ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN BAHAN BAKU SANTAN DI PT. BUMI SARIMAS INDONESIA KABUPATEN PADANG PARIAMAN
LAPORAN TUGAS AKHIR
NETI NOVRITA SARI NBP. 1111313027
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PRODUKSI PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH TANJUNG PATI 2015
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa isi laporan tugas akhir yang saya tulis dengan judul ”Analisis Efisiensi Pengelolaan Bahan Baku Santan di PT. Bumi Sarimas Indonesia Kabupaten Padang Pariaman” merupakan hasil kerja atau karya saya sendiri dan bukan merupakan ciplakan dari hasil kerja atau karya orang lain, kecuali kutipan yang sumbernya dicantumkan. Jika dikemudian hari pernyataan ini ternyata tidak benar, maka saya akan menerima sangsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Tanjung Pati, 02 Juli 2015 Yang menyatakan,
Neti Novrita Sari NBP. 1111313027
ii
RINGKASAN NETI NOVRITA SARI. Analisis Efisiensi Pengelolaan Bahan Baku Santan di PT. Bumi Sarimas Indonesia Kabupaten Padang Pariaman. Di bawah bimbingan NOVA SILLIA S.Pt, MM dan ARNAYULIS, S.Si, M.Si Kelapa merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak manfaat bagi masyarakat. Permintaan produk-produk hasil olahan kelapa masih terus meningkat baik untuk ekspor maupun pasar dalam negeri. Produk-produk hasil olahan kelapa antara lain santan awet, virgin oil, nata de coco, dan lain-lain. Bahan baku merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh dalam proses produksi suatu produk. Efisiensi pengelolaan bahan baku juga sangat penting untuk dilakukan dalam perusahaan. Efisiensi menjadi perwujudan kemampuan perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan tujuan yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan bahan baku kelapa, mengetahui efisiensi dari penggunaan bahan baku santan, dan bagaimana implikasi manajerial tentang penggunaan bahan baku yang efisien bagi PT. Bumi Sarimas Indonesia Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian dilaksanakan mulai dari tanggal 16 Maret-1 Mei 2015 pada PT. Bumi Sarimas Indonesia Kabupaten Padang Pariaman. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif serta metode statistik kuadrat terkecil (methods of least squares). Hasil penelitian dari pengelolaan bahan baku kelapa pada PT. Bumi Sarimas Indonesia sudah mengikuti standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan perusahaan mulai dari pembelian, penerimaan, pengumpulan atau penyimpanan, pengeluaran, persiapan bahan baku serta pengolahan bahan baku kelapa untuk produksi santan. Penggunaan bahan baku daging kelapa terhadap produksi hasil santan di PT. Bumi Sarimas Indonesia Kabupaten Padang Pariaman secara umum belum efisien, dikarenakan produksi yang belum optimal. Implikasi manajerial PT. Bumi Sarimas Indonesia tentang penggunaan bahan baku yang efisien dapat dilakukan dengan menerapkan unsur manajemen POAC terhadap kegiatan produksi santan. Planning (perencanaan) dapat dilakukan dengan memproyeksikan kebutuhan baku untuk tahun yang akan datang sehingga dapat memberi gambaran bagi perusahaan untuk menyediakan bahan baku dengan jumlah yang seharusnya agar tercapainya efisiensi penggunaan bahan baku. Organizing (pengorganisasian) dilakukan terhadap bidang kegiatan proses produksi santan kelapa dengan jelas dan terstruktur sehingga setiap kegiatan dapat berjalan dengan baik. Actuating (pelaksanaan) kegiatan produksi santan yang dimulai dari persiapan bahan baku sampai dengan proses produksi harus sesuai dengan SOP (standar operasional prosedur) perusahaan agar setiap kegiatan berjalan dengan lancar dan terstruktur. Controling (pengawasan) terhadap bahan baku serta kontrol kualitas pada mesin yang digunakan. Bahan baku serta mesin sangat mempengaruhi santan yang dihasilkan. Kata kunci : Kelapa, Bahan Baku, Efisiensi.
iii
ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN BAHAN BAKU SANTAN DI PT. BUMI SARIMAS INDONESIA KABUPATEN PADANG PARIAMAN
LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh : NETI NOVRITA SARI NBP. 1111313027
Laporan ini Merupakan Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan (SST)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PRODUKSI PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH TANJUNG PATI 2015
iv
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN BAHAN BAKU SANTAN DI PT. BUMI SARIMAS INDONESIA KABUPATEN PADANG PARIAMAN
Oleh : NETI NOVRITA SARI NBP. 1111313027
Menyetujui, Dosen Pembimbing I,
Dosen Pembimbing II,
Nova Sillia S.Pt, MM NIP. 198311212008122001
Arnayulis, S.Si, M.Si NIP. 197910102009122001
Mengetahui, Direktur Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
Ketuan Jurusan Budidaya Tanaman Pangan
Ir. Gusmalini, M.Si NIP. 195711101987032001
Ir. Setya Dharma, M.Si NIP. 196010061987031003
v
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN BAHAN BAKU SANTAN DI PT. BUMI SARIMAS INDONESIA KABUPATEN PADANG PARIAMAN
Oleh : NETI NOVRITA SARI NBP. 1111313027
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji Laporan Tugas Akhir Program Studi Manajemen Produksi Pertanian Jurusan Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh pada tanggal 08 Juli 2015
TIM PENGUJI No.
Nama
Jabatan
1.
Alfikri, S.Pt, M.Si
2.
Silfia, SP, M.Si
Anggota
3.
Yelfiarita, SP, MP
Anggota
4.
Nova Sillia, S.Pt, MM
Anggota
Tanda Tangan
Ketua
vi
KepadaMu Yaa Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang... Tiada lain alasan ku menjalani hidup ini selain mengabdi, menghamba kepadaMu demi mengharap ridho dariMu... Kepadamu Yaa Rasulullah Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam Terima kasih telah berjuang dalam hidupmu hingga kami umatmu dapat menikmati zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini... Dengan perasaan tulus dan ikhlas kupersembahkan karya kecil ini, sebagai salah satu bentuk ibadahku yang kuharapkan dapat menjadi ilmu yang bermanfaat untuk diriku dan orang lain... Teruntuk Ibuku tersayang Rosniar dan Ayahku tercinta Effendi... Karunia luar biasa yang Allah berikan untukku memiliki orang tua hebat sepertimu Ibu, Ayah... Maafkan aku Ibu, Ayah yang sampai saat ini belum bisa memberikan apaapa untuk mu, maafkan aku yang masih memberikan begitu banyak kesedihan dan kesusahan untuk mu... Tiada lain yang kuharapkan selain kebahagiaanmu, meski kutahu aku takkan pernah mampu membalas kasih sayangmu, cintamu, perhatianmu dan pengorbananmu yang tak terhingga yang telah engkau berikan padaku... Satu hal yang bisa kupastikan kepadamu Ibu, Ayah... Aku tulus dan ikhlas menyayangi dan mencintaimu karena Allah... Untuk Udaku Osman Efendi, Incimku (Alm) Yuni Atmeri, Ayangku Mira Anggraini, Uniku Mimi Efendi, Abangku Rahmadani, Adik-adikku Silvia, Nailul Rahmi dan Harid Fauzan Efendi terima kasih telah menjadi abang, kakak dan adik yang hebat, yang selalu memberikan cinta, kasih sayang dan perhatian padaku, meski jarang terucap tapi selalu tersirat, Inet sayang kalian semua karena Allah... Kak Ipit, Bang Il, Bang Reza, Etek, Om, dan keluarga besarku, terima kasih telah memberikan dukungan, motivasi dan semangat padaku... Semoga keberhasilanku saat ini dapat menjadi batu loncatan untuk mencapai keberhasilan di masa depan...
vii
Ucapan terima kasih yang tak terhingga kusampaikan kepada Ibu Nova Sillia dan Ibu Arnayulis yang telah dengan sabar membimbingku hingga aku sampai pada tahap ini... Kepada Bapak dan Ibu Dosen Manajemen Produksi Pertanian serta Civitas Akademika, kuucapkan terima kasih tak terhingga... Sahabat-sahabatku yang tersayang, “N3i” Febri Yunita, Intan Julietni, Ernita, Rahmatul Hijriati, Masrinon Emila, Resqi Safitri, Nur Azizah, Elfira Pritami, Fadhila, Bg Taufik, Amel, Siti Aisyah, Lina, Yuli, Helni, Rila, Mida, Aini, Ramsiah, Cici, Kak Susri, Adi, Ferdi, Eman, Viker, Hanafi, Ari, Syahrul, Fikri, Bg Azhar, Bg Diva, Om Bray, Hendri, Adam, Sandi, Redi, Hendri, serta keluarga besar Manajemen Produksi Pertanian terima kasih telah menjadi sahabat yang selalu memberikan dukungan, motivasi, keceriaan, kelucuan, kebahagiaan, serta kenangan-kenangan yang indah selama menempuh perkuliahan yang takkan pernah kulupakan dan akan selalu kurindukan. Semoga kita tetap menjadi sahabat dan keluarga meski kelak kita tak dapat saling bersua tapi hati akan selalu merasa... “Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat, maka wajib bagimya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memilki ilmu” (HR. Turmudzi) Semoga sepercik ilmu yang kumiliki saat ini tak membuatku terlena dan lupa... Bahwa tak ada kata cukup untuk menuntut ilmu... Bahwa memiliki sedikit ilmu tak untuk menyombongkan diriku... Tapi, dengan memiliki ilmu membuat aku sadar betapa kecilnya aku...
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, dimana atas Berkah dan Rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul: Analisis Efisiensi Pengelolaan Bahan Baku Santan di PT. Bumi Sarimas Indonesia Kabupaten Padang Pariaman. Selesainya penulisan Laporan Tugas Akhir ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibunda Rosniar dan Ayahanda Efendi selaku orang tua serta keluarga yang telah memberi semangat dan dukungan moril maupun materil kepada penulis. Selanjutnya penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada : 1. Ibu Nova Sillia S.Pt., MM dan Ibu Arnayulis, S.Si., M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. 2. Bapak Alfikri, S.Pt, M.Si, Ibu Silfia, SP, M.Si dan Ibu Yelfiarita, SP, MP selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini. 3. Bapak Alfikri S.Pt, M.Si selaku ketua program studi Manajemen Produksi Pertanian Politenik Pertanian Negeri Payakumbuh. 4. Bapak Ir. Setya Dharma M.Si selaku kepala jurusan Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. 5. Ibu Ir. Gusmalini M.Si selaku direktur Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. 6. Bapak Dharma Putra, Bapak Suman, Bapak Zainal, Bapak Jimi, Abang Nanda, Ibu It, Ibu Neldawati, Bapak Erwin, Abang Meldi, Abang Yandi, Anjar, Kak Yuli, Kak Rini, Deri, Nico, Kak Ita dan seluruh karyawan Departemen Pembelian pada khususnya dan karyawan PT. Bumi Sarimas Indonesia Kabupaten Padang Pariaman pada umumnya yang telah memberikan informasi dan bantuan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. 7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
ix
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun penyajiannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Laporan ini dimasa mendatang. Semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pihak-pihak yang memerlukan.
Tanjung Pati, Juli 2015
Neti Novrita Sari
x
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 29 November 1993 di Pariaman sebagai anak keenam dari sembilan bersaudara dari pasangan Efendi (Ayah) dan Rosniar (Ibu). Penulis menamatkan pendidikan dasar di SDN 04 Rawang, Pariaman pada tahun 2005, pendidikan menengah pertama di SLTPN 4 Pariaman pada tahun 2008, dan pendidikan menengah atas di SMAN 2 Pariaman pada tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis melanjutkan kuliah pada program studi Manejemen Produksi Pertanian, Jurusan Budidaya Tanaman Pangan di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah mengikuti beberapa perlombaan yang dilaksanakan dalam lingkungan kampus, yaitu lomba matematika tingkat mahasiswa Politkenik Pertanian Negeri Payakumbuh, lomba karya tulis ilmiah (LKTI) tingkat mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, lomba program kreatifitas mahasiswa (PKM) tingkat mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh dan pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Penulis juga pernah melakukan penelitian pada proyek usaha mandiri dengan judul “Pemanfaatan Mikoriza Arbuskula untuk Mengoptimalkan hasil Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)”. Selain itu penulis juga pernah mengikuti organisasi kemahasiswaan pada Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh yaitu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kesenian Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh dan Himpunan Mahasiswa (HIMA) Jurusan Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh sebagai anggota Departemen P3. Penulis juga pernah mengikuti beberapa kegiatan pelatihan selama perkuliahan yang dilaksanakan di lingkungan kampus, yaitu Pelatihan dan Penyuluhan Kesuburan Tanah Politeknik Pertanian Universitas Andalas, Tutorial lomba matematika tingakat mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, Pelatihan Manajemen dan Akuntansi Niaga, Pelatihan Pendidikan Berkarakter,
xi
ESQ Leadership Training, Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar (LKTD), dan Workshop kemuslimahan UKM Fsi Al-Azzam. Penulis juga pernah memiliki pengalaman kerja pada PT. Bumi Sarimas Indonesia yaitu pada bagian Departemen Pembelian. Kegiatan ini bersamaan dengan kegiatan Praktek Kerja Lapang Mahasiswa (PKPM).
xii
DAFTAR ISI
Halaman RINGKASAN ..........................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ............................................................................
ix
DAFTAR ISI ...........................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL ..................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
xvii
I.
PENDAHULUAN ...........................................................................
1
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 1.4. Manfaat Penelitian .....................................................................
1 3 5 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................
7
2.1. Kelapa ........................................................................................ 2.2. Industri Pengolahan Kelapa ....................................................... 2.3. Bahan baku .................................................................................. 2.4. Pengelolaan Bahan Baku ........................................................... 2.5. Produksi Santan Kelapa .............................................................
7 10 10 11 15
III. METODE PELAKSANAAN .........................................................
19
3.1. Tempat dan Waktu ..................................................................... 3.2. Data dan Sumber Data ............................................................... 3.3. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 3.4. Metode Analisis .........................................................................
19 19 20 21
IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .......................................
23
4.1. Sejarah PT. Bumi Sarimas Indonesia ......................................... 4.2. Kedudukan PT. Bumi Sarimas Indonesia .................................. 4.3. Lokasi PT. Bumi Sarimas Indonesia .......................................... 4.4. Visi dan Misi Perusahaan ........................................................... 4.5. Struktur Organisasi ....................................................................
23 24 25 25 26
xiii
................................................................................................................... Halaman V. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................
35
5.1. Pengelolaan Bahan Baku ........................................................... 5.2. Efisiensi Bahan Baku untuk pengolahan santan ........................ 5.3. Implikasi Manajerial bagi PT. Bumi Sarimas Indonesia ...........
35 46 51
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................
60
6.1. Kesimpulan ................................................................................ 6.2. Saran ...........................................................................................
60 61
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
62
LAMPIRAN .............................................................................................
65
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Jumlah daging kelapa untuk pengolahan santan pada PT. Bumi Sarimas Indonesia tahun 2012-2014 ........................................................
43
2. Produktivitas dan efisiensi penggunaan bahan baku daging Kelapa untuk pengolahan santan pada PT. Bumi Sarimas Indonesia tahun 2012-2014 .................................................................................................
48 48
3. Proyeksi penggunaan bahan baku kelapa pada PT. Bumi Sarimas Indonesia tahun 2016-2017 .......................................................................
55 53
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Bagan proses produksi ..............................................................................
16 16
2. Piramida tingkatan manajemen PT. Bumi Sarimas Indonesia .................
26 26
3. Struktur pimpinan perusahaan (company leader) pada PT. Bumi Sarimas Indonesia .....................................................................................
28 28
4. Struktur organisasi pada bagian departemen PT. Bumi Sarimas Indonesia ...................................................................................................
31 31
5. Prosedur pembelian dan penerimaan buah kelapa ....................................
35 35
6. Penerimaan bahan baku kelapa tahun 2011-2014 ....................................
38 38
7. Bagan alir persiapan bahan baku pengolahan santan ...............................
41 41
8. Bagan alir proses pengolahan santan ........................................................
44 44
9. Sistem penetapan target penerimaan bahan baku kelapa .........................
52 52
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Data penerimaan bahan baku kelapa pada PT. Bumi Sarimas Indonesia tahun 2012-2014 ......................................................................
65 63
2. Analisa proyeksi penggunaan bahan baku daging kelapa pada PT. Bumi Sarimas Indonesia tahun 2016-2017 ...............................................
66 64
3. Proyeksi penggunaan bahan baku daging kelapa pada PT. Bumi Sarimas Indonesia tahun 2016-2017 .........................................................
68 66
xvii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kelapa merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak manfaat bagi masyarakat. Hal ini disebabkan karena semua bagian tanaman kelapa dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial dan budaya (Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi kalimantan Timur, 2009). Indonesia merupakan negara yang memiliki lahan tanaman kelapa terbesar di dunia dengan luas lahan 3,88 juta hektar (97% perkebunan rakyat). Selama 34 tahun, luas tanaman kelapa meningkat dari 1,66 juta hektar pada tahun 1969 menjadi 3,89 juta hektar pada tahun 2005. Meskipun luas areal meningkat, akan tetapi produktivitas pertanaman cenderung menurun. Produktivitas lahan kelapa Indonesia masih lebih rendah dibandingkan India dan Srilangka. Bertolak belakang dengan produktivitas kelapa yang cenderung menurun, permintaan produk-produk hasil olahan kelapa masih terus meningkat baik untuk ekspor maupun pasar dalam negeri (Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian, 2010). Produk-produk hasil olahan kelapa bermacam-macam, antara lain santan awet, virgin oil, nata de coco, dan lain-lain (Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB, 2008). Usaha pengolahan kelapa ini dapat dilakukan oleh industri kecil, menengah bahkan besar. Usaha pengolahan kelapa yang dapat dilakukan oleh industri kecil contohnya pengolahan santan, nata de coco, gula kelapa, arang tempurung, dan perabotan rumah tangga, sedangkan untuk teknologi minyak kelapa kualitas tinggi serta minuman ringan belum dapat dikuasai oleh industri kecil (Abdurachman dan Mulyani, 2003). Adapun suatu 1
perusahaan/industri dalam melakukan produksi tentunya memerlukan sumber daya yang mendukung kelancaran produksi tersebut. Salah satu sumber daya tersebut adalah bahan baku. Bahan baku merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh dalam proses produksi suatu produk. Bahan baku dapat berpengaruh pada jumlah produk (output) dan kualitas produk yang dihasilkan (Hamidah, Deoranto dan Astuti, 2013). Selain itu menurut Hidayat (2013) bahan baku merupakan sarana produksi yang sangat penting. Penggunaan bahan baku yang tepat akan dapat menghasilkan produksi yang tinggi sehingga dalam melakukan proses produksi hendaknya memperhatikan bagaimana penggunaan bahan baku yang tepat tersebut. Akan tetapi, pada proses produksi tidak hanya penggunaan bahan baku yang tepat yang perlu diperhatikan, efisiensi penggunaan bahan baku juga sangat penting. Efisiensi merupakan gambaran yang membandingkan antara keluaran (output) dengan masukan (input) sebagai perwujudan perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki, untuk tujuan menghasilkan keluaran yang diharapkan. Oleh karena suatu perusahaan penting untuk melihat atau mengetahui apakah sumber daya (dalam hal ini bahan baku) digunakan sudah efisien atau belum. Salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan kelapa adalah PT. Bumi Sarimas Indonesia. Beberapa produk olahan yang dihasilkan yaitu santan kelapa, kelapa parut kering, serta minuman nata de coco. Santan kelapa merupakan salah satu produksi utama pada PT. Bumi Sarimas Indonesia. Adapun produk santan pada PT. Bumi Sarimas Indonesia ini memiliki 2 (dua) merk dagang yaitu cocomas dan bumas. Merk dagang ini sudah cukup dikenal di kalangan masyarakat. Adapun dalam proses produksi santan kelapa pada
2
PT. Bumi Sarimas Indonesia menggunakan bahan baku kelapa dalam jumlah yang banyak, mengingat pasar yang dicakup oleh PT. Bumi Sarimas Indonesia ini adalah pasar internasional. Oleh karena itu mengingat penggunaan bahan baku kelapa dalam jumlah yang banyak untuk memproduksi santan kelapa tersebut, maka efisiensi penggunaan bahan baku sangat penting untuk dilakukan. Efisiensi merupakan hubungan antara input dan output dalam operasional perusahaan. Efisiensi menjadi perwujudan kemampuan perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan tujuan yang diharapkan (Suryani, Dzulkirom daan Dwiatmanto, 2015). Berdasarkan defenisi tersebut maka dalam penggunaan bahan baku kelapa untuk produksi santan perlu diketahui tingkat efisiensi dari penggunaan bahan baku kelapa tersebut. Berdasarkan penjabaran diatas, maka penulis tertarik untuk memilih judul penelitian “Analisis Efisiensi Pengelolaan Bahan Baku Santan di PT. Bumi Sarimas Indonesia Kabupaten Padang Pariaman”. 1.2. Rumusan Masalah PT. Bumi Sarimas Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan kelapa. Produk yang dihasilkan antara lain santan kelapa, minyak kelapa, tepung kelapa dan nata de coco. PT. Bumi Sarimas Indonesia saat ini sudah mencapai pasar internasional. Mengingat pasar yang dituju oleh PT. Bumi Sarimas Indonesia adalah pasar internasional, maka pemasaran produknya tentu dalam jumlah banyak. Adapun permasalahan yang dihadapi oleh PT. Bumi Sarimas Indonesia pada saat ini adalah belum tercapainya kapasitas maksimal produksi pengolahan santan. Kapasitas maksimal pengolahan daging kelapa untuk produksi santan
3
adalah 6.480 ton/bulan sedangkan pada kenyataannya PT. Bumi Sarimas Indonesia hanya mampu mengolah 1.098 ton daging kelapa/bulan. Hal ini disebabkan karena belum terpenuhinya kebutuhan bahan baku daging kelapa yang seharusnya. Kebutuhan bahan baku daging kelapa yang PT. Bumi Sarimas Indonesia adalah 3.840 ton daging kelapa/bulan, sedangkan realisasi dari daging kelapa yang ada pada PT. Bumi Sarimas Indonesia hanya rata-rata hanya mencapai 1.098 ton daging kelapa/bulan. Selain itu dalam pengadaan bahan baku kelapa pada PT. Bumi Sarimas Indonesia tidak bisa ditentukan setiap harinya, karena sistem pengadaan bahan baku kelapa memang mengandalkan pemasok yang datang ke PT. Bumi Sarimas Indonesia tersebut, sehingga ada suatu saat dimana tidak ada bahan baku kelapa yang diterima atau jumlahnya sangat sedikit. Permasalahan yang dihadapi ini membuat PT. Bumi Sarimas Indonesia hendaknya dapat mengelola bahan baku sehingga menjadi efisien. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : 1.
Bagaimanakah teknik pengolahan bahan baku santan di PT. Bumi Sarimas Indonesia Kabupaten Padang Pariaman ?
2.
Bagaimanakah efisiensi penggunaan bahan baku santan di PT. Bumi Sarimas Indonesia Kabupaten Padang Pariaman ?
3.
Bagaimanakah implikasi manajerial tentang penggunaan bahan baku yang efisien bagi PT. Bumi Sarimas Indonesia Kabupaten Padang Pariaman ?
4
1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Mengetahui teknik pengolahan bahan baku santan di PT. Bumi Sarimas Indonesia Kabupaten Padang Pariaman.
2.
Mengetahui efisiensi penggunaan bahan baku santan di PT. Bumi Sarimas Indonesia Kabupaten Padang Pariaman.
3.
Mengetahui implikasi manajerial tentang penggunaan bahan baku yang efisien bagi PT. Bumi Sarimas Indonesia Kabupaten Padang Pariaman.
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1.
Penulis Hasil penelitian ini sebagai bahan perbandingan antara teori yang didapatkan selama perkuliahan dengan kenyataan yang terjadi di perusahaan, sehingga dapat menambah pengetahuan sehubungan dengan disiplin ilmu yang penulis tekuni.
2.
Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan pengetahuan khususnya dalam bidang penggunaan bahan baku pada perusahaan manufaktur dan dapat memberikan informasi dan gambaran jelas bagi peneliti lainnya yang ada hubungannya dengan masalah ini.
3.
Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai masukan dalam mengelola penggunaan bahan baku kelapa, sehingga pihak manajemen
5
dapat memperoleh tambahan informasi dalam perencanaan pengelolaan atau pengendalian kegiatan selanjutnya.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kelapa Ismail (2009), menyatakan klasifikasi botani tanaman kelapa adalah sebagai berikut : Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyedonae
Ordo
: Palmales
Famili
: Palmae
Genus
: Cocos
Spesies
: Cocos nucifera L.
Tanaman kelapa memiliki bagian akar, batang, daun, bunga, dan buah. Tanaman kelapa memiliki akar serabut. Akar serabut tanaman kelapa ini sangat lebat, mencapai 4.000-7.000 helai pada pohon tanaman kelapa yang sudah dewasa. Akar tanaman kelapa tumbuh mendatar dekat permukaan tanah 10-15 meter serta tumbuh ke dalam tanah 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) meter, akan tetapi tidak dapat menembus lapisan yang keras. Apabila ujung akar sampai pada permukaan air, maka bagian ujung akan berhenti memanjang (Hariyadi, 2008). Batang tanaman kelapa hanya mempunyai satu titik tumbuh yang disebut umbud (bud) yang bertekstur lunak dan kaya akan gula. Batang tanaman kelapa selalu tumbuh mengarah ke atas dan tidak memiliki cabang. Batang tanaman kelapa tidak memiliki kambium, sehingga tidak memiliki pertumbuhan sekunder. Tanaman kelapa memerlukan waktu 3-4 tahun untuk dapat menampilkan bagian batangnya di atas tanah (Hariyadi, 2008). 7
Kelapa termasuk tanaman yang memiliki daun lengkap karena memiliki bagian pelepah, tangkai dan helaian daun. Bagian pelepah daun melekat pada batang dan meninggalkan bekas bila daun tersebut telah gugur. Daun tanaman kelapa merupakan daun yang majemuk menyirip (pinnatus) dengan anak daun berbentuk pita. Kelapa dewasa mempunyai 30-40 daun pada tajuknya. Daun tanaman kelapa pada umumnya memiliki panjang 5-7 meter dengan jumlah anak daun 200-300 helai. Panjang anak daun bervariasi antara 90-135 cm (Hariyadi, 2008). Bunga tanaman kelapa tumbuh apabila tanaman kelapa telah mencapai umur tertentu. Karangan bunga berturur-turut tumbuh keluar dari ketiak daun. Karangan bunga kelapa disebut mayang (apabila daun belum membuka) atau manggar (apabila daun telah mekar/pecah). Pada bagian luar karangan bunga diselubungi oleh kulit mayang yang disebut dengan seludang (spatha). Panjang seludang berkisar antara 80-90 cm. Satu manggar pada tanaman kelapa mempunyai 20-40 cabang (malai), sedangkan satu malai biasanya mempunyai 1-3 buah bunga betina pada pangkal dan 250-300 buah bunga jantan. Jadi, pada satu manggar mempunyai 20-60 bunga betina dan 5.000-12.000 bunga jantan. Masa reseptif tanaman kelapa sangat pendek, yaitu berkisar antara 1-4 hari. Masa reseptif adalah masa putik dapat menerima tepung/serbuk sari (Sastrosayono, 2003). Apabila tidak terjadi penyerbukan, maka bunga betina akan lepas dari tangkainya (Hariyadi, 2008). Buah tanaman kelapa terbentuk setelah 3-4 minggu infloresen (bunga majemuk) membuka, bunga betina telah dibuahi dan mulai tumbuh menjadi buah. Sebanyak 1/2-3/4 dari jumlah buah yang terbentuk akan berangsur-angsur rontok
8
karena pohon tidak sanggup membesarkan semua buah yang ada. Pada umur tiga bulan buah yang tinggal masih akan gugur lagi sebanyak 3-6%. Buah kelapa dapat dipanen setelah 11-12 bulan bunga betina diserbuki. Buah kelapa terdiri dari bagian epicarp, yaitu bagian kulit luar yang permukaannya licin, agak keras, dan tebalnya ± 1/7 mm. Kemudian bagian mesocarp, yaitu bagian tengah yang disebut dengan sabut yang terdiri dari serat-serat yang keras dan tebalnya 3-5 cm. Bagian yang ketiga yaitu endocarp, yaitu bagian tempurung yang keras sekali, tebalnya 3-6 mm. Bagian yang terakhir yaitu bagian endosperm, tebalnya 8-10 mm. Pada bagian dalam buah terdapat organ khusus yang disebut “kentos” atau haustorium. Buah kelapa yang tua terdiri dari 35% sabut, 12% tempurung, 28% endosperm dan 25% air. Pada bagian endosperm buah kelapa mengandung 52% air, 34% minyak, 3% protein, 1,5% zat gula dan 1% abu. Air yang terkandung di dalam buah kelapa mengandung 2% gula, 4% zat kering (Hariyadi, 2008). Tanaman kelapa adalah tanaman yang tumbuh di daerah tropis dan dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan iklim basah maupun iklim kering. Berdasarkan kriteria kesesuaian lahan, tanaman kelapa dapat tumbuh pada daerah dengan temperatur tahunan rata-rata 20-35º C dengan suhu optimal 25-28º C. Curah hujan 1.000-5.000 mm/tahun atau yang paling sesuai 2.000-3.000 mm/tahun (Abdurachman dan Mulyani, 2003). Tanaman kelapa menghendaki intensitas cahaya matahari yang tinggi dengan jumlah penyinaran minimal 2.000 jam per tahun. Kelapa dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah. Syarat tanah yang baik untuk tanaman kelapa adalah struktur baik, aerase dan drainase baik, permukaan air tanah letaknya cukup dalam (minimal 1 meter dari permukaan
9
tanah) dan keadaan air tanah hendaknya bergerak (tidak menggenang). pH tanah yang diinginkan tanaman kelapa optimal pada 6,0-8,0. 2.2. Industri Pengolahan Kelapa Menurut Mahmud dan Ferry (2005), tanaman kelapa merupakan tanaman yang serba guna, karena seluruh bagian dari tanaman kelapa mulai dari akar hingga daun serta buahnya dapat dimanfaatkan. Buah kelapa adalah bagian utama dari tanaman kelapa yang berperan sebagai bahan baku industri. Buah kelapa terdiri dari beberapa komponen bagian yaitu sabut kelapa, tempurung kelapa, daging buah kelapa dan air kelapa. Daging buah kelapa merupakan komponen utama yang dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi. Salah satu hasil olahan dari daging buah kelapa ini adalah coconut milk atau santan kelapa. Cristianti dan Prakosa (2009) menyebutkan bahwa santan adalah cairan yang diperoleh dengan melakukan pemerasan pada daging buah kelapa parutan. Santan merupakan bahan makanan yang dipergunakan untuk mengolah berbagai jenis masakan yang mengandung daging, ikan, ayam, dan untuk pembuatan kue-kue, es krim, gula-gula dan lain-lain. 2.3. Bahan Baku Bahan baku disebut juga bahan dasar yang yang dipergunakan untuk memproduksi suatu barang. Bahan baku yang integral dari produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan (Herawati, 2008). Menurut Stice dan Skousen (2011) cit (Herliana, Novriyadi, dan Wahyuni, 2013), “bahan baku adalah barang-barang yang dibeli untuk digunakan dalam proses produksi”. Bahan baku dapat diambil
10
langsung kepada sumber aslinya ataupun dibeli dari perusahaan lain yang berperan sebagai pemasok (Herliana et al., 2013). Bahan beku diperlukan oleh suatu perusahaan untuk diolah menjadi barang jadi. Perusahaan akan berusaha untuk semaksimal mungkin agar mendapatkan bahan baku yang mempunyai kualitas baik dengan harga yang terjangkau. Hal ini dikarenakan hasil akhir produksi sangat ditentukan oleh kualitas bahan baku (Pradhitya, 2010). 2.4. Pengelolaan Bahan Baku Bahan baku merupakan faktor produksi yang paling dominan dalam kegiatan produksi (Herawati, 2008). Bahan baku adalah salah satu faktor produksi yang sangat penting. Kekurangan bahan baku yang merupakan bahan dasar dalam proses produksi dapat menghambat atau menghentikan proses produksi (Hidayat, 2013). Bahan baku yang merupakan faktor produksi utama dalam proses produksi suatu perusahaan erat kaitannya dengan penggunaan bahan baku yang efisien. Efisiensi adalah rasio output dan input, seberapa besar output yang dihasilkan dengan menggunakan sejumlah input yang dimiliki perusahaan (Hijayati, Dzulkirom dan Husaini, 2014). Menurut Ginting dan Sibarani (1995) efisiensi adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat pemanfaatan suatu fasilitas. Menurut Suryani et al. (2015), efisiensi berhubungan erat dengan konsep produktivitas. Efisiensi merupakan hubungan antara input dan output dalam operasional perusahaan. Efisiensi menjadi perwujudan kemampuan perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan tujuan yang diharapkan. Efisiensi juga merupakan suatu ukuran keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya (Suryani et al., 2015).
11
Menurut Mulianti (2008), syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai efisiensi adalah : 1.
Syarat keharusan Syarat keharus dapat tercapai pada saat produksi tidak memungkinkan untuk
memproduksi jumlah produk yang lebih banyak dengan menggunakan jumlah faktor produksi (dalam hal ini bahan baku) yang sama. Kemudian, tidak memungkinkan untuk memproduksi produk yang sama dengan jumlah faktor produksi yang lebih sedikit. 2.
Syarat kecukupan Syarat kecukupan merupakan suatu indikator pilihan yang dapat membantu
produsen dalam menentukan penggunaan faktor produksi (bahan baku) yang sesuai dengan tujuannya. Pengelolaan bahan baku berhubungan dengan fungsi manajemen yang sering disebut sebagai POAC : 1.
Perencanaan (Planning) Perencanaan (planning) merupakan suatu proses untuk menetapkan di awal
berbagai hasil akhir yang ingin dicapai oleh perusahaan pada masa yang akan datang (Solihin, 2009). Perencanaan dengan hasil akhir yang ingin dicapai memiliki jeda waktu antara keduanya, dimana semakin panjang rencana yang dibuat maka jeda waktu antara perencanaan dengan hasil akhir yang ingin dicapai semakin besar dan derajat ketidakpastian pencapaian hasil tersebut juga semakin meningkat. Begitu pula sebaliknya, semakin pendek jeda waktu antara perencanaan yang dibuat dengan target hasil yang ingin dicapai, maka derajat ketidakpastian akan menurun (Solihin, 2011).
12
2.
Pengorganisasian (Organizing) Organisasi adalah persekutuan/perkumpulan orang-orang yang masing-
masingnya diberi peranan tertentu dalam suatu sistem kerja dan pembagian kerja dimana pekerjaan dipilah-pilah menjadi tugas dan dibagikan kepada pada pelaksana tugas/pemegang jabatan untuk mendapatkan satu kesatuan hasil. Organisasi juga melibatkan berbabagai sumber daya seperti modal, material, mesin-mesin dan teknologi yang juga dikoordinasikan penggunanya agar dapat mencapai tujuan organisasi (Solihin, 2009). Pengorganisasian adalah fungsi yang dijalankan oleh manajer perusahaan untuk membagi pekerjaan kepada pelaksana tugas serta mengembangkan struktur hubungan antara pelaksana tugas yang satu dengan pelaksana tugas yang lainnya sehingga tugas tersebut dapat dilakukan dan menunjang tercapainya tujuan organisasi/perusahaan. Solihin (2009) menyatakan bahwa pengorganisasian sebagai suatu proses terdiri dari lima kegiatan utama : a.
Membagi seluruh beban kerja menjadi tugas-tugas yang secara logis dapat dikerjakan oleh individu-individu maupun kelompok dalam suatu organisasi perusahaan.
b.
Mengelompokkan tugas-tugas dan sumber daya manusia yang memiliki kesamaan tugas kedalam suatu kelompok (departemenlisasi).
c.
Mengembangkan hirarki organisasi yang akan mengatur pertanggungjawaban masing-masing jenjang manajemen yang terlibat dalam organisasi.
d.
Melakukan pengisian jabatan-jabatan yang ada dengan sumber daya manusia yang sesuai dengan persyaratan jabatan yang diperlukan oleh suatu jabatan.
13
e.
Kegiatan pengorganisasian mencakup berbagai aktivitas untuk memadukan berbagai tugas yang berada pada masing-masing departemen agar keseluruhan kegiatan yang dilakukan terintegrasi dan mengarah kepada pencapaian tujuan perusahaan.
3.
Pelaksanaan (Actuating) Pelaksanaan (actuating) adalah usaha menggerakkan seluruh orang yang
terkait, untuk secara bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang masing-masing dengan cara yang baik dan benar. Actuating merupakan fungsi yang fundamental dalam manajemen karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan agar semua anggota organisasi mulai dari tingkat teratas sampai dengan terbawah berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula (Mulyono, 2008). Fungsi pelaksanaan (actuating) berperan untuk melakukan pengarahan, bimbingan serta komunikasi untuk menciptakan, memelihara, menjaga atau mempertahankan dan memajukan organisasi melalui setiap personil, baik secara struktural maupun fungsional, supaya langkah operasionalnya tidak keluar dari usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Selain itu pelaksanaan (actuating) juga merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggungjawabnya (Mulyono, 2008). 4.
Pengawasan (Controling) Pengawasan/pengendalian merupakan proses monitoring terhadap kegiatan
yang dilakukan sumber daya organisasi untuk memastikan bahwa aktivitas yang
14
dilakukan tersebut akan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan tindakan koreksi dapat dilakukan untuk memperbaiki penyimpangan yang terjadi. Robbins dan Coulters (2003) cit. Solihin (2009) menyatakan proses controling pengawasan/pengendalian terdiri dari empat aktivitas yaitu : a.
Penetapan tujuan. Penetapan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan, strategi untuk mencapai tujuan tersebut sampai kepada penentuan anggaran yang menunjukkan rencana alokasi masing-masing sumber daya organisasi persusahaan dalam menunjang pencapaian tujuan.
b.
Pengukuran Pengukuran merupakan penetapan satuan numerik terhadap suatu objek yang diukur.
c.
Membandingkan Merupakan proses membandingkan kinerja aktual dengan standar kinerja dan berbagai tujuan yang telah ditetapkan.
d.
Tindakan manajerial Melakukan evaluasi terhadap kinerja yang dicapai organisasi secara keseluruhan maupun pencapaian kinerja individu.
2.5. Produksi Santan Kelapa 2.5.1. Pengertian Produksi Produksi secara umum diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Produksi juga dimaksudkan sebagai proses yang mengubah masukan-masukan (input) dan menggunakan sumber-sumber daya untuk menghasilkan keluaran-keluaran
15
(output) yang berupa barang-barang dan jasa-jasa. Pengertian produksi dalam arti sempit hanya diartikan sebagai kegiatan yang menghasilkan barang, baik barang jadi maupun barang setengah jadi. Hasil produksi dapat berupa barang-barang konsumsi maupun barang-barang industri (Assauri, 1999). Setyawan (2015) menyatakan bahwa produksi merupakan kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau faedah baru. Produksi secara singkat dapat dikatakan sebagai serangkaian kegiatan atau proses untuk merubah input menjadi output. Lebih jelasnya dapat diperhatikan pada gambar berikut : Input
Proses transformasi (Produksi)
Output
Umpan balik
Gambar 1. Bagan proses produksi 2.5.2. Proses Produksi Santan Kelapa Suhardiyono (1988) menyatakan bahawa santan adalah cairan yang diperoleh dengan melakukan pemerasan terhadap daging buah kelapa parutan. Salah satu cara untuk melakukan ekstraksi santan kelapa adalah dengan melakukan pemerasan pada daging buah kelapa yang diparut. Cara pemerasan ini dapat dilakukan dengan cara manual dan dengan menggunakan mesin. Adapun cara pemerasan secara manual dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
16
1.
Kelapa diparut dengan parutan manual yang tajam, maka dapat diperoleh hasil parutan berukuran 3-4 mm dengan ketebalan 1-2 mm.
2.
Selanjutnya hasil parutan kelapa ditempatkan pada kain katun berbentuk segi empat, kemudian keempat sudutnya ditarik bersama-sama menjadi satu sehingga daging buah kelapa berbentuk seperti bola.
3.
Bola ini kemudian diperas dengan cara memuntir kain pembungkusnya, gerakan ini seperti memeras pakaian untuk dikeringkan. Pemerasan ditahan sampai aliran santan berhenti.
4.
Ampas daging buah kelapa parutan ini masih dapat memberikan sejumlah santan lagi, dengan cara menumbuk ampas tersebut dengan mortir kayu atau memeras hasil tumbukan setelah menambah air sesuai dengan proporsi yang dikehendaki.
Adapun cara pemerasan santan kelapa dengan menggunakan mesin adalah sebagai berikut : 1.
Buah kelapa butiran yang masak diseleksi dan dikupas tempurungnya.
2.
Daging buah kelapa yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam mesin penggiling. Gilingan kelapa ini dicampur dengan air sejumlah 0,5-2 kali berat daging buah kelapa. Campuran ini kemudian dialirkan ke penekanan ulir (secrew press) untuk memperoleh santannya.
3.
Selanjutnya santan dimasukkan ke dalam centrifuge untuk memisahkan krim dan cairannya. Kemudian krim dicampur dengan air 0,5-2 kali berat krim dan dipasteurisasi selama 15-30 menit. Setelah dipasteurisasi kemudian krim dicampur dengan stabilizer dan dialirkan ke homogenizer.
17
4.
Campuran dari homogenizer dipanaskan pada temperatur mendekati temperatur didihnya. Setelah itu santan dituangkan panas-panas kedalam botol atau kaleng kemasan dan disegel. Menurut Suhardiyono (1988), produk pengawetan dan pengalengan santan
telah mendapat perhatian di Thailand dan Inggris. Metode yang diterapkan di Thailand yaitu santan disterilkan pada temperatur 117ºC selama 3 menit, selanjutnya didinginkan pada temperatur 87ºC, homogenisasi, kemudian dikalengkan atau dibotolkan dengan perlakuan aseptis.
18
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Lokasi penelitian ditetapkan secara purposive (sengaja) yaitu pada PT. Bumi Sarimas Indonesia. Lokasi PT. Bumi Sarimas Indonesia terletak di Jalan Raya Padang-Bukitting KM 21 Duku, Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian dilaksanakan mulai pada tanggal 16 Maret sampai dengan tanggal 1 Mei 2015. 3.2. Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari PT. Bumi Sarimas Indonesia, yang terdiri atas : data kapasitas olah pabrik, data kebutuhan bahan baku daging kelapa serta data mengenai proses pengelolaan bahan baku pengolahan santan kelapa. Data primer dikumpulkan melalui hasil pengamatan, pencatatan langsung di lapangan dan wawancara dengan responden. Responden dari penelitian ini yaitu pihak perusahaan antara lain karyawan, manajer bahan baku, manajer pengolahan santan dan pihak perusahaan lainnya yang berkaitan. Responden ini dipilih sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa responden mengetahui dan dapat memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan dengan baik, khususnya mengenai kebijakan penggunaan bahan baku dan pelaksanaan penggunaan bahan baku di PT. Bumi Sarimas Indonesia. Data sekunder yang diperoleh antara lain : data mengenai gambaran umum perusahaan, data produksi santan kelapa dan data penggunaan bahan baku daging kelapa. Data sekunder dikumpulkan dari catatan-catatan yang dimiliki perusahaan, (bahan pustaka) buku, serta hasil laporan penelitian terkait.
19
3.3. Metode Pengumpulan Data 3.3.1. Studi Lapangan (Field Research) Studi lapangan yaitu melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan dengan cara melakukan pengamatan langsung pada perusahaan yang bersangkutan yang dalam penelitian ini yaitu PT. Bumi Sarimas Indonesia. Bentuk studi lapangan yang dilakukan yaitu dengan melakukan pengamatan langsung pada PT. Bumi Sarimas Indonesia, baik melalui observasi dan wawancara. 1.
Observasi, merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung
terhadap objek penelitian yang diamati, kemudian
mencatat informasi yang diperoleh selama pengamatan. 2.
Wawancara, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan atau tanya jawab secara langsung kepada pihakpihak yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Wawancara dilakukan dengan pimpinan perusahaan, karyawan perusahaan dan pihak lain yang terkait dalam penelitian ini.
3.3.2. Studi Kepustakaan (Library Research) Studi kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data sekunder. Studi kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan data yang bersumber dari literaturliteratur, jurnal, dan hasil penelitian lainnya yang berhubungan dengan objek penelitian. Studi kepustakaan ini dilakukan untuk mendapatkan materi penunjang mengenai masalah yang sedang dibahas.
20
3.4. Metode Analisis 1.
Metode Deskriptif Analisis deskriptif dilakukan dengan merumuskan dan mengumpulkan data,
mengklasifikasikan data serta menginterpretasikannya sehingga memberikan suatu gambaran yang jelas tentang masalah yang sedang dibahas. Selanjutnya diperoleh suatu pendapat yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Adapun analisis deskriptif terbagi menjadi dua, yaitu : a.
Analisis deskriptif kuantitatif, merupakan metode yang bertujuan untuk mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami, dalam bentuk informasi yang ringkas, dimana hasil penelitian beserta analisisnya diuraikan ke dalam bentuk tulisan ilmiah. Hasil dari analisis tersebut akan dibentuk suatu kesimpulan. Data yang dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yaitu data mengenai efisiensi penggunaan bahan baku. Perhitungan efisiensi ini menggunakan rumus : PB =
b.
Jumlah keluaran yang dihasilkan Jumlah bahan baku yang digunakan
× 100%
Analisis deskriptif kualitatif, merupakan metode analisis yang dilakukan dengan melakukan analisis pada data untuk kemudian hasil dari analisis data tersebut dipaparkan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif dan selanjutnya dibandingkan dengan referensi atau literatur yang relevan dengan penelitian. Data yang dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif yaitu data mengenai penggelolaan bahan baku pengolahan santan.
21
2.
Metode Kuadrat Terkecil (Methods of Least Square) Menurut Sondang, Alfikri dan Wiwik (2012) metode trend merupakan suatu
metode analisis yang ditunjukkan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Metode kuadrat terkecil yang digunakan kasus data genap. Data yang digunakan yaitu data bahan baku daging kelapa 36 bulan pada tahun 2012, 2013, dan 2014. Metode ini digunakan untuk meramal penggunaan bahan baku daging kelapa untuk beberapa tahun yang akan datang. Metode kuadrat terkecil diperoleh persamaan Y= a + bx dimana, a=∑
b=
𝑌 𝑛
∑ 𝑋𝑌 ∑ 𝑋2
n = banyak data
22
IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1. Sejarah PT. Bumi Sarimas Indonesia PT. Bumi Sarimas Indonesia adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan kelapa (Cocos nusifera L.). PT. Bumi Sarimas Indonesia didirikan pertama kali oleh Bapak Benyamin pada bulan Februari tahun 1999. Nama perusahaan yang digunakan pada awalnya adalah PT. Bumi Sarimas Kelapa. PT. Bumi Sarimas Indonesia mulai beroperasi pada September 1999 dengan produk yang diolah pertama kali adalah tepung kelapa dan minyak kelapa mentah. Selanjutnya PT. Bumi Sarimas Indonesia memproduksi produk baru pada bulan Desember tahun 2000 yaitu produk santan kelapa. Dua tahun kemudian tepatnya pada Oktober 2002, PT. Bumi Sarimas Indonesia kembali memproduksi produk baru yaitu produk nata de coco. Perkembangan masih terus dilanjutkan oleh PT. Bumi Sarimas Indonesia sehingga pada April 2003, perusahaan ini kembali memproduksi produk baru yaitu produk air minum kemasan. PT. Bumi Sarimas Indonesia terus mengembangkan usahanya dengan memperoleh sertifikat-sertifikat yang menunjang kualitas produk yang dihasilkan. Sertifikat tersebut antara lain sertifikat food safety management system (HACCP) untuk pembuatan tepung kelapa dan santan kelapa. Kemudian sertifikat ISO 9001 : 2000 yang terdaftar untuk pembuatan tepung kelapa, santan kelapa, nata de coco, minyak kelapa mentah dan air minum kemasan. Sertifikat ini didapatkan pada November 2003. Pada November 2007, PT. Bumi Sarimas Indonesia kembali memperoleh sertifikat The British Retail Consortium (BRC), sertifikat ini merupakan sertifikat untuk standar keamanan pangan. Pada Agustus 2011 sertifikat ISO 9001 : 2000 dan CODEX HACCP diperoleh untuk produk air 23
kelapa. Selain itu PT. Bumi Sarimas Indonesia juga telah diperiksa oleh tim audit SEDEX dan mendapatkan hasil yang sangat baik. PT. Bumi Sarimas Indonesia pada saat ini sudah mencapai pasar global. Beberapa benua yang menjadi pasar ekspor dari PT. Bumi Sarimas Indonesia antara lain Asia, Amerika Serikat, Eropa, Australia serta negera Timur Tengah. Produk-produk yang menjadi produk yang diekspor seperti santan kelapa, air kelapa, tepung kelapa, serta minyak kelapa mentah. Sementara itu untuk bisnis lokal, produk yang dijual oleh PT. Bumi Sarimas Indonesia yaitu air mineral dalam kemasan dan nata de coco. PT. Bumi Sarimas Indonesia merupakan perusahaan swasta yang memiliki kebijakan mutu, jaminan keamanan pangan, legalitas dan produk yang berkualitas. PT. Bumi Sarimas Indonesia bertekad untuk memenuhi persyaratan mutu dan keamanan pangan yang sesuai dengan keinginan pelanggan. PT. Bumi Sarimas Indonesia akan memastikan bahwa kebijakan ini dipahami diterapkan dan dipelihara dalam organisasi. PT. Bumi Sarimas Indonesia akan menerapkan dan meningkatkan sistem manajemen mutu dan makanan sesuai dengan persyaratan ISO 9001 yang relevan, HACCP dan BRC sebagai standar global untuk keamanan pangan. 4.2. Kedudukan PT. Bumi Sarimas Indonesia PT. Bumi Sarimas Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian yaitu pengolahan kelapa. PT. Bumi Sarimas Indonesia berkedudukan sebagai perseroan terbatas. Perseroan terbatas (PT) adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian untuk menjalankan usaha yang modalnya terdiri dari saham-saham,
24
yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya (Sagoro, 2011). Boone dan Kurtz (2007) juga menyatakan bahwa perseroan terbatas (PT) adalah organisasi hukum dengan aktiva dan kewajiban yang terpisah dari aktiva dan kewajiban pemiliknya. 4.3. Lokasi PT. Bumi Sarimas Indonesia PT. Bumi Sarimas Indonesia beralamat di Jl. Raya Padang Bukittinggi Km. 21 Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Pada saat ini PT. Bumi Sarimas Indonesia memiliki lahan seluas 80.000 m2. Lokasi PT. Bumi Sarimas Indonesia dapat dikatakan cukup strategis, hal ini dikarenakan dilihat dari transportasi yang lancar karena lokasi PT. Bumi Sarimas Indonesia yang berdekatan dengan jalan raya. Selain itu faktor-faktor lain yang menunjang kelancaran jalannya perusahaan juga mudah untuk didapatkan. Faktor-faktor tersebut seperti sumber daya bahan baku dan sumber bahan bakar yang tersedia dekat dengan perusahaan. 4.4. Visi dan Misi Perusahaan PT. Bumi Sarimas Indonesia sebagai salah satu perusahaan yang sudah sangat berkembang hingga mencapai pasar internasional tentunya memiliki visi dan misi untuk kemajuan perusahaannya. Adapun visi dari PT. Bumi Sarimas Indonesia adalah bersama-sama dengan masyarakat memanfaatkan potensi sumber daya alam/kelapa yang ada, dengan berwawasan ramah lingkungan “zero waste program”. Misi dari PT. Bumi Sarimas Indonesia adalah :
25
1.
Memproses seluruh hasil budidaya termasuk limbah-limbah yang ada menjadi produk bernilai komersial yang tinggi untuk pasar lokal dan ekspor dan mewujudkan agribisnis yang berwawasan ramah lingkungan “zero waste program”.
2.
Mengembangkan jaringan pemasaran nasional dan internasional.
4.5. Struktur Organisasi PT. Bumi Sarimas Indonesia sudah memiliki struktur manajemen yang jelas. Adapun pembagian tingkatan manajemen pada PT. Bumi Sarimas Indonesia dapat dilihat pada piramida di bawah ini :
Top management 2 orang Middle management 28 orang Lower management 106 orang Rank dan file 1.836 orang
Gambar 2. Piramida tingkatan manajemen pada PT. Bumi Sarimas Indonesia
26
Berdasarkan piramida tingkatan manajemen PT. Bumi Sarimas Indonesia dapat diketahui : 1.
Bagian Top management terdiri dari 2 (dua) posisi yaitu managing director dan general manager.
2.
Bagian Middle management terdiri dari posisi manager/asisten manajer, kepala bagian/asisten kepala bagian.
3.
Bagian Lower management terdiri dari posisi supervisor/asisten supervisor, foreman/asisten foreman.
4.
Bagian Rank dan file terdiri dari pekerja.
27
Adapun struktur untuk pimpinan perusahaan (company leader) pada PT. Bumi Sarimas adalah sebagai berikut :
Managing Director
General Manager
Deputy GM
Management Representative
RM/GA /HRD Manager
Fin/Acc Manager
Reg. Sales/ Comercial/ Warehouse Manager
QC Manager
Engineering Manager
MP/DC Prod. As.Manager
AC Prod. As.Manager
Gambar 2. Struktur pimpinan perusahaan (company leader) pada PT. Bumi Sarimas Indonesia
28
Bottled Water As.Manager
Berdasarkan struktur diatas dapat diketahui bahwa terdapat beberapa bagian departemen pada PT. Bumi Sarimas Indonesia yang dibawahi oleh seorang manajer/asisten manajer. Penjelasan dari struktur diatas adalah sebagai berikut : 1.
Managing director (Direktur), merupakan pemilik dari PT. Bumi Sarimas Indonesia.
2.
General manager (Manajer umum), merupakan manajer yang bertugas untuk mengawasi kegiatan yang dilakukan pada PT. Bumi Sarimas Indonesia secara keseluruhan.
3.
Deputy G M (Wakil manajer umum), merupakan wakil dari manajer umum yang memiliki tugas hampir sama dengan manajer umum.
4.
Management representative (Perwakilan manajemen)
5.
Raw Material (RM) manager (Manajer bahan baku), merupakan manajer yang mengurus bidang persediaan bahan baku.
6.
General affair (GA) manager (Manajer urusan umum), merupakan manajer yang bertugas untuk mengurus urusan umum perusahaan seperti urusan transportasi, limbah, sanitasi.
7.
Human resource development manager (HRD) (Manajer HRD), merupakan manajer yang bertugas untuk mengurus bidang sumber daya manausia, seperti penerimaan tenaga kerja, pengupahan tenaga kerja, absensi, dan lain-lain.
8.
Financial/accounting manager (Manajer keuangan), merupakan manajer yang bertugas untuk membawahi bidang keuangan serta mengurus urusan dibidang keuangan seperti pembelian, pemberian gaji, pembayaran pajak dan lain-lain.
29
9.
Registration sales/commercial manager (Manajer perdagangan), merupakan manajer yang membawahi bidang perdagangan baik ekspor ataupun impor.
10. Warehouse (WHS) manager (Manajer gudang), merupakan manajer yang membawahi bidang penerimaan dan pengeluaran barang. 11. Quality control manager (Manajer kontrol kualitas), merupakan manajer yang
membawahi
bidang
pengontrolan
kualitas,
seperti
pengujian
laboratorium untuk produk. 12. Engineering
manager
(Manajer
mesin),
merupakan
manajer
yang
membawahi bidang mesin. Bidang mesin ini mengurus boiler, water treatment, listrik, dan lain-lain. 13. Meat preparation (MP) assistant manager (Asisten manajer persiapan bahan), merupakan bagian yang masih dibawahi oleh asisten manajer. Bidang ini mengurus untuk persiapan bahan. 14. Asseptic coconut (AC) production assistant manager (Asisten manajer pengolahan santan), merupakan bagian yang masih dibawah oleh asisten manajer.
Bidang
ini
mengurus
pengolahan
santan
sampai
dengan
pengemasan. 15. Desiccated coconut (DC) production assistant manager (Asisten manajer pengolahan tepung kelapa), merupakan bagian yang masih dibawahi oleh asisten manajer. Bidang ini mengurus pengolahan dan produksi tepung kelapa. 16. Bottled water assistant manager (Asisten manajer air kemasan), merupakan bagian yang masih dibawahi oleh asisten manajer. Bidang ini mengurus produksi air kemasan mulai dari pengolahan sampai dengan pengemasan.
30
Struktur organisasi pada PT. Bumi Sarimas Indonesia secara umum pada setiap departemen antara lain : Manajer Asisten Manajer Kepala Bagian Wakil Kepala Bagian Kepala seksi/Supervisor Administrasi Pelaksana/pekerja Gambar 4. Struktur organisasi pada bagian departemen PT. Bumi Sarimas Indonesia Tugas dan wewenang dari setiap bagian departemen pada PT. Bumi Sarimas Indonesia adalah sebagai berikut : 1.
Manager Tugas dan tanggung jawab : a. Memimpin
dan
mengkoordinir
serta
bertanggungjawab
terhadap
pelaksanaan kerja di lingkungan bagian. b. Mengawasi dan memberikan arahan kerja kepada seluruh bawahan sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditentukan. c. Membuat dan menciptakan lingkungan kerja dalam keadaan bersih dan rapi.
31
Wewenang : a. Memimpin
dan
melakukan
pengawasan
terhadap
kegiatan
kerja
dilingkungan bagian masing-masing. b. Mengkoordinir dan mengusulkan susunan organisasi kerja untuk dapat dipertahankan dan diupgrade terus agar mencapai sasaran yang baik. c. Membuat dan memutuskan pemberian surat peringatan kepada bawahan yang melakukan tindakan indisipliner. 2.
Kepala bagian Tugas dan tanggung jawab : a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program sistem manajemen mutu di departemen. b. Mengawasi departemennya secara keseluruhan. c. Menjamin kebenaran laporan. d. Mengkoordinir pekerja. e. Bertanggungjawab penuh terhadap bawahan dengan menjamin kondisi yang baik dan aman terhadap bawahannya. f. Memberi teguran kepada bawahannya yang melanggar peraturan dan tata tertib secara lisan maupun tulisan. g. Memberi contoh kerja yang baik dan benar kepada bawahannya. h. Menjamin kelancaran jalannya pekerjaan di departemennya.
32
Wewenang : a. Menegur dan memberi surat peringatan pada anggota yang melanggar peraturan perusahaan. b. Menandatangani laporan-laporan yang dibuat administrasi sesuai dengan wewenangnya. c. Memberi saran dan usulan untk kemajuan/peningkatan perusahaan. 3.
Administrasi Tugas dan tanggungjawab : a. Membuat tanda penerimaan atau pembayaran. b. Membuat laporan. c. Menciptakan kerjasama yang baik antar sesama anggota. d. Mematuhi peraturan dan tata tertib yang ada. e. Melaksanakan perintah/tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Wewenang : a. Memberi saran dan usulan untuk kemajuan dan peningkatan perusahaan. b. Melaporkan ketidaksesuaian kepada atasan yang ditemukan dalam laporan-laporan catatan. c. Melarang orang lain yang tidak berkepentingan berada di lokasi kerja/kantor. d. Menandatangani
laporan-laporan
yang
dibuat
sesuai
dengan
wewenangnya.
33
4.
Kepala seksi Tugas dan tanggung jawab : a. Menciptakan kerjasama yang baik antar sesama anggota. b. Mematuhi peraturan dan tata tertib yang ada. c. Melaksanakan perintah/tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. d. Mengawasi serta mengatur anggota. Wewenang : a. Memberikan saran atau usulan kepada atasan demi kelancaran pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya. b. Menandatangani
laporan-laporan
yang
dibuatnya
sesuai
dengan
wewenangnya. c. Melarang orang lain yang tidak berkepentingan berada di dalam lingkungan kerja/kantor. 5.
Pelaksana/Pekerja Tugas dan tanggung jawab : a. Melaksanakan tugas sesuai dengan bagian pada departemennya. b. Memberikan laporan apabila ada kerusakan pada alat kerja. c. Bersikap sopan dan ramah tamah. d. Mentaati seluruh peraturan perusahaan dan disiplin dalam bekerja. e. Melaksanakan tugas-tugas lainnya sesuai dengan intruksi atasan. Wewenang : a. Memberi saran/usulan kepada atasan demi kelancaran pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
34
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Teknik Pengolahan Bahan Baku 5.1.1. Pembelian dan Penerimaan Bahan Baku Kelapa merupakan bahan baku utama untuk produksi santan pada PT. Bumi Sarimas Indonesia. Prosedur pembelian bahan baku kelapa pada PT. Bumi Sarimas Indonesia dilakukan melalui bagian Departemen Pembelian. Kegiatan pembelian bahan merupakan tugas utama dari Departemen Pembelian. Adapun prosedur pembelian dan penerimaan bahan baku buah kelapa adalah sebagai berikut : Pemasok
Pelaporan
Penimbangan
Timbang penuh
Penurunan buah kelapa
Timbang kosong
Sortasi
Kelapa diterima
Kelapa reject
Pengumpulan/penyimpanan
Timbang reject
Gambar 5. Prosedur pembelian dan penerimaan bahan buah kelapa
35
Prosedur kegiatan pembelian bahan baku dimulai dari pemasok yang datang ke bagian Departemen Pembelian. Bahan baku dibeli kepada pemasok yang datang langsung ke PT. Bumi Sarimas Indonesia. Pemasok yang datang bebas untuk menjual kelapa dengan syarat berat minimal semua kelapa yang dibawa adalah 50 kg. Hal ini dikarenakan alat penimbangan yang digunakan adalah jembatan timbangan yang hanya bisa menimbang bahan dengan berat minimal 50 kg. Kemudian pemasok yang datang selanjutnya melapor pada bagian keamanan PT. Bumi Sarimas Indonesia. Hal ini dilakukan karena pihak-pihak yang datang ke PT. Bumi Sarimas Indonesia harus jelas tujuannya, sehingga harus mengkonfirmasikan tujuannya kepada bagian keamanan PT. Bumi Sarimas Indonesia. Pemasok kelapa selanjutnya menimbang kelapa yang dibawa pada bagian penimbangan sekaligus mengambil nomor urut untuk penurunan kelapa dari truk/kendaraannya. Penimbangan ini bertujuan untuk mengetahui berapa banyak kelapa yang dipasok. Penimbangan yang dilakukan pada saat ini disebut dengan timbang penuh. Timbang penuh ini adalah penimbangan yang menimbang seluruh isi dari truk yang dibawa oleh pemasok. Setelah selesai dilakukan penimbangan kelapa yang dibawa oleh pemasok kemudian diturunkan oleh tenaga kerja bagian departemen pembelian. Pembongkaran kelapa dilakukan bersamaan dengan kegiatan sortasi. Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Kejuruan (2013), sortasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memisahkan bahan dari bahan-bahan yang tidak diinginkan. Sortasi kelapa yang dilakukan pada PT. Bumi Sarimas Indonesia dilakukan untuk mendapat bahan baku kelapa yang berkualitas baik dan sesuai dengan persyaratan
36
perusahaan. Adapun kriteria kelapa yang tidak diterima oleh pihak perusahaan yaitu : 1.
Kelapa yang busuk.
2.
Kelapa yang retak/pecah.
3.
Kelapa yang bertunas.
4.
Kelapa yang masih muda.
5.
Kelapa yang berukuran kecil (diameter <10 cm). Kriteria diatas ditetapkan karena memiliki resiko yang dapat menurunkan
mutu/kualitas bahan baku yang akan digunakan. Kriteria kelapa yang retak tidak diterima karena akan beresiko pecah khusunya pada saat berada pada tempat pengumpulan kelapa. Kelapa yang pecah akan menyebabkan dagingnya berjamur karena terkontaminasi dengan udara sehingga dapat menyebabkan buah kelapa tersebut menjadi busuk. Kelapa yang bertunas tidak diterima disebabkan karena pada buah kelapa tersebut sudah memiliki benih yang menyebabkan kandungan air dalam kelapa tersebut tidak ada. Benih tersebut juga mengakibatkan daging kelapa menjadi berminyak sehingga tidak baik untuk diolah menjadi santan. Kelapa muda tidak diterima karena daging kelapa tersebut lunak dan tidak bisa diolah menjadi santan. Kelapa yang tidak diterima ini disebut dengan kelapa reject. Kelapa yang berukuran kecil atau diameternya <10 cm tidak diterima dikarenakan akan beresiko melukai tangan pekerja pada saat pengerjaan persiapan bahan baku. Hal ini disebabkan karena mesin yang digunakan untuk pengerjaan persiapan bahan baku menggunakan mesin menggunakan pisau yang sangat tajam.
37
Penimbangan kembali dilakukan setelah penurunan kelapa selesai. Penimbangan kedua ini disebut dengan timbang kosong. Timbang kosong ini bertujuan untuk mengetahui berat truk/kendaraan yang dibawa oleh pemasok. Selanjutnya dilakukan proses penimbangan yang ketiga yaitu pada kelapa hasil sortasi atau kelapa reject. Penimbangan yang ketiga ini disebut timbang reject. Timbang reject bertujuan untuk mengetahui berapa banyak kelapa reject yang terdapat pada semua kelapa yang dibawa oleh pemasok. Berdasarkan hasil tiga penimbangan ini dapat diketahui jumlah kelapa yang diterima dan harus dibayar oleh perusahaan. Jumlah kelapa yang diterima didapatkan dari pengurangan hasil timbang penuh dengan timbang kosong dan timbang reject atau dapat dirumuskan sebagai berikut : Kelapa yang diterima = Timbang penuh – (Timbang kosong + timbang reject) Harga yang diberikan oleh PT. Bumi Sarimas Indonesia untuk satu kilogram kelapa adalah Rp. 2.000,-. Adapun jumlah kelapa yang diterima oleh PT. Bumi
Jumlah bahan baku kelapa
Sarimas Indonesia pada tahun 2012-2014 dapat dilihat pada grafik berikut : 10,000.00 9,000.00 8,000.00 7,000.00 6,000.00 5,000.00 4,000.00 3,000.00 2,000.00 1,000.00 0.00
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Bulan
Gambar 6. Penerimaan bahan baku kelapa tahun 2011-2014
38
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa bahan baku kelapa yang diterima pada PT. Bumi Sarimas Indonesia pada tahun 2012 adalah 44.955,7 ton, tahun 2013 adalah 46.369,9 ton dan pada tahun 2014 adalah 69.529,8 ton. Penerimaan bahan baku kelapa tampak meningkat setiap tahunnya. Penerimaan kelapa yang paling tinggi yaitu tahun 2014 pada bulan September dengan jumlah penerimaan sebanyak 9.231,5 ton. Penerimaan kelapa yang paling rendah terjadi pada tahun 2012 pada bulan November dengan jumlah penerimaan sebanyak 2.104 ton saja. Adapun yang menyebabkan rendahnya penerimaan kelapa pada PT. Bumi Sarimas Indonesia tersebut adalah ketersediaan buah kelapa oleh pemasok rendah. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kondisi iklim yang tidak mendukung untuk pertumbuhan tanaman kelapa sehingga buah yang dihasil oleh tanaman kelapa tersebut menjadi sedikit. Berdasarkan data dari Departemen Kehutanan Sumatera Barat (2013) kondisi iklim pada akhir tahun merupakan puncak curah hujan maksimum yang dapat mencapai 4.000 mm/tahun. Kondisi ini terutama terjadi pada wilayah pantai barat yang merupakan daerah penghasil kelapa. Kondisi ini dapat mempengaruhi produksi buah tanaman kelapa karena curah hujan yang paling sesuai untuk tanaman kelapa untuk tumbuh dan berproduksi dengan baik adalah 2.000-3.000 mm/tahun (Abdurachman dan Mulyani, 2003). 5.1.2. Pengumpulan dan Pengeluaran Bahan Baku Bahan baku kelapa yang sudah diterima dan telah disortasi kemudian dikumpulkan dalam tempat pengumpulan bahan baku kelapa yang disebut petak kelapa. Bentuk dari petak kelapa ini seperti ruang-ruang yang berbentuk petakanpetakan yang bagian bawahnya dibuat miring dan berongga. Bagian miring ini
39
bertujuan untuk mempermudah kelapa dikeluarkan dari petak. Bagian miring ini juga mengatur agar kelapa yang terlebih dahulu masuk yang biasanya terletak pada bagian bawah yang digunakan terlebih dahulu. Sistem ini disebut dengan sistem FIFO (first in first out). Bagian berongga dari petak kelapa bertujuan untuk menjaga keseimbangan suhu dan kelembaban ruang dari petak kelapa tersebut. Menurut Putra (2009), kriteria ruang penyimpanan dari buah kelapa yang baik antara lain : udara segar dan kering, tidak kebocoran dan kehujanan, tidak langsung terkena matahari serta suhu udara gudang 25-27ºC. Berdasarkan literatur tersebut kondisi tempat pengumpulan/penyimpanan kelapa pada PT. Bumi Sarimas Indonesia tampak telah memenuhi kriteria tempat penyimpanan kelapa yang baik. Petak kelapa yang dimiliki oleh PT. Bumi Sarimas Indonesia berjumlah 48 buah petak kelapa. Satu bagian petak kelapa memiliki kapasitas penyimpanan sebanyak 40.000 butir kelapa. Kapasitas petak kelapa yang cukup banyak dapat menampung banyak bahan baku kelapa. Hal ini akan mempengaruhi ketersediaan bahan baku yang juga akan mempengaruhi proses produksi santan kelapa.
40
5.1.3. Persiapan Bahan Baku untuk Pengolahan Santan Buah kelapa
Pengupasan tempurung
Pemisahaan air kelapa
Pengupasan kulit ari
Pencucian daging kelapa
Penimbangan
Pengolahan santan Gambar 7. Bagan alir persiapan bahan baku pengolahan santan Persiapan bahan baku kelapa untuk pengolahan santan dimulai dari pembukaan tempurung kelapa. Alat yang digunakan untuk pembukaan tempurung kelapa ini disebut dengan mesin sheller. Mesin sheller ini akan memecah tempurung kelapa sehingga tempurung kelapa menjadi serpihan-serpihan kecil. Setelah semua tempurung kelapa lepas maka akan didapatkan daging kelapa putih yang masih dalam keadaan bulat utuh. Kelapa yang sudah dikupas bagian tempurungnya, masih memiliki kulit ari dan air kelapa yang terdapat di dalamnya. Air kelapa ini kemudian dikeluarkan dari daging kelapa dengan cara melobangi daging kelapa dengan menancapkan daging kelapa pada bagian alat mesin sheller yang runcing. Setelah air kelapa dikeluarkan, kemudian daging kelapa tersebut dikupas bagian kulit arinya. Kegiatan
pengupasan
kulit
ari
dilakukan
bertujuan
untuk
benar-benar
41
mendapatkan daging kelapa putih untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan santan. Setelah kulit ari pada daging kelapa dikupas kemudian akan didapatkan bagian daging kelapa putih yang akan digunakan untuk bahan baku pembuatan santan kelapa. Daging kelapa putih yang sudah didapatkan kemudian dilakukan pencucian. Tujuannya adalah untuk membersihkan daging kelapa putih tersebut dari sisa-sisa kulit ari yang menempel. Setelah dicuci dilakukan penyortiran kembali pada daging kelapa putih tersebut apabila masih ada kulit ari yang menempel. Apabila masih ada kulit ari yang menempel maka dipisahkan dan dikupas kembali kulit ari tersebut. Sedangkan untuk daging kelapa putih yang bersih langsung dimasukkan pada truk untuk ditimbang beratnya dan kemudian diteruskan ke tempat pengolahan santan kelapa. Persiapan bahan baku daging kelapa putih ini harus dilakukan dengan bersih. Truk yang digunakan juga merupakan truk khusus dan memiliki penutup. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar daging kelapa putih tetap bersih dan terhindar dari debu maupun kotoran lain ketika akan mengantar ke tempat pengolahan santan kelapa sehingga tidak terjadi kontaminasi pada bahan baku. Adapun jumlah daging kelapa putih yang didapatkan untuk pengolahan santan kelapa pada tahun 2012-2014 dapat dilihat pada tabel berikut :
42
Tabel 1. Jumlah daging kelapa untuk pengolahan santan pada PT. Bumi Sarimas Indonesia tahun 2012-2014 Bahan Baku Daging Kelapa Putih (ton) Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Januari 1.086,4 702,6 640,2 Februari 1.081,0 528,5 721,8 Maret 1.096,3 623,0 990,3 April 967,9 979,6 1.181,6 Mei 935,4 1.333,3 1.658,7 Juni 1.029,1 1.261,8 1.731,2 Juli 1.050,4 1.590,3 1.665,4 Agustus 731,3 716,9 1.552,1 September 925,6 920,1 2.187,9 Oktober 989,0 949,1 1.831,9 November 585,9 683,9 1.684,1 Desember 710,2 792,1 1.442,9 Total 11.188,4 11.081,2 17.288,0 Sumber : PT. Bumi Sarimas Indonesia (2015) Bulan
Daging kelapa putih merupakan bahan baku utama untuk pengolahan santan kelapa. Daging kelapa putih yang didapatkan pada tahun 2012 adalah 11.188,4 ton, pada tahun 2013 adalah 11.081,2 ton dan tahun 2014 adalah 17.288 ton. Daging kelapa putih yang paling banyak didapatkan adalah pada tahun 2014. Jumlah ini berbanding lurus dengan jumlah bahan baku yang diterima pada tahun 2014.
43
5.1.4. Pengolahan Santan Kelapa Daging kelapa
Sortasi
Pencucian
Pemarutan
Pengepresan
Pengumpulan
Mixing
Sterilisasi
Pengumpulan santan Gambar 8. Bagan alir proses pengolahan santan Pengolahan santan kelapa merupakan proses lanjutan setelah bahan baku daging kelapa putih dipersiapkan. Daging kelapa putih yang sudah dipersiapkan sebelumnya dilakukan penyortiran kembali. Hal ini bertujuan untuk memperoleh bahan baku daging kelapa putih yang benar-benar bersih dari dari bahan-bahan yang tidak diinginkan yang dapat mempengaruhi hasil produksi santan nantinya. Selanjutnya daging kelapa putih tersebut dicuci untuk membersihkan kembali daging kelapa setelah penyortiran yang dilakukan sebelumnya. Bahan
baku
daging kelapa putih selanjutnya dimasukkan ke dalam mesin parut. Pemarutan ini
44
bertujuan untuk mempermudah dalam proses selanjutnya dalam pengolahan santan kelapa. Adapun proses selanjutnya yaitu pengepresan. Pengepresan parutan daging kelapa ini dilakukan pada mesin press. Mesin press akan menekan parutan daging kelapa hingga mengeluarkan cairan santan kelapa. Santan kelapa yang sudah didapatkan kemudian dikumpulkan pada satu tangki yang disebut dengan storage tank. Storage tank ini berfungsi untuk mengumpulkan santan kelapa yang telah diolah. Setelah semua bahan baku daging kelapa diolah menjadi santan dan sudah terkumpul pada storage tank selanjutnya santan dipindahkan pada blanding tank. Pemindahan santan pada blanding tank ini bertujuan untuk dilakukan mixing pada santan yang sudah dikumpulkan tadi. Proses mixing bertujuan untuk homogenisasi kembali santan yang terkumpul tadi karena santan yang lama terkumpul dapat terjadi proses pengendapan. Proses selanjutnya yaitu proses sterilisasi. Proses sterilisasi ini dilakukan pada mesin PTIS. Proses sterilisasi ini merupakan kegiatan yang penting pada proses pengolahan santan kelapa. Kegiatan sterilisasi ini bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan atau zat-zat yang mungkin terkandung di dalam santan yang dapat merusak kualitas santan yang diperoleh sehingga santan menjadi bau atau pecah. Arianingrum, Atun dan Handayani (2006) juga mengatakan bahwa proses sterilisasi juga bertujuan untuk menghindari ketengikan dan santan pecah. Santan yang sudah disterilkan kemudian dipindahkan ke dalam aseptic tank. Aseptic tank merupakan tangki tempat pengumpul santan yang sudah steril.
45
Pengolahan santan kelapa pada PT. Bumi Sarimas Indonesia pengerjaannya dilakukan satu hari. Setiap bahan baku yang diperoleh pada hari tersebut langsung diolah menjadi santan, sehingga bahan baku yang dipakai dalam keadaan segar. Selain itu bahan baku yang digunakan juga dalam keadaan bersih dan steril. 5.2. Efisiensi Bahan Baku untuk Pengolahan Santan Menurut Suryani, Ar, dan Dwiatmanto (2015), efisiensi merupakan gambaran yang membandingkan antara keluaran (output) dengan masukan (input) sebagai perwujudan perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki, untuk tujuan menghasilkan keluaran yang diharapkan. Menurut Tunggal (2003) cit. Suryani et al. (2015) efisiensi penggunaan bahan baku dapat diukur melalui perhitungan produktivitas bahan baku (PB) yang menggunakan rumus sebagai berikut : PB =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛
× 100%
Selanjutnya, untuk megetahui efisiensi penggunaan bahan baku kelapa maka produktivitas bahan baku yang sudah direalisasikan dibandingkan dengan produktivitas penggunaan bahan baku target. Hal ini berdasarkan pernyataan Suryani et al. (2015) yang menyatakan bahwa efisiensi penggunaan bahan baku dapat dilihat dari hasil selisih produktivitas bahan baku
yang direalisasikan
dengan produktivitas bahan baku target. Adapun untuk melihat efisiensi penggunaan bahan baku pada PT. Bumi Sarimas Indonesia maka data yang digunakan sebagai target adalah hasil penelitian Ahmad (2013) yang menyatakan bahwa 1 ton daging kelapa dapat menghasilkan 364 liter santan. Berdasarkan data tersebut maka produktivitas yang didapat adalah sebagai berikut :
46
PB =
364 1.000
× 100%
PB = 36,4 % = 36 % (pembulatan) Kriteria penggunaan bahan baku yang dikatakan efisien apabila persentase realisasi produktivitas bahan baku sama dengan persentase target produktivitas atau apabila produktivitas bahan baku lebih tinggi dari persentase target produktivitas. Selanjutnya penggunaan bahan baku dikatakan efisien apabila selisih antara persentase realisasi produktivitas dan persentase target produktivitas bahan baku bernilai positif (+), sedangkan apabila selisihnya bernilai negatif (-) dianggap belum efisien (Suryani et al., 2015). Berdasarkan kriteria tersebut dapat disederhanakan kriteria penggunaan bahan baku yang dikatakan efisien apabila persentase produktivitas penggunaan bahannya lebih besar atau sama dengan 36%, sedangkan penggunaan bahan baku dikatakan belum efisien apabila persentase produktivitas penggunaan bahan baku lebih kecil dari 36%. Berdasarkan standar yang sudah ditetapkan ini maka dapat dilihat penggunaan bahan baku pada PT. Bumi Sarimas Indonesia yang sudah efisien atau belum setiap bulannya pada tabel 2 berikut :
47
Tabel 2.
Tahun
Produktivitas dan efisiensi penggunaan bahan baku daging kelapa untuk pengolahan santan pada PT. Bumi Sarimas Indonesia tahun 2012-2014. Bulan
Pemakaian Hasil Produktivitas bahan Produksi bahan baku baku (ton) (liter) (X) (Y) (%) 2012 Januari 1.086 408 38 Februari 1.081 408 38 Maret 1.096 341 31 April 968 238 25 Mei 935 260 28 Juni 1.029 261 25 Juli 1.050 417 40 Agustus 731 219 30 September 926 222 24 Oktober 989 374 38 November 586 185 32 Desember 710 194 27 Rata-rata 932 294 31 2013 Januari 703 218 31 Februari 529 168 32 Maret 623 186 30 April 980 293 30 Mei 1.333 442 33 Juni 1.262 362 29 Juli 1.590 490 31 Agustus 717 220 31 September 920 226 25 Oktober 949 249 26 November 684 198 29 Desember 792 246 31 Rata-rata 923 275 30 2014 Januari 640 195 30 Februari 722 220 30 Maret 990 302 30 April 1.182 360 31 Mei 1.659 506 30 Juni 1.731 528 30 Juli 1.665 508 30 Agustus 1.552 473 31 September 2.188 667 30 Oktober 1.832 559 30 November 1.684 514 31 Desember 1.443 440 31 Rata-rata 1.441 439 30 Sumber : PT. Bumi Sarimas Indonesia (diolah)
Keterangan
Efisien Efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Efisien Belum efisien Belum efisien Efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien Belum efisien
48
Berdasarkan data pada tabel 2 diatas, maka dapat dilihat bahwa penggunaan bahan baku pada tahun 2012-2014 secara umum dinilai belum efisien. Hal ini dikarenakan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan selisih antara persentase produktivitas realisasi dan target bernilai negatif. Secara tidak langsung data ini menggambarkan bahwa PT. Bumi Sarimas Indonesia belum menerapkan pengolahan bahan baku yang dimiliki secara efisien. Secara umum penggunaan bahan baku daging kelapa pada PT. Bumi Sarimas Indonesia dinilai belum efisien, akan tetapi pada tahun 2012 terdapat beberapa
bulan
yang
sudah
efisien
penggunaannya
karena
persentase
produktivitas penggunaan bahan baku realisasinya lebih tinggi dari persentase produktivitas penggunaan bahan baku target. Hal ini memperlihatkan bahwa pada kenyataannya PT. Bumi Sarimas Indonesia sudah pernah mampu menggunakan bahan baku dengan efisien meskipun hanya terdapat pada beberapa bulan saja. Adapun informasi mengenai efisiensi ini diperlukan agar perusahaan dapat menggunakan bahan baku dengan mampu menghasilkan produksi (output) yang maksimal (Kurniasari dan Poerwono, 2010). Adapun faktor yang menyebabkan belum efisiennya produktivitas penggunaan bahan baku tersebut salah satunya berkaitan dengan produksi santan yang dihasilkan. Menurut Utaminingsih (2007) cit. Kurniasari dan Poerwono (2010) faktor yang mempengaruhi efisiensi adalah apabila penggunaan input yang sama dengan jumlah unit input yang digunakan perusahaan lain akan tetapi dapat menghasilkan output yang lebih besar. Hal ini menggambarkan bahwa hasil produksi (output) menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi produktivitas penggunaan bahan baku tersebut.
49
Hasil produksi santan pada PT. Bumi Sarimas Indonesia lebih sedikit jika dibandingkan dengan hasil produksi santan berdasarkan penelitian Ahmad (2013). Adapun menurut Suhardiyono (1988) faktor yang mempengaruhi produksi santan kelapa tersebut antara lain bahan baku dan pengaruh mesin peras yang digunakan. Bahan baku mempengaruhi produksi berkaitan dengan tingkat kematangan dan jenis bahan baku kelapa yang digunakan. Cahya dan Susanto (2014) menyatakan bahwa buah kelapa yang baik untuk dijadikan santan adalah buah kelapa dengan tingkat kematangan yang tua. Buah kelapa tua berumur 11-13 bulan. Menurut Kasifalham, Argo, dan Lutfi (2013), kematangan buah kelapa merupakan faktor yang kritis untuk menghasilkan santan. Kelapa yang belum tua akan menghasil santan yang sedikit dan kualitasnya rendah. Bahan baku kelapa yang dibeli oleh PT. Bumi Sarimas Indonesia kepada pemasok tidak dapat diketahui tingkat kematangan kelapa tersebut, dikarenakan bahan baku kelapa yang dibawa oleh pemasok dalam jumlah yang banyak. Hal ini dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya hasil produksi santan pada PT. Bumi Sarimas Indonesia. Selain itu, jenis bahan baku kelapa juga mempengaruhi hasil produksi santan kelapa pada PT. Bumi Sarimas Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Zainal selaku Kepala Seksi Lapangan Departemen Pembelian di PT. Bumi Sarimas Indonesia, jenis kelapa yang paling bagus kualitasnya adalah kelapa yang berasal dari daerah Pariaman. Jenis kelapa yang berasal dari daerah Pariaman menghasilkan santan yang lebih banyak dari pada jenis kelapa dari daerah lainnya. Faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil produksi santan adalah faktor mesin yang digunakan untuk menghasilkan santan. Menurut Kasifalham et al.
50
(2013) menyatakan bahwa kecepatan poros mesin dalam pemarutan dan pemerasan kelapa sangat berpengaruh terhadap banyaknya santan yang dihasilkan. Kecepatan poros mesin yang berbeda akan menghasilkan kuantitas santan yang berbeda pula. Hal ini menggambarkan bahwa apabila mesin yang digunakan memiliki kualitas yang kurang bagus, dalam hal ini dilihat dari segi kecepatannya, maka dapat menyebabkan hasil santan yang diperoleh juga rendah. Selain kecepatan poros mesin, tekanan mesin dalam pemerasan santan juga mempengaruhi jumlah produksi santan yang diperoleh (Suhardiyono, 1988). 5.3. Implikasi Manajerial bagi PT. Bumi Sarimas Indonesia Manajemen adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam perusahaan. Manajemen pada umumnya berkaitan dengan planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), controling (pengawasan) (POAC). POAC ini sangat penting diterapkan pada setiap kegiatan perusahaan agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar. Tidak terkecuali pada kegiatan penggunaan bahan baku juga hendaknya menggunakan sistem manajemen yang baik. Hal ini dikarenakan bahan baku merupakan faktor produksi yang paling dominan dalam kegiatan produksi (Herawati, 2008). Bahan baku juga merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Sehingga peran manajerial perusahaan sangat penting dalam upaya menciptakan penggunaan bahan baku yang efisien. Menurut Hijayati et al. (2014) kurang matangnya perencanaan dan pengendalian terhadap bahan baku akan mempengaruhi penggunaan bahan baku yang efisien.
51
Adapun tindakan manajemen yang dilakukan pada penggunaan bahan baku di PT. Bumi Sarimas Indonesia antara lain : 1.
Planning (perencanaan) Perencanaan penggunaan bahan baku pada PT. Bumi Sarimas Indonesia
dimulai dari perencanaan penerimaan bahan baku kelapa. Penerimaan bahan baku kelapa ditargetkan setiap bulannya sebanyak 8.000.000 butir. Target penerimaan bahan baku ini dapat bertambah mengikuti permintaan/order dari konsumen. Adapun sistem penetapan target perusahaan mengenai penerimaan bahan baku ini adalah sebagai berikut : Permintaan/order konsumen
Pelaporan pada Departemen Pembelian Penetapan Target Gambar 9. Sistem penetapan target penerimaan bahan baku kelapa PT. Bumi Sarimas Indonesia menetapkan dua sistem pembelian bahan baku kelapa untuk memenuhi target penerimaan kelapa yang sudah ditetapkan. Sistem tersebut yaitu sistem pembelian pada pemasok kontrak dan pembelian pada pemasok bebas. Sistem pembelian bahan baku kelapa melalui pemasok kontrak dilakukan dengan cara, pemasok kontrak bersama pihak manajer bagi pembelian bahan baku menetapkan jumlah bahan baku kelapa yang harus dipasok oleh pemasok tersebut setiap bulannya. Apabila pemasok tidak dapat memenuhi jumlah pasokan bahan baku kelapa yang sudah ditetapkan maka pemasok kontrak tersebut harus
52
membayar denda sesuai dengan kontrak. Apabila pemasok dapat memasok kelapa melebihi jumlah yang sudah ditetapkan maka pemasok kontrak tersebut akan mendapatkan bonus sesuai dengan kontrak yang sudah ditetapkan. Pemasok kontrak ditetapkan oleh PT. Bumi Sarimas Indonesia berasal dari luar daerah Sumatera Barat. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kecurangan pada saat proses penerimaan buah kelapa khususnya proses sortasi. Karyawan bagian sortasi yang pada umumnya berasal dari daerah Sumatera Barat dikhawatirkan dapat terpengaruh oleh pemasok yang berasal dari daerah Sumatera Barat tersebut, dikarenakan pemasok yang kenal dengan karyawan sehingga kelapa yang diluar standar penerimaan perusahaan yang dibawa oleh pemasok tetap diterima oleh karyawan sehingga dapat menimbulkan kerugian pada perusahaan. Pemasok yang memiliki kontrak dengan PT. Bumi Sarimas Indonesia pada saat ini berjumlah empat orang yaitu satu orang pemasok berasal dari Palembang dan tiga orang pemasok berasal dari daerah Bengkulu. Sistem pembelian bahan baku kelapa pada pemasok bebas dapat dilakukan dengan pemasok yang berasal dari berbagai daerah tanpa ikatan kontrak apapun. Syarat yang diberikan oleh PT. Bumi Sarimas Indonesia untuk pemasok bebas adalah buah kelapa yang dibawa harus memiliki jumlah dengan berat minimal 50 kg. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Zainal selaku Kepala Seksi Lapangan Departemen Pembelian (2015), hal ini dikarenakan berkaitan dengan alat penimbangan yang hanya mampu membaca angka timbangan diatas 50 kg. Perencanaan penggunaan bahan baku kelapa pada PT. Bumi Sarimas Indonesia juga ditetapkan pada bahan baku yang diterima. Bahan baku kelapa yang diterima yaitu buah kelapa yang keadaannya baik, tua dan berukuran
53
diameter >10 cm. Syarat yang ditetapkan ini berkaitan dengan produksi santan yang dihasilkan. Cahya dan Susanto (2014) menyatakan bahwa buah kelapa yang baik untuk dijadikan santan adalah buah kelapa dengan tingkat kematangan yang tua. Perencanaan penggunaan bahan baku yang dilakukan pada PT. Bumi Sarimas Indonesia selain berdasarkan pada permintaan konsumen, juga dapat dilakukan dengan proyeksi penggunaan bahan baku kelapa. Proyeksi dilakukan terhadap kebutuhan bahan tersebut yang berdasarkan kepada penggunaan akan bahan baku tahun sebelumnya. Proyeksi disebut juga dengan peramalan. Proyeksi dihitung berdasarkan data pada masa lalu. Kusuma (2009) menyatakan bahwa proyeksi sangat penting dilakukan untuk pengendalian produksi. Keputusan dalam bisnis selalu didasarkan pada peramalan. Salah satu keputusan bisnis yang penting adalah penggunaan bahan baku. Proyeksi penggunaan bahan baku dapat dijadikan sebagai dasar untuk perencanaan persediaan bahan baku dan produksi. Adapun proyeksi penggunaan bahan baku daging kelapa pada PT. Bumi Sarimas Indonesia dapat dilihat pada tabel 3.
54
Tabel 3. Proyeksi penggunaan bahan baku kelapa pada PT. Bumi Sarimas Indonesia tahun 2016-2017. Tahun 2016
Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 2017 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Sumber : Data diolah.
Pemakaian bahan baku (ton) Y=a+bx 1.506 1.528 1.550 1.572 1594 1.616 1.638 1.660 1.682 1.704 1.726 1.748 1.770 1.792 1.814 1.836 1.858 1.880 1.902 1.924 1.946 1.968 1.990 2.012
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa penggunaan bahan baku daging kelapa pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 secara umum penggunaan bahan baku tersebut diatas 1.500 ton. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam memproduksi santan PT. Bumi Sarimas Indonesia akan lebih baik memproduksi dengan jumlah yang besar (produksi massal) berdasarkan pada proyeksi penggunaan bahan baku tersebut. Selain dapat memberikan gambaran untuk penggunaan bahan baku agar tercapainya efisiensi penggunaan bahan baku, proyeksi juga dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan perusahaan untuk perencanaan penggunaan bahan untuk masa yang akan datang. Seperti yang
55
dinyatakan oleh Kariyasa, Sinaga dan Adnyana (2002) proyeksi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk merencanakan penggunaan bahan baku untuk waktu/tahun yang akan datang. 2.
Organizing (pengorganisasian) PT. Bumi Sarimas Indonesia sudah cukup jelas dalam mengorganisasikan
setiap kegiatan di perusahaan. Setiap bidang/departemen dipimpin oleh satu orang manajer atau asisten manajer. Produksi pengolahaan santan melibatkan tiga bidang departemen, yaitu departemen pembelian bahan baku, departemen persiapan bahan dan departemen pengolahan santan. Ketiga departemen ini berkaitan dengan penggunaan bahan baku untuk pengolahan santan kelapa. Pembelian bahan baku kelapa dilakukan oleh departemen pembelian, persiapan bahan baku dilakukan oleh departemen persiapan bahan dan pengolahan bahan baku menjadi santan dilakukan oleh departemen pengolahan santan. 3.
Actuating (pelaksanaan) Pelaksanaan kegiatan produksi santan dimulai dari pembelian bahan baku,
persiapan bahan baku, hingga pengolahan bahan baku menjadi santan. Setiap pelaksanaan kegiatan tersebut sudah ditetapkan standar operasional prosedur (SOP) oleh perusahaan. Adapun pelaksanaan produksi santan kelapa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya bahan baku. Bahan baku yang tidak mencukupi untuk produksi santan maka akan menghambat proses produksi dari santan kelapa tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Dharma selaku Manajer Persediaan Bahan Baku pada PT. Bumi Sarimas Indonesia target penerimaan bahan baku kelapa setiap bulannya adalah 8.000.000 butir buah kelapa atau
56
sebanyak ±6.400 ton buah kelapa. Kenyataan di lapangan, secara umum penerimaan bahan baku kelapa masih dibawah target perusahaan. Rata-rata penerimaan bahan baku kelapa pada PT. Bumi Sarimas Indonesia dari tahun 2011-2014 adalah 4.468,21 ton. Hal ini disebabkan karena ketersediaan bahan baku kelapa di PT. Bumi Sarimas Indonesia sangat dipengaruhi oleh produksi tanaman kelapa itu sendiri. Kondisi iklim yang tidak sesuai akan mempengaruhi produksi buah kelapa tersebut. Selain itu kondisi buah kelapa yang dibawa oleh pemasok tidak semuanya dapat diterima karena selalu ada buah kelapa yang tidak memenuhi standar yang sudah ditetapkan dari perusahaan. Upaya yang sudah dilakukan oleh PT. Bumi Sarimas Indonesia yaitu dengan menanam buah kelapa sendiri pada kebun milik perusahaan, akan tetapi karena daerah kebun yang jauh dari pabrik pengolahan santan, faktor eksternal dapat mempengaruhi proses penerimaan buah kelapa pada PT. Bumi Sarimas Indonesia. Faktor eksternal tersebut salah satunya adalah kerusakan mobil di perjalanan. Hal ini akan menyebabkan proses pengiriman buah kelapa terhambat sehingga buah kelapa yang dibawa menjadi rusak atau busuk. Buah kelapa yang rusak atau busuk tersebut tidak dapat diolah menjadi santan, sehingga bahan baku untuk pegolahan santan menjadi berkurang dan mengakibatkan produksi santan pada PT. Bumi Sarimas Indonesia juga menjadi rendah. 4.
Controling (pengawasan) Merujuk kepada faktor yang menyebabkan belum efisiennya penggunaan
bahan baku pada PT. Bumi Sarimas Indonesia maka dapat dijadikan sebagai salah satu dasar kebijakan yang diambil oleh manajerial PT. Bumi Sarimas Indonesia dalam hal pengawasan untuk kedepannya. Salah satu upaya manajerial yang dapat
57
dilakukan untuk mengatasi penggunaan bahan baku yang belum efisien adalah dengan melakukan kontrol pada kualitas bahan baku dan kontrol terhadap mesin yang digunakan. Kontrol kualitas bahan baku yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan bahan baku yang sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan perusahaan. Melihat observasi di lapangan pada PT. Bumi Sarimas Indonesia untuk penerimaan bahan baku kelapa sudah sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Selain mengikuti kriteria yang sudah ditetapkan perusahaan, hendaknya dalam pemilihan bahan baku yang digunakan juga memperhatikan kriteria umum buah kelapa yang baik diolah untuk menjadi santan merujuk kepada referensi terkait. Adapun buah kelapa yang baik untuk dijadikan santan adalah buah kelapa dengan tingkat kematangan yang tua. Buah kelapa tua berumur 11-13 bulan Cahya dan Susanto (2014). Kontrol kualitas pada mesin dilakukan karena kemampuan mesin dalam bekerja juga memberikan pengaruh dalam menghasilkan kuantitas santan kelapa. Seperti yang telah dikatakan Kasifalham et al. (2013) menyatakan bahwa kecepatan poros mesin dalam pemarutan dan pemerasan kelapa sangat berpengaruh terhadap banyaknya santan yang dihasilkan. Kecepatan poros mesin yang berbeda akan menghasilkan kuantitas santan yang berbeda pula. Suhardiyono (1988) juga telah menyatakan bahwa tekanan mesin dalam pemerasan santan juga mempengaruhi jumlah produksi santan yang diperoleh. Berdasarkan hal ini menggambarkan bahwa apabila mesin yang digunakan memiliki kualitas yang kurang bagus, dalam hal ini dilihat dari segi kecepatan dan tekanan pada mesin, maka dapat menyebabkan hasil santan yang diperoleh juga
58
rendah dan sebaliknya apabila kualitas mesin yang digunakan bagus maka hasil santan yang dapat diperoleh juga dapat menjadi lebih baik lagi.
59
VI. KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : (1) Teknik pengolahan bahan baku kelapa pada PT. Bumi Sarimas Indonesia sudah mengikuti prosedur yang ditetapkan perusahaan mulai dari pembelian, penerimaan, pengumpulan dan penyimpanan, pengeluaran, persiapan bahan baku serta proses pengolahan bahan baku kelapa untuk produksi santan. (2) Penggunaan bahan baku daging kelapa terhadap produksi hasil santan di PT. Bumi Sarimas Indonesia Kabupaten Padang Pariaman secara umum belum efisien. (3) Implementasi manajerial PT. Bumi Sarimas Indonesia tentang penggunaan bahan baku yang efisien dapat dilakukan dengan planning (perencanaan) terhadap kebutuhan penggunaan bahan baku, organizing (pengorganisasian) terhadap bidang kegiatan proses produksi santan kelapa, actuating (pelaksanaan) kegiatan yang sesuai dengan standar operasionan prosedur (SOP) perusahaan dan controling (pengawasan) terhadap bahan baku, kontrol pada mesin yang digunakan.
60
6.2. Saran Memperhatikan kesimpulan yang dibuat, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : (1) Penggunaan bahan baku yang dilakukan oleh PT. Bumi Sarimas Indonesia sebaiknya berdasarkan jumlah penggunaan bahan baku yang efisien. Hal ini bertujuan agar dapat dihasilkan produksi santan yang maksimal. (2) Meningkatkan seleksi terhadap bahan baku yang diterima sehingga dapat diperoleh bahan baku dengan kualitas yang lebih baik lagi. (3) Memperbaiki kualitas mesin yang digunakan agar didapatkan hasil produksi yang lebih maksimal.
61
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman, A dan A. Mulyani. 2003. Pemanfaatan lahan berpotensi untuk pengembangan produksi kelapa. Jurnal Litbang Pertanian 22 (1) : 24-32 Ahmad, M. I. 2013. Pengaruh perbandingan santan dan air terhadap rendemen, kadar air dan asam lemak bebas (FFA) virgin coconut oil (VCO). Universitas Sam Ratulangi Manado. 4 Juni 2015. Arianingrum, R., S. Atun dan S. Hidayani. 2006. Penerapan teknologi santan pasta dan pemanfaatan limbah air kelapa sebagai upaya perintisan wirausaha baru bagi masyarakat Desa Kaliagung Sentolo Kulon Progo. Lembaga Pengabdian Kepaada Masyarakat Universits Negeri Yogyakarta. http://staff.uny.ac.id. 26 Juni 2015. Assauri, S. 1999. Manajemen produksi dan operasi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Boone, L. E dan D. L. Kurtz. 2007. Pengantar bisnis kontemporer. Salemba Empat. Jakarta. Cahya, F dan W. H. Susanto. Pengaruh pohon pasca sadap dan kematangan buah kelapa terhadap sifat fisik, kimia, organoleptik pasta santan. Jurnal Pangan dan agroindustri 2 (4) : 249-258. Cristianti, L dan A. H. Prakosa. 2009. Pembuatan minyak kelapa murnis (virgin coconut oil) menggunakan fermentasi ragi tempe. Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4 Juni 2015. Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB. 2008. Produk hasil olahan kelapa. Departemen Agronomi dan Holtikultura Fakultas Pertanian IPB. http://www.arl.faperta.ipb.ac.id. 2 Februari 2015. Departemen Kehutanan Sumatera Barat. 2013. Provinsi Sumatera Barat. http://www.dephut.go.id. 14 Agustus 2015. Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia Departemen Agro Kementerian Perindustrian. 2008. Roadmap industri pengolahan kelapa. Direktoran Jenderal Indutri Agro dan Kimi Departemen Agro Kementerian Perindustrian. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 2013. Paket keahlian : teknologi pengolahan hasil pertanian penanganan bahan hasil pertanian dan perikanan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 7 Juni 2015.
62
Ginting, U dan S. M. Sibarani. 1995. Manajemen produksi. Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik. Bandung. Hariyadi. 2008. Budidaya tanaman kelapa (Cocos nucifera L.). Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor. 11 Maret 2015. Hamidah, H., N. Deoranto dan R. Astuti. 2013. Analisis produktivitas menggunakan metode objective matrix (OMAX) : studi kasus pada bagian produksi sari roti PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk Pasuruan. Jurnal Teknologi Pertanian 14 (3) : 215-222. Herawati, E. Analisis pengaruh faktor produksi modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin terhadap produksi glycerine pada PT. Flora Sawita Chemindo Medan. Universitas Sumatera Utara Medan. 17 Juni 2015. Herliana, P. Novriyadi dan T. Wahyuni. 2013. Analisis pengaruh perputaran persediaan bahan baku terhadap perusahaan pada PT. Alami Caterindo Palembang. Politekni PalcomTech Palembang. 17 Juni 2015. Hidayat, A. 2013. Analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha kecil dan menengah batik di Kelurahan Kauman Kota Pekalongan. Universitas Negeri Semarang. 17 Juni 2015. Hijayati, R.A., M. Dzulkirom dan A. Husaini. 2014. Analisis audit operasional dalam upaya meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan ekonomisasi bagian produksi (studi pada PT. Semen Gresik (Persero)). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) 12 (1) : 1-10. http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id. 27 Juni 2015. Ismail, N. 2009. Prospek menguntungkan investasi budidaya komoditi kelapa. http:/www.bppmd.kaltimprov.go.id. 11 Maret2015. Kasifalham, F., Argo dan Lutfi. 2013. Uji performansi mesin pemarut kelapa dan pemeras santan kelapa. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem 1 (3) : 204-212. Kariyasa, K., B. M, Sinaga dan M. O, Adnyana. 2002. Proyeksi produksi dan permintaan jagung, pakan dan daging ayam ras di Indonesia. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian Badan Litbang Pertanian. 28 Juni 2015. Kurniasari dan Poerwono. 2010. Analisis efisiensi dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi industri kecil Kabupaten Kendal (studi kasus pada industri kecil Genten Press di Desa Metesch Kecamatan Boja). http://eprints.undip.ac.id. 28 Juni 2015. Mahmud, Z dan Y. Ferry. 2005. Prospek pengolahan hasil samping buah kelapa. Perpektif 4 (2) : 55-63.
63
Mulianti, F. M. 2008. Analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi kayu olahan sengon di CV. Cipta Mandiri, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Fakultas Pertanian Institut Pertania Bogor. http://repository. ipb.ac.id. 25 Juni 2015. Mulyono. 2008. Manajemen administrasi dan organisasi pendidikan. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta. Pradhitya, Y. W. 2010. Analisis efisiensi dan efektivitas faktor-faktor produksi pada PT. Soelystyowaty Kusuma Textile Sragen. Universitas Sebelas Maret Surakarta. http://elearning.upnjatim.ac.id. 30 Juni 2015. Putra, D. W. 2009. Budidaya kelapa (Cocos nucifer L.). http://www/academia. edu/6240154/BUDIDAYA_KELAPA_Cocos _Nucifer_L. 4 Juni 2015. Sagoro, E. M. 2011. Bentuk Badan Usaha. http://staff.uny.ac.id/. 4 Juni 2015. Sastrosayono, S. 2003. Budidaya kelapa sawit. Agromedia. Jakarta. Setyawan, A. B. 2015. Manajemen operasional. http://kiayati.staff.gunadarma.ac. id. 29 Juni 2015. Siagian, D dan Sugiarto. 2002. Metode statistik untuk bisnis dan ekonomi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Solihin, I. 2009. Pengantar manajemen. Erlangga. Jakarta. Sondang, Y, Alfikri, Wiwik, H. 2012. Buku praktek kerja mahasiswa statistik. Politenik Pertanian Negeri Payakumbuh. Suhardiyono, L. 1988. Tanaman kelapa budidaya dan pemanfaatannya. Kanisius. Yogyakarta. Suryani,I. P., M. Dzulkirom dan Dwiatmanto. 2015. Analisis audit operasional untuk menilai efisiensi, efektivitas dan ekonomisasi bagian produksi (studi asus PT. Sindu Amritha Pasuruan). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) 20 (1) : 1-10. http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id. 27 Juni 2015. Tampubolon. 2004. Analisa pengendalian persediaan bahan baku pada perusahaan PT. Karya Murni Perkasa Medan.
64
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data penerimaan bahan baku kelapa pada PT. Bumi Sarimas Indonesia tahun 2012-2014 Bahan Baku Kelapa (ton) Bulan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Januari 4.767,3 2.815,2 2.402,5 Februari 4.620,2 2.422,4 2.786,0 Maret 4.876,3 2.674,8 4.147,4 April 4.001,6 4.706,0 4.847,4 Mei 4.301,9 5.200,0 6.729,4 Juni 3.936,2 5.450,2 6.572,7 Juli 4.097,1 6.267,2 6.818,9 Agustus 2.653,5 3.070,3 6.258,0 September 3.536,1 4.163,7 9.231,5 Oktober 3.213,5 3.583,4 7.179,9 November 2.104,0 2.798,8 6.941,8 Desember 2.847,9 3.217,9 5.614,5 Total 44.955,7 46.369,9 69.529,8 Sumber : PT. Bumi Sarimas Indonesia (2015)
65
Lampiran 2.
Analisa proyeksi penggunaan bahan baku daging kelapa pada PT. Bumi Sarimas Indonesia tahun 2016-2017. Tahun Bulan Pemakaian (X) XY (ton) X² bahan baku (ton) (Y) 2012 Januari 1.086 -35 -38.023 1.225 Februari 1.081 -33 -35.672 1.089 Maret 1.096 -31 -33.986 961 April 968 -29 -28.070 841 Mei 935 -27 -25.257 729 Juni 1.029 -25 -25.727 625 Juli 1.050 -23 -24.159 529 Agustus 731 -21 -15.356 441 September 926 -19 -17.586 361 Oktober 989 -17 -16.813 289 November 586 -15 -8.788 225 Desember 710 -13 -9.232 169 2013 Januari 703 -11 -7.729 121 Februari 529 -9 -4.757 81 Maret 623 -7 -4.361 49 April 980 -5 -4.898 25 Mei 1.333 -3 -4.000 9 Juni 1.262 -1 -1.262 1 Juli 1.590 1 1.590 1 Agustus 717 3 2.151 9 September 920 5 4.601 25 Oktober 949 7 6.644 49 November 684 9 6.155 81 Desember 792 11 8.713 121 2014 Januari 640 13 8.322 169 Februari 722 15 10.827 225 Maret 990 17 16.834 289 April 1.182 19 22.451 361 Mei 1.659 21 34.834 441 Juni 1.731 23 39.816 529 Juli 1.665 25 41.635 625 Agustus 1.552 27 41.907 729 September 2.188 29 63.449 841 Oktober 1.832 31 56.790 961 November 1.684 33 55.576 1.089 Desember 1.443 35 50.501 1.225 Jumlah 39.558 0 167.120 15.540 Sumber : Data diolah
66
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat hal-hal sebagai berikut : ΣY
= 39.558 ton
ΣXY = 167.120 ton ΣX²
= 15.540
Data ini dapat digunakan untuk menghitung nilai-nilai variabel a dan variabel b. Maka : 𝑎=
∑𝑌 𝑛
𝑎=
39.558 36
𝑎 = 1.098,82 𝑎 = 1.099 (pembulatan) 𝑏=
∑ 𝑋𝑌 ∑ 𝑋2
𝑏=
167.120 15.540
𝑏 = 10,75 𝑏 = 11 (pembulatan) Persamaan regresi linear sederhana untuk penggunaan bahan baku untuk tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 adalah Y = 1.099 + 11 X.
67
Lampiran 3. Proyeksi penggunaan bahan baku kelapa pada PT. Bumi Sarimas Indonesia tahun 2016-2017. Tahun 2016
2017
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
a 1.099 1.099 1.099 1.099 1.099 1.099 1.099 1.099 1.099 1.099 1.099 1.099 1.099 1.099 1.099 1.099 1.099 1.099 1.099 1.099 1.099 1.099 1.099 1.099
b 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
x 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73 75 77 79 81 83
Y=a+bx 1.506 1.528 1.550 1.572 1.594 1.616 1.638 1660 1.682 1.704 1.726 1.748 1.770 1.792 1.814 1.836 1.858 1.880 1.902 1.924 1.946 1.968 1.990 2.012
Sumber : Data diolah.
68