ANALISIS HUBUNGAN EFEKTIVITAS PELATIHAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS KOMPETENSI DENGAN KINERJA KARYAWAN ( PT. Surveyor Indonesia Divisi Sumber Daya Manusia)
Oleh YOSSI HANIFATHUN SALSABILA H24104028
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
ABSTRAK
Yossi Hanifathun Salsabila. H24104028. Analisis Hubungan Efektivitas Pelatihan Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi dengan Kinerja Karyawan pada PT. Surveyor Indonesia Divis Sumber Daya Manusia. Di bawah bimbingan Tb. Sjafri Mangkuprawira dan Siti Rahmawati.
PT. Surveyor Indonesia adalah perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang survey, konsultan dan inspeksi. PT. Surveyor Indonesia mempunyai kompetensi dasar inovasi, integritas, kepedulian dan kompeten. Oleh karena itu peran SDM sangat penting dalam perusahaan. Sehingga PT. Surveyor Indonesia selalu mengembangkan SDM yang dimiliki. Salah satu kegiatan pengembangannya yaitu melalui kegiatan pelatihan. Pelatihan yang telah dilaksanakan yaitu pelatihan manajemen sumber daya manusia bebasis kompetensi (MSDMBK). Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap pelaksanaan pelatihan MSDMBK dan kinerja karyawan PT. Surveyor Indonesia, (2) menganalisis hubungan antara efektivitas pelatihan dengan kinerja karyawan PT. Surveyor Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada PT. Surveyor Indonesia Maret sampai Mei 2008. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dari wawancara dan penyebaran kusioner. Data sekunder diperoleh dari studi literatur dan datadata yang telah disediakan oleh pihak peusahaan. Kemudian data tersebut diolah dengan menggunakan korelasi Rank Spearman dengan bantuan software SPSS 13.0. Hasil analisis terhadap persepsi responden tantang pelaksanaan kegiatan pelatihan MSDMBK yaitu responden menyatakan setuju bahwa pelatihan tersebut berjalan baik namun ada dua indikator pelatihan yang perlu diperbaiki yaitu materi pelatihan dan kebutuhan pelatihan. Hasil analisis persepsi responden terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan yaitu responden setuju bahwa pengetahuan, sikap dan keterampilan mereka meningkat setelah mengikuti pelatihan MSDMBK.Sebagian besar responden juga menyatakan setuju bahwa kinerja mereka dinyatakan baik. Dari hasil analisis korelasi Rank Spearman antara indikator pelatihan dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan terdapat empat indikator yang berhubungan yaitu program pelatihan, instruktur pelatihan, kebutuhan pelatihan dan fasilitas pelatihan dengan nilai signifikansi < 0,05. Dan hasil analisis korelasi antara pengetahuan sikap dan keterampilan menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap dan keterampilan mempunyai hubungan positif dan nyata dengan peningkatan kinerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan secara tidak langsung berkontribusi dalam peningkatan kinerja karyawan melalui perbaikan pada pengetahuan, sikap dan keterampilan.
ANALISIS HUBUNGAN EFEKTIVITAS PELATIHAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS KOMPETENSI DENGAN KINERJA KARYAWAN ( PT. Surveyor Indonesia Divisi Sumber Daya Manusia)
Oleh YOSSI HANIFATHUN SALSABILA H24104028
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat penyelesaian tugas akhir Untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS HUBUNGAN EFEKTIVITAS PELATIHAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS KOMPETENSI DENGAN KINERJA KARYAWAN ( PT. Surveyor Indonesia Divisi Sumber Daya Manusia)
Skripsi Sebagai salah satu syarat penyelesaian tugas akhir Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh YOSSI HANIFATHUN SALSABILA H24104028 Menyetujui, Juli 2008
Prof. Dr. Ir. Tb. Sjafri Mangkuprawira Dosen Pembimbing 1
Dra. Hj. Siti Rahmawati, M.Pd Dosen Pembimbing II
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen Tanggal Ujian : 10 Juli 2008
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Yossi Hanifathun Salsabila, lahir di Rembang pada tanggal 15 Mei 1986. Penulis merupakan anak tunggal dari pasangan ayah Untung Suyoso (alm) dan ibu Siti Zulaikhah. Penulis memulai pendidikannya di TK Nusa Indah, Sluke Rembang pada tahun 1991. Kemudian penulis melanjutkan Sekolah ke SD Negeri 1 Sluke, Rembang pada tahun 1992. Kemudian melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Lasem, Rembang pada tahun 1998. Dan kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 1 Pati. Ketika SMA penulis mengikuti berbagai kegiatan yaitu kegiatan kerohanian islam (ROHIS), Palang Merah Remaja (PMR) dan Pramuka. Setelah lulus dari SMA Negeri 1 Pati penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan ke bangku kuliah di IPB melalui undangan masuk perguruan tinggi. Selama kuliah penulis aktif dalam organisasi Coma@ (Centre of Management) dan aktif mengikuti kegiatan volunteer yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa FEM melalui kegiatan FEM to Village. Penulis juga aktif dalam mengikuti berbagai macam seminar yang dislenggarakan oleh departemen Manajemen maupun IPB.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta pertolonganNya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Analisis Hubungan Efektivitas Pelatihan Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi dengan Kinerja Karyawan ( PT. Surveyor Indonesia Divisi Sumber Daya Manusia) dapat penulis selesaikan. Proses penelitian ini sangat bermanfaat bagi penulis. Banyak pengalaman serta ilmu yang penulis dapatkan dari proses penyusunan skripsi ini. Penulis juga bisa belajar mengaplikasikan ilmu yang telah penulis dapatkan di bangku kuliah di lapangan melalui kegiatan magang selama proses penelitian. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan saran, bimbingan, dan dukungan baik secara langsung sejak awal penulisan sampai akhirnya skripsi ini terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Bp. Prof. Dr. Ir. Tb. Sjafri Mangkuprawira selaku dosen pembimbing pertama yang telah memberikan bantuan dan bimbingan kepada penulis selama proses penelitian hingga akhirnya skripsi ini diselesaikan. 2. Ibu Dra. Hj. Siti Rahmawati, M.Pd selaku dosen pembimbing kedua yang telah memberikan bantuan dan bimbingan kepada penulis selama proses penelitian hingga akhirnya skripsi ini diselesaikan. 3. Bp. Ir. Pramono Djoko Fewidarto, M. Sc selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis. 4. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM. selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan kuliah. 5. Segenap staf tata usaha yang telah membantu menyelesaikan administrasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 6. Bp. Iwan selaku petugas perpustakaan FEM IPB yang senantiasa membantu penulis dalam mencari bukubuku yang penulis butuhkan dalam proses penyusunan skripsi ini.
7. Bp. Made, Bp. Rasikun, Bp. Rustam, Bp. Budi, Bp. Sony, Bp. Iwan, Bp. Yani, Ibu Mirma, Ibu Yulneti, Ibu Inez, Mbak Diana, Mbak Heni, Kak Dauz, Nancy, Niken, Noni, Mila dan Segenap keluarga PT. Surveyor Indonesia yang telah memberikan masukan, dukungan dan membantu penulis selama proses penelitian. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi semua pihak.
Bogor, Juli 2008
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari bahwa selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang secara tidak langsung telah membantu penulis. memberikan semangat maupun doa kepada penulis. oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1. Ibu dan Emak yang telah banyak memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan kuliah. 2. Mbak Nia , Tantetanteku dan seluruh keluarga yang telah memberikan banyak masukan, dukungan serta doanya kepada penulis. 3. Almarhum Ayah sebagai motivator dan inspirator terbesar bagi penulis untuk selalu bersemangat dalam menjalani hidup. 4. Primanda Ayusta sebagai kakak, teman dan penyemangat bagi penulis terimakasih atas dukungan, semangat serta doanya. 5. Sahabatku Farik terimakasih atas semangat, bantuan, doa serta kebaikannya selama ini. 6. Sahabat, teman sekaligus keluargaku di bogor Kiki, Gumay, Ika, Dini Cute, Yodi, Erna, Mboq, Pepen dan Irwan terimakasih atas kebersamaan yang indah, keceriaan, bantuan, semangat dan doanya. Semoga kita sukses dikehidupan yang akan kita jalani kelak. 7. Teman seperjuanganku Tessa terimakasih atas semangat, kebersamaan dan perjuangan bersama, akhirnya kita dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga sukses selalu. 8. Kakak angkatku Henry Nosih terimakasih atas bantuan, nasehat, semangat dan doanya semoga selalu sukses. 9. Temanteman satu bimbingan rini terimakasih atas masukan, dukungan dan doanya. Litu, mbak Intan, Barita, Indah, Dian, Ade dan Yunte terimakasih atas kebersamaannya. 10. Temanteman satu atap Gumay, mba Intan, Depal, Lily Cupid, Edoth, G3, Weni, Michel, Tami dan Kurcil terimakasih atas kebersamaan dan keceriannya selama ini
11. Temanteman satu daerah Dini, Anggie, Wahyu, Iil, Lilis, Mida, Mbae Ratih dan semua keluarga besar anakanak pati terimakasih telah menjadi teman yang baik bagi penulis. 12. Temanteman Manajemen 41 Meli, Elis, Deny, Ritfan, Teh Icha, Dania, Yudha, Rizky, Duta, Ijah dan seluruh anakanak kreatif manajemen 41 terimakasih telah banyak memberikan pelajaran hidup bagi penulis dan terimakasih atas kebersamaannya selama ini. Penulis berharap semoga kita semua selalu dalam kesuksesan dan selalu bersemangat dalam menjalani hidup. Untuk semua temantemanku semoga kita bisa selalu bersama walaupun telah berpisah. Terimakasih untuk semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.
Bogor, Juli 2008
Penulis
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP………………………………………………………
i
KATA PENGANTAR............................................................................
ii
UCAPAN TERIMA KASIH..................................................................
iv
DAFTAR ISI ..........................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR..............................................................................
viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
x
I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 1.3. Tujuan Penelitian........................................................................ 1.4. Manfaat Penelitian......................................................................
1 1 3 4 4
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 2.1. Pengembangan Sumber Daya Manusia ....................................... 2.1.1. Manfaat Pengembangan Sumber Daya Manusia................ 2.1.2. Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia.................. 2.2. Pelatihan ................................................................................... 2.2.1. Sasaran Pelatihan.............................................................. 2.2.2. Tujuan dan Manfaat Pelatihan........................................... 2.2.3. Tanggung Jawab Pelatihan dan Pengembangan................. 2.2.4. Tahapan Pelatihan............................................................. 2.2.5. Metode Pelatihan .............................................................. 2.2.6. Efektivitas Pelatihan ......................................................... 2.3. Kinerja ....................................................................................... 2.4. Kompetensi ................................................................................ 2.5. Penelitian Terdahulu...................................................................
6 6 7 8 10 11 11 14 15 16 18 19 20 22
III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 3.1. Kerangka Pemikiran .................................................................. 3.2. Hipotesis .................................................................................. 3.3. Metode Penelitian...................................................................... 3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data.......................................
25 25 29 33 34
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 4.1. Profil Perusahaan ...................................................................... 4.1.1. Struktur Organisasi .......................................................... 4.1.2. Jasa dan Bidang yang Ditangani ......................................
37 37 38 39
4.1.3. Ketenagakerjaan .............................................................. 4.2. Konsep MSDMBK PT. Surveyor Indonesia ............................. 4.3. Sistem Pelatihan........................................................................ 4.4. Gambaran Kinerja PT. Surveyor Indonesia................................ 4.5. Karakteristik Responden............................................................ 4.6. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ...................................... 4.8. Analisis Persepsi ....................................................................... 4.9. Analisis Korelasi Rank Spearman..............................................
40 42 43 52 53 54 56 61
V. IMPLIKASI MANAJERIAL..........................................................
67
VI. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................
72
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
74
LAMPIRAN ..........................................................................................
76
DAFTAR GAMBAR No
Halaman
1. Model Proses Pelatihan ....................................................................... 16 2. Kerangka Pemikiran konseptual .......................................................... 27 3. Kerangka pemikiran operasional ......................................................... 29
DAFTAR TABEL No
Halaman
1. Nilai Skor Rataan............................................................................... 2. Peningkatan Laba dan Pendapatan Usaha PT. Surveyor Indonesia ..... 3. Karakteristik Responden .................................................................... 4. Klasifikasi Tabel Alpha George ......................................................... 5. Persepsi Responden Terhadap Pelatihan MSDMBK ......................... 6. Persepsi Responden terhadap Pengetahuan ....................................... 7. Persepsi Responden terhadap Sikap .................................................. 8. Persepsi Responden terhadap Keterampilan ..................................... 9. Persepsi Responden terhadap Kinerja................................................ 10. Analisis Hubungan Pelatihan dengan Pengetahuan............................ 11. Analisis Hubungan Pelatihan dengan Sikap....................................... 12. Analisis Hubungan Pelatihan dengan Keterampilan........................... 13. Analisis Hubungan Pengetahuan, sikap dan Keterampilan dengan Kinerja ............................................................................................. 14. Rekapitulasi Indikator Pelatihan yang Berhubungan dengan Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan ............................................... 15. Rekapitulasi Persepsi dan Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan dengan Kinerja ............................................................
33 52 53 55 57 59 60 60 61 62 63 63 65 68 71
DAFTAR LAMPIRAN No
Halaman
1. Kuesioner............................................................................................ 2. Struktur Organisasi ............................................................................. 3. Alur Proses Penyusunan Program Diklat ............................................. 4. Hasil Uji Validitas............................................................................... 5. Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................... 6. Hasil Korelasi Rank Spearman............................................................
77 80 81 82 83 84
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Keberadaan sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh kualitas orangorang yang bekerja didalamnya. Perubahan lingkungan yang begitu cepat menuntut kemampuan dalam menangkap fenomena tersebut, menganalisa dampak yang akan terjadi dan perusahaan menyiapkan langkah untuk menghadapinya. Oleh karena itu peran sumber daya manusia dalam perusahaan tidak hanya sekedar administratif tetapi lebih mengarah pada pengembangan potensi agar lebih kreatif dan inovatif. Semakin tajamnya tantangan usaha domestik dan global akibat cepatnya perubahan teknologi dan lingkungan di berbagai aspek kehidupan manusia maka setiap perusahaan membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kompetensi agar dapat meningkatkan kualitas produk atau jasa yang disediakan oleh perusahaan. Sehingga perusahaan tidak sematamata mengejar produktivitas yang tinggi dalam proses pencapaiannya tetapi lebih pada kinerja. Karena kinerja setiap individu merupakan kunci pencapaian produktivitas. Dimana kinerja merupakan hasil akhir yang didasarkan pada tingkat mutu dan standar yang telah ditetapkan. Oleh Karena itu perusahaan memerlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang unik sesuai dengan visi dan misinya. Pengembangan sumber daya manusia merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan potensi, pengetahuan dan wawasan, keterampilan kerja, kemampuan manajerial, sikap dan kepribadian, serta faktorfaktor lain yang terdapat dalam diri manusia. Pengembangan sumber daya manusia ini hendaknya dilakukan secara berkelanjutan sebab karyawan yang berkualitas merupakan aset jangka pendek dan jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan. Kualitas karyawan yang baik akan berpengaruh kepada kinerja dari karyawan tersebut dan pada akhirnya akan berpengaruh pada kinerja dari perusahaan.
Kegiatan pengembangan sumber daya manusia dapat dicapai dengan memberikan pelatihan kepada karyawan. Dimana kegiatan pelatihan tersebut merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung
jawabnya dengan
baik, sesuai dengan
standar kerja
(Mangkuprawira, 2007). Kegiatan pelatihan juga dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan antara sumber daya yang dimiliki perusahaan dengan sumber daya manusia yang diharapkan perusahaan agar perusahaan dapat mencapai tujuan, serta visi dan misinya. Selain itu juga untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas disiplin, produktif, kreatif dan inovatif. PT. Surveyor Indonesia merupakan salah satu perusahaan jasa konsultan yang berbasis pada survey dan inspeksi. Saat ini bidang yang ditangani oleh PT. Surveyor Indonesia antara lain jasa pertambangan dan energi, jasa kelautan, jasa perdagangan dan industri, kualitas keamanan dan kesehatan serta pertanian dan kehutanan. Dalam kegiatan operasionalnya PT. Surveyor Indonesia memiliki empat kompetensi dasar yaitu inovasi, kompetensi, integritas dan kepedulian. Selain itu juga PT. Surveyor Indonesia mempunyai tujuan perbaikan kompetensi dan komposisi perusahaan yang optimal untuk mendukung keunggulan daya saing perusahaan, Perbaikan proses bisnis internal, peningkatan keunggulan daya saing melalui penciptaan nilai tambah serta penyajian jasa yang bermutu tinggi yang ditujukan untuk menciptakan kepuasan pelanggan, peningkatan penetrasi dan efisiensi pemasaran untuk mendorong pengembangan pasar, mendorong peningkatan pendapatan secara berimbang antara segmen pemerintah pusat, pemerintah daerah dan swasta, meningkatkan efesiensi biaya secara signifikan untuk mencapai laba yang berkesinambungan. Oleh karena itu PT. Surveyor Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten untuk dapat mencapai tujuan dan memenuhi kompetensi dasar yang diterapkannya. Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusianya PT. Surveyor Indonesia telah melakukan kegiatan pengembangan pada sumber daya manusianya. Salah satu kegiatan pengembangan yang dilakukan oleh
PT. Surveyor Indonesia adalah kegiatan pelatihan. Pelatihan yang dilakukan oleh PT. Surveyor Indonesia adalah bertujuan untuk memberikan nilai tambah, meningkatkan pengetahuan, kebiasaan, keterampilan dan keahlian seseorang atau kelompok dalam upaya menunjang kemampuannya dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan. Kegiatan pelatihan ini juga bertujuan untuk memenuhi kualifikasi dan kompetensi yang diperlukan. Banyak sekali jenis pelatihan yang telah dilakukan oleh PT. Surveyor Indonesia, salah satunya yaitu pelatihan Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi (MSDMBK). Pelatihan tersebut bertujuan untuk memperluas wawasan tentang konsep manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi dalam kaitannya dengan manajemen SDM perusahaan, memberikan pemahaman yang menyeluruh tentang konsep kompetensi dan pengukuran kompetensi yang dibutuhkan suatu jabatan serta kompetensi yang dimiliki individu pemegang jabatan dan strategi implementasinya serta meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang metode pengukuran kebutuhan kompetensi jabatan dan tingkat kompetensi individu. Pelatihan ini lebih ditujukan untuk karyawan pada divisi SDM. Hal tersebut dikarenakan divisi SDM merupakan divisi yang berfungsi untuk mengelola seluruh sumber daya manusia yang ada di dalam perusahaan. Dari hasil prastudi terungkap bahwa pelatihan MSDMBK yang telah dilaksanakan oleh PT. Surveyor Indonesia belum menampakkan hasil seperti yang diinginkan oleh perusahaan. Diduga masalah tersebut disebabkan oleh proses pelatihan MSDMBK tidak berjalan dengan baik sehingga hasilnya kurang sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut yang melatarbelakangi pentingnya penelitian ini dilakukan, dengan harapan akan memberikan manfaat dan informasi bagi perusahaan tentang pendapat peserta pelatihan terhadap pelaksanaan pelatihan MSDMBK dan informasi mengenai halhal yang perlu diperbaiki oleh pihak perusahaan dalam melaksanakan pelatihan.
1.2. Perumusan Masalah Peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap merupakan harapan perusahaan dari pelaksanaan pelatihan. Pada akhirnya peningkatan
pengetahuan, sikap dan keterampilan tersebut dapat meningkatkan kinerja dari karyawan. Dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan karyawannya PT. Surveyor Indonesia melaksanakan pelatihan manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi (MSDMBK) kepada personil Divisi SDM. Dimana Divisi SDM tersebut memiliki tugas mengelola dan megembangkan karyawan dari seluruh divisi yang ada dalam perusahaan, sehingga pelatihan MSDMBK yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan dapat membantu personil Divisi SDM untuk meningkatkan kemampuannya dalam meneglola dan mengembangkan karwayawan perusahaan. Menurut persepsi dari salah satu karyawan PT. Surveyor Indonesia menyatakan bahwa pelatihan MSDMBK yang dilakukan oleh perusahaan pelaksanaannya kurang sesuai dengan harapan. Hal tersebut tercermin dari hasil pelatihan yang belum juga nampak implementasinya sampai saat ini. Untuk mengetahui kebenaran dari pernyataan tersebut, maka dilakukan penelitian terhadap pelatihan MSDMBK tersebut. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana persepsi karyawan tentang pelaksanaan pelatihan manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi (MSDMBK) dan kinerja karyawan pada PT. Surveyor Indonesia? 2. Bagaimana hubungan antara efektivitas pelatihan manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi dengan kinerja karyawan PT. Surveyor Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian disusun sebagai berikut: 1. Mengetahui persepsi karyawan tentang Pelaksanaan pelatihan manajemen sumber daya manusia dan kinerja karyawan pada PT. Surveyor Indonesia 2. Menganalisis hubungan antara efektivitas pelatihan manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi dengan kinerja karyawan PT. Surveyor Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi pihakpihak terkait, seperti : 1.Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbang saran yang positif bagi perusahaan dalam pelaksanaan program pelatihan selanjutnya. 2. Umum Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebuah karya ilmiah yang layak dipercaya dan juga dapat dijadikan langkah awal bagi penulisan karya ilmiah lain. 3. Penulis Hasil penelitian ini diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan dan mencari solusi bagi permasalahan yang timbul di dunia nyata.
1.5. Lingkup Penelitian Agar penelitian ini lebih terarah dan lebih mudah dipahami, maka penulis membatasi masalah yang mencakup beberapa hal yaitu : 1. Responden adalah seluruh karyawan Divisi SDM PT. Surveyor Indonesia. 2. Kinerja karyawan dilihat dari peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian tersebut dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada karyawan divisi SDM. Kinerja karyawan juga dilihat dari data sekunder hasil laba perusahaan yang selalu meningkat dari tahun 2005 2007. 3. Penelitian ini menganalisis hubungan antara pelatihan dengan kinerja karyawan. Faktor lain yang dapat meningkatkan kinerja karyawan tidak dianalisis dalam penelitian ini.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengembangan sumber daya manusia untuk jangka panjang, merupakan bagian penting dari departemen SDM. Melalui pengembangan karyawan yang telah ada dapat mengurangi ketergantungan perusahaan pada keperluan menyewa tambahan karyawan. Jika karyawan dikembangkan secara baik, pekerjaan yang terbuka dan diperoleh melalui perencanaan SDM sangat mungkin diisi oleh karyawan dari dalam perusahaan. Pengembangan karyawan juga merupakan cara yang efektif untuk menghadapi tantangan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan, termasuk ketertinggalan mutu karyawan, keragaman pekerjaan, perubahan teknik kegiatan yang disepakati dan perputaran karyawan (Davis, Keith dan Whether, 1996 dalam Mangkuprawira 2007). Menurut Hasibuan (2003), pengembangan SDM merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan atau pelatihan. Menurut Rivai (2004), pengembangan SDM merupakan suatu proses bagaimana manajemen mendapatkan pengalaman, keahlian dan sikap untuk menjadi atau meraih sukses sebagai pemimpin dalam organisasi atau perusahaan. Menurut Nadler dalam Hardjana (2006), mengartikan pengembangan sumber daya manusia sebagai kegiatan belajar yang diadakan dalam jangka waktu tertentu guna memperbesar kemungkinan untuk meningkatkan kinerja. Kegiatan pengembangan sumber daya manusia mempunyai tiga kegiatan belajar sebagai berikut: a. Kegiatan belajar untuk meningkatkan kinerja pekerja dalam pekerjaan yang mereka emban. Kegiatan ini disebut pelatihan atau training. b. Kegiatan belajar untuk pengembangan diri pekerja secara umum dan menyeluruh, tanpa dikaitkan dengan tugas khusus yang mereka lakukan. Kegiatan ini disebut dengan pengembangan atau development.
c. Kegiatan belajar untuk menyiapkan pekerja untuk mengemban tugas baru dalam waktu dekat. Kegiatan belajar ini disebut education. Menurut Keputusan Direksi PT. Surveyor Indonesia No. 003/PDR CSR/HRD/V/2005 tentang Addendum SKD021/PDRCS/HRD/II/2004 tentang Pendidikan dan Pelatihan menyatakan bahwa pengembangan adalah suatu kegiatan pembelajaran yang secara langsung maupun tidak langsung untuk meningkatkan sikap dan menjadikan seseorang atau kelompok untuk lebih baik dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan.
2.1.1 Manfaat Pengembangan Sumber Daya Manusia Menurut Flippo (2005), programprogram pengembangan yang direncanakan akan memberikan manfaat kepada organisasi berupa peningkatan produktivitas, peningkatan moral, pengurangan biaya, serta stabilitas serta keluwesan (fleksibilitas) organisasi yang makin besar untuk menyesuaikan diri dengan persyaratan eksternal yang berubah. Menurut Siagian (2006), minimal terdapat tujuh manfaat dari pengembangan dan pelatihan yaitu: 1. Peningkatan produktivitas kerja organisasi sebagai keseluruhan antara lain karena tidak terjadinya pemborosan, kecermatan dalam pelaksanaan tugas, tumbuh suburnya kerja sama antar berbagai satuan kerja, meningkatnya tekad mencapai sasaran yang telah ditetapkan serta lancarnya koordinasi sehingga organisasi bergerak sebagai suatu kesatuan yang bulat dan utuh. 2. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan, antara lain karena adanya pendelegasian wewenang, interaksi yang didasarkan pada sikap dewasa baik secara teknikal maupun intelektual, saling menghargai dan adanya kesempatan bagi bawahan untuk berpikir dan bertindak secara inovatif. 3. Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat karena melibatkan para karyawan yang bertanggung jawab
menyelenggarakan kegiatan operasional dan tidak sekedar diperintah oleh para manajer. 4. Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam organisasi dengan komitmen organisasional yang lebih tinggi. 5. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya manajerial yang partisipatif. 6. Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif yang pada gilirannya memperlancar proses perumusan kebijakan organisasi dan operasionalisasinya. 7. Penyelesaian konflik secara fungsional yang dampaknya adalah tumbuh suburnya rasa persatuan dan suasana kekeluargaan dikalangan para anggota organisasi.
2.1.2. Tujuan Pengembangan Karyawan Menurut Hasibuan (2003), pengembangan karyawan bertujuan dan bermanfaat bagi perusahaan, karyawan, konsumen dan masyarakat yang mengkonsumsi barang atau jasa yang diproduksi perusahaan. Tujuan pengembangan karyawan hakikatnya menyangkut halhal berikut: 1. Produktivitas Kerja Dengan pengembangan, produktivitas kerja karyawan akan meningkat, kualitas dan kuantitas dari produksi semakin baik, karena technical skill, human skill dan managerial skill karyawan yang semakin baik. 2. Efisiensi Pengembangan karyawan bertujuan untuk efisiensi tenaga, waktu, bahan baku dan mengurangi ausnya mesinmesin. Pemborosan berkurang, biaya produksi relatif kecil, sehingga daya saing perusahaan semakin besar
3. Kerusakan Pengembangan karyawan bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang, produksi dan mesinmesin karena karyawan semakin ahli dan terampil dalam melaksanakan pekerjaannya. 4. Kecelakaan Pengembangan bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan karyawan, sehingga jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan perusahaan berkurang. 5. Pelayanan Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik dari karyawan kepada nasabah perusahaan, karena pemberian pelayanan yang baik merupakan daya penarik yang sangat penting rekananrekanan perusahaan bersangkutan. 6. Moral Dengan pengembangan moral karyawan akan semakin baik karena keahlian dan kemampuannya sesuai dengan pekerjaannya, sehingga mereka antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. 7. Karier Dengan pengembangan kesempatan untuk meningkatkan karier karyawan semakin besar, karena keahlian, keterampilan dan prestasi kerjanya lebih baik. 8. Konseptual Dengan pengembangan manajer akan semakin cakap dan cepat dalam pengambilan keputusan yang lebih baik, karena technical skill, human skill, dan managerial skillnya lebih baik. 9. Kepemimpinan Dengan pengembangan kepemimpinan seorang manajer akan lebih baik, human relation akan lebih luwes, motivasinya lebih terarah sehingga pembinaan vertikal dan horizontal semakin harmonis. 10. Balas Jasa Dengan pengembangan, balas jasa (gaji, upah, insentif dan benefit) karyawan akan meningkat karena prestasi kerja mereka meningkat.
11.Konsumen Pengembangan karyawan akan memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat konsumen karena mereka akan memperoleh barang atau pelayanan yang lebih bermutu. Menurut penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan karyawan (pendidikan dan pelatihan) perlu dilakukan karena akan memberikan manfaat yang banyak bagi perusahaan, karyawan dan masyarakat.
2.2. Pelatihan Pelatihan adalah sebuah program yang dirancang untuk meningkatkan kinerja pekerja dalam melakukan tugas yang diserahkan kepada mereka (Hardjana, 2001) dan pelatihan mencakup pembelajaran untuk melakukan sesuatu dan jika berhasil maka akan terlihat pada outputnya (Suryana, 2004). Dessler (2004), mendefinisikan pelatihan sebagai sebuah proses belajar yang digunakan untuk memberikan karyawan baru atau karyawan lama keterampilan yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan. Menurut Mangkuprawira (2007) dalam bukunya Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia menyatakan bahwa pelatihan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standar kerja. Pada dasarnya pelatihan merujuk pada pengembangan keterampilan kerja yang dapat digunakan dengan segera. Wyatt (2000) menyatakan bahwa pelatihan dan pengembangan manusia merupakan bagian dari solusi jika manajemen menemukan beberapa kesulitan dalam rekruitmen, mempertahankan karyawan, standar kerja yang kurang, produktivitas rendah, kesalahan yang berbiaya, banyak keluhan dari konsumen dan moral karyawan rendah. Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pogram pelatihan akan memberikan solusi bagi pihak manajemen untuk menyelesaikan masalahmasalah yang berkaitan dengan karyawan, seperti ketertinggalan karyawan, keragaman karyawan domestik atau internasional, perubahan teknologi dan perputaran karyawan.
Menurut Keputusan Direksi PT. Surveyor Indonesia No. 003/PDR CSR/HRD/V/2005 tentang Addendum SKD021/PDRCS/HRD/II/2004 tentang pendidikan dan pelatihan menyatakan bahwa pelatihan adalah suatu kegiatan yang sistematis dan memberikan nilai tambah untuk meningkatkan pengetahuan, kebiasaan, keterampilan dan keahlian seseorang atau kelompok dalam upaya menunjang kemampuan dan atau meningkatkan kualitas kemampuannya dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan.
2.2.1. Sasaran Pelatihan Pada dasarnya setiap kegiatan yang terarah mempunyai sasaran yang jelas, memuat hasil yang ingin dicapai dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Demikian pula dengan program pelatihan. Hasil yang ingin dicapai hendaknya dirumuskan dengan jelas agar langkah langkah persiapan dan pelaksanaan pelatihan dapat diarahkan untuk mencapai sasaran yang akan ditentukan. Sasaran yang ditentukan dengan tidak spesifik atau terlalu umum akan menyulitkan penyiapan dan pelaksanaan pelatihan. Menurut Rivai (2004), sasaran pelatihan yang dirumuskan secara jelas akan bermanfaat dalam: 1. Menjamin konsistensi dalam menyusun program pelatihan yang mencakup materi, metode, cara penyampaian dan sarana pelatihan. 2. Memudahkan komunikasi antara penyusun program pelatihan dengan pihak yang memerlukan pelatihan. 3. Memberikan kejelasan bagi peserta tentang apa yang harus dilakukan dalam rangka mencapai sasaran. 4. Memudahkan penilaian peserta dalam mengikuti pelatihan. 5. Memudahkan penilaian hasil program pelatihan. 6. Menghindari kemungkinan konflik antara penyelenggara dengan orang yang meminta pelatihan mengenai efektivitas pelatihan yang dilaksanakan.
2.2.2. Tujuan dan Manfaat Pelatihan Tujuan dari pelatihan yaitu untuk membantu meningkatkan kinerja karyawan. Setiap perusahaan mempunyai program dan lembaga pelatihan sendiri untuk melakukan pelatihan bagi karyawannya. Menurut Arep dan Tanjung (2002), pentingnya program pelatihan adalah : 1. Memberikan kemampuan kepada karyawan baru yang akan menduduki suatu jabatan tertentu dalam organisasi. 2. Agar dapat menguasai teknologi terbaru sebagaimana yang dipersyaratkan dalam jabatan tersebut. 3. Untuk keperluan mutasi dan promosi. Karena dengan adanya pelatihan karyawan akan memiliki banyak kemampuan dan keahlian, dan juga akan berlombalomba untuk berbuat yang terbaik agar memperoleh promosi dari pihak perusahaan. Menurut Rivai (2004), tujuan dari pelatihan adalah: untuk meningkatkan kuantitas output; untuk meningatkan kualitas output; untuk menurunkan biaya limbah dan perawatan; untuk menurunkan biaya limbah dan biaya terjadinya kecelakaan; untuk menurunkan turnover, ketidakhadiran kerja serta meningkatkan kepuasan kerja dan untuk mencegah timbulnya antipati karyawan. Menurut Rivai (2004), manfaat dari kegiatan pelatihan dapat dikelompokkan tiga kategori yaitu: 1. Manfaat bagi Karyawan a. Membantu karyawan dalam membuat keputusan dan pemecahan masalah yang lebih efektif; b. Melalui pelatihan dan pengembangan, variable pengenalan, pencapaian pestasi, pertumbuhan, tanggung jawab dan kemajuan dapat diinternalisasi dan dilaksanakan; c. Membantu mendorong dan mencapai pengembangan diri dan rasa percaya diri; d. Membantu karyawan mengatasi stres, tekanan, frustasi dan konflik;
e. Memberikan informasi tentang meningkatnya pengetahuan kepemimpinan, keterampilan komunikasi dan sikap; f. Meningkatkan kepuasan kerja dan pengakuan; g. Membantu karyawan mendekati tujuan pribadi sementara meningkatkan keterampilan interaksi; h. Memenuhi kebutuhan personal peserta serta pelatih; i. Memberikan nasehat dan jalan untuk pertumbuhan masa depan; j. Membangun rasa pertumbuhan dalam pelatihan; k. Membantu pengembangan keterampilan mendengar, bicara dan menulis dengan latihan; l. Membantu menghilangkan rasa takut dalam melaksanakan tugas baru. 2. Manfaat bagi Perusahaan a. Mengarahkan untuk meningkatkan profitabilitas atau sikap yang lebih terhadap orientasi profit; b. Memperbaiki pengetahuan kerja dan keahlian pada semua level perusahaan; c. Memperbaiki moral SDM; d. Membantu karyawan untuk mengetahui tujuan perusahaan; e. Membantu menciptakan image perusahaan yang lebih baik; f. Mendukung otentisitas, keterbukaan dan kepercayaan; g. Meningkatkan hubungan antara bawahan dan atasan; h. Membantu pengembangan perusahaan; i. Belajar dari peserta j. Membantu mempersiapkan dan melaksanakan kebijakan perusahaan; k. Memberikan informasi tentang kebutuhan perusahaan dimasa depan; l. Perusahaan dapat membuat keputusan dan memecahkan masalah yang lebih efektif; m. Membantu pengembangan promosi dari dalam;
n. Membantu
pengembangan
keterampilan
kepemimpinan,
motivasi, kesetiaan, sikap dan aspek lain yang biasanya diperlihatkan pekerja; o. Membantu meningkatkan efisiensi, efektivitas, produktivitas dan kualitas kerja; p. Membantu menekan biaya dalam berbagai bidang seperti produksi, SDM, administrasi; q. Meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap kompetensi dan pengetahuan perusahaan; r. Meningkatkan hubungan antar buruh dengan manajemen; s. Mengurangi biaya konsultan luar dengan menggunakan konsultan internal; t. Mendorong mengurangi perilaku yang merugikan; u. Menciptakan iklim yang baik untuk pertumbuhan; v. Membantu meningkatkan komunikasi organisasi; w. Membantu karyawan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. 3. Manfaat dalam hubungan SDM, intra dan antar grup dan pelaksanaan kebijakan a. Meningkatkan komunikasi antar grup dan individual; b. Membantu dalam orientasi bagi karyawan baru dan karyawan transfer atau promosi; c. Memberikan informasi tentang kesamaan kesempatan dan aksi afirmatif; d. Memberikan informasi tentang hukum pemerintah dan kebijaksanaan internasional; e. Meningkatkan keterampilan interpersonal; f. Membuat kebijakan perusahaan, aturan dan regulasi; g. Meningkatkan kualitas moral; h. Membangun kohesifitas dalam kelompok; i. Memberikan iklim yang baik untuk belajar, pertumbuhan dan koordinasi;
j. Membuat perusahaan menjadi tempat yang lebih baik untuk bekerja dan hidup.
2.2.3. Tangung Jawab Pelatihan dan Pengembangan Menurut Mangkuprawira dan Vitayala (2007) tanggung jawab pelatihan dapat dibagi menurut struktur prusahaan, yaitu: 1. Manajemen Top Komitmen dari kalangan eksekutif dan manajemen top sangat menentukan terselenggaranya suatu pelatihan yang efektif. Karena hal tersebut akan mempengaruhi semua aspek perusahaan. Manajer cenderung akan mengelola apa yang memang harus mereka kelola. 2. Departemen Sumber Daya Manusia Departemen SDM dalam perusahaan secara esensial melakukan fungsi pendukung, yaitu membantu manajer lini dalam pelatihan dan pengembangan dengan menyediakan kepakaran dan sumber daya serta terlibat dalam mensponsori penyelenggaraan suatu pelatihan. 3. Penyelia Senior Tiap penyelia senior dan mereka yang memiliki hierarki yang lebih tinggi memiliki tanggung jawab langsung untuk menjamin pelatihan dan pengembangan dapat berlangsung dengan baik, mendorong karyawan untuk mengembangkan diri dan harus menyediakan waktu agar pelatihan dapat berjalan. Disamping itu penyelia senior juga perlu mengembangkan atmosfer proses belajar mengajar, menyediakan sumberdaya, serta stimulan pengembangan diri bagi karyawan dan di kalangan karyawan. 4. Karyawan Meskipun SDM profesional dan manajer lini harus memfasilitasi dan mengelola proses pelatihan dan pengembangan, tetapi tanggung jawab utama terletak pada diri masingmasing karyawan. Para karyawan memiliki tanggung jawab untuk menunjukkan minat dalam pengembangan karir dan sekaligus pencapaian tujuan
perusahaan. Para karyawanpun hendaknya mengembangkan diri mereka masingmasing.
2.2.4. Tahapan dalam Pelatihan Menurut
Mangkuprawira
(2003)
tahapan
pelatihan
digambarkan sebagai berikut: Tahap Asessment
Tahap Pelatihan
Tahap Evaluasi
Merancang dan menyeleksi prosedur pelatihan
Mengukur hasil pelatihan
Penilaian kebutuhan organisasi
Penilaian kebutuhan tugas
Penilaian kebutuhan karyawan
Pengembangan tujuan pelatihan
pelatihan Pengembangan kriteria evaluasi pelatihan
Umpan balik
Membandingkan hasilnya dengan kriteria
Umpan balik
Gambar 1. Model Proses Pelatihan
Proses pelatihan terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap penilaian, tahap pelatihan dan tahap evaluasi. Pada tahap penilaian (Assesment) dilakukan penilaian terhadap kebutuhan pelatihan. Hal tersebut dilakukan karena dua alasan yaitu belum tentu semua orang siap dan membutuhkan pelatihan tertentu serta penilaian terhadap kebutuhan pelatihan mendiagnosis permasalahan kekinian dan tantangan masa depan yang diharapkan dapat diatasi dengan kegiatan pelatihan. Pada tahap penilaian ini kebutuhan pelatihan tidak hanya dilihat dari segi individu, tetapi juga dilihat dari kebutuhan perusahaan serta kebutuhan tugas. Setelah penilaian kebutuhan dianalisis, tujuan pelatihan dapat dikembangkan. Kemudian dapat dilakukan perancangan dan
menyeleksi prosedur pelatihan, sehingga kegiatan pelatihan dapat dilaksanakan. Untuk mengetahui hasil pelatihan maka perlu dilakukan evaluasi kegiatan pelatihan dan disesuaiakan dengan kriteria yang telah ditetapkan pada tahap penilaian.
2.2.5. Metode Pelatihan Notoatmodjo (1998) membedakan dua macam metode (teknik) yang digunakan dalam pelaksanaan pelatihan : 1. Metode didalam pekerjaan (On The Job Training) Metode ini menempatkan para trainee ke dalam situasi nyata, dimana karyawan yang berpengalaman memperlihatkan atau membimbing para karyawan baru yang diharapkan memberikan
contohcontoh
pekerjaan
yang
baik
dan
memperlihatkan penanganan suatu pekerjaan yang jelas dan konkrit. Meliputi latihan orientasi, magang, pelatihan pada pekerjaan, penugasan penelitian dan penilaian kinerja. Keuntungan dari metode ini : a. Karyawan melakukan pekerjaan yang sesungguhnya bukan tugas yang disimulasikan. b. Karyawan mendapatkan instruksiinstruksi dari karyawan senior yang berpengalaman yang telah melakukan tugas dengan baik. c. Program ini sangat relevan dengan pekerjaan, membutuhkan biaya yang relatif rendah dan memotivasi kinerja yang kuat. 2. Metode di luar pekerjaan (Off The Job Training) Pelatihan dengan metode ini memberikan kesempatan pada karyawan selaku peserta pelatihan keluar sementara dari kegiatan/pekerjaannya. Pada umumnya metode ini mempunyai dua macam teknik, yaitu teknik presentasi dan teknik simulasi. Teknik presentasi dalam menyajikan informasi yang tujuannya mengintroduksikan pengetahuan, sikap dan keterampilan baru kepada para peserta. Teknikteknik yang termasuk dalam teknik
presentasi antara lain ceramah, teknik diskusi, teknik permodelan perilaku dan teknik magang. Teknik simulasi sendiri adalah suatu penentuan karakteristik atau perilaku tertentu dari nilai sedemikian rupa sehingga para peserta dapat merealisasikan seperti keadaan sebenarnya. Metodemetode simulasi ini mencakup simulator alatalat, studi kasus, permainan peran dan teknik di dalam keranjang (in basket). Keuntungan dari metode pelatihan off the job training atau pelatihan diluar tempat kerja yaitu: a. Memberikan perspektif luar kepada karyawan, sehingga dapat mengetahui yang sedang terjadi di dunia luar. b. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk bertemu dengan orangorang dari departemen lain atau perusahaan lain untuk saling bertukar pikiran. c. Meningkatkan keluwesan karyawan dan membuat mereka lebih siap untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab baru. d. Menyegarkan kembali karyawan dengan menghadirkan suasana baru dalam pelatihan.
2.2.6. Efektivitas Pelatihan Menurut Hardjana (2001) agar sebuah pelatihan menjadi efektif maka perusahaan harus melakukan penilaian terhadap kebutuhan pelatihan. Kebutuhan pelatihan tersebut dapat ditemukan melalui teknik wawancara, mengedarkan kuesioner, mengadakan tes atau audit lembaga pada unitunit dengan mempelajari kegiatan, masukan, keluarga, biaya atau efisiensi dan efektivitas masing masing. Basri dan Rivai (2005) menyatakan bahwa pelatihan tersebut efektif apabila : 1. Pelatih memahami bahwa perannya akan membantu karyawan untuk mendapat tambahan pengetahuan.
2. Karyawan termotivasi untuk belajar mereka harus sadar bahwa tingkat keterampilan atau pengetahuan atau perilaku mereka perlu ditingkatkan jika mereka akan melaksanakan pekerjaan mereka dan kepuasan lain. 3. Karyawan diberi bimbingan tentang yang harus mereka pelajari dan umpan balik atas apa yang mereka sedang lakukan. 4. Pelajaran adalah suatu proses aktif. 5. Pelatih mendengarkan karyawan untuk memahami apa yang mereka inginkan dan perlukan. 6. Pelatihan mengadopsi suatu pendekatan bersifat membangun, berdasarkan kekuatan dan pengalaman.
2.3. Kinerja Mangkuprawira (2007) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil dari proses pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi bersangkutan. Ukuran kinerja tersebut dapat dilihat dari sisi dan jumlah dan mutu tertentu, sesuai standar organisasi atau perusahaan. Menurut Setyowati (2007) menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil dimana orangorang dan sumber daya lain yang ada dalam organisasi secara bersamasama membawa hasil akhir yang didasarkan pada tingkat mutu dan standar yang telah ditetapkan. Basri dan Rivai (2005) menyatakan, kinerja merupakan hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibanding dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Beberapa pengertian kinerja dari beberapa ahli yaitu antara lain: 1. Menurut Cascio (1992), kinerja merujuk pada pencapaian tujuan karyawan atas tugas yang diberikan. 2. Menurut Hersey dan Blanchard (1993), kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas, seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu.
3. Donnelly, Gibson dan Ivancevich (1994), mengemukakan bahwa kinerja merujuk pada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 4. Robins (1996), menyatakan kinerja sebagai fungsi interaksi dari antara kemampuan atau ability (A), motivasi (M) dan kesempatan (O), yaitu dinyatakan dalam rumus kinerja = f (A x M x O). Artinya: kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi dan kesempatan. Kinerja merupakan suatu konstruksi multi dimensi yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktorfaktor tersebut terdiri atas faktor intrinsik dan ekstrinsik karyawan. Faktorfaktor tersebut adalah sebagai berikut: 1. Faktor personal atau individual, meliputi unsur pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh tiap individu karyawan. 2. Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team leader dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan kerja kepada karyawan. 3. Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam suatu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim. 4. Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja dan infra struktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi dan kultur kinerja dalam organisasi. 5. Faktor kontekstual (situasional), meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal.
2.4. Kompetensi Boulter, Dalziel dan Hill (2003) berpendapat kompetensi adalah suatu karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkan memberikan kinerja unggul dalam pekerjaan, peran atau situasi tertentu. Kompetensi digambarkan sebagai gunung es yang puncaknya adalah keterampilan dan pengetahuan. Unsurunsur yang mendasari kompetensi tidak mudah terlihat, tetapi
mengarahkan dan mengendalikan perilaku permukaan. Peran sosial, dan citra diri ada ditingkat sadar, watakwatak dan motifmotif ada dibawah permukaan, lebih dekat dengan kepribadian inti dari orang tersebut. Menurut Agung (2007) kompetensi merupakan karakteristik seseorang yang terkait dengan kinerja terbaik dalam sebuah pekerjaan tertentu. Karakteristik tersebut terdiri dari lima hal yaitu: motif, sifat bawaan (traits), konsep diri, pengetahuan dan keahlian. Motif diartikan sebagai segala sesuatu yang secara konsisten dan terus menerus dipikirkan untuk terjadi, oleh individu motif ini merupakan area yang menggerakkan, mengendalikan, dan mengarahkan perilaku menuju sesuatu yang ingin dicapai. Sifat bawaan (traits) menggambarkan karakteristik fisik atau nonfisik seseorang dalam merespons suatu kejadian. Sifat bawaan ini relative tidak berubah. Konsep diri merupakan pandangan, nilainilai, keyakinan dan citra diri seseorang, konsep diri setiap orang berbeda walaupun dilahirkan kembar. Pengetahuan merupakan informasi maupun teori yang diperoleh seseorang dalam bidang tertentu. Sedangkan keahlian adalah kemampuan seseorang dalam melakukan sebuah pekerjaan tertentu yang menjadi bidang kerjanya. Setyowati (2007) menyatakan bahwa kompetensi menyangkut kewenangan setiap individu untuk melakukan tugas atau mengambil keputusan sesuai dengan perannya dalam organisasi sesuai dengan keahlian, kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Kompetensi dapat dibagi menjadi dua yaitu threshold competencies dan differentiating compentencies. Threshold competencies adalah karakteristik utama yang harus dimiliki oleh seseorang agar dapat melaksanakan pekerjaannya. Tetapi tidak untuk membedakan seorang yang berkinerja tinggi dan ratarata. Differentiating competiencies adalah faktorfaktor yang membedakan individu yang berkinerja tinggi dan rendah. Model kompetensi yang dikaitkan dengan strategi manajemen sumber daya manusia dimulai pada saat rekruitmen, seleksi, penempatan sampai dengan pengembangan karier pegawai sehingga pengembangan kompentensi pegawai tidak merupakan aktifitas yang “instant”. Sistem rekruitmen dan penempatan pegawai yang berbasis kompetensi perlu menekankan kepada
usaha mengidentifikasikan beberapa kompetensi calon pegawai seperti inisiatif, motivasi berprestasi dan kemampuan bekerja dalam tim. Usaha yang dilakukan adalah menggunakan sebanyak mungkin sumber informasi tentang calon sehingga dapat ditentukan apakah calon memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Metode penilaian atas calon yang dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti wawancara perilaku(behavioral event review) tes, simulasi lewat assessment centers, menelaah laporan evaluasi kinerja atas penilaian untuk promosi atau ditetapkan pada suatu pekerjaan berdasarkan atas rangking dari total bobot skor berdasarkan criteria kompetensi. Karyawan yang dinilai lemah pada aspek kompetensi tertentu dapat diarahkan untuk kegiatan pengembangan kompetensi tertentu sehingga diharapkan dapat memperbaiki kinerjanya.
2.5. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Marpaung (2006) mengenai hubungan efektivitas pelatihan ESQ dengan motivasi kerja karyawan pada PDAM Tirta Pakuan Bogor diketahui bahwa pelaksanaan pelatihan ESQ di PDAM Tirta Pakuan Bogor telah berjalan dengan baik dan efektif. Mayoritas karyawan menganggap bahwa sepuluh faktor motivasi Herzberg sangat dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi kerja. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa adanya hubungan antara pelatihan ESQ dengan motivasi kerja karyawan. Indikatorindikator yang memiliki hubungan yang nyata dan positif terhadap tingkat motivasi kerja karyawan yaitu personal strength, mental building, zero mind process, metode, program pelatihan, dukungan perusahaan, pelatih, manfaat serta materi pelatihan. Sedangkan indikator fasilitas pelatihan tidak mempunyai hubungan dengan tingkat motivasi kerja karyawan. Amelia (2007) dalam penelitiannya mengenai analisis pengaruh pendidikan dan pelatihan internal terhadap pembelajaran pegawai (studi kasus BAKORSURTANAL CibinongBogor), diketahui bahwa diklat internal yang dilaksanakan khususnya diklat survei dan pemetaan periode 20022006 ada tiga jenis. Pegawai menyatakan persepsi bahwa pelaksanaan diklat internal
dan pembelajaran sudah baik terbukti dari skor rataan yang diperoleh untuk keseluruhan variabel diklat dan pembelajaran yang berada pada rentang setuju. Analisis regresi yang dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa seluruh variabel diklat berpengaruh nyata terhadap pembelajaran pegawai. Uji F yang dilakukan juga menunjukkan bahwa variabel pelaksanaan diklat internal secara bersamasama berpengaruh terhadap pembelajaran pegawai, demikian pula dari hasil uji t yang dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa variabel pelaksanaan diklat internal secara individu berpengaruh terhadap pembelajaran pegawai. Penelitian Gusliana (2007) tentang analisis pengaruh pelatihan terhadap prestasi kerja karyawan (studi kasus PT. Perkebunan Nusantara VIII Bandung) diketahui bahwa pelatihan mempengaruhi prestasi kerja karyawan. Indikator yang digunakan dalam pelatihan ada enam antara lain pelatih, peserta, materi pelatihan, metode pelatihan, lingkungan perusahaan dan fasilitas pelatihan. Keenam indikator tersebut berpengaruh dalam membentuk pelatihan. Indikator yang paling berpengaruh yaitu indikator pelatih (trainer), sedangkan indikator yang mempunyai pengaruh paling rendah yaitu lingkungan perusahaan. Dalam mengamati prestasi kerja ada enam indikator yang diamati yaitu kualitas kerja, kuantitas kerja, ketepatan waktu, tanggung jawab, sikap dan kerjasama dengan orang lain. Keenam indikator tersebut berpengaruh dalam membentuk prestasi kerja karyawan. Dari keenam indikator tersebut tanggung jawab mempunyai pengaruh yang paling kuat dalam membentuk prestasi kerja karyawan. Sedangkan ketepatan waktu mempunyai pengaruh paling kecil dalam membentuk prestasi kerja karyawan. Penelitian dari Sodikin (2007) tentang pengaruh pelatihan terhadap produktivitas karyawan pada PT. Gunung Madu Plantation diketahui bahwa pelatihan dapat mempengaruhi produktivitas karyawan. Variabel yang diamati untuk mengukur platihan yaitu metode pelatihan, pengajar, fasilitas pelatihan, kebutuhan pelatihan, dukungan perusahaan, manfaat pelatihan, materi pelatihan dan peserta. Kedelapan variabel tersebut dapat diterima sebagai variable pembentuk pelatihan. Variabel yang paling berpengaruh dalam membentuk pelatihan yaitu manfaat pelatihan dan variabel yang
memiliki pengaruh paling rendah yaitu pengajar. Produktivitas karyawan selain dipengaruhi oleh pelatihan juga dibentuk oleh enam variabel indikator yaitu perilaku kerja, minat, prestasi kerja, pengalaman, tanggung jawab, dan motivasi. Indikator yang paling berpengaruh dalam membentuk produktivitas yaitu prestasi kerja dan indikator yang memiliki pengaruh paling rendah yaitu minat. Penelitianpenelitian terdahulu diatas telah menunjukkan bahwa ada hubungan antara pelatihan dengan motivasi kerja karyawan serta pelatihan juga dapat berpengauh pada pembelajaran pegawai, prestasi kerja karyawan dan produktivitas karyawan. Adapun penelitian yang akan dilakukan yaitu menganalisis hubungan efektivitas pelatihan dengan kinerja karyawan. Variabel pelatihan yang akan dianalisis yaitu program pelatihan, metode pelatihan, instruktur pelatihan, fasilitas pelatihan, materi pelatihan, waktu pelatihan, kebutuhan pelatihan dan manfaat pelatihan. Indikator yang digunakan untuk meningkatkan kinerja karyawan yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran 1. Kerangka Pemikiran Konseptual Setiap perusahaan atau organisasi memiliki visi, misi dan tujuan tertentu. Visi merupakan sumber inspirasi, motivasi dan kreativitas yang mengarah pada proses penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara menuju masa depan yang dicitacitakan dan dengan visi perusahaan memiliki gambaran tetang dirinya di masa depan (Hardjana, 2001). Disamping menetapkan visi perusahaan menetapkan beberapa misi yang merupakan pernyataan manajemen puncak dari keseluruhan maksud organisasi. Menurut Umar (2003), pernyataan misi merupakan suatu tujuan luas yang didasarkan pada alasan perencanaan, asumsi dasar tentang manfaat organisasi, nilainilainya, kompetensi khusus, serta tempatnya di dunia. Pernyataan misi merupakan suatu bagian yang relatif permanen dari suatu identitas organisasi dan dapat berbuat banyak dan memotivasi anggotanya. Misi juga dapat digunakan untuk mengetahui secara nyata kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan, sehingga dengan mudah perusahaan mencapai visi yang telah ditetapkan. PT. Surveyor Indonesia mempunyai empat kompetensi dasar yang digunakan dalam proses pencapaian visi dan misi. Empat nilai tersebut yaitu inovasi, kompetensi, integritas dan kepedulian. Inovasi berarti menghasilkan caracara yang lebih tepat dalam bekerja. Kompetensi berarti memiliki keahlian, pengetahuan, perilaku dan sikap yang tepat untuk melaksanakan pekerjaan secara profesional. Integritas diartikan sebagai menyatakan yang sebenarnya dengan tidak memihak. Kepedulian berarti menunjukkan kepedulian, penghargaan dan sikap membantu. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa PT. Surveyor Indonesia bersifat people based. PT. surveyor menyadari bahwa sebagai perusahaan penyedia jasa sumber daya manusia yang bermutu memegang peranan yang sangat vital. Menyadari bahwa tenaga kerja yang bermutu
merupakan kekuatan utama dari perusahaan maka PT. Surveyor Indonesia memberikan penekanan yang penting kepada pengembangan sumber daya manusianya. Kegiatan pengembangan yang dilakukan oleh PT. Surveyor Indonesia merupakan pengembangan dengan prinsip life long education guna menambah pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang dimiliki oleh sumber daya manusianya sehingga dapat mengikuti perkembangan jaman, peningkatan dalam kinerja karyawannya dan memenuhi keempat kompetensi dasar yang telah ditetapkan yaitu inovasi, kompetensi, integritas dan kepedulian. Sehingga dapat mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan. Kegiatan pengembangan yang dilakukan oleh PT. Surveyor Indonesia yaitu melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan. Kegiatan pendidikan dan pelatihan tersebut dapat diselenggarakan dalam berbagai bentuk yaitu kegiatan pendidikan/sekolah, kursus, seminar, lokakarya, on the job training, orientasi dan sosialisasi. Semua kegiatan tersebut bertujuan sama yaitu menambah pengetahuan, keterampilan serta perbaikan pada sikap peserta yang telah mengikutinya sehingga dapat melakukan tugas dengan baik. Dengan demikian akan meningkat pula produktivitas dan kinerja dari karyawan yang akan berujung pada peningkatan kinerja perusahaan. Selain itu kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh PT. Surveyor Indonesia juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan perusahaan pada penggunaan tenaga luar (outsource) sehingga dapat mengefektifkan biaya operasionalnya. Kerangka pemikiran konseptual dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.
PT. Surveyor Indonesia Visi, Misi dan Tujuan
Inovasi
Kompetensi
Integritas
Kepedulian
Sumber Daya Manusia yang berkompeten
Pengembangan SDM
Pendidikan
Seminar
Kursus
Lokakarya
Pelatihan
On The Job Training
Orientasi & Sosialisasi
Efektivitas Pelatihan
Kinerja Karyawan
Kinerja Perusahaan
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Konseptual
2. Kerangka Pemikiran Operasional Persaingan usaha yang semakin ketat khususnya dalam bidang jasa mengharuskan setiap perusahaan untuk mempunyai satu kompetensi tersendiri untuk dapat unggul dalam persaingan tersebut. PT. Surveyor Indonesia melalui visi, misi dan tujuannya berusaha untuk mencapai keunggulan tersebut. Selain itu PT. Surveyor Indonesia menetapkan empat nilai inti yang selalu dianut perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya yaitu inovasi, kompetensi, integritas dan kepedulian.
Keempat nilai inti yang ditetapkan tersebut membantu memberikan nilai tambah bagi perusahaan dalam kinerjanya. Sumber daya manusia yang bermutu menjadi faktor utama dalam terciptanya sebuah keunggulan perusahaan. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang bermutu dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan PT. Surveyor Indonesia telah mengikut sertakan karyawannya dalam beberapa kegiatan pelatihan salah satunya yaitu pelatihan Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi (MSDMBK). Pelatihan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan peserta tentang konsep manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi. Dimana pelatihan tesebut dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan peserta dalam memahami sumber daya manusia yang berkompeten, sehingga dengan memahami hal tersebut diharapkan para karyawan dapat meningkatkan kompetensi diri dan akhirnya akan berujung pada perbaikan kinerja. Keberhasilan suatu pelatihan tersebut perlu diketahui. Untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan analisis efektivitas. Efektivitas pelatihan MSDMBK tersebut akan diteliti melalui beberapa indikator sebgai berikut: program pelatihan MSDMBK, metode pelatihan, fasilitas pelatihan, pengajar/trainer, kebutuhan akan pelatihan
MSDMBK,
dukungan perusahaan tentang pelatihan tersebut, manfaat pelatihan, materi pelatihan dan lamanya waktu penyelenggaraan pelatihan. Langkah awal untuk mengetahui efektivitas pelatihan yaitu dengan mengetahui persepsi peserta tentang pelatihan tersebut. Dalam penelitian ini efektivitas pelatihan tersebut akan dikaitkan dengan kinerja karyawan. Peningkatan kinerja karyawan dilihat dari tiga indikator yaitu pengetahuan, keterampilan serta sikap. Peningkatan dari ketiga indikator tersebut dapat mendukung untuk peningkatan kinerja karyawan. Penilaian efektivitas pelatihan dengan peningkatan kinerja karyawan tersebut menggunakan korelasi Rank Spearman dengan bantuan software SPSS. 13 for window. Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 3 berikut.
PT. Surveyor Indonesia Visi, Misi dan Tujuan
Pengembangan SDM
Proses Pelatihan MSDM BK
Rank Spearman
Efektivitas Pelatihan MSDMBK: 1. Program pelatihan 2. Metode pelatihan 3. Trainer/instruktur 4. Fasilitas pelatihan 5. Kebutuhan akan pelatihan 6. Materi pelatihan 7. Waktu/lamanya pelatihan 8. Manfaat pelatihan
persepsi
Pengetahuan Keterampilan sikap
Karyawan Berkompeten
Kinerja Karyawan
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional
3.2. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara yang menyatakan adanya hubungan diantara variabelvarabel tertentu. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang positif antara pelatihan dengan kinerja karyawan pada PT. Surveyor Indonesia. Untuk keperluan pengujiannya hipotesis tersebut dirinci sebagai berikut: 1. Program pelatihan memiliki hubungan yang nyata terhadap pengetahuan karyawan. Semakin efektif program pelatihan yang diselenggarakan maka akan meningkatkan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan. 2. Program pelatihan memiliki hubungan yang nyata terhadap keterampilan karyawan. Semakin efektif program pelatihan yang diselenggarakan maka akan meningkatkan keterampilan yang dimiliki oleh karyawan.
3. Program pelatihan memiliki hubungan yang nyata terhadap sikap karyawan. Semakin efektif program pelatihan yang diselenggarakan maka akan memperbaiki sikap karyawan. 4. Metode pelatihan memiliki hubungan yang nyata terhadap pengetahuan karyawan. Semakin efektif sebuah metode pelatihan yang diterapkan akan memudahkan peserta dalam memahami pelatihan tersebut sehingga pengetahuan karyawan juga akan meningkat. 5. Metode pelatihan memiliki hubungan yang nyata terhadap keterampilan karyawan. Semakin efektif sebuah metode pelatihan yang diterapkan akan memudahkan peserta dalam memahami pelatihan tersebut sehingga keterampilan karyawan juga akan meningkat. 6. Metode pelatihan memiliki hubungan yang nyata terhadap sikap karyawan. Semakin efektif sebuah metode pelatihan yang diterapkan akan memudahkan peserta dalam memahami pelatihan tersebut sehingga sikap karyawan akan menjadi lebih baik. 7. Trainer/Instruktur memiliki hubungan yang nyata terhadap pengetahuan karyawan. Semakin baik seorang trainer menyampaikan materi pelatihan maka akan semakin mudah peserta pelatihan memahami materi tersebut dan pengetahuan karyawan akan meningkat. 8. Trainer/Instruktur memiliki hubungan yang nyata terhadap keterampilan karyawan. Semakin baik seorang trainer menyampaikan materi pelatihan maka akan semakin mudah peserta pelatihan memahami materi tersebut dan keterampilan karyawan akan meningkat. 9. Trainer/Instruktur memiliki hubungan yang nyata terhadap sikap karyawan. Semakin baik seorang trainer menyampaikan materi pelatihan maka akan semakin mudah peserta pelatihan memahami materi tersebut dan sikap karyawan menjadi lebih baik. 10. Fasilitas pelatihan memiliki hubungan yang nyata dengan pengetahuan karyawan. Semakin lengkap fasilitas pelatihan yang digunakan maka akan memudahkan peserta dalam memahami materi palatihan dan pengetahuan karyawan akan meningkat.
11. Fasilitas pelatihan memiliki hubungan yang nyata dengan keterampilan karyawan. Semakin lengkap fasilitas pelatihan yang digunakan maka akan memudahkan peserta dalam memahami materi palatihan dan keterampilan karyawan akan meningkat. 12. Fasilitas pelatihan memiliki hubungan yang nyata dengan sikap karyawan. Semakin lengkap fasilitas pelatihan yang digunakan maka akan memudahkan peserta dalam memahami materi palatihan dan sikap karyawan menjadi lebih baik. 13. Materi pelatihan memiliki hubungan nyata dengan pengetahuan karyawan. Semakin sesuai materi yang disampaikan maka pengetahuan karyawan akan meningkat. 14. Materi pelatihan memiliki hubungan nyata dengan keterampilan karyawan. Semakin sesuai materi yang disampaikan maka keterampilan karyawan akan meningkat. 15. Materi pelatihan memiliki hubungan nyata dengan sikap karyawan. Semakin sesuai materi yang disampaikan maka akan terjadi perbaikan pada sikap karyawan. 16. Waktu lamanya pelatihan mempunyai hubungan nyata dengan pengetahuan karyawan. Semakin sesuai waktu yang digunakan dalam pelatihan maka semakin mudah peserta dalam menyerap materi pelatihan dan akan meningkatkan pengetahuannya. 17. Waktu lamanya pelatihan mempunyai hubungan nyata dengan keterampilan karyawan. Semakin sesuai waktu yang digunakan dalam pelatihan maka semakin mudah peserta dalam menyerap materi pelatihan dan akan meningkatkan keterampilannya. 18. Waktu lamanya pelatihan mempunyai hubungan nyata dengan sikap karyawan. Semakin sesuai waktu yang digunakan dalam pelatihan maka semakin mudah peserta dalam menyerap materi pelatihan dan akan memperbaiki sikap karyawan. 19. Manfaat pelatihan mempunyai hubungan nyata dengan pengetahuan karyawan. Semakin bermanfaat suatu pelatihan maka pengetahuan karyawan akan semakin bertambah.
20. Manfaat pelatihan mempunyai hubungan nyata dengan keterampilan karyawan. Semakin bermanfaat suatu pelatihan maka keterampilan karyawan akan semakin bertambah. 21. Manfaat pelatihan mempunyai hubungan nyata dengan sikap karyawan. Semakin bermanfaat suatu pelatihan maka sikap karyawan akan semakin baik. 22. Pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan mempunyai hubungan dengan kinerja karyawan. Semakin banyak pengetahuan karyawan akan semakin baik kinerja karyawan tersebut. 23. keterampilan yang dimiliki oleh karyawan mempunyai hubungan dengan kinerja karyawan. Semakin banyak keterampilan yang dimiliki karyawan akan semakin baik kinerja karyawan tersebut. 24. sikap yang dimiliki oleh karyawan mempunyai hubungan dengan kinerja karyawan. Semakin sikap yang dimiliki karyawan akan semakin baik kinerja karyawan tersebut.
3.3. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT.Surveyor Indonesia yang bertempat di Graha Surveyor Indonesia, Jl. Jend Gatot subroto Kav.56, Jakarta. Pemilihan perusahaan dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa adanya kesediaan pihak perusahaan untuk memberikan informasi dan data yang diperlukan sesuai dengan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2008. 2. Jenis dan Sumber Data Cara memperoleh data dilakukan dengan mengumpulkan data atau informasi berupa data primer dan data sekunder. Adapun data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan, wawancara dengan pihak pengelola pengembangan karyawan PT. Surveyor Indonesia, serta hasil pengisian kuesioner yang disebarkan pada seluruh peserta pelatihan MSDMBK. Sedangkan data sekunder diperoleh dari arsip data perusahaan dan berbagai literatur, baik berupa buku yang
memuat teoriteori, hasil penelitian terdahulu, serta datadata yang disediakan oleh perusahaan. 3. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara kepada pihak terkait yaitu bagian pengembangan karyawan pada PT. Surveyor Indonesia dan penyebaran kuesioner untuk mengetahui persepsi responden terhadap pelaksanaan pelatihan MSDMBK. Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan, arsip data dan berbagai literatur. Pada penelitian ini kuesioner disebarkan kepada 17 orang responden. Dimana responden tersebut diambil dari jumlah keseluruhan peserta pelatihan MSDMBK yang telah dilaksanakan oleh PT. Surveyor Indonesia. Pengisian kesioner menggunakan skala likert. Skala likert berhubungan dengan sikap seseorang terhadap sesuatu, yaitu: 1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Cukup setuju 4. Setuju 5. Sangat setuju Kemudian setiap jawaban dari responden dari pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner akan diberi bobot. Bobot nilai pada setiap jawaban responden akan dihitung untuk mendapatkan nilai rataan. Nilai rataan tersebut menunjukkan tingkat kesetujuan karyawan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai Skor Rataan Skor Rataan
Penilaian
1,0 – 1,8
Sangat Tidak Setuju
1,8 – 2,6
Tidak Setuju
2,6 – 3,4
Cukup Setuju
3,4 – 4,2
Setuju
4,2 – 5,0
Sangat Setuju
3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Uji Validitas Uji validitas menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Momen sebagai berikut: ........................ (1) Dimana:
ryx = koefisien korelasi x dengan y x1 = variabel pelatihan y1 = variabel kinerja n = jumlah responden 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas akan menggunakan rumus Cronbanch’s Alpha sebagai berikut: .......................................................... (2) Dimana : reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan varian jumlah butir pertanyaan varian total Untuk menghitung varian digunakan rumus sebagai berikut: ................................................................... (3) Dimana: n = jumlah responden x = nilai skor yang dipilih 3. Korelasi Rank Spearman
Langkah
selanjutnya,
setelah
mendapatkan
hasil
yaitu
dikonversikan ke dalam table rentang skala, untuk mendapatkan nilai total. Kemudian analisis efektivitas pelatihan akan dinilai dari hubungan antara pelatihan dan kinerja. Apabila pelatihan berhubungan positif terhadap peningkatan faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja maka pelatihan tersebut dinilai efektif untuk meningkatkan kinerja karyawan. Untuk mengetahui hubungan antara pelatihan dan kinerja karyawan digunakan metode uji Rank Spearman. Langkah yang harus dilakukan untuk melakukan korelasi Rank Spearman yaitu: a. Menentukan Hipotesis Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini telah dijelaskan sebelumnya pada poin 3.2 diatas. b. Perhitungan
r s = 1 -
6 å d i 2 n ( n 2 - 1 )
………..……………………………………. (4)
Dimana :
r s = koefisien korelasi Rank Spearman d i 2 = selisih antara rank bagi X dan Y
n = jumlah pasangan pengamatan antara satu peubah terhadap peubah yang lainnya. Bila banyak terdapat angka bernilai sama, maka rumus yang digunakan adalah : 2
r s =
2
2 i
å x + å y - 6å d 2 å x . å y 2
2
..………………………………. (5)
3
2
å x
=
n - n - å T x 12 ……………………………………………. (6)
n 3 -n åy = 12 -åT y ……………………………………………….(7) 2
3
t - t å Tx = x 12 x ..……………………………………………… (8)
3
å Ty =
t y - t y 12
…….……………………………………….. (9)
Keterangan : T = Faktor koreksi. tx= Banyaknya observasi untuk X tertentu yang sama. ty= Banyaknya observasi untuk Y tertentu yang sama. Besarnya nilai r terletak antara 1 < r < 1, artinya : r = +1 Hubungan X dan Y sempurna positif ( mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif ). r = 1 Hubungan X dan Y sempurna negatif (mendekati 1, hubungan sangat kuat dan negatif ). r = 0 Hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan. Kalau r antara 0 sampai 1, maka kedua variabel berkorelasi dengan keeratan relatif. Semakin mendekati 1, maka keeratan hubungan semakin tinggi. Untuk koefisien korelasi pada rentang tersebut digunakan ketentuan sebagai berikut : 1. 0,000,25 : No assosiation, menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel X dengan Variabel Y. 2. 0,260,50 : Moderately low assosiation, menunjukkan hubungan yang agak lemah antara variabel X dengan variabel Y. 3. 0,510,75 : Moderately high assosiation, menunjukkan hubungan yang agak kuat antara variabel X dengan variabel Y. 4. 0,761,00 : High assosiation, menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara variabel X dengan variabel Y. Tingkat signifikansi yang dipilih adalah 0,05 (5%). Angka ini dipilih karena dinilai cukup ketat untuk mewakili hubungan antara dua variabel dan merupakan tingkat signifikansi yang sudah sering digunakan dalam penelitian ilmu sosial. Hasil perbandingan nilai r hitung tersebut dikonsultasikan dengan tabel r yang digunakan dalam memutuskan apakah pendapat diterima atau ditolak.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil Perusahaan PT. Surveyor Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dibentuk sebagai usaha patungan antara pemerintah Indonesia dengan PT (Persero) Sucofindo dan Societe Generate de Surveillance (SGS) Holding SA. Latar belakang pendirian PT Surveyor Indonesia adalah meneruskan pelaksanaan inspeksi prapengapalan (preshipment inspection PSI) yang ditugaskan pemerintah melalui PT Sucofindo kepada SGS, yang berakhir masa kontraknya tanggal 30 April 1991. Pendirian PT Surveyor Indonesia didukung oleh undangundang penanaman modal asing No. 1 tahun 1967 dan No.11 tahun 1970, serta Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 1991 dan persetujuan dari Presiden Republik Indonesia No. B243/Pres/7/1991 tanggal 25 Juli 1991, melalui Surat Pemberitahuan tentang Persetujuan Presiden dari Ketua Badan koordinasi Penanaman Modal tanggal 27 Juli 1991 No. 208/PMA/1991. PT Surveyor Indonesia didirikan berdasarkan Akte Notaris Muhani Salim, SH No. 154 tanggal 29 Juli 1991 yang dibuat di hadapan Notaris yang sama. Akte Pendirian tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C27104 HT.01.01 tahun 1991 tanggal 26 November 1991 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.3 tanggal 10 Januari 1992. Sejak bulan April 1997, dengan berakhirnya masa kontrak PSI, PT Surveyor Indonesia telah merumuskan kembali misinya sebagai perusahaan jasa surveyor dalam arti luas dan tidak terbatas pada pekerjaan PSI seperti semula dengan memperoleh Surat Persetujuan Perluasan Penanaman Modal Asing dari Menteri Negara Penggerak Dana Investasi / Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 160/II/PMA/1997 Nomor Proyek: 8324013611 tanggal 15 September 1997. Pada tahun 2006, melalui rekomendasi dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), PT Surveyor Indonesia memperoleh Surat Izin
Usaha Jasa Survey (SIUJS) Nomor SIUJS 12/SIUJS/PDN.2/7/2006 pada tanggal 17 Juli 2006. Pada tanggal 16 Mei 2007 PT Surveyor Indonesia memperoleh Surat Izin Tetap Usaha Perdagangan (SITUP) yang dikeluarkan oleh BKPM No. 19/T/PERDAGANGAN/1997 pada tanggal 8 Januari 1997 dan
memperoleh
izin
perluasan
dari
BKPM
No.
412/T/PERDAGANGAN/2007. Visi dari PT. Surveyor Indonesia yaitu menjadi perusahaan yang terpercaya dan terkemuka dibidang konsultasi yang berbasis survey dan inspeksi melalui inovasi di bidang jasa. Misi dari PT. Surveyor Indonesia yaitu menciptakan nilai tambah kepada pihak yang berkepentingan melalui penyediaan jasa secara pofesional. Tujuan yang ingin dicapai oleh PT. Surveyor Indonesia yaitu: 1. Perbaikan kompetensi dan komposisi karyawan secara optimal untuk mendukung keunggulan daya saing perusahaan. 2. Perbaikan proses bisnis internal. 3. Peningkatan keunggulan daya saing melalui penciptaan nilai tambah serta penyajian jasa yang bermutu tinggi yang ditujukan untuk menciptakan kepuasan pelanggan. 4. Peningkatan penetrasi dan efisiensi pemasaran untuk mendorong pengembangan pasar. 5. Mendorong peningkatan pendapatan secara berimbang antara segmen pemerintah pusat, pemerintah daerah dan swasta. 6. Meningkatkan efisiensi biaya secara signifikan untuk mencapai laba yang berkesinambungan.
4.1.1. Struktur Organisasi Struktur organisasi PT. Surveyor Indonesia disusun berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 001/PDRCSR/HRD/II/2007. Dimana dalam struktur organisasi tersebut Dewan Komisaris memegang tanggung jawab tertinggi pada perusahaan. Dimana Dewan Komisaris membawahi langsung Direktorat Utama, Direktorat Keuangan dan Administrasi serta Direktorat Operasi. Direktorat Utama juga
membawahi Divisi Manajemen Strategi, Satuan Pengawas Intern, Sekretaris Perusahaan dan Unit Manajemen Resiko. Sedangkan Direktorat Keuangan dan Administrasi membawahi Divisi Keuangan dan Akuntansi, Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia, Divisi Manajemen Fasilitas dan Unit Teknologi Informasi. Direktorat Operasi membawahi langsung beberapa Strategic Business Unit (SBU) dan semua cabang diseluruh Indonesia. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 2.
4.1.2. Jasa yang Ditawarkan dan Bidang yang Ditangani Sesuai dengan anggaran dasar perusahaan, PT Surveyor Indonesia bergerak dalam penyediaan jasa survey, inspeksi, dan konsultasi. Pasar PT Surveyor Indonesia mencakup berbagai sektor, seperti : 1. Sektor Migas a. Verivikasi rencana impor barangbarang migas (master list) b. Apresiasi Domestik Produk (ADP), yang terdiri atas empat tahapan pelaksanaan, yaitu audit awal, audit berkala, penyaksian produksi, dan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negri). 2. Sektor Pertambangan a. Jasa pemetaan potensi pertambangan b. Jasa survey cadangan mineral 3. Sektor Kelautan a. Sistem pengawasan pertambangan b. Jasa pengawasan pengukuran dan penyerahan minyak dan gas bumi di titik penyerahan (CTP) c. Jasa penjaminan dan pengendalian mutu (QA / QC) d. Survey kelautan 4. Konsultasi a. ISO Mutu b. Pengendalian lingkungan
5. Pemeriksaan / Inspeksi a. Pipeline Integrity Management Sistem (PIMS) b. Continuous Drilling Safety Audit (CDSA) c. Jasa testing seperti Uji Tanpa Rusak (UTR) 6. Jasa lainnya a. Inventarisasin aset – aset pemda b. Penilai harga satuan barang
4.1.3. Ketenagakerjaan PT Surveyor Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yang bersifat peoplebased, yaitu sumber daya manusia (SDM) yang bermutu memegang peranan sangat vital dalam proses penyediaan jasa. Ketersediaan SDM yang bermutu ini juga harus ditunjang oleh peralatan operasional dan fasilitas yang memadai, sesuai dengan perkembangan teknologi dan industri. Selain bersifat peoplebased, PT Surveyor Indonesia juga menerapkan konsep lifelong education, yang berguna mengembangkan pengetahuan, keahlian dan pengalaman SDM agar dapat secara aktif mengikuti perkembangan yang terjadi. Kantor pusat PT Surveyor Indonesia terletak di Jakarta dan memiliki 8 kantor cabang dan perwakilan di seluruh dunia, juga didukung oleh sejumlah mitra kerja dari seluruh dunia yang memiliki reputasi internasional dibidangnya masingmasing. Saat ini PT. Surveyor Indonesia memiliki karyawan sebanyak 461 orang, yaitu terdiri dari 244 orang di kantor pusat dan 217 orang tesebar di kantor cabang diseluruh Indonesia. Ketenagakerjaan pada PT. Surveyor Indonesia dikelola oleh Divisi Sumber Daya Manusia (DSDM). Fungsi dari DSDM pada PT. surveyor Indonesia yaitu 1. mengelola kebijakan, panduan, pedoman dan ketentuan yang berkaitan dengan staffing (penarikan, seleksi, penempatan karyawan),
pemeliharaan,
pengembangan
dan
pembinaan
(renumerasi/kompensasi,
karir,
pengembangan
kompetensi,
hubungan industrial, administrasi kekaryawanan dan pengakhiran (terminasi), serta memastikan pemahaman dan kepatuhan penerapannya diseluruh jajaran perusahaan. 2. Melaksanakan dan mengelola kegiatan sebagai berikut: a. Merekrut, menyeleksi, melakukan orientasi dan menempatkan karyawan sesuai dengan perencanaan SDM perusahaan. b. Mengelola pengembangan dan upaya
mempertahankan
karyawan dengan menerapkan sistem imbal jasa (reward) dan Punishment yang terbuka, merancang sistem manajemen kinerja termasuk sistem penilaian kinerja, metode coaching dan counseling, sistem perencanaan karir dan penetapan kebijakan dan sasaran pelatihan yang terpadu. c. Mengelola program kaderisasi dan pembinaan karir karyawan melalui penempatan (promosi/demosi dan mutasi), serta pemberhentian (PHK dan pensiun). d. Pengelolaan hubungan antar karyawan menyangkut pembinaan rohani, jasmani, serta hubungan dengan serikat pekerja dan instansi terkait. Divisi SDM pada PT. Surveyor Indonesia menetapkan sebuah visi untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Visi dari Divisi SDM yaitu menjadi unit kerja yang terpercaya dalam mengelola dan mengembangkan SDM melalui peningkatan kompetensi, motivasi, dan produktivitas kerja sehingga mampu meningkatkan pendapatan perusahaan. Misi Divisi SDM adalah melakukan pembenahan dan pembangunan sistem pengelolaan SDM secara terintegrasi dan memastikan terpenuhinya kesejahteraan karyawan. Sasaran dari Divisi SDM yaitu kepastian bekerja Individu, kepuasan dan kebanggaan bekerja, kompetensi karyawan dan peningkatan produktivitas dan kesejahteraan karyawan. Divisi SDM memiliki strategi dan rencana kerja yang akan dilaksanakan. Strategi yang ditetapkan oleh Divisi SDM yaitu
menerapkan Manajemen SDM berbasis kompetensi dan meningkatkan kompetensi SDM. Program kerjanya yaitu penerapan MSDMBK secara bertahap dalam manajemen karir dan manajemen kompensasi, peningkatan budaya pengetahuan, migrasi program asuransi pensiun. Kompetensi yang dibutuhkan oleh Divisi SDM dalam mencapai visi dan misinya terdiri dari dua kompetensi, yaitu kompetensi soft dan kompetensi hard. Kompetensi soft tersebut dibagi kedalam tiga kelompok kompetensi yaitu kompetensi wajib, kompetensi manajerial dan kompetensi pendukung. Sedangkan untuk kompetensi hard terdiri dari 42 bidang contohnya manajemen pengetahuan. Kompetensi wajib yang ditetapkan oleh Divisi SDM yaitu berorientasi pada penghargaan, berorientasi pada pelayanan pelanggan, mengembangkan SDM, membangun kelompok kerja yang baik, berpikir secara analisis dan mempunyai integritas. Kompetensi manajeial yang dibutuhkan yaitu mepunyai inisiatif, mempunyai pengaruh, dapat menjadi pemimpin dalam kelompok dan mempunyai komitmen pada organisasi. Sedangkan untuk kompetensi pendukung yang dibutuhkan yaitu pencari informasi, dapat memahami diri sendiri, sadar organisasi, berpikir secara konseptual dan fleksibel.
4.2. Konsep Manajemen SDM Berbasis Kompetensi PT. Surveyor Indonesia Salah satu strategi DSDM adalah menerapkan sistem manajemen berbasis kompetensi untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Pemahaman dari konsep manajemen sumber daya manusia yang diterapkan oleh Divisi SDM yaitu sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian aktivitas tenaga kerja mulai dari rekruitmen sampai dengan pensiun dimana proses pengambilan keputusankeputusannya didasarkan pada informasi kebutuhan kompetensi jabatan dan kompetensi individu untuk mencapai tujuan perusahaan. Dimana sistem manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi ini berbeda dengan sistem konvensional yang telah diterapkan, perbedaannya yaitu manajemen sumber
daya manusia berbasis kompetensi ini lebih transparan dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan diskriminatif. Manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi dalam pengambilan keputusan dan aktivitas yang dilaksanakan selalu mengacu kepada kebutuhan kompetensi jabatan dan kompetensi individu yang terukur dan dapat teramati validitasnya berdasarkan perilaku seseorang yang bekerja dalam suatu organisasi. Fungsi dan tujuan diterapkan manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi yaitu dapat menciptakan SDM yang terampil dan memiliki sifat unggul, SDM yang potensial dan berkinerja baik, pemberdayaan SDM yang terarah, dukungan dari penilaian kinerja yang objektif dan menciptakan lingkungan kerja yang dapat mendukung terciptanya produktifitas. Kompetensi tersebut juga mendasari kegiatan dalam pengelolaan dan pengembangan SDM yaitu perencanaan karyawan, pengadaan SDM, pendidikan dan pelatihan, pengelolaan kinerja karyawan, pengembangan karir dan kompensasi.
4.3. Sistem Pelatihan 1. Dasar Program Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan pelatihan pada PT. Surveyor Indonesia dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Surveyor Indonesia No. 003/PDRCSR/HRD/V/2005 tentang Addendum SKD021/PDR CS/HRD/II/2004 tentang Pendidikan dan Pelatihan PT. Surveyor Indonesia. Surat Keputusan Direksi (SKD) tersebut berisi sepuluh pasal yang menerangkan tentang pengertian dan ketentuan umum pendidikan dan pelatihan (Diklat), jenis diklat, penyelenggaraan diklat, ketentuan pelaksanaan diklat, pembuatan dan tatacara pelaksanaan program diklat, hak dan kewajiban karyawan yang ditugaskan mengikuti diklat, penghargaan dan sanksi , ketentuan ikatan dinas, ketentuan diklat dengan sponsorship dan penutup.
2. Prosedur Pendidikan dan Pelatihan Prosedur pendidikan dan pelatihan (diklat) pada PT. Surveyor Indonesia mengacu pada Surat Keputusan Direksi PT. Surveyor Indonesia No. 003/PDRCSR/HRD/V/2005 tentang Addendum SKD021/PDR CS/HRD/II/2004 tentang Pendidikan dan Pelatihan PT. Surveyor Indonesia. Prosedur diklat disusun dengan tujuan sebagai panduan dalam pelaksanaan diklat pada PT. Surveyor Indonesia guna terpenuhinya kompetensi yang diperlukan. Pada prosedur tersebut juga dijelaskan bahwa tanggung jawab diklat dipegang oleh kepala divisi SDM dan kepala SBU/Cabang. Kepala Divisi SDM bertanggung jawab atas persetujuan program Diklat tahunan baik tingkat korporat, kantor pusat, cabang dan SBU dan realisasi program diklat tahunan korporat. Sedangkan kepala cabang/SBU bertanggung jawab atas usulan dan realisasi program diklat tahunan Cabang/SBU. a. Penyusunan Program Pendidikan dan Pelatihan Tahunan Kebutuhan diklat suatu unit kerja dilakukan dengan mempertimbangkan: 1) Kebutuhan Bisnis Kebutuhan diklat yang mengacu pada kebutuhan bisnis perusahaan seperti kebutuhan diklat untuk pemasaran produk, pengembangan produk, penyampaian produk dan pemeliharaan produk. 2) Kebutuhan Kinerja Kebutuhan diklat yang mengacu pada kebutuhan kinerja perusahaan yang mendukung pencapaian kebutuhan bisnis seperti kebutuhan diklat untuk pengelolaan manajemen lain yang mendukung pencapaian kebutuhan bisnis. 3) Kebutuhan Pembelajaran dan Lingkungan kerja Kebutuhan
diklat
yang
mengacu
pada
kebutuhan
pembelajaran dan lingkungan kerja yang mendukung pencapaian kebutuhan bisnis dan kebutuhan kinerja seperti kebutuhan diklat untuk kepemimpinan yang efektif, kerja sama tim, pemahaman
tentang organisasi, pemahaman tentang nilai korporat dan kebutuhan diklat sejenis. b. Alur Proses Penyusunan Program Pendidikan dan Pelatihan Penyusunan proses program diklat pada PT. Surveyor Indonesia terdapat tiga tahapan, yaitu input, proses dan output. Dimana pada setiap tahapan tersebut menyangkut unit kerja. Penilaian kebutuhan bisnis, kebutuhan kinerja dan kebutuhan pembelajaran dan lingkungan kerja dari tiap unit kerja merupakan input dari pelatihan yang akan diselenggarakan oleh PT. Surveyor Indonesia. Input tersebut akan diproses menjadi sebuah usulan program diklat tahunan bagi semua unit kerja (SDMFM0102) dan usulan program diklat korporat pada Divisi SDM (SDMFM0101). Kemudian usulan program diklat tahunan unit kerja tersebut dikirimkan kepada Divisi SDM yang selanjutnya akan ditinjau oleh Divisi SDM, kemudian apabila program diklat tersebut disetujui, kepala dari masingmasing unit kerja menandatangani program diklat tahunan tersebut dan diserahkan kepada Divisi SDM untuk ditandatangani dan didistribusikan oleh Divisi SDM. Usulan program diklat tahunan korporat dikirimkan kepada Direktorat Keuangan dan Administrasi (DIRKA) untuk disetujui, apabila program diklat tahunan tersebut disetujui oleh DIRKA kemudian dikirimkan ke Divisi SDM untuk didistribusikan. Hasilnya berupa program diklat tahunan korporat, cabang, Strategic Business Unit (SBU) dan kantor pusat. Alur proses penyusunan program diklat dapat dilihat pada Lampiran 3. c. Jenis Program Pendidikan dan Pelatihan Tahunan 1) Program Diklat Korporat Program diklat korporat adalah kegiatan pelatihan yang diperuntukkan lingkup korporat yang diselenggarakan secara in house dan dikelola oleh DSDM. Diklat yang dimasukkan dalam lingkup korporat adalah diklat yang samasama dibutuhkan oleh banyak unit kerja.
Penyelenggaraan Diklat korporat di awali dengan DSDM mengajukan usulan Diklat yang akan diselenggrakan dalam waktu satu tahun dengan menggunakan form program diklat tahunan korporat (SDMFM0101) kepada Direktur Keuangan dan Administrasi (DIRKA). Apabila DIRKA menyetujui usulan tersebut maka program diklat tahunan korporat akan didistribusikan oleh Divisi SDM ke seluruh unit kerja. Divisi SDM merevisi program diklat tahunan korporat yang tidak disetujui oleh DIRKA sesuai dengan masukan Direksi dan kebutuhan diklat perusahaan. 2) Program Diklat Kantor Pusat, SBU dan Cabang Program Diklat Kantor Pusat adalah diklat untuk lingkup kantor pusat dan dikelola oleh Divisi SDM. Program SBU adalah program diklat untuk lingkup SBU dan dikelola sendiri oleh SBU. Program Diklat Cabang adalah program diklat untuk lingkup cabang dan dikelola sendiri oleh cabang. Program Diklat Kantor Pusat, SBU dan Cabang diselenggarakan berdasarkan kebutuhan, unit kerja mengajukan usulan diklat yang akan diselenggarakan dalam satu tahun dengan menggunakan form Usulan Program Diklat Tahunan (SDMFM01 02) kepada Divisi SDM. Kemudian Divisi SDM meninjau usulan diklat yang diajukan oleh unit kerja dengan mempertimbangkan anggaran Diklat untuk masingmasing unit kerja dan adanya diklat yang menjadi bagian dari program diklat korporat. Hasil dari tinjauan tersebut kemudian dituangkan dalam form Program Diklat Tahunan
Cabang/SBU/Kantor
Pusat (SDMFM0103)
dan
ditandatangani oleh kepala Divisi SDM dan dikirimkan kemasing masing unit kerja untuk ditandatangani. Unit kerja yang tidak setuju dengan Program Diklat Tahunan yang disampaikan oleh Divisi SDM, dapat mengusulkan revisi program diklat tahunan. Program diklat yang disetujui oleh unit kerja dapat langsung ditangani oleh kepala unit kerja. Program diklat tahunan asli yang telah ditandatangani oleh kepala unit kerja
dikirimkan kembali ke Divisi SDM dan salinannya diarsipkan oleh unit kerja yang bersangkutan. Program diklat tahunan tersebut akan menjadi dasar pelaksanaan pelatihan baik di unit kerja maupun di kantor pusat. d. Pelaksanaan Program Pendidikan dan Pelatihan 1) Pelaksanaan Program Diklat Korporat Berdasarkan program diklat tahunan korporat, maka divisi SDM mengirimkan memorandum tentang pelaksanaan program kepada seluruh kepala unit kerja guna permintaan konfirmasi peserta. Para kepala unit kerja akan memberikan konfirmasi kehadiran karyawan di unit kerjanya dalam program diklat korporat melalui memorandum kepada Divisi SDM, dan apabila ada peserta yang tidak dapat mengikuti program yang diajukan, maka bagian manajemen pengetahuan dan diklat akan menjadwalkan ulang pada program berikutnya. Khusus untuk program diklat yang bersifat korporat tetapi tidak masuk dalam rencana diklat tahunan korporat, akan dimintakan persetujuan kepada DIRKA guna proses pelaksanaan program dan prosedur yang diajukan kembali. Berdasarkan
konfirmasi
kehadiran
peserta,
bagian
manajemen pengetahuan dan diklat melakukan beberapa persiapan seperti mengadakan koordinasi dengan instruktur maupun lembaga penyelenggara untuk pelaksanaan program diklat, mempersiapkan beberapa dokumen seperti percetakan form PA, P4 dan P3D dan mengirimkannya pada Divisi Keuangan dan Akuntansi. Kemudian menerbitkan Surat Tugas Diklat (STD) sebagai dasar penugasan. Apabila program diklat tersebut dilaksanakan secara inhouse, bagian manajemen pengetahuan dan diklat akan melakukan persiapan untuk pengadaan tempat beserta fasilitasnya. Berdasarkan form STD, PA, P4 dan P3D diajukan proses pembayaran ke Divisi Keuangan dan Akuntansi. Khusus untuk peserta yang akan mengikuti Program diklat bersertifikasi/pendidikan formal (sesuai Surat Keputusan Direksi tentang Diklat), diwajibkan untuk
menandatangani form Surat Pernyataan Ikatan Dinas (SDMFM01 11) sebelum mengikuti Program pendidikan tersebut. 2) Pelaksanaan Program Diklat Kantor Pusat Berdasarkan program diklat tahunan kantor pusat, Divisi SDM mengirimkan memorandum kepada para kepala unit kerja dikantor pusat guna konfirmasi kehadiran peserta. Para kepala unit kerja akan memberikan konfirmasi kehadiran karyawan di unit kerjanya dalam program diklat kantor pusat, apabila ada peserta yang tidak dapat mengikuti program yang diajukan, bagian manajemen pengetahuan dan diklat akan menjadwalkan ulang pada program pelatihan berikutnya. Khusus untuk program diklat yang tidak masuk dalam program rencana diklat tahunan kantor pusat tetapi dibutuhkan untuk menunjang kelancaran teknis di unit kerja, dapat diusulkan oleh kepala unit terkait mengenai memorandum kepada Divisi SDM dan akan dianalisa kebutuhannya. Apabila program disetujui, prosedur dapat dilanjutkan, apabila program ditolak, Divisi SDM akan memberitahukannya melalui memorandum kepada kepala unit terkait. Berdasarkan
konfirmasi
kehadiran
peserta,
bagian
manajemen pengetahuan dan Diklat melakukan beberapa persiapan seperti: melakukan koordinasi dengan instruktur atau lembaga penyelenggara untuk pelaksanaan program diklat kantor pusat, mempersiapkan beberapa dokumen seperti pencetakan form PA, P4 dan P3D dan mengirimkan kepada Divisi Keuangan dan Akuntansi untuk proses verifikasi anggaran, menerbitkan Surat Tugas Diklat (STD) sebagai dasar penugasan kepada karyawan untuk hadir dalam program diklat kantor pusat dan ditandatangani oleh direksi atau diwakili oleh Kepala Divisi SDM (untuk program diklat dalam negeri), selanjutnya diserahkan ke peserta diklat melalui para Kepala Unit Kerja masingmasing. Khusus untuk program diklat yang dilaksanakan diluar negeri, STD akan ditandatangani oleh Direktur Utama (DIRUT).
Berdasarkan form STD, PA, P4 dan P3D diajukan proses pembayaran ke Divisi Keuangan dan Akuntansi. Khusus untuk peserta yang akan mengikuti program diklat bersertifikasi atau pendidikan formal (sesuai dengan SKD Diklat yang terkini), diwajibkan untuk menandatangani form surat pernyataan ikatan dinas (SMFM0111) sebelum mengikuti pelatihan tersebut. Kemudian peserta dapat mengikuti program diklat. 3) Pelaksanaan Program Diklat Cabang dan SBU Berdasarkan program diklat tahunan SBU dan Cabang, para Kepala Bagian Dukungan Usaha dan Kepala Administrasi Umum (ADUM) di masingmasing cabang melakukan konfirmasi dengan para karyawan untuk kehadiran dalam program diklat. Apabila peserta tidak dapat mengikuti program yang sudah dijadwalkan maka Kepala Bagian dukungan Usaha atau Kepala Bagian ADUM akan menjadwalkan ulang pada program diklat berikutnya. Khusus untuk program diklat yang tidak masuk dalam rencana diklat tahunan SBU maupun Cabang tetapi dibutuhkan untuk menunjang kelancaran teknis di SBU, dapat diusulkan oleh kepala SBU atau Cabang terkait melalui memorandum kepada Divisi SDM dan akan diperiksa kebutuhannya. Apabila program diterima maka akan berulang prosedurnya seperti yang telah tertulis diatas dan apabila ditolak, Divisi SDM akan segera memberitahukannya melalui memorandum kepada Kepala SBU maupun Cabang. Berdasarkan konfirmasi dari para peserta, Bagian Dukungan Usaha di SBU dan ADUM di Cabang terkait memeriksa beberapa dokumen seperti : melakukan konfirmasi dengan pihak instruktur maupun lembaga penyelenggara untuk pelaksanaan program diklat. Pencetakan form PA, P4 dan P3D dan mengirimkannya kepada Divisi Keuangan dan Akuntansi untuk proses verifikasi anggaran, menerbitkan Surat Tugas Diklat (STD) sebagai dasar penugasan kepada karyawan untuk hadir dalam program diklat SBU maupun Cabang dan ditandatangani oleh Direksi atau diwakili oleh Kepala
SBU maupun Cabang Terkait selanjutnya diserahkan kepada peserta diklat. Khusus program diklat
yang diluar
nageri STD
ditandatangani oleh Direktur Utama. Apabila program dilaksanakan secara inhouse, bagian dukungan usaha dan ADUM akan menyediakan pengadaan tempat serta fasilitasnya. Berdasarkan form STD, PA, P4 dan P3D, diajukan proses pembayaran ke divisi keuangan dan akuntansi. Khusus untuk peserta yang akan mengikuti program diklat bersertifikasi/pendidikan formal, diwajibkan untuk menandatangani form Surat Pernyataan Ikatan Dinas (SDMFM01 11) sebelum mengikuti program tersebut. Selanjutnya peserta dapat mengikuti pogram pelatihan. e. Evaluasi dan Tindak Lanjut Diklat Evaluasi pelaksanaan diklat sebagai salah satu upaya untuk memantau keefektifan diklat yang telah dilaksanakan. Evaluasi tersebut dibagi kedalam dua tahap yaitu: 1) Evaluasi Awal Pelaksanaan Diklat Evaluasi awal pelaksanaan diklat dilakukan untuk mengukur respon peserta terhadap pelaksanaan diklat dilakukan dan persepsi dampak pelatihan bagi peserta dalam pengembangan kompetensi maupun aplikasinya dalam pelaksanaan pekerjaannya. Dilakukan segera saat diklat selesai dilaksanakan. 2) Evaluasi Lanjutan Pelaksanaan Diklat Evaluasi lanjutan pelaksanaan diklat dialakukan untuk mengukur dampak pelaksanaan diklat dalam pelaksanaan pekerjaan peserta diklat. Dilakukan oleh peserta diklat dan atasan langsungnya minimal tiga bulan setelah pelaksanaan diklat.Setelah selesai melaksanakan diklat, peserta diklat melakukan evaluasi awal diklat dengan mengisi form evaluasi awal pelaksanaan diklat (SDMFM 01104). Untuk diklat yang langsung membagikan sertifikat, maka fotocopy sertifikat diklat segera diserahkan ke bagian manajemen
pengetahuan dan diklat/Divisi SDM, dukungan usaha/SBU dan bagian ADUM/Cabang paling lambat tujuh hari setalah diklat. Setelah menerima hasil evaluasi awal pelaksanaan diklat dan sertifikat diklat dari karyawan atau lembaga diklat, bagian diklat dan manajemen pengetahuan/ Divisi SDM, bagian dukungan usaha/SBU dan bagian ADUM/Cabang mengadakan update data kualifikasi karyawan berdasarkan sertifikat yang diterima pada modul SDM yang ditentukan. Kemudian bagian manajemen pengetahuan segera mendistribusikan form evaluasi lanjutan pelaksanaan diklat (SDM FM0105) pada peserta diklat dan evaluasi lanjutan pelaksanaan diklat (SDMFM0106) pada atasan langsungnya setelah tiga bulan pelaksanaan diklat. Berdasarkan hasil evaluasi awal pelaksanaan diklat, evaluasi lanjutan pelaksanaan diklat (A) dan evaluasi lanjutan pelaksanaan diklat (B), bagian manajemen pengetahuan mengolah data hasil evaluasi dengan menggunakan form yang sesuai yaitu: a. SDMFM0108 untuk realisasi hasil pelaksanaan evaluasi awal diklat untuk diklat Inhouse b. SDMFM0109 untuk realisasi hasil pelaksanaan evaluasi awal diklat untuk diklat publik c. SDMFM0110 untuk realisasi hasil pelaksanaan evaluasi lanjutan diklat Setelah itu pada minggu pertama setiap bulannya, Bagian Dukungan Usaha/SBU dan bagian ADUM/Cabang mengirimkan kepada Divisi SDM dokumendokumen berikut: a. Realisasi Pelaksanaan Diklat Bulanan b. Evaluasi awal pelaksanaan diklat, evaluasi lanjutan pelaksanaan diklat (A), evaluasi lanjutan pelaksanaan diklat (B) pada bulan terkait. c. Realisasi hasil pelaksanaan evaluasi awal diklat untuk diklat In house, realisasi hasil pelaksanaan evaluasi awal diklat untuk diklat publik, realisasi hasil pelaksanaan evaluasi lanjutan diklat.
d. Fotocopy sertifikat diklat dan divisi SDM akan merangkum seluruh hasil pelaksanaan diklat setiap bulannya dan dituangkan dalam bentuk laporan pelaksanaan diklat bulanan kepada direksi. Kemudian yang terakhir Divisi SDM merangkum realisasi evaluasi maupun diklat bulanan dari cabang/SBU maupun dari realisasi program diklat korporat dan kantor pusat untuk disampaikan sebagai laporan pelaksanaan diklat bulanan kepada Direksi. Pelaksanaan pelatihan pada kenyataannya kurang sesuai dengan prosedur yang telah disusun. Pelatihan dilaksanakan berdasarkan adanya tawaran dari lembaga pelatihan eksternal yang menawarkan program pelatihan kepada PT. Surveyor Indonesia. Program pelatihan yang ditawarkan kemudian dianalisis, jika dirasa program tersebut baik maka pelatihan tersebut akan dilaksanakan. Peserta pelatihan tidak diambil dari hasil TNA (Training Need Analysis) yang telah dilakukan. Melainkan berdasarkan kesediaan peserta untuk mengikuti pelatihan tersebut, sehingga program pelatihan yang dilaksanakan oleh perusahaan dinilai kurang sesuai dengan kebutuhan peserta.
4.4. Gambaran Kinerja PT. Surveyor Indonesia Kinerja tersebut dapat diukur berdasarkan hasil pencapaian yang diraih oleh perusahaan atau organsasi. PT. Surveyor Indonesia dapat dinilai telah mencapai kinerja yang baik di tahun 2007. Hal tersebut dapat dilihat dari pencapaian laba di tahun 2007 serta prestasi yang lain. Pada tahun 2007 laba yang diperoleh oleh PT. Surveyor Indonesia meningkat dari tahuntahun sebelumnya. Peningkatan laba dari tahunketahun dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 2. Peningkatan Laba dan Pendapatan Usaha PT. Surveyor Indonesia Tahun 2005 2006 2007
Laba Rp. 293,7 milyar Rp.307,8 milyar Rp.392,3 milyar
Pendapatan Usaha Mandiri 46,8% 56% 69%
Sumber: www.ptsi.co.id, 2007 Berdasarkan Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa kinerja PT. Surveyor Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada Tabel 2
menunjukkan tingkat persentase pendapatan usaha mandiri PT. Surveyor Indonesia yang juga mengalami peningkatan disetiap tahunnya. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kemandirian PT. Surveyor Indonesia sudah meningkat dan secara bertahap melepaskan diri dari proyek tunggal yang dominan (tender pemerintah). Selain keberhasilan kinerja yang ditunjukkan melalui laba dan tingkat kemandirian, PT. Surveyor juga menunjukkan kesuksesannya di bidang sosial yaitu melalui program Corporate Sosial Responsibility (CSR) yang diterapkan PT. surveyor Indonesia telah memiliki sekitar 646 usaha kecil dan menengah yang menjadi mitra binaan yang tersebar dibeberapa propinsi di Indonesia. Beberapa keberhasilan PT. Surveyor Indonesia tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja PT. Surveyor Indonesia baik. Baiknya kinerja perusahaan pastilah tidak lepas dari hasil kerja sumber daya manusia yang dimiliki, karena suatu perusahaan tidak akan mencapai kinerja yang baik apabila kinerja dari SDM yang dimiliki tidak baik. Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja SDM PT. Surveyor Indonesia baik.
4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh karakteristik responden yang terdiri dari jenis kelamin, pendidikan terakhir, usia dan lama bekerja diperusahaan. Jumlah dan presentase masingmasing dari 17 responden dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Karakteristik Responden Karakteristik Jenis Kelamin
Usia
Masa Kerja
Tingkat Pendidikan
Jumlah Responden
Persentase (%)
Pria
8
47,06
Wanita
9
52,94
1929 tahun
1
5,9
3039 tahun
8
47,05
4049 tahun
8
47,05
15 tahun
2
11,8
610 tahun
5
29,4
1119 tahun
10
58,8
S1
16
94,1
S2
1
5,9
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa responden wanita lebih banyak dari pada responden pria. Tetapi perbedaan jumlah pria dan wanita tidak terlalu signfikan. Hal ini disebabkan tugas yang dilakukan tidak menuntut adanya kecenderungan pada jenis kelamin tertentu. Secara keseluruhan responden berpendidikan terakhir strata satu (S1), hal ini dapat diartikan bahwa tingkat pengetahuan responden sudah memadai untuk melakukan sebuah aktivitas kerja dan dapat dipastikan bahwa pola pikir sudah terbentuk dengan baik karena tingginya pendidikan, sehingga tidak menyulitkan bagi pihak perusahaan untuk melakukan pengembangan potensi karyawan. Usia responden sebagian besar berada pada selang 3049 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelatihan tersebut tepat dilakukan, karena selang usia 30 49 masih berada pada usia produktif. Responden memiliki masa kerja diatas 11 tahun, berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman responden terhadap kondisi perusahaan sudah cukup matang. Sehingga apabila diadakan pelatihan dapat digunakan dalam perbaikan perusahaan.
4.6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 1. Hasil Uji Validitas Uji validitas kuesioner dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur tersebut mengukur apa yang ingin diukur. Rumus yang digunakan dalam uji validitas adalah korelasi pearson product moment dan hasilnya akan dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi (nilai r hitung). Uji coba kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui apakah pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner telah memenuhi syarat atau tidak, untuk dijadikan sebagai data utama dalam penelitian dan hasilnya akan diikutsertakan juga dalam pengolahan berikutnya. Dalam penelitian ini kuesioner disebarkan kepada 17 orang responden dengan 31 pertanyaan tertutup. Uji validitas dilakukan dengan membagi pertanyaan menjadi dua kelompok variabel yaitu veriabel X dan variabel Y, dimana pada variabel X merupakan variabel yang menggambarkan pelatihan dan variabel Y merupakan variabel yang menggambarka kinerja. Hasil dari uji validitas
tersebut terdapat satu pertanyaan pada variabel Y yang tidak valid yaitu pertanyaan no. 26 dengan tingkat signifikansinya 0,875 dengan nilai korelasi pearson 0,041 sehingga pertanyaan tersebut tidak dapat diterima dan pertanyaan tersebut kemudian tidak diikutkan dalam pengolahan data berikutnya. Dengan demikian terdapat 30 pertanyaan yang diikutsertakan dalam pengolahan data berikutnya. Uji validitas menggunakan bantuan software SPSS 13.00 dan hasilnya dapat dilihat pada Lampiran 4. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya dan diandalkan sebagai alat ukur, apabila pengukuran diulangi. Pengujian reliabilitas yang digunakan yaitu teknik Cronbach’s Alpha dengan bantuan software SPSS versi 13,00. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan r alpha sebesar 0.929 pada akhir analisa yang berarti bahwa kuesioner yang disebarkan sangat reliable, mengacu pada klasifikasi tabel alpha George (2003), maka nilai perhitungan tersebut berada pada kesimpulan sempurna (excellent), sehingga dapat diandalkan sebagai alat ukur dalam penelitian. Perhitungan lebih rinci untuk kriteria pelatihan (Variabel X) menghasilkan alpha 0.824 menurut klasifikasi George nilai tersebut baik dan untuk kriteria kinerja karyawan (Y) menghasilkan 0.951. Hasil perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 5. Klasifikasi tabel alpha George dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Klasifikasi Tabel Alpha George r alpha
Klasifikasi
> 0,9
Sempurna
> 0,8
Baik
> 0,7
Dapat Diterima
> 0,6
Dipertanyakan
> 0,5
Buruk
< 0,5
Tidak Dapat Diterima
4.8. Analisis Persepsi Responden terhadap Pelatihan Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi dan Kinerja Karyawan 1. Analisis Persepsi Responden Terhadap Pelaksanaan Pelatihan PT. Surveyor Indonesia menyelenggarakan berbagai pelatihan untuk mengembangkan para karyawannya. Salah satu pelatihan yang telah dilaksanakan yaitu pelatihan manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi (MSDMBK). Pelatihan MSDMBK merupakan pelatihan manajerial yang diberikan oleh PT. Surveyor Indonesia kepada karyawan Divisi SDM. Pelatihan tersebut dilaksanakan 30 Mei 2007. Pelatihan tersebut terselenggara atas kerja sama PT. Surveyor Indonesia dengan PT. Aplikasi Sistem Bisnis (PT. ASB) Bandung. Pelatihan tersebut dilaksanakan selama satu hari dan bertempat di PT. Surveyor Indonesia. Tujuan dari pelatihan ini yaitu untuk memperluas pengetahuan peserta tentang konsep manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi (MSDMBK) dalam kaitannya dengan manajemen perusahaan. Selain itu juga memberikan pemahaman yang menyeluruh kepada para peserta tentang konsep kompetensi dan pengukuran kompetensi yang dibutuhkan suatu jabatan serta kompetensi yang dimiliki individu pemegang jabatan, serta strategi implementasinya. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta tentang metode pengukuran kebutuhan kompetensi jabatan dan tingkat kompetensi individu, dengan menerapkan beberapa metode pengukuran, seperti metode panel, 360 derajat, kuesioner dan wawancara perilaku. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini yaitu memanfaatkan instruktur sebagai fasilitator dan pemandu. Pada pelatihan ini juga menuntut partisipasi aktif dari para peserta sehingga setiap peserta dapat memahami pelatihan dengan mudah karena dapat langsung dipraktekan. Materi yang dibahas dalam pelatihan ini yaitu pengantar manajemen SDM berbasis kompetensi, konsep kompetensi, kompetensi inti dan kompetensi pendukung, kebutuhan komptensi jabatan, metode pengukuran kompetensi jabatan, alat ukur kebutuhan kompetensi jabatan, aplikasi pengukuran kompetensi individu dan strategi implementasi MSDMBK. Efektifitas
pelatihan tersebut dapat diketahui dengan melakukan analisis terhadap persepsi para peserta pelatihan. Bedasarkan hasil analisis persepsi tersebut dapat diketahui anggapan peserta tentang pelatihan yang telah dilaksanakan. Lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 5. Persepsi Responden Terhadap Pelatihan Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi No
Deskripsi Pernyataan tentang Pelatihan
Skor
Keterangan
Rataan 1
2
3
4
5
6
7 8 9 10
Program Pelatihan MSDMBK yang pernah saya ikuti dapat menambah pengetahuan saya tentang MSDM Berbasis Kompetensi Program Pelatihan MSDMBK yang pernah saya ikuti dapat meningkatkan keterampilan saya untuk bekerja sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Program Pelatihan MSDMBK yang pernah saya ikuti dapat memperbaiki sikap saya dalam bekerja. Metode yang digunakan dalam Pelatihan MSDMBK sangat sesuai sehingga saya dapat mengikuti jalannya pelatihan dengan baik. Instruktur/Trainer dalam pelatihan MSDMBK sangat baik dalam menguasai materi pelatihan sehingga dapat menyampaikan materi dengan baik dan mudah untuk dipahami. Fasilitas yang digunakan dalam Pelatihan MSDMBK sangat lengkap sehingga memudahkan saya untuk dapat memahami materi yang disampaikan dalam pelatihan tersebut. Materi pada Pelatihan MSDMBK sesuai dengan tugas yang saya kerjakan. Waktu/lamanya pelatihan MSDMBK sudah cukup. Pelatihan MSDMBK sesuai dengan kebutuhan saya dalam menyelesaikan pekerjaan saya. Pelatihan MSDM BK sangat bermanfaat dalam menunjang pekerjaan saya. Total
3,71
Setuju
3,76
Setuju
3,82
Setuju
3,82
Setuju
3,82
Setuju
3,59
Setuju
3,35
Cukup Setuju
3,88
Setuju
3,24
Cukup Setuju
3,88
Setuju
3,69
Setuju
Berdasarkan Tabel 5 persepsi responden terhadap pelaksanaan pelatihan manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi (MSDMBK) secara keseluruhan dinilai baik. Terbukti dari sebagian besar responden menyatakan setuju pada pernyataan yang terdapat pada kuesioner. Sebagian besar peserta menyatakan setuju bahwa program pelatihan MSDMBK tersebut dapat menambah pengetahuan,
meningkatkan keterampilan dan memperbaiki sikap dari peserta dengan mengikuti pelatihan MSDMBK para peserta dapat mengetahui tentang konsep kompetensi dan pengelolaan SDM yang berbasis kompetensi. Metode inhouse training yang digunakan dalam pelatihan MSDMBK dinilai sesuai untuk dilaksanakan, karena metode tersebut dapat mengefisiensikan biaya dan waktu. Selain itu pelatihan MSDMBK juga menerapkan partisipasi aktif dari peserta, sehingga peserta dapat memahami materi yang diberikan selama pelatihan. Instruktur yang digunakan pada pelatihan MSDMBK dinilai baik oleh peserta. Instruktur pelatihan menguasai meteri pelatihan dan dapat menyampaikan materi dengan baik sehingga dapat mudah dipahami oleh peserta pelatihan. Fasilitas yang digunakan dalam pelatihan MSDMBK sudah memadai, yaitu kondisi ruangan yang nyaman dan alat bantu penyampaian yang lengkap seperti laptop, LCD dan alat pendukung lainnya. Materi yang disampaikan pada pelatihan MSDMBK dinilai masih kurang sesuai dengan tugas dan pekerjaan yang dilakukan oleh peserta. Hal ini dikarenakan setelah adanya pelatihan MSDMBK tersebut terjadi rotasi jabatan yang dilakukan oleh perusahaan sehingga materi yang didapat dalam MSDMBK tersebut tidak dapat diimplementasikan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan. Waktu pelaksanaan pelatihan dinilai baik oleh peserta, hal ini ditunjukkan dari persetujuan peserta pada pernyataan dalam kuesioner. waktu pelaksanaan pelatihan yaitu satu hari penuh dai siang sampai sore sehingga tidak banyak menganggu pekerjaan peserta seharihari. Pelatihan MSDMBK yang dilaksanakan oleh PT. Surveyor Indonesia dinilai kurang sesuai dengan kebutuhan peserta, karena sebagian besar peserta yang mengikuti pelatihan tersebut atas permintaan perusahaan bukan karena hasil TNA (Training Need Analysis). Sebagian besar peserta pelatihan MSDMBK menyatakan bahwa pelatihan MSDMBK tersebut bermanfaat dalam menunjang pekerjaan mereka, walaupun kurang sesuai dengan kebutuhan. Hal ini disebabkan dengan memahami MSDMBK mereka
dapat memperbaiki diri sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga memenuhi kompetensi. 2. Analisis Persepsi Responden tehadap Kinerja Kinerja adalah hasil (output) dari proses pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi yang bersangkutan. Kinerja seseorang dapat dipengaruhi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengetahuan merupakan kompetensi yang dimiliki oleh seseorang dalam melakukan pekerjaan. Sikap merupakan dorongan seseorang terhadap pelaksanaan pekerjaan.
Keterampilan dapat
meningkatkan kinerja karena keterampilan terkait dengan penguasaan penerapan ilmu, pengetahuan, dan teknologi yang dimiliki oleh seseorang yang dapat dipratekkan dalam melaksanakan pekerjaan. Persepsi karyawan tentang pengetahuan, sikap, keterampilan serta kinerja karyawan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6. Persepsi Responden terhadap Pengetahuan No 1
2
3
Deskripsi PernyataanTentang Pengetahuan Setelah mengikuti Pelatihan MSDMBK pengetahuan saya tentang konsep kompetensi menjadi bertambah. Setelah mengikuti Pelatihan MSDMBK pengetahuan saya tentang konsep Manajemen SDM Berbasis Kompetensi menjadi bertambah. Setelah mengikuti Pelatihan MSDMBK saya menjadi tahu tentang metode pengukuran kompetensi jabatan dan kompetensi individu. Total
Skor rataan
Keterangan
4,06
Setuju
3,88
Setuju
4,00
Setuju
3,98
Setuju
Persepsi responden terhadap pelaksanaan pelatihan MSDMBK menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden menyatakan setuju bahwa pelatihan tersebut menambah pengetahuan responden tentang konsep MSDBBK dan komponen yang diajarkan dalam pelatihan. Dari hasil analisis persepsi terhadap pengetahuan dapat ditarik kesimpulan bahwa peserta menyatakn pengetahuan mereka bertambah.
Tabel 7. Persepsi Responden Terhadap Sikap No
Deskripsi Pernyataan Tentang Sikap
1
Tingkat kedisiplinan saya semakin meningkat, setelah mengikuti pelatihan MSDMBK. Saya adalah orang yang sangat bertanggungjawab dalam pekerjaan. Saya dapat menempatkan diri pada situasi apapun. Saya mempunyai hubungan yang baik dengan rekan sekerja dan atasan. Total
2 3 4
Skor Rataan
Keterangan
3,82
Setuju
4,00
Setuju
4,06
Setuju
4,06
Setuju
3,99
Setuju
Persepsi responden mengenai dampak pelaksanaan pelatihan MSDMBK terhadap sikap adalah baik. Hal ini dibuktikan dari sebagian besar responden yang menyatakan bahwa terjadi peningkatan pada disiplin dan tanggung mereka. Selain itu sebagian besar responden juga menyatakan bahwa responden dapat menyesuaikan diri pada situasi apapun dan dapat berkomunikasi dengan baik diantara teman sekerja dan atasan. Tabel 8. Persepsi Responden Terhadap Keterampilan No Deskripsi Pernyataan Tentang Keterampilan 1 2 3 4 5
Saya dapat mengerjakan pekerjaan saya dengan lebih baik. Kesalahan saya dalam bekerja semakin berkurang. Saya dapat mengerjakan tugas dan pekerjaan saya sesuai dengan ketentuan dari perusahaan. Saya dapat mengaplikasikan secara baik materi yang saya dapatkan dari pelatihan MSDMBK. saya dapat lebih baik dalam berkomunikasi di tempat kerja. Total
Skor Rataan
Keterangan
3,88
Setuju
3,88
Setuju
4,00
Setuju
3,47
Setuju
4,12
Setuju
3,87
Setuju
Tabel 8 menunjukkan persepsi responden terhadap keterampilan responden setelah adanya pelatihan MSDMBK yaitu baik, terbukti sebagian besar dari responden menyatakan setuju pada pernyataan yang mengindikasikan keterampilan pada kuesioner. Berdasarkan uraian tersebut disimpulkan bahwa responden dapat mengurangi kesalahan dalam pengerjaan tugas dan dapat mengerjakan tugas sesuai standar kerja yang ditetapkan oleh perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterampilan dari peserta pelatihan mengalami peningkatan.
Tabel 9. Persepsi Responden Terhadap Kinerja No 1 2
3
4 5 6 7 8
Deskripsi Pernyataan Tentang Kinerja Saya mengerjakan tugas dengan baik dan benar. Saya menyelesaikan tugas pekerjaan saya tepat pada batas waktu yang ditentukan, bahkan sebelum waktu yang ditentkan. Saya mengerjakan tugas pekerjaan sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Saya tidak pernah meninggalkan pekerjaan saya kecuali ada tugas mendadak. Saya selalu bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Saya selalu mengejakan tugas sesuai dengan fungsi saya dalam perusahaan. Saya selalu menggunakan sumber daya secaa efektif dan efisien. Dalam bekerja saya tidak hanya berorientasi pada proses tetapi juga berorientasi pada hasil. Total
Skor Rataan 4,06
Keterangan
3,88
Setuju
4,12
Setuju
4,18
Setuju
3,76
Setuju
4,00
Setuju
3,88
Setuju
3,82
Setuju
3,96
Setuju
Setuju
Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa responden menyatakan setuju kinerjanya baik. Dimana kinerja tersebut diuraikan dalam pernyataan yang mengandung unsur tanggung jawab, displin dan output kerja. Sebagian besar responden menyatakan setuju dengan pernyataan yang tersedia, sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja responden lebih baik setelah mengikuti pelatihan. Peningkatan kinerja tersebut terjadi karena peningkatan pada pengetahuan, sikap dan keterampilan dari para peserta pelatihan.
4.9. Analisis Hubungan Efektivitas Pelatihan MSDMBK dengan Kinerja Karyawan Analisis hubungan efektivitas pelatihan dengan kinerja karyawan dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Rank spearman. Uji analisis hubungan tersebut dilakukan dengan menghubungkan masingmasing indikator pelatihan dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Indikator pelatihan tersebut antara lain program, metode, fasilitas, instruktur, materi, waktu, kebutuhan serta manfaat pelatihan. Apabila terjadi hubungan yang positif dan nyata maka dapat disimpulkan bahwa pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
karyawan, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kinerja karyawan. Selain itu usaha perbaikan yang dilakukan oleh perusahaan pada indikator pelatihan akan bermanfaat untuk peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Untuk membuktikan adanyan hubungan antara pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam peningkatan kinerja karyawan maka dilakukan analisis hubungan antara pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan kinerja karyawan. Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi 0.05. Apabila probabilitas atau peluang < α (alpha) maka dapat diartikan terdapat hubungan yang nyata dan positif. Sebaliknya, jika terdapat nilai probabilitas atau peluang > α, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang nyata. 1. Analisis Hubungan Pelatihan dengan Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan Hasil uji korelasi antara pelatihan dengan pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 10 berikut. Tabel 10. Analisis Hubungan Pelatihan dengan Pengetahuan No 1 2 3 4 5 6 7 8
Indikator Pelatihan Program Pelatihan Metode yang digunakan pelatihan Instruktur/Trainer pada pelatihan Fasilitas yang disediakan dalam pelatihan Materi yang disampaikan dalam pelatihan Waktu/lamanya pelatihan dilaksanakan Kesesuaian pelatihan dengan kebutuhan karyawan Manfaat dari dilkasanakannya pelatihan
Nilai Korelasi 0,801 0,456
Nilai Peluang 0,000 0,660
Hubungan dengan Pengetahuan Karyawan Positif, kuat dan nyata Tidak ada Hubungan
0,589
0,013
Positif, agak kuat dan nyata
0,412
0,101
Tidak ada hubungan
0,141
0,589
Tidak ada hubungan
0,051
0,847
Tidak ada hubungan
0,364
0,150
Tidak ada hubungan
0,019
0,942
Tidak ada hubungan
Hasil uji korelasi antara pelatihan dengan sikap dapat dilihat pada Tabel 11 berikut.
Tabel 11. Analisis Hubungan Pelatihan dengan Sikap No 1 2 3 4 5 6 7 8
Indikator Pelatihan Program Pelatihan Metode yang digunakan pelatihan Instruktur/Trainer pada pelatihan Fasilitas yang disediakan dalam pelatihan Materi yang disampaikan dalam pelatihan Waktu/lamanya pelatihan dilaksanakan Kesesuaian pelatihan dengan kebutuhan karyawan Manfaat dari dilkasanakannya pelatihan
Nilai Korelasi 0,600 0,456
Nilai Peluang 0,011 0,660
Hubungan dengan Sikap Karyawan Positif, agak kuat dan nyata Tidak ada hubungan
0,612
0,009
Positif, agak kuat dan nyata
0,606
0,010
Positif, agak kuat dan nyata
0,150
0,565
Tidak ada hubungan
0,128
0,642
Tidak ada hubungan
0,217
0,403
Tidak ada hubungan
0,140
0,593
Tidak ada hubungan
Hasil uji korelasi antara pelatihan dengan keterampilan dapat dilihat pada Tabel 12 berikut. Tabel 12. Analisis Hubungan Pelatihan dengan Keterampilan No 1 2 3 4 5 6 7 8
Indikator Pelatihan Program Pelatihan Metode yang digunakan pelatihan Instruktur/Trainer pada pelatihan Fasilitas yang disediakan dalam pelatihan Materi yang disampaikan dalam pelatihan Waktu/lamanya pelatihan dilaksanakan Kesesuaian pelatihan dengan kebutuhan karyawan Manfaat dari dilkasanakannya pelatihan
Nilai Korelasi 0,608 0,387
Nilai Peluang 0,010 0,125
Hubungan dengan Keterampilan Karyawan Positif, agak kuat dan nyata Tidak ada hubungan
0,526
0,030
Positif,agak kuat dan nyata
0,690
0,002
Positif, agak kuat dan nyata
0,150
0,561
Tidak ada hubungan
0,187
0,473
Tidak ada hubungan
0,484
0,049
0,269
0,296
Positif, agak lemah dan nyata Tidak ada hubungan
Pada Tabel 10, 11 dan 12 dapat dilihat beberapa indikator yang berhubungan positif dan nyata terhadap pengetahuan, sikap serta keterampilan dan beberapa indikator yang tidak berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Kesesuaian program pelatihan MSDMBK dengan tugas atau pekerjaan perlu diperhatikan, karena program pelatihan tersebut mempunyai hubungan yang positif, agak kuat dan nyata dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sehingga semakin baik program
pelatihan tersebut disusun maka akan semakin meningkat pula pengetahuan, keterampilan dan sikap dari peserta. Metode pelatihan ternyata tidak mempunyai hubungan yang nyata baik dalam peningkatan pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Terlihat dari nilai peluang yang diperoleh yaitu lebih besar dari pada alpha. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode apapun yang digunakan dalam pelaksanaan pelatihan tidak terlalu berpengaruh, karena metode tidak langsung berhubungan dengan peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan dari peserta. Instruktur pelatihan menurut hasil uji korelasi rank spearman mempunyai hubungan yang positif, agak kuat dan nyata, dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hal ini dikarenakan instruktur pelatihan adalah kunci utama dari pelatihan. Instruktur pelatihan mempunyai fungsi sebagai penyampai materi serta fasilitator untuk membantu peserta memahami dan menggali materi lebih dalam. Sehingga semakin baik instruktur yang digunakan dalam pelatihan akan semakin meningkat pula pengetahuan, keterampilan serta sikap dari peserta pelatihan. Fasilitas sebagai pendukung kegiatan pelatihan ternyata juga tidak mempunyai hubungan yang nyata dengan peningkatan pengetahuan. Semakin baik fasilitas yang digunakan dalam pelatihan tidak akan meningkatkan pengetahuan peserta. Tetapi fasilitas pelatihan mempunyai hubungan yang positif, agak kuat dan nyata dengan peningkatan sikap dan keterampilan peserta pelatihan. Semakin baik dan lengkap fasilitas yang disediakan dalam pelatihan maka akan meningkatkan sikap dan keterampilan peserta. Materi dalam pelatihan yang merupakan faktor penting dalam pelatihan. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara materi pelatihan dengan peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaik apapun materi pelatihan tersebut disusun maka tidak dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu baik dari peserta pelatihan atau instruktur pelatihan yang dapat mengakibatkan materi pelatihan tidak dapat sampai pada sasaran yang ditentukan perusahaan. Hasil analisis persepsi yang telah dilakukan juga menunjukkan bahwa materi pada pelatihan ini kurang sesuai dengan harapan peserta, sehingga materi pelatihan tersebut tidak berhubungan dengan peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Waktu pelatihan juga tidak mempunyai hubungan yang nyata dengan peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga dapat disimpulkan bahwa waktu pelaksanaan pelatihan tidak behubungan langsung dengan peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta. Kebutuhan akan pelatihan tidak mempunyai hubungan yang nyata dengan pengetahuan dan sikap, tetapi mempunyai hubungan positif , agak kuat dan nyata dengan keterampilan. Tidak adanya hubungan antara kebutuhan pelatihan dengan pengetahuan dan sikap diduga karena peserta yang mengikuti pelatihan tidak hanya menginginkan penambahan pada pengetahuan dan perbaikan sikap, tetapi peserta mengikuti pelatihan karena untuk mendukung pelaksanaan tugasnya. Demikian kebutuhan pelatihan memiliki hubungan dengan keterampilan. Sedangkan untuk manfaat pelatihan juga tidak mempunyai hubungan langsung dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta. Hal ini disebabkan bahwa manfaat dari pelatihan tidak hanya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan, melainkan banyak sekali manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan pelatihan. 2. Analisis Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan dengan Kinerja Hasil uji korelasi antara pelatihan dengan keterampilan dapat dilihat pada Tabel 13 berikut. Tabel 13. Analisis Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan dengan Kinerja Karyawan No 1 2 3
Pengetahuan Sikap Keterampilan
Nilai Korelasi 0,587 0,736 0,826
Nilai Peluang 0,013 0,001 0,000
Hubungan dengan Kinerja Karyawan Positif, agak kuat dan nyata Positif, agak kuat dan nyata Positif, kuat dan nyata
Tabel 13 menunjukkan bahwa hubungan antara pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan kinerja adalah posif dan nyata. Pengetahuan dan sikap mempunyai hubungan yang agak kuat dengan kinerja. Keterampilan menjadi faktor yang mempunyai hubungan kuat dengan peningkatan kinerja karena keterampilan tersebut merupakan implementasi langsung dari pengetahuan dan ilmu yang telah dimiliki. Kinerja seseorang lebih terlihat dari kemampuan orang dalam menyelesaikan pekerjaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, sikap dan keterampilan seseorang dapat meningkatkan kinerjanya dan pengetahuan, sikap serta keterampilan tersebut dapat ditingkatkan melalui adanya pelatihan. Jadi secara tidak langsung bahwa program pelatihan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kinerja karyawan.
V. IMPLIKASI MANAJERIAL
PT. Surveyor Indonesia sebagai suatu organisasi yang mempunyai visi dan tujuan, menginginkan jalan terbaik untuk mencapai visi dan tujuannya. Oleh karena itu PT. Surveyor Indonesia mempunyai cara kerja dan standar kerja dalam menyelesaikan pekerjaan. Selain itu PT. surveyor juga mempunyai kompetensi inti yang menjadi panduan dalam melaksanakan pekerjaan. Tetapi SDM yang dimiliki oleh PT. Surveyor Indonesia masih sesuai dengan harapan PT. Surveyor Indonesia, sehingga perlu bagi PT. Surveyor untuk menyesuaikan SDM yang dimiliki dengan tujuan yang ingin dicapai. Kegiatan pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan karyawan sehingga dapat sesuai dengan keinginan perusahaan. Kegiatan pengembangan dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan. Kegiatan pendidikan lebih ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang subyek tertentu dan sifatnya lebih umum dan terstruktur untuk jangka waktu yang lebih panjang. Sedangkan kegiatan pelatihan merupakan kegiatan penambahan pengetahuan, perbaikan sikap dan keterampilan karyawan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan yang mendesak sehingga output dari pelatihan tersebut dapat langsung digunakan oleh perusahaan. Salah satu kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan oleh PT. Surveyor Indonesia adalah pelatihan manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi (MSDMBK). Pelatihan tersebut dilaksanakan dalam satu hari bertempat di PT. Surveyor Indonesia dengan mendatangkan instruktur pelatihan dari PT. Aplikasi Sistem Bisnis. Pelatihan tersebut bertujuan untuk memperluas pengetahuan peserta tentang konsep MSDMBK dalam kaitannya dengan manajemen perusahaan. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat mengaplikasikan ilmunya dalam mengelola dan mengembangkan SDM yang dimiliki perusahaan sesuai dengan kompetensi yang ditentukan oleh perusahaan. Menurut sebagian besar peserta menyatakan bahwa pelatihan tersebut sudah berjalan baik. Namun ada indikator dari proses pelatihan MSDMBK tersebut yang dinilai kurang baik, yaitu materi pelatihan dan kesesuaian kebutuhan
peserta dengan pelatihan. Selain itu sebagian besar peserta juga mengajukan saran untuk segera mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh. Serta sebagian peserta menyatakan setuju apabila pelatihan serupa dilaksanakan lagi untuk mengingatkan kembali ilmu yang telah didapat pada pelatihan MSDMBK. Hasil analisis persepsi dan korelasi rank spearman terdapat beberapa indikator yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pelatihan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 14. Rekap Indikator yang Berhubungan dengan Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan. No.
Indikator
Analisis Persepsi Skor Keterangan Rataan
1.
Program Pelatihan
3,69
2.
Instruktur Pelatihan
3.
Fasilitas Pelatihan
3,59
Setuju
4.
Kebutuhan Pelatihan
3,24
Cukup Setuju
3,82
Setuju
Setuju
Analisis Korelasi Nilai Keterangan Korelasi Positif, kuat dan Pengetahuan 0,801 nyata Positif, agak Sikap 0,600 kuat dan nyata Positif, agak Keterampilan 0,608 kuat dan nyata Positif, agak Pengetahuan 0,589 kuat dan nyata Positif, agak Sikap 0,612 kuat dan nyata Positif, agak Keterampilan 0,526 kuat dan nyata Positif, agak Sikap 0,606 kuat dan nyata Positif, agak Keterampilan 0,690 kuat dan nyata Positif, agak Keterampilan 0,484 kuat dan nyata
1. Program Pelatihan Program pelatihan mepunyai hubungan yang nyata dan positif dengan penambahan pengetahuan, perbaikan sikap dan peningkatan keterampilan. Program pelatihan MSDMBK yang telah dilaksanakan oleh PT. Surveyor Indonesia juga telah dinilai baik oleh peserta. Walaupun demikian penyusunan program pelatihan hendaknya lebih diperhatikan. Program sebaiknya disusun dengan baik agar dapat memberikan manfaat pada peserta yang mengikutinya. Penyusunan program pelatihan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan kebutuhan tugas dari karyawan. Sebelum menyusun program pelatihan hendaknya perusahaan mengadakan penilaian terhadap kebutuhan akan pelatihan, baik kebutuhan dari pihak perusahaan, kebutuhan tugas dan kebutuhan individu, agar penyusunan pelatihan dapat sesuai dengan sasaran
yang dituju. Setelah program pelatihan tersebut selesai perlu diikuti dengan evaluasi hasil pelatihan. Sehingga dapat diketahui langsung kekurangan dan kelebihan dari kegiatan tersebut. selain itu juga perlu ada penyegaran kembali terhadap ilmu yang telah disampaikan dalam pelatihan sehingga dalam implementasi karyawan tidak mengalami kesulitan. 2. Instuktur Pelatihan Instruktur pelatihan mempunyai hubungan yang positif dan nyata dengan penambahan pengetahuan, perbaikan sikap dan keterampilan peserta, sehingga instruktur merupakan input yang penting untuk diperhatikan dalam proses pelaksanaan pelatihan. Instruktur tersebut bertugas memaparkan materi yang telah disusun dalam proses pelatihan dan sebagai fasilitator peserta dalam melakukan kegiatan yang bertujuan untuk lebih memahami materi yang dipaparkan. Oleh karena itu perusahaan sebaiknya melakukan seleksi terhadap instruktur untuk kegiatan pelatihan, apabila perusahaan bekerja sama dengan lembaga pelatihan atau pihak lain perusahaan juga harus memilih rekan yang berkualitas, sehingga pelatihan yang dilaksanakan dapat membawa hasil bagi perusahaan. 3. Fasilitas Pelatihan Fasilitas pelatihan mempunyai hubungan yang positif dengan sikap dan keterampilan dari peserta. Fasilitas yang digunakan dalam mendukung pelaksanaan proses pelatihan sebaiknya diperhatikan kesesuaiannya. Fasilitas tersebut tidak perlu mewah tetapi yang terpenting adalah fungsi dari fasilitas tersebut. Fasilitas yang digunakan dalam pelatihan dapat digunakan oleh peserta sebagai alat dalam mengimplementasikan materi yang telah diperoleh dalam pelatihan dan fasilitator yang dapat memudahkan peserta dalam memahami materi yang disampaikan, sehingga dapat meningkatkan keterampilan dan memperbaiki sikap dari peserta setelah pelatihan. 4. Kebutuhan Pelatihan Kesesuaian pelatihan dengan kebutuhan peserta merupakan input yang penting dalam meningkatkan keterampilan peserta. Hampir sebagian besar karyawan membutuhkan pelatihan untuk mengerjakan tugas tertentu yang mereka belum tahu atau kurang tahu cara penyelesaiannya. Apabila pelatihan tersebut sesuai
dengan kebutuhan karyawan maka akan semakin meningkat pula keterampilan karyawan. Oleh karena itu perusahaan sebaiknya melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap kemapuan yang diperlukan oleh karyawan. Selain itu juga perusahaan perlu mengadakan penyesuaian pelatihan yang dimiliki dengan deskripsi pekerjaan yang dimiliki oleh karyawan tersebut. Selain menyesuaikan dengan kebutuhan kerja karyawan perusahaan juga perlu menyesuaikan dengan pembentukan mental karyawan, sehingga pelaksanaan pelatihan tidak siasia dan dapat langsung diaplikasikan oleh karyawan dalam penyelesaian tugas dan perbaikan dalam sikap serta mental karyawan. Beberapa input lainnya yaitu metode pelatihan, waktu dan materi pelatihan tidak mempunyai hubungan yang nyata dengan peningkatan pengetahuan, perbaikan sikap serta keterampilan karyawan. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya karyawan tidak terlalu mempermasalahkan metode yang digunakan, waktu pelaksanaan dan materi yang diberikan oleh perusahaan. Input tersebut hanya diperlukan oleh karyawan dari segi kenyamanan dan kesesuaian dalam mengikuti pelatihan tersebut. Walaupun metode, waktu dan materi pelatihan tidak mempunyai hubungan nyata dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan karyawan, perusahaan sebagai pihak pelaksana pelatihan sbaiknya memperhatikan ketiga input tersebut karena dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Marpaung (2006) menyatakan bahwa ketiga input tersebut mempunyai hubungan yang positif dan nyata dengan motivasi karyawan, sehingga semakin sesuai metode, waktu dan materi yang disajikan dalam pelatihan akan memotivasi karyawan untuk mengikutinya. Dengan demikian tujuan perusahaan melaksanakan pelatihan akan tercapai. Tujuan akhir dari kegiatan pelatihan MSDMBK yaitu peningkatan kinerja karyawan pada divisi SDM. Kinerja yang diharapkan yaitu karyawan pada divisi SDM dapat mengelola dan mengembangkan karyawan perusahaan sesuai kompetensi yang dibutuhkan. Kinerja seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa indikator antara lain pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil analisis persepsi menunjukkan bahwa peserta pelatihan MSDMBK setuju bahwa pengetahuan, sikap dan keterampilan mereka bertambah setelah mengikuti pelatihan tersebut. terbukti dari perolehan nilai sebagai berikut:
Tabel 15. Rekapitulasi Analisis Persepsi dan Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan dengan Kinerja No
Analisis Persepsi Skor Keterangan Rataan 3,98 Setuju
Analisis Korelasi Nilai Korelasi 0,587
1
Pengetahuan
2
Sikap
3,99
Setuju
0,736
3
Keterampilan
3,87
Setuju
0,826
Keterangan Positif, agak kuat dan nyata Positif, agak kuat dan nyata Positif, kuat dan nyata
Hasil korelasi rank spearman antara pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan kinerja memiliki hubungan yang positif dan nyata. Oleh Karena itu PT. Surveyor Indonesia seharusnya memperhatikan pengembangan terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pengembangan tersebut tidak selalu dengan kegiatan pelatihan. Walaupun menurut persepsi peserta pelatihan MSDMBK pengetahuan, sikap dan keterampilan mereka telah bertambah, namun PT. Surveyor Indonesia harus selalu mengembangkan kemampuan mereka melalui kegiatan pelatihan lainnya. Pengetahuan, sikap dan keterampilan mempunyai hubungan yang positif dan nyata dalam peningatan kinerja. Selain melalui pelatihan, pengembangan karyawan juga dapat dilakukan dengan mengadakan knowledge sharing, seminar, program beasiswa untuk melanjutkan studi dan membangun learning organisasi dalam perusahaan.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Mengacu pada data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Pelatihan MSDMBK yang dilaksanakan oleh PT. Surveyor Indonesia secara umum telah berjalan dengan baik dan efektif, tetapi masih memiliki kekurangan pada penyusunan materi dan kesesuaian dalam analisis kebutuhan karyawan. 2. Karyawan mempunyai persepsi yang positif terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan. Responden juga mempunyai persepsi yang positif terhadap kinerja. 3. Program pelatihan memiliki hubungan yang positif dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Input pelatihan instruktur, fasilitas dan kesesuaian kebutuhan mempunyai hubungan yang agak kuat, positif dan nyata dengan peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Input pelatihan metode, materi dan waktu pelaksanaan tidak mempunyai hubungan yang nyata dengan peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan. 4. Pengetahuan, sikap dan keterampilan mempunyai hubungan yang positif dan nyata dengan peningkatan kinerja.
5.2. Saran Berdasarkan
hasil
analisis
secara
keseluruhan,
dapat
direkomendasikan beberapa hal kepada pihak perusahaan, yaitu: 1. Perusahaan sebaiknya menyesuaiakan antara tujuan pelatihan dengan materi pelatihan, metode pelatihan dan waktu pelaksanaan pelatihan, sehingga pelatihan yang dilaksanakan dapat bermanfaat dan tepat pada sasaran. Selain itu perusahaan juga harus memperhatikan kebutuhan pelatihan dari para karyawan, sehingga pelatihan tersebut dapat bermanfaat bagi pelaksanaan tugas karyawan.
2. Bardasarkan hasil penelitian bahwa pelatihan MSDMBK mempunyai hubungan yang positif dengan peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga PT. Surveyor Indonesia seharusya mengadakan pelatihan
lainnya
untuk
memperkaya
pengetahuan
karyawan,
memperbaiki sikap dan meningkatkan keterampilan karyawan. 3. Mengingat pentingnya output, outcome dan impact dari suatu pelatihan maka sebaikya dilakukan penelitian lanjutan mengenai hubungan efektivitas bebagai jenis pelatihan yang dilakukan perusahaan terhadap kinerja karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, A.M. Lilik. 2007. Human Capital Competencies. Elex Media Computindo, Jakarta Amelia, Gita. 2007. Analisis Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Internal Terhadap Pembelajaran Pegawai (Studi Kasus BAKORSURTANAL CibinongBogor), Skripsi FEM IPB. Basri, Mohd, AF, dan Rivai, Veithzal. 2005. Performance Appraisal. Raja Grafindo, Jakarta. Dessler, Gary. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan. Indeks, Jakarta. Edwin, B. Flippo. 2005. Manajemen Personalia. Erlangga, Jakarta. Gusliana, Ratna. 2007. Analisis Pengaruh Pelatihan terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Studi Kasus di PT. Perkebunan Nusantara VIII Bandung), Skripsi TIP IPB. Hasibuan, M.2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta. Hardjana, Agus M. 2001. Training SDM yang Efektif. Kanisius, Yogyakarta. Hunt, Nigel. 2000. Conducting Staff Appraisals. Malaysia: Grolier International Inc. Istijanto. 2005. Riset Sumber Daya Manusia. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Mangkuprawira, Sjafri dan Aida Vitayala Hubeis. 2007. Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia. Galia Indonesia, Bogor. Marpaung, Aprini Sarah. 2006. Analisis Efektivitas Pelatihan ESQ dengan Motivasi Kerja Karyawan, PDAM Tirta Pakuan Bogor, Skripsi FEM IPB. Sodikin, Rachmad. 2007. Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Karyawan di PT. Gunung Madu Plantation, Skripsi TIP IPB. Siegel, Sidney. 1994. Statistik Nonparametrik untuk IlmuIlmu Sosial. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Situs PT. Surveyor Indonesia. 2007. www.ptsi.co.id [28 Februari 2008] Sheal, Peter. 2003. The Staff Development Handbook An Action Kit To Improve Performance. Terjemahan. PT. Buana Ilmu Populer, Jakarta.
Sondang, P. Siagian. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta. Sugiyono. 2003. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung. Sumarsono, Sonny. 2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu, Yogyakarta. Suryana, Agus.2004. Kiat dan Teknik Evaluasi Pelatihan. Progres, Jakarta. Umar, Husain. 2003. Strategic Management in Action. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Usman, Husaini, dan Akbar, Purnomo Setiady. Pengantar Statistika. Bumi Aksara, Jakarta. Veithzal, Rivai. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Raja Grafindo, Jakarta. Wyatt, Wendy. 2000. How to Employ and Manage Staff. Grolier International Inc, Malaysia.
LAMPIRAN
Lampiran. 1 kuesioner
No.
KUESIONER PENELITIAN Kuesioner ini digunakan sebagai instrumen penelitian untuk penyusunan skripsi pada Depertemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor oleh Yossi Hanifathun Salsabila dengan judul Analisis Hubungan Efektifitas Pelatihan Bebasis Kompetensi dengan Kinerja Karyawan. PETUNJUK PENGISIAN : · Berilah tanda “X” pada jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda. · Jika terdapat uraian pada pilihan jawaban, isikanlah secara jelas. · Atas partisipasi dan kerja sama Bapak/Ibu/Sdr/Sdri saya ucapkan terimakasih. KETERANGAN : SS = Sangat Setuju CS = Cukup Setuju STS = Sangat tidak Setuju S = Setuju
TS = Tidak Setuju
IDENTITAS RESPONDEN Jenis Kelamin
: ¨ Laki‐laki
¨ Perempuan
Jabatan
: …………………………………………...
Pendidikan Terakhir
: ¨ SLTP ¨ SMA ¨ Diploma
¨ S1 ¨ S2 ¨ S3
Usia
: ¨ 19 – 29 tahun ¨ 30 – 39 tahun ¨ 40 – 49 tahun
¨ 50 – 59 tahun ¨ ≥ 60 tahun
Lama bekerja di perusahaan
: ¨ 1 – 5 tahun ¨ 6 – 10 tahun ¨ 11 – 19 tahun
¨ 20 – 29 tahun ¨ ≥ 30 tahun
INPUT Unit Kerja
PROSES Unit Kerja
Divisi SDM
Kebutuh an Bisnis
Kebutuh an Kinerja
Kebutuh an Pembelaj aran dan Lingkung an Kerja
OUTPUT DIRKA
Divisi SDM
Usulan program diklat tahunan Korporat (SDMFM0101)
Menerima usulan program diklat tahunan
Usulan Program Diklat Tahunan (SDMFM0102)
Cabang
SBU
Kantor Pusat
Program diklat tahunan korporat Persetuju an Program Diklat
Program Diklat Tahunan Cabang
Program diklat tahunan korporat Meninjau usulan program diklat tahunan
Menentukan program diklat tahunan
Menandatanga ni program diklat tahunan
Menandatanga ni Program Diklat Tahunan
Program Diklat Tahunan SBU
Menandatanga ni program diklat tahunan korporat
Persetu juan Diklat
Program diklat tahunan korporat Program diklat tahunan korporat
Program Diklat Tahunan Kantor Pusat
Program Diklat Tahunan SBU/Cabang/ Kantor Pusat
Distribusi Program Dikat Tahunan
81
Lampiran 4. Hasil Uji Validitas ItemTotal Statistics
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11
Scale Mean if Item Deleted 36,8444 36,7889 36,5667 36,5667 36,6222 36,9556 37,0667 36,6222 37,2333 36,5111 36,7778
Scale Variance if Item Deleted 26,384 26,221 27,281 28,199 29,470 26,219 25,334 27,752 24,987 27,439 26,418
Corrected ItemTotal Correlation ,423 ,484 ,459 ,396 ,399 ,517 ,532 ,434 ,707 ,371 1,000
Squared Multiple Correlation . . . . . . . . . . .
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,819 ,812 ,813 ,818 ,819 ,808 ,807 ,815 ,789 ,822 ,785
Squared Multiple Correlation . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,948 ,949 ,948 ,947 ,950 ,948 ,949 ,948 ,951 ,951 ,948 ,952 ,949 ,949 ,949 ,949 ,953 ,947 ,948 ,950 ,946
ItemTotal Statistics
Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Y19 Y20 Y21 Y22 Y23 Y24 Y25 Y27 Y28 Y29 Y30 Y31 RT2
Scale Mean if Item Deleted 78,8294 79,0059 78,8882 79,0647 78,8882 78,8294 78,8294 79,0059 79,0059 78,8882 79,4176 78,7706 78,8294 79,0059 78,7706 78,7118 79,1235 78,8882 79,0059 79,0647 78,9412
Scale Variance if Item Deleted 119,548 117,904 121,735 118,893 123,572 121,523 122,179 117,648 124,748 124,885 116,281 124,448 122,836 121,860 123,673 119,891 115,213 117,385 120,548 120,062 120,434
Corrected ItemTotal Correlation ,775 ,696 ,790 ,842 ,649 ,745 ,698 ,774 ,485 ,549 ,767 ,443 ,651 ,678 ,655 ,691 ,596 ,780 ,768 ,617 1,000
Lampiran 5. Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics
Cronbach's Alpha ,945
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items ,951
N of Items 31
Hasil uji reliabilitas variabel xy Reliability Statistics
Cronbach's Alpha ,951
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items ,956 21
Hasil uji Reliabilitas variabel y Reliability Statistics
Cronbach's Alpha ,824
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items ,844 11
Hasil uji reliabilitas variabel x
Lampiran 6. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Correlations Spearman's rho
Program
Correlation Coefficient Sig. (2tailed)
N Pengetahuan Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Program 1,000 .
Pengetahuan ,801** ,000
17 ,801** ,000
17 1,000 .
17
17
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed). Correlations Spearman's rho
Program
Sikap
Correlation Coefficient Sig. (2tailed)
Program 1,000 .
N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Sikap ,600* ,011
17 ,600* ,011 17
17 1,000 . 17
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2tailed).
Correlations Spearman's rho
Program
Keterampilan
Program Keterampilan 1,000 ,608** . ,010 N 17 17 Correlation Coefficient ,608** 1,000 Sig. (2tailed) ,010 . N 17 17 Correlation Coefficient Sig. (2tailed)
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
Correlations Spearman's rho
Metode
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Pengetahuan Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Metode 1,000 . 17 ,456 ,066 17
Pengetahuan ,456 ,066 17 1,000 . 17
Lanjutan Lampiran. 6 Correlations Spearman's rho
Metode
Sikap
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Metode 1,000 . 17 ,456 ,066 17
Sikap ,456 ,066 17 1,000 . 17
Correlations Spearman's rho
Metode
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Keterampilan Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Metode 1,000 . 17 ,387 ,125 17
Keterampilan ,387 ,125 17 1,000 . 17
Instruktur 1,000 .
Pengetahuan ,589* ,013
Correlations Spearman's rho
Instruktur
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Pengetahuan Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
17 ,589* ,013
17 1,000 .
17
17
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2tailed).
Correlations Spearman's rho
Instruktur
Sikap
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Instruktur 1,000 .
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
17 ,612** ,009 17
Sikap ,612** ,009 17 1,000 . 17
Lanjutan Lampiran. 6 Correlations Spearman's rho
Instruktur
Correlation Coefficient Sig. (2tailed)
Keterampilan
N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Instruktur 1,000 .
Keterampilan ,526* ,030
17 ,526* ,030
17 1,000 .
17
17
Fasilitas 1,000 . 17 ,412 ,101 17
Pengetahuan ,412 ,101 17 1,000 . 17
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2tailed).
Correlations Spearman's rho
Fasilitas
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Pengetahuan Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Correlations Spearman's rho
Fasilitas
Sikap
Correlation Coefficient Sig. (2tailed)
Fasilitas 1,000 .
N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
17 ,606** ,010 17
Sikap ,606** ,010 17 1,000 . 17
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
Correlations Spearman's rho
Fasilitas
Keterampilan
Fasilitas Keterampilan 1,000 ,690** . ,002 N 17 17 Correlation Coefficient ,690** 1,000 Sig. (2tailed) ,002 . N 17 17 Correlation Coefficient Sig. (2tailed)
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
Lanjutan Lampiran. 6 Correlations Spearman's rho
Materi
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Pengetahuan Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Materi 1,000 . 17 ,141 ,589 17
Pengetahuan ,141 ,589 17 1,000 . 17
Correlations Spearman's rho
Materi Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Sikap Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Materi 1,000 . 17 ,150 ,565 17
Sikap ,150 ,565 17 1,000 . 17
Correlations Spearman's rho
Materi
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Keterampilan Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Materi 1,000 . 17 ,152 ,561 17
Keterampilan ,152 ,561 17 1,000 . 17
Waktu 1,000 . 17 ,051 ,847 17
Pengetahuan ,051 ,847 17 1,000 . 17
Correlations Spearman's rho
Waktu
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Pengetahuan Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Lanjutan Lampiran. 6 Correlations Spearman's rho
Waktu Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Sikap Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Waktu 1,000 . 17 ,128 ,624 17
Sikap ,128 ,624 17 1,000 . 17
Correlations Spearman's rho
Waktu
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Keterampilan Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Waktu 1,000 . 17 ,187 ,473 17
Keterampilan ,187 ,473 17 1,000 . 17
Manfaat 1,000 . 17 ,019 ,942 17
Pengetahuan ,019 ,942 17 1,000 . 17
Correlations Spearman's rho
Manfaat
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Pengetahuan Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Correlations Spearman's rho
Manfaat Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Sikap Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Manfaat 1,000 . 17 ,140 ,593 17
Sikap ,140 ,593 17 1,000 . 17
Lanjutan Lampiran. 6 Correlations Spearman's rho
Manfaat 1,000 . 17 ,269 ,296 17
Manfaat
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Keterampilan Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Keterampilan ,269 ,296 17 1,000 . 17
Correlations Spearman's rho
Pengetahuan
Kebutuhan
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Pengetahuan 1,000 . 17 ,364 ,150 17
Kebutuhan ,364 ,150 17 1,000 . 17
Correlations Spearman's rho
Kebutuhan
Sikap
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Kebutuhan 1,000 . 17 ,217 ,403 17
Sikap ,217 ,403 17 1,000 . 17
Correlations Spearman's rho
Kebutuhan
Keterampilan
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2tailed).
Kebutuhan 1,000 . 17 ,484* ,049 17
Keterampilan ,484* ,049 17 1,000 . 17
Lanjutan Lampiran. 6 Correlations Spearman's rho
Pengetahuan Correlation Coefficient Sig. (2tailed)
Pengetahuan 1,000 .
N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Kinerja
Kinerja ,587* ,013
17 ,587* ,013
17 1,000 .
17
17
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2tailed).
Correlations Spearman's rho
Kinerja
Sikap
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Kinerja 1,000 . 17 ,736** ,001 17
Sikap ,736** ,001 17 1,000 . 17
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
Correlations Spearman's rho
Kinerja
Keterampilan
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
Kinerja Keterampilan 1,000 ,826** . ,000 17 17 ,826** 1,000 ,000 . 17 17
1 ANALISIS HUBUNGAN EFEKTIVITAS PELATIHAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS KOMPETENSI DENGAN KINERJA KARYAWAN ( PT. Surveyor Indonesia Divisi Sumber Daya Manusia)
Yossi Hanifathun Salsabila Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen ABSTRACT PT. Surveyor Indonesia is a services company that are focus on survey, consultant and inspection field. In operational activities, PT. Surveyor Indonesia has four competens that are innovation, integrity, competencies and care. Because that human resource is important for this company. So PT. Survyor Indonesia always develop their HR. One of their development activities is training. Training that have build by PT. Surveyor Indonesia is competens based human resource management (CBHRM). The purpose of this research are (1) to know about the employee’s perception of realization CBHRM training and their performance at PT. Surveyor Indonesia, (2) to analyze the correlation between CBHRM training and performance at PT. Surveyor Indonesia. The research realization in PT. Surveyor Indonesia since March until May 2008. The data that used in this research are primary and secondary data. The primary data received from interview with development personal in HRD Division of PT. Surveyor Indonesia and questionnaire distributing to all CBHRM training participant. The secondary data received from literature study. The research use analyze of rank spearman correlation with SPSS 13.0 version to processing the data. The result of perception analysis about realization CBHRM training show most of responden agree that the training is good. But there are two training indicator need to be repair that are training need analysis and training material. The result of perception analysis about participant performance show most of responden agree that treir knowledge, attitude and skill are increasing and their performance be better than before. From rank spearman correlation analysis there are four indicator of training have positive correlation with knowledge, attitude and skill, that are training program, trainer, training facilities and training need analysis. From rank spearman correlation analysis show that knowledge, attitude and skill have carelation with employee performance. So it can be conclude that training activity indirectly have contribute to increase the employee performance by increasing knowledge, attitude and skill of the employee. meningkatkan potensi, pengetahuan dan I. PENDAHULUAN wawasan, keterampilan kerja, kemampuan Semakin tajamnya tantangan usaha manajerial, sikap dan kepribadian, serta domestik dan global akibat cepatnya faktorfaktor lain yang terdapat dalam diri perubahan teknologi dan lingkungan di manusia. Pengembangan sumber daya berbagai aspek kehidupan manusia maka manusia ini hendaknya dilakukan secara setiap perusahaan membutuhkan sumber berkelanjutan sebab karyawan yang daya manusia (SDM) yang memiliki berkualitas merupakan aset jangka pendek kompetensi agar dapat meningkatkan dan jangka panjang yang dimiliki oleh kualitas produk atau jasa yang disediakan perusahaan. Kualitas karyawan yang baik oleh perusahaan. Sehingga perusahaan tidak akan berpengaruh kepada kinerja dari sematamata mengejar produktivitas yang karyawan tersebut dan pada akhirnya akan tinggi dalam proses pencapaiannya tetapi berpengaruh pada kinerja dari perusahaan. lebih pada kinerja. Karena kinerja setiap Kegiatan pengembangan tersebut dapat individu merupakan kunci pencapaian dicapai dengan melaksanakan pelatihan. produktivitas. Dimana kinerja merupakan PT. Surveyor Indonesia merupakan hasil akhir yang didasarkan pada tingkat prusahaan jasa yang bergerak dalam bidang mutu dan standar yang telah ditetapkan. survey, inspeksi dan konsultan. PT. Surveyor Oleh Karena itu perusahaan memerlukan Indonesia memiliki kompetensi dasar yang sumber daya manusia yang memiliki digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kemampuan yang unik sesuai dengan visi kegiatan operasionalnya. Kompetensi dasar dan misinya. tersebut yaitu inovasi, integritas dan Pengembangan sumber daya manusia kompeten dan kepedulian. Oleh karena itu merupakan kegiatan yang bertujuan untuk PT. Surveyor Indonesia memerlukan SDM
2 yang berkompeten. Untuk mendapatkan SDM yang berkompeten PT. Surveyor Indonesia melakukan kegiatan pengembangan, yang salah satunya melalui kegiatan pelatihan. Salah satu pelatihan yang telah dilaksanakan yaitu pelatihan manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi (MSDMBK). Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan karyawan pada Divisi SDM dalam mengelola dan mengembangkan SDM sesuai kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: (1) Bagaimana persepsi karyawan tentang pelatihan MSDMBK dan kinerja karyawan, (2) Bagaimana hubungan efektivitas pelatihan MSDMBK dengan kinerja karyawan. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengetahui persepsi karyawan tentang pelatihan MSDMBK dan kinerja karyawan serta mnganalisis hubungan pelatihan MSDMBK dengan kinerja karyawan. II. METODOLOGI PENELITIAN
Surveyor Indonesia yaitu melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan. Kegiatan pendidikan dan pelatihan tersebut diselenggarakan dalam berbagai bentuk yaitu kegiatan pendidikan/sekolah, kursus, seminar, lokakarya, on the job training, orientasi dan sosialisasi. Kegiatan pelatihan yang diadakan oleh PT. Surveyor Indonesia tersebut diharapkan akan meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan karyawan. Sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kinerja karyawan. Kerangka pemikiran konseptual dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. PT. Surveyor Indonesia Visi, Misi dan Tujuan
Inovasi
Kompetensi
Integritas
Kepedulian
Sumber Daya Manusia yang berkompeten
Pengembangan SDM
Pendidikan
Seminar
Kursus
Lokakarya
Pelatihan
On The Job
Orientasi &
2.1 Kerangka Pemikiran Efektivitas Pelatihan
1. Kerangka Pemikiran Konseptual PT. Surveyor Indonesia mempunyai empat kompetensi dasar yang digunakan dalam proses pencapaian visi dan misi, yaitu inovasi, integritas, kompeten dan kepedulian. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa PT. Surveyor Indonesia bersifat people based. PT. Surveyor menyadari bahwa sebagai perusahaan penyedia jasa sumber daya manusia yang bermutu memegang peranan yang sangat vital dan tenaga kerja yang bermutu merupakan kekuatan utama dari perusahaan, maka PT. Surveyor Indonesia memberikan penekanan yang penting kepada pengembangan sumber daya manusianya. Kegiatan pengembangan yang dilakukan oleh PT. Surveyor Indonesia merupakan pengembangan dengan prinsip life long education guna menambah pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang dimiliki oleh sumber daya manusianya. Kegiatan pengembangan yang dilakukan oleh PT.
Kinerja Karyawan
Kinerja Perusahaan
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Konseptual 2. Kerangka Pemikiran Operasional Persaingan usaha yang semakin ketat khususnya dalam bidang jasa mengharuskan setiap perusahaan untuk mempunyai satu kompetensi tersendiri untuk dapat unggul dalam persaingan tersebut. PT. Surveyor Indonesia melalui visi, misi dan tujuannya berusaha untuk mencapai keunggulan tersebut. Selain itu PT. Surveyor Indonesia menetapkan empat nilai inti yang selalu dianut perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya yaitu inovasi, kompetensi, integritas dan kepedulian. Keempat nilai inti yang ditetapkan tersebut membantu
3
PT. Surveyor Indonesia Visi, Misi dan Tujuan
Pengembangan SDM
Efektivitas Pelatihan MSDMBK: Program pelatihan Metode pelatihan Trainer/instruktur Fasilitas pelatihan Kebutuhan akan pelatihan Materi pelatihan Waktu/lamanya pelatihan Manfaat pelatihan
Persepsi
Proses Pelatihan MSDMBK
Rank Spearman
memberikan nilai tambah bagi perusahaan dalam kinerjanya. Sumber daya manusia yang bermutu menjadi faktor utama dalam terciptanya sebuah keunggulan perusahaan. Dalam rangka mendapatkan sumber daya manusia yang bermutu dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan PT. Surveyor Indonesia telah mengikutsertakan karyawannya dalam beberapa kegiatan pelatihan salah satunya yaitu pelatihan Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi (MSDMBK). Pelatihan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan peserta tentang konsep manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi. Dimana pelatihan tersebut dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan peserta dalam memahami sumber daya manusia yang berkompeten, sehingga dengan memahami hal tersebut diharapkan para karyawan dapat meningkatkan kompetensi diri dan akhirnya akan berujung pada perbaikan kinerja. Keberhasilan suatu pelatihan tersebut dapat diketahui dengan melakukan analisis efektivitas. Efektivitas pelatihan MSDMBK tersebut diteliti melalui beberapa indikator sebagai berikut: program pelatihan MSDM BK, metode pelatihan, fasilitas pelatihan, pengajar/trainer, kebutuhan akan pelatihan MSDMBK, dukungan perusahaan tentang pelatihan tersebut, manfaat pelatihan, materi pelatihan dan waktu penyelenggaraan pelatihan. Langkah awal untuk mengetahui efektivitas pelatihan yaitu dengan mengetahui persepsi peserta tentang pelatihan tersebut. Efektivitas pelatihan tersebut dianalisis hubungannya dengan kinerja karyawan. Peningkatan kinerja karyawan dilihat dari tiga indikator yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Peningkatan dari ketiga indikator tersebut dapat meningkatan kinerja karyawan. Penilaian efektivitas pelatihan dengan peningkatan kinerja karyawan tersebut menggunakan korelasi Rank Spearman dengan bantuan software SPSS. 13 for window. Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.
Pengetahuan Keterampilan sikap
Karyawan Berkompeten
Kinerja Karyawan
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional 2.2 Klasifikasi Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung, wawancara langsung dengan pihak pengembangan SDM perusahaan, serta penyebaran kuesioner. Data sekunder diperoleh dari studi literature dan data yang telah disediakan oleh pihak perusahaan. Kuesioner disebarkan kepada 17 orang responden yaitu keseluruhan peserta pelatihan MSDMBK. Pengisian kuesioner menggunakan skala likert. 2.3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Uji validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur mengukur apa yang ingin diukur atau. Uji validitas yang dilakukan yaitu dengan menggunakan rumus korelasi pearson product moment. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Pengujian instrumen penelitian menggunakan uji validitas dan reliabilitas Alpha dengan bantuan program SPSS versi 13.0.
4 2.4 Analisis Korelasi Rank Spearman Analisis korelasi rank spearman digunakan untuk menilai hubungan antara efektivitas pelatihan dengan kinerja karyawan. Langkah yan dilakukan dalam analisis rank spearman sebagai berikut: a. Penetapan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara yang menyatakan adanya hubungan diantara variabelvarabel tertentu. Hipotesis dapat dirumuskan melalui latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka pemikiran. b. Perhitungan Perhitungan dalam korelasi rank spearman menggunakan rumus sebagai berikut: 6 d 2 r s = 1 - å2 i …………………… (1) n ( n - 1 ) Keterangan: r s = koefisien korelasi Rank Spearman
d i 2
= selisih antara rank bagi X dan Y n = jumlah pasangan pengamatan antara satu peubah terhadap peubah yang lainnya. Bila banyak terdapat angka bernilai sama, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: 2
å
2
2 i
å x + å y - 6å d ……………….. (2) 2 å x . å y
r s =
r = 1 Hubungan X dan Y sempurna negatif (mendekati 1, hubungan sangat kuat dan negatif ). r = 0 Hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan. Kalau r antara 0 sampai 1, maka kedua variabel berkorelasi dengan keeratan relatif. Semakin mendekati 1, maka keeratan hubungan semakin tinggi. Untuk koefisien korelasi pada rentang tersebut digunakan ketentuan sebagai berikut : 1. 0,000,25 : No assosiation, menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel X dengan Variabel Y. 2. 0,260,50 : Moderately low assosiation, menunjukkan hubungan yang agak lemah antara variabel X dengan variabel Y. 3. 0,510,75 : Moderately high assosiation, menunjukkan hubungan yang agak kuat antara variabel X dengan variabel Y. 4. 0,761,00: High assosiation, menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara variabel X dengan variabel Y. Tingkat signifikansi yang dipilih adalah 0,05 (5%). Hasil perbandingan nilai r hitung tersebut dikonsultasikan dengan tabel r yang digunakan dalam memutuskan dapat diterima atau ditolak.
2
2
n 3 - n x = - å T x 12 ………………… (3)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
2
3.1 Gambaran Umum PT. Surveyor Indonesia
3
2
n - n
åy = 12 -åT
y
.................................(4)
3
å T
x
å T
y
= =
t x - t x 12 ……………………….
(5)
3 y
t - t y
12 …………………………. (6) Keterangan : T = Faktor koreksi. tx= Banyaknya observasi untuk X tertentu yang sama. ty= Banyaknya observasi untuk Y tertentu yang sama. Besarnya nilai r terletak antara 1 < r < 1, artinya : r = +1 Hubungan X dan Y sempurna positif (mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif ).
PT. Surveyor Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dibentuk sebagai usaha patungan antara pemerintah Indonesia dengan PT (Persero) Sucofindo dan Societe Generate de Surveillance (SGS) Holding SA. Latar belakang pendirian PT Surveyor Indonesia adalah meneruskan pelaksanaan inspeksi pra pengapalan (preshipment inspectionPSI) yang ditugaskan pemerintah melalui PT Sucofindo kepada SGS, yang berakhir masa kontraknya tanggal 30 April 1991. Pendirian PT Surveyor Indonesia didukung oleh undangundang penanaman modal asing No. 1 tahun 1967 dan No.11 tahun 1970, serta Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 1991 dan persetujuan dari Presiden Republik Indonesia No. B243/Pres/7/1991 tanggal 25 Juli 1991, melalui Surat
5 Pemberitahuan tentang Persetujuan Presiden dari Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal tanggal 27 Juli 1991 No. 208/PMA/1991. PT Surveyor Indonesia didirikan berdasarkan Akte Notaris Muhani Salim, SH No. 154 tanggal 29 Juli 1991 yang dibuat di hadapan Notaris yang sama. Akte Pendirian tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C27104 HT.01.01 tahun 1991 tanggal 26 November 1991 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.3 tanggal 10 Januari 1992. Sejak bulan April 1997, dengan berakhirnya masa kontrak PSI, PT Surveyor Indonesia telah merumuskan kembali misinya sebagai perusahaan jasa surveyor dalam arti luas dan tidak terbatas pada pekerjaan PSI seperti semula dengan memperoleh Surat Persetujuan Perluasan Penanaman Modal Asing dari Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 160/II/PMA/1997 Nomor Proyek: 832401 3611 tanggal 15 September 1997. Pada tahun 2006, melalui rekomendasi dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), PT Surveyor Indonesia memperoleh Surat Izin Usaha Jasa Survey (SIUJS) Nomor SIUJS 12/SIUJS/PDN.2/7/ 2006 pada tanggal 17 Juli 2006. Pada tanggal 16 Mei 2007 PT Surveyor Indonesia memperoleh Surat Izin Tetap Usaha Perdagangan (SITUP) yang dikeluarkan oleh BKPM No. 19/T/PERDAGANGAN/1997 pada tanggal 8 Januari 1997 dan memperoleh Izin Perluasan dari BKPM No. 412/T/PERDAGANGAN/2007. Visi dari PT. Surveyor Indonesia yaitu menjadi perusahaan yang terpecaya dan terkemuka dibidang konsultasi yang berbasis survey dan inspeksi melalui inovasi di bidang jasa. Misi dari PT. Surveyor Indonesia yaitu menciptakan nilai tambah kepada pihak yang berkepentingan melalui penyediaan jasa secara pofesional. Tujuan yang ingin dicapai oleh PT. Surveyor Indonesia yaitu: 1. Perbaikan kompetensi dan komposisi karyawan secara optimal untuk mendukung keunggulan daya saing perusahaan. 2. Perbaikan proses bisnis internal.
3. Peningkatan keunggulan daya saing melalui penciptaan nilai tambah serta penyajian jasa yang bermutu tinggi yang ditujukan untuk menciptakan kepuasan pelanggan. 4. Peningkatan penetrasi dan efisiensi pemasaran untuk mendorong pengembangan pasar. 5. Mendorong peningkatan pendapatan secara berimbang antara segmen pemerintah pusat, pemerintah daerah dan swasta. 6. Meningkatkan efisiensi biaya secara signifikan untuk mencapai laba yang berkesinambungan. Sesuai dengan anggaran dasar perusahaan, PT Surveyor Indonesia bergerak dalam penyediaan jasa survey, inspeksi dan konsultasi. Pasar PT Surveyor Indonesia mencakup berbagai sektor, seperti : 1. Sektor Migas a. Verivikasi rencana impor barang barang migas (master list) b. Apresiasi Domestik Produk (ADP), yang terdiri atas empat tahapan pelaksanaan, yaitu audit awal, audit berkala, penyaksian produksi, dan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negri). 2. Sektor Pertambangan a. Jasa pemetaan potensi pertambangan b. Jasa survey cadangan mineral 3. Sektor Kelautan a. Sistem pengawasan pertambangan b. Jasa pengawasan pengukuran dan penyerahan minyak dan gas bumi di titik penyerahan (CTP) c. Jasa penjaminan dan pengendalian mutu (QA/QC) d. Survey kelautan 4. Konsultasi a. ISO Mutu b. Pengendalian lingkungan 5. Pemeriksaan / Inspeksi a. Pipeline Integrity Management Sistem (PIMS) b. Continuous Drilling Safety Audit (CDSA) c. Jasa testing seperti Uji Tanpa Rusak (UTR) 6. Jasa lainnya a. Inventarisasin aset – aset pemda b. Penilai harga satuan barang
6 PT Surveyor Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yang bersifat peoplebased, yaitu sumber daya manusia (SDM) yang bermutu memegang peranan sangat vital dalam proses penyediaan jasa. Saat ini PT. Surveyor Indonesia memiliki karyawan sebanyak 461 orang, yaitu terdiri dari 244 orang dikantor pusat dan 217 orang tersebar di kantor cabang diseluruh Indonesia. Ketenagakerjaan pada PT. surveyor Indonesia dikelola oleh Divisi Sumber Daya Manusia (DSDM). Fungsi dari DSDM pada PT. Surveyor Indonesia yaitu : 1. mengelola kebijakan, panduan, pedoman dan ketentuan yang berkaitan dengan staffing (penarikan, seleksi, penempatan karyawan), pemeliharaan, pengembangan dan pembinaan (renumerasi/kompensasi, karir, pengembangan kompetensi, hubungan industrial, administrasi kekaryawanan dan pengakhiran (terminasi), serta memastikan pemahaman dan kepatuhan penerapannya diseluruh jajaran perusahaan 2. Melaksanakan dan mengelola kegiatan rekruitmen, mengembangkan karyawan, pengelolaan karir, dan pembinaan hubungan karyawan. 3.2 Konsep Manajemen SDM Berbasis Kompetensi PT. Surveyor Indonesia Konsep manajemen sumber daya manusia yang diterapkan oleh DSDM yaitu sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian aktivitas tenaga kerja mulai dari rekruitmen sampai dengan pensiun dimana proses pengambilan keputusan keputusannya didasarkan pada informasi kebutuhan kompetensi jabatan dan kompetensi individu untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi dalam pengambilan keputusan dan aktivitas yang dilaksanakan selalu mengacu kepada kebutuhan kompetensi jabatan dan kompetensi individu yang terukur dan dapat teramati validitasnya berdasarkan perilaku seseorang yang bekerja dalam suatu organisasi. Fungsi dan tujuan diterapkan manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi yaitu dapat menciptakan SDM yang terampil
dan memiliki sifat unggul, SDM yang potensial dan berkinerja baik, pemberdayaan SDM yang terarah, dukungan dari penilaian kinerja yang objektif dan menciptakan lingkungan kerja yang dapat mendukung terciptanya produktivitas. Kompetensi tersebut juga mendasari kegiatan pengelolaan dan pengembangan SDM yaitu sebagai berikut Perencanaan karyawan, pengadaan SDM, pendidikan dan pelatihan, pengelolaan kinerja karyawan, pengembangan karir dan kompensasi. 3.3 Sistem Pelatihan Dasar kegiatan pelatihan pada PT. Surveyor Indonesia yaitu Surat Keputusan Direksi PT. Surveyor Indonesia No. 003/DR CSR/HRD/V/2005 tentang Addendum SKD 021/PDRCS/HRD/II/2004 tentang Pendidikan dan Pelatihan PT. Surveyor Indonesia. Prosedur pendidikan dan pelatihan (diklat) pada PT. Surveyor Indonesia mengacu pada Surat Keputusan Direksi PT. Surveyor Indonesia No. 003/PDR CSR/HRD/V/2005 tentang Addendum SKD 021/PDRCS/HRD/II/2004 tentang Pendidikan dan Pelatihan PT. Surveyor Indonesia. Prosedur diklat disusun dengan tujuan sebagai panduan dalam pelaksanaan diklat pada PT. Surveyor Indonesia guna terpenuhinya kompetensi yang diperlukan. Pada prosedur tersebut juga dijelaskan bahwa tanggung jawab diklat dipegang oleh kepala divisi SDM dan kepala SBU/Cabang. Kepala DIvisi SDM bertanggung jawab atas persetujuan program Diklat tahunan baik tingkat korporat, kantor pusat, cabang dan SBU dan realisasi program diklat tahunan korporat. Sedangkan kepala cabang/SBU bertanggung jawab atas usulan dan realisasi Program Diklat tahunan Cabang/SBU. Kebutuhan diklat suatu unit kerja dilakukan dengan mempertimbangkan Kebutuhan bisnis, Kebutuhan kinerja dan Kebutuhan pembelajaran lingkungan kerja. Penyusunan proses program diklat pada PT. Surveyor Indonesia terdapat tiga tahapan, yaitu input, proses dan output. Penilaian kebutuhan bisnis, kebutuhan kinerja dan kebutuhan pembelajaran dan lingkungan kerja dari tiap unit kerja merupakan input dari pelatihan yang akan diselenggarakan oleh PT. Surveyor Indonesia. Input tersebut
7 akan diproses menjadi sebuah usulan program diklat tahunan bagi semua unit kerja (SDMFM0102) dan usulan program diklat korporat pada Divisi SDM (SDMFM01 01). Kemudian usulan program diklat tahunan unit kerja tesebut dikirimkan kepada Divisi SDM yang selanjutnya akan ditinjau oleh Divisi SDM, kemudian apabila program diklat tersebut disetujui, kepala dari masing masing unit kerja menandatangani program diklat tahunan tersebut dan diserahkan kepada Divisi SDM untuk ditandatangani dan didistribusikan oleh Divisi SDM. Jenis program diklat yaitu diklat korporat dan Diklat kantor pusat, Cabang dan SBU. 3.2 Data Karakteristik Responden Tabel 1. Karakteristik Responden Jumlah
Karakteristik
Jenis Kelamin
Persentase
Responden
(%)
Pria
8
47,06 52,94
Wanita
9
1929 tahun
1
5,9
3039 tahun
8
47,05
4049 tahun
8
47,05
15 tahun
2
11,8
610 tahun
5
29,4
1119 tahun
10
58,8
Tingkat
S1
16
94,1
Pendidikan
S2
1
5,9
Usia
Masa Kerja
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa responden wanita lebih banyak dari pada responden pria. Tetapi perbedaan jumlah pria dan wanita tidak terlalu signfikan. Hal ini disebabkan tugas yang dilakukan tidak menuntut adanya kecenderungan pada jenis kelamin tertentu. Secara keseluruhan responden berpendidikan terakhir strata satu (S1), dan hal ini dapat diartikan bahwa tingkat pengetahuan responden sudah memadai untuk melakukan sebuah aktivitas kerja, dan dapat dipastikan bahwa pola pikir sudah terbentuk dengan baik karena tingginya pendidikan, sehingga tidak menyulitkan bagi pihak perusahaan untuk melakukan pengembangan potensi karyawan. Usia responden sebagian besar berada pada selang 3049 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelatihan tersebut tepat dilakukan, karena selang usia 3049 masih berada pada usia produktif. Responden memiliki masa kerja diatas 11 tahun, berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman responden
terhadap kondisi perusahaan sudah cukup matang, sehingga apabila diadakan pelatihan dapat digunakan dalam perbaikan perusahaan.
3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Uji validitas kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui apakah pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner telah memenuhi syarat atau tidak, untuk dijadikan sebagai data utama dalam penelitian dan hasilnya akan diikutsertakan juga dalam pengolahan berikutnya. Dalam penelitian ini kuesioner disebarkan kepada 17 orang responden dengan 31 pertanyaan tertutup. Hasil dari uji validitas tersebut terdapat satu pertanyaan yang tidak valid yaitu pertanyaan no. 26 dengan tingkat signifikansinya 0,875 dengan nilai korelasi pearson 0,041 sehingga pertanyaan tersebut tidak dapat diterima dan pertanyaan tersebut kemudian tidak diikutkan dalam pengolahan data berikutnya. Pengujian reliabilitas yang digunakan yaitu teknik Cronbach’s Alpha dengan bantuan software SPSS versi 13,00. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan r alpha sebesar 0.929 pada akhir analisa yang berarti bahwa kuesioner yang disebarkan sangat reliable, mengacu pada klasifikasi tabel alpha George (2003), maka nilai perhitungan tersebut berada pada kesimpulan sempurna (excellent), sehingga dapat diandalkan sebagai alat ukur dalam penelitian. 3.4 Analisis Hubungan Efektivitas Pelatihan MSDMBK dengan Kinerja Karyawan
1. Analisis Persepsi Responden terhadap Pelatihan MSDMBK Karyawan
dan
Kinerja
PT. Surveyor Indonesia menyelenggarakan pelatihan manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi (MSDMBK) yang dilaksanakan 30 Mei 2007. Pelatihan tersebut terselenggara atas kerja sama PT. Surveyor Indonesia dengan PT. Aplikasi Sistem Bisnis (PT. ASB) Bandung, selama satu hari dan bertempat di PT. Surveyor Indonesia. Tujuan dari pelatihan MSDMBK yaitu untuk memperluas pengetahuan peserta
8 tentang konsep manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi (MSDMBK) dalam kaitannya dengan manajemen perusahaan. Selain itu juga memberikan pemahaman yang menyeluruh kepada para peserta tentang konsep kompetensi dan pengukuran kompetensi yang dibutuhkan suatu jabatan dan kompetensi yang dimiliki individu pemegang jabatan, serta strategi implementasinya. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta tentang metode pengukuran kebutuhan kompetensi jabatan dan tingkat kompetensi individu, dengan menerapkan beberapa metode pengukuran, seperti metode panel, 360 derajat, kuesioner dan wawancara perilaku. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini yaitu memanfaatkan instruktur sebagai fasilitator dan pemandu. Pada pelatihan ini juga menuntut partisipasi aktif dari para peserta sehingga setiap peserta dapat memahami pelatihan dengan mudah karena dapat langsung dipraktekan. Materi yang dibahas dalam pelatihan ini yaitu pengantar manajemen SDM berbasis kompetensi, konsep kompetensi, kompetensi inti dan kompetensi pendukung, kebutuhan kompetensi jabatan, metode pengukuran kompetensi jabatan, alat ukur kebutuhan kompetensi jabatan, aplikasi pengukuran kompetensi individu dan strategi implementasi MSDMBK. Efektifitas pelatihan tersebut dapat diketahui dengan melakukan analisis terhadap persepsi para peserta pelatihan. Bedasarkan hasil analisis persepsi tersebut dapat diketahui anggapan peserta tentang pelatihan yang telah dilaksanakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 2. Persepsi Responden Terhadap Pelatihan MSDMBK No
Indikator Pelatihan
Skor Rataan
1
Program Pelatihan
3,76
Setuju
2
Metode Pelatihan
3,82
Setuju
3
3,82
Setuju
4
Instruktur/Trainer Pelatihan Fasilitas Pelatihan
3,59
Setuju
5
Materi Pelatihan
3,35
Cukup Setuju
6
Ketengan
3,88
7
Waktu/lamanya Pelatihan Kebutuhan Pelatihan
3,24
Cukup Setuju
8
Manfaat Pelatihan
3,88
Setuju
Total
3,69
Setuju
Setuju
Berdasatkan tabel 2 secara keseluruhan pelaksanaan pelatihan MSDMBK
dinyatakan baik. Sehingga pelatihan tersebut dapat disimpulkan efektif. Metode inhouse training yang digunakan dalam pelatihan MSDMBK nilai sesuai oleh peserta, karena metode tersebut dapat mengefisiensikan biaya dan waktu. Fasilitas yang digunakan dalam pelatihan MSDMBK sudah memadai, yaitu kondisi ruangan yang nyaman dan alat bantu penyampaian yang lengkap seperti laptop, LCD dan alat pendukung lainnya. Waktu pelaksanaan pelatihan dinilai baik oleh peserta, hal ini ditunjukkan dari persetujuan peserta pada pernyataan dalam kuesioner. waktu pelaksanaan pelatihan yaitu satu hari penuh dai siang sampai sore sehingga tidak banyak menganggu pekerjaan peserta seharihari. Materi yang disampaikan pada pelatihan MSDMBK dinilai masih kurang sesuai dengan tugas dan pekerjaan yang dilakukan oleh peserta. Pelatihan MSDMBK yang dilaksanakan oleh PT. Surveyor Indonesia dinilai kurang sesuai dengan kebutuhan peserta. Karena sebagian besar peserta yang mengikuti pelatihan tersebut atas permintaan perusahaan bukan karena hasil TNA (Training Need Analysis). Sebagian besar peserta pelatihan MSDMBK menyatakan bahwa pelatihan MSDMBK tersebut bermanfaat dalam menunjang pekerjaan mereka, walaupun kurang sesuai dengan kebutuhan. Kinerja adalah hasil (output) dari proses pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi yang bersangkutan. Kinerja seseorang dapat dipengaruhi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Untuk mengetahui persepsi responden tentang pengetahuan, sikap keterampilan dan kinerja dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Pesepsi Responden terhadap Pengetahuan,Sikap,keterampilan dan kinerja No.
Skor Rataan
Keterangan
1
Pengetahuan
3,98
Setuju
2
Sikap
3,99
Setuju
3
Keterampilan
3,87
Setuju
4
Kinerja
3,96
Setuju
Responden menyatakan setuju bahwa pengetahuan responden tentang konsep MSDBBK bertambah setelah mengikuti pelatihan MSDMBK. Persepsi responden mengenai dampak pelaksanaan pelatihan
9 MSDMBK terhadap sikap adalah baik. Hal ini dibuktikan dari sebagian besar responden yang menyatakan bahwa terjadi peningkatan pada disiplin dan tanggung mereka. Selain itu sebagian besar responden juga menyatakan bahwa responden dapat menyesuaikan diri pada situasi apapun dan dapat berkomunikasi dengan baik diantara teman sekerja dan atasan. Persepsi responden terhadap keterampilan responden setelah adanya pelatihan MSDMBK yaitu baik, terbukti sebagian besar dari responden menyatakan setuju, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden dapat mengurangi kesalahan dalam pengerjaan tugas dan dapat mengerjakan tugas sesuai standar kerja yang ditetapkan oleh perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterampilan dari peserta pelatihan mengalami peningkatan. Responden juga menyatakan setuju kinerjanya baik. Dimana kinerja tersebut diuraikan dalam pernyataan yang mengandung unsur tanggung jawab, displin dan output kerja. Sebagian besar responden menyatakan setuju dengan penyataan yang tersedia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja responden lebih baik setelah mengikuti pelatihan. Peningkatan kinerja tersebut terjadi karena peningkatan pada pengetahuan, sikap dan keterampilan dari para peserta pelatihan. 2. Hasil Korelasi Rank Spearman Analisis hubungan efektivitas pelatihan dengan kinerja karyawan dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Rank spearman. Uji analisis hubungan tersebut dilakukan dengan menghubungkan masingmasing indikator pelatihan dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Apabila terjadi hubungan yang positif dan nyata maka dapat disimpulkan bahwa pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan karyawan, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kinerja karyawan. Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi 0.05. Apabila probabilitas atau peluang < α (alpha) maka dapat diartikan terdapat hubungan yang nyata dan positif. Sebaliknya, jika terdapat nilai probabilitas atau peluang > α, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang nyata.
Hasil analisis korelasi rank spearman diperoleh empat indikator pelatihan yang berhubungan positif dan nyata terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Indikator Pelatihan yang berhubungan dengan Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan. Analisis Korelasi No.
Indikator
Nilai Korelasi
1
2.
3.
4.
Program Pelatihan
Instruktur Pelatihan
Fasilitas Pelatihan
Kebutuhan Pelatihan
Pengetahuan
0,801
Sikap
0,600
Keterampilan
0,608
Pengetahuan
0,589
Sikap
0,612
Keterampilan
0,526
Sikap
0,606
Keterampilan
0,690
Keterampilan
0,484
Keterangan Positif, kuat dan nyata Positif,
agak
kuat dan nyata Positif,
agak
kuat dan nyata Positif,
agak
kuat dan nyata Positif,
agak
kuat dan nyata Positif,
agak
kuat dan nyata Positif,
agak
kuat dan nyata Positif,
agak
kuat dan nyata Positif,
agak
kuat dan nyata
Program pelatihan tersebut mempunyai hubungan yang positif, agak kuat dan nyata dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sehingga semakin baik program pelatihan tersebut disusun maka akan semakin meningkat pula pengetahuan, keterampilan serta sikap dari peserta. Instruktur pelatihan menurut hasil uji korelasi rank spearman mempunyai hubungan yang positif, agak kuat dan nyata, dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hal ini dikarenakan instruktur pelatihan adalah kunci utama dari pelatihan. Fasilitas sebagai pendukung kegiatan pelatihan ternyata tidak mempunyai hubungan yang nyata dalam peningkatan pengetahuan. Sehingga semakin baik fasilitas yang digunakan dalam pelatihan tidak akan meningkatkan pengetahuan peserta. Tetapi fasilitas pelatihan mempunyai hubungan yang positif, agak kuat dan nyata. Sehingga dapat dinyatakan bahwa semakin baik dan lengkap fasilitas yang disediakan dalam
10 pelatihan maka akan meningkatkan sikap dan keterampilan peserta. Kebutuhan akan pelatihan tidak mempunyai hubungan yang nyata dengan pengetahuan dan sikap, tetapi mempunyai hubungan positif, agak kuat dan nyata dengan keterampilan. Oleh karena itu sebelum diadakan pelatihan perlu diadakan analisis terhadap kebutuhan pelatihan, sehingga dapat meningkatkan keterampilan peserta. Untuk indikator pelatihan lainnya seperti metode pelatihan, Materi pelatihan dan waktu pelaksanaan pelatihan ternyata tidak memiliki hubungan yang positif dan nyata terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sehingga perusahaan tidak perlu terlalu focus dalam merencanakan indicator tersebut. Hubungan antara pengetahuan, sikap dan keterampilan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5. Analisis Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan dengan Kinerja Karyawan. N
Nilai
Nilai
Hubungan dengan
o
Korelasi
Peluang
Kinerja Karyawan Positif, agak kuat dan
1
Pengetahuan
0,587
0,013
2
Sikap
0,736
0,001
3
Keterampilan
0,826
0,000
nyata Positif, agak kuat dan nyata Positif, kuat dan nyata
Tabel 5 menunjukkan bahwa hubungan antara pengetahuan, sikap dan keterampilan terhadap kinerja adalah positif dan nyata. Pengetahuan dan sikap mempunyai hubungan yang agak kuat terhadap kinerja. Keterampilan menjadi faktor yang mempunyai hubungan kuat dengan peningkatan kinerja karena keterampilan tersebut merupakan implementasi langsung dari pengetahuan dan ilmu yang telah dimiliki. Kinerja seseorang lebih terlihat dari kemampuan orang dalam menyelesaikan pekerjaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, sikap dan keterampilan seseorang dapat meningkatkan kinerjanya dan pengetahuan, sikap serta keterampilan tersebut dapat ditingkatkan melalui adanya pelatihan. Jadi secara tidak langsung bahwa program pelatihan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kinerja karyawan.
3.5 Implikasi Manajerial PT. Surveyor Indonesia sebaiknya memperhatikan beberapa indikator pelatihan dalam pelaksanaan pelatihan selanjutnya, indikator pelatihan tersebut yaitu : 1. Program Pelatihan Program pelatihan mepunyai hubungan yang nyata dan positif terhadap penambahan pengetahuan, perbaikan sikap serta peningkatan keterampilan. Program pelatihan MSDMBK yanag telah dilaksanakan oleh PT. Surveyor Indonesia juga telah dinilai baik oleh peserta. Walaupun demikian penyusunan program pelatihan hendaknya perlu lebih diperhatikan. Program perlu disusun dengan baik agar dapat memberikan manfaat pada peserta yang mengikutinya. Penyusunan program pelatihan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan kebutuhan tugas dari karyawan. Sehingga sebelum menyusun program pelatihan hendaknya perusahaan mengadakan penilaian terhadap kebutuhan akan pelatihan, baik kebutuhan dari pihak perusahaan, kebutuhan tugas dan kebutuhan individu, agar penyusunan pelatihan dapat sesuai dengan sasaran yang dituju. Dan setelah program pelatihan tersebut selesai perlu diikuti dengan evaluasi hasil pelatihan. Sehingga dapat diketahui langsung kekurangan dan kelebihan dari kegiatan tersebut. selain itu juga perlu ada penyegaran kembali terhadap ilmu yang telah disampaikan dalam pelatihan sehingga dalam implementasi karyawan tidak mengalami kesulitan. 2. Instuktur Pelatihan Instruktur pelatihan mempunyai hubungan yang positif dan nyata terhadap penambahan pengetahuan, perbaikan sikap serta keterampilan peserta. Sehingga instruktur merupakan input yang penting untuk diperhatikan dalam proses pelaksanaan pelatihan. Instruktur tersebut bertugas memaparkan materi yang telah disusun dalam proses pelatihan dan sebagai fasilitator peserta dalam melakukan kegiatan yang bertujuan untuk lebih memahami materi yang dipaparkan. Oleh karena itu perusahaan harus melakukan seleksi terhadap instruktur untuk kegiatan pelatihan, apabila perusahaan bekerja sama
11 dengan lembaga pelatihan atau pihak lain perusahaan juga harus memilih rekan yang bonafit dan berkualitas. Sehingga pelatihan yang dilaksanakan dapat membawa hasil bagi perusahaan. 3. Fasilitas Pelatihan Fasilitas pelatihan mempunyai hubungan yang positif terhadap sikap dan keterampilan dari peserta. Fasilitas yang digunakan dalam mendukung pelaksanaan proses pelatihan perlu diperhatikan kesesuaiannya. Fasilitas tersebut tidak perlu mewah tetapi yang terpenting adalah fungsi dari fasilitas tersebut. Fasilitas yang digunakan dalam pelatihan dapat digunakan oleh peserta sebagai fasilitator dalam mengimplementasikan materi yang telah diperoleh dalam pelatihan dan fasilitator yang dapat memudahkan peserta dalam memahami materi yang disampaikan, Sehingga dapat meningkatkan keterampilan dan memperbaiki sikap dari peserta setelah pelatihan. 4. Kebutuhan Pelatihan Kesesuaian pelatihan dengan kebutuhan peserta merupakan input yang penting dalam meningkatkan keterampilan peserta. Hampir sebagian besar karyawan membutuhkan pelatihan untuk mengerjakan tugas tertentu yang mereka belum tahu atau kurang tahu cara penyelesaiannya. Apabila pelatihan tersebut sesuai dengan kebutuhan karyawan maka akan semakin meningkat pula keterampilan karyawan. Oleh karena itu perusahaan perlu melakukan analisis terlebih dahulu terhadap kemapuan yang diperlukan oleh karyawan. Selain itu juga perusahaan perlu mengadakan penyesuaian pelatihan yang akan ditawarkan kepada karyawan dengan Job description yang dimiliki oleh karyawan tersebut. Selain menyesuaikan dengan kebutuhan kerja karyawan perusahaan juga perlu menyesuaikan dengan pembentukan mental karyawan.Sehingga pelaksanaan pelatihan tidak siasia dan dapat langsung diaplikasikan oleh karyawan dalam penyelesaian tugas dan perbaikan dalam sikap dan mental karyawan. Tujuan akhir dari kegiatan pelatihan MSDMBK yaitu peningkatan kinerja karyawan pada divisi SDM. Kinerja yang diharapkan yaitu karyawan pada divisi
SDM dapat mengelola dan mengembangkan karyawan perusahaan sesuai kompetensi yang dibutuhkan. Kinerja seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa indikator antara lain pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dari hasil analisis persepsi terhadap peserta pelatihan MSDMBK setuju bahwa pengetahuan, sikap dan keterampilan mereka bertambah setelah mengikuti pelatihan tersebut. oleh karena itu PT. Surveyor Indonesia perlu memperhatikan pengembangan terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pengembangan tersebut tidak selalu dengan kegiatan pelatihan. Walaupun menurut persepsi peserta pelatihan MSDMBK pengetahuan, sikap dan keterampilan mereka telah bertambah, namun PT. Surveyor Indonesia harus selalu mengembangkan kemampuan mereka melalui kegiatan pelatihan lainnya. Pengetahuan, sikap dan keterampilan mempunyai hubungan yang positif dan nyata dalam peningatan kinerja. Selain melalui pelatihan, pengembangan karyawan juga dapat dilakukan dengan mengadakan knowledge sharing, seminar, program beasiswa untuk melanjutkan studi dan membangun learning organisasi dalam perusahaan. IV. Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan 1. Pelaksanaan Pelatihan MSDMBK yang dilaksanakan oleh PT. Surveyor Indonesia secara umum telah berjalan dengan baik dan efektif, hanya saja masih memiliki kekurangan pada penyusunan materi dan kesesuaian dalam analisis kebutuhan karyawan. 2. Sebagian besar responden mempunyai persepsi yang positif terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan. Responden juga mempunyai persepsi yang positif terhadap kinerja. 3. Program pelatihan memiliki hubungan yang positif dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Untuk input pelatihan instruktur, fasilitas dan kesesuaian kebutuhan mempunyai hubungan yang agak kuat, positif dan nyata terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Untuk input pelatihan
12 metode, materi dan waktu pelaksanaan tidak mempunyai hubungan yang nyata dengan peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan. 4. Pengetahuan, sikap dan keterampilan Mempunyai hubungan yang positif dan nyata pada peningkatan kinerja.
4.2 Saran 1. Perusahaan sebaiknya melakukan analisis kebutuhan pelatihan terhadap karyawan yang akan diikutkan dalam pelatihan secara lebih akurat sehingga pelatihan yang diberikan akan bernanfaat bagi karyawan tersebut. Selain itu juga perusahaan hendaknya menyusun materi pelatihan seefektif mungkin sehingga dapat dipahami oleh peserta dengan mudah. 2. Bardasarkan hasil penelitian bahwa pelatihan MSDMBK mempunyai hubungan yang positif terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga PT. Surveyor Indonesia disarankan untu mengadakan pelatihan lainnya untuk memperkaya pengetahuan karyawan, memperbaiki sikap dan meningkatkan keterampilan karyawan. 3. Mengingat pentingnya output, outcome dan impact dari suatu pelatihan maka perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai hubungan efektivitas bebagai jenis pelatihan yang dilakukan perusahaan terhadap kinerja karyawan. DAFTAR PUSTAKA
Basri, Mohd, AF, dan Rivai, Veithzal. 2005. Performance Appraisal. Raja Grafindo, Jakarta. Dessler, Gary. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan. Indeks, Jakarta. Edwin, B. Flippo. 2005. Manajemen Personalia. Erlangga, Jakarta. Hasibuan, M.2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta. Hardjana, Agus M. 2001. Training SDM yang Efektif. Kanisius, Yogyakarta.
Hunt, Nigel. 2000. Conducting Staff Appraisals. Malaysia: Grolier International Inc. Istijanto. 2005. Riset Sumber Daya Manusia. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Mangkuprawira, Sjafri dan Aida Vitayala Hubeis. 2007. Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia. Galia Indonesia, Bogor. Marpaung, Aprini Sarah. 2006. Analisis Efektivitas Pelatihan ESQ dengan Motivasi Kerja Karyawan, PDAM Tirta Pakuan Bogor, Skripsi FEM IPB. Saputra, Hendra Adi. 2006. Hubungan Faktor faktor Penilaian Prestasi Kerja dengan Pengembangan Karir Karyawan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Bogor, Skripsi FEM IPB. Siegel, Sidney. 1994. Statistik Nonparametrik untuk IlmuIlmu Sosial. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Situs PT. Surveyor Indonesia, 2007. www.ptsi.co.id [28 febuari 2008]. Sheal, Peter. 2003. The Staff Development Handbook An Action Kit To Improve Performance. Terjemahan. PT. Buana Ilmu Populer, Jakarta. Sondang, P. Siagian. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta. Sugiyono. 2003. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung. Sumarsono, Sonny. 2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu, Yogyakarta. Suryana, Agus.2004. Kiat dan Teknik Evaluasi Pelatihan. Progres, Jakarta. Umar, Husain. 2003. Strategic Management in Action. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Usman, Husaini, dan Akbar, Purnomo Setiady. Pengantar Statistika. Bumi Aksara, Jakarta. Veithzal, Rivai. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Raja Grafindo, Jakarta.