1
Analisis Hubungan Islamic Social Reporting (ISR) dan Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Siti Masitoh, Evony Silvino Violita Program Studi S1 Akuntansi Reguler, Fakultas Ekonomi Universitas indonesia
Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kegiatan CSR dalam perspektif Islam yang digambarkan dalam pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) yang dilakukan perusahaan di Industri manufaktur dengan kinerja keuangannya. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis hubungan enam tema kegiatan ISR: (1) pendanaan dan investasi, (2) produk dan jasa, (3) tenaga kerja, (4) masyarakat, (5) lingkungan, dan (6) tatakelola dengan kinerja keuangan perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan data sekunder dari hasil content analysis laporan tahunan sampel. Teknik pengujian yang digunakan adalah ordinary least square dengan regresi berganda dengan menggunakan data cross section dan software STATA 12. Dalam penelitian ini indeks pengukuran yang digunakan untuk mengukur CSR adalah penyesuaian dari indeks yang dibuat oleh Othman et al (2009). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan ISR yang dilakukan perusahaan manufaktur berhubungan positif dengan kinerja keuangan perusahaan. Akan tetapi, hubungan positif antara ISR dengan kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur hanya didukung dari adanya hubungan positif tema tatakelola perusahaan saja dan tidak dari lima tema lainnya. Minimnya hubungan antara keduanya dimungkinkan karena masih relatif kurangnya kesadaran perusahaan terdaftar di ISSI untuk melaksanakan atau mengungkapkan kegiatannya yang sesuai syariah Islam. Kata Kunci :Indeks Saham Syariah Indonesia; Islamic Social Reporting ; kinerja keuangan; perusahaan manufaktur.
The Correlation Analysis of Islamic Social Reporting (ISR) and Financial Performance of Manufacturing Companies Registered in The Indonesia Sharia Securities Index (Indeks Saham Syariah Indonesia-ISSI) Abstract This study analyzes the correlation of CSR in Islamic Perspective called by Islamic Social Reporting and financial performance of manufacturing companies. This study also aims to provide analysis of the correlation between ISR elements: (1) finance and investment, (2) products and services, (3) employees, (4) society, (5) environment, and (6) corporate governance, and company's financial performance. The method used in this study is quantitative approach with secondary data from content analysis of companies annual reports. This study used ordinary least square test with multiple regression from cross section data and also used STATA 12. In this study, the index used to measure CSR is adopted from index arranged by Othman et al (2009). The result shows that the ISR done by manufacturing companies have positive relationship with financial performance. However, this positive correlation is supported only by the corporate governance element. The reason behind this relation mignt because of the awareness of the companies listed in the ISSI to behave and disclose their Islamic activities is relatively low.
Keywords: financial performance; Indonesia Sharia Securities Index; Islamic Social Reporting,; manufacturing companies. 1. Pendahuluan Pada beberapa tahun terakhir isu pengerusakan lingkungan dan pelanggran hak asasi manusia oleh korporasi semakin meningkat. Berdasarkan laporan tahunan yang dibuat oleh Komite Nasional Hak Asasi Manusia, perusahaan menjadi pelaku kedua pelanggar HAM setiap tahunnya (Abdullah 2012). Permasalahan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh perilaku perusahaan juga menjadi permasalahan yang cukup sering terjadi di Indonesia. Telah banyak perusahaan yang terlibat dalam kasus pengerusakan lingkungan ini seperti kasus
Analisis Hubungan ..., Siti Masitoh, FE UI, 2013
2
lumpur dari PT Lapindo yang menenggelamkan lebih dari 10 desa di Porong Sidoarjo, PT Inti Indorayon Utama yang merusak air sungai di Sumatera Utara serta PT Sibalec di Yogyakarta yang mengotori sumur masyarakat di Yogyakarta (Nofriyanti et al, 2012). Permasalahan yang disebabkan oleh korporasi ini dapat dikurangi apabila masing-masing perusahaan menerapkan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility-CSR) pada seluruh stakeholder (Kementrian Lingkungan Hidup,n.d.). CSR merupakan upaya perusahaan menjadi akuntabel dalam seluruh aktivitas yang dilakukan di mana aktivitas ini dapat mempengaruhi orang lain, komunitas, dan lingkungan sekitar (Gozali, et al. 2000). Akan tetapi, apabila kegiatan CSR tidak berimbas langsung pada laporan keuangan perusahaan maka pelaksanaan CSR ini tidak akan berlangsung lama (Inoue & Lee, 2011). Dampak pelaksanaan CSR adalah peningkatan reputasi, kepercayaan institusi keuangan dan penurunan resiko yang berakibat pada peningkatan kinerja keuangan (Saleh, et al. 2011). Tema kegiatan CSR atau dengan elemen CSR yang dilakukan dengan memenuhi kebutuhan beberapa stakeholder seperti tenaga kerja, masyarakat, lingkungan, konsumen serta pemasok. Berdasarkan perspektif Resource Based View (RBV) dan neo-classsical economic view, seluruh elemen kegiatan CSR memberikan dampak positif pada kinerja perusahan. Menurut RBV, CSR berdampak pada peningkatan kinerja keuangan jangka panjang yakni pada penciptaan sumber daya tidak tampak yang selanjutnya menjadi sumber competitive advantage bagi perusahaan (Jones & Bartlett, 2009 dan Inoue & Lee, 2011). Perkembangan pasar modal berprinsip Islam di Indonesia mulai mendapat perhatian sejak tahun 2000 dengan diterbitkannya Jakarta Islamic Index (JII) oleh Bursa Efek Jakarta dan PT Danareksa Invesment Management, Daftar Efek Syariah (DES) pada 2007 dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada 2011. Perusahaan yang sesuai dengan syariah Islam ini juga tidak luput dari kewajiban pelaksanaan CSR. Arshad dan Othman (2010) memaparkan bahwa organisasi yang beroperasi dengan prinsip syariah diarahkan pada adanya permintaan tambahan terkait dengan kewajiban sosial mereka yakni penyediaan informasi CSR yang menggambarkan perspektif Islam. Informasi CSR tambahan ini hadir karena adanya dimensi taqwa pada Allah SWT dimana korporasi sebagai kumpulan dari individu memiliki peran dan tangung jawab sebagai hamba Allah pada setiap situasi yang dihadapinya (Dusuki, 2008). Dalam memenuhi social accountability pada Allah dan komunitas, Haniffa (2002) mengusulkan konsep Islamic Social Reporting (ISR). ISR merupakan perpanjangan dari pelaporan sosial yang tidak hanya meliputi ekspektasi luas dari masyarakat terkait peran perusahaan pada sisi ekonomi tetapi juga pada sisi spiritual (Haniffa, 2002). Penelitian ini
Analisis Hubungan ..., Siti Masitoh, FE UI, 2013
3
akan melihat hubungan CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan terdaftar di ISSI. Indikator CSR akan diukur dengan menggunakan Indeks ISR dengan metode content analysis pada laporan tahunan masing-masing perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini akan diukur dengan Return on Assets (ROA). Penelitian ini akan dilakukan pada industri manufaktur karena perannya yang besar dalam GDP Indonesia sejak tahun 2004 hingga 2010 (Data Statistik BPS). Penelitian ini memberikan kontribusi dengan mengarahkan pada isu yang diidentifikasi oleh Godfrey dan Hatch (2007): investigasi hubungan CSR dan kinerja keuangan dilakukan pada satu industri tertentu dan memisahkan perhitungan elemen CSR. Penelitian pada satu industri penting dilakukan karena adanya perbedaan kepentingan dan aktivitas stakeholder pada industri yang berbeda dan pada akhirnya financial return yang diharapkan dari elemen CSR tertentu juga berbeda (Chand, 2006 dan Godfrey&Hatch, 2007). Pemisahan pengukuran hubungan elemen CSR pada kinerja keuangan dilakukan agar dapat memberikan gambaran mengenai elemen CSR mana yang perlu mendapat prioritas karena benar-benar berdampak positif terhadap kinerja keuangan (Inoue & Lee, 2011). Elemen CSR yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah yang terdapat dalam ISR yang diajukan oleh Othman dan Thani (2010) dengan penyesuaian dengan kondisi Indonesia. 2. Tinjauan Teoritis 2.1. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Elemennya Tanggung jawab sosial atau yang biasa disebut dengan Corporate Social Reporting (CSR) berdasarkan pengertian dari World Business Council Sustainable Development (WBCSD) adalah komitmen berkelanjutan perusahaan untuk berkontribusi pada perkembangan ekonomi dan juga meningkatkan kualitas kehidupan tenaga kerja dan keluarganya serta komunitas dan masyarakat secara umumnya. Gozali, et al. (2000) mendefinisikan tanggung jawab sosial sebagai upaya perusahaan menjadi akuntabel atas segala aktivitas yang mempengaruhi masyarakat, komunitas, dan lingkungan tempat perusahaan berada. Tatakelola perusahaan yang baik dilakukan dengan memenuhi kebutuhan seluruh pemangku kepentingan yakni dengan memaparkan laporan mengenai kinerja keuangan, sosial dan juga lingkungan. Berbeda dengan CSR dalam pandangan umum yang motivasi utama pelaksanaannya adalah untuk meningkatkan profit, dalam Islam hal tersebut tidak menjadi motivasi utama, karena motivasinya adalah ketaqwaan pada Allah SWT (Dusuki, 2008). Landasan utama pelaksanaan CSR dalam Islam adalah dari Al-Quran dan hadist Rasulullah sedangkan landasan pelaksanaan CSR secara umum bersumber dari standard yang dibuat oleh berbagai
Analisis Hubungan ..., Siti Masitoh, FE UI, 2013
4
lembaga Internasional. Maali, et al. (2006) menyatakan bahwa Islam memberi penekanan pada tanggung jawab sosial. Hal ini terlihat dari adanya terminologi ‘Ukhuwah’ (persaudaraan) yang biasa digunakan dalam masyarakat Islam. Rasulullah SAW bersabda “Sesama
muslim bagaikan satu tubuh, jika yang satu sakit maka yang lainpun turut
merasakan” (Sahih Al Bukhari No 2699). Seluruh muslim adalah bersaudara maka setiap muslim harus memperlakukan muslim lainnya dengan baik dan tidak diperbolehkan adanya eksploitasi satu sama lain, apapun alasannya. 2.2.Pelaporan CSR dalam Perspektif Islam (Islamic Social Reporting) Haniffa dan Hudaib (2002) menyatakan bahwa pemaparan informasi yang relevan dan reliabel pada laporan tahunan akan membantu pemangku kepentingan muslim untuk memenuhi akuntabilitasnya pada Allah dan masyarakat (Othman & Thani, 2010). Arshad, et al. (2012) memaparkan bahwa organisasi yang beroperasi dengan prinsip syariah diarahkan pada adanya permintaan tambahan terkait dengan CSR mereka. Dalam memenuhi permintaan ini organisasi perlu menyediakan informasi CSR yang sesuai perspektif Islam. Salah satu indeks yang dibuat sebagai panduan CSR dalam perspektif Islam adalah Islamic Social Reporting (ISR). ISR merupakan perpanjangan dari pelaporan sosial yang tidak hanya meliputi ekspektasi luas dari masyarakat terkait peran perusahaan pada sisi ekonomi tetapi juga pada sisi spiritual (Haniffa, 2002). Pada penelitian selanjutnya ISR mulai banyak digunakan dan dikembangkan untuk meneliti CSR dalam perspektif Islam diantaranya oleh Othman et. Al. (2009) dan Othman dan Thani (2010). Tema yang digunakan oleh Othman dan Thani (2010) adalah tema: Pendanaan dan Investasi, Produk barang/jasa, Pegawai, Masyarakat, Lingkungan dan Tatakelola Perusahaan. Dalam penelitian ini akan digunakan kerangka Islamic Social Reporting (ISR) yang disusun oleh Othman et al (2009) dengan beberapa penyesuaian. Penyesuaian terhadap indeks tersebut dilakukan dengan menghilangkan klasifikasi pengungkapan yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada di Indonesia. 2.3. Hubungan CSR dan Kinerja Keuangan Perusahaan Hasil dari penelitian yang dilakukan Arshad, et al. (2012) menunjukkan bahwa kegiatan dan pengungkapan CSR dengan perspektif Islam berpengaruh positif bagi kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan Hasil CSR keseluruhan dari penelitian yang dilakukan Inoue dan Lee (2011) menunjukkan adanya hubungan positif antara CSR dengan ROA dan tobins-q pada industri penerbangan, hotel dan restaurant dan tidak pada industri kasino. Selain itu penelitian ini juga memberikan fakta bahwa tidak semua elemen CSR memberi dampak positif pada
Analisis Hubungan ..., Siti Masitoh, FE UI, 2013
5
kinerja perusahaan di industri pariwisata. Penelitian mengenai hubungan CSR dengan kinerja keuangan pada Industri manufaktur sebelumnya telah diteliti oleh Novrianti, et al.(2012). Penelitian ini menggunakan CSR dan GCG sebagai variabel independen dan variabel ROA dan ROE sebagai indikator kinerja keuangan. Penelitian ini menemukan adanya hubungan positif antara CSR dan GCG secaa simultan dengan ROA dan ROE. Dari beberapa penelitian diatas, dapat simpulkan bahwa dampak CSR terhadap kinerja keuangan tidak selalu sama. Perbedaan hasil ini menurut Griffin dan Mahon (1997) dan Chand (2011) antara lain disebabkan oleh: (1) Penelitian sebelumnya dilakukan pada banyak perusahaan dari berbagai industri, sehingga mengurangi validitas internalnya, (2) Penggunaan pengukuran CSR dan kinerja keuangan yang beraneka ragam. 2.4. Pengembangan Hipotesis 2.4.1. Hipotesis Hubungan ISR Keseluruhan dengan Kinerja Keuangan Waddock dan Graves (1997) menyatakan bahwa saat perusahaan mencoba mengurangi implicit cost dengan berperilaku tidak bertanggung jawab akan meningkatkan explicit cost yang menjadi competitive disadvantage bagi perusahaan. Selain itu, reputasi perusahaan juga akan rusak akibat isu pengerusakan lingkungan dan berakibat pada penurunan kepercayaan seluruh stakeholder sehingga berdampak lebih luas pada penurunan profit perusahaan. Dampak positif lain dari kegiatan CSR adalah pada peningkatan keuntungan jangka pendek perusahaan (Brammer dan Millington, 2008 dalam Inoue & Lee, 2011). Keuntungan jangka pendek perusahaan dapat ditingkatkan melalui adanya penurunan biaya operasional dan atau peningkatan pendapatan. Pembuatan produk yang ramah lingkungan (green product) dapat memungkinkan perusahaan masuk ke pasar pelanggan yang memperhatikan isu lingkungan sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Pemenuhan kebutuhan pelanggan muslim dengan sertifikasi halal dari lembaga yang berwenang akan lebih dipilih oleh pelanggan muslim sehingga dapat meningkatkan penjualan terutama di negara yang mayoritas penduduknya muslim. Pelaksanaan kegiatan sosial pada masyarakat yang tertimpa bencana akan dapat meningkatkan reputasi perusahaan dikalangan masyarakat sehingga dapat meningkatkan penjualan. Dengan demikian, penelitian ini menduga bahwa terdapat pengaruh positif dari pelaksanaan CSR secara syariah atau yang selanjutnya disebut ISR dengan kinerja keuangan. H1: ISR pada perusahaan manufaktur terdaftar di ISSI berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. 2.4.2. Hipotesis Hubungan Elemen ISR dengan Kinerja Keuangan Resource-based view (RBV) merupakan salah satu teori yang menjelaskan alasan perusahaan menjalankan kegiatan CSR (Weshah, et al., 2012). Pandangan ini mengasumsikan bahwa
Analisis Hubungan ..., Siti Masitoh, FE UI, 2013
6
CSR akan menghasilkan sumber daya yang tidak tampak dan heterogen yang akan menciptakan competitive advantage yang berkelanjutan bagi perusahaan (Barney, 1991 dalam Inoue & Lee, 2011). Sumber daya tidak tampak yang dimaksud seperti pencari kerja yang berkualitas, reputasi perusahaan dan evaluasi positif pelanggan atas perusahaan (Inoue & Lee, 2011). Selanjutnya sumber daya tidak tampak ini akan meningkatkan ekspektasi investor sehingga berdampak pada peningkatan market value (Inoue & Lee, 2011). Jones dan Bartlett (2009) menyatakan bahwa dalam perspektif RBV setiap elemen dalam CSR akan memberikan dampak positif bagi kinerja keuangan jangka panjang perusahaan. Selain pandangan RBV, neoclassical economic view juga menyatakan bahwa seluruh elemen CSR memberikan dampak positif bagi kinerja keuangan jangka pendek perusahaan melalui penurunan biaya operasional dan atau peningkatan pendapatan (Inoue & Lee, 2011). Hubungan positif seluruh elemen CSR pada kinerja keuangan dapat terjadi karena masingmasing elemen membentuk sumber daya tidak tampak yang berbeda-beda yang pada akhirnya terakumulasi menjadi competitive advantage perusahaan. Setiap elemen dalam CSR dapat memberikan keunggulan masing-masing pada perusahaan karena dampaknya yang juga berbeda-beda pada masing-masing pemangku kepentingan sehingga hipotesis selanjutnya yang diajukan adalah adanya hubungan positif antara masing-masing elemen pada kinerja keuangan. Ayub (2007) menyatakan bahwa aset perlu diinvestasikan pada usaha yang produktif bukan pada pinjam meminjam yang berbunga. Hal ini dikarenakan setiap penyedia dana harus membagi resiko dengan wirausaha yang menjalankan bisnis jika penyedia dana tersebut ingin mendapatkan profit. Badri (2011) menyatakan bahwa hikmah diharamkannya riba adalah mencegah masyarakat menjadi tidak produktif dalam mengelola sumber daya alam karena malas bekerja dan hanya mengandalkan bunga tabungan atau piutang yang dimilikinya. Menjauhnya perusahaan berprinsip syariah Islam
pada transaksi yang
mengandung ketidakpastian akan mencegah perusahaan mengalami kerugian akibat transaksi tersebut sehingga aset perusahaan dapat terselamatkan. Dengan demikian, penelitian ini menduga bahwa terdapat pengaruh positif dari pelaksanaan elemen ISR keuangan dan investasi dengan kinerja keuangan. H2a: elemen ISR keuangan dan investasi berpengaruh positif pada kinerja keuangan perusahaan manufaktur. Pauwelset et. al. (2004) mengungkapkan bahwa informasi mengenai produk memiliki pengaruh positif pada kinerja keuangan jangka panjang dan pendek perusahaan serta mempertahankan nilai perusahaan dalam waktu lama (Saleh et. al., 2011). Hubungan positif
Analisis Hubungan ..., Siti Masitoh, FE UI, 2013
7
antara CSR produk dan kinerja keuangan dapat terjadi karena elemen produk berkaitan dengan pelanggan yang secara langsung mempengaruhi tingkat penjualan perusahaan. Dengan demikian, penelitian ini menduga bahwa terdapat pengaruh positif dari pelaksanaan elemen ISR produk dan jasa dengan kinerja keuangan. H2b: elemen ISR produk dan jasa berpengaruh positif pada kinerja keuangan perusahaan manufaktur. Program yang dilakukan untuk meningkatkan kondisi kerja pegawai membutuhkan biaya, tetapi peningkatan tersebut akan meningkatkan kualitas produk dan menurunkan tingkat kesalahan sehingga menghasilkan arus kas positif yang menutupi biaya yang bersangkutan (Saleh, et al., 2011). Hubungan positif antara CSR tenaga kerja dengan kinerja keuangan dimungkinkan karena pelaksanaan CSR akan mampu meningkatkan kapasitas usaha dari pegawai sehingga mereka dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik untuk kemajuan usaha perusahaan. Dengan demikian, penelitian ini menduga bahwa terdapat pengaruh positif dari pelaksanaan elemen ISR tenaga kerja dengan kinerja keuangan. H2c: elemen ISR tenaga kerja berpengaruh positif pada kinerja keuangan perusahaan manufaktur Saleh et. al. (2011) dalam penelitiannya menemukan bahwa elemen CSR Society Involvement perusahaan dapat memberi pengaruh pada kinerja keuangan perusahaan. Pelaksanaan kegiatan CSR Society Involvement akan dapat meningkatkan reputasi perusahaan dan hal ini sangat penting bagi perusahaan yang memiliki banyak hubungan dengan pelanggan (Cowen et. al., 1987 dalam Poddi dan Vergalli, 2008). Perusahaan yang menjalankan kegiatan CSR pada masyarakat, ia akan memiliki reputasi yang baik sebagai contohnya apabila perusahaan tersebut akan melakukan ekspansi bisnis di wilayah baru, masyarakat lokal akan mudah terdorong untuk memberi pengesahan atas kegiatan tersebut. Dengan demikian, penelitian ini menduga bahwa terdapat pengaruh positif dari pelaksanaan elemen ISR masyarakat dengan kinerja keuangan. H2d: elemen ISR masyarakat berpengaruh positif pada kinerja keuangan perusahaan manufaktur. Vitezić (2011) mengungkapkan bahwa perilaku responsif terhadap masyarakat, terutama ekologi, akan berdampak pada peningkatan sales karena konsumen lebih memilih produk perusahaan yang baik kinerja sosialnya. Hubungan antara CSR lingkungan dengan kinerja keuangan dapat terjadi dengan berbagai cara. Pelaksanaan CSR lingkungan oleh perusahaan dapat menarik minat pelanggan yang memperhatikan isu lingkungan sehingga
Analisis Hubungan ..., Siti Masitoh, FE UI, 2013
8
dapat meningkatkan penjualan. Dengan demikian, penelitian ini menduga bahwa terdapat pengaruh positif dari pelaksanaan elemen ISR lingkungan dengan kinerja keuangan. H2e: elemen ISR lingkungan berpengaruh positif pada kinerja keuangan perusahaan manufaktur. Adanya tatakelola perusahaan yang baik adalah ditujukan untuk meminimalisir terjadinya agency conflict yang mungkin terjadi antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan serta pemegang saham pengendali dan pemegang saham non pengendali (Darmadi, 2011). Perusahaan yang melaksanakan dan melaporkan tatakelola perusahaannya dengan baik akan memperoleh kepercayaan dari stakeholder mengenai keberlangsungan usahanya. Oleh karena itu, dalam kegiatan bisnisnya mereka akan dengan mudah mendapat legitimasi dari stakeholder. Tatakelola perusahaan yang baik dapat memberikan kemudahan bagi perusahaan tersebut dalam memperoleh dana karena lebih menarik bagi investor sehingga kendala usaha yang terjadi karena kurangnya dana dapat teratasi. Dengan demikian, penelitian ini menduga bahwa terdapat pengaruh positif dari pelaksanaan elemen ISR tatakelola perusahaan dengan kinerja keuangan. H2f: elemen ISR tatakelola berpengaruh positif pada kinerja keuangan perusahaan manufaktur. 3. Metode Penelitian 3.2. Variabel 3.2.1. Islamic Social Reporting (ISR) Nilai ISR diperoleh dari hasil content analysis tanpa pembobotan pada laporan tahunan. Content analysis tanpa pembobotan digunakan dalam penelitian CSR karena laporan tahunan dibuat dengan tujuan umum sehingga penilaian antara satu pihak dengan pihak lain dapat berbeda sehingga unsur subjektifitas yang ditimbulkan karena pembobotan dapat dihilangkan (Raditya 2012). Indeks ISR dalam penelitian ini terdiri atas 34 item yang tersusun dalam enam elemen ISR. Masing-masing item akan mendapatkan nilai 1 bila terdapat pengungkapnnya dalam laporan tahunan dan mendapat nilai 0 jika tidak ada pengungkapan tentangnya. Nilai tersebut akan dijumlahkan perelemen untuk mendapat nilai masing-masing elemen dan dijumlahkan seluruhnya untuk mendapat nilai ISR. Oleh karena itu, jumlah nilai maksimal adalah 34 dan minimal 0. 3.2.2. Kinerja Keuangan Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan yang dinilai dengan ROA. ROA telah digunakan oleh beberapa peneliti sebelumnya sebagai pengukur
Analisis Hubungan ..., Siti Masitoh, FE UI, 2013
9
kinerja keuangan, diantaranya oleh Inoue dan Lee (2011), Lubis (2008) dan Saleh, et al. (2011). Angka ROA menunjukkan efektifitas perusahaan dalam memanfaaatkan aset yang dimiliki untuk menghasilkan profit sehingga menggambarkan kinerja keuangan jangka pendek (Inoue and Lee 2011). Accounting based measure digunakan dalam penelitian ini karena penggunaan market based measure di emerging market seperti Indonesia akan menghasilkan kesimpulan yang salah karena nominalnya yang tidak stabil (Prasetyantoko & Parmono, 2008). ROA merupakan accounting based measure yang digunakan untuk menilai berapa banyak keuntungan yang diperoleh perusahaan dengan menggunakan satu rupiah asetnya. 3.2.3. Variabel Kontrol Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan dan leverage. Pertama, ukuran perusahaan dinilai dengan natural logaritma dari total penjualan perusahaan bersih (Inoue & Lee, 2011). Berdasarkan penelitian terdahulu, ukuran perusahaan memiliki hubungan positif dengan ROA (Lubis, 2008; Almajali, et al., 2012; Prasetyantoko & Parmono,2008). Hubungan ini dapat terjadi karena kemampuan perusahaan besar untuk menikmati economic of scale dari biaya produksi. Economic of scale dalam memproduksi akan diperoleh oleh perusahaan berukuran besar sehingga menurunkan biaya produksi dan meningkatkan margin penjualan. Kedua, variabel leverage menunjukkan tingkat penggunaan utang oleh perusahaan yang diukur dengan total debt to total assets ratio (Inoue & Lee, 2011 dan Lubis, 2008). Inoue dan Lee (2011) dan Prasetyantoko dan Parmono (2008) menyatakan bahwa tingginya leverage berdampak negatif bagi perusahaan. Hubungan negatif terjadi karena perusahaan dengan leverage tinggi memiliki resiko kebangkrutan yang tinggi pula kalau tidak sanggup membayar utang-utangnya dan mereka juga akan sulit mendapatkan kreditor baru di masa mendatang. Surroca et al (2010) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki leverage yang tinggi akan lebih memiliki preferensi untuk memenuhi kebutuhan kreditor dibandingkan investasi dan pemenuhan kebutuhan stakehoder lainnya. 3.3. Teknik Pengambilan Data Data penelitian ini diperoleh dari beberapa literatur seperti buku, jurnal ilmiah, dan tulisan lain yang terkait untuk pendahuluan dan pengembangan hipotesis, sedangkan data mengenai perusahaan sampel diperoleh dari situs web Bursa Efek Indonesia (BEI) dan situs perusahaan masing-masing. Jurnal ilmiah banyak diperoleh dari fasilitas jurnal online dari beberapa web seperti Elsivier, ProQuest, JSTOR dan lain-lain. Daftar perusahaan manufaktur terdaftar di
Analisis Hubungan ..., Siti Masitoh, FE UI, 2013
10
ISSI diperoleh dari situs web BAPEPAM-LK atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Data terkait dengan pengungkapan CSR Islami diperoleh dengan content analysis pada laporan tahunan perusahaan sampel. Perusahaan yang terpilih sebagai sampel adalah yang terdaftar dalam ISSI selama dua periode masing-masing pada tahun 2010 dan 2011, laporan tahunannya tersedia di website BEI atau perusahaan bersangkutan dan data keuangannya terdapat di Pusat Data Ekonomi dan Bisnis (PDEB) FEUI. Total perusahaan yang terpilih sebagai sampel pada penelitian ini adalah sebnyak 100 perusahaan. 3.4. Model Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda untuk mengetahui hubungan antara ISR beserta enam elemennya: (1) pendanaan dan investasi, (2) produk dan jasa, (3) tenaga kerja, (4) masyarakat, (5) lingkungan, (6) tatakelola perusahaan pada kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Ukuran perusahaan dan leverage ditambahkan dalam model sebagai variabel kontrol. Model pertama yang digunakan untuk melihat hubungan keseluruhan ISR adalah: !"#! = !! + !! !"#! + !! !"#$! + !! !"#! + !! Sedangkan model kedua yang digunakan untuk menguji hubungan antara masing-masing elemen ISR pada ROA adalah: !"#! = !! + !! !"#! + !! !"#$! + !! !"! + !! !"#$! + !! !"#! + !! !"! + !! !"#$! + !! !"#! + !! ISR diukur dengan nilai perolehan perusahaan dari hasil content analysis ISR yang merupakan penjumlahan nilai dari seluruh elemen ISR. KEU, PROD, TK, MASY, ENV, dan CG diperoleh dari hasil content analysis elemen ISR pendanaan dan investasi, produk barang atau jasa, tenaga kerja, masyarakat, lingkungan, dan tatakelola perusahaan. SIZE merupakan variabel pengendali
yang menyatakan ukuran perusahaan yang dinilai dengan natural
logaritma dari total penjualan bersih perusahaan (Inoue & Lee, 2011) sedangkan LEV menyatakan tingkat leverage yang dihadapi perusahaan dan dinilai dengan total debt to total assets ratio(Inoue & Lee, 2011 dan Lubis, 2008).
Analisis Hubungan ..., Siti Masitoh, FE UI, 2013
11
4. Hasil Penelitian 4.1. Hasil Content Analysis Tabel 4. 1 Hasil Content Analysis Berdasarkan Tema No 1 2 3 4 5 6
Total Nilai Total Nilai Penuh 1 Diperoleh 2 Pembiayaan dan Investasi 300 24 Produk dan Jasa 300 183 Tenaga Kerja 1000 324 Masyarakat 800 349 Lingkungan 500 199 Tata Kelola Perusahaan 500 192 Total Nilai ISR 3400 1271 Keterangan: 1 total perusahaan sampel dikalikan total item pertema 2 total nilai ISR pertema yang diperoleh perusahaan 3 nilai 2 dibagi nilai 1 dikalikan 100% Tema
Persentase Nilai Diperoleh 3 8 61 32.4 43.6 39.8 38.4 37.38
Berdasarkan tabel kesimpulan content analysis diatas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan, perusahaan terdaftar dalam ISSI baru melakukan kegiatan CSR dalam perspektif Islam sebesar 37.38%. Angka ini menunjukkan bahwa perusahaan yang telah sesuai syariah Islam berdasarkan kriteria dari BAPEPAM-LK belum seluruhnya melaksanakan kegiatan CSR yang juga sesuai dengan syariah Islam. Salah satu hal yang menjadi alasan kurangnya perhatian perusahaan pada CSR ini adalah pengungkapan dan pelaksanaannya yang masih bersifat
sukarela
sehingga
kebijakan
manajemen
menjadi
arahan
utama
dalam
pelaksanaannya. Tema ISR yang paling banyak diungkapkan oleh perusahaan adalah produk dan jasa dengan persentase 61 persen dari total item dalam tema tersebut. Hal ini menunjukkan perhatian perusahaan manufaktur terhadap barang dan jasa yang diberikan pada konsumen telah cukup baik. Tema ISR yang paling sedikit mendapat perhatian dari perusahaan adalah tema pembiayaan dan investasi. Tema ini berusaha menilai seberapa baik perilaku perusahaan dalam melakukan kegiatan pembiayaan dan investasi dalam konteks syariah Islam. Sebagian besar perusahaan tidak mengungkapkan perilaku pembiayaan dan investasi mereka dalam laporan tahunan. Hal ini mengindikasikan belum adanya perhatian perusahaan dalam kegiatan investasinya dengan memenuhi ketentuan syariah Islam. 4.2. Statistik Deskriptif Tabel 4.3 menjelaskan mengenai statistik deskriptif variabel yang digunakan dalam penelitian. Berdasarkan tabel 4.3, variabel ROA memiliki nilai rerata sebesar 0.075 dalam rentang -0.5167 dan 0.4342. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata perusahaan manufaktur terdaftar di ISSI memperoleh return sebesar 7.5% dari setiap satu rupiah aset yang dimilikinya. Variabel ISR memiliki nilai rerata 12.47 dalam rentang nilai minimum 0 dan
Analisis Hubungan ..., Siti Masitoh, FE UI, 2013
12
nilai maksimum 28. Hal ini mengindikasikan bahwa dari 100 sampel perusahaan manufaktur, perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan ISR lebih banyak dibandingkan yang mengungkapkan. Dengan memperhatikan nilai rerata dari masing-masing elemen ISR dapat diketahui bahwa pengungkapan elemen yang telah cukup baik adalah elemen produk dan jasa karena nilai reratanya yang lebih dari setengah nilai maksimum yang diperoleh. Terdapat dua kemungkinan penyebab rendahnya nilai dari masing-masing elemen ISR yakni perusahaan sampel tidak melaksanakan kegiatan CSR Islami atau juga melaksanakan namun tidak mengungkapkannya pada laporan tahunannya. Tabel 4. 2 Statistik Deskriptif Variabel Variabel ROA ISR KEU PROD TK MASY ENV CG Size
Minimum -.5167 0 0 0 0 0 0 0 67,418,748
Maximum .4342 28 2 3 8 8 5 5 162,564x 109
.075065 12.71 .24 1.83 3.24 3.49 1.99 1.92 6,035,350,092,305.15
Std. Deviation .1155105 6.559 .474 .943 1.965 2.303 1.714 1.285 20,828,045,852,872
.0004
.8121
.163287
.1230108
Leverage
Mean
4.3. Hasil Regresi 4.3.1. Model 1 Hubungan ISR secara Keseluruhan Tabel 4. 3 Hasil Regresi Model 1 Variabel C ISR SIZE LEV N Adj R-Square F-Statistik p-value ***Signifikan 1%
Hipotesa + + -
Koefisien 0.304 0.005 0.013 0.119
t-Statistik -3.905 3.217 4.283 -1.486
p-Value 0.000 0.002*** 0.000*** 0.140
100 0.295 14.795 0.000
Hasil uji asumsi klasik pada model ini menunjukkan tidak adanya heteroskedastisitas, multikoleniaritas atau juga autokorelasi, sehingga tidak dilakukan perubahan apapun pada data. Tabel 4.3 menunjukkan p-value uji F sebesar 0.000 yang bernilai lebih kecil dari tingkat signifikansi (α) 0.05, maka hipotesis nol ditolak. Hal ini bermakna pada tingkat keyakinan 95% seluruh variabel independen secara bersama-sama signifikan mempengaruhi tingkat ROA. Koefisien determinasi sebesar 29.5% bermakna variabel dependen ROA
Analisis Hubungan ..., Siti Masitoh, FE UI, 2013
13
mampu dijelaskan 29.5% oleh variabel independen dalam model, sedangkan 70.5% sisanya dijelaskan oleh faktor lain diluar model. Pada tabel 4.3 diketahui bahwa nilai statistik t dan nilai probabilitas statistik (p-value) pada variabel ISR masing-masing sebesar 3.217 dan 0.002. Nilai probabilitas statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi (α) 5% dengan tingkat keyakinan 95% sehingga mengindikasikan bahwa H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa ISR memiliki hubungan signifikan dan positif terhadap nilai ROA. Makna dari hasil ini adalah dengan terjadinya peningkatan kegiatan ISR yang dilakukan perusahaan maka kinerja keuangan perusahaan juga akan meningkat. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Saleh, et al. (2011), Waddock dan Graves (1997) dan Stanwick & Stanwick, (1998) yang membuktikan adanya hubungan antara CSR dengan kinerja keuangan perusahaan. Hal ini sesuai dengan hipotesis pertama yang diajukan yang menyatakan bahwa ISR pada perusahaan manufaktur terdaftar di ISSI memiliki hubungan positif dengan kinerja keuangan. Adanya hubungan antara kegiatan ISR terhadap kinerja perusahaan juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Arshad, et al. (2012). Kegiatan CSR ini dapat menjadi sumber daya perusahaan untuk memenuhi ekspektasi stakeholder sehingga keberlanjutan usaha perusahaan dapat dicapai. Keberlanjutan ini dapat terjadi akibat adanya dukungan dari seluruh stakeholder dalam menjalankan usaha, baik dari pihak pemerintah, tenaga kerja, dan juga masyarakat. Hasil dari penelitian ini memberikan dukungan pada perusahaan yang aktif dalam melaksanakan dan mengungkapkan CSR karena hal tersebut pada akhirnya dapat berdampak positif pada kinerja keuangan perusahaan. Adanya hubungan positif antara keduanya dapat terjadi karana biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam menjalankan kegiatan CSR dalam perspektif Islam dapat tertutupi oleh manfaat yang dihasilkannya (Tsoutsoura, 2004). Berbagai upaya pemenuhan kebutuhan stakeholder yang dilakukan perusahaan melalui kegiatan CSR akan memberikan citra baik perusahaan di hadapan seluruh stakeholder terkait yang selanjutnya akan mempermudah perusahaan dalam menjalankan usahanya. 4.3.2. Model 2 Hubungan Masing-masing Elemen ISR Hasil uji asumsi klasik pada model ini menunjukkan tidak adanya heteroskedastisitas, multikoleniaritas atau juga autokorelasi, sehingga tidak dilakukan perubahan apapun pada data. Hasil regresi model kedua adalah sebagai berikut:
Analisis Hubungan ..., Siti Masitoh, FE UI, 2013
14
Tabel 4. 4 Hasil Regresi Model 2 Variabel C KEU PROD TK MASY ENV CG SIZE LEV N Adjusted R-Square F-Statistik p-value
Hipotesa + + + + + -
Koefisien 0.249 0.013 0.017 0.001 0.002 0.004 0.029 0.010 0.143
t-Statistik -3.126 -0.631 1.227 0.163 0.350 -0.415 3.266 3.122 -1.794 100 0.330 7.085 0.000
p-Value 0.002 0.530 0.223 0.871 0.727 0.679 0.002*** 0.002*** 0.076*
***signifikan 1% *signifikan 10%
Tabel 4.4 menunjukkan p-value uji F sebesar 0.000 yang bernilai lebih kecil dari tingkat signifikansi (α) 0.05, maka hipotesis nol ditolak. Hal ini bermakna pada tingkat keyakinan 95% seluruh variabel independen secara bersama-sama signifikan mempengaruhi tingkat ROA. Nilai koefisien determinasi (adjusted R-Square) dalam penelitian ini adalah sebesar 33%. Angka koefisien determinasi menunjukkan proporsi variabel dependen, ROA, yang dapat dijelaskan oleh variabel independen yakni PROD, TK, MASY, ENV, CG, SIZE dan LEV. Oleh karena itu, koefisien determinasi sebesar 33,4% bermakna variabel dependen ROA mampu dijelaskan 33,4% oleh variabel independen dalam model, sedangkan 67 % sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar model. Dalam penelitian di model kedua ini elemen ISR pada model pertama dibagi menjadi enam elemen yakni KEU, PROD, TK, MASY, ENV dan CG. Uji t dilakukan untuk melihat hubungan yang terjadi antara masing-masing variabel independen dengan variabel dependen. Tabel 4.10 memaparkan mengenai p-value dari variabel KEU, PROD, TK, MASY, ENV dan CG yang masing-masing bernilai 0.530, 0.223, 0.871, 0.727, 0.679 dan 0.002. Berdasarkan pvalue dari masing-masing variabel independen yang dipaparkan dalam bentuk two-tailed, dari enam variabel hanya elemen ISR CG yang memiliki p-value lebih kecil dari 5% yang bermakna hanya elemen CG memiliki hubungan signifikan dengan ROA. 5. Pembahasan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kegiatan ISR dan juga elemennya dengan kinerja keuangan perusahaan. Hubungan antara elemen ISR dan kinerja keuangan dilakukan untuk mengetahui elemen yang berhubungan erat dengan kinerja keuangan
Analisis Hubungan ..., Siti Masitoh, FE UI, 2013
15
perusahaan sehingga dapat menjadi prioritas. Berdasarkan hasil regresi ditemukan hubungan positif antara ISR dengan kinerja keuangan perusahaan. Hubungan positif antara kegiatan CSR dengan kinerja keuangan perusahaan di Indonesia dapat dipicu oleh telah cukup berkembangnya isu pelaksanaan CSR di Indonesia. Hingga saat ini telah banyak pihak yang berupaya menyebarkan isu ini dengan mengadakan penilaian dan pemberian penghargaan pada perusahaan yang melaksanakan CSR dengan baik. Pemerintah melalui Kementrian Lingkungan Hidup secara rutin melaksanakan audit Program Peringkat Kinerja Perusahaan dalam pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). Selain itu, terdapat pula beberapa lembaga independen yang melakukan hal serupa misalnya yang dilakukan oleh lembaga amil zakat Dompet Dhuafa melalui program Charta Peduli Indonesia. Adanya penghargaan dan pengakuan ini dipercaya dapat meningkatkan minat perusahaan lain untuk juga melaksanakan kegiatan CSR karena penghargaan ini merupakan salah satu penghargaan bergengsi yang dapat meningkatkan reputasi perusahaan. Adanya dampak positif ini sesuai dengan Hadist Rasulullah SAW: “Sesama muslim bagaikan satu tubuh, jika yang satu sakit maka yang lainpun turut merasakan. Barang siapa yang membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan memenuhi keperluannya. Barang siapa yang melapangkan kesusahan seorang muslim, maka Allah akan melapangkan satukesusahan diantara kesusahannya nanti dihari kiamat dan barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat” (HR Muslim No 2699). Hadist diatas memaparkan mengenai keutamaan membantu sesama umat manusia karena sesungguhnya balasan Allah atas hal tersebut akan sama dengan yang dilakukannya. Dengan melaksananakan kegiatan CSR, perusahaan telah berupaya membantu sesama maka Allah SWT akan memudahkan urusan dalam bisnisnya. Walaupun hasil dari penelitian ini menunjukkan perusahaan yang melaksanakan kegiatan ISR dapat meningkatkan kinerja keuangannya, pelaksanaan kegiatan ISR hendaknya didasarkan dengan niatan melaksanakan akuntabilitas pada Allah SWT karena perusahaan telah memanfaatkan karunia yang diberikan Allah di muka bumi ini dalam kegiatannya untuk memperoleh keuntungan. Secara keseluruhan hasil dari penelitian di model kedua menunjukkan adanya pengaruh berbeda dari masing-masing elemen ISR ketika seluruh elemen tersebut dilakukan bersama-sama. Hasil ini berkebalikan dengan teori neoclassical dan RBV yang menyatakan bahwa seluruh elemen CSR memberikan dampak positif bagi kinerja keuangan jangka pendek perusahaanmelalui penurunan biaya operasional dan atau peningkatan pendapatan (Inoue & Lee, 2011). Akan tetapi, hasil dari penelitian ini dapat dijelaskan dengan pandangan
Analisis Hubungan ..., Siti Masitoh, FE UI, 2013
16
yang menyatakan bahwa perusahaan dapat memperoleh keuntungan keuangan dan competitive advantage yang berbeda-beda saat memenuhi kebutuhan stakeholder (Griffin & Mahon, 1997 dan Godfrey & Hatch, 2007). Selain itu, dapat pula dijelaskan dengan pembagian kegiatan CSR menjadi strategic dan responsive CSR yang dipaparkan oleh Porter dan Kramer (2006) dalam Vitezić (2011). Strategic CSR merupakan kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan dalam menghadapi isu sosial yang berhubungan dekat dengan perusahaan, sehingga perusahaan dapat memperoleh competitive advantage karenanya. Responsive CSR dilakukan pada isu sosial yang tidak berhubungan langsung dengan perusahaan dan cenderung tidak berpengaruh positif pada kinerja perusahaan. Berdasarkan pandangan ini, perusahaan di industri manufaktur dapat memperoleh competitive advantage dengan melakukan ISR pada bidang tatakelola perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena perusahaan memiliki ketergantungan yang tinggi pada pemenuhan hak seluruh stakeholder melalui penciptaan tatakelola perusahaan yang baik dan ketergantungan yang rendah pada stakeholder lain melalui kegiatan sosial. Hal lain yang menungkinkan minimnya hubungan elemen lain adalah masih relatif minimnya kesadaran perusahaan masnufaktur terdaftar dalam ISSI untuk melaksanakan atau mengungkapkan kegiatan yang sesuai dengan syariah Islam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan perusahaan yang melaksanakan tatakelola perusahaan dengan baik dapat memperoleh kinerja keuangan dengan baik pula. Hal ini dapat terjadi karena karena kegiatan dalam tatakelola perusahaan ditujukan untuk meminimalisir terjadinya agency conflict yang dapat terjadi sehingga perhatian perusahaan pada hal ini akan memberikan signal positif pada seluruh stakeholder. Signal positif ini selanjutnya akan memberi kemudahan pada perusahaan karena adanya legitimasi atas kegiatan perusahaan oleh seluruh stakeholder. Pengelolaan perusahaan dengan baik juga dapat meningkatkan efisiensi perusahaan dalam mengeloladan menjaga aset yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. 6. Kesimpulan Tingkat pelaksanaan kegiatan CSR dalam perspektif Islam yang digambarkan dengan skor ISR masih relatif rendah dilakukan oleh perusahaan manufaktur terdaftar di ISSI. Berdasarkan hasil content analysis ditemukan masih minimnya pemaparan mengenai kegiatan perusahaan yang telah sesuai dengan syariah Islam, khususnya dalam hal tanggung jawab sosial. Oleh karena itu, adanya ISSI sebagai acuan saham syariah tidak sepenuhnya dapat digunakan sebagai acuan bahwa perusahaan tersebut telah sesuai dengan syariah Islam
Analisis Hubungan ..., Siti Masitoh, FE UI, 2013
17
karena masih relatif minimnya pengungkapan mengenai kegiatan sosial sesuai dengan syariah Islam yang dilakukan mereka. Rendahnya pemaparan mengenai ISR oleh perusahaan yang terdaftar di ISSI dimungkinkan karena masih minimnya kesadaran dari perusahaan tersebut dan dorongan dari para pemangku kepentingan sehingga adanya pemberian status sesuai dengan syariah Islam. Berdasarkan hasil regresi model pertama penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan ISR memiliki hubungan positif yang signifikan dengan kinerja keuangan perusahaan manufaktur. Hal ini dikarenakan pelaksanaan ISR dapat meningkatkan reputasi dan kepercayaan dari pemangku kepentingan pada perusahaan sehingga dapat memudahkan legitimasi dan juga meningkatkan penjualan produk perusahaan. Oleh karena itu, semakin banyak kegiatan ISR yang dijalankan perusahaan maka akan semakin besar dampaknya pada kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini menemukan tema tatakelola perusahaan sebagai satu-satunya tema yang memberi dampak positif bagi perusahaan dibandingkan dengan tema ISR lainnya. Hasil ini menunujukkan adanya pengaruh positif antara kegiatan ISR dengan kinerja perusahaan hanya didukung dari tema ini saja. Hal ini dapat terjadi dimungkinkan karena kedekatan perusahaan manufaktur dengan stakeholder yang berkepentingan dengan tatakelola perusahaan (Inoue & Lee 2011) atau bermakna isu tatakelola perusahaan ini sangat diperhatikan oleh seluruh stakeholder pada industri manufaktur. Hubungan positif ini juga dimungkinkan dapat terjadi karena perhatian masyarakat Indonesia
yang
masih
berfokus
pada
tatakelola
perusahaan
dan
belum
terlalu
mempertimbangkan isu sosial dan Islami dalam kegiatan perusahaan. Tatakelola perusahaan mulai mendapat perhatian publik ketika terjadinya banyak kegagalan perusahaan besar dunia akibat tatakelola yang tidak baik. Perhatian ini memunculkan banyaknya peraturan atas tatakelola perusahaan yang baik yang akhirnya meingkatkan opini publik mengenai pentingnya pengungkapan mengenai tatakelola perusahaan 7. Saran Saran yang dapat diberikan penulis untuk penelitian selanjutnya dalam mengembangkan tulisan ini adalah: 1.
Menambah jumlah sampel dengan memperpanjang periode penelitian menjadi tiga tahun atau lebih agar hasil yang diberikan dapat lebih menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Selain itu, penelitian selanjutnya juga dapat meneliti hubungan ISR dengan kinerja keuangan pada industri lainnya.
Analisis Hubungan ..., Siti Masitoh, FE UI, 2013
18
2.
Indeks ISR yang digunakan dalam penelitian dapat dikembangkan dengan lebih baik agar lebih menggambarkan kegiatan CSR dalam perspektif Islam yang sesuai dengan kondisi Indonesia dan dengan mengambil benchmark indeks yang lebih komprehensif misalnya dari AAOIFI.
3.
Penelitian
selanjutnya
dapat
menggunakan
indikator
kinerja
keuangan
yang
menggambarkan efek ISR pada jangka waktu yang panjang seperti dengan pendekatan pasar yakni dengan menggunakan variabel dependen harga saham atau nilai kapitalisasi saham. 8. Kepustakaan Abdullah, O. N. (2012, Maret 4). Catatan Akhir Tahun 2012: Saatnya Merajut Toleransi Dan Kohesi
Sosial!
Retrieved
Maret
23,
2013,
From
http://www.komnasham.go.id/Informasi/Images-Portfolio-6/Siaran-Pers/149-CatatanAkhir-Tahun-2012-Saatnya-Merajut-Toleransi-Dan-Kohesi-Sosial Almajali, A. Y., Ahmad, S., & Al-Soub, Y. Z. (2012). Factors Affecting The Financial Performance of Jordanian Insurance Companies Listed At Ammam Stock Exchange. Journal of Management Resesarch, 4(12), 1-24. Arshad, R., Othman, S., & Othman, R. (2012). Islamic Corporate Social Responsibility, Corporate Reputation And Performance. World Academy of Science, Engineering And Technology(64), 1070-1074. Ayub, M. (2007). Understanding Islamic Finance. Chichester: John Wiley & Sons. Badri, M. A. (2011). Riba Dan Tinjauan Kritis Perbankan Syariah (1 Ed.). Bogor: CV Darul Ilmi.
Chand, M. (2006). The Relationship Between Corporate Social Performance And Corporate Financial Performance: Industry Type As A Boundary Condition. The Business Review, Cambridge, 240-246 Darmadi, S. (2011, November 8). Corporate Governance Disclosure In The Annual Report: An Exploratory Study On Indonesian Islamic Banks. Retrieved Maret 23, 2013, From http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1956254&download=yes
Departemen Agama RI (2005) Alqur'an dan Terjemahannya. Bandung: Sygma Dusuki, A. (2008). What Does Islam Say About Corporate Social Responsibility?. Revies of Islamic Economics, 12(1), 5-28. Godfrey, P. C., & Hatch, N. W. (2007). Researching Corporate Social Responsibility: An Agenda For The 21st Century. Journal of Business Ethics(70), 87-98.
Analisis Hubungan ..., Siti Masitoh, FE UI, 2013
19
Gozali, N., How, J., & Verhoeven, P. (2000). The Economic Consequencs of Voluntary Environmental Information Disclosure. 484-489. Western Australia: School of Economics And Finance, Curtin University of Technology. Griffin, J., & Mahon, J. (1997). The Corporate Social Performance And Corporate Financial Performance Debate. Business And Society, 36(1), 5-31. Haniffa, R. (2002). Social Reporting Disclosure: An Islamic Perspective. Indonesian Management & Accounting Research, 1(2), 128-146 Inoue, Y., & Lee, S. (2011). Effects of Different Dimensions of Corporate Social Responsibility On Corporate Financial Performance In Tourism-Related Industries. Tourism Management, 32, 790-804. Jones, K., & Bartlett, J. L. (2009). The Strategic Value of Corporate Social Responsibility: A Relationship Management Framework For Public Relations Practice. Retrieved April 2013, From http://praxis.massey.ac.nz/prism_online_journ.html Kementrian Lingkungan Hidup . Petunjuk Pelaksanaan CSR Bidang Lingkungan. (n.d) Lioui, A., & Sharma, Z. (2012). Environmental Corporate Social Responsibility And Financial Performance: Disentangling Direct And Indirect Effects. Ecological Economics(78), 100-111. Lubis, S. S. (2008). Pemetaan Tingkat Pengungkapan Sustainability Reporting Berdasarkan Global Reporting Initiatives 2006 Pada Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur Tahun 2005 Dan Hubungannya Dengan Kinerja Perusahaan. Depok: Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Maali, B., Casson, P., & Napier, C. (2006). Social Reporting by Islamic Banks. Abacus, 42(2), 1-24. Novrianti, V., Gusnardi, & Armas, R. (2012). Pengaruh Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi FKIP Universitas Riau, 1-9. Othman, R. (2009). Determinants of Islamic Social Reporting Among Top Shariah-Approved Companies In Bursa Malaysia. Research Journal of Internatıonal Studıes(12), 4-20. Othman , R., & Thani, A. (2010). Islamic Social Reporting of Listed Companies In Malaysia. International Business And Economics Research Journal, IX(4), 135-144. Poddi, L., & Vergalli, S. (2008). Does Corporate Social Responsibility Affect Firms’ Performance.Journal of Economics Literature,(1-50).
Analisis Hubungan ..., Siti Masitoh, FE UI, 2013
20
Raditya, A. N. (2012). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) Pada Perusahaan Yang Masuk Daftar Efek Syariah (DES). Depok: Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Saleh, M., Zulkifli , N., & Muhamad, R. (2011). Looking For Evidence of The Relationship Between Corporate Social Responsibility And Corporate Financial Performance In An Emerging Market. Asia-Pacific Journal of Business Administration, 3(2), 165-190. Setiawan, E., Tjiang, & Janet, G. (2010). Corporate Social Responsibility, Financial Performance, And Market Performance: Evidence From Indonesian Consumer Goods Industry. Retrieved April --, 2013, From – Stanwick, P. A., & Stanwick, S. D. (1998). The Relationship Between Corporate Social Performance, And Organizational Size, Financial Performance, And Environmental Performance: An Empirical Examination. Journal of Business Ethics, 17(2), 195-205. Surroca, J., Tribo, J. A., & Waddock, S. (2010). Corporate Responsibility And Financial Performance: The Role of Intangible Resources. Strategic Management Journal, 31(5), 463-490. Tsoutsoura, M. (2004). Corporate Social Responsibility And Financial Performance. Berkeley: Haas School of Business University of California. Vitezić, N. (2011). Correlation Between Social Responsibility And Efficient Performance In Croatian Enterprises. The Journal of Economic Literature, 29, 423-442. Waddock, S. A., & Graves, S. B. (1997). The Corporate Social Performance-Financial Performance Link. Strategic Management Journal, 18(4), 303-319. Weshah, S. R., Dahiyat, D. A., Awwad, M. R., & Hajjat, E. S. (2012). The Impact of Adopting Corporate Social Responsibility On Corporate Financial Performance: Evidence From Jordanian Banks. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research In Business, 4(5), 34-45.
World Business Council For Sustainability Development. (2013). WBCSD. Retrieved Maret 27,
2013,
From
http://www.wbcsd.org/work-program/business-role/previous-
work/corporate-social-responsibility.aspx
Analisis Hubungan ..., Siti Masitoh, FE UI, 2013