ANALISIS EFEKTIVITAS PENCAPAIAN INDIKATOR PELAKSANAAN PROGRAM CSR LINGKUNGAN JAKARTA GREEN AND CLEAN PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk. DAN DAMPAKNYA TERHADAP CITRA PERUSAHAAN
Oleh ILHAM NUR AKBAR H24061377
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
ABSTRAK
Ilham Nur Akbar. H24061377. Analisis Efektivitas Pencapaian Indikator Pelaksanaan Program CSR Lingkungan Jakarta Green and Clean PT. Unilever Indonesia, Tbk. dan Dampaknya Terhadap Citra Perusahaan. Di bawah bimbingan Pramono D. Fewindarto Dunia usaha kini berkembang pesat seiring dengan perkembangan pesat dunia teknologi dan informasi. Masyarakat semakin mudah untuk mendapatkan dan menyerap setiap informasi yang berkembang sehingga apapun yang dilakukan oleh perusahaan akan menentukan penilaian masyarakat atas berbagai aktivitas perusahaan dan pada akhirnya menentukan keberlangsungan perusahaan dan citra perusahaan di masyarakat. Indikator keberhasilan perusahaan dalam memenangkan persaingan dalam dunia usaha pun berkembang tidak hanya dilihat dari sisi profitabilitas dan pertumbuhan usaha tetapi juga sisi keberlangsungan usaha. Pencapaian optimal indikator keberlangsungan (Sustainability) adalah penerimaan dan penilaian publik yang positif terhadap kehadiran dan aktivitas perusahaan sehingga mengurangi gangguan dan meningkatkan dukungan masyarakat terhadap operasi perusahaan. Salah satu upaya untuk mendukung keberlangsungan perusahaan adalah Implementasi konsep Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) secara berkelanjutan yang ternyata berdampak positif terhadap peningkatan citra positif perusahaan dan loyalitas konsumen. Citra perusahaan yang positif dan loyalitas masyarakat inilah yang menjadi social benefit untuk menunjang dan meningkatkan keberlangsungan perusahaan. Penelitian ini bertujuan (1) Mengkaji dan mempelajari implementasi Program CSR Lingkungan Unilever Indonesia Jakarta Green and Clean (2) Mengkaji efektivitas pelaksanaan program CSR Lingkungan Jakarta Green and Clean (3) Menganalisis dampak positif penerapan program CSR Lingkungan Jakarta Green and Clean terhadap citra perusahaan. Ruang lingkup penelitian adalah analisis efektivitas program CSR Lingkungan Jakarta Green and Clean berdasarkan indikator pelaksanaan (tingkat partisipasi, kinerja atribut program serta dampak sosial dan lingkungan program) dan indikator citra perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada Yayasan Unilever Indonesia milik PT. Unilever Indonesia Tbk dan di wilayah RW 02 kelurahan Pasarminggu & RW 03 kelurahan Mampang Prapatan yang menjadi sasaran program dan telah merasakan program CSR tersebut lebih dari 2 tahun. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui metode wawancara dan metode survey. Data sekunder berasal dari berbagai studi kepustakaan, informasi dari internet, sejumlah kajian literatur, laporan Program CSR perusahaan, Annual Report dan Annual Sustainability Report perusahaan. Pengambilan sampel menggunakan metode convenience sampling (accidental sampling) dengan sampel sebanyak 100 responden. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan dengan uji Product Moment Pearson dan teknik Cronbach’s Alpha. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Deskriptif, Analisis Tabulasi Silang (Crosstab), Analisis Mean Score, Analisis IPA CSI, Analisis Chi-square dan korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program CSR lingkungan Jakarta Green and Clean merupakan program pelestarian lingkungan (penghijauan lingkungan dan manajemen pengelolaan sampah masyarakat secara mandiri) yang dikembangkan dengan Model Jaringan Kader Lingkungan dan dikemas dalam bentuk kompetisi. Menurut indikator tingkat partisipasi masyarakat, semua masyarakat baik di wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan ikut serta dalam program CSR lingkungan Jakarta Green and Clean. Sebanyak 60% masyarakat di kedua wilayah tersebut memberikan tingkat partisipasi yang tinggi (sering dan sering sekali) dan sebanyak 40% memberikan tingkat partisipasi yang rendah (jarang dan jarang sekali) selama program berlangsung. Selain itu, dari 10 kegiatan lingkungan yang program CSR lingkungan Jakarta Green and Clean,
ii
sebanyak 56% masyarakat Pasarminggu dan 53% masyarakat Mampang Prapatan tergolong sangat aktif dengan mengikuti 7 dari 10 kegiatan lingkungan secara berkelanjutan selama program berlangsung. Berdasarkan hubungan antara faktor internal (Jenis kelamin, Status Kependudukan, Usia, Tingkat Pendidikan, tingkat Pendapatan, durasi mengkonsumsi produk Unilever) dengan tingkat partisipasi masyarakat pada program CSR lingkungan Jakarta Green and Clean diperoleh fakta menarik. Di wilayah Pasarminggu, faktor jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan durasi dalam mengkonsumsi produk Unilever tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat partisipasi masyarakat pada program Jakarta Green and Clean yang diidikasikan oleh nilai probabilitas (sig)/Asymp. Sig pada uji korelasi Rank spearman yang lebih besar dari nilai alfa 0,05 (p > 0,05). Artinya, tingkat partisipasi masyarakat di wilayah Pasarminggu tidak dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan durasi dalam mengkonsumsi produk Unilever. Sedangkan faktor Status kependudukan, Usia dan Tingkat pendapatan memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat partisipasi masyarakat pada program Jakarta Green and Clean di wilayah Pasarminggu yang diidikasikan oleh nilai probabilitas (sig)/Asymp. Sig pada uji korelasi Rank spearman yang lebih kecil dari nilai alfa 0,05 (p < 0,05). Artinya, tingkat partisipasi masyarakat di wilayah ini dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan durasi dalam mengkonsumsi produk Unilever. Status kependudukan masyarakat asli, semakin tinggi tingkat usia dan semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat akan menyebabkan tingkat pertisipasi masyarakat yang semakin tinggi. Di wilayah Mampang Prapatan, semua faktor internal perusahaan (Jenis kelamin, Status Kependudukan, Usia, Tingkat Pendidikan, tingkat Pendapatan, durasi mengkonsumsi produk Unilever) memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan tingkat partisipasi masyarakat pada program CSR lingkungan Jakarta Green and Clean. Hal ini diindikasikan dengan diidikasikan oleh nilai probabilitas (sig)/Asymp. Sig pada uji korelasi Rank spearman yang lebih besar dari nilai alfa 0,05 (p > 0,05). Artinya, tingkat partisipasi masyarakat di wilayah Mampang Prapatan tidak dipengaruhi oleh faktor internal masyarakat. Sedangkan berdasarkan perhitungan IPA CSI, kinerja atribut program CSR lingkungan Jakarta Green and Clean dinilai telah memberikan kinerja yang sangat memuaskan. Hasil perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) terhadap kinerja atribut program Jakarta Green and Clean di Pasarminggu dan Mampang Prapatan menghasilkan nilai masing-masing sebesar 0, 83 (83 persen) dan 0,89 (89 persen). Nilai ini berada pada selang 0,81-1,00 yang tergolong dalam kategori sangat puas berdasarkan range indeks kepuasan. Berdasarkan indikator citra perusahaan, program CSR lingkungan Jakarta Green and Clean yang diselenggarakan di wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan ternyata berdampak positif terhadap peningkatan citra positif perusahaan. Bedasarkan hasil tabulasi dan perhitungan mean score terhadap persepsi masyarakat Pasarminggu dan Mampang Prapatan setelah penyelenggaraan program Jakarta Green and Clean menyatakan bahwa PT. Unilever Indonesia merupakan perusahaan yang sangat peduli terhadap kelestarian dan penghijauan lingkungan (mean Score: Pasarminggu= 4,38, Mampang Prapatan= 4,36). Lebih dari itu, persepsi masyarakat yang netral (masyarakat di sekitar lokasi penelitian yang mengatahui dan mengenal PT. Unilever Indonesia namun tidak mengetahui dan merasakan) memberikan penilaian serupa (mean score = 4,12). Hasil ini menunjukkan bahwa Program CSR Jakarta Green and Clean telah memberikan dampak positif berupa peningkatan dan penguatan citra positif perusahaan dan bukan untuk menciptakan citra positif perusahaan. Citra positif ternyata timbul secara alami ketika masyarakat melihat operasi PT. Unilever Indonesia di Indonesia termasuk Program CSR Jakarta Green and Clean.
iii
ANALISIS EFEKTIVITAS PENCAPAIAN INDIKATOR PELAKSANAAN PROGRAM CSR LINGKUNGAN JAKARTA GREEN AND CLEAN PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk. DAN DAMPAKNYA TERHADAP CITRA PERUSAHAAN
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh ILHAM NUR AKBAR H24061377
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
iv
Judul Skripsi
: Analisis Efektivitas Pencapaian Indikator Pelaksanaan Program CSR Lingkungan Jakarta Green and Clean PT. Unilever Indonesia, Tbk. dan Dampaknya terhadap Citra Perusahaan.
Nama
: Ilham Nur Akbar
NIM
: H24061377
Menyetujui : Dosen Pembimbing,
(Ir. Pramono D. Fewindarto, MS) NIP : 195802021984031003
Mengetahui : Ketua Departemen,
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc) NIP : 196101231986011002
Tanggal Lulus :
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 21 Juni 1988 dengan nama lengkap Ilham Nur Akbar. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Syafe’ie Permana dan Sri Sumiyati. Pada tahun 1994, penulis memulai pendidikan pertamanya di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pasarmingggu 01 Pagi, Jakarta dan lulus pada tahun 2000. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN) 41 Jakarta dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 28 Jakarta dengan Program Studi (Prodi) IPA dan lulus pada tahun 2006. Penulis melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi dengan menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui ujian Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun 2006. Penulis menjalani Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB, kemudian diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, dan mengikuti mata kuliah penunjang di Departemen Agribisnis, Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen dan Departemen Teknik Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB). Selama masa studi, penulis aktif dalam berbagai kegiatan organisasi dan kepanitiaan mahasiswa baik internal kampus maupun eksternal kampus. Penulis aktif dalam organisasi mahasiswa antar kampus yaitu Himpunan Mahasiswa Manajemen Se-Jabotabek (HMMJ) sebagai koordinator wilayah Bogor dan dewan komisaris. Penulis juga aktif dalam organisasi mahasiswa intra kampus yakni Himpunan Profesi Manajemen Center of Management (COM@) sebagai staff direktorat Marketing dan wakil ketua, dan Badan Eksekutif Mahasiswa FEM sebagai anggota BEM Muda FEM. Penulis juga aktif dalam kepanitiaan mahasiswa dalam Program CSR Bakti Sosial HMMJ, Open House Mahasiswa Manajemen, Lokakarya Mahasiswa Manajemen Se-Jawa Madura, Seminar Yamaha Marketing Idea Competition, SIMBIS, Trademark, Espresso dan lain sebagainya. Selama menempuh pendidikan, penulis berkesempatan meraih beasiswa pendidikan BRI, beasiswa pendidikan Tjipta Agro, beasiswa pendidikan Bank Niaga, beasiswa pendidikan Hibah Perorangan via IPB dan beasiswa pendidikan Orang Tua Asuh.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Efektivitas Pencapaian Indikator Pelaksanaan Program CSR Lingkungan Jakarta Green and Clean PT. Unilever Indonesia dan Dampaknya terhadap Citra Perusahaan” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini bertujuan untuk mengkaji dan mempelajari implementasi Program CSR Lingkungan Unilever Indonesia Jakarta Green and Clean, mengkaji efektivitas pelaksanaan program CSR Lingkungan Jakarta Green and Clean, dan menganalisis dampak positif implementasi program CSR Lingkungan Jakarta Green and Clean terhadap Citra Perusahaan PT. Unilever Indonesia. Tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan untuk kemajuan yang lebih baik. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemaslahatan umat dan bernilai ibadah dalam pandangan ALLAH SWT. Amin.
Bogor, Maret 2012
Penulis
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyusunan skripsi ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ir. Pramono D. Fewindarto, MS sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi, dan pengarahan yang sangat berarti kepada penulis. 2. Ibu Ir. Mimin Aminah, MM. dan Bapak Drs. Edward H. Siregar, MM sebagai dosen penguji utama dalam sidang skripsi penulis. Semua saran dan kritik merupakan hal yang sangat berguna dan berharga dalam penyempurnaan skripsi ini. 3. Ibu Lindawati Kartika, SE, M.Si. sebagai moderator seminar hasil penelitian yang telah memberikan pengarahan dan memimpin seminar. 4. Bang Andri, Bang Subhan Aidil, Ibu Rahmi (fasilitator) serta pihak Yayasan Unilever Indonesia PT. Unilever Indonesia, Tbk yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melaksanakan penelitian serta memberikan masukan, data dan informasi demi terselesaikannya skripsi ini. 5. Masyarakat RW. 02 Kelurahan Pasarminggu, Masyarakat RW. 03 Kelurahan Mampang Prapatan, Masyarakat Jatipadang yang berkenan membantu peneliti dalam melakukan penelitian, silaturahim dan keakraban yang terjalin. 6. Seluruh Dosen Departemen Manajemen yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang berguna bagi penulis, Kepala Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Manajemen dan staf atas bantuan selama penulis menyelesaikan perkuliahan. 7. Kedua orang tua, Adik (Ismy), Keluarga besar Alm. Aseni bin Kotong dan Alm. Tarsa bin Sajim yang senantiasa memberikan doa yang tulus, rasa cinta yang dalam, kasih sayang, perhatian, motivasi, serta inspirasi kepada penulis. 8. Rekan-rekan kerja di PT. Nestle Indonesia, pak Rasyid, bang Adrinal, pak Harry, Pak Pendi, pak Aidil, Zakiyah, Nindi, Wenny, Septi, Budi, Yudi, dan segenap Tim Sales dan Medical Nestle Lampung Area yang telah memberikan
viii
inspirasi, motivasi, meluangkan waktu, sehingga membuat penulis tetap dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan penuh semangat. 9. Rekan-rekan satu bimbingan : Bambang, Holil, Gilang, Nurul, Isti dan Helga untuk kerjasama, kekompakan, inspirasi, motivasi selama proses bimbingan dan penyusunan skripsi. 10. Sahabat-sahabat Manajemen 43 yang telah bersama-sama merangkai kenangan indah berupa kebersamaan, persahabatan, kekompakan, berbagi ilmu dan pengalaman serta kasih sayang yang diberikan. 11. Sahabat-sahabat Himpunan Mahasiswa Manajemen Se-Jabotabek (HMMJ) atas seluruh dukungan, motivasi, masukan, dan ruang diskusi berbagi ilmu, pengalaman dan persaudaraan untuk kehidupan yang lebih baik. 12. Sahabat-sahabat Astra Balio 27 untuk seluruh keceriaan, kebahagiaan, dan saling ingat mengingatkan dalam iman dan taqwa yang membuat penulis tetap semangat dalam penyusunan skripsi ini. Semoga kita tetap dalam tali Allah dan Taqwa padanya. Jangan lupa kebiasaaan sholat berjamaah dan tilawah. 13. Pak Iwan petugas ruang baca FEM yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam menemukan dan mencari referensi buku yang sangat bermanfaat dalam kelancaran penyelesaian skripsi ini. 14. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas seluruh kebaikan yang telah diberikan.
Bogor, Maret 2012
Penulis
ix
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP .......................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................
vii
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................
viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ..................................................................................... ....
xiii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xv
I. PENDAHULUAN 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5.
Latar Belakang Masalah..................................................................... Perumusan Masalah............................................................................ Tujuan Penelitian................................................................................ Manfaat Penelitian.............................................................................. Ruang Lingkup ...................................................................................
1 4 5 5 6
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Corporate Social Responsibility (CSR) ............................................ 2.1.1 Aktivitas Utama CSR .............................................................. 2.1.2 Konsep Piramida CSR ............................................................. 2.1.3. Prinsip CSR ............................................................................. 2.1.4. Model Pelaksanaan CSR ......................................................... 2.1.5. Manfaat Implementasi CSR .................................................... 2.2. Citra (Image) ..................................................................................... 2.2.1. Jenis Citra ................................................................................. 2.2.2. Citra Perusahaan (Corporate Image) ........................................ 2.2.3 Manfaat Citra Perusahaan yang Positif ................................... 2.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 2.3.1 Uji Validitas ............................................................................. 2.3.2 Uji Reliabilitas ......................................................................... 2.3.3 Tabulasi Sederhana .................................................................. 2.3.4 Tabulasi silang.......................................................................... 2.3.5 Skala Likert ............................................................................. 2.3.6 Metode IPA .............................................................................
x
7 8 10 11 13 14 16 16 17 19 20 20 21 22 22 23 24
2.3.7 Metode CSI .............................................................................. 2.4. Tinjauan Penelitian Terdahulu ............................................................
25 26
III.METODOLOGI PENELITIAN 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6.
Kerangka Pemikiran ........................................................................... Tahapan Penelitian ............................................................................ Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. Metode Pengambilan Sampel ............................................................ Metode Pengumpulan Data................................................................ Metode Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 3.6.1. Uji Validitas ............................................................................. 3.6.2. Uji Reliabilitas ........................................................................ 3.6.3. Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat.................................. 3.6.4. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut ................ 3.6.5. Analisis Kepuasan Masyarakat terhadap Kinerja Atribut ....... 3.6.6. Analisis Dampak Program CSR terhadap Citra Perusahaan ...
28 29 30 32 33 33 33 33 34 34 34 35
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ........................................................... 4.1.1 Sejarah dan Profil PT. Unilever Indonesia .............................. 4.1.2 Visi dan Misi PT. Unilever Indonesia ...................................... 4.1.3 Struktur Organisasi PT. Unilever Indonesia ............................ 4.2 Program CSR Lingkungan Jakarta Green and Clean ...................... 4.2.1 Profil Program CSR Jakarta Green and Clean ........................ 4.2.2 Kegiatan Program CSR Jakarta Green and Clean ................... 4.2.3 Tujuan Program CSR Jakarta Green and Clean ..................... 4.2.4 Rentang Waktu Program CSR Jakarta Green and Clean ........ 4.2.5 Penerima Manfaat Program CSR Jakarta Green and Clean .... 4.2.6 Stakholders Program CSR Jakarta Green and Clean .............. 4.2.7 Mekanisme Program CSR Jakarta Green and Clean .............. 4.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Data .......................................... 4.4 Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Program CSR Jakarta Green and Clean ................................................................................ 4.4.1 Tahap Perencanaan Program CSR Jakarta Green and Clean .. 4.4.2 Tahap Pelaksanaan Program CSR Jakarta Green and Clean... 4.4.3 Tahap Evaluasi Program CSR Jakarta Green and Clean ........ 4.5 Hubungan Karakteristik Internal Masyarakat dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat Program CSR Jakarta Green and Clean ...... 4.5.1 Hubungan Jenis Kelamin dan Tingkat Partisipasi Masyarakat. 4.5.2 Hubungan Status Kependudukan dan Partisipasi Masyarakat.. 4.5.3 Hubungan Usia dan Tingkat Partisipasi Masyarakat ................
xi
36 36 37 38 38 38 42 44 44 45 45 45 47 49 49 52 54 55 56 57 59
4.5.4 Hubungan Pendidikan dan Tingkat Partisipasi Masyarakat ..... 4.5.5 Hubungan Pendapatan dan Tingkat Partisipasi Masyarakat ..... 4.5.6 Hubungan Durasi Konsumsi Produk dan Partisipasi Masyarakat 4.6 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Program ........... 4.7 Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap Kinerja AtributProgram .... 4.8 Dampak Implementasi Program CSR Jakarta Green and Clean terhadap Lingkungan dan Masyarakat ............................................. 4.9 Dampak Implementasi Program CSR Jakarta Green and Clean terhadap Citra Perusahaan.................................................................. 4.10 Implikasi Manajerial .........................................................................
61 62 63 65 75 76 79 84
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ............................................................................................... 2. Saran .........................................................................................................
87 88
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 90 LAMPIRAN …………………………………………………………………. 93
xii
DAFTAR TABEL
No
Halaman
1.
Jenis kegiatan CSR di Indonesia berdasarkan jumlah kegiatan dan dana.
4
2.
Tingkat kepentingan, kepuasan, kesetujuan dan kesediaan responden ....
23
3.
Rentang skala penialaian responden ........................................................
24
4.
Kegiatan dalam program Jakarta Green and Clean ................................
43
5. 6. 7. 8. 9.
Tingkat partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan ......................... Kegiatan kebersihan dan kelestarian lingkungan ..................................... Tingkat partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan........................... Frekuensi partisipasi msyarakat pada tahap pelaksanaan ......................... Kategorisasi partisipasi masyarakat pada kegiatan JGC...........................
50 52 52 53 53
10. Tingkat partisipasi masyarakat pada 10 kegiatan lingkungan ..................
53
11. Tingkat partisipasi masyarakat pada tahap evaluasi .................................
55
12. Hubungan antara jenis kelamin dengan partisipasi masyarakat ............... 13. Hubungan antara status kependudukan dengan partisipasi masyarakat ...
57 58
14. Hubungan antara usia dengan partisipasi masyarakat di Pasarminggu.....
59
15. Hubungan antara usia dengan partisipasi masyarakat di Mampang Prapatan.....................................................................................................
60
16. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan partisipasi masyarakat .......
61
17. Hubungan antara tingkat pendapatan dengan partisipasi masyarakat.......
63
18. Hubungan antara frekuensi konsumsi produk Unilever dengan partisipasi masyarakat ...............................................................................
64
19. Hubungan antara karakteristik internal masyarakat dengan partisipasi masyarakat ................................................................................................
65
20. Atribut Program Jakarta Green and Clean................................................
66
21. Tingkat kepentingan dan kinerja atribut program JGC..............................
67
22. Kriteria kepuasan CSI ...............................................................................
75
23. Penialaian masyarakat terhadap program JGC .........................................
76
24. Pengetahuan masyarakat tentang lingkungan pasca program JGC...........
78
25. Persepsi sasaran program JGC mengenai citra perusahaan ......................
80
26. persepsi masyarakat netral mengenai citra perusahaan ............................
81
27. Sikap loyalitas masyarakat terhadap perusahaan setelah program JGC ...
83
xiii
DAFTAR GAMBAR
No
Halaman
1. Piramida CSR.............................................................................................
10
2. Importance and Performance Analysis.....................................................
25
3. Kerangka pemikiran konseptual.................................................................
29
4. Tahapan proses penelitian ......................................................................... 5. Jumlah kader lingkungan periode Tahun 2006 – 2009 .............................. 6. Angka partisipasi kader lingkungan tahun 2009........................................
31 40 41
7. Jumlah tanaman hijau dalam program pada tahun 2009............................
41
8. .Jumlah lubang biopori pada tahun 2009 ................................................... 9. Mekanisme Program Jakarta Green and Clean ........................................ 10. Bentuk partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan ............................ 11. Matrix IPA atribut program JGC dengan menggunakan modus................
42 47 51 68
12. Hasil IPA Analysis di wilayah Pasarminggu..............................................
70
13. Hasil IPA Analysis di wilayah Mampang Prapatan...................................
72
14. Hasil IPA Analysis di wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan ......
74
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No
Halaman
1. Kuesioner Penelitian ................................................................................
94
2. Kronilogi sejarah PT. Unilever Indonesia, Tbk. .......................................
113
3. Struktur Organisasi PT. Unilever Indonesia, Tbk......................................
114
4. Hasil Uji validitas dan Reliabilitas ........................................................... 115 5. Hasil tabulasi karakteristik responden ........................................................ 118 6. Tingkat Kepentingan (Harapan) dan Kinerja Atribut Program JGC di wilayah Pasarminggu.............................................................................................. 120 7. Analisis Tingkat Kepentingan (Harapan) dan Kinerja Atribut Program JGC Gabungan dua wilayah..............................................................................
121
8 Hasil perhitungan CSI .............................................................................. 122 9. Hasil Perhitungan Persepsi Masyarakat di wilayah Mampang Prapatan dan Pasarminggu terhadap Citra Perusahaan................................................... 123 10 Pernyataan Sikap Loyalitas Masyarakat Terhadap Perusahaan Setelah Pelaksanaan Program Jakarta Green and Clean ...................................... 125
xv
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Dunia usaha kini berkembang pesat seiring dengan perkembangan pesat dalam dunia teknologi dan informasi yang kemudian melahirkan era globalisasi dan memicu semakin kompetitifnya tingkat persaingan dalam dunia usaha. Perkembangan sistem informasi yang semakin terbuka dan dinamis menuntut setiap perusahaan untuk selalu berpikir bijak dan cermat atas setiap kebijakan bisnis yang diambil karena setiap aktivitas perusahaan selalu mendapatkan perhatian dari para stakeholder termasuk masyarakat. Setiap lapisan masyarakat kini semakin mudah mendapatkan akses untuk mendapatkan dan menyerap setiap informasi yang berkembang sehingga apapun yang dilakukan oleh perusahaan akan menentukan penilaian masyarakat atas berbagai aktivitas perusahaan dan pada akhirnya menentukan keberhasilan perusahaan dan citra perusahaan di masyarakat. Indikator keberhasilan perusahaan dalam memenangkan persaingan di dalam dunia usaha pun tidak hanya dilihat dari sisi profitabilitas dan pertumbuhan usaha. Kini, aspek keberlangsungan usaha telah menjadi indikator keberhasilan perusahaan dalam bisnis yang harus menjadi perhatian utama para pelaku usaha. Profitabilitas (Profit) ditandai dengan semakin meningkatnya angka penjualan produk di pasar dan pertumbuhan (Growth) ditandai dengan meningkatnya nilai
investasi
yang ditanamkan dalam
perusahaan.
Sedangkan pencapaian optimal indikator keberlangsungan (Sustainability) adalah penerimaan publik terhadap kehadiran perusahaan dan penilaian positif terhadap aktivitas sebuah perusahaan. Selama ini masyarakat hanya menerima eksistensi kehadiran dan image sebuah perusahan berdasarkan kualitas produk yang diproduksi dan diperdagangkan, tingkat harga yang ditetapkan atas produk tersebut serta pertumbuhan perusahaan. Masyarakat menuntut sesuatu yang melebihi dari
2
sekedar kualitas yang baik dan harga yang terjangkau dari sebuah produk yaitu kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sosialnya. Perkembangan dunia bisnis tengah mendorong perusahaan untuk tidak hanya memiliki sisi tanggung jawab ekonomis kepada para stakeholders ataupun tanggung jawab legal kepada pemerintah. Perusahaaan juga dituntut untuk memiliki nilai-nilai tanggung jawab dan kepedulian sosial jika ingin terus mendapatkan peneriamaan publik (Acceptable) dan menjamin keberlangsungan usaha (Sustainable). Salah satu upaya untuk untuk mencapai keberlangsungan perusahaan (Company Sustainability) adalah konsep Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan. Konsep CSR merupakan sebuah konsep terintegrasi yang menggabungkan aspek bisnis dan sosial dengan
selaras
sehingga
perusahaan
dapat
membantu
tercapainya
kesejahteraan stakeholders dan mengimplementasikan nilai-nilai tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Tanggung jawab sosial perusahaan yang dimaksud lebih dari sekedar tanggung jawab ekonomis untuk meningkatkan keuntungan sesuai dengan aturan main yang etis dan legal. Lebih dari itu, perusahaan harus berperilaku sesuai dengan tata etika serta berkontribusi terhadap kehidupan yang layak bagi masyarakat, sehingga diharapkan perusahaan dapat meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif dari kehadiran CSR. Hasil riset majalah SWA (2005) menunjukkan bahwa sebanyak 80% responden perusahaan menyadari pentingnya pelaksanaan tanggung jawab sosial dan memperhatikan unsur-unsur tanggung jawab sosial ke dalam kebijakan perusahaan. Perusahaan tidak hanya dihadapkan pada tanggung jawab ekonomi yang direfleksikan oleh kondisi keuangannya saja, namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. Alasan pentingnya perusahaan merespon dan mengembangkan tanggung jawab sosial sejalan dengan usahanya yaitu pertama, perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Kedua, kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosa mutualisma agar tercipta
3
hubungan yang harmonis. Dan ketiga, CSR merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan menghindari konflik sosial (Wibisono, 2007). I Komang Ardana (2008) dalam Jurnal Buletin Studi Ekonomi menyatakan bahwa terdapat beberapa manfaat yang dapat dirasakan para pelaku bisnis dengan peduli terhadap tanggung jawab sosial, antara lain 1. memelihara dan meningkatnya citra perusahaan (Corporate Image) dan citra merek (Brand Image), 2. mempengaruhi penerimaan publik terhadap kegiatan bisnis perusahaan yang menentukan kelangsungan perusahaan dan, 3. terciptanya hubungan yang lebih baik dengan masyarakat yang mendukung operasional perusahaan serta 4. berkurangnya gangguan masyarakat terhadap operasional perusahaan. Majalah SWA (2005) juga menggambarkan tentang pentingnya implementasi konsep CSR. Hasil penelitian yang dilakukan oleh majalah SWA terhadap 45 perusahaan lokal di Indonesia menunjukkan bahwa CSR bermanfaat dalam memelihara dan meningkatkan citra perusahaan (37,38 persen), membina hubungan baik dengan masyarakat (16,82 persen), dan mendukung operasional perusahaan (10,28 persen). Pelaksanaan konsep dan program CSR yang nyata dan konsekuan akan memunculkan sikap positif dari masyarakat dan menentukan pembentukan citra yang positif terhadap perusahaan. Citra tersebut muncul dari penilaian publik terhadap berbagai tindakan yang telah dilakukan perusahaan. Citra perusahaan yang baik akan memunculkan kepercayaan dan loyalitas Stakeholders termasuk masyarakat terhadap perusahaan. Pada akhirnya citra perusahaan yang positif dan loyalitas masyarakat inilah yang menjadi social benefit untuk menunjang dan meningkatkan keberlangsungan operasi perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan terus berusaha untuk menjaga dan meningkatkan citra perusahaan positif yang telah dimiliki. Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang cukup baik dalam jenis program CSR maupun jumlah dana yang digunakan untuk pelaksanaan program CSR
4
tersebut. Berbagai perusahaan merancang dan menerapkan programprogram CSR sebagai wujud kepeduliannya terhadap masyarakat dan lingkungan. Hal ini diperlihatkan oleh data distribusi kegiatan CSR di Indonesia dalam Tabel 1. Tabel 1. Jenis kegiatan CSR di Indonesia Berdasarkan Jumlah Kegiatan dan Dana pada Tahun 2004 No.
Jenis/Sektor Kegiatan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pelayanan sosial Pendidikan dan penelitian Kesehatan Kedaruratan Lingkungan Ekonomi produktif Seni, olahraga, dan pariwisata Pembangunan Prasarana dan perumahan Jumlah Total Sumber: Saidi dan Abidin dalam Seravina (2008)
Jumlah Kegiatan (frekuensi) 95 71 46 30 15 10 7 5 279
(%) 34,1 25,4 16,4 10,8 5,4 3,6 2,5 1,8 100
Jumlah Dana (Miliar Rp) 38 66,8 4,4 2,9 0,4 0,6 1 1,3 115,3
(%) 33 57,9 3,8 2,5 0,3 0,6 0,9 1 100
Pentingnya implementasi tanggung jawab sosial dirasakan pula oleh PT. Unilever Indonesia Tbk. Sejak tahun 2006, perusahaan melalui Yayasan Unilever Indonesia (YUI) telah berupaya untuk mengimplementasikan nilainilai tanggung jawab sosial melalui program CSR lingkungan Jakarta Green and Clean (JGC) sebagai wujud kesadaran akan pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan. Perusahaan berharap bahwa program JGC dapat dievaluasi secara berkala baik dari sisi indikator pelaksanaan dan dampaknya terhadap citra perusahaan sehingga program ini dapat direplikasi di wilayah lain dan dampak positif program menjadi lebih besar. 1.2
Perumusan Masalah PT. Unilever Indonesia Tbk. berkeyakinan bahwa perusahaan harus mengimplementasikan nilai-nilai tanggung jawab sosial seiring dengan operasional perusahaan. Melaui YUI, perusahaan mengimplementasikan nilai-nilai tanggung jawab sosial perusahaan dalam berbagai bidang termasuk bidang lingkungan melalui program JGC di wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan.
5
Dalam menjalankan program ini, perusahaan berharap bahwa program tersebut dapat memberikan dampak positif berupa perubahan perilaku masyarakat yang lebih menghargai lingkungan serta berdampak positif terhadap citra perusahaan. Perusahaan mengharapkan bahwa program ini dapat dievaluasi dengan baik sehingga dapat direplikasi ke wilayah lain untuk memperluas dampak positif program. Sayangnya, selama ini pengukuran efektivitas implementasi program JGC belum dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang baku dan standar. Pengukuran efektivitas program yang selama ini dilakukan hanya sebatas pada ada atau tidaknya perubahan kondisi lingkungan, partisipasi kader dan pihak pemerintah serta menilai partisipasi masyarakat hanya pada saat pelaksanaan tanpa mengukur dampak dan penilaian masyarakat terhadap perusahaan. Perusahaan juga belum memiliki alat ukur kelayakan dan keberhasilan program JGC di suatu wilayah untuk direplaikasikan ke daerah lain. Untuk itu, penelitian ini berusaha untuk mengukur efektivitas implementasi program JGC berdasarkan indikator pelaksanaan yang terdiri atas tingkat partisipasi masyarakat, kinerja atribut program JGC dan dampak pelaksanaan program terhadap kondisi lingkungan dan masyarakat. Penelitian ini juga mencoba menganalisis seberapa besar dampak implementasi program CSR Lingkungan JGC terhadap citra perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut perumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah program CSR lingkungan Jakarta Green and Clean telah berjalan efektif menurut indikator pelaksanaan, dan apakah program CSR lingkungan tersebut memberikan berdampak positif yang lebih besar terhadap citra perusahaan daripada program JGC tidak diselenggarakan? 1.3
Tujuan Penelitian 1. Mengkaji implementasi Program CSR Lingkungan JGC PT. Unilever Indonesia,Tbk, 2. Mengkaji efektivitas pelaksanaan program CSR Lingkungan JGC, 3. Menganalisis dampak positif implementasi program CSR Lingkungan JGC terhadap citra PT. Unilever Indonesia,Tbk.
6
1.4
Manfaat Penelitian 1. Peneliti Sebagai bahan pembelajaran dan bahan informasi guna menambah wawasan dan menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah. 2. Akademisi Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi untuk menunjang penelitian selanjutnya dan dapat memperkaya pengetahuan akademisi mengenai penerapan program CSR lingkungan JGC. Sejauh mana program CSR lingkungan tersebut berjalan efektif dan berdampak positif terhadap citra perusahaan. 3. Praktisi dan Perusahaan Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan referensi serta memberikan masukan kepada perusahaan dalam melakukan kegiatan CSR khususnya program CSR JGC secara efektif.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian diarahkan kepada analisis efektivitas program CSR lingkungan JGC yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia (YUI). Kajian efektivitas program dilakukan berdasarkan indikator pelaksanaan yang terdiri atas tingkat partisipasi masyarakat, kinerja atribut program JGC dan dampak pelaksanaan program terhadap kondisi lingkungan dan masyarakat sasaran program CSR tersebut. Penelitian ini juga berupaya untuk menganalisis dampak implementasi program CSR Lingkungan JGC terhadap citra perusahaan dengan membandingkan penilaian dan persepsi masyarakat sasaran program JGC dan masyarakat netral (masyarakat yang tidak ikut berpartisipasi dalam program namun mengetahui adanya program JGC). Penelitian ini dilakukan terhadap implementasi program JGC di RW 02 kelurahan Pasarminggu dan RW 03 Kelurahan Mampang Prapatan yang telah menjadi sasaran program selama lebih dari 2 tahun. Sedangkan untuk penilaian masyarakat netral, peneliti mengumpulkan persepsi dari masyarakat di kecamatan Pasarminggu dan Mampang Prapatan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Corporate Social Responsibility (CSR) Corporate Social Responsibility merupakan suatu elemen penting dalam kerangka keberlanjutan usaha suatu industri dan perkembangan bisnis. CSR merupakan sebuah konsep terintegrasi yang menggabungkan aspek ekonomi, lingkungan dan sosial dengan selaras. Definisi secara luas mengenai CSR diungkapkan oleh World Business Council for Sustainable Development (WBCD) dalam publikasinya Making Good Business Sense. CSR diartikan sebagai suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk terus-menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarga. (Wibisono, 2007) Menurut Nuryana (2005), CSR adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan
dalam
interaksi
mereka
dengan
para
pemangku
kepentingan
(stakeholders) berdasarkan prisip kesukarelaan dan kemitraan. Kotler dan Lee (2005) menyatakan bahwa CSR merupakan suatu komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas secara sukarela melalui kebijaksanaan praktek bisnis dan kontribusi dari sumberdaya perusahaan. (Philip Kotler dan Nancy Lee, 2005). Pengertian CSR menurut Lingkar Studi CSR adalah upaya manajemen yang dijalankan entitas bisnis untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan berdasar keseimbangan ekonomi, sosial, dan lingkungan dengan meminimumkan dampak negatif dan memaksimumkan dampak positif tiap pilar. Wibisono (2007) mendefinisikan CSR sebagai tanggung jawab perusahaan kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan (triple bottom line) dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
8
Pendapat
tentang
pengertian
CSR
yang
lebih
komprehensif
dikemukakan oleh Prince of Wales International Business Forum lewat lima pilar. Pertama, building human capital, menyangkut kemampuan perusahaan untuk memiliki dukungan sumber daya manusia yang andal (internal). Di sini perusahaan dituntut melakukan pemberdayaan, biasanya melalui community development. Kedua, strengthening economies yaitu melalui pemberdayakan ekonomi komunitas. Ketiga, assessing social, maksudnya perusahaan menjaga keharmonisan dengan masyarakat sekitar agar tak menimbulkan konflik. Keempat, encouraging good governance, artinya perusahaan dikelola dalam tata pamong/birokrasi yang baik. Kelima, protecting the environment, yaitu perusahaan harus mengawal dan menjaga kelestarian lingkungan. Versi lain mengenai definisi CSR juga dikemukakan oleh World Bank. Menurut World Bank, CSR adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi berkelanjutan, memperhatikan karyawan dan masyarakat lokal, dan masyarakat luas untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Sejumlah pendapat mengenai pengertian CSR tersebut memiliki kesamaan mengenai definisi CSR yakni CSR merupakan komitmen sebuah perusahaan untuk mengembangkan taraf kehidupan masyarakat sekitar, masyarakat luas, dan karyawan, serta komitmen perusahaan untuk peduli terhadap lingkungan melalui praktik bisnis yang bertanggung jawab. 2.1.1. Aktivitas Utama Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pelaksanaan kegiatan CSR memiliki beragam jenis kegiatan utama dalam mengimplimentasikan nilai-nilai tanggung jawab sosial perusahaan. Kotler dan Lee (2005) mendeskripsikan beberapa kegiatan utama dalam CSR dengan istilah corporate social initiatives yang menggambarkan beberapa kegiatan utama dalam CSR yang dilakukan perusahaan untuk menyelesaikan permasalahan sosial dan menjalankan nilai-nilai tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate Social Initiative terbagi menjadi 6 kegiatan utama yaitu 1. Cause Promotion. Kelompok kegiatan cause promotion mencerminkan suatu usaha perusahaan menyediakan dana, kontribusi sumber daya untuk
9
meningkatkan kesadaran, perhatian dan kepedulian terhadap masalah-masalah sosial untuk mendukung penggalangan dana, partisipasi, atau rekruitmen sukarela. Dalam hal ini, perusahaan dapat melakukan kegiatannya sendiri, bekerja sama dengan sebuah perusahaan atau organisasi lain sebagai partner utama, ataupun bertindak sebagai salah satu sponsor kegiatan sosial 2. Cause-Related Marketing. Sebuah perusahaan berkomitmen untuk menyumbangkan atau mendonasikan
beberapa
persen
dari
keuntungannya
untuk
permasalahan sosial yang spesifik berdasarkan penjualan produk. Umumnya kegiatan ini dilakukan pada periode waktu tertentu, pada produk tertentu, dan untuk kegiatan sosial tertentu. Pada kelompok kegiatan ini, perusahaan biasanya bekerja sama dengan organisasi non-profit, menciptakan hubungan saling menguntungkan baik untuk meningkatkan dukungan finansial terhadap kegiatan sosial maupun untuk meningkatkan penjualan produk. 3. Corporate Social Marketing. Sebuah perusahaan mendukung pengembangan atau pelaksanaan kampanye perubahan perilaku masyarakat yang ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan
umum,
kesehatan
masyarakat,
lingkungan, ataupun komunitas luas. Corporate Social Marketing berfokus
pada
perubahan
perilaku
masyarakat
sekaligus
membedakannya dengan Cause Promotion yang berfokus pada penciptaan kesadaran sosial, dukungan dana dan perekrutan sukarela untuk kegiatan sosial. Perusahaan dapat melaksanakan kegiatannya secara sendiri, namun pada umumnya bekerja sama dengan organisasi sosial atau non-profit. 4. Corporate Philanthropy. Kelompok kegiatan ini merupakan bentuk kegiatan kegiatan CSR yang paling tradisional. Perusahaan melakukan kegiatan kontribusi secara langsung untuk kegiatan amal dalam bentuk donasi, hibah tunai, ataupun bentuk pelayanan untuk permasalahan sosial tertentu.
10
5. Community Volunteering. Sebuah perusahaan mendukung dan meminta para karyawannya, partner
bisnis,
dan
atau
anggota
franchise-nya
untuk
menyumbangkan waktu, tenaga, dan atau uang mereka untuk mendukung organisasi sosial dan kegiatan sosial. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh perusahaan secara sendiri, atau bekerja sama dengan organisasi non-profit. 6. Socially Responsible Business Practices. Sebuah perusahaan yang melakukan praktik bisnis yang bertanggung jawab secara sosial berarti perusahaan tersebut mengadopsi kegiatan bisnis dan investasi yang mendukung kegiatan sosial untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan melindungi lingkungan hidup. Kegiatan ini umumnya dilakukan secara sendiri oleh perusahaan, namun juga dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan organisasi atau pihak lainnya 2.1.2. Konsep Piramida CSR
Gambar 1. Piramida Corporate Social Responsibilty (Carroll, 2003) Konsep Piramida CSR yang dikembangkan Archie B. Carrol menjelaskan berbagai tingkatan tanggung jawab perusahaan dalam aktivitasnya. Piramida CSR tersebut antara lain: 1. Tanggung jawab ekonomis: Perusahaan perlu menghasilkan laba sebagai fondasi untuk dapat berkembang dan mempertahankan eksistensinya. Motif utama perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah fondasi perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai
11
tambah ekonomi sebagai prasyarat agar perusahaan dapat terus hidup (survive) dan berkembang. Ringkasnya, be profitable. 2. Tanggung jawab legal: Hukum adalah aturan mengenai benar dan salah dalam masyarakat. Dalam tujuannya mencari laba, sebuah perusahaan juga harus bertanggung jawab secara hukum dengan mentaati hukum yang berlaku. Ringkasnya, obey the law. 3. Tanggung jawab etis: perusahaan juga harus bertanggung jawab untuk mempraktekkan hal-hal yang baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai, etika, dan norma-norma kemasyarakatan. Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan praktek bisnis yang baik, benar, adil dan fair Perusahaan harus menjauhi berbagai tindakan yang merugikan masyarakat. Ringkasnya, be ethical. 4. Tanggung jawab filantropis: Perusahaan dituntut untuk memberi kontribusi sumber daya yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sejalan dengan operasi bisnisnya. Para pemilik dan pegawai yang bekerja di perusahaan memiliki tanggungjawab ganda, yakni kepada perusahaan dan kepada publik yang kini dikenal dengan istilah non-fiduciary responsibility. Ringkasnya, be a good corporate citizen. (Saidi, 2004) 2.1.3. Prinsip-prinsip CSR Prinsip-prinsip CSR marupakan acuan dalam berbagai kegiatan CSR. Prinsip-prinsip CSR yang dikemukanan oleh tokoh penting perkembangan CSR dan sejumlah Institusi In ternasional berlandaskan pada konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainability Development) dan tatakelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Warhurst dalam Wibisono (2007) mengajukan prinsip-prinsip CSR sebagai berikut: a. Prioritas korporat. Mengakui tanggung jawab sosial sebagai prioritas tertinggi korporat dan penentu utama pembangunan berkelanjutan. Dengan begitu korporat bisa membuat kebijakan,
12
program, dan praktek dalam menjalankan operasi bisnisnya dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial. b. Manajemen terpadu. Mengintegrasikan kebijakan, program, dan praktek ke dalam setiap kegiatan bisnis sebagai satu unsur manajemen dalam semua fungsi manajemen. c. Proses perbaikan. Berkesinambungan memperbaiki kebijakan, program dan kinerja sosial korporat, berdasar temuan riset mutakhir dan memahami kebutuhan sosial serta menerapkan kriteria sosial tersebut secara internasional. d. Pendidikan
karyawan.
Menyelenggarakan
pendidikan
dan
pelatihan serta memotivasi karyawan e. Pengkajian. Melakukan kajian dampak sosial sebelum memulai kegiatan atau proyek baru dan sebelum menutup satu fasilitas atau meninggalkan lokasi pabrik. f. Produk dan jasa. Mengembangkan produk dan jasa yang tak berdampak negatif secara sosial. g. Informasi publik. Memberi informasi dan (bila diperlukan) mendidik pelanggan, distributor, dan publik tentang penggunaan yang aman, transportasi, penyimpanan dan pembuangan produk, dan begitu pula dengan jasa. h. Fasilitas
dan
operasi.
Mengembangkan,
mengoperasikan
fasilitas
serta
merancang,
dan
kegiatan
yang
menjalankan
mempertimbangkan temuan kajian dampak sosial. i. Penelitian. Melakukan atau mendukung penelitian dampak sosial bahan baku, produk, proses, emisi, dan limbah yang terkait dengan kegiatan usaha dan penelitian yang menjadi sarana untuk mengurangi dampak negatif. j. Prinsip pencegahan. Memodifikasi manufaktur, pemasaran, atau penggunaan produk, atau jasa, sejalan dengan penelitian mutakhir unutk mencegah dampak sosial yang bersifat negatif. k. Siaga menghadapi darurat. Menyusun dan merumuskan rencana menghadapi keadaan darurat, dan bila terjadi keadaan berbahaya
13
bekerja sama dengan layanan gawat darurat, instansi berwenang, dan komunitas lokal. Sekaligus mengenali potensi bahaya yang muncul l. Transfer best practise. Berkontribusi pada pengembangan dan transfer praktek bisnis yang bertanggung jawab secara sosial pada semua industri dan sektor publik m. Memberi
sumbangan.
Sumbangan
untuk
usaha
bersama,
pengembangan kebijakan publik dan bisnis, lembaga pemerintah dan lintas departemen pemerintah serta lembaga pendidikan yang akan meningkatkan kesadaran tentang tanggung jawab sosial. n. Keterbukaan. Menumbuhkembangkan keterbukaan dan dialog dengan pekerja dan publik, mengantisipasi dan memberi respons terhadap potencial hazard, dan dampak operasi, produk, limbah. o. Pencapaian
dan
pelaporan.
Mengevaluasi
kinerja
sosial,
melaksanakan audit sosial secara berkala dan mengkaji pencapaian berdasarkan kriteria korporat dan peraturan perundang-undangan dan menyampaikan informasi tersebut pada dewan direksi, pemegang saham, pekerja, dan publik. 2.1.4. Model Pelaksanaan CSR di Indonesia Model pelaksanan CSR juga bemacam-macam. Setidaknya terdapat empat model pelaksanaan CSR yang umum digunakan di Indonesia. Keempat model tersebut antara lain: 1. Terlibat langsung. Dalam melaksanakan program CSR, perusahaan melakukannya sendiri tanpa melalu perantara atau pihak lain. Pada model ini perusahaan memiliki satu bagian tersediri atau bisa juga digabung dengan bagian yang lain, yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan sosial perusahaan termasuk CSR. 2. Melalui Yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Perusahaan mendirikan yayasan sendiri dibawah perusahaan atau groupnya. Pada model ini biasanya perusahaan sudah menyediakan dana khusus untuk digunakan secara teratur dalam kegiatan yayasan. Contoh yayasan yang didirikan oleh perusahaan sebagai perantara dalam melakukan CSR antara lain; Danamon peduli, Sampoerna
14
Foundation, kemudian PT. Astra International yang mendirikan Politeknik Manufaktur Astra dan PT. Unilever Indonesia yang mendirikan Yayasan Unilever Indonesia. 3. Bermitra dengan pihak lain. Dalam menjalankan CSR perusahaan menjalin kerjasama dengan pihak lain seperti lembaga sosial non pemerintah, lembaga pemerintah, media massa dan organisasi lainnya. Seperti misalnya Bank Rakyat Indonesia yang memiliki program CSR yang terintegrasi dengan strategi perusahaan dan bekerjasama dengan pemerintah mengeluarkan produk pemberian kredit untuk rakyat atau yang dikenal dengan Kredit Usaha Rakyat. 4. Mendukung atau bergabung dengan suatu konsorsium. Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. 2.1.5. Manfaat Corporate Social Responsibility bagi Perusahaan Menurut Philip Kotler, ada enam hal yang menguntungkan untuk sebuah perusahaan yang menerapkan CSR, yaitu : 1. Increase sales and market share Kesadaran dan perhatian akan lingkungan hidup dan masalahmasalah sosial telah mengubah pola perilaku pembelian konsumen saat ini. Faktor-faktor non-product seperti kepedulian sosial perusahaan telah memicu masyarakat pembeli untuk lebih memilih merek yang perusahaannya berkomitmen dalam kegiatan sosial. 2. Strengthened brand positioning Perusahaan ataupun merek yang mengkaitkan kegiatan operasinya dengan kegiatan sosial atau kegiatan amal dapat membentuk citra tersendiri
bagi
merek
tersebut.
Konsumen
tidak
saja
mempertimbangkan aspek kegunaan praktis produk yang rasional dapat
diperoleh
tetapi
lebih
dari
itu,
konsumen
telah
mempertimbangkan aspek emosional dan psikologis dari sebuah Brand Personality and Image. Selain itu, praktik pemasaran yang mengintegrasikan social content memiliki dampak yang lebih positif terhadap pemilihan merek dalam proses pembelian konsumen. Yang
15
dimaksud dengan social content adalah praktik pemasaran yang memiliki program untuk meningkatkan kesejahteraan umum dan kepedulian sosial. 3. Enhanced corporate image Perusahaan yang mengutamakan etika bisnis yang baik, kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi dan memfokuskan pada perkembangan
masyarakat
yang
berkelanjutan
(Sustainability
Community Development) dalam setiap aktivitas perusahaan melebihi apa yang diharuskan secara legal dapat menciptakan citra perusahaan yang baik. 4. Increase ability to attract, motivate, and retain employees Cone/Roper - melakukan penelitian yang membuktikan bahwa partisipasi perusahaan dalam kegiatan sosial memberi dampak positif terhadap karyawan, dan juga jajaran eksekutif. 5. Decreased operating cost Beberapa
fungsi
bisnis
perusahaan
telah
meraskan
adanya
pengurangan biaya dan peningkatan pendapatan dengan melakukan Corporate Social Initiatives. Secara sederhana, pengurangan biaya operasional memungkinkan untuk dilakukan oleh perusahaan apabila menerapkan 3R, yaitu Reduce waste, Reuse materials, dan Recycle, penghematan air dan listrik. 6. Increased appeal to investors and financial analysts Berbagai
bukti
telah
menyatakan
bahwa
perusahaan
yang
berkomitmen dalam CSR lebih diminati oleh investor. Mereka juga memperoleh
kemudahan
untuk
memperoleh
pendanaan
dari
lembaga-lembaga keuangan. Serupa dengan yang dinyatakan oleh Kotler, Yusuf Wibisono (2007) mengungkapkan sepuluh manfaat penerapan CSR, yakni: 1.
Mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan citra perusahaan.
2.
Layak mendapatkan social license to operate.
3.
Mereduksi risiko bisnis perusahaan.
4.
Melebarkan akses sumber daya.
16
5.
Membentangkan akses menuju market.
6.
Mereduksi biaya
7.
Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.
8.
Memperbaiki hubungan dengan regulator.
9.
Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.
10. Peluang mendapatkan penghargaan. 2.2. Teori Citra (Image) Implementasi program CSR yang dilakukan oleh setiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda. Tidak dapat dipungkiri bahwa Implementasi CSR akan memberikan dampak dan manfaat terhadap perusahaan. Salah satu hal yang cukup menarik dari keuntungan pelaksanaan program CSR adalah meningkatkan citra perusahaan. Sebuah perusahaan memiliki keinginan untuk mempunyai citra yang baik dimata publik. Menurut Frank Jefkins (1997), yaitu: “An image is the impression gained according to knowledge and understanding of facts”. Citra (image) adalah gambaran atau persepsi yang dimiliki seseorang berdasarkan pengamatan terhadap suatu objek, yang ditimbulkan sebagai hasil pengetahuan, pengertian, pemahaman, dan kesan tentang suatu objek tersebut atau fakta-fakta yang diolah atau disimpan dalam pemikiran dan kepercayaan seseorang terhadap objek tersebut. Sedangkan menurut Kotler (2000), yaitu: “Image is the set of beliefs and impressions a person holds regarding an object”. Dalam terjemahannya, citra adalah perpaduan yang kompleks antara persepsi, impresi, dan perasaan yang dimiliki oleh konsumen mengenai suatu produk ketika produk tersebut dibandingkan dengan produk lain yang sejenis. 2.2.1. Jenis-Jenis Citra Frank Jeffkins membagi citra atau image menjadi lima jenis, yaitu 1. Citra bayangan (Mirror Image) Citra bayangan merupakan citra yang melekat pada orang atau pihak dalam
organisasi,
yang
merupakan
anggapannya
mengenai
pandangan pihak luar terhadap organisasinya. Citra bayangan ini
17
seringkali
tidak
tepat
karena
informasi,
pengetahuan,
dan
pemahaman yang salah atau tidak memadai yang dimiliki oleh pihak dalam organisasi mengenai pandangan pihak luar. Citra ini cenderung positif, karena adanya anggapan bahwa pihak luar juga berpandangan sama dengan pihak
dalam,
yaitu pandangan
organisasinya adalah yang paling hebat. 2. Citra yang berlaku (Current Image) Merupakan kebalikan dari citra bayangan, yaitu citra yang melekat pada organisasi yang dilihat oleh pihak luar organisasi. Citra yang berlaku adalah citra yang dianut oleh pihak luar terhadap suatu organisasi. Citra yang berlaku ini belum tentu sesuai dengan kenyataan yang terjadi karena biasanya sangat dipengaruhi oleh pengalaman ataupun pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang selama ini. Citra ini cenderung negatif, karena sepenuhnya ditentukan oleh banyak sedikitnya informasi yang dimiliki oleh pihak luar organisasi. 3. Citra yang diharapkan (Wish Image) Citra yang diharapkan adalah citra yang diinginkan oleh pihak manajemen untuk dianut oleh pihak luar. Karena merupakan harapan, maka seringkali citra yang diharapkan ini bersifat lebih positif daripada citra yang sudah terbentuk. 4. Citra majemuk (Multiple Image) Citra majemuk muncul dari tingkah laku individu yang ada di dalam sebuah perusahaan, Citra ini tidak sesuai dengan citra perusahaan yang telah dibentuk sebelumnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha untuk menekan variasi citra majemuk yang beredar agar citra perusahaan secara keseluruhan dapat ditegakkan. 2.2.2. Citra Perusahaan (Corporate Image) Citra perusahaan menunjukkan kesan obyek terhadap perusahaan yang terbentuk dengan memproses informasi setiap waktu dari berbagai sumber informasi terpercaya. Citra perusahaan yang baik dimaksudkan agar perusahaan dapat tetap hidup dan orang-orang di dalamnya terus
18
mengembangkan kreativitas bahkan memberikan manfaat yang lebih berarti bagi orang lain. Citra perusahaan (corporate image) adalah bagaimana suatu perusahaan dipersepsikan dan dilihat oleh masyarakat atau publik, dalam hal ini konsumen, pesaing, suplier, pemerintah dan masyarakat umum. Citra perusahaan merupakan citra dari sebuah organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra mengenai produk atau pelayanannya saja. Citra ini terbentuk dari banyak hal positif, seperti sejarah perusahaan, keberhasilan perusahaan, dan kegiatan sosial perusahaan. Citra perusahaan terbentuk dari hasil kontak dengan perusahaan dan menginterpretasikan
informasi
mengenai
perusahaan
tersebut.
Informasi-informasi tersebut didapatkan dari produk, iklan dari perusahaan bahkan melalui program CSR yang dilakukan perusahaan. Citra dapat terus berubah secara konsisten. Perasaan puas atau tidaknya konsumen terjadi setelah mempunyai pengalaman dengan produk maupun perusahaan yang diawali adanya keputusan pembelian. Sehingga dapat disimpulkan keberadaan citra perusahaan yang baik penting sebagai sumber daya internal obyek dalam menentukan hubungannya dengan perusahaan. Pentingnya citra perusahaan menurut 1. Menceritakan harapan bersama kampanye pemasaran eksternal. Citra positif memberikan kemudahan perusahaan untuk berkomunikasi dan mencapai tujuan secara efektif Sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada kegiatan perusahaan. Citra positif menjadi pelindung terhadap kesalahan kecil perusahaan. 2. Sebagai fungsi dari pengalaman dan harapan konsumen atas kualitas pelayanan perusahaan, 3. Mempunyai pengaruh penting terhadap manajemen atau dampak internal.
Citra
perusahaan
yang
kurang
jelas
dan
nyata
mempengaruhi sikap karyawan terhadap perusahaan. Proses terbentuknya citra perusahaan berlangsung dalam beberapa tahapan. Pertama, obyek mengetahui (melihat atau mendengar) upaya
19
yang dilakukan perusahaan dalam membentuk citra perusahaan. Yang kedua adalah attention, yaitu memperhatikan upaya perusahaan tersebut. Ketiga, setelah adanya perhatian obyek mencoba memahami semua
upaya
perusahaan.
Keempat
adalah
terbentuknya
citra
perusahaan. Tahap kelima adalah citra perusahaan yang terbentuk akan menentukan perilaku obyek sasaran dalam hubungannya dengan perusahaan. Pemahaman yang berasal dari suatu informasi yang tidak lengkap menghasilkan citra yang tidak sempurna. Menurut Shirley Harrison-informasi yang lengkap mengenai citra perusahaan meliputi empat elemen yakni 1. Personality : Keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami publik sasaran seperti perusahaan dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial. 2. Reputation : Hal yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini publik sasaran berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain seperti kinerja keamanan transaksi sebuah bank. 3. Value : Nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya perusahaan seperti sikap manajemen yang peduli terhadap pelanggan. Karyawan yang cepat tanggap terhadap permintaan maupun keluhan pelanggan 4. Corporate Identity : Komponen yang mempermudah pengenalan publik sasaran terhadap perusahaan seperti logo, warna, dan slogan. 2.2.3. Manfaat Citra Perusahaan yang Positif Beberapa manfaat yang dihasilkan dari citra perusahaan yang positif (positive corporate image) adalah (Philip Kotler dan Howard Barich, 1991) 1.
Daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap Citra perusahaan yang baik dan kuat akan tumbuh menjadi kepribadian perusahaan. Citra baik perusahaan dapat menjadi keunggulan kompetitif perusahaan dan pembatas bagi perusahaan saingan yang ingin memasuki segmen pasar yang dilayani perusahaan tersebut.
20
2.
Menjadi perisai selama masa krisis Operasi bisnis perusahaan tidak selamanya berjalan dengan mulus. Ada kalanya menghadapi masa-masa kritis. Perusahaan dengan citra baik memungkinkan masyarakat dapat memahami atau memberikan maaf pada kesalahan yang dibuat perusahaan, yang menyebabkan mereka mengalami krisis.
3.
Menjadi daya tarik eksekutif handal Ekesekutif handal menjadi harta yang berharga bagi perusahaan manapun. Mereka ibarat roda yang memutar operasi bisnis sehingga tujuan usaha perusahaan dapat tercapai.
4.
Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran Citra baik perusahaan menunjang efektifitas strategi pemasaran produk. Harapan perusahaan dengan citra baik untuk berhasil menerjunkan produk atau merek baru ke pasar, jauh lebih besar dibandingkan perusahaan yang belum banyak dikenal orang.
5.
Penghematan biaya operasional Perusahaan dengan citra yang baik membutuhkan usaha dan biaya yang lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang belum dikenal konsumen untuk mempromosikan produk.
6.
Meningkatkan dukungan terhadap perusahaan atau produknya
7.
Menarik investor yang ideal dan meningkatkan loyalitas konsumen
8.
Memperoleh penghasilan yang stabil
9.
Meningkatkan kebanggaan dan loyalitas karyawan perusahaan
10. Meningkatkan hubungan baik dengan pemerintah dan media 11. Menjadi modal yang berharga dalam memenangkan persaingan karena citra positif perusahaan merupakan keunggulan perusahaan 2.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data 2.3.1 Uji Validitas Pengujian ini berfungsi untuk menunjukkan tingkat kemampuan dari alat pengukur. Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur atau skor yang diperoleh mengukur hasil pengamatan yang
21
ingin diukur. Menurut Umar (2005), uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu dapat mengukur hal yang ingin diukur. Valid berarti instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antar variabel atau item dengan skor total variabel. Item yang mempunyai korelasi positif dan nilai yang tinggi dengan skor total menunjukkan bahwa item tersebut memiliki validitas yang tinggi pula. Nilai korelasi ini dapat diketahui dengan menggunakan rumus teknik korelasi Product Moment (Sugiyono, 2005) berikut:
r
n XY X Y
n X
dimana:
2
X n Y Y 2
2
2
………………………….………………(1)
r = Indeks Validitas X = Skor untuk masing-masing pertanyaan X Y = Skor total masing-masing pertanyaan Y n = Jumlah responden
Uji validitas dilakukan terhadap 30 responden. Bila diperoleh r hitung lebih besar daripada r tabel yang ditentukan tingkat kepercayaannya yakni 0,361 akibatnya pertanyaan pada kuisioner mempunyai validitas konstruk atau terdapat konsistensi internal dalam pertanyaan dan layak digunakan. 2.3.2. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat ukur didalam mengukur gejala yang sama sehingga alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Umar, 2003). Reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Kuisioner yang reliabel adalah kuisioner yang apabila dicobakan secara berulang kepada kelompok responden yang sama akan menghasilkan data yang sama. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk menghitung indeks reliabilitas adalah Alpha (ά) Cronbach.
22
b2 k r11 1 t2 k 1
......................................................(2) dimana : r11
=
Reliabilitas
instrumen k
= banyak butir pertanyaan atau pernyataan
Σσb 2
= Jumlah ragam butir
σt 2
= Ragam atau varian total
dengan rumus varian sebagai berikut
….................……………………….......... (3) dimana :
n = jumlah responden X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan/pernyataan
Uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 responden dan pengujian reliabilitas dilakukan dengan membandingkan nilai Alpha Cronbach’s dengan nilai rtabel yakni 0,60. Apabila nilai Alpha Cronbach’s lebih besar dari nilai rtabel dan tidak bernilai negatif, maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner tersebut dapat diandalkan. 2.3.3. Tabulasi Sederhana Fungsi tabulasi sederhana atau tabel satu variabel adalah untuk mendeskripsikan ciri-ciri atau karakteristik dari suatu variabel. Selain itu, untuk melihat persentase responden dalam memilih kategori tertentu. Dalam analisis tabulasi sederhana ini, data yang diperoleh diolah ke dalam bentuk persentase sebagai berikut fi x 100% ..........................................................................(4) ∑fi dimana : fi = jumlah responden yang memilih kategori tertentu ∑fi
= banyaknya jumlah responden
2.3.4. Tabulasi Silang Tabulasi silang adalah teknik untuk membandingkan atau melihat hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam tabulasi silang, dihitung presentase responden untuk setiap kelompok agar mudah dilihat hubungan antara dua variabel (Rangkuti, 1997).
23
2.3.5. Skala Likert Skor penilaian responden pada penelitian ini menggunakan skala Likert dengan skala 1-5. Tabel 2. Tingkat kepentingan, Kepuasan, Kesetujuan dan Kesediaan responden Skala
1
2
3
4
5
Sangat Tidak Penting Sangat Tidak Puas Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Bersedia
Tidak Penting Tidak Puas Tidak Setuju Tidak Bersedia
Kurang Penting Kurang Puas Kurang Setuju Kurang Bersedia
Penting
Sangat Penting Sangat Puas
Penilaian Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Tingkat Kesetujuan Tingkat Kesediaan
Penggolongan
kategori
berdasarkan
Puas Setuju Bersedia
nilai
yang
Sangat Setuju Sangat Bersedia
diperoleh
dilakukan dengan cara mengalikan besarnya bobot pada kategori tertentu yang telah ditetapkan dengan jumlah responden yang memasuki kategori yang sama. Tahap selanjutnya adalah menentukan nilai ratarata untuk mengetahui ukuran pemusatan dengan rumus:
..............................................................(5) Keterangan : X = nilai pengukuran fi = Frekuensi kelas ke-i n = Banyaknya Pengamatan Hasil dari pengukuran rata-rata tersebut kemudian dipetakan ke rentang skala yang mempertimbangkan informasi interval berikut: ..................(6) Setelah besarnya interval diketahui, kemudian dibuat rentang skala sehingga dapat diketahui dimana letak rata-rata penilaian responden terhadap aspek-aspek dalam penelitian.
24
Tabel 3. Rentang Skala Penilaian Responden Rentang skala penilaian 1,00 – 1,80 1,81 – 2,60 2,61 – 3,40 3,41 – 4,20 4,21 – 5,00
Keterangan Sangat tidak setuju/bersedia/puas Tidak setuju/bersedia/puas Kurang setuju/bersedia/puas Setuju/bersedia/puas Sangat setuju/bersedia/puas
2.3.6. Metode IPA Metode Importance and Performance Analysis (IPA) dalam penelitian ini digunakan untuk melihat dan menganalisis sejauhmana tingkat kepentingan (harapan) masyarakat terhadap beragam atribut program JGC dan tingkat kinerja beragam atribut tersebut selama penyelenggaraan program JGC. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kinerja beragam atribut program JGC dapat memenuhi bahkan melampaui harapan masyarakat terhadap atribut tersebut. Penilaian masyarakat terhadap program JGC didapatkan melalui penilaian masyarakat dengan cara membandingkan tingkat kepentingan atau harapan masyarakat terhadap atribut program JGC dengan tingkat kinerja dari beragam atribut program tersebut kemudian dirangkaikan dalam diagram kartesius. Pada analisis IPA terdapat empat kuadran berdasarkan importance dan performance-nya, yaitu: 1. Kuadran I, menunjukan atribut-atribut program yang dianggap penting oleh masyarakat tetapi kinerja atribut tersebut dianggap masih rendah. Karena itu atribut progam pada kuadran I sangat direkomendasikan dan diwajibkan untuk ditingkatkan kinerjanya. Pasalnya atribut pada kuadran ini merupakan atribut yang dianggat sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat. 2. Kuadran II, menunjukan atribut-atribut program yang dianggap penting oleh pelanggan dan kinerja perusahaan untuk atribut ini juga dinilai sudah baik, sehingga atribut program yang berada pada kuadran II ini perlu dipertahankan (maintain) kinerjanya.
25
3. Kuadran III, menunjukan atribut-atribut program yang dianggap tidak terlalu penting oleh pelanggan, sehingga kinerja atribut program juga tergolong
rendah. Atribut pada kuadran III tidak
terlalu diprioritaskan. 4. Kuadran IV, menunjukan atribut-atribut program yang dianggap tidak penting oleh pelanggan, tetapi kinerja atribut tersebut sangat baik. Kinerja atribut pada kuadran IV dinilai berlebihan (overact).
Tinggi
Kuadran 2
Kuadran 1
Importance Kuadran 3
Kuadran 4
Rendah Rendah
Tinggi
Performance Gambar 2. Importance and Performance Analysis 2.3.7. Customer Satisfaction Index Customer Satisfaction Index pada penelitian ini digunakan untuk mengukur kepuasan masyarakat terhadap kinerja atribut-atribut program
JGC
secara
keseluruhan
dengan
pendekatan
yang
mempertimbangkan tingkat harapan dari faktor-faktor yang diukur. Tahapan untuk mengukur Customer Satisfaction Index menurut Oktaviani dan Suryana (2006) adalah: 1. Menghitung Weighting Factors, dengan cara membagi nilai rata-rata Importance Score yang diperoleh tiap-tiap faktor dengan total Importance Score secara keseluruhan. Hal ini untuk mengubah nilai kepentingan (Importance Score) menjadi angka persentasi, sehingga didapatkan total Weighting Factor 100 persen; 2. Mengalikan nilai Weighting Factors dengan Satisfaction Score (nilai kepuasan), sehingga didapatkan nilai Weighted Score;
26
3. Menjumlahkan Weighted Score dari setiap faktor, hasilnya disebut Weighted Average; 4. Membagi Weighted Average dengan skala maksimum yang digunakan dalam penelitian, kemudian dikalikan 100 persen. Hasilnya adalah Satisfaction Index. 2.4. Tinjauan Penelitian Terdahulu Robertus Adidharma (2008) melakukan penelitian yang berjudul “Strategi CSR untuk Membentuk Corporate image yang positif (Studi kasus pada PT Pancaprima Ekabrothers)”. Penelitian deskriptif eksplanatori ini mempelajari penerapan CSR PT. Pancaprima Ekabrothers dan mengidentifikasi Corporate image yang tercipta di masyarakat Jati Uwung sekitar pabrik. Metode
analisis yang digunakan adalah korelasi pearson’s product moment dan regresi linear sederhana, dimana variabel independent adalah program CSR PT. Pancaprima Ekabrothers sedangkan variabel dependent adalah Corporate Image yang terbentuk akibat kegiatan CSR. Hasil
penelitian
Adidharma
menunjukkan
bahwa
responden
menanggapi positif kegiatan CSR yang dilakukan PT. Pancaprima Ekabrothers. Hal ini terlihat dengan adanya persepsi yang baik dari responden terhadap aktivitas CSR perusahaan pada sektor sosial (mean=3,53), sektor pendidikan (mean=3,84), bidang lingkungan (mean=3,83), sektor sarana dan prasarana (mean=3,03), Sektor kesehatan (mean=3,51). Hasil Penelitian Adhidarma juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat dan positif antara kegiatan CSR PT. Pancaprima Ekabrothers dengan corporate image yang tercipta dengan angka korelasi sebesar 0,928. Artinya, semakin baik persepsi kegiatan CSR yang tercipta, maka semakin baik juga corporate image yang tercipta. Angga Prabowo (2009) melakukan penelitian yang berjudul ‘Kajian Efektivitas Program CSR Yayasan Unilever Indonesia (Studi Kasus: wilayah Pasarminggu, Jakarta). Hasil penelitian Prabowo menyatakan bahwa Program CSR unilever yang dilaksanakan oleh Yayasan Unilever Indonesia di daerah Pasarminggu terdiri dari beberapa kegiatan utama yakni program kecintaan Lingkungan, program Daur ulang Sampah dan Program Pendidikan.
27
Hasil penelitian Prabowo menunjukkan bahwa Faktor Penerima Bantuan (mean=4,27), Faktor Organisasi (mean=4,63) dan Faktor Prioritas Kebutuhan (mean= 4,31) adalah faktor yang sangat mempengaruhi efektivitas implementasi program CSR Unilever di daerah tersebut. Program CSR Unilever yakni Program kecintaan Lingkungan dan Program Daur ulang Sampah dinilai sangat efektif dengan nilai mean masing-masing sebesar 4,59 dan 4,55 sedangkan Program Pendidikan dinilai efektif dengan nilai mean score sebesar 3,89. Carla Adityarini (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Aktivitas CSR terhadap Corporate Image dalam meningkatkan citra positif perusahaan (PT. Coca Cola Bottling Indonesia)”. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh penerapan aktivitas CSR terhadap Corporate image yang tercipta. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi
linear sederhana dan korelasi pearson’s product moment dimana aktivitas CSR PT. Coca Cola Bottling Indonesia menjadi variabel independent sedangkan Corporate Image yang terbentuk akibat kegiatan CSR menjadi variabel dependent. Penelitian Adityarini menunjukkan bahwa responden penelitian setuju dan mendukung implementasi program CSR perusahaan dengan mean score sebesar 3,8875. Dari kedelapan program CSR PT. Coca Cola Bottling Indonesia, program cinta air dengan pembuatan 22 sumur di Dusun Wangkal, Desa Kalijaya, Bekasi merupakan program CSR yang paling menonjol dan paling baik sehingga mendapatkan apresiasi yang lebih baik dari responden. Pada aspek citra perusahaan, hasil penelitian Adityarini menunjukkan bahwa responden menganggap PT. Coca Cola Bottling Indonesia sebagai perusahaan yang peduli terhadap masyarakat dan lingkungan melalui aktivitas CSR yang dilakukan. Terdapat pengaruh yang positif dan hubungan yang kuat antara aktivitas CSR PT. Coca Cola Bottling Indonesia terhadap Corporate Image dengan nilai uji korelasi sebesar 0,755.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual PT. Unilever Indonesia, Tbk. merupakan perusahaan yang berupaya mengutamakan
prinsip
tanggung
jawab
sosial
dengan
mendorong
perkembangan prinsip-prinsip berkelanjutan dalam pembangunan lingkungan, masyarakat dan pertumbuhan dunia usaha dalam setiap aktivitas perusahaan di Indonesia. Hal tersebut ditujukan untuk menjamin keberlangsungan perusahaan dan penerimaan masyarakat yang positif terhadap setiap aktivitas perusahaan. Perusahaan berupaya mewujudkan setiap inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan termasuk inisiatif tanggung jawab sosial di bidang lingkungan melalui beragam program CSR kelestarian lingkungan melalui Yayasan Unilever Indonesia (YUI). Setiap inisiatif CSR PT. Unilever Indonesia, Tbk. di bidang lingkungan termasuk program CSR lingkungan JGC direncanakan, diimplementasikan dan dievaluasi secara komprehansif agar tetap berfokus pada prinsip-prinsip berkelanjutan dalam pembangunan lingkungan, masyarakat dan pertumbuhan dunia usaha termasuk untuk mengembangkan reputasi dan meningkatkan citra positif perusahaan. Analisis efektivitas implementasi program JGC dilakukan berdasarkan indikator pelaksanaan dan indikator citra perusahaan. Indikator pelaksanaan program JGC terdiri atas tingkat partisipasi masyarakat, kinerja atribut program dan dampak pelaksanaan program terhadap kondisi lingkungan dan masyarakat yang menjadi sasaran program CSR tersebut sedangkan indikator citra perusahaan berupaya untuk menganalisis dampak program terhadap citra perusahaan dengan membandingkan penilaian dan persepsi masyarakat sasaran program JGC dan masyarakat netral (masyarakat yang tidak ikut berpartisipasi dalam program namun mengetahui adanya program JGC).
29
Penilaian efektivitas program JGC dilakukan pada implementasi program yang dilaksanakan di dua wilayah yakni RW 02 kelurahan Pasarminggu dan RW 03 kelurahan Mampang Prapatan. Penilaian efektivitas program
JGC
memungkinkan
untuk
melihat
dan
membandingkan
keberhasilan implementasi program JGC di kedua wilayah. Implementasi program JGC yang terbukti efektif dan berhasil dapat direplikasi untuk mengembangkan keberhasilan yang telah dicapai agar dampak sosial program CSR tersebut menjadi lebih besar dan kontribusi perusahaan menjadi lebih efektif, efisien dan tepat sasaran. Kajian efektifitas program JGC memungkinkan pihak manajemen mendapatkan informasi dan bahan analisa dalam mengambil keputusan perusahaan selanjutnya. Program CSR Lingkungan PT. Unilever Indonesia Tbk. Implementasi Program CSR Jakarta Green and Clean di wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan Tahapan Implementasi Program CSR Jakarta Green and Clean Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Program CSR Jakarta Green and Clean ya
Efektivitas Program CSR 1. Tingkat Partisipasi Masyarakat 2. Kinerja Atribut Program 3. Dampak Program CSR terhadap Lingkungan dan Masyarakat Keberlanjutan Perusahaan
Efektif
tidak Dampak Program CSR terhadap Corporate Image (Citra Perusahaan)
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.2. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian diawali dengan mengkaji permasalahan penelitian dan menentukan ruang lingkup penelitian. Langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan akhir dari penelitian dan memberikan bahan informasi dan analisis bagi pihak perusahaan berupa kesimpulan akhir penelitian yang
30
nantinya
dapat
digunakan
perusahaan
untuk
mengambil
keputusan
perusahaan selanjutnya dalam penerapan program CSR. Kegiatan selanjutnya dari penelitian adalah mencari dan mengumpulkan teori-teori yang terkait dengan masalah yang dihadapi melalui kaji pustaka dan studi literatur. Dengan mengetahui teori-teori yang terkait dengan masalah, akan semakin mudah untuk memahami permasalahan penelitian. Proses penentuan jenis, sumber dan metode pengumpulan data yang dibutuhkan untuk kepentingan penelitian juga semakin mudah dan terarah. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi program CSR Unilever khususnya program JGC. Identifikasi program tersebut meliputi mekanisme pelaksanaan program, beragam atribut yang terkait dengan pelaksanaan program, indikator efektivitas program baik menurut masyarakat, perusahaan, dan tolak ukur keberhasilan program sendiri. Proses pengumpulan data dapat dilakukan melalui proses wawancara, hasil pengamatan langsung, pengisian kuisioner, studi kepustakaan, laporan Program CSR perusahaann dan Annual Sustainability Report perusahaan. Data yang telah terkumpul demi kepentingan penelitian akan diolah dan dianalisis dengan mengunakan analisis deskriptif, tabulasi data dan analisis kuantitatif dengan bantuan program komputer SPSS. Hasil pengolahan dan analisis data akan menghasilkan sejumlah hasil penelitian yang akan menjawab semua permasalahan dalam penelitian sekaligus mencapai tujuan akhir dari penelitian yang dilakukan. Untuk lebih jelasnya, tahapan proses penelitian dapat dilihat pada Gambar 5. 3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dalam lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Penelitian dilakukan di Yayasan Unilever Indonesia yang berada pada Kantor Pusat PT. Unilever Indonesia, Tbk. di jalan Jenderal Gatot Subroto Kav.15, Jakarta untuk mempelajari program CSR yang dilakukan sekaligus mempelajari mekanisme pelaksanaan program CSR khususnya program JGC. Kajian implementasi dan pengukuran efektivitas program JGC dilakukan pada dua lokasi di wilayah Jakarta yang menjadi sasaran program tersebut yakni di wilayah RW 02 kelurahan Pasarminggu dan RW 03
31
Kelurahan Mampang Prapatan yang menjadi sasaran program dan telah merasakan program CSR tersebut selama lebih dari 2 tahun. Penelitian akan dimulai dari bulan Mei hingga November 2010. ( START ) Melakukan kaji literatur dan studi pustaka . Identifikasi Program CSR Unilever Jakarta Green and Clean
Teknik Pengambilan Sampel 1. Convinience Sampling Teknik Pengumpulan Data : Wawancara,studi kepustakaan, pengisian kuisioner, sejumlah literatur, laporan Program CSR perusahaan dan Annual Sustainability Report Penyusunan Kuisioner
Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Kebijakan CSR Unilever dan Program CSR Jakarta Green and Clean (Analisis Deskriptif) 2. Analisis Karakteristik Responden (Analisis Crosstab) 3. Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat (Analisis Crosstab) 4. Kinerja Atribut Program (Metode IPA) 5. Dampak program terhadap Citra Perusahaan (Mean Score) Pengumpulan Data
Uji coba Kuisioner Tabulasi data yang diperoleh NO
OK
YES Pengolahan Data Analisis dan Pembahasan serta Implikasi Manajerial Menyusun Kesimpulan dan Saran ( SELESAI )
Gambar 4. Tahapan Proses Penelitian
32
3.4. Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan prosedur penarikan sampel non probabilitas dengan menggunakan metode convenience sampling atau accidental sampling yaitu kuisioner diberikan kepada responden yang dipilih karena berada pada tempat dan waktu yang bersamaan ketika kegiatan penelitian ini dilakukan. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat di wilayah RW 02 kelurahan Pasarminggu dan RW 03 Kelurahan Mampang Prapatan yang menjadi sasaran program JGC dan masyarakat netral (masyarakat yang tidak menjadi sasaran program dan tidak ikut berpartisipasi namun mengetahui adanya program JGC) di wilayah kecamatan Pasarminggu dan kecamatan Mampang Prapatan. Jumlah responden untuk masyarakat sasaran program JGC yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 100 orang, hasil pembulatan dari 98,362. Pembulatan ini diambil karena dirasakan masih memiliki nilai yang tidak terlalu jauh dengan 98,362. Populasi total penelitian ini berjumlah 6003 yang terdiri dari populasi RW 02 kelurahan Pasarminggu sejumlah 3293 orang dan populasi RW 03 Kelurahan Mampang Prapatan sejumlah 2710 orang. Perhitungan jumlah sampel ini didasarkan pada perhitungan rumus Slovin dengan nilai error sebesar 10 persen. Dari Perhitungan tersebut, jumlah sampel dari masing-masing wilayah adalah sejumlah 55 responden berasal dari Pasarminggu dan sejumlah 45 responden berasal dari Mampang Prapatan. Pengambilan sampel dilakukan sekitar 2-3 minggu.
Sampel Pasarminggu Sampel Mampang Prapatan
responden responden
Jumlah responden untuk masyarakat netral dalam penelitian ini berjumlah 100 orang sama dengan jumlah masyarakat sasaran program JGC. Sejumlah 55 orang dari kecamatan Pasarminggu dan 45 orang dari kecamatan Mampang prapatan.
33
3.5. Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui dua metode yakni metode wawancara dan metode survei. Metode wawancara dilakukan dengan mewawancarai berbagai pihak yang terkait dengan program JGC baik pihak internal perusahaan, masyarakat sasaran program CSR maupun pihak-pihak lainya yang terkait dengan penelitian. Metode survei dilakukan dengan cara proses pengamatan lapangan secara langsung dan proses pengisian kuisioner oleh sejumlah responden yang berasal dari kelompok masyarakat sasaran program CSR di kedua wilayah tersebut. Bentuk kuesioner yang digunakan adalah structured questions dengan pertanyaan tertutup yang menghendaki responden untuk memilih dari sekelompok respon yang sudah disediakan sebelumnya. Data sekunder berasal dari berbagai studi kepustakaan, informasi dari internet, sejumlah kajian literatur, laporan Program CSR perusahaan, Annual Report perusahaan dan Annual Sustainability Report perusahaan yang dapat digunakan untuk mendapatkan data yang menunjang penelitian. 3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data 3.6.1 Uji Validitas Pengujian validitas berfungsi untuk menunjukkan tingkat kemampuan dari alat pengukur. Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur atau skor yang diperoleh mengukur hasil pengamatan yang ingin diukur. Menurut Umar (2005), uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu dapat mengukur hal yang ingin diukur. Instrumen yang valid dapat diartikan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment.
34
3.6.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat ukur didalam mengukur gejala yang sama sehingga alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Umar, 2003). Reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Dalam penelitian ini, teknik untuk menghitung indeks reliabilitas menggunakan Alpha (ά) Cronbach. Nilai r hitung dibandingkan dengan r tabel, jika r hitung lebih besar dari nilai tabel maka dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut reliabel. 3.6.3 Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Analisis tingkat partisipasi masyarakat tersebut dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis frekuensi dan bentuk partisipasi masyarakat dalam program JGC. Analisis tingkat partisipasi masyarakat dalam program dilakukan pada tiga tahap program yakni tahap perencanaan program, tahap pelaksanaan program dan tahap evaluasi program. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan tabulasi sederhana dan tabulasi silang antara beragam variabel antara lain jenis kelamin, usia, frekuensi partisipasi dan bentuk partisipasi masyarakat. 3.6.4 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Program Analasis tingkat kepentingan dan kinerja atribut program dilakukan untuk mengetahui sejauh mana efektifitas kinerja beragam atribut program JGC dalam memenuhi harapan masyarakat. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan metode IPA (Importance Performance Analysis). Tingkat kepentingan (harapan) masyarakat terhadap atribut menunjukkan sejauh mana harapan (ekspektasi) dan kepentingan masyarakat terhadap beragam atribut program. Tingkat kinerja atribut menunjukkan sejauh atribut program mampu memberikan kinerja yang baik untuk memuaskan masyarakat dan mewujudkan harapan masyarakat berkaitan dengan tujuan program.
35
3.6.5 Analisis Kepuasan Masyarakat terhadap Kinerja Atribut Program Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan hasil evaluasi terhadap keberhasilan penyelenggaraan program sekaligus penilaian masyarakat terhadap kinerja beragam atribut program selama penyelenggaraan program JGC di kedua wilayah. Kinerja beragam atribut program dapat melebihi harapan masyarakat bahkan kurang dari harapan masyarakat. Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja atribut program dilakukan dengan menggunakan metode Customer Satisfaction Index (CSI). 3.6.6 Analisis Citra Perusahaan Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi dampak positif yang timbul terhadap perusahaan berupa tercipta dan melekatnya citra positif terhadap perusahaan pasca implementasi program JGC. Citra perusahaan yang timbul memang merupakan sesuatu yang abstrak namun wujudnya dapat dirasakan melalui hasil penilaian baik atau buruknya perusahaan oleh masyarakat seperti penerimaan, kesan dan tanggapan baik positif maupun negatif. Penilaian tentang citra perusahaan dilakukan dengan menganalisis persepsi dan tanggapan masyarakat yang menjadi sasaran dan terlibat langsung dengan program JGC maupun masyarakat yang tidak terlibat langsung (netral) dengan program CSR tersebut mengenai pencitraan yang timbul terhadap perusahaan pasca proses implementasi program JGC. Masyarakat diberikan beragam pertanyaan yang terkait dengan perncitraan terhadap perusahaan. Kemudian, dilakukan perhitungan dengan metode mean score untuk melihat citra perusahaan apa yang lebih dominan di mata masyarakat tersebut.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah dan Profil PT. Unilever Indonesia, Tbk. PT. Unilever Indonesia, didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama Zeepfabrieken N. V. Lever. Pada tanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan berubah menjadi PT. Unilever Indonesia. Pada tanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan berganti menjadi PT Unilever Indonesia, Tbk. Pada tahun 1933, perusahaan mengawali usahanya di Indonesia dengan membangun sebuah pabrik sabun kecil di Batavia (Jakarta). Kini, setelah lebih dari 75 tahun berkiprah di Indonesia, perusahaan telah tumbuh menjadi perusahaan besar dan terdepan untuk kategori produk Foods and Ice Cream dan Home and Personal Care. PT. Unilever Indonesia, Tbk. telah menjadi perusahaan besar yang bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk kosmetik. Perusahaan ini memiliki tidak kurang dari 30 merek (brand) terkenal dan populer di Indonesia antara lain Pepsodent, Lifebuoy, Sunsilk, Blue Band, Sariwangi, Rinso, dan Bango. Pada tahun 2010, perusahaan telah memiliki delapan pabrik utama di Kawasan Industri Jababeka Cikarang dan Rungkut Surabaya serta berkantor pusat di Graha Unilever, Jakarta. Produk Unilever Indonesia dipasarkan melalui jaringan yang melibatkan sekitar 400 distributor, 1500 pemasok dan menjangkau ratusan ribu toko di seluruh Indonesia. Kronologi sejarah perusahaan ditampilkan pada Lampiran 2.
37
PT. Unilever Indonesia, Tbk. menjalankan nilai-nilai tanggung jawab sosial perusahaan secara berkelanjutan seiring dengan operasi perusahaan. Implementasi tanggung jawab sosial perusahaan merupakan investasi penting demi keberlanjutan dan pertumbuhan perusahaan di masa mendatang. Pada tanggal 27 November 2000, perusahaan membentuk Yayasan Unilever Indonesia (YUI) sebagai perwujudan komitmen dan nilai-nilai tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia. Melalui YUI setiap inisiatif CSR perusahaan direncanakan, diimplementasikan dan dievaluasi agar dampak sosial program CSR dan kontribusi perushaan bagi masyarakat dan lingkungan menjadi lebih optimal. Perusahaan melalui YUI berusaha untuk berkontribusi maksimal bagi kehidupan sosial masyarakat dan kelestarian lingkungan di Indonesia melalui empat kategori program CSR perusahaan Kepedulian
yakni; Program Pendidikan Kesehatan, Program Lingkungan,
Program
Pengembangan
Ekonomi
Masyarakat dan Bantuan Kemanusiaan. Kegiatan CSR perusahaan antara lain kampanye Cuci Tangan dengan Sabun (Lifebuoy), kegiatan Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut (Pepsodent), kegiatan Pelestarian Makanan Tradisional (Bango), kegiatan Memerangi Kelaparan dan Perbaikan Gizi anak Indonesia (Blue Band) serta implementasi CSR lingkungan Jakarta Green and Clean. 4.1.2 Visi dan Misi PT. Unilever Indonesia, Tbk. Visi PT. Unilever Indonesia, Tbk. adalah Creating a Better Future Everyday (menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari). Perusahaan senantiasa berupaya berbagi sumberdaya untuk membuat kehidupan yang lebih baik bagi internal perusahaan maupun masyarakat Indonesia. Misi
perusahaan
adalah
meningkatkan
vitalitas
dalam
kehidupan. Perusahaan senantiasa berupaya untuk memenuhi
38
kebutuhan nutrisi, kebersihan, dan perawatan tubuh sehari-hari dengan produk-produk dan pelayanan yang membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik, dan lebih menikmati hidup. Perusahaan
juga
berupaya
menginspirasi
masyarakat
untuk
melakukan tindakan kecil setiap harinya yang bila digabungkan bisa mewujudkan perubahan besar bagi dunia dalam mengurangi dampak terhadap lingkungan. Misi PT. Unilever Indonesia, Tbk. dapat diuraikan menjadi: 1. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi konsumen berdasarkan hubungan yang erat dengan konsumen. 2. Menjadi rekan utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas 3. Menghilangkan kegiatan yang tidak bernilai tambah dari segala proses dengan menyertakan kekayaan pengetahuan dan keahlian internasional dalam melayani masyarakat lokal. 4. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang berkinerja tinggi 5. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan dan memberi imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham 6. Mendapatkan kehormatan atas integritas yang tinggi, peduli kepada masyarakat dan lingkungan hidup melalui perilaku korporasi yang berstandar tinggi terhadap para stakeholderss. 4.1.3 Struktur Organisasi PT. Unilever Indonesia, Tbk. PT. Unilever Indonesia, Tbk. terdiri dari beberapa unsur perusahaan yang memiliki tanggung jawab dan tugasnya masingmasing seperti yang tersaji dalam Struktur Organisasi perusahaan pada Lampiran 3. 4.2
Program CSR Lingkungan Jakarta Green And Clean (JGC) 4.2.1 Profil Program Jakarta Green and Clean (JGC) Program Jakarta Green and Clean (JGC) merupakan salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) bidang lingkungan dan masyarakat PT. Unilever Indonesia, Tbk. yang
39
diselenggarakan di wilayah kota Jakarta. Program JGC adalah wujud kepedulian dan kontribusi perusahaan terhadap pembenahan permasalahan lingkungan khususnya di wilayah kota Jakarta. Program JGC merupakan program pelestarian lingkungan melalui penghijauan lingkungan dan manajemen pengelolaan sampah masyarakat secara mandiri. Program JGC difokuskan untuk mengedukasi masyarakat guna mengurangi tekanan terhadap lingkungan dengan mengurangi sampah
dan
memperbaiki
manajemen
pengelolaan
sampah
masyarakat melalui pemilahan sampah, pembuatan kompos, dan daur ulang sampah. Program ini juga difokuskan untuk memberikan edukasi dan menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap kualitas kebersihan dan kesehatan keluarga serta kelestarian lingkungan. Adapun tujuan dari program JGC adalah untuk merubah pola pikir, paradigma dan perilaku masyarakat dalam penanganan masalah lingkungan dan sampah. Upaya yang dilakukan antara lain dengan memberikan pelatihan, sosialisasi dan pertukaran informasi melalui proses peng-kader-an masyarakat sehingga masyarakat semakin partisipatif, tanggap dan peduli terhadap segala upaya menjaga kelestarian lingkungan dan pengelolaan sampah. Program JGC dilatarbelakangi oleh permasalahan sosial dan lingkungan yang sangat kompleks di Jakarta yaitu permasalahan sampah dan lingkungan di kota Jakarta. Berdasarkan riset Indonesia Solid Waste Association (InSwa), kota Jakarta dengan penduduk sekitar 10 juta jiwa, menghasilkan sampah sekitar 25.687 m3 per hari atau hampir 116 juta ton per tahun. Sampah ini terdiri dari 80 persen sampah basah (organic) dan 20 persen sampah kering (non organic). Penyumbang terbesar sampah ibukota adalah sampah rumah tangga yang mencapai sekitar 60 persen dari total sampah yang dihasilkan. Berdasarkan fakta di atas, sejak Maret 2006 PT. Unilever Indonesia, Tbk. bekerjasama dengan sejumlah stakeholderss seperti Pemerintah Kota (Pemkot) kota Jakarta, Badan Pengelolaan
40
Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) kota Jakarta, LSM Aksi Cepat Tanggap (ACT), Harian Republika dan Jaringan Radio 99.1 Delta FM serta masyarakat kota Jakarta membentuk kemitraan strategis untuk menyelenggarakan program JGC. Pada tahun 2007, program JGC dikembangkan dengan mengemas program ini menjadi bentuk perlombaan dan kompetisi kebersihan, penghijauan, dan kemandirian dalam pengelolaan sampah. Hal ini dimaksudkan untuk memacu partisipasi masyarakat dalam mengubah gaya hidup menjadi lebih bersih, sehat dan cerdas dalam mengelola sampah. Penyelenggaraan program JGC telah berhasil meningkatkan angka
partisipasi
masyarakat
dan
mengubah
pola
perilaku
masyarakat dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan kota Jakarta dan kepedulian masyarakat terhadap permasalahan sampah. Sejak digulirkan pada tahun 2006, program JGC telah berhasil diselenggarakan dan melibatkan jutaan masyarakat kota Jakarta di 42 kecamatan, 164 kelurahan, dan 500 RW di wilayah kota jakarta dan berhasil membina 50.045 kader lingkungan Jumlah Kader Lingkungan
Gambar 5. Jumlah Kader Lingkungan periode Tahun 2006 – 2009 (Sumber: JGC Report Unilever Indonesia, 2009)
Penyelenggaraan program JGC sejak tahun 2006 telah berhasil meningkatkan angka partisipasi kader lingkungan dalam mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan dan kepedulian terhadap permasalahan sampah. Pada periode Juli-Desember 2009, angka partisipasi kader mengalami 1)
Sumber: situs resmi PT. Unilever Indonesia, www.Unilever.co.id
41
peningkatan dari 41.255 orang pada Juli 2009 menjadi 50.045 orang pada Desember 2009.
Gambar 6. Angka Partisipasi Kader Lingkungan Tahun 2009 (Sumber: JGC Report Unilever Indonesia, 2009) Program Jakarta Green and Clean juga telah berhasil meningkatkan angka penghijauan di kota Jakarta. Jumlah tanaman hijau yang digunakan pada program penghijauan meningkat dari 44.870 tanaman pada Juli 2009 menjadi 1.821.664 tanaman pada Desember 2009.
Gambar 7. Jumlah Tanaman Hijau dalam Program pada Tahun 2009 (sumber: JGC Report Unilever Indonesia, 2009) Jumlah lubang biopori yang dihasilkan pun mengalami peningkatan yang cukup besar. Lubang biopori yang dihasilkan meningkat dari 12.164 buah di bulan Juli 2009 menjadi 25.649 buah di bulan Desember 2009. Peningkatan jumlah lubang biopori diikuti oleh peningkatan produksi komposter sampah dari angka 6.400 buah pada Juli 2009 menjadi 8.831 buah di bulan Desember 2009.
42
LUBANG BIOPORI
Gambar 8. Jumlah Lubang Biopori pada Tahun 2009 (sumber: JGC Report Unilever Indonesia, 2009) 4.2.2 Kegiatan dalam Program Jakarta Green and Clean (JGC) Program Jakarta Green and Clean (JGC) terdiri dari: 1. Kegiatan Kebersihan dan Penghijauan Lingkungan Kegiatan ini berupaya untuk memberikan sosialisasi, edukasi, penyuluhan, dan pelatihan kepada masyarakat tentang pentingnya usaha penghijauan dan usaha menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Kegiatan ini juga berfokus untuk mengedukasi masyarakat mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang melibatkan kader PKK dan kader lingkungan setempat. 2. Kegiatan Manajamen Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Kegiatan ini berupaya untuk memberikan sosialisasi, edukasi, penyuluhan, dan pelatihan kepada anggota masyarakat khususnya ibu rumah tangga mengenai manajemen pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri. Manajemen pengelolaan sampah yang disosialisasikan meliputi proses pemilahan dan pengelolaan sampah organik dan anorganik berbasis prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle), pembuatan pupuk kompos dari sampah organik serta mendirikan dan mengelola bank sampah untuk menampung sampah anorganik masyarakat. 3. Kegiatan Daur Ulang Sampah Anorganik (Trashion) Kegiatan yang dikenal dengan nama Trashion (Trash Fashion) ini berfokus pada pemberian sosialisasi, penyuluhan dan pelatihan daur ulang sampah anorganik kepada masyarakat
43
khususnya ibu rumah tangga. Kegiatan ini diciptakan untuk mengurangi dampak sampah kemasan plastik pasca konsumsi yang ada di lingkungan sekitar. Sampah anorganik khususnya plastik kemasan yang telah dipilah kemudian didaur ulang menjadi menjadi produk daur ulang yang memiliki nilai guna, seni dan ekonomi untuk memberikan nilai tambah sampah. Upaya ini bertujuan mengurangi limbah plastik sekaligus melakukan pemberdayaan ibu rumah tangga dalam mengelola sampah kemasan dan meningkatkan
kemandirian
ekonomi
keluarga
melalui
pembinaan UKM Trashion yang menghasilkan produk daur ulang serbaguna seperti tas, dompet, payung, dan sebagainya. Kegiatan dalam program JGC selengkapnya dijelaskan pada Tabel 4. Tabel 4. Kegiatan dalam Program Jakarta Green and Clean PROGRAM JAKARTA GREEN AND CLEAN Program Kebersihan dan Penghijauan Lingkungan 1 Kegiatan penghijauan & kerjabakti lingkungan secara berkala 2 Kegiatan kompetisi kebersihan dan penghijauan lingkungan 3 Sosialisasi hidup bersih dan sehat serta peduli lingkungan 4 Pembinaan dan sosialisasi kader-kader lingkungan 5 Program lubang biopori (resapan air) Program Manajamen Pengelolaan Sampah 1 Kegiatan manajemen pengelolaan sampah 2 Sosialisasi pemilahan dan pengolahan sampah 3 Pengadaan tempat sampah organik dan anorganik 4 Pendirian Bank sampah dan TPA 5 Program sosialisasi dan praktek proses komposting dan penyediaan komposter Program Daur Ulang Sampah (Trashion) 1 Kegiatan daur ulang sampah anorganik menjadi berbagai produk 2 Pelatihan Kewirausahaan dan bisnis Trashion 3 Pemberian modal awal untuk mendirikan usaha trashion 4 Penyediaan akses pasar dan pameran bagi produk trashion 5 Konseling, monitoring dan bimbingan bagi pengusaha trashion 6 Program pemberdayaan perempuan melalui bisnis trashion Sumber: JGC Report Unilever Indonesia, 2009
44
4.2.3 Tujuan Program Jakarta Green and Clean (JGC) Tujuan umum dari program JGC adalah untuk melakukan sebuah usaha pengembangan masyarakat melalui pendampingan dan pelatihan
masyarakat
untuk
membenahi
dan
menyelesaikan
permasalahan lingkungan dan pengelolaan sampah di Jakarta sekaligus mensosialisasikan dan merealisasikan Konsep Manajemen Pengelolaan Sampah Terpadu di Jakarta berdasarkan arahan Pemerintah Kota Jakarta. Tujuan khusus dari program JGC adalah 1. Membangun kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan kota Jakarta terutama dalam usaha pengelolaan sampah dengan proses pemilahan sampah, pengolahan sampah menjadi kompos dan proses daur ulang sampah. 2. Meningkatkan
usaha
penghijauan
kota
Jakarta
dengan
menciptakan ruang-ruang hijau dan memperluas lahan hijau di wilayah Jakarta sehingga dapat menurunkan tingkat polusi lingkungan dan meningkatkan kualitas udara kota Jakarta 3. Memperluas daerah resapan air di lingkungan kota Jakarta sehingga dapat mencegah banjir dan meningkatkan persediaan aiir bersih melalui pembuatan lubang resapan air (Biopori) 4.2.4 Rentang Waktu Program Jakarta Green and Clean (JGC) Program JGC dilakukan sejak tahun 2006 hingga kini tahun 2010 antara bulan Maret hingga November setiap tahunnya. Pada tahun 2006, program JGC diselenggarakan pertama kali di wilayah Mampang Prapatan sebagai pilot project program. Pada tahun 2006 dan 2007, program JGC hanya dilaksanakan pada tingkat RT (antar RT). Jangkauan dan cakupan wilayah program JGC pun semakin meluas ke tingkat RW pada tahun 2008 dan 2009. Tahun 2010, program JGC diselenggarakan di tingkat Kelurahan dengan tujuan memperluas dampak dan manfaat positif program JGC kapada masyarakat di wilayah Jabodetabek.
45
4.2.5 Penerima Manfaat Program Jakarta Green and Clean (JGC) Penerima manfaat program JGC adalah 1. Warga dan wilayah peserta program JGC 2. Masyarakat di wilayah DKI Jakarta pada umumnya 3. Pemerintah daerah kota Jakarta 4. Stakeholderss program 4.2.6 Stakeholderss Program Jakarta Green and Clean (JGC) Stakeholders yang terkait program tersebut antara lain 1. PT. Unilever Indonesia, Tbk. sebagai inisiator program JGC, berperan memantau dan terlibat aktif serta berkoordinasi dan bekerjasama dengan pemerintah daerah dan kota, memberikan pendampingan pengelolaan lingkungan kepada fasilitator, 2. Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) Aksi Capat Tanggap (ACT) sebagai stakeholders LSM yang bertanggung jawab untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada fasilitator (penyuluh) mengenai manajemen pengelolaan sampah, penghijauan dan biopori serta merangsang partisipasi aktif warga masyarakat, 3. Harian Republika dan 99.1 Delta FM sebagai stakeholders media berperan menjadi media informasi dan sosialisasi selama program JGC berlangsung, media sosialisasi peserta dan fasilitator, memperluas jangkauan informasi lingkungan kepada masyarakat, 4. Pemerintah Kota Jakarta melalui Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) kota Jakarta sebagai advisor program JGC berperan memonitor dan mengevaluasi implementasi serta kemajuan program JGC sehingga memberikan dampak positif kepada masyarakat umum, mendorong partisipasi aktif elemen pemerintahan. 4.2.7 Mekanisme Program Jakarta Green and Clean (JGC) Penyelenggaraan program JGC diawali dengan launching dan sosialisasi program melalui radio Delta FM, Harian Republika, brosur dan famlet serta surat pemberitahuan dan sosialisasi yang
46
dikirimkan ke pemerintah daerah setempat khususnya pihak kelurahan. Pada tahap sosialisasi, formulir pendaftaran peserta program
dan
syarat-syarat
peserta
program
dibagikan
dan
diumumkan melalui pihak kelurahan dan warga setempat. Proses sosialisasi program dilakukan dalam jangka waktu 1 bulan. Proses sosialisasi ini dibantu oleh aparat kelurahan yang berkoordinasi dengan ketua RW, RT, karang taruna dan komunitas ibu-ibu
PKK
setempat.
Pendaftaran
peserta
program
dan
pengembalian formulir dapat dilakukan di kantor Pusat Unilever pada awal bulan selanjutnya. Para pendaftar program JGC diseleksi menjadi 50 peserta program JGC. Kriteria seleksi tersebut antara lain kelengkapan administrasi pendaftaran, pemenuhan prasyarat program, kondisi lingkungan, animo dan semangat masyarakat teradap program, dan kesiapan menjadi peserta program. Wilayah yang terpilih menjadi peserta dan mengikuti program JGC diharuskan mengirimkan perwakilan warganya (2-5 orang) untuk mendapatkan pelatihan dan penyuluhan dari LSM ACT. Proses pelatihan dan penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam pengelolaan lingkungan dan kemampuan merangsang partisipasi masyarakat dalam program. Beragam pelatihan dan penyuluhan yang diberikan antara lain: 1. pemahaman maksud, tujuan, dan tata cara program 2. Pelatihan pengelolaan sampah, penghijauan dan lingkungan, 3. Pelatihan memotivasi dan mengerakkan masyarakat, komunikasi 4. Pelatihan untuk merumuskan program kerja dan analisis SWOT Tahap selanjutnya adalah penyelenggaraan program JGC di masing-masing wilayah selama 5 bulan. Selama penyelenggaraan program, pihak Unilever Indonesia, LSM ACT, BPLHD, Pemkot dan fasilitator melakukan pendampingan, penyuluhan, pelatihan dan motivasi kepada masyarakat yang mengikuti program; melakukan
47
bedah lingkungan serta mengevaluasi kemajuan implementasi program baik secara terbuka maupun secara tertutup. Kriteria penilaian terdiri dari pemilahan dan pengelolaan sampah, pemanfaatan sumur biopori, penghijauan lingkungan, partisipasi masyarakat, dan kemampuan untuk menulari RT atau RW lain untuk menjalankan program lingkungan (replikasi). Lima peserta wilayah dan lima orang kader lingkungan dengan hasil kemajuan (progress) implementasi program terbaik berhak untuk mendapatkan apresiasi hadiah untuk pemeliharaan lingkungan bersih Sosialisasi dan launching Program
Pendaftaran & seleksi peserta
Bedah Lingkungan dan penilaian
Pelatihan kader dan fasilitator oleh ACT Penyelenggaraan program
Penentuan Pemenang & pemberian apresiasi
Gambar 9. Mekanisme Program Jakarta Green and Clean 4.3
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner yang digunakan harus terlebih dahulu diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas berfungsi untuk menunjukkan tingkat kemampuan dari alat pengukur. Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat mengukur hasil pengamatan yang ingin diukur. Valid berarti instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Tingkat validitas kuesioner dilihat dari nilai korelasi (r) antara nilai (skor) α (corrected item total correlation) masing-masing pertanyaan dengan nilai r
tabel.
Nilai α harus lebih besar dari pada nilai rtabel dan tidak
bernilai negatif. Pengujian kuesioner ini dilakukan terhadap 30 orang (n = 30) responden yang berpartisipasi dalam program JGC. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunanakan metode korelasi Product Moment Pearson. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 90 persen (α = 0,1). Dengan
48
menggunakan jumlah responden sebanyak 30, maka nilai r
tabel
product
moment pada taraf signifikan (α = 0,1) atau tingkat kepercayaan 90 persen adalah 0,361. Setiap butir pertanyaan dinyatakan valid jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel dan tidak bernilai negatif. Hasil pengujian tingkat validitas pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai r
hitung
untuk setiap butir pertanyaan dalam penelitian ini
memiliki nilai diantara 0,405 hingga 0,955 dan tidak ada yang lebih kecil dari r
tabel
0,361. Hasil tersebut menyatakan bahwa setiap butir pertanyaan
dalam kuesioner dinyatakan valid karena setiap butir pertanyaan dalam kuesioner memiliki nilai r hitung yang lebih besar dari 0,361. Setelah menguji tingkat validitas kuisioner, langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas terhadap kuisioner yang digunakan dalam penelitian. Uji reliabilitas kuesioner dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana konsistensi atau kestabilan suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama atau dengan kata lain mennguji sejauh mana alat ukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan.(Umar, 2005) Kuisioner yang reliabel adalah kuisioner yang apabila dicobakan secara berulang kepada kelompok responden yang sama akan menghasilkan data yang sama. Reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Metode yang digunakan untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan menggunakan software SPSS. Uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 responden berpartisipasi dalam program JGC dan pengujian reliabilitas dilakukan dengan membandingkan nilai Alpha Cronbach’s dengan nilai rtabel yakni 0,60. Apabila nilai Alpha Cronbach’s lebih besar dari nilai rtabel dan tidak bernilai negatif, maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner tersebut dapat diandalkan. Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas pada penelitian ini, nilai alpha yang dihasilkan sebesar 0,756 dan 0,765 masing-masing untuk tingkat kepentingan/harapan dan tingkat kinerja. Sedangkan nilai alpha untuk citra perusahaan dan loyalitas adalah 0,767 dan 0,788. Pada penelitian ini nilai
49
alpha yang dihasilkan lebih dari 0,60 dan bernilai positif sehingga kuisioner yang digunakan tergolong reliabel karena memiliki nilai alpha yang lebih besar dari 0,60. Hasil selengkapnya mengenai hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 4. 4.4. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Program JGC di wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan Tingkat Partisipasi Masyarakat pada program JGC meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi program JGC sebagai berikut. 4.4.1. Tahap Perencanaan JGC Tahap perencanaan program JGC merupakan tahap persiapan pelaksanaan di masing-masing wilayah. Tahap perencanaan mencakup kegiatan
pertemuan
masyarakat
untuk
mendiskusikan
dan
memutuskan rencana persiapan kegiatan yang akan dilakukan selama program JGC berlangsung sekaligus untuk memperkenalkan dan mensosialisasikan program tersebut kapada masyarakat. Tahap perencanaan program JGC digunakan untuk merumuskan agenda dan mekanisme kegiatan kebersihan dan penghijauan, anggaran dana, serta mekanisme pengelolaan sampah sesuai dengan sosialisasi dan penyuluhan melalui media cetak maupun oleh kader dan fasilitator lingkungan dari LSM ACT dan Unilever. Pada forum perencanaan JGC, masyarakat diberi kesempatan untuk hadir, bertanya, memberikan usul, saran, kritik, ide dan pendapat mengenai rencana dan persiapan program JGC di wilayahnya. Masyarakat diberi kesempatan untuk melakukan beragam kegiatan yang sesuai dengan tujuan dan konsep program JGC. Forum perencanaan biasanya dipimpin oleh Ketua RW setempat dan partisipasi tokoh masyarakat, Ketua RT, perwakilan komunitas ibuibu kader PKK, dan perwakilan warga. Forum ini dilakukan dalam 4 hari yakni (Kamis-Minggu) dari pukul 09.00-13.00.
50
Langkah selanjutnya pada tahap perencanaan adalah upaya sosialisasi program JGC sekaligus mengajak warga di lingkungan RT untuk ikut berpartisipasi aktif pada program tersebut. Sosialisasi program JGC dilakukan oleh kader lingkungan yang mayoritas dari berasal dari kalangan ibu rumah tangga yang berkecimpung dalam komunitas ibu-ibu PKK. Sosialisasi program JGC dilakukan melalui kegiatan PKK, arisan warga, acara pengajian warga, pengumuman, majalah dinding, selebaran, brosur dan media lainnya. Tingkat partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan di wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan tergolong rendah. Presentasi jumlah masyarakat yang tidak pernah berpartisipasi dan tingkat partisipasi rendah (jarang dan jarang sekali) lebih besar daripada masyarakat dengan tingkat partisipasi tinggi (sering dan sering sekali). Tabel 5. Tingkat Partisipasi Anggota Masyarakat di Tahap Perencanaan Program Jakarta Green and Clean Tingkat Partisipasi Tidak Pernah Jarang Sekali Jarang Sering Sering Sekali Total
Pasarminggu Jumlah (orang) % 25 45 0 0 8 15 17 31 5 9 55 100
Mampang Prapatan Jumlah (orang) % 17 38 1 2 5 11 18 40 4 9 45 100
Rendahnya partisipasi masyarakat dikarenakan sebagian besar anggota masyarakat memiliki keterbatasan waktu akibat kesibukan kerja dan kegiatan mengurus kepentingan keluarga namun sebagian besar warga yang bekerja bisa ikut berpartisipasi pada saat hari libur. Selain itu, rendahnya angka partisipasi masyarakat disebabkan sebagian besar masyarakat telah mempercayakan dan menyerahkan perencanaan program kepada tokoh masyarakat, pengurus RW, RT, komunitas PKK. Sebagian dari mereka telah menitipkan aspirasi dan usulan kepada tokoh pengurus RT yang telah terlebih dahulu mensosialisasikan program.
51
Tingkat partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan di kedua wilayah yang tergolong rendah juga terlihat dari keaktifan partisipan dan bentuk partisipasi yang diberikan selama tahap perencanaan. Bentuk partisipasi yang diberikan masyarakat di kedua wilayah cenderung didominasi oleh bentuk partisipasi yang pasif hanya berupa kehadiran dalam rapat, dan hanya memberikan pertanyaan terbatas dalam rapat. Jumlah masyarakat yang memberikan partisipasi aktif dengan memberikan
pendapat, saran dan masukan selama tahap
perencanaan masih cukup rendah.
Gambar 10. Bentuk Partisipasi Masyarakat pada Tahap Perencanaan Partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan yang cukup rendah baik dari sisi jumlah partisipan maupun bentuk kontribusi dalam forum perencanaan memperlihatkan masyarakat kurang terangsang untuk ikut serta untuk berkontribusi. Masyarakat lebih menyerahkan setiap hal pada tahap perencanaan kepada tokoh masyarakat dan kader lingkungan. Hal inilah yang harus diantisipasi oleh penyelenggara program karena pada tahap awal program saja masyarakat terlihat kurang antusias, bagaimana partisipasi masyarakat pada tahap selanjutnya. Partisipasi masyarakat pada tahap ini hanya dirangsang oleh tokoh masyarakat dan bukan karena keinginan murni masyarakat untuk berpartisipasi menjaga kelestarian lingkungan. Di samping itu,s istem, mekanisme dan agenda kegiatan pada program JGC yang memang telah ditentukan oleh penyelenggara membuat masyarakat
52
hanya mengikuti program JGC sebagai sebuah program wajib, bukan keinginan murni dari masyarakat untuk ikut serta berpartisipasi. 4.4.2. Tahap Pelaksanaan Program JGC Tahap pelaksanaan program JGC adalah tahap implementasi kegiatan-kegiatan kebersihan dan kelestarian lingkungan yang telah direncanakan dan diagendakan oleh forum masyarakat pada tahap perencanaan program JGC. Tabel 6. Kegiatan Kebersihan dan Kelestarian Lingkungan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kegiatan Kebersihan dan Kelestarian Lingkungan Program Jakarta Green and Clean Kegiatan penghijauan lingkungan Kerja bakti lingkungan secara berkala Sosialisasi hidup bersih dan sehat serta peduli lingkungan Pembinaan dan sosialisasi kader lingkungan Pembuatan lubang biopori (resapan air) Sosialisasi Manajemen pengelolaan sampah Sosialisasi pemilahan dan pengolahan sampah organik dan anorganik Sosialisasi dan praktek proses komposting dan penyediaan komposter Pembuatan tempat sampah dan Aktif dalam kegiatan Bank sampah Sosialisasi daur ulang sampah anorganik
Tingkat partisipasi masyarakat di kedua wilayah tergolong tinggi. Hal ini diindikasikan oleh keikutsertaan seluruh masyarakat di kedua wilayah pada tahap pelaksanaan. Jumlah masyarakat dengan tingkat partisipasi yang tinggi (sering dan sering sekali) selama tahap pelaksanaan lebih besar ketimbang jumlah masyarakat dengan tingkat partisipasi yang rendah (jarang dan jarang sekali) seperti yang dijelaskan oleh Tabel 7. Tabel 7. Tingkat Partisipasi Anggota Masyarakat di Tahap Pelaksanaan Program JGC Tingkat Partisipasi Tidak Pernah Jarang Sekali Jarang Sering Sering Sekali Total
Pasarminggu Jumlah (orang) % 0 0 11 20 12 22 22 40 10 18 55 100
Mampang Prapatan Jumlah (orang) % 0 0 7 16 10 22 25 56 3 7 45 100
53
Penggolongan partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan didasarkan atas jangka waktu masyarakat berpartisipasi dalam jangka waktu 20 minggu penyelenggaraan program JGC seperti pada Tabel 8. Tabel 8. Frekuensi Partisipasi Masyarakat Tahap Pelaksanaan Frekuensi Jarang sekali Jarang Sering Sering sekali
Lama Partisipasi (minggu) <3 3-6 7-15 > 15
Tingkat partisipasi masyarakat dalam sepuluh kegiatan kebersihan dan kelestarian lingkungan selama program JGC berlangsung dikategorikan sesuai Tabel 9 dan tabulasi partisipasi masyarakat pada kegiatan JGC disajikan pada Tabel 10. Tabel 9. Kategori Partisipasi Masyarakat pada kegiatan JGC Kategori Kurang Aktif Aktif Sangat aktif
Jumlah Partisipasi (kegiatan) 1-3 4-6 7-10
Tingkat partisipasi masyarakat di wilayah kedua wilayah pada sepuluh kegiatan kebersihan dan kelestarian lingkungan tergolong tinggi. Hal ini diindikasikan oleh tingginya jumlah masyarakat yang memberikan tingkat partisipasi aktif dan sangat aktif dalam kegiatan lingkungan JGC. Sebagian besar partisipan berpartisipasi dalam 7 hingga 10 kegiatan kebersihan dan kelestarian lingkungan. Tabel 10. Tingkat Partisipasi Anggota Masyarakat pada Sepuluh Kegiatan Lingkungan Program JGC Tingkat Partisipasi
Kurang Aktif Aktif Sangat Aktif Total
Pasarminggu Jumlah (orang)
%
13 11 31 55
24 20 56
Mampang Prapatan Jumlah % (orang) 8 13 24 45
18 29 53
Total Partisipan Jumlah (orang)
%
21 24 55 100
21 24 55
54
Cukup tingginya angka partisipasi masyarakat di kedua wilayah dalam beberapa kegiatan kebersihan dan kelestarian lingkungan JGC dikarenakan kegiatan pada program tersebut tergolong kegiatan positif dengan tujuan untuk menyadarkan masyarakat terhadap pentingnya kebersihan dan penghijauan lingkungan serta menjadikan lingkungan lebih bersih, sehat, asri, hijau, dan mengurangi sampah. Kegiatan lingkungan tersebut pada juga sangat terkait dengan kebiasaan masyarakat seperti masalah penghijauan dan pengelolaan sampah, tidak membutuhkan biaya besar dan tidak sulit dilakukan. Masyarakat di kedua wilayah juga termotivasi untuk ikut berpartisipasi karena penyelenggaraan dalam bentuk kompetisi kebersihan dan penghijauan lingkungan antar wilayah peserta program. Masyarakat menjadi lebih bersemangat dan antusias serta lebih mudah diajak untuk berpartisipasi. Masyarakat
mengakui
bahwa
hadiah
dalam
kompetisi
kebersihan tersebut tidak menjadi tujuan utama. Masyarakat menyadari bahwa mengelola dan menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat adalah motivasi utama mengikuti program JGC. Tingkat partisipasi anggota masyarakat yang tergolong tinggi pada berbagai kegiatan kebersihan dan lingkungan JGC di wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan mengindikasikan bahwa masyarakat di kedua wilayah memiliki kesadaran dan kepedulian yang tinggi terhadap permasalahan kebersihan, sampah dan lingkungan serta menunjukkan bahwa peran serta kader dan fasilitator lingkungan dalam
program
telah
berhasil
menggerakkan
dan
mengajak
masyarakat untuk ikut aktif berpartisipasi dalam program. Selain itu, hal ini menunjukkan bahwa sosialisasi program JGC yang telah diberikan telah terbukti cukup berhasil. 4.4.3. Tahap Evaluasi Program JGC Tahap evaluasi program JGC ditujukan untuk mengevaluasi pelaksanaan program JGC. Evaluasi dilakukan terhadap realisasi kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan sekaligus membahas setiap
55
kendala yang timbul selama perencanaan dan pelaksanaan program JGC. Proses evaluasi ini biasanya dilakukan dalam bentuk rapat evaluasi dan turun ke lapangan mengamati kemajuan pelaksanaan program sekaligus menilai dampak yang dirasakan oleh masyarakat melalui proses wawancara setelah pelaksanaan program. Proses evaluasi biasanya dilakukan oleh kader dan fasilitator lingkungan, pengurus RT dan RW, dan tokoh masyarakat. Hasil evaluasi program juga bermanfaat untuk menilai apakah pelaksanaan program JGC di tiap wilayah layak untuk mendapatkan apresiasi dalam bentuk hadiah maupun direplikasi ke wilayah lain. Tingkat partisipasi masyarakat yang terbilang rendah pada tahap evaluasi menandakan proses evaluasi ini hanya dilakukan secara parsial oleh orang-orang penting tertentu seperti tokoh masyarakat dan komunitas PKK. Proses evaluasi ini terlihat kurang ojektif karena tidak mengikutsertakan partisipasi masyarakat secara menyeluruh. Hal ini dapat menyebabkan hasil penialaian program menjadi kurang valid. Selain itu, proses evaluasi juga belum tentu dapat dijadikan dasar penilaian yang valid apakah program tersebut layak untuk direplikasi ke wilayah lainnya. Tabulasi partisipasi masyarakat pada tahap evaluasi disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Tingkat Partisipasi Anggota Masyarakat di Tahap Evaluasi Program JGC Tingkat Partisipasi Tidak Pernah Jarang Sekali Jarang Sering Sering Sekali Total
Pasarminggu Jumlah (orang) % 29 53 2 4 4 7 15 27 5 9 55 100
Mampang Prapatan Jumlah (orang) % 20 44 0 0 1 2 20 44 4 9 45 100
56
4.5. Hubungan antara Karakteristik Internal Masyarakat dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Program JGC Hubungan antara faktor internal masyarakat dengan tingkat partisipasi masyarakat pada program JGC dilakukan dengan menggunakan tabulasi silang dan uji korelasi. Faktor internal masyarakat meliputi jenis kelamin, status kependudukan, usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, durasi konsumsi produk Unilever Indonesia. 1. Hubungan antara Jenis Kelamin Masyarakat pada Program JGC
dan
Tingkat
Partisipasi
Berdasarkan hasil uji Chi square terhadap hubungan antara jenis kelamin partisipan dan tingkat partisipasi masyarakat pada program JGC di wilayah Pasarminggu menghasilkan (Asymp. Sig 0,339 > 0,05) dan di wilayah Mampang Prapatan menghasilkan (Asymp. Sig 0,294 > 0,05). Hal ini menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin dan tingkat partisipasi masyarakat pada program JGC. Artinya, tingkat partisipasi yang tinggi maupun rendah tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Baik laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam program JGC dan menjaga kelestarian lingkungan. Hasil kuesioner juga menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat di wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan pada program JGC didominasi oleh partisipan perempuan yang mayoritas merupakan ibu rumah tangga. Jumlah partisipasi kaum perempuan (ibu rumah tangga) yang tinggi pada program JGC dikarenakan penyelenggaraan program ini dikoordinasikan melalui komunitas ibu-ibu PKK di wilayah masingmasing.
Komunitas
ibu
PKK
dinilai
efektif
digunakan
untuk
menggerakkan masyarakat, khususnya ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga pun lebih mudah menggerakkan anggota keluarganya yang lain untuk berpartisipasi. Alasan lain mengapa ibu rumah tangga lebih mendominasi partisipasi karena ibu rumah tangga lebih banyak memiliki waktu luang. Waktu luang tersebut dapat dipergunakan untuk mencari kesibukan
57
positif seperti mengikuti beragam kegiatan, sosialisasi dan pelatihan lingkungan yang diselenggarakan selama program JGC. Masyarakat berjenis kelamin laki-laki sebagian besar disibukkan oleh kegiatan bekerja demi menafkahi keluarga. Hubungan antara jenis kelamin dan tingkat
partisipasi
masyarakat
pada
program
JGC
di
wilayah
Pasarminggu dan Mampang Prapatan disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Hubungan antara Jenis Kelamin dan Tingkat Partisipasi Tingkat Partisipasi Jarang sekali Jarang Sering Sering Sekali Total
Pasarminggu Total Mampang Prapatan Total Laki-laki Perempuan (orang) Laki-laki Perempuan (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) 5 6 11 2 5 7 2 10 12 4 6 10 10 3 12 22 22 25 3 7 10 1 2 3 20 55 10 45 35 35
2. Hubungan antara Status Kependudukan dan Tingkat Partisipasi Masyarakat pada JGC Hasil
uji
Chi
square
terhadap
hubungan
antara
status
kependudukan dan tingkat partisipasi masyarakat pada program JGC di wilayah Pasarminggu menghasilkan (Asymp. Sig 0,04 < 0,05) yang mengindikasikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status kependudukan dengan tingkat partisipasi masyarakat pada program JGC. Artinya, dalam penyelenggaraan program JGC di Pasarminggu, masyarakat asli selalu memiliki tingkat partisipasi yang tinggi. Dalam hal ini, masyarakat asli Pasarminggu lebih memiliki kesempatan dan waktu untuk berpasrtisipasi dalam program daripada masyarakat pendatang yang merupakan penduduk sementara. Hubungan antara status kependudukan dan tingkat partisipasi masyarakat pada program JGC di wilayah Mampang Prapatan berdasarkan hasil uji Chi square menghasilkan (Asymp. Sig 0,643 < 0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status kependudukan dengan tingkat partisipasi masyarakat pada program JGC. Artinya, dalam penyelenggaraan program
58
JGC di wilayah ini tidak berbeda bagi masyarakat asli maupun pendatang untuk berpartisipasi. Partisipasi masyarakat dalam program JGC di Pasarminggu dan Mampang Prapatan sama-sama didominasi oleh masyarakat asli wilayah setempat daripada masyarakat pendatang. Lebih dari itu, partisipasi masyarakat asli Mampang Prapatan terlihat sangat mendominasi dalam program JGC. Hampir semua partisipan program tersebut merupakan masyarakat asli Mampang Prapatan. Walau demikian, tidak ada perbedaan peran dan tanggung jawab antara masyarakat asli dan pendatang dalam partisipasi program JGC. Masyarakat asli dan pendatang memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang sama terhadap program JGC dan lingkungan setempat. Tabulasi silang mengenai partisipasi masyarakat yang kaitannya dengan status kependudukan disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. Hubungan antara Status Kependudukan dan Tingkat Partisipasi Tingkat Partisipasi Jarang sekali Jarang Sering Sering Sekali Total
Pasarminggu Asli Pendatang (orang) (orang) 3 8 12 0 10 12 5 5 32
23
Total (orang) 11 12 22 10
Mampang Prapatan Asli Pendatang (orang) (orang) 7 0 10 0 2 23 3 0
55
2
43
Total (orang) 7 10 25 3 45
Tingkat partisipasi yang tinggi (sering dan sering sekali) dalam program JGC di wilayah Pasarminggu lebih didominasi oleh masyarakat asli ketimbang masyarakat pendatang. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat asli di wilayah ini lebih terangsang dan lebih memiliki waktu dan kesempatan untuk ikut serta dalam program JGC karena sosialisasi dan ajakakan program JGC yang selama ini dilakukan. Cukup
rendahnya
angka
partisipasi
masyarakat
pendatang
dikarenakan mereka lebih banyak berprofesi sebagai pedagang di Pasar Kecamatan Pasarminggu, pedagang makanan, penjaga toko dan minuman gerobak keliling sehingga mereka jarang berpartisipasi dalam program
59
JGC. Sedangkan penduduk asli banyak bekerja sebagai petugas jaga malam, pedagang pasar pagi, dan tukang ojek. Tingkat partisipasi yang tinggi (sering dan sering sekali) mengikuti program JGC di wilayah Mampang Prapatan juga lebih didominasi oleh masyarakat asli ketimbang masyarakat pendatang. Bahkan partisispasi masyarakat pendatang di wilayah tersebut terbilang sangat rendah. Wilayah Mampang Prapatan memang sangat didominasi oleh masyarakat asli yang telah tinggal secara turun-temurun di wilayah tersebut. Masyarakat asli di wilayah ini memiliki kesadaran dan kepedulian yang lebih besar daripada masyarakat pendatang terhadap lingkungan khususnya pada program JGC. 3. Hubungan antara Usia dan Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Program JGC Uji korelasi Rank Spearman terhadap hubungan antara usia partisipan dan tingkat partisipasi masyarakat pada program JGC di Pasarminggu menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,004 (p < 0,05). Nilai probabilitas tersebut mengindikasikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan tingkat partisipasi masyarakat pada program JGC. Hubungan antara usia dengan tingkat partisipasi masyarakat merupakan hubungan yang lemah dan positif dengan nilai korelasi antar kedua variabel sebesar 0,383,. Artinya, semakin tua usia masyarakat maka akan semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat tersebut pada program JGC. Tabel 14. Hubungan Usia dan Tingkat Partisipasi Masyarakat di Wilayah Pasarminggu Tingkat Partisipasi
Jarang sekali Jarang Sering Sering Sekali Total
≤ 20 Tahun (orang) 1 1
Pasarminggu 21-30 31-40 41-50 Tahun Tahun Tahun (orang) (orang) (orang) 5 2 2 2 4 3 1 4 10 2 6 8 12 21
> 50 Tahun (orang) 1 3 7 2 13
Total (orang)
11 12 22 10 55
60
Hubungan antara usia dan tingkat partisipasi masyarakat pada program JGC di wilayah Mampang Prapatan berdasarkan uji korelasi Rank Spearman terhadap menghasilkan nilai probabilitas (signifikansi) sebesar 0,730 (p > 0,05) yang mengindikasikan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan tingkat partisipasi masyarakat pada program JGC. Nilai korelasi antara kedua variabel tersebut adalah 0,053 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat lemah dan positif antar kedua variabel. Tabel 15. Hubungan Usia dan Tingkat Partisipasi Masyarakat di Wilayah Mampang Prapatan Tingkat Partisipasi
Jarang sekali Jarang Sering Sering Sekali Total
≤ 20 Tahun (orang) 1 1
Mampang Prapatan 21-30 31-40 41-50 Tahun Tahun Tahun (orang) (orang) (orang) 4 1 5 4 1 13 8 1 1 14 22
> 50 Tahun (orang) 2 1 2 2 7
Total (orang)
7 10 25 3 45
Partisipasi masyarakat secara keseluruhan dalam program JGC di wilayah Pasarminggu didominasi oleh masyarakat usia 41-50 tahun sedangkan di wilayah Mampang Prapatan didominasi masyarakat usia 31-40 tahun. Anggota masyarakat yang tinggi tingkat partisipasinya (sering dan sering sekali) di wilayah Pasarminggu lebih didominasi oleh masyarakat berusia 41-50 tahun sedangkan di wilayah Mampang Prapatan lebih didominasi oleh masyarakat dengan usia 31-50 tahun. Tingginya partisipasi masyarakat usia antara 31-50 tahun dalam program JGC lebih didominasi oleh ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga usia 31-50 tahun lebih banyak berpartisipasi bisa karena mereka mencari kesibukan positif disamping kesibukan mengurus rumah tangga untuk mengisi waktu luang dan mereka telah tergabung dalam komunitas ibuibu PKK, pengajian, arisan RT dan RW, dan komunitas ibu-ibu untuk lingkungan di wilayah masing-masing. Selain itu, ibu rumah tangga usia 31-50 tahun memiliki aktivitas yang lebih sedikit ketimbang ibu-ibu muda (17-30 tahun) yang masih direpotkan oleh anak-anak balita dan
61
kepentingan anak-anak sekolah karena mayoritas anak mereka telah dewasa, bekerja bahkan telah menikah. Rendahnya tingkat partisipasi masyarakat berusia kurang 30 tahun bisa disebabkan karena mereka masih disibukkan oleh kepentingan pekerjaan. Lebih dari itu, masyarakat usia antara 15-25 tahun di Pasarminggu dan Mampang Prapatan masih disibukkan oleh kegiatan sekolah dan bekerja. Masyarakat antara usia 15-25 tahun biasanya berpartisipasi hanya pada hari libur tanpa menggangu kepentingan sekolah dan bekerja hanya saja mereka tidak mengikuti program secara rutin tiap hari libur. 4. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Program JGC Hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi masyarakat pada program JGC di wilayah Pasarminggu menghasilkan hubungan yang tidak signifikan diantara kedua variabel tersebut. Hal ini diperkuat oleh hasil uji korelasi Rank Spearman terhadap hubungan antara
tingkat
pendidikan
dan
tingkat
partisipasi
masyarakat
menghasilkan nilai probabilitas (signifikansi) sebesar 0,635 (p > 0,05). Uji korelasi Rank Spearman juga menghasilkan nilai korelasi antara kedua variabel tersebut sebesar 0,065 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat lemah dan positif. Tabel 16. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Tingkat Partisipasi Masyarakat Tingkat Pasarminggu Total Mampang Prapatan Total Partisipasi SMP SMA (orang) SMP SMA D3 S1 D3 S1 (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) Jarang 2 6 3 11 5 2 7 sekali Jarang 7 3 2 12 2 6 2 10 Sering 3 14 3 2 22 3 17 5 25 Sering 3 4 1 2 10 1 2 3 Sekali Total 15 6 7 55 5 5 6 45 27 29
Uji korelasi Rank Spearman terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi masyarakat pada program JGC di wilayah Mampang Prapatan juga menghasilkan fakta yang serupa dengan
62
yang terjadi di wilayah Pasarminggu. Hasil uji korelasi Rank Spearman di
wilayah Mampang Prapatan menghasilkan nilai
probabilitas
(signifikansi) sebesar 0,812 (p > 0,05). Nilai probabilitas ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi masyarakat. Nilai korelasi antara kedua variabel tersebut sebesar 0,036 memperkuat fakta bahwa terdapat hubungan yang sangat lemah dan positif antara kedua variabel. Tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi (sering dan sering sekali) dalam program JGC di wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan sama-sama didominasi oleh tingkat pendidikan masyarakat setara SMA. Tingkat pendidikan setaraf SMA dan SMP memang lebih banyak ditemukan pada masyarakat yang berpartisipasi dalam program JGC. Hal ini dikarenakan jumlah masyarakat yang mengenyam pendidikan tinggi di wilayah ini memang tidak banyak. 5. Hubungan antara Tingkat Pendapatan dan Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Program JGC Uji korelasi Rank Spearman terhadap hubungan antara tingkat pendapatan dan tingkat partisipasi masyarakat pada program JGC di wilayah Pasarminggu menghasilkan nilai probabilitas (signifikansi) sebesar 0,003 (p < 0,05) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan dengan tingkat partisipasi masyarakat pada program JGC. Uji korelasi Rank Spearman juga menghasilkan nilai korelasi antara kedua variabel tersebut sebesar 0,392 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah dan positif antara kedua variabel. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi pendapatan masyarakat maka semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat pada program JGC. Fakta berbeda ditemukan pada hasil uji korelasi Rank Spearman terhadap hubungan antara tingkat pendapatan dan tingkat partisipasi masyarakat pada program JGC di wilayah Mampang Prapatan. Di wilayah Mampang Prapatan, nilai probabilitas (signifikansi) yang dihasilkan pada uji korelasi Rank Spearman sebesar 0,795 (p > 0,05)
63
yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan dengan tingkat partisipasi masyarakat pada program JGC. Nilai korelasi antara kedua variabel tersebut sebesar -0,040 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat lemah dan negatif antara kedua variabel. Tabel 17. Hubungan antara Tingkat Pendapatan dan Tingkat Partisipasi Masyarakat Tingkat Pasarminggu Total Mampang Prapatan Total Partisipasi < 1 Juta 1-3 3-5 > 5 (orang) < 1 Juta 1-3 3-5 > 5 (orang) (orang) Juta Juta Juta (orang) Juta Juta Juta (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) Jarang 5 6 11 1 3 3 7 sekali Jarang 3 9 12 7 3 10 Sering 2 15 3 2 22 4 12 3 6 25 Sering 1 7 2 10 1 2 3 Sekali Total 11 3 4 55 6 3 14 45 37 22
Anggota masyarakat dengan tingkat partisipasi yang tinggi (sering dan sering sekali) pada program JGC di kedua wilayah ini didominasi oleh masyarakat dengan tingkat pendapatan antara 1-3 juta. Hasil ini menunjukkan
bahwa
partisipasi
program
JGC
didominasi
oleh
masyarakat dengan tingkat pendapatan yang terbatas namun masih sesuai dengan UMK Jakarta. Tingkat pendapatan masyarakat yang berpartisipasi dalam program JGC di wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan yang berkisar antara 1-3 juta dikarenakan jenis pekerjaan yang mereka geluti. Masyarakat di kedua wilayah tersebut lebih banyak berprofesi sebagai pedagang pasar, pedagang makanan dan minuman, toko kelontong, dan pekerja pengrajin tempe dengan pendapatan yang tidak terlalu tinggi. 6. Hubungan antara Durasi Konsumsi Produk Unilever dan Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Program JGC Hasil uji korelasi Rank Spearman terhadap hubungan antara durasi konsumsi produk PT. Unilever Indonesia Tbk. dan tingkat partisipasi masyarakat pada program JGC di wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan mengindikasikan fakta yang sama.
64
Uji korelasi Rank Spearman terhadap hubungan antara durasi konsumsi produk PT. Unilever Indonesia Tbk. dan tingkat partisipasi masyarakat
di
wilayah
Pasarminggu
dan
Mampang
Prapatan
menghasilkan nilai probabilitas (signifikansi) masing-masing sebesar 0,146 (p > 0,05) dan 0,739 (p > 0,05). Hasil ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara durasi konsumsi produk PT. Unilever Indonesia Tbk. dan tingkat partisipasi masyarakat pada program JGC di kedua wilayah tersebut. Uji korelasi Rank Spearman di wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan juga menghasilkan nilai korelasi antara variabel durasi konsumsi produk PT. Unilever Indonesia Tbk dan variabel tingkat partisipasi masyarakat yang tidak jauh berbeda. Nilai korelasi antara kedua variabel di wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan masingmasing sebesar 0,198 dan 0,051 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat lemah dan positif antara kedua variabel di wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan. Tabel 18. Hubungan antara Frekuensi Konsumsi Produk Unilever Indonesia dan Tingkat Partisipasi Masyarakat Tingkat Partisipasi
Jarang sekali Jarang Sering Sering Sekali Total
Pasarminggu Total Mampang Prapatan Total <1 1-3 3-5 > 5 (orang) < 1 1-3 3-5 > 5 (orang) Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) 5 2 4 11 3 4 7 1 -
4 4 -
0 8 3
8 9 7
12 22 10
-
1 3 -
2 7 -
7 15 3
10 25 3
1
13
13
28
55
-
4
12
29
45
Masyarakat wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan yang berpartisipasi dalam program JGC telah mengenal dan mengetahui PT. Unilever Indonesia, Tbk. Sebagian besar anggota masyarakat tersebut juga telah lama mengenal dan menggunakan produk-produk milik perusahaan. selama lebih dari 5 tahun. Hal ini menandakan partisipasi masyarakat dalam program JGC didominasi oleh masyarakat yang sangat loyal dan setia terhadap produk PT. Unilever Indonesia, Tbk.
65
Walaupun tingkat partisipasi masyarakat Pasarminggu dan Mampang Prapatan dalam program JGC didominasi oleh konsumen yang telah menggunakan produk perusahaan sejak lama, namun program ini tidak dikhususkan hanya untuk pengguna produk Unilever yang loyal. Program JGC murni ditujukan untuk perbaikan kondisi masyarakat dan lingkungan. Mayoritas partisipan program JGC di wilayah Pasarminggu dan Mampang
Prapatan
telah
sangat
mengenal
dan
sangat
loyal
mengkonsumsi produk-produk unggulan Unilever yang telah lama populer di Indonesia sejak Unilever beroperasi di Indonesia seperti Sabun dan Shampoo Lifebuoy, serta Pepsodent. Kecap Bango, margarin Blueband, teh Sariwangi, shampoo Sunsilk dan Clear, Molto, Pembersih Rinso, Superpell dan Sunlight, Buavita, dan penyedap Royco merupakan produk-produk Unilever yang telah dikenal dan dipakai oleh masyarakat di wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan. Produk unilever yang dinilai kurang populer, tidak terlalu dikenal dan jarang dikonsumsi masyarakat Mampang Prapatan dan Pasarminggu adalah Pasta gigi Close Up, Ponds, Dove, Taro, Citra, surf, Vaseline, Domestos, Axe, Rexona, Lux, Lipton, Gogo, dan Es Krim. Tabel 19. Hubungan Karakteristik Internal Masyarakat dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Program JGC Partisipasi Tahap Pelaksanaan
Jenis Kelamin
Dominasi Partisipan Asymp. Sig Korelasi Keterangan Hubungan Korelasi
Perempuan
Dominasi Partisipan Asymp. Sig Korelasi Keterangan Hubungan Korelasi
Perempuan
(0,339) Tidak signifikan -
(0,294) Tidak signifikan -
Karakteristik Internal Masyarakat Status Usia Tingkat Tingkat Warga Pendidikan Pendapatan Wilayah Pasarminggu Warga 41-50 SMA 1-3 Asli Tahun Juta (0,04) (0,004) (0,635) (0,003) 0,383 0,065 0,392 Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Positif Positif Positif Wilayah Mampang Prapatan Warga 31-40 SMA 1-3 Asli Tahun Juta (0,643) (0,730) (0,812) (0,795) 0,053 0,036 -0,040 Tidak Tidak Tidak Tidak signifikan signifikan signifikan signifikan Positif Positif negatif
Durasi Konsumsi Produk Lebih dari 5 Tahun (0,146) 0,198 Tidak Signifikan Positif Lebih dari 5 Tahun (0,739) 0,051 Tidak signifikan Positif
66
4.6. Analisis Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Program JGC Analisis tingkat kepentingan dan tingkat kinerja program JGC dilakukan dengan menggunakan metode IPA (Importance Performance Analysis). Analisis ini dilakukan terhadap atribut program JGC yang berjumlah sebanyak 23 atribut seperti disajikan pada Tabel 20. Tabel 20. Atribut Program JGC Atribut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12
Atribut Program JGC Kegiatan dalam Program JGC Kegiatan penghijauan & kerjabakti lingkungan secara berkala Kompetisi kebersihan dan penghijauan lingkungan Sosialisasi hidup bersih dan sehat serta peduli lingkungan Pembinaan dan sosialisasi kader-kader lingkungan Kegiatan sosialisasi dan manajemen pengelolaan sampah Sosialisasi pemilahan sampah organik dan anorganik Program biopori dan komposting serta Pengelolaan Bank Sampah Sosialisasi & pelatihan daur ulang sampah anorganik (Trashion) Metode Sosialisasi dan Pelatihan Program JGC Metode sosialisasi, penyuluhan, dan pelatihan selama program berlangsung mudah dimengerti dan dipahami Metode sosialisasi, penyuluhan, dan pelatihan selama program menarik, komunikatif dan tidak membosankan Materi yang Disampaikan selama Program JGC Materi yang disampaikan mudah dimengerti dan dipahami Materi yang disampaikan mudah diterapkan dalam kehidupan
Partisipasi Aktif Para Stakeholderss 13 14 15 16 17 18
19
20
21 22 23
Peran aktif pemerintah Kota untuk mendukung kesuksesan program Peran aktif LSM ACT (Aksi Cepat Tanggap) sebagai motivator, memberikan penyuluhan dan sosialisasi materi Peran aktif media sebagai sarana sosialisasi dan transfer informasi Peran aktif Unilever mendukung kesuksesan program Fasilitator/Kader Lingkungan dalam Program JGC Fasilitator mampu mensosialisasikan program, mengidentifikasi, dan memotivasi kader lingkungan Fasilitator ahli dan profesional dalam menjalankan tugasnya, menyampaikan materi dan pelatihan dengan baik kepada kader lingkungan selama program Kader lingkungan mampu mendidik dan memberi penyuluhan
kepada masyarakat, memperbaharui ilmu dan pengetahuan seputar lingkungan dan sampah Kader lingkungan mampu mengajak dan memotivasi masyarakat berpartisipasi aktif menjalankan program Media informasi dan Anggaran Dana Alat bantu program(brosur,famlet,poster,diktat,dan media informasi) membantu dalam transfer informasi dan pengetahuan selama program Jumlah dan distribusi media informasi mencukupi dan merata Anggaran dana pelaksanaan kegiatan
67
Tingkat menunjukkan
kepentingan sejauh
mana
(harapan)
masyarakat
terhadap
harapan
(ekspektasi)
dan
atribut
kepentingan
masyarakat terhadap beragam atribut pada program JGC. Tingkat kinerja atribut menunjukkan sejauh mana atribut pada program JGC mampu memberikan kinerja yang baik untuk mewujudkan harapan masyarakat mengenai kelestarian lingkungan. Hasil perhitungan menggunakan modus terhadap atribut program JGC di kedua wilayah tersaji dalam Tabel 21. Hasil perhitungan menggunakan modus tersebut selanjutnya disajikan dalam bentuk Importance and Performance Analysis Matrix Tabel 21. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Program JGC berdasarkan Modus Atribut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Modus
Wilayah Pasarminggu Kepentingan Kinerja 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Wilayah Mampang Prapatan Atribut Kepentingan Kinerja 1 5 5 2 4 4 3 5 5 4 4 5 5 5 4 6 5 5 7 5 4 8 4 5 9 5 4 10 5 5 11 5 5 12 4 4 13 5 5 14 4 4 15 4 4 16 4 4 17 5 5 18 5 5 19 5 5 20 5 5 21 4 4 22 4 5 23 5 5 Modus 5 5
Nilai dalam matriks IPA pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan modus. Hal ini dilakukan karena data yang digunakan dalam penelitian merupakan data ordinal. Penggunaan data modus memudahkan untuk melihat kecendrungan jawaban responden mengenai tingkat
68
kepentingan dan kinerja atribut. Grafik IPA hasil perhitungan tingkat kepentingan (harapan) dan tingkat kinerja atribut program JGC tersebut dapat dilihat pada Gambar 11. Pada matriks IPA dapat dilihat bahwa mayoritas atribut berada pada titik yang berada tepat pada garis horizontal dan vertikal sehingga menyebabkan sulit untuk melihat bagaimana posisi atribut tersebut dalam matriks IPA. Untuk memudahkan melihat letak atribut dalam kuadran IPA, maka digunakan hasil perhitungan berdasarkan rata-rata untuk melihat kecendrungan posisi atribut dalam matrix IPA.
Gambar 11. Matriks IPA atribut program JGC dengan menggunakan modus Hasil perhitungan tingkat kepentingan (harapan) dan tingkat kinerja berdasarkan rata-rata terhadap beragam atribut program JGC di wilayah Pasarminggu disajikan pada Lampiran 5. Pada Lampiran 5, tersaji bahwa skor tingkat kepentingan (harapan) dan tingkat kinerja atribut program dengan rataan tertinggi adalah kegiatan penghijauan dan kerjabakti lingkungan secara berkala dengan nilai 4,58 dan 4,35. Skor tingkat kepentingan (harapan) atribut program dengan rataan terendah sebesar 4,00 adalah atribut fasilitator ahli menyampaikan materi dan pelatihan, jumlah (distribusi) media informasi mencukupi dan merata serta kader lingkungan memotivasi masyarakat berpartisipasi aktif. Tingkat kinerja atribut program dengan rataan terendah sebesar 3,93 adalah alat bantu program dalam transfer informasi dan pengetahuan dan jumlah (distribusi) media informasi mencukupi dan merata.
69
Fakta berbeda terjadi di wilayah Mampang Prapatan dan hasil perhitungan tingkat kepentingan (harapan) dan tingkat kinerja berdasarkan rata-rata terhadap beragam atribut program JGC di wilayah ini tersaji pada Lampiran 6. Pada Lampiran 6, tersaji bahwa skor tingkat kepentingan (harapan) atribut program dengan rataan tertinggi adalah kegiatan penghijauan dan kerja bakti lingkungan dengan nilai 4,84. Sedangkan skor tingkat kepentingan (harapan) atribut program dengan rataan terendah 4,18 adalah peran media selama program berlangsung. Skor tingkat kinerja atribut program dengan rataan tertinggi adalah kegiatan penghijauan & kerjabakti lingkungan dan sosialisasi hidup bersih dan sehat serta peduli lingkungan dengan nilai 4,67. Alat bantu program dalam transfer informasi dan pengetahuan adalah atribut program dengan skor tingkat kinerja dengan rataan terendah dengan nilai 4,24. 1. Kuadran I (Atributes to Improve) Atribut yang berada pada kuadran ini dinilai berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan program JGC. Keberadaan atribut ini dianggap sangat penting oleh masyarakat sedangkan kinerja atribut tersebut masih tergolong rendah dan belum maksimal. Kinerja atribut pada kuadran ini tergolong belum sesuai dengan harapan masyarakat. Oleh karena itu, penanganan perbaikan harus diprioritaskan dan ditingkatkan karena akan sangat berpengaruh terhadap efektifitas dan keberhasilan pelaksanaan program. Upaya perbaikan kinerja atribut sangat diharuskan. Atribut program JGC di wilayah Pasarminggu yang tergolong dalam kuadran I adalah 1. Kompetisi kebersihan dan penghijauan lingkungan (2) 2. Sosialisasi hidup bersih dan sehat serta peduli lingkungan (3) 3. Pembinaan dan sosialisasi kader-kader lingkungan (4) 4. Kegiatan sosialisasi dan manajemen pengelolaan sampah (5) 5. Sosialisasi pemilahan sampah organik dan anorganik (6) 6. Sosialisasi & pelatihan daur ulang sampah anorganik (Trashion) (8) 7. Anggaran dana pelaksanaan kegiatan (23). Atribut 23 tidak hanya dapat dikategorikan ke dalam kuadran I tetapi dapat juga
70
dikategorikan ke dalam kuadran III karena letaknya yang tepat berada pada garis horizontal dan memiliki rataan yang sama dengan rataan tingkat harapan yakni 4,22. Sedangkan atribut program JGC di wilayah Mampang Prapatan yang tergolong dalam kuadran I adalah 1. Program biopori dan komposting serta Pengelolaan Bank Sampah (7) 2. Peran aktif pemerintah Kota mendukung kesuksesan program (13) 3. Anggaran dana pelaksanaan kegiatan (23)
Gambar 12. Hasil IPA Analysis di wilayah Pasarminggu 2. Kuadran II (Mantain Performance) Atribut yang berada pada kuadran II merupakan atribut yang harus dipertahankan dan ditingkatkan kinerjanya pada program JGC karena sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dan efektivitas pelaksanaan program. Atribut pada kuadran ini dianggap penting oleh masyarakat dan tingkat kinerja aktual atribut tersebut tergolong telah sesuai dengan tingkat kepentingan dan harapan masyarakat. Atribut pada kuadran ini telah mampu memberikan kinerja yang sangat baik dalam mencapai keberhasilan pelaksanaan program JGC. Atribut program JGC di wilayah Pasarminggu yang tergolong dalam kuadran II adalah 1. Kegiatan penghijauan & kerjabakti lingkungan secara berkala (1) 2. Program biopori dan komposting serta Pengelolaan Bank Sampah (7) 3. Materi yang disampaikan mudah diterapkan dalam kehidupan (12) 4. Peran aktif pemerintah Kota mendukung kesuksesan program (13)
71
5. Peran aktif LSM ACT (Aksi Cepat Tanggap) sebagai motivator, memberikan penyuluhan dan sosialisasi materi (14) 6. Peran media sebagai sarana sosialisasi dan transfer informasi (15) 7. Peran aktif Unilever mendukung kesuksesan program (16). Atribut 16 tidak hanya dapat dikategorikan ke dalam kuadran II tetapi dapat juga dikategorikan ke dalam kuadran IV karena letaknya yang tepat berada pada garis horizontal dan memiliki rataan yang sama dengan rataan tingkat kepentingan (harapan) atribut yakni 4,22. Sedangkan atribut program JGC di wilayah Mampang Prapatan yang tergolong dalam kuadran II adalah 1. Kegiatan penghijauan & kerjabakti lingkungan secara berkala (1) 2. Sosialisasi hidup bersih dan sehat serta peduli lingkungan (3) 3. Sosialisasi pemilahan sampah organik dan anorganik (6) 4. Metode sosialisasi, penyuluhan, dan pelatihan selama program berlangsung mudah dimengerti dan dipahami (9) 5. Materi yang disampaikan mudah dimengerti dan dipahami (11) 6. Fasilitator mampu mensosialisasikan program, mengidentifikasi, dan memotivasi kader lingkungan (17) 7. Fasilitator ahli dan profesional dalam menjalankan tugasnya, menyampaikan materi dan pelatihan dengan baik kepada kader lingkungan selama program (18) 8. Kader lingkungan mampu mendidik dan memberi penyuluhan kepada masyarakat, memperbaharui ilmu dan pengetahuan seputar lingkungan dan sampah (19) 9. Kader lingkungan mampu mengajak dan memotivasi masyarakat berpartisipasi aktif menjalankan program (20)
3. Kuadran III (atributes to maintain) Atribut pada kuadran ini tergolong kurang penting bagi masyarakat dan kurang berpengaruh terhadap keberhasilan dalam pelaksanaan program JGC. Kinerja aktual atribut tersebut juga tergolong rendah dan tidak terlalu istimewa. Atribut tersebut memiliki tingkat kepentingan
72
yang rendah sehingga prioritas dalam memperbaiki kinerja atribut tersebut juga tergolong rendah. Implikasi yang terjadi pada atribut kuadran III adalah walaupun kinerjanya ditingkatkan, tidak akan berpengaruh besar dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan program secara signifikan. Atribut program JGC di wilayah Pasarminggu yang tergolong dalam kuadran III adalah 1. Metode sosialisasi, penyuluhan, dan pelatihan selama program menarik, komunikatif dan tidak membosankan (10) 2. Materi yang disampaikan mudah dimengerti dan dipahami (11) 3. Fasilitator ahli dan profesional dalam menjalankan tugasnya, menyampaikan materi dan pelatihan dengan baik kepada kader lingkungan selama program (18) 4. Kader lingkungan mampu mendidik dan memberi penyuluhan kepada masyarakat, memperbaharui ilmu dan pengetahuan seputar lingkungan dan sampah (19) 5. Alat bantu program (brosur,famlet,poster,diktat,dan media informasi) membantu transfer informasi dan pengetahuan selama program (21) 6. Jumlah dan distribusi media informasi mencukupi dan merata (22)
Gambar 13. Hasil IPA Analysis di wilayah Mampang Prapatan Sedangkan atribut program JGC di wilayah Mampang Prapatan yang tergolong dalam kuadran III adalah 1. Kompetisi kebersihan dan penghijauan lingkungan (2) 2. Kegiatan sosialisasi dan manajemen pengelolaan sampah (5)
73
3. Sosialisasi & pelatihan daur ulang sampah anorganik (Trashion) (8) 4. Metode sosialisasi, penyuluhan, dan pelatihan selama program menarik, komunikatif dan tidak membosankan (10) 5. Materi yang disampaikan mudah diterapkan dalam kehidupan (12) 6. Peran aktif LSM ACT (Aksi Cepat Tanggap) sebagai motivator, memberikan penyuluhan dan sosialisasi materi (14) 7. Peran media sebagai sarana sosialisasi dan transfer informasi (15) 8. Alat bantu program (brosur,famlet,poster,diktat,dan media informasi) membantu transfer informasi dan pengetahuan selama program (21) 9. Jumlah dan distribusi media informasi mencukupi dan merata (22) 4. Kuadran IV (main priority) Atribut pada kuadran ini memiliki tingkat kinerja yang sangat baik melebihi rata-rata, tetapi memiliki tingkat kepentingan yang kurang begitu penting dalam program JGC. Jadi, atribut pada kuadran ini harus dipertimbangkan keberadaannya karena terlalu berlebihan. Atribut program JGC di Pasarminggu yang tergolong dalam kuadran IV adalah: 1. Metode sosialisasi, penyuluhan, dan pelatihan selama program berlangsung mudah dimengerti dan dipahami (9) 2. Fasilitator mampu mensosialisasikan program, mengidentifikasi, dan memotivasi kader lingkungan (17) 3. Kader lingkungan mampu mengajak dan memotivasi masyarakat berpartisipasi aktif menjalankan program (20) Sedangkan atribut program JGC di wilayah Mampang Prapatan yang tergolong dalam kuadran IV adalah 1. Pembinaan dan sosialisasi kader-kader lingkungan (4) 2. Peran aktif Unilever mendukung kesuksesan program (16) Atribut 4 dan 16 tidak hanya dapat dikategorikan ke dalam kuadran III tetapi dapat juga dikategorikan ke dalam kuadran IV karena letaknya yang tepat berada pada garis vertikal dan memiliki rataan yang sama dengan rataan tingkat kinerja atribut yakni 4,44. Hasil perhitungan tingkat kepentingan (harapan) dan tingkat kinerja berdasarkan rata-rata
74
terhadap beragam atribut program JGC gabungan dua wilayah pasarminggu dan Mampang Prapatan disajikan pada Lampiran 7.
Gambar 14. Hasil IPA Analysis di wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan Berdasarkan hasil analisis IPA pada Gambar 14, dapat dilihat bahwa di kuadran I wilayah pasarminggu, lebih banyak atribut yang tingkat kinerjanya lebih rendah daripada harapan masyarakat dari pada dengan kinerja atribut di Mampang Prapatan. Selain itu dapat dilihat pula bahwa di wilayah Pasarminggu, lebih sedikit atribut yang berada di kuadran
II daripada di wilayah Mampang Prapatan. Hal
ini
mengindikasikan bahwa kinerja atribut program JGC di wilayah Mampang Prapatan lebih berjalan efektif dan lebih sedikit atribut yang membutuhkan perbaikan kinerja. Program JGC di wilayah Mampng Prapatan lebih berjalan efektif dan sesuai harapan masyarakat daripada di wilayah Pasarminggu. Ini mungkin disebabkan wilayah Mampang Prapatan telah lebih dulu berpartisipasi pada program JGC yakni tahun 2006 ketimbang wilayah Pasarminggu yang baru ikut serta di tahun 2007. Bahkan Mampang Prapatan ditunjuk sebagai pilot project JGC pertama di Jakarta. Sebagai wilayah pilot project Mampang Prapatan pun lebih intensif mendapatkan sosialisasi, pembekalan dan bimbingan penyelenggaraan program JGC. Secara struktur sosial, masyarakat di Mampang Prapatan pun lebih memiliki keterikatan secara sosial karena didominasi oleh penduduk asli (Jakarta) yang telah lama tinggal di sana dan mendiami wilayah tersebut sehingga untuk program yang memajukan dan melestarikan wilayahnya masyarakat lebih termotivasi untuk mensukseskannya. Berbeda dengan
75
wilayah Pasarminggu yang masyarakatnya mulai didominasi masyarakat pendatang yang mayoritas dari wilayah Jawa walapun penduduk asli Pasarminggu masih bertahan dan tinggal di sana. Kondisi lingkungan di wilayah Mampang Prapatan pun lebih teratur karena berupa komplek tentara Zeni sehingga lebih mudah untuk melakukan penataan lingkungan dan kondisi masyarakatnya pun lebih mudah digerakkan karena sudah terlebih dahulu membentuk komunitas peduli lingkungan dengan struktur kepengurusan dan agenda kerja yang jelas dan terjadwal. 4.7
Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap Kinerja atribut Program JGC Tingkat kepuasan masyarakat terhadap beragam atribut program JGC merupakan hasil evaluasi terhadap keberhasilan penyelenggaraan program sekaligus hasil penilaian masyarakat terhadap kinerja beragam atribut program JGC selama program berlangsung. Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelaksanaan program JGC dilakukan dengan menggunakan metode Customer Satisfaction Index (CSI). Tabel 22 . Kriteria Kepuasan CSI No 1 2 3 4 5
Selang 0,81 - 1,00 0,66 - 0,80 0,51 - 0,65 0,35 - 0,50 0,00 - 0,34
Indeks Kepuasan Pelanggan Sangat Puas Puas Cukup Puas Kurang Puas Tidak Puas
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Customer Satisfaction untuk wilayah Pasarminggu sebesar 0,83 atau sebesar 83 persen. Nilai ini berada pada selang 0,81-1,00 yang tergolong dalam kategori sangat puas berdasarkan range indeks kepuasan Tabel 20. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah Pasarminggu merasa sangat puas terhadap pelaksanaan program JGC. Fakta serupa terjadi di wilayah Mampang Prapatan, berdasarkan
hasil
perhitungan
diperoleh nilai
Customer
Satisfaction Index untuk wilayah Mampang Prapatan sebesar 0,89 atau sebesar 89 persen. Hal tersebut enunjukkan bahwa masyarakat di wilayah
76
Mampang Prapatan merasa sangat puas terhadap pelaksanaan program JGC. Perhitungan mengenai CSI selengkapnya tersaji pada Lampiran 8. Nilai Customer Satisfaction Index dalam pelaksanaan JGC di kedua wilayah yang melebihi angka 81 persen dapat diartikan bahwa masyarakat di kedua wilayah merasa sangat puas terhadap kinerja dari atribut-atribut pelaksanaan program JGC. Kineja atribut program sejauh ini telah berhasil memenuhi sebagian besar harapan masyarakat di kedua wilayah. 4.8
Dampak Implementasi Program JGC terhadap Lingkungan dan Masyarakat Pelaksanaan program JGC telah berhasil mendatangkan berbagai dampak positif bagi kondisi lingkungan dan kehidupan masyarakat kedua wilayah. Tercatat beberapa dampak positif implementasi program JGC yang dirsakan oleh masyarakat dan disajikan yang disajikan dalam Tabel 23. Tabel 23. Penilaian Masyarakat di wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan terhadap Dampak Pelaksanaan Program JGC No 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Skor Keterangan Uruatan Rataan Kepuasan Program Kebersihan dan Penghijauan Lingkungan Lingkungan menjadi lebih bersih, rapi, sejuk, hijau dan 4,82 Sangat Puas 1 asri sehingga meningkatkan reputasi dan citra wilayah Mengurangi tingkat pencemaran udara dan lingkungan 4,24 Sangat Puas 11 Meningkatkan kualitas kebersihan dan kesehatan 4,38 Sangat Puas 5 Meningkatkan kesadaran dan kepedulian lingkungan 4,33 Sangat Puas 7 Mencegah banjir dan meningkatkan persediaan air 4,16 Puas 14 Meningkatkan proses sosialisasi antar masyarakat 4,41 Sangat Puas 4 Program Manajamen Pengelolaan Sampah Meningkatkan pengetahuan & kepedulian masyarakat 4,54 Sangat Puas 2 tentang proses pengelolaan sampah yang benar Meminimalkan jumlah sampah organik dan anorganik 4,38 Sangat Puas 6 Memperbaiki proses pengolahan limbah (sampah) 4,31 Sangat Puas 8 Meningkatkan pengetahuan & kepedulian masyarakat 4,22 Sangat Puas 12 tentang proses komposting dan pembuatan biopori Meningkatkan sinergi masyarakat, pemerintah, swasta, 4,00 Puas 16 dan LSM dalam menyelenggarakan program Program Daur ulang Sampah (Trashion) Meningkatkan pengetahuan & kepedulian masyarakat 4,47 Sangat Puas 3 mengenai proses daur ulang sampah Mengembangkan keterampilan dan kreativitas dalam 4,17 Puas 13 pembuatan produk daur ulang serbaguna Menciptakan Lapangan Kerja 4,25 Sangat Puas 9 Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat 4,03 Puas 15 (peningkatan pendapatan keluarga) Memberdayakan perempuan (ibu rumah tangga) 4,25 Sangat Puas 10 Dampak Positif Pelaksanaan JGC
77
Mayoritas masyarakat di kedua wilayah menilai bahwa dampak positif yang paling dirasakan dari program JGC adalah lingkungan berubah menjadi lebih bersih, rapi, sejuk, hijau dan asri sehingga meningkatkan reputasi dan citra wilayah. Mereka merasa sangat puas terhadap perubahan positif terhadap lingkungan tersebut. Kondisi lingkungan kedua wilayah berubah drastis setelah penyelenggaraan program JGC. Masyarakat di kedua wilayah pun semakin akrab dan kompak dalam menangani permasalahan sampah dan lingkungan di lingkungan masing-masing. Sebelum program tersebut diselenggarakan, wilayah Pasarminggu merupakan daerah yang bersebelahan dengan pasar kecamatan Pasarminggu dan daerahnya tergolong kumuh dengan jarak antar rumah yang sangat berdekatan sehingga lahan hijau pun sangat minim. Jumlah tanaman hijau masih sangat sedikit dan belum tertata dengan baik. Masyarakat pun belum mengenal dan terbiasa dengan proses pemilahan dan daur ulang sampah serta komposting. Kesadaran masyarakat pun sangat rendah terhadap kebersihan dan penghijauan serta permasalahan sampah. Kondisi lingkungan wilayah Mampang Prapatan sebelum program JGC diselenggarakan tidak jauh berbeda dengan Pasarminggu. Wilayah Mampang Prapatan yang merupakan perumahan semi komplek milik ZENI TNI AD kurang tertata rapi dan penghijauan masih sedikit jumlahnya serta penanganan sampah pun masih kurang baik. Masyarakat masih belum mengenal pengelolaan sampah rumah tangga yang baik. Akibatnya, pembuangan sampah masyarakat masih sangat bergantung pada truk sampah dengan frekuensi kedatangan yang sedikit. Kondisi masyarakat pun belum mengenal adanya pemilahan dan pemisahan sampah organik dan anorganik. Menurut hasil pengamatan dan wawancara dengan masyarakat pasca program JGC, kualitas lingkungan dirasakan semakin membaik dari kondisi semula yang kotor, gersang dan kurang tertata rapi. Lingkungan di kedua wilayah menjadi lingkungan yang terlihat lebih bersih hijau dan asri dengan semakin banyaknya jumlah tanaman hijau yang ditanam, kerjabakti yang makin sering diadakan serta manajemen pengelolaan sampah organik dan
78
anorganik yang makin baik melalui proses pengomposan sampah, pemilahan dan daur ulang sampah. Program manajemen pengelolaan dan daur ulang sampah (trashion) juga dinilai berhasil oleh masyarakat. Masyarakat merasa sangat puas atas dampak positif program manajemen pengelolaan sampah dan daur ulang sampah yakni meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang proses pengelolaan sampah dan proses daur ulang sampah menjadi produk yang serbaguna dan bernilai ekonomis tinggi. Hal ini terlihat dari pemahaman masnyarakat mengenai upaya menjaga kelestarian lingkungan dan manajemen pengelolaan sampah pada Tabel 24. Masyarakat menjadi lebih mengenal dan memahami tentang beragam jenis sampah, proses pemilahan sampah dan pengelolaan sampah organik dan anorganik yang berbeda. Masyarakat mulai terbiasa dengan pengelolaan sampah terpadu yang mengedepankan konsep 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dalam mengurangi volume sampah rumah tangga. Pengelolaan sampah yang berbasis 3R antara lain dengan memilah sampah organik dan anorganik, mengubah sampah menjadi kompos yang digunakan untuk mengembangkan berbagai jenis tanaman hijau, dan membuat beragam kerajinan tangan daur ulang sampah yang trendi, serbaguna, dan benilai ekonomis tinggi berbahan dasar sampah anorganik. Tabel 24. Pengetahuan Masyarakat Seputar Lingkungan dan Sampah Pasca Program JGC No
1 2 3 4 5 6 7
Aspek Pengetahuan
Kurang Memahami Sangat memahami (orang) Memahami (orang) (orang) Pola hidup bersih dan sehat serta 0 50 50 kelestarian lingkungan Kegiatan penghijauan Lingkungan 1 46 53 Pemahaman tentang sampah 1 58 41 Pemahaman tentang sampah organik 10 60 30 dan pengelolaannya Pemahaman mengenai sampah 7 52 41 anorganik dan pengelolaannya Pengelolaan sampah dan daur ulang 2 57 41 sampah Pemahaman mengenai lubang biopori 2 69 29
79
Pendirian Bank Sampah di wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan dalam program JGC pun memberikan manfaat yang besar. Masyarakat
semakin
giat
untuk
menyetorkan
sampah
anorganik
rumahtangga yang nantinya akan dijadikan bahan untuk menghasilkan produk daur ulang yang bernilai jual melalui UKM daur ulang (Trashion). Sampah organik pun telah diolah masyarakat menjadi pupuk kompos melalui proses pengomposan. Pupuk kompos tersebut kemudian digunakan untuk memupuk tanaman hijau di sekitar lingkungan dan sisanya dijual untuk digunakan dalam program kebersihan selanjutnya. Keberadaan program daur ulang UKM trashion binaan PT. Unilever Indonesia, Tbk. pun dinilai positif masyarakat. Program tersebut dinilai mampu memberikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar dan mampu memberdayakan perempuan khususnya ibu rumah tangga dalam meningkatkan kemandirian ekonomi keluarga melalui usaha daur ulang sampah anorganik (plastik kemasan) menjadi produk daur ulang yang serbaguna, trendi, dan bernilai ekonomi tinggi. Pengetahuan dan informasi masyarakat meneganai pola hidup bersih dan sehat, penghjauan, dan pengelolaan pun mengalami peningkatan pasca pelaksanaan program JGC. Masyarakat lebih memahami bahwa pola hidup bersih dan sehat dan kebersihan lingkungan adalah hal yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan keluarga dan masyarakat. 4.9
Dampak Program JGC terhadap Citra Perusahaan Kepedulian PT. Unilever Indonesia, Tbk. terhadap permasalahan sosial dan lingkungan melalui program JGC disamping berdampak pada peningkatan kualitas kebersihan dan kelestarian lingkungan, program tersebut juga berdampak pada timbulnya penilaian dan persepsi positif (citra positif) terhadap perusahaan. Persepsi tersebut tidak hanya datang dari masyarakat yang menjadi sasaran dan terlibat pada program JGC tetapi juga masyarakat netral yang tidak ikut berpartisipasi, tidak merasakan dampak program namun mengetahui adanya program JGC.
80
1. Persepsi masyarakat yang menjadi sasaran dan terlibat langsung Persepsi yang paling dominan dari masyarakat yang menjadi sasaran program dan terlibat langsung dalam program JGC di wilayah Pasarminggu terhadap perusahaan setelah penyelenggaraan program JGC menunjukkan bahwa PT. Unilever Indonesia, Tbk. dinilai memiliki kepeduliaan terhadap permasalahan sampah (mean score = 4,42).Di wilayah Pasarminggu, persepsi terhadap perusahaaan yang memiliki kepedulian terhadap permasalahan sampah lebih besar nilainya dari pada persepsi perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap kelestarian dan penghijauan lingkungan. Fakta ini dikarenakan kegiatan JGC yang paling maju dan mendapatkan tanggapan masyarakat lebih besar adalah kegiatan daur ulang sampah anorganik menjadi aneka produk serbaguna yang diintegrasikan dengan kegiatan UKM Trashion yang memberdayakan ibu rumah tangga untuk mengikuti praktek bisnis sederhana daur ulang sampah anorganik dengan pemberian modal awal. Di wilayah Pasarminggu, telah tumbuh 2 UKM Trashion yakni UKM Trashion milik ibu Yanti dan ibu Santi dengan hasil produk yang telah dipasarkan ke luar Jakarta. Berbeda dengan dengan wilayah Pasarminggu, persepsi yang paling dominan diberikan masyarakat Mampang Prapatan terhadap perusahaan adalah PT. Unilever Indonesia, Tbk dinilai memiliki kepedulian terhadap kelestarian dan penghijauan lingkungan. Di wilayah ini, fokus program JGC memang diarahkan kepada program penghijauan dan kelestarian lingkungan, program biopori, taman tanaman obat-obatan dan tanaman hias. Secara keseluruhan, sebagian besar masyarakat di kedua wilayah memberikan penilaian yang baik terhadap perusahaan kaitannya dengan upaya perusahaan untuk merubah perilaku masyarakat agar lebih mencintai kebersihan dan kelestarian lingkungan. Penilaian ini tidak terlepas dari dampak program terhadap lingkungan yang juga mereka rasakan hasilnya.
81
Tabel 25. Persepsi Masyarakat yang menjadi Sasaran dan terlibat langsung dalam Program JGC terhadap Citra Perusahaan setelah Penyelenggaraan Program JGC No 1 2 3 4 5
Persepsi Masyarakat terhadap Citra Perusahaan setelah Penyelenggaraan Program JGC
Pasarminggu MampangPrapatan
Skor Rataan Perusahaan yang peduli terhadap kelestarian dan 4,38 penghijauan lingkungan (2) Perusahaan peduli terhadap gaya hidup bersih dan sehat 4,38 masyarakat (3) Perusahaan yang peduli terhadap permasalahan sampah 4,42 (1) Perusahaan yang peduli terhadap pemberdayaan 4,22 perempuan dan ekonomi masyarakat (4) Perusahaan yang tidak hanya mengejar keuntungan 3,98 tetapi juga peduli terhadap permasalahan lingkungan (5) dan sosial masyarakat
Ket. Sangat Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Setuju
Skor Rataan 4,36 (1) 4,27 (3) 4,33 (2) 4,13 (5) 4,20 (4)
Ket. Sangat Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Setuju Setuju
2. Persepsi masyarakat yang tidak terlibat langsung dalam program JGC (masyarakat netral) Persepsi masyarakat netral di wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan
yang
paling
dominan
terhadap
perusahaan
setelah
penyelenggaraan program JGC menunjukkan bahwa PT. Unilever Indonesia, Tbk. merupakan perusahaan yang peduli terhadap kelestarian dan penghijauan lingkungan. Masyarakat netral adalah masyarakat yang tidak menjadi sasaran program, tidak terlibat langsung dalam program dan tidak merasakan manfaat program namun mengenal program JGC dan mengetahui informasi mengenai program tersebut melalui proses sosialisasi yang dilakukan pihak penyelenggara 1 bulan sebelum penyelenggaraan program baik melalui media cetak (seperti surat kabar Republika, Buletin YUI, buletin JGC, beragam famlet dan brosur) dan media elektronik (Radio Delta FM). Secara keseluruhan, persepsi masyarakat terhadap program JGC memang tergolong baik. Terbukti dari beberapa pilihan persepsi masyarakat terhadap program JGC menunjukkan nilai mean score yang tergolong penilaian setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa walaupun kelompok masyarakat netral ini tidak ikut serta dan terkena dampak dari
82
program JGC, masyarakat netral tetap memberikan penilaian yang baik terhadap perusahaan. Masyarakat ini memberikan penilaian hanya berdasarkan informasi yang mereka dapatkan melalui media informasi tanpa terlibat langsung. Informasi yang mereka dapatkan tentunya tidak selengkap dengan masyarakat sasaran program tetapi mereka dengan sangat yakin memberikan penilaian bahwa PT. Unilever Indonesia, Tbk. Merupakan perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Tabel 26. Persepsi Masyarakat Netral terhadap Citra Perusahaan setelah Penyelenggaraan Program JGC Persepsi Masyarakat terhadap Citra Perusahaan setelah Penyelenggaraan Program JGC
No 1 2 3 4 5
Perusahaan yang peduli terhadap kelestarian dan penghijauan lingkungan Perusahaan peduli terhadap gaya hidup bersih dan sehat masyarakat Perusahaan yang peduli terhadap permasalahan sampah Perusahaan yang peduli terhadap pemberdayaan perempuan dan ekonomi masyarakat Perusahaan yang tidak hanya mengejar keuntungan tetapi juga peduli terhadap permasalahan lingkungan dan sosial masyarakat
Pasarminggu Skor Rataan 4,15 (1) 4,07 (2) 3,56 (5) 3,71 (4) 3,80 (3)
Ket. Setuju Setuju Setuju Setuju Setuju
Mampang Prapatan
Skor Rataan 4,16 (1) 4,05 (2) 3,62 (5) 3,81 (4) 3,90 (3)
Ket. Setuju Setuju Setuju Setuju Setuju
Berdasarkan hasil analisis Tabel 25 dan Tabel 26, perusahaan dengan program JGC sebagai program CSR lingkungaan ternyata mendapatkan penilaian yang baik tidak hanya oleh masyarakat sasaran program di Pasarminggu dan Mampang prapatan tetapi juga masyarakat netral di kedua wilayah tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan nilai main score tiap pilihan persepsi yang menunjukkan angka pada range 3,56-4,42 (setuju dan sangat setuju). Masyarakat sasaran program di kedua wilayah, memberikan nilai rataan persepsi tertinggi sebesar 4,42 dan nilai terendah sebesar 3,98 sedangkan masyarakat netral memberikan nilai rataan persepsi tertinggi 4,16 dan nilai terendah sebesar 3,56. Dari sini terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang besar antara masyarakat sasaran program dan masyarakat netral. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan adanya program JGC, persepsi masyarakat terhadap perusahaan tidak menunjukkan
83
perbedaan yang besar. Masyarakat sasaran program dan masyarakat netral sama-sama memberikan rataan persepsi yang tidak begitu jauh. Persepsi yang tidak berbeda jauh tersebut mengindikasikan bahwa program JGC tidak terlalu sigifikan mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap perusahaan. Terkena dampak atau tidak dari program JGC dan terlibat atau tidak dalam program tersebut, masyarakat tetap memberikan penilaian baik terhadap perusahaan walaupun informasi yang didapatkan hanya sebatas melalui sosialisasi media cetak dan elektronik. Fakta inilah yang seharusnya ditanggapi perusahaan untuk mengevaluasi implementasi program JGC di masa mendatang kaitannya untuk meningkatkan citra perusahaan. Implementasi program JGC di kedua wilayah juga menimbulkan sikap loyal dan mendukung dari masyarakat terhadap operasional perusahaan khususnya pada pemakaian produk-produk PT. Unilever Indonesia, Tbk. dan kesediaan masyarakat menjalin hubungan yang lebih harmonis dengan perusahaan. Hal ini ditunjukkan nilai baik dan kesediaan masyarakat dalam melakukan berbagai pilihan sikap loyal masyarakat terhadap perusahaan. Dari sepuluh pilihan sikap loyal yang disediakan untuk dipilih dalam kuesioner, masyarakat Pasarminggu memberikan nilai rataan (mean score) untuk kesediaan mendukung perusahaan dengan nilai tertinggi sebesar 3,784,16 dan masyarakat Mampang Prapatan memberikan nilai rataan (mean score) untuk kesediaan mendukung perusahaan dengan nilai tertinggi sebesar 3,89-4,33. Hal ini mengindikasikan masyarakat di kedua wilayah bersedia melakukan kegiatan yang mendukung operasional perusahaan dan mendukung penjualan produk perusahaan yang ditunjukkan dengan nilai rataan skor antara 3,41-3,80 setelah penyelenggaraan program JGC. Hasil perhitungan nilai rataan sepuluh pernyataan sikap loyal masyarakat pun menunjukkan bahwa masyarakat di kedua wilayah menunjukkan sikap loyal terhadap perusahaan. Rataan Pernyataan Sikap Loyalitas Masyarakat di wilayah Pasarminggu menunjukkan angka sebesar 3,97 dan di wilayah masyarakat Mampang Prapatan menunjukkan angka 4,13. Angka ini terletak antara range 3,41-3,80 yang berarti masyarakat
84
bersedia
menunjukkan
sikap
loyal
terhadap
perusahaan
setelah
penyelenggaraan program JGC. Tabel 27. Sikap Loyalitas Masyarakat Terhadap Perusahaan Setelah Pelaksanaan Program Jakarta Green and Clean (JGC) No Pernyataan Sikap Loyalitas Masyarakat Terhadap Perusahaan Setelah Pelaksanaan Program Jakarta Green and Clean (JGC)
Pasarminggu
Mampang Prapatan Skor Ket. Skor Ket. Rataan Rataan 1 Tetap setia menggunakan beragam produk 3,98 Bersedia 4,27 Sangat Unilever Indonesia (4) (2) Bersedia 2 Bersedia mengkonsumsi produk Unilever 3,96 Bersedia 4,16 Bersedia setelah merasakan program JGC Unilever (5) (5) 3 Bersedia berpindah dari produk perusaahaan 3,93 Bersedia 3,89 Bersedia lain ke produk sejenis milik Unilever setelah (8) (10) tahu dan merasakan program JGC Unilever 4 Bersedia untuk memberitahukan orang lain 4,07 Bersedia 4,24 Sangat bahwa Unilever memiliki kepedulian yang (2) (3) Bersedia tinggi terhadap kesehatan, lingkungan, dan permasalahan sampah 5 Bersedia merekomendasikan orang lain agar 3,91 Bersedia 4,09 Bersedia menggunakan produk Unilever setiap hari (9) (6) 6 Bersedia menambah alokasi pendapatan 3,78 Bersedia 3,96 Bersedia keluarga untuk membeli produk Unilever (10) (9) setelah mengetahui program CSR Unilever 7 Tetap menggunakan produk Unilever meskipun 3,95 Bersedia 4,07 Bersedia produk perusahaan kompetitor Unilever (7) (7) menawarkan potongan harga, hadiah,& promosi 8 Bersedia mencoba & menjadikan produk baru 3,96 Bersedia 4,07 Bersedia Unilever sebagai pilihan utama dan beralih dari (6) (8) produk lain ke produk baru Unilever tersebut 9 Bersedia mendukung Unilever untuk beroperasi 4,16 Bersedia 4,20 Bersedia di Indonesia sekarang dan di masa mendatang (1) (4) 10 Bersedia untuk tidak melakukan perbuatan yang 4,04 Bersedia 4,33 Sangat merugikan Unilever dan bersedia mendukung (3) (1) Bersedia semua program CSR Unilever Rataan Pernyataan Sikap Loyalitas Masyarakat 3,97 Loyal 4,13 Loyal
4.10 Implikasi Manajerial 1. Program JGC yang telah berjalan ternyata disambut dengan partisipasi masyarakat yang tinggi pada tahap pelaksanaan tetapi angka partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan dan evaluasi menunjukkan angka yang rendah. Hal ini mungkin dikarenakan proses sosialisasi program JGC hanya disambut antusias oleh tokoh masyarakat dan komunitas PKK akan tetapi masyarakat luas masih belum mengetahui esensi dan tujuan jangka panjang program JGC sehingga perlu adanya proses sosialisasi
85
dua arah yang melibatkan kader lingkungan dan masyarakat. Proses sosialisasi melalui media cetak dan elektronik sudah cukup baik hanya saja lebih difokuskan kepada pemahaman masyarakat mengenai tujuan, konsep dan objektif jangka panjang program JGC. Selanjutnya, perlu adanya upaya sosialisasi dan mengajak kaum remaja untuk berpartisipasi aktif dalam program karena kaum remaja menentukan keberlanjutan program di masa mendatang sekaligus mengedukasi kaum muda betapa pentingnya kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan. 2. Tingkat partisipasi yang rendah pada tahap perencanaan dan evaluasi dan partisipasi yang tinggi pada tahap pelaksanaan mengindikasikan masyarakat belum secara serius ikut serta dalam program. Keikutsertaan masyarakat dalam program didasari karena program JGC program lingkungan yang berskala besar dan disponsori oleh perusahaan Unilever Indonesia bukan dating dari kesadaran masyarakat mencintai lingkungan. Hal ini perlu ditindaklanjuti dengan proses monitoring dan evaluasi pasca program
berjalan
terhadap
tingkat
partisipasi
masyarakat
dan
keberlanjutan program di masa mendatang dengan harapan program JGC dapat dilakukan secara mandiri oleh masyarakat di masa mendatang. Upaya monitoring dan evaluasi dapat dilakukan dengan membentuk tim khusus
untuk
menilai
kemajuan
pelaksanaan
dan
kemandirian
masyarakat menjalankan program. 3. Kinerja atribut program JGC khususnya yang berada pada kuadran I pada matriks IPA harus ditingkatkan. Atribut yang berada pada kuadran ini dinilai berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan program JGC karena keberadaan atribut tersebut dianggap sangat penting oleh masyarakat sedangkan kinerja atribut tersebut masih tergolong rendah dan belum maksimal. Kinerja atribut pada kuadran ini tergolong belum sesuai dengan harapan masyarakat. Oleh karena itu, penanganan perbaikan harus diprioritaskan dan ditingkatkan karena akan sangat berpengaruh terhadap efektifitas dan keberhasilan pelaksanaan program JGC sehingga upaya perbaikan kinerja atribut sangat diharuskan.
86
4. Penilaian masyarakat sasaran program dan masyarakat netral setelah penyelenggaraan program JGC menunjukkan nilai persepsi yang tidak berbeda jauh. Hal ini mengindikasikan bahwa program JGC tidak terlalu signifikan mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap perusahaan. Terkena dampak atau tidak dari program JGC dan terlibat atau tidak dalam program tersebut, masyarakat tetap memberikan penilaian baik terhadap perusahaan walaupun informasi yang didapatkan hanya sebatas melalui sosialisasi media cetak dan elektronik. Fakta inilah yang seharusnya ditanggapi perusahaan untuk mengevaluasi implementasi program JGC di masa mendatang kaitannya murni untuk meningkatkan citra perusahaan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan 1. Program Jakarta Green and Clean (JGC) merupakan program CSR Lingkungan PT. Unilever Indonesia, Tbk yang tergolong pada kegiatan Corporate Social Marketing karena berupaya mendukung kampanye perubahan perilaku masyarakat dan mendukung kesadaran akan pentingnya kebersihan dan kelestarian lingkungan. Program ini berfokus pada upaya pelestarian lingkungan. Model pelaksanaan CSR Program JGC dilakukan melalui Yayasan Unilever Indonesia (YUI) sejak tahun 2006. Manfaat yang paling dirasakan dalam implementasi kegiatan JGC adalah meningkatkan kualitas kebersihan dan kelestarian lingkungan, timbulnya penilaian positif (citra positif) dari masyarakat, menimbulkan kesediaan masyarakat untuk mendukung operasional perusahaan di Indonesia. 2. Program JGC di wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan telah berjalan efektif berdasarkan indikator pelaksanaan. a. Tingkat partisipasi masyarakat kedua wilayah tergolong tinggi pada tahap pelaksanaan program JGC. Partisipan program didominasi oleh wanita (ibu rumah tangga), masyarakat usia 31-50 tahun, masyarakat asli, masyarakat tingkat pendidikan SMA dan telah mengenal dan mengkonsumsi produk unilever Indonesia lebih dari 5 tahun. b. Berdasarkan analisis CSI terhadap kinerja beragam atribut program JGC didapat bahwa masyarakat di kedua wilayah tergolong sangat puas terhadap kinerja atribut program JGC dengan nilai CSI untuk wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan adalah 0,83 dan 0,89. c. Masyarakat kedua wilayah merasa puas atas dampak positif pelaksanaan program
JGC terhadap kondisi lingkungan dan
masyarakat. Dampak positif program JGC yang paling dirasakan adalah lingkungan menjadi lebih bersih, rapi, sejuk, hijau dan asri sehingga meningkatkan citra positif wilayah.
89
3. Program JGC ternyata berdampak pada timbulnya penilaian dan persepsi positif terhadap citra perusahaan sebagai perusahaan yang peduli terhadap kelestarian dan penghijauan lingkungan serta permasalahan sampah. Persepsi dan penilaian ini timbul tidak hanya dari masyarakat sasaran program maupun masyarakat netral yang tidak ikut serta dalam program dan terkena dampak program. Citra terhadap perusahaan yang timbul adalah Citra yang berlaku (current image) karena citra tersebut datang dari pihak luar organisasi yakni masyarakat. 4. Hasil tabulasi data persepsi masyarakat terhadap citra perusahaan yang tidak berbeda jauh antara masyarakat sasaran program dan masyarakat netral mengindikasikan bahwa program JGC tidak terlalu berdampak besar pada peningkatan citra positif perusahaan. Kedua golongan samasama merespon baik bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap kebersihan dan lingkungan walaupun masyarakat netral hanya sebatas mendengar informasi mengenai program JGC baik melalui media cetak dan elektronik. 5.2
Saran 1. Tingkat partisipasi masyarakat di kedua wilayah yang rendah pada saat perencanaan dan evaluasi seharusnya menjadi perhatian perusahaan dalam implementasi program JGC di masa mendatang. Perusahaan harus mencari penyebab dan solusi atas rendahnya tingkat partisipasi masyarakat pada kedua tahap tersebut sebelum mereplikasikan program ini ke daerah lain. Tingkat partisipasi masyarakat yang berbanding terbalik pada tahap perencanaan dan evaluasi dengan partisipasi pada tahap implementasi bisa jadi disebabkan oleh karena masyarakat masih memandang program JGC hanya sebagai rangkaian program wajib berhadiah bukan memandangnya sebagai kegiatan yang harusnya timbul dari kesadaran masyarakat dalam mejaga dan melestarikan lingkungan. 2. Penyelenggara diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan dan evaluasi JGC agar masyarakat dapat mengikuti program tersebut secara mneyeluruh sehingga paham makna dan tujuan program JGC dalam melestarikan lingkungan. Dikhawatirkan
90
masyarakat mengikuti program tersebut tidak dari kesadaran masyarakat namun hanya ceremonial pelaksanaan program lingkungan yang hanya melibatkan beberapa golongan masyarakat seperti tokoh masyarakat dan komunitas ibu-ibu PKK. Penyelenggara harus meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya program JGC sehingga program ini dapat terlaksana hingga masa mendatang karena kesadaran masyarakat dan bukan karena berupa rangkaian program. 3. Penyelenggara harus mengevaluasi dampak program JGC kaitannya dengan dampak program terhadap citra perusahaan. Pasalnya, dari penilaian masyarakat sasaran program JGC dan masyarakat netral tidak memiliki perbedaan yang jauh mengenai penilaian masyarakat terhadap perusahaan sebagai perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap kebersihan dan lingkungan. Hal ini menandakan bahwa program JGC tidak terlalu berdampak pada peningkatan citra perusahaan dan pencitraan perusahaan. Program JGC tidak memberikan perbedaan persepsi dan penilaian masyarakat terhadap perusahaan. 4. Parameter dan pengukuran efektivitas implementasi program JGC yang baku sebelum proses replikasi program dinilai perlu agar proses replikasi program ke wilayah lain lebih didasarkan atas antusiasme masyarakat dan keinginan pribadi yang kuat dari masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sehingga program JGC bukan hanya sekedar program melainkan mampu menjadi sistem kelestarian lingkungan dan kebiasaan masyarakat dalam menjaga lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Miranty. 2006. “CSR di Indonesia” Dalam MIX III (10):17. Jakarta. Adhidarma, R. 2008. Corporate Social Responsibility : Strategi untuk Membentuk Corporate Image yang Positif (Studi Kasus pada PT Pancaprima Ekabrothers). Skripsi Pada Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta. Annual Report 2005 PT. Unilever Indonesia Tbk. Annual Report 2007 PT. Unilever Indonesia Tbk. Annual Report 2007 PT. Unilever Indonesia Tbk. Annual Report 2008 PT. Unilever Indonesia Tbk. Annual Report 2009 PT. Unilever Indonesia Tbk. Annual sustainability Report 2004 PT. Unilever Indonesia Tbk. (versi Indonesia) Annual sustainability Report 2006 PT. Unilever Indonesia Tbk. (versi Indonesia) Annual sustainability Report 2008 PT. Unilever Indonesia Tbk. (versi Indonesia) Anonim. 2008. Memahami Corporate Social Responsibility sebagai wujud investasi perusahaan. Jakarta Ardana, I Komang. 2008. Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial. Buletin Studi Ekonomi Volume 13 Nomor 1 halaman 32 – 39 Ariani, Devy. 2009. Pengaruh Program Corporate Social Responsibility The Body Shop Indonseia Melalui Kampanye Melawan HIV dan AIDS terhadap Image Perusahaan di Mata Konsumen). Skripsi Pada Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta Barich, Howard dan Philip Kotler. 1991. A Framework for Marketing Image Management. Sloan Management Review. 1991. Budi Santosa, Purbayu.2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excell dan SPSS. Penerbit Andi, Yogyakarta. Fombrun, Charles J. 1996. Reputation: Realizing Value From The Corporate Image. Harvard Business School Press, Boston. Griffin. 1995. Customer Loyalty: How To Earn It, How To Keep It. MacGraw Hill, New York.
Harmoni, Ati dan Ade Andriyani. 2008. Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Official Website Perusahaan (Studi Pada PT. unilever Indonesia Tbk.) Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2008) di Auditorium Universitas Gunadarma, Depok, 20-21 Agustus 2008. Halaman 475 - 483 Jefkins, Frank. 2004. Public Relations, Edisi Kelima. Penerbit Erlangga, Jakarta. Kiroyan, Noke. 2006. “CSR Harus Diregulasi?: Dalam SWA XXII (17):24. Jakarta. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia. Prenhallindo, Jakarta. Kottler, Philip dan Lee, Nancy. 2005. Corporate Social Responsibility: Doing the Most Good for Your Company and Your Cause. John Wiley & Sons Inc. Hoboken New Jersey. Prabowo, A. 2009. Kajian Efektivitas Program Corporate Social Responsibility Yayasan Unilever Indonesia (Studi kasus : Pasarminggu, Jakarta). Skripsi Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Bogor. Rangkuti, Freddy. 2005. Riset Pemasaran. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Rangkuti, Freddy. 2006. Measuring Customer Satisfaction. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ruslan, Rosady. 2007. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Rajawali Press. Jakarta Saidi, Zaim dan Hamid Abidin. (2004). Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana dan Praktek Kedermawanan Sosial di Indonesia. Jakarta: Piramedia Seravina, M. 2008. Pengaruh Penerapan Corporate Social Responsibility Terhadap Loyalitas Nasabah Tabungan Britama. Skripsi Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Bogor. Solihin, Ismail. 2008. Corporate Social Responsibility: from Charity to Sustainability. Salemba Empat, Jakarta. Subchan, Elas Fhiruzi. 2009. Pengaruh tanggung Jawab Sosial Perusahaan Kepada Konsumen terhadap Citra Perusahaan (Studi Kasus PT. Mustika Ratu Tbk). Skripsi Pada Fakultas Ekonomi, Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta Sugiyono. 2003. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung Tanudjaja, Bing Bedjo. 2006. Perkembangan Corporate Social Responsibility di Indonesia. Nirmana Volume 8 NO. 2 halaman : 92-98
Tim Departemen Manajemen IPB. 2007. Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Bogor Wibisono, Y. 2007. Membedah Konsep & Aplikasi CSR. FASCHO Publishing, Gresik. http://oeconomicus.files.wordpress.com (13 Februari 2009) http://www.unilever.co.id/sejarah perusahaan ( 15 Februari 2009 ) http://www.unilever.co.id/nilai kami/lingkungan & masyarakat (15 Februari 2009)
1
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN ANALISIS EFEKTIVITAS PENCAPAIAN INDIKATOR PELAKSANAAN PROGRAM CSR LINGKUNGAN JAKARTA GREEN AND CLEAN PT. UNILEVER INDONESIA DAN DAMPAKNYA TERHADAP CITRA PERUSAHAAN Responden yang saya hormati, Dalam rangka menyelesaikan Tugas Akhir (Skripsi), Saya memohon Bapak/Ibu berkenan meluangkan waktu untuk melakukan proses wawancara pengumpulan data dan informasi sebagai sumber data primer untuk Tugas Akhir Saya. Terima kasih atas telah berpartisipasi dengan menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh: Nama : Ilham Nur Akbar NRP : H24061377 Fakultas/Departemen : Ekonomi dan Manajemen/Manajemen Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor A. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama Lengkap : 2. Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita 3. Apakah Anda sudah menikah: a. Sudah b. Belum 4. Status Kependudukan : (pilih yang paling sesuai) a. Penduduk Asli b. Penduduk Pendatang 5. Berapa usia anda saat ini : (pilih yang sesuai) a. kurang dari 20 tahun b. antara 20-30 tahun c. antara 30-40 tahun d. antara 40-50 tahun e. diatas 50 tahun
6. Apakah pekerjaan Anda : (pilih yang paling dominan) a. Pegawai Negeri d. Pelajar/mahasiswa b. Pegawai Swasta e. Pensiunan c. Wirausahawan f. Lainnya (Sebutkan)......................................... 7. Apa pendidikan terakhir Anda: (pilih yang paling sesuai) a. SMP c. Diploma e. Pasca Sarjana b. SMA d. Sarjana 8. Berapa pendapatan Anda dalam sebulan: a. kurang dari Rp. 1.000.000 c. Rp 3.000.001 – Rp. 5.000.000 b. Rp. 1.000.001 – Rp. 3.000.000 d. Lebih dari Rp. 5.000.000 B. Pengetahuan Responden terhadap PT. Unilever Indonesia Tbk 1. Apakah Anda mengenal dan mengetahui perusahaan Unilever (PT. Unilever Indonesia)? a. (Ya) b. (Tidak) 2. Apakah Anda mengkonsumsi produk-produk Unilever? a. Ya b.Tidak 3. Jika Ya, Sebutkan Produk Unilever yang Anda gunakan .......................................................................... .................................................................................................................................................................... 4. Berapa lama Anda telah menggunakan produk-produk Unilever tersebut? a. Kurang dari 1 tahun b. 1 tahun hingga 3 tahun c. Antara 3 hingga 5 Tahun d. Lebih dari 5 tahun
2 5. Apakah Anda mengetahui sejumlah merek (Brand) dari produk-produk Unilever? (Pilih dengan
memberi tanda (X) dan urutkan dari yang paling Anda ketahui) Keterangan: 1 = Tidak mengetahui sama sekali 2 = Tidak terlalu mengetahui 3 = Mengetahui dan memakai 4 = Sangat mengetahui & memakai No Nama Produk Unilever 1 2 3 4 No Nama Produk Unilever 1 2 3 Kecap BANGO 1 17 Kosmetik PONDS Margarin BLUEBAND 2 18 Kosmetik VASELINE Teh SARIWANGI 3 19 DOMESTOS NO MOS Shampoo SUNSILK 4 20 Pembersih SUPERPELL Snack anak TARO 5 21 Minuman BUAVITA Pasta gigi CLOSE UP 6 22 Pembersih tubuh LUX Shampoo DOVE 7 23 Deodorant REXONA Sabun Mandi LIFEBUOY 8 24 Parfum AXE Shampoo LIFEBUOY 9 25 Bumbu masak ROYCO Produk kecantikan CITRA 10 26 Selai SKIPPY 11 Pasta gigi PEPSODENT 27 Es Krim CORNETTO 12 Detergen RINSO 28 Es Krim MOO 13 Pembersih SUNLIGHT 29 Es Krim CONELLO 14 Pelembut pakaian MOLTO 30 Es Krim PADDLE POP Deterjen SURF PUTIH 15 31 Minuman anak GOGO 16 Shampoo CLEAR 32 Minuman ringan LIPTON C. PENILAIAN RESPONDEN TENTANG PROGRAM JAKARTA GREEN AND CLEAN Berikanlah penilaian pada Program Jakarta Green and Clean dengan tanda Silang (X). Keterangan : SP = Sangat Penting P = Penting KP = Kurang Penting TP = Tidak Penting STP = Sangat Tidak Penting PENILAIAN No PERNYATAAN STP TP KP P SP 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6
Program Kebersihan dan Penghijauan Lingkungan Kegiatan penghijauan & kerjabakti lingkungan secara berkala Kegiatan kompetisi kebersihan dan penghijauan lingkungan Sosialisasi hidup bersih dan sehat serta peduli lingkungan Pembinaan dan sosialisasi kader-kader lingkungan Program lubang biopori (resapan air) Program Manajamen Pengelolaan Sampah Kegiatan manajemen pengelolaan sampah Sosialisasi pemilahan dan pengolahan sampah organik dan anorganik Pengadaan tempat sampah organik dan anorganik Pendirian Bank sampah dan TPA Program sosialisasi dan praktek proses komposting dan penyediaan komposter Program Trashion Kegiatan daur ulang sampah anorganik menjadi berbagai produk berguna (tas, payung, tempat pensil, dsb.) Pelatihan Kewirausahaan dan bisnis Trashion Pemberian modal awal untuk mendirikan usaha trashion Penyediaan akses pasar dan pameran bagi produk trashion Konseling, monitoring dan bimbingan bagi pengusaha trashion Program pemberdayaan perempuan melalui bisnis trashion
4
3
D. SIKAP RESPONDEN TERHADAP PROGRAM JAKARTA GREEN AND CLEAN Aspek Pengetahuan (Knowledge/kognitif) Petunjuk: Anda diminta untuk memberikan keterangan mengenai tingkat pengetahuan Anda mengenai Program Jakarta Green and Clean dengan memberikan tanda (X) Keterangan 1 = Tidak memahami sama sekali 2 = Tidak terlalu memahami 3 = Memahami 4 = Sangat memahami No PERNYATAAN 1 2 3 4 Gambaran Umum Program Jakarta Green and Clean 1 Program Jakarta Green and Clean merupakan program CSR lingkungan PT. Unilever Indonesia Tbk sebagai bentuk kepedulian terhadap permasalahan sosial masyarakat seperti permasalahan sampah, gaya hidup bersih dan sehat, kelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat 2 Program Jakarta Green and Clean aktif diselenggarakan dari tahun 2006 hingga kini terdiri atas program kebersihan dan penghijauan lingkungan, manajemen pengolahan sampah, program lubang biopori dan trashion 3 Program Jakarta Green and Clean bertujuan untuk melakukan pendampingan dan pelatihan terhadap masyarakat untuk membenahi dan menyelesaikan permasalahan lingkungan dan pengelolaan sampah di wilayah Jakarta serta mengembangkan kebiasaan hidup bersih dan sehat Program Jakarta Green and Clean
1
2
3
4
5
6
7
Kebersihan lingkungan sangat penting untuk mencegah penyebaran bibit penyakit dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Kebiasaan hidup bersih dan sehat harus dimulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan rumah serta dapat dimulai dengan kebiasaan mencuci tangan, membuang sampah pada tempatnya, kerjabakti lingkungan secara berkala dan kebiasaan sehat lainnya Kegiatan penghijauan bermanfaat untuk mencegah polusi udara dan mejadikan lingkungan lebih hijau, asri, dan berudara segar. Penghijauan dapat dimulai dengan menanam beragam jenis tanaman di pekarangan rumah sendiri bahkan dilakukan dengan menanam tanaman obat atau warung hidup sehingga lebih bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari Sampah adalah bahan-bahan sisa yang sudah tidak terpakai lagi dan sudah diambil bagian utamanya dan Sampah rumah tangga terdiri atas sampah organik dan anorganik yang harus dipisahkan/dipilah untuk mempermudah pengolahan sampah lebih lanjut Sampah organik adalah sampah yang mudah terurai dan membusuk secara alamiah. Sampah organik dapat diolah lebih lanjut menjadi pupuk kompos. Sampah sisa makanan, sayur, buah, daun-daunan, kayu, kertas, kertas adalah contoh sampah organik Sampah anorganik adalah sampah yang sulit untuk terurai dan membusuk secara alami dan membahayakan lingkungan karena sampah sulit hancur, bertahan lama dan menyebabkan polusi tanah. Sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi beragam barang serbaguna yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi, Sampah plastik, kaleng, logam, gelas, kemasan produk, tekstil adalah contoh sampah anorganik Pengolahan sampah dapat dilakukan dengan mengurangi (Reduce), menggunakan kembali (Reuse), dan didaur ulang (Recycle). Plastik dapat didaur ulang menjadi barang-barang rumah tangga yang cantik dan serbaguna dan memiliki nilai jual yang tinggi Lubang resapan air (biopori) sangat bermanfaat untuk mencegah banjir dan berfungsi sebagai penampung air sehingga mencegah kekurangan air dan mudah dalam pembuatannya
4
Aspek Sikap (Attitude/Afektif) Petunjuk: Setelah mengetahui dan merasakan manfaat program Jakarta Green and Clean, Anda diharuskan untuk memberikan penilaian sikap dengan memberi tanda Silang (X).
Keterangan :
SS = Sangat Setuju S = Setuju KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju No PERNYATAAN Penilaian sikap STS TS KS S SS 1 Saya senang, antusias dan menyambut baik program Jakarta Green and Clean. Saya senang berpartisipasi dalam setiap bentuk kegiatan JGC karena menyadari besarnya manfaat program 2 Saya senang dengan cara sosialisasi dan materi yang disampaikan selama program berlangsung dan akan senang hati menerapkan ilmu dan materi tentang pengelolaan sampah, gaya hidup bersih dan sehat, dan kepedulian lingkungan, dalam kehidupan sehari-hari 3 Saya sadar akan pentingnya pengelolaan sampah, penghijauan, dan gaya hidup bersih dan sehat. program ini sesuai kebutuhan Saya 4 Saya merasa program tersebut telah meningkatkan pengetahuan saya tentang sampah, lingkungan, gaya hidup bersih dan sehat 5 Saya senang peduli terhadap kelestarian lingkungan, gaya hidup bersih dan sehat, dan upaya pengelolaan sampah 6 Saya senang dan antusias berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan, kerjabakti, pembuatan biopori, daur ulang sampah dan komposting
7
Saya senang dan antusias berpartisipasi dalam sosialisasi hidup bersih dan sehat, peduli lingkungan, daur ulang sampah, pengelolaan sampah, dan pembinaan kader lingkungan Aspek Tindakan/Perilaku (Behaviour/Konatif)
Petunjuk: Setelah mengetahui dan merasakan manfaat program Jakarta Green and Clean, Anda diharuskan untuk memberikan penilaian frekuensi dan kesediaan dengan memberi tanda Silang (X). Keterangaan : SRG = Sering JRG = Jarang TP = Tidak Pernah SS = Sangat Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju
No 1 2
3 4
5
6
PERNYATAAN Berpartisipasi aktif dalam setiap bentuk Program Jakarta Green and Clean karena manfaatnya besar Peduli terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar, gaya hidup bersih dan sehat, serta pengelolaan sampah yang baik dan benar Memilah dan membuang sampah pada tempatnya & sesuai jenisnya, menjaga kebersihan dan kelestarian Mengumpulkan dan mengolah sampah organik menjadi kompos & sampah anorganik dengan metode 3R dengan memanfaatkan bank sampah atau pemulung Berpartisipasi dalam sosialisasi hidup bersih dan sehat, peduli lingkungan, daur ulang sampah, manajemen pengelolaan sampah, dan pembinaan kader lingkungan Berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan, kerjabakti, pembuatan biopori, daur ulang sampah dan komposting
7
Menghadiri dan berpartisipasi dalam setiap bentuk sosialisasi dan kegiatan dalam program Jakarta Green and Clean serta menerapkan ilmu pengelolaan sampah, kepedulian lingkungan, kebersihan dan kesehatan serta penghijauan dalam kehidupan sehari-hari
Frekuensi SRG JRG TP
Kesediaan TB B SB
5
F.PENGUKURAN HARAPAN TERHADAP PROGRAM JAKARTA GREEN AND CLEAN Petunjuk: Anda diminta untuk memberikan penilaian seberapa penting Aspek-aspek dibawah ini terhadap pelaksanaan Program Jakarta Green and Clean dengan memberi tanda Silang (X). Keterangan : SP = Sangat Penting P = Penting KP = Kurang Penting TP = Tidak Penting STP = Sangat Tidak Penting No
PERNYATAAN
Tingkat Kepentingan STP TP KP P SP Kegiatan dalam Program Jakarta Green and Clean
1 2 3 4 5 6 7 8
Kegiatan penghijauan & kerjabakti lingkungan secara berkala Kompetisi kebersihan dan penghijauan lingkungan Sosialisasi hidup bersih dan sehat serta peduli lingkungan Pembinaan dan sosialisasi kader-kader lingkungan Kegiatan sosialisasi dan manajemen pengelolaan sampah Sosialisasi pemilahan sampah organik dan anorganik Program biopori dan komposting serta Bank Sampah Sosialisasi & pelatihan daur ulang sampah anorganik (Trashion)
1
Metode sosialisasi, penyuluhan, dan pelatihan selama program berlangsung mudah dimengerti dan dipahami Metode sosialisasi, penyuluhan, dan pelatihan selama program menarik, komunikatif dan tidak membosankan
Metode Sosialisasi dan Pelatihan Program Jakarta Green and Clean 2
Materi yang Disampaikan selama Program Jakarta Green and Clean 1 2
Materi yang disampaikan mudah dimengerti dan dipahami Materi yang disampaikan mudah diterapkan dalam kehidupan
Partisipasi Aktif Para Stakeholders 1 2 3 4
Peran aktif pemerintah Kota untuk mendukung kesuksesan program Peran aktif LSM ACT (Aksi Cepat Tanggap) sebagai motivator, memberikan penyuluhan dan sosialisasi materi Peran aktif media sebagai sarana sosialisasi dan transfer informasi Peran aktif Unilever mendukung kesuksesan program
Fasilitator/Kader Lingkungan dalam Program Jakarta Green and Clean 1 2 3
4
1 2 3
Fasilitator mampu mensosialisasikan program, mengidentifikasi, dan memotivasi kader lingkungan Fasilitator ahli dan profesional dalam menjalankan tugasnya, menyampaikan materi dan pelatihan dengan baik kepada kader lingkungan selama program Kader lingkungan mampu mendidik dan memberi
penyuluhan kepada masyarakat, memperbaharui ilmu dan pengetahuan seputar lingkungan dan sampah Kader lingkungan mampu mengajak dan memotivasi masyarakat berpartisipasi aktif menjalankan program Media informasi dan Alat bantu pelaksanaan Program Jakarta Green and Clean Alat bantu program(brosur,famlet,poster,diktat,dan media informasi) membantu dalam transfer informasi dan pengetahuan selama program Jumlah dan distribusi media informasi mencukupi dan merata Anggaran dana pelaksanaan kegiatan
6
PENGUKURAN KINERJA PROGRAM JAKARTA GREEN AND CLEAN Petunjuk: Anda diminta untuk memberikan penilaian mengenai Kinerja/Hasil Aspek-aspek berikut dalam pelaksanaan Program Jakarta Green and Clean dengan memberi tanda Silang (X). Keterangan : SB = Sangat Baik B = Baik KB = Kurang Baik TB = Tidak Baik STB = Sangat Tidak Baik No
PERNYATAAN
Tingkat Kepentingan STP TP KB B SB Kegiatan dalam Program Jakarta Green and Clean
1 2 3 4 5 6 7 8
Kegiatan penghijauan & kerjabakti lingkungan secara berkala Kompetisi kebersihan dan penghijauan lingkungan Sosialisasi hidup bersih dan sehat serta peduli lingkungan Pembinaan dan sosialisasi kader-kader lingkungan Kegiatan sosialisasi dan manajemen pengelolaan sampah Sosialisasi pemilahan sampah organik dan anorganik Program biopori dan komposting serta Bank Sampah Sosialisasi & pelatihan daur ulang sampah anorganik (Trashion)
1
Metode sosialisasi, penyuluhan, dan pelatihan selama program berlangsung mudah dimengerti dan dipahami Metode sosialisasi, penyuluhan, dan pelatihan selama program menarik, komunikatif dan tidak membosankan
Metode Sosialisasi dan Pelatihan Program Jakarta Green and Clean 2
Materi yang Disampaikan selama Program Jakarta Green and Clean 1 2
Materi yang disampaikan mudah dimengerti dan dipahami Materi yang disampaikan mudah diterapkan dalam kehidupan
1
Peran aktif pemerintah Kota untuk mendukung kesuksesan program Peran aktif LSM ACT (Aksi Cepat Tanggap) sebagai motivator, memberikan penyuluhan dan sosialisasi materi Peran aktif media sebagai sarana sosialisasi dan transfer informasi Peran aktif Unilever mendukung kesuksesan program
Partisipasi Aktif Para Stakeholders 2 3 4
Fasilitator/Kader Lingkungan dalam Program Jakarta Green and Clean 1 2 3
4
1 2 3
Fasilitator mampu mensosialisasikan program, mengidentifikasi, dan memotivasi kader lingkungan Fasilitator ahli dan profesional dalam menjalankan tugasnya, menyampaikan materi dan pelatihan dengan baik kepada kader lingkungan selama program Kader lingkungan mampu mendidik dan memberi
penyuluhan kepada masyarakat, memperbaharui ilmu dan pengetahuan seputar lingkungan dan sampah Kader lingkungan mampu mengajak dan memotivasi masyarakat berpartisipasi aktif menjalankan program Media informasi dan Alat bantu pelaksanaan Program Jakarta Green and Clean Alat bantu program(brosur,famlet,poster,diktat,dan media informasi) membantu dalam transfer informasi dan pengetahuan selama program Jumlah dan distribusi media informasi mencukupi dan merata Anggaran dana pelaksanaan kegiatan
7
G. EFEKTIVITAS PROGRAM JAKARTA GREEN AND CLEAN Petunjuk: Anda diminta untuk memberikan penilaian mengenai dampak dan manfaat yang dirasakan setelah pelaksanaan Program Jakarta Green and Clean dengan memberikan tanda silang (X) pada setiap pernyataan berikut ini. Keterangan: SS = Sangat Setuju S = Setuju KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju No. 1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6
PERNYATAAN
STS
PENILAIAN TS KS S
Program Kebersihan dan Penghijauan Lingkungan Lingkungan menjadi lebih bersih, rapi, sejuk, hijau dan asri sehingga meningkatkan reputasi dan citra wilayah sasaran Mengurangi tingkat pencemaran udara dan lingkungan serta mencegah berkembangnya bibit penyakit Meningkatkan kualitas kebersihan dan kesehatan masyarakat melalui sosialisasi hidup bersih dan sehat Meningkatkan kesadaran dan kepedulian lingkungan masyarakat serta minat terhadap penghijauan dan penanaman Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang pentingnya lingkungan yang bersih dan sehat Mencegah banjir dan meningkatkan persediaan air melalui lubang biopori Meningkatkan proses sosialisasi antar anggota masyarakat dan memperkuat misi bersama untuk menjaga kebersihan, kesehatan dan kelestarian lingkungan Program Manajamen Pengelolaan Sampah Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang proses pengelolaan sampah yang baik dan benar termasuk limbah rumah tangga Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang proses pengelolaan sampah organik dan anorganik Meminimalkan jumlah sampah organik dan anorganik masyarakat melalui program daur ulang dan komposting Memperbaiki proses pengolahan limbah (sampah) masyarakat Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang proses komposting dan pembuatan lubang biopori Meningkatkan proses sosialisasi antar masyarakat untuk menanggulangi permasalahan sampah Meningkatkan sinergi masyarakat, pemerintah, swasta, dan LSM Program Trashion Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat mengenai proses daur ulang dan pemanfaatan sampah anorganik menjadi barang serbaguna Mengembangkan keterampilan dan kreativitas masyarakat dalam pembuatan produk daur ulang yang serbaguna Meningkatkan nilai ekonomis sampah anorganik melalui proses daur ulang sampah menjadi barang yang berguna Menciptakan Lapangan Kerja dan mengembangkan jiwa kewirausahaan masyarakat melalui pengembangan bisnis trashion menjadi Usaha Kecil Menengah Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat (peningkatan pendapatan rumah tangga melalui bisnis trashion) Memberdayakan perempuan khususnya ibu rumah tangga
SS
8
H. PENGUJIAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP CORPORATE IMAGE UNILEVER Petunjuk: Anda diminta untuk memberikan penilaian mengenai sikap Anda terhadap perusahaan setelah program berlangsung dengan memberikan tanda silang (X) Keterangan: SS = Sangat Setuju S = Setuju KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju No. 1 2 3 4 5
PERNYATAAN
STS
PENILAIAN TS KS S
SS
Perusahaan yang peduli terhadap kelestarian dan penghijauan lingkungan Perusahaan peduli terhadap gaya hidup bersih dan sehat masyarakat Perusahaan yang peduli terhadap permasalahan sampah Perusahaan yang peduli terhadap pemberdayaan perempuan dan ekonomi masyarakat Perusahaan yang tidak hanya mengejar keuntungan tetapi juga peduli terhadap permasalahan lingkungan dan sosial masyarakat
I. PENGUJIAN LOYALITAS RESPONDEN
Petunjuk: Anda diminta memberikan penilaian sikap loyal kepada perusahaan dengan tanda (X) Keterangan: SB = Sangat Bersedia B = Bersedia KB = Kurang Bersedia TB = Tidak Bersedia
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
STB = Sangat Tidak Bersedia
PERTANYAAN
PENILAIAN STB TB KB B SB
Anda akan tetap setia menggunakan Produk-produk Unilever Anda tertarik untuk membeli dan mengkonsumsi produk Unilever setelah mengetahui program CSR Anda bersedia untuk berpindah dari produk dari perusahaan lain ke produk sejenis milik Unilever setelah tahu dan merasakan program sosial Unilever Anda bersedia untuk memberitahukan orang lain bahwa Unilever memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan, permasalahan sampah, & kesehatan Anda bersedia merekomendasikan kerabat/teman/keluarga/tetangga/saudara agar menggunakan produk-produk Unilever dalam kehidupan sehari-hari. Anda bersedia menambah alokasi pendapatan keluarga untuk membeli produkproduk Unilever sehari-hari setelah mengetahui program CSR Unilever Anda tetap bersedia menggunakan produk Unilever meskipun produk perusahaan kompetitor Unilever yang menawarkan potongan harga, hadiah & promosi Anda bersedia untuk mencoba & menjadikan produk baru Unilever sebagai pilihan utama dan beralih dari produk-produk lain ke produk baru Unilever tersebut Saya bersedia untuk mendukung Unilever untuk beroperasi di Indonesia sekarang dan di masa mendatang karena memberikan dampak yang positif bagi mayarakat Saya bersedia untuk tidak melakukan perbuatan yang merugikan Unilever dan dan bersedia mendukung semua program CSR Unilever termasuk Jakarta Green and Clean karena berdampak positif bagi masyarakat
E. TINGKAT PARTISIPASI RESPONDEN DALAM PROGRAM JAKARTA GREEN AND CLEAN 1. Apa saja Tahapan kegiatan Program Jakarta Green and Clean yang Anda ikuti? (Boleh lebih dari 1) a. Tahap Perencaan kegiatan b. Tahap Pelaksanaan Kegiatan c. Tahap Evaluasi 2. Apakah Anda ikut serta pada tahapan perencanaan (rapat perencanaan) Program Jakarta Green and Clean di wilayah Anda? A. Ya (lanjut ke No.3) B. Tidak (lanjut ke No. 5) 3. Jika Ya, Berapa sering Anda hadir dalam rapat tersebut? a. Jarang Sekali b. Jarang c. Sering d. Sering Sekali 4. Apakah yang Anda lakukan pada rapat tersebut?
9 a. Hanya hadir (partisipasi pasif) b. Hadir dan memberikan pertanyaan (Partisipasi aktif) c. Hadir dan memberkan usulan, ide, saran, kritik (partisipasi aktif) d. Hadir, bertanya, memberikan usulan dan saran dan diterima (Partisipasi sangat aktif) 5. Apakah Anda berpartisipasi dalam Jakarta Green and Clean? A. Ya B. Tidak (lanjut No. 8) 6. Jika Ya, Berapa sering Anda ikut serta dalam kegiatan tersebut? a. Jarang Sekali b. Jarang c. Sering d. Sering Sekali 7. Kegiatan apa saja yang Anda ikuti dalam Program Jakarta Green and Clean? (Boleh lebih dari 1) a. Kegiatan penghijauan lingkungan b. Kerja bakti lingkungan secara berkala c. Sosialisasi hidup bersih dan sehat serta peduli lingkungan d. Pembinaan dan sosialisasi kader lingkungan e. Pembuatan lubang biopori (resapan air) f. Sosialisasi Manajemen pengelolaan sampah g. Sosialisasi pemilahan dan pengolahan sampah organik dan anorganik h. Sosialisasi dan praktek proses komposting dan penyediaan komposter i. Pembuatan tempat sampah organik dan anorganik j. Sosialisasi Daur Ulang Sampah 8. Apakah Anda berpartisipasi pada tahap evaluasi program? A. Ya B. Tidak 9. Jika Ya, seberapa sering Anda ikut berpartispasi pada tahap evaluasi program? a. Jarang Sekali b. Jarang c. Sering d. Sering Sekali J. Saran, kritik dan Masukan terhadap Pelaksanaan Program Jakarta Green and Clean .......................................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................................................
0
AUDIT INTERNAL
Chief Financial Officer
Direktur Foods
Direktur Home and Personal Care
Finance and Accounting
Commercial Foods Marketing Foods
Corporate Management Accounting
Direktur Ice Cream and Marketing Service
Direktur Supply Chain
Direktur Customer Development
Commercial HPC
Commercial Ice Cream
Commercial Supply Chain
Marketing HPC Home Care Personal Care
Marketing Ice Cream
Activation Implementation Management
Food Solutions Business Unit
Business System, IT, ERP Merger and Acquisition
SEKRETARIS PERUSAHAAN Corporate Communications and Investor Relations Internal Communications Media Relations External Affairs
Direktur Human Resorces and Corporate Ralations
Customer Services Marketing Services CMI CCM CAS
Sales Operations Supply Management Quality Assurance and Environment
Human Resources
Corporate Relations
Supply and Demand Planning
Corporate General Affairs
Corporate Communications Internal Communications Media Relations External Affairs
Engineering and Safety
Competitive Strategy
HR Business Partners
Legal Services
Industrial Relations
Investor Relations
Medical Service
Insurance
Remuneration Service Delivery Centre Expertise Team Talent Learning
CSR Unilever Indonesia Small Medium Enterprise Public Health and Education Environment
Manufacturing
Customer Marketing and Trade Category Management Commercial Customer Development Logistics Customer Development Management
Lampiran 3. Struktur Organisasi PT. Unilever Indonesia Tbk
PRESIDEN DIREKTUR
1
Lampiran 2. Kronologi Sejarah PT. Unilever Indonesia, Tbk. Tahun Kronologi 1920 Perusahaan masuk ke Indonesia oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers 1933 Mendirikan usaha Pabrik sabun dengan nama Zeepfabrieken NV Lever di kawasan Angke, Jakarta 1936 Memulai produksi margarin dan minyak di Pabrik van den Bergh NV kawasan Angke, Jakarta 1941 Memulai produksi komestik dengan mendirikan pabrik Colibri NV, Surabaya 1966 - Perusahaan dibawah kendali pemerintah yang kemudian kendali usaha 1967 diserahkan kembali kepada Unilever berdasarkan UU PMA 1981 Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dengan mendaftarkan 15% sahamnya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981. Perusahaan memulai melakukan penawaran umum perdana (Go Public) atau initial public offering (IPO) 1982 Perusahaan memperluas kapasitas produksi dengan membangun pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya 1987 Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan merumuskan definisi berkelanjutan yakni mencukupi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri dan menjadi misi perusahaan dalam melakukan usaha 1988 Pemindahan produksi Sabun Mandi dan kosmetik dari Pabrik Colibri ke Pabrik Rungkut, Surabaya 1990 Memulai usaha di bidang produksi teh 1992 Membangun pabrik es krim dan memulai usaha produksi es krim 1995 Memperluas usaha dan kapasitas produksi melalui Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi 1996 Pemindahan Pabrik Angke ke kawasan industri Cikarang dalam rangka konsolidasi operasi di tempat yang lebih sesuai untuk kegiatan produksi yang layak dari segi lingkungan dan sosial. 1996 Menggabungkan instalasi produksi (Pabrik Cikarang dan Rungkut) 1999 Pusat produksi kami di Rungkut dan Cikarang memperoleh sertifikat ISO 14001 untuk Sistem Manajemen Lingkungan. 2000 Perusahaan membentuk Yayasan Unilever Indonesia Peduli dengan tujuan utama mewujudkan komitmen kami pada tanggung jawab sosial perusahaan 2000 Memulai usaha produksi kecap dengan mengakuisisi Kecap Bango dan mengembangkan program pemberdayaan petani kedelai hitam lokal. 2001 Membuka pabrik teh di Cikarang, Bekasi 2002 Membuka pusat distibusi sentral di Jakarta 2003 Memulai usaha bisnis obat nyamuk bakar 2004 Memulai Usaha di bisnis makanan ringan 2005 Membuka pabrik sampo cair di Cikarang, Bekasi 2007 Saham perusahaan menempati peringkat ke sepuluh di BEI 2008 Memulai Usaha minuman sari buah (Buavita) dengan mengakuisisi merek “Buavita” dan “Gogo” dari PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra)
2
Lampiran 4. Uji Validitas dan Reliabilitas Penelitian Tabel Uji Validitas Tingkat Kepentingan (Harapan) dan Tingkat Kinerja Atribut Program CSR Lingkungan Jakarta Green and Clean Atribut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Tingkat Kepentingan Atribut Nilai Keterangan 0,405 Valid 0,438 Valid 0,435 Valid 0,632 Valid 0,808 Valid 0,749 Valid 0,548 Valid 0,677 Valid 0,731 Valid 0,756 Valid 0,643 Valid 0,764 Valid 0,760 Valid 0,680 Valid 0,659 Valid 0,672 Valid 0,534 Valid 0,709 Valid 0,736 Valid 0,685 Valid 0,662 Valid 0,649 Valid 0,663 Valid
Tingkat Kinerja Atribut Nilai Keterangan 0,781 Valid 0,769 Valid 0,830 Valid 0,781 Valid 0,806 Valid 0,803 Valid 0,859 Valid 0,732 Valid 0,876 Valid 0,910 Valid 0,844 Valid 0,859 Valid 0,762 Valid 0,791 Valid 0,862 Valid 0,780 Valid 0,793 Valid 0,793 Valid 0,750 Valid 0,793 Valid 0,839 Valid 0,893 Valid 0,928 Valid
Tabel Uji Validitas Persepsi Masyarakat Mngenai Dampak Program JGC terhadap Lingkungan dan Masyarakat Atribut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nilai 0,420 0,739 0,368 0,609 0,792 0,730 0,698 0,744 0,659 0,819 0,857 0,823 0,857 0,765 0,795 0,690
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
3
Tabel Uji Validitas Aspek Citra Perusahaan Atribut 1 2 3 4 5
Nilai 0,859 0,744 0,883 0,865 0,796
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
0,837 0,924 0,822 0,906 0,955 0,803 0,909 0,907 0,835 0,826
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel Uji Validitas Loyalitas Atribut
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Uji Reliabilitas Tingkat Kepentingan (harapan) Atribut Program JGC Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
Reliability Statistics
% 30
100.0
0
.0
30
100.0
Cronbach's Alpha
N of Items
.756
24
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Uji Reliabilitas Tingkat Kinerja Atribut Program JGC Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
%
Reliability Statistics
30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Cronbach's Alpha .765
N of Items 24
4
Lanjutan Lampiran 4. Uji Validitas dan Reliabilitas Penelitian Uji Reliabilitas Persepsi Masyarakat Mngenai Dampak Program JGC terhadap Lingkungan dan Masyarakat Case Processing Summary N Cases
Valid
%
Reliability Statistics
30
100.0
0
.0
30
100.0
Cronbach's a
Excluded Total
Alpha
N of Items .764
17
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Uji Reliabilitas Citra Perusahaan Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
%
Reliability Statistics
30
100.0
0
.0
30
100.0
Cronbach's Alpha
N of Items .813
6
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Uji Reliabilitas Loyalitas Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
Reliability Statistics
% 30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Cronbach's Alpha .788
N of Items 11
5
Lampiran 5. Hasil Tabulasi Karakteristik Responden Distribusi Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin (dalam satuan orang) No 1 2 3 4 5
Usia Laki-laki 1 4 3 7 5 20
≤ 20 tahun 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun > 50 tahun Total
Pasarminggu Perempuan 0 4 9 14 8 35
Total 1 8 12 21 13 55
Mampang Prapatan Laki-Laki Perempuan Total 0 1 1 0 1 1 7 15 22 2 12 14 1 6 7 10 35 45
Distribusi Responden Berdasarkan Usia dan Status Kependudukan (dalam satuan orang) No 1 2 3 4 5
Usia Asli 0 3 7 15 7 32
≤ 20 tahun 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun > 50 tahun Total
Pasarminggu Pendatang 1 5 5 6 6 23
Mampang Prapatan Asli Pendatang Total 1 0 1 1 0 1 20 2 22 14 0 14 7 0 7 43 2 45
Total 1 8 12 21 13 55
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan (dalam satuan orang) No 1 2 3 4 5 6
Jenis Pekerjaan Pegawai Negeri Pegawai Swasta Wirausaha Pelajar Pensiunan IRT Total
SMP
Pasarminggu SMA D3 S1
Total
SMP
Mampang Prapatan SMA D3 S1
Total
0
1
1
0
2
0
0
1
0
1
0
11
0
2
13
0
10
1
1
12
4 0 1 10
5 0 1 9
1 0 2 2
0 1 2 2
10 1 6 23
15
27
6
7
55
2
5
1
1
9
0
0
0
0
0
0 3
1 13 29
0 2 5
3 1 6
4 19 45
5
Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan dan Lama Konsumsi Produk (dalam satuan orang) No 1 2 3 4 5 6
Jenis Pekerjaan Pegawai Negeri Pegawai Swasta Wirausaha Pelajar Pensiunan IRT Total
SMP
Pasarminggu SMA D3 S1
Total
SMP
Mampang Prapatan SMA D3 S1
Total
0
1
1
0
2
0
0
1
0
1
0
11
0
2
13
0
10
1
1
12
4 0 1 10
5 0 1 9
1 0 2 2
0 1 2 2
10 1 6 23
15
27
6
7
55
2
5
1
1
9
0
0
0
0
0
0 3
1 13 29
0 2 5
3 1 6
4 19 45
5
6
Lampiran 5. Tingkat Kepentingan (Harapan) dan Kinerja Atribut Program JGC di wilayah Pasarminggu No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Atribut Program Jakarta Green and Clean
Rataan Tingkat Kepentingan Kegiatan penghijauan & kerjabakti lingkungan secara berkala 4,58 Kompetisi kebersihan dan penghijauan lingkungan 4,29 Sosialisasi hidup bersih dan sehat serta peduli lingkungan 4,38 Pembinaan dan sosialisasi kader-kader lingkungan 4,31 Kegiatan sosialisasi dan manajemen pengelolaan sampah 4,33 Sosialisasi pemilahan sampah organik dan anorganik 4,31 Program biopori dan komposting serta Pengelolaan Bank Sampah 4,35 Sosialisasi & pelatihan daur ulang sampah anorganik (Trashion) 4,36 Metode penyuluhan dan pelatihan mudah dipahami 4,16 Metode penyuluhan dan pelatihan komunikatif dan menarik 4,16 Materi yang disampaikan mudah dimengerti dan dipahami 4,13 Materi yang disampaikan mudah diterapkan dalam kehidupan 4,25 Peran pemerintah Kota selama program 4,27 Peran LSM ACT selama program 4,27 Peran media selama program 4,27 Peran Unilever selama program 4,22 Fasilitator mensosialisasikan dan memotivasi kader lingkungan 4,20 Fasilitator ahli menyampaikan materi dan pelatihan 4,00 Kader lingkungan mendidik dan memberi penyuluhan 4,02 Kader lingkungan memotivasi masyarakat berpartisipasi aktif 4,00 Alat bantu program dalam transfer informasi dan pengetahuan 4,04 Jumlah dan distribusi media informasi mencukupi dan merata 4,00 Anggaran dana dalam pelaksanaan kegiatan 4,22 Skor Rataan 4,22
Hasil analisis IPA di wilayah Pasarminggu
Rataan Tingkat kinerja 4,35 4,09 4,15 4,13 4,02 4,13 4,22 4,05 4,18 3,98 4,00 4,18 4,33 4,27 4,31 4,31 4,29 4,05 4,15 4,27 3,93 3,93 4,09 4,15
7
Lampiran 6. Tingkat Kepentingan (Harapan) dan Kinerja Atribut Program JGC di wilayah Mampang Prapatan No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Atribut Program Jakarta Green and Clean
Rataan Tingkat Kepentingan Kegiatan penghijauan & kerjabakti lingkungan secara berkala 4,84 Kompetisi kebersihan dan penghijauan lingkungan 4,38 Sosialisasi hidup bersih dan sehat serta peduli lingkungan 4,64 Pembinaan dan sosialisasi kader-kader lingkungan 4,40 Kegiatan sosialisasi dan manajemen pengelolaan sampah 4,47 Sosialisasi pemilahan sampah organik dan anorganik 4,60 Program biopori dan komposting serta Pengelolaan Bank Sampah 4,56 Sosialisasi & pelatihan daur ulang sampah anorganik (Trashion) 4,33 Metode penyuluhan dan pelatihan mudah dipahami 4,53 Metode penyuluhan dan pelatihan komunikatif dan menarik 4,49 Materi yang disampaikan mudah dimengerti dan dipahami 4,58 Materi yang disampaikan mudah diterapkan dalam kehidupan 4,33 Peran pemerintah Kota selama program 4,53 Peran LSM ACT selama program 4,24 Peran media selama program 4,18 Peran Unilever selama program 4,38 Fasilitator mensosialisasikan dan memotivasi kader lingkungan 4,71 Fasilitator ahli menyampaikan materi dan pelatihan 4,58 Kader lingkungan mendidik dan memberi penyuluhan 4,64 Kader lingkungan memotivasi masyarakat berpartisipasi aktif 4,56 Alat bantu program dalam transfer informasi dan pengetahuan 4,40 Jumlah dan distribusi media informasi mencukupi dan merata 4,49 Anggaran dana dalam pelaksanaan kegiatan 4,53 Skor Rataan 4,50
Hasil analisis IPA di wilayah Mampang Prapatan
Rataan Tingkat kinerja 4,67 4,31 4,67 4,44 4,42 4,58 4,36 4,33 4,49 4,42 4,49 4,42 4,38 4,42 4,33 4,44 4,56 4,51 4,56 4,58 4,24 4,27 4,33 4,44
0
Lampiran 7. Tingkat Kepentingan (Harapan) dan Kinerja Atribut Program JGC Gabungan dua wilayah yakni Pasarminggu dan Mampang Prapatan No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Atribut Program Jakarta Green and Clean
Rataan Tingkat Kepentingan Kegiatan penghijauan & kerjabakti lingkungan secara berkala 4,70 Kompetisi kebersihan dan penghijauan lingkungan 4,33 Sosialisasi hidup bersih dan sehat serta peduli lingkungan 4,50 Pembinaan dan sosialisasi kader-kader lingkungan 4,35 Kegiatan sosialisasi dan manajemen pengelolaan sampah 4,39 Sosialisasi pemilahan sampah organik dan anorganik 4,44 Program biopori dan komposting serta Pengelolaan Bank Sampah 4,44 Sosialisasi & pelatihan daur ulang sampah anorganik (Trashion) 4,35 Metode penyuluhan dan pelatihan mudah dipahami 4,33 Metode penyuluhan dan pelatihan komunikatif dan menarik 4,31 Materi yang disampaikan mudah dimengerti dan dipahami 4,33 Materi yang disampaikan mudah diterapkan dalam kehidupan 4,29 Peran pemerintah Kota selama program 4,39 Peran LSM ACT selama program 4,26 Peran media selama program 4,23 Peran Unilever selama program 4,29 Fasilitator mensosialisasikan dan memotivasi kader lingkungan 4,43 Fasilitator ahli menyampaikan materi dan pelatihan 4,26 Kader lingkungan mendidik dan memberi penyuluhan 4,30 Kader lingkungan memotivasi masyarakat berpartisipasi aktif 4,25 Alat bantu program dalam transfer informasi dan pengetahuan 4,20 Jumlah dan distribusi media informasi mencukupi dan merata 4,22 Anggaran dana dalam pelaksanaan kegiatan 4,36 Skor Rataan 4,35
Rataan Tingkat kinerja 4,49 4,19 4,38 4,27 4,20 4,33 4,28 4,18 4,32 4,18 4,22 4,29 4,35 4,34 4,32 4,37 4,41 4,26 4,33 4,41 4,07 4,08 4,20 4,28
Hasil analisis IPA Atribut Program JGC Gabungan Dua Wilayah yakni Pasarminggu dan Mampang Prapatan
0
Atribut
Importance
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Total Rata-rata weighted total Csi
4,58 4,29 4,38 4,31 4,33 4,31 4,35 4,36 4,16 4,16 4,13 4,25 4,27 4,27 4,27 4,22 4,20 4,00 4,02 4,00 4,04 4,00 4,22 97,13 4,22
Importance Weighting Factor (persen) 4,72% 4,42% 4,51% 4,44% 4,46% 4,44% 4,47% 4,49% 4,29% 4,29% 4,25% 4,38% 4,40% 4,40% 4,40% 4,34% 4,32% 4,12% 4,14% 4,12% 4,16% 4,12% 4,34% 100,00%
Performance 4,35 4,09 4,15 4,13 4,02 4,13 4,22 4,05 4,18 3,98 4,00 4,18 4,33 4,27 4,31 4,31 4,29 4,05 4,15 4,27 3,93 3,93 4,09 95,40 4,15
Weighted Score (WS) 0,20 0,18 0,19 0,18 0,18 0,18 0,19 0,18 0,18 0,17 0,17 0,18 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,17 0,17 0,18 0,16 0,16 0,18
4,15 83%
Atribut
Importance
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Total Rata-rata weighted total Csi
4,84 4,38 4,64 4,40 4,47 4,60 4,56 4,33 4,53 4,49 4,58 4,33 4,53 4,24 4,18 4,38 4,71 4,58 4,64 4,56 4,40 4,49 4,53 103,40 4,50
Importance Weighting Factor (persen) 4,69% 4,23% 4,49% 4,26% 4,32% 4,45% 4,41% 4,19% 4,38% 4,34% 4,43% 4,19% 4,38% 4,10% 4,04% 4,23% 4,56% 4,43% 4,49% 4,41% 4,26% 4,34% 4,38% 100,00%
Performance 4,67 4,31 4,67 4,44 4,42 4,58 4,36 4,33 4,49 4,42 4,49 4,42 4,38 4,42 4,33 4,44 4,56 4,51 4,56 4,58 4,24 4,27 4,33 102,22 4,44
Weighted Score (WS) 0,22 0,18 0,21 0,19 0,19 0,20 0,19 0,18 0,20 0,19 0,20 0,19 0,19 0,18 0,18 0,19 0,21 0,20 0,20 0,20 0,18 0,19 0,19
4,45 89%
Lampiran 8. Hasil Perhitungan CSI wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan
Hasil Perhitungan Nilai CSI untuk wilayah Mampang Prapatan
Hasil Perhitungan Nilai CSI untuk wilayah Pasarminggu
0
Lanjutan Lampiran 8 Hasil Perhitungan Nilai CSI Gabungan dua wilayah yakni Pasarminggu dan Mampng Prapatan Atribut
Importance
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Total Rata-rata weighted total Csi
4,70 4,33 4,50 4,35 4,39 4,44 4,44 4,35 4,33 4,31 4,33 4,29 4,39 4,26 4,23 4,29 4,43 4,26 4,30 4,25 4,20 4,22 4,36 99,95 4,35
Importance Weighting Factor (persen) 4,70% 4,33% 4,50% 4,35% 4,39% 4,44% 4,44% 4,35% 4,33% 4,31% 4,33% 4,29% 4,39% 4,26% 4,23% 4,29% 4,43% 4,26% 4,30% 4,25% 4,20% 4,22% 4,36% 100,00%
Performance 4,49 4,19 4,38 4,27 4,20 4,33 4,28 4,18 4,32 4,18 4,22 4,29 4,35 4,34 4,32 4,37 4,41 4,26 4,33 4,41 4,07 4,08 4,20 98,47 4,28
Weighted Score (WS) 0,21 0,18 0,20 0,19 0,18 0,19 0,19 0,18 0,19 0,18 0,18 0,18 0,19 0,18 0,18 0,19 0,20 0,18 0,19 0,19 0,17 0,17 0,18
4,28 86%
1
Lampiran 9. Hasil Perhitungan Persepsi Masyarakat di wilayah Mampang Prapatan dan Pasarminggu terhadap Citra Perusahaan Pasarminggu No
1
2 3 4
5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
16
Persepsi Masyarakat terhadap Citra Perusahaan setelah Pelaksanaan Program Jakarta Green and Clean
Skor Ket Rataan Perusahaan yang tidak hanya mengejar keuntungan 3,98 Setuju semata tetapi juga peduli dan tanggap memperhatikan kondisi dan permasalahan sosial masyarakat Perusahaan yang peduli terhadap kelestarian dan 4,38 Sangat penghijauan lingkungan Setuju Perusahaan peduli terhadap gaya hidup bersih dan 4,38 Sangat kesehatan masyarakat Setuju Perusahaan yang peduli terhadap pemberdayaan 4,22 Sangat ekonomi masyarakat dan pemberdayaan perempuan Setuju melalui UKM daur ulang trashion Perusahaan yang peduli terhadap permasalahan sampah 4,42 Sangat Setuju Perusahaan yang sukses mengintegrasikan strategi bisnis 3,89 Setuju dengan tanggung jawab sosial perusahaan Perusahaan dengan proses bisnis yang beretika dan taat 3,89 Setuju hukum Perusahaan yang memiliki reputasi yang baik 4,05 Setuju Program Jakarta Green and Clean telah menunjukkan tanggung jawab sosial PT. Unilever Indonesia Program Jakarta Green and Clean menunjukkan kepedulian perusahaan terhadap kebersihan dan kesehatan masyarakat, kelestarian lingkungan, dan permasalahan sampah Pemberitaan media mengenai Program Jakarta Green and Clean membantu saya untuk mengetahui misi sosial perusahaan yang peduli terhadap lingkungan, kebersihan dan kesehatan masyarakat, serta permasalahan sampah Informasi pada media massa massa mengenai Program Jakarta Green and Clean meningkatkan pengetahuan saya tentang tanggung jawab sosial perusahaan Program Jakarta Green and Clean membuat saya tertarik untuk menggunakan produk-produk Unilever dan menceritakan kepada orang lain bahwa Unilever adalah perusahaan yang peduli terhadap permasalahan sosial Pemberitaan melalui media massa mengenai Program Jakarta Green and Clean membuat saya dengan senang hati tertarik mengetahui lebih banyak mengenai perkembangan informasi tentang program tersebut Pemberitaan melalui media massa mengenai misi sosial Program Jakarta Green and Clean membuat saya tertarik untuk ikut serta dan mensukseskan program Program Jakarta Green and Clean mempengaruhi saya untuk bergaya hidup bersih, sehat dan peduli lingkungan
4,38
Mampang Prapatan Skor Ket Rataan 4,20 Setuju
4,36 4,27 4,13
4,33
Sangat Setuju Sangat Setuju Setuju
4,09
Sangat Setuju Setuju
4,04
Setuju
4,58
Sangat Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju
Sangat Setuju Sangat Setuju
4,33
4,27
Sangat Setuju
4,11
Setuju
4,27
Sangat Setuju
3,93
Setuju
3,89
Setuju
4,11
Setuju
4,13
Setuju
4,20
Setuju
4,18
Setuju
4,27
Sangat Setuju
4,58
Sangat Setuju
4,42
Sangat Setuju
4,35
4,42
2
Lanjutan Lampiran 9. Tabulasi sederhana Persepsi Masyarakat terhadap Citra Perusahaan No 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
16
Persepsi Masyarakat terhadap Citra Perusahaan setelah Jumlah Responden (%) Pelaksanaan Program Jakarta Green and Clean TS KS S SS Perusahaan yang tidak hanya mengejar keuntungan semata tetapi juga peduli dan cepat tanggap dalam memperhatikan kondisi 0 12 68 20 sosial dan permasalahan sosial masyarakat Perusahaan yang peduli terhadap kelestarian dan penghijauan 1 1 58 40 lingkungan Perusahaan yang peduli terhadap gaya hidup bersih dan kesehatan 0 4 59 37 masyarakat Perusahaan yang peduli terhadap pemberdayaan ekonomi 0 14 54 32 masyarakat dan pemberdayaan perempuan melalui trashion Perusahaan yang peduli terhadap permasalahan sampah 1 2 55 42 Perusahaan yang sukses mengintegrasikan strategi bisnis dengan 2 10 76 12 tanggung jawab sosial perusahaan Perusahaan yang taat hukum dan proses bisnis yang beretika 1 13 75 11 Perusahaan yang memiliki reputasi baik 2 1 63 34 Program Jakarta Green and Clean telah menunjukkan tanggung 0 9 46 45 jawab sosial PT. Unilever Indonesia Program Jakarta Green and Clean merupakan bentuk dan 0 3 56 41 kepedulian perusahaan terhadap manajemen pengelolaan sampah, kebersihan dan kesehatan masyarakat, dan kelestarian lingkungan serta pemberdayaan ekonomi masyarakat Pemberitaan melalui media massa mengenai Program Jakarta 2 8 58 32 Green and Clean membantu saya untuk mengetahui misi sosial PT. Unilever Indonesia sebagai perusahaan yang peduli terhadap lingkungan, kebersihan dan kesehatan masyarakat Informasi yang disajikan melalui media massa massa mengenai 1 11 63 25 Program Jakarta Green and Clean meningkatkan pengetahuan saya tentang tanggung jawab sosial yang dilakukan Unilever Program Jakarta Green and Clean membuat saya tertarik untuk 0 23 55 32 menggunakan produk-produk Unilever dan menceritakan kepada orang lain bahwa Unilever adalah perusahaan yang peduli terhadap permasalahan sosial Pemberitaan melalui media massa mengenai Program Jakarta 0 12 60 28 Green and Clean membuat saya dengan senang hati tertarik untuk ingin mengetahui lebih banyak mengenai perkembangan informasi tentang program tersebut Pemberitaan melalui media massa mengenai misi sosial Program 0 9 60 31 Jakarta Green and Clean membuat saya tertarik untuk ikut serta dan mensukseskan program tersebut Program Jakarta Green and Clean mempengaruhi saya untuk 0 2 45 53 bergaya hidup bersih, sehat dan peduli lingkungan
Keterangan : TS KS S SS
= Tidak Setuju = Kurang Setuju = Setuju = Sangat Setuju
3
Lampiran 10: Pernyataan Sikap Loyalitas Masyarakat Terhadap Perusahaan Setelah Pelaksanaan Program Jakarta Green and Clean No
Pernyataan Sikap Loyalitas Masyarakat Pasarminggu Mampang Prapatan Terhadap Perusahaan Setelah Pelaksanaan Skor Keterangan Skor Keterangan Program Jakarta Green and Clean Rataan Rataan 1 Tetap setia menggunakan beragam produk 3,98 Bersedia 4,27 Sangat Unilever Indonesia Bersedia 2 Bersedia mengkonsumsi produk Unilever setelah 3,96 Bersedia 4,16 Bersedia mengetahui & merasakan program Unilever 3 Bersedia berpindah dari produk perusaahaan lain 3,93 Bersedia 3,89 Bersedia ke produk sejenis milik Unilever setelah tahu dan merasakan program Jakarta Green and Clean 4 Bersedia untuk memberitahukan orang lain bahwa 4,07 Bersedia 4,24 Sangat Unilever memiliki kepedulian yang tinggi Bersedia terhadap kesehatan. lingkungan, permasalahan sampah 5 Bersedia merekomendasikan orang lain agar 3,91 Bersedia 4,09 Bersedia menggunakan produk Unilever setiap hari 6 Bersedia menambah alokasi pendapatan keluarga 3,78 Bersedia 3,96 Bersedia untuk membeli produk Unilever sehari-hari setelah mengetahui program CSR Unilever 7 Bersedia tetap menggunakan produk Unilever 3,95 Bersedia 4,07 Bersedia meskipun produk perusahaan kompetitor Unilever menawarkan potongan harga, hadiah & promosi 8 Bersedia mencoba & menjadikan produk baru 3,96 Bersedia 4,07 Bersedia Unilever sebagai pilihan utama dan beralih dari produk lain ke produk baru Unilever tersebut 9 Bersedia mendukung Unilever untuk beroperasi 4,16 Bersedia 4,20 Bersedia di Indonesia sekarang dan di masa mendatang 10 Bersedia untuk tidak melakukan perbuatan yang 4,04 Bersedia 4,33 Sangat merugikan Unilever dan bersedia mendukung Bersedia semua program CSR Unilever Rataan Pernyataan Sikap Loyalitas Masyarakat 3,97 Loyal 4,13 Loyal
4
Lanjutan Lampiran 10: Tabulasi Pernyataan Sikap Loyalitas Masyarakat Terhadap Perusahaan Setelah Pelaksanaan Program Jakarta Green and Clean No Pernyataan Sikap Loyalitas Masyarakat Terhadap Perusahaan Setelah Pelaksanaan Program Jakarta Green and Clean 1 Tetap setia menggunakan beragam produk Unilever Indonesia 2 Bersedia mengkonsumsi produk Unilever setelah mengetahui & merasakan program Unilever 3 Bersedia berpindah dari produk perusaahaan lain ke produk sejenis milik Unilever setelah tahu dan merasakan program Jakarta Green and Clean 4 Bersedia untuk memberitahukan orang lain bahwa Unilever memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kesehatan. lingkungan, permasalahan sampah 5 Bersedia merekomendasikan orang lain agar menggunakan produk Unilever setiap hari 6 Bersedia menambah alokasi pendapatan keluarga untuk membeli produk Unilever sehari-hari setelah mengetahui program CSR Unilever 7 Bersedia tetap menggunakan produk Unilever meskipun produk perusahaan kompetitor Unilever menawarkan potongan harga, hadiah & promosi 8 Bersedia mencoba & menjadikan produk baru Unilever sebagai pilihan utama dan beralih dari produk lain ke produk baru Unilever tersebut 9 Bersedia mendukung Unilever untuk beroperasi di Indonesia sekarang dan di masa mendatang 10 Bersedia untuk tidak melakukan perbuatan yang merugikan Unilever dan bersedia mendukung semua program CSR Unilever
Keterangan : TB KB B SB
= Tidak Bersedia = Kurang Bersedia = Bersedia = Sangat Bersedia
Jumlah Responden (%) TB
KB
B
SB
0 0
15 10
59 75
26 15
1
24
58
17
1
13
56
30
1
20
60
19
0
26
62
12
0
19
62
19
0
15
69
16
0
9
64
27
0
16
51
33
5
Lampiran 11. Konsep Manajemen Pengelolaan Sampah Terpadu dan Model Jaringan Kader Lingkungan