Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
1
ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENGGUNAANAPLIKASI AKUNTANSI PADA PT. PLN APJ BOJONEGORO Novia Nuraini
[email protected] Nur Handayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to find out the efficiency and effectiveness level of accounting application at PT PLN (Persero) APJ Bojonegoro. The accounting application is a system or program which supports in the preparation of financial transaction record collections which relate to company liabilities in recapping and estimating all transactions. It is including the report preparation and its use. This research was conducted at PT PLN (Persero) APJ Bojonegoro di Jl. Teuku Umar No. 1-3 Bojonegoro in 2013. The data collection technique is carried out by performing interview, observation, documentation and by consulting required books or archives which are related to the observed problems while the qualitative descriptive is performed as the type of observation. The data is obtained through informants, events or location activities and documentation. Based on the result of research it can be concluded that the use of accounting application (AP2T) in SOP and company’s recording of profit and loss statement in 2011 had profitability level which was higher than the profitability level in 2010. It indicates that the company was in effective condition. The application which was being used showed that the financial condition in 2011 was more efficient than in 2010 it had been proved from the ROI calculation which was above 1 since the output (Profit after tax) is greater than input (total assets). Keywords:
Effectiveness, Efficiency, ROI Formula, Accounting Application, Output and Input Ratio.
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan aplikasi akuntansi pada PT. PLN (Persero) APJ Bojonegoro. Aplikasi akuntansi adalah suatu program atau sistem yang mendukung dalam penyusunan kumpulan catatan transaksi keuangan, yang berkaitan dengan kewajiban suatu perusahaan dalam memperkirakan dan merekap semua transaksi. Termasuk dalam penyusunan laporan dan penggunaannya. Penelitian kali ini dilakukan pada PT. PLN (Persero) APJ Bojonegoro di Jl. Teuku Umar No. 1-3 Bojonegoro yang dilaksanakan pada tahun 2013. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan melakukan wawancara, pengamatan, dokumentasi serta buku/arsip yang diperlukan sesuai dengan masalah yang sedang diamati, sedangkan jenis pengamatan yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data yang diperoleh melalui informan, peristiwa atau aktivitas lokasi dan dokumen. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan aplikasi akuntansi (AP2T) dalam SOP dan pencatatan laporan laba rugi perusahaan pada tahun 2011 mempunyai tingkat profitabilitas lebih tinggi dari tahun 2010 yang mengindikasikan kondisi perusahaan yang efektif. Aplikasi yang digunakan saat ini juga menunjukkan kondisi keuangan untuk tahun 2011 lebih efisien dibandingkan dengan tahun 2010 terbukti dari perhitungan ROI yang diatas 1 karena output (laba setelah pajak) lebih besar daripada input (total aktiva). Kata kunci
: Efektifitas, Efisiensi, Rumus ROI, Aplikasi Akuntansi, RasioOutput dan Input
PENDAHULUAN Dewasa ini negara-negara berkembang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan di segala bidang.Indonesia, sebagai salah satu Negara berkembang, juga mengadakan pembangunan di berbagai sektor yang mencakup seluruh aspek kehidupan rakyat Indonesia.Melalui perencanaan pembangunan jangka pendek dan jangka panjang, bangsa Indonesia menetapkan titik berat pertumbuhan pada bidang-bidang tertentu yang
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
2
ingin dicapai.Memasuki pembangunan jangka panjang, pemerintah Indonesia telah menitikberatkan pembangunan pada sektor Ekonomi. Sejalan dengan itu, maka pembangunan pada sektor-sektor yang sangat berpengaruh dalam peningkatan perekonomian merupakan prioritas utama yang akan dilaksanakan. Salah satu bukti dari upaya pembangunan adalah dengan masuknya listrik ke desa-desa.Hal ini menunjukkan bahwa jasa listrik sudah menjadi konsumsi yang utama untuk semua lapisan masyarakat dan perusahaan mampu melayani kebutuhan listrik dengan sebaik-baiknya. PT. PLN (Persero) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha penyediaan energi listrik bagi lapisan seluruh masyarakat menjadi tempat penelitian dalam permasalahan ini.Energi listrik merupakan sumber energi yang menyangkut hajat hidup orang banyak dan sangat penting bagi pembangunan, baik untuk kebutuhan rumah tangga, perkantoran, maupun industri.Karena berbentuk sebuah PT, maka PT. PLN (Persero) mempunyai orientasi laba (profit oriented).Adapun bidang usaha pokok yang ditangani oleh PT. PLN (Persero) sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya adalah sebagai pelaksana monopoli transmisi, pengelola operasi sistem dan transaksi tenaga listrik.Kebutuhan tenaga listrik tidak hanya terbatas di kota-kota besar maupun di kawasan industri saja, tetapi dibutuhkan di daerah-daerah pedesaan yang belum tersedia listrik.Dengan adanya aliran listrik diharapkan aktivitas perekonomian semakin tinggi.Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Hal ini berarti masih banyak pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh PT. PLN (Persero) dalam menyediakan energi listrik. PT. PLN (Persero) mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba walaupun tidak menutup kemungkinan PT. PLN (Persero) tersebut dapat mengalami kerugian yang nantinya akan mengakibatkan kebangkrutan. Melihat dari tujuan tersebut maka perusahaan sangat dituntut untuk benar-benar memperhitungkan antara laba dan rugi, untuk mengetahui nasib perusahaan dimasa yang akan datang. Salah satu faktor terpenting suatu perusahaan berjalan dengan baik adalah dengan adanya Laporan Keuangan yang memadai.Dimana dalam Laporan Keuangan tercakup Laporan Laba Rugi yang disusun dengan maksud menggambarkan keberhasilan atau kegagalan operasi perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya. Hasil operasi perusahaan dapat diukur dengan membandingkan antara pendapatan perusahaan yaitu pendapatan yang berasal dari penjualan tenaga listrik dan pendapatan lainnya dengan biaya yang dikeluarkan yaitu biaya pemeliharaan dan biaya lainlain.Apabila pendapatan lebih besar daripada biaya, maka dikatakan bahwa perusahaan memperoleh laba, dan bila terjadi sebaliknya (pendapatan lebih kecil daripada biaya) maka perusahaan mengalami kerugian. Untuk itu dengan adanya Laporan Laba Rugi maka perusahaan dapat melihat letak keuntungan yang diperolehnya dan kerugian yang dialaminya sehingga dapat dijadikan panduan untuk penyusunan Laporan Laba Rugi dimasa yang akan datang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keefektivisan dan keefisiensian penggunaan aplikasi akuntasi berdasarkan laporan laba rugi pada bagian Pelayanan Pelanggan PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Bojonegoro. TINJAUAN TEORITIS Laporan Keuangan Laporan keuangan menurut Hery (2008:15) pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak–pihak yang berkepentingan. Pihak–pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan perusahaan dibagi menjadi dua, yaitu pihak internal seperti manajemen perusahaan dan karyawan, dan yang kedua adalah pihak eksternal seperti pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, dan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
3
masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak–pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Ferdinand, G. E. (2012:37) tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan Laba Rugi Laporan laba-rugi menurut Ferdinand, G. E. (2012:43) sering disebut juga sebagai laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang pengukuran kesuksesan operasi bisnis suatu entitas selama periode tertentu. Alasan utama yang menyebabkan laporan labarugi menjadi salah satu laporan yang sangat penting adalah laporan ini memberikan informasi kepada kreditur dan investor untuk memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran kas pada masa yang akan datang. Laporan laba-rugi dapat membantu para pemakai, khususnya investor dan kreditur dengan berbagai cara:(1) Mengevaluasi kinerja perusahaan di masa lalu. (2) Membantu memprediksi kinerja bisnis perusahaan pada masa depan. (3) Membantu menentukan resiko atau ketidakpastian aliran kas masa depan. Laba dibentuk dua komponen, yaitu penghasilan (tunai dan bukan tunai) dan beban (tunai dan bukan tunai).Dengan demikian laba dibentuk oleh laba tunai dan laba bukan tunai.Perusahaan yang menghasilkan laba pasti memiliki dua komponen laba tersebut.Perusahaan yang menghasilkan laba adalah perusahaan yang sehat.Perusahaan yang sehat memiliki kemampuan menciptakan aliran kas yang tinggi. Dengan demikian laba dapat dipakai untuk memprediksi kemampuan perusahaan menciptakan aliran kas masa depan. Ada dua metode penyusunan laporan laba–rugi menurut Ferdinand, G. E.(2012:46), yaitu (1) metoda satu tahap (single step), (2) metoda bertahap (multiple step). a. Metoda satu tahap (single step) Berdasar metoda satu tahap, laporan laba–rugi berisi dua kelompok, yaitu pendapatan dan beban.Keuntungan utama menggunakan metoda satu tahap adalah sederhana penyajiannya dan tidak menerapkan pola klasifikasi pendapatan dan beban menurut urutan prioritas. b. Metode bertahap (multiple step) Berdasar metode ini, item-item pendapatan dan beban disajikan menurut hubungan antara pendapatan dan beban.Oleh karena itu, laporan laba-rugi menjadai semakin informatif dan lebih bermanfaat.Metode bertahap merupakan metode yang direkomendasikan oleh profesi akuntansi.Hal ini disebabkan laporan laba-rugi dapat menyajikan informasi terpisah tentang beban dari kegiatan operasi dan beban dari kegiatan non operasi, dan dapat menandingkan kas dan beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode tertentu. ROI (Return On Investment) ROI menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan.Karena itu dipergunakan angka laba setelah pajak dan kekayaan rata-rata perusahaan.Pada umumnya, ROI adalah Rasio untuk mengukur kekuatan penghasilan terhadap aktiva.Rasio tersebut menyatakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh penghasilan terhadap operasi bisnis dan menjadi ukuran kefektifan manajemen.”
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
4
Sedangkan menurut Anthony & Govindarajan (2000:249), menyatakan bahwa: “ROI atau tingkat pengembalian investasi adalah suatu perbandingan, dimana pembilangnya (numerator) adalah pendapatan yang dalam laporan keuangan dan penyebutnya (denominator) adalah asset yang digunakan. Kesimpulan yang dapat diambil dari kedua pengertian tersebut adalah ROI menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasional tersebut (net operating asset). Ada dua faktor yang Mempengaruhi ROI menurut Anthony & Govindarajan (2000:249) yaitu : 1. Operational Asset Turnover Operational Asset Turnover merupakan rasio antara jumlah aktiva yang digunakan dalam operasional perusahaan (operating asset) terhadap jumlah penjualan atau menunjukkan berapa kali operational asset digunakan dalam suatu periode.Rasio ini merupakan ukuran tentang seberapa jauh aktiva ini telah digunakan di dalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan berapa kali operating asset berputar suatu periode tertentu, biasanya satu tahun.Dalam menganalisis dengan rasio ini sebaiknya diperbandingkan selama beberapa periode sehingga diketahui trend dari penggunaan operating asset tersebut.Suatu trend angka rasio yang cenderung naik memberikan gambaran bahwa perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva. Dalam rangka menafsirkan rasio ini diperlukan kehati-hatian karena rasio ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu : a. Hanya menunjukkan hubungan antara penghasilan (sales revenue) dengan aktiva yang dipergunakan dan tidak memberikan gambaran tentang laba yang diperoleh. b. Penjualan adalah untuk satu periode, sedangkan total asset adalah merupakan akumulasi kekayaan perusahaan selama beberapa periode, mungkin adanya ekspansi yang tidak segera dapat menghasilkan tambahan penjualan sehingga rasio pada tahun pertama menunjukkan rasio yang rendah. c. Bahwa tingkat penjualan yang diperoleh mungkin sekali dipengaruhi oleh berbagai faktor diluar kemmapuan perusahaan untuk diatasi (uncontrollable). Untuk menghindari kelemahan-kelemahan operating asset turnover ini, sering rasio ini dihubungkan dengan tingkat profit yang diperoleh atau profit marginnya, yang diperoleh dengan cara membagi profit, yang diperoleh dengan total penjualan netto. Turnover yang tinggi menunjukkan manajemen yang efektif, tetapi dapat juga turnover yang tinggi disebabkan aktiva perusahaan yang sudah tua dan habis masa manfaatnya, sehingga rasio ini tidak memberikan gambaran yang pasti tentang kefektifan kegiatan perusahaan dan harus dihubungkan dengan profit marginnya sehingga diperoleh ROI. 2. Profit Margin Profit margin merupakan besarnya keuntungan operasional yang dinyatakan dalam presentase jumlah penjualan bersih.Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang dihubungkan dengan tingkat penjualan dalam suatu periode tertentu. Besarnya ROI dapat dihitung dengan mengalihkan antara operational asset turnover dengan profit margin-nya atau dengan rumus :
ROI =
Laba Setelah Pajak Total Aktiva
Besarnya ROI akan berubah jika ada perubahan profit margin atau asset turnover, baik masing-masing atau keduanya. Dengan demikian, pimpinan perusahaan dapat menggunakan salah satu atau keduanya dalam rangka memperbesar ROI.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
5
Usaha untuk mempertinggi ROI dengan memperbesar profit margin bersangkutan dengan usaha untuk mempertinggi efisiensi disektor produksi, penjualan, dan administrasi. Usaha mempertinggi ROI dengan memperbesar asset turnover merupakan kebijakan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva lancer maupun aktiva tetap. Pengertian Akuntansi dan Aplikasinya Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat pembantu dalam pengambilan keputusan – keputusan ekonomi dan keuangan semakin disadari oleh para usahawan.Peranan akuntansi dalam membantu melancarkan tugas manajemen sangat menonjol, khususnya dalam fungsi perencanaan dan pengawasan.Oleh karena itu, para manajer dituntut untuk memiliki kemampuan menganalisis dan menggunakan data akuntansi. Akuntansi menurut Hanoem, S. dan R. Sandora.(2008:1) dapat didefinisikan dari dua sudut pandang, yaitu dari sisi penggunaan dan dari sisi kegiatan.Dari sisi penggunaan, Akuntansi didefinisikan sebagai suatu disiplin ilmu yang menyajikan secara efisien informasi–informasi penting untuk melakukan dan menilai kegiatan suatu organisasi.Sedang dari sisi kegiatan, Akuntansi adalah aktivitas pelaporan semua akibat kegiatan ekonomi yang dijalankan oleh perusahaan dengan jalan dikumpulkan, dianalisa, disajikan dalam bentuk angka, diklasifikasikan, dicatat, diringkas, dan akhirnya dilaporkan sebagai informasi–informasi penting.Pencatatan berarti pengumpulan data keuangan hasil transaksi pada suatu periode pencatatan akuntansi tertentu untuk selanjutnya dicatat dalam bentuk yang memenuhi aturan – aturan pencatatan akuntansi.Penggolongan berarti data transaksi sejenis akan digolongkan dalam suatu kelompok yang selanjutnya kelompok data ini akan disebut dengan akun (account).Peringkasan berarti penjumlahan atau pengurangan data dalam sebuah akun untuk menghasilkan nilai selisih yang selanjutnya akan disebut sebagai saldo.Pelaporan berarti penyusunan laporan keuangan hasil dari urutan kegiatan pencatatan dalam sebuah periode akuntansi.Penganalisaan berarti pemanfaatan lebih lanjut dari informasi keuangan yang diperoleh untuk pengambilan keputusan pihak manajemen sebuah organisasi. Akuntansi merupakan kegiatan pengolahan data keuangan yang dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan bagi manajemen sebuah organisasi.Alasan utama mengapa akuntansi dilaksanakan dalam berbagai organisasi adalah kompleksnya data keuangan yang harus dicatat. Keadaan ini menyebabkan para pengambil keputusan menjadi semakin tergantung pada proses akuntansi. Aplikasi menurut Hanoem, S. dan R. Sandora.(2008:3) adalah segala hal yang berkaitan dengan penerapan.Sejalan dengan tekhnologi yang selalu berkembang, aplikasi sedikit diartikan berbeda.Aplikasi didefinisikan lebih pada suatu program atau sistem yang mendukung suatu ilmu.Aplikasi ini juga bisa disebut sebagai software komputer.Saat ini komputer sudah banyak digunakan banyak orang untuk menyelesaikan pekerjaannya.Akuntansi merupakan kumpulan catatan transaksi keuangan, yang berkaitan dengan kewajiban suatu perusahaan dalam memperkirakan dan merekap semua transaksi.Termasuk dalam penyusunan laporan dan penggunaannya.Melihat begitu kompleksnya pekerjaan akuntan dalam mengatur laporan keuangan, aplikasi akuntansi ini sangat dibutuhkan. Aplikasi ini tidak hanya digunakan untuk sekedar merekap semua yang berkaitan dengan aktivitas keuangan, seperti saham, keuntungan, pengeluaran, dan hasil transaksi, tetapi juga bisa digunakan langsung untuk melaporkan ke bagian pimpinan di suatu perusahaan.Aplikasi ini sekarang juga didukung oleh jaringan internet yang semakin memudahkan akuntan dalam melaporkan keuangannya.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
6
Efektivitas dan Efisiensi 1. Efektivitas Menurut Blocher, E.J (2007:135) operasi yang efektif (effective operation) adalah operasi yang dapat memperoleh atau melampaui tujuan yang ditetapkan dari operasi tersebut. Operasi yang sangat efektif sangat penting bagi strategi yang sukses.Operasi yang tidak efektif mengakibatkan hasil yang mengecewakan, menghabiskan kas dan sumber daya lainnya, dan dapat mengakibatkan suatu organisasi mengalami kegagalan.Ketidakefektifan operasi yang berulang-ulang sering memaksa perusahaan untuk meninggalkan atau memodifikasi strateginya.Hampir semua organisasi memiliki tujuan strategis yang bermacam-macam.Sebuah perusahaan sebaiknya mengukur tujuan-tujuan strateginya agar manajemen memiliki gambaran yang jelas mengenai efektivitas operasi secara keseluruhan dan kalayakan dari pencapaian tujuan strategis. Sebuah perusahaan bisnis dapat mengukur efektivitasnya berdasarkan apakah perusahaan tersebut telah berhasil memperoleh laba operasi yang diinginkan, mendapatkan pangsa pasar yang ditargetkan.Tujuan jangka pendek yang penting bagi perusahaan adalah mencapai laba operasi yang sudah dianggarkan dalam periode tersebut.Pada akhir periode, manajemen ingin mengetahui apakah operasi telah mencapai laba operasi yang diinginkan yang telah ditetapkan perusahaan.Laba operasi yang diinginkan untuk suatu periode biasanya merupakan laba operasi yang dianggarkan untuk periode tersebut.Perbedaan (selisih) antara laba operasi aktual dengan laba operasi anggaran induk disebut varian laba operasi (operating income variance) dan merupakan ukuran efektivitas dari suatu periode. 2. Efisiensi Suatu organisasi dianggap semakin efisien apabila rasio efisiensi cenderung diatas satu.Semakin besar angkanya, semakin tinggi tingkat efisiensinya.Secara absolut, rasio ini tidak menunjukkan posisi keuangan dan kinerja organisasi. Namun, berbagai program pada dua organisasi yang berkecimpung dalam industri yang sama dapat diperbandingkan tingkat efisiensinya. Apabila hasil rasionya lebih besar dari satu dibandingkan hasil rasio program yang sama di organisasi lainnya, program tersebut bisa disebut lebih efisien. Menurut Bastian (2010:43), efisiensi dapat dikembangkan dengan 4 cara yaitu: 1. Dengan menaikkan output untuk input yang sama. 2. Dengan menaikkan output lebih besar dibanding proporsi peningkatan input. 3. Dengan menurunkan input untuk output yang sama. 4. Dengan menurunkan input lebih besar dibanding proporsi penurunan output. Input sebagai penyebut lebih sering dipertimbangkan sebagai faktor pengubah kebijakan organisasi sektor publik dengan rumus:
Output Input Dengan beroperasi secara lebih efisien berarti bahwa untuk menghasilkan keluaran atau output yang sama bisa dicapai dengan menggunakan masukan atau input yang lebih kecil dibandingkan dengan sebelumnya. Menurut Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim (1996:315) yaitu istilah efisen disini mempunyai arti yang sangat spesifik. Biasanya efisien sering dikaitkan dengan perbandingan output-input, dimana semakin besar perbandingan output atau input akan semakin efisien suatu usaha. Menurut Blocher, E.J (2007:136) operasi yang efisien (efficient operation) tidak membuangbuang sumber daya secara cuma-cuma dalam melaksanakan operasinya. Suatu
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
7
operasi tidak efisien jika perusahaan menggunakan sumber daya melebihi jumlah yang diperlukan. METODA PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metodedeskriptif.Dimana data dan informasi yang telah dikumpulkan, dianalisis dengan menggunakan teori yang sesuai, kemudian ditarik suatu simpulan dan saran–saran. Sementara penelitian kualitatif adalah penelititan yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan lain – lain secara holistik. Objek yang akan diteliti adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam penyediaan dan pendistribusian listrik yaitu PT. PLN (Persero) APJ Bojonegoro Jl. Teuku Umar No. 01-03 Bojonegoro, Jawa Timur. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dibutuhkan dari perusahaan dengan cara melakukan studi Lapangan (Field Research) yaitu dengan mengadakan pengamatan secara langsung, wawancara serta tukar pikiran dengan beberapa orang yang dianggap perlu, mulai dari tingkat pelaksana sampai pimpinan mengenai objekpenelitian. Dalam pelaksanaannya peneliti melaksanakan tiga kegiatan, yaitu: 1. Wawancara (Interview) Yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan wawancara dan tanya jawab secara langsung dengan narasumber atau personel yang terkait seputar pokok permasalahan. 2. Pengamatan (Observasi) Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan langsung terhadap aktivitas objek yang akan diteliti. 3. Dokumentasi (Documentation) Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan data – data sekunder dari internal perusahaan yang berupa laporan–laporan, catatan–catatan, rekaman, dan kinerja serta materi pendukung lainnya. Satuan Kajian Satuan kajian (unit of analysis) yang akan dijelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Efektivitas adalah keberhasilan suatu perusahaan dalam usahanya untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Dikatakan efektif jika suatu derajat keberhasilan suatu perusahaan dalam usahanya untuk mencapai apa yang menjadi tujuan perusahaan tersebut. Penilaian efektivitas dalam penelitian ini adalah membandingkan antara Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan atau yang berlaku di PLN dengan realisasi aktivitas yang dibuat oleh bagian pelayanan pelanggan dengan proses pencatatan dan pengolahan laba rugi. 2. Efisiensi adalah berdaya guna, memberikan hasil yang baik dalam bekerja dengan tidak menghambur–hamburkan uang, waktu, tenaga, dan sebagainya. Dikatakan efisiensi jika dengan biaya yang sama bisa dicapai hasil (output) yang lebih besar. Dimana perbandingan antara output dan input yang menunjukkan efisien atau tidaknya operasi suatu perusahaan. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian dititik beratkan pada pengukuran kinerja keuangan perusahaan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
8
dikaitkan dengan metode Return on Investment (ROI) yang dirumuskan sebagai berikut:
ROI =
Laba Setelah Pajak Total Aktiva
3. Aplikasi akuntansi pada bagian pelayanan pelanggan, melihat begitu kompleksnya pekerjaan akuntan dalam mengatur laporan keuangan, aplikasi akuntansi ini sangat dibutuhkan untuk memudahkan proses pencatatan dan pengolahan laba rugi. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan suatu kegiatan untuk meneliti, memeriksa, mempelajari, membandingkan data yang ada dan membuat interprestasi yang diperlukan. Langkah–langkah teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengumpulkan data–data yang dibutuhkan dalam penelitian dengan melakukan survey langsung dan dokumentasi. 2. Mempelajari data yang diperoleh dari PT. PLN (Persero) APJ Bojonegoro. 3. Menganalisis hasil yang diperoleh dari pengolahan data tersebut. 4. Memberikan kesimpulan dari hasil penelitian. Analisis dan Pembahasan Efektivitas Penggunaan Aplikasi Akuntansi Pada Bagian Pelayanan Pelanggan PT. PLN (Persero) Bojonegoro Prosedur pelayanan penyambungan baru tenaga listrik di PT PLN (Persero) APJ Bojonegoro saat ini telah dilaksanakan dengan lebih jelas, transparan dan tidak berbelitbelit.Jelas dari sisi pembagian kewenangan dan kewajiban.Transparan dari sisi biaya dan tidak berbelit-belit dari sisi prosesnya. Berikut ini adalah perbandingan proses pelayanan Penyambungan baru menggunakan aplikasi akuntansi lama dan baru : Tabel 1 Perbandingan Proses Pelayanan Penyambungan Baru Menggunakan Aplikasi Akuntansi Lama dan Baru No Aplikasi Akuntansi lama (CMS) 1 Pelanggan Mendaftar
Aplikasi Akuntansi baru (AP2T) Pelanggan Mendaftar (pada hari H) Pelanggan mendapat persetujuan 2 Survey Lokasi sambung baru&no register (pada hari H) Pelanggan mendapat persetujuan Bayar BP dan token perdana survey 3 sambung baru tekhnis Evaluasi tekhnis jika tidak layak, 4 Calon pelanggan memasang IML BP/Token direstitusi 5 Calon pelanggan menyerahkan Layak, tanda tangan SPJBTL copy SLO 6 Bayar BP / token perdana Pasang SR/APP (menyala) Jika belum ada SLO, pasang terminal saklar MCB di off dan disegel 7 Tanda tangan SPJBTL 8 Pasang SR/APP menyala Sumber : PT. PLN (Persero) APJ Bojonegoro
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
9
Penilaian efektivitas (hasil guna) yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan pada PT. PLN (Persero) APJ Bojonegoro dapat ditinjau dari: - Standar Operasional Prosedur (SOP) dan - Laporan Laba Rugi. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pasang Baru pada PT. PLN (Persero) APJ Bojonegoro SOP (Standar Operasional Prosedur) yang telah diberlakukan oleh PT.PLN untuk perihal pemyambungan baru merupakan tolak ukur keberhasilan petugas layanan atau petugas penyambungan dalam melayani calon pelanggan yang mengajukan permohonan penyambungan baru. Sehingga dalam realisasinya akan sesuai aturan dan prosedur yang ditetapkan. Berikut adalah proses-proses SOP Pasang Baru (PB) BP Tunai Menyala (Bertahap), input Tarif Daya : Platinum I3 Gold/ 1.110.000. 1. Entri Permohonan
2. Simpan permohonan 3. Cetak SIP
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
10
4. Pelunasan BP dan biaya‐biaya di Bank/Mitra P2APST melalui No. Register 5. Masuk menu cetak PK Nyala Bertahap dengan validasi nomor surat wajib diisi (role user ADMIN F1).
6. Simpan Penyalaan Bertahap 7. Cetak PK/BA Penyalaan Tahap ke‐1
8. Eksekusi Lapangan 9. Peremajaan Data Pelanggan (PDL) Penyalaan Tahap ke‐1 10. Cek status DIL dan daya tersambung hasil PDL penyalaan tahap ke-1 di menu info DIL.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
11
11. Lakukan langkah 7 s.d 10 untuk penyalaan tahap berikutnya sesuai periode yang telah disepakati hingga daya tersambung sama dengan daya kontrak saat permohonan. 12. Proses billing setiap bulan sesuai daya tersambung saat penyalaan bertahap. Pastikan hasil proses billing melalui cetak Invoice. 13. Proses penyalaan bertahap telah selesai dilakukan. Output : 1. Cek status permohonan melalui menu info agenda : 535550511211130338. 2. Cek status IDPEL di menu info DIL : 535555741161 Pemasangan sambungan baru pada PT. PLN mempunyai prosedur-prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi pelanggan dan petugas layanan.Untuk mengetahui bagaimana prosedur pelayanan penyambungan listrik baru pada PT. PLN (Persero) APJ Bojonegoro diperlukan pengamatan dan pencarian sumber data yang diperoleh melalui informan, peristiwa atau aktifitas lokasi dan dokumen. Berdasarkan wawancara dan pengamatan yang kami lakukan di lapangan, kegiatan pasang baru/ penyambungan baru yang dilakukan petugas di lapangan adalah mencatat data permohonan calon pelanggan yang telah mengajukan permohonan Pasang Baru baik melalui call center (123), atau datang langsung ke loket layanan kantor PLN maupun yang daftar melalui layanan online www.pln.co.id. Daftar calon pelanggan tersebut dientry langsung oleh petugas pelayanan dan petugas tersebut memberikan nomer registrasi sebagai persyaratan awal yang digunakan untuk membayar biaya pasang baru. Pembayaran tersebut dapat dilakukan di loket-loket PPOB, kantor pos, ATM ataupun melalui SMS Banking. Petugas pelayanan pelanggan selanjutnya mengeluarkan surat jawaban persetujuan pasang baru untuk calon pelanggan yang telah melakukan pembayaran. Surat tersebut isinya lengkap dengan semua data-data rincian biaya-biaya yang dikenakan ke calon pelanggan. Setelah proses penerbitan surat ijin jawaban, petugas pelayanan kemudian memberikan Surat Perintah Kerja (SPK) yang telah ditandatangani oleh manajer yang berisi surat perintah dilakukannya penyambungan baru dengan data yang sudah diisi semua oleh petugas pelayanan. Selanjutnya petugas penyambungan dari Kantor Unit setempat datang ke rumah untuk meminta tanda tangan SPJBTL (Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik) yang disertai materai 6000 (2 lembar) dan fotokopi KTP, serta membuat berita acara untuk dilaksanakan pemasangan dan penyambungan baru sesuai SPK yang telah diterima dan membuat situs data mapping Pemeliharaan Data Pelanggan dan Jaringan calon pelanggan. Jika ada perubahan data pelanggan, sebelum dilakukannya penyambungan dan sesudah
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
12
dilakukannya penyambungan maka petugas wajib melaporkan perubahan tersebut agar data yang ada selalu update. Sistem yang dibangun ini mampu melakukan proses pengolahan data pelanggan baru,penjualan rekening listrik dan pelaporan semua data yang dibutuhkan. Dengan sistem tersebut dapat mengubah sistem lama yang sifatnya manual menjadi otomatis dengan teknologi komputer sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Kecepatan perkembangannya menimbulkan efek yang cukup signifikan terhadap pemikiran dan kebiasaan manusia.Kualitas dan pelayanan yang cepat menjadi harapan dan keinginan yang menjadi biasa. Hal tersebut menjadi suatu bahan pemikiran dan analisis yang harus diterapkan dalam setiap rencana dan kebijakan yang akan diambil hususnya perusahaan-perusahaan yang berhubungan langsung dengan konsumen dalam operasionalnya. Berdasarkan realisasi aktivitas dalam penyambungan baru oleh petugas layanan dan petugas penyambungan, dapat disimpulkan bahwa prosedur di atas terbukti efektif karena telah sesuai dengan SOP (Standar Operational Procedure) yang telah ditetapkan atau yang berlaku di PLN. Dengan itu, PT. PLN dapat dikatakan berhasil dalam untuk mencapai apa yang menjadi tujuan perusahaan tersebut yaitu menjadi pengelola distribusi tenaga listrik yang efisien, andal dan berkualitas dengan pelayanan efisien.Ketersediaan informasi yang cepat, akurat dan menyeluruh disamping akan membantu dalam proses pelayanan terhadap pelanggan, juga akan sangat membantu dalam membenahi managerial perusahaan dan membantu perusahaan untuk menentukan langkah-langkah berikutnya yang akan diambil sebagai kebijakan. Pada waktu itu PT. PLN (Persero) APJ Bojonegoro dalam operasionalnya untuk melakukan pemrosesan data khususnya yang berkaitan dengan pelanggan baru, penyusunan laporan pengeluaran, pemasukan dan besarnya tagihan perbulannya sudah dilakukan secara komputerisasi yaitu dengan menggunakan media program aplikasi CMS (Costumer Management System). CMS adalah software yang digunakan untuk membuat, mengubah, dan mempublikasikan content ke dalam sebuah website. Fasilitas yang umumnya terdapat CMS sangat banyak, terutama yang berkaitan dengan publikasi isi website, pengaturan halaman, pengubahan isi, pencarian dan lain-lain. CMS tidak memerlukan pengetahuan pemograman web yang handal karena proses instalasi dan cara pengunaannya sudah user friendly. Beberapa keuntungan penggunaan CMS adalah sebagai berikut 1. Manajemen Data. 2. Mengatur siklus hidup website 3. Mendukung web templating dan standarisasi 4. Personialisasi website 5. Sindikasi 6. Akuntabilitas Kekurangan CMS antara lain : 1. Mengharuskan menggunakan source code yang kadang membingungkan 2. Ada beberapa fitur – fitur yang kurang terpakai, sehingga membuat jadi kurang efisien. 3. Security lebih rawan terutama yang open source, karena banyak orang yang tehu tentang kode dan kelemahannya. 4. Template telah tersedia sehingga kurang bisa bereksppresi. Berdasarkan hasil penelitian, kualitas sistem CMS mempunyai banyak kekurangan.Oleh karena itu, sistem CMS diganti oleh sistem AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat). AP2T merupakan aplikasi terpusat berbasis web yang mengimplementasikan seluruh proses bisnis Tata Usaha Pelanggan (TUL) PLN, Surat Edaran Direksi terkini, dan melayani kebutuhan integrasi terpadu sistem utama pelayanan yang terpusat seperti : Pembayaran Online (P2APST), ERP PLN, Listrik Prabayar, Pembayaran Non Tagihan Listrik, dan layanan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
13
informasi untuk contact center. Sebelum AP2T diimplementasikan, pelanggan PLN masih mendapatkan layanan PLN dengan mekanisme dan sistem yang beragam, sehingga kepastian penyambungan, persyaratan sangat beragam dan tidak transparan. AP2T menghadirkan sistem pelayanan pelanggan yang terpusat (centralized), terpadu (integrated) dan dapat dikembangkan (stakeholders). Alasan lain diimplementasikannya AP2T ini adalah kesulitan yang dihadapi PLN dalam mengontrol bisnis proses dan juga dalam menyajikan laporan konsolidasi. Selaras dengan kedua kendala tersebut, PLN juga mengalami kesulitan signifikan dalam yang cukup melaksanakan pengawasan/kontrol terhadap pengamanan pendapatan secara terpusat (real time online). Laporan Laba Rugi pada PT. PLN (Persero) APJ Bojonegoro Laporan laba rugi sering disebut juga sebagai laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang pengukuran kesuksesan operasi bisnis suatu entitas selama periode tertentu. Informasi kinerja keuangan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Profitabilitas juga digunakan sebagai indikator keberhasilan kinerja suatu perusahaan untuk menghasilkan laba.Semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan tersebut mengandung berita baik (good news). Perusahaan yang laporannya berisikan berita baik akan cenderung lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Sementara perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah maka laporan keuangannya akan mengandung berita buruk (bad news). Perusahaan yang laporannya berisikan berita buruk akan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Laporan laba rugi perusahaan PT. PLN (Persero) APJ Bojonegoro pada tahun 2010 laba perusahaan adalah 460.381.031.599, sedangkan pada tahun 2011 adalah 761.697.740.271.Berdasarkan data tersebut laporan laba rugi perusahaan pada tahun 2011 tingkat profitabilitasnya lebih tinggi dari tahun 2010.Semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba maka semakin tinggi pula tingkat profitabilitas manajemen perusahaan tersebut.Salah satu indikator penilaian efektivitas kinerja BUMN adalah pencapaian profit. Dengan semakin tingginya profit yang diperoleh (tahun 20102011) maka akan mengindikasikan kondisi yang semakin efektif. Efisiensi Aplikasi Akuntansi Pada Bagian Pelayanan Pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Bojonegoro Aplikasi akuntansi yang diterapkan pada bagian pelayanan pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Bojonegoro belum menjadi jaminan meningkatnya efisiensi perusahaan. Untuk mengetahui efisiensi perusahaan maka perlu memperhitungkan ROI yang dihubungkan dengan output dan inputnya. ROI menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasional tersebut. Rumus Return On Investment (ROI) yang digunakan oleh perusahaan PT. PLN (Persero) APJ Bojonegoro adalah sebagai berikut :
ROI =
Laba Setelah Pajak Total Aktiva
Berdasarkan rumus diatas, maka ROI PT. PLN (Persero) untuk periode tahun 2010 dan 2011 adalah sebagai berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
14
Tabel 2 PT. PLN (Persero) APJ Bojonegoro Return on Investment (ROI) (dalam rupiah) Tahun 2010 2011 Laba setelah pajak 460.381.031.599 761.697.740.271 Total Aktiva 497.419.796.156 545.574.359.601 ROI 0,9255 1,3961 Sumber : Laporan Laba Rugi PT. PLN (Persero) APJ Bojonegoro Dari tabel diatas bisa kita lihat hasil perhitungan ROI, pada tahun 2010 sebesar 0,9255 sedangkan pada tahun 2011 sebesar 1,3961. Suatu perusahaan dianggap semakin efisien apabila rasio efisiensi cenderung diatas satu.Semakin besar angkanya, semakin tinggi tingkat efisiensinya. Maka, disini bisa kita lihat tahun 2011 dibanding 2010 bisa dikatakan lebih efisien karena rasio efisiensinya diatas 1. Untuk mempertinggi ROI dapat dilakukan dengan memperbesar profit margin bersangkutan dengan usaha untuk mempertinggi efesiensi disektor produksi, penjualan dan administrasi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) Berdasarkan realisasi aktifitas dalam penyambungan baru oleh petugas telah sesuai dengan SOP (Standart Operasional Procedure) yang telah ditetapkan atau yang berlaku di PT. PLN sehingga dapat dikatakan berhasil dalam mencapai apa yang menjadi tujuan perusahaan tersebut. (2) Penggunaan aplikasi akuntansi pada bagian pelayanan pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Bojonegoro sangat diperlukan, karena dalam pencatatan proses administrasi dan keuangan menunjukkan bahwa hasilnya lebih efektif dalam pelaksanaan SOP (Standart Operasional Procedure) dan lebih efisien dalam penyusunan anggaran. (3) Profitabilitas dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan kinerja suatu perusahaan untuk menghasilkan laba. Berdasarkan laporan laba rugi perusahaan pada tahun 2011 sebesar Rp 761.697.740.271 terbukti lebih tinggi tingkat profitabilitasnya daripada tahun 2010 sebesar Rp 460.381.031.599. (4) Kondisi keuangan perusahaan PT. PLN APJ Bojonegoro pada tahun 2011 terbukti lebih efisien dibandingkan tahun 2010 karena rasio efisiennya diatas 1. Rasio ini didapatkan dari perhitungan output dan inputnya. Dimana output adalah total laba setelah pajak sedangkan input adalah total aktiva. Disini kami menggunakan rumus ROI karena output, input, dan ROI jika dihubungkan akan menghasilkan rasio efisiensi. Saran Ada beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan, antara lain : (1) Diharapkan agar prosedur penyambungan baru oleh petugas pelayanan dan petugas penyambungan lebih efektif, selain harus sesuai dengan SOP diusahakan agar beberapa hambatan yang dapat menunda atau membatalkan pelaksanaan penyambungan baru. (2) Diusahakan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi agar profitabilitas yang merupakan indikator kinerja perusahaan dikatakan tercapai atau efektif. (3) Penurunan ROI yang terjadi lebih disebabkan oleh adanya faktor tingginya biaya operasi perusahaan, yang diiringi oleh peningkatan yang kurang berarti pada pendapatan operasional perusahaan. Oleh karena itu metode ROI harus diperhitungkan setiap tahun agar perusahaan mengetahui kondisi keuangannya, kondisi saat laba operasional dan total aktiva naik ataupun turun.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
15
DAFTAR PUSTAKA Anthony, R. N. dan Govindarajan, Vijay. 2009. Management Control System. Buku 2. Salemba Empat. Jakarta. Bastian, I. 2010.Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta. Blocher, E. J., Kung, H.C., dan T. W. Lin. 2007.Manajemen Biaya. Jilid 1. Salemba Empat. Jakarta. Ferdinand, G. E. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah 1. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Hanafi, Mamduh M. dan A. Halim. 1996. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama. AMP YKPN.Yogyakarta. Hanoem, S. dan R. Sandora. 2008. Komputer Akuntansi. PASTI ITS. Surabaya. Hery. 2008. Pengantar Akuntansi 1. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.