Vol. 3 No.3 Okt – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MODAL KERJA PADA PT. SINAR MAS MAKASSAR Muhammad Nur Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia email:
[email protected] Abstrak Dalam mengelola masalah keuangan hendaklah memperhatikan empat asas pembelanjaan perusahaan yaitu: Modal Kerja (rentabilitas), likuiditas, solvabilitas dan aktivitas (kegiatan operasional) perusahaan. Setiap perusahaan menginginkan agar supaya segala potensi yang ada pada perusahaan yang menyangkut sumberdananya dapat digunakan secara efisien, demikian pula perusahaan harus mampu membayar segala hutang-hutangnya bilamana perusahaan dilikuiditas. Tentu saja semuanya ini tidak terlepas dari kemampuan perusahaan untuk memperoleh tingkat Modal Kerja yang tinggi dalam rangka mempertahankan kontinuitas perusahaan. Perusahaan PT. Sinar Mas di Makassar adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang konveksi yang kegiatan PT. Sinar Mas memproduksi dan sekaligus memasarkan baju kaos, pakaian seragam dan lain-lain. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1985 oleh Ibu Hasiah yang berlokasi di Jalan. Kata kunci: Modal perusahaan, dan Modal kerja. Abstract In managing financial issues let consider four principles spending companies: Working capital (profitability), liquidity, solvency and activity (operational expenses) of the company. Every company wants that all the potential in the company concerning sumberdananya can be used efficiently, as well as the company should be able to pay all its debts when companies dilikuiditas. Of course everything is not independent of the company's ability to obtain a high level of working capital in order to maintain continuity of the company. Company PT. Sinar Mas in Makassar is one company that is engaged in the activities convection PT. Sinar Mas manufactures and markets at the same T-shirts, uniforms and others. The company was founded in 1985 by Mrs. Hasiah located at street. Keywords: The company's capital, and working capital. dunia usaha kita menjumpai kenyataan bahwa beberapa perusahaan terpaksa jatuh bangun bahkan ada yang menutup usahanya di tengah-tengah persaingan, karena ketidakmampuan pimpinan perusahaan yang berhubungan langsung dengan keuangan perusahaan di dalam penggunaan modal yang seefisien
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu perusahaan terdapat hal-hal yang penting untuk diketahui dalam pengelolaannya justru diabaikan. Hal tersebut misalnya tingkat perhitungan Modal Kerja yang dicapai dalam menjalankan usahanya. Di dalam 320
Website http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 3 No.3 Okt – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
mungkin. Selanjutnya untuk tidak mengabaikan faktor-faktor mengetahui apakah perusahaan efisien lingkungan, secara menyeluruh atau tidak dalam menggunakan atau meliputi: pendidikan, sosial budaya, memanfaatkan modalnya baru akan ekonomi, administrasi dan diketahui setelah kita mengetahui internasional. tingkat Modal Kerja yang dicapai. Perusahaan PT. Sinar Mas di Dengan kata lain bahwa efisiensi bagi Makassar adalah salah satu perusahaan suatu perusahaan baru akan diketahui yang bergerak dalam bidang konveksi setelah keuntungan yang diperoleh yang kegiatan PT. Sinar Mas dihubungkan dengan besarnya modal memproduksi dan sekaligus yang digunakan atau dilibatkan untuk memasarkan baju kaos, pakaian menghasilkan keuntungan tersebut. seragam dan lain-lain. Perusahaan ini Penggunaan kekayaan atau modal didirikan pada tahun 1985 oleh Ibu perusahaan dengan baik akan Hasiah yang berlokasi di Jalan . Adapun memberikan keuntungan bagi data tingkat Modal PT. Sinar Mas perusahaan dan akibatnya kontinuitas Makassar dapat dilihat tabel berikut ini. perusahaan dapat dipertahankan dengan Tabel. Faktor Mempengaruhi Modal Kerja PT. Sinar Mas Periode 2011 - 2015 TAHUN MODAL (RP) PERSENTASE (%) 2011 15.693.000 2012 16.350.000 4,19 2013 15.900.000 (2,75) 2014 17.900.000 12,57 2015 18.750.000 4,75 Sumber : PT. Sinar Mas Makassar Berdasarkan data tersebut di adalah: "Faktor-faktor apakah yang atas maka nampak bahwa pada tahun mempengaruhi rendahnya Modal Kerja 2012 persentase tingkat laba perusahaan Perusahaan". mengalami kenaikan sebesar 4,19%. C. Tujuan Penelitian Selanjutnya untuk tahun 2013 Adapun tujuan penelitian ini persentase tingkat laba perusahaan adalah sebagai berikut : mengalami penurunan sebesar 2,75%. 1. Untuk mengetahui faktor-faktor Sedangkan pada tahun 2014 persentase yang menyebabkan tingkat Modal tingkat laba mengalami peningkatan Kerja perusahaan mengalami sebesar 12,57%, namun pada akhir penurunan cukup rendah. tahun 2015 tingkat Modal PT. Sinar 2. Untuk mengetahui upaya-upaya Mas Makassar mengalami peningkatan untuk meningkatkan Modal Kerja yang cukup kecil sebesar 4,75% perusahaan. dibandingkan dengan tahun TINJAUAN TEORI DAN sebelumnya. HIPOTESIS B. Rumusan Masalah A. Tinjauan Teori Berdasarkan Uraian tersebut di Pengertian keuangan, ini juga atas, maka pokok permasalahan yang menimbulkan berbagai tanggapan dihadapi oleh PT. Sinar Mas Makassar dalam kehidupan masyarakat utamanya 321
Website http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 3 No.3 Okt – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
bagi orang-orang yang berpendidikan telah mendengar istilah keuangan, apalagi uang telah kita ketahui bersama bahwa sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat yang merupakan suatu penggerak utama dalam setiap rencana dan usaha manusia. Apabila kita memperhatikan istilah keuangan, maka akan nampak dengan jelas bahwa istilah keuangan yang berasal dari kata dasar uang, dimana kata dasar uang itu yang berawalan ke dan berakhiran an sehingga membentuk kata baru yaitu keuangan. Didalam berbagai macam literatur kata uang sebagai kata dasar keuangan mempunyai pengertian atau definisi tersendiri. Oleh karena itu sebelum penulis menguraikan pengertian tentang keuangan, maka penulis menguraikan pengertian tentang keuangan, maka penulis terlebih dahulu mengemukakan pengertian dari uang itu sendiri. Menurut Sofyan Syarif (2012:13): Uang adalah suatu yang umum diterima dalam pembayaran barang-barang”. Sedangkan menurut Muhammad Muslich (2013:15) bahwa: “Uang adalah segala sesuatu yang umum diterima sebagai alat penukar dan sebagai alat pengukur nilai pada waktu yang bersamaan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan”. Dari pengertian tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa fungsi dari pada uang adalah sebagai berikut : 1. Sebagai alat penukar umum. 2. Sebagai alat pengukur nilai. 3. Sebagai alat penimbun kekayaan dan 4. Sebagai alat pembayar hutang. Setelah kita mengetahui fungsi atau penggunaan dari pada uang, maka dapatlah dikemukakan apakah yang dimaksud dengan keuangan. Istilah
keuangan yang berasal dari kata dasar uang mempunyai pengertian tersendiri, maka dengan ini pula dapat diketahui bahwa keuangan tentu mempunyai pengertian yang jauh lebih luas dari pada uang itu sendiri. Menurut Fred J. Wenston (1996:1) mengatakan bahwa: “Keuangan adalah semua hak yang dapat dinilai dengan uang demikian pula segala sesuatu yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan hak-hak tersebut”. Sedangkan menurut S. Belopadang (1991:10) bahwa: “Keuangan adalah segala kekayaan negara dalam bentuk apapun juga, baik terpisah maupun tidak”. Dari pengertian tersebut di atas, maka dapat diperoleh gambaran bahwa keuangan adalah keseluruhan kegiatan pengurusan uang dan barang serta kekayaan dan hak-hak negara maupun sumber-sumber lainnya yang menghasilkan uang termasuk didalamnya hak dan kewajiban pemerintah dan warga negara baik sebagai aparatur negara maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam kegiatan keuangan ini dapat menimbulkan adanya penerimaan dan pengeluaran uang. Hal ini dapat dilihat dalam penerimaan keuangan negara yang bersumber dari pendapatan negara seperti; pajak, bea, retribusi, dan Pendapatan Asli Daerah. Sedangkan pengeluaran negara atau pemerintah yaitu berupa biaya-biaya yang dikeluarkan atas beban pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan. B. Hipotesis Berdasarkan pada masalah pokok yang diajukan oleh penulis dapat disebutkan rumusan hipotesis adalah: Diduga bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat Modal Kerja perusahaan disebabkan 322
Website http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 3 No.3 Okt – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
belum efektifnya dan efisiennya data melalui wawancara pada penggunaan dana. Kantor PT. Sinar Mas Makassar. METODOLOGI PENELITIAN C. Jenis Dan Sumber Data Dalam penelitian ini penulis A. Lokasi Penelitian Adapun daerah dan tempat menggunakan dua jenis sumber data penelitian dilakukan di KH. Zainul yaitu: Arifin No. 7 Makassar pada perusahaan 1. Data Primer, yaitu data yang konveksi PT. Sinar Mas Makassar diperoleh dan diolah langsung oleh waktu yang digunakan untuk penulis. memperoleh data selama kurang lebih 2 2. Data Sekunder, yaitu data yang Bulan. diperoleh dari perusahaan berupa dokumen-dokumen serta laporanB. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis laporan tertulis. menggunakan metode pengumpulan D. Metode Analisis data sebagai berikut : Data yang dikumpulkan baik 1. Penelitian Kepustakaan (Library melalui data primer, maupun data Research), yaitu jenis penelitian sekunder, maka selanjuntya akan yang digunakan dimana penulis dianalisis dengan menggunakan metode akan mengumpulkan beberapa analisis sebagai berikut : buku-buku literatur yang ada 1. Rasio Modal Kerja hubungannya dengan obyek Bertujuan mengetahui penelitian. kemampuan perusahaan untuk 2. Penelitian Lapangan (Field memperoleh keuntungan dari Research), yaitu penulis terjun penggunaan modalnya, menurut Agus langsung dilapangan untuk mencari Harjito (2014:53) : a. Ratio Net Modal Margin Laba bersih setelah pajak x 100% Penjualan Bersih b. Ratio Return on Invensment (ROI) Laba bersih setelah pajak x 100% Total Aktiva c. Ratio Return in Equity (ROE) Laba Bersih setelah pajak x 100% Total modal sendiri 2. Ratio Efisiensi Biaya Bertujuan untuk mengetahui penggunaan modal dalam perusahaan, menurut Bambang Riyanto (1995:335). a. Rasio Biaya Operasi Biaya Operasi x 100% Hasil Penjualan Bersih
323
Website http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 3 No.3 Okt – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
b. Rasio Biaya Penjualan Biaya Penjualan x 100% Hasil Penjualan Bersih c. Rasio Biaya Administrasi Biaya Administrasi x100% Hasil Penjualan Bersih d. Rasio Biaya Keuangan Biaya Keuangan x 100% Hasil Penjualan Bersih 3. Analisis DU Pont System bertujuan proyeksinya dan dibandingkan dengan untuk mengetahui faktor-faktor rasio sekarang dan masa lampau, yang mempengaruhi tingkat Modal selanjutnya akan dianalisis akibat dari Kerja perusahaan. perningkatan dan kemunduran perusahaan berdasarkan rasio HASIL PENELITIAN DAN kemampuan laba. PEMBAHASAN Secara teori pada bab terdahulu A. Analisis Rasio Modal Kerja PT. telah diuraikan tentang faktor-faktor Sinar Mas Makassar Dua laporan keuangan yang yang mempengaruhi Modal Kerja yang harus digunakan dalam analisis Modal margin dan operating asset keuangan yakni, neraca dan perhitungan turnover. Modal margin juga dipengarui rugi laba. Pendekatan dasar dalam oleh tinggi rendahnya laba bersih, analisis laporan keuangan pada sedangkan operating assets perusahaan konveksi PT. Sinar Mas diperngaruhi oleh penjualan bersih dan Makassar, adalah penggunaan rasio operating assets. Dengan demikian keuangan (kemampuan laba), menilai kedua faktor tersebut saling prestasi perusahaan dalam lima tahun, mempengaruhi antara satu dengan yang kemudian dihitung dan dilakukan lainnya. penilaian atas peningkatan dan Untuk lebih jelasnya berikut ini kemunduran perusahaan sepanjang akan disajikan dalam bentuk tabel untuk waktu. Rasio keuangan ini akan memperlihatkan perkembangan Ratio dihitung untuk laporan yang Net Modal Margin. Tabel. Rasio Net Modal Margin PT. Sinar Mas MakassarTahun 2011 – 2015. Tahun Laba Bersih Sesudah Pajak Penjualan Bersih Net Modal (Rp) (Rp) Margin (%) 2011 15.693.000 90.500.000 1,42 2012 16.350.000 110.000.000 14,86 2013 15.900.000 105.000.000 15,14 2014 17.900.000 109.450.000 16,35 2015 18.750.000 120.100.000 15,61 Sumber : PT. Sinar Mas Rasio tersebut diatas perusahaan ini mencapai net Modal menunjukkan keuntungan bersih margin sebesar 1,42%, sedang pada perupiah penjualan. Pada tahun 2011 tahun 2012 net Modal margin yang 324
Website http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 3 No.3 Okt – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
dicapai sebesar 14,86% berarti terjadi peningkatan menjadi 13,44%. Peningkatan ini menjadi karena kenaikan volume penjualan penjualan dari Rp. 90.500.000 pada tahun 2011 naik menjadi Rp. 110.000.000 pada tahun 2012. faktor-faktor lain yang menyebabkan Modal margin meningkat adalah laba bersih sesudah pajak tahun 2011 tercapai sebesar Rp. 15.693.000 naik menjadi Rp. 16.350.000 tahun 2012 berarti terjadi kenaikan sebesar 95,98%. Selain itu kenaikan laba bersih sesudah pajak ditentukan oleh harga pokok penjualan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 130.000.000 sedang pada tahun 2012 naik menjadi Rp. 155.000.000. Pada tahun 2012 perusahaan mencapai rasio net Modal margin sebesar 14,86% sedang pada tahun 2013 Modal margin mencapai sebesar 15,14%. Ini berarti terjadi peningkatan Modal margin sebesar 0,28%. Peningkatan ini terjadi karena menurunnya volume penjualan dari Rp. 110.000.000 menurun menjadi Rp.105.000.000 ini berarti terjadi penurunan Modal margin adalah menurunnya laba bersih sesudah pajak pada tahun 2013 mencapai sebesar Rp. 15.9000.000 dan pada tahun 2012 mencapai sebesar Rp. 16.350.000. Pada tahun 2013 perusahaan ini mencapai Modal margin sebesar 15,14% sedang pada tahun 2014 Modal margin yang dicapai sebesar 16,35%. Ini berarti terjadi peningkatan sebesar 1,21%. peningkatan ini terjadi karena
volume penjualan dari Rp. 105.000.000 pada tahun 2013 naik menjadi Rp.109.450.000 pada tahun 2014, ini berarti terjadi peningkatan sebesar 95,93%. faktor lain yang menyebabkan meningkatnya Modal margin adalah laba bersih dimana pada tahun 2013 tercapai sebesar Rp. 15.900.000 naik menjadi Rp. 17.900.000 pada tahun 2014. jadi dapat dikatakan bahwa peningkatan Modal margin disebabkan karena kenaikan penjualan yang lebih besar dari kenaikan harga pokok penjualan dan biaya operasional. Pada ahun 2014 perusahaan ini mencapai Modal margin sebesar 16,35%, sedang pada tahun 2013 Modal margin yang dicapai sebesar 15,61%. Ini terjadi penurunan Modal margin sebesar 0,74%. Penurunan Modal margin tersebut telah mendatangkan bahwa kenaikan penjualan dari Rp. 109.450.000 naik menjadi Rp. 120.100.000 pada tahun 2015. Sementara itu penurunan laba bersih ini disebabkan oleh meningkatnya biaya operasional dimana pada tahun 2014 sebesar Rp. 22.850.000 naik pada tahun 2015 menjadi Rp. 31.855.000. Dapat dikatakan bahwa penurunan Modal margin disebabkan oleh kenaikan penjualan yang lebih kecil dari pada kenaikan biaya operasional dan harga penjualan. Untuk lebih jelasnya akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
325
Website http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 3 No.3 Okt – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
Tabel. Ratio Return on Investment PT. Sinar Mas Makassar tahun 2011-2015. Tahun Laba bersih (Rp) Total Aktiva (Rp) Return On Invesment (%) 2011 15.693.000 75.840.000 20,69 2012 16.350.000 76.780.000 21,29 2013 15.900.000 71.310.000 22,30 2014 17.900.000 88.690.000 20,18 2015 18.750.000 91.507.000 20,49 Sumber : PT. Sinar Mas Makassar Dari tabel diatas, dilihat pada Return on Investment turun dari tahun tahun 2011 Return on Investment yang sebelumnya. dicapai perusahaan sebesar 20,69% dari Untuk tahun 2015 Return on laba bersih sesudah pajak sebesar Rp. Investment yang diperoleh meningkat 15.693.000 pada tahun 2011 dan total kembali dari 20,18% menjadi 20,49%. aktiva sebasar Rp. 75.840.000 pada Peningkatan ini disebabkan karena laba tahun 2011. Selanjutnya pada tahun bersih sesudah pajak mengalami 2012 Return on Investment meningkat peningkatan dari Rp. 17.900.000 menjadi 21,29%. Disebabkan karena menjadi Rp. 18.750.000 pada tahun meningkatnya laba bersih sesudah pajak 2015. Demikian halnya pada total Rp. 16.350.000 dari tahun sebelumnya. aktiva meningkat dari Rp. 88.690.000 Begitu pula total aktiva mengalami pada tahun 2014 menjadi Rp. peningkatan dari Rp. 75.840.000. 91.507.000 pada tahun 2015. Tahun 2013 Return on Dari hasil analisis tersebut, Investment yang diperoleh meningkat kenaikan ROI yang dicapai perusahaan kembali dari 21,29% menjadi 22,30%, dipengaruhi oleh peningkatan laba berarti naik sebesar 1,01%. Peningkatan bersih sesudah pajak dan total aktiva ini disebabkan oleh laba bersih mengalami peningkatan yang mengalami penurunan dari Rp. signifikan. 16.350.000 menurun menjadi Rp. Return on Equity adalah 15.780.000. Disamping juga adanya membandingkan jumlah laba yang penurunan pada total aktiva dari diperoleh disatu pihak dengan jumlah Rp.76.780.000 pada tahun 2012 modal sendiri yang menghasilkan laba menjadi Rp. 71.310.000 pada tahun tersebut di lain pihak. Laba yang 2013. dimaksud adalah laba usaha yang Pada tahun 2014 Return on diperoleh setelah dikurangi pajak, Investment mengalami penurunan dari sedangkan modal yang digunakan 22,30% tahun 2011 menjadi 20,18% adalah modal sendiri yang digunakan pada tahun 2014 laba bersih sesudah dalam perusahaan. pajak mengalami peningkatan Rp. Untuk melihat lebih jelas 17.900.000 dari tahun sebelumnya, mengenai perkembangan Return on disamping karena adanya peningkatan Equity yang dicapai perusahaan ini dari total aktiva sebesar Rp. 88.690.000 tahun 2011 sampai pada tahun 2015 relatif lebih besar dari laba bersih dapat dilihat pada tabel berikut ini. sesudah pajak, sehingga menyebabkan 326
Website http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 3 No.3 Okt – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
Tabel. Rasio Return on Equity PT. Sinar Mas Makassar Makassar, Tahun 2011– 2015. Tahun Laba Bersih Sesudah Pajak Modal Sendiri Return on (Rp.) (Rp.) Equity (%) 2011 15.693.000 51.840.000 30,27 2012 16.350.000 54.080.000 30,23 2013 15.900.000 48.810.000 32,58 2014 17.900.000 66.140.000 27,06 2015 18.750.000 68.717.000 27,29 Sumber : PT. Sinar Mas Makassar Dari tabel tersebut di atas, 5,52%. Hal ini disebabkan karena nampak bahwa Return on Equity tahun kenaikan modal sendiri pada tahun 2011 sebesar 30,27% turun pada tahun 2013 sebesar Rp. 48.810.000 menjadi 2012 menjadi 30,23% berarti turun Rp. 66.140.000 pada tahun 2014, 1,00%. Hal ini disebabkan pemakaian demikian halnya pada laba bersih modal sendiri mengalami peningkatan sesudah pajak mengalami peningkatan dari tahun 2011 Rp. 51.840.000 sebesar Rp. 15.900.000 menjadi Rp. meningkat menjadi Rp. 54.080.000 17.900.000 pada tahun 2014. pada tahun 2012. Dilain pihak laba Pada tahun 2015, Return on bersih sesudah pajak mengalami Equity mengalami peningkatan dari peningkatan yakni sebesar Rp. tahun sebelumnya yakni pada tahun 15.693.000 pada tahun 2011 meningkat 2014 sebesar 27,06% meningkat menjadi Rp. 16.350.000 pada tahun menjadi 27,29% pada tahun 2015 itu 2012. Namun kenaikan modal sendiri berarti naik sebesar 0,23%. Peningkatan yang relatif lebih besar dari kenaikan ini disebabkan karena kenaikan modal laba bersih sesudah pajak menyebabkan sendiri pada tahun 2014 sebesar Rp. Return on Net Worth mengalami 66.140.000 menjadi Rp. 68.717.000 penurunan. pada tahun 2015. Untuk tahun 2012 Return on Dari perhitungan diatas dapatlah Equity yang dicapai perusahaan adalah dikatakan bahwa Return on Equity dari sebesar 30,23% naik menjadi 32, 23% tahun 2011 dan tahun 2012 turun pada tahun 2013, berarti naik sebesar sebesar 1,00% , sebaliknya dari tahun 2%. Kenaikan ini disebabkan oleh 2012 ke tahun 2013 mengalami pemakaian modal sendiri mengalami kenaikan sebesar 2,35% dan pada tahun peningkatan dari Rp. 54.080.000 pada 2014 ke tahun mengalami peningkatan tahun 2012 menjadi Rp. 48.810.000 sebesar 0,23%. Keadaan tersebut pada tahun 2013. sedangkan pada laba tentunya cukup memprihatinkan bagi bersih sesudah pajak mengalami kelangsungan aktivitas perusahaan ini penurunan sebesar Rp. 16.350.000 di tahun-tahun mendatang. pada tahun 2012 menjadi Rp. B. Analisis Rasio Efisiensi Biaya PT. 15.900.000 pada tahun 2013. Sinar Mas Makassar Pada tahun 2013 Return on Analisis ini digunakan untuk Equity mengalami penurunan sebesar mengetahui penggunaan modal dalam 32,58% tahun 2013 menjadi 27,06% perusahaan PT. Sinar Mas Makassar, pada tahun 2014, berarti turun sebesar
327
Website http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 3 No.3 Okt – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
untuk jelasnya dapat dilihat pada perhitungan berikut ini. 1. Analisis Biaya Operasi Dari hasil perhitungan tersebut di atas jelas terlihat bahwa kenaikan biaya operasi dari tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar Rp. 4.653.000, sedangkan sejumlah hasil penjualan bersih mengalami kenaikan sebesar Rp. 25.000.000. Dengan demikian gambaran ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu meningkatkan penjualan akan tetapi tingkat laba sebelum pajak yang diperoleh adalah mengalami kenaikan sebesar Rp. 857.000. Dengan melihat perhitungan ratio biaya operasi di atas yakni pada tahun 2011 sebesar 16,93%, tahun 2012 sebesar 17,2% pada tahun 2013 sebesar 15,29%, tahun 2014 sebesar 14,28% dan pada tahun 2015 sebesar 18,36%, dapat disimpulkan bahwa semakin besar ratio operasi berarti semakin tinggi tingkat efisiensi perusahaan. 2. Analisis Ratio Biaya Penjualan Dari perhitungan tersebut diatas dapat diperoleh gambaran bahwa biaya penjualan hampir setiap tahunnya mengalami peningkatan di mana pada tahun 2011 biaya penjualan sebesar 4,81% meningkat pada tahun 2012 sebesar 5,30% ini berarti ada kenaikan sebesar 0,49. Meningkatnya biaya penjualan karena hasil penjualan bersih juga mengalami peningkatan sebesar Rp. 130.000.000 tahun 2011 dan meningkat sebesar Rp. 155.000.000 pada tahun 2012. Untuk tahun 2013 jumlah biaya penjualan sebesar Rp. 9.500.000 atau 5,30% dan mengalami peningkatan pada tahun 2014 sebesar Rp. 10.000.000. Ini berarti ada peningkatan sebesar Rp. 500.000, meningkatnya biaya penjualan ini disebabkan karena
hasil biaya penjualan mengalami peningkatan dimana pada tahun 2013 sebesar Rp. 145.500.000 meningkat pada tahun 2014 sebesar Rp. 160.000.000. Sedangkan pada tahun 2015 rasio biaya penjualan sebesar Rp. 12.145.000 dari tahun sebelumnya atau mengalami peningkatan sebesar 78,00%. Meningkatnya biaya penjualan disebabkan karena meningkatnya hasil penjualan bersih dari tahun 2014 sebesar Rp. 10.000.000 menjadi Rp. 12.145.000 pada tahun 2015, atau dengan kata lain terjadi peningkatan sebesar 1,25%. 3. Analisis Ratio Biaya Administrasi Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa pada tahun 2011 biaya adminstrasi sebesar Rp. 15.750.000 mengalami peningkatan sebesar Rp. 18.450.000 pada tahun 2012, ini berarti terjadi peningkatan sebesar Rp. 2.700.000. Peningkatan biaya administrasi ini didukung dengan peningkatan hasil penjualan bersih, dimana pada tahun 2011 sebesar 12,12% mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar 11,90%. Pada tahun 2012 biaya administrasi menjadi Rp. 18.450.000 mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar Rp. 12.715.000. penurunan ini disebabkan karena faktor hasil penjualan bersih mengalami penurunan dari Rp. 155.000.000 pada tahun 2012 menurun menjadi 145.000.000 pada tahun 2013. Atau dengan kata lain penurunan itu terjadi dari tahun 2012 sebesar 11,90% menurun menjadi 8,77% pada tahun 2013. Biaya administrasi pada tahun 2013 sebesar Rp. 12.715.000 mengalami peningkatan pada tahun 2014 sebesar Rp. 12.850.000. 328
Website http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 3 No.3 Okt – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
Peningkatan ini terjadi karena hasil 130.000.000 naik menjadi Rp. penjualan bersih mengalami 155.000.000 pada tahun 2012. Berarti peningkatan dari Rp. 145.000.000 naik sebesar Rp. 25.000.000. Dengan menjadi Rp. 160.000.000 pada tahun demikian dapat dikatakan bahwa 2014. kenaikan biaya keuangan relatif lebih Untuk tahun 2014 biaya kecil dari kenaikan hasil penjualan administrasi sebesar Rp. 12.850.000 bersih. mengalami peningkatan pada tahun Ratio biaya keuangan pada 2015 sebesar Rp. 10.710.000. tahun 2012 sebesar Rp. 490.000 turun Peningkatan ini terjadi hasil biaya menjadi Rp. 358.000 pada tahun 2013 penjualan mengalami peningkatan dari berarti terjadi penurunan sebesar Rp. Rp. 160.000.000 pada tahun 2014 132.000. faktor penurunan ini menjadi Rp. 173.500.000 pada tahun disebabkan karena biaya keuangan 2015. menurun dari Rp. 490.000 pada tahun Sedangkan pada tahun 2015 2011 menurun menjadi Rp. 358.000 dan biaya administrasi sebasar Rp. hasil penjualan bersih mengalami juga 19.710.000 meningkat dibandingkan penurunan dari Rp. 155.000.000 dengan tahun-tahun sebelumnya. menjadi Rp. 145.500.000. Peningkatan ini terjadi disebabkan Untuk tahun 2013 ratio biaya karena hasil penjualan bersih keuangan sebesar Rp. 358.000 dan pada mengalami peningkatan menjadi Rp. tahun 2014 sebesar Rp. 300.000 ini 173.000.000. berarti terjadi penurunan sebesar Rp. 4. Ratio Biaya Keuangan 58.000. Terjadinya penurunan ini Dari perhitungan tersebut di atas disebabkan oleh faktor menurunnya dapat diketahui bahwa ratio biaya biaya keuangan dan meningkatnya keuangan PT. Sinar Mas Makassarpada hasil penjualan bersih dimana pada tahun 2011 sebesar 0,42%, dimana tahun 2013 sebesar Rp. 145.500.000 biaya keuangan sebesar Rp. 550.000, dan pada tahun 2014 sebesar Rp. sedang biaya keuangan pada tahun 2012 160.000.000 menjadi Rp. 173.500.000, sebesar 0,32% ini berarti terjadi ini berarti terjadi peningkatan biaya penurunan sebesar 0,1%. Penurunan ini keuangan dan hasil penjualan bersih ini diakibatkan oleh pernurunan biaya menyebabkan ratio biaya keuangan keuangan dari Rp. 550.000 pada tahun tertekan dan mengalami penurunan. 2011 menjadi Rp. 490.000 pada tahun C. Analisis Dupon Sistem 2012, berarti turun sebesar Rp. 60.000 Untuk analisis ini bertujuan dari tahun sebelumnya. Faktor lain yang untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan ratio biaya keuangan menyebabkan tingkat Modal Kerja turun adalah disebabkan oleh mengalami penurunan/peningkatan meningkatnya hasil penjualan bersih pada perusahaan PT. Sinar Mas yakni pada tahun 2011 sebesar Rp. Makassar selama tahun 2011 – 2015 Analsis Dupont System : Modal Kerja : Modal Margin x Assets Turnover a. Tahun 2011 = 13,45% x 1,71x = 23,00% b. Tahun 2012 = 11,83% x 2,01x 329
Website http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 3 No.3 Okt – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
= 23,78% = 12,56% x 2,04x = 25,62% d. Tahun 2014 = 17,31% x 1,80x = 31,15% e. Tahun 2015 = 12,41% x 1,89x = 23,45% Dari perhitungan tersebut di atas, nampak bahwa pada tahun 2011 perusahaan PT. Sinar Mas Makassar mencapai Modal Kerja sebesar 23,00% dengan tingkat Modal margin 13,45% dan Asset Turnovernya 1,71 kali. Sedang pada tahun 2012 Modal Kerja yang dicapai sebesar 23,78%, ini berarti adanya peningkatan 7,8% atau dari 23,00% menjadi 23,78% peningkatan tersebut terjadi karena adanya penurunan Modal margin 1,62% atau dari 13,45% menjadi 11,83%. Faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan tersebut yakni adanya kenaikan Net Operating Income, penjualan neto dan biaya usaha di samping itu terjadinya peningkatan Modal Kerja untuk tahun 2012 disebabkan pula kenaikan assets turnover sebesar 0,3 kali atau dari 1,71 kali menjadi 2,01 kali diikuti dengan kenaikan penjualan bersih dan net operating assets. SIIMPULAN Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut di atas, maka penulis akan menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Modal Kerja yang dicapai perusahaan PT. Sinar Mas Makassar menunjukkan bahwa penggunaan dana, modal dan biaya operasi belum efisien khususnya pada dua tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat dari analisis beberapa rasio Modal Kerja yang meliputi: net Modal c.
Tahun 2013
margin, return on investment, return on equity dan Dupont system. 2. Faktor yang mempengaruhi Modal Kerja yaitu: Ratio Modal Kerja meliputi; Modal margin, return on inverstment dan return on equity. Sedangkan ratio efisiensi biaya meliputi; biaya operasi, biaya penjualan, biaya administrasi dan biaya keuangan. DAFTAR PUSTAKA Harahap, Syafri, Sofyan, 2012. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Harjito, Agus, 2014. Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Penerbit Ekonisia, Yogyakarta. Horne, James C. Van, 1995. Financial Manajemen And Policy. Ed. Prentise, Hall International Inc India. Kartadinata, Abas, 1983. Pembelanjaan ; Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Diperbaharui, Cetakan Kedua, Penerbit Bina Aksara, Jakarta. Manullang, M, 1991. Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Mushlich, Muhammad, 2013. Manajemen Keuangan Modern, cetakan kedua, Penerbit PT. Bumi Aksara Jakarta Niti Semito, Alex, S,. 1991. Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Revisi kedua, cetakan 330
Website http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 3 No.3 Okt – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
kedua, penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Riyanto, Bambang, 1996. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Penerbit BPFE Yogyakarta Santoso, Tri, Ruddy, 1997. Prinsip Dasar Akuntansi Perbankan, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. S, Munawir, 1991. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan kedua, Penerbit Liberty. Yogyakarta. S.P, Sondang, 1993. Pengantar Ilmu Keuangan, Cetakan Kedua, Penerbit Gunung Tabungan, Jakarta. Syamsuddin, Lukman, 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Baru, cetakan Keempat, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada Jakarta. Wenston, J. Fred, 1996. Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
331
Website http://journal.stieamkop.ac.id/