perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PADA PERUSAHAAN HANDUK LUMINTU NGENDO JANTI KLATEN
Tugas Akhir Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Derajat Ahli Madya Program Studi DIII Manajemen Industri
Oleh :
TAUFIK HIDAYAT F3507109
PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN INDUSTRI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user
2010
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
Tugas Akhir dengan judul:
ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PADA PERUSAHAAN HANDUK LUMINTU NGENDO JANTI KLATEN
Surakarta,
22 Juli 2010
Suryandari Istiqomah, SE NRP. 350700002
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir dengan judul:
ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PADA PERUSAHAAN HANDUK LUMINTU NGENDO JANTI KLATEN Telah disahkan oleh tim penguji Tugas Akhir Program Studi Diploma 3 Manajemen Industri Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta,
Agustus 2010
Akhmad Ikhwan Setiawan, SE, MT NIP. 197208162000121001
Penguji
Suryandari Istiqomah, SE NRP. 350700002
commit to user
iii
Pembimbing
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO ü Jadikan sabarmu dan sholatmu sebagai penolongmu ü Contoh yang baik adalah nasihat yang baik
ü Orang yang dapat memegang perasaan orang lain adalah manusia yang berwibawa
ü Jadilah seperti ilmu padi, kian berisi kian merunduk.
ü Hidup adalah perjuangan, untuk meraih sebuah impian hendaknya dilakukan dengan hati ikhlas dan kerja keras.
Karya ini saya persembahkan kepada : • Bapak dan Ibu Tercinta
• Adikku tersayang (Ratna dan Devita) • Teman-teman Manajemen Industri • Almamaterku
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PADA PERUSAHAAN HANDUK LUMINTU NGENDO JANTI KLATEN”. Tugas
Akhir
ini
disusun
dengan
maksud
untuk
memenuhi
persayaratan kurikulum dalam rangka mencapai gelar Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dengan kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada
pihak-pihak
yang
telah
banyak
membantu,
membimbing, hingga tersusunnya Tugas Akhir ini. Ucapan terimakasih yang tulus penuis haturkan kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.com, Ak. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta 2. Ibu Intan Novela QA, SE, MSi. Selaku Ketua Program Diploma 3 Manajemen Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ibu Suryandari Istiqomah, SE. Selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta petunjuk kepada penulis dalam penyusunan Tugas Akhir. 4. Pemilik Perusahaan Handuk Lumintu, Feri Lusianto, SE yang telah memberikan izin untuk melaksanakan magang. commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Orangtua & Saudaraku yang selalu memberi dorongan, semangat, serta doa dengan penuh keikhlasan, sehingga saya bisa menyelesaikan tugas ini. 6. Sahabat, dan teman - teman 75room yang telah membantu dalam hal apapun. 7. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Penulis menyadari penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna oleh karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis sehingga terdapat banyak kekurangan. Namun penulis berharap karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Surakarta,
commit to user
vi
Penulis
Juli 2010
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i ABSTRAK ......................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................ v KATA PENGANTAR.......................................................................... vi DAFTAR ISI ...................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xii BAB I
PENDAHULUAN ................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................. 1 B. Perumusan Masalah .................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ......................................................... 3 D. Manfaat Penelitian ....................................................... 4 E. Metode Penelitian ........................................................ 5 F. Kerangka Pemikiran .................................................... 10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 11 A. Layout .......................................................................... 11 1. Pengertian Layout Fasilitas Produksi ....................... 11 2. Tujuan Perencanaan Layout .................................... 12 3. Tipe Layout .............................................................. 13 commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Keseimbangan Lini (Line Balancing) ........................... 17 1. Pengertian dan Tujuan Keseimbangan Lini ............. 17 2. Penerapan Keseimbangan Lini ................................ 18 C. Efisiensi dan Efektifitas ................................................ 22 1. Pengertian Efisiensi ................................................. 22 2. Pengertian Efektifitas ............................................... 22 3. Efisiensi dan Efektifitas dalam Keseimbangan Lini .................................................. 23 BAB III
PEMBAHASAN .................................................................. 24 A. Gambaran Umum Perusahaan .................................... 24 1. Sejarah Perusahaan ................................................ 24 2. Lokasi Perusahaan .................................................. 25 3. Tujuan Perusahaan ................................................. 25 4. Struktur Organisasi .................................................. 26 5. Harga ....................................................................... 29 6. Kepersonaliaan ........................................................ 30 7. Proses Produksi....................................................... 34 B. Laporan Magang Kerja ................................................ 35 1. Pengertian Magang Kerja ........................................ 35 2. Tujuan Magang Kerja .............................................. 36 3. Objek Magang Kerja ................................................ 36 4. Pelaksanaan Magang Kerja ..................................... 37 5. Manfaat Magang Kerja ............................................ 38 C. Pembahasan Masalah ................................................. 39 commit to user 1. Pencatatan Alir atau Urutan Pekerjaan .................... 39
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Bentuk Diagram Jaringan Kerja ............................... 41 3. Analisis Keseimbangan Lini ..................................... 42 4. Hasil Analisis Keseimbangan Lini ............................ 49 BAB IV
PENUTUP.......................................................................... 52 A. Kesimpulan .................................................................. 52 B. Saran ........................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel I. 1
Format Tabel Inventarisasi Pekerjaan ......................... 7
Tabel III. 1
Data Harga Handuk dan Ukuran Perusahaan Handuk Lumintu ...................................... 29
Tabel III. 2
Data Jumlah Tenaga Kerja Perusahaan Handuk Lumintu ...................................... 30
Tabel III. 3
Data Sistem Gaji Karyawan Perusahaan Handuk Lumintu ...................................... 31
Tabel III. 4
Urutan Pekerjaan dan waktu penyelesaian Produksi handuk .......................................................... 40
Tabel III. 5
Tabel pengelompokan penugasan elemen Pekerjaan dalam stasiun kerja dengan komulatif waktu tiap stasiun kerja ............................................... 45
Tabel III. 6
Perhitungan total waktu kerja, siklus dan waktu menganggur pada cycle time 142.............. 46
Tabel III. 7
Perhitungan total waktu kerja, siklus dan waktu menganggur pada cycle time 120............... 47
Tabel III. 8
Hasil analisis keseimbangan lini berdasarkan aturan siklus kerja terlama LOT………………………….50
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar I. 1
Jaringan Kerja dan Pengelompokan Stasiun Kerja ... 7
Gambar I. 2
Kerangka Pemikiran .................................................. 10
Gambar II. 1
Layout produk (production line) ................................. 15
Gambar II. 2
Layout posisi tetap .................................................... 16
Gambar II. 3
Layout produk atau garis ........................................... 16
Gambar II. 4
Layout fungsional ...................................................... 17
Gambar II. 5
Jaringan kerja dan pengelompokan stasiun kerja ..... 21
Gambar III. 1 Struktur Organisasi ................................................... 27 Gambar III. 2 Layout Perusahaan Handuk Lumintu ........................ 39 Gambar III. 3 Diagram Jaringan kerja produksi handuk Pada Perusahaan Handuk Lumintu .......................... 41 Gambar III. 4 Pengelompokan elemen pekerjaan ke dalam 3 stasiun kerja ........................................................... 43 Gambar III. 5 Tata letak Perusahaan berdasarkan Pembagian stasiun kerja ........................................... 51
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT ANALYSIS OF EFFICIENCY AND EFFECTIVENESS IN PRODUCTION FACILITIES LAYOUT PERUSAHAAN HANDUK LUMINTU NGENDO JANTI KLATEN Taufik Hidayat F3507109 The layout of production facilities is one way to manage all the physical facilities of the system in order to obtain optimal results and can achieve its goals. In this case the author conducted research on the production process towel on Perusahaan Handuk Lumintu. That is a company engaged in the production of towels. In this study, the main problem is how the final project on the production process flow towel products. The second element is how the grouping of tasks in the production department, the third is how the efficiency and effectiveness of the layout of the production of towels in the production department Perusahaan Handuk Lumntu. The purpose of this study is, to know the production process flow Towel on Perusahaan Handuk Lumintu. Knowing the elements grouping jobs on the production department at Perusahaan Handuk Lumntu. Knowing the level of efficiency and effectiveness of the layout of production facilities on Perusahaan Handuk Lumintu. From the analysis, obtained by grouping elements of the job is a job there ABCDE on one workstation, FGHIJK contained in the second work station, there Lmno on three workstations. From the results obtained by analyzing the level of efficiency and effectiveness of the existing layout of the production process towel. From the duty cycle of the company. By using a 120-minute duty cycle (cycle time permitted), resulting in efficiency levels of 95% and 100% effectiveness rate. While using the 142-minute duty cycle (duty cycle is applied), resulting in a lower level of efficiency that is equal to 80.29% and effectiveness rate of 75%. From the analysis also found the existence of idle time and the level of delays that appear on the layout of the production process towel. Using a 120-minute duty cycle produces a smaller idle time that is equal to 5%. Whereas when compared with using a 142-minute duty cycle is greater than the level of idle time which is 19.71%. From the conclusion can be suggested that companies should implement properly the duty cycle is smaller than the previous policy, ie from 142 minutes to 120 minutes Keywords : layout efficiency and effectivity
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PADA PERUSAHAAN HANDUK LUMINTU NGENDO JANTI KLATEN Taufik Hidayat F3507109 Tata letak fasilitas produksi merupakan suatu cara untuk mengatur segala fasilitas fisik dari sistem guna mendapatkan hasil yang optimal serta dapat mencapai tujuan perusahaan. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian pada proses produksi handuk pada Perusahaan Handuk Lumintu. Yaitu perusahaan yang bergerak dibidang produksi handuk. Dalam penelitian ini yang menjadi pokok permasalahan penulisan Tugas Akhir adalah bagaimana alur proses produksi pada produk handuk. Kedua adalah bagaimana pengelompokan elemen pekerjaan pada departemen produksi , ketiga adalah bagaimana efisiensi dan efektifitas layout produksi handuk pada departemen produksi Perusahaan Handuk Lumintu. Tujuan dalam penelitian ini adalah, mengetahui alur proses produksi handuk pada Perusahaan Handuk Lumintu. Mengetahui pengelompokan elemen pekerjaan pada departemen produksi di Perusahaan Handuk Lumintu. Mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas tata letak fasilitas produksi pada Perusahaan Handuk Lumintu. Dari analisis diperoleh pengelompokan elemen pekerjaan adalah pekerjaan ABCDE terdapat pada stasiun kerja satu, FGHIJK terdapat pada stasiun kerja 2, LMNO terdapat pada stasiun kerja 3. Dari hasil analisis diperoleh tingkat efisiensi dan efektifitas layout yang ada pada proses produksi handuk. Dari siklus kerja yang ada pada perusahaan. Dengan menggunakan siklus kerja 120 menit (waktu siklus yang diijinkan), menghasilkan tingkat efisiensi sebesar 95% dan tingkat efektifitas sebesar 100%. Sedangkan dengan menggunakan siklus kerja 142 menit (siklus kerja yang diterapkan), menghasilkan tingkat efisiensi lebih rendah yaitu sebesar 80,29% dan tingkat efektifitas sebesar 75%. Dari hasil analisis ditemukan pula adanya waktu menganggur dan tingkat penundaan yang muncul pada layout proses produksi handuk yaitu. Dengan menggunakan siklus kerja 120 menit menghasilkan waktu menganggur yang lebih kecil yaitu sebesar 5%. Sedangkan apabila di bandingkan dengan menggunakan siklus kerja 142 menit lebih besar dari tingkat waktu menganggur yang sebesar yaitu 19,71%. Dari kesimpulan tersebut dapat disarankan bahwa perusahaan hendaknya menerapkan dengan baik dan benar siklus kerja yang lebih kecil dari kebijakan sebelumnya yakni dari 142 menit menjadi 120 menit. Kata kunci : efisiensi dan efektifitas layout
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi saat ini sangat cepat, terutama terjadi di bidang manufaktur. Sistem produksi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi perusahaan untuk tetap bertahan dalam menghadapi persaingan. Masalah sistem produksi selalu melibatkan persoalan yang menyangkut sistem fisik seperti manusia, mesin, peralatan dan penunjang lainnya. Untuk memperlancar sistem produksi tersebut ada beberapa faktor yang berpengaruh, salah satunya adalah faktor tata letak, fasilitas produksi atau biasa yang disebut layout. Tata letak produksi merupakan tata cara pengaturan area kerja dan segala fasilitas yang diperlukan dalam proses produksi yang mempunyai beberapa tipe. Pemilihan layout yang dipergunakan suatu perusahaan tergantung pada tipe operasi proses perusahaan tesebut. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengoptimalkan pengelolaan faktor-faktor produksi dalam perusahaan, serta dapat meminimalkan jumlah seluruh biaya. Sehingga dapat menunjang efisiensi produk yang dilaksanakan oleh perusahaan tersebut. Layout merupakan faktor yang dominan untuk sukses atau kegagalan perusahaan. Masalah yang sering dihadapi dalam perencanaan layout produksi adalah masalah keseimbangan aliran proses produksi (line balancing), commit to user yaitu keseimbangan antara proses kapasitas suatu stasiun dengan 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
stasiun berikutnya didalam proses produksi. Apabila keseimbangan tersebut tidak tercapai maka akan berakibat adanya penumpukan barang dalam proses (barang setengah jadi) pada suatu bagian tertentu, hal ini menimbulkan biaya penyimpanan barang menjadi lebih tinggi. Sebaliknya apabila terdapat output dari suatu departemen lebih kecil dari kapasitas suatu stasiun yang menganggur sehingga mengakibatkan adanya pengangguran tenaga kerja.Dengan layout produksi yang direncanakan dengan baik akan menghasilkan sesuatu aliran produksi mulai dari bahan mentah sampai dengan barang jadi dapat teratur dan lancar sehingga tercapai waktu kerja yang efisien. Perusahaan Handuk Lumintu yang berlokasi di Ngendo, Janti, Klaten adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi handuk. Perusahaan Handuk Lumintu juga tidak lepas dari permasalahan yang ditimbulkan
dari
fasilitas
produksi.
Maka
untuk
mengatasi
permasalahan tersebut perlu diadakan peninjauan ulang fasilitas produksi yang telah dilaksanakan. Hal itu dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dan efektifitas layout produksi yang telah dilaksanakan di Perusahaan Handuk Lumintu sehingga dengan demikian pihak pengelola perusahaan dapat mengambil keputusan perlu diadakan relayout atau tidak. Suatu perusahaan yang selalu berkembang dengan menghadapi masalah tata letak (layout) yang tidak dapat dihindarkan. Perubahan teknologi, proses mesin-mesin dan bahan yang digunakan selalu memerlukan tata letak (layout) yang baru, baik perubahan sebagian ataupun commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perubahan total. Perubahan-perubahan itu dapat dikaitkan dengan usaha usaha pengoptimalan masalah penggunaan waktu produksi, keseimbangan lini dan tenaga kerja. Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba untuk menganalisis tentang layout di Perusahaan Handuk Lumintu dan menyajikan dalam bentuk
laporan
dengan
EFEKTIFITAS
LAYOUT
judul
“
ANALISIS
FASILITAS
EFISIENSI
PRODUKSI
DAN PADA
PERUSAHAAN HANDUK LUMINTU NGENDO JANTI KLATEN ”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana urutan proses produksi pada produk di Perusahaan Handuk Lumintu? 2. Seperti apa pengelompokan elemen pekerjaan pada bagian produksi di Perusahaan Handuk Lumintu? 3. Bagaimana efisiensi dan efektifitas tata letak fasilitas produksi pada Perusahaan Handuk Lumintu?
C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui urutan proses produksi pada produk handuk di Perusahaan Handuk Lumintu. 2. Mengetahui
pengelompokan
elemen
pekerjaan
pada
bagian
produksi di Perusahaan Handuk Lumintu. commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas tata letak fasilitas produksi pada Perusahaan Handuk Lumintu.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan, antara lain : 1. Bagi Perusahaan a. Diharapkan dapat memberikan masukan kepada perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas layout fasilitas produksi sehingga dapat memperlancar jalannya proses produksi. b. Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi mengenai layout fasilitas produksi yang diterapkan pada perusahaan selama ini. 2. Bagi Penulis a. Dapat membandingkan antara kajian teori tentang layout fasilitas dengan praktek yang dilakukan pada perusahaan khususnya pada Perusahaan Handuk Lumintu yang bergerak dibidang industri pembuatan handuk. b. Sebagai sarana menerapkan teori yang diperoleh selama studi di perguruan tinggi untuk menyusun tugas akhir ini.
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Bagi Pihak Lain a. Sebagai
bahan
pertimbangan-pertimbangan
dalam
memecahkan masalah yang berhubungan dengan masalah ini. b. Diharapkan
berguna
untuk
menambah
pengetahuan
sekaligus sebagai bahan acuan untuk perbandingan dalam penelitian yang serupa.
E. Metode Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian Tempat yang menjadi obyek penelitian adalah Perusahaan Handuk Lumintu yang beralamatkan di Ngendo, Janti, Polanharjo, Klaten. Dalam hal ini penulis mengambil kasus analisis efisiensi dan efektifitas layout fasilitas produksi handuk di tempat tersebut. 2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Data Primer Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan pada bagian produksi, selain pengamatan secara langsung dari proses produksi di lapangan, juga diperoleh Informasi dari karyawan Perusahaan Handuk Lumintu.
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Data Sekunder Merupakan data yang diperoleh dari laporan perusahaan dan sumber-umber tertulis yang berkaitan dengan topik penulisan. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan cara melakukan Tanya jawab secara langsung dengan kayawan atau staff bagian proses produksi perusahaan. b. Observasi Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung di bagian produksi. c. Dokumentasi Merupakan suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencatat atau mengkopi data dari perusahaan. 4. Teknik Analisis Data a. Inventaris Kegiatan Yang Ada Melakukan pencatatan terhadap semua jenis kegiatan yang ada pada proses produksi dengan membuat tabel yang jenis kegiatan-kegiatan yang mendahului serta waktu penyelesaian kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam commit to user melakukan analisis data. 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel I.1 Format Tabel Inventarisasi Pekerjaan (Stevenson, 2005 :242) No
Pekerjaan Simbol
Pekerjaan yang Mendahului
Waktu Proses
b. Menggambar Jaringan Kerja Dari hasil inventarisasi kegiatan, maka dibuat suatu jaringan kerja untuk member kemudahan dalam menentukan jumlah stasiun yang ada.
Stasiun I
Stasiun II
A
C
Stasiun III
E B
Stasiun IV
F
G
D
Gambar I.1 Jaringan Kerja dan Pengelompokan Stasiun Kerja (Stevenson, 2005 : 244) c. Melakukan Analisis Keseimbangan Lini Langkah yang terakhir melakukan analisis dengan metode keseimbangan lini (line balancing). Cara penentuan besarnya tingkat keseimbangan dilakukan commit to user dengan langkah sebagai berikut :
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Menentukan cycle time (waktu daur) Cycle time merupakan waktu terpanjang yang diperlukan antara bagian-bagian proses produksi yang harus dilalui suatu produk. Rumus : Keterangan : C = cycle time t = waktu kerja per hari D = permintaan per hari Untuk memperoleh kapasitas yang memadai dengan cara :
(Heizer dan Render, 2001 : 357)
2.
Mencari Stasiun Kerja Terkecil Perhitungan untuk mendapatkan jumlah stasiun kerja terkecil yang dibutuhkan untuk menempatkan tugas atau pekerjaan yang ada. Akan dilaksanakan untuk menghasilkan produk.
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rumus : Keterangan :
N = Stasiun kerja yang dibuat T = waktu proses total
(Heizer dan Render, 2001 : 357) 3.
Melakukan Penugasan ke Stasiun Kerja Dengan Aturan LOT (Longest Operation Time) Yaitu melakukan penugasan pada elemen-elemen tugas berikutnya. Penundaan (balancing delay) di pakai sebagai ukuran tentang bagaimana baiknya alokasi penugasan beban kerja pada stasiun kerja, yang merupakan suatu indicator efisiensi, menunjukkan bahwa jumlah waktu menganggur yang disebabkan tidak sempurnanya penugasan elemen pekerjaan antara stasiun kerja yang ada. Menghitung tingkat penundaan dengan rumus :
Tingkat efisiensi = 100% - balancing delay
(Stevenson, 2005 : 241) commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Kerangka Pemikiran
Layout Fasilitas Produksi
Mencatat Alir Pekerjaan
Keseimbangan Lini ( Line Balancing )
Tercapainya Efisiensi & Efektifitas
Gambar I.2 Kerangka Pemikiran
Pengaturan Layout fasilitas produksi akan memperlancar proses produksi. Dengan memanfaatkan luas area untuk menempatkan mesin atau fasilitas penunjang produksi dan pengaturan stasiun kerja. Untuk langkah yang pertama dalam kerangka pemikiran ini adalah mengamati susunan layout fasilitas produksi diagram aliranyang berguna untuk mengetahui lebih jelas dan mendetail sesuai alur proses produksi dan stasiun kerja yang ada pada perusahaan yang diamati.
commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Layout 1. Pengertian Layout Fasilitas Produksi Layout fasilitas produksi merupakan keseluruhan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang diperlukan didalam proses produksi. Didalam proses produksi diperlukan peralatan-peralatan, perlengkapan-perlengkapan, mesin-mesin atau fasilitas-fasilitas produksi. Fasilitas tersebut harus diatur sesuai dengan kebutuhan proses produksi sehingga hasil produksi dapat diproduksi dengan jumlah dan kualitas yang sesuai, dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan dengan biaya yang minimum. (Gitosudarmo, 2002 : 185) Layout menurut Ahyari (1994 : 3), bahwa layout diartikan sebagai perencanaan dari pembagian dan penataan ruangan perusahaan sehingga pelaksanaan produksi dalam perusahaan tersebut dapat dilakukan seefisien mungkin. Jadi kelancaran proses produksi pada suatu perusahaan tergantung pada tepat atau tidaknya layout pada perusahaan tersebut. Apabila penataan ruang atau layout fasilitas pada suatu perusahaan tidak tepat maka akan menghambat jalan proses produks yang akan berakibat pada efisien pekerjaan pada perusahaan. commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Layout pabrik adalah tata letak atau ruang artinya tata penemptan fasilitas-fasilitas
yang digunakan
didalam pabrik.
Fasilitas-fasilitas itu misalnya adalah mesin, alat produksi, alat pengangkutan barang, alat pengawasan, letak dari fasilitas-fasilitas itu harus diatur sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan efisien, dapat dicapai dengan menekan jumlah baiya-biaya produksi dan transportasi selama dalam pabrik.
2. Tujuan Perencanaan Layout Tujuan utama dari perencanaan dan pengaturan tata letak pabrik ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi diproduksi, aman dan nyaman sehingga akan menaikkan modal kerja dari operator (Wignjo Soebroto, 1992 : 53) Untuk tujaun lain perencanaan tata letak pabrik (Wignjo Soebroto 1992 : 53-54) adalah sebagai berikut : a. Menaikkan output produksi. b. Mengurangi waktu tunggu (delay time). c. Mengurangi proses pemindahan barang. d. Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang dan servis. e. Pendayagunaan yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja dan fasilitas produksi lainnya. f. Mengurangi inventori in-process. commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
g. Mengurangi manufacturing yang lebih singkat. h. Mengurangi resiko bagi kesehatan dan keselamatan kerja bagi karyawan di bagian produksi. i.
Memperbaiki moral dan kepuasan kerja.
j.
Mempermudah aktivitas supervise.
k. Mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran. l.
Mengurangi faktor yang bias merugikan dan mempengaruhi kualitas dari bahan baku ataupun produk jadi.
3. Tipe Layout Dalam suatu perencanaan layout fasilitas, perlu diketahui tipetipe layout itu sendiri serta kelebhan dan kekurangannya. Hal ini sebagai
dasar
pertimbangan
dalam
pengambilan
keputusan
pemilihan alternative layout yang optimal. Tipe layout dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu (Ahyari, 1994 : 63). a. Layout Produk Layout produk seringkali disebut dengan layout garis (line layout). Layout produk ini merupakan penyusunan letak fasiltas produksi yang didasarkan kepada urutan proses dari bahan baku, sampai menjadi produk akhir. Penempatan mesin dan peralatan produksi yang dipergunakan dalam pabrik tersebut didasarkan kepada urutan proses yang didalam perusahaan tersebut.
commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Layout proses Layout proses sering disebut dengan layout fungsional. Layout fungsional ini merupakan susunan tata letak dari fasilitas produksi didasari atas kesamaan proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan
yang
bersangkutan,
perusahaan
yang
mempergunakan layout proses ini pada umumnya adalah perusahaan-perusahaan
yang
mempergunakan
mesin
dan
peralatan produksi yang bersifat umum. c. Layout Posisi Tetap Layout posisi tetap ini merupakan susunan tata letak fasilitas produksi yang diatur dekat dengan tempat proses produksi dalam posisi yang tepat. Layout yang ketiga ini berbeda dengan layout yang sebelumnya. Perbedaan pertama adalah bahwa kedua layout terdahulu pada umumnya akan diterapkan di dalam pabrik, sedangkan layout posisi tetap ini berada diluar bangunan pabrik. Perbedaan yang kedua adalah apabila layout produk dan layout fungsional tersebut akan dipergunakan untuk beberapa kali proses, maka layout posisi tetap ini akan dipergunakan untuk satu kali saja. Sedangkan menurut (Handoko,1992 : 112) terdapat empat macam atau tipe layout secara klasik yang diaplikasikan dalam layout, yaitu :
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Layout berdasarkan aliran produksi
( production line atau
product layout ) Nama lain dari layout ini adalah layout garis yang berarti bahwa kebutuhan-kebutuhan operasi produk mendominasi dan menentukan
layout
peralatan-peralatan
pproduksi.
Penyusunan layout ini didasarkan atas urutan proses produksi pada setiap departemen kerja. Layout ini diterapkan pada perusahaan yang melakukan produksi yang berskala besar.
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Gambar II.1 Layout produk ( production line )
2) Layout berdasarkan lokasi material tetap (fixed material location layout ) Layout ini juga sering disebut dengan layout posisi tetap, sering digunakan untuk produk- produk besar dan komplek. Dan tipe layout ini jarang sekali digunakan oleh perusahaan.
commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bahan A
Bahan C
Bahan B
Tempat proses produksi
Alat-alat produksi
Tenaga Kerja
Bahan pembantu
Gambar II.2 Layout posisi tetap 3) Layout produk Layout tipe ini didasarkan pada pengelompokan produk atau komponen yang akan dibuat. Produk-produk yang tidak identik
dikelompokkan
berdasarkan
langkah-langkah
pemosesan, bentuk, matau peralatan lain yang dipaai dan sebagainya.
Gambar II.3 Layout produk atau garis
commit to user
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) layout berdasarkan fungsi dan macam proses (functional layout) Tipe
layout
fungsional
atau
layout
proses
disusun
berdasarkan kesamaan proses produksi. Dalam layout ini peralatan produksi dan personalia dikelompokan bersama-sam untuk melakukan pekerjaan serupa atau sejenis. Layout ini biasanya ditetapkan pada perusahaan yang berorientasi pada pesanan.
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 6
Bagian 5
Bagian 4
Gambar II.4 layout fungsional
B. Keseimbangan Lini (Line Balancing) 1. Pengertian dan Tujuan Keseimbangan Lini Keseimbangan lini merupakan kunci untuk memperlancar pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan. Apabila keseimbangan lini dapat dijaga, maka akan di peroleh pemanfaatan yang tinggi dari tenaga kerja dan alat-alat produksi, sehingga waktu menganggur menjadi minimum. Hal ini dapat mengakibatkan tercapainya target produksi yang diinginkan. commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keseimbangan lini adalah pengelompokan elemen pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang bertujuan membuat seimbang jumlah pekerja yang ditugaskan ke stasiun-stasiun tersebut. Sehingga dapat diperoleh jumlah waktu yang menganggurnya sedikit sehingga efisiensi produk tinggi. Sedangkan secara umum penerapan keseimbangan lini bertujuan untuk meminimalkan jumlah waktu yang menganggur. Merencanakan suatu keseimbangan lintasan kerja meliputi usaha yang bertujuan untuk mencapai suatu kapasitas yang optimal dan tidak terjadi penghamburan kapasitas. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila lintasan produksi bersifat seimbang, stasiun kerja berjumlah minimum, jumlah waktu yang menganggur di setiap stasiun kerja sepanjang lintasan poduksi minimum.
2. Penerapan Keseimbangan Lini Apabila proses produksi pada suatu perusahaan mengalami hambatan-hambatan : salah satu kemungkinan penyebabnya adalah
adanya
ketidaksesuaian
antara
model
layout
yang
diterapkan dengan kebutuhan proses produksi. Kemungkinan besar bahwa layout yang diterapkan perusahaan tersebut terdapat ketidakseimbangan antar stasiun kerja yang ada, sehingga mengakibatkan
banyaknya
waktu
yang
terbuang
dan
menghamburkan kapasitas. commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Apabila hal ini menimpa perusahaan maka harus segera dilakukan peninjauan ulang terhadap layout yang diterapkan di perusahaan tersebut. Layout hendaknya dilakukan agar tercapai keseimbangan antar stasiun kerja yang ada. Kriteria yang umum digunakan dalam suatu keseimbangan lintasan produksi, adalah : a. Minimisasi waktu menganggur (idle time) b. Minimisasi keseimbangan waktu senggang (balance delay) c. Maksimisasi efisiensi (line efficiency) (Handoko, 1999 :119) Penentuan besarnya tingkat keseimbangan dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Menentukan cycle time Cycle time waktu terpanjang yang diperlukan antara bagianbagian proses produksi.
Rumus : Dimana :
C = cycle time t = waktu kerja per hari D = permintaan per hari
Untuk memperoleh kapasitas yang memadai dengan cara
commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Perhitungan untuk mendapatkan stasiun kerja terkecil Perhitungan untuk mendapatkan jumlah stasiun kerja terkecil yang dibutuhkan untuk menempatkan tugas/ pekerjaan yang ada akan dilaksanakan untuk menghasilkan produk.
Rumus
:
Keterangan
:
N = stasiun kerja yang dibuat T = waktu proses total D = Produksi ( proses ) t = waktu kerja per hari
c. Melakukan penugasan atau pengelompokan elemen pekerjaan Melakukan penugasan LOT (Lot Operation Time) yaitu melakukan penugasan elemen tugas-tugas berikutnya dengan tetap memperhatikan urutaan proses pengelompokan elemen tugas ke dalam sejumlah stasun kerja di gambarkan sebagai berikut :
commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Stasiun I
Stasiun II
A
C
Stasiun III
Stasiun IV
E
F
G
D
B
Gambar II.5 Jaringan kerja dan pengelompokan stasiun kerja
Penundaan dipakai sebagai ukuran tentang bagaimana baiknya alokasi penugasan beban kerja pada stasiun kerja, yang merupakan suatu indikator efisien. Hal ini menunjukkan jumlah waktu
menganggur
yang
disebabkan
tidak
sempurnanya
penugasan elemen pekerjaan diantara stasiun kerja yang ada.
Dengan :
d. Menentukan efektifitas Efektifitas diukur dengan :
commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Efisiensi dan Efektifitas 1. Pengertian Efisiensi Efisiensi adalah usaha meminimalkan input dan berusaha mendapatkan output yang optimal. Dari definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah atau suatu proses penyelesaian sesuatu harus dilakukan dengan benar atau paling tidak meminimalkan kesalahan. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar, ini merupakan konsep matematik, atau merupakan perhitungan rasio antara keluar (output) dan masukan (input). Dengan perhitungan tingkat efisiensi sebagai berikut :
2. Pengertian Efektifitas Apabila kita membahas mengenai efisiensi, maka tidak lepas dengan istilah efektifitas. Keduanya ini memiliki hubungan sangat erat. Suatu proses produksi tersebut, begitu pula sebaliknya. Efektifberarti menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Adapun perhitungan efektifitas sebagai berikut :
commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Efisiensi dan Efektifitas Dalam Keseimbangan Lini Peningkatan produktivitas perusahaan tidak terlepas dari kesempurnaan layout fasilitas yang diterapkan. Apabila layout yang diterapkan
perusahaan
terdapat
sedikit
jumlah
waktu
yang
menganggur atau bahkan tidak ada, maka apabila efisiensi produksi telah dicapai oleh perusahaan. Efisiensi tercapai apabila terjadi keseimbangan antar stasiun kerja yang ada. Oleh karena itu perencanaan layout perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pihak perusahaan. Keseimbangan lini dikatakan terpenuhi apabila terjadi pengoptimalan waktu produksi, penurunan jumlah waktu yang menganggur, penurunan jumlah waktu senggang. Apabila tiga kriteria terwujud, maka keseimbangan lini telah terwujud dan layout yang diterapkan dalam proses produksi dapat dikatakan efisien.
commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan Perusahaan Handuk Lumintu di Janti Klaten didirikan pada tahun 1965 oleh bapak H. Marmo Sudirjo, perusahaan ini mendapat pengesahan
izin
usaha
dari
pemerintah
dengan
nomor
487/KANDEP/14/2/XII. Perusahaan mula-mula didirikan di atas tanah seluas 2900 m2 yang terdiri dari sebuah bangunan pabrik dan tempat pencelupan. Pada saat itu dengan modal sebesar Rp 4.000.000,-, Bapak H. Marmo Sudirjo membeli mesin tenun, bahan baku serta mempekerjakan 12 orang untuk memulai usahanya. Dari tahun ke tahun perusahaan terus berkembang dan pada tahun 1971 perusahaan berhasil memeperluas lokasi pabriknya menjadi dua tempat. Dengan dua pabrik maka tingkat produktivitas perusahaan semakin besar, kebutuhan mdal juga semakin besar sehingga
pada
tahun
1975
perusahaan
menambah
modal
perusahaan. Dari modal sendiri sebesar Rp 6.000.000,- dan dari modal kreditur berupa pinjaman dari bank dan KIK sebesar Rp 8.000.000,-. Kesuksesan Bapak H. Marmo Sudirjo dalam mengelola perusahaan bukannya tidak mengalami hambatan, pada tahun 1979 perusahaan mengalami kemunduran. Hal ini dikarenakan adanya commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
suatu persaingan yang tidak sehat, banyak karyawannya yang pindah
ketempat
mengakibatkan
lain
dengan
produktivitas
usaha
perusahaan
sejenis
sehingga
berkurang.
Dengan
pengalaman yang dimilikinya, Bapak H. Marmo Sudirjo berhasil mengatasi permasalahan tersebut sehingga sampai sekarang perusaahaan telah mempekerjakan karyawan sebanyak 98 orang. Dengan berbagai inovasi dan kualitas produk yang semakin meningkat, perusahaan mampu merebut pasar yang diharapkan. Setelah Bapak H. Marmo Sudirjo perusahaan ini kemudian diwariskan kepada Bapak Fery dan dikelola sampai sekarang. 2. Lokasi Perusahaan Perusahaan Handuk Lumintu memilih lokasi tempat usahanya terletak di Dukuh Ngendo, Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Lokasi tersebut cukup stategis karenasemua kebutuhan sebagai sarana penunjang usaha mudah diperoleh. Bahan baku, tenaga kerja, dan bahan- bahan pembantu lain mudah diperoleh, di samping itu masyarakat di sekitar lokasi juga sangat mendukung adanya perusahaan ini. Lokasi perusahaan juga dekat dengan pasar tekstil baik di Klaten, Yogyakarta, maupun Solo sehingga dalam pemasaran hasil poduksi tidak ada kesulitan. 3. Tujuan Perusahaan Tujuan didirikannya Perusahaan Handuk Lumintu ada dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. commit to user
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tujuan umum yaitu : a. Memenuhi kebutuhan, memberi kepuasan dan pelayanan yang baik kepada konsumen. b. Membantu
pemerintah
untuk
menciptakan
lapangan
pekerjaan terutama bagi masyarakat yang ada disekitarnya. c. Meningkatkan taraf hidup masyarakat. Tujuan khusus yaitu : Memperoleh
keuntungan
yang
digunakan
untuk
sumber
penghasilan perusahaan guna kelangsungan hidup perusahaan. 4. Struktur Organisasi Struktur organisasi yang ada pada perusahaan Handuk Lumintu di Janti Klaten adalah struktur organisasi garis yaitu pembagian wewenang
dan
tanggung
jawab
masing-masing
bagian
dilaksanakan dari puncak pimpinan sampai bawahan/pekerja. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi perusahaan Handuk Lumintu adalah sebagai berikut :
commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PIMPINAN
BAGIAN PRODUKSI
BAGIAN PEMASARAN
PROSES PRODUKSI
TEKNIK
BAGIAN ADMINISTRASI
KEUANGAN
PEMBUKUAN
Gambar III.1 Struktur Organisasi a.
Wewenang dan tugas masing-masing bagian. 1) Pimpinan Perusahaan a) Bertanggung jawab atas jalannya perusahaan. b) Menentukan kebjakan perusahaan. c) Menyusun rencana perusahaan. d) Mengadakan hubungan dengan pihak luar. e) Membuat peraturan yang berlaku di pasaran. f) Melakukan penilaian prestasi kerja karyawan. 2) Bagian produksi a) Bagian Teknik (1) Memelihara kelancaran jalannya mesin-mesin (2) Memperbaiki kerusakan mesin. commit to user
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Bagian Proses Produksi (1) Menentukan pembelian bahan baku. (2) Merencanakan kebutuhan bahan untuk proses poduksi. (3) Menentukan standar kualitas dan kapasitas material. (4) Bersama
karyawan
menentukan
besarnya
volume produksi. 3) Bagian Pemasaran a) Memperkenalkan dan menjual hasil proses produksi. b) Melayani
dan
mengadakan
negoisasi
dengan
pelanggan. c) Mencatat pesanan-pesanan yang masuk. d) Memberi informasi ke bagian produksi mengenai jumlah pesanan dan produk yang laku di pasaran. e) Bertanggung jawab atas pengiriman barang sampai pesanan. 4) Bagian Administrasi a) Bagian Pembukuan Mencatat seluruh peristiwa yang berhubungn dengan kegiatan perusahaan termasuk rencana dann pelaksanan kegiatan perusahaan.
commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Bagian Keuangan Melakukan pengeluaran
perencanaan, dana
yang
penyediaan,
berhubungan
dan
dengan
kegiatan perusahaan. 5. Harga Harga produk handuk yang dihasilkan oleh Perusahaan Handuk Lumintu cukup terjangkau oleh masyarakat. Penetapan harga handuk pada Perusahaan Handuk Lumintu adalah sebagai berikut : Harga = Biaya Produksi + Laba Jika pesanan berasal dari luar kota maka penetapan garga handuk adalah sebagai berikut : Harga = Biaya Produksi + Laba + Biaya Pengiriman Harga handuk pada Perusahaan Handuk Lumintu berdasarkan atas ukuran dan ketebalan handuk. Tabel III.1 Data Harga Handuk dan Ukuran Perusahaan Handuk Lumintu di Janti Klaten Tahun 2010 Jenis AA A C1 C2
Ukuran 80 cm x 140 cm 65 cm x 130 cm 55 cm x 110 cm 50 cm x 100 cm
Harga (unit) Rp 23.000 Rp 21.000 Rp 15.000 Rp 13.000
D
40 cm x 80 cm
Rp 7.000
sumber : Perusahaan Handuk Lumintu di Janti Klaten
commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Kepersonaliaan a. Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja perusahaan Handuk Lumintu di Janti Klaten data ini mengalami penurunan. Hal ini disebabkan banyaknya tenaga kerja yang keluar dan beralih profesi menjadi petani, dan bekerja di tempat lain. Perusahaan Handuk Lumintu di Klaten saat ini memiliki 30 orang, dengan perincian sebagai berikut: Tabel III.2 Data Jumlah Tenaga Kerja Perusahaan Handuk Lumintu di Janti Klaten Tahun 2010
Keterangan
Jumlah
Pimpinan Perusahaan
1 orang
Bagian Pemasaran
3 orang
Bagian Administrasi
3 orang
Bagian Produksi 1) Bagian Tenun 2) Bagian Sekir 3) Bagian Celup 4) Bagian Sablon 5) Bagian Pengepakan 6) Bagian Staf 7) Bagian Palet Sopir
10 orang 1 orang 2 orang 1 orang 4 orang 2 orang 1 orang 1 orang
Pembantu Umum
1 orang
Sumber : Perusahaan Handuk Lumintu di Janti Klaten
commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tenaga kerja pada Perusahaan Handuk Lumintu di Janti Klaten pada dasarnya digolongkan menjadi dua golongan yaitu karyawn tetap dan karyawan tidak tetap. 1) Karyawan tetap, adalah karyawan yang bekerja dengan menerima upah bulanan. 2) Karyawan tidak tetap (borongan), adalah karyawan yang bekerja pada perusahaan dengan menerima uph harian sesuai dengan jumlah handuk yang mereka hasilkan. Tenaga kerja yang ada diambil dari daerah sekitar lokasi perusahaan,
karena
sebagian
besar
pekerjaan
hanya
memerlukan keterampilan maka tenaga kerja yang ada hanya berpendidikan SD dan SMP, kecuali pada bagian tertentu seperti bagian pemasaran dan administrasi. b. Sistem Gaji Tabel III.3 Data Sistem Gaji Karyawan Perusahaan Handuk Lumintu di Janti Klaten Tahun 2010 Jenis Karyawan Tetap Borongan Harian
Macam Gaji Bulanan Mingguan Harian
Jumlah Rp 400.000 s/d Rp 600.000 Rp 84.000 s/d Rp 87.000 Rp 15000
Sumber : Perusahaan Handuk Lumintu di Janti Klaten
commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Jam Kerja Karyawan Karyawan pada Perusahaan Handuk Lumintu di Janti Klaten bekerja dalam seminggu selama. Jam kerja di mulai pada pukul 07.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB dengan waktu istirahat 1 jam yaitu antara pukul 12.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Sedangakan hari Jumat istirahat antara pukul 11.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Hari besar dan hari minggu, karyawan diliburkan. d. Jaminan Sosial Dalam upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat kerja karyawan, maka Perusahaan Handuk Lumintu di Janti
Klaten
selain
memberikan
upah
juga
memberikan
kebijakan yang menyangkut kesejahteraan karyawan yaitu : 1) Tunjangan hari raya. 2) Tunjangan kecelakaan kerja. 3) Perawatan dan pengobatan. 4) Cuti tahunan 5) Bonus insentif berdasarkan prestasi kerja, dan 6) Hadiah kaos dari handuk pada saat-saat tertentu. e. Rekrutmen Rekrutmen
dapat
didefinisikan
sebagai
penerimaan
karyawan baru yang sesuai dengan apa yang diinginkan perusahaan untuk bekerja di perusahaan tersebut. Sampai saat commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ini perusaaan Handuk Lumintu tidak ada masalah dalam proses perekrutan karena sesuai dengan prosedur perekrutan. Perusahaan handuk lumintu juga menerapkan rekrutmen secara kekeluargaan di bagian produksi. Kekeluargaan disini dimaksudkan tenaga kerja yang sudah mempunyai keahlian/skill tertentu
akan
diterima
di
bagian
produksi
yang
lebih
membutuhkan ketrampilan. f. Pengembangan Karyawan dan Penghargaan/penilaian 1) Training Perusahaan
handuk
lumintu
menyediakan
program
pelatihan untuk karyawannya, khususnya karyawan bidang produksi yang sangat membutuhkan keterampilan. Ini bertujuan agar karyawan yang di terima di perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan. 2) Promosi keahlian/peningkatan keahlian Bila tenaga kerja menunjukkan peningkatan keahlian, maka Perusahaan Handuk Lumintu akan merekrut tenaga kerja tersebut untuk bekerja dipekerjaan yang membutuhkan keahlian yang lebih tinggi. Biasanya ini terjadi di bagian produksi. 3) Kerja lembur dan program pembayaran bonus Kerja lembur biasa terjadi di perusahaan Handuk Lumintu bila pesanan/order handuk lebih dari biasanya. Dan program commit to user pembayaran bonus diberikan sebagai symbol terima kasih 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perusahaan atas pengorbanan yang dilakukan karyawan untuk bekerja lebih dari biasanya. Program pembayaran bonus dihitung dari jumlah handuk yang dihasilkan selama jam kerja lembur atau dihitung mulai dari jam kerja selesai. 7. Proses Produksi a. Tahap Penghanian Pada tahap ini dilakukan proses pemintalan benang kedalam gulungan benang. b. Tahap Pengebuman Tahap
pengebuman
merupakan
pemasukan
setelah
pemintalan dimasukkan ke dalam bum siap dibuat handuk. c. Tahap penyambungan Penyambungan disini yaitu menganyam benang dengan menggunakan mesin tenun dan kemudian menjadi handuk yang masih berupa lembaran. d. Tahap Pemaletan Pemaletan disini yaitu memintal benang ke sebuah alat palet digunakan sebagai pakan penyambung benang. e. Tahap pemotongan Dalam tahap ini sudah terbentuk handuk tetapi masih dalam lembaran kemudian dipotong sesuai ukuran jenis handuk. f. Tahap pencelupan Pencelupan
adalah
perendaman
handuk
yang
telah
commit to user dipotong-potong dengan kaporit (pemutih).
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
g. Tahap penyablonan Handuk yang telah diperas dari rendaman kaporit kemudian diberi malam (pencantingan) agar terlihat menarik. h. Tahap Pewarnaan Pemberian warna pada handuk dengan zat warna secara merata. i. Perebusan Dalam tahap ini dimaksudkan agar malam dapat terlepas dari handuk. j. Tahap pengeringan Setelah handuk-handuk terlepas dari malam, kemudian diperas dan dijemur sampai kering. k. Packing Tahap ini adalah memasukkan handuk yang telah dijahit kedalam kantong-kantong plastik dan siap dipasarkan.
B. Laporan Magang Kerja 1. Pengertian Magang Kerja Magang kerja merupakan kegiatan penunjang perkuliahan yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa dengan diterjunkan secara langsung ke dunia kerja secara nyata dengan tujuan agar mahasiswa dapat meneliti secara langsung aplikasi dari berbagi teori yang telah didapat pada saat perkuliahan. commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Tujuan Magang Kerja Magang Kerja mempunya tujuan sebagai berikut : a. Memperoleh
pengalaman
kerja
dengan
terjun
secara
langsung ke dalam dunia kerja secara kenyataan. b. Dapat menambah pengalaman dan ilmu yang di gunakan dalam dunia kerja secara kenyataan. c. Agar
mahasiswa
dapat
mengetahui
memahami
permasalahan yang dihadapi dalam dunia kerja seraca kenyataan. d. Agar
dapat
bekerja
secara
berkelompok
atau
dapat
berinteraksi terhadap masyarakat di dalam dunia kerja. 3. Objek magang kerja Dalam laporan ini objek magang kerja adalah Perusahaan Handuk Lumintu. a. Jenis objek magang kerja Objek kerja berupa perusahaan manufaktur yang proses produksinya dilaksanakan secara manual dan menggunakan mesin. Proses produksi dilaksanakan berdasarkan factor penjualan dan permintaan konsumen.
b. Kriteria objek magang kerja Criteria objek magang kerja, yaitu perusahaan handuk Lumintu adalah sebagai berikut : i. Berdiri dan beroperasi lebih dari empat puluh tahun. commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ii. Bersedia menerima kedatangan peserta magang kerja serta bersedia membimbing peserta magang kerja di objek magang kerja. iii. Perusahaan sudah mempunyai pangsa pasar yang jelas. 4. Pelaksanaan magang kerja a. Tempat kegiatan Magang Kerja Penulis melakukan magang kerja di Perusahaan Handuk Lumintu yang beralamat di Ngendo, Janti, Polanharjo, Klaten. Magang dilaksanakan selama satu bulan, di mulai dari tanggal 08 Februari 2010. Magang dimulai dari pukul 08.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB. Waktu magang tersebut merupakan kesepakatan yang telah disetujui antara pihak perusahaan dengan pihak mahasiswa sebagai peserta magang, sesuai dengan bidang kami yaitu Manajemen Industri. b. Kegiatan Magang Kerja Pelaksanaan magang kerja diarahkan pada kegiatan terjun ke lapangan secara langsung. Sebagai acuan dalam menyusun tugas akhir, kegiatan yang kami laksanakan di lokasi produksi adalah : a) Mengamati berlangsungnya proses produksi. b) Melakukan tugas sesuai dengan jadwal yang telah diberikan. c) Mendapatkan pengarahan dan pembimbing lapangan. commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Melakukan wawancara. e) Ikut membantu dalam kegiatan proses produksi. 5. Manfaat Magang Kerja Dalam pelaksanaan magang kerja banyak manfaat yang diperoleh penulis antara lain : 1) Mengetahui secara langsung proses produksi pada Perusahaan Handuk Lumintu. 2) Mengetahui secara langsung pekerjaan karyawan. 3) Mengetahui peralatan proses produksi pada Perusahaan Handuk Lumintu. 4) Memperoleh data untuk penulisan tugas akhir. Demikian laporan magang kerja yang telah dilaksanakan di Perusahaan Handuk Lumintu sebagai objek penulisan Tugas Akhir. Data yang dipakai untuk penulisan tugas akhir adalah tentang proses produksi handuk oleh Perusahaan Handuk Lumintu.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Pembahasan Masalah 1. Pencatatan Alir atau Urutan Pekerjaan Langkah awal dalam menganalisis efisiensi dan efektifitas layout dengan metode line balancing terlebih dahulu kita harus mengetahui layout perusahaan ini. Untuk lebih jelasnya kita gambart layout perusahaan saat ini seperti gambar berikut :
C & E
A& B
D C & E
Gudang Handuk
Km. mandi
F J G,H,L
I N & O
M
K
kantor
Tmpt.bhan pew arna
Gambar III.2 Layout Perusahaan Handuk Lumintu
Langkah selanjutnya adalah menginventarisasi pekerjaan, yakni mencatat alir atau urutan pekerjaan yang ada. Dalam hal ini kita mencatat
urutan
pekerjaan
beserta
waktu
pekerjaan
yang
mendahului pada produksi handuk. Adapun urutan atau alir commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pekerjaan dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses produksi dapat dilihat pada tabel III.4 dibawah ini. Tabel III.4 Urutan pekerjaan dan waktu penyelesaian produksi handuk Pada perusahaan handuk lumintu
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 16
Pekerjaan
Simbol
Penghanian A Pengebuman B Penyucukan C Pemaletan D Penenunan E Pemotongan F Pencelupan G Pemerasan H Penyablonan I Pewarnaan J Perebusan K Pemerasan L Pengeringan M Penjahitan N Pengepakan O Total waktu
Pekerjaan yang mendahului A B C,D E F G H I J K L M N
Waktu (menit) 35 15 30 5 37 3 18 7 15 23 12 7 120 7 8 342
Sumber : data setelah diolah
Pada tabel diatas waktu yang penulis catat merupakan hasil dari pengamatan langsung dengan asumsi rata-rata waktu pengerjaan tiap satu kodi handuk.
commit to user
40
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Dalam bentuk diagram jaringan kerja kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut :
A D
B
C E F G
H
I
J K
L
M
N
O
Gambar III.3 Diagram Jaringan kerja produksi handuk Pada Perusahaan Handuk Lumintu commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Analisis Keseimbangan Lini Langkah selanjutnya adalah memperhitungkan keseimbangan stasiun kerja pada proses produksi handuk pada Perusahaan Handuk Lumintu. a. Menentukan stasiun kerja terkecil dan cycle time yang dikehendaki. 1) Menentukan stasiun kerja terkecil Untuk menentukan banyaknya stasiun kerja yang ada dalam proses pekerjaan, maka digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan
:
N = stasiun kerja yang dibuat T = waktu proses total D = Produksi ( proses ) t = waktu kerja per hari
Perusahaan telah menetapkan target jumlah produksi handuk sebanyak 4 kodi (80 handuk), informasi ini diperoleh dari bagian produksi.
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sehingga dapat dihitung jumlah stasiun kerja terkecilnya sebagai berikut : N= =
(dibulatkan menjadi 3 stasiun kerja)
Langkah selanjutnya adalah mengelompokkan elemen pekerjaan yang ada ke dalam 3 stasiun kerja.
I
II
III
stasiun kerja
elemen pekerjaan
waktu
A B CC D E
F G H
122
I
J K L M
78
N
O
142
Gambar III.4 Pengelompokan elemen pekerjaan ke dalam 3 stasiun kerja
2) Menentukan kapasitas maksimum dan siklus kerja (cycle time) yang diijinkan. Sebagai
dasar
struktur
kerjanya
perusahaan
menggunakan waktu dan elemen terlama yaitu 142 menit adalah dengan perhitungan sebagai berikut :
commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menghitung kapasitas maksimum Kapasitas
maksimum(Qmax)
=
=
= = 3,38 (dibulatkan menjadi 3 kodi) Menghitung cycle time yang diijinkan
= = = b. Analisis Penugasan Elemen Pekerjaan Dalam Stasiun Kerja. Setelah kita membuat pengelompokan elemen pekerjaan, mengetahui kapasitas maksimum dan cycle time yang diijinkan maka. Langkah selanjutnya adalah membuat tabel perhitungan penugasan elemen-elemen pekerjaan dalam stasiun kerja yang telah kita ketahui tersebut. commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel III.5 Tabel pengelompokan penugasan elemen pekerjaan dalam stasiun kerja dengan komulatif waktu tiap stasiun kerja
no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
pekerjaan
simbol
Penghanian Pengebuman Penyucukan Pemaletan Penenunan Pemotongan Pencelupan Pemerasan Penyablonan Pewarnaan Perebusan Pemerasan Pengeringan Penjahitan Pengepakan Total waktu
Stasiun kerja
Waktu menit
I
122
II
78
III
142
A B C D E F G H I J K L M N O
342
1) Analisis LOT (Longest Operations Time) Pada siklus kerja 142 menit sebagai dasar siklus kerja yang ditentukan oleh perusahaan, penentuan elemen pekerjaan ke dalam 3 stasiun kerja beserta perhitungan waktu menganggur atau idle time dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel III.6 Perhitungan total waktu kerja, siklus dan waktu menganggur pada cycle time 142 menit. Stasiun kerja
I
II
III
Waktu komulatif Siklus kerja Waktu menganggur
122
78
142
Total waktu (menit) 342
142 20
142 64
142 0
426 84
Dari tabel diatas dapat dihitung berapa presentasi waktu penundaan. a) Tingkat penundaan
=
x 100%
= b) Tingkat efisiensi
= =
Perhitungan diatas adalah dengan siklus kerja 142 menit. Kemudian kita bandingkan dengan perhitungkan siklus kerja yang diijinkan. Jika perusahaan ingin commit to user
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mencapai target produksi 4 kodi per hari, yakni 120 menit. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 2) Perhitungan berdasarkan waktu siklus (cycle time) yang diijinkan yakni 120 menit.
Tabel III.7 Perhitungan total waktu kerja, siklus dan waktu menganggur Pada cycle time 120 menit.
Stasiun kerja
I
II
III
Waktu komulatif Siklus kerja Waktu menganggur
122
78
142
Total waktu (menit) 342
120 -2
120 42
120 -22
360 18
Dari tabel diatas dapat dihitung berapa presentasi waktu penundaan sebagai berikut : a) Tingkat penundaan
=
x 100%
commit to user
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Tingkat efisiensi
c.
Menghitung Efektifitas Efektifitas
lininya
adalah
tingkat
kapasitas
yang
diinginkan yang bisa dicapai, yaitu dengan siklus kerja 120 menit. Total output yang dapat di capai adalah : 1) Menghitung efektifitas berdasarkan cycle time yang diijinkan (120 menit)
Sehingga efektifitas dapat kita bandingkan dengan perhitungan sebagai berikut :
= =
x 100%
commit to user
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jika dibandingkan dengan perhitungan output per hari yang dicapai dengan siklus kerja 142 menit maka akan diperoleh output per hari yang dicapai sebagai berikut : 2) Menghitung efektifitas berdasarkan cycle time yang diijinkan (142 menit)
Dari perhitungan tersebut maka dapat kita lihat tingkat efektifitasnya adalah sebagai berikut :
4. Hasil Analisis Keseimbangan Lini Maka
dari
keseluruhan
perhitungan
diatas
dapat
kita
rangkumkan ke dalam tabel sebagai berikut :
commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel III.8 Hasil analisis keseimbangan lini berdasarkan aturan siklus kerja terlama LOT (Longest Operations Time)
keterangan
Hasil analisis siklus kerja
Perbedaan (selisih)
Siklus kerja 142 menit 84
Siklus kerja 120 menit 18
66
Efisiensi Efektifitas
80,29% 75%
95% 100%
14,71% 25%
Tingkat penundaan
19,71%
5%
14,71%
Total menganggur
Dari tabel diatas kita dapat membandingkan antara penerapan kebijakan siklus kerja 120 menit lebih menguntungkan daripada siklus kerja pertama yakni 142 menit. Sehingga apabila siklus kerja 120 menit dapat diterapkan dengan benar maka keseimbangan lini kerja menjadi lebih baik, dimana hal ini akan meningkatkan perusahaan. Dapat kita lihat apabila dengan waktu siklus kerja (cycle time) 142 menit, menghasilkan waktu menganggur yang cukup besar 84 menit, maka tingkat efisiensi dan efektifitas yang terendah yakni 80,29% dan 75%, serta tingkat penundaan yang tinggi yakni 19,71%. Berbeda apabila diterapkan dengan siklus kerja terkecil atau cycle time yang diijinkan yakni 120 menit, yang mana dari hasil commit to user analisis terlihat lebih baik karena menghasilkan waktu menganggur
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang kecil 18 menit. Tingkat efisiensi dan efektifitas yang lebih tinggi yakni 95% dan 100%, serta tingkat penundaan yang rendah sebesar 5%. Dengan demikian apabila sistem, peralatan dan karyawan dapat di koordinir serta diterapkan dengan baik maka efisiensi dan efektifitas layout dapat tercapai. Dari
uraian
diatas
dapat
pula
disimpulkan
bahwa
pengelompokan pekerjaan berdasarkan stasiun kerja yang terlihat sebagai berikut :
C & E
A& B
St 1 D
C & E
Gudang Handuk
Km. mandi
F J G,H,L
I
St 3
St 2 K
N & O
M kantor
Tmpt.bhan pew arna
Gambar III.5 Tata latak Perusahaan berdasarkan pembagian stasiun kerja
commit to user
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PENUTUP
Berikut merupakan kesimpulan yang dikemukakan berdasarkan pembahasan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Tentang efisiensi dan efektifitas layout fasilitas produksi pada Perusahaan Handuk Lumintu, Klaten. Selain itu juga berisi saran-saran bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk mengevaluasi perusahaan serta sebagai salah satu langkah perbaikan untuk masa mendatang. a.
KESIMPULAN 1. Alur proses produksi pada Perusahaan Handuk Lumintu di Janti, Klaten
meliputi
penghanian,
pengebuman,
penyucukan,
pemaletan, penenunan, pemotongan, pencelupan, penyablonan, pewarnaan, perebusan, pengeringan, penjahitan, pengepakan. 2. Departemen produksi untuk produksi handuk di Perusahaan Handuk Lumintu, memiliki pekerjaan yang dapat dikelompokkan menjadi 3 stasiun kerja. Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara lain sebagai berikut yakni A,B,C,D,E terdapat pada stasiun kerja satu. F,G,H,I,J,K terdapat pada stasiun kerja dua. L,M,N,O terdapat pada stasiun kerja tiga. 3. Dari hasil analisis dapat kita peroleh berapa tingkat efisiensi dan efektifitas layout yang ada pada produksi handuk. Dari dua siklus kerja yang ada pada perusahaan : commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Dengan menggunakan siklus kerja 142 menit.(siklus kerja yang diterapkan),menghasilkan tingkat efisiensi sebesar 80,29% dan tingkat efektifitas sebesar 75%. b. Dengan menggunakan siklus kerja 120 menit.(siklus kerja yang diijinkan),menghasilkan tingkat efisiensi lebih besar yakni sebesar 95% dan tingkat efektifitas 100%. Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
dengan
menggunakan siklus kerja 120 menit dapat menghasilkan tingkat efisiensi dan efektifitas yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan siklus kerja 142 menit. 4.
Dari hasil analisis pula kita dapat menemukan adanya waktu menganggur dan tingkat penundaan yang muncul pada layout produksi handuk yakni sebagai berikut : a. Dengan menggunakan siklus kerja 142 menit(siklus kerja yang diterapkan), menghasilkan waktu menganggur yang lebih besar yakni 84 menit lebih besar dari waktu siklus dan tingkat penundaan yang besar yakni 19,71%. b. Dengan menggunakan siklus kerja 120 menit(siklus kerja yang diijinkan), menghasilkan waktu menganggur yakni sebesar 18 menit dan tingkat penundaan 5%. Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
dengan
menggunakan siklus kerja 120 menit dapat menghasilkan waktu menganggur dan tingkat penundaan yang lebih kecil dan ini commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berarti penerapan siklus kerja 120 menit lebih baik dibandingkan dengan menggunakan siklus kerja 140 menit.
b.
SARAN Berdasarkan
analisis
yang
dilakukan,
penulis
mencoba
memberikan saran yang terkait dengan hasil yang diperoleh. Dengan harapan dapat dijadikan bahan referensi pertimbangan atau kebijakan menajemen untuk proses produksi handuk.
1. Siklus kerja yang digunakan hendaknya adalah siklus kerja yang kecil sehingga perusahaan mendapatkan tingkat efisiensi dan efektifitas produksi yang lebih baik. 2. Untuk dapat menggunakan siklus kerja yang kecil, perlu dilakukan evaluasi pada tiap-tiap stasiun kerja, sehingga dapat diketahui kegiatan apa saja yang ditiadakan dan diadakan ataupun diperbaiki dari kondisi sebelumnya. Hal ini ditujukan agar dapat mengoptimalkan fungsi produksi dan meminimalkan
permasalahan
yang
ada
pada
proses
produksi. 3. Memperhatikan produktivitas karyawan dan kondisi peralatan yang ada, hendaknya selalu dievaluasi secara berkala agar efisiensi dan efektifitas produksi meningkat dan terkontrol dengan baik. commit to user
54