun itu diluar area seperti TIP TOP Ciputat. Jadi fasilitas yang kita sediakan mungkin tidak maksimal tetapi menambah kenyaman buat customer. Dan berapa banyak retail atau supermarket, mungkin sepanjang sepengetahuan saya (koreksi jika salah) ada berapa banyak yang tidak menyediakan fasiltas mushalla atau toilet yang layak? Mall megah pun mushallanya bisa di lantai bawah dekat dengan toilet dan di besment lagi, artinya kami memang sudah menjadi bagian, jadi kalau secara bisnis mungkin dilihat ini area sebegini luas hanya dipakai untuk masjid atau mushalla kurang produktif, kan kalau bisnis seperti itu. Kalau kami tidak, kami lebih melihat kepada.... kita tentu mencari keuntungan, tapi sampai kapan? Uang dikejar kita tidak akan pernah selesai dan habis, yaa... kita seimbangkan. Nah di Tambun itu kita buat masjid dan pada saat puasa kemarin, kita tepat tarawih tuh di masjid. Jadi datang ketika berbuka puasa, kita sediakan seperti masjid pada umumnya, kita sediakan ta’jil untuk berbuka kemudian mereka pulang, kumpul dengan keluarga, kemudian pada saat tarawih mereka datang. Selesai tarawih itu sekitar jam setengah 9 jam 9, kita masih bisa berbelanja untuk kebutuhan sahurnnya, jadi kita melayani betul masyarakat atau warga sekitar. Jadi sekalian, mungkin... ohya sahur nanti beli apa segala macam, begitupun ketika mereka hari raya, kebutuhan lebarannya. Jadi selesai mereka ibadah, kan mungkin selama ini... mungkin yang saya pikir adalah karena masjid terpisah dengan pusat perbelanjaan membuat kita tidak fokus. Kita beribadah tapi di satu sisi kita memunhi kebutuhan untuk lebaran, jadi karena sunnah ada yang ditinggal saja langsung berbelanja, ada yang ditengah jalan, jadinya kalau kita dekatkan mungkin akan lebih mudah. (mengangkat telepon....) Aji
: Bagaimana Supermarket TIP TOP melakukan kerjasama dengan supplier dalam memasok barangbarang di gudang ?
Manajer Operasional
: Untuk kerjasama... kita tentunya saling menguntungkan, artinya landasannya saling percaya, kita minta seluruh supplier untuk memenuhi kebutuhan dan memasok keperluan penjualan di TIP TOP supermarket, yang kami lakukan adalah kita TIP TOP tidak akan pernah menahan pembayaran (mengangkat telepon...) jadi TIP TOP tidak akan pernah menahan pembayaran dengan alasan apapun, artinya jika sudah waktunya, tagihan harus kita bayarkan, tentu kita bayarkan. Lain hal jika ada permasalahan katakan tadi pajak, banyak peraturan pemerintah yang kita harus patuhi,salah satunya pajak. Jika tagihan tidak dikenai pajak,itu tentu kita tanyakan pajaknya,bagaimana sudah ada? Nah itu akan mengulur waktu, tapi bukan berarti kita menunda pembayaran, karena masalah administrasi saja, karena kita kan harus tertib administrasi. Nah, biasanya seperti itu, supplier sudah paham, intinya kita tidak menunda pembayaran kepada supplier-supplier kami, dengan begitu mereka tentu akan lebih giat lagi untuk memasok produk ke kami, jadi seperti itu, yang simplenya adalah perjanjiannya atau kerjasamanya adalah menguntungkan. Kemudian, tentu dari sisi promosi ya... menggelontorkan dana untuk, misalnya beli dua dapat satu, tentu kita akan terima. Kita akan pesan dalam jumlah banyak, itu sii... jadi saling menguntungkan bentuk kerjasamanya. Dengan kami berprinsip tadi, jangan pernah menahan hak orang, salah satunya adalah soal pembayaran, jika terjadi permasalahan diluar kuasa kita, ya.. ternyata dikenai pajaklah, kemudian hal-hal lain tentu itu akan mempengaruhi pada pembayaran, nah biasanya kita akan bertemu, dan pemasok kami/supplier kami itu sudah paham.
Aji
: Dalam bauran pemasaran terdapat variabel distribusi/tempat, bagaimanakah menentukan tempat yang strategis dalam melakukan proses pendistirbusian barang baik di pusat maupun di cabang?
Manajer Operasional
: Mengenai distribusi/tempat gudang ya maksudnya, seluruh cabang TIP TOP supermarket, kami lengkapi dengan gudang yang bisa dibilang lumayan luas, artinya cabang tersebut bisa mandiri untuk bisa memenuhi kebutuhannya, kami pun menyediakan gudang-gudang tambahan sebagai sarana untuk pemenuhan kebutuhan cabang tersebut, kita... penentuan tempatnya berdasarkan wilayah, misalnya bagaimana memasok Rawamangun, kemudian Pondok Bambu, kemudian Tambun, bagaimana? Kita terdapat gudang buffer di TIP TOP Pondok Bambu untuk mengcover area Timur, apa saja area Timur? Rawamangun, Pondok Bambu, Pondok Gede, Tambun, itu area Timur. Kemudian kita punya gudang tambahan lagi di Ciputat,itu area baratnya. Yang masuk kesitu adalah Depok, Ciputat, Cimone, nah itu kan berdekatan jaraknya, nah kita menyediakan gudang buffer itu, kita... berdasarkan area. Lain hal mungkin jika TIP TOP sudah tumbuh lebih, kita akan tentu memikirkan hal lain lah untuk kita lakukan sebagai gudang tambahan untuk membantu cabangcabang tersebut.
Aji
: Tadi yang bapak maksud dengan gudang buffer itu apa ya pak?
Manajer Operasional
: Jadi gini, dalam supermarket itu mengenal yang namanya buffer. Buffer itu adalah cadangan, di setiap toko tadi saya katakan, tersedia gudang tapi kita harus mencadangkan produk-produk yang kita jual itu di gudang buffer tadi, untuk menjaga jangan sampai terjadi kekosongan produk di toko-toko atau di cabang-cabang TIP TOP. Ini akan berguna sekali ketika puasa tiba, memang kebutuhan barang kan tinggi, kemudian distribusi juga akan mengalami hambatan, kenapa? Orang sudah mulai mudik, tentu prioritasnya adalah manusianya dulu yang lewat baru barang dari daerah.
Katakan gak boleh lewat pantura atau dari Sumatera tidak boleh lewat itu, harus manusianya dulu, tentu akan mengalami keterlambatan pengiriman. Nah untuk mengantisipasinya agar barang selalu tersedia, kita harus menyetok lebih, tentu di toko masing masing itu sudah kita stok, nah kita... stok cadangan kita siapkan, itu tadi disebut gudang buffer, untuk pemenuhan penyediaan barang di masing masing TIP TOP Aji
: Bagaimanakah strategi Supermarket TIP TOP dalam melakukan promosi ke konsumen?
Manajer Operasional
: Strategi banyak, kita punya website, kita punya facebook, twitter, instagram, jadi media sosial yang banyak di masyarakat, itu... kita coba masuk. Untuk apa yang kita lakukan disitu? Kita menginformasikan baik itu promosi, aktivity, kuis dan macam-macam. Itu sering banget kita lakukan kuis, jadi... kita berhadiah voucher belanja di TIP TOP, jadi kita menginformasikan bahwa kita mengikuti pola marketing modern, tadi salah satunya adalah medis sosial tadi. Kenapa TIP TOP tidak masuk iklan sih ya? Karena buat kita tidak efektif, kenapa? Kalau masuk ke iklan TV berarti tokonya harus nasional sedangkan TIP TOP hanya ada di JABODETABEK, bagaimana orang daerah yang mau berbelanja di TIP TOP? Makanya kita tidak bermain di media nasional seperti itu. Kenapa gak ke koran juga? Sama,koran kan juga nasional, artinya kita lebih ke situ, kita bermain dengan low cost high impact lah artinya dengan biaya serendah mungkin kita berharap impact nya lebih maksimal, tadi dengan media sosial, sekarang berapa banyak orang sering nonton tv dengan sering liat handphone? Makannya saya bilang, kita masuk ke facebook biayanya paling hanya berapa dan langsung akses, nah itu yang sedang kita maksimalkan, itu justru kita langsung dekat dengan pelanggan yang notabene jika ada permasalahan complaint, masukan, kita bisa lebih cepat tahu informasinya dan lebih cepat kita tangani untuk kita perbaiki kedepannya. Banyak orang tua kita yang sering berbelanja di TIP TOP yang sudah lama berbelanja dan menjadi pelanggan setia dan itu
yang turun menurun ke anak-anaknya. Di Rawamangun ini banyak sekali orang tua yang dari dulu mereka muda dan sekarang sampai punya cucu dan menularkan untuk berbelanja di TIP TOP. Aji
: Dalam bauran pemasaran terdapat variabel promosi, bagaimanakah promosi yang dikembangkan oleh Supermarket TIP TOP ?
Manajer Operasional
: Promosi banyak, kita memanfaatkan media sosial, kita berkerjasama dengan beberapa merchent lain, misalnya kalau lihat member kita itu ada kita kerjasama dengan, misalnya seaworld atau dufan, macam-macamlah, itu dengan menunjukkan member kita dapat potongan harga, itu salah satunya. Kemudian kita kerjasama dengan bank, berbelanja di TIP TOP membayarnya pakai kartu debit bank tertentu atau kartu kredit bank tertentu kita mendapatkan hadiah, jadi itu yang kita jalani, dari situ kan kebanyakan customer kita adalah orang-orang yang kerja, bergaji dan ambil gajinya melalui ATM. Ketimbang dia repot, ngambil di ATM dan harus ngantri, dipakailah berbelanja... nanti dia dapat hadiah, lebih menyenangkan mana? artinya dia yang gajinya diambil tunai, dia belanja, bayar, selesai, sekarang menggunakan kartu debit itu. Dia belanja, bayar, dapat hadiah, itu dia yang coba kita kembangkan dan alhamdulilah berhasil. Bahkan mereka menunggu, kita selesai. “Kapan lagi nih promo dengan bank ini?saya punya lho kartu kredit, saya bela-belain bikin karena TIP TOP sering banget nih promo kartu kredit. Kapan sih ada lagi?” oh nanti bu sabar. Jadi, kita kerjasama ada yang belanja, misalnya 250rb, dia ambil bola atau kartu atau kupon gesek, itu hadiahnya macammacam, terendah misalnya ada rinso segala macam, paling tinggi umroh, TV, handphone banyak, tapi memang itu tadi, namanya kupon gesek kita tidak duga. Orang hanya belanja 250rb sekali, tiba-tiba dapat kupon umroh, orang yang udah berbelanja berkali-kali, tidak dapat. Artinya kerjasama pada si promosi tadi, kita belanja sekian dengan membayar pakai kartu debit atau kredit bank tertentu dapat hadiah atau kesempatan untuk
ambil kupon yang hadiah utamanya adalah umroh atau member, misalnya di hari-hari tertentu kita ada diskon berapa persen dengan menggunakan member, kedua, ketiganya kita kepada si promosi mengadakan activity dengan pihak supplier, apa saja? Lomba mewarnai, lomba makan es krim. Syaratnya mudah, misalnya belanja dengan produk supplier tertentu misalnya nilainya 10/20rb, bisa mendaftar. Kalau saya datang langsung daftar gak bisa, harus beli produknya dulu, itu baru bisa mendaftar. Kita juga mengadakan dengan supplier actifity yang sifatnya edukasi misalnya kerjasama dengan SGM atau MILO. Mereka menyediakan boots di luar, di parkir, mereka adakan kegiatan apa disitu, setiap pelanggan TIP TOP yang membeli produk MILO bisa ikutan disitu, dan misalnya anaknya ikut lomba melemparkan bola ke pasir dapat hadiah, nah hal – hal seperti itu, activity. Jadi variasinya banyak yang kita lakukan.
LAMPIRAN
Gambar Timbangan Elektronik untuk menimbang produk sayuran, buah maupun daging. Tingkat presisinya hingga tiga digit dibelakang koma (0,000) sehingga mencegah terjadinya kecurangan. Didalam Islam, Allah S.W.T memerintahkan kepada kita untuk selalu berbuat adil.
Gambar produk sayuran, buah-buahan dan daging. Semua produk segar dijamin kehalalannya karena proses ketelusuran produk dilakukan dengan sangat teliti. Termasuk tempat pemotongan daging secara Islami.
Produk minuman dan makanan olahan kaleng disusun dengan rapih dan bersih. Didalam Islam, kebersihan merupakan sebagian dari Iman dan Allah S.W.T menyukai orang-orang yang suci (bersih).
Gambar keragaman produk yang dijual oleh Supermarket TIP TOP, salah satunya produk kebutuhan alat – alat rumah tangga.
Gambar produk Floor Display. Salah satu media promosi yang dilakukan oleh Supermarket TIP TOP dengan membuat sebuah piramida atau bangunan lain dengan produk yang disusun semenarik mungkin.
Gambar partner pedagang yang melakukan kerjasama dengan Supermarket TIP TOP. Semua outlet Supermarket TIP TOP menyediakan tempat makan atau foodcourt.
Gambar ATM, tempat parkir dan arena bermain anak. Setiap outlet di Supermarket TIP TOP terdapat fasilitas tambahan seperti tempat permainan anak, ATM dan tempat parkir yang luas.
Untuk memudahkan konsumen melaksanakan kewajibannya. Supermarket TIP TOP menyediakan tempat ibadah yang bersih, harum dan ber-AC. Disamping itu, pada saat bulan Ramadhan Supermarket TIP TOP mengadakan kegiatan sosial disekitar masjid atau mushalla.