ANALISIS TERHADAP FAKTOR PENYEBAB PROSTITUSI PADA ANAK Rini Fathonah, S.H., M.H.1 Email :
[email protected]
Abstrak Masalah prostitusi anak merupakan masalah yang saat ini semakin marak. Anak yang seharusnya mendapatkan pendidikan yang layak agar perilakunya tidak menyimpang, saat ini justru sudah mengalami pergeseran dimana anak sudah harus mencari pekerjaan untuk dapat bertahan hidup. Dengan banyak keterbatasannya, akhirnya anak dalam mencari pekerjaan dan penghasilan hanya dapat melakukan pekerjaan yang mudah, seperti melakukan prostitusi.
Dalam melakukan penelitian ini, dilakukan dengann cara mengkaji berbagai factor penyebab terjadinya prostitusi pada anak. Dengan mengacu pada norma dan asas yang ada. Beberapa factor yang menjadi penyebab terjadinya prostitusi pada anak adalah factor keluarga, ekonomi, pendidikan, lingkungan, mental dan kejiwaan, serta perdagangan orang (trafficking) Perlu ada perhatian khusus terhadap lingkungan dan keluarga agar anak mendapat perkembangan yang baik, termasuk juga perhatian dari pemerintah untuk pendidikan anak sebagai generasi bangsa.
Kata Kunci : Penyebab, Prostitusi, Anak
1
Dosen Pidana Pada Bagian Hukum Pidana Universitas Lampung. Email :
[email protected]
A. Pendahuluan
demikian tidak ada satu kaidah hokum di
Prostitusi anak merupakan suatu tindakan
Negara
mendapatkan
meniadakan prostitusi.
atau
menawarkan
jasa
manapun
yang
mampu
seksual seorang anak oleh seseorang atau kepada orang lainnya dengan imbalan
Berdasarkan
uang
dirumuskan
atau
imbalan
lainnya.
Kasus
uraian
penelitian ini, yaitu :
umur itu menunjukkan bahwa dalam
a. Apakah
menikmati kedamaian dan kebahagiaan dalam kehidupan sudah dilanggar sejak
maka
permasalahan
perdagangan seksual anak-anak dibawah
kenyataannya hak asasi perempuan untuk
diatas,
latar
dalam
belakang
penyebab
prostitusi pada anak? b. Bagaimana
upaya
penanggulangan
prostitusi pada anak?
usia dini. Hak hidup bermartabat dan bebas dari bahaya yang mengancam
B. Metode Penelitian
dirinya telah direduksi oleh tindakan
Pendekatan masalah dalam penelitian ini
kejahatan.2
adalah dengan menggunakan pendekatan kriminologis.
Dimana
tentang
pada kalangan anak remaja memberikan
melakukan prostitusi. Kemudian dianalisis
keprihatinan mendalam pada kita semua.
dengan kajian literature terkait. Sebagai
Dari penelitian yang dilakukan secara
penelitian factual maka penelitian ini
perorangan atau lembaga memperlihatkan
didukung
kenaikan yang begitu signifikan. Bukan
sumber, yakni satu orang pelaku prostitusi
hanya itu, tetapi juga marak diantara
anak, psikolog, dan juga aktifis lembaga
remaja dengan mudahnya menjajakan diri
perlindungan anak.
perilaku
pelacur),
penyebab
meneliti
Semakin maraknya perilaku seks bebas
(terlibat
factor
akan
oleh
wawancara
usia
anak
beberapa
tanpa
memikirkan dampak penyakit, moral, dan
Dengan metode ini diharapkan dapat
psikososial yang ditimbulkannya.
menentukan factor-faktor dominan yag menyebabkan
usia
anak
melakukan
Bila ditinjau dari akibat yang ditimbulkan,
prostitusi. Responden diambil dari para
prostitusi anak akan menghambat proses
pelaku prostitusi anak di sekitar wilayah
perkembangan pada masyarakat, sekalipun
Bandar lampung.
Acep Amin Faisal. Faktor Penyebab Prostitusi Anak di Kota Bandar Lampung dan Upaya Penanggulangannya. Skripsi. 2013. 2
C. Hasil dan Pembahasan
1. Factor keluarga
Kejahatan yang dilakukan oleh anak
2. Factor pendidikan
merupakan hal yang menjadi concern
3. Factor pendidikan
banyak pihak saat ini. Banyak model
4. Factor lingkungan
kejahatan
5. Factor mental dan kejiwaan
yang
melakukan,
usia
anak
seperti
sudah
pencurian,
pemerkosaan, bahkan hingga pembunuhan.
Factor keluarga mungkin termasuk factor
Komisi perlindungan anak (Komnas PA)
yang krusial, karena pada usia anak
mencatat
kasus
biasanya kedekatan hubungan antar orang
kriminalitas yang dilakukan anak usia
tua dan anak mampu menjaga anak dari
sekolah
setiap
perilaku yang menyimpang. Menurut Kate
diperoleh
Brittle, eksploitasi anak terjadi karena
Komnas PA. pada 2010 terjadi 2.413,
keluarga yang tidak harmonis, sehingga
yakni sebanyak 2.508 kasus. Menurut data
anak-anak pada akhirnya “turun ke jalan”.
ILO, antara tahun 2002 – 2006 ditemukan
Kemudian diberi janji palsu oleh germo,
sebanyak 165 ribu pelacur, dan sekitar 49
lalu mereka dijual untuk menjadi pelacur
ribu (30%) adalah anak dibawah 18 tahun.
di jalan, klub malam, panti pijat, dan
tahunnya.
sebanyak
2.008
cenderung Dari
meningkat
data
yang
lainnya. Kebanyakan dari mereka sudah Keadaan tersebut tentunya tidak sejalan
diperkosa terlebih dahulu, atau diculik
dengan
dengan kekerasan.
bangsa,
program pembangunan karakter dimana
anak-anak
sebagai
generasi masa depan diharapkan mampu
Factor ekonomi juga berperan dalam
bersaing dengan kemampuan yang amat
menyebabkan anak melakukan prostitusi.
baik. Maraknya prostitusi di Indonesia
Terdapat beberapa varian dalam hal ini,
bukanlah sebuah fenomena yang datang
seperti kemiskinan, dan kebutuhan yang
dengan
merupakan
berbagai
sendirinya, factor
melainkan
yang
sifatnya
karena multi
dampak
Kemiskinan seringkali
pergaulan. menjadi factor
dimensional dan saling berkaitan satu
pemicu terjadinya prostitusi pada anak.
dengan lainnya.
Dalam hal ini, keluarga juga berperan dalam
Berdasarkan
hasil
penelitian,
didapat
rangka
melakukan
menyebabkan tindakan
anak
prostitusi.
bahwa penyebab anak masuk ke dalam
Kemiskinan kelurga menjadikan anak-
dunia prostutusi terdiri atas beberapa
anak pada posisi yang harus turut serta
factor, antara lain :
mencari tambahan penghasilan. Orang tua
justru
menggunakan
uang
pemberian
mengalami masalah karena tidak mampu
keperluan
konsumtif,
membaca atau memahami leaflet atau
seperti membayar angsuran kredit motor
pengumuman tentang rumah aman atau
atau membayar berbagai kebutuhan hidup
telepon penting, atau tidak cukup memiliki
lainnya. Adanya ketentuan yang telah
kepercayaan diri. Pelaku prostitusi anak
ditentukan harus dipenuhi anak. Apabila
juga beralasan terjun ke dunia prostitusi
target tersebut tidak terpenuhi atau terlebih
karena
anak tidak memberikan sejumlah uang,
keahlian, dan pendidikan yang rendah.
orangtua tidak segan-segan melakukan
Sehingga
anaknya
untuk
kekerasan terhadap anaknya. Hal inilah yang
kemudian
menyebabkan
tidak
memiliki
mereka
sangat
keterampilan,
sulit
mendapatkan pekerjaan yang layak.
untuk 4
anak
terpaksa melakukan prostitusi.
Factor pendidikan ini dapat dilihat juga dari aspek pengawasan guru kepada siswa.
Anak dijadikan sebagai objek komoditas
Lemahnya pengawasan guru terhadap
perdagangan, pemuas nafsu bejad dari
tindak tanduk siswa di sekolah merupakan
seseorang dan kelompok tertentu yang
salah
menjalankan bisnis seksual guna meraih
munculnya kenakalan anak. Pengawasan
keuntungan ekonomi berlipat ganda.3
terhadap anak yang dapat mengakses
satu
alasan
yang
mendorong
materi pornografi melalui handphone juga Factor
pendidikan
penting
dalam
melakukan
memberikan
peran
menyebabkan
anak
prostitusi.
Rendahnya
member kontribusi terhadap sikap anak terkait
dengan
pornografi
dan
dapat
mengarah pada perilaku seksual yang juga
pendidikan dan keterampilan mempersulit
dianggap hal yang biasa saja.
gadis muda untuk mendapatkan pekerjaan
Factor
atau
membantu
lingkungan. Lingkungan sekitar tempat
disektor
tinggal maupun lingkungan pergaulan
informal. Pekerja disekor informal tidak
adakalanya dihuni oleh orang dewasa
mendapatkan
ataupun
cara
keluarganya
pemerintah,
lain
untuk
selain
bekerja
perlindungan peraturan
tenaga
dari
berikutnya
anak-anak
adalah
muda
factor
yang suka
kerja,
berbuat negative. Lingkungan seperti ini
perserikatan kerja, atau dari majikan.
dapat mempengauhi perkembangan emosi
Akibat lebih jauh lagi, jika mereka
anak-anak yang masih labil jiwanya.
3
4
Abdul Wahid dan Muhammad Irfan. Perlindungan Terhadap Korban Kekerasan Seksual. Refika Adhitama. Bandung. 2001
Lanny Carolina Maria Lang. Perlindungan Hukum Terhadap Hak Anak Korban Praktek Prostitusi Dari Wisatawan. Lex Et Societatis. Vol. II/No. 1/Januari/2014
Menurut
Retnowati,
factor
kondisi
siapapun. Cara yang mudah mendapatkan
lingkungan social yang tidak sehat atau
uang
rawan, dapat merupakan factor yang
melakukannya. Cara adaptasi yang salah
kondusif
saperti
bagi
anak
remaja
untuk
adalah
salah
itulah
satu
yang
alasan
ia
kemudian
berperilaku tidak wajar. Factor kutub
menjerumuskan anak ke dalam prostitusi.
masyarakat ini dapat dibagi dalam dua
Kebiasaan, tingkah laku dan adanya
bagian, yaitu pertama, factor kerawanan
pemaksaan konflik batin diri sendiri yang
masyarakat dan kedua, factor daerah
menimbulkan
rawan (gangguan kemanan dan ketertiban
sehingga mengalami prustasi, konflik baik
masyarakat).
5
eksternal
respon
maupun
yang
internal
negative
maupun
eksternal, ketegangan batin dan gangguan Factor
mental
dan
kejiwaan
sangat
kejiwaan.6
berpengaruh pada pola pikir dan perbuatan yang akan dilakukannya. Anak yang
Upaya Penanggulangan Prostitusi Pada
mental dan kejiwaannya sudah rusak, baik
Anak.
itu karena pengaruh keluarga, pergaulan,
Kartini Kartono menjelaskan secara garis
pendidikan,
besar usaha untuk mengatasi masalah
maupun
kejadian-kejadian
yang pernah dialami sebelumnya, akan
tunasusila ini dapat dibagi menjadi dua :7
merasa dirinya sudah tidak berguna lagi
a) Usaha
yang
bersifat
preventif
dan bahkan cenderung melakukan hal-hal
(pencecgahan), antara lain dengan :
negative.
1. Penyempurnaan
Kelemahan
mental
serta
perundang-
kejiwaan anak ini berpotensi menimbulkan
undangan mengenai larangan atau
dampak negative bagi masa depannya. Hal
pengaturan
ini disebabkan karena mereka hanya
pelacuran
penyelenggaraan
berpikir sesaat, mudah terbawa emosi, dan
2. Intensifikasi pemberian pendidikan
tidak mempertimbangkan dampak buruk
keagamaan dan kerohaniaan, untuk
yang akan terjadi dikemudian hari.
memperkuat keimanan terhadap nilai-nilai religious dan norma
Menurut OD (Pelaku Prostitusi Anak), ia
kesusilaan
melakukan perbuatan prostitusi karena
3. Menciptakan
keinginan sendiri, tidak dipaksa oleh Retnowati. Remaja dan Permasalahannya. http://sofiapsy.staff.ugm.ac.id/files/remaja_dan_permasal ahannya.doc 5
bermacam-macam
kesibukan dan kesempatan rekreasi Karitni Kartono. Patologi Sosial 2. Kenakalan Remaja. Rajawali Press. Jakarta. 2010 7 ibid 6
bagi
anak-anak
adolesens
puber
untuk
dan
menyalurkan
kelebihan energinya
1. Melalui
lokalisasi
yang sering
ditafsirkan sebagai legalisasi orang melakukan pengawasan / control
4. Memperluas lapangan kerja bagi
yang
ketat
demi
wanita, disesuaikan dengan kodrat
kesehatan
dan bakatnya, serta mendapatkan
prostitute serta lingkungannya
upah/gaji
yang
cukup
untuk
2. Untuk
dan
menjamin
keamanan
mengurangi
para
pelacuran,
memenuhi kebutuhan hidup setiap
diusahakan
harinya
rehabilitasi dan resosialisasi, agar
5. Penyelenggaraan pendidikan seks dan pemahaman nilai perkawinan dalam kehidupan keluarga 6. Pembentukan
mereka dapat dikembalikan sebagai warga masyarakat yang susila 3. Penyempurnaan
tempat-tempat
penampungan bagi para wanita
usaha
tunasusila terkena razia; disertai
penanggulangan pelacuran yang
pembinaan yang sesuai dengan
dilakukan oleh beberapa instansi
bakat dan minat masing-masing
dari
atau
aktivitas
tim
koordinasi
badan
melalui
semua
sekaligus mengikutsertakan potensi
4. Pemberian
suntikan
dan
masyarakat local untuk membantu
pengobatan pada interval waktu
melaksanakan kegiatan pencegahan
tertentu untuk menjamin kesehatan
atau penyebaran pelacur
pada prostitute dan lingkungannya
7. Penyitaan terhadap buku-buku dan
5. Menyediakan lapangan kerja baru
majalah-majalah cabul, gambar-
bagi
yang
bersedia
gambar porno, film-film biru dan
meninggalkan profesi
pelacuran
sarana-sarana
dan mau memulai hidup susila
lain
yang
merangsang nafsu seks
6. Mengadakan pendekatan terhadap
8. Meningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya b) Tindakan yang bersifat refresif dan kuratif, sebagai
usaha
yang
dimaksudkan
kegiatan
menekan
(menghapus, menindas) dan usaha menyembuhkan
para
mereka
wanita
pihak keluarga pihak keluarga dan masyarakat
asal
menerima
kembali
mereka
mau
bekas-bekas
wanita tunasusila itu mengawali hidup 7. Mencarikan pasangan hidup yang
dari
permanen / suami bagi wanita
ketunasusilaannya untuk membawa ke
tunasusila untuk membawa mereka
jalan yang benar. Usaha ini meliputi :
ke jalan yang benar
8. Mengikutsertakan ex-WTS (bekas
E. Daftar Pustaka
wanita tuna susila) dalam usaha
Abdul Wahid dan Muhammad Irfan.
transmigrasi,
Perlindungan
dalam
rangka
Terhadap
pemerataan penduduk tanah air dan
Kekerasan
Seksual.
perluasan kesempatan kerja bagi
Bandung. 2001.
Refika
Korban Adhitama.
wanita. Acep Amin Faisal. Faktor Penyebab D. Kesimpulan dan Saran
Prostitusi Anak di Kota Bandar Lampung
Prostitusi anak merupakan hal yang perlu
dan Upaya Penanggulangannya. Skripsi.
mendapat perhatian khusus karena sebagai
2013
generasi
penerus
bila
terjebak
pada
prostitusi anak, maka masa depan bangsa
Dzakia Darajat. Pokok-pokok Kesehatan
juga akan dipertaruhkan. Beberapa factor
Jjiwa/Mental. Jilid I. Bulan Bintang.
yang menyebabkan prostitusi pada anak
Jakarta. 1974
antara lain : factor keluarga, factor ekonomi,
factor
pendidikan,
lingkungan, serta
factor
Ghandi Lapian dan Hetty A. Geru.
factor mental dan
Trafficking Perempuan dan Anak. Yayasan
kejiwaan. Selain itu, perdagangan orang
Obor Indonesia. Jakarta. 2006.
menjadi penyebab seorang terjerumus pada dunia prostitusi.
Hatib Abdul Kadir. Tangan Kuasa Dalam Kelamin. INSIST Press. Yogyakarta. 2007.
Perlu ada perhatian khusus terhadap perkembangan
dalam
Lanny Carolina Maria Lang. Perlindungan
lingkungan
Hukum Terhadap Hak Anak Korban
pergaulannya, agar tidak terjerumus pada
Praktik Prostitusi Dari Wisatawan. Lex Et
pergaulan yang menyimpang. Selain itu
Societatis. Vol.II/No.1. Januari.2014.
keluarga
anak,
baik
maupun
di
perlu juga ditingkatkan perhatian oleh pemerintah tentang pendidikan generasi
Kartini
muda.
Kanakalan
Program
pendidikan
dari
pemerintah selama ini sudah berjalan baik,
Kartono.
Patologi
Remaja.
Sosial
Rajawali
2.
Press.
Jakarta. 2005.
namun baiknya program tidak cukup hanya mengeluarkan program, tetapi harus
Kate Brittle, dalam Susan L. Pollet. Child
ditindaklanjuti
Prostitutes, Criminals Or Victims?. NY
evaluasi.
oleh
pengawasan
dan
Law Journal. New York. 2010.
Koentjoro. Tutur Sang Pelacur. Tinta. Yogyakarta. 2004.
Soedjono
Dirdjosisworo.
Masalah
Pelacuran Ditinjau Dari Segi Hukum dan Kenyataan Dalam Masyarakat. Karya Nusantara. Bandung. 1977.
Yulita Amaliyasari dan Nunik Puspitasari. Perilaku Seksual Anak Usia Pra-Remaja Disekitar Lokalisasi dan Faktor yang Mempengaruhinya.
Jurnal
Penelitian
Dinas Sosial. Vol. I/No.1. Surabaya. April 2008.