1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETAHANAN PANGAN di KABUPATEN KLATEN SEBAGAI KABUPATEN PENYANGGA PANGAN di JAWA TENGAH Firman Rompone, Suwarto, Susi Wuri Ani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36 A Kotak Pos 57126 Kentingan Surakarta Telp (0271) 637457 E-mail:
[email protected]. Telp 082137555569 Abstract : This research had been conducted to find out the level of food security in the Klaten Regency, in terms of availability of rice, and analyze the factors that significantly affect food security in the Klaten Regency of the availability of rice. This research used descriptive method. Study conducted in Klaten Regency, based on the capacity of Klaten Regency as one of buffer food in Central Java. The data used secondary data. This research used analysis of availability and analysis of the factors affecting the availability of rice with multiple linear regression. This research show that rice consumption needs supported from production of rice. The factors thought to affect the level of availability of rice in Klaten Regency were rice harvested area, rice production, farmers exchange rate, the price of rice, the consumption of rice, maize prices and availability of rice in year t-1. Results obtained by linear regression models: Ln Y = -4.452 - 0.179 Ln X1 + 1.799 Ln X2 + 0.16 Ln X3 - 0.729 Ln X4 - 0.482 Ln X5 + 0.677 Ln X6 - 0.863 Ln X7 + e. F test values obtained at 458.669 with a significance level of 0.000. R2 value obtained was 99.5%. T test results that variables: rice production, farmers exchange rate, consumption of rice and rice availability in year t-1 individually significant effect on the availability of rice. Models demonstrated the existence of multicollinearity were variable exchange rates and the availability of rice farmers in year t-1. Model not found any autocorrelation. Keywords: Food Security and Availability Rice Abstrak : Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat ketahanan pangan di Kabupaten Klaten, dari sisi ketersediaan beras, dan menganalisis faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi ketahanan pangan di Kabupaten Klaten dari sisi ketersediaan beras. Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Klaten, didasarkan oleh kapasitas Kabupaten Klaten sebagai salah satu kabupaten penyangga pangan di Jawa Tengah. Data yang digunakan adalah data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah analisis ketersediaan dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan beras dengan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan konsumsi beras masyarakat mampu ditunjang oleh produksi beras dari Kabupaten Klaten sendiri. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketersediaan beras di Kabupaten Klaten yakni luas panen padi, produksi beras, nilai tukar petani, harga beras, konsumsi beras, harga jagung dan ketersediaan beras tahun t-1. Hasil regresi linier berganda diperoleh model : Ln Y = -4,452 - 0,179 Ln X1 + 1,799 Ln X2 + 0,161 Ln X3 – 0,729 Ln X4 - 0,482 Ln X5 + 0,677 Ln X6 – 0,863 Ln X7 + e. Nilai uji F sebesar 458,669 dengan tingkat signifikansi 0,000. Nilai R2 sebesar 99,5%. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel produksi beras, nilai tukar petani, konsumsi beras dan ketersediaan beras tahun t-1 secara individu berpengaruh nyata terhadap ketersediaan beras. Model yang dihasilkan menunjukkan adanya multikolinearitas yaitu antara variabel nilai tukar petani dan ketersediaan beras tahun t-1. Tidak ditemukan adanya autokorelasi pada model yang dihasilkan. Kata Kunci : Ketahanan pangan dan Ketersediaan Beras
2
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia dengan jumlah penduduk 241 juta jiwa pada ahir tahun 2011, memberikan konsekuensi bahwa pangan dan pemenuhannya merupakan agenda yang penting dalam pembangunan ekonomi. Pemenuhan konsumsi pangan melalui penyediaan dalam negeri saat ini merupakan tema sentral pembangunan pertanian. Dibandingkan dengan konsumsi pangan beras di negara-negara Asia khususnya Jepang, Indonesia jauh lebih tinggi yakni sekitar 130 kg/kpt/thn sedangkan rata-rata konsumsi beras di Jepang hanya sekitar 45kg/kpt/thn (Sutrisno dan Wibowo, 2007). Mengenai persoalan pangan, dunia kembali dikhawatirkan dengan persoalan ketahanan pangan bagi masyarakat, terutama dari dimensi ketersediaan, akses terhadap pangan dan stabilitas harga pangan, mengingat fenomena perubahan iklim tidak mampu sepenuhnya diantisipasi dengan baik. Jika dilihat dari aspek konsumsi, perwujudan ketahanan pangan juga mengalami hambatan karena sebagian besar masyarakat Indonesia selama ini memenuhi kebutuhan pangan sebagai sumber karbohidrat berupa beras. Masalah yang dihadapi ke depan adalah negara harus mampu meningkatkan produksi untuk bisa menyediakan pangan beras secara berkecukupan dan berkelanjutan, namun di sisi lain terdapat banyak faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketersediaan beras di masyarakat. Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi sentra produksi padi di Indonesia. Kabupaten Klaten merupakan salah satu kabupaten sentra produksi padi di Jawa Tengah, dikenal
dengan kabupaten penyangga pangan. Saat ini sedang mengalami penurunan ketersediaan pangan beras.. Petani Klaten saat ini sudah mengalami penurunan produktifitas akibat serangan hama wereng dalam dua tahun terakhir. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan beras, petani Klaten harus membeli di pasaran. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan dari sisi ketersediaan beras di Kabupaten Klaten. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan ulasan singkat mengenai gambaran problema ketahanan pangan di Kabupaten Klaten, maka dapat di susun rumusan masalah : (1) Bagaimana tingkat ketahanan pangan beras di Kabupaten Klaten dari sisi ketersediaan beras? (2) Faktorfaktor apa yang mempengaruhi ketahanan pangan beras di Kabupaten Klaten dari sisi ketersediaan beras? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian
adalah
(1)
Mengetahui tingkat ketahanan pangan di Kabupaten Klaten dari sisi ketersediaan beras, (2) Menganalisis faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi ketahanan pangan di Kabupaten Klaten dari sisi ketersediaan beras.
Pembatasan Masalah Data yang digunakan dalam penelitian yakni luas panen padi, produksi beras, nilai tukar petani, harga beras, konsumsi beras, harga jagung dan ketersediaan beras t-1. Data tersebut dibatasi dalam rentan waktu 26 tahun yakni antara tahun 1986-2011.
3
METODE PENELITIAN Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalahmasalah yang aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis sehingga metode ini sering juga disebut dengan metode analitik (Surakhmad, 1994). Metode Penentuan Lokasi Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Pemilihan secara purposive menurut Singarimbun dan Effendi (1997), yaitu penentuan daerah sampel yang diambil secara sengaja berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Peneliti memilih Kabupaten Klaten sebagai tempat penelitian, didasarkan oleh kapasitas Kabupaten Klaten sebagai salah satu kabupaten penyangga pangan di Jawa Tengah. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan sumber data sekunder. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku literature, jurnal-jurnal ekonomi dan bisnis, Kabupaten Klaten dalam angka terbitan BPS. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pencatatan dan dokumentasi. Metode Analisis Data Pertama menggunakan pendekatan tingkat ketahanan pangan dari sisi ketersediaan beras. Ketahanan pangan dari sisi ketersediaan beras di
Kabupaten Klaten didekati dengan rumus : Ketersediaan (C) = produksi – konsumsi. Dengan hipotesis : H0 : Ketersediaan = 0 Hi : Ketersediaan > 0 Kedua menggunakan pendekatan faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan dari sisi ketersediaan beras. Pendekatan ini terdiri dari analisis regresi linier berganda, uji kesesuaian model, uji penyimpangan asumsi klasik dan uji t. Analisis Regresi Linier Berganda Persamaan model analisis regresi linier berganda untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : Ln Y = Ln β0 + β1 Ln X1 + β2 Ln X2 + β3 Ln X3 + β4 Ln X4 + β5 Ln X5 + β6 Ln X6 + β7 Ln X7 + e Keterangan : Y=Ketersediaan beras (Ton) β0= Intercept (konstanta) β1-β6=Koefisien regresi X1 =Luas panen padi (Ha) X2 =Produksi beras (Ton) X3 =Nilai tukar petani (%) X4 =Harga beras (Rp/Ton) X5 =Konsumsi beras per tahun (Ton) X6 =Hargajagung (Rp/Ton) X7 =Ketersediaan beras tahun t1 e =Term of error antara nilai F hitung dengan F tabel, dimana nilai F hitung dapat dipenuhi Uji Kesesuaian Model Uji kesesuaian model terdiri dari uji F dan uji R2. Uji F Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang terdapat dalam model
4 secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan dengan formula sebagai berikut : F Hitung = Keterangan : R2=koefisien determinasi k=jumlah variabel independen n= jumlah sampel Uji R2 Koefisien deteminasi (R2) merupakan angka yang memberikan persentase variasi total dalam variabel (Y) yang dijelaskan oleh variabel (X). Rumus R2 sebagai berikut :
Keterangan : = adjusted R2 2
R =koefisien determinasi k=jumlah variabel independen n= jumlah sampel Uji Penyimpangan Asusi Klasik. Uji penyimpangan asumsi klasik terdiri dari multikolinearitas dan autokorelasi. Multikolinearitas Menurut Nirmala (2012), uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen. Uji deteksi
multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Pearson Correlation, jika lebih dari |0,8| maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel lainnya. Autokorelasi Menurut Ghozali (2005), uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi dinyatakan tidak mengalami permasalahan autokorelasi apabila : du < d < 4 - du Keterangan : d=nilai durbin watson hitung du=nilaibatas atas durbin watson tabel. Uji t Uji t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Uji t ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Nilai t hitung dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut : t hitung = Keterangan: Βj =koefisien regresi se(βj) =standar error koefisien regresi
5 HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Ketahanan Pangan dari Sisi Ketersediaan Beras Tabel 1 Perkembangan Produksi dan Konsumsi Beras Terhadap Ketersediaan Beras di Kabupaten Klaten Tahun 1986-2011
1986 1991 1996 2001
Produksi Beras (Ton) 328.480 398.732 363.170 325.990
Konsumsi Beras (Ton) 107.245,2 110.015,5 114.162,8 117.507,9
Ketersediaan Beras (Ton) 221.234,8 288.716,5 249.007,2 208.482,1
2006
322.956
120.103,4
202.852,6
2011
201.462
121.754,3
79.707,7
Tahun
Sumber: BPS Klaten & Dinas Ketahanan Pangan 2012, Data Diolah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa luas panen di Kabupaten Klaten mengalami penurunan sebesar 15,06%, luas panen paling tinggi terjadi pada tahun 1999 seluas 65.498 ha dan terendah tahun 2000 seluas 39.521 ha. Fakta empiris tersebut dapat menjadi alasan kuat sehubungan dengan penurunan tingkat ketersediaan beras di Kabupaten Klaten. Hal ini di tampilkan pada Tabel 1. Ketahanan pangan di Kabupaten Klaten, dari sisi ketersediaan beras, sejak 26 tahun terakhir masih dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Klaten, terutama untuk kebutuhan mendasar yakni kebutuhan
konsumsi. Hal tersebut senada dengan hipotesis penelitian ini, yang menyatakan produksi beras di Kabupaten Klaten mampu mencukupi kebutuhan konsumsi beras masyarakat. Tabel 1 menunjukan bahwa nilai ketersediaan beras lebih besar dari nol sehingga hipotesis 1 terbukti (Hi : Ketersediaan > 0). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Pangan dari Sisi Ketersediaan Beras Perkembangan pangan beras di Kabupaten Klaten dalam kurun waktu dua puluh enam tahun sejak tahun 1986 sampai tahun 2011, mengalami perkembangan yang berfluktuatif. Hal ini ditampilkan pada Tabel 2
6 Tabel 2 Perkembangan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketersediaan Beras di Kabupaten Klaten Tahun 1986-2011
1986
Luas Panen Padi (Ha) 56.387
1991
59.333
398.732
96
534.325
110.015,5
384.714
288.716,5
274.279,9
1996
59.033
363.170
105,4
503.989,5
114.162,8
188.869,8
249.007,2
230.156,3
2001
58.918
325.990
91,9
902.620,2
117.507,9
356.462,8
208.482,1
93.144,1
2006
58.797
322.956
91,89
3.107.142,9
120.103,4
886.904,8
202.852,6
188.564,8
2011
47.884
201.462
97,83
5.205.274,1
121.754,3
1.943.095,1
79.707,7
182.157,7
Tahun
Harga Beras (Rp/Ton)
Konsumsi Beras (Ton)
Harga Jagung (Rp/Ton)
Ketersedia an Beras (Ton)
Ketersedia an Beras t-1 (Ton)
328.480
Nilai Tukar Petani (%) 94
365.502,3
107.245,2
295.282,7
221.234,8
213.457,8
Produksi Beras (Ton)
Sumber: BPS Klaten & Dinas Ketahanan Pangan 2012, Data Diolah Analisis ketersediaan beras Kabupaten Klaten menggunakan data rentang waktu selama dua puluh enam tahun (1986 - 2011), dengan menggunakan beberapa uji analisis sebagai berikut : Analisis Regresi Linier Bergada Data yang telah diperoleh tersebut dianalisis menggunakan analisis regresi
linier berganda dengan menggunakan shazam, diperoleh hasil persamaan sebagai berikut : Ln Y = -4,452 - 0,179 Ln X1 + 1,799 Ln X2 + 0,161 Ln X3 – 0,729 Ln X4 - 0,482 Ln X5 + 0,677 Ln X6 – 0,863 Ln X7 + e
Tabel 3 Hasil Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Beras di Kabupaten Klaten c
Model Variabel Luas panen padi (ha) Produksi beras (ton) Nilai tukar petani Harga beras (Rp/ton) Konsumsi beras per tahun (ton) Harga jagung (Rp/ton) Ketersediaan beras tahun t-1 Kostanta R2
OLS Koef Reg -0,112 1,859*** 0,116 -0,113 -0,333 -0,342 -0,503* -6,109* 0,994 F-hitung t-tabel
t-hit -0,938 22,88 1,193 -0,110 -1,302 -0,242 -1,795 -2,044 458,669*** α 1% = 2,779 α 5% = 1,706 α 10% = 1,315
Sumber : Analisis data sekunder, 2012 (Lampiran) Keterangan : *) = nyata pada α 10%, **) = nyata pada α 5%, ***) = nyata pada α 1%
Auto Koef Reg -0,179 1,799*** 0,161* -0,729 -0,482*** 0,677 -0,863*** -4,452** 0,995
t-hit -0,214 32,24 1,946 -0,675 -2,683 0,572 -4,100 -2,256
7 Uji Kesesuaian Model Uji kesesuaian model mencoba menganalisis hasil penelitian menggunakan uji F dan uji R2 sebagai berikut : Uji F Tabel 4 Hasil Analisis Varians Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Pangan Beras di Kabupaten Klaten dari Sisi Ketersediaan Beras Model Regression Error Total
Jumlah Kuadrat 2,200 0,123 2,212
df 7 18 25
Kuadrat Tengah 0,314 0,685 0,885
F 458,669
Sig 0,000**
Sumber : Analisis data sekunder, 2012 Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai F sebesar 458,669 dengan tingkat signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa variabel luas panen padi, produksi beras, nilai tukar petani, harga beras, konsumsi beras per tahun, harga jagung dan ketersediaan beras tahun t-1, secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen yakni variabel ketersediaan beras di Kabupaten Klaten, pada tingkat kesalahan α = 1%. Uji R2 Nilai R2 sebesar 0,995%. Hal ini berarti, bahwa seluruh variabel bebas yang digunakan dalam penelitian yaitu variabel luas panen padi, produksi beras, nilai tukar petani, harga beras, konsumsi beras per tahun, harga jagung dan ketersediaan beras tahun t-1 bersama-sama mampu menjelaskan variasi perubahan yang terjadi pada variabel tidak bebas yakni ketersediaan beras di Kabupeten Klaten tahun t sebesar 99,5% sedangkan sisanya sebesar
0,5% di jelaskan oleh variabelvariabel lain di luar model penelitian. Uji Penyimpangan Asumsi Klik Uji penyimpangan asumsi klasik, mencoba menganalisis hasil penelitian menggunakan multikolinearitas dan autokorelasi sebagai berikut : Multikolinearitas Berdasarkan hasil program shazam, diperoleh nilai matrik PC bahwa nilai paling tinggi diantara keseluruhan korelasi variabelvariabel independen adalah 0,950. Angka tersebut lebih besar dari 0,8, menunjukkan indikasi terjadinya multikolinearitas. Multikolinearitas dalam model penelitian melibatkan variabel nilai tukar petani dan ketersediaan beras tahun t-1, masingmasing dengan nilai matrik Pearson Corelation sebesar 0,946 dan 0,950, hal ini menunjukkan hubungan yang linier dengan variabel bebas lain dalam model.
8 Autokorelasi Nilai DW dari data penelitian sebesar 1,67. Nilai DW hitung lebih besar dibanding batas atas (du) 1,65 dan lebih kecil dibanding 4 – du = 4 – 1,65 = 2,35 dapat dituliskan 1,65 < 1,67< 2,35. Hasil uji Durbin Watson
menunjukkan bahwa dalam model regresi linier tidak terdapat autokorelasi. Hal ini menggambarkan tidak terdapat residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari tiap pengamatan.
Uji t Tabel 5 Analisis Uji Keberartian Koefisien Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Pangan Terhadap Ketersediaan Beras di Kabupaten Klaten Uji t c
Model Variabel Luas panen padi (ha) Produksi beras (ton) Nilai tukar petani Harga beras (Rp/ton) Konsumsi beras per tahun (ton) Harga jagung (Rp/ton) Ketersediaan beras tahun t-1
OLS Koef Reg -0,112 1,859 0,116 -0,113 -0,333 -0,342 -0,503
Auto Sig
Koef Reg
0,360 0,000*** 0,248 0,914 0,209 0,812 0,089*
-0,179 1,799 0,161 -0,729 -0,482 0,677 -0,863
Sig 0,831 0,000*** 0,052* 0,500 0,004*** 0,568 0,000***
Sumber : Analisis data sekunder, 2012 (Lampiran) Keterangan : *) = nyata pada α 10%, ***) = nyata pada α 1% Berdasarkan Tabel 5 Variabel yang secara individu tidak berpengaruh nyata, terhadap ketersediaan beras di Kabupaten Klaten yaitu luas panen padi, harga beras, dan harga jagung. Sedangkan faktor atau variabel yang secara individu berpengaruh nyata terhadap ketersediaan beras di Kabupaten Klaten yaitu produksi beras, nilai tukar petani, konsumsi beras dan ketersediaan beras tahun t-1. Interpretasi Luas Panen Padi Berdasarkan hasil regresi, diketahui luas panen padi yang diukur menggunakan program shazam memberikan pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ketersediaan beras di Kabupaten
Klaten. Kenaikan koefisien luas panen sebesar 1% akan menurunkan ketersediaan beras sebesar 0,179%. Hal tersebut dimungkinkan terjadi karena seperti yang telah disinggung di latar belakang penelitian dikemukakan bahwasanya di Kabupaten Klaten pada tahun 20102011 terjadi serangan hama wereng secara menyeluruh dan serempak sehingga luasan panen yang dimiliki petani tidak akan berpengaruh terhadap ketersediaan beras. Produksi Beras Berdasarkan hasil regresi, diketahui bahwa produksi beras yang diukur menggunakan shazam memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap ketersediaan beras di Kabupaten Klaten. Kenaikan
9 koefisien produksi beras sebesar 1% akan meningkatkan ketersediaan beras sebesar 1,799%. Data yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan produksi beras di Kabupaten Klaten berfluktuatif tiap tahunnya selama dua puluh enam tahun terakhir, hal tersebut diantaranya dipengaruhi oleh konversi lahan, cuaca yang tidak stabil dan keterbatasan usahatani padi menjangkau input-input pertanian. Hal ini perlu ditunjang oleh penguasaan lahan pertanian yang cukup yang dapat dilakukan melalui moratorium terhadap konversi lahan pertanian produktif, pengenalan dan pengadaan teknologi yang baik dan keterjangkauan usahatani padi terhadap input-input pertanian. Nilai Tukar Petani Berdasarkan hasil regresi, diketahui bahwa indeks nilai tukar petani yang diukur menggunakan shazam memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap ketersediaan beras di Kabupaten Klaten. Kenaikan koefisien indeks nilai tukar petani sebesar 1% akan meningkatkan ketersediaan beras sebesar 0,161%. Indeks nilai tukar petani, dapat dikatakan sebagai kekuatan usahatani padi untuk melakukan kegiatan produksi pertanian, dalam usaha berkontribusi terhadap ketersediaan beras. Semakin membaiknya penerimaan petani dari hasil kegiatan produksi usahatani padi terhadap pengeluaran petani, maka akan mendorong dan memotivasi petani dalan meningkatkan produktivitas hasil pertanian, dengan demikian
berkontribusi terhadap ketersediaan beras di Kabupaten Klaten sehingga mampu menjamin ketahanan pangan masyarakat. Harga Beras Berdasarkan hasil regresi, diketahui bahwa harga beras yang diukur menggunakan shazam memberikan pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ketersediaan beras di Kabupaten Klaten. Kenaikan koefisien harga beras sebesar 1% akan menurunkan ketersediaan beras sebesar 0,729%. Variabel harga beras mempunyai hubungan yang tidak signifikan karena komoditi beras merupakan barang primer (makanan pokok masyarakat) yang bersifat inelastis, sehingga masyarakat sebagai konsumen akan selalu dan tetap membeli beras berapapun tingkatan harga beras yang berlaku. Konsumsi Beras Berdasarkan hasil regresi, diketahui bahwa konsumsi beras yang diukur menggunakan shazam memberikan pengaruh negatif dan signifikan terhadap ketersediaan beras di Kabupaten Klaten. Kenaikan koefisien konsumsi beras sebesar 1% akan menurunkan ketersediaan beras sebesar 0,482%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap peningkatan jumlah produksi beras berakibat pada penurunan ketersediaan beras, dimana kenaikan jumlah konsumsi beras tidak dibarengi dengan kenaikan jumlah produksi beras yang akan semakin menyusutkan ketersediaan beras di Kabupaten
10 Klaten, hal tersebut dapat mengancam ketahanan pangan. Pemaparan tersebut, menuntut pemerintah untuk segera melakukan kebijakan diversifikasi bahan pangan. Kebijakan tersebut bertujuan membiasakan masyarakat mengkonsumsi makan dari berbagai jenis bahan pangan, dengan harapan dapat mereduksi ketergantungan terhadap jenis bahan pangan tertentu dalam hal ini beras. Harga Jagung Berdasarkan hasil regresi, diketahui bahwa harga jagung yang diukur menggunakan shazam memberikan pengaruh positif meskipun tidak signifikan terhadap ketersediaan beras di Kabupaten Klaten. Kenaikan koefisien harga jagung sebesar 1% akan meningkatkan ketersediaan beras sebesar 0,677%. Hasil penelitian tersebut dimungkinkan terjadi karena kapasitas jagung sebagai bahan pangan subtitusi dari beras. Hasil produksi bahan pangan jagung di Kabupaten Klaten merupakan kedua terbesar setelah beras, selain itu merupakan sasaran produksi pangan Kabupaten Klaten tahun 2012, yang dicanangkan oleh Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Klaten. Ketersediaan Beras Tahun t-1 Berdasarkan hasil regresi, diketahui bahwa ketersediaan beras tahun t-1 yang diukur menggunakan shazam memberikan pengaruh negatif dan signifikan terhadap ketersediaan beras di Kabupaten Klaten. Kenaikan koefisien ketersediaan beras tahun t-1 sebesar
1% akan menurunkan ketersediaan beras sebesar 0,863%. Hasil penelitian dimungkinkan terjadi karena tingginya ketersediaan beras tahun t-1, membuat petani relatif mengurangi produksi usahatani padi, dimana dihawatirkan melimpahnya ketersediaan beras yang tidak sesuai dengan permintaan masyarakat, sehingga kondisi tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya ketersediaan beras dibandingkan tahun sebelumnya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dari data yang diperoleh di Kabupaten Klaten sehubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan beras dari sisi ketersediaan beras di Kabupaten Klaten, dapat disimpulkan bahwasanya tingkat ketahanan pangan beras di Kabupaten Klaten dari sisi ketersediaan beras menunjukkan angka positif selama masa penelitian. Hal tersebut menunjukkan bahwa produksi beras mampu mencukupi kebutuhan dan konsumsi beras masyarakat di Kabupaten Klaten. Selain itu, terdapat 4 faktor yang secara signifikan mempengaruhi ketahanan pangan di Kabupaten Klaten dari sisi ketersediaan beras yaitu produksi beras, nilai tukar petani, konsumsi beras dan ketersediaan beras tahun t-1. Saran Berdasarkan pembahasan sehubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan beras dari sisi ketersediaan
11 beras di Kabupaten Klaten, peneliti memberi saran, sebaiknya konsep penganeka ragaman bahan pangan berbasis pangan lokal segera direalisasikan, untuk meredam dan meminimalisir tingkat ketergantungan terhadap pangan beras di Kabupaten Klaten. Selain itu, pemerintah diharapkan segera melakukan moratorium terhadap konversi lahan pertanian produktif dimana mempengaruhi penguasaan lahan petani, karena penguasaan lahan berpengaruh terhadap kuantitas produksi beras, sehingga ketersediaan pangan senantiasa terjaga, dengan demikian kemandirian pangan segera terwujud. DAFTAR PUSTAKA Sutrisno, N dan R. Wibowo, 2007. Strategi Pembangunan Katahanan Pangan. Makalah pada Kompernas XV dan Kongres XIV PERHEPI Solo, 3-5 Agustus 2007. Surakhmad, W. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Dasar, Metode dan Teknik. Tarsito. Bandung. Singarimbun, M dan S. Effendi. 1997. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta. Nirmala, AJ. 2012. Statistik Deskriptif Dan Regresi Linier Berganda Dengan SPSS. Semarang: Semarang University Press. Ghozali, I. 2005. Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.