perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS SDM PNS DAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN
TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Ekonomi Dan Studi Pembangunan Konsentrasi : Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Pembangunan
Oleh : HARI WICAKSONO S4209066 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN SURAKARTA 2011 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS SDM PNS DAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN
Disusun oleh : HARI WICAKSONO, S.E. S4209066
Telah disetujui oleh Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Agustinus Suryantoro, M.Si. NIP 195909111987021001
Drs. Mulyanto, M.E. NIP 196806231993021001
Ketua Program Studi Magister Ekonomi Dan Studi Pembangunan
Drs. JJ. Sarungu, MS NIP 195107011980101001
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS SDM PNS DAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN
Disusun oleh : HARI WICAKSONO, S.E. S4209066
Telah disetujui oleh Tim Penguji Pada tanggal : ....
Jabatan
Nama
Ketua tim penguji
Dr. Yunastiti Purwaningsih, M.P.
Pembimbing utama
Dr. Agustinus Suryantoro, M.Si.
Pembimbing Pendamping
Drs. Mulyanto, M.E.
Tanda Tangan
Mengetahui Direktur PPs UNS
Ketua Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan
Prof. Drs. Suranto, M.Sc., PhD NIP 195708201985031004
Drs. JJ. Sarungu, MS NIP 195107011980101001
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: HARI WICAKSONO
NIM
: S4209066
Program Studi
: Magister Ekonomi Dan Studi Pembangunan
Konsentrasi
: Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Pembangunan
Menyatakan bahwa tesis ini adalah karya sendiri dan bukan merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain. Demikian surat pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya.
Surakarta, 7 April 2011 Tertanda,
HARI WICAKSONO
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
ABSTRAK
Pemerintah melaksanakan suatu pemerintahan yang terstruktur dan terorganisir secara administratif dengan baik. Pemerintahan melaksanakan tugas serta fungsi nya didukung oleh SDM sebagai pelaksana. SDM yang berkualitas tentunya diharapkan akan memberikan hasil yang optimal. Maka diteliti apakah terdapat hubungan antara kualitas SDM dengan kinerja yang dihasilkan oleh pemerintah. Baik itu kualitas Pengetahuan, kualitas Sikap serta kualitas Keterampilan guna mengetahui hubungan kualitas SDM dengan kinerja pemerintah. Penelitian ini menggunakan metode Chi Square untuk dapat melihat adanya hubungan antar variabel yang diteliti. Variabel kualitas SDM PNS yang terbagi menjadi 3 dimensi yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan akan dihubungkan dengan kinerja pemerintah yang kemudian dihitung nilai chi squarenya dan dibandingkan dengan chi square tabel. Dari hasil yang ditunjukkan, didapat adanya hubungan antara kualitas SDM PNS dengan dimensi pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan kinerja pemerintah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai chi square hasil dari perhitungan adalah lebih tinggi dari nilai chi square tabel. Dari sini disimpulkan bahwa ada hubungan dari kualitas SDM PNS dengan Kinerja Pemerintah. SDM yang berkualitas tentunya diharapkan untuk memberikan hasil kinerja yang optimal. Dengan kualitas pengetahuan yang tepat, PNS akan mampu melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Sikap yang ideal dengan kejujuran serta disiplin akan memberikan suatu bentuk pelaksanaan tugas baik layanan umum maupun administratif terlaksana dengan baik. Keterampilan teknis juga mendukung pelaksanaan tugas spesifik yang menjadi tugas PNS. Hal ini tentunya mendukung kinerja dari Pemerintah Kabupaten Madiun. Dengan mengingat pentingnya nilai investasi SDM, maka perlu upaya untuk meningkatkan kualitas SDM baik pengetahuan, sikap dan keterampilan guna mendapatkan optimalitas kinerja yang diperoleh pemerintah, melalui rekruitmen yang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan, pendidikan dan pelatihan disesuaikan dengan tugas dan layanan yang dilakukan serta kejelasan prosedur dan peraturan perundangan yang diputuskan sehingga menjadi suatu rangkaian pemerintahan yang baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
ABSTRACT
Government do their job well administratively organized and structured. Also has it job and functions supported by human resource. The proper and sufficient quality of human resource expected to gain optimal output in return. Then this research head for the relation between the quality of human resource and government’s job performance, those about human resource’s knowledges, attitudes and skills. This research use Chi Square method to obtain description about the relationship between variables researched. The human resource’s quality divides in 3 main dimension, those are knowledges, attitudes and skills that will interlink with government’s job’s performance. Then calculate their Chi Square value and compare Chi Square table value. Its result return that there is a relationship between the quality of human resource that divide in in the quality of knowledges, attitudes and skills with government’s job performance. Its shown by calculated chi square value is higher than table value. So it can be simplified that there is a relationship between human resource’s quality with government’s job performance. Qualified human resource excpeted to gain optimal result in job performance. With a sufficient knowledge, job and task can be done by PNS in charge. With good attitude in probity and disciplinary gives good serving job, both public service and adminsitrative service. Technical skill support specific job that be a PNS responsibility. Considering the importance of human resource investation value, then it needs an effort to increase human resources’s quality in knowledges, attitudes an skills to gain optimal government’s job performance by specified recruitment, holding sufficient training needed and clarity for procedure and law decising then it can be a sinergize government administration.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PERSETUJUAN/PENGESAHAN ……....................................... i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS …......................................
iii
ABSTRAK .........................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................
vi
DAFTAR ISI
...................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
xii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..........................................................................
1
B. Perumusan Masalah ...................................................................
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
7
................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pemerintah Daerah .......................................................................
10
B. Pengelolaan SDM dan pelaksanaan di Pemerintah Daerah .........
11
C. Kualitas SDM PNS ......................................................................
32
D. Kinerja Pemerintah ......................................................................
41
E. Penelitian Terdahulu ....................................................................
48
F. Kerangka Pemikiran Studi ...........................................................
49
G. Hipotesis ......................................................................................
51
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .............................................................................
52
B. Unit Analisis ...............................................................................
53
C. Sumber dan Metode Pengumpulan Data …..................................
53
D. Teknik Pengambilan Sampel …..................................................
53
E. Alat Pengumpulan Data …...........................................................
55
F. Definisi Operasional …...............................................................
55
1. Kualitas Sumber Daya Manusia PNS ….................................
55
2. Kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun
……........................
56
G. Teknis Analisis Data …................................................................
58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian
…...............................................
61
B. Analisis Deskriptif Data Penelitian …..........................................
66
1. Variabel Pengetahuan PNS …….............................................
66
2. Variabel Sikap PNS ……........................................................
67
3. Variabel Keterampilan PNS ……...........................................
68
4. Variabel Kinerja Pemerintah ……..........................................
69
C. Analisis Chi Square …….............................................................
69
1. Hubungan Variabel Pengetahuan PNS dengan Kinerja Pemerintah .............................................................................
70
2. Hubungan Variable Sikap PNS dengan Kinerja Pemerintah ....
72
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
3. Hubungan Variable Keterampilan PNS dengan Kinerja Pemerintah ...............................................................................
74
D. Pembahasan Hasil Analisis ….......................................................
75
1. Hubungan Variabel Pengetahuan PNS dengan Kinerja Pemerintah
............................................................................
75
2. Hubungan Variable Sikap PNS dengan Kinerja Pemerintah ...
78
3. Hubungan Variable Keterampilan PNS dengan Kinerja Pemerintah ...............................................................................
80
BAB V Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan …..............................................................................
84
B. Saran ............................................................................................
84
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
87
LAMPIRAN ......................................................................................................
91
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
DAFTAR TABEL
1.1
Data PNS Rincian per Jabatan di Kabupaten Madiun ...............................
3.1
Variabel dan Indikator
.............................................................................
57
3.2
Skala Jawaban ............................................................................................
58
3.3
Tabel Crosstab Pengetahuan PNS dengan Kinerja Pemerintah
...............
60
4.1
Data PNS per Golongan pada Tahun 2010 ...............................................
63
4.2
Data PNS per Pendidikan ...........................................................................
63
4.3
Data PNS per SKPD ..................................................................................
64
4.4
Frekuensi Kategori Pengetahuan PNS .......................................................
67
4.5
Frekuensi Kategori Sikap PNS ...................................................................
68
4.6
Frekuensi Kategori Keterampilan PNS .....................................................
68
4.7
Frekuensi Kategori Kinerja Pemerintah .....................................................
69
4.8
Tabel Crosstab Pengetahuan PNS dengan Kinerja Pemerintah .................
70
4.9
Hasil Chi Square Pengetahuan PNS dengan Kinerja Pemerintah .............
71
4.10 Tabel Crosstab Sikap PNS dengan Kinerja Pemerintah ...........................
72
4.11 Hasil Chi Square Sikap PNS dengan Kinerja Pemerintah
......................
73
4.12 Tabel Crosstab Keterampilan PNS dengan Kinerja Pemerintah ...............
74
4.13 Hasil Chi Square Keterampilan PNS dengan Kinerja Pemerintah ...........
75
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
DAFTAR GAMBAR
Halaman 2.1
Kerangka Pemikiran ...................................................................................
commit to user
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Kuesioner ………………………………………………………… 91
Lampiran II
Tabel Rekap Nilai Hasil Kuesioner ..............................................
95
Lampiran III Frekuensi Hasil Kuesioner …........................................................
96
Lampiran IV Grafik Frekuensi Hasil Kuesioner …………………....................
98
Lampiran V
Tabel Rekap Coding Nilai Hasil Kuesioner ..................................... 100
Lampiran VI Frekuensi Coding Kategori Nilai Hasil Kuesioner ........................ 101 Lampiran VII Grafik Frekuensi Coding Kategori Nilai Hasil Kuesioner ............ 102 Lampiran VIII Hasil Output Crosstab Kualitas SDM Dengan Kinerja Pemerintah 104
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah Pemerintahan memiliki berbagai unit satuan kerja yang terdiri dari susunan PNS yang mendukung pelaksanaan pemerintahan. Tiap-tiap unit satuan kerja tersebut memiliki tugas pokok fungsi masing-masing yang berguna untuk mewujudkan visi dan misi pemerintahan. Unit kerja tersebut atau yang disebut Satuan Kerja Perangkat Daerah pada pemerintahan akan berjalan dengan berkesinambungan satu sama lainnya sesuai dengan arahan dari pemegang wewenang dari pemerintahan tersebut. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 14 menyebutkan urusan pemerintahan kabupaten/kota yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan,. Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik (Pasal 1 Undang-undang nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik). Maka sesuai dengan pengertian tersebut maka pemerintah perlu untuk memberikan suatu bentuk pelaksanaan pemerintahan yang terstruktur dan terorganisir secara administratif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
dengan baik. Pelaksanaan pemerintahan tersebut juga dapat berupa memberikan suatu bentuk layanan publik pada masyarakat. Peran strategis SDM dalam organisasi dapat dielaborasi dari segi teori sumber daya, di mana fungsi perusahaan adalah mengerahkan seluruh sumber daya atau kemampuan internal untuk menghadapi kepentingan pasar sebagai faktor eksternal utama. Sumber daya manusia dapat memberikan nilai tambah (added value) sebagai tolok ukur keberhasilan bisnis. Kualitas dari SDM ini sebagai competitive advantage dari unit kerja (Bank, 2008). Sumber Daya Manusia sebagai tenaga kerja merupakan faktor penting dalam proses kinerja suatu organisasi. Hal ini juga berlaku dalam organisasi pada sistem Pemerintahan. Sumber daya manusia yang berkualitas dengan kuantitas yang tepat akan memberikan optimalisasi sumber daya manusia dalam pelaksanaan kinerja. Pengelolaan sumber
daya
manusia merupakan
pengakuan tentang
pentingnya tenaga kerja sebagai sumber daya yang sangat penting kontribusinya pada tujuan-tujuan organisasi dan untuk digunakan secara efektif dan adil bagi kepentingan individu, organisasi dan masyarakat (Jusuf, 2001: 3). SDM perlu untuk dicocokkan dengan kebutuhan organisasi yang dinyatakan dalam bentuk aktifitas, sehingga penempatan SDM sesuai dengan kebutuhan aktifitas unit tersebut baik dalam kualitas maupun kuantitasnya (Riswanto, 2010). Dalam prinsip ekonomi, tentunya pengalokasian sumber daya yang digunakan dalam proses harus sesuai dengan prinsip efisiensi dan efektivitas, sehingga semua tujuan proses pelayanan tercapai dengan optimal tanpa adanya sumber daya yang digunakan dengan percuma. Penempatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
alokasi sumber daya manusia dalam menunjang pelaksanaan pemerintahan hendaknya dilaksanakan dengan efektif dan efisien sesuai dengan beban kerja. Pemerintah Daerah dalam menentukan kebutuhan PNS, baik kualitas maupun kuantitas, melalui prosedur peraturan yang telah ada. Kebutuhan tersebut terwujud dalam susunan formasi Pegawai Negeri Sipil, yang digunakan untuk menetapkan formasi jabatan apa saja yang dibutuhkan dalam rekruitmen Calon Pegawai Negeri Sipil. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil disebutkan bahwa Formasi Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut dengan formasi adalah jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan dalam suatu satuan organisasi negara untuk mampu melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu. Dengan susunan formasi ini maka kualitas dan kuantitas yang diperlukan Pemerintah Daerah dapat diproyeksikan. Kualitas yang diperlukan telah disusun berdasarkan kebutuhan tiap unit kerja berikut tingkat pendidikan dan kualifikasi lain yang diperlukan. Dalam menjalankan Pemerintahan diperlukan SDM dengan kuantitas yang tepat untuk pelaksanaan kinerja yang ideal. Tetapi dalam kenyataannya terdapat batasan untuk jumlah SDM yang dapat dialokasikan pada Pemerintah Kabupaten Madiun yaitu faktor anggaran. Hal ini seperti tertuang pada Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil pasal 1 ayat 1 yang menyebutkan bahwa Formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah untuk masing-masing satuan organisasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota setiap tahun anggaran ditetapkan oleh Kepala Daerah masing-masing setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara, berdasarkan pertimbangan dari Kepala Badan Kepegawaian Negara. Pemerintah Pusat memberikan batasan dengan memberikan persetujuan terhadap alokasi jumlah pegawai yang dibutuhkan Pemerintah Kabupaten Madiun untuk tiap tahunnya. Hal ini terkait dengan kekuatan APBN untuk alokasi biaya gaji untuk Pegawai Negeri. Dengan demikian langkah yang mungkin dapat dioptimalkan adalah berupa kebijakan pengelolaan terhadap kualitas SDM pada Pemerintah Kabupaten Madiun baik untuk penyusunan kebutuhan pegawai maupun pengembangan bagi PNS. Pemerintahan memerlukan SDM yang berkualitas untuk pelaksanaan kinerja yang ideal. Pada posisi-posisi tertentu diperlukan kualitas SDM yang tepat. SDM tersebut tidak harus dengan kualitas yang maksimal atau paling baik tetapi disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan yang ada, sehingga penggunaan tiap SDM akan efektif dan sesuai tugas pokok fungsi yang telah ditetapkan pada posisi-posisi yang ada pada suatu unit kerja. Selain itu sumber daya manusia pelaksana tugas harus baik, karena sebagai faktor penting dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Sikap mentalitas/moralnya yang baik berarti jujur, mempunyai sifat bertanggung jawab yang tinggi dalam pekerjaannnya, dan memiliki kecakapan dan kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaan, Kaho dalam Syaiful (2002: 17). Kualitas SDM tidak hanya didasarkan pada pendidikan SDM tersebut saja tetapi juga kualitas diri dan keterampilan dari tiap-tiap SDM tersebut. Kualitas pendidikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
termasuk pada kategori pengetahuan sedangkan kualitas diri tersebut antara lain adalah sikap dan perilaku. Juga ada faktor ketrampilan pendukung yang diperlukan PNS untuk menunjang kinerja mereka sesuai dengan tugas pokok fungsi yang dimiliki. Masyarakat menganggap bahwa birokrasi kurang berkualitas karena kurang efisien dan lamban dalam memberikan pelayanan (I Gede, 2006: 1). Untuk dapat menjawab kebutuhan masyarakat madani adalah dengan PNS yang mandiri dan profesional yang berorientasi pada kebutuhan masyarakatnya. Kemandirian yang ditandai profesionalisme khas PNS, yang menjamin tidak akan ada lagi intervensi terhadap tugas-tugas utamanya yaitu pelayanan publik (Bambang, 2009: 2). Kenyataan yang terjadi adalah pengalokasian sumber daya sudah berdasar pada prinsip efektif dan efisiensi tetapi kinerja yang didapat belum optimal dan pelayanan yang diberikan belum maksimal, yang akan terproyeksi pada kurang optimalnya kinerja pemerintahan. Secara prinsip pengelolaan SDM, PNS yang telah ada sudah teralokasikan dengan tepat, baik pada kualitas maupun kuantitas. Hasil kinerja belum tentu sesuai dengan yang diharapkan walaupun telah tersedia SDM yang berkualitas. Hal ini sangat mungkin terjadi pada instansi pemerintahan karena adanya berbagai hal yang mempengaruhi kinerja tersebut. Banyak faktor eksternal yang membuat bias pelaksanaan ketetapan peraturan serta keputusan Pemerintah Daerah maupun peraturan dan keputusan Pemerintah Pusat, mengakibatkan kualitas SDM yang baik belum tentu dapat memberikan kinerja yang tepat sesuai sasaran awal. Idealitas hasil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
kerja SDM yang berkualitas belum tentu sesuai dengan harapan. Hal ini tentunya akan menimbulkan pertimbangan tersendiri bagi Pejabat Pembina Kepegawaian untuk mengatur proporsi kualitas dan kuantitas yang tepat pada suatu unit kerja pada pemerintah daerah. Hasil kerja dari SDM berkualitas pada posisi yang tepat akan membawa hasil kinerja yang baik. Berikut adalah gambaran untuk rincian jabatan PNS yang ada pada Pemerintah Kabupaten Madiun adalah : Tabel 1.1 Data PNS Rincian per Jabatan di Kabupaten Madiun Persentase Jenis Jabatan Jumlah (%) Tenaga Struktural 733 7,2 Tenaga Guru 5.630 55 Tenaga Kesehatan 1.134 11,1 Tenaga Teknis 2.731 26,7 Jumlah 10.228 100 Sumber : Daftar Urut Kepangkatan PNS Pemerintah Kabupaten Madiun per 31 Desember 2010 Tabel diatas menunjukkan komposisi PNS pada Kabupaten Madiun dimana terbanyak adalah dari Tenaga Guru diikuti Tenaga Teknis dan berikutnya Tenaga Kesehatan. Sedangkan untuk Tenaga Struktural sebagai posisi manajerial adalah sejumlah 7,2 % dari keseluruhan PNS. Dengan komposisi PNS seperti pada tabel, maka kualitas pendidikan tinggi, kualitas diri SDM yang baik serta keterampilan yang memadai akan memberikan hasil kinerja yang baik sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing jabatan. Tetapi hasil kinerja juga akan dipengaruhi faktor lain di luar hal tersebut. SDM
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
dengan kualitas dan kuantitas yang tepat diharapkan akan menghasilkan kinerja yang baik. Tetapi kenyataan yang terjadi belum tentu menghasilkan kinerja yang optimal. Sehingga perlu untuk melihat bahwa apakah terdapat hubungan antara kualitas SDM dengan
kinerja Pemerintah Daerah, sehingga disusun penelitian dengan judul
“Analisis Hubungan Kualitas SDM PNS dan Kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun“. B. Perumusan Masalah 1.
Apakah terdapat hubungan antara Tingkat Pengetahuan PNS dengan kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun ?
2.
Apakah terdapat hubungan antara Sikap PNS dengan kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun ?
3.
Apakah terdapat hubungan antara Ketrampilan PNS dengan kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian a.
Mengetahui hubungan antara Tingkat Pengetahuan PNS dengan kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun.
b.
Mengetahui hubungan antara Sikap PNS dengan kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun.
c.
Mengetahui hubungan antara Ketrampilan PNS dengan kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
2. Manfaat penelitian a. Manfaat secara teori Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan dalam mengetahui hubungan antara Kualitas SDM PNS dengan Kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun. Sehingga dapat digunakan sebagai khususnya untuk bahan kepustakaan dalam proses belajar mengajar serta bahan kajian dalam kegiatan penelitian yang dikembangkan lebih lanjut atau penelitian lain yang berhubungan dengan hal-hal Kualitas SDM PNS dan Kinerja Pemerintah. Penelitian ini juga diharapkan untuk dapat menjadi masukan bagi pengembangan ilmu
Ekonomi
Studi
Pembangunan
pada
khususnya
untuk
pengembangan studi Ekonomi Sumber Daya Manusia. b. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pentingnya Kualitas SDM sebagai komponen penting untuk mencapai suatu hasil kinerja yang optimal. Dimana kualitas adalah terbagai menjadi dimensi pengetahuan, sikap serta keterampilan. Tiap-tiap dimensi tersebut dapat dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan peningkatan kualitas pengetahuan, sikap maupun keterampilan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
Hasil dari penelitian ini diharapkan untuk dapat menjadi bahan pemikiran dan masukan dalam pengambilan keputusan bagi para pemegang
kebijakan
dalam
menerapkan
sistem
administrasi
kepegawaian yang berorientasi pada kualitas pelayanan publik dan pelaksanaan kebijakan publik yang berdasar pada peraturan dan prosedur yang berorientasi kepada kepentingan umum. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memecahkan permasalahan-permasalahan
yang
ada
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan daerah, terkait kebijakan bagi masalah SDM PNS agar dalam melaksanakan tugas menjadi lebih terarah, peningkatan profesionalisme serta membawa pada pencapaian kinerja yang lebih baik dan membawa hasil yang optimal dalam mencapai pelaksanaan visi, misi, tujuan serta sasaran yang akan dicapai pemerintah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pemerintah Daerah Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan Tugas Pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, hal ini disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Daerah
otonom,
selanjutnya
disebut
Daerah,
adalah
kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam daerah otonom ini pemerintahan melakukan tugasnya sesuai dengan prinsip Otonomi Daerah. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan dalam UndangUndang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam upaya untuk mewujudkan desentralisasi dalam Pemerintahan maka bagi daerah Provinsi,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
Kabupaten dan Kota diberikan kewenangan dalam menjalankan otonomi seluasluasnya dan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dengan tetap berdasar pada asas otonomi dan tugas pembantuan. Permasalahan utama dalam lingkup pelayanan publik adalah berkaitan dengan peningkatan kualitas pelayanan tersebut. Pelayanan yang berkualitas tersebut tergantung pada berbagai aspek, termasuk didalamnya adalah adanya sumber daya manusia yang tepat dan berkualitas dan kelembagaan (Ismail, 2009). B. Pengelolaan SDM dan Pelaksanaan Di Pemerintah Daerah Dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia maka tidak akan jauh terlepas dari tahapan-tahapan dalam Manajemen SDM. SDM merupakan faktor penting dalam menjalankan proses pemerintahan, maka Pemerintahan sebagai suatu pihak yang memiliki SDM memerlukan manajemen SDM untuk mewujudkan efektifitas dan efisiensi dalam terwujudnya pelaksanaan tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Jusuf (2001: 3) yang menyebutkan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan pengakuan tentang pentingnya tenaga kerja sebagai sumber daya yang sangat penting kontribusinya pada tujuan tujuan organisasi dan untuk digunakan secara efektif dan adil bagi kepentingan individu, organisasi dan masyarakat. SDM secara produktif digunakan dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi dan pemuasan kebutuhan pekerja secara individual. Melalui Manajemen SDM akan diperoleh cara untuk mengelola SDM dengan tepat serta ideal bertumpu pada prinsip efektifitas dan efisiensi. Malayu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
(2002: 9) mengemukakan pengertian Manajemen SDM adalah sebagai suatu seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar terwujud efektifitas dan efisiensi dalam membantu terwujudnya tujuan perusahaan atau pihak tertentu. Menurut Bambang (2010) manajemen SDM adalah kebijakan dan praktek yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek sumber daya manusia dalam sebuah proses manajemen. Dalam manajemen SDM ada beberapa pendapat mengenai poin-poin penting dalam manajemen tersebut, tetapi karena manajemen SDM merupakan bagian dari manajemen itu sendiri tentunya secara umum akan memiliki fungsi manajemen secara umum seperti planning, organizing, actuating dan controlling. 1. Planning Pengertian Planning adalah suatu proses perencanaan tentang suatu yang akan dilakukan dalam upaya untuk mencapai tujuan. Dapat berupa suatu program langkah demi langkah dari apa yang akan dilaksanakan pada suatu rangkaian aktifitas untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sugiyes (2008) menyebutkan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan
untuk
mencapai
suatu
hasil
yang
diinginkan,
dengan
memperhatikan hal-hal seperti tindakan apa yang harus dikerjakan; apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan; dimanakah tindakan itu harus dikerjakan; kapankah tindakan itu harus dikerjakan; siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu; bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
itu. Moh (2009) mengemukakan bahwa dalam tahap Planning atau perencanaan akan lebih tepat bila dirumuskan sebagai penetapan tujuan, police, procedure, budget dan pogram dari suatu organisasi. Dari pendapat tersebut policy atau kebijakan serta prosedur seperti apakah yang tepat untuk diambil, utamanya dalam lingkup SDM agar tepat dalam pelaksanaan semua program yang telah ditetapkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan awal yang telah ditetapkan dalam tahap perencanaan. 2. Organizing Pengertian organizing menurut Moh (2009) adalah dengan tahap organizing dapat untuk mengelompokkan kegiatan yang diperlukan, yaitu penetapan susunan organisasi beserta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi juga perlu untuk menetapkan kedudukan dan hubungan antara masing-masing unit tersebut agar diperoleh sinergi satu sama lainnya. Organisasi atau pengorganisasian dapat pula dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokan orangorang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggungjawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktifitas yang berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Organizing adalah suatu bentuk kerja sama antara SDM yang terjadi secara terstruktur dalam mencapai sasaran tertentu atau sejumlah sasaran. Dimana sasaran tersebut ditentukan pada tahap Planning, perencanaan. Berdasarkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
kebutuhan sesuai dengan perencanaan awal maka diperlukan struktur kerjasama SDM untuk melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan. Dalam melaksanakan suatu perencanaan akan suatu kegiatan atau upaya tersebut maka diperlukan pengorganisasian untuk menentukan bagian atau unit yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan tersebut, dimana tiap-tiap unsur tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam kegiatan secara keseluruhan. 3. Actuating Setelah melalui tahap perencanaan dan pengorganisasian yang tepat maka perlu diikuti dengan pelaksanaan kerja. Hal ini dapat dilakukan setelah struktur SDM telah tersusun, maka kegiatan dilaksanakan sesuai dengan tugas masing-masing dengan berpedoman pada arah yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan sebelumnya. Untuk itu dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Pengoptimalan sumber daya manusia yang ada diperlukan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja perlu sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun pada tahap sebelumnya. SDM yang ada harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan, Wawan (2009). 4. Controlling
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
Selama pelaksanan program tersebut tentunya akan ditemui berbagai situasi dan kondisi yang dapat mempengaruhi proses pencapaian tujuan dari kegiatan tersebut, maka dalam situasi tersebut diperlukan proses manajemen berikutnya yaitu proses controlling atau pengawasan. Dalam menjaga agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja maka dibutuhkan tahap pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi hingga audit. Poin terpenting dari tahap pengawasan ini adalah bagaimana mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada suatu proses kerja sejak dini. Hal ini bertujuan untuk melakukan koreksi, antisipasi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga mampu menyesuaikan dengan permasalahan yang muncul atau perubahan yang terjadi. Controlling atau pengawasan, merupakan fungsi manajemen dalam bentuk memberikan penilaian, sehingga mampu melihat perlunya suatu koreksi terhadap arah dari proses yang dilakukan. Apakah suatu proses telah berjalan ke arah yang benar, sesuai dengan maksud dan tujuan yang telah ditetapkan atau telah menuju ke arah yang tidak sesuai dengan tujuan tersebut. Dengan pengawasan yang tepat maka jalannya suatu proses pencapaian tujuan melalui program-program yang telah dibuat sebelumnya akan tetap sesuai dengan koridor yang telah ditetapkan di awal, sehingga mengurangi tidak tercapainya tujuan karena proses berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan sesuai rencana awal. Dengan begitu maka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
efektifitas dalam pencapaian tujuan akan tercapai dengan penggunaan sumber daya secara efisien. Pengelolaan SDM memiliki proses seperti yang dikemukakan Hani (2000) yaitu : 1. Rekruitmen Dalam manajemen SDM pada awalnya didasari oleh proses perencanaan SDM yang dibutuhkan dalam melaksanakan operasional unit kerja. Perencaaan kebutuhan SDM tersebut beserta spesifikasi pendidikan yang dibutuhkan dan kompetensi yang tepat. Perencanaan akan jenis pekerjaan yang dibutuhkan pada tiap-tiap unit kerja akan menentukan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan dan menentukan kebutuhan SDM pada tiap-tiap unit kerja tersebut, sehingga spesifikasi serta jumlah optimal yang dibutuhkan pada tiap unit kerja tersebut akan diketahui. Setelah perencanaan diwujudkan melalui jumlah serta kualifikasi SDM yang dibutuhkan ditetapkan, maka rekruitmen adalah langkah untuk memperoleh SDM yang dibutuhkan tersebut. Spesifikasi SDM yang tepat akan menghasilkan tepatnya sasaran yang dikehendaki untuk dicapai. Rekruitmen adalah suatu proses pencarian calon karyawan yang mampu melamar karyawan, Hani (2000: 69). Rekruitmen adalah upaya untuk memperoleh calon karyawan yang sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan dengan dasar perencanaan dari kebutuhan SDM yang telah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
dilakukan sebelumnya. Dengan demikian dapat dipahami akan arti pentingnya suatu perencanaan dalam rekruitmen. Perencanaan SDM mempunyai manfaat yang penting bagi proses rekruitmen, Sondang (2001: 44) menyebutkan manfaat perencanaan SDM antara lain adalah : a.
Organisasi dapat memanfaatkan SDM yang ada dengan lebih baik dengan mengetahui kekuatan dan kemampuan yang dimiliki.
b.
Dengan perencanaan yang matang, dapat meningkatkan produktifitas kerja dari SDM yang ada melalui peningkatan disiplin dan ketrampilan.
c.
Dengan perencanaan yang tepat akan diketahui kebutuhan akan tenaga kerja pada waktu yang akan datang.
d.
Dapat memberikan penanganan informasi ketenagakerjaan pada berbagai hal.
e.
Dalam perencanaan akan terdapat penelitian secara menyeluruh mengenai SDM.
f.
Rencana SDM yang matang akan menjadi dasar penyusunan program kerja suatu organisasi. Pada Pemerintah Daerah, perencanaan pegawai disebut Formasi
Pegawai Negeri Sipil. Formasi ini digunakan untuk menetapkan jabatan apa saja yang dibutuhkan dalam rekruitmen Calon Pegawai Negeri Sipil. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
Negeri Sipil disebutkan bahwa Formasi Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut dengan formasi adalah jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan dalam suatu satuan organisasi negara untuk mampu melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu. Setelah formasi disusun oleh Pemerintah Daerah maka langkah berikutnya adalah mengirimkan formasi tersebut kepada Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk disahkan dengan pertimbangan dari kepala Badan Kepegawaian Negara. Hal ini seperti tertuang pada Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil Pasal 1 ayat 1 yang menyebutkan bahwa Formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah untuk masing-masing satuan organisasi Pemerintah Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota setiap tahun anggaran ditetapkan oleh Kepala Daerah masing-masing setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara, berdasarkan pertimbangan dari Kepala Badan Kepegawaian Negara. Sumber-sumber dalam rekruitmen ada beberapa macam, Sondang (2001: 112) menyebutkan bahwa rekruitmen diperoleh dari beberapa sumber yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
a.
Pelamar langsung
b.
Lamaran tertulis
c.
Lamaran dari informasi orang dalam
d.
Iklan
e.
Instansi pemerintahan
f.
Perusahaan penempatan tenaga kerja.
g.
Perusahaan pencari kerja profesional
h.
Lembaga pendidikan
i.
Organisasi profesi
j.
Serikat kerja
k.
Balai latihan kerja milik pemerintah Pada unit pemerintahan terdapat acuan bagi pelaksanaan segala
kegiatan, baik berupa Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah. Juga terdapat petunjuk pelaksnaan yang lebih terperinci yang disebut Petunjuk Teknis dan Petunjuk Pelaksanaan, yang dibuat berdasarkan aturan-aturan yang mendukung permasalahan terkait. Dalam rekuitmen SDM terdapat mekanisme yang telah ditentukan yaitu melalui proses penerimaan CPNS, yang dapat diambil dari pelamar umum maupun tenaga honorer yang telah ada di Pemerintah Daerah. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil pasal 1 disebutkan bahwa pengertian Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong. Dari pengertian tersebut proses rekruitmen pegawai dilakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
melalui proses Pengadaan Pegawai Negeri Sipil. Penerimaan CPNS tersebut ditujukan pada pelamar yang sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan dan syarat yang telah ditentukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil pasal 6. Dari sini tampak adanya penerapan dari prinsip-prinsip yang telah disebutkan yaitu proses perencanaan dan rekruitmen. Proses perencanaan dilakukan dengan mengadakan analisis jabatan, sedangkan rekruitmen dilakukan dengan menerima pelamar umum serta dari karyawan dalam atau tenaga honorer. Proses rekruitmen menjadi kebijakan dari Pemerintah Daerah untuk mendapatkan SDM dengan kualitas dan spesifikasi yang dibutuhkan. Proses rekruitmen ini dapat dilaksanakan atau tidak itu merupakan kebijakan masing-masing daerah, karena hal ini terkait dengan biaya yang akan dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah dalam proses pelaksanaan rekruitmen tersebut. 2. Seleksi Seleksi adalah proses untuk menentukan pelamar yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan organisasi atau pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan jabatan yang telah dianalisis sebelumnya. Menurut Hani (2000: 85) proses seleksi adalah rangkaian langkah dimana memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak, dengan memadukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
kebutuhan organisasi dengan pelamar yang ada. Sondang (2001: 131) mengemukakan bahwa Proses seleksi memiliki proses spesifik yang diambil untuk memutuskan pelamar yang mana yang akan diterima dengan menyesuaikan dengan kebutuhan SDM yang ada. Seleksi memiliki beberapa tahapan untuk mendapatkan keputusan pemilihan dalam Hani (2000: 88) antara lain : a.
Penerimaan pelamar
b.
Tes tes
c.
Wawancara
d.
Pemeriksaan referensi
e.
Evaluasi medis
f.
Wawancara penyelia
g.
Keputusan penerimaan Pada pemerintah daerah seleksi pegawai yang dibutuhkan
dilaksanakan melalui proses Penerimaan CPNS dimana melalui Seleksi Penerimaan CPNS tersebut, pelamar akan disesuaikan dengan formasi yang telah direncanakan sebelumnya dengan syarat serta kualifikasi yang telah ditetapkan sebelum menyampaikan lamaran mereka. Melalui Seleksi Penerimaan CPNS diharapkan akan diperoleh calon pegawai yang dibutuhkan. Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil menyebutkan bahwa pengadaan Pegawai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
Negeri Sipil dilakukan mulai perencanaan, pengumuman, pelamaran, penyaringan, pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil sampai dengan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil. Dengan pengertian tersebut maka proses seleksi dilaksanakan melalui proses Pengadaan Pegawai Negeri Sipil. 3. Pengembangan Setelah SDM yang diperlukan didapat melalui proses seleksi, maka untuk mengawali proses kerja mereka perlu ada proses orientasi. Proses ini berguna untuk memperkenalkan karyawan-karyawan baru tersebut pada peranan, kedudukan serta tugas mereka dengan organisasi atau karyawan lainnya (Hani, 2000: 104). Proses orientasi ini juga berfungsi untuk mengurangi pegawai baru yang berhenti. Sondang (2001: 156) menyatakan bahwa dengan proses pengenalan maka jumlah karyawan baru yang minta berhenti akan dapat dikurangi. Setelah proses orientasi dilewati kadang karyawan masih belum mampu untuk melaksanakan tugas dengan baik, maka akan diperlukan proses pengembangan pegawai. Meskipun telah melaksanakan orientasi, karyawan memerlukan latihan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu. Latihan tersebut juga dapat diberikan kepada karyawan-karyawan lama untuk merubah kebiasaan jelek dan pola kerja yang kurang sesuai (Hani, 2000: 107).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
Sondang (2001: 183) menyebutkan bahwa program pelatihan dan pengembangan memiliki manfaat sebagai berikut : a.
Pengingkatan produktifitas dengan peningkatan kecermatan dalam melaksanakan tugas, kerjasama yang baik, lancarnya koordinasi dan kesempatan bawahan untuk berpikir inovatif.
b.
Hubungan atasan dan bawahan terjalin serasi dengan pendelegasian wewenang baik teknikal maupun intelektual.
c.
Proses pengambilan keputusan diambil lebih cepat karena melibatkan pegawai yang bertanggung jawab secara operasional.
d.
Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja.
e.
Mendorong
keterbukaan
manajemen
dengan
gaya
manajerial
partisipatif. f.
Meningkatkan komunikasi yang efektif menuju perumusan kebijakan yang lebih baik.
g.
Meningkatkan rasa persatuan dengan penyelesaian konflik secara fungsional. Dengan proses pengembangan ini maka akan didapat kualitas SDM
yang sesuai dengan kebutuhan dari proses pelaksanaan kegiatan Pemerintah Daerah.
Sondang
(2001:
187-191)
menyebutkan
pengembangan ada beberapa tahapan sebagai berikut :
commit to user
bahwa
proses
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
a.
Analisis Kebutuhan Pemerintahan mengadakan analisis pada masalah masalah apa saja yang dihadapi. Setelah mengetahui masalah yang dihadapi maka akan diketahui kebutuhan pendidikan, pelatihan atau pengembangan seperti apa yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. Selain masalah-masalah yang ada saat ini, juga harus dianalisis mengenai masalah dan tantangan seperti apa yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang. Ada beberapa pihak yang terlibat dalam melakukan analisis kebutuhan tersebut. Pihak yang terlibat tersebut adalah Satuan Kerja yang mengelola SDM tersebut, manajerial dari satuan kerja, para pegawai tersebut.
b.
Sasaran Setelah menganalisis kebutuhan pelatihan yang dibutuhkan oleh pemerintah, maka perlu untuk ditetapkan sasaran yang akan dituju setelah proses pelatihan atau pelaksanaan program pengembangan kemampuan dilaksanakan, sehingga dapat dijadikan tolok ukur dalam menentukan kesesuaian pencapaian tujuan dari apa yang telah direncanakan. Juga dapat untuk dijadikan sebagai bahan untuk menentukan tindakan apa yang akan dilakukan pada program tersebut dan pelatihan yang dilaksanakan di masa mendatang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
Dengan sasaran tersebut maka akan dapat ditentukan kondisi yang diinginkan serta dapat menjadikan sebagai standar prestasi kerja individual dan efektifitas pelaksanaan program (Hani, 2000: 109). c.
Program Jika telah ditentukan sasaran yang akan dituju maka langkah berikutnya adalah penentuan program dari pengembangan SDM yang akan dilakukan. Program tersebut perlu untuk ditinjau relevansinya dengan tujuan pemerintah, sehingga semua kebutuhan satuan kerja dapat terakomodir dengan pelaksanaan program pengembangan tersebut. Kepentingan yang harus dipenuhi adalah kepentingan unit kerja yang akan tercermin pada peningkatan kinerja satuan organisasi dalam mencapai tujuannya. Kepentingan berikutnya yang juga harus terpenuhi adalah kepentingan pegawai tersebut, yang jika tidak terpenuhi maka akan mengurangi motivasi dalam mengikuti program pengembangan atau pelaksanaan tugas mereka.
d.
Prinsip-prinsip belajar Prinsip-prinsip tersebut adalah bahwa pogram pengembangan bersifat partisipatif, relevan, pengulangan dan pemindahan pengetahuan, serta adanya umpan balik dari peserta pelatihan. Dengan makin terpenuhinya prinsip tersebut maka akan semakin efektif pelaksanaan pelatihan tersebut (Hani, 2000: 190).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
Dalam pelaksanaan tahapan pengembangan pada Pemerintah Daerah dapat diwujudkan dengan pelaksanaan berbagai pendidikan dan pelatihan, seperti : a.
Masa Orientasi Pegawai Dalam tahap ini orientasi awal dilaksanakan bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dalam berbagai bentuk yang sesuai dengan kebijakan masing-masing daerah. Sebagai contoh adalah yang dilaksanakan pada Pemerintah Kabupaten Madiun yang dinyatakan dalam Keputusan Bupati Madiun Nomor 188.45/320/KPTS/402.031/ 2010 tentang Masa Orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah Untuk Formasi Umum Pemerintah Kabupaten Madiun Tahun 2010 bahwa Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah untuk Formasi Umum harus mengikuti masa orientasi sebelum yang bersangkutan diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil. Masa Orientasi ini adalah pelaksanaan pendidikan dasar materi Kepegawaian Umum bertempat di Gedung Diklat dan dilanjutkan kegiatan lapangan di desa-desa untuk mendukung misi “Pengentasan Kemiskinan” Kabupaten Madiun. Di daerah lain juga terdapat pelaksanaan orientasi yang dapat berupa pelaksanaan pendidikan materi dasar pengenalan kepegawaian serta kesamaptaan bagi CPNS baru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
Setelah masa orientasi awal bagi CPNS tersebut dilaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan bagi Calon PNS yang baru diterima. b.
Pendidikan Pelatihan Pegawai Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil pasal 4 disebutkan jenis Diklat sebagai berikut : 1) Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Diklat Prajabatan wajib untuk diikuti oleh semua CPNS. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil pasal 7 disebutkan bahwa Diklat Prajabatan dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan,keperibadian dan etika PNS, disamping pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas, dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat. Dalam pasal 5 disebutkan jenis-jenis Diklat prajabatan terdiri dari : a) Diklat Prajabatan Golongan I untuk menjadi PNS Golongan I; b) Diklat Prajabatan Golongan II untuk menjadi PNS Golongan II; c) Diklat Prajabatan Golongan III untuk menjadi PNS Golongan III.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
2) Pendidikan dan Pelatihan Dalam Jabatan a) Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Bagi PNS yang akan atau telah menduduki suatu jabatan struktural dan telah memenuhi persyaratan maka diberikan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan. Dengan perencanaan karier yang tepat maka jenjang karir pegawai dapat disusun dengan tepat sesuai kebutuhan dari pemerintah tersebut. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil pasal 9 disebutkan bahwa Diklat kepemimpinan yang selanjutnya disebut Diklatpim dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural. Dalam Pasal 10 disebutkan Diklatpim terdiri dari : (1)
Diklatpim Tingkat IV adalah Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon IV.
(2)
Diklatpim Tingkat III adalah Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon III.
(3)
Diklatpim Tingkat II adalah Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon II.
(4)
Diklatpim Tingkat I adalah Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon I.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
b) Pendidikan Pelatihan Fungsional Diklat Fungsional diikuti oleh Peserta yang akan atau telah menduduki Jabatan Fungsional tertentu. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil pasal 11 disebutkan bahwa Diklat Fungsional dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang Jabatan Fungsional masing-masing. c) Pendidikan Pelatihan Teknis Diklat
Pelatihan
Teknis
diikuti
oleh
PNS
yang
membutuhkan peningkatan kompetensi teknis dalam pelaksanaan tugasnya. Pada pasal 12 dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil disebutkan Diklat Teknis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS. Pada bidang tertentu diperlukan pendidikan dan pelatihan tertentu yang disesuaikan dengan bidang masing-masing unit kerja. Seperti Pendidikan dan Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa bagi PNS yang terkait dengan Pengadaan Barang dan Jasa, atau Pendidikan dan Pelatihan Pelayanan Publik bagi Unit Pelayanan Umum.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
3) Workshop dan Seminar Pendidikan dan Pelatihan yang tidak termasuk pendidikan kepemimpinan, fungsional maupun teknis dilaksanakan melalui workshop atau seminar. Salah satu contoh workshop yang dilakukan Pemerintah Kabuapten Madiun adalah adalah Pelaksanaan Pelatihan ESQ, dimana pelatihan semacam ini dilakukan untuk membentuk mental spiritual PNS. 4. Pemeliharaan SDM yang telah didapat perlu untuk dilakukan proses pemeliharaan agar karyawan terebut dapat bekerja sesuai dengan rencana awal satuan kerja. Pemeliharaan tersebut dapat berupa kompensasi atau layanan karyawan lainnya yang diberikan oleh satuan kerja pada SDM yang ada di unit mereka. Kompensasi adalah imbalan yang diberikan pada karyawan sebagai penghargaan atas hasil kerja mereka yang diberikan oleh unit kerja. Kompensasi memiliki tujuan antara lain sebagai berikut : a. Berupaya untuk memperoleh SDM yang berkualitas dengan imbalan kompensasi yang sesuai b. Mempertahankan karyawan yang ada dengan memberikan kompensasi yang kompetitif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
c. Menjamin keadilan serta konsestensi internal dalam penentuan kompenssi yang tepat d. Mendorong perilaku dan etos kerja yang baik e. Mengendalikan biaya dengan upaya untuk mendapatkan karyawan dan mempertahankan karyawan dengan biaya yang ideal f. Memenuhi legalitas administrasi. Selain kompensasi secara materi juga ada kompensasi secara immateri seperti layanan-layanan yang diberikan pada karyawan. Layanan tersebut dapat berupa layanan kesehatan, fasilitas perumahan atau konseling finansial dan layanan-layanan lainnya. 5. Penggunaan a.
Perencanaan karier Dalam penggunaan SDM yang telah didapatkan melalui rekruitmen maka perlu adanya perencanaan karier yang tepat. Hal ini dilakukan agar karyawan bisa memanfaatkan kesempatan karier dan personalia dapat melakukan penyusunan staf dengan lebih efisien dan efektif. Perencanaan karier dapat berupa perencanaan jangka panjang mengenai suatu jabatan dan arah jabatan tersebut di masa yang akan datang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
b.
Audit personalia Audit personalia adalah upaya untuk mengevaluasi kegiatankegiatan yang dilakukan personalia pada suatu unit kerja. Menurut Hani (2000) audit personalia adalah suatu proses evaluasi yang dilakukan di suatu organisasi untuk kegiatan personalia yang mencakup suatu departemen atau perusahaan secara keseluruhan, untuk mendapatkan umpan balik tentang fungsi personalia bagi manajer operasional dan departemen personalia.
C. Kualitas SDM PNS Syaiful (2002: 61) mengemukakan bahwa Kualitas SDM pada aparatur pemerintahan dapat dilihat melalui indikator sebagai berikut : 1. Dimensi tingkat pengetahuan yang dimiliki dalam melaksanakan tugas, indikatornya adalah : - Pendidikan formal terakhir - Pengalaman kerja yang dimiliki 2. Dimensi sikap dalam pelaksanaan tugas, indikatornya adalah : - Kejujuran dalam melaksanakan tugas - Kedisiplinan dalam melaksanakan tugas 3. Dimensi keterampilan dalam pelaksanaan tugas, indikatornya adalah : - Kesetaraan kursus - Pelatihan - Penataran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
Penjelasan masing-masing indikator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pengetahuan Ki Hajar Dewantoro dalam Wardiah (2008: 5) berpendapat bahwa pendidikan bertujuan untuk membentuk serta meningkatkan kemampuan manusia yang mencakup cita, rasa dan karsa, dimana ketiga kemampuan tersebut harus dikembangkan secara bersama-sama secara seimbang untuk membentuk manusia seutuhnya. Pendidikan memainkan peran penting dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas dan kompetitif (Gunadarma, 2010). Pendidikan akan memberikan pengetahuan yang diperlukan SDM. Pengetahuan juga dapat diperoleh melalui sarana selain pendidikan seperti pengalaman yang diperoleh selama menjalankan tugas atau pekerjaan. Pentingnya kualitas sumber daya manusia (SDM) perlu ditekankan sebagai respon dalam menyikapi perubahan yang ada, sehingga diperlukan upaya-upaya untuk peningkatan dan pengambangan SDM. Peranan ilmu pengetahuan menjadi makin penting seiring dengan perubahan yang terjadi, karena hanya dengan pengetahuan semua perubahan yang terjadi dapat disikapi dengan tepat. Gunadarma (2010) menyebutkan aset pengetahuan pada manusia mencakup : a. Pengalaman Pegawai b. Keterampilan pegawai c. Hubungan personal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
Menurut
Davenport
dalam
Gunadarma
(2010)
Pengetahuan
merupakan perpaduan dari pengalaman, nilai, informasi kontekstual, dan kepakaran yang memberikan kerangka berfikir untuk menilai dan memadukan pengalaman dan informasi baru. Pengetahuan berbeda dengan informasi. Informasi akan menjadi pengetahuan bila terjadi proses-proses seperti pembandingan, konsekuensi, penghubungan, dan perbincangan. Pengetahuan dibagi ke dalam empat jenis yaitu : a. Pengetahuan tentang sesuatu. b. Pengetahuan tentang mengerjakan sesuatu. c. Pengetahuan menjadi diri sendiri. d. Pengetahuan tentang cara bekerja dengan orang lain. Sedang tingkatan pengetahuan dapat dibagi tiga yaitu : a. Mengetahui bagaimana melaksanakan. b. Mengetahuai bagaimana memperbaiki. c. Mengetahui bagaimana mengintegrasikan, Gunadarma (2010) Hellriegel dan Slocum dalam Wardiah (2008) menyatakan bahwa staf perlu diberikan pengembangan dengan cara memberikan pendidikan tambahan yang akan mendukung serta menambah kemampuan staf, juga dengan melakukan pembimbingan, rotasi kerja, rapat evaluasi ataupun problem solving cycle, guna meningkatkan kinerja yang akan dihasilkan. Selain dari pengetahuan yang dimiliki SDM, pengalaman adalah faktor yang berpengaruh pula dalam menghasilkan kinerja. Pengalaman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
adalah akumulasi dari pengetahuan yang timbul melalui proses adaptasi dan akumulasi dalam menjalankan sesuatu, sehingga menjadi kristalisasi pengetahuan (Krafft dalam Widodo, 2009). Pengalaman juga merupakan aset stratejik yang berpengaruh dalam kinerja sumber daya manusia (Rajagopalan dalam Widodo, 2009). Dengan pemaksimalan perilaku dan pengalaman akan memberikan pengaruh dalam upaya peningkatan kinerja (Jaramillo dalam Widodo, 2009). 2. Sikap Sikap adalah kelompok keyakinan atau perasaan yang melekat pada objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut dengan cara tertentu (Calhoun dan Acocela dalam Dewi, 2007: 25). Krech, crutchfield dan ballachey dalam Dewi (2007: 25) menyatakan ada tiga komponen dalam sikap yaitu a. Komponen Kognitif Komponen kognitif adalah kepercayaan seseorang terhadap obyek sikap. b. Komponen Perasaan Komponen perasaan menunjukkan emosionalitas terhadap objek, serta terdapat manifestasi fisiologis yang dapat diukur secara eksperimen. c. Kecenderungan tindakan Kecenderungan tindakan adalah kecenderungan tindak seseorang baik positif maupun negatif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
Djamil (2002: 61) menyatakan bahwa indikator pelaksanaan tugas adalah melalui kejujuran dan disiplin. Berikut pengertian dari kejujuran dan disiplin. a. Kejujuran Menurut Kamus Bahasa Indonesia menyebutkan pengertian jujur adalah lurus hati, tidak berbohong berkata apa adanya, tidak curang. Kejujuran dalam pekerjaan adalah pelaksanaan pekerjaan dengan tidak melanggar peraturan, tidak bohong dalam melaksanakan tugastugasnya dan apa adanya dalam melaksanakan dan melaporkan hasil tugas. b. Disiplin Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) dalam Harning (2005: 15) menyebutkan bahwa disiplin dapat dipahami dalam kaitannya dengan : 1) Latihan yang memperkuat dalam upaya untuk menghasilkan pengendalian diri dan kebiasaan patuh. 2) Pelaksanaan koreksi serta sanksi dalam pelaksanaan tata tertib. Bagi lembaga yang telah memiliki tata tertib yang baik maka peraturan dapat dilaksanakan dengan baik, karena jika ada pelanggaran yang terjadi akan ditindak lanjtui dengan koreksi dari kesalahan atau pemberian sanksi. 3) Pengendalian ketertiban dan keteraturan adalah hal yang diwujudkan melalui sikap disiplin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
4) Adanya sistem tata laku yang mengikat suatu kelompok masyarakat. Peraturan yang ada dibuat untuk mengatur hubungan masyarakat yang ada. Menurut Gerakan Disiplin Nasional dalam Harning (2005: 17) menyatakan bahwa disiplin adalah suatu alat guna menciptakan perilaku dan tata tertib manusia sebagai pribadi maupun sebagai kelompok masyarakat. Disiplin berarti hukuman atau sanksi yang berbobot mengatur dan mengendalikan perilaku. Disiplin juga merupakan upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya (Rachman dalam Harning, 2005: 18). Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk dari proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman (Soegeng dalam Harning, 2005: 18). Menurut Tulus dalam Harning (2005: 20) unsur-unsur disiplin adalah : 1) Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukum yang berlaku.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
2) Pengikutan dan ketaatan tersebut muncul karena adanya kesadaran bahwa suatu hal tersebut berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Disiplin dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan dan dorongan dari luar dirinya. 3) Sebagai alat pendidikan yang bertujuan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan membentuk perilaku sesuai dengan nilainilai yang ditentukan atau diajarkan. 4) Hukuman atau sanksi diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku guna mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku. 5) Peraturan-peraturaan yang berlaku sebagai pedoman. Tulus dalam Harning (2005: 22) menyebutkan fungsi disiplin adalah : 1) Menata Kehidupan Bersama Fungsi disiplin adalah guna mengatur tata kehidupan manusia sehingga hubungan antara individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar. 2) Membangun Kepribadian Lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
3) Melatih Kepribadian Proses untuk membentuk kepribadian yang baik dan disiplin dilakukan melalui latihan. 4) Pemaksaan Disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat, dan bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya, disiplin dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar. 5) Hukuman Ancaman sanksi/hukuman penting dalam memberi dorongan dan kekuatan bagi untuk mentati peraturan. 6) Menciptakan Lingkungan yang Kondusif Implementasi suatu diisplin pada peraturan akan menciptakan lingkungan yang kondusif. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dalam pasal 1 ayat 1 menyebutkan Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan, yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. PNS wajib mentaati peraturan dan prosedur yang ada serta tidak lepas dari hak dan kewajiban sebagai Pengawai Negeri Sipil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
3. Keterampilan Keterampilan sebagai nilai tambah bagi kemampuan SDM untuk meningkatkan kualitas kinerja yang dihasilkan. Keterampilan PNS dalam memberikan hasil kinerja yang optimal didukung oleh pelatihan-pelatihan yang telah diikuti baik itu sebelum menjadi PNS maupun setelah menjadi PNS. Pelatihan yang dapat diterima oleh PNS sebelum menjadi PNS antara lain adalah Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan yang memberikan dasar keterampilan sebagai PNS. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil pasal 7 disebutkan bahwa Diklat Prajabatan dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, keperibadian dan etika PNS, disamping pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas, dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat. Pendidikan dan pelatihan bagi PNS antara lain adalah Diklat Kepemimpinan untuk PNS yang akan atau telah menjabat akan suatu jabatan tugas tertentu, Diklat Fungsional yang bertujuan untuk memberikan kompetensi akan suatu jabatan fungsi tertentu dan Diklat Pelatihan Teknis yang berguna untuk meningkatkan kemampuan teknis tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
Dalam penulisan penelitian ini Kualitas Sumber Daya Manusia PNS di Pemerintah Kabupaten Madiun ditentukan melalui indikator sebagai berikut : 1) Dimensi Pengetahuan yang dimiliki PNS, indikatornya adalah : - Pendidikan Formal - Pengalaman Kerja 2) Dimensi Sikap PNS, indikatornya adalah : - Kejujuran dalam pelaksanaan tugas - Disiplin dalam pelaksanaan tugas 3) Dimensi Ketrampilan yang dimiliki PNS, indikatornya adalah : - Pelatihan yang telah diikuti D. Kinerja Pemerintahan Pemerintahan dalam melaksanakan tugas-tugasnya berdasarkan pada Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan Daerah. dalam perundangan tersebut diatur mengenai pelaksanaan Otonomi Daerah yang tepat, maka diperlukan pengukuran kinerja yang berdasar pada pelaksanaan Pemerintahan dalam Otonomi Daerah tersebut. Kinerja SDM merupakan isilah yang berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance adalah prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang. Definisi kinerja karyawan menurut Mangkunegara dalam Sutisna (2010) adalah suatu perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
tenaga kerja per satuan waktu dan produktifitas sering dihubungkan dengan output, efisiensi dan efektifitas. Mangkunegara dalam Sutisna (2010) mengartikan kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Yasnimar (2004: 10) menyatakan bahwa Kinerja adalah penampilan hasil karya SDM dalam suatu organisasi. Kinerja tersebut dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja SDM, tidak hanya yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran SDM di dalam suatu organisasi. Seymour dalam Widodo (2009) menyebutkan bahwa menurut kinerja merupakan tindakan-tindakan sebagai pelaksanaan tugas
yang terukur,
sedangkan menurut Byars dalam widodo (2009) kinerja adalah derajat penyelesaian tugas yang menyertai pekerjaan seseorang dan merefleksikan pemenuhan permintaan pekerjaan tersebut oleh pihak yang melaksanakan, berupa hasil kualitatif dan kuantitatif. Kinerja pemerintah didefinisikan sebagai hasil berupa kualitas dan kuantitas yang dicapai Pemerintah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dimiliki. Penilaian kinerja adalah proses menilai hasil karya SDM dalam suatu organisasi melalui instrumen penilaian kinerja. Pada hakekatnya penilaian kinerja sebagai wujud evaluasi dari penampilan kerja. Bila pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan atau melebihi uraian pekerjaan, hal ini berarti pekerjaan itu berhasil dikerjakan dengan baik. Sebaliknya bila penilaian kinerja menunjukkan hasil di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
bawah uraian pekerjaan, berarti dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut kurang baik. Penilaian kinerja didefinisikan sebagai proses formal yang dilakukan untuk mengevaluasi tingkat pelaksanaan pekerjaan atau unjuk kerja pegawai dan memberikan umpan balik untuk kesesuaian tingkat kinerja (Yasnimar, 2004: 10). Kinerja Pemerintahan terkait dengan peran sebagai pelaku Administrasi Pembangunan. Menurut Sondang (2001: 5) proses administasi pembangunan adalah seluruh usaha yang dilakukan oleh suatu negara atau bangsa untuk tumbuh, berkembang dan berubah secara sadar dan terencana dalam keseluruhan segi kehidupan dan penghidupan Negara Bangsa yang bersangkutan dalam upaya untuk mencapai tujuan akhirnya. Dalam proses administrasi pembangunan pemerintah berfungsi untuk menjabarkan strategi pembangunan nasional menjadi suatu rencana pembangunan, baik dalam kepentingan untuk jangka panjang, menengah maupun pendek. Pemerintah juga harus meningkatkan kepedulian dan partisipasi kelompok-kelompok masyarakat dengan cara meningkatkan iklim yang kondusif bagi hal tersebut (Sondang, 2001: 49). Pemerintah harus menjadi instrumen yang handal, tangguh dan profesional untuk melaksanakan peranannya dalam melaksanakan keputusan elite politik yang telah dirumuskan dan ditentukan. Maka dalam hal ini dapat menggunakan indikator efektifitas Pelaksanaan Otonomi Daerah antara lain perumusan masalah, pemilihan alternatif pelaksanaan tugas, kejelasan peraturan daerah, kesesuaian pelaksanan pelayanan dan kesesuaian hasil pelayanan (Djamil, 2002: 61). Karena dengan indikator tersebut maka akan dapat menilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
kehandalan, ketangguhan serta profesionalisme pemerintah sebagai elite adminsitrasi. Pemerintah sangat berperan dalam pembangunan nasional. Peran tersebut antara lain : a. Peran sebagai Stabilisator Pemerintah berperan sebagai stabilisator karena pada negara yang terbelakang memiliki situasi politik, ekonomi, sosial budaya, juga pertahanan dan keamanan yang labil. Dan Indonesia termasuk negara berkembang yang tidak jauh dari kondisi tersebut. b. Peran selaku Inovator Pemerintah diharapkan mampu untuk menjadi sumber bagi hal-hal baru dalam inovasi temuan, metode, sistem dan acra berpikir yang baru. c. Peran selaku Modernisator Dengan pembangunan pemerintah dapat mewujudkan negara yang modern, dalam arti mandiri, kuat dan sederajat dengan negara lain. Hal ini dapat dicapai dengan peningkatan kemampuan penguasan ilmu pengetahuan dan tekonologi, manajerial, pengolahan sumber daya, pendidikan yang handal, kukuhnya landasan politik demokratis, visi dan misi yang dituju. d. Peran selaku Pelopor Pemerintah harus mampu menerapkan inovasi dalam tubuh pemerintahan itu sendiri, maka dengan penerapan inovasi ersebut pemerintah dapat menjadi pelopor dan penutan bagi seluruh masyarakat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
e. Peran selaku Pelaksana Sendiri Pelaksanaan pembangunan merupakan tanggung jawab nasional dan bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tetapi karena terdapat beberapa pertimbangan vital terkait rakyat maka pemerintah dapat berperan sebagai pelaksana sendiri, Sondang (2001: 142-150). Dalam pelaksanaan pembangunan nasional pemerintah juga berdasar pada kebijakan publik. Pembangunan nasional tidak terlepas dari kebijakan publik yang telah dibuat, sehingga diperlukan analisa kebijakan publik yang memiliki pengertian mencakup produksi pengetahuan mengenai kebijaksanaan dan prosesnya yang berguna untuk menyediakan informasi yang berguna dalam memikirkan kemungkinan pemecahan masalah (Dunn, 2002: 21). Juga merupakan penggunaan metode penelitian dan argumen untuk menghasilkan informasi
yang
relevan
dengan
kebijaksanaan
yang
digunakan
untuk
memecahkan masalah – masalah yang ada (Dunn, 2002: 29). Kebijakan tersebut diawali dengan perumusan masalah dilanjutkan dengan peliputan dan peramalan, kemudian adalah proses evaluasi dari pelaksanaan kebijakan tersebut dengan rekomendasi alternatif pengembangan dan disimpulkan secara praktis, Dunn (2002: 36). Hasil
kinerja
pemerintah
dalam
melaksanakan
administrasi
pembangunan beserta pelaksanaan peran-peran pemerintah. Hasil kinerja akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
memberikan tingkat kepuasan akan hasil yang telah diwujudkan. Menurut Lopez dalam Widodo (2009) terdapat korelasi dengan tingkat signifikansi yang tinggi antara kinerja dengan kepuasan, dimana kinerja dapat diukur dengan penilaian perilaku mendasar meliputi : 1. Kuantitas kerja 2. Kualitas kerja 3. Pengetahuan tentang pekerjaan 4. Pendapat yang disampaikan 5. Perencanaan kerja Kaho dalam Syaiful (2002: 60) menyebutkan bahwa indikator dari pelaksanaan Otonomi Daerah adalah merujuk kepada hal-hal sebagai berikut : 1. Manusia
pelaksananya
harus
baik,
sebagai
faktor
utama
dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Dapat dilihat dengan indikator : mentalitas/moralnya baik dalam arti jujur, mempunyai sifat bertanggung jawab yang tinggi dalam pekerjaannnya serta memiliki kecakapan dan kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaan. 2. Memiliki sumber pendapatan dan mampu untuk menginventarisir serta mengelola sumber-sumber keuangan yang ada sesuai dengan tujuan dan peraturan yang berlaku. 3. Memiliki cukup peralatan yang dapat dipakai untuk menunjang kelancaran kegiatan pemerintahan secara efektif, efisien dan praktis. 4. Memiliki organisasi dan manajemen yang baik dalam pengelolaannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
Syaiful (2002: 61) mengemukakan bahwa indikator efektivitas pelaksanaan Otonomi Daerah adalah : 1. Dimensi penafsiran maksud otonomi, indikatornya adalah : a. Kemampuan perumusan masalah b. Kemampuan pemilihan alternatif c. Implimentasi dan evaluasi 2. Dimensi Akuntabilitas pengelolaan dan kewenangan daerah, indikatornya adalah : kejelasan peraturan pengelolaan dan kewenangan daerah. 3. Dimensi ketepatan pelayanan umum Otonomi Daerah, indikatornya adalah : a. Kesesuaian pelaksanaan tugas pelayanan b. Kesesuaian hasil pelayanan Dengan mengintegrasikan pendapat Lopez dalam Widodo (2009), Kaho dan Syaiful (2002: 61) maka kinerja dapat ditentukan melalui indikator sebagai berikut : 1. Dimensi penafsiran maksud otonomi sebagai perwujudan pengetahuan tentang pekerjaan dan wujud pendapat serta upaya akan penyelesaian masalah sebagai tindak lanjut dari perintah yang diberikan dengan indikator : a. Kemampuan perumusan masalah b. Kemampuan pemilihan alternatif c. Implimentasi dan evaluasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
2. Dimensi akuntabilitas pengelolaan dan kewenangan daerah sebagai dasar dalam pelaksanaan pekerjaan serta wujud dari gambaran rencana pekerjaan dengan indikator : kejelasan peraturan pengelolaan dan kewenangan daerah. 3. Dimensi ketepatan pelayanan umum Otonomi Daerah sebagai perwujudan kuantitas dan kualitas kerja dengan indikator : a. Kesesuaian pelaksanaan tugas pelayanan b. Kesesuaian hasil pelayanan E. Penelitian Terdahulu 1. Syaiful (2002:106) dalam thesisnya yang berjudul “Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur Pemerintah Daerah dan Restrukturisasi Organisasi
Terhadap
Efektivitas
Pelaksanaan
Otonomi
Daerah”
menyebutkan bahwa ada pengaruh positif antara variabel kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur Pemerintah Daerah dengan variabel efektivitas pelaksanaan Otonomi Daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kontribusi variabel Kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur Pemerintah Daerah pada variabel Efektivitas Pelaksanaan Otonomi Daerah sebesar 71,5 %. 2. Wardiah (2008) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa terdapat hubungan positif antara pengetahuan dengan kinerja, sikap dengan kinerja serta keterampilan dengan kinerja
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
3. Dalam penelitiannya Mohammad (2010) menyatakan bahwa kemampuan berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kinerja SDM, dengan peran terbesar adalah pendidikan non formal/pelatihan pada dimensi teknik serta komitmen SDM juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Sebaliknya faktor kepribadian tidak berpengaruh terhadap kinerja SDM, begitu pula untuk faktor motivasi tidak menunjukkan ada pengaruh terhadap kinerja. Berdasarkan pada hasil beberapa penelitian tersebut disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari kualitas SDM pada kinerja yang dihasilkan. Jika dihubungkan dengan kinerja pemerintahan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kualitas SDM dengan kinerja pemerintah. F. Kerangka Pemikiran Studi Kualitas SDM atau Pegawai Negeri Sipil memiliki perbedaan antara tiap pegawai satu dan yang lainnya. Jenis pendidikan tiap pegawai tentu akan disesuaikan dengan formasi yang dibutuhkan oleh Pemerintah Daerah. Maka PNS secara akademik telah memiliki kualitas yang dibutuhkan sesuai dengan tugas masing-masing. Kualitas sumber daya manusia PNS tidak hanya secara akademis, tetapi juga ada kualitas lain selain dari sisi pendidikan. Kualitas tersebut mencakup ketrampilan teknis maupun kualitas sikap PNS. Kualitas teknis dapat berupa ketrampilan yang didapatkan dari pendidikan dan pelatihan teknis mengenai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
bidang tertentu yang didapat sebelum bekerja sebagai PNS maupun selama menjadi PNS. Contoh pendidikan dan pelatihan teknis yang diberikan pada staf unit kerja tertentu dengan tujuan menunjang kinerja mereka, seperti Diklat Pengadaan Barang dan Jasa bagi Staf Bagian Administrasi Pembangunan atau Diklat Pelayanan Publik bagi karyawan unit penyedia layanan masyarakat. Bagi posisi manajerial sperti jabatan struktural terdapat pendidikan kepemimpinan sesuai dengan tingkat eselon yang diperlukan, seperti Diklatpim IV untuk eselon IV, Diklatpim III untuk eselon III dan Diklatpim II untuk eselon II. Dalam
upaya
membentuk
kualitas
sikap,
dalam
pendidikan
kepemimpinan seperti Diklatpim tersebut telah ada materi pembentukan sikap yang ideal dalam bekerja sebagai PNS, selain itu juga ada pendidikan pelatihan tambahan yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah guna mendapatkan hasil yang diinginkan, sebagai contoh melalui pelatihan ESQ dan Program Leadership Center. Dengan berbagai upaya peningkatan kemampuan dan kualitas sumber daya manusia PNS diharapkan akan didapat hasil kinerja yang optimal. Melalui tahap pengembangan pegawai tersebut maka diharapkan pemerintahan akan terlaksana dengan baik. Juga adanya peningkatan pendidikan melalui beasiswa maupun tugas belajar yang diberikan pada PNS tentunya diharapkan akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia PNS. Dengan adanya upaya peningkatan kualitas SDM dari PNS tersebut diharapkan akan dapat melaksanakan tugas dengan baik. Dengan peningkatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
tersebut diharapkan tugas-tugas dapat dilaksanakan dengan optimal sesuai dengan visi dan misi awal yang telah ditentukan. Dengan demikian kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun akan dapat dilaksanakan dengan optimal. Jika digambarkan dalam bentuk bagan hubungan dari variabel-variabel tersebut dapat digambarkan melalui gambar 2.1 sebagai berikut :
KUALITAS SDM PENGETAHUAN KINERJA PEMERINTAH
SIKAP KETERAMPILA Keterangan : Panah menunjukkan tanda hubungan Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran G. Hipotesis
Hipotesis secara umum adalah diduga ada hubungan dari kualitas Sumber Daya Manusia PNS pada Kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun, sedangkan hipotesis secara rinci adalah : 1. Diduga terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan PNS dengan kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun. 2. Diduga terdapat hubungan antara sikap PNS dengan kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
3. Diduga terdapat hubungan antara ketrampilan PNS dengan kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian ilmiah dan Survey Research, dimana penelitian ilmiah adalah penelitian berdasarkan keilmiahan yang menggunakan kaidah-kaidah ilmiah, mengemukakan pokok-pokok pikiran serta menyimpulkan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian secara ilmiah, sedangkan Research Survey adalah penelitian berdasarkan teknik yang digunakan yaitu tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabel yang diteliti (Febby, 2008). Pada penelitian ini digunakan metode survei untuk mendapatkan data dengan menggunakan kuesioner. Pada tahap analisis digunakan pendekatan deskriptif dan penggunaan analisis statistik untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini dicoba untuk menggabungkan data-data yang bersifat kuantitatif dan data-data yang bersifat kualitatif. Hal ini dilakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
dengan tujuan agar data-data yang diperoleh tersebut saling melengkapi satu sama lainnya, sehingga pada akhirnya diperoleh suatu data penelitian yang utuh, terintegrasi dan mampu menjawab permasalahan yang telah diidentifikasikan dan dirumuskan. B. Unit analisis Dalam penelitian ini diambil objek PNS Pemerintah Kabupaten Madiun pada tahun 2010 sebagai unit pengamatan analisis. C. Sumber dan Metode Pengumpulan Data Dalam pelaksanaan suatu penelitian, peranan data sebagai sumber utama yang mutlak diperlukan, guna menjelaskan dan mendukung terhadap pertanyaan yang telah dirumuskan dan diidentifikasi sebelumnya. Data yang dgunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah : 1. Menyebarkan kuesioner untuk diisi oleh para responden terpilih. Dengan memberikan keleluasaan bagi para responden dalam mengisi jawaban pertanyaan yang dimaksud untuk memperoleh keluasan dan orisinalitas jawaban tanpa adanya pengaruh oleh peneliti maupun pihak lain. 2. Studi kepustakaan, dengan membaca, membandingkan dan menyadur untuk kepentingan konseptual dan teoritis maupun untuk kepentingan analisis. D. Teknik Pengambilan Sampel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
Penelitian ini menggunakan populasi PNS Kabupaten Madiun dengan jumlah 10.228 PNS dan menggunakan sampel sejumlah 46 PNS yaitu semua PNS dari satuan kerja perangkat daerah Badan Kepegawaian Daerah Pendidikan dan Pelatihan selain peneliti yang juga termasuk PNS didalamnya. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling kategori judgment sample untuk mendapatkan sampel dalam memperoleh data, karena pada satuan kerja perangkat daerah tersebut semua PNS yang ada diasumsikan telah mengetahui dan memahami peraturan serta hal-hal terkait SDM PNS juga permasalahan kepegawaian pada pemerintahan. Selain itu juga karena PNS pada unit tersebut telah menangani masalah Administrasi Kepegawaian seluruh PNS Pemerintah
Kabupaten
mencerminkan
gambaran
Madiun
sehingga
PNS
Pemerintah
dapat
diasumsikan
Kabupaten
Madiun
mampu secara
keseluruhan. Purposive sampling digunakan sebagai teknik sampling dalam penelitian ini karena terdapat tujuan tertentu sebagai dasar pengambilan sampel Arikunto (2002: 117), dimana sampel yang diambil dengan maksud atau tujuan tertentu tersebut dianggap memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitian ini (Hasan, 2000). Judgment Sampling sebagai kategori teknik pengambilan sampel purposive sampling digunakan dengan anggapan bahwa sampel yang diambil didasarkan pada anggapan bahwa sampel tersebut pihak yang paling baik dan mempunyai “information rich” untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
populasi dalam penelitian ini (Hasan, 2000). Penggunaan PNS unit kerja Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan sebagai sampel karena diasumsikan dapat mencerminkan kondisi PNS Pemerintah Kabupaten Madiun secara keseluruhan. E. Alat Pengumpulan Data Dalam
teknik
penelitian
menggunakan
metode
survei,
maka
pengumpulan data penelitian dapat dilakukan dengan menyebarkan kuesioner, yaitu dengan serangkaian daftar pertanyaan kepada responden dimana mereka tinggal memilih jawaban yang telah disediakan. Dalam kuesioner tersebut memuat
mengenai
indikator-indikator
sebagaimana
telah
dikemukakan
sebelumya untuk mengetahui hubungan Kualitas Sumber Daya Manusia PNS pada Kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun. F. Definisi Operasional 1.
Kualitas Sumber Daya Manusia PNS Kualitas sumber daya manusia PNS Pemerintah Daerah adalah kualitas dari Sumber Daya Manusia pada PNS pada Pemerintah Kabupaten Madiun yang dapat dilihat dari sisi akademis maupun non akademis seperti kualitas sikap, pengetahuan dan pengetahuan yang dimiliki guna pencapaian efektivitas pelaksanaan otonomi daerah. Untuk variabel Kualitas Sumber Daya Manusia PNS di Pemerintah Kabupaten Madiun digunakan indikator sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
a. Dimensi Pengetahuan yang dimiliki PNS, indikatornya adalah : 1) Pendidikan Formal 2) Pengalaman Kerja
b. Dimensi Sikap PNS, indikatornya adalah : 1) Kejujuran 2) Disiplin c. Dimensi Ketrampilan yang dimiliki PNS, indikatornya adalah Pelatihan 2.
Kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun Dalam penelitian ini indikator Kinerja Pemerintahan Kabupaten Madiun adalah : a. Dimensi Penafsiran Maksud Otonomi, indikatornya adalah : 1) Perumusan Masalah 2) Alternatif pelaksanaan tugas b. Dimensi Akuntabilitas pengelolaan dan kewenangan daerah, indikatornya adalah kejelasan Peraturan Pengelolaan dan Kewenangan Daerah c. Dimensi Ketepatan pelayanan umum Otonomi Daerah, indikatornya adalah : 1) Kesesuaian Pelaksanaan Pelayanan 2) Kesesuaian Hasil Pelayanan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
Dalam penelitian ini digunakan indikator-indikator tersebut untuk mendapatkan data kualitas SDM PNS dan kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun dan digambarkan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.1 Variabel dan Indikator No. 1
Variabel Kualitas SDM
Dimensi Pengetahuan Sikap Keterampilan
2
Kinerja pemerintah
Ø Penafsiran Otonomi Ø Akuntabilitas pengelolaan dan kewenangan daerah Ø Ketepatan pelayanan umum otonomi daerah
-
-
Indikator Pendidikan formal Pengalaman kerja Kejujuran Disiplin Pelatihan Perumusan masalah Alternatif pelaksanaan tugas Kejelasan peraturan pengelolaan dan kewenangan daerah Kesesuaian pelaksanaan pelayanan Kesesuaian hasil pelayanan
Sumber : Kajian Teoritis Dalam penelitian survei dengan kuesioner sebaiknya dipakai jawaban dengan Skala Likert yang bertujuan untuk : 1. Mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang akan diteliti. Dalam penelitian ini fenomena sosial yang akan diteliti ditetapkan oleh penulis sendiri, yang selanjutnya disebut variabel penelitian. 2. Mengukur variabel yang akan diteliti, berdasarkan indikator-indikator petunjuknya, kemudian indikator ini dijadikan dasar penyusunan instrumen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
yang berupa pertanyaan atau penyataan yang kemudian dijawab oleh responden. 3. Jawaban atas pertanyaan setiap instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan sangat negatif yang dapat berupa kata-kata, serta untuk keperluan analisis secara kuantitatif maka jawaban diberi skor yang tinggi untuk yang sangat positif dan yang terendah untuk yang sangat negatif. Berdasar pendapat tersebut, maka skala jawaban atas pertanyaan dalam instrumen penelitian ini digolongkan pada 6 kategori dengan bertujuan untuk mencegah jawaban ragu – ragu yang cenderung netral di tengah – tengah. Tabel skala yang digunakan adalah sesuai tabel sebagai berikut : Tabel 3.2 Skala Jawaban No.
Jawaban Responden
Skor
1
Sangat setuju
6
2
Setuju
5
3
Cukup Setuju
4
4
Kurang Setuju
3
5
Tidak Setuju
2
6
Sangat Tidak Setuju
1
Sumber : Tabel Skala Likert (Syaiful, 2002: 65) dimodifikasi. G. Teknis Analisis Data Data yang diperoleh melalui kuesioner yang akan diberikan kepada sampel adalah data kualitatif dan akan ditranformasikan menjadi data kuantitatif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
dengan jenis data ordinal. Data kualitatif secara sederhana dapat diartikan sebagai data bukan dalam bentuk angka. Sedangkan data ordinal adalah dimana dalam data tersebut terdapat preferensi atau tingkatan dalam data tersebut, dimana terdapat status data lebih tinggi atau lebih rendah dari yang lain (Singgih, 2010: 6-7). Sudarsono (2009) menyatakan bahwa untuk menguji hubungan antara dua variabel kualitatif digunakan uji Chi Square, maka dalam penelitian ini digunakan teknik analisis Chi Square dan Crosstab untuk meneliti hubungan antar variabel. Maka tahapan dalam melakukan analisis data adalah sebagai berikut : 1.
Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif bertujuan untuk mencari nilai tengah sebagai batasa untuk menentukan 2 kategori nilai, yaitu kategori “Baik” dan “Tidak Baik“. Jadi diatas nilai tengah akan masuk pada kategori “Baik” dan sebaiknya jika dibawah nilai tengah akan masuk kategori “Tidak Baik”yang akan digunakan untuk yang bertujuan untuk memberikan penegasan batasan yang jelas dalam membedakan kualitas tiap – tiap variabel serta lebih empirik dalam
menentukan suatu nilai dan hubungannya dalam kaidah
keilmuan. 2.
Analisis Chi Square
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
Sebagai langkah awal digunakan tabel Crosstab untuk menjabarkan hasil kuesioner pada tabel untuk kemudian dianalisis menggunakan metode Chi Square. Berikut adalah tabel crosstab dari penelitian ini :
Tabel 3.3 Tabel Crosstab Pengetahuan PNS dengan Kinerja Variabel
Kinerja Pemerintah Kategori Tidak baik
Tidak baik O1
Baik O2
Baik
O3
O4
Kualitas SDM PNS
Jumlah
Total kolom
Total baris
N
Sumber : Tabel CrosstabThomas Langkah selanjutnya adalah menggunakan gunakan analisis Chi Square untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara kualitas SDM PNS dengan kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun. Rumus untuk Chi Square (Thomas, 2010) adalah:
k
= banyak kategori (sel)
oi
= frekuensi observasi kategori ke-i
ei
= frekuensi ekspektasi ke-i
Rumus frekuensi harapan adalah :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
Berikutnya adalah membandingkan nilai Chi Square (X2) hasil perhitungan dengan Chi Square (X2) tabel dengan menggunakan derajat kesalahan sebesar 5 % atau α = 0,05.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam Laporan Keterangan Pertanggung jawaban Bupati Madiun Tahun 2009 dapat diperoleh data dari Pemerintah Kabupaten Madiun Periode Tahun 2010 sebagai berikut : 1.
Kondisi Geografis Daerah Luas wilayah 1.010,86 Km2 atau 101.086 Ha, secara administratif pemerintahan terbagi ke dalam : 15 Kecamatan, 8 Kelurahan, 198 Desa. Secara astronomis terletak pada posisi 7o12’-7o48’30” Lintang Selatan dan 111o25’45”-111o51” Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara
: Kabupaten Bojonegoro.
b. Sebelah Barat
: Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
c. Sebelah Selatan : Kabupaten Ponorogo. d. Sebelah Timur
: Kabupaten Nganjuk.
Bentuk permukaan lahan wilayah Kabupaten Madiun sebagian besar (67.576 Ha) relatif datar dengan tingkat kemiringan lereng 0-15%.
Secara terinci kemiringan lereng Kabupaten Madiun sebagai berikut : a. 0-12 %
seluas 44.278,375 Ha (43,80 %).
b. 2-15 %
seluas 23.298,92
Ha (23,05 %).
c. 15-40 %
seluas 15.585,00
Ha (15,59 %).
d. dan > 40% seluas 17.140,00
Ha (16,85 %).
Berdasar penggunaan lahan Wilayah Kabupaten Madiun terinci sebagai berikut : a. Pemukiman/Pekarangan
:
15.322,26
Ha
(15,16 %).
b. Sawah
:
30.951,00
Ha
(30,62 %).
c. Tegal
:
7.091,54
Ha
( 7,02 %).
d. Perkebunan
:
2.472,00
Ha
( 2,45 %).
e. Hutan Negara
:
40.511,00
Ha
(40,08 %).
f. Perairan (Kolam/waduk)
:
836,00
Ha
( 0,83 %).
g. Lain-lain (jalan,sungai,makam) :
3.0902,20
Ha
( 3,86 %).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
2.
Gambaran Umum Demografis Jumlah penduduk Kabupaten Madiun 769.497 orang. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin adalah 384.334 orang laki-laki dan 385.279 orang perempuan.
3.
Gambaran Umum PNS Gambaran umum PNS di Pemerintah Kabupaten Madiun adalah untuk rincian per golongan adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Data PNS per Golongan pada Tahun 2010 Persentase Golongan Jumlah (%) IV/d 2 0,02 IV/c 18 0,18 IV/b 769 7,52 IV/a 2.882 28,18 III/d 1.087 10,63 III/c 791 7,73 III/b 1.040 10,17 III/a 1.111 10,86 II/d 330 3,23 II/c 515 5,.04 II/b 639 6,25 II/a 621 6,07 I/d 104 1,02 I/c 178 1,74 I/b 51 0,50 I/a 90 0,88 Jumlah 10.228 100 Sumber : Data Daftar Urut Kepangkatan PNS Pemerintah Kabupaten Madiun per 31 Desember 2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
Gambaran umum PNS di Pemerintah Kabupaten Madiun adalah untuk rincian per pendidikan adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Data PNS per Pendidikan Persentase (%) SD 215 2 SLTP 544 5 SMU 2335 23 D.I 156 2 D.II 1451 14 D.III 820 8 S.1 4492 44 S.2 215 2 Jumlah 10228 100 Gambaran PNS Kepangkatan di PemerintahPNS Kabupaten Madiun adalah Sumber : Data umum Daftar Urut Pemerintah Kabupaten Madiun per 31 Desember 2010 untuk rincian per SKPD adalah sebagai berikut : Pendidikan
Jumlah
Tabel 4.3 Data PNS per SKPD N NAMA SKPD O 1 Sekretariat Daerah a Asisten Pemerintahan b Asisten Perekonomian Pembangunan c Asisten Adminsitrasi Umum Staf Ahli Bid Pemerintahan Hukum dan d Politik e Staf Ahli Bid Pembangunan f Staf Ahli Bid Kemasyarakatan dan SDA g Staf Ahli Bid Ekonomi dan Keuangan h Bagian Administrasi Pembangunan i Bagian Hukum j Bagian Humas k Bagian Kesejahteraan Rakyat l Bagian Organisasi m Bagian Pemerintahan Umum n Bagian Pemerintahan Desa Kelurahan o Bagian Perekonomian
commit to user
JML
%
1 0 1 1
0,0 0,0 0,0 0,0
1
0,0
1 1 1 14 16 11 15 14 13 12 14
0,0 0,0 0,0 0,1 0,2 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
2 3 4
5
6
7
p Bagian Perlengkapan dan Asset q Bagian Administrasi Sda r Bagian Umum Inspektorat Sekretariat DPRD Dinas a Dinas Kebersihan dan Pertamanan b Dinas Kehutanan dan Perkebunan c Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil d Dinas Kesehatan e Dinas Koperasi dan UMKM f Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan g Dinas Pendidikan Dinas Perhubungan Informatika dan h Komunikasi i Dinas Perindustrian dan Perdagangan j Dinas Pertanian Tapang Dan Hortikultura k Dinas Peternakan dan Perikanan l Dinas Pu Bina Marga dan Cipta Karya m Dinas PU Pengairan n Dinas Sosial o Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Badan a Badan KB dan PP b Badan Ketahanan Pangan c Badan Penelitian dan Pengembangan d Bakesbang Polinmas e BAPPEDA f BKD Diklat g Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kantor a Kantor Lingkungan Hidup b Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu c Kantor Perpustakaan dan Kearsipan d Kantor Satpol PP Kecamatan a Kecamatan Balerejo b Kecamatan Dagangan c Kecamatan Dolopo d Kecamatan Geger
commit to user
16 15 77 35 37
0,2 0,1 0,8 0,3 0,4
144 56 29 83 48 157 887
1,4 0,5 0,3 0,8 0,5 1,5 8,7
118
1,2
39 56 75 118 145 54 56
0,4 0,5 0,7 1,2 1,4 0,5 0,5
119 136 27 79 53 47 41
1,2 1,3 0,3 0,8 0,5 0,5 0,4
17 19 12 34
0,2 0,2 0,1 0,3
37 29 34 41
0,4 0,3 0,3 0,4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
8
9 10
e Kecamatan Gemarang f Kecamatan Jiwan g Kecamatan Kare h Kecamatan Kebonsari i Kecamatan Madiun j Kecamatan Mejayan k Kecamatan Pilangkenceng l Kecamatan Saradan m Kecamatan Sawahan n Kecamatan Wonoasri o Kecamatan Wungu Kelurahan a Kelurahan Bangunsari Mejayan b Kelurahan Bangunsari Dolopo c Kelurahan Krajan d Kelurahan Mlilir e Kelurahan Munggut f Kelurahan Nglames g Kelurahan Pandean h Kelurahan Wungu RSUD Caruban Puskesmas a Dolopo b Mlilir c Dagangan d Jetis e Geger f Kaibon g Kebonsari h Gantrung i Jiwan j Sambirejo k Madiun l Dimong m Sawahan n Mejayan o Klecorejo p Pilangkenceng q Krebet
commit to user
23 41 19 28 29 28 29 25 32 26 31
0,2 0,4 0,2 0,3 0,3 0,3 0,3 0,2 0,3 0,3 0,3
6 10 9 9 9 12 6 7 286
0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 2,8
87 26 29 24 31 26 26 27 30 27 22 23 33 30 16 24 27
0,9 0,3 0,3 0,2 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,2 0,2 0,3 0,3 0,2 0,2 0,3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
r Saradan 45 s Sumbersari 23 t Gemarang 51 u Kare 46 v Wungu 31 w Mojopurno 25 x Wonoasri 30 y Balerejo 64 z Simo 24 11 TK 134 12 SD 3.407 13 SLTP 1.310 14 SMU 462 15 SMK 262 16 SLB 55 JUMLAH 10228 Sumber : Data Daftar Urut Kepangkatan PNS Pemerintah Kabupaten Madiun per 31 Desember 2010
0,4 0,2 0,5 0,4 0,3 0,2 0,3 0,6 0,2 1,3 33,3 12,8 4,5 2,6 0,5 100
B. Analisis Deskriptif Data Penelitian 1. Variabel Pengetahuan PNS Kualitas Pengetahuan PNS dari hasil kuesioner diperoleh data yang menyebar dari yang rendah ke yang tinggi dengan jumlah responden yang valid dalam penghitungan adalah sejumlah 46 sesuai dengan kuesioner yang disebar. Skor terendah adalah 11 dan yang tertinggi adalah 27. Dengan nilai tengah 20. Nilai tengah ini yang digunakan sebagai pemisah antara kategori “Tidak Baik” dan “Baik” dimana nilai 11-20 adalah termasuk kategori “Tidak Baik” dan nilai 21-27 adalah masuk kategori “Baik”. Dari
nilai
tersebut
maka
tahap
berikutnya
adalah
proses
pengkategorian untuk proses lebih lanjut pada Chi Square. Maka berikutnya
commit to user Tabel 4.4 Frekuensi Kategori Pengetahuan PNS
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
dari nilai-nilai tersebut maka akan dimasukkan pada kategori “Baik” dan “Tidak Baik” sehingga menjadi seperti dalam tabel 4.4 berikut :
Kategori Jumlah Persentase Tidak 25 54,3 Baik Baik 21 45,7 Total 46 100 Sumber : Lampiran VI Frekuensi Coding Kategori Nilai Hasil Kuesioner
Hasil tabel menunjukkan bahwa frekuensi dari kategori “Tidak Baik” adalah 25 responden (54,3 %) sedangkan untuk kategori “Baik” sejumlah 21 responden (45,7%). 2. Variabel Sikap PNS Kualitas Sikap PNS dari hasil kuesioner diperoleh skor terendah adalah 6 dan yang tertinggi adalah 26. Dengan nilai tengah 17,50. Sehingga nilai 6-17,5 adalah termasuk kategori “Tidak Baik” dan nilai 17,5-26 adalah masuk kategori “Baik”. Tahap berikutnya adalah proses coding menuju kategori untuk proses lebih lanjut pada Chi Square, sehingga menjadi seperti dalam tabel 4.5 berikut : Tabel 4.5 Frekuensi Kategori Sikap PNS Kategori Jumlah Persentase Tidak 23 50,0 Baik Baik 23 50,0 Total 46 100 Sumber : Lampiran VI Frekuensi Coding Kategori Nilai Hasil commit to Kuesioner user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
Hasil tabel menunjukkan bahwa frekuensi dari kategori “Tidak Baik” dan kategori “Baik” adalah sama yaitu sejumlah 23 responden (50%). 3. Variabel Keterampilan PNS Kualitas keterampilan PNS dari hasil kuesioner diperoleh data yang menyebar dari yang rendah ke yang tinggi. Dari sejumlah 46 responden dapat diroses secara keseluruhan. Skor terendahnya adalah 7 dan yang tertinggi adalah 25. Dengan nilai tengah 20. Nilai tengah ini yang digunakan sebagai pemisah antara kategori “Tidak Baik” dan “Baik” dimana nilai 7-20 adalah termasuk kategori “Tidak Baik” dan nilai 20-25 adalah masuk kategori “Baik”, seperti dalam tabel 4.6 berikut : Tabel 4.6 Frekuensi Kategori Keterampilan PNS Kategori Tidak Baik Baik Total
Jumlah
Persentase
26
56,5
20 46
43,5 100
Sumber : Lampiran VI Frekuensi Coding Kategori Nilai Hasil Kuesioner Hasil tabel menunjukkan bahwa frekuensi dari kategori “Tidak Baik” adalah 26 responden (56.5 %) sedangkan untuk kategori “Baik” sejumlah 20 responden (43.5%). 4. Variabel Kinerja Pemerintah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
Untuk kualitas keterampilan PNS dari hasil kuesioner semua nilai dapat diproses. Untuk skor terendahnya adalah 9 dan yang tertinggi adalah 28 dengan nilai tengah 20,50, maka nilai 9-20 adalah termasuk kategori “Tidak Baik” dan nilai 20-28 adalah masuk kategori “Baik”. Dari nilai-nilai tersebut maka akan dimasukkan pada kategori-kategori nilai sehingga menjadi seperti dalam tabel berikut : Tabel 4.7 Frekuensi Kategori Kinerja Kategori Jumlah Persentase Tidak 23 23 Baik Baik 23 23 46 46 Total Sumber : Lampiran VI Frekuensi Coding Kategori Nilai Hasil Kuesioner Hasil tabel menunjukkan bahwa frekuensi dari kategori “Tidak Baik” dan kategori “Baik” adalah sama yaitu sejumlah 23 responden (50%). C. Analisis Chi Square Hasil analisis deskriptif akan dianalisis dengan metode Chi Square antara variabel Pengetahuan PNS, Sikap PNS dan Keterampilan PNS dengan variabel Kinerja Pemerintah. 1.
Hubungan Variabel Pengetahuan PNS dengan Kinerja Pemerintah Variabel Pengetahuan PNS diteliti apakah ada hubungannya dengan variable Kinerja Pemerintah. Untuk itu langkah analisis dengan metode Chi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
Square. Berikut adalah tabel Crosstab untuk Pengetahuan PNS dengan Kinerja Pemerintah yang ditunjukkan dengan tabel dibawah ini : Tabel 4.8 Tabel Crosstab Pengetahuan PNS dengan Kinerja Pemerintah Kinerja Pemerintah Jumlah Variabel Kategori Tidak baik Baik Tidak 17 8 25 baik (37 %) (17 %) (54 %) Pengetahuan PNS Baik 6 15 21 (13 %) (33 %) (46 %) 23 23 46 Jumlah (50 %) (50 %) (100%) Sumber : Lampiran VIII Hasil Output Crosstab Kualitas SDM Dengan Kinerja Pemerintah Hasil
output
Crosstab
menggunakan
PASW
Statistic
18
menunjukkan nilai count atau jumlah untuk masing masing variabel pada tiap-tiap kategori, seperti yang ditunjukkan ditunjukkan dalam tabel 4.8 di atas. Untuk Pengetahuan PNS Hipotesis peneliti adalah : H0
: Kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun diduga tidak ada hubungan dengan Pengetahuan PNS
H1
: Kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun diduga terdapat hubungan dengan Pengetahuan PNS Sedangkan untuk analisis Chi Square dari hasil di atas adalah
ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.9 Hasil Chi Square Pengetahuan PNS dengan Kinerja Pemerintah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
Nilai
df
Probabilitas
Nilai Chi-Square 7,097 1 0,008 Jumlah case 46 Sumber : Lampiran VIII Hasil Output Crosstab Kualitas SDM Dengan Kinerja Pemerintah Tabel di atas menunjukkan bahwa Chi Square hitung adalah 7,097 Dengan df = 1, dimana df diperoleh dari rumus sebagai berikut : df = ( jumlah baris - 1 ) x ( jumlah kolom - 1 ) df = ( 2 – 1 ) x ( 2 – 1 ) = 1 Berdasarkan hipotesis yang telah ditentukan peneliti sebelumnya maka : -
Jika Chi Square hitung < Chi Square tabel maka Ho diterima
-
Jika Chi Square hitung > Chi Square tabel maka Ho ditolak
-
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima
-
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
Jika dilihat Chi Square tabel dengan menggunakan α = 5% dan df = 1 maka nilai Chi Square tabel adalah 3,84 , tetapi jika dibandingkan dengan nilai Chi Square hitung yang sebesar 7,097 maka nilai Chi Square hitung lebih besar dari Chi Square tabel sehingga hipotesis Ho ditolak. Sedangkan jika dilihat dari nilai probabilitas yang terhitung adalah sebesar 0,008. Dimana nilai ini dibawah 0,05 sehingga H0 ditolak. Kesimpulan :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85
Hasil analisis Chi Square menunjukkan hipotesis H0 ditolak, sehingga didapat hasil bahwa terdapat hubungan antara Kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun dengan Pengetahuan PNS. 2.
Hubungan Variable Sikap PNS dengan Kinerja Pemerintah Variabel Sikap PNS akan dicari hubungannya dengan variabel Kinerja Pemerintah. Untuk itu seperti variabel sebelumnya digunakan metode Chi Square. Berikut adalah tabel Crosstab untuk Sikap PNS dengan Kinerja Pemerintah yang ditunjukkan dengan tabel dibawah ini : Tabel 4.10 Tabel Crosstab Sikap PNS dengan Kinerja Pemerintah Kinerja Pemerintah Jumlah Variabel Kategori Tidak baik Baik Tidak baik 17 6 23 (37 %) (13 %) (50 %) Sikap PNS Baik 6 17 23 (13 %) (37 %) (50 %) 23 23 46 Jumlah (50 %) (50 %) (100%) Sumber : Lampiran VIII Hasil Output Crosstab Kualitas SDM Dengan Kinerja Pemerintah Hasil output pengolahan Crosstab menggunakan PASW Statistic 18 di atas menunjukkan nilai count atau jumlah masing-masing variabel pada tiap-tiap kategori yang ditunjukkan dalam tabel 4.10 di atas.
Untuk Sikap PNS hipotesis peneliti adalah :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
-
H0 : Kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun diduga tidak ada hubungan dengan Sikap PNS
-
H1 : Kinerja
Pemerintah
Kabupaten
Madiun
diduga
terdapat
hubungan dengan sikap PNS Hasil untuk analisis Chi Square dari hasil di atas adalah seperti yang ditunjukkan output PASW Statistic 18 dalam tabel 4.11 berikut : Tabel 4.11 Hasil Chi Square Sikap PNS dengan Kinerja Nilai df Probablitas Nilai Chi-Square Jumlah case
10,522 46
1
0,001
Sumber : Lampiran VIII Hasil Output Crosstab Kualitas SDM Dengan Kinerja Pemerintah Tabel di atas menunjukkan bahwa Chi Square hitung adalah 10,522 , Dengan df = 1. Jika dilihat Chi Square tabel dengan menggunakan α = 5% dan df = 1 maka nilai Chi Square tabel adalah 3,84 , tetapi jika dibandingkan dengan nilai Chi Square hitung maka nilai Chi Square hitung lebih besar dari Chi Square tabel sehingga hipotesis Ho ditolak. Sedangkan jika dilihat dari nilai probabilitas yang terhitung adalah sebesar 0,001 dimana nilai ini dibawah 0,05 sehingga H0 ditolak. Kesimpulan : Hasil analisis Chi Square menunjukkan hipotesis H0 ditolak, sehingga didapat hasil bahwa terdapat hubungan antara Sikap PNS dengan Kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87
3.
Hubungan Variabel Keterampilan PNS dengan Kinerja Pemerintah Variabel Keterampilan PNS akan dicari apakah ada hubungannya dengan variabel Kinerja Pemerintah, sehingga digunakan metode Chi Square dengan tabel cross tab sebgai berikut : Tabel 4.12 Tabel Crosstab Keterampilan PNS dengan Kinerja Kinerja Pemerintah Jumlah Variabel Kategori Tidak baik Baik Tidak baik 17 9 26 (37 %) (20 %) (57 %) Keterampilan PNS Baik 6 14 20 (13 %) (30 %) (43 %) 23 23 46 Jumlah (50 %) (50 %) (100%) Sumber : Lampiran VIII Hasil Output Crosstab Kualitas SDM Dengan Kinerja Pemerintah Hasil output pengolahan Crosstab menggunakan PASW Statistic 18 menunjukkan nilai count atau jumlah masing-masing variabel seperti ditunjukkan pada tabel 4.12 diatas. Untuk Keterampilan PNS hipotesis peneliti adalah : -
H0 : Kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun diduga tidak ada hubungan dengan Keterampilan PNS
-
H1 : Kinerja
Pemerintah
Kabupaten
Madiun
diduga
terdapat
hubungan dengan Keterampilan PNS Hasil untuk analisis Chi Square dari hasil di atas adalah seperti yang ditunjukkan output PASW Statistic 18 dalam tabel 4.13 berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88
Tabel 4.13 Hasil Chi Square Keterampilan PNS dengan Kinerja Pemerintah Nilai df Probabilitas Nilai Chi-Square Jumlah Cases
5,662 46
1
0,017
Sumber : Lampiran VIII Hasil Output Crosstab Kualitas SDM Dengan Kinerja Pemerintah Tabel di atas menunjukkan bahwa Chi Square hitung adalah 5,662 dengan df = 1. Jika dilihat Chi Square tabel dengan menggunakan α = 5% dan df = 1 maka nilai Chi Square tabel adalah 3,84 , tetapi jika dibandingkan dengan nilai Chi Square hitung yang sebesar 5,662 maka nilai Chi Square hitung lebih besar dari Chi Square tabel sehingga hipotesis Ho ditolak. Sedangkan jika dilihat dari nilai probabilitas yang terhitung adalah sebesar 0,017 . Dimana nilai ini dibawah 0,05 sehingga H0 ditolak. Kesimpulan : Hasil analisis Chi Square menunjukkan hipotesis H0 ditolak, sehingga didapat hasil bahwa terdapat hubungan antara Keterampilan PNS dengan Kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun. D. Pembahasan Hasil Analisis 1. Hubungan Variabel Pengetahuan PNS dengan Kinerja Pemerintah Hasil analisis Chi Square menunjukkan bahwa hipotesis H0 ditolak, sehingga didapat kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara Pengetahuan PNS dengan Kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
Pemerintah memilliki peranan yang sangat dominan melaksanakan proses Administrasi Pembangunan, walaupun pada dasarnya proses administrasi pembangunan adalah tanggung jawab secara nasional, baik itu pemerintah, politisi dengan kekuatan sosial politiknya, para teoritis serta cendekiawan yang dituntut sumbangsihnya, para pembentuk opini yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pengawasan sosial hingga rakyat juga ikut dalam proses administrasi pembangunan. Proses administrasi pembangunan sendiri merupakan upaya yang dilakukan oleh suatu negara atau bangsa untuk tumbuh, berkembang dan berubah secara sadar dan terencana dalam keseluruhan segi kehidupan dan penghidupan Negara Bangsa yang bersangkutan dalam upaya untuk mencapai tujuan akhirnya. Pemerintah berfungsi untuk menjabarkan strategi pembangunan nasional menjadi suatu rencana pembangunan, baik dalam kepentingan untuk jangka panjang, menengah maupun pendek. Dalam melakukan tugas sebagai pengelola segala pemerintahan daerah serta pelaksanaan pembangunan nasional, Pemerintah memerlukan kualitas pengetahuan SDM PNS yang memadai untuk dapat memenuhi kebutuhan untuk melaksanakan tugas serta fungsi PNS tersebut dengan optimal.
Pendidikan
PNS
yang
sesuai
dengan
kebutuhan
dalam
melaksanakan tugas diperlukan dalam pelaksanaan pemerintahan. Karena dengan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan sebagai dasar pelaksanaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
tugas pokok fungsi PNS, tugas dan tanggung jawab yang diberikan pada tiap-tiap formasi PNS akan dapat terlaksana degan benar. Pendidikan PNS perlu disesuaikan dengan kebutuhan agar pelaksanaan tugas optimal. Dengan pendidikan yang sesuai tugasnya, maka pelaksanaan fungsi spesifik dari tiap PNS dapat dilakukan dengan optimal dan akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang telah direncanakan dengan didukung pengalaman kerja PNS baik sebelum menjadi PNS atau sebelum menjadi PNS. Pengalaman kerja PNS merupakan faktor penting pula dalam melaksanakan tugasnya, dimana faktor ini banyak terimplikasikan oleh PNS baik untuk formasi struktural maupun formasi teknis. Sebagai contoh untuk jabatan struktural sebaiknya diberikan kepada SDM yang memiliki pengalaman kerja yang cukup, sehingga jika diberikan tanggung jawab manajerial beserta wewenangnya maka dapat terlaksana dengan baik. Tidak terdapat kesenjangan antara pengalaman dan tanggung jawab yang diberikan. Juga pada formasi teknis baik penanggung jawab administrasi maupun teknik. Sebagai contoh penanggungjawab administrasi kepegawaian yang mengurusi masalah kepegawaian yang komplek tentu akan kesulitasn jika pengalaman yang dimiliki kurang, teknisi teknologi informasi yang belum berpengalaman tentu akan kesulitan menghadapi permasalahan lapangan, begitu pula pelaksana kesehatan maupun pendidikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
Pengalaman
kerja baik di perusahaan swasta maupun instansi
pemerintah yang dimiliki sebelum menjadi PNS dapat mendukung kinerja Pemerintahan melalui kemampuan PNS dalam melaksanakan tugasnya. Jika sebelumnya telah memiliki pengalaman kerja, maka akan lebih mudah bagi PNS untuk beradaptasi dengan situasi kerja serta tanggung jawab yang ada. Karena selain ilmu dari pendidikan formal, pengalaman kerja juga mampu memberikan kontribusi pada hasil kerja PNS dalam melaksanakan tugas pokok fungsinya. Masa kerja tiap PNS yang sesuai diperlukan PNS dalam melaksanakan tugas pokok fungsinya. Faktor ini terkait dengan formasi yang memiliki tanggung jawab secara manajerial yang memerlukan syarat masa kerja seperti jabatan eselon. Hal ini tidak hanya masa kerja, tetapi juga pengalaman yang dimiliki dari masa kerja dan golongan PNS tersebut. 2. Hubungan Variable Sikap PNS dengan Kinerja Pemerintah Hasil analisis Chi Square menunjukkan kesimpulan H0 ditolak, sehingga didapat hasil bahwa terdapat hubungan antara Sikap PNS dengan Kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun. Peran
pemerintah
adalah
sebagai
stabilisator,
inovator,
modernisator, pelopor dan pelaksana dari pembangunan itu sendiri memegang peran penting dalam pelaksanaan pembangunan. Baik itu dalam pelaksanaan peraturan, kebijakan maupun administratif. Jika melihat pentingnya hal tersebut maka diperlukan kualitas SDM yang handal untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
melaksanakan peran yang penting tersebut. Kualitas handal tidak hanya didapat dari pengetahuan akademisi maupun praktisi atau pengalaman kerja tetapi juga dari kualitas sikap dari SDM PNS tersebut. Dimensi sikap SDM PNS yang antara lain adalah faktor kejujuran dan disiplin yang dimiliki PNS. Kejujuran PNS adalah faktor yang penting dari sikap PNS yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas mereka menjalankan pemerintahan. Seorang PNS yang jujur akan memberikan hasil kinerja yang berpihak pada kepentingan orang banyak, tidak cenderung pada kepentingan
golongan
tertentu
maupun
pribadi.
Sehingga
dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang dimilikinya akan berdasarkan pada peraturan serta prosedur yang telah ditetapkan agar bertujuan untuk manfaat kepentingan umum. Disiplin waktu tinggi sangat berhubungan dengan kualitas kinerja yang dihasilkan. Karena dengan respon yang cepat dalam menanggapi masalah-masalah yang terjadi akan berhubungan dengan seberapa cepat solusi yang akan dihasilkan yang akan bermuara pada implementasi solusi tersebut pada permasalahan yang ada. Maka dengan begitu dapat dilihat hubungan disiplin dengan hasil kinerja pemerintahan. Kedisiplinan PNS dalam menerapkan peraturan yang ada akan menghasilkan suatu rangkaian pelaksanaan kebijakan yang prosedural dan berdasar pada kepentingan umum dan tidak condong pada kepentingan pihak tertentu. Sehingga peraturan yang telah dibuat sebelumnya dengan dasar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
kepentingan rakyat banyak dapat terlaksana dengan baik. Kedisiplinan PNS perlu disesuaikan dengan kebutuhan optimal pelaksanaan tugas pokok fungsi PNS. Karena dengan disiplin yang sesuai maka pelaksanaan tugas akan terwujud dengan baik. Pemerintah memberikan pelayanan publik yang telah sesuai dengan prosedur dan peraturan yang ada, dan pemerintah berkewajiban untuk memberikan kualitas pelayanan yang prima. Hal ini karena pemerintah sebenarnya adalah pelaksana kebijakan politik yang ditetapkan oleh wakil rakyat menjadi pelaksanaan kebijakan publik administratif oleh pemerintah. Sehingga kebijakan serta pelayanan yang diberikan adalah untuk kepentingan umum yang akan terlaksana dengan adanya kejujuran dari PNS dalam melaksanakan tugasnya. Dengan kejujuran akan mengurangi tendensi pelaksanaan tugas, prosedur atau kebijakan pada suatu kepentingan yang ada dari salah satu pihak tertentu. 3. Hubungan Variable Keterampilan PNS dengan Kinerja Pemerintah Hasil analisis Chi Square menunjukkan kesimpulan H0 ditolak, sehingga didapat hasil bahwa terdapat hubungan antara keterampilan PNS dengan Kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun. Pemerintah harus dapat menjadi instrumen yang handal, tangguh dan profesional untuk melaksanakan peranannya sebagai pelaksana keputusan elite politik yang telah dirumuskan dan ditentukan oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94
Pemerintah dengan legislatif. Dari indikator efektifitas Pelaksanaan Otonomi Daerah antara lain perumusan masalah, pemilihan alternatif pelaksanaan tugas, kejelasan peraturan daerah, kesesuaian pelaksanan pelayanan dan kesesuaian hasil pelayanan maka dapat dinilai kehandalan, ketangguhan serta profesionalisme pemerintah sebagai elite adminsitrasi yang didukung oleh keterampilan SDM PNS untuk melaksanakan tugas tersebut. Kemampuan perumusan masalah oleh PNS menentukan dalam pelaksanaan pemerintahan. Dengan perumusan masalah yang jelas maka akan dapat ditentukan solusi pemecahan yang terarah, sehingga akan terwujud kinerja pemerintahan yang ideal dan tepat sasaran dalam menentukan solusi pemecahan permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan kebijakan publik atau pembangunan nasional. Kemampuan ini memerlukan keterampilan yang memadai dari PNS yang memiliki tanggung jawab tersebut. Dengan keterampilan yang cukup untuk melaksanakan tanggung jawab dan tugasnya maka kemampuan PNS dalam menemilih alternatif dalam pelaksanaan tugas akan baik serta menghasilkan kinerja yang optimal. Pelaksanaan tugas yang efektif dan efisien akan mewujudkan proses manajemen pelaksanaan pemerintahan yang efisien dalam penggunaan sumber daya baik itu dana maupun sumber daya kekayaan alam. Juga efektifitas pemanfaat dana yang tersedia akan berimbas pada optimalnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95
hasil dari pembangunan nasional yang dilaksanakan baik dari segi kapasitas, kuantitas maupun kualitas. Keterampilan
PNS
diperlukan
dalam
pelaksanaan
tugas
pemerintahan. Sehingga diperlukan pendidikan dan pelatihan untuk menambah sekaligus meningkatkan Keterampilan PNS dalam melaksanakan tugas pokok fungsi mereka. Pelatihan keterampilan teknis bagi PNS memiliki hubungan dengan kualitas keterampilan PNS dalam melaksanakan tugas mereka sehingga memberikan hasil kinerja pemerintah yang tepat. Dengan dukungan pelatihan teknis maka akan didapat kemampuan teknis dalam melaksanakan tugas masing-masing PNS. Pelatihan
keterampilan
kepemimpinan
bagi
PNS
memiliki
hubungan dengan hasil kinerja pemerintah dalam bentuk terwujudnya spesifikasi PNS yang memegang jabatan dan wewenang manajerial yang tepat sehingga menghasilkan keputusan-keputusan serta pemecahan masalah yang tepat. Pelatihan keterampilan mental spiritual bagi PNS berhubungan dengan kualitas sikap pribadi PNS. Sikap yang baik dalam melaksanakan tugas adalah sikap yang didasari dengan siap saling menghormati antara sesama, sehingga dalam penerpaan kebijakan akan mengurangi penekananpenekanan pribadi atau golongan terhadap sesuatu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96
Dengan pelatihan - pelatihan yang telah diselenggarakan diharapkan kualitas pelayanan menjadi baik sehingga menghasilkan pelayan publik yang optimal terwujud kualitas pelayanan pemerintah berupa pelayanan prima. Pelaksanaan pelatihan bagi PNS yang ditindaklanjuti dengan implikasi nyata pada pelayanan untuk masyarakat sesuai dengan tujuan pelatihan tersebut kan menghasilkan pelayanan yang prima.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dalam penelitian dengan judul Analisis Hubungan Kualitas SDM PNS Pada Kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun berdasarkan pada hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan antara variabel Pengetahuan PNS dengan variabel Kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun. 2. Terdapat hubungan antara variabel sikap PNS dengan variabel Kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun. 3. Terdapat hubungan antara variabel
Keterampilan PNS dengan variabel
Kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara kualitas SDM PNS dengan kinerja pemerintah Kabupaten Madiun. B. Saran Dengan mengetahui adanya hubungan yang erat antara kualitas SDM PNS dengan Kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun maka diharapkan adanya kebijakan terkait peningkatan kualitas SDM PNS di Pemerintah Kabupaten
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98
Madiun guna meningkatkan kinerja pemerintah. Hal itu dapat dilaksanakan dengan cara antara lain : 1. Mendapatkan SDM PNS yang berkualitas melalui rekruitmen yang terstandarisasi. Standar dengan kualitas pendidikan yang sesuai kebutuhan tugas dan pengalaman tambahan jika diperlukan. 2. Memberikan peningkatan kualitas pengetahuan SDM PNS yang ada dengan pelatihan-pelatihan penunjang baik teknis, fungsional atau struktural juga workshop pendukung kinerja. Hal ini juga akan meningkatkan kemampuan dalam perumusan masalah serta pengambilan keputusan yang lebih baik. 3. Penempatan PNS dengan tepat dan sesuai kompetensinya, baik untuk jabatan teknis, fungsional maupun struktural sehingga sesuai dengan kapasitas yang dimiliki, seperti pendidikan, pengalaman serta masa kerja yang sesuai dengan kebutuhan. 4. Perlunya peningkatan kualitas sikap SDM PNS dengan pelatihan-pelatihan pengembangan diri untuk meningkatkan sikap yang ideal dalam pelaksanaan tugas sehingga hasil kinerja pemerintahan baik administratif maupun layanan dapat terlaksana dengan baik danmenghasilkan output pelayanan yang optimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99
5. Kualitas kejujuran perlu untuk dibina agar pelaksanaan kebijakan serta arahan dari pengambil keputusan dapat terwujud sesuai tujuan yang semestinya. 6. Kualitas sikap juga diperlukan dalam memutuskan peraturan serta mengelola kewenangan daerah. Dengan sikap yang jujur disiplin serta memperhatikan kepentingan rakyat tanpa adanya kecenderungan pada suatu kepentingan sehingga mengabaikan faktor utama tujuan kebijakan tersebut dibuat.
commit to user