Widya Cipta,Vol. VI, No.2 September 2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI DENGAN KINERJA ASSISTEN LABORATORIUM KOMPUTER (Studi Kasus: AMIK BSI Jakarta) Aan Rahman Program Studi Manajemen Administrasi Akademi Sekretari dan Manajemen BSI Jakarta
[email protected]
ABSTRACT AMIK BSI Jakarta is a company engaged in the field of services, higher education diploma is three, so the emphasis lies in the field of student services. To provide good service necessary human resources professionals, ranging from the lowest-level employees up to the highest levels of leadership, including the computer lab assistant status even though they are still in school, they must be motivated in order to improve the performance of the well. The relationship between motivation and their performance will be scrutinized by distributing questionnaires to 124 respondents, where the results of this questionnaire will be treated to test a hypothesis whether there is a relationship between the performance and factors Motivation factors that influence it. This study tested with sem method and the help of perangkat lunak AMOS. After testing on Weight Regression Standardized tests, positive results obtained only between the relationship of motivation with performance lab assistant in the amount of 12 percent. So when referring to wijayanto, 2008, the results of this study is hypothesis H0 is rejected, meaning that there is a relationship between motivation and performance by 12 percent. While the factors that have a very strong connection facility premises Motivation is a factor that facility reaches 80 percent while the dominant factor is a factor working against the performance of the team which reached the value of 83 percent. Keyword: motivation, performance, relationship, factor I. PENDAHULUAN Motivasi merupakan suatu kekuatan pendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan, apabila seorang karyawan memiliki motivasi yang tinggi dia akan terdorong dan akan berusaha untuk meningkatkan kemampuan, melaksanakan dan mengevaluasi pekerjaannya sehingga akan diperoleh hasil kerja yang maksimal. Motivasi yang tinggi bisa timbul dan dipengaruhi akibat dari interaksi antar individu dan situasi. Situasi yang dimaksud disini salah satunya situasi dalam melakukan pekerjaan yakni mungkin seberapa besar wewenang dan tanggung jawab yang diberikan, berapa besar balas jasa dari pekerjaanya itu, seberapa besar karyawan menyukai dan bangga melakukan pekerjaan tersebut, apakah ada jenjang karir yang jelas dan lain–lain, sehingga si karyawan akan merasa puas terhadap pekerjaannya sehingga menyebabkan mereka bekerja lebih semangat. Hal inilah yang menyebabkan penulis tertarik untuk mengadakan penelitian untuk mengetahui apa motif mereka mau menjadi assisten laboratorium komputer serta untuk
46
mengukur sejauh mana hubungan sumber motivasi dengan kinerja meraka pada AMIK BSI Jakarta. AMIK BSI Jakarta adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa, yaitu bidang pendidikan tinggi diploma tiga, sehingga karena bergerak di bidang jasa penekanannya terletak pada bidang pelayanan terhadap konsumen yaitu mahasiswa. Untuk memberikan pelayanan yang baik diperlukan sumber daya manusia yang profesional, mulai dari tingkat karyawan yang terendah sampai ke pimpinan yang tertinggi sekalipun, termasuk di dalamnya mahasiswa magang yaitu salah satunya adalah assisten laboratorium komputer walaupun status mereka yang masih kuliah dan ada beberapa yang memang sudah lulus dari diploma tiga, meraka harus dimotivasi agar bisa melayani dengan baik dalam mengajar di laboratorium komputer sesuai dengan kurikululm atau satuan acara perkuliahan dan penuh dengan tanggung jawab serta disiplin.
Widya Cipta, Vol. VI, No.2 September 2014
II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1. Motivasi Motivasi berasal dari kata ”Movere” yang berarti dorongan atau daya penggerak. Menurut Sondang P. Siagian yang dikutip oleh Manullang (2006:143) motivasi adalah ”Keseluruhan pemberian motif bekerja para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis”. Menurut Terry yang dikutip oleh Manullang (2006:144) definisi motivasi adalah ”Suatu kegiatan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertindak sesuatu”. Sedangkan menurut Samsudin (2006:89), motivasi adalah ”proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan”. 2.2. Model dan Unsur Penggerak Motivasi. Menurut Samsudin (2006:90), Motivasi terdiri atas tiga model yaitu sebagai berikut : 1. Model Tradisional. 2. Model Hubungan Manusiawi. 3. Model Sumber Daya Manusia. Menurut Sagir yang kutip oleh, Sastrohadiwiryo (2005:56) mengemukakan unsur-unsur penggerak motivasi antara lain : 1. Kinerja (Achievement). 2. Penghargaan (Recognition). 3. Tantangan (Challenge). 4. Tanggung Jawab (Responsibilty). 5. Pengembangan (Development). 6. Keterlibatan (Involvement). 7. Kesempatan (Opportunities). 2.3. Jenis-Jenis dan Tujuan Motivasi. Hasibuan (2003:165) mengungkapkan bahwa secara garis besar motivasi dapat dibagi menjadi dua : 1. Motivasi positif (Insentif positif), pimpinan memotivasi bawahan dengan memberikan bawahan hadiah kepada mereka yang berprestasi. 2. Motivasi negatif (Insentif negatif), pimpinan memotivasi bawahannya dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik (prestasi rendah). Sedangkan tujuan diberikannya motivasi masih menurut Hasibuan (2003:166), adalah : a. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan. b. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
c. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan. d. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan. e. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan. f. Mengefektifkan pengadaan karyawan. g. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik. h. Meningkatkan kreatifitas dan partisipasi karyawan. i. Meningkatkan kesejahteraan karyawan. j. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya. k. Meningkatkan efisiensi penggunaan alatalat dan bahan baku. 2.4. Kinerja. Menurut Sastrohadiwiryo (2005:123), ”Kinerja merupakan hasil yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaaannya”. Menurut Cooper yang dikutip oleh Samsudin (2006:135), antara kinerja dan prestasi kerja memiliki keterkaiatan sebagai tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai oleh seseorang, unit, atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut Sastrohadiwiryo (2006:125), kinerja seorang tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : a. Kecakapan b. Keterampilan c. Pengalaman d. Kesungguhan tenaga kerja yang bersangkutan. 2.5. Pihak Yang Mengadakan Penilaian Kinerja Pada umumnya manusia dalam kegiatan penilaian, selalu dipengaruhi oleh sedikit banyaknya unsur kreativitas. Bertindak dan berfikir obyektif adalah sesuatu yang sulit untuk merealisasikannya. Betapa sukarnya untuk mengadakan penilaian pegawai yang dilakukan secara obyektif. Dalam persoalan siapa penilai, John J.W.Neuer yang dikutip oleh Manullang (2006:161) memberi tiga kemungkinan sebagai berikut : a. Penilaian pegawai oleh atasan langsung dan kemudian direvisi oleh kepala bagian b. Penilaian pegawai oleh atasan langsung dengan dibantu oleh satu atau dua orang pembantunya c. Penilaian pegawai oleh atasan langsung dan jika tidak memuaskan dibuat suatu
47
Widya Cipta,Vol. VI, No.2 September 2014
ferivikasi dengan melakukan penilaian pegawai sekali lagi oleh satu atau dua orang teman atau rekan pegawai atau karyawan yang bersangkutan. Sebelum melakukan penilaian kinerja pegawai, harus diketahui unsur-unsur apa yang dinilai terlebih dahulu. Dengan mengetahui unsur-unsur tersebut diharapkan dapat dengan mudah dilakukan penilaian prestasi kerja terhadap pegawai. Menurut Sastrohadiwiryo (2005:125) unsur-unsur yang dinilai dalam penilaian prestasi kerja pegawai adalah: a. Kesetiaan Kesetiaan yang dimaksud adalah tekad dan kesanggupan mentaati, melaksanakan, dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. b. Prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. c. Tanggung jawab Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaikbaiknya dan tepat waktu serta berani memikul resiko yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya. d. Ketaatan Ketaatan adalah kesanggupan seorang tenaga kerja untuk mentaati segala ketetapan, peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, mentaati perintah atasan yang berwewenang, serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang telah ditetapkan perusahaan maupun pemerintah, baik tertulis maupun tidak tertulis. e. Kejujuran Kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan, serta kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya. f. Kerjasama Kemampuan seorang tenaga kerja untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan, sehingga mencapai daya guna dan hasil yang sebesar-besarnya. g. Prakarsa Prakarsa adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk mengambil keputusan, langkah-langkah, atau melaksanakan
48
tugas pokok tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari pimpinan. h. Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemauan yang dimiliki seorang tenaga kerja untuk meyakinkan orang lain (tenaga kerja lain) sehingga dapat dikerahkan secara maksimum untuk melaksanakan tugas pokok. Berdasarkan uraian unsur-unsur tersebut di atas, maka sudah mencukupi dalam penilaian prestasi kerja pegawai dalam suatu organisasi dan sudah cukup mewakili persyaratan kerja yang akan dinilai. 2.5. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran bertujuan untuk mengambarkan apa yang melatarbelakangi mahasiswa atau alumni mau menjadi assiten laboratorium, hubungan antar motivasi tersebut dengan kinerja serta seberapa besar pengaruhnya terhadap kinerja assisten labaratorium pada AMIK BSI Jakarta. Kerangka pemikiran tersebut dinyatakan dengan fungsi matematis yang menyatakan hubungan antar variabel penelitian. Hubungan–hubungan antar variabel yang diteliti tersebut di atas yang terdiri atas satu variabel terikat (dependent) dan satu varibel bebas (independent). Hubungan antar variabel dependent dengan variabel independent digambarkan sebagai berikut :
X
Y
Gambar 1. Kerangka Berfikir Dimana : X : Motivasi Y : Kinerja Setelah dibuat kerangka pemikiran langkah selanjutnya adalah menentukan hipotesis yang merupakan anggapan atau kesimpulan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan landasan teori di atas maka dapat ditarik suatu hipotesa sesuai dengan objek penelitian bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi dengan kinerja assisten laboratorium komputer AMIK BSI Jakarta III. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada AMIK BSI Jakarta yang merupakan perusahaan jasa yang bergerak di bidang pendidikan tinggi tingkat Diploma Tiga yang berlokasi di Jl.
Widya Cipta, Vol. VI, No.2 September 2014
Fatmawati Raya No. 24 Pondok Labu, Jakarta Selatan. Variabel-variabel yang digunakan meliputi variabel motivasi sebagai variabel bebas dan variabel kinerja sebagai variabel terikat. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karkateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2006:90). Besarnya populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang yang bekerja sebagai asisten laboratorium komputer yang ada di AMIK BSI Jakarta dengan teknik pengambilan sampel yaitu Simple Random Sampling dengan cara mengambil acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi, dengan syarat anggota populasi homogen. Adapun jumlah populasi sebanyak 300 orang dan sampel yang diambil untuk penelitian ini sebanyak 140 orang assisten laboratorium komputer pada AMIK BSI Jakarta. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini antara lain: 1. Studi Kepustakaan Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mencari sumber dari buku literatur yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam Penelitian ini. 2. Wawancara Dalam mengumpulkan data penulis juga melakukan wawancara dengan Divisi Sumber Daya Manusia mengenai hal-hal atau langkah-langkah apa saja yang dilakukan dalam memotivasi kerja assisten laboratorium dan menanyakan sampe sejauh mana kinerja yang telah dicapai oleh assisten laboratorium komputer di AMIK BSI. 3. Kuiseoner Kusioner merupakan teknik pengumpulan data melalui sejumlah pertanyaan yang disusun sedemikian rupa sehingga dengan mudah dapat dijawab. Tujuan pokok pembuatan kuisoner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan penelitian ini. Adapun cara menyampaiakan quesioner langsung dibagikan kepada assisten laboratorium komputer untuk diisi. Sifatnya tertutup dalam bentuk pernyataan yang diberikan dan responden tinggal memilih salah satu jawaban yang paling tepat dari lima jawaban yang tersedia. Analisa quesioner dilakukan dengan memeberikan nilai dari
hasil quesioner berdasarkan rangking atau Skala Likert dengan bobot nilai (Adam I, Indrawijaya, 1994:43). Kemudian jawaban pertanyaan diolah dengan analisa regresi dan korelasi berupa tabel tabulasi yang berisi jumlah dan prosentase pendapat responden dari keseluruhan populasi. Alat analisa yang digunakan yaitu Structural Equation Modeling (SEM) adalah sekumpulan teknik-teknik analisis statistika yang mengkombinasikan beberapa aspek yang terdapat pada analisis jalur dan analisis faktor konfirmatori untuk mengestimasi beberapa persamaan secara simultan dan berjenjang. Hubungan simultan dan berjenjang yang dimaksud dibangun antara satu atau beberapa variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel independen. Masing-masing variabel dependen dan independen dapat berbentuk faktor atau konstruk yang dibangun dari beberapa variabel indikator (Ghozali, 2008:44). Model Persamaan Struktural atau Structural Equation Modeling (SEM) merupakan gabungan dari dua metode statistik yang terpisah yaitu analisis faktor (factor Analysis) yang dikembangkan pada bidang psikologi / psikometri serta model persamaan simultan (Simultaneous Equation Modeling) yang dikembangkan pada bidang ekonometrika (Ghozali, 2008:48). SEM juga merupakan teknik statistik yang mampu menganalisis variabel laten, variabel indikator, dan kesalahan pengukuran secara langsung. SEM ini juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan metode statistic multivariate yang lain karena dalam laten variabel dimasukkan kesalahan pengukuran dalam model. Sedangkan untuk mengolah data digunakan Analysis of Moment Structure (AMOS) merupakan salah satu program atau perangkat lunak untuk mengistemasi model pada model persamaan struktural (SEM) (Ghozali, 2004:56). AMOS mengimplementasikan pendekatan yang umum untuk analisa data pada model persamaan struktural yang menjelaskan analisa struktur kovarians, atau causal modeling. Pendekatan ini meliputi kasus khusus banyak teknik konvensional terkenal, mencakup model linier yang umum dan analisis faktor umum. Saat ini perangkat lunak AMOS merupakan perangkat lunak yang dapat diandalkan dalam menyelesaikan permasalahan sosial karena kemampuannya dalam mengukur variabel yang bersifat laten atau tidak dapat diukur secara langsung tetapi dapat diukur melalui indikatornya.
49
Widya Cipta,Vol. VI, No.2 September 2014
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Variabel dan Pengukuran Penelitian ini merupakan penelitian mengenai hubungan sebab akibat (kausal) dari variabel-variabel yang akan diteliti sehingga dari penelitian ini diharapkan dapat diidentifikasi bagaimana dan apa saja faktorfaktor dominan yang mempengaruhi hubungan motivasi dengan kinerja assisten laboratorium komputer pada AMIK BSI Jakarta. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel yang tidak dapat diukur secara langsung (laten variabel) yaitu : 1. Konstruk Eksogen (construct exogen) sebagai variabel independen (X), yaitu : motivasi, dengan indikator adalah: pengembangan diri, insentif, pendapat atau tanggapan, tujuan yang akan dicapai, penghargaan, bebas dalam mengambil keputusan dan berkreatifitas, harapan, fasilitas-fasilitas, perlakuan yang adil, sikap menyenangkan, maju dan berkembang, nyaman, aman dan menarik, contoh teladan, teguran, dan promosi. 2. Konstruk Endogen (construct endogen) sebagai variabel independen (Y), yaitu: menyelesaikan tugas secara baik, memahami setiap tugas, masuk kerja tepat waktu, pimpinan puas, pimpinan percaya, semangat bekerja, memberikan ide-ide, bekerja lembur, jalan keluar yang efektif dan efesien, bekerja satu tim, percaya diri, disukai oleh temanteman, sengaja terlambat masuk ke kelas, selalu minta ijin, cukup puas atas kinerja. 4.2. Analisis Data Analisis data yang dilakukan pada penulisan ini adalah analisa statistik deskriptif dan analisa statistik inferensial. A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk menelaah distribusi frekuensi ukuran pemusatan dan penyebaran data tentang karakteristik sampel (responden) dan indikatorindikator variabel. Ukuran pemusatan yang ditelaah meliputi mean, median, dan modus. Ukuran penyebaran yang ditelaah adalah
maksimum, minimum, standar deviasi, dan varian. 2. Analisis Statistik Inferensial Analisa statistik inferensial dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM) dengan tujuan untuk memperoleh model yang sesuai bagi permasalahan yang sedang diteliti, selain itu analisis dengan SEM dapat juga dilakukan untuk mengetahui hubungan kausal antara variabel dependen dan independen dalam penelitian ini. Structural Equation Model (SEM) adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan secara simultan. Ukuran sampel yang harus dipenuhi dalam pemodelan SEM, minimum berjumlah 100 atau antara 100 – 200 (Santoso 2007). Penelitian ini menggunakan 124 sampel. Sebaran responden sepert terlihat pada tabel 2. Pengujian model berbasis struktural dilakukan dengan memasukan semua indikator yang pernah di uji secara konfirmatori baik eksogen dan endogen dan menggabungkan hasil keduanya menjadi satu persamaan (Ghozali, 2008). Setelah diketahui konstruk dan indikatornya, maka langkah selanjutnya adalah pengembangan model diagram alur yang memudahkan peneliti melihat hubungan antara konstruk, indikator dan error atau residunya. Biasanya diketahui hubungan-hubungan kausal dinyatakan dalam persamaan. Tetapi dalam SEM hubungan kausalitas cukup digambarkan dalam sebuah path diagram. Selanjutnya, bahasa program akan mengkonversikan gambar menjadi persamaan, dan persamaan menjadi estimasi. Tabel 2. Data Responden
Tabel.1 Analisa statistik deskriptif
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2013) Sumber: Hasil Pengolahan Data (2013)
50
Widya Cipta, Vol. VI, No.2 September 2014
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2013) Gambar 1. Hubungan Motivasi dan Kinerja Hipotesis yang menjelaskan kondisi data empiris dengan model adalah: H0 : Tidak ada hubungan antara Motivasi dengan Kinerja. H1 : Ada hubungan Antara Motivasi dengan Kinerja.
Hasil dari pengujian Assesment of Normality= 2.439 terlihat bahwa secara multivariat data sudah terdistribusi secara normal, berarti data memenuhi syarat untuk dilakukan analisis selanjutnya. Uji outlier pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai mahalanobis distance. p1 atau p2 semua diatas 0,05 (Santoso, 2007).
Tabel 3 Uji Regression weight P KINERJA <--- MOTIVASI .269 X14 <--X1 <--- MOTIVASI Y15 <--X2 <--- MOTIVASI *** Y14 <--X3 <--- MOTIVASI *** Y13 <--X4 <--- MOTIVASI *** Y12 <--X5 <--- MOTIVASI *** Y11 <--X6 <--- MOTIVASI *** Y10 <--X7 <--- MOTIVASI *** Y9 <--X8 <--- MOTIVASI *** Y8 <--X9 <--- MOTIVASI *** Y7 <--X10 <--- MOTIVASI *** Y6 <--X11 <--- MOTIVASI *** Y5 <--X12 <--- MOTIVASI *** Y4 <--X13 <--- MOTIVASI *** Y3 <--Sumber: Hasil Pengolahan Data (2013)
MOTIVASI KINERJA KINERJA KINERJA KINERJA KINERJA KINERJA KINERJA KINERJA KINERJA KINERJA KINERJA KINERJA KINERJA
*** *** *** *** *** *** *** *** *** *** *** *** ***
51
Widya Cipta,Vol. VI, No.2 September 2014
Dari table diatas terlihat nilai semua indikator bernilai < 0.05 yang berarti bahwa semua indikator baik indikator variable eksogen maupun veriabel endogen terhubung secara signifikan (Wijayanto, 2008). Dari tabel 4 terlihat bahwa tidak ada hubungan negatif antar variabel, sehingga
dapat dikatakan ada hubungan antara variabel motivasi dan kinerja sebesar 0,12 (12 persen), ini mengindikasikan bahwa walau ada hubungan antara motivasi dan kinerja namun hubungan ini dianggap tiak signifikan atau tidak kuat.
Tabel 4 Standardized Regression Weights KINERJA X1 X2 X3 X4
<--<--<--<--<---
MOTIVASI MOTIVASI MOTIVASI MOTIVASI MOTIVASI
Estimate .118 .500 .503 .374 .694
X5 X6 X7 X8 X9 X10
<--<--<--<--<--<---
MOTIVASI MOTIVASI MOTIVASI MOTIVASI MOTIVASI MOTIVASI
.676 .747 .608 .802 .407 .591
X11 X12 X13 X14 Y15 Y14
<--<--<--<--<--<---
MOTIVASI MOTIVASI MOTIVASI MOTIVASI KINERJA KINERJA
.591 .666 .653 .587 .638 .643
Y13 Y12 Y11 Y10 Y9 Y8
<--<--<--<--<--<---
KINERJA KINERJA KINERJA KINERJA KINERJA KINERJA
.561 .592 .413 .829 .573 .746
Y7 <--- KINERJA Y6 <--- KINERJA Y5 <--- KINERJA Y4 <--- KINERJA Y3 <--- KINERJA Sumber: Hasil Pengolahan Data (2013)
V. PENUTUP Dari uji regression weight dapat diketahui bahwa nilai Probabilitas dari hubungan Motivasi dan Kinerja adalah sebesar 0.269 yang bernilai lebih dari 0.05 menurut (Santoso, 2007) dinyatakan bahwa hubungan ini terputus atau tidak significan dan tidak ada
52
.725 .696 .425 .577 .590
hubungan anatara Motivasi dan Kinerja. Namun menurut (Wijayanto, 2008) walau nilai Probabilitas pada uji regression weight lebih dari 0.05 namun pada uji Standardized Regression Weight, didapat nilai yang positif sebesar 0,12 atau 12 persen, yang berarti bahwa ada hubungan antara Motivasi dan
Widya Cipta, Vol. VI, No.2 September 2014
kinerja walaupun hubungan tersebut bernilai 12 persen namun masih bernilai positif. Jadi bila merujuk pada wijayanto, 2008 maka hasil dari penelitian ini adalah H0 ditolak, artinya ada hubungan antara Motivasi dan Kinerja sebesar 12 persen. Dari pengujian konfirmatori di dapat bahwa faktor faktor yang mempengaruhi Variabel Motivasi adalah: X1 Pengembangan diri, X2 Insentif, X3 Pendapat atau tanggapan, X4 Tujuan yang akan dicapai, X5 Penghargaaan, X6 Bebas dalam mengambil keputusan dan berkreatifitas, X7 Harapan, X8 Fasilitas-fasilitas, X9 Perlakuan yang adil, X10 Sikap menyenangkan, X11 Maju dan berkembang, X12 Nyaman, aman dan menarik, X13 Contoh teladan, X14 Teguran. Sedangkan faktor faktor yang mempengaruhi Variabel Kinerja adalah: Y3 Masuk Kerja Tepat waktu, Y4 Pimpinan puas, Y5 Pimpinan percaya, Y6 Semangat bekerja., Y7 Memberikan ide-ide, Y8 Bekerja lembur, Y9 Jalan keluar yang efektif dan efesien, Y11 Percaya diri, Y12 Disukai oleh teman-teman, Y13 Sengaja terlambat masuk ke kelas, Y14 Selalu minta ijin, Y15 Cukup puas atas kinerja. Dari hasil konfirmatori juga diketahui bahwa fator X15 yaitu Promosi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi karena ber probabilitas di atas 0.05 dan di sisi Kinerja, factor Y1 Tugas selesai tepat waktu dan Y2 Faham akan tugas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja karena ber probabilitas di atas 0.05. Dari Pengujian Standardized Regression Weight dapat disimpulkan bahwa pada variabel
eksogen nilai X8 Fasilitas fasilitas mempunyai hubungan yang paling kuat terhadap Motivasi dengan nilai 0.808 atau sekitar 80 persen sedangkan nilai X3 Pendapat atau tanggapan mempunyai hubungan yang paling lemah terhadap Motivasi dengan nilai 0. 374 atau sekitar 37 persen. Untuk Kinerja hubungan atara faktor Y10 Bekerja satu tim mempunyai hubungan yang paling kuat terhadap kinerja dengan nilai 0.829 atau sekitar 83 persen, sedangkan Y11 Percaya diri mempunyai hubungan yang paling lemah terhadap Kinerja dengan nilai 0.413 atau 41 persen. DAFTAR PUSTAKA Ghozali, Imam. 2008. Model persamaan structural, Konsep dan Aplikasi dengan program AMOS 16.0. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hasibuan, Malayu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara. Manullang, Marihot. 2001. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia. Santoso, Singgih. 2007. Structural Equation Modelling, Konsep dan Aplikasi dengan AMOS. Jogyakarta: Elex Media Komputindo. Sastrohadiwiryo, B Siswanto. 2005. Manjemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara. Wijayanto, Hari Setyo. 2008. Structural Equation Modeling dengan Lisrel 8.8. Jogyakarta: Graha Ilmu.
53