eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2016, 4 (1): 26-39 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Antung Agil Ibnu Giri1
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja keuangan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode peneliian kuantitatif dengan tujuh variabel, yang meliputi Debt to Assets Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2), Return On Asset (X3), Return On Equity (X4), Operating Profit Margin (X5), Net Profit Margin (X6) sebagai variabel bebas dan laba (Y) sebagai variabel terikat. Hasil analisis dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Services Solution) versi 20 menunjukan bahwa Debt to Assets Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2), Return On Asset (X3), Return On Equity (X4), Operating Profit Margin (X5), Net Profit Margin (X6) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap laba, namun secara parsial Operating Profit Margin (X5) dan Net Profit Margin (X6) berpengaruh signifikan terhadap laba. Dengan melihat kondisi ROA dan ROE yang pengaruhnya tidak signifikan terhadap laba, penulis memberikan sedikit saran untuk bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mana diharapkan pihak manajemen perusahaan untuk lebih memperhatikan lagi dalam menggunakan aktiva dan modal perusahaan untuk meningkatkan laba. Kata Kunci : DAR, DER, ROA, ROE, OPM, NPM, laba. Pendahuluan Bank adalah lembaga keuangan yang berperan sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak yang memerlukan dana (defisit unit) dan lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran. Bank memiliki peran yang sangat besar terutama sebagai pelaksana kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas perekonomian nasional. Penilaian kinerja bank sangat penting untuk dilakukan, baik oleh manajemen, pemegang saham, pemerintah, maupun pihak lain yang berkepentingan dan yang terkait dengan distribusi kesejahteraan di antara 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan (Agil)
mereka, tidak terkecuali bagi perbankan. Penilaian kinerja suatu bank dapat dilakukan dengan menggunakan analisis laporan keuangan. Teknik analisis yang biasa digunakan adalah analisis rasio keuangan dimana hasilnya dapat digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam pencapaian target (laba) yang telah ditetapkan dan kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif. Salah satu parameter kinerja adalah laba. Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktivitas atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan equitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Laba pada umumnya dipakai sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai oleh suatu perusahaan sehingga laba dapat dijadikan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan investasi dan prediksi untuk meramalkan perubahan laba yang dimasa datang. Meningkatnya harga saham perbankan di Indonesia menunjukkan harapan besar investor kepada berlanjutnya pertumbuhan kredit dan stabilitas ekonomi makro. Kinerja perusahaan dari sisi manajemen mengharapkan laba yang tinggi. Semakin tinggi laba perusahaan maka semakin fleksibel perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasionalnya. Tabel EAT Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011 (dalam Jutaan Rupiah) No
Code
1
BBCA
2
BBKP
3
BBNI
4
BBRI
5
BMRI
6
BDMN
7
PNBN
8
BNGA
9
INPC
10
BKSW
Stock Name Bank Central Asia Tbk. Bank Bukopin Tbl. Bank Negara Indonesia Tbk. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Bank Mandiri Tbk. Bank danamon Indonesia Tbk Bank Pan Indonesia Tbk. Bank CIMB Niaga Tbk. Bank Artha Graha Internasional Tbk. Bank QNB Kesawan Tbk.
Des.2008
Des.2009
EAT Des.2010
5.776.139
6.807.242
8.479.273
10.770.209
368.780
362.191
492.599
747.258
1.222.485
2.483.995
4.101.706
5.991.144
5.958.368
7.308.292
11.472.385
15.296.501
5.312.821
7.155.464
9.218.298
12.479.033
1.530.022
2.883.468
3.449.033
4.081.947
701.361
915.298
1.257.925
2.233.521
678.189
1.568.130
2,548.153
3.242.987
21.874
41.858
83.669
99.884
3.113
3.988
113.686
5.076
Des.2011
Sumber : IDX LQ45 Februari 2013
27
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 26-39
Dari Tabel di atas terlihat, terdapat bank yang setiap tahunnya mengalami peningkatan pada labanya, ada pula bank yang mengalami fluktuasi laba dari tahun ke tahun. Pentingnya dalam menjaga stabilitas laba perlu dilakukan oleh bank bersangkutan, dalam rangka mempertahankan kepercayaan investor untuk tetap berinvestasi. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa hasil analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam pencapaian target (laba) yang telah ditetapkan dan kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan. Berikut ini adalah gambaran rasio keuangan dari Bank QNB Kesawan periode 2011-2013 yang disajikan dalam Tabel di bawah ini. Tabel Rasio Keuangan Bank QNB Kesawan No 1 2 3 4 5 6
Bank QNB Kesawan 2010 2011 2012 2013 Debt to Assets Ratio 0.93 0.75 0.82 0.86 Debt to Equity Ratio 13.5 3.03 4.49 6.3 Return On Asset 4.45 0.4 -0.69 0.03 Return On Equity 64.7 1.62 -3.78 0.22 Operating Profit Margin 4.83 4.49 -15 -1.1 Net Profit Margin 49.2 1.72 -13.3 0.66 Rasio
Sumber: www.idx.com Dari Tabel di atas terlihat rasio keuangan bank QNB Kesawan dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Perusahaan dituntut untuk terus dapat menjaga stabilitas rasio keuangannya, karena hasil rasio keuangan yang bagus akan membuat banyak investor berinvestasi diperusahaan tersebut dan dalam rangka mempertahankan kepercayaan investor untuk tetap berinvestasi.. Melihat laba dan leverage yang masih menjadi perhatian yang penting bagi investor, maka penulis tertarik untuk mengangkat penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Kerangka Dasar Teori Pengertian Bank Berdasarkan Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang Pokok-pokok Perbankan, definisi bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Lembaga keuangan disini adalah semua badan yang melalui kegiatankegiatannya di bidang keuangan, menarik uang dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. 28
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan (Agil)
Sedangkan definisi bank menurut Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sementara Ismail (2010:12) mendefinisikan bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga memberikan pelayanan dalam bantuk jasa-jasa perbankan. Laporan Keuangan Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan operasi normal perusahaan dapat memberikan informasi keuangan yang berguna bagi entitas-entitas di dalam perusahaan itu sendiri maupun entitas-entitas lain di luar perusahaan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (IAI,2012) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Pengertian dan Penggolongan Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan, sehingga kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan dapat diinterpretasikan. Rasio keuangan merupakan pedoman yang bermanfaat dalam mengevaluasi posisi dan operasi keuangan perusahaan dan mengadakan perbandingan dengan hasil-hasil dari tahun-tahun sebelumnya atau perusahaan-perusahaan lain. Analisis rasio lebih mengutamakan interpretasi dari nilai rasio. Membandingkan rasio diperlukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti "Apakah terlalu tinggi atau terlalu rendah?" dan "apakah itu baik atau buruk?". Menurut Gitman (2012:67) menyatakan bahwa ada dua cara pembandingan rasio yang digunakan untuk analisis, yaitu. 1. Cross-Sectional Analysis, pembandingan rasio keuangan dari beberapa perusahaan yang berbeda dalam ruang lingkup yang sejenis pada waktu yang sama. Tujuannya adalah untuk melihat seberapa baik kinerja perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis. Cara pembandingan ini disebut juga dengan benchmarking. 2. Time-series analysis, mengevaluasi kinerja dari waktu ke waktu. Pembandingan kinerja sekarang dengan kinerja yang lalu, dengan menggunakan rasio, yang dapat menilai kemajuan perusahaan. Perkembangan trend 29
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 26-39
dapat dilihat dengan menggunakan pembandingan multi-year. Setiap perubahan yang signifikan dari tahun ke tahun dapat mengindikasikan adanya suatu masalah. Rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi 6 (enam) jenis berdasarkan ruang lingkup tujuan yang akan dicapai, yaitu. 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios) Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi obligasi (kewajiban) jangka pendek yang jatuh tempo (Fahmi, 2012:87). Rasio likuiditas ini terdiri dari Current Ratio / Rasio Lancar (CR), dan Quick Ratio (QR). 2. Rasio Aktivitas (Acitivity Ratios) Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan di dalam memanfaatkan harta-harta yang dimilikinya (Fahmi, 2012:65). Rasio aktivitas ini dikelompokkan menjadi Total Assets Turn Over (TATO), Fixed Assets Turn Over (FATO), Inventory Turn Over (ITO), Average Collection Period/day’s sales inaccounts receivable (ACP), dan day’s sales in inventory. 3. Rasio Rentabilitas / Profitabilitas (Profitability Ratios) Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan (Fahmi, 2012:68). Rasio rentabilitas ini terdiri dari Profit Margin On Sales (PMOS), Basic Earning Power (BEP), Return On Assets (ROA), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Equity (ROE). 4. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratios) Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Fahmi, 2012:87). Rasio ini disebut juga leverage ratios, karena merupakan rasio pengungkit yaitu menggunakan uang pinjaman (debt) untuk memperoleh keuntungan. Rasio leverage ini terdiri dari Debt Ratio (DR), Debt to Equity Ratio (DER), Times Interest Earned (TIE), Cash Flow Interest Coverage (CFIC), dan Fixed Charge Coverage (FCC). 5. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratios) Rasio ini mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya (Fahmi, 2012:69). Rasio pertumbuhan ini terdiri dari pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba bersih, pertumbuhan pendapatan per lembar saham, dan pertumbuhan deviden per lembar saham. 6. Rasio Penilaian (Valuation Ratio) Rasio ini memberikan ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi. Rasio penilaian ini terdiri dari rasio harga saham terhadap pendapatan dan rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku.
30
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan (Agil)
Jenis-Jenis Rasio Keuangan Pada Bank Analisis laporan keuangan pada bank menggunakan rasio-rasio keuangan bank sesuai dengan standar yang berlaku. Beberapa rasio keuangan pada bank adalah sebagai berikut. 1. Rasio Likuiditas Bank Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa likuid suatu bank dalam melayani nasabahnya (Martono, 2002:81). Termasuk dalam rasio ini adalah Debt Assets Ratio (DAR) Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Investing Policy Ratio (IRR), Banking Ratio (BR), Assets to Loan Ratio (ATLR), Investment Portofolio Ratio (IPR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Investment Risk Ratio (IRR), Liquidity Risk Ratio (LRR), Credit Risk Ratio (CRR), dan Deposit Risk Ratio (DRR). 2. Rasio Solvabilitas Bank Rasio ini bertujuan untuk mengukur efektivitas bank dalam mencapai tujuannya (Martono, 2002:83). Termasuk dalam rasio ini adalah Primary Ratio (PR), Risk Assets Ratio (RAR), Secondary Risk Ratio (SRR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Gross Yield on Total Assets, GPM on Total Assets, dan Net Income on Total Assets. 3. Rasio Rentabilitas Bank Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank dalam suatu periode tertentu (Martono, 2002:84). Rasio ini terdiri dari GPM, NPM, ROE, ROI, ROA, Rate Return On Loan (RROL), Interest Margin On Earning Assets, Interest Margin On Loan, Assets Utilization, Interest Expense Ratio (IER), Cost Of Fund (COF), Cost Of Money (COM), dan Cost Of Efficiency (COE). Di dalam kenyataannya, masih banyak rasio-rasio keuangan yang digunakan pada analisis keuangan pada bank. Pada penelitian ini kajian atas rasio keuangan pada bank menggunakan rasio-rasio seperti berikut di bawah ini. 1. DAR (Debt to Assets Ratio) Rasio ini merupakan rasio likuiditas bank yang menunjukkan sejauh mana aktiva lancar (total assets) menutupi kewajiban lancarnya (Fahmi, 2012:59). 2. DER (Debt to Equity Ratio) Rasio ini merupakan rasio solvabilitas bank yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap shareholder’s equity yang dimiliki oleh bank (Martono, 2002:92). 3. OPM (Operating Profit Margin) Rasio ini merupakan rasio rentabilitas bank yang menunjukkan perbandingan antara EBIT dengan total penjualan. 4. NPM (Net Profit Margin) Rasio ini merupakan rasio rentabilitas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk menghasilkan laba bersih (net income) dari pendapatan operasinya. 31
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 26-39
5. ROE (Return On Equity) Rasio ini merupakan rasio rentabilitas bank yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan modal sendiri yang dimiliki (equity). 6. ROA (Return On Asset) Return On Asset merupakan rasio rentabilitas bank yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan semua investasi yang dimiliki (Martono, 2002:91). Laba Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang modal/ekuitas (equity) untuk periode tertentu (Fahmi, 2012:24). Pos-pos yang tertuang di dalam Laporan Keuangan merinci bagaimana laba diperoleh. Selain pengertian di atas Subramanyam (2010: 109) mendefinisikan laba merupakan informasi yang paling diminati dalam pasar uang. Metode Penelitian Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah usaha merencanakan dan menentukan segala kemungkinan dan perlengkapan/peralatan yang diperlukan dalam suatu penelitian (Moleong,1994:236 dalam Hasiara, 2011:106). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif mendasarkan kajian prinsip rasional empirik. Oleh karena itu, sebelum melakukan penelitian peneliti harus menemukan permasalahan dan hipotesis untuk diuji berdasarkan atas kriteria-kriteria yang ditetapkan serta alat analisis yang digunakan. Definisi Operasional Secara garis besar definisi operasional yang dipakai dalam penelitian ini adalah Debt to Assets Ration (X1), Debt to Equity Ratio (X2), Return On Assets (X3), Return On Equity (X4), Operating Profit Margin (X5), Net Profit Margin (X6), dan perubahan laba (Y). Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2014 yang berjumlah 36 perusahaan. Dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan sebanyak 10 perusahaan dan kesepuluh perusahaan perbankan tersebut yang masuk dalam anggota sampel adalah laporan keuangan dari tahun 2008-2014. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut. 1. Perusahaan tersebut telah menerbitkan data (laporan keuangan) mereka selama periode 2008-2014. 2. Laporan keuangan yang diterbitkan adalah laporan keuangan yang berdasarkan Tahun Kalender, yaitu Januari sampai dengan Desembre. 3. Perusahaan yang dijadikan (emiten) termasuk dalam kelompok perusahaan 32
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan (Agil)
yang bergerak di industri perbankan nasional. Semua perusahaan perbankan yang dijadikan sampel adalah perusahaan perbankan yang memenuhi rasio yang diinginkan di dalam penelitain ini. Rasio-rasio yang dimaksud adalah rasio yang tidak mengandung nilai mines dan nol. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari dokumen LQ45 Februari 2015 yang dikeluarkan oleh Indonesia Stock Exchange (http://www.idx.co.id). Penggunaan data sekunder ini dilakukan karena laporan keuangan perusahaan yang go public lebih mudah didapatkan dan sering digunakan oleh para peneliti, serta keabsahannya lebih dapat dipercaya karena telah diaudit oleh auditor independen. Teknik Analisis Data Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda. Persamaan regresi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Yt 1 X 1 2 X 2 3 X 3 4 X 4 5 X 5 6 X 6 e Uji Asumsi Klasik Untuk menentukan ketepatan model, perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik. Asumsi klasik menyatakan bahwa hasil estimasi regresi yang dilakukan harus terbebas dari gejala multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. 1. Uji Normalitas Uji Normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan alat analisis statistik berupa : (1). Histogram residual, (2). Normal Probability Plot (NPP), (3). Graphical device, (4). Uji Jarque bera (Gujarati, 2004:147). 2. Uji Multikolinieritas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antar variabel independen di dalam model regresi. Uji multikolinearitas dilakukan dengan mengamati tolerance value dan Variance Inflating Factor (VIF) sebagai berikut. 1) Jika tolerance value > 0.1 dan VIF < 10 maka dapat disimpulkan tidak terdapat multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. 2) Jika tolerance value < 0.1 dan VIF > 10 maka dapat disimpulkan terdapat multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk menguji adanya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat grafik scatter plot antara nilai variabel dependen dengan residualnya. Dasar analisisnya adalah sebagai berikut. 1) Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu, yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), 4.
33
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 26-39
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak terdapat pola tertentu serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, mengindikasikan telah terjadi homoskedastisitas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 4. Uji Autokorelasi Menurut Sunyoto (2011:91), persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi. Jika terjadi autokorelasi, maka persamaan tersebut menjadi tidak baik dipakai prediksi. Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi adalah dengan uji DurbinWatson (DW), dengan ketentuan sebagai berikut. 1) Terjadi autokorelasi positif jika nilai DW di bawah -2 (DW < -2) 2) Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada di antara -2 dan + 2 atau -2 ≤ DW ≤ +2 3) Terjadi autokorelasi negative jika nilai DW di atas +2 atau DW > +2 Pengujian Hipotesis Teori pengujian hipotesis adalah merupakan prosedur untuk memutuskan apakah pernyataan hipotesis (stated hypothesis/null hypothesis) ditolak atau diterima (Gujarati, 2004:126). Pengujian kebenaran suatu hipotesis dilakukan dengan menggunakan alat analisis distribusi probabilitas yang sudah diasumsikan seperti Uii Normal, Uji F, Uji t dan nilai koefisien determinasi (R2). 1. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen terbatas dalam menjelaskan variabel dependen. Sebaliknya, nilai R2 yang mendekati satu menandakan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan oleh variabel dependen. 2. Uji Statistik F Uji F digunakan untuk menguji signifikansi variabel bebas (Xi) secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat (Y). 3. Uji Statistik T Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh parsial setiap variabel independen terhadap variabel dependen. 2)
Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil output SPSS didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,413 atau 41,3% yang berarti tingkat hubungan antara variabel DAR (X1), DER (X2), ROA (X3), ROE (X4), OPM (X5), dan NPM (X6) secara bersamasama terhadap laba pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia termasuk dalam tingkat sedang.
34
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan (Agil)
Dari pengolahan data diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,171 atau 17,1% hal ini menunjukkan besarnya proporsi sumbangan variabel DAR (X1), DER (X2), ROA (X3), ROE (X4), OPM (X5), dan NPM (X6) sebesar 17,1 % terhadap laba bank pada Bursa Efek Indonesia, sedangkan sisanya sebesar 82,9 % dijelaskan oleh faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini. Dari hasil uji Anova diperoleh nilai Sig. = 0,058 > alpha 0,05 maka secara simultan variabel DAR (X1), DER (X2), ROA (X3), ROE (X4), OPM (X5), dan NPM (X6) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laba bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nilai Sig. DAR (X1) 0,963 > Alpha 0,05, berarti variabel DAR (X1) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Nilai Sig. DER (X2) 0,588 > Alpha 0,05, berarti variabel DER (X2) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Nilai Sig. ROA (X3) 0,487 > Alpha 0,05, berarti variabel ROA (X3) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Nilai Sig. ROE (X4) 0,839 > Alpha 0,05, berarti variabel ROE (X4) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Nilai Sig. OPM (X5) 0,021 < Alpha 0,05, berarti variabel OPM (X5) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Nilai Sig. NPM (X6) 0,002 < Alpha 0,05, berarti variabel NPM (X6) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Pembahasan 1) Pengaruh Debt to Assets Ratio (DAR) Terhadap Laba Dilihat dari hasil penelitian di atas, dapat dinyatakan bahwa variabel Debt to Assets Ratio (DAR) tidak berpengaruh terhadap laba. Ditunjukan dengan nilai t sebesar 0,047 dengan tingkat signifikan 0,963 yang lebih besar dari 0,05, artinya bahwa DAR tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laba. Rasio ini merupakan rasio likuiditas bank yang menunjukkan sejauh mana aktiva lancar (total assets) menutupi kewajiban lancarnya (Fahmi, 2012:59). Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar maka semakin tinggi kemampuan bank untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Dalam penelitian ini DAR tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laba, dikarenakan perusahaan mengeluarkan biaya untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi, sehingga hal tersebut berdampak pada laba yang diperoleh perusahaan berkurang. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Tika (2010) dalam skripsinya menyatakan bahwa DAR secara parsial tidak berpengaruh dengan laba. Sejalan dengan Tika (2010), Nugroho (2008) menyatakan bahwa DAR secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap laba. 2) Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Laba Dilihat dari hasil penelitian di atas, dapat dinyatakan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap laba. Ditunjukan 35
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 26-39
dengan nilai t sebesar 0,545 dengan tingkat signifikan 0,588 yang lebih besar dari 0,05, artinya bahwa DER tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laba. Rasio ini merupakan rasio solvabilitas bank yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap shareholder’s equity yang dimiliki oleh bank (Martono, 2002:92). Rasio ini menunjukkan struktur modal dari total pinjaman (hutang/debt) terhadap modal yang dimiliki oleh bank. Semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar total hutang terhadap modal sendiri (equity). Dalam penelitian ini, DER tidak berpengaruh terhadap laba. Hal ini dikarenakan perusahaan mengeluarkan biaya untuk memenuhi kewajibannya jangka panjangnya, sehingga hal tersebut berdampak pada laba yang diperoleh perusahaan berkurang. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Harningsih (2013) dalam skripsinya menyatakan bahwa DER secara parsial tidak berpengaruh dengan laba. Sejalan dengan Harningsih (2013), Syamsudin (2009) menyatakan bahwa DER secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap laba. 3) Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Laba Dilihat dari hasil penelitian di atas, dapat dinyatakan bahwa variabel Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap laba. Ditunjukan dengan nilai t sebesar 0,699 dengan tingkat signifikan 0,487 yang lebih besar dari 0,05, artinya bahwa ROA tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laba. Rasio ini merupakan rasio rentabilitas bank yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan semua investasi yang dimiliki (Martono, 2002:91). Semakin besar ROA maka semakin efisien penggunaan aktiva sehingga memperbesar laba. Dalam penelitian ini ROA tidak berpengaruh signifikan dengan laba, hal ini dikarenakan penggunaan aktiva yang kurang efisien, yang berarti kinerja suatu perusahaan juga semakin buruk sehingga tidak menghasilkan laba yang maksimum. 4) Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Laba Dilihat dari hasil penelitian di atas, dapat dinyatakan bahwa variabel Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap laba. Ditunjukan dengan nilai t sebesar 0,204 dengan tingkat signifikan 0,839 yang lebih besar dari 0,05, artinya bahwa ROE tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laba. Rasio ini merupakan rasio rentabilitas bank yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan modal sendiri yang dimiliki (equity). Kenaikan ROE dapat berarti terjadinya kenaikan laba bersih dari bank sehingga menyebabkan kenaikan harga saham bank. ROE yang tinggi menunjukkan tingkat efisiensi manajemen modal bank. Dalam penelitian ini ROE tidak berpengaruh terhadap laba. Hal ini dikarenakan penggunaan modal yang kurang efisien, dan menyebabkan laba yang diperoleh perusahaan menurun.
36
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan (Agil)
5) Pengaruh Operating Profit Margin (OPM) Terhadap Laba Dilihat dari hasil penelitian di atas, dapat dinyatakan bahwa variabel Operating Profit Margin (OPM) berpengaruh terhadap laba. Ditunjukan dengan nilai t sebesar 2,372 dengan tingkat signifikan 0,021 yang lebih kecil dari 0,05, artinya bahwa OPM memiliki pengaruh signifikan terhadap laba. Rasio ini merupakan rasio rentabilitas bank yang menunjukkan perbandingan antara EBIT (Earning Before Interest and Tax / laba bersih operasi) dengan total penjualan. EBIT disebut juga Operating Income, diperoleh dari Gross Profit dikurangi dengan biaya-biaya operasional perusahaan. Semakin tinggi OPM menunjukkan semakin efisien suatu bank mengelola biaya operasi dan semakin efektif dalam meningkatkan total penjualannya. Dalam penelitian ini, OPM berpengaruh signifikan terhadap laba. Hal ini dikarenakan perusahaan dalam mengelola biaya operasinya baik, sehingga laba meningkat. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Harningsih (2013) dalam skripsinya menyatakan bahwa OPM secara parsial berpengaruh dengan laba. Namun berbeda dengan yang dinyatakan Sarifudin (2005) bahwa OPM secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap laba. 6) Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Terhadap Laba Dilihat dari hasil penelitian di atas, dapat dinyatakan bahwa variabel Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap laba. Ditunjukan dengan nilai t sebesar -3,256 dengan tingkat signifikan 0,002 yang lebih kecil dari 0,05, artinya bahwa NPM memiliki pengaruh signifikan terhadap laba. Rasio ini merupakan rasio rentabilitas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk menghasilkan laba bersih (net income) dari pendapatan operasinya. Dengan meningkatnya NPM maka pendapatan di masa datang diharapkan dapat meningkat dengan baik. Dalam penelitian ini, NPM berpengaruh signifikan terhadap laba. Hal ini dikarenakan perusahaan dapat menekan biaya operasi dan meningkatkan laba. Penutup Debt to Assets Ratio (DAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap laba yang diperoleh perusahan perbankan yang terdaftar di BEI untuk periode 20082014. Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap laba yang diperoleh perusahan perbankan yang terdaftar di BEI untuk periode 20082014. Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap laba yang diperoleh perusahan perbankan yang terdaftar di BEI untuk periode 20082014. Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap laba yang diperoleh perusahan perbankan yang terdaftar di BEI untuk periode 20082014.
37
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 26-39
Operating Profit Margin (OPM) berpengaruh signifikan terhadap laba yang diperoleh perusahan perbankan yang terdaftar di BEI untuk periode 20082014. Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap laba yang diperoleh perusahan perbankan yang terdaftar di BEI untuk periode 2008-2014. Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Retun On Equity (ROE), Operating Profit Margin (OPM), dan Net Profit Margin (NPM) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap laba perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI untuk periode 20082014. Net Profit Margin (NPM) adalah variabel yang paling berpengaruh signifikan terhadap laba yang diperoleh perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI untuk periode 2008-2014 Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan variabelvariabel lain diluar variabel ini agar memperoleh hasil yang lebih bervariatif yang dapat menggambarkan hal-hal apa saja yang dapat berpengaruh terhadap laba dan dapat memperpanjang periode pengamatan dan disarankan untuk memperluas cakupan penelitian tentang pengaruh rasio keuangan terhadap kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan dengan menggunakan rasio-rasio lain selain rasio yang dipakai pada penelitian ini. Dengan melihat kondisi Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) yang pengaruhnya tidak signifikan terhadap laba, diharapkan pihak manajemen perusahaan untuk lebih memperhatikan lagi dalam menggunakan aktiva dan modal perusahaan untuk meningkatkan laba. Daftar Pustaka Bantu. 2011. Pengaruh Faktor Fundamental dan Investment Opportunity Set (IS) terhadap Harga Saham Emiten Manufaktur. Laporan Penelitian – Universitas HKBP Nommensen Medan. Ekasari, Kurnia. 2014. Menerawang Riset Akuntansi Pendidikan Tinggi Vokasi di Masa Datang. Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi Vokasi 3 di Padang Tahun 2014. Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan, Panduan bagi Akademisi, Manajer, dan Investor untu Mmenilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek Keuangan. Bandung: Alfabeta. Gitman, Lawrence. 2012. Principles of Managerial Finance-13th Edition. Prentice Hall. Gujarati, Damodar. 2004. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. Harningsih. 2013. Evaluasi Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada Bank Umum Konvensional di Indonesia. (http://www.repository.gunadarma.ac.id).
38
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan (Agil)
Hasiara, La Ode. 2011. Metode Penelitian Multiparagigma Satu. Membangun Reruntuhan Metode Penelitian yang Berserakan. Malang: Darka Media. HM. Jogiyanto. 2011. Konsep dan Aplikasi Struktural Equation Modeling Berbasis Varian dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta: UPP Stie YKPN. Husain, Umar. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. PSAK. Cetakan Keempat, Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat. Ismail, 2010. Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Kencana. Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Martono. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta: Ekonisia. Moleong, L. 1994. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Novita. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perbankan Swasta di BEI. Nugroho, Edi. 2008. Peranan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba Perusahaan Kimia Dasar di Kawasan Kujang Cikampek Kabupaten Karawang. Jurnal. (http://www.jurnal.feunsika.ac.id). Nurhasanah. 2012. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sarifudin, Muhammad. 2005. Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keungan terhadap Perubahan Laba. Tesis. Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang. Sarjono, Haryadi dan Julianita, Winda. 2011. SPSS VS Lisrel Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat. Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Cetakan Kelima. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Simamora, Henry. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ketiga. Yogyakarta: STIE YKPN Sunyoto, Danang. 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Jakarta: CAPS. Suparmoko. 1999. Metode Penelitian Praktis. Untuk Ilmu-Ilmu Sosia, Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: BPFE. Syamsudin. 2009. Rasio Keuangan dan prediksi Perubahan Laba Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal. Manajemen dan Bisnis Vol. 13 No. 1 (http://www.publikasiilmiah.ums.ac.id). Tika, Nurmalasari .2010. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. (http://www.repository.gunadarma.ac.id). 39