Zona Akuntansi, ISSN 2087 – 7315
Volume 9, No. 2, Desember 2016, hlm. 54- 62
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REPORTING DELAYS FINANCIAL REPORT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012 Danny Muhamad Wahyudi Fakultas Ekonomi Universitas Batam Jl. Abulyatama No. 5 Batam 29400 E-mail :
[email protected] ABSTRACT One of the information needed by investors is the company's financial statements - a company in Indonesia country can publish their financial statements on a timely basis. This research was conducted at the companies listed on the Indonesian stock exchange in 2008-2012 with 142 companies of data, analysis of the data used in this study is to use the method of factor analysis and multiple linear regression to be able to prove the relationship audit opinion, the auditor type, capital structure, firm size, financial performance against the delay in reporting financial statements. The results of the study have shown that the size of the company and financial performance have a positive influence on the delay in reporting financial statements. While the audit opinion, the auditor and the type of capital structure does not affect the delay in reporting financial statements. Keywords: Audit opinion, The auditor type, Capital structure, FFirm size, Financial performance, Financial reporting delays
PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen yang penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan, utamanya perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia, semakin tinggi pula permintaan atas audit laporan yang menjadi sumber informasi bagi para investor untuk melakukan investasinya. Informasi ini menjadi penting karena digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, seperti pemegang saham, investor, kreditur, pemerintah, lembaga keuangan, masyarakat, dan pihak-pihak lain sebagai dasar pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan keuangan yang disajikan harus sesuai dengan karakteristik-karakteristik kualitatifnya. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut bermanfaat jika disajikan secara akurat dan tepat waktu. Nilai dari ketepatan waktu laporan keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut, (Aryati & Maria, 2005). Ketepatwaktuan penyajian laporan keuangan kepada masyarakat merupakan sinyal adanya informasi yang bermanfaat bagi pembuatan keputusan para investor. Di sisi lain, auditing merupakan kegiatan yang membutuhkan waktu sehingga adakalanya pengumunan laba dan laporang keuangan tertunda. Lamanya waktu penyelesaian audit oleh auditor dilihat dari perbedaan waktu tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan. Perbedaan waktu ini disebut audit delay, (Subekti & Widiyanti, 2004). Makin lama auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, maka semakin lama pula audit delay. Namun bisa jadi auditor memperpanjang masa auditnya dengan menunda penyelesaian audit laporan keuangan karena alasan tertentu, misalnya pemenuhan standar untuk meningkatkan kualitas audit oleh auditor yang akhirnya menuntut waktu lebih lama. Sebagaimana tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dari Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) tentang Standar Pekerjaan Lapangan yang megatur prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan bagi auditor, bahwa auditor perlu memiliki perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan. perlu pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal, diikuti dengan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar dalam menyatakan pendapatan atas laporan keuangan. Pelaksanaan audit yang makin sesuai dengan standar membutuhkan waktu
54
Zona Akuntansi, ISSN 2087 – 7315
Volume 9, No. 2, Desember 2016, hlm. 54- 62
lebih lama, sebaliknya makin tidak sesuai dengan standar makin pendek pula waktu yang diperlukan, (Subekti & Widiyanti, 2004), Ketertundaan laporan keuangan ini dapat berdampak negatif pada reaksi pasar. Semakin lama tunda, maka relevansi laporan keuangan makin diragukan. Salah satu kewajiban perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah mempublikasikan laporan keuangan yang telah disusun dengan standar akuntansi keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang sudah terdafatar. Auditor memiliki tanggung jawab yang besar dan tentunya hal ini membuat auditor untuk bekerja secara lebih profesional. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang sering digunakan oleh para pengguna laporan keuangan. Di dalamnya terkandung informasi yang dapat memberikan bahan pertimbangan bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan, (Almilia dan Setiady, 2006). Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka yang menjadi identifikasi masalahnya adalah : 1.Perusahaan yang mendapatkan pendapat opini audit unqualified opinion dan perusahaaan yang mendapatkan pendapat opini audit tidak unqualified opinion akan mempengaruhi reporting delays. 2.Perusahaan yang diaudit oleh KAP the big four firm dan perusahaan yang tidak diaudit oleh KAP the big four firm akan mempengaruhi reporting delays. 3.Perusahaan yang memiliki stuktur modal atau mempunyai kemampuan tinggi untuk memenuhi kewajiban keuangan akan mempengaruhi reporting delays. 4.Perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan atau memiliki aset yang lebih besar akan mempengaruhi reporting delays. 5.Perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang menyatakan laba atau rugi akan mempengaruhi reporting delays. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalahnya adalah opini audit, jenis auditor, struktur modal, ukuran perusahaan, kinerja keuangan. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Faktor – faktor mana saja yang mempengaruhi reporting delays? 2. Faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi reporting delays? 3. Apakah opini audit, jenis auditor, struktur modal, ukuran perusahaan, kinerja keuangan mempengaruhi reporting delays? 4. Apakah opini audit, jenis auditor, struktur modal, ukuran perusahaan, kinerja keuangan secara simultan mempengaruhi reporting delays? Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui faktor – faktor mana saja yang berpengaruh terhadap reporting delays. 2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap reporting delays. 3. Untuk mengetahui apakah opini audit, jenis auditor, struktur modal, ukuran perusahaan, kinerja keuangan mempengaruhi reporting delays? 4. Untuk mengetahui apakah opini audit, jenis auditor, struktur modal, ukuran perusahaan, kinerja keuangan secara simultan mempengaruhi reporting delays? Manfaat Penelitian 1. Bagi auditor Membantu mengindetifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi reporting delays sehingga dapat mengoptimalkan kinerja yang berimbas pada tepatnya waktu pelaporan keuangan. 2. Bagi akademisi Memberikan deskripsi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi reporting delays di Indonesia, dimana bukti empiris tersebut dapat dijadikan tambahan wawasan dalam penetilian berikutnya.
55
Zona Akuntansi, ISSN 2087 – 7315
Volume 9, No. 2, Desember 2016, hlm. 54- 62
3. Bagi praktisi Hasil penelitian dapat dijadikan pedoman dalam melakukan pekerjaan audit sehingga mempersingkat rentang waktu audit; meningkatkann efisiensi dan efektivitas dengan mencermati faktor-faktor yang dominan mempengaruhi reporting delays.
KAJIAN TEORI Audit dan Reporting Delays Audit delay adalah lamanya waktu dari akhir tahun fiskal perusahaan dengan tanggal laporan auditor menurut Atyanti dan Theresia (2005). Audit delay inilah yang dapat mempengaruhi ketepatan informasi yang dipublikasikan. Sedangkan ketepatan waktu (timeliness) penyajian laporan keuangan akan memberikan andil bagi kinerja yang efisien di pasar saham yaitu sebagai fungsi evaluasi dan pricing, mengurangi tingkat insider trading dan kebocoran serta rumor-rumor di pasar saham (Owusu & Ansah 2000). Auditing menurut Arrens dan Mark (2003) dalam Rachmawati (2008) adalah sebagai berikut: “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by competent, independent person”. Opini Audit Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 110, tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Opini Audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya (Rahman & Siregar, 2012). Jenis Auditor Craswell et al. (1995) menyatakan bahwa klien biasanya mempersepsikan bahwa auditor yang berasal dari Kantor Akuntan Publik besar dan yang memiliki afiliasi dengan Kantor Akuntan Publik internasional yang memiliki kualitas yang lebih tinggi karena auditor tersebut memiliki karakteristik yang dapat dikaitkan dengan kualitas, seperti pelatihan, pengakuan internasional, serta adanya peer review. De Angelo (1981) mengatakan bahwa peningkatan kualitas audit akan mempertinggi skala Kantor Akuntan Publik yang juga akan berpengaruh pada klien dalam memilih Kantor Akuntan Publik. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, proksi yang sering digunakan untuk menilai Kualitas Audit adalah dengan menggunakan skala Kantor Akuntan Publik. Fanny dan Saputra (2005) menyatakan, ketika sebuah Kantor Akuntan Publik mengklaim dirinya sebagai KAP besar seperti yang dilakukan oleh big four firms, maka mereka akan berusaha keras untuk menjaga nama besar tersebut, mereka menghindari tindakan-tindakan yang dapat mengganggu nama besar mereka. Standar pengauditan mencakup mutu profesional audit independen, pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. Struktur Modal Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan yang terdiri dari beberapa sumber dana yakni dari hutang jangka panjang, saham biasa dan saham preferen yang digunakan perusahaan. Struktur modal merupakan gabungan antara hutang (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang) dan modal (saham biasa dan saham preferen) (Koewn, Scott, Martin & Petty, 2010). Pengertian struktur modal yang sama juga dinyatakan oleh (Weston & Copeland, 2012) bahwa struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham. Weston dan Copeland (2010) memberikan definisi struktur modal sebagai pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham. Nilai buku dari modal pemegang saham terdiri dari saham biasa, modal disetor atau surplus modal dan akumulasi laba ditahan. Bila perusahaan memiliki saham preferen, maka saham tersebut akan ditambahkan pada modal pemegang saham.
56
Zona Akuntansi, ISSN 2087 – 7315
Volume 9, No. 2, Desember 2016, hlm. 54- 62
Ukuran Perusahaan Besar (ukuran) perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat (Sudarmadji, 2007). Semakin besar size suatu perusahaan, maka semakin besar pula modal yang ditanamkannya pada berbagai jenis usaha, lebih mudah dalam memasuki pasar modal, memperoleh penilaian kredit yang tinggi dan sebagainya, yang kesemuanya itu akan mempengaruhi keberadaan total aktivanya (Subiyantoro, 1997). Kinerja Keuangan Penilaian kinerja menurut Mulyadi (1997) adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteriayang ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas prilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi. Sedangkan pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Sucipto, 2003). Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil dari suatu proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Salah satu parameter kinerja tersebut adalah laba. Laba bagi perusahaan sangat diperlukan karena untuk kelangsungan hidup perusahaan. Untuk memperoleh laba, perusahaan harus melakukan kegiatan operasional. Kegiatan operasional ini dapat terlaksana jika perusahaan mempunyai sumber daya. Laba dapat memberikan sinyal yang positif mengenai prospek perusahaan di masa depan tentang kinerja perusahaan. Dengan adanya pertumbuhan laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun, akan memberikan sinyal yang positif mengenai kinerja perusahaan. Pertumbuhan laba perusahaan yang baik mencerminkan bahwa kinerja perusahaan juga baik. Karena laba merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan, mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan. Penelitian Terdahulu Kristina (2005), Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan: Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta. Profitabilitas, debt to equity ratio, ukuran perusahaan, outsider ownership concentration, kepemilikan manajer dan ketepatan waktu pelaporan keuangan. Profitabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Astuti (2007), Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. Leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, kepemilikan perusahaan, umur perusahaan, reputasi auditor, opini auditor dan ketepatan waktu. Ukuran perusahaan, kepemilikan perusahaan, reputasi auditor dan opini auditor berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan. Selain itu, leverage, profitabilitas dan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dimana dalam proses penelitian yang digunakan berdasarkan teori yang relevan dengan alat analisa data yang digunakan yaitu regresi linear berganda yang diteliti untuk menemukan solusi dalam permasalahan tersebut. Alasan memilih pendekatan kuantitatif karena hal ini berkaitan dengan konsep judul dan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya.
57
Zona Akuntansi, ISSN 2087 – 7315
Volume 9, No. 2, Desember 2016, hlm. 54- 62
METODE PENELITIAN Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Indenpenden Variabel independen adalah jenis variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lainnya (Indriantoro & Supomo, 2002). Variabel-variabel independen dalam penelitian ini adalah opini auditor, jenis auditor, struktur modal, ukuran perusahaan, kinerja keuangan. 1. Opini Auditor Opini auditor apakah qualified atau unqualified yang dilihat di laporan auditor. Diukur dengan cara jika perusahaan diberikan pendapat unqualified akan diberi angka 1 dan jika perusahaan tidak diberi pendapat unqualified akan diberi angka 0. 2. Auditors’ Size (Jenis Auditor) Jenis auditor apakah termasuk big four firm ataupun bukan auditor big four firm dengan menggunakan dummy variable. Diukur dengan cara jika auditor adalah big four firm akan diberi angka 1 dan jika lainnya akan diberi angka 0. 3. Capital Structure (Struktur Modal) Capital structure merupakan pengukuran struktur modal perusahan dengan menggunakan rasio leverage dari total hutang dengan total aset. 4. Auditee’s Size (Ukuran Perusahaan) Auditee’s size merupakan ukuran perusahhaan yang diukur dengan menghitung logaritma dari jumlah total aset. 5. Kinerja Keuangan (Loss) Loss adalah penentuan baik buruknya perusahaan dengan menggunakan beberapa rumus. Diukur dengan cara perusahaan yang mengalami kerugian akan diberi angka 1 dan akan diberikan angka 0 jika perusahaan mendapatkan laba. Variabel Dependen The total period (TPERIOD) adalah jumlah hari antara laporan keuangan tutup buku sampai dengan tanggal publikasi koran atau tanggal posting laporan keuangan pada website. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini adalah pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia dari tahun 2008-2012. Sedangkan untuk waktu penelitian yang dilakukan oleh penulis dari juni 2014 sampai dengan September 2014. Populasi Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, sedangkan suatu nilai yang menggambarkan ciri/karakteristik populasi disebut paramenter (Sugiarto,dkk,2001). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia hingga tahun 2012 yang berjumlah 466 (empat ratus enam puluh enam) perusahaan. Sampel Sampel adalah sebagaian dari populasi yang ingin diteliti, yang ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri-ciri dan keberadaan populasi yang sebenarnya. Suatu sampel yang baik akan dapat memberikan gambaran tentang populasi. Pengambilan sampel dengan teknik non random sampling yaitu cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Salah satu teknik pengambilan sampling yang termasuk dalam non random sampling adalah purposive sampling. Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan melakukan pendekatan melalui metode purposive sampling, yaitu pengambilan yang berdasarkan pertimbangan tertentu dimana syarat yang dibuat sebagai kriteria yang harus dipenuhi oleh sampel dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative (Sugiyono, 2004). Dalam penelitian ini sampel yang diambil dari populasi dilakukan dengan purposive sampling didasarkan pada beberapa kriteria yaitu:
58
Zona Akuntansi, ISSN 2087 – 7315
Volume 9, No. 2, Desember 2016, hlm. 54- 62
1. Laporan keuangan harus dipublikasikan dalam koran harian atau Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu 2008-2012. 2. Perusahaan harus terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan telah diaudit. 3. Laporan keuangan yang dipublikasi harus dalam bentuk annual report 4. Data kepemilikan/saham harus tersedia. 5. Memiliki data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Dari populasi sebanyak 466 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, diperoleh sebanyak 142 perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya melainkan melalui media perantara berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang tersusun dalam arsip (Indriantoro & Supomo, 1999). Penelitian ini menggunakan panel data yang merupakan gabungan dari studi time-series dan cross-sectional. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari laporan keuangan tahunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 sampai dengan 2012 sebagai objek penelitian. Data diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia. Teknik Analisis Data Data sekunder yang telah dikumpulkan dianalisis dengan bantuan komputer dan paket program statistik SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) versi 21. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan informasi, seperti nilai rata-rata, standar deviasi, maksimum dan minimum. Uji Outlier Uji outlier dilakukan untuk melihat nilai dari data yang menyimpang cukup jauh dari nilai rata-rata sehingga mengakibatkan data tidak terdistribusi secara normal (Mcclave & Sincich, 2003). Uji outlier dilakukan dengan menggunakan Z scores (standard score). Data dikatakan outlier apabila nilai z yang dihitung lebih besar dari +3 atau lebih kecil dari -3.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Rata-rata jumlah reporting delays 72,7489 hari. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia cenderung melaporkan laporan keuangannya selama 73 hari. Variabel opini audit menunjukkan rata-rata sebesar 0,4733. Hal ini menunjukkan bahwa angka rata-rata lebih mendekati angka 0 di banding angka 1, maka dapat dikatakan perusahaan yang mendapatkan opini audit tidak unqualified opinion cenderung lebih lama waktunya untuk melaporkan laporan keuangannya. Variabel jenis auditor mempunyai nilai rata-rata 0,5122. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata jenis auditor dalam penelitian ini diaudit oleh big four ( KPMG, PWC, Ernst & Young, dan Deloitte touché tohmatsu) sebesar 51%. Nilai penyimpangan dari variable struktur modal adalah 0,2558 dan nilai rata-rata 0,5546. Semakin kecil standar deviasi suatu variabel menunjukkan semakin kecil pula kemungkinan terdapat data yang menyimpangan dari nilai ratarata. Hasil Uji Normalitas Model penelitian yaitu tperiod sebagai variabel dependen dan opini auditor, jenis auditor, struktur modal, ukuran perusahaan, kinerja keuangan sebagai variabel independen. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar mendekati garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi linear opini auditor, jenis auditor, struktur modal, ukuran perusahaan, kinerja keuangan terhadap reporting delays telah terdistribusi secara normal.
59
Zona Akuntansi, ISSN 2087 – 7315
Volume 9, No. 2, Desember 2016, hlm. 54- 62
Hasil Uji Faktor-Faktor Sebuah variabel tidak berkorelasi dengan faktor yang akan dibentuk. Hal ini menunjukkan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi reporting delays adalah ukuran perusahaan, jenis auditor dan kinerja keuangan. Sehingga hasil tersebut akan menjelaskan faktor yang paling dominan mempengaruhi reporting delays adalah ukuran perusahaan. Hasil Uji Autokorelasi Hasil uji autokorelasi dari model regresi linier yaitu pengaruh jenis auditor, ukuran perusahaan, kinerja keuangan terhadap reporting delays. Hasil Uji Multikolinieritas Hasil uji multikolinieritas menunjukkan nilai variabel – variabel tolerance (VIF) kurang dari 10 dan lebih dari 0,10. Hal ini menunjukkan bahwa variabel – variabel tidak terdapat korelasi antar variabel bebas. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukan bahwa titik-titik tersebar. Titik-titik tersebut tidak membentuk pola yang teratur dan tidak jelas, oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa hasil uji model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil Uji F Hasil uji F menunjukkan nilai F yang diperoleh untuk variabel tperiod sebesar 0,000 dimana kurang dari 0,05 sehingga model tersebut dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependennya yaitu reporting delays. Hasil Uji t Hasil uji t menunjukan bahwa variabel ukuran perusahaan, kinerja keuangan memiliki tingkat signifikansi dibawah 0,05, hal ini menjelaskan bahwa variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap reporting delays. Variabel jenis auditor memiliki tingkat signifikan diatas 0,05, hal ini menjelaskan bahwa variabel tersebut tidak berpengaaruh signifikan terhadap reporting delays. TPERIOD = 129,033 – 1,959AUDITOR – 1,526SIZE – 12,108LOSS + e Hasil Uji Adjusted R Square (R2) Hasil uji adjusted R2 pada Tabel 4.19 untuk tperiod menunjukkan bahwa nilai adjusted R2 sebesar 0,081 atau 8,1% dan nilai R Square sebesar 0,085 atau 8,5%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel independen jenis auditor, ukuran perusahaan, kinerja keuangan hanya mampu menjelaskan variabel dependen tperiod sebesar 8,1%. Hal ini berarti bahwa 91,9% variabel dependen tperiod dijelaskan oleh variabel lain atau faktor lainnya. Pembahasan 1.
Pengaruh jenis auditor terhadap reporting delays. Berdasarkan hasil penelitian jenis auditor berpengaruh tidak signifikan terhadap reporting delays dengan angka signifikan 0,188. Dengan hasil beta -0,054 yang menunjukkan bahwa perusahaan yang diaudit oleh big four firm lebih cepat melaporkan laporan keuangannya dibandingkan perusahaan yang tidak diaudit oleh big four firm. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang tidak diaudit oleh big four firm dikarenakan dana yang akan dikeluarkan oleh perusahaan cukup besar. Hasilnya dapat dilihat pada lampiran data perusahaan yang diaudit oleh big four firm rata – rata reporting delays selama 70 hari. Sedangkan perusahaan yang tidak diaudit oleh big four firm rata – rata reporting delays selama 76 hari. 2.
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap reporting delays. Berdasarkan hasil penelitian ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap reporting delays dengan angka signifikan 0,000. Dengan hasil beta -0,158 yang menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki aset yang lebih kecil melaporkan laporan keuangan lebih lambat dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aset yang lebih besar. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki aset yang kecil
60
Zona Akuntansi, ISSN 2087 – 7315
Volume 9, No. 2, Desember 2016, hlm. 54- 62
memiliki sumber daya manusia yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aset lebih besar yang mengakibatkan pelaporan laporan keuangan pada perusahaan aset yang kecil mengalami keterlambatan. Hasilnya dapat dilihat pada lampiran data YULE tahun 2011 yang memiliki aset paling kecil dengan angka 24,64243 dan reporting delays selama 66 hari. Sedangkan BMRI tahun 2012 yang memiliki aset paling besar dengan angka 34,08562 dan reporting delays selama 56 hari. 3.
Pengaruh kinerja keuangan terhadap reporting delays. Berdasarkan hasil penelitian kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap reporting delays dengan angka signifikan 0,000. Dengan hasil beta -0,191 yang menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami laba maka waktu yang diperlukan untuk audit akan semakin lama. Dengan demikian, maka disimpulkan bahwa perusahaan yang mengalami laba cenderung lebih lama pelaporan laporan keuangannya dikarenakan tindak lanjut dari pihak auditor dari hasil laporan keuangan yang dilaporkan agar tidak terjadi kecurangan (Fraud). Hasilnya dapat dilihat pada lampiran data perusahaan yang mengalami kerugian rata – rata reporting delays selama 71 hari. Sedangkan perusahaan yang mengalami laba rata – rata reporting delays selama 86 hari.
KESIMPULAN Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh opini auditor, jenis auditor, struktur modal, ukuran perusahaan, kinerja keuangan terhadap reporting delays. Berdasarkan hasil penelitian faktor – faktor yang mempengaruhi reporting delays adalah jenis auditor, ukuran perusahaan dan kinerja keuangan. Berdasarkan hasil penelitian faktor yang paling dominan mempengaruhi reporting delays adalah ukuran perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian jenis auditor berpengaruh tidak signifikan terhadap reporting delays dengan angka signifikan 0,188 > 0,05. Berdasarkan hasil penelitian ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap reporting delays dengan angka signifikan 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil penelitian kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap reporting delays dengan angka signifikan 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil penelitian jenis auditor, ukuran perusahaan dan kinerja perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap reporting delays dengan angka signifikan 0,000 < 0,05. Saran Adapun saran yang dapat disarankan untuk penelitian selanjutnya adalah: 1. Memperbanyak jumlah sampel penelitian dengan meluaskan waktu atau tahun penelitian. Serta menggunakan perbandingan antar negara untuk melihat perbandingannya. 2. Perlu menambahkan variabel lain yang diduga mempunyai pengaruh terhadap reporting delays. 3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan topik yang meneliti perbandingan reporting delays antar negara. 4. Menambahkan variabel yang berasal dari data primer yang tidak digunakan dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Afify, H.A.E. (2009). Emerald Article: Determinants of audit report lag: Does implementing corporate governance have any impact?. Journal of Applied Accounting Research, Vol. 10 No. 1, 2009. pp. 56-86. Aktas, R. and Kargın, M. (2011). Timeliness of Reporting and the Quality of Financial Information. International Research Journal of Finance and Economics Issue 63 (2011). Astuti (2007). Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. Al-Ajmi, J. (2008). Audit and reporting delays: Evidence from an emerging market. Advances in Accounting, incorporating Advances in International Accounting 24 (2008) 217–226. Al-Ghanem, W. and Hegazy, M. (2011). An Empirical Analysis of Audit Delays and Timeliness of Corporate Financial Reporting in Kuwait. Eurasian Business Review Volume 1 (2011) 73-90. Ashton, H. R., Willingham, J. J. & Elliott, K. R. (1987). An Empirical Analysis of Audit Delay. Journal of Accounting Research. Volume 25, No. 2, 1987.
61
Zona Akuntansi, ISSN 2087 – 7315
Volume 9, No. 2, Desember 2016, hlm. 54- 62
Ashton, R. H., Graul, P.R. & Newton, J. D. (1989). Audit delay and the timeliness of corporate reporting. Contemporary Accounting Research. Volume 5, No. 2, Pp. 657-673. Atyanti, T., & Theresia, M. (2005). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay dan Timeliness Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Volume 5, No. 3, Desember 2005: 271-287. Che-Ahmad, A. and Abidin, S. (2008). Audit Delay of Listed Companies: A Case of Malaysia. International Business Research Volume 1, No.4, October 2008. Dwiyanti (2010). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Ifada (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan keuangan. Iyoha, F.O.(2012). Company Attributes and the Timeliness of Financial Reporting in Nigeria. ontemporary Accounting Research. Vol. 5 No. 2 pp. 657-673. Kartika, A. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Dinamika Keuangan dan Perbankan, Nopember 2011, Hal: 152 171 Vol. 3, No. 2. Kristina (2005). Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan: Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta. Marathani (2013). Faktor- faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan. Owusu-Ansah, S. (2000). Timeliness of corporate financial reporting in emerging capital market: Empirical evidence from the Zimbabwe Stock Exchage. Accounting and Business Research, 30, 241-254. Rachmawati, S. (2008). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, VOolume 10, No. 1, Mei 2008: 1-10. Ratnawaty and Sugiharto, T. (2005). Audit Delay pada Industri Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Faktor yang Mempengaruhinya. ISSN: 18582559. Santoso, S. (2003). Buku latihan SPSS statistic parametrik, Jakarta: PT Flex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Sengupta, P. (2004). Disclosure timing: Determinants of quarterly earnings release dates. Journal of Accounting and Public Policy, 23, 457-482. Shulthoni, M. (2012). Determinan Audit Delay dan Pengaruhnya Terhadap Reaksi Investor (Studi Empiris pada Perusahaan yang Listing di BEI Tahun 2007-2008). Jurnal Akuntansi dan Ekonomi Bisnis, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012. Subekti, I. dan Widiyanti, N.W. (2004). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VII:991-1002. Srimindarti (2008). Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan.
62