Agribusiness Review
ISSN.2354-8320
Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PETANI DALAM MENENTUKAN PEMBELIAN KE TOKO SAPRODI DI KABUPATEN BLORA Sasono Kurniadi, Suprapti Supardi, Kusnandar Magister Agribisnis Program Pascasarjana UNS
[email protected] Abstrak Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Lokasi penelitian terletak di toko saprodi Kabupaten Blora. Dengan tahapan pelaksanaan, membuat kuesioner, mengumpulkan data, cooding, analisis data, dan menyimpulkan dari hasil penelitian. Hasil penelitiannya adalah a) Variabel pelayanan (X3) memiliki nilai tingkat signifikansi yang paling tinggi yaitu sebesar t hitung 2,571 terhadap pembelian. b) Hasil Uji Simultan menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 129,087 sedangkan nilai F table sebesar 3,94. Dapat dikatakan bahwa Harga, Produk, Pelayanan, Promosi dan Lokasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap pembelian (Y). c) Hasil Uji determinasi bahwa R2 adalah 0,867. Hal ini berarti 86,7% variasi Pembelian (Y) dapat dijelaskan ke lima variabel independen Harga, Produk, Pelayanan, Promosi dan Lokasi. Sedangkan sisanya (100%-86,7% = 13,3%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar dari variabel independen. Strategi pemasaran berdasarkan analisa SWOT yang digunakan adalah a) SO Strategis, mengoptimalkan faktor kekuatan yang terdiri dari pelayanan, kelengkapan produk dan variasi pilihan harga dalam strategi pemasaran untuk memperbesar target penjualan. b) WO Strategis, meminimalkan biaya promosi dan meningkatkan pelayanan untuk mengurangi biaya operasional. c) ST Strategis, meningkatkan variasi dan jenis produk, meningkatkan mutu pelayanan, dan menjaga adanya variasi tingkatan harga diberbagai pilihan produk untuk meminimalisir ancaman eksternal yaitu adanya promosi besar-besaran oleh kompetitor, khususnya yang menggunakan strategi Multi Level Marketing. d) WT Strategis, meningkatkan pelayanan dalam bentuk penyuluhan lapangan secara berkala, guna menjaga loyalitas konsumen. Kata Kunci: Perilaku, Konsumen, Pembelian konsumen yang tidak tahu apa yang mereka
PENDAHULUAN Memahami
kebutuhan
dan
keinginan
pelanggan tidak selalu mudah. Sebagian pelanggan memiliki kebutuhan yang tidak
inginkan dalam suatu produk (Kotler, 2009: 13). Tantangan
yang
penyedia
dihadapi
perlengkapan
oleh
sepenuhnya mereka sadari, atau mereka
pengusaha
ke-
tidak dapat mengartikulasikan kebutuhan
butuhan pertanian tidak saja berkompetisi
ini. Terkadang mereka menggunakan kata-
dengan sesama pengusaha bisnis serupa,
kata yang membutuhkan interpretasi. Hanya
namun juga harus mampu untuk mem-
melayani kebutuhan yang dinyatakan saja
pertahankan konsumen. Diharapkan apabila
berarti tidak memberi pelanggan apa yang
konsumen menaruh sikap positif dalam
benar-benar dibutuhkannya. Karena banyak
evaluasi membeli kebutuhan perlengkapan 65
Agribusiness Review
ISSN.2354-8320
Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77
pertanian
tersebut
memberikan
Kabupaten Blora. Dari hasil penelitian ini
kepuasan. Kepuasan yang terus-menerus
diharapkan akan dalam mendalami ilmu
akan
tentang agribisnis, khususnya tentang bisnis
mengakibatkan
akan
pembelian
yang
berulang-ulang dan loyalitas konsumen. Loyalitas konsumen merupakan ukuran dari keberhasilan penjualan. Loyalitas konsumen
ritel di bidang pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi
faktor-faktor
yang
merupakan keunggulan pencapaian dari
mempengaruhi perilaku petani dalam
sebuah usaha bisnis sekaligus dapat menjadi
menentukan
sarana promosi yang paling efektif. Perilaku
Saprodi di Kabupaten Blora.
konsumen semacam ini dapat memberikan gambaran
terhadap
memetakan penting
segmen
dalam
pembelian
ke
Toko
2. Mendeskripsikan strategi pemasaran
pengusaha
dalam
yang tepat dalam mengembangkan toko
pasar
sangat
Saprodi Kabupaten Blora.
memberikan
dan
pelayanan,
Kotler, (2009: 166) menyatakan
melakukan promosi dan strategi bisnis
perilaku konsumen adalah studi tentang
lainnya.
bagaimana
individu,
kelompok
dan
Sementara itu toko Saprodi adalah
organisasi memilih, membeli, menggunakan
salah satu bisnis ritel di bidang pertanian.
dan bagaimana barang, jasa, ide atau
Dengan adanya cabang di setiap Kecamatan
pengalaman untuk memuaskan kebutuhan
di Kabupaten Blora, toko Saprodi telah
dan keinginan mereka.
dapat bersinergi dengan petani yang saling
Faktor-faktor yang mempengaruhi
menguntungkan. Di satu sisi Toko Saprodi
konsumen dalam pembelian produk:
mampu berkembang, kemudian di sisi lain
1. Harga
petani sangat terbantu dengan kelengkapan
Menurut
Kotler
(2000:518)
produk yang ada di toko tersebut. Dalam hal
menyatakan bahwa harga berperan sebagai
ini, peneliti akan melakukan penelitian di
penentu atas pemilihan pembeli, para
lima lokasi toko Saprodi. Pemilihan toko ini
konsumen
didasarkan pada luas lahan dalam skala
mendorong para pengecer untuk menurun-
kecamatan di kabupaten blora.
kan harga mereka, pengecer selanjutnya
Melihat fenomena menarik tersebut,
menekan
berbelanja
produsen
secara
untuk
hati-hati,
menurunkan
maka peneliti tertarik untuk mengkaji dan
harga. Hasilnya adalah pasar yang ditandai
menganalisis berkaitan tentang faktor-faktor
oleh diskon dan promosi besar-besaran.
yang mempengaruhi perilaku petani dalam melakukan pembelian ke toko Saprodi di
66
Agribusiness Review
ISSN.2354-8320
Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77
2. Produk
disertakan dengan produk yang berbentuk
Menurut
Dharmesta
(2002:94)
fisik.
Aspek
pelayanan
semakin
hari
“Produk adalah suatu sifat yang kompleks
semakin nyata perannya, secara umum
baik diraba maupun tidak diraba, termasuk
pelayanan tersebut meliputi bagaimana
bungkus, warna, harga, prestise perusahaan
kecepatan melayani pelanggan sebelum
dan pengecer, pelayanan perusahaan dan
berbelanja dan pada saat berbelanja. Dengan
pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk
demikian
memuaskan keinginan atau kebutuhannya”.
mencoba sedemikian rupa agar pelayanan
Menurut
Lupiyoadi
(2001:
58)
usaha
eceran
harus
yang dirasakan pelanggan meningkat serta
“Produk adalah keseluruhan konsep objek
sesuai dengan kehendak pelanggan.
atau proses yang memberikan jumlah
4. Promosi
sejumlah
nilai
atau
manfaat
mampu
kepada
Menurut
Tjiptono
“Dalam
diuraikan bahwa pada dasarnya konsumen
memperkenalkan produk dan menyakinkan
membeli sekumpulan sifat fisik dan kimia
serta meningkatkan kembali manfaat produk
sebagai alat pemuas kebutuhan. Setiap
kepada
kombinasi
tersebut
harapan mereka tergerak hatinya dan secara
merupakan produk yang tersendiri, sebab
suka rela membeli produk”. Maka dari itu
setiap
promosi sebagai suatu faktor penentu
sifat-sifat
kombinasi
akan
memberikan
para
pembeli
suatu
62),
konsumen”. Dari pendapat di atas dapat
dari
pemasaran
(2005:
kegiatan
sasaran
dengan
kepuasan yang berbeda-beda.
keberhasilan dalam pemasaran. Kegiatan
3. Pelayanan
tersebut dapat dilakukan secara langsung
Menurut
(2000:427),
oleh pejabat teras perusahaan atau petugas
pelayanan pelanggan adalah: “Service is
khusus yaitu wiraniaga. Perusahaan saling
any act or performance that one party can
menggunakan teknik promosi penjualan
be offer to another that is essentially
seperti pameran dan peragaan sebagai
intangible
the
bagian dari promotion mix untuk barang
ownership of anything it’s production may
konsumsi adalah penjualan, yang terdiri dari
not be head a physical product”.
alat-alat promosi yang beraneka ragam
and
Kotler
doesn’t
resul
in
Pelayanan adalah setiap tindakan
dirancang untuk merangsang respon pasar
atau keterampilan yang dapat ditawarkan
secara lebih cepat dan lebih kuat.
oleh apapun juga yang pada dasarnya tidak
5. Lokasi
berwujud kepemilikan
dan
tidak
sesuatu,
menyebabkan
pelayanan
dapat
Menurut pemilihan
lokasi
Amir
(2004:
memang
189),
merupakan
67
Agribusiness Review
ISSN.2354-8320
Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77
keputusan strategis dalam usaha eceran.
H2 :Terdapat strategi pemasaran yang tepat
Lokasi yang benar atau salah adalah dari
dalam mengembangkan toko Saprodi
kesuksesan atau kegagalan usaha eceran,
di Kabupaten Blora.
diperlukan pengamatan yang menyeluruh dan
mendalam
mengenai
kestrategisan
METODE PENELITIAN
lokasi. Kedekatan dengan pasar sasaran dan
Tempat dan Waktu
keamanan lokasi agar penentuan lokasi
Penelitian ini dilakukan di Toko Saprodi
tidak keliru.
yang ada di Kabupaten Blora. Peneliti
Menurut Kurtz (2008,45), SWOT analisis adalah
memilih 5 kecamatan antara lain: 1)
suatu alat perencanaan
Kunduran, 2) Kedungtuban, 3) Todanan, 4)
strategik yang penting untuk membantu
Ngawen, 5) Blora. Alasan pemilihan lokasi
perencana untuk membandingkan kekuatan
tersebut dikarenakan banyaknya petani yang
dan kelemahan internal organisasi dengan
berkunjung di Toko Saprodi tersebut. Toko
kesempatan dan ancaman dari eksternal.
Saprodi yang digunakan sebagai tempat
Menurut Robert W.Duncan (2007,
penelitian adalah: UD. Sumber Tani Rejeki
142), menganalisa lingkungan internal dan
di Kecamatan Ngawen, UD. Seger Tani di
eksternal merupakan hal penting dalam
Kecamatan Blora, UD. Tani Mulyo di
proses perencanaan strategi. Faktor-faktor
Kecamatan Kunduran, UD. Mitra Tani di
lingkungan internal didalam perusahaan
Kecamatan Kedungtuban, dan UD. Sumber
biasanya
Barokah di Kecamatan Todanan.
dapat
digolongkan
sebagai
Strength (S) atau Weakness (W), dan lingkungan
eksternal
perusahaan
dapat
Jenis Penelitian
diklasifikasikan sebagai Opportunities (O)
Jenis penelitian yang digunakan adalah
atau Threat (T). Analisis lingkungan strategi
kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif
ini disebut sebagai analisis SWOT.
dapat diartikan sebagai metode penelitian
Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah: H1
digunakan
untuk
meneliti
pada
populasi atau sample tertentu, pengumpulan
:Terdapat perilaku
yang
pengaruh petani
pelayanan, menentukan
faktor-faktor
(Harga,
produk,
promosi, pembelian
lokasi) ke
toko
data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat statistik, dengan tujuan untuk
menguji
hipotesis
yang
telah
ditetapkan.
Saprodi di Kabupaten Blora.
68
Agribusiness Review
ISSN.2354-8320
Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77
Populasi dan Sampel
Teknik Analisis Data
Populasi adalah wilayah generalisasi yang
Uji Validitas dan Reabilitas Data
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
Gozhali,
(2009:
45)
Reabilitas
kualitas dan karakteristik tertentu yang
adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
yang merupakan indikator dari variable atau
kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable
2008: 80). Populasi dalam penelitian ini
atau handal jika jawaban seseorang terhadap
adalah orang yang berkunjung ke toko
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari
Saprodi. Pada penelitian ini populasinya
waktu kewaktu. Salah satu uji reliabilitas
diambil dari 5 (lima) Toko Saprodi yang
data adalah dengan menggunakan one Shot
ada di Kabupaten Blora. Pemilihan lokasi
yaitu uji statistik Cronbach Alpha. Suatu
toko diambil toko terbesar yang ada di lima
konstruk atau variable dikatakan reliable
Kecamatan
jika memberikan nilai Cronbach Alpha >
yang
memiliki
pengunjung
terbanyak. Dari data 5 toko tersebut, rata-
0,60.
rata pengunjung setiap bulannya sebanyak
Gozhali, (2009: 49) Uji Validitas
7348. Data ini diambil 3 bulan terakhir dari
digunakan untuk mengukur sah atau valid
bulan April 2011- Juni 2011.
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
valid
jika
pertanyaan
pada
Teknik Pengumpulan Data
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu
Peneliti menggunakan kuesioner sebagai
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
alat untuk mengumpulkan data. Sugiyono
Setelah data terkumpul kemudian diolah
(2008:
kuesioner
menggunakan program SPSS 15.0 jika hasil
adalah teknik pengumpulan data yang
t hitung > t table maka Ho dapat ditolak
dilakukan dengan cara memberi seperangkat
atau r memang berkorelasi positif atau
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
indikator adalah valid. Tingkat kesalahan
responden
yang digunakan adalah 5% (0,05)
142)
mendefinisikan
untuk
dijawabnya.
Dengan
menggunakan kuesioner ini, peneliti dapat
Uji Statistik Regresi Linier Berganda
mengetahui ukuran dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian.
Regresi digunakan untuk mengetahui
nilai
rata-rata
perubahan
pada
variabel-variabel independen terhadap nilai pada variable dependen. Rumus yang digunakan
untuk
menghitung
dalam
Persamaan Regresi adalah sebagai berikut:
69
Agribusiness Review
ISSN.2354-8320
Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77 Y = a + b 1 X1 + b 2 X2 + b 3 X3
+
b4X4 + b5X5+ e
data. Uji normalitas dilakukan dengan
(Setiaji, 2008: 23)
menggunakan Normal Probality Plot, yaitu
Keterangan:
observasi atau pengamatan diplot ber-
Y=Perilaku petani untuk berkunjung ke
pasangan
Toko Saprodi
diharapkan. Nilai data yang teramati diplot
a = konstanta
pada sumbu horisontal, sementara nilai
b1= koefisienregresi X1 terhadap Y
standar yang diharapkan diplot pada sumbu
b2= koefisienregresi X2 terhadap Y
vertikal.
b3= koefisienregresi X3terhadap Y
probability
b4= koefisienregresi X4 terhadap Y
mempresentasikan
b5= koefisienregresi X5terhadap Y
data, yakni pada titik-titik yang pada sumbu
X1= Harga
horisontal maupun vertikalnya sama-sama
X2= kelengkapan produk
menunjukkan nilai standar yang diharapkan.
X3= pelayanan penjaga toko
Apabila distribusi data suatu variabel adalah
X4= program promosi
normal, maka plotting nilai data yang
X5= lokasi
teramati dengan pasangan nilai standar yang
e= standart error
diharapkannya akan berada di sekitar garis
Uji KetetapanModel
lurus ini (Utomo, 2009: 135).
Uji F yaitu uji statistik yang digunakan
untuk
Garis
nilai
lurus
plot
standar
pada
adalah
normal
garis
normalitas
yang
yang
distribusi
Uji Heteroskedastisitas
kebenaran
Adalah uji yang digunakan untuk
hipotesis yang disusun dalam penelitian. Uji
menyelidiki varian yang konstan, yaitu
F adalah perbandingan perbandingan antara
rentangan e kurang lebih sama (Setiaji,
variasi
yang dapat
2008: 57). Uji heteroskedastisitas dilakukan
variabel-variabel
dengan Uji Langrang Multiplier (LM) test,
independen yang digunakan dalam model
yaitu dengan membandingkan nilai R2 x N
dibanding dengan variabel-variabel lainnya
dengan nilai Chi Square dari tabel sebesar
di luar model.
7,815 (α=5%).
variabel
dijelaskan
mengecek
dengan
dependen
oleh
Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Adalah uji yang digunakan untuk
Pengujiannya
adalah
sebagai
berikut: Jika R2 x N > 7,815 maka standart error
menyelidiki seberapa jauh data bergeser
mengalami heteroskedastisitas.
dari normal secara lebih akurat derajat
Jika R2 x N < 7,815 maka standart error
kenormalan atau ketidaknormalan distribusi
tidak mengalami heteroskedastisitas.
70
Agribusiness Review
ISSN.2354-8320
Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77
Heteroskedastisitas terjadi karena
Uji Multikolinearitas
sampel yang kurang homogen. Diharapkan
Adalah uji yang digunakan untuk
nilai dari R2 x N < 7,815 sehingga data yang
mengetahui adanya korelasi yang sempurna
digunakan
atau pasti diantara satu atau lebih variabel
tidak
mengalami
heteros-
kedastisitas.
independen dalam model (Utomo, 2009:
Uji Otokorelasi
161). Jika diantara variabel independen ada
Adalah uji yang digunakan untuk
yang memiliki korelasi tinggi maka hal
mengetahui adanya trend di dalam variabel
tersebut mengindikasikan adanya problem
dependen sehingga mengakibatkan e juga
multikorelasional. Misalnya jika diantara
mengalami
mengaburkan
variabel independen X1 dengan X2 terjadi
independen.
multikorelasional, maka keduanya saling
pengaruh Otokorelasi
trend dari
dan variabel
sendiri
bermakna
adanya
korelasi data yang diurutkan dengan order
mewakili dalam mempengaruhi variabel dependen Y.
waktu (dalam data time series) atau antar tempat (dalam data cross section). Uji
HASIL DAN PEMBAHASAN
otokorelasi dilakukan dengan Uji Durbin
PENELITIAN
Watson (DW) (Setiaji, 2008: 69).
Berdasarkan
Pengujiannya
adalah
sebagai
analisis
data
dan
hasil
penelitian yang telah dijelaskan di atas
berikut:
bahwa dari kelima aspek yang merupakan
Jika 1,5
bagian dari bauran pemasaran yang terdiri
otokorelasi.
dari Harga, Produk, Pelayanan, Promosi,
Jika
0
maka
data
memiliki
otokorelasi positif. Jika
2,5
dan Lokasi. Maka dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yang berpengaruh terhadap
maka
data
memiliki
pembelian di toko saprodi kabupaten Blora
otokorelasi negatif.
hádala 1) pelayanan, 2) Harga, 3) Lokasi, 4)
Jika d=2 maka data tidak terjadi otokorelasi
produk dan 5) promosi. Berikut merupakan
sempurna.
pembahasan pada tiap variabelnya.
Diharapkan nilai DW yang diperoleh adalah
sebesar
2,
artinya
data
Pertama variable pelayanan (X3)
tidak
memiliki nilai tingkat signifikansi yang
mengalami otokorelasi (perubahan yang
paling tinggi yaitu sebesar t hitung 2,571
terjadi pada variabel dependen merupakan
terhadap pembelian. Hal ini dikarenakan
pengaruh dari variabel independen).
bahwa pelayanan adalah merupakan aspek kunci dalam penjualan. Dimana semakin
71
Agribusiness Review
ISSN.2354-8320
Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77
baik penjual melayani calon pembeli maka
orang di kalangan menengah kebawah,
semakin banyak juga peluang calon pembeli
maka pertimbangan harga biasanya menjadi
untuk membeli produk yang dijualnya.
pertimbangan utama.
Hal ini sesuai dengan teori Kotler
Hasil penelitian ini sejalan dengan
yang mengatakan bahwa pelayanan adalah
teori Kotler (2000:518) yang menyatakan
setiap tindakan atau keterampilan yang
bahwa harga berperan sebagai penentu atas
dapat ditawarkan oleh apapun juga yang
pemilihan
pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
berbelanja secara hati-hati, mendorong para
menyebabkan
sesuatu,
pengecer untuk menurunkan harga mereka,
pelayanan dapat disertakan dengan produk
pengecer selanjutnya menekan produsen
yang berbentuk fisik. Aspek pelayanan
untuk menurunkan harga.
kepemilikan
semakin hari semakin nyata perannya,
pembeli,
Ketiga
Lokasi
para
(X4)
konsumen
merupakan
secara umum pelayanan tersebut meliputi
tempat dimana toko saprodi itu didirikan.
bagaimana kecepatan melayani pelanggan
Lokasi juga merupakan faktor-faktor yang
sebelum
saat
mempengaruhi pembelian. Hal ini dapat
berbelanja. Dengan demikian usaha eceran
dilihat dari aspek strategis atau tidak
harus mampu mencoba sedemikian rupa
lokasinya. Semakin strategis maka peluang
agar pelayanan yang dirasakan pelanggan
orang berkunjung lebih besar, sehingga itu
meningkat serta sesuai dengan kehendak
berbanding lurus dengan pembelian. Lokasi
pelanggan.
adalah faktor yang sangat penting dalam
berbelanja
Kedua
dan
Harga
(X1)
bauran pemasaran ritel (retail marketing
tidak
kalah
mix). Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai
pentingnya dalam cakupan faktor-faktor
akan lebih sukses dibanding gerai yang
yang mempengaruhi perilaku konsumen
lainnya yang berlokasi kurang strategis.
dalam
ini
Dalam menentukan lokasi, pengecer harus
dikarenakan, harga adalah titik dimana
mempertimbangkan konsumen sasarannya
penjual dan pembeli sama-sama sepakat
karena konsumen sering mencari toko
untuk
eceran yang paling dekat dengan tempat
merupakan
variabel
pada
aspek
pembelian
melakukan
yang
produk.
transaksi.
Hal
Dengan
memiliki latar beragam calon pembeli,
tinggalnya
maka harga juga mempengaruhi terhadap
ditempat-tempat strategis akan memudah-
pembelian
kan konsumen untuk berbelanja ditoko
produk.
Bagi
orang
yang
mengedepankan kualitas biasanya harga
dan
juga
pemilihan
lokasi
tersebut.
mahal tidak menjadi masalah, namun bagi
72
Agribusiness Review
ISSN.2354-8320
Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77
Hal ini sejalan dengan teori dari M.
konsumen terhadap suatu produk, karena
Taufik Amir (2004:189), pemilihan lokasi
produk yang dihasilkan akan menarik
memang merupakan keputusan strategis
perhatian konsumen dan akan meningkatkan
dalam usaha eceran. Lokasi yang benar atau
volume penjualan bagi perusahaan.
salah adalah dari kesuksesan atau kegagalan
Kelima Promosi (X4) termasuk dari
usaha eceran, diperlukan pengamatan yang
bauran pemasaran yang sangat penting
menyeluruh
keberadaannya. Semakin sering penjual
dan
mendalam
mengenai
kestrategisan lokasi.
melakukan promosi berarti calon pembeli
Keempat Produk (X2) merupakan
semakin tahu tentang produk tersebut.
barang yang dijual belikan di toko saprodi.
Namun
Artinya calon pembeli datang, tujuannya
promosi (X4) tidak berpengaruh terhadap
adalah membeli sarana produksi pertanian
pembelian. Hal ini dikarenakan, karakter
yang mereka butuhkan. Oleh karena itu,
pangsa pasar yang sudah mengakar dibenak
kelengkapan dan jenis produk tentunya
para petani. Maksudnya jika, petani sudah
mempengaruhi dari minat calon pembeli
mempercayai salah satu produk tertentu itu
untuk datang. Semakin lengkap produknya
sulit untuk diubah. Dengan demikian,
maka semakin banyak pula pembelian atau
sebesar apapun promosi yang dilakukan
transaksi yang terjadi.
maka tidak akan menggoyahkan emage
Hal
ini
sejalan
dengan
teori
Angiopora (2002: 26) yang mengatakan
produk
dalam penelitian ini, variabel
yang
telah
diyakini
mampu
meningkatkan hasil pertaniannya.
keberadaan produk dapat dikatakan sebagai
Dari hasil analisis data dengan
titik sentral dari kegiatan marketing, karena
menggunakan analisis SWOT didapatkan
kegiatan dari unsur-unsur marketing mix
bahwa toko saprodi pada saat ini sedang
lainnya
tumbuh dan berkembang. Langkah strategis
berawal
dari
produk
yang
dihasilkan. Pengenalan terhadap keberadaan
yang
dapat
dilakukan
adalah
dengan
produk dapat dilihat dalam bauran produk
melakukan penetrasi pasar, artinya lingkup
yang unsur-unsurnya terdiri dari variasi
pangsa pasarnya diperluas.
produk, kualitas, desain, bentuk produk,
a. SO Strategis
kemasan, ukuran, dan pelayanan. Usaha
Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan
perusahaan dalam pengenalan suatu produk
peluang. Strategi pemasaran yang tepat bagi
serta dengan variasi produk yang dihasilkan,
toko saprodi adalah dengan mengoptimal-
maka perusahaan semakin banyak melayani
kan faktor kekuatan yang terdiri dari
berbagai macam kebutuhan dan keinginan
pelayanan, kelengkapan produk, dan variasi
73
Agribusiness Review
ISSN.2354-8320
Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77
pilihan harga dalam strategi pemasaran
menerapkan strategi pemasaran Multi Level
untuk
Marketing.
memperbesar
target
penjualan,
berdasarkan pangsa pasar yang belum terserap sepenuhnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
b. WO Strategis
Variabel pelayanan (X3) memiliki nilai
WO Strategis, meminimalkan biaya
tingkat signifikansi yang paling tinggi yaitu
promosi dan meningkatkan pelayanan untuk
sebesar t hitung 2,571 terhadap pembelian.
mengurangi biaya operasional. Dengan
Hal ini dikarenakan bahwa pelayanan
demikian toko saprodi dapat meningkatkan
adalah merupakan aspek kunci dalam
penjualan tanpa harus mengeluarkan biaya
penjualan. Dimana semakin baik penjual
promosi, yaitu dengan memaksimalkan
melayani calon pembeli maka semakin
pelayanan.
banyak juga peluang calon pembeli untuk
c. ST Strategies
membeli produk yang dijualnya.
ST Strategis, meningkatkan variasi dan jenis
Hasil Uji Simultan menunjukkan
produk, meningkatkan mutu pelayanan
bahwa
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh
sedangkan nilai F table sebesar 3,94. Secara
pengunjung toko dan menjaga adanya
spesifiknya dapat dikatakan bahwa Harga,
variasi tingkatan harga diberbagai pilihan
Produk, Pelayanan, Promosi dan Lokasi
produk
secara bersama-sama berpengaruh terhadap
untuk
meminimalisir
ancaman
eksternal yaitu adanya promosi besar-
strategi
Multi
Level
F
hitungsebesar
129,087
pembelian (Y).
besaran oleh kompetitor, khususnya yang menggunakan
nilai
Hasil Uji determinasi menunjukkan bahwa R2 adalah 0,867. Hal ini berarti
Marketing.
86,7%
d. WT Strategies
dijelaskan ke lima variabel independen
WT Strategis, meningkatkan pelayanan
Harga, Produk, Pelayanan, Promosi dan
dalam bentuk penyuluhan lapangan secara
Lokasi. Sedangkan sisanya (100%-86,7% =
berkala tentang cara bertani yang benar dan
13,3%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain
langkah apa saja yang dilakukan jika terjadi
diluar dari variabel independen tersebut.
hambatan dalam proses bercocok tanam,
SO
guna menjaga loyalitas konsumen terhadap
kekuatan
ancaman yang muncul berupa adanya toko-
kelengkapan produk dan variasi pilihan
toko pertanian skala kecil dan promosi
harga dalam strategi pemasaran untuk
besar-besaran
memperbesar target penjualan berdasarkan
dari
perusahaan
yang
variasi
Strategis,
Pembelian
(Y)
mengoptimalkan
yang terdiri
dapat
faktor
dari pelayanan,
74
Agribusiness Review
ISSN.2354-8320
Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77
pangsa
pasar
yang
belum
terserap
sepenuhnya.
a. Sebaiknya manajemen toko saprodi lebih menekankan
lagi
dalam
kualitas
WO Strategis, meminimalkan biaya
pelayanan baik berupa sikap yang ramah
promosi dan meningkatkan pelayanan untuk
dan kemampuan penguasaan teknologi
mengurangi biaya operasional. Dengan
budidaya pertanian
demikian toko saprodi dapat meningkatkan
b. Sebaiknya keberlangsungan distribusi
penjualan tanpa harus mengeluarkan biaya
produk diuasahakan sesuai waktu yang
promosi, yaitu dengan memaksimalkan
ditentukan
pelayanan.
kelengkapan produk di toko saprodi.
guna
menjaga
stock
ST Strategis, meningkatkan variasi
c. Sebaiknya terdapat kegiatan penyuluhan
dan jenis produk, meningkatkan mutu
yang berkelanjutan agar toko saprodi
pelayanan dengan bahasa yang mudah
dapat memberikan edukasi bagi petani.
dipahami
oleh
pengunjung
toko
dan
d. Sebaiknya penelitian selanjutnya lebih
menjaga adanya variasi tingkatan harga
banyak
diberbagai
untuk
mengangkat tema perilaku konsumen
meminimalisir ancaman eksternal yaitu
dan bauran pemasaran, karena ada
adanya
oleh
banyak temuan penelitian yang secara
kompetitor, khususnya yang menggunakan
teoritis dan di lapangan tidak terjadi
strategi Multi Level Marketing.
kesamaan. Sehingga akan mendorong
pilihan
promosi
WT pelayanan
produk
besar-besaran
Strategis, dalam
bentuk
meningkatkan penyuluhan
adanya
lagi
teori
yang
baru
tertarik
sebagai
dalam
bentuk
penyempurnaan dari teori sebelumnya.
lapangan secara berkala tentang cara bertani yang benar dan langkah apa saja yang dilakukan jika terjadi hambatan dalam proses bercocok tanam, guna menjaga loyalitas konsumen terhadap ancaman yang muncul berupa adanya toko-toko pertanian skala kecil dan promosi besar-besaran dari perusahaan
yang
menerapkan
strategi
pemasaran Multi Level Marketing. Saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut:
75
Agribusiness Review
ISSN.2354-8320
Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77
REFERENSI Angipora, Marisu P. 2002. DasardasarPemasaran, edisi ke-2.PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Anova, An Noor Rizza. 2009.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Berbelanja di Tulip Swalayan Banjarmasin. Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Banjarmasin. Asseal, Henry. 1996. Consumer Behavior and Marketing Action, Fourth Edition PWS, Kent Publishing Company, Boston. Dunne, A. Peter, James, G. Barnes, 1995, Internal Marketing: A Relationship, Value Creation View,: dalam Internal Marketing: Directions for Management, ed. Barbara R. Lewis and Richard J. Varey, London: Routledge. David, Fred R. 2004 ManajemenStrategisKonsepkonsep.Edisi ke9.AlihbahasaKresnoSansu.Indek s,Jakarta 2006. Manajemen Strategis. Edisi Sepuluh Salemba 4, AlihbahasaKresnoSansu. Indeks Jakarta. Dharmesta & Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Edisi Kedua. Yogyakarta: Liberty. Engel, James, F., R.D Blackwell, Paul, W, Miniard 1968.Consumer Behavior. Illinois: The Dryden Press. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Semarang: Undip Haliana. 2009. Analisis Factor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Mie Instan Merek Indomie. Jurnal Penelitian. Hartono, Budi. 2011. Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Bakso di
Malang. Jurnal penelitian Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya,Vol. 35(2): 137-142, Juni 2011. Indriantoro, Nur & Supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Iasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara 1994. Consumer Behavior. Jakarta: Binarupa Aksara. Kotler, Philip. 2002. ManajemenPemasaran,Jilid 2. EdisiMilenium. Jakarta: Prenhallindo Kotler, Philip & Armstrong, Gary. 2008. Prinsip-prinsipPemasaran, Jilid 2. Edisikeduabelas. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philip dan Susanto. 2000. Manajemen Pemasaran Di Indonesia: Analisis, Perencanaan, Implementasi Dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat. Kotler, Philip dan Lane, Kevin. 2009. Manajemen Pemasaran.Jakarta: Erlangga. Kurtz, David L., 2008, Principles of contemporary marketing, SouthWesternducational Publishing, Stamford. Lupiyoadi, Rambat, 2001, Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba Empat, Jakarta. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Perilaku Konsumen. Bandung: Refika Aditama. Santosa, Singgih. 2001. Riset PemasaranKonsep dan Aplikasi SPSS. Jakarta PT Elex Komputindo. Loudon danBitta, 1984.Consumer Behavior: Concept and Applications. The United State of America: By McGraw Hill Inc. Pearce, John A. and Robinson Richard B. Jr. 2003.Strategic Management Formulation, Implementation 76
Agribusiness Review
ISSN.2354-8320
Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77
and Control.McGraw hill, Boston. Prasetyo, Bambang, Jannah, Miftahul. 2005. MetodePenelitianKuantitatifTeor idanAplikasi.Jakarta: PT Raja Grasindo Persada Setiaji, Bambang, 2008, Cara MudahAnalisisKuantitatif. Surakarta: Al-Es’af University Press. Sudiyarto. 2006. Kajian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Membeli/Mengkonsumsi Buah Lokal. Jurnal penelitian. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Taufiq. Amir, M. 2005. Dinamika Pemasaran: Jelajahi & Rasakan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran Jasa, Ed 1. Malang: Bayu Media Thompson. Jhon Kent Mattews, 2008. The Economic of Banking 2nd Edition, New York: John Wiley & Sons LTD. Utami, Christina Whidya. 2006, Manajemen Riset Strategi dan Implementasi Riset Modern, Salemba Empat, Jakarta. Utomo. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta Http://www.pemkabblora.go.id. Letak Geografis Kabupaten Blora. Zaltman dan Wallendorf, 1979. Consumer Behavior: Basic Findings and Management Implications. The United States of America: By John Willey & Sons Inc.
77