Prologue : Journal of Language, Literature and Cultural Studies © Vol.3 No.1, February 2017 ISSN -p: 2460-4641 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/prologue Diterima : 05/01/2017
Direview : 23/01/2017
ANALISIS GENDER DALAM KARYA SASTRA THE INVENTION OF WINGS KARYA SUE MONK KIDD ROSMIATI
[email protected] Fakultas Sastra, Universitas Balikpapan
ABSTRACT
This research is based on the fact in the literary novel entitled “The Invention of Wings” imaginary form of the family. Gender in this research is based on the construction of the social relations of the men and the women of gender bias. Construction of social nuances patriarchal in the novel as the implications of social context into the reality or the facts in the literature. there are also the social context in which the background is a novel culture highlights issues in South Georgia.Focuseson the analysis of women as representation in the work of literature using gender perspective. Thepublic expression of the form or expressions can become a myth to women. As a result, women experienced injustice in the form marginalization, subordination, stereotypes, violence. Women who have experienced injustice in the “The Invention of Wings” are the daughter grandparent, mother, and Ivory. The three of different generations have experienced injustice in a way. It can make self-awareness in the last two generations of the women. By showing the authorities themselves in the men are expected the recognitions and canbe sparedfrom dominance that tends to demean women. Keywords: gender, women, families PENGANTAR Kehidupan secara keseluruhan diatur oleh tatanan sosial yang biasa disebut konstruksi sosial. Konstruksi tersebut menunjukkan keberpihakan pada laki-laki (patriarki). Kaum perempuan merupakan anggota masyarakat yang ditempatkan lebih rendah dibandingkan laki-laki (second class). Hal ini mengakibatkan posisi
18
Prologue : Journal of Language, Literature and Cultural Studies © Vol.3 No.1, February 2017 ISSN -p: 2460-4641 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/prologue Diterima : 05/01/2017
Direview : 23/01/2017
perempuan tidak sekokoh laki-laki dalam kehidupan. Perempuan ditempatkan pada ranah yang selama ini dianggap pantas untuk perempuan, yaitu keluarga (rumah tangga). Laki-laki ditempatkan pada ranah yang lebih luas yaitu ranah publik. Dengan demikian, laki-laki memiliki akses lebih luas dibandingkan dengan perempuan. Masalah kepekaan literer melalui hasil pembacaan novel The Invention of Wings ditemukan ketidakadilan perempuan di dalam keluarga munculnya kesenjangan antara das sein dan das solen, yang terjadi di dalam karya sastra dan sebaliknya fakta literer menunjukkan adanya manifestasi perempuan dalam keluarga yang mengalami ketidakadilan yang tertuang dalam novel The Invention of Wings. Hal ini memberi peluang berpikir mengenai penggambaran perempuan di dalam karya sastra (Ruthven, 1984: 70-71). Image dalam American Psychological Association (APA) adalah representasi dari sebuah objek yang dihasilkan oleh sistem penglihatan (2006: 467). Dalam Dictionary of Behavioral Science (1973: 188) image diartikan sebagai tiruan mental yang timbul dari ingatan tentang pengalaman perasaan yang hadir melalui rangsangan bawah sadar. Dengan demikian, pencitraan diawali dari pengamatan pembaca dikaitkan dengan pengalaman dan perasaan pembaca melalui stimulus atau rangsangan saraf. Kaitannya dengan melihat representasi perempuan dalam teks sastra adalah melalui penglihatan, pengamatan, pengalaman, dan perasaan pembaca. Dalam penelitian ini, dibahas karya sastra novel The Invention of Wings suatu kondisi dimana gender pada masa itu masih belum sebebas yang diinginkan sehingga wanita berperan di dapur dan pria berperan mencari uang di sektor publik. Kenyataan
19
Prologue : Journal of Language, Literature and Cultural Studies © Vol.3 No.1, February 2017 ISSN -p: 2460-4641 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/prologue Diterima : 05/01/2017
Direview : 23/01/2017
di masyarakat pria dapat memasak, sedang wanita dapat berperan di sektor publik. Pemahaman seperti ini disebut gender. Gender adalah pembedaan antara laki-laki dan perempuan yang terjadi dimasyarakat dan dibentuk oleh masyarakat. Pembedaan peran dan aktivitas antara laki-laki dan perempuan banyak merugikan perempuan karena dapat menyebabkan ketimpangan gender dan diskriminasi gender. (Mangiri, dkk, 1999: 3-9) Paham
ibuisme
mendudukkan
perempuan
untuk
bertugas
dan
bertanggungjawab terhadap keluarga. Laki-laki diberi tugas di luar rumah untuk mencari penghasilan sehingga terjadilah pembagian tugas di dalam kelurga (domestik) dan di luar keluarga (publik). Pembagian peran ini sangat besar pengaruhnya terhadap keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan dalam kehidupan masyarakat. (Sutanto, 1992:23). Kondisi fisik dan biologis antara laki-laki dan perempuan berbeda. Menurut teori nature perbedaan psikologis antara laki-laki dan perempuan disebabkan oleh faktor biologis kedua jenis kelamin tersebut, sedangkan teori nurture berpendapat bahwa perbedaan sifat, karakter, perilaku, peran, aktivitas, dan sebagainya antara lakilaki dan perempuan tercipta melalui proses belajar dari lingkungan (Lefton, 1985:32) Melalui dialetika, kostruksi sosial gender yang tersosialisasi secara evolusional dan perlahan-lahan mempengaruhi biologis tiap-tiap jenis kelamin. Proses sosialisasi dan rekonstruksi berlangsung secara mapan dan lama, akhirnya menjadi sulit dibedakan apakah sifat-sifat gender itu, seperti kaum perempuan lemah lembut dan
20
Prologue : Journal of Language, Literature and Cultural Studies © Vol.3 No.1, February 2017 ISSN -p: 2460-4641 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/prologue Diterima : 05/01/2017
Direview : 23/01/2017
laki-laki kuat, perkasa, dikonstruksi atau dibentuk oleh masyarakat atau kodrat biologis yang ditetapkan oleh Tuhan. Perbedaan gender melahirkan ketidakadilan gender.
Manifestasi
ketidakadilan
gender
adalah
marginalisasi
perempuan,
subordinasi, stereotipe, kekerasan, dan beban kerja (Fakih, 1997:10-21). Jadi, gender adalah pembedaan peran dan kedudukan perempuan dan laki-laki yang dikonstruksi oleh kondisi sosial dan budaya masyarakat. Gender dilegitimasi oleh masyarakat, negara, dan sebagainya sehingga menimbulkan kerugian pada kaum perempuan sebagai sumber daya pembangunan dan menimbulkan ketimpangan, bias, ataupun diskriminasi gender.
KONSEPSI GENDER Isu Gender Dalam The Invention of Wings memaparkan masalah gender dalam keluarga di Amerika yang sempat diamati oleh pengarangnya Sue Monk Kidd. Masalah pembatasan peran dalam sosial ini mempunyai sifat universal, dapat terjadi dimanapun, tidak hanya dialami oleh individu di jaman modern ini, dalam keluarga menimbulkan perilaku
ketidakadilan, pengekangan hak asasi manusia dan
menghilangkan
kemanusiaan
rasa
(dehumanized).
Maka
dihipotesiskan
bahwagenderdalam kehidupann sosial yang diceritakan di dalam novel ini selain mencerminkan keprihatinan si pengarang cerita ini juga mempengaruhi masyarakat baik
masyarakat
yang
menjadi korban maupun pihak-pihak tertentu seperti
21
Prologue : Journal of Language, Literature and Cultural Studies © Vol.3 No.1, February 2017 ISSN -p: 2460-4641 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/prologue Diterima : 05/01/2017
Direview : 23/01/2017
simpatisan yang telah menyetujui adanya perbedaan kesempatan yang diberikan terhadap wanita.
METODE PENELITIAN Pada dasarnya penelitian ini memakai metode kepustakaan. Bahan utama yang digunakan adalah novel The Invention of Wings karangan Sue Monk Kidd data pendukung diperoleh dari buku-buku referensi antara lain: yang menyajikan data sejarah gender, data mengenai pengarang novel, dan buku-buku yang menyajikan teori-teori yang digunakan dalam penulisan laporan penelitian ini. Pada awal proses penelitian ini mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan yang berhubungan dengan topik penelitian dilanjutkan proses pembacaan, kemudian pencatatan informasi yang diperlukan baik dari bahan utama maupun dari bahan pendukung. Setelah data terkumpul, maka dilakukan analisis deskriptif kualitatif. Tahap terakhir hasil analisis disusun di dalam naskah laporan penelitian. MANIFESTASI KETIDAKADILAN GENDER DALAM NOVEL THE INVENTION OF WINGS Patriarki mengukuhkan bias gender yang terdapat di dalam masyarakat. Gender diasumsikan sebagai ketentuan yang di bawa sejak lahir sehingga dianggap statis dan permanen.
Konstruksi sosial mengenai jenis kelamin laki-laki dan
perempuan yang konsekuensinya adalah adanya pembagian peran yang timpang dianggap sebagai ketentuan atas laki-laki dan perempuan dari Tuhan. Dalam hal ini
22
Prologue : Journal of Language, Literature and Cultural Studies © Vol.3 No.1, February 2017 ISSN -p: 2460-4641 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/prologue Diterima : 05/01/2017
Direview : 23/01/2017
laki-laki dengan struktur biologisnya yang cenderung lebih kuat daripada perempuan, memiliki peran yang lebih luas. Laki-laki dikonstruksikan berperan di sektor publik, sedangkan perempuan berperan dalam keluarga. Pemahaman yang tidak tepat mengenai gender dan seks seperti memutarbalikkan, mencampuradukkan, dan merancukan keduanya mengakibatkan bentuk-bentuk ketidakadilan bagi perempuan termanifestasikan dalam marjinalisasi, subordinasi, stereotip, kekerasan. Kate Millet dalam Sexual Politics, mengemukakan istilah seks dan gender dengan meminjam istilah ilmu pengetahuan kemasyarakatan. Seks ditentukan secara biologis, tetapi gender adalah pengertian psikologis yang menunjuk secara kultural identitas seksual yang diperlukan (Selden, 1985:132). Pemahaman mengenai seks dan gender merupakan hal yang penting karena pemahaman yang tidak tepat atau mencampuradukkan yang akan menimbulkan bias gender yang cenderung merugikan perempuan. Perempuan menjadi inferior dan subordinatif terhadap laki-laki. Stereotip dan keinferioran perempuan sebagai dari budaya yang merugikan perempuan (Ruthven, 1984: 8). Dalam sastra, tampak jelas bias penggambaran perempuan yang androsentris karena patriarki. Munculnya dua teori yang mempengaruhi kedudukan laki-laki dan perempuan dalam hal pembagian kerja adalah teori nature dan teori nurture. Menurut teori nature perbedaan psikologis antara lakilaki dan perempuan disebabkan oleh faktor biologis kedua jenis kelamin tersebut, sedangkan teori nurture berpendapat bahwa perbedaan sifat, karakter, perilaku, peran,
23
Prologue : Journal of Language, Literature and Cultural Studies © Vol.3 No.1, February 2017 ISSN -p: 2460-4641 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/prologue Diterima : 05/01/2017
Direview : 23/01/2017
aktivasi, dan sebagainya antara laki-laki dan perempuan tercipta melalui proses belajar dari lingkungan (Lefton, 1985:32). Perbedaan adalah ketentuan dari Tuhan yang tidak dapat diubah dan teori nurture atau kebudayaan merupakan tatanan hidup manusia yang berasal dari manusia dan dapat berubah (Mac Cormack melalui Irwan Abdullah: 49, Budiman, 1985: 1--5, dan Dermartono, 2005:18), peran perempuan dan laki-laki pada pembahasan teori nature dibedakan atas dasar faktor biologis, sedangkan pada teori nurture pembedaan peran tercipta melalui proses belajar dengan lingkungannya. Gender, merupakan peran dan posisi laki-laki dan perempuan mengalami proses dikotomis. Dikotomi tersebut melalui sifat feminin untuk perempuan dan maskulin untuk laki-laki. Dikotomi yang terjadi pada pembagian peran bahwa peran domestik untuk perempuan dan peran publik untuk laki-laki. Akibatnya, posisi perempuan subordinasi, sedangkan laki-laki dominan. Pembagian peran kerja berdasarkan seksual ini mengakibatkan perempuan memiliki waktu bekerja yang lebih panjang daripada laki-laki, apalagi yang memiliki peran publik. Perempuan yang demikian disebut memiliki beban ganda (double burden). ISU GENDER DALAM THE INVENTION OF WINGS Novel The Invention of Wings, merupakan cerita di abad ke 19 yangmana menceritakan tentang perbudakan yang digambarkan oleh keluarga Grimke dapat dilihat dalam bentuk penempatan perempuan sebagai second sex (kelas kedua) setelah
24
Prologue : Journal of Language, Literature and Cultural Studies © Vol.3 No.1, February 2017 ISSN -p: 2460-4641 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/prologue Diterima : 05/01/2017
Direview : 23/01/2017
laki-laki. Akibatnya, kedudukan laki-laki superior, sedangkan perempuan inferior. Perempuan dianggap tidak penting, dinomorduakan, diremehkan, dan menjadi pelengkap. Perempuan digambarkan tidak sebagai subyek, melainkan sebagai obyek. Hal ini dipicu budaya yang memenangkan laki-laki (patriarki). Seperti yang terdapat dalam novel The Invention Of Wings dalam ucapan tokoh Sarah berikut: The Comprehension of my destiny can in a rush. I would become a jurist, pernyataan Sarah sebagai anak perempuan dari John dan Mary Grimke pemilik perkebunan yang terkenal, ayahnya Sarah juga seorang yang penting dalam kehidupan sosial, pemilik perkebunan, pengacara dan politisi. Sarah ingin seperti ayahnya menjadi pengacara dan dapat membantu budak, namun sebagai perempuan dia tidak diberikan kesempatan untuk belajar, tujuan dalam hidupnya adalah menikah mempunyai anak dan hidup dalam lingkungan yang domestik Tokoh Sarah adalah gambaran wanita yang mengalami subordinasi dimana dia tidak boleh melakukan hal-hal di luar rumah dia akan selalu patuh dan menuruti perintah suaminya, mengurus anak-anaknya sehingga peluang untuk menduduki posisi politik, sosial, ekonomi dan pendidikan hanya didominasi oleh laki-laki. Dapat dilihat pada kutipan ini: If Sarah was boy, she should be the greatest jurist in South Carolina (Kidd, 2014:24), ayah Sarah mengatakan jika Sarah adalah laki-laki maka dia akan memperlakukannya seperti saudara laki-lakinya menjadi ahli hukum terkenal, inilah perlakuan seorang ayah dalam keluarga terhadap anak perempuannya, anak
25
Prologue : Journal of Language, Literature and Cultural Studies © Vol.3 No.1, February 2017 ISSN -p: 2460-4641 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/prologue Diterima : 05/01/2017
Direview : 23/01/2017
perempuan dianggap tidak cocok untuk menduduki posisi publik karena wanita dianggap lemah, pasive, emosional, dan tidak stabil. ......”Perempuan diarahkan dan dituntut agar mampu memiliki penguasaan diri yang lebih besar daripada kaum laki-laki, lebih-lebih di dalam masyarakat yang lebih luas. Sebab memperhatikan perasaan yang sebenarnya dapat mengganggu keselarasan sekitar. Tangis, keluh kesah amarah, rasa jengkel, dan semacamnya itu sebaiknya disimpan untuk diri sendiri. Maka meskipun hatimu menangis, tetaplah tersenyum agar tidak merusak situasi yang bisa menyebabkan ketegangan suasana. Apalagi, menimbulkan konflik terbuka.” (Sardjono, 2003:46-47) Menjaga keharmonisan keluarga adalah tanggung jawab seorang istri. Kutipan tersebut dapat diinterpretasikan bahwa perempuan memiliki tanggung jawab untuk mengamalkan kebaikan yang lebih berat daripada laki-laki. Perempuan dituntut menguasai situasi batiniahnya sehingga ekspresi yang dinampakkan adalah senyum. Dalam hal ini perempuan dituntut mampu memiliki penguasaan diri yang besar meskipun mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan dari suami atau tidak sepakat dengan hal-hal yang dilakukan oleh suaminya. Perempuan dilarang untuk memprotes keadaan tersebut demi keharmonisan keluarga. STEREOTIPE DALAM NOVEL Pemikiran penyetereotipan mengenai peran jenis kelamin yang berkaitan dengan ciri pribadi sangat luas cakupannya. Sifat-sifat yang baik cederung diletakkan pada laki-laki sehingga laki-laki mampu membentuk kelompok yang unggul daripada ciri-ciri perempuan (Inge Boverman dalam Humm, 2002:458).
26
Prologue : Journal of Language, Literature and Cultural Studies © Vol.3 No.1, February 2017 ISSN -p: 2460-4641 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/prologue Diterima : 05/01/2017
Direview : 23/01/2017
Pandangan stereotipe masyarakat menurut Murniati (2004: XXI) adalah pembakuan diskriminasi antara perempuan dan laki-laki. Perempuan dan laki-laki sudah dibakukan sifat sepantasnya sehingga tidak mampu keluar dari kotak defenisi yang membakukan tersebut. Stereotipe merupakan pelabelan yang berkembang di dalam masyarakat, baik untuk laki-laki maupun perempuan. Stereotipe yang muncul tersebut mengakibatkan bentuk-bentuk ketidakadilan terutama bagi perempuan. Pelabelan perempuan sebagai makhluk yang cantik jelita, lemah lembut, gemulai, dan penurut, emosional, dan pendek akal mengakibatkan perempuan kurang mendapat peran melakukan pekerjaan di luar rumah. Perempuan ditempatkan sebagai pekerja domestik. Dalam masyarakat terdapat label pokok untuk perempuan sebagai ibu rumah tangga. Labelisasi berupa bapak rumah tangga tidak pernah muncul sepanjang perkembangan zaman. Dalam novel The Invention Wings, perempuan dilabelkan sebagai perempuan terampil. Akan tetapi, keterampilan yang diajarkan adalah keterampilan yang ditujukan sebagai bekal perempuan memasuki perkawinan. Semua keputusan dibawah kendali laki-laki, wanita sibuk dengan pekerjaan rumah tangga. Menurut Richmond dalam tulisannya Gender and Antislavery women in the United States and Britain “men and women shaped their own world to create a new social position which emphasized the separation between the home and the world and categorized all things as belonging to one sphere or the other women were discouraged from working for payment, or participating in politics; instead they embodied the ideal of the home and were to control family consumption rather than production. (2011: 27)
27
Prologue : Journal of Language, Literature and Cultural Studies © Vol.3 No.1, February 2017 ISSN -p: 2460-4641 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/prologue Diterima : 05/01/2017
Direview : 23/01/2017
Kutipan diatas merupakan akibat dari konstruksi sosial yang menekankan pada ketentuan perempuan yang kebebasannya di bawah kendali laki-laki yang bereaksi negatif terhadap perjuangan perempuan (feminis) yang dicurigai sebagai lawan gerakan. Dalam novel terlihat pula adanya upaya menyadarkan laki-laki terhadap harga diri perempuan, hak-hak perempuan, dan peran perempuan. Meskipun demikian, upaya menghilangkan dominasi patriarki dalam keluarga juga tidak mudah. Hal ini sebagai akibat dari ketetapan masyarakat pada kedudukan laki-laki yang lebih utama dalam keluarga. Stereotipe yang terdapat di dalam novel masih mencampuradukkan seks dan gender yang mengakibatkan bias gender dalam diri tokoh. Konstruksi sosial berakar dari perbedaan secara biologis, perempuan yang memiliki kodrat haid, hamil, melahirkan, menyusui dianggap sebagai kelemahan dan dipandang tidak dapat melakukan tugas-tugas di luar itu. Akibatnya, perempuan terkonstruksi secara sosial menempati tugas rumah tangga. Upaya-upaya untuk mendapatkan kedudukan setara dengan laki-laki
mengalami banyak
rintangan. Rintangan atau hambatan pada
umumnya muncul dalam tokoh yang bias gender, baik laki-laki maupun perempuan. KEKERASAN (VIOLENCE) DALAM NOVEL THE INVENTION OF WINGS Pada konfrensi perempuan dunia keempat di Beijing tahun 1995, kekerasan terhadap perempuan dideskripsikan sebagai berikut.
28
Prologue : Journal of Language, Literature and Cultural Studies © Vol.3 No.1, February 2017 ISSN -p: 2460-4641 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/prologue Diterima : 05/01/2017
Direview : 23/01/2017
By violence in relations between the sexes we understand any kind of violation of physical and or mental integrity which connected with gender of the victim and the perpretator and which is exercised by exploting the balance of power between men and women present in exiting structures. Ini berarti kekerasan terhadap perempuan adalah suatu serangan terhadap fisik maupun integritas mental psikologis perempuan. Hal tersebut sebagai akibat dari ketidaksetaraan dan ketidakseimbangan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan. Kekerasan terhadap perempuan merupakan produk patriarki. Laki-laki menguasai institusi sosial maupun tubuh perempuan. Kekerasan digunakan untuk melawan perempuan yang tidak menaati aturan sosial (Humm, 2002: 485-486) kekerasan psikis adalah bentuk tekanan terhadap perempuan atas dominasi laki-laki. Perempuan yang menunjukkan eksistensi diri dengan kemandirian dan potensi dianggap menyalahi tatanan sosial sehingga menyebabkan laki-laki tidak nyaman. Dampak dari kondisi tidak nyaman tersebut, laki-laki melakukan perselingkuhan dan berniat poligami sebagai bentuk pelarian. Hal ini dapat dikategorikan sebagai kekerasan psikis yang mengakibatkan perasaan cemas, sedih, kecewa, dan tertekan pada diri perempuan. “you have disappointed me, sarah. Sarah. It has been brought to my attention that your slave girl has become literate. Do not think to deny it, as she wrote a number of words on muddy ground in the yard and even took care to sign her name.” (Kidd, 2014: 82) Kategori kekerasan merupakan kategori bagi perlakuan penghinaan terhadap perempuan secara psikis ini. Dampak yang ditimbulkan secara psikis bersifat lama dan sulit dihilangkan. Dampak secara psikis merupakan dampak yang tidak nampak secara fisik, karenanya tidak dapat diantisipasi kecuali oleh perempuan itu sendiri.
29
Prologue : Journal of Language, Literature and Cultural Studies © Vol.3 No.1, February 2017 ISSN -p: 2460-4641 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/prologue Diterima : 05/01/2017
Direview : 23/01/2017
Adanya pandangan yang menyangkal bahwa perempuan mempunyai kedudukan atau pun kekuasaan yang sama dengan laki-laki maka perempuan dipandang secara subordinatif dalam keluarga ataupun masyarakat. Karena itu, perempuan lebih pasif dan sulit untuk mendapatkan kedudukan setara dengan lakilaki. Pada dasarnya kedudukan laki-laki lebih dominan sehingga perempuan dipandang sebagai second sex dan tidak memiliki peran dalam pengambilan keputusan. Konstruksi sosial perempuan dalam domestikasinya memberi ruang gerak terbatas. Keterbatasan akses karena predikat yang disandang sebagai pekerja rumah tangga membuatnya tidak dapat mengaktualisasikan potensi secara maksimal di luar rumah.
NILAI ANAK LAKI-LAKI PADA NOVEL THE INVENTION OF WINGS Nilai anak laki-laki dianggap lebih tinggi seperti tergambar dalam karyaThe Invention Of Wings. Sarah merupakan anak wanita yang mengalami perbedaan dengan anak-anak pria yang lain, cita-cita Sarah menjadi ahli hukum, agar dapat membantu orang kulit hitam namun dilarang oleh ayahnya.
Perempuan tugasnya mengurus
suami dan mempunyai anak dan juga urusan domestik saja, sedang laki-laki diberikan kesempatan untuk menjadi apa saja yang dia inginkan yang berhubungan dengan publik. “if Sarah was boy, she should be the greates jurist in south Carolina” (Kidd 2014: 24). Pada kutipan berikutnya dikatakan:
30
Prologue : Journal of Language, Literature and Cultural Studies © Vol.3 No.1, February 2017 ISSN -p: 2460-4641 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/prologue Diterima : 05/01/2017
Direview : 23/01/2017
“ Naturally, I knew there were no female lawyer. For as women, nothingexisted but the domestic sphere and those tiny flower etched on the pages of my art book. For women to aspire to be a lawyer-well, possibly, the world would end” (Kidd, 2014: 25) Anak laki-laki adalah pewaris tahta. Laki-laki harus belajar dan mencari harta, sedang perempuan digambarkan sebagai penanggung jawab pekerjaan rumah tangga, dalam hal ini terdapat domestikasi yang diartikan sebagai penempatan perempuan pada peran domestik. Yaitu menjadi istri di rumah tangga, di dapur, dan menjinjing kendi dan sebagainya. Adanya pandangan laki-laki seperti tokoh bapak dalam The Invention Of Wings menandai masih terdapat pretensi negatif terhadap kemandirian perempuan dan kebersahajaannya sebagai upaya melawan tatanan dan lawan laki-laki. Sebagaimana disebutkan oleh Ruthven sebagai lawan gerakan (1984: 41-42). Ketidaksiapan lakilaki dengan perubahan atau perjuangan perempuan memperoleh keadilan dalam keluarga dan mengupayakan kedudukan setara sebagai mitra dianggap mengecilkan arti suami (bapak) dalam keluarga. Karena itu, tidak adanya citra perempuan sebagai istri yang manja dan menempatkan dirinya sebagai pengabdi dengan melayani suami sepenuhnya membuat tokoh bapak
semaunya dalam menentukan aturan-aturannya
dalam keluarga. Novel The Invention Of Wings ini mengemukakan anak perempuan yang hidup dalam bimbingan dua orangtua sekaligus. “if everyone was so keen to Christianize the slave, why weren’t they though to read the bible for themselves? I began to sing the alphabet, a new little learning-dirty. ABCDEFG.... Mary looked up surprised, then sighed and 31
Prologue : Journal of Language, Literature and Cultural Studies © Vol.3 No.1, February 2017 ISSN -p: 2460-4641 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/prologue Diterima : 05/01/2017
Direview : 23/01/2017
returned her state of apathy. HIJKLMNOP.... There had never been hesitation in my voice when I sang. The children’s eyes glittered with attention, QRSTUV...WX...Y and Z.”(Kidd, 2014: 52)
Subordinasi
merupakan
bentuk
ketidakadilan
gender
yang
menimpa
perempuan karena adanya anggapan bahwa perempuan adalah pekerja domestik, sehingga tidak perlu sekolah tinggi-tinggi. Dalam keluarga, pengambilan keputusan biasanya di tangan laki-laki, termasuk kesempatan pendidikan biasanya diutamakan kepada anak laki-laki. Persoalan novel The Invention Of Wings adalah mengungkapkan nilai anak laki-laki. Perlu dikemukakan kembali untuk memperjelas hal-hal yang memberikan pengaruh pada anak perempuan dalam rangka mengungkapkan pencitraannya. Persoalan perempuan dan bentuk-bentuk ketidakadilannya yang memanifestasikan dalam marjinalisasi, subordinasi, stereotip, kekerasan yang dilakukan maupun dialami oleh perempuan, menjadikan anak yang melihat secara langsung maupun tidak langsung. Anak menjadi termotivasi untuk menunjukkan keingintahuannya tentang hakikat kebersamaan laki-laki dan perempuan dalam keluarga. Citra anak yang ingin tahu dipicu oleh bimbingan dua perempuan berbeda generasi sekaligus berbeda pandangan dan perilakunya terhadap persoalan perempuan dalam keluarga. Demikian uraian
analisis gender dalam novel The Invention Of Wings.
Representasi yang terungkap dari hasil analisis ini diperoleh gambaran citra perempuan yang mandiri, cerdas, berpotensi, tetapi masih hidup dalam situasi yang memenangkan laki-laki akibat dominasi laki-laki (patriarki). Dominasi laki-laki 32
Prologue : Journal of Language, Literature and Cultural Studies © Vol.3 No.1, February 2017 ISSN -p: 2460-4641 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/prologue Diterima : 05/01/2017
Direview : 23/01/2017
mengakibatkan bias gender yang merugikan perempuan karena cenderung mengalami ketidakadilan.Penelitian dengan masalah gender telah banyak dihasilkan, antara lain, mengungkapkan beberapa bentuk isolasi wanita dan pembatasan terhadap wanita yang paling dominan adalah pembatasan peradaban sosial. Implementasi ketidakadilan lainnya berupa perbedaan kesempatan yang diberikan terhadap wanita, pengekangan dalam bidang pendidikan, ruang gerak, dan kebebasan mengemukakan pendapat seorang ibu dan istri yang setia dan berbakti kepada suami, perempuan manja, pelacur, dan bergantung di pundak laki-laki. Citra perempuan demikian mendukung ideologi patriarki (Malawat, 2007: 125). Laporan penelitian ini mengemukakan manifestasi ketidakadilan gender. Menurut Sosiolog Inggris bernama Ann Oakley yang dikemukakan oleh Ruthven (1984: 8), seks adalah kategori biologis, dan gender adalah arti kultural yang terletak pada identitas seksual. Tujuan membuat perbedaan ini adalah membebaskan perempuan dari stereotip seksis. Melalui dialektika, konstruksi sosial gender yang tersosialisasi secara evolusional dan perlahan-lahan mempengaruhi biologis tiap-tiap jenis kelamin. Proses sosialisasi dan rekonstruksi berlangsung secara mapan dan lama, akhirnya menjadi sulit dibedakan apakah sifat-sifat gender itu, seperti kaum perempuan lemah lembut dan laki-laki kuat, perkasa, dikonstruksi atau dibentuk oleh masyarakat atau kodrat biologis yang ditetapkanoleh Tuhan. Perbedaan gender melahirkan
ketidakadilan
gender.
Manifestasi
33
ketidakadilan
gender
adalah
Prologue : Journal of Language, Literature and Cultural Studies © Vol.3 No.1, February 2017 ISSN -p: 2460-4641 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/prologue Diterima : 05/01/2017
Direview : 23/01/2017
marginalisasi perempuan, subordinasi, stereotipe, kekerasan dan beban kerja (Fakih,1997:10-21).
KESIMPULAN Dapatlah disimpulkan bahwa dalam karya sastra berjudul The Invention Of Wings, karya Sue Monk Kidd banyak ditemukan perjuangan perempuan mewujudkan kesetaraan dengan laki-laki demi keadilan bagi perempuan. Melalui karya sastra ini, terungkap perempuan dalam keluarga digambarkan mengalami ketidak adilan dalam berbagai manifestasi
yang mengalami subordinasi dalam keluarganya, hal ini
menunjukkan adanya dinamika pemikiran dan pandangan perempuan mengenai kedudukan laki-laki dan perempuan dalam keluarga. Ketidakadilan bagi perempuan dalam novel The Invention Of Wings dilatar belakangi adanya dominasi patriarki yang berakar dari budaya latar sosial Amerika. Novel The Invention Of Wings ini mengemukakan pemahaman gender yang belum tepat sehingga terjadi bias gender baik pada tokoh laki-laki maupun perempuan. Isu-isu
mengenai
perempuan
di
sebuah
desa
Georgia
sangatlah
memprihatinkan dimana perempuan-perempuan belum mendapatkan kesetaraan hakhaknya seperti yang di dapatkan oleh laki-laki dalam keluarga, perolehan hak-hak bagi perempuan seperti, sekolah dan bekerja, dan kesempatan bagi perempuan untuk menentukan sendiri pendamping hidupnya, terutama dalam hal pembagian kerja di dalam keluarga.
34
Prologue : Journal of Language, Literature and Cultural Studies © Vol.3 No.1, February 2017 ISSN -p: 2460-4641 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/prologue Diterima : 05/01/2017
Paham
ibuisme
Direview : 23/01/2017
mendudukkan
perempuan
untuk
bertugas
dan
bertanggungjawab terhadap keluarga masih berlaku di Georgia. Laki-laki diberi tugas di luar rumah untuk mencari penghasilan sehingga terjadilah pembagian tugas di dalam rumah (domestik) untuk perempuan dan di luar (publik) untuk kaum laki-laki.
DAFTAR PUSTAKA Fakih, Mansoer.1992. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gender and Sexuality in Colonial America. Public.gettysburg.edu. Humm, Maggie.2002 (cetakan I). Dictionary of Feminist Theories. (ed.terj.Mundi Rahayu). Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru. Kidd, Sue Monk. 2014. The Invention of Wings. New York: Penguin Group. Lefton, Lester.A., 1985. Psychology 3rd. Massachussets: Allyn and Bacon Inc. Maalawat, Insum.2007. Citra Perempuan Papua dalam Roman Namaku Teweraut Karya Ani Sekarningsih: Kajian Sastra Feminis. Tesis UGM Yogyakarta. Mangiri, SK. Dkk. 1999. Sosialisasi Gender dalam P2MDBJ. Departemen Dalam Negeri RI Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa. Murniati, Nunuk P. 2004. Getar Gender: Perempuan Indonesia dalam Perspektif Sosial, politik, Ekonomi, Hukum, dan HAM. Magelang: Indonesia. Newton, K.M.1990. twentieth-Century Literary Theory. London: MACMILLAN. Richmond. J. Stephanie. 2011. Gender and Antislavery Women In The United States and Britain. A Dissertation in The Chatholic University of America. Washington, DC. Ruthven, K.K.1984. Feminist Literary Studies: An Introduction. Comberidge: Comberidge University Press. Sardjono, Maria A. 2003. Tiga Orang Perempuan. Jakarta: Gramedia.
35
Prologue : Journal of Language, Literature and Cultural Studies © Vol.3 No.1, February 2017 ISSN -p: 2460-4641 http://jurnal.uniba-bpn.ac.id/index.php/prologue Diterima : 05/01/2017
Direview : 23/01/2017
Selden, Raman.1985. A Reader’s Guide to Contemporary Literary Theory. Susanto, Budi. 1992. Citra Wanita dan Kekuatan (jawa). Yogyakarta: Kanisius.
36