ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KREDIT MACET PADA BUMDES MITRA BERSAMA DESA BENGKOLAN SALAK MURNI ALGUMERI PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN ROKAN HULU 2013 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di BUMDes Mitra Bersama Desa Bengkolan Salak dengan judul Analisis Faktor Penyebab Kredit Macet pada BUMDes Mitra Bersama Desa Bengkolan Salak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab dari kredit macet tersebut dan dilakukan dengan cara menyebar kuisioner dengan pertanyaan yang mengandung beberapa indikator yaitu penyimpangan prosedur pemberian kredit, suku bunga kredit, penyalahgunaan dana yang telah diberikan, kegagalan usaha nasabah dikarenakan (persaingan, sulit berkembang, kesulitan manajemen, dll) itikad baik nasabah, bencana alam dan kebijakan pemerintah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif kuantitatif yaitu mengumpulkan data menggunakan kuisioner, wawancara, dan buku-buku terkait dan kemudian dihitung dan ditarik kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian penulis menemukan bahwa faktor penyebab kredit macet pada BUMDes Mitra Bersama adalah penyimpangan pemberian kredit, penyalahgunaan dana yang telah diberikan, pendapatan dan pengeluaran nasabah yang tidak seimbang, itika baik nasabah dalam pembayaran, bencana alam dan kebijakan pemerintah. 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan penting dari pembangunan nasional adalah meningkatkan kesejahteraan hidup dari seluruh rakyat. Dalam konteks kesejahteraan rakyat inilah Negara berkewajiban untuk menanggulangi masalah kemiskinan yang dialami oleh sebagian rakyat. Penanggulangan kemiskinan adalah masalah utama pembangunan dan karenanya harus menjadi tujuan utama pembangunan. Dalam melakukan pemberian kredit, suatu BUMDes haruslah
menganut prinsip kehati-hatian. Kesalahan dalam memberikan kredit akan memberikan resiko yang besar. Resiko tersebut berupa resiko tidak tertagihnya piutang dan terlambatnya penerimaan piutang dari jadwal, sehingga akan menimbulkan kredit macet. Apabila kredit macetnya meningkat, maka pihak BUMDes akan mengalami kesulitan dalam likuiditasnya jika sewaktu-waktu terjadi penarikan dana dalam jumlah yang besar. Agar nantinya tidak terjadi masalah yang tidak diinginkan seperti kredit macet maka sebelum melakukan pemberian kredit
perusahaan harus memperhatikan unsur 5 C (The Five of Credit), yaitu character, capacity, capital, collateral and condition. Kredit macet dapat terjadi dikarenakan adanya indikasi debitur atau pemanfaat yang tidak mau membayar kewajibannya, juga terlihat dalam prosedur pemberian kreditnya yang ternyata mengalami penyimpangan atau tidak layak. Kasus kredit macet dapat juga disebabkan oleh beberapa faktor ekstern dan faktor intern. Dari uraian tersebut maka penulis tertarik melakukan penelitian dalam bentuk skripsi tentang pemberian kredit modal kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di BUMDes Mitra Bersama dengan judul “ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KREDIT MACET PADA BUMDES MITRA BERSAMA DESA BENGKOLAN SALAK. B. Rumusan Masalah Dalam melakukan pemberian kredit, BUMDes haruslah menganut prinsip kehati-hatian. Pertimbanganpertimbangan tertentu harus dilakukan agar kesalahan tidak terjadi. Kesalahan dalam memberikan kredit akan memberikan resiko yang besar. Resiko tersebut berupa resiko tidak tertagihnya piutang dan terlambatnya penerimaan piutang dari jadwal, sehingga akan menimbulkan kredit macet. Keberadaan kredit macet dapat mempengaruhi kesehatan BUMDes. Kredit macet terjadi dapat disebabkan oleh faktor intern dan faktor ekstern. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mengambil suatu
perumusan masalah yaitu: Faktorfaktor apa yang mempengaruhi kredit macet pada BUMDes Mitra Bersama Desa Bengkolan Salak ? C. Pembatasan Masalah Agar lebih jelas pokok permasalahan penelitian maka perlu diberi batasan sebagai berikut: 1. Subjek penelitian ini adalah pemanfaat BUMDes Mitra Bersama Desa Bengkolan Salak 2. Yang menjadi objek penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet pada BUMDes Mitra Bersama Desa Bengkolan Salak 3. Fokus penelitian ini adalah pemanfaat yang menggunakan dana pinjaman untuk usaha perkebunan yang mengalami kredit macet. D. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi terjadinya kredit macet pada BUMDes Mitra Bersana Desa Bengkolan Salak. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang di peroleh dari penelitian ini adalah: a. Bagi Penulis Melatih ketajaman analisis dan meningkatkan khasanah ilmu pengetahuan terhadap kondisi riil di lapangan yang terkait dengan disiplin ilmu akuntansi. b. Bagi BUMDes Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet yang ada pada BUMDes serta memberikan sumbangan pemikiran pada BUMDes Mitra Bersama Desa Bengkolan Salak dalam hal penyebab terjadinya kredit macet. c. Bagi Akademis
Dapat digunakan sebagai sumber informasi atau dapat dipakai sebagai data sekunder dan sebagai bahan sumbangan pemikiran tentang dampak dari resiko kredit terhadap kinerja keuangan dalam suatu lembaga keuangan dalam ruang lingkup BUMDes. 2. KAJIAN PUSTAKA A. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) BUMDes merupakan lembaga keuangan kelurahan atau desa yang didirikan melalui ketetapan Peraturan Desa (PERDES) dan merupakan lembaga keuangan yang berbasis kepada kegiatan sosial dengan ciriciri sebagai berikut: Lembaga keuangan kelurahan/ desa tersebut dikelola dengan prinsip kebersamaan dan dikelola menggunakan prinsip keuangan formal. Kredit a. Pengertian Kredit Pengertian kredit itu mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai dari kata “Kredit” yang berasal dari bahasa Yunani “Credere” yang berarti “Kepercayaan” atau dalam bahasa Latin “Creditum” yang berarti “Kepercayaan akan Kebenaran” Dengan demikian kredit berarti bahwa pihak kesatu memberikan prestasi baik berupa barang, uang dan jasa kepada pihak lain, sedangkan kontra prestasi akan diterima kemudian (dalam jangka waktu tertentu). b. Unsur–Unsur Kredit Dalam pemberian kredit, unsur kepercayaan adalah hal yang sangat mendasar yang menciptakan kesepakatan antara pihak yang memberikan kredit dan pihak yang menerima kredit untuk dapat
melaksanakan hak dan kewajiban yang telah disepakati, baik dari jangka waktu peminjaman sampai masa pengembalian kredit serta balas jasa yang diperoleh, maka unsurunsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas kredit adalah sebagai berikut ( Kasmir, 2004): 1) Kepercayaan 2) Kesepakatan 3) Jangka Waktu 4) Balas Jasa c. Fungsi Kredit Kredit pada awal pekembangannya mengarahkan fungsinya untuk meransang kedua belah pihak untuk tujuan pencapaian kebutuhan, baik dalam bidang usaha maupun kebutuhan sehari-hari. Pihak yang mendapatkan kredit harus menunjukkan prestasi yang lebih tinggi pada kemajuan usahanya itu, atau mendapatkan pemenuhan atas kebutuhannya. Adapun bagi pihak pemberi kredit, secara materil dia harus mendapatkan rentabilitas berdasarkan perhitungan yang wajar dari moral yang dijadikan objek kredit, dan secara spritual mendapatkan kepuasan karena dapat membantu pihak lain untuk mencapai kemajuan. d. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit Dalam buku panduan administrasi keuangan bagi pengelola UED-SP ada 5 faktor yang lazim dipakai dalam penilaian, yaitu sebagai berikut : 1) Character 2) Capacity 3) Capital 4) Collateral 5) Condition 2. Kredit Macet
a.
Pengertian Kredit Macet (Non Performing Loan) Kredit macet adalah kredit sejak jatuh tempo tidak dapat dilunasi oleh debitur sebagaimana mestinya sesuai dengan perjanjian (Ade Arthesa, 2006). Kredit macet merupakan rasio keuangan yang berkaitan dengan risiko kredit. Risiko kredit adalah risiko dari kemungkinan terjadinya kerugian pada BUMDes sebagai akibat dari tidak dilunasinya kembali kredit yang di berikan BUMDes kepada pemanfaat. b. Penyebab Kredit Macet Menurut mantan Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah, kredit bermasalah atau Non Performing Loan dapat disebabkan oleh: 1) Bencana alam atau keadaan darurat diluar kemampuan manusia 2) Usaha debitur yang memburuk atau gagal, sulit berkembang, banyak pesaing, kesulitan manajerial 3) Praktik KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) antara debitur dengan pihak perbankan 4) Debitur memang tidak punya niat untuk melaksanakan tanggung jawabnya a. Faktor Ektern dari BUMDes. 3. METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek Penelitian ini adalah BUMDes Mitra Bersama Desa Bengkolan Salak Kecamatan Pendalian IV Koto Kabupaten Rokan Hulu. Pada penelitian ini penulis memakai laporan keuangan selama 4 tahun terakhir yaitu dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012.
B.
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2004) yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. C. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pemanfaat modal kerja pada BUMDes Mitra Bersama Desa Bengkolan Salak yang mengalami kredit macet sebanyak 64 pemanfaat. Sampel digunakan dengan menggunakan cluster sampling. Jumlah sampel ditentukan secara proporsional sebesar 50% menurut pendapat Gay (Umar, 2004) untuk penelitian deskriptif jumlah sampel yang diambil sekurang-kurangnya 10% dari jumlah populasi. Untuk lebih jelas jumlah sampel diambil berdasarkan sektor usaha pemanfaat BUMDes Mitra Bersama dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Sudjana (2004) mengatakan untuk menentukan jumlah sampel secara proporsional digunakan = Keterangan : ni = ukuran sampel N = jumlah populasi masing-masing sektor Ni= total populasi n = sampel Tabel 3.1 Jumlah Sampel Penelitian Sampel Sektor Popula ( Usaha si Proporsion al 50%) Pertanian 64 32 atau perkebuna n
Jumlah D. 1. 1.
2.
2. 1.
2.
E.
64
32
Jenis dan Sumber Data Jenis data Jenis data yang digunakan: Data Kualitatif, analisis yang dilakukan terhadap data-data yang non angka seperti hasil wawancara dan bacaan dari bukubuku yang terkait dengan penelitian. Data Kuantitatif, yaitu data yang dapat dihitung atau data yang berupa angka, dalam hal ini data merupakan laporan keuangan BUMDes Mitra Bersama Desa Bengkolan Salak. Sumber data yang digunakan Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan mengadakan wawancara langsung pada perusahaan sebagai obyek penelitian. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari luar perusahaan barupa buku-buku, majalah, dan literatur yang berkaitan erat dengan masalah yang dibahas.
Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian Pustaka ( Library Research ), metode pengumpulan data dengan cara melakukan peninjauan pustaka dari berbagai literatur karya ilmiah, majalah dan buku-buku yang menyangkut teori-teori yang relevan dengan masalah yang dibahas. 2. Penelitian Lapangan, metode pengumpulan data yang dilakukan dilokasi (obyek penelitian) secara langsung, maupun ditempat lain
yang kaitannya dengan pokok pembahasan. Penelitian lapangan dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Kuisioner Kuisioner yaitu cara pengumpulan data dengan memberikan angket atau dafar pertanyaan yang akan dijawab responden secara tertulis. b. Wawancara, Metode untuk mendapatkan data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak BUMDes Mitra Bersama Desa Bengkolan Salak guna mendapatkan data dan keterangan yang menunjang analisis dalam penelitian. c. Observasi, Metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan lansung pada obyek yang diteliti yaitu BUMDes Mitra Bersama Desa Bengkolan Salak sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang dihadapi oleh BUMDes. d. Dokumentasi, dilakukan dengan cara mengumpulkan, menyalin, melihat, serta mengevaluasi laporan serta dokumen-dokumen yang terkait dengan obyek penelitian F. Defenisi Operasional Variabel Penelitian Untuk mempermudah mengumpulkan data supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam menterjemahkan subjek penelitian maka penulis memberikan pengertian pada variabel. Kredit macet adalah kredit sejak jatuh tempo tidak dapat dilunasi oleh debitur atau pemanfaat sebagaimana mestinya sesuai dengan perjanjian. Adapun yang menjadi
variabel dalam penelitian ini adalah faktor-faktor penyebab kredit macet. Adapun indikatornya yaitu: G. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis penelitian ini, penganalisaan data tersebut akan dilakukan dengan metode kualitatif. Metode ini dilakukan dengan cara yakni data yang diperoleh dari jawaban responden berdasarkan pertanyaan yang diberikan kemudian ditabulasikan untuk dianalisis secara deskriptif kualitatif hasil data olahan berupa tabel-tabel yang dianalisis dihubungkan dengan teori yang mendukung masalah. Untuk lebih mengetahui faktor apa yang mempengaruhi kredit macet maka akan dipaparkan persepsi responden terhadap faktor-faktor penyebab kredit macet. 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor-Faktor Penyebab Kredit Macet 1. Penyimpangan Prosedur Pemberian Kredit Untuk menjalankan peran BUMDes sebagai lembaga intermediasi, BUMDes menawarkan berbagai produk salah satunya penyaluran dana berupa kredit. Untuk memberikan dana kepada calon pemanfaat tentunya BUMDes mempunyai syarat yang harus dilengkapi. Sedangkan kemudahan yang diberikan tergantung pada apa yang dirasakan oleh calon pemanfaat. Untuk lebih jelasnya pernyataan responden dapat dilihat pada tabel 5.1 Tabel 5.1 Pernyataan tentang prosedur dan syarat-syarat kredit yang diberikan oleh BUMDes. Kriteria Jumlah Persentase Jawaban Responden
Sangat 1 3,13% Mudah Mudah 4 12,5% Cukup 27 84,37% Mudah Sulit 0 0% 32 100% Jumlah Sumber : Data Olahan Penelitian Dari keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan mungkin terjadi kredit macet apabila syaratnya cukup lengkap bahkan ada yang tidak lengkap. 2. Suku Bunga Berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam antara BUMDes dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Suku bunga telah ditetapkan sebelumnya oleh BUMDes dengan persetujuan masyarakat desa pada saat diadakannya musyawarah desa. Untuk mengetahui tinggi atau rendahnya tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh BUMDes dapat dilihat dari pernyataan responden pada tabel 5.4. Tabel 5.4 Pernyataan tentang tingkat suku bunga Kriteria Jumlah Persentase Jawaban responden Sangat 0 0% Tinggi Tinggi 0 0% Cukup 11 34,37% Tinggi Rendah 21 65,63% 32 100% Jumlah Sumber : Data Olahan Penelitian Dari pernyataan responden ini dapat diambil kesimpulan bahwa suku bunga yang ditetapkan oleh
BUMDes rendah yang sesuai dengan hasil persentase sebesar 65,63%. Penyalahgunaan Dana yang Telah Diberikan Dana yang akan dicairkan sesuai dengan jumlah dan untuk apa dana itu digunakan, dan itu dapat dilihat dari poposal permohonan pengajuan pinjaman yang dibuat oleh pemanfaat saat ingin meminjam di BUMDes Mitra Bersama. Tabel 5.5 Pernyataan responden tentang penyalahgunaan pemakaian dana yang telah diberikan Kriteria Jumlah Persentase Jawaban responden Ya 14 43,75% Tidak 18 56,25% 32 100% Jumlah Sumber : Data Olahan Penelitian Dari keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa banyak responden yang tidak menggunakan dana tidak sesuai dengan pengajuan proposal dan ini sangat berdampak tidak baik terhadap pembayaran kredit, karena pemasukan responden masih tetap sama sedangkan pengeluaran bertambah. Dan ini adalah salah satu penyebab kredit macet. 3. Kegagalan Usaha a) Unsur Pendapatan dan Pengeluaran Tujuan untuk melakukan usaha adalah untuk memperoleh pendapatan yang layak. Tabel 5.6. Pernyataan tentang jumlah pendapatan Kriteria Jumlah Persentas Jawaban responde e n 1.000.000 – 25 78,12% 2.000.000
2.100.000 – 7 21,88% 3.000.000 3.100.000 – 0 0% 4.000.000 4.000.00 0 0% 0 32 100% Jumlah Sumber : Data Olahan Penelitian jumlah pendapatan ataupun keuntungan mempengaruhi responden untuk tidak membayar angsuran dengan alasan pendapatan tersebut lebih banyak digunakan untuk keperluan operasional dan kebutuhan sehari-hari sehngga kewajiban untuk membayar angsuran setiap bulannya tidak terlaksana. b) Unsur Penghasilan dan Keuntungan Besarnya pengahasilan dan ditambah keuntungan setiap bulannya juga menjadi sebuah nilai tambah bagi pengusaha dalam suatu kegiatan usaha. Untuk mengetahui jumlah perkembangan penghasilan dapat dilihat pada tabel 5.8 Tabel 5.9 Pernyataan responden tentang penghasilan setiap bulannya. Kriteria Jumlah Persentase Jawaban responden Meningkat 12 37,5% Tetap 5 15,6% Menurun 1 3,12% Tidak 14 43,78% Tahu 32 100% Jumlah Sumber : Data Olahan Penelitian Perkembangan usaha juga dapat dilihat dari jumlah penghasilan atau keuntungan yang diperoleh oleh pemanfaat. Dari keterangan diatas yang paling banyak adalah 43,73% responden mengatakan tidak tahu
dan itu menggambarkan bahwa tidak ada perkembangan usaha pemanfaat dan itu sangat jelas berpengaruh terhadap terhadap pembayaran kredit dan akan berujung kredit macet. c) Unsur Pembuatan Laporan Keuangan Dalam sebuah usaha sangatlah perlu melakukan pencatatan laporan keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan sebuah usaha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.10 Tabel 5.10 Pernyataan tentang pembuatan laporan keuangan setiap bulannya. Kriteria Jumlah Persentase Jawaban responden Ya 4 12,5% Tidak 28 87,5% 32 100% Jumlah Sumber : Data Olahan Penelitian Laporan keuamgam tidak mempengarughi kredit macet. Tabel 5.11 Unsur Persaingan Tingkat persaingan usaha merupakan salah satu penyebab terjadinya gagal usaha. Tabel 5.12 Pernyataan tentang persaingan usaha Kriteria Jumlah Persentase Jawaban responden Sangat 0 0% Ketat Ketat 0 0% Cukup 14 43,75% Ketat Tidak 18 56,25% Ketat 32 100% Jumlah Sumber : Data Olahan Penelitian Jadi persaingan usaha tidak begitu mempengaruhi kredit macet. 2. Itikad Baik Setiap pemanfaat yang lancar dan baik itikadnya maka ia selalu
ingat akan kewajiban pembayaran bunga dan angsuran pinjaman. Adalah wajar jika terjadi sekali dua kali keterlambatan. Tabel 5.13 Pernyataan tentang alasan tidak membayar angsuran tepat waktu Kriteria Jumlah Persentase Jawaban responden Tidak Ada 9 28,12% Dana Ada Dana 20 62,5% Tapi Ada Keperluan Yang Lebih Mendesak 2 6,25% Ada Dana Tapi Digunakan Untuk Hal Yang Tidak Perlu. 1 3,13% Tidak Mau Membayar Tepat waktu 32 100% Jumlah Sumber : Data Olahan Penelitian Tabel
5.14 Persepsi responden tentang penyebab tidak membayar angsuran pada kondisi tidak membayar angsuran tepat waktu. Kriteria Jumlah Persentase Jawaban responden Ya 20 62,5% Tidak 12 37,5% 32 100% Jumlah Sumber : Data Olahan Penelitian
Pada tabel 5.13 dapat dilihat sebanyak 30 responden menyatakan mempengaruhi untuk tidak
membayar angsuran dikarenakan dana yang digunakan untuk keperluan yang lain. Dari alasan responden ini dapat diambil kesimpulan bahwa responden tidak memiliki itikad baik dalam membayar angsuran atau kewajibannya sebagai pemanfaat BUMDes Mitra Bersam sehingga menjadi penyebab terjadinya kredit macet. 3. Bencana Alam dan Perubahan Iklim Yang Tidak Menentu Faktor alam adalah penyebab berbagai petaka atau bencana alam yang sangat merugikan usaha nasabah ditambah lagi dengan adanya perubahan iklim dan musim tertentu. Tabel 5.15 Pernyataan tentang bencana alam dan perubahan iklim mempengaruhi pembayaran angsuran Kriteria Jumlah Persentase Jawaban responden Ya 32 100% Tidak 0 0% 32 100% Jumlah Sumber : Data Olahan Penelitian . Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa bencana alam dan perubahan iklim memiliki pengaruh tersendiri terhadap usaha perkebunan pemanfaat dan itu dapat mengakibatkan keterlambatan pembayaran kredit dan menimbulkan kredit macet. 4. Kebijakan Pemerintah Kebijakan pemerintah merupakan fakor ekstern yang tidak dapat dikendalikan. Tabel 5.16 Penyataan tentang kebijakan pemerintah mempengaruhi usaha
Kriteria Jawaban
Jumlah responde n 24
Persenta se
Ya, 75% Mempengaru hi Tidak 0 0% Mempengaru hi Tidak Tahu 8 25% 32 100% Jumlah Sumber : Data Olahan Penelitian Dari hasil penyebaran kuisioner diketahui pernyataan respoden tentang bentuk kebijakan pemerintah yang menjadi penyebab kredit macet dapat dilihat pada tabel 5.17 Tabel 5.17 Pernyataan tentang bentuk kebijakan pemerintah yang mempengaruhi usaha Kriteria Jumlah Persentas Jawaban responde e n Naik dan 2 6,25% Turunnya Nilai Rupiah Kenaikan 16 50% Harga BBM Kenaikan 12 37,5% Harga Bibit, Pupuk, dan Lainnya yag Berhubunga n Dengan Perkebunan Tidak tahu 2 6,25% 32 100% Jumlah Sumber : Data Olahan Penelitian Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bentuk kebijakan pemerintah yang menjadi faktor penyebab kredit macet yang dominan adalah kebijakan pemerintah tentang
kenaikan harga BBM yaitu sebanyak 16 responden atau 50%. Dari keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penyebab kredit macet yang paling tinggi adalah bencana alam yaitu 100%, kemudian penyimpangan pemberian kredit sebanyak 93,75%, lalu kebijakan pemerintah 90,62%, pendapatan dan pengeluaran pemanfaat yang tidak menentu sebanyak 62,63%, itikad baik nasabah sebanyak 62,5% dan yang paling rendah adalah penyalahgunaan dana yang telah diberikan sebanyak 56,25% 5. PENUTUP A. Kesimpulan 1) Penyimpangan pemberian kredit terkadang membuat nasabah atau pemanfaat lalai memenuhi kewajibannya, salah satu penyebabnya tidak adanya agunan yang diberikan oleh nasabah. Penyalahgunaan dana yang telah diberikan juga menjadi keterlambatan nasabah dalam melakukan pembayaran. Karena dana yang diambil tidak depergunakan sesuai dengan pengajuan proposal pengajuan pinjaman. Berdasarkan persepsi responden dengan kondisi ini sebanyak 56,25% merupakan penyebab kredit macet. 2) Pendapatan dan pengeluaran yang tidak seimbang menyebabkan pemanfaat sulit memenuhi kewajiban kreditnya. Berdasarkan persepsi responden dengan kondisi pendapatan yang dibandingkan dengan pengeluaran menyatakan mempengaruhi responden untuk tidak membayar angsuran sebanyak 62,63% sebagai kredit macet.
3) Itikad baik nasabah berpengaruh dalam melakukan pembayaran angsurannya. Persepsi responden terhadap kondisi alasan pembayaran angsuran tidak tepat pada waktunya sebesar 62,5% nasabah dengan sengaja tidak mau membayar angsuran yang menyebabkan terjadinya kredit macet. 4) Bencana alam dan perubahan iklim yang tidak menentu juga dapat menyebabkan kredit macet, misalnya terjadi musim panas yang mengakibatkan hasil perkebunan berkurang serta secara tidak langsung mengurangi penghasilan nasabah. Persepsi responden terhadap keadaan ini sebesar 100% dan jelas mengakibatkan kredit macet. 5) Kebijakan pemerintah memiliki pengaruh yang sangat besar bagi nasabah BUMDes Mitra Bersama dengan kondisi perubahan kebijakan pemerintah sebagai alasan tidak membayar angsuran. Dengan persentase responden 90,62%, kenaikan harga BBM adalah salah satu bentuk kebijakan pemerintah yang dominan mempengaruhi usaha nasabah sehingga mengalami kredit macet. B. Saran 1. Pihak BUMDes harus benar-benar memperhatikan dan teliti lagi mengenai prosedur pemberian kredit. Walaupun nasabah orang BUMDes atau memiliki hubungan dengan pihak BUMDes. 2. Untuk menyikapi penyalah gunaan dana para pihak BUMDes juga harus jeli kepada pemanfaat. Jangan sampai keteledoran
pemanfaat berakibat fatal terhadap BUMDes. 3. Untuk meningkatkan pendapatan sebaiknya pemanfaat mencari tambahan pendapatan dari luar usaha inti dengan jumlah pendapatan yang meningkat tentunya pembayaran angsuran dapat terlaksana. 4. Pihak BUMDes hendaknya benarbenar memperhatikan watak atau character calon debitur sebelum melakukan pemberian kredit. Pengawasan secara rutin kepada nasabah yang mengalami kredit macet harus dilaksanakan dan melakukan penyelesaian kredit macet. DAFTAR PUSTAKA Ade Arthesa, Edia Handiman, 2006, Bank & Lembaga Keuangan Bukan Bank, PT Indeks. Jakarta. Aulia
Rahman, 2011, Analisis Faktor-Faktor yang Mepengaruhi Kredit Macet Pada PD. BPR Gemilang Di Tembilahan, Skripsi, Universitas Riau, Pekanbaru.
Budi Untung, 2000, Kredit Perbankkan Di Indonesia, Penerbit Andi, Yogyakarta. Darmawi, H. 2006. Manajemen Risiko. Jakarta: Bumi Aksara. Gatot Suparmono, 2009, Perbankkan dan Masalah Kredit, PT Rineka Cipta, Jakarta.
http://warunglips.wordpress.com/201 0/10/07/badan-usaha-milikdesa-bumdes-apa-danbagaimana. http:// raypratama. Blogspot. Com /2012/02/pengertian kredit dan jenis-jenisnya. html. Iswil Hariyani, R. Serfianto, 2010, Bebas Jeratan Utang Piutang, Pustakdaa Yustisia Yogyakarta. Kasmir. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Mudjarad Kuncoro, Suharjdono, 2001, Manajemen Perbankkan Teori Dan Aplikasi ,BPFEYogyakarta, Yogyakarta. Mulyono, T.P.2006. Bank Budgeting Profit, Planning dan Cotrol. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE p Purnomo, B. 2004. Pembangunan BUMDes dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Makalah, BPMPD, Lombok Timur. Rimsky K Judisseno, 2005, Sistem Moneter adn Perbankkan di Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Seyadi. 2003. BUMDes Sebagai Alternatif Lembaga keuangan Desa, Makalah, BPMPD, Selawesi Selatan.