ANALISIS EFISIENSI TPI (TEMPAT PELELANGAN IKAN) KELAS 1, 2 DAN 3 DI JAWA TENGAH DAN PENGEMBANGANNYA UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN NELAYAN *) EFFICIENCY ANALYSIS OF 1ST, 2ND AND 3RD CLASS OF AUCTION PLACES IN CENTRAL JAVA AND ITS DEVELOPMENT FOR FISHERMEN WELFARE Sulistyani Dyah Pramitasari1), Sutrisno Anggoro1), Indah Susilowati 2)
ABSTRAK Secara tradisional setelah nelayan memperoleh hasil tangkapan, mereka lalu mencoba menjual sendiri kepada konsumen setempat melalui cara barter atau dengan nilai uang tertentu. Kegiatan ini pada umumnya tidak terorganisir dengan baik dan kurang efisien dan tidak produktif, karena mutu ikan kurang terjaga sehingga harga cenderung menurun. TPI memegang peranan penting dalam suatu pelabuhan perikanan dan perlu dikelola dengan sebaik-baiknya agar dapat tercapai manfaat secara optimal. Tetapi belum tentu semua persyaratan yang ada telah tersedia secara optimal dan baik, yang akan berakibat pada efisiensi TPI tersebut. Penelitian menggunakan metode deskriptif yang bersifat eksploratif. Pengumpulan data dan informasi dengan pendekatan dokumentasi dan observasi. Alat analisis yang digunakan adalah Data Envelopment Analysis (DEA). Hasil penelitian ini menunjukkan, dari 10 (Sepuluh) TPI, diketahui bahwa 9 (sembilan) buah TPI telah mencapai skor efisien, yaitu 100%. 1 (satu) TPI yaitu TPI PPSC memperoleh skor 92,02%, yang berarti belum efisien.Untuk mencapai nilai efisien, maka perlu diadakan pengurangan ataupun penambahan pada input dan output TPI tersebut, sesuai dengan potential improvement dari perhitungan yang dianjurkan. Kata-kata kunci : efisiensi, Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Jawa Tengah ABSTRACT
Traditionally, after the fishermen got capture fishing result, they tried to sell it to the consumer themselves by the meaning of barter or certain value money. This activity was not well organized and might not efficient and nor productive. Auction place (TPI) has an important role in a fishing port and its needs to be well mana1ge to reach optimum usage. But in TPI, not all the pre requisitions are well available and optimum, that cause TPI efficiency. This research was done with explorative descriptive methods. Data and information gathering was done with documentation and observation approaches. The analysis tool used Data Envelopment Analysis (DEA). The research result shows that 9 (nine) TPI already gain efficient score that is 100%, meanwhile the other 1 (one) TPI, that are TPI with 92,02%. To reach efficient score, need to be done reduction or additional of input and output at the TPI, refers to potential improvement of suggested calculation. Keywords: efficiency, Auction Place, Central Java *)
Penelitian ini merupakan bagian dan dibiayai dengan Dana Penelitian Hibah Pascasarjana, DP3M-DIKTI Tahun Anggaran 2005 1) Staf Pengajar FPIK UNDIP Semarang 2) Staf Pengajar Fakultas Ekonomi UNDIP Semarang 12
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
sebagainya. Adapun besarnya retribusi ini
I. PENDAHULUAN
bervariasi antara 5%-13%. Tempat
Pelelelangan
Ikan
(TPI)
Melalui Surat
Edaran Menteri Dalam Negeri pada tahun
merupakan salah satu fungsi utama dalam
1971
kegiatan perikanan dan juga merupakan
Gubernur/Kepala Daerah mengenai jumlah
salah satu faktor yang menggerakkan dan
pungutan pelelangan yang tidak boleh
meningkatkan usaha dan kesejahteraan
melampaui
5%.
nelayan
prakteknya
tidaklah
(Wiyono,
2005).
Menurut
menginstruksikan kepada semua
Akan
pada
demikian,
karena
sejarahnya Pelelangan Ikan telah dikenal
pengelolaan
sejak
masih berbeda-beda, ada yang dikelola
tahun
1922,
didirikan
dan
Tempat
tetapi
Koperasi
Pelelangan
Perikanan/KUD
Ikan
diselenggarakan oleh Koperasi Perikanan
oleh
terutama di Pulau Jawa, dengan tujuan
Dinas
untuk melindungi nelayan dari permainan
Pendapatan Daerah. Di Jawa Tengah,
harga
Perikanan,
maupun
Mina, dinas
dilakukan
oleh
terdapat 77 buah TPI yang pengelolaannya
membantu
nelayan
diserahkan kepada PUSKUD Mina Baruna
mendapatkan harga yang layak dan juga
sejak tahun 1978 sampai dengan sekarang.
membantu nelayan dalam mengembangkan
Pada dasarnya tiap transaksi jual beli ikan
usahanya. Pada dasarnya sistem dari
maupun produk perikanan di Jawa Tengah
Pelelangan Ikan adalah suatu pasar dengan
melibatkan komponen-komponen pokok :
yang
tengkulak/pengijon,
sistem perntara (dalam hal ini adalah tukang tawar) melewati penawaran umum
1.
Nelayan sebagai produsen
dan yang berhak mendapatkan ikan yang
2.
Bakul ikan sebagai pembeli
dilelang adalah penawar tertinggi.
3.
TPI, dalam hal ini memegang
Sampai dengan diberlakukannya
fungsi manajemen dibawah PUSKUD
otonomi daerah, nelayan masih merupakan
Mina Baruna yang dibantu oleh KUD
komunitas masyarakat miskin dan lemah
Mina se-Jawa Tengah
keadaan
ekonominya.
Tujuan
Tempat
Pelelangan Ikan yang semula didirikan
Biasanya
setelah
nelayan
semata-mata hanya untuk kepentingan
memperoleh ikan, mereka lalu mencoba
nelayan dan koperasi perikanan dengan
menjual
tujuan untuk melepaskan dari kemiskinan,
kepada konsumen setempat melalui cara
menjadi semakin berkembang menjadi
barter atau dengan nilai uang tertentu.
sarana untuk memungut retribusi oleh
Kegiatan ini tidak terorganisir dengan baik
Pemda
dan mungkin kurang efisien dan tidak
13
Tingkat
I,
Tingkat
II,
dan
hasil
tangjkapannya
sendiri
Jurnal Pasir Laut, Vol. 1, No.2, Januari 2006 : 12-21
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
produktif, mutu ikan tidak dijaga sehingga
II. MATERI DAN METODA
harga ikan cenderung menurun. Penelitian
Nelayan memperoleh nafkah dari
dilakukan
dengan
Menurut
Supranto
hasil penjualan ikan hasil tangkapannya.
metode
Bila dijual langsung ke pasar yang berjarak
(2003), riset deskriptif dapat bersifat
cukup
ataupun
eksploratif yang bertujuan agar peneliti
untuk
dapat menggambarkan keadaan pada suatu
dilakukan karena memerlukan waktu lama.
kurun waktu tertentu sebagai dasar untuk
Oleh
membuat
jauh
Pangkalan
dari
Pelabuhan
Pendaratan
karena
itu
sulit
untuk
mengatasi
deskriptif.
keputusan-keputusan.
permasalahan tersebut, ikan dijual secara
Pengumpulan data dan informasi dilakukan
lelang. Saat
dengan
ini hampir pada setiap
pendekatan
dokumentasi
dan
Pelabuhan terdapat Tempat Pelelangan
observasi. Alat analisis yang digunakan
Ikan (TPI) (Wiyono, 2005).
adalah Data Envelopment Analysis (DEA),
TPI memegang peranan penting
yaitu suatu prosedur yang digunakan untuk
dalam suatu Pelabuhan Perikanan dan
mengukur efisiensi relatif dari suatu Unit
perlu
Kegiatan
untuk
dikelola
dengan
sebaik-
ekonomi
(UKE)
yang
baiknya agar dapat tercapai manfaat secara
menggunakan banyak input dan output,
optimal. Tetapi dalam sebuah TPI, belum
sementara penggabungan input dan output
tentu memenuhi persyaratan yang ada,
tidak mungkin dilakukan. Penghitungan
sehingga berakibat pada efisiensi TPI
dengan software Banxia Frontier Analysis.
tersebut. Pada umumnya, pengelolan TPI
DEA bertujuan untuk mengukur keragaan
di Jawa Tengah rasio antara pemakainan
relatif (relative performance) dari unit
input dan output yang dihasilkan adalah
analisis pada kondisi keberadaan multiple
belum layak secara ekonomis (Susilowati,
inputs dan outputs (Dyson, Thanassoulis,
dkk., 2003). Oleh karena itu, perlu
dan Boussofiane, 1990 dalam Fauzi dan
diadakan suatu kajian tentang analisis
Anna, 2005). Data Envelopment Analysis (DEA)
pengelolaan TPI dan pengembangannya kesejahteraan
dapat mengatasi keterbatasan yang dimiliki
nelayan. Dalam hal ini obyek yang dikaji
analisis rasio parsial dan regresi berganda
adalah TPI-TPI kelas 1, 2, dan 3 di Jawa
untuk
Tengah.
organisasi atau unit kegiatan ekonomi yang
untuk
meningkatkan
pengukuran
efisiensi
suatu
melibatkan banyak input dan banyak output (multi-input-multi-output). Efisiensi relatif suatu unit kegiatan ekonomi adalah Sulistyani Dyah P., Sutrisno A., Indah S., Analisis Efisiensi TPI …
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
14
efisiensi suatu unit kegiatan ekonomi
Alat analisis DEA dapat digunakan
dibanding dengan kegiatan ekonomi pada
untuk mengukur efisiensi, antara lain untuk
lima tahun terakhir dengan jenis input dan
penelitian
output yang sama (Pause, 1999).
pendidikan
kesehatan
(health
(education),
care),
transportasi,
Pendekatan yang berorientasi pada
pabrik
dan
dikembangkan
perbankan. DEA merupakan prosedur yang
pertama kali oleh Charnes, Cooper dan
dirancang secara khusus untuk mengukur
Rhodes pada tahun 1978 atau dikenal
efisiensi
sebagai
Ekonomi
input
output
CCR,
ini
untuk
kemudian
(manufacturing),
relatif
suatu
(UKE)
yang
maupun
Unit
Kegiatan
menggunakan
dikembangkan lebih lanjut oleh Färe, et.al
banyak input dan banyak output, dimana
(1989,
untuk
penggabungan input dan output tersebut
perikanan oleh Kirkley dan Squires (1998)
tidak mungkin dilakukan. DEA merupakan
(Fauzi dan Anna, 2005).
formulasi dari program linier. Ada 3
1994)
dan
disarankan
Menurut Charner et al., Banker et
manfaat yang diperoleh dari pengukuran
al. dalam Etty Puji Lestari (2001), DEA
efisiensi dengan DEA :
adalah sebuah metode optimasi program
1.
Sebagai
tolok
untuk
matematika yang mengukur efisiensi teknis
memperoleh
suatu unit kegiatan ekonomi (UKE) dan
berguna
membandingkan secara relatif terhadap
perbandingan antara unit ekonomi yang
UKE
sama.
yang
lain.
Mula-mula
DEA
dikembangkan oleh Farrel (1957) yang
2.
efisiensi
ukur
untuk
Mengukur
relatif
yang
mempermudah
berbagai
informasi
mengukur efisiensi teknis satu input dan
efisiensi antar unit kegiatan ekonomi
satu output, menjadi multi input dan multi
untuk
output,
faktor penyebabnya.
menggunakan
kerangka
nilai
efisiensi relatif sebagai rasio input (single
3.
mengidentifikasikan
faktor-
Menentukan implikasi kebijakan
virtual input) dengan output (single virtual
sehingga dapat meningkatkan tingkat
output).
efisiensinya.
Menurut Korhumen et al.
dalam
Fauzi dan Anna (2005), DEA merupakan pengukuran efisiensi yang bersifat bebas nilai (value free) karena didasarkan pada data
yang
tersedia
tanpa
harus
mempertimbangkan penilaian (judgement)
Tetapi, keterbatasan DEA adalah : 1. Mensyaratkan semua input dan output harus spesifik dan dapat diukur. 2. DEA berasumsi bahwa setiap unit input atau output identik dengan unit lain dalam tipe yang sama.
dari pengambil keputusan. 15
Jurnal Pasir Laut, Vol. 1, No.2, Januari 2006 : 12-21
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
3. Dalam
bentuk
berasumsi
dasarnya
adanya
CRS
DEA
III. HASIL DAN PEMBAHASANAN
(Constant Analisis
Return to Scale). 4. Bobot input dan output yang dihasilkan
menggunakan
efisiensi (Data
Envelopment
DEA sulit untuk ditafsirkan dalam nilai
Analysis)
ekonomi
dilakukan dengan menggunakan software
(Indah
Susilowati
dan
DEA.
dengan
Penghitungan
data
Banxia Frontier Analysis, yaitu dengan
Ikhwan, 2004). 9
melihat skor efisiensi dari masing-masing
(sembilan) TPI (Tempat Pelelangan Ikan)
UKE (Unit Kegiatan Ekonomi), dalam hal
Kelas 1, 2 dan 3 di Jawa Tengah
ini adalah TPI. Bila skor yang didapatkan
berdasarkan berdasarkan Surat Keputusan
adalah sama dengan 100%, maka TPI
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan
tersebut dikatakan efisien. Tetapi apabila
Propinsi
No.
skor yang diperoleh kurang dari 100%,
523/074/SK/II/2005, tertanggal 1 Februari
maka TPI tersebut belum efisien. Agar
2005, yaitu :
UKE yang belum efisien menjadi efisien,
a. Kelas 1 (Dengan Nilai Raman Lebih
maka perlu diadakan perbaikan-perbaikan
Penelitian
Jawa
dilakukan
di
Tengah
atau merubah input dan output yang ada
dari 50 Milyar) 1. PPNP
Kota Pekalongan
sesuai dengan nilai potential improvement
2. Bajomulyo
Kabupaten Pati
yang dihasilkan oleh hitungan DEA, sesuai
3. Pelabuhan Tegal
Kota Tegal
dengan TPI-TPI yang telah mencapai nilai
4. Tasikagung
Kabupaten Rembang
efisien. Mempergunakan 13 variabel input, yaitu : luas pangkalan pendaratan, luas
b. Kelas 2 (Dengan Nilai Raman Antara
lantai lelang, jumlah kapal bongkar, jumlah
25-50 Milyar)
alat tangkap, jumlah kapal, personalia TPI,
1. Karanganyar
Kabupaten Rembang
jumlah juru lelang, jumlah juru bongkar, jumlah nelayan, jumlah bakul, jumlah
c. Kelas 3 (Dengan Nilai Raman Antara
basket, jumlah timbangan, dan jumlah
10-25 Milyar)
gerobak. Sedangkan variabel outputnya
1. Sarang
Kabupaten Rembang
adalah nilai raman dan share omzet TPI
2. Pandangan
Kabupaten Rembang
tersebut terhadap Jawa Tengah.
3. Klidang Lor
Kabupaten Batang
4. Tanjungsari
Kabupaten
9
(sembilan)
TPI
yang
dijadikan obyek penelitian, 9 (sembilan) TPI memperoleh skor 100%, yang berarti
Pemalang 5. PPSC
Dari
Kabupaten Cilacap
telah mencapai nilai efisien. Sementara 1
Sulistyani Dyah P., Sutrisno A., Indah S., Analisis Efisiensi TPI …
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
16
(satu) TPI yaitu TPI PPSC memperoleh
penelitian di lapangan, masih terdapat
skor 92,02%.
kemungkinan pengembangan di suatu TPI, terutama dari segi fasilitas-fasilitas di TPI. Pada akhirnya hal ini bertujuan untuk
Skor Efisiensi TPI No.
Skor Efisiensi
TPI TPI Kelas 1
1
PPNP
100
2
Bajomulyo
100
3
Pelabuhan Tegal
100
4.
Tasikagung
100
TPI Kelas 2 5
meningkatkan
kesejahteraan
nelayan.
Misalnya di TPI Pelabuhan, Kota Tegal, yang termasuk TPI Kelas 1. TPI ini menggunakan sistem tertutup, yaitu tidak berhubungan langsung dengan laut, tidak seperti TPI-TPI pada umumnya. Antara tempat
kapal
bersandar
dengan
TPI
dipisahkan oleh tembok, yang hanya dapat
Karanganyar
100
dilalui
melewati
sebuah
pintu,
yang
ukurannya kurang lebih dapat dilalui oleh TPI Kelas 3
dua orang dewasa secara bersama-sama.
6
Sarang
100
7
Pandangan
100
8
Klidang Lor
100
9
Tanjungsari
100
19
PPSC
92,02
Sumber: Perhitungan DEA dengan menggunakan Banxia Frontier Analysis
Dalam proses pengangkutan ikan dari kapal menuju ke TPI harus melalui pintu tersebut, karena hanya itulah satu-satunya jalan masuk. Seringkali, dalam kesibukan proses
pengangkutan,
nelayan
bersimpangan di pintu masuk tersebut, sehingga salah satu harus mengalah dan
yang
menepi, baru kemudian masuk melalui
dijadikan obyek penelitian, 9 (sembilan)
pintu tersebut. Hal ini sangat tidak praktis,
diantaranya sudah efisien. Kecuali TPI
karena sebagai salah satu TPI Kelas 1 yang
PPSC, dengan nilai 92,02%. Bila nilai
sangat
suatu TPI sudah mencapai 100%, maka
pengangkutan ikan dari kapal ke TPI
berarti TPI tersebut telah efisien, yaitu
sangatlah penting. Karena ikan merupakan
telah mampu untuk meminimalkan input
produk yang bersifat high perishable atau
untuk meraih output yang maksimal.
mudah rusak. Proses penyortiran ikan
Berikut
dilakukan diatas kapal masing-masing.
Dari
ini
10
(sepuluh)
akan
dibahas
TPI
mengenai
produktif,
kelancaran
kemungkinan pengembangan di beberapa
Untuk
TPI. Meskipun telah mencapai nilai 100
nelayan menggunakan es, tetapi untuk
atau efisien, tetapi berdasarkan hasil
hasil-hasil
17
upaya-upaya
proses
tangkapan
pengawetan
awal
ikan,
mereka,
Jurnal Pasir Laut, Vol. 1, No.2, Januari 2006 : 12-21
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
diawetkan dengan menggunakan garam.
tangkapannya
Dengan proses pengawetan yang sangat
berlangsung hingga sore hari, tergantung
minim dan
kurang
dari jumlah kapal yang harus dilayani. Satu
memadai, bisa dipastikan ikan akan lebih
hal yang menjadi nilai tambah untuk TPI
cepat mengalami kemunduran mutu, yang
ini adalah untuk ukuran TPI Kelas 3,
selanjutnya akan berpengaruh terhadap
sistem pengarsipannya yang sangat baik.
harga jualnya. Kecepatan proses persiapan
Data dapat dirunut hingga tahun 1980-an
sampai dengan lelang akan berpengaruh
ke belakang, daan semua itu ditulis secara
pada kualitas ikan. Bila pintu masuk
manual. Dari pengamatan di lapangan, di
diperbesar ukurannya, atau barangkali
TPI ini tidak terdapat fasilitas mesin bantu
dapat dibuat dua buah pintu terpisah,
tulis seperti misalnya mesin ketik atau
masing-masing untuk aktivitas keluar dan
komputer.
masuk, akan lebih memudahkan dan
kelengkapan data-data yang masuk, dengan
memperlancar proses pengangkutan ikan-
demikian akan memudahkan bila terjadi
ikan hasil tangkapan. Ketika ditanyakan
permasalahan
kepada pihak TPI, apakah ada kebijakan
kemungkinan pengembangan TPI dengan
sehubungan dengan
didasarkan pada data-data tersebut.
jumlah
es
hal
yang
ini,
ternyata
Hal
Untuk
sampai saat ini belum ada.
di
sini,
ini
berkaitan
atau
TPI
lelang
dapat
dengan
kemungkinan-
PPNP,
Bajomulyo,
Sarang,
Tasikagung, Karanganyar dan Klidang
Kabupaten Rembang yang merupakan TPI
Lor, rata-rata telah dilengkapi dengan
Kelas 3. Meskipun TPI ini merupakan TPI
fasilitas-fasilitas yang memadai, disamping
yang
(mendekati
bangunan TPI yang telah baik. Tetapi
perbatasan dengan Propinsi Jawa Timur),
sebagaimana TPI-TPI pada umumnya,
tetapi TPI ini termasuk TPI yang cukup
setelah selesai kegiatan lelang dan lantai
produktif.
bila
dibersihkan, tetap terlihat air menggenang
bangunan TPI diperbesar, akan lebih
di sepanjang lantai TPI. Seharusnya lantai
memudahkan dalam proses pelelangan
TPI memenuhi persyaratan kemiringan
ikan dan memungkinkan lebih banyak
tertentu, sehingga semua air dan bahan
kapal yang mendarat di TPI Sarang.
buangan dapat mengalir ke arah parit-parit
Berdasarkan wawancara dengan personalia
di sekeliling TPI. Hal ini penting untuk
TPI, frekuensi lelang di TPI Sarang rata-
sanitasi dan hygiene di sekitar TPI, terlebih
rata dua kali dalam sehari, dan biasanya
untuk TPI-TPI besar dan masuk kategori
pada saat-saat ramai, dalam arti, banyak
Kelas
Selanjutnya
kapal
terjauh
di
letaknya
Untuk
yang
TPI
selanjutnya,
mendaratkan
1
dan
Kelas
2,
selayaknya
hasil
Sulistyani Dyah P., Sutrisno A., Indah S., Analisis Efisiensi TPI …
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
18
persyaratan yang mendasar seperti ini
Tetapi dengan asumsi pembulatan, jumlah
sudah terpenuhi.
tersebut sudah sesuai untuk mencapai
Pada saat penelitian lapangan di TPI
Pandangan,
Kabupaten
Rembang
efisien. Untuk jumlah kapal, dikurangi sebesar 95,61% dari sebelumnya, semula
Dari
268 menjadi 12 buah. Personalia TPI yang
dokumtasi yang terlampir, dapat dilihat
semula berjumlah 30, cukup sebanyak 13,
bahwa saat ini TPI Pandangan sedang
atau dikurangi sebesar 56,33%. Juru lelang
dalam tahap pembangunan, karena TPI
dikurangi sebesar 76,86%, dari yang
yang lama sudah tidak dianggap memadai,
semula 10 orang ,menjadi cukup 2 orang.
sehingga perlu adanya perluasan gedung
Juru bongkar yang semula berjumlah 15
TPI untuk memperlancar proses lelang.
orang, dikurangi sebesar 68,71%, menjadi
TPI Pandangan ini berhadapan langsung
5 orang. Jumlah bakul, dari 166 orang
dengan laut, sehingga berpotensi untuk
menjadi
menjadi
82,86%. Jumlah basket, dari 220 buah,
sedang
sepi
kegiatan
tempat
lelang.
mendaratkan
hasil
28,
atau
dikurangi
tangkapan yang cukup baik, terlebih lagi
menjadi 114,
karena jarak dari laut ke TPI yang sangat
48,07%. Jumlah timbangan dari semula 5
dekat, sehingga memudahkan dalam proses
buah, dikurangi sebesar 72,74% menjadi 1
pengangkutan ikan hasil tangkapan.
buah. Sedangkan nilai raman sebesar
Selanjutnya dibahas mengenai TPI yang belum mencapai nilai efisien :
atau
sebesar
dikurangi sebesar
11.246.726.400 telah sesuai dengan target, sehingga potential improvement 00,00%.
Skor TPI PPSC adalah 92,02%.
Share omzet TPI terhadap Jawa Tengah
Karena dibawah 100%, berarti TPI tersebut
sebesar 1,63 telah sesuai target, dengan
belum
nilai potential improvement 00,07%.
efisien.
Untuk
meningkatkan
efisiensi, dapat dilakukan antara lain :
Beberapa
kemungkinan
yang
panjang pangkalan pendaratan, dari 3000
diberikan diatas, adalah hasil perhitungan
m, menjadi 572 m, yaitu dikurangi 81,43%
DEA dengan software Banxia Frontier
dari panjang pendaratan semula. Lantai
Analysis. Dari beberapa kemungkinan
lelang cukup seluas 344 m2 atau 72,75%
diatas, ada beberapa yang mungkin untuk
dari semula, 1264 m2. Jumlah kapal
dilakukan, dan ada pula yang tidak
bongkar yang semula 171, cukup sebanyak
mungkin, dengan beberapa pertimbangan
7 buah, atau lebih sedikit 95,98% dari
tertentu.
semula. Jumlah alat tangkap yang semula
terhadap panjang pangkalan pendaratan
4, menurut perhitungan, seharusnya 3,68,
dan lantai lelang, tentu tidak dapat serta
atau mengalami pengurangan 7, 98%.
merta dilakukan, karena merupakan suatu
19
Sebagai
contoh
pengurangan
Jurnal Pasir Laut, Vol. 1, No.2, Januari 2006 : 12-21
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
konstruksi bangunan yang masif. Demikian
umumnya
nelayan
pula dengan personalia TPI, juru lelang,
mendaratkan
dan juru bongkar, karena tidaklah mudah
Pelabuhan Bateray. Diharapkan bila ada
untuk melakukan pengurangan terhadap
kegiatan pengerukan ataupun pembersihan
karyawan, terlebih dalam jumlah yang
jalan
tidak sedikit. Sementara untuk jumlah
memudahkan
kapal, jumlah kapal bongkar, alat tangkap,
masuk pelabuhan bagi nelayan.
hasil
masuk,
memilih
untuk
tangkapannya
selanjutnya
transportasi
di
akan
keluar
dan
basket, timbangan dan gerobak masih mungkin untuk dilakukan. Diluar
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
kesulitan-kesulitan
yang pada
Beberapa TPI yang telah mencapai
pengurangan terhadap beberapa variabel
nilai 100%, yang berarti telah efisien,
operasional, perhitungan DEA dengan
masih
software Banxia Frontier Analysis ini
dikembangkan, terutama dari segi fasilitas.
dapat dijadikan salah satu pertimbangan
Sebagai contoh, penambahan pintu masuk
dalam
di TPI Pelabuhan Kota Tegal, penambahan
mungkin
timbul,
khususnya
kegiatan-kegiatan
pembangunan
memungkinkan
untuk
Tempat Pelelangan Ikan selanjutnya agar
bangunan tempat
lelang dan fasilitas
dapat efisien, karena untuk sejumlah
administrasi
TPI
variabel operasional, dapat dicapai nilai
pembangunan gedung TPI baru seperti
efisien dengan jumlah yang kurang dari
yang saat ini tengah berlangsung di TPI
sebenarnya. Sebagai contoh, luas lantai
Pandangan,
lelang di TPI PPSC adalah 1264 m2
Sedangkan TPI PPSC yang memperoleh
sedangkan dengan luas sebesar 344 m2 ,
nilai dibawah 100%, yaitu sebesar 92,02%,
sebenarnya sudah cukup. Untuk hasil yang
pengembangannya dapat dilakukan dengan
sama, dapat dilihat dari output yang
mengacu pada potential improvement yang
dihasilkan, yaitu raman dan share omzet
telah ditunjukkan oleh perhitungan DEA
TPI, dapat dikatakan efisien bila telah
dengan software Banxia Frontier Analysis.
dapat meminimalkan input dalam usaha
Dari hasil penelitian ini diharapkan
pengamatan
Kabupaten
Sarang,
dan
Rembang.
dapat diketahui, input-input apa saja yang
untuk mencapai sasaran (output). Berdasarkan
di
di
sebaiknya ditambah atau dikurangi supaya
lapangan, salah satu faktor penyebab
mencapai
efisien.
Berdasarkan
sepinya kegiatan lelang di TPI PPSC
kemungkinan-kemungkinan
tersebut,
adalah adanya sedimentasi di alur masuk
hendaknya pihak-pihak yang berwenang,
menuju ke Pelabuhan, sehingga pada
dapat memberikan perhatian, khususnya
Sulistyani Dyah P., Sutrisno A., Indah S., Analisis Efisiensi TPI …
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
nilai
20
Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan FE UNDIP, 1: 2-5.
pada setiap kegiatan pembangunan (TPI) Tempat
Pelelangan
mengacu
pada
Ikan,
agar
dapat
perhitungan-perhitungan
tersebut, agar dapat lebih efisien. Untuk TPI yang belum efisien, penambahan ataupun pengurangan terhadap input-input, dapat mengacu pada TPI-TPI yang telah mencapai nilai efisien, agar dapat dicapai keberhasilan yang serupa. Beberapa
kemungkinan
pengembangan terhadap TPI-TPI yang telah mencapai nilai 100% atau telah efisien, hendaknya tetap dapat dilakukan, untuk
menjaga
kondisi
yang
sudah
memenuhi syarat, agar TPI tersebut dapat meraih target nilai raman pada tahun-tahun selanjutnya,
atau
paling
tidak,
mempertahankan nilai raman yang telah didapatkan. Penelitian ini hendaknya menjadi semacam
rekomendasi
bagi
para
pengambil keputusan, agar menjadi bahan
Etty Puji Lestari, 2001. Efisiensi Teknik Perbankan Di Indonesia Tahun 1995-1999 : Aplikasi DEA. Tesis S 2, UGM, Yogyakarta. Fauzi,
A. dan Suzy Anna, 2005. Pemodelan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan untuk Analisis Kebijakan. Gramedia Pustaka Utama, Yakarta.
Indah Susilowati dan M. Ikhwan, 2004. Petunjuk Pengukuran Efisiensi Melalui Data Envelopment Analysis (DEA). Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. Indah Susilowati, 2003. Pemetaan Ekspor Ikan Di TPI Juwana-Pati dan Kota Pekalongan. Penelitian FE UNDIP Kerjasama dengan Propinsi Jawa Tengah, Semarang. Pause, 1999. Pengukuran Efisiensi: Data Envelopment Analysis (DEA). Pelatihan Metodologi Penelitian Empiris Metode Kuantitatif Ekonomi dan Bisnis. PAU Studi Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
pertimbangan untuk peningkatan efisiensi terhadap pembangunan TPI, maupun TPI-
Supranto. 2003. Metode Riset. Rineka Cipta, Jakarta.
TPI yang belum mencapai nilai efisien.
DAFTAR PUSTAKA Damanhuri, Mumu dan Indah Susilowati, 2002. Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten Perbankan dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA). Studi Kasus : Bank-bank yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002. Jurnal Dinamika Pembangunan Jurusan 21
Wibisono Wiyono, 2005. Peran dan Strategi Koperasi Perikanan dalam Menghadapi Tantangan Pengembangan TPI dan PPI Di Indonesia Terutama Di Pulau Jawa. Makalah dalam Semiloka Internasional tentang Revitalisasi Dinamis Pelabuhan Perikanan dan Perikanan Tangkap Di Pulau Jawa dalam Pembangunan Perikanan Indonesia, Bogor.
Jurnal Pasir Laut, Vol. 1, No.2, Januari 2006 : 12-21
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com