Analisis Faktor Pendorong Pemerintah Bolivia dibawah Otoritas Presiden Evo Morales dalam Menghentikan Hubungan Kerjasama dengan USAID (2013) Ratna Haidining Tyas – 071012070 Program Studi S1 Hubungan Internasional, Universitas Airlangga ABSTRACT Bolivia has formed a partnership with one of the agencies of the United States, the United States Agency for International Development (USAID) sincy many decades. The partnership relation between Bolivia and United States must come to an end on May 1, 2013 when the Bolivian government under the authority of President Evo Morales declared that the agency that handles the development issues in Bolivia has been closed and all the representatives have sent to their home country. The United States government deeply regrets the Bolivian government's decision to terminate the agreement since both of the parties agreed to create a Framework Agreement as an effort to normalize bilateral relations between Bolivia and US. This research focuses on why Bolivian government terminate the cooperation with the USAID in 2013 although bilateral relations between the two countries has begun since 2008 and after the signing Framework of agreement in 2011. The writer uses model theory of Joakim Eidenfalk’s foreign policy change theory to analyze the international and domestic factors that influence policy formulation. Keywords: Bolivia, USAID, Framework Agreement, Bilateral Relations, United States
Bolivia telah menjalin kerjasama dengan salah satu agensi milik Amerika Serikat, United States Agency for International Development (USAID), sejak beberapa dekade lamanya. Hubungan yang terjalin kemudian harus berakhir ketika pada 1 Mei 2013, pemerintah Bolivia dibawah otoritas Presiden Evo Morales menyatakan bahwa agensi yang menangani masalah pembangunan di Bolivia ini telah ditutup dan seluruh representatifnya dikembalikan ke negara asalnya. Penelitian ini difokuskan pada mengapa eksekusi penghentian kerjasama dengan USAID baru dilaksanakan pada tahun 2013 padahal hubungan bilateral diantara kedua negara sudah mulai merenggang sejak tahun 2008 dan setelah disepakatinya Framework Agremeent pada tahun 2011. Model teori perubahan kebijakan luar negeri milik Joakim Eidenfalk akan diaplikasikan dalam penelitian ini untuk menganalisis faktor internasional dan domestik yang mempengaruhi perumusan kebijakan. Kata-kata Kunci: Bolivia, USAID, Framework Agreement, Hubungan Bilateral, Amerika Serikat
1881
Ratna Haidining Tyas
Bolivia merupakan negara dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang cukup rendah dengan indikator rendahnya angka pembangunan serta tingginya kesenjangan sosial diantara masyarakat. Negara ini tergabung dalam perkumpulan negara di kawasan regional geografisnya yaitu Alianza Bolivariana Pueblos Nuestra America atau The Bolivarian Alliance for Peoples of Our Americas (ALBA). Bolivia banyak dibantu oleh United States Agency for International Development (USAID) melalui berbagai program yang membangun negara tersebut. Sesuai dengan laporan yang disuguhkan oleh USAID, program-program yang telah dijalankan di Bolivia diantaranya seperti bantuan untuk pembangunan ekonomi dan infrastruktur yang meliputi pengadaan sarana bandar udara dan jalan raya, pengadaan proyek kesehatan sejak tahun 1942, program pembangunan dalam bidang pendidikan sejak tahun 1944 dan program pemberdayaan bidang agrikultural sejak tahun 1948. Sayangnya, hubungan baik yang telah dijalin tersebut mulai mengalami kerenggangan. Pada tahun 2008, Evo Morales mengusir duta besar Amerika Serikat, Philip S. Goldberg. Keputusan Evo Morales dalam mengusir duta besar Goldberg sangat disayangkan pihak Amerika Serikat, melalui juru bicara Departemen Luar Negeri, pihaknya menyatakan bahwa justifikasi Evo Morales terhadap duta besar Goldberg sangat tidak berdasar. Pasca pengusiran Duta Besar Goldberg, pemerintah Amerika Serikat dibawah otoritas Presiden George W. Bush memberikan respon atas tindakan Bolivia yaitu mengusir duta besar Bolivia untuk Washington, Gustavo Guzman. Pemerintah Bolivia juga menghentikan kerjasama terkait upaya war on drugs melalui penutupan U.S. Drug Enforcement Administration (DEA) pada November 2009. Setelah peristiwa penutupan DEA, Bolivia menggelar pemilu Presiden pada Desember 2009. Evo Morales mencalonkan diri sebagai Presiden dan terpilih kembali. Pengusiran duta besar Goldberg dan penutupan DEA menandai mulai merenggangnya hubungan diplomatik antara Bolivia dengan Amerika Serikat. Atas hal tersebut, pemerintah kedua negara mengupayakan langkah untuk menormalisasi hubungan diplomatik mereka. Pada November 2011, pemerintah Amerika Serikat bersama dengan pemerintah Bolivia menyepakati sebuah perjanjian kerjasama yang dikenal dengan Framework Agreement. Dua tahun setelah disepakatinya Framework Agreement, pemerintah Bolivia mengumumkan dihentikannya hubungan kerjasama dengan USAID pada Mei 2013. Penghentian kerjasama dengan USAID oleh pemerintah Bolivia memunculkan pertanyaan yaitu, jika memang hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dengan Bolivia sudah mulai memburuk pada tahun 2008, mengapa kemudian disepakati Framework Agreement tiga
1882
Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 4. No. 1
Analisis Faktor Pendorong Pemerintah Bolivia dibawah Otoritas Presiden Evo Morales dalam Menghentikan Hubungan Kerjasama dengan USAID (2013)
tahun setelah peristiwa tersebut. Selain itu, bilamana Evo Morales merupakan pihak yang sangat kuat dalam mempengaruhi kebijakan Bolivia, lantas mengapa eksekusi penutupan USAID baru dilaksanakan pada tahun 2013, jauh setelah Evo Morales menduduki kursi kepresidenan pada tahun 2006. Fokus penelitian ini adalah mengapa eksekusi penghentian kerjasama dan pengusiran USAID baru dilakukan pada tahun 2013, jauh setelah Evo Morales menduduki kursi kepresidenan dan setelah upaya normalisasi hubungan diplomatik disepakati oleh kedua negara pada tahun 2011. Proses pembuatan kebijakan luar negeri yang terjadi pada suatu negara tidak semata-mata terjadi begitu saja. Beberapa sebab atau faktor yang mempengaruhi suatu negara merumuskan atau merubah arah kebijakan luar negeri telah banyak sekali dikemukakan oleh para ahli analisis kebijakan luar negeri. Berbagai model atau pola disuguhkan untuk mempermudah analisis bagaimana suatu kebijakan luar negeri dapat terbentuk, diantaranya yang dikemukakan oleh Joakim Edienfalk yang sekaligus menjadi alat analisis dalam penelitian ini. Analisis dilakukan melalui dua faktor yaitu faktor internasional dan faktor domestik. Eidenfalk menyebut kedua faktor tersebut sebagai source of change dan membagi faktor internasional menjadi beberapa sub-faktor yaitu; faktor global, faktor regional, hubungan bilateral dan aktor non-negara. Sementara dalam faktor domestik dibagi mejadi; birokrasi, opini publik, media, kelompok kepentingan dan partai politik. Eidenfalk juga menyuguhkan konsep window of opportunity yaitu kesempatan yang dimiliki oleh seorang kunci pengambil keputusan atau key decision-maker dalam menyalurkan persepsinya terhadap kondisi yang terjadi untuk kemudian diolah menjadi suatu kebijakan. Dengan kata lain, window of opportunity adalah kesempatan yang dimiliki oleh pengambil keputusan untuk baik menanggapi tekanan-tenakan yang berasal dari source of change dengan membuat kebijakan yang baru maupun tidak Bagan I: The New Model of Foreign Policy Change Joakim Eidenfalk.
Jurnal Analisis HI, Maret 201
1883
Ratna Haidining Tyas
Source of change
Key decision-maker
International: Global factors, Regional factors, Diplomatic relation, Non-state actors Domestic: bureaucracy, public opinion, media, interest group, political parties
No policy change
Policy change
The window of opportunity
Sumber perubahan yang akan digunakan adalah dua variabel dari keempat variabel yang disuguhkan oleh Eidenfalk dalam faktor internasional yaitu faktor regional dan faktor hubungan bilateral karena kedua faktor tersebut dinilai memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam kasus ini. Sementara pada faktor domestik, penelitian ini hanya akan berfokus pada variabel partai politik dalam parlemen Bolivia saja karena dianggap menjadi faktor yang sangat signifikan dalam mempengaruhi proses perumusan kebijakan dalam kongres Bolivia. Terdapat beberapa hipotesis dalam penelitian ini yaitu faktor pengaruh yang datangnya dari sumber internasional adalah adanya peranan ALBA sebagai kelompok regional yang mendorong pemerintah Bolivia untuk melakukan penghentian kerjasama dengan USAID. Adanya perubahan konfigurasi hubungan bilateral Bolivia dengan negara lain selain Amerika Serikat juga dipradugakan menjadi faktor perumusan kebijakan tersebut. Sementara pada faktor domestik negara, partai politik, yaitu dalam kasus ini partai MAS, dihipotesiskan memiliki peranan yang sangat signifikan dalam proses perumusan kebijakan. Hipotesis selanjutnya adalah faktor-faktor tersebut kemudian dipersepsikan ke dalam konsep window of opportunity oleh pembuat kebijakan yaitu Presiden Evo Morales. Penelitian ini melihat kejadian-kejadian penting sebelum peristiwa pengusiran USAID. Selain itu, peristiwa setelah pengusiran USAID juga dianggap penting karena dapat menjadi alasan atas kebijakan yang diambil pemerintah Bolivia. Hal tersebut didasari oleh pemikiran Rosati yang memandang suatu kebijakan luar negeri sebagai strategi yang dipilih untuk mewujudkan kepentingan saat ini maupun untuk mempertimbangkan potensi di masa yang akan datang, sehingga penelitian ini akan dimulai pada tahun 2008 hingga pada tahun 2014. Penelitian ini tidak berhenti ditahun 2013 melainkan hingga masa akhir jabatan Presiden Evo Morales pada tahun 2014.
1884
Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 4. No. 1
Analisis Faktor Pendorong Pemerintah Bolivia dibawah Otoritas Presiden Evo Morales dalam Menghentikan Hubungan Kerjasama dengan USAID (2013)
Faktor Regional: Pengaruh The Bolivarian Alliance for the Peoples of Our America (ALBA) Faktor regional merupakan faktor yang muncul dalam ranah regional negara yang mengambil kebijakan tersebut. Bolivia merupakan negara di kawasan geografis Amerika Latin yang tergabung perkumpulan regional dengan negara Amerika Latin lainnya. Perkumpulan tersebut adalah The Bolivarian Alliance for the Peoples of Our Americas (ALBA). Kelompok regional ini dibentuk sebagai upaya untuk menjalin kerjasama dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi dan pertahanan sosial diantara negara-negara anggotanya. Saat ini ALBA beranggotakan Sembilan negara yaitu Antigua, Bolivia, Cuba, Dominica, Ecuador, Nicaragua, Saint Lucia, St. Vincent and the Grenadines dan Venezuela. Bolivia bergabung dalam keanggotaan ALBA pada 29 April 2006. Selain dengan negara-negara anggota, ALBA juga bekerja sama dengan negara lain di kawasan Amerika Latin seperti Brazil, Colombia, Argentina dan lain-lain. ALBA merupakan sebuah kelompok regional yang mengedepankan penentuan nasib sendiri atau self-determination. Pada tanggal 21 Juni 2012, negara-negara anggota ALBA berkumpul di Rio de Janeiro untuk membahas resolusi dalam dewan politik ALBA. Dalam pertemuan itu dibahas mengenai asumsi adanya intervensi USAID dalam berbagai aktivitas politik pada masing-masing negara anggota ALBA. USAID dianggap berupaya untuk melemahkan eksistensi demokrasi di negara-negara tersebut. ALBA menganggap bahwa intervensi yang dilakukan oleh USAID dapat memudarkan kekuatan kedaulatan negara, yang mana hal tersebut sangat bertentangan dengan konstitusi negara. ALBA juga berasumsi bahwa USAID bisa saja terkait atau bekerjasama dengan beberapa Non-Governmental Organization (NGO) atau organisasi internasional yang menawarkan segala bentuk fundamentalisme sebagai upaya yang sifatnya konspiratif dan bertujuan melemahkan kekuatan nasional negara tersebut serta menekan otoritas atas negara-negara ALBA terhadap negaranya sendiri. Pada pertemuan di Rio de Janeiro, kemudian disepakatinya sebuah protokol yang berisi; “We (ALBA) resolve to request that the heads of state and the government of the states who are members of the Bolivarian Alliance for the Peoples of Our America, immediately expel USAID and its delegates or representatives from their countries due to the fact that we consider their presence and actions to constitute an interference which threatens the sovereignty and stability of our nations.”
Jurnal Analisis HI, Maret 201
1885
Ratna Haidining Tyas
Kesepakatan tersebut disetujui dan ditandatangani oleh enam anggota negara ALBA termasuk Bolivia bersama dengan kelima negara lainnya yaitu Cuba, Ecuador, Dominica, Nicaragua dan Venezuela pada tanggal 21 Juni 2012. Meskipun kesepakatan untuk sesegera mungkin menghentikan kerjasama dengan USAID, namun negara-negara ALBA ini lantas tidak melakukan eksekusi atas kesepakatan tersebut dengan segera. Ecuador memutuskan untuk menutup dan mengusir USAID, beberapa bulan setelah Evo Morales melakukan hal yang sama di Bolivia. Selain itu, di beberapa negara anggota lainnya yaitu Cuba, Dominica dan Nicaragua sampai saat ini sekalipun belum melakukan eksekusi penutupan USAID dan masih menjalin kerjasama dengan agensi ini. Bolivia merupakan negara anggota ALBA yang pertama kali melakukan eksekusi penutupan dan pengusiran USAID di tahun 2013. Eidenfalk menjelaskan bahwa faktor regional merupakan salah satu variabel dalam international source of change yang dapat memberikan pengaruh yang cukup besar bagi suatu pemerintah dalam merumuskan keputusan atau kebijakan. Dalam kasus ini, peranan ALBA dalam mendorong pemerintah Bolivia untuk akhirnya memutuskan hubungan kerjasama dengan USAID terlihat cukup signifikan lantaran adanya kesepakatan yang dibuat secara bersama-sama untuk sesegera mungkin menutup USAID sebelumnya, yaitu pada tahun 2012. Selain itu, Bolivia menjadi negara pertama diantara negara-negara anggota ALBA yang melakukan eksekusi penutupan dan pengusiran USAID. Hal ini lantas memunculkan adanya sebuah ‘kepercayaan diri’ pemerintah Bolivia tersebut sehingga dapat dipahami bahwa mungkin saja terdapat faktor lain yang lebih berpengaruh selain tekanan yang diberikan oleh kelompok regional ini yang menjelaskan alasan mengapa eksekusi penutupan dan pengusiran USAID oleh pemerintah Bolivia baru dilaksanakan pada Mei 2013. Hubungan Bilateral: The Rising China Power Amerika Serikat memiliki pengaruh yang cukup besar bagi negara-negara di kawasan Amerika Latin sejak era pasca Perang Dunia II. Hegemoni yang dilakukan oleh Amerika Serikat secara terus-menerus menciptakan suatu dependensi atas asistensi Amerika Serikat. Jika pada era pasca Perang Dunia II, hegemoni Amerika Serikat yang terbentuk kebanyakan menciptakan banyak dependensi dalam aspek militer, namun kemudian dewasa ini hal tersebut berkembang ke beberapa aspek seperti ekonomi dan sosial. Secara konkrit, dependensi tersebut dapat dilihat dari adanya berbagai agensi milik Amerika Serikat yang ada di berbagai kawasan Amerika Latin USAID dan DEA.
1886
Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 4. No. 1
Analisis Faktor Pendorong Pemerintah Bolivia dibawah Otoritas Presiden Evo Morales dalam Menghentikan Hubungan Kerjasama dengan USAID (2013)
Dominasi Amerika Serikat di kawasan Amerika Latin nampaknya sudah mulai memudar. Berbagai pandangan muncul dari para ahli yang menjelaskan bagaimana peranan Amerika Serikat mulai melemah seperti misalnya berubahnya fokus Amerika Serikat ke negara-negara di kawasan Timur Tengah, sebagai implikasi dari adanya tragedi 11 September 2001. Pandangan lain juga muncul dimana Kawasan Amerika Latin sudah semakin massif dan radikal dalam menentang intervensi pihak lain dengan mengatasnamakan kedaulatan. Upaya untuk meminimalisasi intervensi pihak lain dalam aktivitas bernegara terlihat dalam terbentuknya berbagai kelompok regional seperti ALBA, Community of Latin America and The Caribbean (CELAC) dan The Union of South American Nation (UNASUR). Kemungkinan berubahnya konfigurasi hubungan bilateral Bolivia atau munculnya peranan pihak lain yang menggantikan posisi Amerika Serikat juga patut untuk dikaji lebih lanjut. Adalah Cina yang dianggap sebagai negara yang mulai menanamkan kekuatannya di kawasan Amerika Latin. Republik Rakyat Tiongkok dan yang lebih dikenal dengan sebutan negara Cina (China) merupakan salah satu negara yang memiliki kekuatan yang dipandang cukup besar dalam berbagai aspek internasional. Cina dan Rusia seringkali dianggap sebagai negara kompetitor bagi kekuatan superpower Amerika Serikat. Di Amerika Latin, peranan Cina mulai dipandang penting pada kawasan tersebut. The Beijing Axis, salah satu International-advisory yang berfokus pada analisis terhadap Cina, menjelaskan bahwa hubungan diplomatik antara Cina dengan negara-negara di kawasan Amerika Latin mulai menguat pada tahun 2013. Hubungan yang terjalin antara Cina dengan negara di kawasan regional Amerika Latin tidak hanya dalam aspek perekonomian saja namun juga dalam berbagai forum seperti China-CELAC Forum. Pada antara tahun 2000 hingga 2009, Cina meningkatkan perdagangan dua arah dengan negara-negara Amerika Latin bahkan sebesar 660%, dengan anggaran USD 13 triliun pada awal tahun 2000 menjadi USD 120 triliun, Sembilan tahun kemudian. Jumlah agregat ekspor negara-negara Amerika Latin ke Cina mencapai angka USD 41.3 triliun yang bahkan merupakan hampir 7% dari keseluruhan nilai ekspor di negara-negara Amerika Latin tersebut. Penguatan hubungan bilateral antara Cina dan negara-negara Amerika Latin juga tercermin dari kunjungan kenegaraan resmi yang dijalankan oleh Presiden Cina, Xi Jinping, ke beberapa negara Amerika Latin. Cina telah menjalin hubungan bilateral dengan Bolivia sejak 29 tahun yang lalu. Kunjungan Evo Morales ke Cina pada Desember 2013 merupakan kunjungan pertama yang dilakukan. Pada 20 Desember
Jurnal Analisis HI, Maret 201
1887
Ratna Haidining Tyas
2013, Cina meluncurkan satelit komunikasi pertama untuk Bolivia yang diluncurkan oleh Xichang Satellite Launch Centre di kawasan selatan provinsi Sichuani. Satelit komunikasi pertama milik Bolivia ini diberi nama Tupak Katari dan dianggap oleh Evo Morales sebagai instrumen untuk melepaskan diri dari dependensi terhadap peranan pihak eksternal dalam urusan komunikasi negaranya. Propaganda atas self-determination yang diserukan oleh Evo Morales nampaknya tidak sesuai dengan kenyataannya. Ketika pemerintah Bolivia menyuarakan untuk mengurangi ketergantungan dengan pihak lain atas nama kedaulatan, Bolivia terlihat hanya mengalihkan saja dependensinya dari Amerika Serikat ke Cina. Meskipun Bolivia menutup segala akses bantuan yang datangnya dari Amerika Serikat, namun pemerintah Bolivia justru menerima berbagai jenis bantuan atau pinjaman dari pemerintah Cina. Terkait dengan peluncuran satelit komunikasi Tupak Katari yang dilaporkan oleh China Central Television News merupakan hasil kerjasama yang terintegrasi antara pemerintah Bolivia dengan Cina dimana mayoritas biaya yang diperlukan merupakan pinjaman dari pemerintah Cina. Masih banyak lagi pinjaman diberikan oleh pemerintah Cina kepada Bolivia, diantaranya bantuan sebesar USD 60 juta untuk pengembangan energi, akuisisi enam buah pesawat militer milik Cina yang setara dengan USD 58 juta pada tahun 2009, dan pemberian pinjaman sebesar 85% dari total anggaran untuk pengembangan industri baja yang keseluruhan jumlahnya mencapai USD 405 juta pada tahun 2014. Sebuah laporan yang disusun oleh Kevin P. Gallagher, seorang professor ilmu Hubungan Internasional di Universitas Boston dan merupakan peneliti senior Global Development and Environment Institute, Universitas Tufts, menunjukkan adanya peranan Cina yang sangat besar dalam hal pemberian bantuan kepada negara-negara di kawasan Amerika Latin secara umum, termasuk Bolivia sebagai salah satu negara yang menerima alokasi dana yang terbesar, bersama dengan Venezuela dan Ecuador, yaitu mencapai 68% dari total bantuan. Tabel 1: Bantuan pemerintah Cina untuk Bolivia (diolah dari laporan Inter America Dialogue, Tufts University) Tahun
1888
P i h a k P e m b e r i Peminjam Pinjaman
J u m l a h T u j u a n Pinjaman A l o k a s i (dalam juta Pinjaman USD)
Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 4. No. 1
Analisis Faktor Pendorong Pemerintah Bolivia dibawah Otoritas Presiden Evo Morales dalam Menghentikan Hubungan Kerjasama dengan USAID (2013)
2009
YPFB
Export-Import Bank
60
2010
Pemerintah
2010
Pemerintah
2011
Pemerintah
C h i n a 251 Development Bank E x p o r t - I m p o r t 67.8 Bank E x p o r t - I m p o r t 300 Bank
Gas dan minyak untuk rumah tangga Satelit Cina (Tupak Katari) Infrastruktur Helikopter dan infrastruktur
Bantuan pinjaman dana yang diberikan oleh pemerintah Cina bahkan mencapai jumlah yang fantastis melebihi dari jumlah bantuan yang diberikan oleh World Bank pada tahun 2010 yaitu mencapai USD 37 triliun. Adanya peningkatan peranan pemerintah Cina dalam pemberian bantuan luar negeri untuk pemerintah Bolivia dapat dipahami menjadi salah satu faktor yang akhirnya mendorong pemerintah Bolivia untuk mennghentikan kerjasama dengan USAID. Terlebih lagi, dengan absennya bantuan dari negara barat, dalam hal ini Amerika Serikat, dan semakin menguatnya hubungan bilateral Cina dengan Bolivia beberapa tahun belakangan, dapat menjelaskan bahwa pemerintah Bolivia akhirnya dengan sangat percaya diri memutuskan untuk menutup dan mengusir USAID, dikarenakan Bolivia sudah memiliki ‘pengganti’ Amerika Serikat sebagai aktor yang memberikan bantuan untuk membangun negara berkembang ini. Faktor Domestik Bolivia: Peranan Partai Movement Toward Socialism (MAS) dalam Kongres Sebuah kebijakan luar negeri tentu saja sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu salah satunya adalah faktor domestik. Kondisi domestik merupakan tempat awal dalam sebuah proses perumusan suatu kebijakan luar negeri. Suatu pemerintahan negara tentu saja memiliki seorang pemimpin yang menjadi kunci dalam pembuatan suatu kebijakan meskipun pada prosesnya selalu terjadi perundingan antar aktor-aktor dalam pemerintah. Dalam hal ini, yang menjadi aktor kunci dalam proses pembuatan kebijakan di Bolivia dipahami sebagai seorang Presiden yaitu Evo Morales. Sebelum memulai pembahasan atas keterlibatan partai politik dalam proses perumusan kebijakan pemerintah Bolivia dalam kasus ini, akan dianalisis terlebih dahulu kondisi yang terjadi di Bolivia untuk
Jurnal Analisis HI, Maret 201
1889
Ratna Haidining Tyas
kemudian dilihat bagaimana keterlibatan partai politik dalam kondisi yang terjadi tersebut. Kondisi yang dimaksud adalah berbagai momentum yang terkait dengan kasus ini, selama rentang waktu dalam jangkauan penelitian yaitu tahun 2008 hingga tahun 2014 yang akan disuguhkan dalam tabel berikut, Tabel 2: Timeline Kebijakan Pemerintah Bolivia 2008-2014 Waktu Evidence, Kebijakan atau sikap pemerintah Bolivia S e p t e m b e r Pengusiran Duta Besar Amerika Serikat untuk Bolivia, Phillip S. 2008 Goldberg. Januari 2009 Referendum: amandemen Konstitusi lama menjadi The New Constitutional (Konstitusi baru Bolivia) salah satunya mengatur mengenai permasalahan Presidensial dimana seorang Presiden diatur dapat mencalonkan diri kembali untuk kedua kalinya (konstitusi lama hanya mengijinkan seorang Presiden menjabat selama satu periode saja). N o v e m b e r Pengusiran Drug Enforcement Agency (DEA). 2009 D e s e m b e r Evo Morales mencalonkan diri kembali dan kemudian terpilih 2009 menjadi Presiden Bolivia untuk kedua kalinya. N o v e m b e r Framework Agreement: kesepakatan kerjasama sebagai upaya 2011 normalisasi hubungan diplomatik melalui USAID. April 2013 Keputusan pemerintah yang memperbolehkan Evo Morales mencalonkan diri kembali (untuk ketiga kalinya) dalam pemilu Presiden 2014. Mei 2013 Pengusiran United States Agency for International Development (USAID). D e s e m b e r Evo Morales mencalonkan diri dalam pemilu Presiden 2014 dan 2014 kemudian terpilih kembali menjadi Presiden. Kuatnya keterlibatan partai Movement Toward Socialism (MAS) yang merupakan sebuah partai yang menaungi Evo Morales dalam catur perpolitikan di pemerintahan Bolivia terlihat dalam beberapa peristiwa yaitu beberapa waktu setelah pernyataan Evo Morales tentang pengusiran duta besar Goldberg, pernyataan lain muncul menyusul pidato Presiden tersebut yang datang dari otoritas partai yang menyatakan bahwa Amerika Serikat telah menjadi sebuah ancaman bagi pemerintahan Bolivia. Selain itu, duta besar Amerika Serikat juga dianggap sebagai pihak yang bertanggungjawab atas terjadinya konflik antara Bolivia bagian timur, yang merupakan kelompok minoritas pemilik lahan, dengan Bolivia bagian barat, yang merupakan kelompok pemilik lahan. Keterlibatan parrtai MAS yang sangat kuat dalam proses perumusan kebijakan juga terlihat dari selang beberapa minggu setelah peristiwa
1890
Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 4. No. 1
Analisis Faktor Pendorong Pemerintah Bolivia dibawah Otoritas Presiden Evo Morales dalam Menghentikan Hubungan Kerjasama dengan USAID (2013)
pengusiran DEA, pada Januari 2009, pemerintah Bolivia telah mengamandemen konstitusi negaranya dengan berbagai perubahan mendasar. Amandemen tersebut didasari oleh referendum yang digelar pada 25 Januari 2009. Dalam amandemen konstitusi tersebut, kongres Bolivia menyepakati sebuah konstitusi baru yang berisi tentang upaya untuk semakin memberdayakan rakyat asli Bolivia yang selama ini dianggap sebagai pihak yang justru termarjinalisasikan di tanahnya sendiri. Amandemen yang melahirkan konstitusi baru ini, menggantikan konstitusi yang sebelumnya yaitu Charter 1967, yang naskah aslinya ditulis dalam bahasa Spanyol. Selain mengedepankan hak-hak rakyat asli Bolivia dalam berbagai aspek kehidupan, konstitusi yang baru juga mengamandemen permasalahan Presidensial yang mana jika pada konstitusi sebelumnya seorang Presiden hanya diperbolehkan untuk mejabat selama satu periode saja, yang satu periodenya terdiri dari lima tahun masa jabatan, dalam konstitusi yang telah diamandemen, seorang Presiden dapat kembali mencalonkan diri menjadi Presiden selama satu periode setelah ia menjabat pada periode pertama, “The new document also would eliminate term limits for all elected offices and would allow the President to run for re-election to a second consecutive five-year term. The current constitution limits the President to one five-year term.” Konstitusi baru Bolivia ini akhirnya terbentuk setelah mendapatkan 61% mayoritas suara dalam referendum pada 25 Januari 2009. Dalam proses pembuatan keputusan untuk menggelar referendum pada 25 Januari 2009 tentu saja tidak semudah membalikkan telapak tangan. Terjadi berbagai perdebatan antara kelompok partai MAS dengan kelompok oposisi dalam kongres. MAS merupakan partai yang berkuasa dalam kongres negara ini dengan memiliki mayoritas kursi atau suara dalam kongres. Mayoritas kursi yang dimiliki oleh partai MAS adalah berkat kemenangannya dalam memperoleh mayoritas suara rakyat pada pemilu tahun 2005. Pada akhir Oktober 2008, sebagaimana dilaporkan oleh Bolivian Information Agency (ABI), bahwa kesepakatan dalam kongres untuk akhirnya menyetujui akan digelarnya referendum 25 Januari 2009 adalah atas dasar pernyataan Evo Morales yang menyetujui untuk akan hanya sekali saja mencalonkan diri kembali menjadi Presiden. Dapat dipahami dari pernyataan ABI bahwa kelompok oposisi dalam kongres akhirnya sepakat untuk menggelar referendum karena adanya negosiasi yang dilontarkan oleh kelompok partai MAS sebagai kelompok yang mendukung Evo Morales, bahwa Presiden Evo Morales hanya akan sekali lagi saja bergabung dalam bursa pencalonan Presiden.
Jurnal Analisis HI, Maret 201
1891
Ratna Haidining Tyas
Kemenangan Evo Morales kemudian menjadikan partai MAS sebagai satu-satunya partai mayoritas dalam parlemen pemerintahan Bolivia. MAS mendapatkan 114 dari 163 kursi dalam kongres. Dengan demikian, MAS memiliki kekuatan yang sangat besar dalam proses perumusan kebijakan dalam kongres karena partai tersebut memiliki mayoritas kursi. MAS merupakan partai yang memiliki kontrol yang kuat dalam kongres sejak pertamakali mejadi partai dan terlibat dalam pemerintahan Bolivia pada 2005. Dalam sebuah proses pemerintahan negara demokrasi seperti Bolivia, berbagai kebijakan yang muncul tentu harus melalui perundingan di dalam kongres dan dapat dipastikan bahwa suatu partai dengan kursi mayoritas akan memiliki kekuatan yang lebih besar dalam mengupayakan atau menciptakan suatu kebijakan atau peraturan baik yang mencakup urusan domestik maupun internasional. Dalam hal ini, MAS sebagai partai yang memiliki jumlah kursi mayoritas tentu memiliki peranan yang sangat signifikan dalam setiap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Bolivia. Dalam masa jabatannya yang kedua, Presiden Evo Morales bersama dengan pemerintahannya nampaknya mulai melunakkan sikap dengan menyepakati sebuah perjanjian kerjasama dengan satu-satunya agensi milik Amerika Serikat yang masih berdiri di Bolivia yaitu USAID. Kesepakatan kerjasama tersebut dinamakan dengan istilah Framework Agreement yang ditandatangani pada 7 November 2011. Dua tahun setelah ditandatanganinya kesepakatan antara pemerintah Bolivia dengan Amerika Serikat melalui USAID, Framework Agreement, terjadi sebuah peristiwa yang tidak jauh berbeda polanya dengan apa yang terjadi pada tahun 2009 yaitu dirumuskannya suatu peraturan pemerintah yang baru mengenai proses pencalonan Presiden. Perdebatan terjadi cukup alot dalam sidang yang digelar oleh parlemen pada Mei 2013 hingga memakan waktu 11 jam lamanya. Kelompok oposisi dalam kongres menentang keputusan atau peraturan yang memperbolehkan Presiden Evo Morales mencalonkan diri kembali sebagai calon Presiden pada pemilu Presiden 2014 dengan mempertanyakan keabsahan konstitusi negara tersebut. Namun pihak kelompok berkuasa di kongres yaitu partai MAS menyatakan bahwa pencalonan diri Evo Morales kembali dalam pemilu 2014 tidak melanggar konstitusi karena Evo Morales menjabat menjadi Presiden terhitung sejak konstitusi baru Bolivia (2009) diterapkan sehingga masa jabatan Presiden Evo Morales yang pertama tidak dapat dihitung sebagai masa jabatan yang sah dalam konstitusi baru. Dengan kata lain, Presiden Evo Morales di bawah konstitusi baru, baru menjabat
1892
Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 4. No. 1
Analisis Faktor Pendorong Pemerintah Bolivia dibawah Otoritas Presiden Evo Morales dalam Menghentikan Hubungan Kerjasama dengan USAID (2013)
sebagai Presiden selama satu periode saja yaitu pada periode 2009 hingga 2014, sehingga ia dapat mencalonkan diri kembali pada pemilu 2014. Perdebatan yang terjadi dalam kongres akhirnya memaksa kelompok oposisi sebagai kelompok yang minoritas dalam kuantitas kursi untuk menerima keputusan kongres yang kemudian disahkan oleh Mahkamah Konstitusi dalam sebuah peraturan pemerintah dan disahkan pada akhir April 2013. Dengan adanya peraturan tersebut, Evo Morales dapat mencalonkan diri kembali menjadi calon Presiden pada pemilu Presiden tahun 2014. Kekuasaan kelompok partai politik MAS dalam kongres Bolivia memang sangat besar dalam memberikan pengaruh terhadap berbagai kebijakan yang lahir dari dalam kongres. Partai yang berdiri sejak tahun 1990an dan terbentuk diantara para petani kokain ini, perlahan tapi pasti mulai menjadi aktor yang sangat dominan dalam pemerintahan di Bolivia. Pengaruh yang diberikan oleh suatu pihak terhadap suatu proses perumusan kebijakan tentu saja didasari oleh adanya suatu kepentingan tertentu. Peranan partai politik MAS dapat dipahami sebagai peranan yang sangat signifikan dalam proses perumusan kebijakan pemerintah Bolivia terkait dalam kasus yang menjadi fokus dalam penelitian ini dengan adanya suatu kepentingan tertentu. Dilaporkan juga dalam surat kabar tersebut bahwa beberapa kabinet kerja Evo Morales tidak setuju atau menentang keterlibatan partai MAS dalam keputusan pengusiran USAID tersebut. Ketua deputi partai MAS, Edwin Tupa, dilaporkan telah mempresentasikan sebuah dokumen yang menunjukkan keterlibatan USAID dalam intervensi di negaranya, kepada ketua anggota legislatif pemerintahan Bolivia, Alvaro Garcia Linera pada 28 Maret 2013. Selang beberapa waktu setelah peristiwa penghentian kerjasama dengan USAID, Bolivia menggelar pemilu Presiden pada tahun 2014. Pada pemilu Presiden 2014 ini Evo Morales akhirnya mencalonkan dirinya dan kemudian terpilih kembali menjadi Presiden Bolivia untuk ketiga kalinya. Evo Morales berdasar perhitungan cepat atau quick count memperoleh 60% jumlah suara yang mana untuk terpilih kembali menjadi soerang Presiden ia harus memperoleh minimal suara sebesar 50%. Selain itu, pada pemilu 2014, partai MAS juga memperoleh kursi mayoritas dalam kongres dan dilaporkan bahwa bilamana 2/3 kursi atau suara dalam kongres Bolivia (termasuk senat) diduduki oleh partai yang digawangi oleh Evo Morales ini, tidak menutup kemungkinan bahwa Evo Morales akan mampu untuk merubah kembali konstitusi negara dalam rangka untuk memperbolehkan seorang Presiden menjabat selama empat periode lamanya, dalam hal ini untuk dirinya sendiri.
Jurnal Analisis HI, Maret 201
1893
Ratna Haidining Tyas
Jika mengacu kepada timeline yang telah disuguhkan dalam tabel diatas, dapat dilihat adanya pola yang sama dalam perilaku pemerintah Bolivia yang keputusannya dirumuskan melalui kongres terkait hubungannya dengan Amerika Serikat melalui beberapa agensi miliknya. Highlight yang diberikan dalam timeline melalui warna-warna yang serupa menggambarkan perilaku atau sikap pemerintah Bolivia yang serupa pula. Lantas dapat dipahami bahwa upaya partai MAS sebagai representasi pemerintah Bolivia dalam menekankan kepentingan pemimpinnya yaitu Evo Morales untuk memperoleh kekuasaan kepresidenan kembali terbukti berhasil dengan terpilih kembalinya Evo Morales menjadi Presiden pada pemilu Presiden 2014, meskipun melalui berbagai perdebatan sebelumnya dalam kongres terkait dengan boleh tidaknya Evo Morales mencalonkan diri kembali setelah menjabat menjadi Presiden selama dua periode sebelumnya. Upaya menahan (tidak mengusir sesegera mungkin) USAID dari sejak tahun-tahun dimana hubungan bilateral antara Bolivia dengan Amerika Serikat mulai memburuk dapat dipahami menjadi sebuah upaya Presiden Evo Morales (yang dibantu oleh kekuatan mayoritas MAS dalam kongres) dalam memperoleh kesempatan menjabat kembali menjadi Presiden dan mengumpulkan suara rakyat dalam pemilu Presiden 2014 (sama halnya seperti yang dilakukannya pada pemilu Presiden 2009) yang mana rakyat Bolivia merupakan rakyat yang sebagian besar anti dengan Amerika Serikat. Adanya kepentingan atau agenda politik Presiden Evo Morales dibuktikan juga dengan sikap Evo Morales yang akhirnya mencalonkan diri kembali menjadi Presiden pada pemilu Presiden 2014 padahal pada tahun 2009 (pada saat terjadi perdebatan dalam kongres terkait amandemen konstitusi lama mengenai permasalahan legalitas lama periode seorang Presiden dapat memimpin) pihaknya berjanji untuk hanya sekali saja mencalonkan diri kembali yaitu pada pemilu 2009. Namun faktanya, pihak Evo Morales pada tahun 2013 berubah sikap dengan tetap bersikukuh menganggap bahwa Evo Morales baru menjabat menjadi Presiden selama satu periode saja karena konstitusi baru baru berlaku pada tahun 2009. Agenda Politik Presiden Evo Morales sebagai Window of Opportunity Terpilihnya kembali Evo Morales menjadi Presiden untuk yang ketiga kalinya pada pemilu Presiden 2014 merupakan implikasi logis dari
1894
Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 4. No. 1
Analisis Faktor Pendorong Pemerintah Bolivia dibawah Otoritas Presiden Evo Morales dalam Menghentikan Hubungan Kerjasama dengan USAID (2013)
adanya agenda politik yang ‘ditekankan’ kepada kebijakan untuk baru mengusir USAID pada 2013, mengingat 2013 adalah waktu yang relatif dekat dengan masa pelaksanaan pemilu 2014. Dalam hal ini, upaya penekanan suatu kepentingan atau agenda politik seorang kunci pengambil keputusan merupakan bentuk dari konsep window of opportunity. Evo Morales sebagai kunci pengambil keputusan kemudian ‘mendorong’ atau ‘menekankan’ agenda politiknya dalam proses perumusan kebijakan melalui kongres yang didominasi oleh partai MAS, yangmana Evo Morales sendiri merupakan seorang Presiden dengan pribadi yang cenderung kontra dengan Amerika Serikat. Dalam hal ini, pribadi Presiden Evo Morales sebagai seorang yang kontra dengan Amerika Serikat ditekankan melalui window of opportunity untuk mempengaruhi proses perumusan kebijakan dalam kongres yang dimotori oleh partai MAS sebagai partai yang memiliki kekuatan dalam kongres. Secara keseluruhan pembahasan dalam bab ini yang didasarkan pada pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa partai MAS sebagai partai politik dalam kongres terbukti mampu mempengaruhi kebijakan pemerintah Bolivia yang baru melaksanakan pengusiran terhadap USAID pada tahun 2013 karena didorong oleh adanya kepentingan lain yaitu kepentingan Evo Morales. Hal tersebut terlihat dari upaya MAS yang mendorong pemerintah untuk mengusir USAID padahal terdapat beberapa anggota legistalif dalam parlemen yang tidak menyetujui keputusan tersebut. Evo Morales memiliki kepentingan atau agenda politik yang kemudian disalurkan melalui kekuatan mayoritas partai MAS dalam kongres. Secara sederhana, dengan kata lain, partai MAS membantu merealisasikan agenda politik Evo Morales yang ‘ditekankan’ dalam proses perumusan kebijakan di dalam kongres. Sehingga, pembahasan ini mampu menjelaskan rumusan masalah mengapa eksekusi penghentian kerjasama dan pengusiran USAID baru dilaksanakan pada tahun 2013, bukan pada tahun-tahun sebelumnya ketika hubungan bilateral Bolivia dengan Amerika Serikat sudah memburuk, adalah karena adanya agenda politik atau kepentingan Presiden Evo Morales. Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dipaparkan sebelumnya, penelitian ini menunjukan adanya beberapa faktor yang cukup signifikan dalam mempengaruhi pemutusan hubungan kerjasama dan pengusiran USAID yang baru dilakukan oleh pemerintah Bolivia pada tahun 2013.
Jurnal Analisis HI, Maret 201
1895
Ratna Haidining Tyas
Faktor-faktor tersebut berasal baik dari eksternal maupun internal negara. Pada faktor eksternal atau faktor yang berasal dari sumber perubahan internasional, dihipotesiskan sebelumnya bahwa adanya kelompok regional ALBA serta tumbuh berkembangnya kekuatan Cina di kawasan Amerika Latin, sebagai kekuatan yang mensubtitusi hegemoni Amerika Serikat, menjadi pengaruh yang cukup berpotensi dalam eksekusi pemutusan hubungan kerjasama dan pengusiran USAID yang dilaksanakan pada tahun 2013. Berdasarkan analisis dalam penelitian ini, hipotesis tersebut terbukti karena ALBA sebagai kelompok regional di Amerika Latin telah menyepakati sebuah protokol untuk sesegera mungkin melakukan pengusiran terhadap USAID pada tahun 2012. Sementara itu, muncul berkembangnya kekuatan Cina di kawasan Amerika Latin dinilai menjadi faktor yang cukup signifikan dalam kasus ini. Kekuatan Cina yang mulai muncul beberapa tahun terakhir dapat dipahami sebagai sebuah faktor yang memunculkan ‘kepercayaan diri’ pemerintah Bolivia untuk akhirnya memutuskan hubungan kerjasama dengan USAID, yang mana akhirnya pemerintah Bolivia sudah memiliki pihak yang menjadi back-up kekuatan terkait dengan permasalahan finansial di Bolivia, menggantikan posisi Amerika Serikat melalui USAID. ‘Kepercayaan diri’ pemerintah Bolivia terlihat sebagaimana Bolivia merupakan satu-satunya negara yang melakukan eksekusi pertama kali untuk mengusir USAID diantara negara-negara anggota ALBA yang menandatangani protokol kesepakatan penutupan kerjasama dan pengusiran USAID pada tahun 2012. Hal tersebut kemudian membuktikan hipotesis kedua dalam penelitian ini yaitu adanya pergeseran konfigurasi hubungan bilateral Bolivia dari Amerika Serikat kepada Cina dalam hal ini. Kekuatan baru yang muncul yang menggantikan hegemoni Amerika Serikat, yaitu Cina yang mempengaruhi pemerintah Bolivia melakukan pemutusan kerjasama dan pengusiran USAID karena kekuatan Cina mulai tumbuh subur pada sekitar tahun yang sama dengan tahun pada saat peristiwa pengusiran USAID terjadi yaitu pada tahun 2013. Pada faktor yang datangnya dari internal negara atau faktor domestik, peranan partai MAS dalam kongres Bolivia dinilai menjadi faktor yang signifikan dalam kasus pemutusan hubungan kerjasama dan pengusiran USAID. Dalam hal ini, penelitian mengacu kepada timeline peristiwa pengambilan kebijakan yang dibuat pemerintah Bolivia baik dalam ranah domestik maupun internasional yang menunjukan adanya pola yang sama sejak tahun 2008, yaitu pada tahun pertama kali hubungan bilateral Bolivia dengan Amerika Serikat mulai merenggang, hingga pada tahun 2014.
1896
Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 4. No. 1
Analisis Faktor Pendorong Pemerintah Bolivia dibawah Otoritas Presiden Evo Morales dalam Menghentikan Hubungan Kerjasama dengan USAID (2013)
MAS merupakan partai politik yang memiliki kekuatan besar dalam proses perumusan kebijakan dalam kongres. Hal tersebut terjadi lantaran memang mayoritas kursi dalam kongres dimiliki oleh kelompok partai ini. Faktor keterlibatan partai politik dalam faktor domestik, dalam kasus ini merupakan faktor yang paling signifikan dalam mempengaruhi mengapa eksekusi pemutusan hubungan kerjsama dan pengusiran USAID baru dilaksanakan pada tahun 2013. Hal tersebut didasarkan pada adanya kepentingan atau agenda politik Presiden Evo Morales yang ‘ditekankan’ kedalam proses perumusan kebijakan melalui kekuatan partai MAS dalam kongres. Penekanan kepentingan atau agenda politik Evo Morales ini dilakukan melalui konsep window of opportunity dengan dimotori oleh partai MAS sebagai pihak yang memiliki kekuatan dalam kongres. Dengan kata lain, Evo Morales bersama-sama dengan MAS menggunakan window of opportunity untuk mempengaruhi proses perumusan kebijakan pemutusan hubungan kerjasama serta pengusiran seluruh representatif pihak USAID pada tahun 2013. Berdasarkan pada timeline yang telah disuguhkan, adapun kepentingan atau agenda politik Evo Morales adalah untuk mendapatkan kembali tahta kePresidenan pada pemilu Presiden 2014. Berdasarkan hal tersebut kemudian membuktikan hipotesis ketiga dalam penelitian ini yaitu adanya pengaruh yang berasal dari partai politik dalam mempengaruhi pemutusan hubungan kerjasama dan pengusiran USAID yang baru dilaksanakan pada tahun 2013. Daftar Pustaka Buku Denzin dan Lincoln. The Sage Handbook of Qualitative Research. United States: SAGE Publication, 2005. Hudson, Valerie M.. Foreign Policy Analysis: Classic and Contemporary Theory. United States: Rowman & Littlefield Publishers Inc, 2007. Luna, Juan Pablo. Segmented Representation: Political Party Strategies in Unequal Democracies. United States: Oxford University Press, 2014. Silalahi, Ulber. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Unpar Press, 2006. Jurnal Eidenfalk, Joakim. “Towards a New Model of Foreign Policy Change” Proceedings of the Australasian Political Studies Association
Jurnal Analisis HI, Maret 201
1897
Ratna Haidining Tyas
Conference University of Newcastle, University of Wollongong (September 25 – 27 2006). Kitzberger, Philip, “The Media Activism of Latin America’s Leftist Governments: Does Ideology Matter?” German Institute of Global Area Studies No. 151 (2010). Jurnal Online Anria, Santiago. “Social Movements, Party Organization and Populism: Insights from The Bolivian MAS”, University of Miami Vol. 55 ( 2 0 1 3 ) . http://onlinelibrabry.wiley.com/doi/10.1111/j.1548-2013.00201.x/a bstract (diakses 16 Desember 2014) Gallagher, Kevin P., et all. “The New Banks in Town: Chinese Finance in Latin America” Inter American Dialogue Report Tufts University, 8 n . http://www.thedialogue.org/PublicationFiles/TheNewBanksinTown-FullTextnewversion.pdf (diakses 9 November 2014) Rosenfelder, Mark. “U.S. Intervention in Latin America”, Colorado Education (1996). http://www.colorado.edu/AmStudies/lewis/issues/uslatin.pdf (diakses 5 November 2014) Artikel Online ”Bolivia’s Evo Morales Wins Second Term.” The Wall Street Journal 7 Desember 2009 http://www.wsj.com/video/bolivia-evo-morales-wins-second-term/ 4A1AEAE5-E53B-45A4-9EF4-777D9818C886.html (diakses 18 November 2014) “China to Loan Bolivia $60 Mln for Energy Investment.” Reuters UK, 18 November 2009 http://uk.reuters.com/article/2009/11/18/bolivia-china-energy-idU KN1811752920091118 (diakses 6 November 2014) Lum, Thomas et. al. “Comparing Global Influence: China’s and U.S. Diplomacy, Foreign Aid, Trade and Investment in The Developing World.” CRS Report for Congress, 15 Agustus 2008 http://fas.org/sgp/crs/row/RL34620.pdf (diakses 5 November 2014) “Regional Focus: China-Latin America.” The Beijing Axis report April 2 0 1 4 http://www.thebeijingaxis.com/tca/editions/the-china-analyst-apr2014/238-regional-focus-china-latin-america (diakses 5 November 2014)
1898
Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 4. No. 1
Analisis Faktor Pendorong Pemerintah Bolivia dibawah Otoritas Presiden Evo Morales dalam Menghentikan Hubungan Kerjasama dengan USAID (2013)
Tiezzi, Shannon. “China Space Diplomacy.” The Diplomat, 24 Desember 2013 http://thediplomat.com/2013/12/chinas-space-diplomacy/ (diakses 6 November 2014) Situs Resmi Pemerintah Bolivarian Alliance for Peoples of Our Americas. “ALBA Info: Information on The Bolivarian Alliance,” http://albainfo.org/ Embassy of The Bolivarian Republic of Venezuela to The UK and Ireland. “ALBA: Bolivarian Alliance for the People of Our America,” http://embavenez.co.uk/sites/embavenez.co.uk/files/factsheets/fact sheetalba.pdf Organo Oficial Del Comite Partido Comunista De Cuba “Jefe de la USAID defiende programa subversivo contra Cuba,” http://www.granma.cu/archivo?q=usaid United States, Department of State. “Joint Statement by the United States of America and the Plurinational State of Bolivia” press statement, 7 November 2011, http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2011/11/176749.htm United States, Department of State. “Joint Statement by the United States of America and the Plurinational State of Bolivia”, press statement, 7 November 2011, http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2011/11/176749.htm United States, Embassy. “Statement by The Joint Commission of The Plurinational State of Bolivia and The United States of America”, press statement, 28 Februari 2012, http://bolivia.usembassy.gov/jointcommision2012.html United States Agency for International Development. “Bolivia: As of May 2013, USAID has Ended Its Program in Bolivia”, Report. http://www.usaid.gov/news-information/fact-sheets/usaid-bolivia United States Agency for International Development. “Documents: 46 Years Working Together,” Report. http://www.usaid.gov/sites/default/files/documents/1862/MEMO RY.pdf United States Agency for International Development, Office of Inspectoral General, “USAID Report,” Report 2014. http://www.usaid.gov/cuba/our-work United States Agency for International Development, office of Inspectoral General. “USAID Report,” Report 2014. http://oig.usaid.gov/node/1585 United States Agency for International Development, Office of Inspectoral General. “USAID Report,” Report 2014. http://oig.usaid.gov/node/1699 Database
Jurnal Analisis HI, Maret 201
1899
Ratna Haidining Tyas
Republic of Bolivia: Constitution of 2009. Political Database of The A m e r i c a s . http://pdba.georgetown.edu/Constitutions/Bolivia/bolivia09.html Berita Online “ALBA Expels USAID from Member Countries,” Venezuela Analysis News, http://venezuelanalysis.com/news/7069 (diakses 30 Oktober 2014) “Bolivia Election: Leaders Congratulate Morales on ‘Win’,” BBC, 13 Oktober 2014, http://m.bbc.com/news/world-latin-america-29588002 (diakses 4 Desember 2014) “Bolivian Congress Confirm President Morales Can Run For Re-re-election,” South Atlantic News Agency, 17 Mei 2013, http://en.mercopress.com/2013/05/17/bolivian-congress-confirmsPresident-morales-can-run-for-re-re-election (diakses 20 November 2014) “Bolivia President Expels US Aid Agency,” Aljazeera, 2 Mei 2013, http://www.aljazeera.com/news/americas/2013/05/2013512241536 29879.html (diakses 11 Juni 2014) “Bolivia’s Evo Morales Says No To DEA Agents Return,” BBC, 4 Maret 2011, http://www.bbc.com/news/world-latin-america-12643404 (diakses 16 November 2014) “Bolivia Referendum,” CNN, Januari 2009, http://edition.cnn.com/2009/WORLD/americas/01/23/bolivia.refe rendum/ (diakses 23 Oktober 2014) “Bolivia’s President Evo Morales Can Seek Third Term,” BBC, 30 April 2013, http://www.bbc.com/news/world-latin-america-22351190 (diakses 20 November 2014) “Bolivian Crowds Cheer Tupak Katari Satellite Launch,” BBC, 21 Desember 2013, http://www.bbc.com/news/world-latin-america-25471206 (diakses 6 November 2014) “Bolivian Evo Morales Expels USAID,” BBC, 1 Mei 2013, http://www.bbc.com/news/world-latin-america-22371275 (diakses 11 Juni 2014) “Bolivian President Evo Morales Hails Launch,” China Central Television News, 21 Desember 2013, (Video Online) http://english.cntv.cn/program/newsupdate/20131221/102225.sht ml (diakses 6 November 2014) Brice, Arthur. “Bolivian Vote on Constitution Could Help President,” CNN, 25 Januari 2009, http://edition.cnn.com/2009/WORLD/americas/01/23/bolivia.refe rendum/ (diakses 23 Oktober 2014)
1900
Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 4. No. 1
Analisis Faktor Pendorong Pemerintah Bolivia dibawah Otoritas Presiden Evo Morales dalam Menghentikan Hubungan Kerjasama dengan USAID (2013)
Carroll, Rory. “Bolivia Set to Adopt New Constitution Empowering Indigenous Majority,” The Guardian News, 23 Januari 2009, http://www.theguardian.com/world/2009/jan/23/bolivia-indigeno us-charter (diakses 16 November 2014) Carroll, Rory. “Evo Morales Wins Landslide Victory in Bolivian Presidential Election,” The Guardian News, 7 Desember 2009, http://www.theguardian.com/world/2009/dec/07/morales-Preside ntial-victory (diakses 18 November 2014) Castilo, Mariano. “Bolivian President Evo Morales Orders Expulsion of USAID,” CNN, 1 Mei 2013, http://edition.cnn.com/2013/05/01/world/americas/bolivia-usaidexpelled (diakses 11 Juni 2014) “China to Finance Bolivia Steel Plant,” Fox News Latino, 25 September 2 0 1 4 , http://latino.foxnews.com/latino/politics/2014/09/25/china-to-fin ance-bolivia-steel-plant/ (diakses 6 November 2014) Kraul, Chris. “DEA Presence Ends in Bolivia,” Los Angeles Times, 30 Januari 2009, http://articles.latimes.com/2009/jan/30/world/fg-bolivia-dea30 (diakses 16 November 2014) Mallen, Patricia Ley. “Latin America Increases Relations With China: What Does That Mean For US?” International Business Times, 28 Juni 2013, http://www.ibtimes.com/latin-america-increases-relations-china-w hat-does-mean-us-1317981 (diakses 5 November 2014) McDermott, Jeremy. “Bolivia Expels US Ambassador Philip Goldberg,” Telegraph UK, 12 September 2008, http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/southamerica/bolivia /2801579/Bolivia-expels-US-ambassador-Philip-Goldberg.html (diakses 10 Juni 2014) “Morales: Government Will Take Over For DEA in Bolivia,” CNN, 2 November 2008, http://edition.cnn.com/2008/WORLD/americas/11/01/bolivia.dea/ (diakses 16 November 2014) Neuman, William. “U.S. Agency Is Expelled From Bolivia,” New York Times, 1 Mei 2013, http://www.nytimes.com/2013/05/02/world/americas/bolivian-Pr esident-expels-us-aid-agency.html?_r=0 (diakses 20 November 2014) “New Bolivia Constitution in Force,” BBC, 7 Februari 2009, http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/7877107.stm (diakses 16 November 2014) Peng, Fu. “China Congratulates re-elected Bolivian President Morales” Xinhua News, 14 Oktober 2014,
Jurnal Analisis HI, Maret 201
1901
Ratna Haidining Tyas
http://news.xinhuanet.com/english/china/2014-10/14/c_13371634 3.htm (diakses 5 November 2014) “Profile: Bolivia’s President Evo Morales,” BBC, 12 Januari 2011, http://www.bbc.com/news/world-latin-america-12166905 (diakses 11 Juni 2014) Romero, Simon. “Amid Growing Unrest, Bolivia Order U.S. Ambassador to Leave,” The New York Times, 10 September 2008, http://www.nytimes.com/2008/09/11/world/americas/11bolivia.ht ml?_r=0 (diakses 10 Juni 2014) Rudovsky, Jean Friedman. “Bolivia to Expel US Ambassador,” Times, 11 September 2008, http://content.time.com/time/world/article/0,8599,1840469,00.ht ml (diakses 16 November 2014) Santamaria, Carlos. “After Bolivia, USAID Now Out of Ecuador,” Devex News, Desember 2013, https://www.devex.com/news/after-bolivia-usaid-now-out-of-ecuad or-too-82511 (diakses 30 Oktober 2014) Shahriari, Sarah. “Why Bolivia Reelected Evo Morales,” Christian Science Monitor News, 7 Desember 2009, http://www.csmonitor.com/World/Americas/2009/1207/p06s02-w oam.html (diakses 18 November 2014) “U.S., Bolivia Give Diplomacy Another Chance,” CNN, 8 November 2 0 1 1 , http://edition.cnn.com/2011/11/08/world/americas/us-bolivia-rela tions/ (diakses 19 November 2014) “U.S. Bolivian Expels Bolivian Ambassador; Chavez Joins Fray,” USA Today, 9 November 2008, http://usatoday30.usatoday.com/news/washington/2008-09-11-bol ivian-ambassador-out_N.htm (diakses 16 November 2014) “USAID Environtmental Program to be Expelled from Bolivia,” La Razon, 19 April 2011, http://www.boliviabella.com/usaid-environmental-program-to-be-e xpelled-from-bolivia.html (diakses 16 Desember 2014) “Washington Expel Bolivian Envoy,” BBC, 12 September 2008, http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/7610915.stm (diakses 23 Juni 2014) Weeks, Gregory. “Is The US Losing Latin America?” Aljazeera, 4 September 2014, http://www.aljazeera.com/indepth/opinion/2014/09/us-losing-lati n-america-20149411713646156.html (diakses 5 November 2014) Sumber Internet Lainnya Central Intelligence Agency, “The World Fact Book: South America: B o l i v i a , ”
1902
Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 4. No. 1
Analisis Faktor Pendorong Pemerintah Bolivia dibawah Otoritas Presiden Evo Morales dalam Menghentikan Hubungan Kerjasama dengan USAID (2013)
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/ bl.html
Jurnal Analisis HI, Maret 201
1903