ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBIJAKAN DEVIDEN (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listed di BEI)
Oleh : Candra Budi Utomo *) Muhammad Mansur **) Ronny Malavia Mardani ***) ABSTRACT The purpose of this study is to analyze the Determinants of Dividend Policy In The Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange. The population in this study is a manufacturing company that is listed on the Indonesia Stock Exchange 20102013 period. Sampling was conducted with a purposive sampling method, to obtain a sample of 10 companies. The results of the analysis in this study can be summarized as follows: a) managerial ownership, institutional ownership, profitability, and debt ratios simultaneously significant effect on the dividend policy on a group of manufacturing companies listed on the Indonesian Stock Exchange, b) partially managerial ownership has no significant effect to dividend policy on a group of manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange, c) institutional ownership partially no significant effect on the dividend policy in the group of manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange, d) Profitability partially significant effect on dividend policy in group companies manufacturing are listed in the Indonesia Stock Exchange, e) Rrasio debt partially no significant effect on dividend policy on a group of manufacturing companies listed on the Indonesian Stock Exchange Keywords: managerial ownership, institutional ownership, profitability, debt ratio, dividend policy. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebijakan keuangan yang penting dalam manajemen keuangan adalah kebijakan pembagian dividen, bukan hanya dilihat dari sudut pandang manajer perusahaan, tetapi juga para pemegang saham, para konsumen, pekerja, Iembaga pembuat peraturan dan pemerintah. Dua keputusan penting yang lain adalah keputusan pendanaan (financing decision) dan keputusan investasi (investing decision). Damayanti dan Achyani (2006) dalam penelitiannya terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 1999-2003 menyebutkan bahwa dari variabel investasi, likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan tidak ada satu variabel pun yang berpengaruh secara signifikan terhadap dividen payout ratio. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gill dan Green (1993) yang menyatakan bahwa likuiditas suatu perusahaan mempunyai pengaruh positif dengan dividen payout ratio. Juga dengan penelitian yang dilakukan Lestari (2004) yang menyatakan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh positif dengan dividen payout ratio. Wahidahwati (2002) menyatakan bahwa dari penelitiannya ditemukan bahwa investasi berpengaruh signifikan negatif terhadap dividen payout ratio.
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
| 155
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan utang) perusahaan. Financial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Perusahaan yang tidak mempunyai leverage berarti menggunakan modal sendiri 100% (Sartono, 2001). Marlina dan Clara, (2009) mengungkapkan peningkatan hutang akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk deviden yang diterima karena kewajiban untuk membayar hutang lebih diutamakan daripada pembagian deviden. Selain itu, hutang bisa mengurangi konflik agency antara pemegang saham dengan manajer. Zulhawati (2004) mengungkapkan eksistensi hutang memaksa manajer untuk menikmati keuntungan yang lebih sedikit sehingga menjadikan manajer untuk menikmati keuntungan yang lebih sedikit dan menjadikan manajer bekerja lebih efisien. Rozeff (daiam Chen dan Steiner 1999) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial ownership yang Iebih tinggi akan mengakibatkan pembayaran dividen yang Iebih rendah, dan growth yang tinggi dari perusahaan akan menurunkan tingkat pembayaran dividen. Jensen, Solberg, dan Zorn (dalam Chen dan Steiner, 1-999) menemukan hubungan yang negatif dari debt dengan dividen perusahaan. Sartono (2001) telah melakukan pengujian terhadap hubungan dari faktor-faktor yang mempengaruhi kepemilikan orang dalam, hutang, dan kebijakan dividen. Penelitian dilakukan dalam perusahaan yang berada di Iuar Sektor keuangan dari saham yang tercatat pada Efek Jakarta (BE1) selama kurun waktu 1995-1998. Dari ini didapatkan sebanyak 775 observasi data perusahaan yang ada dengan jumlah sarnpel yang berbeda setiap tahun penelitian. Penelitian tersebut menguji pengaruh hutang dan dividen terhadap kepemilikan orang dalam (insider ownership), dan pengaruh kepemilikan orang dalam (insider ownership) terhadap tingkat hutang, dan pengaruh kepemilikan orang dalam (insider ownership) dan hutang terhadap pembayaran dividen (dividen payout ratio). Hasil penelitian Sartono (2001) yang menunjukkan bukti bahwa kepemilikan orang dalam, hutang, dan kebijakan dividen secara serempak hubungan yang dan saling berpengaruh. Bervariasinya hasil penelitian yang terkait dengan kebijakan dividen adalah alasan utama penulis untuk meneliti kembali faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen . 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian berikut : a) Apakah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, dan rasio hutang memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden?, b) Apakah kepemilikan manajerial memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden?, c) Apakah kepemilikan institusional memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden?, d) Apakah profitabilitas memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden?, e) Apakah rasio hutang memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, dan rasio hutang terhadap kebijakan dividen. 2. Untuk menguji dan menentukan bagaimana pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan dividen 3. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen. 4. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen 156 |
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
5. Untuk mengetahui pengaruh rasio hutang terhadap kebijakan dividen. 1.4 Kontribusi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat bagi banyak pihak. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya manajemen keuangan di bidang dividen dan dapat dijadikan masukan untuk bahan penelitian selanjutnya. Bagi manajemen perusahaan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penentuan kebijakan dividen perusahaan dan untuk Iebih meningkatkan kinerja perusahaan serta mengeliminir masalah keagenan dalam perusahaan. Bagi Peneliti, Memperoleh pengalaman di dalam memecahkan masalah dengan menerapkan secara praktis dan konseptual tentang masalah yang diteliti di lapangan dan sebagai bahan perbandingan antara teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan permasalahan yang ada di lapangan. 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Menurut Crutchley dan Hansen (1989) serta Chen dan Steiner (1999) dalam Sartono (2001) terdapat hubungan positif antara risiko dengan kepemilikan manajerial. Hubungan ini terjadi pada manajer yang risk taker. Peningkatan risiko menyebabkan perusahaan mengurangi pembayaran dividen tetapi meningkatkan kepemilikan manajerial dan hutang. Damayanti dan Fatchan (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruhi Investasi, Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Dividend Payout Ratio: Studi Empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ”. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder. Pengambilan sample digunakan metode purposive sampling, dengan jumlah sample yang diperoleh sebanyak 32 perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil dari analisis tersebut adalah variabel investasi, likuiditas dan growth mmiliki hubungan yang berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap DPR. Sedangkan variabel profitabilitas dan size tidak memiliki pengaruh signifikan dan positif. Hasil penelitian dari Suharli (2006) terhadap variabel profitabilitas, leverage, harga saham, dan dividen payout ratio ditemukan bahwa antara variable profitabilitas dan harga saham berpengaruh signifikan terhadap dividen payout ratio, sedangkan variabel leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen payout ratio. 2.2 Tinjauan Teori 2.2.1 Pengertian Kebijakan Dividen Menurut Riyanto (2001:434) Dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham (equity investor). Menurut Warsono (2003:271) dividen adalah bagian dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa (earning avalible for common stockholders) yang dibagikan kepada para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Sedang Hanafi (2004:361) menyatakan bahwa deviden merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, di samping capital gain. Deviden ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran deviden suatu perusahaan adalah sebagai berikut: (Riyanto, 2001)
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
| 157
1) Posisi likuiditas perusahaan. Posisi kas atau likuiditas perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya deviden yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena deviden merupakan arus kas keluar, oleh karena itu makin kuat posisi likuiditas perusahaan, berarti makin besar kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. 2) Kebutuhan untuk membayar hutang Perusahaan akan memperoleh utang baru atau menjual obligasi baru untuk membiayai perluasan perusahaan, sebelumnya harus merencanakan terlebih dahulu bagaimana caranya untuk membayar kembali utang tersebut. Apabila perusahaan menentukan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatanya untuk keperluan tersebut, yang ini berarti berarti hanya sebagian kecil saja yang pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai deviden. 3) Tingkat pertumbuhan perusahaan. Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhanya. Perusahaan tersebut biasanya akan lebih senang untuk menahan pendapatanya daripada dibayarkan sebagai deviden dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian rupa sehingga perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan yang mapan, dimana kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal atau sumber dana ekstern lainya, maka keadaanya adalah berbeda. Dalam hal yang demikian perusahaan dapat menetapkan dividend payout ratio yang tinggi. 4) Pengawasan terhadap perusahaan. Kontrol atau pengawasan terhadap perusahaan. Perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai ekspansinya dengan dana yang berasal dari intern saja. Kebijakan tersebut dijalankan atas pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan kontrol atau pengawasan dari kelompok dominan didalam perusahaan. Demikian pula kalau membiayai ekspansi dari utang akan menambah resiko finansialnya. Mempercayakan pada pembelanjaan intern dalam rangka usaha mempertahankan kontrol terhadap perusahaan, berarti mengurangi “dividend payout ratio”. Sedang menurut Sartono (2010:292-295) faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen ada lima yaitu: 1) Kebutuhan dana perusahaan Kebutuhan dana bagi perusahaan dalam kenyataanya merupakan factor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan deviden yang akan diambil. Aliran kas perusahaan yang diharapkan, pengeluaran modal dimasa datang yang diharapkan, kebutuhan tambahan piutang dan persediaan, pola (skedul) pengurangan utang dan masih banyak faktor lain yang mempengaruhi posisi kas perusahaan harus dipertimbangkan dalam analisis kebijakan deviden. 2) Likuiditas Perusahaan Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan deviden. Karena deviden bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
158 |
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
3) Kemampuan meminjam Kemampuan meminjam dalam jangka pendek tersebut akan meningkatkan fleksibilitas likuiditas perusahaan. Selain itu fleksibilitas perusahaan juga dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk bergerak di pasar modal dengan mengeluarkan obligasi. Perusahaan yang semakin besar dan establish akan memiliki akses yang lebih baik di pasar modal. Kemampuan meminjam yang lebih besar, fleksibilitas yang lebih besar akan memperbesar kemampuan membayar deviden. 4) Keadaan pemegang saham Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup, manajemen biasanya mengetahui deviden yang diharapkan oleh pemegang saham dan dapat bertindak dengan tepat. Jika hampir semua pemegang saham berada dalam golongan high tax (pajak yang lebih tinggi) dan lebih suka memperoleh capital gains, maka perusahaan dapat mempertahankan dividend payout yang rendah. Dengan dividend payout yang rendah tentunya dapat diperkirakan apakah perusahaan akan menahan laba untuk kesempatan investasi yang profitable. Untuk perusahaan yang jumlah pemegang sahamnya besar hanya dapat menilai deviden yang diharapkan pemegang saham dalam konteks pasar. 5) Stabilitas dividen Bagi para investor faktor stabilitas deviden akan lebih menarik daripada dividend payout ratio yang tinggi. Stabilitas disini dalam arti tetap memperhatikan tingkat pertumbuhan perusahaan, yang ditunjukkan oleh koefisien arah yang positif. 2.2.2 Pengertian Kepemilikan Manajerial (INTRN) Kepemilikan manajerial adalah perbandingan atau rasio jumiah saham yang dimiliki oleh pihak manajemen (direksi dan manajer) terhadap jumlah saham yang beredar. Pemilihan proksi untuk variabel ini mengacu pada penelitian Chen & Steiner (1999). Variabel INTRN memiliki skala ukuran rasio. 2.2.3 Pengertian Kepemilikan Institusional (INSTI) Kepemilikan institusi merupakan rasio jumlah saham yang dimiliki oleh lembaga atau institusi. Kepemilikan institusi meliputi kepemilikan saham perusahaan oleh institusi pemerintah, swasta maupun asing. Kepemilikan institusi diproksikan dengan prosentase jumlah saham yang dimiliki institusi terhadap jumlah saham yang beredar yang dihitung tahun selama periode 2000~2002. Penggunaan variabel ini mengacu pada penelitian Damayanti (2006). Variabel INSTI memiliki skala ukuran rasio. 2.2.4 Pengertian Profitabilitas (PRFIT) Profitabilitas dalam penelitian ini adalah tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan. Diproduksikan dengan rasio laba setelah pajak terhadap total aset tahun selama periode 2000-2002 (Sartono, 2001). Variabel PRFIT memiliki skala ukuran rasio. 2.2.5 Pengertian Rasio Hutang (DEBT) Rasio hutang (debt ratio) ini menggambarkan rasio kebijakan hutang pada suatu perusahaan yang diukur dengan membagi jumlah hutang jangka panjang dengan total asset. Rasio Hutang dinyatakan dalam bentuk prosentase (%) dan dihitung tlap tahun selama periode 2000-2002. Pilihan menggunakan variabel ini mengacu pada Jensen, Solberg dan Zorn (1992). Variabel DEBT memiliki Skala ukuran rasio. JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
| 159
2.3 Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, dan rasio hutang secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. 2. Kepemilikan manajerial secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen 3. Kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. 4. Profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. 5. Rasio hutang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian Jenis penelitian ini termasuk penelitian Explanatory Research. Menurut Indiantoro dan Supomo (1999:16) Explanatory Research atau disebut juga dengan penelitian yang bersifat menerangkan adalah penelitian yang memiliki tujuan untuk menguji hipotesis mengenai adanya pengaruh atau hubungan sebab akibat antara variabel yang diteliti. Penelitian ini dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengkajian Pasar Modal Indonesia (P4M) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang. Alamat Jl. MT. Haryono No. 193 Malang. Penelitian ini dilaksanakan antara bulan Februari sampai bulan Agustus 2014. 3.2 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2010-2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif dengan kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan tahunan dan berakhir pada 31 Desember. Perusahaan yang tidak memiliki ini dikeluarkan dari sampel untuk menghindari pengaruh waktu parsial dalam pengukuran variabel. 2. Perusahaan tidak menunjukkan saldo ekuitas dan Iaba yang negatif pada tahun 2010-2013, sebab laba dan ekuitas yang negatif sebagai penyebut dalam perhitungan rasio menjadi tidak bermakna. 3. Perusahaan yang mèmbagikan dividen pada tahun 2010-2013. 4. Perusahaan harus mempunyai struktur kepemilikan manajerial dan institusional. 5. Memiliki kelengkapan data. 3.3 Definisi Operasionalisasi Variabel Berdasarkan pokok permasalahan dan hipotesis penelitian yang diteliti, berikut ini diuraikan operasional variabel serta pengukurannya: 1. Kebijakan Dividen Kebijakan deviden menyangkut keputusan untuk membagikan Iaba atau menahannya guna diinvestasikan kembali dalam perusahaan. Kebijakan Dividen diproksikan dengan besarnya rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio (DPR). Variabel DPR memiliki Skala ukuran rasio. 2. Kepemilikan Manajerial (INTRN) X1. Variabel kepemilikan manajerial adalah perbandingan atau rasio jumiah saham yang dimiliki oleh pihak manajemen (direksi dan manajer) terhadap jumlah saham yang beredar. Pemilihan proksi untuk variabel
160 |
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
ini mengacu pada penelitian Chen & Steiner (1999. Variabel INTRN memiliki skala ukuran rasio. 3. Kepemilikan Institusional (INSTI) X2. Kepemilikan institusi merupakan rasio jumlah saham yang dimiliki oleh lembaga atau institusi. Kepemilikan institusi meliputi kepemilikan saham perusahaan oleh institusi pemerintah, swasta maupun asing. Kepemilikan institusi diproksikan dengan persentase jumlah saham yang dimiliki institusi terhadap jumlah saham yang beredar yang dihitung tahun selama periode 2010-2012. Penggunaan variabel ini mengacu pada penelitian Damayanti (2006). Variabel INSTI memiliki skala ukuran rasio. 4. Profitabilitas (PRFIT) X3. Profitabilitas dalam penelitian ini adalah tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan. Diproksikan dengan rasio laba setelah pajak terhadap total aset tahun selama periode 2010-2012 (Sartono, 2001). Variabel PRFIT memiliki skala ukuran rasio. 5. Rasio Hutang (DEBT) X4. Variabel hutang (debt ratio) ini menggambarkan rasio kebijakan hutang pada suatu perusahaan yang diukur dengan membagi jumlah hutang jangka panjang dengan total asset. Rasio Hutang dinyatakan dalam bentuk prosentase (%) dan dihitung tiap tahun selama periode 2010-2012. Pilihan menggunakan variabel ini mengacu pada Jensen, Solberg dan Zorn (1992). Variabel DEBT memiliki Skala ukuran rasio. 3.4 Model Penelitian INTRN (X1)
INSTI (X2) PRFIT (X3)
KEBIJAKAN DEVIDEN (Y)
DEBT (X4) Gambar 1 Model Penelitian 3.5 Sumber dan Metode Pengumpulan Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder, Karena data diperoleh secara tidak langsung, atau data tersebut telah diolah dan diterbitkan oleh instansi yang terkait. Metode pengumpulan data dilakukan melalui metode dokumentasi. 3.6 Metode Analisis Data Metode anilisis data digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan metode anilis linier berganda. Sebelum dilakukan uji hipotesis maka dibuat tahapantahapan pengujian proses analisis sebagai berikut: a. Uji Normalitas Dalam penelitian ini untuk mengetahui data yang diperoleh normal atau tidak dilakukan pengujian normalitas dengan teknik Kolmogorov-Smirnov Test dengan kriteria jika nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov > 0.05 maka distribusi datanya
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
| 161
adalah normal dan sebaliknya jika nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov < 0.05 maka distribusi datanya adalah tidak normal. b. Analisi Regresi Linier Berganda Untuk rnenguji bagaimana pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas dan rasio hutang terhadap kebijakan dividen perusahaan manufaktur yang listed di BEI pada tahun 2010 sarnpai dengan tahun 2012 digunakan metode analisis regresi berganda. Formula regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Dimana : Y = Kebijakan Dividen a = Konstanta b = Koefisien regresi X1 = Kepemilikan Manajerial X2 = Kepemilikan Institusional X3 = Profitabilitas X4 = Rasio Hutang e = Residual Error c. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinieritas Gejala multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat besarnya VIF (Variance Inflation Factor) yang didapat dari perhitungan output model pengujian. Ada dua nilai standar dari nilai VIF yang dapat mengkategorikan ada tidaknya multikolinieritas, yaitu VIF < 5 dan VIF < 10. Jika nilainya melebihi dari 5 atau 10 maka model regresi menunjukkan adanya multikolinieritas. Pada penelitian standar nilai VIF yang digunakan untuk mengkategorikan terjadi tidaknya multikolinieritas adalah VIF < 5. 2. Uji Heteroskedastisitas Digunakan untuk mengetahui apakah kesalahan pengganggu mempunyai varians yang tidak sama. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Glejser dengan tahapan sebagai berikut (Gujarati, 2000: 187): a. Mengestimasi model dan menghitung residualnya (e) b. Melakukan regresi variabel dari nilai absolut residual ( ) terhadap Xi dengan bentuk regresi sebagai berikut: | |= c. Menentukan ada tidaknya heteroskedastisitas dalam uji statistik, untuk menguji hipotesis: Ho : = 0 , menyatakan tidak ada heteroskedastisitas Ha : ≠ 0 , menyatakan ada heteroskedastisitas Kriteria pengambilan keputusan: . a. apabila probabilitas t hitung > tingkat maka dalam model tidak tejadi heteroskedastisitas. b. apabila probabilitas t hitung maka dalam model terjadi tingkat heteroskedastisitas. 3. Uji Autokorelasi Untuk mendeteksi adanya autokorelasi digunakan uji Durbin Watson Test. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai Durbin Watson Test (d) dengan tabel uji Durbin Watson (du dan d1). Dengan formulasi sebagai berikut: 162 |
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
d < dL = tolak H0, menyatakan ada autokorelasi d < 4-dL = tolak H0, menyatakan ada autokorelasi du
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 2, Variabel Kepemilikan Manajerial (INTRN) mempunyai nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 27 dengan nilai rata-rata sebesar 2,77 dan nilai standar deviasi sebesar 8,281. Variabel Kepemilikan JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
| 163
Institusional (INSTI) mempunyai nilai minimum sebesar 50,1, nilai maksimum sebesar 87,2 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 70,52 dan nilai standar deviasi sebesar 11,998. Variabel Profitabilitas (PRFIT) mempunyai nilai minimum sebesar 0,044, nilai maksimum sebesar 0,657 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,19 dan standar deviasi sebesar 0,144. Variabel Rasio Hutang (DEBT) memiliki nilai minimum sebesar 0,024, nilai maksimum sebesar 0,894 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,23 dan nilai standar deviasi sebesar 0,259. Variabel Kebijakan Dividen (DPR) memiliki nilai minimum sebesar 10, nilai maksimum sebesar 99 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 58,18 dan nilai standar deviasi sebesar 26,099. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Uji Normalitas Pengujian Normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini: Tabel 3 Uji Normalitas INTRN ,907 ,389
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
INSTI ,798 ,548
PRFIT 1,042 ,209
DEBT 1,166 ,127
DPR ,871 ,434
Sumber: Data sekunder diolah, 2014
Berdasarkan tabel 3 diatas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dari masing-masing variabel penelitian memiliki nilai signifikansi > 0,05, sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi normal (memenuhi asumsi normalitas). 4.2.2 Uji Asumsi Klasik a. Uji Autokorelasi Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini: Tabel 4 Uji Autokorelasi Model 1
R ,420(a)
Model Summary(b) Adjusted R R Square Square ,176 ,082
Std. Error of the Estimate 25,006
Durbin-Watson 1,973
Sumber: Data sekunder diolah, 2014 Berdasarkan tabel diatas menggunakan metode Durbin-Watson (DW), dapat dilihat dari tabel Durbin-Watson dengan N=40 dan K=3 maka diperoleh nilai batas bawah atau dL = 1,4064 dan nilai batas atas atau dU = 1,6708 sedangkan hasil pengujian Durbin-Watson pada tabel diatas diperoleh nilai sebesar 1,973, nilai Durbin-Watson yang bebas dari gangguan autokorelasi terletak pada range dU < DW < 4-dU . Sedangkan hasil uji autokorelasi dengan Durbin-Watson jika dimasukkan dalam range tersebut yaitu 1,6708 < 1,973 < 2,3292, hal ini menujukkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak mengalami masalah autokorelasi. b. Uji Heteroskedastisitas Hasil Uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut: Tabel 5 Uji Heteroskedastisitas t Sig. INTRN ,028 ,978 INSTI -1,407 ,168 PRFIT -,691 ,494 DEBT -,055 ,956 Sumber: Data sekunder diolah, 2014
164 |
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
Berdasarkan hasil pengujian yang ditunjukkan pada tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa semua variabel bebas menunjukkan hasil tingkat signifikansi > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas tersebut tidak terjadi Heteroskedastisitas dalam varian kesalahan. c. Uji Multikolinearitas Hasil analisis uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini: Tabel 6 Uji Multikolinearitas INTRN INSTI PRFIT DEBT
Tolerance ,799 ,709 ,836 ,600
VIF 1,251 1,411 1,196 1,667
Sumber: Data sekunder diolah, 2014
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat masing-masing variabel yang digunakan dalam model regresi tersebut memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10. Hal ini menunjukkan tidak ada korelasi antara variabel independen sehingga dapat disimpulkan jika model regresi terbebas dari masalah multikolinieritas. 4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang telah dilakukan maka dapat diketahui persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini dapa dilihat pada tabel 7 sebagai berikut: Tabel 7 Analisis Regresi Berganda B Std. Error (Constant) 78,362 29,497 INTRN -,464 ,509 INSTI -,398 ,366 PRFIT 82,693 27,748 DEBT -38,535 20,297 Sumber: Data sekunder diolah, 2014
Dari tabel 7 diatas, dapat dibuat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: PF = 78,362-0, 464 INTRN - 0, 398 INSTI + 82,693 PRFIT - 38,535 DEBT + e 4.2.4 Uji Hipotesis a. Uji F Tabel 8 Hasil Uji F Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 6144,702 19215,673 25360,375
df 4 35 39
Mean Square 1536,175 549,019
F 2,798
Sig. ,041(a)
Sumber: Data sekunder diolah, 2014 Berdasarkan tabel 8 hasil analisis statistik uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar 2,798 Dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima. Hal ini berarti bahwa Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, dan rasio hutang secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada kelompok perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Fatchan (2006) dan Suharli (2006) yang menunjukkan bahwa secara simultan Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, dan rasio hutang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
| 165
b. Koefisien Determinasi (R2) Tabel 9 Hasil R Square Model 1
R ,492(a)
R Square ,242
Adjusted R Square ,156
Std. Error of the Estimate 23,431
Sumber: Data sekunder diolah, 2014 Dari tabel 9 terlihat nilai R Square sebesar 0,492 yang berarti bahwa 49,2% kebijakan dividen dapat dijelaskan oleh variabel Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, dan rasio hutang, sedangkan sisanya sebesar 50,8% dapat dijelaskan variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. c. Uji t Tabel 10 Hasil t Statistik (Constant) INTRN INSTI PRFIT DEBT
B 78,362 -,464 -,398 82,693 -38,535
Std. Error 29,497 ,509 ,366 27,748 20,297
Beta -,151 -,185 ,465 -,334
t 2,657 -,912 -1,089 2,980 -1,899
Sig. ,012 ,368 ,284 ,005 ,066
Sumber: Data sekunder diolah, 2014 Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara pasial. Hasil analisis statistik uji t yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 10 yang dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Variabel Kepemilikan manajerial (INTRN) memiliki nilai thitung sebesar -0.912 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,368 > 0,05 yang artinya H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan kata lain variabel Kepemilikan manajerial secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2006) yang menunjukkan bahwa Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. 2) Variabel Kepemilikan Institusional (INSTI) memiliki memiliki nilai thitung sebesar 1,089 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,284 < 0,05 yang artinya H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan kata lain variabel Kepemilikan Institusional secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2006) yang menyatakan bahwa Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. 3) Variabel Profitabilitas (PRFIT) memiliki nilai thitung sebesar 2,980 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,005 > 0,05 yang artinya H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan kata lain variabel Profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2006) yang menunjukkan bahwa Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. 4) Variabel rasio hutang (DEBT) memiliki nilai thitung sebesar -1,899 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,066 > 0,05 yang artinya H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan kata lain variabel rasio hutang secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2006) yang menunjukkan bahwa rasio hutang tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. 4.2.5 Implikasi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis secara statistic yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, bila dilihat pada hasil uji F tampak bahwa secara simultan Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, dan rasio hutang berpengaruh 166 |
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
signifikan terhadap kebijakan dividen pada kelompok perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Indonesia. Akan tetapi secara parsial, hanya profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu factor yang diperhatikan dalam penentuan kebijakan dividen adalah laba yang diperoleh perusahaan. Bila dicermati koefisien regresi Profitabilitas yang bertanda positif menunjukkan bahwa semakin tinggi laba yang diperoleh perusahaan maka akan semakin meningkatkan jumlah dividen yang dibagikan pada pemegang saham. Hasil ini perlu diperhatikan bagi investor yang akan akan menginvestasikan dananya di pasar modal. Perusahaan yang mendapatkan laba yang lebih tinggi merupakan signal bahwa perusahaan bersangkutan akan membagian dividen yang lebih tinggi pula. 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 5.1 SIMPULAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Faktor-Faktor Penentu Kebijakan Deviden Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listed di BEI. Hasil analisis dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, dan rasio hutang secara simultan berpengaruh signifikan kebijakan deviden 2. Kepemilikan manajerial secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan deviden 3. Kepemilikan institusional secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan deviden 4. Profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan deviden 5. Rasio hutang secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, keterbatasan ini meliputi: a. Sampel yang diteliti hanya perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mengambil 10 sampel perusahaan perbankan terpilih. Hal ini berdampak pada ukuran sampel yang terlalu kecil. b. Penggunaan empat variabel kurang cukup untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. 5.2 SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, masih banyak kendala dan keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa hal sebagai bahan pertimbangan dan saran dengan maksud untuk meningkatkan kualitas penelitian selanjutnya. Dengan demikian, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: a. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah periode penelitian dengan memperpanjang tahun penelitiannya, agar diperoleh data yang lebih banyak, sehingga hasilnya memiliki kecenderungan dalam jangka panjang. b. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih mengembangkan ukuran sampel yang digunakan dalam variabel independen yang dinilai berhubungan dengan kebijakan dividen. c. Mengingat R square yang hanya sebesar 24,2%, maka diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat melengkavi variable yang digunakan untuk memprediksi kebijakan dividen
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
| 167
DAFTAR PUSTAKA Brigham, Eugene F. and Joel F Houston, 2010, Manajemen Keuangan, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Erlangga Chen, R. Carl, Steiner, T.L, 1999, Managerial Ownership and Agency Conflict : a Nonlinear Simultaneous Equation Analysis of Managerial Ownership , Risk Taking, Debt Policy and Dividend Policy, Financial Review, Vol. 34, pp. 119-137 Crutchley, Claire E Marlin R.H. Jensen, Jr, Jennie E. Raymond, 1999, Agency Problems and The Simultaneity of Financial Decision Making The Role of Institutional Ownership, International Review of Financial Analysis; 8:2, pp. 177-197 Damayanti, S dan Achyani,F (2006). “Analisis Pengaruh Investasi, Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Payout Ratio”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.5 No.1 April. p.51-62 Gill, James O. dan Moira Chatton Green, 1999, Memahami Laporan Keuangan, Terjemahan oleh Dwi Prabaningtyas, 2005, PPM, Jakarta. Hanafi M. Mamduh. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta Jogiyanto (1998). “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”. BPFE UGM:Yogyakarta. Jensen, M. dan W.H. Mackling, 1976, Theory of The Firm : Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure, Journal of Financial and Quantitative Analysis, Vo. 27, No. 2. pp. 247-263 Marlina, L., & Clara., 2009, "Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio", Jurnal Manajemen Bisnis, 2(1), hal. 1-6. Putri, Imanda Firmantyas dan Mohammad Nasir. 2006. Analisis Persamaan Simultan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen Dalam Perspektif Teori Keagenan. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang. Ikatan Akuntansi Indonesia Rozeff, M.S, 1999, Growth, Beta and Agency Cost as Determinants of Dividend Payout Ratios, Journal of Financial Research, 5, pp. 249 -259. Riyanto, Bambang. 2001. “Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan”. Yogyakarta: BPFE. Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan ”Teori dan Aplikasi”. Yogyakarta: BPFE. Suharli, M (2006). “Studi Empiris Mengenai Pengaruh Profitabilitas, Leverage,dan Harga Saham terhadap Jumlah Dividen Tunai (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003)”. Jurnal Maksi Vol.6 No.2 Agustus. p.243-256 *) Candra Budi Utomo adalah alumni Prodi Manajemen FE Unisma **) Muhammad Mansur adalah dosen tetap pada Prodi Manajemen FE Unisma ***) Ronny Malavia Mardani adalah dosen tetap pada Prodi Manajemen FE Unisma
168 |
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014