e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTORFAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI MENDONGDI KECAMATAN MINGGIR KABUPATEN SLEMAN Program Studi Agribisnis
Oleh :
Dyah Puspitasari Purnaningtyas H 0808091
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
1
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
2
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
3
ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTORFAKTORPRODUKSI PADA USAHATANI MENDONG DI KECAMATAN MINGGIR KABUPATEN SLEMAN Dyah Puspitasari Purnaningtyas(1) Dr.Ir. Sri Marwanti, MS.(2) Setyowati, SP.MP.(3) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisis besarnya biaya, penerimaan, dan keuntungan dari usahatani mendong; mengetahui pengaruh penggunaan faktorfaktor produksi yang berupa masukan luas lahan, tenaga kerja, benih, dan pupuk urea terhadap hasil produksi mendong; dan mengetahui besarnya tingkat efisiensi ekonomi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani mendong di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman. Metode dasar penelitian adalah metode deskriptif analitik dengan teknik penelitian survei. Penelitian dilakukan di Desa Sendangsari dan Desa Sendangagung Kecamatan Minggir. Pemilihan sampel desa yang dilakukan secarapurposive sampling karena hanya ada dua desa tersebut yang mengusahakan mendong di Kecamatan Minggir. Pengambilan petani sampel dengan menggunakan metode simple random sampling.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata luas lahan mendong sebesar 0,1 Ha; biaya menghasilkan usahatani sebesar Rp 12.978.760,00/Ha/Masa Panen; penerimaan sebesar Rp 22.509.000.00/Ha/Masa Panen; dan keuntungan usahatani mendong sebesar Rp 9.530.240,00/Ha/Masa Panen. Hubungan penggunaan faktor-faktor produksi dengan produksi mendong dinyatakan dalam model persamaan fungsi produksi Cobb Douglasyaitu Y = 96827,786. X11,147. X2– 0,017. X3– 0,217. X40,016. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi luas lahan, tenaga kerja, bibit dan pupuk urea secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani mendong.Faktor produksi luas lahan dan bibit secara individu berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani mendong, sedangkan faktor produksi tenaga kerja dan bibit secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani mendong. Berdasarkan perhitungan analisis tingkat efisiensi ekonomi, kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani mendong di Kecamatan Minggir belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi. Kata Kunci: Usahatani Mendong, Faktor Produksi, Efisiensi Ekonomi Keterangan : 1. Mahasiswa S1 program studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan NIM H 0808091 2. Dosen Pembimbing Utama 3. Dosen Pembimbing Pendamping
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
4
ANALYSIS OF ECONOMIC EFFICIENCY IN USE OF PRODUCTION FACTORS AT MENDONG FARMING IN SUB DISTRICT MINGGIR SLEMAN REGENCY Dyah Puspitasari Purnaningtyas(1) Dr.Ir. Sri Marwanti, MS.(2) Setyowati, SP.MP.(3) ABSTRACT This research aims to analyze the cost, revenue, and profit of mendong farming; determine the effect on the use of production factors such as land, labor, seed, and fertilizer urea toward production of mendong, and determine the level of economic efficiency in use of production factors at mendong farming in Sub District MinggirSleman Regency.The basic method of the research is descriptive analytic method with survey research techniques. The research is done in Sendangagung village and Sendangsari village Sub District Minggir. The sample villages are done purposive sampling because there are only two villages in the district are cultivingmendong. The number of farmers sample are taken by proportional random sampling.The result of this research showed that land area as wide as 0,1 Ha cost of production Rp 12.978.760,00/Ha/Harvest Time; revenue Rp22.509.000.00/Ha/ Harvest Time; and profit of mendong farming Rp 9.530.240,00/Ha/ Harvest Time. The correlation of the use of production factors with production of mendongin Cobb Douglas production function model is Y = 96827.786.X11,147.X2-0.017.X3-0.217.X40, 016. The results of the regression analysis showed that the use of production factors land, labor, seed, and fertilizer urea have a significant effect on production mendong together. Factors of production land and seed have a significant effect on production mendong individually, while the production factors labor and urea fertilizer did not have significant affect on production mendongindividually. Based on the calculation of the level of analysis of economic efficiency, the use of a combination of production factors on mendong farming in Sub District Minggir,the highest economic efficiency has not been reached yet. Keywords: Mendong Farming, Production Factors, Economic Efficiency
Description : 1. Student S1 of Study Program Agribussiness Faculty of Agriculture Sebelas Maret University Surakarta with NIM H 0808091 2. Main Lecturer 3. Assistant Lecturer
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
5
PENDAHULUAN Latar Belakang Sektorpertanianmerupakansalah
satu
perananpentingdalamperekenomiannasional
sektor dan
yang
kelangsungan
mempunyai hidup
bagi
masyarakat Indonesia. Sektor pertanian berperan sebagai sumber penghasil bahan kebutuhan pokok, sandang dan papan, penyedia lapangan pekerjaan bagi sebagian besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional serta memberikan kontribusi devisa bagi negara. Sektorpertanian yang berkembang di Indonesia terbagimenjadilima subsektor yaitu subsektor tanamanbahanmakanan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor kehutanan, dan subsektor perikanan. Tanaman
mendong
merupakansalahsatujenistanamanperkebunan
yang
digunakan sebagai bahan baku industri dalam negeri.Hasil utamatanaman mendong
berupabatang
yang
dapatdimanfaatkansebagaibahanbaku
anyam-
anyaman, misal tikar, tas, topi, dompet dan sebagainya (Sunanto, 2000). Tanaman ini mulai banyak dibudidayakan untuk memenuhi permintaan pasar akan kebutuhan mendong sebagai bahan baku kerajinan. Kecamatan Minggir merupakan satu-satunya kecamatan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakartayang membudidayakan tanaman mendong. Perkembangan budidaya tanaman mendong di Kabupaten Sleman dapat dilihat dari luas panen, produksi dan produktivitas usahatani mendong selama lima tahun terakhir yang tertera pada Tabel 1 Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Mendong di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman Tahun 2006-2010 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Rata-rata
Luas Panen (Ha) 150,00 150,00 150,00 150,00 150,00 750,00 150,00
Sumber: BPS Kabupaten Sleman 2011
Produksi (Kw) 28.622,00 28.476,00 30.325,00 33.744,00 31.309,00 152.476,00 30495,20
Produktivitas (Kw/Ha) 190,81 189,84 202,17 224,96 208,73 1016,51 203,30
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
6
BerdasarkanTabel 1 dapat diketahui bahwa pada tahun 2007 dan 2010 produksi mendong mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, padahal luas panen mendong setiap tahun selalu tetap yaitu sebesar 150 Ha. Penurunan produksi mendong ini dapat dipengaruhi oleh penggunaan faktor-faktor produksi yang digunakan petani kurang.Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani mendong di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan yaitu berapa besar biaya, penerimaan, dan keuntungan dari usahatani mendong di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman; bagaimana pengaruh faktor-faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, bibit, dan pupuk urea terhadap produksi mendong di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman serta apakah kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, bibit, dan pupuk urea pada usahatani mendong di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman telah mencapai efisiensi ekonomi tertinggi. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis besarnya biaya, penerimaan, dan keuntungan dari usahatani mendong di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman; mengetahui pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi yang berupa masukan luas lahan, tenaga kerja, bibit, dan pupuk urea terhadap hasil produksi mendong di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman serta mengetahui besarnya tingkat efisiensi ekonomi penggunaan faktor-faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, bibit, dan pupuk urea pada usahatani mendong di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman. Adapun hipotesis pertama dari penelitian ini yaitu faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, bibit, dan pupuk urea berpengaruh nyata terhadap produksi mendong di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman. Hipotesis kedua yaitu penggunaan faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, bibit, dan pupuk urea pada usahatani mendong di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi.
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
7
METODEPENELITIAN Metode dasar penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analitik yaitu memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada
pada
masa
sekarang,
pada
masalah-masalah
yang
aktual
(Surakhmad,1994).Teknik penelitian yang digunakan adalah penelitian survei. Metode pengambilan daerah penelitian dilakukan secarapurposive, yaitu dengan mempertimbangkan alasan yang diketahui berdasarkan tujuan penelitian (Singarimbun dan Efendi, 1995).Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman dipilih karena merupakan satu-satunya produsen mendong di Daerah Istimewa Yogyakarta.Penentuan desa sampel dilakukan secara sengaja karena dari lima desa, hanya ada dua desa yang mengusahakan mendong yaitu Desa Sendangsari dan Desa Sendangagung. Penelitian ini menggunakan 30 petani sampel dari dua desa yang terpilih.Penentuan jumlah petani sampel dilakukan secara proporsional dari jumlah keseluruhan petani sebanyak 290 orang.Pengambilan petani sampel dari tiap desa menggunakan metode simple random sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa proses produksi, faktor produksi yang digunakan, biaya-biaya yang dikeluarkan, hasil produksi, dan penerimaan usahatani mendong.Data sekunder berupa data luas panen dan produksi mendong Kabupaten Sleman tahun 2006-2010, data luas panen dan produksi mendong per desa di Kecamatan Minggir tahun 2010, serta kondisi umum wilayah Kabupaten Sleman dan Kecamatan Minggir. Analisis keuntungan usahatani dapat diketahui dengan rumus: π = PrU – BM = Py x Y – BM Keterangan : π
: Keuntungan usahatani mendong (Rp/Ha/MT)
PrU
: Penerimaan usahatani mendong (Rp/Ha/MT)
BM
: Biaya menghasilkan usahatani mendong (Rp/Ha/MT)
Py
: Harga mendong per kg (Rp)
Y
: Hasil produksi mendong (kg)
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
8
Besarnya pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi yang berupa berupa luas lahan, tenaga kerja, bibit,dan pupuk urea terhadap hasil produksi usahatani mendong dapat diketahui dengan analisis fungsi produksi Cobb Douglasyang dirumuskan: Y = a X1b1 .X2b2 .X3b3 .X4b4 Keterangan : Y
: Hasil produksi mendong(kg)
X1
: Luas lahan (Ha)
X2
: Tenaga kerja (HKP)
X3
: Bibit (rumpun)
X4
: Pupuk urea (kg)
a
: Konstanta
b1 – b4 : Koefisien regresi Fungsi Cobb Douglas yang tidak berbentuk linier harus diubah menjadi bentuk linier berganda agar mempermudah perhitungan dan analisis. Oleh karena itu, fungsi produksi Cobb Douglas harus diubah ke dalam bentuk linier dengan cara melogaritmakan menjadi: Log Y
= log a + b1 log X1 + b2 log X2 + b3 log X3 + b4 log X4
Pengujian model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji serentak (Uji F), uji keberartian koefisien regresi (Uji t),danuji standard koefisien regresi parsial (bi’), ujiAdjusted R2(R2). Pengujian asumsi klasik yang digunakan meliputi uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. Analisis tingkat efisiensi ekonomi digunakan untuk mengkaji penggunaan faktor-faktor produksi sudah mencapai tingkat efisiensi ekonomi tertinggi atau belum. Adapun rumus yang digunakan:
NPMx 1 NPMx 2 NPMx 3 NPMx 4 = = = =1 Px 1 Px 2 Px 3 Px 4 Keterangan : NPMx1
: Nilai produk marginal untuk faktor produksi luas lahan
NPMx2
: Nilai produk marginal untuk faktor produksi tenaga kerja
NPMx3
: Nilai produk marginal untuk faktor produksi bibit
NPMx4
: Nilai produk marginal untuk faktor produksi pupuk urea
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
Px1
: Harga faktor produksiluas lahan
Px2
: Harga faktor produksi tenaga kerja
Px3
: Harga faktor produksi bibit
Px4
: Harga faktor produksi pupuk urea
9
Kriteria yang digunakan sebagai berikut : NPMx Px
= 1, berarti penggunaan faktor produksi xi telah mencapai efisiensi ekonomi tertinggi.
NPMx Px > 1, berarti penggunaan faktor produksi xi belum mencapai efisiensi
ekonomi tertinggi. NPMx Px < 1, berarti penggunaan faktor produksi xi tidak efisien.
(Soekartawi, 2003). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1.
Identitas Petani Sampel Tabel 2. Identitas Petani Sampel Usahatani Mendong Masa Panen Oktober 2011 – Maret 2012 di Kecamatan Minggir No 1. 2. 3.
4. 5. 6. 7.
Identitas Petani Jumlah petani sampel (orang) Rata-rata umur (th) Pendidikan a. Tidak Tamat SD (orang) b. SD (orang) c. SMP (orang) d. SMA (orang) e. Diploma I (orang) Rata-rata jumlah anggota keluarga (orang) Rata-rata jumlah anggota keluarga yang aktif di usahatani (orang) Rata-rata luas lahan garapan (Ha) Rata-rata pengalaman usahatani mendong (th)
Keterangan 30 54 2 12 5 10 1 4 2 0,10 25
Sumber: Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui rata-rata umur petani sampel adalah 54 tahun.Usia tersebut tergolong usia produktif sehingga petani masih mampu bekerja dengan baik, memiliki semangat tinggi dan selalu ingin
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
10
memajukan usahataninya untuk memperoleh hasil yang optimal. Sebagian besar petani berpendidikan hingga tingkat SD, petani ini rata-rata tidak mampu melanjutkan ke jenjang selanjutnya karena terhambat dalam hal biaya.Akan tetapi, beberapa petani juga mempunyai pendidikan sampai tingkat SMA. Petani inimemiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan dan mempunyaicukup biaya untuk bersekolah. Rata-rata pengalaman petani dalam usahatani mendong adalah 25 tahun.Lamanya pengalaman ini membuat petani semakin banyak mengerti tentang usahatani mendong berikut dengan untung ruginya. 2.
Penggunaan Faktor-Faktor Produksi pada Usahatani Mendong a.
Penggunaan Faktor Produksi Lahan pada Usahatani Mendong Luas lahan yang dimiliki petani untuk mengusahakan tanaman mendong antara 0,05 Ha hingga 0,3 Ha. Besar kecilnya luas lahan ikut mempengaruhi jumlah produksi usahatani mendong. Luas lahan yang tidak begitu besar dapat memberikan hasil yang optimal jika dikelola secara benar dengan perpaduan faktor produksi lain yang tepat.
b.
Penggunaan Sarana Produksi pada Usahatani Mendong Tabel 3. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi pada Usahatani Mendong Masa Panen Oktober 2011 – Maret 2012 di Kecamatan Minggir No 1. 2.
Keterangan Bibit (rumpun) Pupuk a. Pupuk Urea (kg) b. Pupuk SP36 (kg) c. Pupuk Phonska (kg)
Per Usahatani 11523,00 45,92 2,83 5,34
Per Hektar 115230,00 459,20 28,30 53,40
Sumber: Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa rata-rata penggunaan bibit mendong adalah 115.230 rumpun/Ha.Penggunaan pupuk urea sebanyak 459,20 kg/ Ha. Jumlah penggunaan pupuk urea ini tidak jauh berbeda dari rekomendasi Dinas Pertanian Kabupaten Sleman yaitu 500 kg/Ha. Penggunaan pupuk SP36 sebanyak 28,30 kg/Ha, sedangkan rekomendasi Dinas Pertanian Kabuaten Sleman sebanyak 100 kg/Ha. Hal ini
dikarenakanadanya
keterbatasan
modal
usahatani,
sehingga
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
11
penggunaan pupuk urea sudah cukup bagi petani. Beberapa petani juga menggunakan pupuk Phonska yang pengaplikasiannya dicampur dengan pupuk urea. Penggunaan pupuk phonska ini dapat mengurangi penggunaan pupuk urea karena dalam pupuk Phonska mengandung tiga unsur hara sekaligus yaitu nitrogen (N), phosphor (P), dan kalium (K). c.
Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Mendong Tabel 4. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Mendong Masa Panen Oktober 2011 – Maret 2012 di Kecamatan Minggir No 1. 2. 3.
Keterangan Pemupukan Penyiangan Pemanenan Jumlah
Tenaga Kerja Keluarga (HKP) Per Usahatani Per Hektar 0,20 2,00 9,56 95,60 18,28 182,80 28,04 280,40
Sumber: Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui pada usahatani mendong hanya
menggunakan
wanita.Pemanenan
tenaga kerja keluarga
memerlukan
tenaga
baik
kerja
pria maupun
terbanyak
yaitu
182,80HKP/Ha yang meliputi kegiatan pemotongan, penyortiran, penjemuran
dan
pengangkutan.
Kegiatan
penyiangan
gulma
membutuhkan waktu yang cukup lama karena dilakukan dengan menggunakan tangan.Kegiatan pemupukan memerlukan tenaga kerja paling sedikit karena pemupukan dapat dilakukan satu orang dalam waktu 30 menithingga satu jam. 3. Biaya, Penerimaan, dan Keuntungan Usahatani Mendong a. Biaya Usahatani Mendong 1) Biaya Sarana Produksi Usahatani Mendong Tabel 5. Rata-rata Biaya Sarana Produksi pada Usahatani Mendong Masa Panen Oktober 2011 – Maret 2012 di Kecamatan Minggir No
Sarana Produksi
1. 2. 3. 4.
Bibit Pupuk Urea Pupuk SP36 Pupuk Phonska
Biaya Per Usahatani (Rp) 288.087,00 87.241,70 5.100,00 11.883,30
Biaya Per Hektar (Rp) 2.880.870,00 872.417,00 51.000,00 118.833,00
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jumlah
12
392.312,00
3.923.120,00
Sumber: Analisis Data Primer Berdasarkan data Tabel 5 diketahui biaya sarana produksi terbesar
untuk
pembelian
bibit
mendong
yaitu
Rp
2.880.870,00/Ha/Masa Panen dengan harga Rp 25,00 per rumpun. Biaya pembelian pupuk Urea yaitu Rp 87.241,67/Ha/Masa Panen dengan harga Rp 95.000,00 per kemasan 50 kg. Biaya sarana poduksi terkecil untuk pengadaan pupuk SP36 sebesar Rp 51.000,00/Ha/MT dengan hargarata-rata Rp 1.800,00 per kg.Pupuk urea yang digunakan oleh petani merupakan pupuk bersubsidi yang diperoleh melalui kelompok tani.Sedangkan pupuk SP36 dan pupuk Phonska biasa dibeli petani di toko saprodi sekitar rumah secara eceran. 2) Biaya Tenaga Kerja Usahatani Mendong Tabel 6. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja pada Usahatani Mendong MasaPanen Oktober 2011 – Maret 2012 di Kecamatan Minggir No
Keterangan
1. 2. 3.
Pemupukan Penyiangan Pemanenan Jumlah
Biaya Per Usahatani (Rp) 5.875,00 286.920,00 548.320,00 841.115,00
Biaya Per Hektar (Rp) 58.750,00 2.869.200,00 5.483.200,00 8.411.150,00
Sumber: Analisis Data Primer Upah tenaga kerja pria pada usahatani mendong sebesar Rp 30.000,00 danupah tenaga kerja wanita Rp 25.000,00.Tenaga kerja wanita
biasanya
digunakan
pada
saat
penyiangan
dan
pemanenan.Biaya tenaga kerja terbanyak pada pemanenan yaitu Rp 5.483.200,00/Ha/Masa Panen dan biaya tenaga kerja paling sedikit pada saat pemupukan yaitu Rp 58.750,00/Ha/Masa Panen. 3) Biaya Lain-lain Usahatani Mendong Tabel 7. Rata-rata Biaya Lain-lain pada Usahatani Mendong MasaPanen Oktober 2011 – Maret 2012 di Kecamatan Minggir No
Komponen Biaya
Biaya Per Usahatani (Rp)
Biaya Per Hektar (Rp)
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
1. 2. 3.
Penyusutan Pajak tanah Pengangkutan Jumlah
13
8.400,00 12.150,00 600,00 21.150,00
84.000,00 121.500,00 6.000,00 211.500,00
Sumber: Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 7 diketahui biaya penyusutan peralatan yang digunakan petani seperti cangkul, legrek atau sabit dan keseran (alat pengangkutan) sebesar Rp 84.000,00/Ha/Masa Panen.Biaya
pajak
tanah
sebesar
Rp
121.500,00/Ha/Masa
Panen.Biaya pajak tanah antar petani mendong berbeda-beda tergantung luas lahan dan kondisi tempat.Rata-rata biaya pengangkutan
sebesar
Rp
6.000,00/Ha/Masa
Panen
yang
digunakan untuk pengangkutan mendong kering menggunakan sepeda motor. 4) Biaya Mengusahakan Usahatani Mendong Tabel 8. Rata-rata Biaya Mengusahakan pada Usahatani Mendong Masa Panen Oktober 2011 – Maret 2012 di Kecamatan Minggir No 1. 2. 3.
Komponen Biaya Biaya sarana produksi Biaya tenaga kerja Biaya lain-lain Biaya Mengusahakan
Biaya Per Usahatani (Rp) 392.312,00 841.115,00 21.150,00 1.254.577,00
Biaya Per Hektar (Rp) 3.923.120,00 8.411.150,00 211.500,00 12.545.770,00
Sumber: Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui biaya mengusahakan usahatani mendongyaitu Rp 12.545.770,00/Ha/Masa Panen.Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang paling besar dalam usahatani mendong karena memang usahatani ini membutuhkan tenaga kerja yang banyak terutama pada kegiatan penyiangan dan pemanenan. 5) Biaya Menghasilkan Usahatani Mendong Tabel 9. Rata-rata Biaya Menghasilkan pada Usahatani Mendong Masa Panen Oktober 2011 – Maret 2012 di Kecamatan Minggir No
Komponen Biaya
1.
Biaya mengusahakan
Biaya Per Usahatani (Rp) 1.254.577,00
Biaya Per Hektar (Rp) 12.545.770,00
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
2.
Bunga modal sendiri Biaya menghasilkan
14
43.299,00 1.297.876,00
432.990,00 12.978.760,00
Sumber: Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 9 diketahui biaya menghasilkan usahatani mendong adalah Rp 12.978.760,00/Ha/Masa Panen. Bunga modal sendiri
sebesar Rp 432.990,00/Ha/Masa Panen. Bunga modal
sendiri diperhitungkan dari modal yang digunakan oleh petani mendongdikali bunga bank dengan dasar bunga bank BRI sebesar 1,025% per bulan. b.
Penerimaan Usahatani Mendong Tabel 10. Rata-rata Penerimaan pada Usahatani Mendong Masa Panen Oktober 2011 – Maret 2012 di Kecamatan Minggir No 1. 2. 3.
Keterangan Produksi (kg) Harga produksi (Rp/kg) Penerimaan (Rp)
Per Usahatani 845,00 2.693,00 2.250.900,00
Per Hektar 8.450,00 2.693,00 22.509.000,00
Sumber: Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui produksi mendong kering sebesar 8.450 kg/ Ha.Produksi ini sudah hampir sama dengan sasaran produksi yang dikeluarkan oleh Dinas Pertanian yaitu 9 ton/Ha. Sedangkan rata-rata harga mendong kering yaitu Rp 2.693,00 per kilogram.Hasil panen mendong ini merupakan hasil pangkasan yang kedua atau ketiga sehingga mendong kering dijual per kilogram kepadatengkulak yang sebagian besar akan dikirim ke Tasikmalaya. Dengan demikian penerimaan petani pada usahatani mendong sebesar Rp 22.509.000.00/Ha/Masa Panen. c. Keuntungan Usahatani Mendong Tabel 11. Rata-rata Keuntungan pada Usahatani Mendong Masa Panen Oktober 2011 – Maret 2012 di Kecamatan Minggir No 1. 2. 3.
Keterangan Penerimaan usahatani Biaya menghasilkan Keuntungan usahatani
`Sumber: Analisis Data Primer
Per Usahatani (Rp) 2.250.900,00 1.297.876,00 953.024,00
Per Hektar (Rp) 22.509.000,00 12.978.760,00 9.530.240,00
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
15
Keuntungan usahatani dapat diketahui dari selisih penerimaan yang diterima petani dengan biaya menghasilkan.Berdasarkan Tabel 11 diketahui keuntungan usahatani mendong yang diperoleh sebesar Rp9.530.240,00/Ha/Masa
panen.Keuntungan
usahatani
sangat
tergantung dengan jumlah produksi dan harga mendong. Analisis Regresi Fungsi Produksi Cobb Douglas Persamaan fungsi produksi usahatani mendong adalah sebagai berikut. Y = 96827,786. X11,147. X2– 0,017. X3– 0,217. X40,016 Keterangan: Y
: Hasil produksi mendong (kg)
X1
: Luas lahan (Ha)
X2
: Tenaga kerja (HKP)
X3
: Bibit (rumpun)
X4
: Pupuk urea (kg) Pengujian model menggunakan uji F dapat diketahui nilai Fhitung
sebesar69,848 lebih besar dari nilai Ftabel yaitu 4,18 dengan tingkat kepercayaan 99%. Hal ini menunjukkan bahwa faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, bibit dan pupuk urea secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap hasil produksi mendong di Kecamatan Minggir. Hasil uji t menunjukkan luas lahan berpengaruh nyata secara individu terhadap produksi mendongpada tingkat kepercayaan 99%. Jika terjadi penambahan luas lahan sebesar 1% akanterjadi peningkatan produksi sebesar 1,147%. Luas lahan yang semakin besar akan mempengaruhi banyaknya jumlah bibit yang dapat ditanam dalam satu lahan.Tenaga kerja secara individu tidak berepengaruh nyata terhadap produksipada tingkat kepercayaan 90%.Hal ini berarti penggunaan tenaga kerja di lapangan sudah mencapai kondisi yang maksimal. Dengan demikian apabila jumlah tenaga kerja pada usahatani mendong ditambah tidak akan mempengaruhi jumlah produksi.Bibit berepengaruh nyata secara individu terhadap produksi mendong pada tingkat kepercayaan 90%.Apabila penggunaan faktor produksi bibit naik sebesar 1% maka produksi mendong mengalami pemurunan sebesar 0,217%. Penambahan jumlah bibit yang yang tidak diiringi dengan penambahan luas lahan akan menurunkan hasil produksi karena jarak tanam akan semakin sempit. Pupuk urea tidak berepengaruh
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
16
nyata secara individu terhadap produksi mendongpada tingkat kepercayaan 90%. Dengan demikian apabila jumlah pupuk urea pada usahatani mendong ditambah tidak akan mempengaruhi jumlah produksi mendong. Artinya penggunaan pupuk urea di lapang sudah maksimal. Berdasarkan perhitungan nilai standard koefisien regresi dapat diketahuiluas lahan merupakan faktor produksi yang paling berpengaruh terhadap produksi dengan standard koefisien regresi tertinggi yaitu 1,143.Luas lahan mempunyai hubungan positif dengan produksi mendong. Apabila luas lahan ditambah dan akan menghasilkan produksi mendong yang lebih banyak pula. Model persamaan ini mempunyai nilai adjustedR2 sebesar 0,905 atau 90,50%. Hal ini berarti variasi produksi mendong dapat dijelaskan oleh variabel luas lahan, tenaga kerja, bibit, dan pupuk urea sebesar 90,50%, sedangkan sisanya 9,50% dijelakan oleh variabel lain diluar model seperti kesuburan tanah, iklim, pupuk SP36, pupuk Phonska serta faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan pengujian asumsi klasik diketahui model persamaan ini tidak terkena multikolinearitas karena nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF yang tidak lebih besar daripada nilai 10. Nilai Durbin Watson model sebesar 1,599 berada diantara 1,55-2,46 sehingga tidak terjadi autokorelasi. Apabila dilihat titiktitik pada grafik scatterplot menyebar dan tidak menunjukkan suatu pola tertentu berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. Analisis Efisiensi Ekonomi padaUsahatani Mendong
Penggunaan
Faktor-faktor
Produksi
Tabel 11.Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi pada Usahatani Mendong Masa Panen Oktober 2011 – Maret 2012 di Kecamatan Minggir No
Faktor Produksi
1. 2.
Luas lahan (x1) Bibit (x3)
xi 0,100 11523
Bi
NPMxi
Pxi
1,147 26100959.950 2000000 -0,217 -42.854 25
NPMxi Pxi 13,050 -1.714
Sumber: Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa hasil nilai efisiensi faktor produksi lahan lebih dari satu yaitu 13,050berarti belum mencapai efisiensi ekonomi sehingga untuk mencapai efisiensi ekonomi tertinggi, luas lahan perlu ditambah.Penambahan luas lahan dapat diperoleh dengan menggunakan lahan
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
17
yang sebelumnya tidak ditanami mendong, seperti ditanami padi atau tebu melalui sistem pergiliran tanaman.Nilai efisiensi faktor produksi bibit sebesar -1.714 atau kurang dari 1.Hal ini berarti bahwa secara ekonomis penggunaan faktor produksi bibit tidak efisien karena penggunaan bibit mendong pada usahatani ini relatif berlebihan. Oleh karena itu untuk meningkatkan hasil produksi mendong penggunaan bibit mendong perlu dikurangi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada usahatani mendong di Kecamatan Minggir dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Biaya
usahatani
mendong
sebesarRp
12.978.760,00/Ha/Masa
Panen.
Penerimaan usahatani mendong sebesar Rp 22.509.000.00/Ha/Masa Penen sehingga keuntungan usahatani mendong yang diperoleh sebesar Rp 9.530.240,00/Ha/Masa Panen. 2.
Faktor produksi luas lahan, tenaga kerja, bibit dan pupuk urea secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani mendong. Faktor produksi luas lahan dan bibit secara individu berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani mendong. Sedangkan faktor produksi tenaga kerja dan pupuk urea secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani mendong di Kecamatan Minggir.
3.
Kombinasi penggunaan faktor- faktor produksi pada usahatani mendong di Kecamatan Minggir belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi.
Saran Berdasarkan hasil penelitian pada usahatani mendong di Kecamatan Minggir, saran yang dapat diberikan yaitu perlu dilakukan pemanfaatan luas lahan dengan
sebaik-baiknya
agar
produksi
mendong
dapat
optimal
dengan
memperbaiki jarak tanam sesuai rekomendasi dari Dinas Pertanian.
DAFTAR PUSTAKA BPS.2011. Kabupaten Sleman dalam Angka 2011. BPS Sleman.Yogyakarta. Singarimbun, M. dan Effendi, S. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
18
Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb Douglas. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Sunanto, H. 2000. Budidaya Mendong. Kanisius.Yogyakarta. Surakhmad, W. 1994.Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, dan Teknik. Tarsito. Bandung